BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Pemasaran Dalam bahasa inggris dikenal dengan nama marketing, kata marketing ini boleh dikata sudah diserap kedalam bahasa kita, namun juga diterjemahkan dengan istilah pemasaran. Asal kata pemasaran adalah pasar = market. Apa yang dipasarkan itu, ialah barang dan jasa. Memasarkan barang tidak hanya menawarkan barang atau menjual barang tetapi lebih luas dari itu. Didalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, dengan segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir dan sebagainya. Didalam marketing usaha ini kita kenal sebagai fungsi fungsi marketing. Berikut adalah beberapa pengertian pemasaran sebagai berikut : a. Charles F. Philips (2009) menyatakan bahwa marketing which is often referred to as “distribution” by businessmen- includes all the activities necessary to place tangible goods in hands of house hold consumers and users. Artinya, marketing yang oleh para pedagang diartikan sama dengan distibusi dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan barangbarang ke tangan konsumen (rumah tangga) dan ke konsumen industri. Selanjutnya ditambahkan bahwa excluding only such activities as involce a significant change in the form of goods. Jadi dalam kegiatan marketing itu 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk barang yang kita jumpai di dalam industri. b. Maynard and Beckman (2009) menyatakan “Marketing embrances all business activities involved in the flow and goods and services from physical production to consumption. Artinya marketing berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi. c. Paul and Fred (2009) mengemukakan bahwa dunia bisnis itu dibagi dua, yaitu production and marketing. Production diartikan sebagai “has to do with moving these goods in the hand of consumers”. Produksi diartikan sebagai pekerjaan menciptakan barang, sedangkan marketing ialah pekerjaan memindahkan barang-barang ke tangan konsumen. d. Shultz (2009) menyebutkan bahwa marketing or distribution is the performance of bussiness activities that direct the flow of goods and services from producers to consumers or users. Marketing atau distribusi adalah usaha atau kegiatan yang menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. e. Kotler & Keller (2010), “pemasaran adalah suatu proses sosial yang ada didalamnya, individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain” http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 2. Pengertian Jasa Menurut Gronroos yang dikutip oleh Jasfar (2009). Jasa merupakan suatu fenomena yang rumit. Kata jasa mempunyai banyak arti dan ruang lingkup, dari pengertian yang paling sederhana, yaitu hanya berupa pelayanan dari seseorang kepada oranglain, bisa juga diartikan sebagai mulai dari pelayanan yang diberikan oleh manusia, baik yang dapat dilihat (explixit service) maupun yang tidak dapat dilihat, yang hanya bisa dirasakan (implicit service) sampai kepada fasilitas-fasilitas pendukung yang harus tersedia dalam penjualan jasa dan benda benda lainnya. Menurut Kotler dalam Tjiptono (2012), jasa dapat didefinisikan sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Menurut Azeithaml dan Bitner yang dikutip oleh Alma (2009), jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak berwujud. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2013), jasa tidak suatu barang melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud. 3. Karakteristik Jasa Karakteristik utama yang membedakan jasa dengan produk adalah sifat jasa yang tidak dapat dilihat (tidak nyata) disamping keterlibatan konsumen secara aktif dalam proses penyampaian jasa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Peran tenaga 12 manusia, dalam hal ini kontak personel sangat penting karena mereka yang menentukan apakah penyampaian jasa ini berhasil atau tidak. Tjiptono (2012) mengungkapkan memiliki lima karakteristik jasa yaitu : a. Intangibility (tidak berwujud) Jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance) atau usaha yang hanya bisa dikonsumsi tetapi tidak bisa dimiliki. Jasa bersifat intangible maksudnya tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Dengan demikian, seseorang tidak dapat menilai kualitas dari jasa sebelum merasakan atau mengkonsumsi sendiri. b. Inseparability (ketidakterpisahan jasa) Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa maka ia akan berhadapan langsung dengan sumber atau penyedia jasa tersebut, sehingga penjualan jasa lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat menggunakan strategi-strategi, seperti bekerja dalam kelompok yang lebih besar, bekerja lebih cepat, serta melatih pemberi jasa supaya mereka mampu membina kepercayaan konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 c. Variability (Keragaman) Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli dengan variabilitas yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih. d. Perishability (tidak tahan lama) Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Hal ini tidak menjadi masalah bila permintaannya tetap karena mudah untuk menyiapkan pelayanan untuk permintaan tersebut sebelumnya. Bila permintaan berfluktuasi, berbagai permasalahan muncul berkaitan dengan kapasitas menganggur (saat permintaan sepi) dan konsumen tidak terlayani dengan resiko mereka kecewa atau beralih ke penyedia jasa lainnya (saat permintaan puncak). e. Lack of Ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbagan dan pendidikan). