boks ketentuan corporate governance perbankan

advertisement
BOKS
BOKS
KETENTUAN CORPORATE GOVERNANCE
PERBANKAN SYARIAH
MASUKI TAHAP KONSULTASI PUBLIK
Sidang Dewan Islamic Financial Services Board (Council Meeting of IFSB) telah menyelesaikan draft
ketentuan mengenai Corporate Governance bagi Perbankan Syariah. ”Draft tersebut akan dibagikan kepada
seluruh anggota dan memasuki tahap konsultasi publik dalam tahun 2006”, demikian disampaikan Gubernur
Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, saat menghadiri Sidang ke-8 Dewan Islamic Financial Services Board
(IFSB) tanggal 27 Maret 2006 di Kuwait City, Kuwait. Sidang dipimpin oleh Sheikh Salem Abdul Aziz Al-Sabah,
Gubernur Bank Sentral Kuwait, dan dihadiri oleh ke 16 anggota penuh IFSB termasuk diantaranya Islamic
Development Bank.
Setelah menetapkan ketentuan mengenai Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Risk Management bagi
perbankan syariah Desember lalu, IFSB akan menyelesaikan dua ketentuan lagi, yaitu Corporate Governance
serta Supervisory Review Process dan Transparency and Market Discipline. Ketentuan Corporate Governance
bagi perbankan syariah akan memuat beberapa hal penting antara lain peranan dan fungsi Dewan Pengawas
Syariah dan kualifikasi bagi direksi Bank Syariah, yang harus memiliki perilaku dan komitmen pada pemenuhan
prinsip-prinsip syariah dalam operasional perbankan.
Di Indonesia, Bank Indonesia akan mengirimkan draft tersebut kepada lembaga-lembaga keuangan
syariah, organisasi profesi, maupun asosiasi-asosiasi di bidang keuangan syariah. IFSB juga akan menyelenggarakan
public hearing dengan stakeholders perbankan syariah, pada awal Juni 2006 di Jakarta. Setelah itu, selama 6
bulan mereka diberikan kesempatan untuk memberikan masukan terhadap draft itu dan membawa hasilnya
kembali ke sidang IFSB. Sidang kemudian akan mengkaji berbagai masukan sebelum melakukan finalisasi dan
menjadikannya sebagai standar internasional. Di tahun 2006 ini juga, IFSB akan terus membahas ketentuan
standar mengenai Supervisory Review Process serta Transparency and Market Discipline.
Gubernur Bank Indonesia juga menambahkan bahwa implikasi dari berbagai standar internasional
tersebut adalah perbankan syariah di Indonesia dituntut untuk menyiapkan SDM dan teknologi informasi.
Dengan demikian, perbankan syariah di tanah air diharapkan dapat memenuhi ketentuan internasional tersebut
sehingga mampu meningkatkan kualitas operasional serta dapat bersaing di wilayah regional. Bank Indonesia
sebagai regulator akan terus berkonsultasi dengan perbankan syariah dan menyempurnakan berbagai ketentuan
yang ada sehingga pada saatnya nanti perbankan syariah dapat memenuhi standar-standar internasional
tersebut.
*) IFSB adalah sebuah lembaga internasional yang didirikan pada tahun 2002, berfungsi sebagai lembaga pengatur dan
pengawas (regulatory and supervisory agency) yang mengembangkan dan menetapkan standar internasional di industri jasa
keuangan syariah. Selain mengembangan berbagai ketentuan tersebut, IFSB juga secara aktif terlibat dalam mempromosikan
kesadaran dan edukasi masyarakat mengenai berbagai isu yang memiliki dampak di bidang jasa keuangan syariah. IFSB
melakukan Sidang Dewan (Council Meeting) sebanyak 2 kali setahun dan Sidang Umum (General Assembly) sebanyak 1 kali
setahun. Keanggotaan IFSB terdiri dari full member, associate member, dan observer member. Keseluruhan anggota IFSB
berjumlah 84 lembaga dari 16 negara.
47
47
Download