BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) mengatakan bahwa pada tahun 2003 di Indonesia AKI mencapai 309 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007 AKI 248 per 100.00 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2009 di Indonesia Angka Kematian Ibu ( AKI ) meningkat cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga Program Departemen Kesehatan RI yang utama saat ini masih memprioritaskan utuk menurunkan angka kematian meternal dan kematian perinatal, penyebab utama kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan (40-60%), infeksi (20-30%), keracunan kehamilan (20-30%) dan sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan. Kematian ibu akibat perdarahan masih tetap merupakan faktor utama dalam kematian maternal. Perdarahan antepartum dapat didefinisikan sebagai perdarahan yang terjadi pada kehamilan lebih atau sebelum 22 minggu (Sarwono, 2006; h. 365). (Hamilton, 1995), terjadinya perdarahan antepartum disebabkan oleh Plasenta previa yang menjadi penyebab terbanyak. Plasenta previa merupakan plasenta yang berimplitasi rendah sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri interna (Sulaiman Sastrawinata, 2005; hal 83). Angka kejadian plasenta previa di Indonesia adalah 0,4-0,6 % dari keseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan yang baik mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup (Saifudin, 2002; h. 164). Sekitar 60% perdarahan plasenta previa pertama terjadi 1 Asuhan Kebidanan pada..., Definita Anggereni, Kebidanan DIII UMP, 2011 sesudah usia kehamilan 36 minggu. Sedangkan pada usia kehamilan 32 minggu sebanyak 30% (Yulianingsih, 2006; h. 66 dan dr. Oni SpOG dalam htt://www. gaya hidup sehat online. com). Di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 2 kali lebih besar dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun, pada para 3 atau lebih yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 3 kali lebih besar dibandingkan dengan para 3 atau lebih yang berumur kurang dari 25 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Wiji Lestari di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (2007) didapatkan hasil bahwa wanita multipara memiliki resiko 2,76 kali lebih besar untuk mengalami terjadinya perdarahan antepartum dari pada wanita primipara. Sedangkan di daerah Purbalingga tepatnya di RSU dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dalam satu tahun terakhir 2010 angka kejadian ibu hamil dan bersalinan dengan dengan perdarahan antepartum sekitar 29 per 100.000 kelahiran hidup, yang meliputi perdarahan karena solusio plasenta sejumlah 1 per 100.000 kelahuran hidup, dan perdarahan karena plasenta previa 28 per 100.000 kelahiran hidup. sedangkan pada satu bulan terakhir ini kasus perdarahan plasenta previa tepatnya bulan maret sekitar 6 per 100.000 kelahiran hidup. Dari hasil angka kejadian perdarahan antepartum yang terjadi di daerah RSUD Purbalingga kasus plasenta previa masih menjadi penyebab yang tertinggi. Sedangkan cara penanganan yang dilakukan pada perdarahan antepartum dengan plasenta previa menggunakan SC (Rekamedik Medik RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata, 2010). Asuhan Kebidanan pada..., Definita Anggereni, Kebidanan DIII UMP, 2011 Sebagai seorang bidan yang profesional dalam melaksanakan menejemen kebidanan harus berwaspada terhadap tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Pengenalan tanda-tanda bahanya kehamilan tidak hanya pada ibu hamil saja tetapi pada keluarga karena keluarga berperperan sebagai pengambil keputusan segera apabila terjadi kegawatdaruratan. Bahaya dalam kehamilan salah satunya perdarahan antepartum yang terjadi setelah usia kehamilan 22 minggu, perdarahan ini harus diwaspadai karena dapat mengancam jiwa ibu dan janin, oleh karena itu apabila seorang wanita hamil yang mengalami perdarahan karena plasenta previa perlu dan sangat penting untuk diberikan asuhan kebidanan ibu hamil dengan plasenta previa. Berdasarkan data diatas, kasus perdrahan antepartum karena plasenta previa masih menjadi penyebab terbabyak. Bahwa begitu berbahayanya komplikasi akipat plasenta previa bagi kesehatan ibu hamil, serta menyebabkan komplikasi yang dapat meningkatkan AKI dan AKB, jika pengawasan dan penanganan perdarahan antepartum karena plasenta previa yang kurang tepat saat hamil dan bersalin. Berdasarkan hal tersebut maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Perdarahan Plasenta Letak Rendah di RSUD Purbalingga pada tahun 2011. B. Rumusan Masalah Perdarahan antepartum dengan plasenta previa merupakan salah satu penyebab tanda-tanda bahaya kehamilan yang terjadi setelah usia kehamilan 22 minggu, perdarahan ini harus diwaspadai karena dapat mengancam jiwa ibu dan janin, oleh karena itu seorang wanita hamil yang mengalami Asuhan Kebidanan pada..., Definita Anggereni, Kebidanan DIII UMP, 2011 perdarahan karena plasenta previa perlu dan sangat penting untuk diberikan asuhan kebidanan ibu hamil dengan plasenta previa. Yang menjadi masalah disini bagaimana asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. X dengn plasenta previa di rumah sakit dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ? C. Tujuan 1. Tujuan umum Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil pada perdarahan antepartum dengan plasenta previa, dengan menggunakan pendekatan menejemen asuhan kebidanan 7 langkah menejemen varney. 