BAB I - ETD UGM

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata saat ini mempunyai pengertian yang luas bukan hanya rekreasi
semata. Pariwisata sudah menjadi kebutuhan manusia dilihat dari banyaknya daerah
yang mengembangkan sektor pariwisata ini. Contohnya, seperti Bali dengan wisata
pantai Kuta, Medan dengan wisata Danau Toba, Banjarmasin dengan wisata Pasar
Terapung. Hal tersebut disebabkan pariwisata merupakan sektor yang strategis
dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian, menciptakan lapangan
kerja, perkembangan investasi, serta penerimaan keuangan negara.
Damanik (2013) menjelaskan pariwisata merupakan sebuah industri jasa
yang menangani dan menawarkan hal menarik seperti budaya, keindahan alam,
kesenian, pengalaman baru serta berbagai jasa dari jasa transportasi, jasa tempat
tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya. Dunia pariwisata
sebagai kompleks produk, memerlukan komunikasi untuk mengkomunikasikan
daya tarik tersebut kepada wisatawan dan seluruh stakeholder pariwisata. saat ini
konsep komunikasi pemasaran tidak hanya diterapkan pada produk dan jasa tetapi
juga sudah mulai berkembang dan diterapkan di berbagai bidang salah satunya pada
bidang pariwisata untuk mengkomunikasikan daya tarik tersebut.
Daya tarik pariwisata salah satunya dapat ditemukan di kota Banjarmasin
yaitu Pasar Terapung. Keberadaan Pasar Terapung memiliki keunikan pola hidup
masyarakat Banjar yang gemar berdagang. Namun, karena terkendala aksessibilitas
jangkauan jalan belum tersedia pada masa dahulu, masyarakat Banjar
menggunakan jalur utama yaitu sungai sebagai perhubungan antar lokasi
perdagangan yang menjadi tujuan mereka. Jalur perairan/sungai semakin ramai
mengakibatkan terjadinya aktivitas perdagangan diatas perairan/sungai dengan
menggunakan alat transportasi yang disebut jukung atau perahu. Perahu - perahu
ini membawa bereneka ragam sayur-mayur, buah-buahan kue, makanan khas
Banjar dan lain-lain.
Objek wisata Pasar Terapung termasuk dalam wisata minat khusus dimana
pengunjung selain berekreasi akan mendapatkan suatu pengalaman baru dan
1
banyak pelajaran bisa didapat baik itu dari segi kebudayaan dengan melihat
kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang lengket dengan perairan. Pasar Terapung di
kota Banjarmasin kini sudah berumur hampir 400 tahun kurangnya pengetahuan
masyarakat akan sebuah keberadaan objek pariwisata ini mengharuskan pemerintah
setempat yaitu Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin sebagai
pengelola
kepariwisataan
daerah
untuk
menyusun
strategi
dalam
menginformasikan potensi wisata yang dimiliki tersebut. Dalam aktivitas
penyebaran informasi Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin
melaksanakan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu (IMC). Penyebaran
Informasi melalui beberapa alat komunikasi pemasaran terpadu yang disebut tools
IMC. Hal tersebut berguna untuk memudahkan Dinas Pariwisata, Seni dan
Kebudayaan kota Banjarmasin menginformasikan objek wisata Pasar Terapung
kepada wisatawan bukan sekedar tempat rekreasi akan membuat masyarakat lebih
tetarik untuk mengunjungi.
Sebagai bukti komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan oleh Dinas
Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin terlihat pada anggaran dana
komunikasi pemasaran yang dimilikinya. Data anggaran dana yang didapat peneliti
pada dokumen tertulis yaitu rencana strategi (renstra 2011-2015) Dinas Pariwisata,
Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin yaitu kegiatan promosi dan pelestarian
Pasar Terapung dari tahun 2011-2015 dimana pada tahun 2011 sebesar
Rp.670.000.000, kemudian pada tahun 2012 sebesar Rp.700.000.000, kemudian
pada tahun 2013 sebesar Rp.714.135.000, kemudian terjadi peningkatan pada tahun
berikutnya 2014 sebesar Rp. 1.538.900.000, pada tahun 2015 terjadi peningkatan
lagi yakni sebesar Rp. 3.292.125.000. Anggaran komunikasi pemasaran meningkat
dari tahun ke tahun.
Kunjungan wisatawan yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik kota
Banjarmasin pada tahun 2011 tercatat 26.525 pengunjung, kemudian pada tahun
2012 tercatat 28.754 pengunjung, kemuadian pada tahun 2013 tercatat 30,476
wisatawan, pada tahun 2014 tercatat 33,577 wisatawan dan pada tahun 2015 tercatat
36,435 wisatawan yang berkunjung ke kota Banjarmasin. Terlihat dari tahun 20112015 Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin melakukan
beberapa kali pelaksanaan komunikasi pemasaran terpadu dalam memasarkan
2
potensi wisata kepada wisatawan. Beberapa diantaranya melalui media cetak
Banjarmasin post, tv lokal, leaflet, booklet dan brosur. Kemudian melalui festival
kemilau Banjarmasin Bungas, pameran, expo Banjar, serta beberapa kali
melakukan roadshow. Selain itu, terdapat website yang berisi tentang objek wisata
Pasar Terapung.
Dari data di atas menunjukkan kunjungan wisatawan memang meningkat
namun, tidak meningkat secara signifikan. Artinya, Potensi wisata kota
Banjarmasin yakni Pasar Terapung belum terpublikasi dengan baik. Dinas
Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin mempunyai tanggungjawab
dalam hal berkaitan dengan kepariwisataan. Termasuk memberikan informasi pada
masyarakat tentang keberadaan sebuah objek wisata kepada wisatawan.
Penyampaian informasi ini tentu tidak terlepas dari bagaimana Dinas Pariwisata,
Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin dalam melakukan kegiatan komunikasi
pemasaran terpadu. Hal ini dikarenakan menurut Shimp (2014) fitur utama pada
komunikasi pemasaran terpadu yaitu menentukan pesan pemasaran dan media yang
paling tepat bertujuan menginformasikan, membujuk dan mendorong pelanggan
dan calon pelanggan untuk bertindak positif terhadap merek yang disampaikan oleh
komunikator.
Dinas pariwisata, Seni dan Kebudayan Kota Banjarmasin melakukan
berbagai kontak untuk berkomunikasi dengan khalayak untuk menginformasikan
objek wisata pasar terapung yang bertujuan meningkatkan pengunjung. Hal ini
sesuai dengan ciri IMC yang dikemukan oleh Belch dan Belch (2011) yaitu IMC
menggunakan
seluruh
bentuk
komunikasi
dan
seluruh
kontak
yang
menghubungkan merek atau perusahaan dengan pelanggan mereka, sebagai jalur
penyampai pesan yang potensial.
. Konsep IMC ini juga pernah diterapkan sebagai strategi pemasaran
pariwisata di kabupaten Sragen Jawa Tengah. Tujuan penerapan pemasaran
pariwisata dengan metode yang efektif dimana berujung pada peningkatan angka
kunjungan wisatawan. Hal ini Membuktikan bahwa komunikasi pemasaran terpadu
berperan penting dalam menginformasikan kepariwisataan kepada masyarakat luas.
Maka dari itu peneliti menggunakan konsep IMC yang berdasarkan Belch
dan Belch (2011). Dengan mengkategorikan elemen IMC yakni perencanaan,
3
pelaksanaan, dan evaluasi komunikasi pemasaran terpadu. Hal tersebut bermaksud
untuk mempermudah peneliti menganalisis komunikasi pemasaran terpadu Dinas
Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin dalam memasarakan objek
wisata Pasar Terapung.
Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti ingin memahami serta
mendeskripsikan bagaimana sebenarnya komunikasi pemasaran terpadu yang
dilakukan Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin. Dari uraian
diatas penulis tertarik untuk membahasnya dalam penelitian ini dengan judul:
Komunikasi Pemasaran Terpadu Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan
Kota Banjarmasin Dalam Memasarkan objek wisata Pasar Terapung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis mengemukakan pokok permasalahan yaitu bagaimana aktivitas komunikasi
pemasaran terpadu yang dilakukan Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota
Banjarmasin pada tahun 2011-2015 dalam memasarkan objek wisata pasar
terapung?
C. Tujuan Penelitian
Peneliti ingin mengetahui aktivitas komunikasi pemasaran terpadu Dinas
Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Kota Banjarmasin dalam memasarkan objek
wisata Pasar Terapung pada tahun 2011-2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Kota Banjarmasin dalam
mengelola dan memajukan obyek wisata yang ada di Kota
Banjarmasin.
b. Dapat menjadi rujukan (referensi) bagi siapa saja dalam berinovasi
terhadap konsep kegiatan komunikasi pemasaran pariwisata baik
melalui event wisata maupun kemasan wisata di kota Banjarmasin
4
c. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya
dalam menganalisis kegiatan komunikasi pemasaran pariwisata.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khsanah penelitian
dalam
pengembangan
ilmu
komunikasi
khususnya
mengenai
komunikasi pemasaran terpadu kepariwisataan.
E. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan
oleh Dinas pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin dalam memasarkan
objek wisata pasar terapung yang dijalankan pada tahun 2011-2015.
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka Penelitian ini akan menjabarkan teori yang membantu peneliti
dalam menjelaskan komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan Dinas
Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin. Selain memasarkan objek
wisata pasar terapung kepada wisatawan dan juga sebagai pelaksanaan
tanggungjawab untuk mengelola kepariwistaan daerah. Para pemasar harus
memahami
bahwa
berbagai
upaya
komunikasi
pemasaran
haruslah
dikoordinasiakan untuk menjalankan fungsi komunikasinya dengan efektif. Hal
tersebut bertujuan untuk membangun citra yang konsisten kepada pasar. Upaya
untuk menkoordinasikan seluruh instrumen komunikasi pemasaran yang dimiliki
disebut komunikasi pemasaran terpadu. maka peneliti mengunakan beberapa
kerangka pemikiran yang digunakan sebagai panduan dalam menganalisis data
yang diperoleh dan menjabarkannya menjadi sebuah hasil penelitian. Kerangka
pemikiran yang digunakan adalah :
1. Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)
Shimp (2014) mengatakan tujuan IMC adalah mempengaruhi atau
memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya.
IMC menganggap seluruh sumber yang dapat menghubungkan pelanggan atau
5
calon pelanggan dengan produk atau jasa dari suatu merek atau perusahaan adalah
jalur yang potensial untuk menyampaikan pesan dimasa datang. IMC menggunakan
semua bentuk komunikasi yang relevan serta yang dapat diterima oleh pelanggan
dan calon pelanggan. Shimp (2014) menjelaskan proses IMC berawal dari
pelanggan atau calon pelanggan kemudian berbalik kepada perusahaan untuk
menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi
program komunikasi yang persuasif. lima ciri utama IMC menurut Shimp (2014) :
a. Mempengaruhi perilaku. Tujuan IMC adalah untuk mempengaruhi
khalayak sasarannya. Hal ini berarti komunikasi pemasaran harus
melakukan lebih dari sekedar mempengaruhi kesadaran merek atau
memperbaiki
kesuksesan
perilaku
konsumen
terhadap
merek.
Sebaliknya
IMC membutuhkan usaha-usaha komunikasi
yang
diarahkan kepada peningkatan beberapa bentuk respon dari perilaku
konsumen. Dengan kata lain, tujuannya untuk menggerakkan orang
untuk bertindak.
b. Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan (prospect). Prosesnya
diawali dari pelanggan atau calon pelanggan kemudian berbalik kepada
komunikator merek. Untuk menentukan metode yang paling tepat dan
efektif dalam mengembangkan program komunikasi persuasif.
c. Menggunakan satu atau segala cara untuk melakukan ‘kontak’. IMC
menggunakan seluruh bentuk komunikasi dan seluruh ‘kontak’ yang
menghubungkan merek atau perusahaan dengan pelanggan mereka,
sebagai jalur penyampai pesan yang potensial. Ciri utama dari elemen
IMC ketiga ini adalah bahwa dengan merefleksikan kesediaan
menggunakan bentuk kontak komunikasi apapun. Asalkan merupakan
yang terbaik dalam upaya menjangkau khalayak dan tidak menetapkan
suatu media tertentu sebelumnya.
d. Berusaha menciptakan sinergi. Dalam definisi IMC terkandung
kebutuhan akan sinergi (kesinambungan). Semua elemen komunikasi
(iklan, tempat pembelian, promosi penjualan, event, dan lain-lain) harus
berbicara dengan satu suara, koordinasi merupakan hal yang amat
6
penting untuk menghasilkan citra merek yang kuat dan utuh, serta dapat
membuat konsumen melakukan aksi. Kegagalan dalam mengkoordinasi
semua elemen komunikasi dapat menghasilkan pengulangan upaya
yang sia-sia atau lebih buruk lagi, pesan yang kontradiktif mengenai
merek.
e. Menjalin hubungan. Karakteristik IMC yang kelima adalah kepercayaan
bahwa komunikasi pemasaran yang sukses membutuhkan terjalinnya
hubungan antara merek dengan pelanggannya. Dapat dikatakan bahwa
pembinaan hubungan adalah kunci dari pemasaran modern, artinya IMC
adalah kunci dari terjalinnya hubungan tersebut. Suatu hubungan
merupakan “pengait” yang tahan lama antara merek dengan konsumen.
membangkitkan pembelian yang berulang dan bahkan loyalitas terhadap
merek.
Maka dari itu Morisson (2014) menyimpulkan komunikasi pemasaran
terpadu merupakan upaya untuk mensinergikan pemasaran dan promosi guna
menghasilkan citra yang konsisten bagi konsumen. Untuk itu pesan yang
disampaikan harus berasal dari sumber yang sama agar informasi yang disampaikan
memiliki tema dan posisi yang sama dibenak konsumen. Komunikasi pemasaran
terpadu sangat berbeda dengan komunikasi pemasaran menggunakan cara lama
dalam banyak hal seperti pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Perbedaan dua gaya komunikasi pemasaran
Traditional marcomm
Integrated marcomm
Sparate functions: fragmentation
Integrated into one strategy :synergy
Star with organization
Costumed oriented
Specialist practitioners
Generalists
Fragmanted Communication
Consistens Communications programs
Short-term objectives
Brand building objectives
Mass audience
Target to stakeholder segment
Sumber : Aifahmi 2008 http://digilib.uin-suka.ac.id/
7
2. Alat Komunikasi Pemasaran Terpadu
Philip Kotler dan kevin Lane Killer (2006) menjelaskan dalam operasional
perusahaan komunikasi pemasaran memiliki peran yang sangat penting. Dalam
sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi pemasaran memiliki peranan
memberikan informasi, membujuk, mengingatkan konsumen secara langsung
maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi
pemasaran melaksanakan banyak fungsi kepada konsumen atau pasar sasaran
terutama memberitahu dan memperlihatkan seputar bagaimana dan mengapa
produk itu digunakan, siapa pasar sasarannya, dimana dan kapan produk itu dapat
diperoleh. Lingkungan komunikasi pemasaran sesuai dengan perkembangan
teknologi proses komunikasi juga mengalami perubahan, seperti halnya akhir-akhir
ini maraknya perkembangan internet. Tentunya ini juga akan berpengaruh terhadap
konsumen dalam memperoleh informasi suatu produk.
