BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining 2.1.1 Pengertian Data Mining Kebutuhan dunia bisnis yang ingin mendapatkan nilai tambah dari data yang telah terkumpul, mendorong penerapan teknik pengolahan data dari berbagai bidang pengetahuan seperti statistika dan kecerdasan buatan. Ternyata penerapan teknik tersebut memberikan tantangan baru yang akhirnya memunculkan metode baru yang disebut data mining. Ada beberapa definisi data mining yang dikenal dari berbagai sumber, diantaranya adalah: 1. Data mining adalah pencarian dan teknik analisa data yang besar untuk menemukan pola dan aturan yang berarti (Berry & Linoff, 2004). 2. Data mining adalah teknik untuk menganalisa sekumpulan data yang besar guna menemukan hubungan yang tidak diduga dan berguna bagi pemilik data (Hand, 2001). 3. Data mining adalah proses untuk menemukan pola dan hubungan dalam suatu data (Hornick, 2007). 4. Data mining adalah perangkat lunak untuk menemukan pola-pola tersembunyi dalam database yang besar dan menghasilkan aturanaturan yang digunakan untuk memperkirakan perilaku dimasa depan (Kadir, 2003). 5. Data mining adalah suatu proses otomatis atau semi otomatis untuk menemukan informasi (knowledge) baru dan berpotensi dari sekumpulan data (Tang & Jamie, 2005). Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa data mining berkaitan erat dengan penemuan informasi atau pengetahuan 1 yang baru, berpotensi dan tidak terduga dalam suatu database, baik itu secara otomatis maupun semi otomatis.[1] 2.1.2 Tahapan Data Mining Terdapat enam tahapan dalam proses data mining. Enam tahapan data mining tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pembersihan data (data cleaning). Pemberishan data merupakan proses menghilangkan noise dan data yang tidak konsisten atau data tidak relevan. Pada umumnya data yang diperoleh, baik dari database suatu perusahaan maupun hasil eksperimen, memiliki isian-isian yang tidak sempurna seperti data yang hilang, data yang tidak valid atau juga hanya sekedar ketik. Selain itu, ada juga atribut-atribut data yang tidak relevan dengan hipotesa data mining yang dimiliki. Data-yang data tidak relevan itu juga lebih baik dibuang. Pemberihan data juga akan mempengaruhi perfomasi dan teknik data mining karena data yang ditangani akan berkurang jumlah dan kompleksitasnya. 2. Integrasi data (data integration) Integrasi data merupakan penggabungan data dari berbagai database ke dalam satu database baru. Tidak jarang data yang diperlukan untuk data mining tidak hanya berasal dari satu database tetapi juga berasal dari beberapa database atau file teks. Integrasi data dilakukan pada atribut-atribut yang mengidentifikasi entitasentitas yang unik seperti atribut nama, jenis produk, nomor pelanggan dan lainnya. Integrasi data perlu dilakukan secara cermat karena kesalahan pada integrasi data bisa menghasilkan hasil yang meyimpang dan bahkan menyesatkan pengambilan aksi nantinya. Sebagai contoh bila integrasi data berdasarkan jenis produk ternyata menggabungkan produk dari kategori yang berbeda maka akan didapatkan korelasi antar produk yang sebenarnya tidak ada. 3. Seleksi data (Data Selection) Data yang ada pada database sering kali tidak semuanya dipakai, oleh karena itu hanya data yang sesuai untuk dianalisis yang akan diambil dari database. Sebagai contoh, sebuah kasus yang meneliti faktor kecenderungan orang membeli dalam kasus market basket analisis, tidak perlu mengambil nama pelanggan, cukup dengan id pelanggan saja. 4. Transformasi data (Data Transformation) Data ditambah atau digabung ke dalam format yang sesuai untuk diproses dalam data mining. Beberapa