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 4. Pengertian Bank Bank bagi masyarakat yang hidup di Negara-negara maju, seperti Negara-negara Eropa, Amerika, dan Jepang, sudah merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bank merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan mereka sehari-hari. Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan pembayaran, atau melakukan penagihan. Bagi suatu negara, bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu negara. Karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Dengan kata lain, kemajuan suatu bank disuatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 5. Pengertian Kualitas Pelayanan Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini sepertinya sudah menjadi “harga yang harus dibayar” oleh perusahaan agar dapat tetap bertahan dalam bisnisnya. Kualitas apabila dikelola dengan tepat, berkontribusi positif terhadap terwujudnya kepuasan dan loyalitas pelanggan. Definisi kualitas dari Kotler & Keller (2010) kualitas adalah keseluruhan fitur dan sifat produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan dan dinyatakan atau tersirat Dewasa ini kualitas pelayanan semakin meningkat dan persaingan pada usaha jasa terutama jasa perbankan semakin kompleks. Meningkatkan kualitas jasa yang ditawarkan tidak semudah usaha meningkatkan kualitas produk, karena karakteristiknya yang unik. Kepuasan konsumen akan terpenuhi apabila proses penyampaian jasa dari pihak pemberi jasa kepada konsumen sesuai dengan apa yang dipersepsikan konsumen. Kualitas pelayanan yaitu memberikan kesempurnaan pelayanan yang dilakukan oleh penyedia layanan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas pelayanan menjadi hal penting yang harus diperhatikan serta dimaksimalkan agar mampu bertahan dan tetap dijadikan pilihan oleh pelanggan. Kualitas pelayanan itu segala bentuk tindakan dari satu pihak yang dapat ditawarkan kepada pihak lain dimana secara esensial tidak kasat mata dan tidak menghasilkan kepemilikan pada apapun dan juga tidak selalu terkait dengan produk fisik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2013) mengatakan bahwa kualitas pelayanan yaitu seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan yang mereka terima. Menurut (Tjiptono 2012), “Kualitas layanan bisa diartikan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan”. Berdasarkan berbagai pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah keadaan dimana seberapa jauh dari para pihak penyedia jasa dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan nasabah. Nasabah adalah pihak dimana yang dapat menilai apakah kualitas dari pelayanan tersebut baik ataukah buruk dikarenakan nasabah adalah pihak yang merasakan dari kualitas pelayanan tersebut. 6. Dimensi Kualitas Pelayanan Ada lima dimensi kualitas layanan menurut parasuman et.al dalam Lupiyoadi (2013) yaitu : a. Bukti fisik (tangible), berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan, sumber daya manusia dan materi komunikasi perusahaan. Penilaian dimensi ini dapat diperluas dalam bentuk hubungan konsumen lain pengguna jasa misalnya keributan yang dilakukan oleh nasabah di banking hall b. Kehandalan (reliability), kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 dipercaya (dependably), terutama memberikan jasa secara tepat waktu (ontime), dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan setiap kali c. Daya tanggap (responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan pelanggan dengan segera. Memberikan komsumen menunggu, terutama tanpa alasan yang jelas akan menimbulkan kesan negatif yang tidak seharusnya terjadi. Kecuali apabila kesalahan ini ditanggapi dengan cepat, maka bisa menjadi sesuatu yang berkesan dan menjadi pengalaman yang menyenangkan. misalnya terjadinya kesalahan posting pada nominal dan yang kemudian segera di koreksi kepada nominal yang benar d. Jaminan (assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya (trust) dan keyakinan pelanggan (confidence) e. Empati (emphaty), berarti bahwa perusahaan memahami masalah pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 7. Pengertian Kualitas Produk Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan membeli produk tersebut. Dalam pemasaran, definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen. Produk identik dengan barang. Dalam akutansi, barang adalah fisik yang tersedia dipasar. Sedangkan produk yang tidak berwujud disebut jasa. Dalam manajemen produk, identifikasi dari produk adalah barang dan jasa yang di tawarkan kepada konsumen. Kata produk digunakan untuk tujuan mempermudah pengujian pasar dan daya serap pasar, yang akan sangat berguna bagi tenaga pemasaran, manajer, dan bagian pengendalian kualitas. Pengertian produk (product) menurut Kotler (2009) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Sedangkan menurut William. J Stanton dalam Alma (2009), memberikan definisi produk sebagai berikut : “Produk adalah seperangkat atribut yang berwujud maupun tidak berwujud termasuk didalamnya warna, harga, nama baik produk, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli guna memuaskan kebutuhan dan keinginan”. Berdasarkan definisi diatas produk dapat dikatakan sebagai fokus inti dari semua bisnis. Produk adalah apa yang dilakukan perusahaan mulai dari mendesain, mengadakan sistem produksi dan operasi, menciptakan program pemasaran, sistem distribusi, iklan dan mengarahkan tenaga penjual untuk menjual. Sedangkan bagi konsumen, produk identik dengan perusahaan. Bagi pesaing, produk adalah sasaran yang harus dikerahkan. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk. Kualitas produk dibentuk oleh beberapa indikator antara lain kemudahan penggunaan, daya tahan, kejelasan fungsi, keragaman ukuran produk, dan lain-lain. Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk, hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan bahwa kualitas yang diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Kualitas produk adalah driver kepuasan pelanggan yang multidimensi. Bagi konsumen, kualitas mempunyai beberapa dimensi . 8. Dimensi Kualitas Produk Menurut Tjiptono (2012), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut David Garvin dalam Tjiptono (2012) adalah: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. Ini adalah dimensi yang paling dasar dan berhubungan dengan fungsi utama dari suatu produk. Konsumen akan sangat kecewa apabila harapan mereka terhadap dimensi ini tidak terpernuhi b. Special Features (ciri khusus), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk c. Serviceability (kemampuan melayani), meliputi kemudahan yang diberikan dalam produk dan keunggulan daripada pesaing d. Conformance (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau memenuhi kebutuhan konsumen e. Kehandalan (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan Berdasarkan dimensi-dimensi diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu dimensi kualitas merupakan syarat agar suatu nilai dari produk memungkinkan untuk bisa memuaskan pelanggan sesuai harapan, adapun dimensi kualitas produk meliputi kinerja, estetika, keistimewaan, kehandalan, dan juga kesesuaian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 Bank Mandiri terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan financial mereka, termasuk salah satunya menyediakan beberapa jenis produk yang dapat dibuka sesuai dengan kebutuhan dan keperluan masing – masing. Tentunya masing – masing produk memiliki keunggulan tersendiri sesuai dengan bidang dan target tujuannya. Produk yang ada di Bank Mandiri adalah giro, deposito, KTA, KPR, kredit mikro, kartu kredit, investasi, dan tabungan. Jenis produk berupa giro dalam mata uang rupiah dan dollar, produk berupa deposito dalam mata uang rupiah dan dollar dan produk tabungan dalam mata uang rupiah dan dollar. Ada sekitar 8 Jenis tabungan yang ditawarkan kepada calon nasabah bank mandiri, yaitu : 1) Mandiri tabungan 2) Mandiri tabungan bisnis 3) Mandiri tabungan valas 4) Mandiri tabungan TKI 5) Mandiri tabungan rencana 6) Mandiri tabungan Investor 7) Tabunganku 8) Tabunganmu Produk tabungan merupakan produk yang menjadi primadona dalam usaha perbankan karena merupakan sumber dana yang lebih murah dimana biaya dana yang dikeluarkan lebih rendah hal ini disebabkan karena http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 tingkat bunga yang diberikan tidak setinggi simpanan berjangka. Dengan kondisi tersebut bank-bank berusaha untuk melakukan penghimpunan dana tabungan masyarakat sebesar-besarnya dengan upaya pemberian layanan yang prima kepada nasabah dan memberikan fitur-fitur produk tabungan yang berkualitas, seperti akses layanan 24 jam melalui mesin ATM, internet banking, SMS Banking dan mobile banking dengan demikian memiliki kebebasan bertransaksi kapan saja dan dimana saja tanpa perlu