BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat alternatif bagi para pemilik bisnis untuk menanamkan modal mereka guna mendapatkan sumber dana tambahan lain. Pasar modal memiliki peluang yang relatif lebih besar dalam mendapatkan sumber pendanaan lain dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Salah satu kegiatan yang paling banyak diminati oleh para investor untuk mendapatkan sumber pendanaan lain adalah berinvestasi pada saham. Menurut Tandelilin (2010), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan pada masa yang akan datang. Dari pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa dalam melakukan investasi, seseorang harus mengorbankan dana dan waktu sehingga wajar jika mereka menginginkan adanya perolehan tingkat pengembalian yang sesuai dengan harapan. Menurut Rifaldy dan Sedana (2016), seorang investor tidak boleh melakukan investasi sembarangan karena investasi merupakan kegiatan yang berisiko sehingga investor memiliki peluang untuk mengalami kerugian dalam berinvestasi. Sebagai contoh, seorang investor melakukan investasi pada saham suatu perusahaan dan perusahaan tersebut mengalami kerugian karena kondisi pasar yang tidak stabil 1 sehingga mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut megalami penurunan. Tanda-tanda seperti ini dapat memberikan tingkat kerugian atau capital loss pada investor (nilai pembelian investasi lebih besar daripada penjualan). Investor yang rasional pasti menginginkan adanya tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang rendah. Oleh karena itu, perlu adanya pengetahuan bagi para investor mengenai analisis tingkat risiko (risk) yang dimiliki, serta tingkat pengembalian (return) yang sesuai dengan harapan. Salah satu cara untuk membantu investor dalam menganalisis setiap saham yang akan diinvestasikan tersebut adalah dengan membentuk portofolio. Saragih et.al. (2006) mengungkapkan bahwa pertimbangan utama bagi pemilik dana (investor) dalam mengoptimalkan keputusan investasi adalah memaksimalkan tingkat imbal hasil investasi (return) pada risiko investasi tertentu. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang diinginkan, maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang didapatkan. Portofolio merupakan suatu strategi diversifikasi yang diterapkan oleh investor untuk mengurangi tingkat risiko investasi karena menaruh dana pada berbagai jenis aset yang berbeda akan lebih aman dibandingkan dengan menaruh dana pada satu jenis aset saja. Sebuah portofolio dapat mewakili suatu kombinasi instrumen keuangan yang dimiliki oleh individu atau perusahaan dengan tujuan untuk melipatgandakan dana dan meminimalisasi risiko melalui strategi diversifikasi (Anghelache G. dan Anghelache C., 2014). 2 Ryan (2015) mengatakan bahwa memilih portofolio investasi sangat penting dilakukan oleh para investor untuk mencapai tujuan finansial yang lebih baik. Portofolio yang baik adalah portofolio yang mampu memberikan tingkat return yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu atau memiliki tingkat risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Portofolio seperti ini disebut dengan portofolio efisien. Tandelilin (2010) mengatakan bahwa dalam membentuk portofolio yang efisien harus berpegang pada asumsi bagaimana perilaku investor ketika membuat keputusan untuk berinvestasi. Salah satu asumsi yang paling penting adalah tidak satu pun investor menyukai risiko sehingga mereka lebih memilih untuk mengambil tingkat risiko yang lebih rendah meskipun tingkat return yang dimiliki oleh suatu perusahaan sama dengan tingkat return perusahaan lainnya. Portofolio dibentuk dengan cara mengelompokkan saham-saham tertentu yang ada di Pasar Modal. Semakin banyak jenis efek yang dikumpulkan dalam sebuah keranjang portofolio, maka risiko kerugian saham yang satu dapat dinetralisasi oleh keuntungan yang diperoleh dari saham lain. Portofolio yang sudah dibentuk tersebut dimaksudkan untuk dapat memenuhi keinginan investor pada masa yang akan datang. Namun demikian, strategi diversifikasi ini tidak dapat dijadikan sebagai jaminan bagi investor untuk mendapatkan risiko yang minimal dengan tingkat pengembalian yang maksimal pada setiap aset yang diinvestasikan. Data Envelopment Analysis (DEA) adalah metode nonparametrik untuk mengukur tingkat efisiensi pada kumpulan Decision Making Units (DMU) dengan menghubungkan nilai output dengan nilai input kemudian mengelompokkan DMU 3 tersebut menjadi dua bagian, DMU efisien dan DMU tidak efisien. Menurut Powers dan McMullen (2000), DEA adalah teknik pengambilan keputusan multi-kriteria yang dapat memilih alternative paling baik dan diinginkan dari sebuah kumpulan yang besar. DEA dapat membantu meminimalisasi tingkat kesulitan pada suatu analisis dengan melakukan evaluasi secara terus-menerus pada bidang amatan dan menunjukkan sebagian atau keseluruhan nilai yang merujuk pada efisiensi. Pada pemilihan portofolio, Data Envelopment Analysis (DEA) dapat membantu menentukan perusahaan mana saja yang memiliki kinerja efisien. Suatu instrumen saham dapat dikatakan efisien apabila nilai output berhubungan dengan nilai input. Pemilihan portofolio berarti melakukan penilaian, kemudian memilih sahamsaham perusahaan mana saja