Kotler dan Keller (2006) mengatakan komunikasi pemasaran mampu
membentuk ekuitas
merek dan
penjualan
produk.
Dalam
perkembangan
lingkungan komunikasi pemasaran yang perubahannya sangat cepat komunikasi
pemasaran melalui iklan bukanlah satu-satunya atau bahkan yang paling penting
dalam membentuk ekuitas merek dan mendorong penjualan. Namun dengan
melalui bauran komunikasi pemasaran yang dilaksanakan secara terintegrasi dapat
meningkatkan ekuitas dan mendorong penjualan. Bahkan dengan meluasnya
komunikasi ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Untuk dapat mencapai
tujuan komunikasi, Belch dan Belch (2011) menjelaskan perusahaan dapat
menggunakan sebuah alat bantu yang disebut promotion mix. Adapun beberapa
elemen yang terdapat didalam promotion mix ini adalah sebagai berikut:
a) Advertising
Adalah segala bentuk komunikasi non-personal melalui berbagai media massa
seperti TV, radio, majalah dan koran mengenai informasi tentang perusahaan,
produk dan jasa atau ide sebuah sponsor yang dikenal. Elemen komunikasi ini
paling banyak digunakan pemasar karena dapat menjangkau target audiens dalam
jumlah yang lebih besar dari pada elemen – elemen lain. Selain itu, advertising juga
8
dapat membangun ekuitas merek dengan menciptakan brand image dan brand
association melalui eksekusi iklan ke dalam benak konsumen.
b) Direct Marketing
Merupakan sebuah aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan secara
langsung kepada konsumennya. Umumnya aktivitas pemasaran ini dilakukan
dengan cara mengirimkan direct mail, melakukan telemarketing dan direct selling
kepada konsumen yang dituju. Untuk dapat melakukan hubungan secara langsung
dengan para konsumen potensialnya maka perusahaan mengelola data based
konsumen.
c) Interactive Marketing
Aktivitas pemasaran yang dilakukan secara interaktif melalui cd-rom,
handphone digital, TV interaktif dan lain sebagainya atau secara online
menggunakan jaringan internet untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya.
Melalui aktivitas ini, perusahaan dan konsumen dapat melakukan komunikasi dua
arah langsung secara real-time.
d) Sales Promotion
Aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan cara memberikan nilai incentive
kepada tim penjualan, distributor atau konsumennya secara langsung untuk
mendorong penjualan dengan cepat. Sales promotion yang dilakukan kepada
konsumen biasanya dengan membagikan sample produk, kupon dan lain
sebagainya untuk mendorong konsumen agar langsung melakukan pembelian.
Sedangkan sales promotion yang dilakukan kepada distributor dan pedagang
dilakukan dalam bentuk kontes penjualan, pemberian harga khusus, penyediaan
merchandising dan masih banyak lagi bentuk lainnya.
e) Publicity/Public Relations:
Sama halnya dengan advertising, publikasi/public relations adalah komunikasi
non-personal melalui berbagai media massa seperti TV, radio, majalah dan koran
mengenai perusahaan, produk, jasa atau sponsor acara yang didanai langsung atau
tidak langsung yang dilakukan dalam bentuk news release, press conference,
artikel, film dan lain-lain. Bedanya dengan advertising adalah, untuk masuk ke
9
jaringan media massa perusahaan tidak mengeluarkan dana khusus melainkan
menyediakan berita seputar produk dan jasa, melakukan event atau aktivitas lain
yang menarik untuk diliput atau dipublikasikan oleh media massa.
Sedangkan public relation adalah fungsi manajemen yang dilakukan untuk
mengevaluasi perilaku publik, mengedentifikasi kebijakan dan prosedur individu
atau organisasi terhadap public interest, serta mengeksekusi sebuah program untuk
dapat diterima dan dipahami oleh publik. Tujuan utama melakukan public relation
adalah untuk menciptakan dan mengelola image positif perusahaan dimata publik
yang biasanya dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan dana, mensponsori
acara khusus, berpartisipasi dalam aktivitas sebuah komunitas dan masih banyak
lagi yang lainnya.
f. Personal Selling
Adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan secara langsung oleh pihak
penjual untuk meyakinkan pembeli potensial membeli produk atau jasa yang
ditawarkan. Melalui aktivitas komunikasi ini, penjual dapat memodifikasi pesan
komunikasi agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen serta
mendapatkan feedback langsung dari konsumennya.
3. Tahapan Komunikasi Pemasaran Terpadu
Menurut Belch dan Belch (2011) strategi komunikasi pemasaran terpadu
ini dibagi menjadi tiga aktivitas utama yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
program komunikasi pemasaran. Berikut penjelasan dari masing-masing elemen
aktivitas komunikasi pemasaran terpadu :
3.1. Perencanaan Komunikasi Pemasaran Terpadu :
Perencanaan merupakan hal paling krusial dalam aktivitas pekerjaan
apapun, karena merupakan ujung tombak dari kegiatan tersebut. Proses
perrencanaan meliputi hal-hal yang berkenaan dengan penetapan tujuan yang
hendak dicapai, menciptakan beberapa alterntif, memutuskan arah tindakan,
menetapkan anggaran serta mendapatkan persetujuan dan dan dukungan dari
manajemen perusahaan (Morrisan,2010). Perencanaan dalam kegiatan pemasaran
10
merupakan kegiatan yang pertama dan dianggap sangan penting. Perencanaan
sangat diperlukan oleh organisasi agar dapat menyiapkan prosedur terbaik untuk
mencapai tujuan suatu organisasi.
Bagi kebanyakan perusahaan, perencanaan komunikasi pemasaran terpadu
telah menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pemasaran. Hal ini dilakukan agar
target pemasaran yang diharapkan oleh perusahaan tersebut dapat tercapai. Menurut
(Belch dan Belch, 2011) terdapat beberapa aspek untuk melakukan perencanaan
komunikasi pemasaran terpadu, yaitu :
a. Review of the Marketing Plan.
Langkah awal dalam perencanaan IMC adalah meninjau kembali
perencanaan pemasaran dan tujuannya. Sebelum mengembangkan IMC,
komunikator harus memahami kondisi produk secara komperehensif. Perencanaan
pemasaran harus mencakup keseluruhan strategi pemasaran dan program-program
yang telah dijalankan tentang perusahaan, produk, atau brand. Ada lima elemen
dasar yang harus ada didalam perencanaan pemasaran:

Adanya analisis situasi secara rinci yang terdiri dari audit internal
pemasaran dan analisis eksternal tentang kompetisi pemasaran dan faktor
dari lingkungan sekitar.

Adanya Tujuan pemasaran yang spesifik untuk memberikan arah, jadwal
untuk kegiatan pemasaran, dan cara untuk mengukur keberhasilan program.

Adanya Strategi pemasaran dan program yang mencakup penentuan target
audiens dan adanya empat elemen dalam marketing mix (produk, place,
price dan promotion).

Adanyan Program untuk melaksanakan keputusan yang dibuat dalam
strategi pemasaran secara rinci dan tanggung jawab.

Adanya proses mengawasi, mengevaluasi pelaksanaan, dan mengontrol.
Perubahan dalam pelaksanaan program dilakukan apabila diperlukan.