harus datang ke bank. 9. Pengertian Kepuasan Nasabah Saat ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan nasabah telah semakin besar karena pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk menciptakan rasa puas pada nasabah. Semakin tinggi tingkat kepuasan nasabah, maka akan mendatangkan keuntungan yang semakin besar bagi perusahaan, karena nasabah akan melakukan pemakaian ulang terhadap produk perusahaan. Namun, apabila tingkat kepuasan yang dirasakan nasabah kecil, maka terdapat kemungkinan bahwa nasabah tersebut akan pindah ke produk pesaing. Menurut Kotler dan Keller (2009), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Jika kinerja dibawah harapan, pelanggan tidak puas, jika kinerja http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 memenuhi harapan, pelanggan puas dan jika kinerja melebihi harapan pelanggan amat puas atau senang. Menurut Tse & wilton (2009), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja atau hasil produk yang dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang diharapkan. Menurut Tjiptono dan Gregorius Chandra (2012), menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yg dipilih sekurang kurangnya sama atau melampai harapan pelanggan, ketidakpuasan muncul apabila hasil tidak memenuhi harapan. 10. Dimensi kepuasan nasabah Menurut teori Kotler & Keller (2009), menyatakan kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan konsumen. Dimensi Kepuasan konsumen dapat dilihat dari : a. Menciptakan keputusan Pembelian pada perusahaan yang sama : Membeli produk lain dari perusahaan yang sama b. Menciptakan Citra Merek : Pelanggan akan kurang memperhatikan merek dan iklan dari produk pesaing c. Re-purchase : membeli kembali, dimana pelanggan tersebut akan kembali kepada perusahaan untuk mencari barang / jasa d. Menciptakan Word-of-Mouth : Dalam hal ini, pelanggan akan mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 11. Konsep Pengukuran Kepuasan Menurut Kotler yang dikutip Tjiptono (2009) terdapat empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut : a. Sistem keluhan dan saran, artinya setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat tempat strategis, menyediakan kartu komentar dan menyediakan nomor telepon keluhan pelanggan b. Survei kepuasan pelanggan, artinya kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Dengan melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya sebagai berikut: a. Directly reported satisfaction, yaitu pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan, seperti sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, dan sangat puas b. Derived dissatisfacatin, yaitu pertanyaan yang menyangkut besarnya harapan pelanggan terhadap atribut http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 c. Problem analysis, artinya pelanggan yang dijadikan responden untuk mengungkapkan dua hal pokok, yaitu d. Masalah masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan saran-saran untuk melakukan perbaikan e. Importance-performance analysis, artinya dalam teknik ini responden dimintai untuk me-ranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan pentingnya elemen f. Ghost shopper, artinya metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang (Ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian Ghost sopper menyampaikan temuan-temuan mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. g. Lost customer analysis, artinya perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok dan diharapkan diperoleh informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Untuk mengukur tingkat kepuasan nasabah itu sifatnya relatif karena harapan dan interpretasi pelanggan berbeda-beda. Tetapi, secara empirik kepuasan pelanggan dapat dipahami oleh perusahaan dengan meneliti lima dimensi kualitas pelayanan yaitu : tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Dan tingkat kepuasan nasabah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 juga sangat tergantung pada mutu suatu produk. Suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Aspek mutu suatu produk dapat diukur. Di samping itu, pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi pimpinan bisnis, yaitu : a. untuk mengetahui dengan baik bagaimana jalannya proses bisnis, mengetahui di mana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk memuaskan pelanggan b. menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan. Salah satu cara untuk mengukur sikap pelanggan ialah dengan menggunakan kuesioner. Perusahaan harus mendesain kuesioner kepuasan pelanggan yang secara akurat dapat memperkirakan persepsi pelanggan tentang mutu barang atau jasa. Penggunaan kuesioner kepuasan pelanggan harus benar-benar dapat mengukur dengan tepat harapan dan sikap pelanggan. 