BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori portfolio pertama kali dikembangkan oleh Harry Max Markowitz pada awal tahun 1950-an dan dianggap sebagai awal modern portfolio theory (Teori Portfolio Modern). Markowitz meneliti bagaimana keuntungan investasi dapat dimaksimalkan (dioptimalkan). Para ekonom telah lama memahami pandangan umum mengenai portfolio dimana ungkapan “Jangan meletakkan semua telurmu dalam satu keranjang” sudah lama beredar namun Harry Max Markowtiz lah yang menunjukkan cara bagaimana mengukur resiko sejumlah aset dan bagaimana menggabungkannya dalam satu portfolio untuk memperoleh keuntungan yang maksimal atas resiko yang diperoleh. Pendekatan Markowitz dimulai dengan mengasumsikan bahwa seorang investor memiliki sejumlah uang yang akan diinvestasikan saat itu. Uang tersebut akan diinvestasikan dalam jangka waktu tertentu yang dikenal sebagai investor’s holding period. Pada akhir holding period, investor akan menjual aset yang dibeli pada awal holding period dan menggunakan hasilnya untuk konsumsi, investasi kembali dalam bentuk beberapa aset atau kedua-duanya. Pendekatan Markowitz dapat dipandang sebagai single-period approach, dimana awal periode dilambangkan dengan t=0 dan akhir dari periode dilambangkan dengan t=1. Di saat t=0 investor harus membuat keputusan untuk membeli aset tertentu yang akan ditahannya hingga t=1. Karena portfolio adalah koleksi aset, keputusan ini ekivalen dengan memilih portfolio optimal dari sekumpulan portfolio yang mungkin. Hal ini sering disebut Masalah Pemilihan Portfolio (portfolio selection problem). Teori ini terus berkembang dan pada tahun 1969, Robert C Merton mempublikasikan hasil kerjanya yang membantu memecahkan masalah para 1 investor saat itu. Hasil kerja Robert C Merton ini kemudian dikenal dengan nama Masalah Portfolio Merton (Merton’s Portfolio Problem). Masalah Portfolio Merton membahas mengenai sebarapa besar uang yang harus dialokasikan investor untuk berinvestasi di dua aset berbeda yaitu aset beresiko (risky asset) dan aset tidak beresiko (risk-free asset). Dengan membentuk portfolio ini diharapkan seorang investor memperoleh keuntungan maksimal. Hasil kerja Merton ini membantu investor pada saat itu untuk memutuskan seberapa besar uang yang harus mereka gunakan untuk kepentingan investasi tersebut. Pada tahun-tahun selanjutnya telah banyak orang yang mengembangkan teori ini diantaranya Suresh P. Sethi, I. Karatzas, J. Lehoczky, S. Shreve dan M. Taksar. Pada Tugas Akhir kali ini penulis membahas mengenai Masalah Portfolio Merton. Masalah yang akan dibahas adalah seberapa besar uang yang harus dialokasikan antara aset beresiko (risky asset) dan aset tidak beresiko (risk-free asset) sehingga investor memperoleh keuntungan maksimal. Kita ketahui bahwa saat ini orang mengalami kemajuan dalam berinvestasi. Dulu orang berinvestasi dalam bentuk tanah, menabung uang di celengan dan lain sebagainya. Sekarang orang lebih memilih berinvestasi dengan cara membeli saham, obligasi, menabung di bank, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan dengan membeli saham atau menabung di bank menjanjikan keuntungan yang lebih cepat bahkan lebih besar daripada membeli tanah dan menjualnya kembali di kemudian hari atau sekedar menabung di celengan. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk membahas mengenai Masalah Portfolio Merton karena dalam berinvestasi kita harus pintar-pintar mengatur strategi sehingga tujuan berinvestasi yaitu untuk memperoleh keuntungan maksimal bisa tercapai. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva (harta bergerak) yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi sangat dimungkinkan bahwa investor memperoleh untung atau rugi besar bahkan bangkrut karena sifat dinamis dari investasi itu sendiri 2 yang terpengaruh oleh banyak hal seperti perubahan suku bunga, situasi politik dan lain sebagainya. Seorang investor tentunya tidak ingin memperoleh rugi apalagi bangkrut oleh karena itu dibentuklah suatu portfolio investasi. Pembentukan portfolio ini merupakan usaha untuk mengurangi resiko kerugian sehingga seorang investor dapat menerapkan strategi investasi yang tepat untuk mengurangi resiko kerugian dan juga mendapatkan keuntungan yang maksimal. 1.2 Rumusan Masalah Misalkan seorang investor menanamkan modalnya pada dua jenis investasi yaitu investasi pada aset tidak beresiko (risk free asset) dan investasi pada aset beresiko (risky asset). Contoh dari investasi tidak beresiko adalah menabung di bank dengan harapan memperoleh untung dari bunga bank. Contoh dari investasi beresiko adalah membeli saham di bursa efek dengan harapan memperoleh untung dari penjualan atau pembelian saham tersebut. Misalkan seorang investor memiliki sejumlah kekayaan maka ia ingin membagi kekayaannya itu untuk diinvestasikan di investasi tidak beresiko dan investasi beresiko. Namun apakah dengan serta merta investor tersebut dapat membagi kekayaannya untuk kedua investasi tersebut? Seperti yang telah dikatakan bahwa investor tentunya ingin menghindari kerugian maka ia harus memikirkan berapa jumlah kekayaan yang akan ia investasikan pada investasi tidak beresiko dan investasi beresiko agar diperoleh keuntungan yang maksimal. Jadi tidak dengan serta merta membagi kekayaannya tanpa perhitungan. 1.3 Tujuan Membentuk portfolio investasi yang optimal dengan menentukan proporsi kekayaan investor yang digunakan untuk investasi tidak beresiko dan proporsi kekayaan investor yang digunakan untuk investasi beresiko agar diperoleh keuntungan maksimal. 3 1.4 Sistematika Pembahasan Pada Bab I dibahas mengenai awal teori portfolio sehingga berkembang menjadi Merton’s Portfolio Problem. Pada bab ini juga akan dijelaskan masalah yang akan dibahas oleh penulis dan juga langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pada Bab II akan dijelaskan teori-teori pendukung yang akan membantu menyelesaikan Merton’s Portfolio Problem diantaranya penjelasan mengenai investasi, portfolio, Gerak Brown (proses Wiener), fungsi utilitas, Lemma Ito, Persamaan Diferensial Stokastik dan Teori Kontrol Optimal Stokastik yang merupakan alat utama menyelesaikan Merton’s Portfolio Problem. Pada Bab III akan dibahas mengenai model portfolio optimal yang dibuat oleh Robert C. Merton. Model portfolio yang berbentuk persaman diferensial stokastik tersebut akan diselesaikan dengan menggunakan Lemma Ito. Solusi yang diperoleh akan bermanfaat pada simulasi menggunakan software Microsoft Excel, namun untuk melakukan simulasi tersebut kita harus menentukan proporsi kekayaan untuk investasi beresiko. Dengan teori kontrol optimal stokastik akan dicari proporsi kekayaan investor untuk investasi beresiko tersebut. Setelah diperoleh proporsi yang diinginkan pada Bab III maka pada Bab IV akan dilakukan simulasi dengan software Microsoft Excel untuk membandingkan antara portfolio yang optimal dan yang tidak optimal. Selain itu akan dilakukan analisis dari simulasi yang telah dilakukan dengan cara merubah-ubah besar parameter dan menarik kesimpulan. Pada Bab V akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari hal-hal yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. 4