1 DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU

advertisement
DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU
PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN
DI RSUD DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MOJOKERTO 2014
Elsa Novema Sari
11002012
Subject : Dukungan, Kecemasan, primigravida, Persalinan, ibu dan suami
DESCRIPTION
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam
kehidupan. Pengalaman bersalin pada primigravida merupakan pengalaman yang
baru dan belum dialami sebelumnya. Rasa nyeri yang akan dihadapi oleh ibu
hamil primigravida ketika menjalani persalinan menyebabkan kecemasan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat
kecemasan pada ibu primigravida dalam menghadapi persalinan di RSUD Dr.
Wahidin Sudirohusodo Mojokerto 2014.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan rancang bangun analitik
korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua suami dan ibu bersalinan RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto
bulan Mei 2014 sebanyak 44 responden. Sampel yang diperoleh sebanyak 21
responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan menggunakan
teknik consecutive sampling. Uji yang digunakan adalah Uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar suami tidak
mendukung ibu primigravida dalam menghadapi persalinan yaitu sebanyak
57,1%, dan hampir setengah dari ibu primigravidan mengalami gejala kesemasan
sedang dalam menghadapi persalinan yaitu 42,9%.
Analisis data yang digunakan adalah Uji Chi Square dengan tingkat sig.
0.003, yang berarti bahwa H1 diterima, artinya bahwa Ada hubungan dukungan
keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu primigravida dalam menghadapi
persalinan di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto.
Kecemasan yang dialami ibu dikarenakan tidak adanya dukungan dari
suami dan faktor umur yang merupakan resiko tinggi terjadinya kehamilan dan
persalinan sehingga menimbulkan ketakutan tersendiri dalam diri ibu.
ABSTRACT
Partus and birth are normal physiological events in life. Maternity
experiences in primigravida was a new experience and have not experienced
before. The pain that will be faced by pregnant women when undergoing partus
primigravida cause anxiety. This study aims to determine the relationship of
husband support with level of anxiety in the face of partus primigravida in Dr.
Wahidin Sudirohusodo Mojokerto 2014 public hospital.
The research methed was corelation analytic design with cross sectional
approach. The population in this study were all husbands and brithing mothers in
Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto May 2014 public hospital by 44
1
respondents. The samples obtained were 21 respondents who met the inclusion
and exclusion criteria using consecutive sampling technique. The test used is the
Chi Square test.
The results showed that most husbands do not support primigravida in the
face of partus is as many as 57.1%, and almost half of mothers experiencing
anxiety symptoms of primigravida being in the face of partus was 42.9%.
Analysis of the data that wasused was the Chi Square test with a level of
sig. 0.003, which means that H1 was accepted, it means that there were
relationship beetwenfamily support with the level of anxiety in the face of partus
primigravida in Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto public hospital.
Anxiety that was experienced by the mother due to the lack of support from
the husband and the age factor that was a high risk of pregnancy and childbirth,
giving rise to fears of its own within the mother.
Keywords: husband support, anxiety, delivery mother, primigravida
Contributor
: 1. Dyah Siwi Hety,S.K.M.,M.Kes
2. Widji Utami, S.ST
Date
: 08-07-2014
Type material : Laporan peneletian
Identifier
:Right
: Open Document
SUMMARY
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal
dalam kehidupan. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,
dan janin turun ke jalan lahir (Sumarah, 2009). Pada proses persalinan salah
satu keadaan yang dirasakan yaitu nyeri kontraksi uterus yang disebabkan oleh
dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia rahim (penurunan aliran darah
sehingga oksigen local mengalami deficit) akibat kontraksi arteri mometrium
(Bobaus, 2013).
Pengalaman bersalin pada primigravida merupakan
pengalaman yang baru dan belum dialami sebelumnya. Bayangan rasa nyeri
yang akan dihadapi oleh ibu hamil primigravida ketika menjalani persalinan
menyebabkan kecemasan. Menurut Stuart (2007) kecemasan (Ancietas) adalah
kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan
tidak pasti dan tidak berdaya. Dukungan keluarga yang diberikan oleh suami
bisa memberikan pengaruh positif kepada ibu bersalin. Suami yang
mendampingi ibu waktu bersalin menambah menyebabkan kondisi spikologis
ibu tenang, nyaman.