12. Faktor-Faktor Kepuasan Yang mempengaruhi kepuasan nasabah Lupiyoadi (2013) menyebutkan lima faktor utama yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kepuasan konsumen, antara lain: a. Kualitas produk konsumen akan puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Produk dikatakan berkualitas bagi seseorang, jika produk itu dapat memenuhi kebutuhanya. Kualitas produk ada dua yaitu eksternal dan internal. Salah satu kualitas produk dari faktor eksternal adalah citra merek b. Kualitas pelayanan konsumen akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan harapan c. Emosional konsumen merasa puas ketika orang memuji dirinya karena menggunakan merek yang mahal d. Harga produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi e. Biaya konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut. 13. Element Kepuasan Nasabah Wilkie (2011) menyatakan bahwa terdapat 5 element dalam kepuasan nasabah yaitu : a. Expectation Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada proses pembelian dilakukan, konsumen berharap bahwa barang atau jasa yang mereka terima sesuai dengan harapan, keinginan dan keyakinan mereka. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 Barang atau jasa yang sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan konsumen merasa puas b. Performance Pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketika digunakan tanpa dipengaruhi oleh harapan mereka. Ketika kinerja aktual barang atau jasa berhasil maka konsumen akan merasa puas c. Comparison Hal ini dilakukan untuk membandingkan harapan kinerja barang dan jasa sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual barang atau jasa tersebut. Konsumen akan merasa puas ketika harapan sebelum pembelian sesuai atau melebihi persepsi mereka terhadap kinerja aktual produk d. Confirmation/disconfirmation Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terhadap pengguna merk dari barang atau jasa yang berbeda dari oranglain. Confirmation terjadi bila harapan sesuai dengan kinerja actual produk. Sebaliknya disconfirmation terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja aktual produk. Konsumen akan merasa puas ketika terjadi confirmation/disconfirmation. Dari berbagai pendapat yang diungkapkan oleh para ahli bisa disimpulkan definisi kepuasan nasabah adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh pelanggan dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan, maka http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 pelanggan akan kecewa, kurang puas bahkan tidak puas, namun sebaliknya bila sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas dan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas. B. Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain dilakukan oleh: Jurnal Poppy Alvianolita Sanistasya (2015) dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah dan Loyalitas Nasabah Tabungan Britama Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Samarinda”. Penelitian menggunakan metode survey dan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sampel sebanyak 100 responden. Hasil penelitian menyatakan bahwa H1 adalah variabel Kualitas Pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap Kepuasan Nasabah dengan nilai signifikansi 0.000 < 0,05. H2 bahwa variabel Kualitas Pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap Loyalitas Nasabah yang ditujukan dengan nilai signifikansi 0.000 < 0,05. Jurnal Inka Janita Sembiring, dkk (2014) dengan judul “Pengaruh kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dalam membentuk loyalitas pelanggan (studi kasus MCdonald’s M.T Haryono Malang)”. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan dengan pendekatan kuantitatif. Sampel sebanyak 116 responden yang merupakan Pelanggan McDonald’s MT.Haryono Malang. Hasil penelitian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 menyatakan bahwa (H1) kualitas produk secara langsung terbukti berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan pelanggan. (H2) kualitas pelayanan terbukti berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini dibuktikan melalui hasil uji dimana nilai probabilitas/signifikansi (pvalue) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 menunjukkan hasil yang signifikan. Jurnal Handayani Natalia Siregar dan Arlin Ferlina M.T (2016) dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen pada KFC cabang Buah Batu Bandung”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sampel sebanyak 200 responden. Hasil penelitian menyatakan bahwa pengaruh kualitas pelayanan dan kualitas produk masing masing mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap kepuasan konsumen dengan nilai signifikansi 0,002 < 0,05 untuk kualitas pelayanan dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 