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki dua jenis rencana yaitu rencana
strategis dan rencana taktis. Menurut Dominick (2000) dalam Morrrisan (2010)
mengatakan rencana strategis mencakup tujuan jangka panjang dan bersifat umum
11
yang ingin dicapai perusahaan. Adapun rencana rencana taktis lebih bersifat
spesifik yang memperinci tugas yang harus dicapai untuk mencapai rencana
strategis yang sudah ditetapkan.
b. Program Situasion Analysis.
Setelah meninjau rencana pemasaran secara keseluruhan, tahap berikutnya
adalah menganalisis situasi program promosi perusahaan dan kompetitor. Analisis
berfokus pada faktor-faktor yang memengaruhi atau relevan dengan pengembangan
strategi promosi. Analisis yang dilakukan terbagi menjadi analisis internal dan
eksternal.
1. Analisis Internal
Analisis internal menilai produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Kemampuan perusahaan untuk membangun dan melaksanakan program promosi
yang sukses. Kemudian kesuksesan maupun kegagalan dari program sebelumnya
harus ditinjau ulang. Analisis internal juga menilai keunggulan dan kekurangan
produk atau jasa yang melingkupi kemasan, harga, desain dan lain-lain. Informasiinformasi tersebut berguna untuk merumuskan pesan.
2. Analisis Eksternal
Analisis eksternal berfokus pada karakteristik audiens, segmentasi pasar,
strategi positioning dan kompetitor. Bagian penting dalam analisis eksternal adalah
penjelasan secara rinci mengenai karakteristik audiens dan pola pembeliannya dan
faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian. Dibutuhkan perhatian lebih
dalam menganalisis persepsi audiens, gaya hidup, dan kriteria audiens dalam
mengambil keputusan pembelian. Analisis secara mendalam dibutuhkan dalam
menganalisis kompetitor. Fokus yang dianalisis pada kompetitor primer adalah
keunggulan dan kekurangannya secara spesifik, segmentasi, target audiens, strategi
positioning dan promosi. Selain itu, besarnya promosi, alokasi dana, strategi media,
dan pesan yang mereka sampaikan juga menjadi hal yang harus dipertimbangkan.
c. Communication Process.
Hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah memeriksa bagaimana
komunikator dapat berkomunikasi secara efektif dengan target audiens. Pesan,
12
saluran komunikasi, segmentasi audiens, dan tujuan komunikasi perlu menjadi
pertimbangan dalam melaksanakan proses komunikasi. Kotler dan Keller (2006)
merumuskan proses komunikasi, terlihat pada bagan di bawah ini.
Bagan 1. 1 Proses Komunikasi
Sender
encoding
Massage
Decoding
receiver
media
Noice
feedback
Response
Merujuk pada bagan 1.1 peneliti menyimpulkan bahwa dalam proses
komunikasi, komunikator merancang ide-ide yang akan dirumuskan dalam sebuah
pesan. Pesan tersebut disampaikan dengan tujuan membentuk persepsi audiens.
Setelah menerima pesan, audiens memberikan respon yang berupa pertanyaan,
mencari informasi lebih lanjut, memberikan pendapat, hingga melakukan
pembelian. Respon dari audiens akan menjadi masukan bagi komunikator dalam
memperbaiki dan merencanakan perencanaan IMC selanjutnya. Dalam proses
komunikasi terdapat gangguan yang tidak direncanakan seperti banyaknya terpaan
informasi dari kompetitor yang dapat mengganggu proses komunikasi secara
keseluruhan. Komunikator harus memastikan audiens dapat menerima pesan
sebaik-baiknya dengan meminimalisir kemungkinan timbulnya gangguan sehingga
proses komunikasi berjalan dengan efektif.
Dalam melakukan proses komunikasi, komunikator harus menganalisis
proses respon audiens. Respon yang diberikan audiens tergantung dari latar
belakang audiens, media yang diakses, dan tingkat ketertarikan terhadap produk.
Dari respon tersebut, komunikator dapat melihat karakteristik audiens.
13
Karakteristik audiens menjadi pertimbangan dalam menetapkan tujuan komunikasi.
Tujuan komunikasi mencakup penciptaan citra produk, membangun kesadaran
terhadap produk, memberi wawasan tentang produk, dan membangun preferensi
audiens. Tujuan komunikasi menjadi acuan dalam mengembangkan programprogram komunikasi pemasaran dalam IMC.
d. Budget Determination.
Setelah tujuan komunikasi ditetapkan, tahap selanjutnya adalah menentukan
dana yang dibutuhkan. Morrison (2010) mengatakan dua pertanyaan harus dijawab
terkait hal ini, yaitu: berapa besar anggaran promosi yang dibutuhkan serta
bagaimana mendistribusikan anggaran tersebut. Ideanya, jumlah anggaran promosi
yang digunakan harus ditentukan berdasarkan apa yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan komunikasi yang sudah ditetapkan. Selama pelaksanaan IMC,
dana yang dibutuhkan dapat berubah sewaktu-waktu sehingga perusahaan
melakukan strategi promotional mix.
3.2. Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran
a. Developing the Integrated Marketing Communications Program.
Tahap pengembangan program-program komunikasi pemasaran dalam IMC
merupakan tahap yang paling rumit. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tiap
program komunikasi pemasaran memiliki karakteristik masing-masing termasuk
kelebihan dan kekurangan. Program ini yang nantinya akan menjadi alat bagi
perusahaan dalam mengkomunikasikan sesuatu kepada konsumen. Pada tahap ini,
keputusan harus diambil berdasarkan peran dan tingkat kepentingan dari tiap
program serta koordinasi antar program. Hal tersebut disebabkan setiap elemen
promosi mempunyai tujuan yang berbeda serta anggaran dan strategi yang berbeda
pula untuk mencapai tujuan tersebut. Pelaksanaan program komunikasi pemasaran
terpadu merupakan langkah yang melibatkan rincian dari proses perencanaan
tersebut. Program pelaksanaan komunikasi pemasaran terpadu ini adalah alat untuk
mengkomunikasikan sesuatu kepada sasaran atau target yang menjadi tujuan.
Adapun program komunikasi pemasaran terpadu menurut Belch dan Belch (2011)
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
14
a) Advertising
Adalah segala bentuk komunikasi non-personal melalui berbagai media massa
seperti TV, radio, majalah dan koran mengenai informasi tentang perusahaan,
produk dan jasa atau ide sebuah sponsor yang dikenal. Elemen komunikasi ini
paling banyak digunakan pemasar karena dapat menjangkau target audience dalam
jumlah yang lebih besar dari pada elemen – elemen lain. Selain itu, advertising juga
dapat membangun ekuitas merek dengan menciptakan brand image dan brand
association melalui eksekusi iklan ke dalam benak konsumen.
b. Direct Marketing
Merupakan sebuah aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan secara
langsung kepada konsumennya. Umumnya aktivitas pemasaran ini dilakukan
dengan cara mengirimkan direct mail, melakukan telemarketing dan direct selling
kepada konsumen yang dituju. Untuk dapat melakukan hubungan secara langsung
dengan para konsumen potensialnya maka perusahaan mengelola data based
konsumen.
c. Interactive/ Internet Marketing
Aktivitas pemasaran yang dilakukan secara interaktif melalui cd-rom,
handphone digital, TV interaktif dan lain sebagainya atau secara online
menggunakan jaringan internet untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya.
