BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media (Nurudin,2007:3). Hal ini berdasarkan dari kata media of mass communication (Media komunikasi massa). Dalam buku Pengantar Psikologi Komunikasi, Jalaludin Rakhmat (2008:189) mendefenisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau media elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Sedangkan Syaiful Rohim dalam buku Teori Komunikasi, menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan di konsumsi oleh audience. Dalam buku Teori Komunikasi Massa, Morissan dkk Mengutip definisi dari Janowitz (1960) bahwa komunikasi massa terdiri dari lembaga dan teknik dimana kelompok-kelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan simbolsimbol kepada audiens yang tersebar luas dan bersifat heterogen. Dan dalam buku terjemahan Teori Komunikasi Massa, McQuail (2000) memberi definisi komunikasi massa salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya (Gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya). 10 11 Dari banyak definisi para ahli, Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan proses komunikasi dalam masyarakat luas, dimana melalui media sebagai alat komunikasi yang disebut dengan media massa. 2.1.1 Proses Komunikasi Massa Menurut formula Laswell, bahwa ungkapan yang merupakan cara sederhana untuk memahami proses komunikasi massa adalah dengan menjawab pertanyaan : Siapa (who) Berkata apa (says what) Melalui saluran apa ( In Which Channel) Kepada siapa (To whom) Dengan efek apa ( Whith What Effect) Hal ini dapat di gambarkan seperti berikut : Siapa Berkata apa Melalui saluran apa Kepada siapa Dengan efek apa Pesan Media Penerima Penerima Analisis pesan Analisis media Analisis audience Analisis efek Komunikator Control studies Gambar 2.1 12 2.1.2 Elemen-Elemen Komunikasi Massa Komunikator Komunikator meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Bisa dikatakan, kalau komunikator adalah gabungan individu dalam sebuah lembaga media massa. Sekurang-kurangnya, ada lima karakteristik komunikator menurut Hiebert, Ungurait, dan Bohn (Hub), yaitu : daya saing, ukuran dan kompleksitas, industrialisasi, spesialisasi, dan perwakilan. Isi Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan isinya. Menurut Ray Eldon Hiebert dkk (1985) isi media setidaktidaknya bisa dibagi lima kategori: berita dan informasi, analisis dan interpretasi, pendidikan dan sosialisasi, hubungan masyarakat dan persuasi, iklan dan bentuk penjualan lain, dan hiburan. Audience Audience dalam komunikasi massa sangat beragam. Mulai dari jutaan penonton televisi sampai ribuan pembaca majalah atau koran. Umpan Balik Ada dua umpan balik dalam komunikasi, yaitu umpan balik langsung dan tidak langsung. Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung. Didalam komunikasi massa umpan balik biasanya tidak secara langsung. Artinya, antara komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak 13 langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama lain. Gangguan Di bagi dalam dua bagian yaitu : gangguan saluran dan gangguan sematik. Gangguan saluran biasanya seperti gangguan gambar yang tidak jelas di televisi. Sedangkan gangguan sematik itu berkaitan dengan bahasa. Gate Keeper John R Bittner (1996), menyebutkan bahwa gatekeeper sebagai individu-individu atau kelompok oeang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi massa. 2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Informasi Komponen yang paling penting untuk mengetahui fungsi informasi adalah beritaberita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicarikan wartawan dilapangan kemudian dituangkan dalam tulisan juga merupakan informasi. Hiburan Fungsi hiburan untuk media elektronik memduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi lain. Masalahnya, masyarakat masih menjadikan televisi sebagai sumber hiburan. Hal ini sangat berbeda dengan media cetak. Media cetak biasanya tidak menempatkan hiburan pada posisi paling atas, tetapi informasi. Namun demikian, media cetakpun tetap harus mengfungsikan sebagai hiburan. Adanya teka-teki dan cerita bergambar contoh dari media cetak masih memberikan layanan hiburan. 