2. Tujuan khusus Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan dari pengkajian sampai evaluasi yaitu : a. Pengumpulan Data Dasar Penulis mampu mengumpulkan data dasar. b. Interpretasi Data Dasar Penulis mampu melakukan interpretasi data. c. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial Penulis mampu melakukan identifikasi diagnosa potensial. d. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera. Penulis mampu mengidentifikasikan kebutuhan segera. e. Merencanakan asuhan yang komprehensif / menyeluruh. Penulis mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh. Asuhan Kebidanan pada..., Definita Anggereni, Kebidanan DIII UMP, 2011 f. Melaksanakan perencanaan Penulis mampu melaksanakan perencanaan. g. Evaluasi Penulis mampu melakukan evaluasi (Hidayat dan mufdlilah, 2009; h. 75-78). D. Ruang Lingkup Dalam penuisan Karya Tulis Ilmiah ini mempunyai batasan kasus yang di dalamnya meliputi : 1. Sasaran Yaitu asuhan pada ibu hamil dengan perdarahan antepartum dengan plasenta previa. 2. Tempat Pengambilan kasus ini dilakukan di ruang bersalin di RSUD dr. R. Goeteng taroenadibarata. 3. Waktu Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 Maret 2011 sampai 20 Juli 2011. E. Manfaat 1. Bagi Pendidikan Sebagai bahan bacaan atau sebagai bahan panduan materi bagi para pelajar mahasiswa kebidanan mengenai perdarahan antepartum yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin, salah satunya perdarahan dengan plasenta previa. Dan juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan Asuhan Kebidanan pada..., Definita Anggereni, Kebidanan DIII UMP, 2011 bagi para mahasiswa kebidanan. 2. Bagi Bidan Seagai pengetahuan bagi bidan praktek swasta untuk selalu waspada terhadap perdarahan antepartum pada ibu hamil karena dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janin dan sebagai pengetahuan tentang perdarahan antepartum yang khususnya disebabkan karena plasenta previa. F. Metode Memperoleh Data Pengumpulan data dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini berdasarkan data primer dan sekunder. Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Data Primer Data ini didapat dengan mengadakan pengumpulan data secara langsung dari bagian yang terkait. a. Wawancara ( interview ) Suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dimana penulis mendapat keterangan secara lisan dari seorang penelitian (responsen) atau dengan melakukan tanya jawab dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmojo, 2002). 1) Autoanamnesa Suatu pengumpulan data yang diperoleh dari pasien (Notoatmojo, 2002). 2) Alloanamnesa Suatu pengumpulan data yang diperoleh dari keluarga pasien, Asuhan Kebidanan pada..., Definita Anggereni, Kebidanan DIII UMP, 2011 bidan, perawat termasuk dari sumber keterangan bidan yang merujuk, catatan rekam medik dan semua keterangan yag diperoleh dari pasien (Matonandang, 2002). b. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dipergunakan untuk memperoleh data obyektif dari riwayat keperawatan klien sehingga dapat ditentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah kesehatan dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan keperawatan (Nursalam, 2001). Ada empat tekhnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu : 1) Inspeksi Suatu proses observasi dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran, dan penciuman dengan fokus pada setiap bagian tubuh meliputi ukuran tubuh, warna, bentuk, porsi, simetris sehingga perlu membandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh dengan satu dengan bagian tubuh lainnya (Nursalam, 2001). 2) Palpasi Suatu teknik yang menggunakan tangan dan jari-jari sebagai instrument dalam mengumpulkan data dengan berfokus pada temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi dan ukuran (Nursaalam, 2001). 3) Perkusi Teknik mengetok permukaan tubuh dengan jari untuk menghasilkan getaran yang menjalar melalui jaringan tubuh. Karakter bunyi menentukan lokasi, ukuran, bentuk dan kepadatan struktur di bawah kulit untuk memastikan keabnormalan yang Asuhan Kebidanan pada..., Definita Anggereni, Kebidanan DIII UMP, 2011 terkaji melalui palpasi dan auskultasi (Matondang, 2000). 4) Auskultasi Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ tubuh untuk mendeteksi perbedaan dari normal dengan menggunakan stetoskop (Matondang, 2000). c. Observasi Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden untuk mencari perubahan yang akan diteliti (Hidayat, 2007). 2. Data Sekunder a. Studi Dokumentasi Pengumpulan data menggunakan Studi Dokumentasi, penulis menggunakan rekam medis pasien untuk mengumpulkan data tentang pasien. b. Studi kepustakaan Studi ini dengan menggunakan beberapa referensi diantaranya bukubuku diklat dan hasil-hasil pembelajaran yang berhubungan dengan ibu hamil dengan plasenta previa. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yaitu dengan cara : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, manfaat, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan. Asuhan Kebidanan pada..., Definita Anggereni, Kebidanan DIII UMP, 2011 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang tinjauan teori medis, tinjauan teori asuhan kebidanan, dan landasan hukum kewenangan bidan. BAB III TINJAUAN KASUS Berisi tentang pengkajian, interpretasi data, diagnosa Potensial, tindakan antisipasi segera, perencanaan, tindakan dan evaluasi. BAB IV BAHASAN Berisi tentang perbandingan antara teori dengan kenyataan pada kasus yang disajikan sesuai dengan langkah manajemen Varney. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran. Asuhan Kebidanan pada..., Definita Anggereni, Kebidanan DIII UMP, 2011