Melalui aktivitas ini, perusahaan dan konsumen dapat melakukan komunikasi dua
arah langsung secara real-time.
d)
Sales Promotion
Aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan cara memberikan nilai incentive
kepada tim penjualan, distributor, atau konsumennya secara langsung untuk
mendorong penjualan dengan cepat. Sales promotion yang dilakukan kepada
konsumen biasanya dengan membagikan sample produk, kupon dan lain
sebagainya untuk mendorong konsumen agar langsung melakukan pembelian.
Sedangkan sales promotion yang dilakukan kepada distributor dan pedagang
dilakukan dalam bentuk kontes penjualan, pemberian harga khusus, penyediaan
merchandising dan masih banyak lagi bentuk lainnya.
15
e) Publicity/ Public Relations:
Sama halnya dengan advertising, publikasi/ public relations adalah komunikasi
non-personal melalui berbagai media massa seperti TV, radio, majalah dan koran
mengenai perusahaan, produk, jasa atau sponsor acara yang didanai langsung atau
tidak langsung yang dilakukan dalam bentuk news release, press conference,
artikel, film dan lain-lain. Bedanya dengan advertising adalah, untuk masuk ke
jaringan media massa perusahaan tidak mengeluarkan dana khusus melainkan
menyediakan berita seputar produk dan jasa, melakukan event atau aktivitas lain
yang menarik untuk diliput atau dipublikasikan oleh media massa.
Sedangkan public relation adalah fungsi manajemen yang dilakukan untuk
mengevaluasi perilaku publik, mengedentifikasi kebijakan dan prosedur individu
atau organisasi terhadap public interest, serta mengeksekusi sebuah program untuk
dapat diterima dan dipahami oleh publik. Tujuan utama melakukan public relation
adalah untuk menciptakan dan mengelola image positif perusahaan dimata publik
yang biasanya dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan dana, mensponsori
acara khusus, berpartisipasi dalam aktivitas sebuah komunitas dan masih banyak
lagi yang lainnya.
f. Personal Selling
Adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan secara langsung oleh pihak
penjual untuk meyakinkan pembeli potensial membeli produk atau jasa yang
ditawarkan. Melalui aktivitas komunikasi ini, penjual dapat memodifikasi pesan
komunikasi agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen serta
mendapatkan feedback langsung dari konsumennya.
3.3. Evaluasi Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Tahap terakhir adalah mengawasi, mengevaluasi dan mengontrol programprogram yang dilaksanakan. Keberhasilan program melingkupi terlaksananya
tujuan komunikasi yang membantu tujuan pemasaran tercapai. Komunikator harus
mengetahui bagaimana dan mengapa program berhasil atau gagal. Sebagai contoh,
apabila media yang dipilih tidak dapat menjangkau target audiens secara efektif
maka komunikator harus mencari sebabnya untuk melakukan perbaikan dan
16
melakukan pengukuran hasil pelaksanaan dengan laporan misalnya laporan
peningkatan penjualan.
4. Daya Tarik Objek Wisata Pasar Terapung
Berkaitan dengan konsep pariwisata mengapa Dinas Pariwisata, Seni dan
Kebudayaan kota Banjarmasin melakukan komunikasi pemasaran terpadu pada
objek wisata Pasar Terapung. maka dalam penelitian ini menjelasakan terlebih
dahulu konsep pariwisata yaitu merupakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Damanik (2013)
menjelaskan Pariwisata juga merupakan sebuah industri jasa yang menangani
berbagai jasa mulai dari jasa transportasi, jasa tempat tinggal, makanan, minuman
dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi dan sebagainya. Pariwisata
juga menawarkan hal menarik lainnya, yaitu budaya, kesenian dan pengalaman
baru yang berbeda.
Pendit (2004) menjelaskan pariwisata adalah kepergian orang-orang untuk
sementara dalam jangka waktu yang pendek ke tempat-tempat tujuan diluar tempat
tinggal dan tempat bekerrja sehari-hari, seta kegiatan mereka selama berada
ditempat tujuan tersebut, termasuk kunjungan sehari atau berwisata. Selain itu
definisi pariwisata lainnya adalah gabungan kegiatan-kegiatan pada umumnya
bidang ekonomi yang langsung berkaitan dengan kedatangan, tinggal dan kegiatan
di daerah tertentu. Dalam penjelasan diatas, Pariwisata merupakan perjalanan atau
perpindahan sementara ke suatu tempat, tujuannya berupa tujuan ekonomi baik bagi
wisatawan maupun penduduk objek wisata. Kedatang wisatawan otomatis akan
menambah tingkat ekonomi bagi penduduk sekitar.
Ditinjau dari segi ekonomi, pariwisata melipui berbagai macam bisnis.
Industri pariwisata merupakan industri yang menjual pelayanan kepada mereka
yang melakukan perjalanan (wisatawan). Unsur-unsur pokok dalam industri
pariwisata disebut dengan ‘sapta pesona’ sapte pesona meliputi keamanan,
ketertiban, kenyamanan, keindahan, kebersihan, keramah-tamahan dan kenangan.
Suwardjok & Indira (2007) dalam Sari (2015) mengatakan pariwiwisata
dikategorikan menjadi :
17
a. Wisata argo dapat dikatakan sebagai ragam pariwisata baru yang dikaitkan
dengan industi pertanian.
b. Wisata belanja dilakukan karena kekhasan barang yang ditawarkan atau bagian
dari jenis pariwisata lain.
c. Wisata rekreasi dapat dilakukan untuk berlibur, mencari suasana baru,
memuaskan rasa ingin tahu, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan
alam dengan maksud memulihkan kesegaran jasmani rohani.
d. Wisata petualangan dilakukan lebih kearah olahraga yang bersifat menantang
kekuatan fisik dan mental para wisatawan, termasuk dalm jenis wisata
petualangan dalah kegiatan pelatihan alam terbuka dengan berbagai atraksi
yang menantang.
Fandeli (1995) mangatakan pariwisata dapat dibedakan menurut daya tarik yaitu :
a. Daya tarik alam yaitu wisata yang dilakukan mengunjungi daerah tujuan wisata
ang memiliki keunikan daya tarik alamnya, seperti laut, hutan, pesisir pantai,
gunung, lembah, air terjun, dan objek wisata yang masih alami.
b. Daya Tarik Budaya merupakan suatu wisata yang dilakukan dengan
mengunjungi tempat-tempat yang memiliki keunikan atau ke khasan budaya,
seperti kampung, kampung adat dayak, adat banjar dan aobjek wisata budaa
lainnya.
c. Daya tarik minat khusus : Pariwisata ini merupakan pariwisata yang dilakukan
dengan mengunjungi objek wisata yang sesuai dengan minat, seperti olahraga,
wisata rohani, wisata kuliner, wisata belanja, dan jenis-jenis kegiatan lainya.
Berkaitan dengan penelitian ini, tentang objek wisata pasar terapung
termasuk pariwisata yang disebut daya tarik minat khusus dimana wisatawan bisa
melakukan wisata rekreasi, wisata petualangan, wisata belanja, wisata kulineran,
tidak hanya menikmati keindahan alam yang ada disana namun dapat menikmati
produk barang dan jasa yang akan langsung dirasakan oleh wisatawan.
G. Model Penelitian
Berdasarkan dengan teori yang telah dipaparkan pada kerangka pemikiran,
peneliti akan memaparkan penelitian secara sistematis tentang aktivitas komunikasi
18
pemasaran terpadu yang dilakukan Dinas Pariwista, Seni dan Kebudayaan kota
Banjarmasin. Sehingga data yang dikumpulkan kemudian dianalisis sesuai dengan
kategori model penelitian yang ada. Model
penelitian ini menjadi panduan
penelitian untuk menganalisis hingga penarikan kesimpulan penelitian berdasarkan
rumusan masalah yang dijadikan latar belakang ini. Adapun model penelitian yang
akan digambarkan pada model penelitian ini:
Bagan 1.2 Model Penelitian Sumber: Diadaptasi dari Belch (2011) dengan
penyesuaian oleh peneliti.