metode data mining membutuhkan format data yang khusus sebelum bisa diaplikasikan. Sebagai contoh beberapa metode standar seperti analisis asosiasi dan clustering hanya bisa menerima input data kategorikal. Karenanya data berupa angka numerik yang berlanjut perlu dibagi-bagi menjadi beberapa interval. Proses ini sering disebut transformasi data. 5. Proses Mining Merupakan suatu proses utama saat metode diterapkan untuk menemukan pengetahuan berharga dan tersembunyi dari data. 6. Evaluasi Pola (Pattern Evaluation) Untuk mengidentifikasi pola-pola menarik kedalam knowledge based yang ditemukan. Dalam tahap ini hasil dari teknik data mining berupa pola-pola yang khas maupun model prediksi dievaluasi untuk menilai apakah hipotesa yang ada memang tercapai. Bila ternyata hasil yang diperoleh tidak sesuai hipotesa ada beberapa alternative yang dapat diambil seperti menjadikannya umpan balik untuk memperbaiki proses data mining, mencoba metode data mining lain yang lebih sesuai, atau menerima hasil ini sebagai suatu hasil yang diluar dugaan yang mungkin bermanfaat. Ilustrasi dari tahapan-tahapan data mining adalah seperti gambar dibawah ini. Gambar 2. 1 Tahapan-tahapan data mining (Han & Kamber, 2006) 2.1.3 Pengelompokan Data Mining Data mining dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tugas yang dapat di lakukan, yaitu. 1. Deskripsi Terkadang peneliti dan analisis secara sederhana ingin mencoba mencari cara untuk menggambarkan pola dan kecendrungan yang terdapat dalam data. Sebagai contoh, petugas pengumpulan suara mungkin tidak dapat menemukan keterangan atau fakta bahwa siapa yang tidak cukup profesional akan sedikit didukung dalam pemilihan presiden. Deskripsi dari pola dan kecendrungan sering memberikan kemungkinan penjelasan untuk suatu pola atau kecendrungan. 2. Estimasi Estimasi hampir sama dengan klasifikasi, kecuali variabel target estimasi lebih ke arah numerik dari pada ke arah kategori. Model dibangun menggunakan record lengkap yang menyediakan nilai dari variabel target sebagai nilai prediksi. Selanjutnya, pada peninjauan berikutnya estimasi nilai dari variabel target dibuat berdasarkan nilai variabel prediksi. Sebagai contoh, akan dilakukan estimasi tekanan darah sistolik pada pasien rumah sakit berdasarkan umur pasien, jenis kelamin, berat badan, dan level sodium darah. Hubungan antara tekanan darah sistolik dan nilai variabel prediksi dalam proses pembelajaran akan menghasilkan model estimasi. Model estimasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk kasus baru lainnya. 3. Prediksi Prediksi hampir sama dengan klasifikasi dan estimasi, kecuali bahwa dalam prediksi nilai dari hasil akan ada di masa mendatang. Contoh prediksi dalam bisnis dan penelitian adalah: a. Prediksi harga beras dalam tiga bulan yang akan datang. b. Prediksi presentase kenaikan kecelakaan lalu lintas tahun depan jika batas bawah kecepatan dinaikan. Beberapa metode dan teknik yang digunakan dalam klasifikasi dan estimasi dapat pula digunakan (untuk keadaan yang tepat) untuk prediksi. 4. Klasifikasi Dalam klasifikasi, terdapat target variabel kategori. Sebagai contoh, penggolongan pendapatan dapat dipisahkan dalam tiga kategori, yaitu pendapatan tinggi, pendapatan sedang, dan pendapatan rendah. Contoh lain klasifikasi dalam bisnis dan penelitian adalah: a. Menentukan apakah suatu transaksi kartu kredit merupakan transaksi yang curang atau bukan. b. Memperkirakan apakah suatu pengajuan hipotek oleh nasabah merupakan suatu kredit yang baik atau buruk. c. Mendiagnosa penyakit seorang mendapatkan termasuk kategori apa. 5. Pengklusteran pasien untuk Pengklusteran