SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN BISNIS Pada hari ini, Ahad 10 Juli 2016, kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama : Ihsan Prayitno Alamat : Jl. Sawo Raya 2 Jajar Solo Pekerjaan : Direktur PT. Haroki Propertindo Indonesia No. KTP : 3310140806830002 No Hp : 081226638381 / 087835679200 Yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai pihak pertama (P1) 2. Nama : Alamat : Pekerjaan : No. KTP : No HP : Yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai pihak kedua (P2) Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama kemitraan bisnis property dengan menggunakan brand dan manajemen dari PT. Haroki Propertindo Indonesia. Yang fokus dalam bisnis property, meliputi bidang; agen property, kontraktor dan developer. Untuk wilayah titik waralaba/kemitraan bisnis di Kecamatan .............. Kabupaten ............. Propinsi .................... Isi kesepakatan perjanjian kerjasama bisnis ini adalah sebagai berikut : KEWAJIBAN DAN HAK P1 1. Berkewajiban melakukan pelatihan dan support sistem manajemen bisnis property kepada P2. 2. Berkewajiban memberikan pendampingan bisnis agar P2 mencapai Return of Investment (ROI) dan keuntungan. 3. Berkewajiban memberikan berupa perangkat file administrasi, promosi, branding dan file lainnya yang diperlukan P2. 4. Berkewajiban melakukan kunjungan/support bisnis kepada P2 5. Berkewajiban menyediakan satu paket perangkat stand promosi berupa; 1 Stand Promo di jaringan minimarket yang ditentukan kantor Pusat selama satu tahun, Meja Kursi Marketing, Standing Banner, Tempat Brosur, Media Cetak/Fliyer, Meja Kursi Promo, Media Online. 6. Mengijinkan P2 membuat perusahaan property sendiri pasca perjanjian berakhir, dengan sistem dan manajemen yang sama tetapi dengan syarat berbeda brand/nama. 7. Berhak mendapatkan biaya transportasi dan akomodasi jika melakukan support bisnis kantor cabang kemitraan P2 pasca 1 bulan pertama atau support bisnis di bulan ke 2 pasca perjanjian. Biaya transportasi dan akomodasi tersebut menjadi bagian dari biaya operasional manajemen kantor cabang kemitraan. 8. Berhak mendapatkan fee kemitraan sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) dari P2. Pembayaran dilakukan secara bertahap dua kali selama satu bulan. Pembayaran tahap pertama senilai Rp. 2.500.000,- pasca tanda tangan perjanjian dan tahap berikutnya pasca pelatihan/launching Stand Kemitraan. 9. Berhak mendapat royalty fee (keuntungan bersih cabang kemitraan) sebesar 30% dari 100% keuntungan bersih yang didapatkan P2. Jika kantor cabang kemitraan yang dimiliki P2 tidak ada keuntungan maka tidak ada kewajiban royalty fee ke P1. Page 1 of 3 10. Perhitungan royalty fee seperti pada butir 9 dihitung atas berdasarkan laporan rugi laba perbulan. 11. Berhak mendapatkan laporan tertulis tentang kondisi operasional kantor cabang kemitraan termasuk kondisi laporan keuangan setiap 1 bulan sekali. Jika pihak P2 tidak memberikan laporan kepada P1, maka P1 berhak melakukan surat peringatan berupa SP1, SP2 dan Pemberhentian kemitraan secara sepihak. 12. Tidak berhak melakukan pembukaan kantor cabang kemitraan lainnya selain dengan P2 untuk operasional manajemen bisnis property dengan manajemen dan brand yang dimiliki P1 untuk wilayah bisnis Kecamatan ......................... KEWAJIBAN DAN HAK P2 1. Berhak mendapat support pelatihan dan sistem manajemen bisnis property dari P1. 2. Berhak mendapatkan pendampingan bisnis dari P1 agar P2 mencapai return of investment (ROI) dan keuntungan. 3. Berhak mendapatkan dari P1 berupa file perangkat administrasi, promosi, branding dan file lainnya yang diperlukan. 