14 Persuasi Banyak bentuk tulisan yang kalau di perhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan baik-baik terdapat fungsi persuasi. Tajuk rencana, artikel, dan surat pembaca di dalam media cetak merupakan contoh tulisan persuasif. Aktivitas Public Relation dan Promosi khusus dalam komunikasi tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi. Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dalam masyarakat. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk, seperti salah satunya mengukuhkan atau mempersiapkan sikap, kepercayaan atau nilai seseorang. Trasmisi Budaya Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tahap, yaitu kontenporer dan historis. Dua tingkat tersebut tidak dipisahkan, tapi terjalin secara konstan. Dalam tingkatan kontenporer media massa memperkuat konsensus nilai masyarakat, dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara terus menerus. Sementara secara historis umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk membimbingnya ke masa depan. Mendorong Kohesi Sosial Media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi sosial. 15 Pengawasan Fungsi ini dapat berarti menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar kita. Korelasi Peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Bagi Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadiankejadian. 2.1.4 Efek-Efek Komunikasi Massa Efek Primer Meliputi : Terpaan media, perhatian, dan pemahaman. Efek Sekunder Meliputi : perubahan tingkat kognitif dan perubahan prilaku 2.2 Media Massa Sebagai Alat Komunikasi Massa Media massa bisa di artikan sebagai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di masyarakat, dengan skala yang sangat luas (Morissan dkk, 2010:1). 16 2.2.1 Karekteristik Media Massa - Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri banyak orang - Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang di lakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima - Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi waktu dan jarak. - Memakai peralatan teknis atau mekanis - Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja. 2.2.2 Sejarah Media Era Kesukuan Indra pendengaran, penciuman, dan perasa merupakan indra yang lebih banyak digunakan manusia. Selama periode ini, kebudayaan sangat berorientasi pada pendengaran dan orang berkomunikasi lebih mengandalkan telinga. Namum, telinga tidak memiliki kelebihan untuk menyaring atau melakukan seleksi terhadap pesan yang diterima sebagaimana indra penglihatan yang memungkinkan manusia memberikan fokus perhatian. Era kesukuan memiliki ciri lisan, dimana orang mengungkapan tradisi, ritual, dan nilai-nilai mereka melalui kata-kata yang diucapkan. 17 Era Tulisan Orang menekankan pada indra penglihatan yang ditandai dengan diperkenalkannya huruf abjad. Tulisan telah menyebabkan orang menjadi terlepas dari lingkungan kesukuan yang bersifat kolektif dan memasuki lingkungan yang bersifat privat. Pada era tulisan ini, orang mampu mendapatkan informasi tanpa bantuan anggota kelompok lain, oleh karena itulah masyarakat cenderung bersifat individualistik. Era Cetak Era cetak muncul awal revolusi industri. Teknologi cetak memungkinkan orang untuk menyimpan informasi secara permanen. Era cetak memungkinkan pula kelompok masyarakat non-elit untuk bisa mendapatkan akses terhadap informasi. Era Elektronika Tak ada yang memungkiri, bahwa sekarang dapat disebut sebagai elektronika. Dimana, adanya kehadiran elektronika yang dicirikan sebagai teknologi komunikasi, melahirkan yang namanya telegraf, radio, televisi, dan telpon. Dalam buku Teori komunikasi massa, Morissan dkk (2010:35), Mengutip pendapat Mc.Luhan, bahwa era elektronika kembali pada zaman kesukuan, dimana lebih menekankan komunikasi secara lisan. 