merupakan pengelompokan record, pengamatan, atau memperhatikan dan membentuk kelas objek-objek yang memiliki kemiripan. Kluster adalah kumpulan record yang memiliki kemiripan suatu dengan yang lainnya dan memiliki ketidakmiripan dengan record dalam kluster lain. Pengklusteran berbeda dengan klasifikasi yaitu tidak adanya variabel target dalam pengklusteran. Pengklusteran tidak mencoba untuk melakukan klasifikasi, mengestimasi, atau memprediksi nilai dari variabel target. Akan tetapi, algoritma pengklusteran mencoba untuk melakukan pembagian terhadap keseluruhan data menjadi kelompok-kelompok yang memiliki kemiripan (homogen), yang mana kemiripan dengan record dalam kelompok lain akan bernilai minimal. Contoh pengklusteran dalam bisnis dan penelitian adalah: a. Mendapatkan kelompok-kelompok konsumen untuk target pemasaran dari suatu produk bagi perusahaan yang tidak memiliki dana pemasaran yang besar. b. Untuk tujuan audit akutansi, yaitu melakukan pemisahan terhadap prilaku finansial dalam baik dan mencurigakan. c. Melakukan pengklusteran terhadap ekspresi dari gen, dalam jumlah besar. 6. Asosiasi Tugas asosiasi dalam data mining adalah menemukan atribut yang muncul dalam suatu waktu. Dalam dunia bisnis lebih umum disebut analisis keranjang belanja. Contoh asosiasi dalam bisnis dan penelitian adalah: a. Meneliti jumlah telekomunikasi pelanggan seluler yang dari perusahaan diharapkan untuk memberikan respon positif terhadap penawaran upgrade layanan yang diberikan. b. Menemukan barang dalam supermarket yang dibeli secara bersamaan dan barang yang tidak pernah dibeli bersamaan.[1] 2.2 Database Database adalah susunan record data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan, yang diorganisir dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu sehingga mampu memenuhi informasi yang optimal yang dibutuhkan oleh para pengguna. Database memiliki entitas, atribut, dan relasi. Entitas adalah objek yang berbeda yang terdapat pada sebuah database (orang, tempat, benda, konsep, atau peristiwa). Atribut adalah properti yang menjelaskan beberapa aspek dari sebuah objek yang ingin direkam. Relasi adalah hubungan antara suatu entitas dengan entitas lainnya.[2] 2.3 Data Data adalah sumber informasi yang bentuknya masih mentah. Menurut Jogianto (1990), data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari data berari suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra. Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat agar dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai.[2] 2.4 Informasi Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang kebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Informasi diperoleh dari kegiatan pengumpulan data. Setelah terkumpul, data kemudian diolah dan dianalisis serta dipilah-pilah sehingga didapatkan informasi yang berguna dan sesuai dengan kebutuhan. Kualitas dari sebuah informasi ditentukan oleh tiga hal yaitu, keakuratan informasi, ketepatan waktunya (up-to-date), dan relevan dengan keadaan atau kebutuhan.[2] 2.5 Pengertian Pola Belanja Konsumen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pola adalah sistem cara kerja ataupun bentuk stuktur yang pasti. Maka pola belanja konsumen bisa diartikan sebagai bentuk struktur dari kegiatan belanja konsumen yang pasti. Dari pola belanja yang dapat di prediksi ilmiah pembuat keputusan dapat membuat strategi pemasaran yang lebih efektif.