yang memiliki kinerja terbaik agar dapat dilakukan proses analisis selanjutnya. Terdapat dua cara dalam melakukan penilaian saham, yaitu melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Namun demikian, cara yang paling sering digunakan oleh para investor adalah analisis fundamental. Analisis fundamental dianggap cara yang paling mudah dalam melakukan penilaian kinerja perusahaan karena investor dapat melihat langsung dari laporan keuangan publikasi milik perusahaan. Menurut Edirisinghe dan Zhang (2008), analisis fundamental merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh perusahaan investasi untuk menilai suatu kinerja perusahaan, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang, melalui laporan keuangan. Berdasarkan konsep tersebut, Edirisinghe dan Zhang (2008) mengembangkan metode baru dalam melakukan pemilihan portofolio, yaitu Data Envelopment Analysis 4 (DEA) dengan Relative Financial Strength (RFS). Metode ini digunakan untuk mengukur kekuatan fundamental perusahaan dengan melihat hubungan antara kinerja keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dan kinerja harga sahamnya dalam jangka panjang. Jika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik, harga saham yang dimiliki juga akan meningkat. Husnan (2015) mengatakan bahwa analisis fundamental dapat digunakan sebagai acuan untuk memperkirakan harga saham pada masa yang akan datang dengan cara mengestemasi nilai faktor-faktor fundamental yang memengaruhi harga saham pada masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variable-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Dalam penelitian ini, analisis rasio keuangan yang digunakan, antara lain, adalah Return On Equity, Return On Asset, Net Profit Margin, Asset Turnover, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Leverage Ratio, Solvency Ratio I, Price to Book Ratio, Earnings per Share, dan Revenue Growth Rate. Seperti layaknya perusahaan, pada portofolio harus diberikan evaluasi kinerja guna menilai apakah portofolio tersebut layak dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi investor dalam berinvestasi. Menurut Hartono (2014), portofolio optimal dengan kinerja terbaik adalah portofolio yang mempunyai sudut portofolio terbesar. Kinerja portofolio dapat dihitung berdasarkan return portofolionya saja. Hal ini disebabkan oleh adanya trade off antara return dan risiko. Maka dari itu, mengukur portofolio tidak hanya berdasarkan pada return tetapi juga berdasarkan pada risiko yang dimiliki oleh investor. Pengukuran kinerja portofolio yang melibatkan kedua faktor return dan risiko disebut dengan return sesuaian risiko (risk-adjusted return). Return sesuaian risiko 5 memiliki tiga jenis pengukuran kinerja portofolio yang sangat umum digunakan, yaitu indeks Sharpe, indeks Treynor, dan indeks Jensen’s Alpha. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini menggunakan analisis Data Envelopment Analysis (DEA) berdasarkan Relative Financial System sebagai acuan untuk pemilihan portofolio, yang faktor fundamental dijadikan sebagai acuan dalam perhitungannya. Pemilihan portofolio menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) berdasarkan Relative Financial System ditujukan agar dapat menilai efisiensi perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Efisiensi perusahaan dapat dinilai secara fundamental atau rasio keuangan yang dimiliki. Rasio keuangan yang akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini terdiri dari 18 rasio keuangan, namun hanya 12 rasio keuangan yang memenuhi syarat penelitian, antara lain, Return on Equity, Return on Asset, Net Profit Margin, Asset Turnover, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Leverage Ratio, Solvency Ratio, Price to Book Ratio, Price to Earning Ratio, Earning Per Share, dan Revenue Growth. 6 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian pada rumusan masalah, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Apakah kinerja portofolio sektor manufaktur yang dibentuk menggunakan metode Data Envelopment Analysis dengan Relative Financial Strength (RFS) dapat mengungguli kinerja Indeks Manufaktur? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan portofolio menggunakan metode Data Envelopment Analysis dengan Relative Financial Strength (RFS) kemudian membandingkan kinerjanya dengan Indeks Manufaktur. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, antara lain, dapat memberikan gambaran bagi para investor dalam menilai kinerja jangka panjang perusahaan sebelum memutuskan untuk melakukan investasi. Penilaian kinerja jangka panjang tersebut dapat membantu para investor dalam memaksimalkan return dan mengurangi tingkat kerugian. 7 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan, mencakup uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, menguraikan landasan teori yang mendukung dan tinjauan empiris sebelumnya. Bab III Metode Penelitian, berisi tentang metode penelitian yang digunakan meliputi data, sampel, dan metode analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas hasil penelitian dengan melakukan pengujian data. Bab V Penutup, berisi tentang simpulan, keterbatasan penelitian, saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi. 8