UNICEF menyebutkan bukti ilmiah yang di keluarkan oleh jurnal
pediatries pada tahun 2006 di dunia terungkap data bahwa ibu yang
mengalami masalah dalam persalinan sekitar 12.230.142 juta jiwa dari 30%
diantaranya karena kecemasan sebab hamil pertama (Medicastore, 2013).
Menurut Data Survey Demografi Kependudukan Indonesia (SDKI)
pemahaman tentang persalinan penting dipahami ibu. Data tahun 2011
menunjukkan terdapat sekitar 45% ibu dari tiap 100 ibu bersalin yang
mengalami masalah kecemasan dalam persalinan (Infokita, 2013). Di Jawa
2
Timur 4 dari 10 primigravida diprediksi mengalami kecemasan menjelang
persalinan yang dijalani (Infokita, 2013). Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti tanggal 22 Maret 2014 di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo
Mojokerto pada 10 suami dengan ibu bersalin primigravida didapatkan data 6
suami (60%) yang tidak memberikan dukungan seperti support dan perhatian
ditemukan ibu bersalin mengalami kecemasan seperti, mudah menangis,
keluar keringat dingin, mudah panik. Sedangkan 4 suami (40%) yang
memberikan dukungan ditemukan ibu bersalin yang tidak mengalami
kecemasan.
Pada umumnya, proses persalinan memang diawali dengan adanya
kontraksi uterus, namun tidak semua kontraksi yang terjadi merupakan tanda
pasti persalinan. Fisiologi kejadian persalinan sebagai berikut stimulasi
hormonal yang dianggap berkontribusi terhadap persalinan merupakan
interaksi hormonal ibu, bayi, dan plasenta. (Yuliatun, 2008). Pada
primigravida persalinan merupakan pengalaman pertama yang tentu
menyebabkan munculnya rasa cemas. Hal ini disebabkan karena pada proses
persalinan salah satu keadaan yang dirasakan yaitu nyeri, kontraksi uterus
yang disebabkan oleh dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia rahim
(penurunan aliran darah sehingga oksigen local mengalami deficit) akibat
kontraksi arteri mometrium (Bobaus, 2014). Menurut Stuart (2007) ancietas
adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut. Ancietas dialami secara
subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Dukungan yang diberikan
oleh keluarga khususnya suami bisa mengurangi kecemasan karena rasa
nyaman dan tenang saat didampingi oleh orang terdekat. Kurangnya dukungan
keluarga menyebabkan kecemasan sulit untuk dibendung dan berakita
mengalami kecemasan berat. Kecemasan bisa berkembang menjadi psikosis
ataupun skizofrenia (ketakutan berlebihan) (Indri, 2014).
Idealnya persiapan menuju keberhasilan persalinan memang harus
dimulai sedini mungkin, yaitu saat ANC atau jauh sebelum perencanaan
kehamilan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh bidan selaku tenaga
kesehatan adalah meningkatkan pemahaman tentang persalinan. Dengan
dilakukannya penyuluhan kesehatan tentang persalinan, diharapkan ibu bisa
mengatasi kecemasan yang muncul. Disamping itu diharapkan bidan selalu
rutin memberikan pendidikan kesehatan khususnya tentang persalinan.
Hendaknya kegiatan tersebut dijadikan program kerja rutin tahunan kepada
ibu. Pendidikan kesehatan ini bisa dilakukan melalui kunjungan rumah yang
dilakukan secara rutin. Disamping itu penyadaran dan pemahaman tentang
persalinan bisa dilakukan dengan pemasangan leaflet dan spanduk yang
berisikan himbauan untuk mempersiapkan diri menyongsong persalinan.
B. Metode Penelitian
Rancang bangun penelitian ini adalah analitik correlaional. Pendekatan
penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Variabel independen pada
penelitian ini adalah dukungan suami ibu primigravada dan variabel
dependennya adalah tingkat kecemasan pada ibu primigravida dalam
menghadapi persalinan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua suami dan
ibu bersalin di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto bulan Mei 2014
sejumlah 44 orang. Teknik sampling yang dipakai adalah consecutive
3
sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu primigravida dan
suami yang berada di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto, ibu dan
suami yang bisa baca tulis, sedangkan kriteria eksklusi penelitian ini adalah
tidak ada di lokasi penelitian saat penelitian berlangsung. Sampel yang
memenuhi kriteria penelitian sebanyak 21 orang.