[5] 2.5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Belanja Konsumen Faktor-faktor yng mempengaruhi pola belanja konsumen perilaku belanja konsumen menurut Kotler (1993) adalah sebagai berikut: 1. Faktor budaya, 2. Faktor sosial, 3. Faktor pribadi, 4. Faktor psikologis Budaya merupaka salah satu penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar dan sesungguhnya seluruh masyarakat memiliki stratifikasi sosial dimana kelas sosial menunjukan pilihan terhadap produk dengan merk yang berbeda-beda. Keputusan pembelian juga dipengaurhi karakteristik atau ciri-ciri pribadinya, terutama yang berpengaruh adalah umur dan tahapan dalam siklus hidup pembeli, pekerjaannya, keadaan ekonominya, gaya hidupnya, pribadi dan konsep jati dirinya. Pilihan membeli seseorang juga akan dipengaruhi faktor psikologis utama, yaitu: motivasi, persepsi, proses belajar, dan kepercayaan dengan sikap.[5] BUDAYA SOSIAL PRIBADI PSIKOLOGI Budaya Kelompok Umur dan Tahap Motivasi Acuan Daur Hidup Sub Budaya Persepsi Keluarga Pekerjaan Status Ekonomi Kelas Sosial Pengetahuan Peran dan Status Gaya Hidup Keyakinan dan Sikap Kepribadian dan Konsep Diri Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen 2.6 Association Rules Association rule adalah salah satu teknik utama atau prosedur dalam Market Basket Analysis untuk mencari hubungan antara item dalam suatu data set dan menampilkan dalam bentuk association rule (Budhi dkk, 2006). Association rule (aturan asosiatif) akan menemukan pola tertentu yang mengasosiasikan data yang satu dengan data yang lain. Untuk mencari association rule dari suatu kumpulan data, tahap pertama yang harus dilakukan adalah mencari frequent muncul secara bersamaan. Setelah semua pola frequent itemset ditemukan, barulah mencari aturan asosiatif atau aturan keterkaitan yang memenyhi syarat yang telah ditentukan. Jika diasumsikan bahwa barang yang dijual di swalayan adalah semesta, maka setiap barang akan memiliki bolean variabel yang akan menunjukan keberadaannya atau tidak barang tersebut dalam satu transaksi atau satu keranjang belanja. Pola bolean yang didapat digunakan untuk menganalisis barang yang sering dibeli secara bersamaan. Pola tersebut dapat dirumuskan dalam sebuah association rule. Sebagai contoh konsumen biasanya akan membeli kopi dan susu yang ditunjukkan sebagai berikut : Kopi susu [support = 2%, confidence = 60%] Association rule diperlukan suatu variabel ukuran yang ditentukan sendiri oleh user untuk menentukan batasan sejauh mana atau sebanyak apa output yang diinginkan user. Support dan confidence adalah sebuah ukuran kepercayaan dan kegunaan suatu pola yang telah ditemukan. Nilai support 2% menunjukan bahwa keseluruhan dari total transaksi konsumen membeli kopi dan susu secara bersamaan yaitu sebanyak 2%. Sedangkan confidence 60% yaitu menunjukkan bila konsumen membeli kopi dan pasti membeli susu sebesar 60%.[8] 2.7 Algoritma Apriori Prinsip assosiation rules atau market basket analisis adalah menemukan frequent itemset dan membentuk aturan assosiasi berdasarkan frequent itemset. Algoritma apriori digunakan untuk mencari frequent itemset. Pengertian frequent itemset disini adalah himpunan item-item yang memenuhi minimum support. Selanjutnya frequent itemset digunakan untuk membangun aturan assosiasi. Algoritma Apriori dalam hal ini adalah salah satu algoritma yang dapat membantu mengurangi jumlah perulangan pencarian yang harus dilakukan. Penggunaan algoritma Apriori melibatkan dua tahapan utama yaitu sebagai berikut: 1. Cari seluruh frequent itemsets. Frequent itemsets adalah itemset-itemset yang memenuhi treshold/batas minimum kemunculan. 