Definisi Pada tahun 1972 WHO mendefenisikan kebutaan adalah tajam penglihatan <3/60. Kemudian pada tahun 1979, WHO menambahkannya dengan ketidaksanggupan menghitung jari pada jarak 3 meter Faktor resiko/ penyebab faktor penyebab, antara lain : kelainan yang ditemukan sudah dalam stadium yang berat, akomodasi yang berlebihan (spasme otot siliar), kelainan refraksi ganda (menderita dua macam kelainan refraksi yang berbeda), penanganan yang terlambat dan amblyopia. Deteksi dini gangguan refraksi - Pemeriksaan mata pada usia anak <5 tahun - Pada usia 20-50 tahun tetap normal, maka pemeriksaan dilakukan setiap 1-2 tahun - Pada usia >50 tahun, pemeriksaan dilakukan setiap tahun. Penyebab tersering kebutaan adalah katarak, kebutaan pada anak, dan gangguan refraksi (WHO, 2011). Di Indonesia, dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun), 10% mengalami gangguan akibat kelainan refraksi. Angka pemakaian kacamata koreksi pun masih rendah, yaitu 12,5%. Gejala klinis : - Penglihatan kabur saat melihat jauh (rabun jauh) - Penglihatan kabur saat melihat dekat (rabun dekat) - Pencegahan Miopia pada Anak-anak Sejauh ini, hal yang dilakukan adalah mencegah dari kelainan mata sejak dari anak dan menjaga jangan sampai kelainan mata menjadi parah. Biasanya dokter akan melakukan beberapa tindakan seperti pengobatan laser, obat tetes tertentu untuk membantu penglihatan, operasi, penggunaan lensa kontak dan penggunaan kacamata. Tindakan pencegahan yang lain adalah dengan cara (Rini, 2004) : 1. Jarak baca 40 – 45 cm. 2. Aktifitas pemakaian mata jarak dekat dan jauh bergantian. Misalnya setelah membaca atau melihat gambar atau menggunakan komputer 45 menit, berhenti dahulu untuk 15 – 20 menit, beristirahat sambil melakukan aktifitas lain. 3. Gizi yang berimbang bila diperlukan sesuai aktifitas. 4. Melihat atau merasakan adanya posisi kepala miring atautorticollis terutama pada aktifitas lihat televisi atau komputer tepat waktu pemberian kaca mata. 5. Mengatur program harian anak (sekolah,ekstra kurikuler). Seharusnya diharuskan aktifitas luar misalnya kegiatan olah raga, musik dan lainlain. Faktor resiko - Pekerjaan yang banyak menggunakan penglihatan dekat - Belajar, membaca sambil tiduran, melihat gambar, komputer/TV) terlalu lama >45 menit tanpa istirahat. - Gizi seimbang Akibat : - Buruk apabila tidak segera di tangani - Bagus jika cepat ditangani Terapi - Menggunakan kacamata - Menggunakan kontak lens - Tindakan bedah