4. Berhak mendapatkan kunjungan/support bisnis dari P1 5. Berhak melakukan operasional kantor cabang kemitraan untuk operasional manajemen bisnis property dengan manajemen dan brand yang dimiliki P1 untuk wilayah bisnis Kecamatan dan melakukan kerjasama bisnis dengan mitra Haroki Propertindo di seluruh Indonesia 6. Berhak mendapat satu paket perangkat stand promosi berupa; 1 Stand Promo di jaringan minimarket yang ditentukan kantor Pusat selama satu tahun, Meja Kursi Marketing, Standing Banner, Tempat Brosur, Media Cetak/Fliyer, Meja Kursi Promo, Media Online. 7. Berkewajiban membiayai transportasi dan akomodasi P1 jika P2 memerlukan support bisnis di kantor cabang kemitraannya pasca satu bulan pertama pasca perjanjian. Biaya tersebut menjadi bagian biaya operasional manajemen kantor cabang kemitraan tersebut. Kecuali suport program yang bersifat rutin yang akan dilakukan bersama-sama antar mitra setiap 3 bulan untuk satu kabupaten atau kota mitra bisnis 8. Berkewajiban membayar fee franchise/kemitraan bisnis sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) kepada P2 dengan mekanisme pembayaran selama satu bulan. Tahap pertama senilai Rp. 2.500.000,- pasca perjanjian dan tahap berikutnya pasca pelatihan atau launching stand kemitraan. 9. Berkewajiban membayar royalty fee (keuntungan bersih cabang kemitraan) senilai 30% dari 100% keuntungan bersih yang didapatkan kepada P1. Jika kantor cabang kemitraan P2 tidak ada keuntungan maka tidak ada kewajiban royalty fee ke P1. Kewajiban rekening pembayaran fee franchise dan royalty fee ke rekening BCA, Nomor rekening 129.020.9907 an. Ratna Wulandari. 10. Perhitungan royalty fee seperti pada butir 9 diatas dihitung berdasarkan laporan rugi laba akhir bulan. 11. Berkewajiban memberikan laporan secara tertulis tentang kondisi operasional dan kondisi keuangan kantor cabang kemitraan kepada P1 setiap bulannya. Jika P2 tidak melakukannya maka menyetujui tindakan P1 untuk melakukan surat peringatan berupa SP1, SP2 dan pemutusan kemitraan sepihak oleh P2. Page 2 of 3 12. Berhak melakukan aktifitas operasional bisnis dengan brand dan sistem manajemen dari PT. Haroki Propertindo Indonesia untuk wilayah Kecamatan ...... dan berhak melakukan kerjasama dengan jaringan mitra bisnis Haroki Propertindo di seluruh Indonesia. WAKTU PERJANJIAN Perjanjian kemitraan bisnis property ini berlaku selama 1 tahun. Mulai bulan Juli 2016 sampai Juli 2017. Jika perjanjian ini selesai maka dapat diperpanjang atau diperbaharui atas kesepakatan kedua belah pihak. JIKA TERJADI PERSELISIHAN 1. P1 dan P2 sepakat jika ada persoalan lainnya atau perselisihan lainnya yang muncul dalam masa perjanjian dan belum diatur secara tertulis dalam perjanjian ini. Maka kedua pihak sepakat akan membicarakannya secara musyawarah. 2. Jika musyawarah tidak ada kata sepakat, maka kedua pihak sepakat menyelesaikannya di pengadilan negeri setempat berdasar aturan hukum yang berlaku di Indonesia. KEADAAN KAHAR ( FORCE MAJEURE ) 1. P1 dan P2 dibebaskan dari tanggungjawab atas kerugian yang muncul dalam keadaan kahar. 2. Keadaan kahar (force majeure) yang dimaksud pada poin 1 di atas antara lain sebagai berikut: a. Adanya bencana alam, gempa bumi, angin topan, banjir, perang terus menerus dan sebagainya yang mengakibatkan terjadinya kerusakan/menghambat pelaksaan pekerjaan operasional manajemen bisnis. b. Adanya peristiwa yang diajukan oleh P1 dan disetujui oleh P2 atau berlaku sebaliknya peristiwa yang diajukan P2 dan di setujui P1. 3. Setiap peristiwa kahar (force majeure) harus diajukan secara tertulis dan harus mendapatkan pengesahan dari pihak lainnya. PENUTUP Demikian surat perjanjian kemitraan ini disepakati kedua pihak dan dilakukan dengan penuh kesadaran tanpa ada paksaan dari pihak manapun serta dilakukan dengan semangat profesionalisme bisnis yang Islami. Semoga Allah SWT meridhoi kerjasama ini dan memberi kemudahan, kesuksesan dan keberkahan dalam menjalankannya. Aamiin. Surakarta, 10 Juli 2016 PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA IHSAN PRAYITNO .......................... Page 3 of 3