2. Dari frequent itemsets yang terbentuk, dibentuklah association rules yang memenuhi ketentuan minimum support dan minimum confidence. Pada algoritma Apriori menentukan kandidat yang mungkin muncul dengan cara memperhatikan minimum support dan minimum confidence. Support adalah nilai pengunjung atau persentase kombinasi kombinasi sebuah item dalam database. Rumus support adalah sebagai berikut : Support (A) = jumlah transaksi mengandung A X 100% total transaksi Sedangkan confidence adalah nilai kepastian yaitu kuatnya hubungan antar item dalam sebuah Apriori. Confidence dapat dicari setelah pola frekuensi munculnya sebuah item ditemukan. Rumus untuk menghitung confidence adalah sebagai berikut : Contoh misalnya ditemukan aturan A B maka : Confidence P(B|A) = total transaksi mengandung A dan B X 100% transaksi mengandung A Untuk membentuk kandidat itemset digunakan dua tahap yaitu : 1. Join (penggabungan) Proses ini dilakukan dengan cara pengkombinasian item dengan item yang lainnya hingga tidak dapat terbentuk kombinasi lagi. 2. Prune (pemangkasan) Proses pemangkasan yaitu hasil dari item yang telah dikombinasikan kemudian dipangkas dengan menggunakan minimum support yang telah ditentukan oleh user. Prinsip dari algorima Apriori antara lain : a. Mengumpulkan item yang tunggal kemudian mencari item yang terbesar. b. Dapatkan candidate pairs kemudian hitung large pairs dari masingmasing item. c. Temukan candidate triplets dari setiap item dan seterusnya. d. Setiap subset dari sebuah frequent itemset harus menjadi frequent. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 2.1 mengenai contoh ilustrasi algoritma apriori. Gambar 2. 2 Contoh Algoritma Apriori Nilai minimum support yang ditentukan pada gambar 2.1 adalah 2 atau 50%. Flowchart contoh tersebut terlihat pada gambar 2.1 dan penjelasan tentang contoh ilustrasi algoritma apriori adalah sebagai berikut : 1. Dari database D kemudian dibentuk C1 (kandidat 1-itemset), apabila itemset pada C1 tidak memenuhi minimum support maka akan dieliminasi dari L1. 2. Selanjutnya dibangun C2 (kandidat 2-itemset) dengan melakukan cross itemset yang ada pada L1 (join step). Apabila itemset pada C2 tidak memenuhi minimum support maka akan dieliminasi dari L2. 3. Kemudian dibangun C3 (kandidat 3-itemset) dengan melakukan cross itemset yang ada pada L2 (join step). Jika diperhatikan selain itemset {B,C,E} sebenarnya masih ada itemset {A,C,B} dan {A,C,E} yang bisa didapatkan dari kombinasi itemset L2. Tetapi kedua itemset tersebut dipangkas (prune step) karena itemset {C,B} dan {A,E} dieliminasi dari L2.[3] 2.8 Market Basket Analysis Market Basket Analysis atau MBA, merupakan salah satu tipe analisa data yang paling sering digunakan dalam dunia pemasaran. Tujuan dari Market Basket analysis adalah untuk menentukan produk-produk apa saja yang paling sering dibeli atau digunakan sekaligus oleh para konsumen. Proses Market Basket Analysis ini adalah dengan menganalisis buying habits konsumen dengan menemukan asosiasi antar produk-produk yang berbeda yang diletakan konsumen dalam shopping basket. Istilah Market Basket Analysis sendiri datang dari kejadian yang sudah sangat umum terjadi di dalam pasar swalayan, yakni ketika para konsumen memasukkan semua barang yang mereka beli ke dalam keranjang (basket) yang umumnya telah disediakan oleh pihak swalayan itu sendiri. Informasi mengenai produk yang biasanya dibeli secara bersamaan oleh para konsumen dapat memberikan “wawasan” tersendiri bagi para pengelola took atau swalayan untuk menaikkan laba bisnisnya. Informasi-informasi atau pengetahuan seperti di atas tentunya tidak hanya bermanfaat di dalam lingkungan pemasaran untuk pasar swalayan saja. Beberapa bisnis yang bergerak di luar wilayah ini pun bisa menikmati manfaat dari adanya Market Basket Analysis ini. Sebut saja misalnya; took virtual yang menjual produk secara online, bank yang memberikan fasilitas layanan kartu kredit untuk para nasabahnya, toko baju, toko buku, dan lainlain.