Integrated Marketing
Communications Dinas
Pariwisata Kota
Banjarmasin
1.
2.
3.
4.
5.
Integrated Marketing
Communications
Planning
Review rencana
pemasaran
Analisis situasi
proses komunikasi
anggaran dana
pengembangan
komunikasi pemasaran
terpadu
Implementasi Integrated
Marketing
Communication :
Advertising,Direct
Marketing,Interactive/
Internet Marketing,Sales
PromotionPublicity/
Public Relations,Personal
Selling
Evaluation of
Integrated
Marketing
Communication
s
1. pengawasan
2. evaluasi
19
Objek penelitian ini adalah aktivitas komunikasi pemasaran terpadu yang
dilakukan Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin dalam
memasarkan objek wisata Pasar terapung. Sesuai dengan tujuan yang dikemukakan
dalam penelitian ini yaitu peneliti ingin memahami kegiatan komunikasi pemasaran
terpadu yang dilakukan Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin
maka peneliti melakukan pengamatan dengan membagi menjadi tiga kategori
tahapan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu yaitu perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi program komunikasi pemasaran terpadu sesuai dengan model
penelitian yang telah digambarkan. Adapun unsur pada bagian tahapan perencanaan
komunikasi pemasaran terpadu yaitu:
1. Review rencana pemasaran
Komunikastor
harus
paham
dengan
produk
yang
akan
dikomunikasikan agar dapat membuat perencanaan IMC yang tepat sasaran.
Dengan meninjau kembali rencana pemasaran, dan tujuan pemasaran Dinas
Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin. Secara umum rencana
terdiri atas beberapa elemen utama tersedianya analisis situasi secara rinci
mengenai persaingan pasar dan faktor lingkungan yang mempengaruhi.
Selain itu, harus tersedianya tujuan pemasaran yang spesifik serta terdapat
keputusan mengenai pemilihan pasar sasaran dan keputusan terhadap empat
elemen dalam marketing mix, yang terakhir harus terdapat penentuan tugas
atau pekerjaan yang akan dilakukan serta bentuk tanggung jawab
terprogram pelaksanaan.
2. Analisis Situasi
Peneliti perlu mengetahui bagaimana Dinas Pariwisata, Seni dan
Kebudayaan kota Banjarmasin melakukan analisis situasi. Dalam program
komunikasi pemasaran terpadu analisis situasi berfokus pada faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan strategi promosi. Analisis situasi dalam
program komunikasi pemasaran terpadu terdiri dari analisis eksternal
meliputi kelebihan dan kekurangan produk dan internal meliputi
segmentasi, target dan posisioning.
3. Analisis proses komunikasi
20
Mencari tahu bagaimana Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan
kota Banjarmasin dapat berkomunikasi secara efektif kepada sasaran yang
dituju dan apa yang menjadi tujuan komunikasi tersebut. Sebagai contoh
tujuan komunikasi misalnya menginformasikan kelebihan produk atas
pesaing, menciptakan kesadaran atas produk dan citra produk. Selain itu,
keputusan mengenai sumber yang akan digunakan, bentuk pesan, serta
media yang dipilih harus dipertimbangkan dengan sermat.
4. Budget Determination
Pada tahapan ini peneliti akan melihat bagaimana Dinas Pariwisata,
Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin mentukan dana komunikasi
pemasaran terpadu.
Tahapan yang kedua adalah pelaksanaan komunikasi pemasaran terpadu
merupakan langkah
yang melibatkan rincian dari proses perencanaan.
Pengembangan program komunikasi pemasaran terpadu peneliti ingin mengetahui
upaya Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin mengembangkan
program komunikasi pemasaran terpadu. Pada dasarnya tahap ini adalah program
pemilihan untuk melaksanakan alat komunikasi pemasaran terpadu yang digunakan
dalam mengkomunikasikan sesuatu kepada masyarakat luas. Hal tersebut
disebabkan masing-masing dari tools IMC mempunyai tujuan yang berbeda serta
anggaran dan strategi yang berbeda pula untuk mencapai tujuan tersebut. Peneliti
akan mencari tahu pogram apa saja yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata, Seni
dan Kebudayaan kota Banjarmasin melalui wawancara dengan pihak yang
bersangkutan setelah itu peneliti akan melakukan observasi mengumpulkan bekas
mengenai pelaksanaan IMC yang telah dilaksanakan. Pada dasarnya ada enam tools
komunikasi pemasaran terpadu yang digunakan yaitu iklan, promosi penjualan,
pemasaran interaktif, humas/publikasi, personal selling, penjualan langsung
Tahapan terakhir yaitu evaluasi dalam praktik komunikasi pemasaran
tepadu adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah
kinerja program/proyek untuk memberikan umpan balik untuk meningkatkan
kualitas kinerja program, peneliti akan melakukan wawancara dengan pihak yang
bersangkutan yaitu Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin dan
21
peneliti akan mengumpulkan berkas tertulis mengenai pengawasan dan evaluasi
dan laporan hasil praktik IMC secara keseluruhan.
Setelah peneliti mengumpulkan semua data yang dibutuhkan. Peneliti akan
menganalisis temuan yang didapatkan dari Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan
kota Banjarmasin berdasarkan konsep diatas diharapkan penelitian ini akan
mencapai tujuannya untuk memahami praktik IMC yang dilakukan Dinas
Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin secara keseluruhan dalam
upaya meningkatkan kunjungan wisatawan dan dapat menjadi pertimbangan Dinas
Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin untuk menentukan strategi
komunikasi pemasaran untuk pengembangan selanjutnya. Hal ini terlihat pada
bagan 1.2 diatas.
H. Kerangka Konsep
1. Komunikasi Pemasaran terpadu Dalam Pariwisata
Pariwisata merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusaha objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait
dibidang tersebut. Bagi pasar wisatawan, setiap daerah memiliki sejumlah
keunggulan atau daya saing yang dijadikan sebagai basis penentuan untuk memilih
atau tidak dipilih menjadi tujuan wisata.
Peningkatan persaingan pariwisata ini membuat pemasar pariwisata
mengoptimalkan pemanfaatan segala potensi wisata nasional ataupun daerahnya.
Daya saing sangat menentukan kemampuan produk wisata untuk menembus
persaingan pasar wisatawan global yang semakin ketat. Setiap daerah destinasi
wisata dituntut untuk mampu menunjukan daya saing yang unggul agar dapat
memudahkan kegiatan promosi dan pemasaran yang lebih efektif dipasar global.
Sejalan dengan reposisi daya saing produk wisata perlu terus dilakukan karena
bergesernya profil psikografis pasar wisatawan atau konsumen yeng mengarah
kepencarian destinasi yang bermutu tinggi atau konsumen yang aktif, yang
22
implikasinya terlihat pada kegiatan komunikasi pemasaran. Kuncinya adalah
menciptakan
keunggulan
dan
nilai
produk
yang
dihasilkan
kemudian
didistribusikan kepada pasar.