C. Hasil Penelitian
1. Data Umum
Berdasarkan umur,hasil data menunjukkan bahwa dari 21 responden
sebagian besar berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 15 responden
(71,4%). Sedangkan tidak satupun responden yang berusia > 35 tahun.
Berdasarkan pendidikan,hasil data menunjukkan bahwa dari 21
responden sebagian besar berpendidikan SMU yaitu sebanyak 12
responden (57,1%). Sedangkan tidak satupun responden yang
berpendidikan SD.
Berdasarkan pekerjaan,hasil data menunjukkan bahwa dari 21
responden sebagian besar tidak bekerja yaitu sebanyak 15 responden
(71,4%).
2. Data Khusus
Berdasarkan dukungan suami,hasil data menunjukkan bahwa dari 21
responden sebagian besar tidak mendukung yaitu sebanyak 12 responden
(57,1%).
Berdasarkan kecemasan,hasil data menunjukkan bahwa dari 21
responden hampir setengah responden mengalami gejala kesemasan
sedang yaitu sebanyak 9 responden (42,9%).
Berdasarkan Tabulasi Silang Hubungan Dukungan suami Dengan
Tingkat Kecemasan Pada Ibu Primigravida Dalam Menghadapi
Persalinan,hasil data menunjukkan bahwa sebagian besar ibu primigravida
yang suaminya tidak mendukung, mengalami kecemasan sedang yaitu
sebanyak 66,7%, sedangkan yang suaminya mendukung, sebagian besar
mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 66,7%. Hasil uji statistik
menggunakan rumus chi square didapatkan tingkat signifikansi 0.003 < α
(0.05) maka H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya ada hubungan
dukungan suami dengan tingkat kecemasan pada ibu primigravida dalam
menghadapi persalinan di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto.
Berdasarkan Dukungan Suami Dalam Menghadapi Persalinan, hasil
data menunjukkan bahwa dari 21 responden sebagian besar tidak
mendukung yaitu sebanyak 12 responden (57,1%). Sedangkan sebagian
kecil mendukung yaitu sebanyak 9 responden (42,9%).
Dukungan suami dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dan
dalam diri sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri manusia
seperti dukungan sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar,
kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah, praktisi kesehatan,
pendidikan dan usia (Admin, 2014).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana dukungan dari
keluarga terutama suami sangat penting dalam hal kesehatan istri, dalam
hal ini adalah saat mengahadapi persalinan. Dengan adanya dukungan
suami, maka istri akan lebih tenang dalam menghadapi proses persalinan.
4
Suami berperan penting dalam memberi semangat dan dukungan pada istri
mulai selama kehamilan sampai dengan melahirkan. Saat menjelang
persalinan adalah saat paling menegangkan dalam siklus kehamilan istri
karena persalinan merupakan peristiwa yang menyangkut dua nyawa yaitu
ibu dan anaknya sehingga seringkali menimbulkan ketakutan dan
kekhawatiran dalam diri istri sehingga memerlukan dukungan dari orang
terdekat yaitu suami.
Suami yang tidak mendukung istrinya disebabkan banyak faktor,
namun dalam penelitian ini tidak diteliti mengenai faktor yang
mempengaruhi dukungan suami, seperti umur suami, pekerjaan, maupun
pendidikan suami yang bisa dijadikan sebagai faktor penyebab mengapa
sebagian besar suami tidak memberikan dukungan pada istrinya menjelang
persalinan.
Berdasarkan pada Ibu Primigravida Dalam Menghadapi Persalinan,
hasil data menunjukkan bahwa dari 21 responden hampir setengah
responden mengalami gejala kesemasan sedang yaitu sebanyak 9
responden (42,9%), dan yang mengalami kecemasan ringan dan berat
masing-masing 6 orang (28,6%).
Kecemasan adalah keadaan dimana individu atau kelompok
mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem
saraf autonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas (Hana,
2011). Ancietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi
ini tidak memiliki objek yang spesifik. Ancietas dialami secara subjektif
dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ancietas berbeda dengan rasa
takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya. Ancietas
adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk
menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ancietas
yang berat tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart, 2007).
Ibu yang mengalami kecemasan sedang dan berat disebabkan karena
mereka baru pertama kali mengalami proses persalinan, dimana persalinan
ini merupakan peristiwa yang menyangkut dua nyawa sehingga
menimbulkan perasaan tegang yang dapat merangsang reseptor
benzodiazepine untuk bekerja sehingga timbul kecemasan menjelang
persalinan.