[4] 2.9 Waterfall Model Menurut (I Sommerville, 2011) terdapat 5 tahapan pada waterfall model, yaitu requirement analysis and definition, system and software design, implementation and unit testing, integration and system testing, dan operation and maintenance. Gambar 2. 3 Waterfall Model (I Sommerville, 2011) a. Requirenment Analysis and Definition Merupakan tahapan penetapan fitur, kendala, serta tujuan sistem melalui proses wawancara yang dilakukan dengan pengguna sistem. Proses ini bertujuan untuk menentukan spesifikasi sistem yang akan dibangun. b. Sytem and Software Design Tahapan ini merupakan tahapan pembentukan suatu arsitektur sistem berdasarkan yang telah ditentukan pada proses sebelumnya. Tahapan ini berfungsi sebagai gambaran abstraksi dasar sistem perangkat lunak dan hubungan-hubungannya. c. Implementation and System Testing Pada tahapan ini dilakukan proses implementasi desain yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya kedalam bentuk program dengan menggunakan bahasa pemrograman. Setiap unit akan dilakukan pengujian untuk memastikan semua fungsi dengan yang diharapkan. d. Integration and System Testing Pada tahapan ini setiap unit program akan dilakukan pengintegrasian antara satu dengan yang lainnya, serta dilakukan proses ujicoba sebagai satu sistem yang utuh untuk memastikan sistem yang dibangun telah memenuhi persyaratan yang ada. e. Operation and Maintenance Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dimana pada tahapan ini dilakukan proses penggunaan sistem. Pada tahapan ini dapat dilakukan perbaikan apabila ada error ditemukan.[6] 2.10 PHP (PHP Hypertext Preprocessor) Yang dimaksud dengan PHP adalah suatu bahasa pemrograman yang berfungsi untuk membangun suatu website dinamis. PHP bersifat open source sehingga dapat dipakai secara cuma-cuma dan mampu berjalan pada sistem operasi windows maupun linux. Adapun keunggulan yang dimiliki PHP yaitu : 1. Mudah untuk dipelajari 2. PHP dapat diaplikasikan ke berbagai Operasi Sistem dan dapat di akses oleh banyak web browser 3. Memiliki tingkat akses yang cepat 4. Bersifat open source 5. Didukung oleh beberapa web server, seperti apache, IIS, lighttod, xitami. 6. Dapat mendukung database , baik yang gratis maupun yang berbayar, seperti MySQL, PostgreSQL, mSQL, Infomix, SQL Server, Oracle.[7] 2.11 MySql (My Structured Query Language) MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial.MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam Databasesejak lama yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan datayang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-program aplikasinya. Sebagai Databaseserver, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan Databaseserver lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan queryMySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan Interbase. Penggunaan PHP dan MySQL dapat menjadikan dan memudahkan untuk pembuatan aplikasi secara gratis dan stabil (dikarenakan banyak komunitas developer PHP dan MySQL yang berkontribusi terhadap bugs).[7] 2.12 Query Query adalah kemampuan untuk menampilkan suatu data dari database dimana data diambil dari tabel-tabel yang ada di dalam database sesuai dengan kebutuhan. Bahasa query merupakan bahasa khusus yang digunakan untuk melakukan query pada basis data. Contoh penggunaan bahasa query adalah SELECT * FORM SERVICE WHERE KD_TIME=2. Query tersebut meminta untuk menampilkan semua record yang terdapat pada tabel service dengan KD_TIME=2.[7]