Sebagai landasan pemerintah melakukan pengukuran kemampuan diri
untuk menghasilkan produk pariwisata yang unggul dan memasarkannya, salah
satunya pemerintah harus mampu memasarkan dengan menggunakan manajemen
strategik yang terandalkan. Pada dasarnya komunikasi pemasaran dalam pariwisata
ini adalah usaha yang dilakukan suatu organisasi pariwisata daerah untuk menarik
wisatawan lebih banyak datang, lebih lama tinggal dan lebih banyak
membelanjakan dollar atau rupiahnya pada destinasi wisata yang dikunjungi. Untuk
memasarkan produk industri pariwisata bukan saja diperlukan koordinasi, tetapi
diperlukan kerjasama yang baik antara organisasi yang bertanggung jawab dalam
pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang terlibat dan berkaitan dengan
kegiatan pariwisata.
Keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang kepariwisataan
sangat ditentukan oleh faktor kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata
bagi pembangunan daerah, karena itu sebelum program pemasaran dilaksanakan
harus ada komitmen dari semua unsur terkait bahwa pariwisata merupakan sektor
ekonomi bagi daerah itu. Maka dari itu hendaknya dapat menerapkan teknik dan
strategi komunikasi pemasaran karena komunikasi pemasaran mempunyai
kekuatan didalam pariwisata dengan adanya pemasaran ini objek wisata tersebut
menjadi dikenal dimasyarakat luas dan dapat menarik banyak wisatawan untuk
dapat berkunjung.
Komunikasi Pemasaran memainkan peran yang sangat penting dalam
pariwisata, karena pelanggan atau calon pelanggan jarang melihat, merasa atau
mencoba produk yang akan dibelinya. fokus komunikasi pemasaran adalah
mengkomunikasikan dan menginfomasikan sedemikian rupa nilai dari produk
pariwisata itu sendiri. Komunikasi pemasaran juga dapat menonjolkan keseluruhan
dari produk yang lengkap termasuk pelayanan dari sektor lain yang melengkapinya.
2. Komunikasi Pemasaran Terpadu
23
Komunikasi pemasaran pariwisata disuatu daerah harus menggunakan
segala bentuk alat komunikasi pemasaran dalam mengenalkan objek wisatanya.
Perubahan paling signifikan di dunia pemasaran pariwisata adalah maraknya
perubahan strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan dari pemasaran
tradisional menuju komunikasi pemasaran terpadu (IMC). Komunikasi pemasaran
terpadu merupakan upaya untuk menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan
promosi perusahaan dapat menghasilkan citra atau image yang bersifat satu atau
konsisten bagi konsumen. Upaya ini bertujuan agar setiap pesan yang dihasilkan
berasal dari sumber yang sama sehingga segala informasi yang diberikan memiliki
kesamaan tema serta positioning yang sama dimata konsumen. IMC memberikan
banyak perbaikan dibandingkan metode tradisional yang memperlakukan berbagai
elemen komunikasi dan pemasaran sebagai kegiatan terpisah.
Hadirnya IMC
dengan mengkoordinasikan semua elemen komunikasi
pemasaran yang dilakukan masing - masing bagian dapat menghindari duplikasi
pekerjaan sehingga perusahaan memperoleh manfaat dari sinergi diantara berbagai
instrumen program komunikasi pemasaran dan mengembangkannya menjadi lebih
efektif dan efisien. Gerakan untuk menggunakan komunikasi pemasaran terpadu
mencerminkan adanya penyesuaian yang dilakukan pengelola pemasaran terhadap
lingkungan yang terus berubah. Khususnya perubahan yang terjadi pada pihak
konsumen yang terus mencari produk serta layanan yang bermutu tinggi dan juga
perubahan teknologi dan media. Perubahan penting yang terjadi pada konsumen
adalah semakin tersegmentasinya konsumen berdasarkan demografis, gaya hidup,
konsumsi media serta pola belanja yang berbeda diantara berbagai kelompok
konsumen.
Revolusi pemasaran ini telah mempengaruhi setiap orang yang terlibat
dalam proses pemasaran atau promosi untuk tidak terpaku pada satu instrumen
komunikasi saja. Mereka harus menggunakan segala sarana yang ada untuk
menyampaikan pesan mengenai produk kepada target konsumen mereka. Instrumen
atau sarana untuk mencapai tujuan komunikasi disebut dengan promotional mix
yang terdiri dari iklan, Direct marketing, interactive marketing, promosi penjualan,
humas/publikasi, personal selling. Dalam merancang strategi komunikasi
pemasaran terpadu maka pemasaran pariwisata harus mengombinasikan berbagai
24
elemen yang terdapat dalam promotional mix dengan memperhitungkan kekuatan
dan kelemahan dari masing-masing elemen tersebut. Kegiatan mengkoordinasikan
elemen-elemen promotional mix dapat mengembangkan komunikasi pemasaran
yang terpadu, terkontrol, dan efektif.
Ada tiga tahapan yang harus dilakukan pemasar untuk mencapai
komunikasi pemasaran pariwisata yang berhasil. Tahapan pertama adalah membuat
perencanaan pemasaran strategis. Kemudian yang kedua adalah tahap pelaksanaan
pemasaran dan yang terakhir evaluasi pemasaran. Ketiga tahapan ini terkoordinasi
untuk mewujudkan strategi komunikasi pemasaran terpadu.
3. Perencanaan Komunikasi Pemasaran Terpadu
Perencanaan komunikasi pemasaran terpadu merupakan aktivitas dan
seperangkat proses dalam memperinci tujuan dan memutuskan tindakan yang tepat
sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam mengkomunikasikan merek untuk
menjangkau stakeholder internal maupun eksternal dalam jangka panjang serta
mempengaruhi dan memberikan efek kepada khalayaknya. Bagi kebanyakan
perusahaan perencanaan komunikasi pemasaran tepadu telah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari strategi pemasaran. Tahapan perencanaan pada komunikasi
pemasaran terpadu dalam pariwisata berfungsi sebagai panduan untuk
menggunakan sumberdaya yang dimiliki. Pemasar harus memahami target pasar
yang mencakup segmentasi konsumen dan tingkat persaingannya. Perencanaan
merupakan salah satu bagian yang penting karena perencanaan mencakup hal
seperti penentuan tujuan yang hendak dicapai, pertimbangan alternatif, penilaian
resiko dan manfaat dari masing-masing alternatif, penetapan anggaran serta
penggabungan antara berbagai elemen ke dalam program pemasaran yang kohesif
dan efektif.
4. Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran Terpadu
Tahapan pelaksanaan komunikasi pemasaran adalah tahapan yang
dilakukan setelah menentukan perencanaan. Pelaksanaan merupakan tahap
eksekusi program komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yaitu
25
program promotion mix atau bauran komunikasi pemasaran yang memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
5. Pengawasan dan Evaluasi Komunikasi Pemasaran Terpadu
Tahap terakhir adalah mengawasi, mengevaluasi dan mengontrol programprogram yang dilaksanakan. Keberhasilan program melingkupi terlaksananya
tujuan komunikasi yang membantu tujuan pemasaran tercapai. Komunikator harus
mengetahui bagaimana dan juga mengapa program berhasil atau gagal. Sebagai
contoh, apabila media yang dipilih tidak dapat menjangkau target audiens secara
efektif maka komunikator harus mencari sebabnya untuk melakukan perbaikan.
I.
Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma
merupakan
suatu
cara
pandang
untuk
memahami
kompleksitas dunia nyata. Paradigma menunjukkan apa yang penting, absah, dan
masuk akal. Selain itu, paradigma bersifat normatif, menunjukkan kepada
praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan
eksistensial atau epistemologis yang panjang. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan paradigma konstuktivis. Dalam konstruktivis, setiap individu
memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian dengan strategi
seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam
memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas
pandangan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrument utama
penelitian bertindak netral atau membiarkan data apa adanya. Sehingga data
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi komunikasi pemasaran terpadu yang
diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi masih original. Datadata yang diperoleh tersebut kemudian dianalisis berdasarkan kerangka konsep
komunikasi pemasaran terpadu yang ditetapkan di dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi IMC yang dilakukan Dinas Pariwisata, Seni dan
Kebudayaan Kota Banjarmasin.