Hasil tabuluasi silang menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
primigravida yang suaminya tidak mendukung, mengalami kecemasan
sedang yaitu sebanyak 66,7%, sedangkan yang suaminya mendukung,
sebagian besar mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 66,7%. Hasil
uji statistik menggunakan rumus chi square didapatkan tingkat signifikansi
0.003 < α (0.05) maka H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya ada
hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan pada ibu
primigravida dalam menghadapi persalinan di RSUD Dr. Wahidin
Sudirohusodo Mojokerto.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan
janin turun ke jalan lahir (Sumarah, 2009). Pengalaman bersalin pada
primigravida merupakan pengalaman yang baru dan belum dialami
sebelumnya. Bayangan rasa nyeri yang akan dihadapi oleh ibu hamil
5
primigravida ketika menjalani persalinan menyebabkan kecemasan.
Menurut Stuart (2007) kecemasan (Ancietas) adalah kekhawatiran yang
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan
tidak berdaya. Dukungan suami yang diberikan oleh suami bisa
memberikan pengaruh positif kepada ibu bersalin. Suami yang
mendampingi ibu waktu bersalin menambah menyebabkan kondisi
spikologis ibu tenang, nyaman.
Kecemasan sendiri dipengaruhi oleh faktor norma budaya seseorang,
kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan
dan penolakan interpersonal, perkembangan trauma, seperti perpisahan
dan kehilangan, yang timbul kelemahan spesifik, segala sesuatu yang
menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui
dalam suatu keluarga, dan benzodiazepines (Hana, 2011).
Hal ini sesuai dengan penelitian dimana ibu primigravida selalu
mengalami kecemasan dalam berbagai tingkatan. Kecemasan ini terjadi
karena ibu primigravida baru pertama kali merasakan sensasi nyeri yang
sangat kuat menjelang persalinan, dengan adanya nyeri dan bayangan akan
proses persalinan dapat menimbulkan kecemasan dalam diri ibu. Akan
tetapi dengan adanya dukungan dari suami, kecemasan itu dapat dikurangi
karena dengan adanya orang yang disanyangi disekitarnya, maka akan
membuat perasaan ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinannya,
sehingga tidak semua ibu primigravida mengalami kecemasan yang berat.
Kecemasan ringan cenderung terjadi pada ibu primigravida yang
didukung oleh suaminya, selain itu juga karena faktor umur yang optimal
untuk terjadi kehamilan dan persalinan, sehingga resiko yang mungkin
dialami oleh ibu bersalin akan lebih sedikit, sehingga kecemasan yang
dialami ibu cenderung lebih ringan.
Kecemasan sedang dan berat banyak dialami oleh ibu primigravida
yang tidak didukung oleh suaminya dan juga dipengaruhi oleh faktor umur
yang di bawah 20 tahun, dimana usia tersebut sangat beresiko terjadi
komplikasi selama persalinan, sehingga menimbulkan ketakutan tertentu
dalam diri ibu, seperti takut apa yang akan terjadi pada dirinya.
Responden yang mengalami kecemasan sedang dan berat padahal
telah mendapat dukungan suami disebabkan karena sifat ibu yang berbedabeda dalam menanggapi perhatian dari suami merasa ada yang
memperhatikan sehingga persepsi nyeri persalinannya akan lebih berat
sehingga mempengaruhi kecemasan ibu juga.
E. Simpulan
1. Hasil penelitian dukungan keluarga menunjukkan bahwa sebagian besar
suami tidak mendukung ibu primigravida dalam menghadapi persalinan
yaitu sebanyak 57,1%.
2. Hasil penelitian kecemasan pada ibu primigravida menunjukkan bahwa
hampir setengah dari ibu primigravida mengalami gejala kesemasan sedang
yaitu sebanyak 42,9%.
6
3. Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu
primigravida dalam menghadapi persalinan di RSUD Dr. Wahidin
Sudirohusodo Mojokerto dengan tingkat sig. 0.003.
F. Rekomendasi
1. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya untuk melakukan pengembangan penelitian terhadap
faktor lain yang mempengaruhi kecemasan ibu dalam menghadapi
persalinan.
2. Bagi responden
Diharapkan suami selalu memberikan dukungan pada ibu setelah
persalinan terutama dalam hal pengasuhan anak.
G. Alamat Correspondensi
E-mail
: [email protected]
Telp
: 085748119981
Alamat
: Lumajang
7
Download