untuk kualitas produk. Jurnal Dina Ariani (2015) dengan judul “Pengaruh harga produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen GORO ASSALAM HYPERMARKET Pabelan Sukoharjo”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel harga produk dan kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen dengan nilai signifikansi untuk variabel harga produk yaitu 0,000 < 0,05 dan untuk variabel kualitas pelayanan dengan nilai sign 0,005 < 0,05. Jurnal Octarika Kusworo (2015) dengan judul “Analisis pengaruh kualitas pelayanan dan kualitas produk tabungan terhadap kepuasan nasabah dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 lokasi sebagai variabel moderating (studi kasus pada nasabah BRI syariah di Surakarta)”. Hasil penelitian menyatakan bahwa H1 diterima sehingga kualitas pelayanan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan nasabah, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan sebesar 0,04 < 0,05. H2 diterima sehingga Kualitas produk tabungan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan nasabah, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan sebesar 0,03 < 0,05. Jurnal Teuku Edyansyah (2014) dengan judul Pengaruh kualitas pelayanan dan kualitas produk tabungan terhadap kepuasan nasabah pada Bank Mandiri Tbk (studi kasus Bank Mandiri cabang Lhokseumawe Pendopo). Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel kualitas pelayanan dan kualitas produk tabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,000 pada kualitas pelayanan dan nilai signifkansi 0,001 pada kualitas produk tabungan. Masing masing variabel mempunyai nilai signifikansi < 0,05. Jurnal Asghar, et.al (2011) dengan judul “Study the Effects of Customer Service and Product Quality on Customer Satisfaction and Loyalty”. Hasil penelitian menyatakan bahwa H1: Kualitas layanan mempengaruhi kepuasan pelanggan di industri otomotif. Nilai signifikansi kurang dari 0,05, hipotesis ini disetujui. H2: Kualitas produk mempengaruhi kepuasan pelanggan di industri otomotif. Nilai signifikansi kurang dari 0,05, hipotesis ini disetujui. H3: Kepuasan pelanggan mempengaruhi loyalitas pelanggan di industri otomotif. Nilai signifikansi kurang dari 0,05, hipotesis ini disetujui http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Jurnal Vu Minh dan Huan Huu (2016) dengan judul “The Relationship between Service Quality, Customer Satisfaction and Customer Loyalty: An Investigation in Vietnamese Retail Banking Sector”. Hasil penelitian menyatakan bahwa H1, H2 dan H3 adalah kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan, kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan, berpengaruh positif dan signifikan secara statistik (semua nilai p <0,001). Jurnal Shah, et.al (2015) dengan judul “Impact of Service Quality on Customer Satisfaction of Banking Sector Employees: A Study of Lahore, Punjab. Hasil penelitian menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan pada sektor perbankan di Lahore”. C. Hubungan antar variabel 1. Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Nasabah Kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah tidak terlepas dari kreativitas perusahaan perbankan. Untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas pada kepuasan nasabah, maka pihak perbankan harus mampu memahami nasabah dan harapannya dari kualitas pelayanan. Hal itu sangat penting karena kepuasan nasabah merupakan perbandingan antara persepsi dengan harapan nasabah terhadap pelayanan yang dirasakan. Sanka (2012) mengungkapkan ada korelasi positif dan signifikan antara dimensi kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 2. Hubungan Kualitas Produk Tabungan Dengan Kepuasan Nasabah Kualitas produk dapat dinyatakan sebagai harapan dan persepsi para konsumen dengan kinerja yang sesungguhnya. Kualitas produk harus sesuai dengan yang dijanjikan pada semua kegiatan dalam pemasaran. Bagi nasabah pemakai produk ini harus dikomunikasikan dengan baik karena dapat membangun kepuasan nasabah untuk memakai produk ini atau tetap mempertahankan memakai produk ini. D. Rerangka pemikiran Berdasarkan pada kajian teori dan penelitian terdahulu, maka rerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2 : Kualitas Pelayanan (X1) Kualitas Produk Tabungan (X2) H1 Kepuasan Nasabah (Y) H2 Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran E. Hipotesis Berdasarkan rerangka pemikiran sebagaimana uraian tersebut di atas, maka hipotesis penelitian disusun sebagai berikut: H1: Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah pada Bank Mandiri KCP Jakarta Mitrabahari H2: Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel kualitas produk tabungan terhadap kepuasan nasabah pada Bank Mandiri KCP Jakarta Mitrabahari. http://digilib.mercubuana.ac.id/