26
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan metode studi
kasus yang menggambarkan tentang penggunaan IMC oleh Dinas Pariwisata, Seni
dan Kebudayaan kota Banjarmasin dalam memasarkan dan meningkatkan
pengunjung objek wisata Pasar Terapung. Kecenderungan yang paling menonjol
dari studi kasus adalah upaya untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat
keputusan yakni mengapa keputusan diambil, bagaimana ia diterapkan dan apa
hasilnya (Schramm, dalam Yin, 2002).
Metode studi kasus dipilih karena fokus yang diteliti merupakan sebuah
prorgam yang berlangsung dilakukan Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota
Banjarmasin sebagai perencana, pelaksana IMC dalam memasarkan dan
meningkatkan pengunjung objek wisata Pasar Terapung. Pada dasarnya penelitian
ini mencari jawaban terhadap bagaimana IMC yang selama ini sudah dilaksanakan.
Metode ini dianggap cocok untuk menjawab pertanyaan yang bekenaan dengan
begaimana dan mengapa itu terjadi.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian berlangsung di kantor Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan
Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. Karena terdapat suatu permasalahan pada
tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata Pasar Terapung yang belum
mencapai target.
4. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan data yang akurat dan sesuai dengan fakta dilapangan. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu :
4.1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung diberikan kepada
pengumpul data. Data primer dapat diperoleh dari individu melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Untuk menunjang keberhasilan penelitian ini terdapat
tiga teknik pengumpulan data yang akan dilakukan yaitu:
a. Wawancara.
27
Teknik wawancara pada penelitian ini dilakukan pada subyek penelitian
yang terkait langsung dengan Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota
Banjarmasin. Teknik pemilihan narasumber yang digunakan peneliti adalah
snowball sampling, sehingga untuk subyek penelitian yang diwawancarai
selanjutnya akan didapatkan berdasarkan rekomendasi dari narasumber utama.
Wawancara dilakukan pada narasumber kunci dengan memberikan pertanyaan –
pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan pertanyaan spontan apabila
diperlukan. Beberapa narasumber yang terkait dalam penelitian ini yaitu :
Tabel 1.2. Daftar Narasumber
No. Nama
Usia
Jabatan
1
36
selaku
Iwan Fitriady, SH. MH
Kepala
pariwisata,
dinas
Seni
dan
Kebudayaan
2
Drs. Doddy Herlianto
40
selaku
kepala
bidang
pemasaran pariwisata
3
Ir.H.M. Khuzaimi, MM, 37
selaku
kepala
bidang
M.AP
pengembangan pariwisata
4
Rahman Nafarin, SE.
35
Selaku kepala seksi Promosi
5
Safriansah
40
Selaku pengelola objek
wisata pasar terapung
6
Almira
28
Pengelola agen travel
7
Wajdi
27
Pengunjung wisata
b. Dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan oleh peneliti diperoleh dari
buku serta website dan akun sosial media, renstra tahun 2011-2015 Dinas
Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Kota Banjarmasin.
c. Observasi
Peneliti melakukan observasi dengan cara ke pasar terapung serta
berinteraksi dengan pengunjung. Peneliti kemudian bertemu dengan pengelola
28
wisata pasar terapung untuk mewawancarai perkembangan pasar terapung. Peneliti
yang berdomisili di kota Banjarbaru menempuh jarak sekitar ± 1 jam dengan
menggunakan transportasi darat untuk menuju ke pasar terapung. Selanjutnya
peneliti menyewa perahu perahu seharga Rp. 150.000 menuju lokasi pasar terapung
dengan waktu ±1 jam sekaligus melakukan wawancara dengan pemiliki kelotok
(sejenis perahu). Kemudian setelah sampai dipasar terapung, peneliti berinteraksi
dengan penjual yang berada di pasar terapung mengenai aktivitas mereka.
Kemudian peneliti juga berinteraksi dengan beberapa pengunjung yang
mengunjungi pasar terapung saat itu. Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan
observasi langsung mengenai program - program komunikasi pemasaran yang
dijalankan oleh Dinas pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin dalam
melaksanakan pemasaran pariwisata.
4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data dalam bentuk yang sudah jadi melalui publikasi
dan informasi yang dikeluarkan diberbagai organisasi atau perusahaan, termasuk
majalah, jurnal, buku profil perusahaan dan laporan data dokumentasi. Data ini
didapatkan dari studi kepustakaan adalah cara pengumpulan data dan teori yang
diperoleh melalui literatur-literatur, kamus, majalah, bukubuku, dan jurnal-jurnal
yang mendukung dan relevan untuk digunakan dalam penelitian ini.
5. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti mengadopsi teknik analisis data milik
Miles and Huberman, dimana pada teknik analisis ini teoritisasi memperlihatkan
hubungan antar kategori yang kemudian dikembangkan atas dasar data yang
diperoleh ketika penelitian dilapangan berlangsung. Adapun teknik analisis data
interactive model digambarkan sebagai berikut :
Bagan 1.3 Analisis Data Miles dan Huberman
Data
Collection
Data
reduction
Data
Display
Conclusions
drawing /
verifying
29
a. Data Collection atau pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
dengan kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin
,kepala bidang pengembangan pariwisata, kepala bidang pemasaran
pariwisata, seksi promosi pariwisata, pengelola objek wisata pasar terapung
dan pengunjung wisata. Selain itu peneliti juga melakukan pengumpulan
data dari dokumentasi berupa renstra milik Dinas pariwisata, Seni dan
Kebudayaan kota Banjarmasin dan website Dinas Pariwisata, Seni dan
Kebudayaan Kota Banjarmasin serta dari akun sosial media pegawai Dinas
Pariwisata, Seni dan Kebudayaan kota Banjarmasin yang terkait
komunikasi pemasaran Dinas Pariwisata, seni dan Kebudayaan Kota
Banjarmasin.
b. Reduksi Data, setelah sejumlah data yang diperoleh dari wawancara dan
dokumentasi yang sudah dikumpulkan data tersebut kemudian direduksi
atau
diolah.
Pengolahan
data
ini
mencakup
pengumpulan
dan
pengelompokkan data yang telah diperoleh ke dalam tiga kategori yang
akan dibahas pada hasil pembahasan. Adapun tiga kategori tersebut adalah
perencanaan komunikasi pemasaran, pelaksanaan komunikasi pemasaran
dan evaluasi komunikasi pemasaran.
c. Penyajian data, data yang telah diolah dan dikelompokkan berdasarkan
kategori yang telah ditentukan kemudian dipaparkan untuk menggambarkan
IMC Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Kota Banjarmasin yang
diterapkan. Kemudian penyajian data ini mengadopsi teori utama
komunikasi pemasaran terpadu berdasarkan Belch dan Belch (2011), dan
dibantu teori komunikasi pemasaran terpadu Terence A.Shimp (2014), dan
Morrisan (2014). Kemudian untuk konsep pariwisata peneliti memakai teori
berdasarkan Janianton Damanik (2013).
d. Kesimpulan, merupakan langkah terakhir yakni dengan menarik
kesimpulan tentang penerapan tahapan kegiatan komunikasi pemasaran
Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Kota Banjarmasin.
30
Download