18 2.2.3 Pembagian Media Menurut McLuhan, media di bagi dua jenis : Media Panas : Media yang tidak menuntut pada perhatian besar dari pendengar, pembaca, atau penonton media yang bersangkutan. Seperti : Film, radio, buku, photo, dan kuliah. Media Dingin : media definisi rendah yang membutuhkan partisipasi audience yang cukup besar. Seperti : telpon, televisi, seminar, dan film kartun. Pembagian jenis media ini menjadi kontroversi, sebab bagaimana mungkin televisi bisa dikatakan media dingin sedangkan radio dikatakan media panas. McLuhan menjelaskan bahwa radio sebagai media panas karena kebanyakan orang menggunakan radio untuk mengiringi aktivitas lain. Namun secara umum, media dibagi dengan tiga jenis : ¾ media cetak : Seperti surat kabar, majalah, dan tabloid. ¾ media elektronik : Seperti radio dan televisi. ¾ media online : Seperti internet. 2.3 Televisi Sebagai Salah Satu Media Massa Menurut Wikipedia.org, bahwa televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak serta suara. 19 Askurifai Baksin, dalam bukunya Jurnalistik Televisi (2006) mengatakan, bahwa televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audivisual gerak memiliki kekuatan sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu. Dari dua pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa televisi adalah media audiovisual, dimana di tangkap dengan dua panca indra, mata dan telinga, yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Sifat-Sifat Televisi a) proses pemancaran/transmisi b) Isi pesan audiovisual, dapat dibaca dan didengar sekilas sewaktu ada siaran c) Tidak dapat di ulang d) Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang sudah terjadi e) Dapat menyajikan pendapat narasumber secara langsung/orisinal f) Penulisan di batasi oleh detik,menit, dan jam g) Makna berkala dibatasi oleh detik, menit, dan jam h) Distribusi melalui pemancaran/transmisi i) Bahasa yang digunakan formal dan nonformal j) Kalimat singkat,padat, sederhana, dan jelas. 20 2.3.1 Program Televisi Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tapi memakai istilah ‘Siaran’ yang di definisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Bisa dikatakan, bahwa program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran guna memenuhi kebutuhan audiencenya. Program televisi merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Penulis dapat menyimpulkan bahwa program televisi adalah acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi dimana merupakan rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Penyelenggaraan siaran distasiun TV umumnya dibagi dua, yaitu karya artistik dan karya jurnalis. a. Karya Artistik Biasanya, karya artistik lebih banyak dikerjakan oleh mitra stasiun TV, yakni para agency dan production house. Karya artistik lebih menekankan pada aspek keindahan dan lebih memainkan imajinasi sinema. Yang termasuk dalam karya artistik : 1. Film 2. Sinetron 3. Pergelaran musik, tari, pantomin, lawak, sirkus, sulap, dan teater 4. Acara keagamaan 21 5. Variety show 6. Kuis 7. Ilmu pengetahuan dan teknologi 8. Penerangan umum 9. Iklan (komersial dan layanan masyarakat) b. Karya Jurnalistik Karya jurnalistik di produksi dengan pendekatan jurnalistik yang mengutamakan kecepatan penyampaian, mengusung informasi dari sumber pendapat, realita dan peristiwa. Yang termasuk dalam karya jurnalistik adalah : 1. Berita aktual yang bersifat timeconcern 2. Berita non aktual yang bersifat timeless 3. Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya, yang tertuang dalam acara ini : - Monolog (seperti pengumuman kenaikan bbm, pidato kepala Negara) - Dialog ( seperti wawancara dan diskusi) - Laporan - Siaran langsung 22 Jenis program dapat di bedakan dua jenis yaitu : - Berdasarkan format program, yaitu mengacu pada bentuk program. Seperti : talkshow, film, kuis, musik, dan lain-lain. - Berdasarkan isi program, yaitu berita dan non berita. Program berita secara garis besar digolongkan kedalam warta penting (hard news) dan warta ringan (softnews). Program non berita yaitu berupa program hiburan, drama, olah raga, dan agama. Dilihat dari format programnya, tayangan talkshow provocative proactive merupakan tayangan yang menampilkan diskusi bersama dalam mempersoalkan sesuatu sesuai topik/tema. Dan berdasarkan isi program, termasuk dalam golongan tayangan berita atau lebih dikenal dengan tayangan dengan pendekatan jurnalistik. Dimana, mendiskusikan mengenai berita-berita terbaru dan sedang hangat-hangatnya menjadi pemberitaan. 2.3.2 Talkshow Pengertian Talkshow adalah sebuah program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator. Dalam perkembangannya, talkshow berupaya menyuguhkan hal-hal yang menghibur namun tetap memberikan unsur pengetahuan di dalamnya. 23 Maka itu, perkembangan talkshow dewasa ini cukup signifikan dengan berupaya melahirkan program talkshow yang kreatif dan selalu dinikmati oleh pemirsanya. Hal yang perlu di perhatikan dalam membuat tayangan menjadi menarik adalah, dengan memperhatikan : - Isi, dalam hal ini meliputi : cerita, Gimmick, treatment, pilihan host atau presenter dan bintang tamu. - Pengemasan, dalam hal ini meliputi : kualitas gambar dan suara. Hal ini, bisa penulis lihat dari tayangan talkshow provocative proactive, bagaimana sebuah talkshow disuguhkan lebih kreatif dengan memasuki unsur sitkom di dalamnya. Bahwa Sitkom atau Sinetron/situasi komedi adalah program acara drama dimana menampilkan humor. Biasanya, program sitkom berkisah tentang orang-orang yang berada dalam situasi yang menyenangkan dan segar di setiap episodenya. Terjadinya keruwetan dimana menyebabkan tokoh-tokoh didalam sitkom bingung sehingga sampai pada klimaks di mana isu itu dapat di pecahkan dan semuanya jadi senang dan bahagia. Adanya Sitkom dalam Talkshow Provocative Proactive adalah sebuah pengemasan Gimmick, dimana ada satu segment yang mendramakan suatu isyu yang terjadi di negeri ini. Para pembawa acara memerankan peran yang sesuai dengan bahasan tema setiap episodenya. Semisal, saat pemberitaan seorang aktor yang memanjat gedung DPR dan melakukan aksi mencoret atap gedung dengan pilox, maka 24 dalam pembahasan di program ini, ada segment yang menvisualisasikan adegan tersebut dalam bentuk sitkom. 2.4 Aundience Prakasa Adi mengatakan bahwa audience adalah sekumpulan orang dimana merupakan penerima pesan-pesan media. MC Quail (2000), mengatakan bahwa ada beberapa konsep alternatif mengenai audience : 1. Audience sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, dan pemirsa. Konsep audience disini diartikan sebagai penerima pesan-pesan dalam komunikasi massa yang keberadaannya tersebar, heterogen, dan berjumlah banyak. Pendekatan sosial budaya sangat menonjol untuk mengkaji konsep ini. 2. Audience sebagai massa. Konsep audience diartikan sebagai suatu kumnpulan orang yang berukuran besar, heterogen, penyebaran dan anomitasnua serta lemahnya organisasi sosial dan komposisinya yang berubaha dengan cepat dan tidak konsisten. Massa tidak memiliki keberadaan yang berlanjut kecuali dalam pikiran mereka ingin memperoleh perhatian dan manipulasi orang-orang sebanyak mungkin. MC Quail mengatakan bahwa konsep ini tidak lagi layak. 3. Audience sebagai kelompok sosial atau publik. Konsep ini diartikan sebagai suatu kumpulan orang yang terbentun atas dasar isu, minat, atau bidang keahlian. Audience ini aktif dalam memperoleh informasi dan mendiskusikannya dengan sesama anggota audience. 25 4. Audience adalah pasar. Konsep ini diartikan sebagai konsumen media sebagai audience iklan tertentu. Menurut Sanford B. Weinberger dalam Wahyudi, (1994), Sikap Audience terhadap pesan, yaitu: 1. Selective attension: memperhatikan isi pesan yang menarik baginya 2. Selective perseption: mengartikan pesan sesuai dengan kepentingannya 3. Selective retension: mengingat-ingat pesan sebatas yang diinginkan dirinya. 2.4.1 Mahasiswa Ahmad A.K Muda (2006:357) mendefinisikan bahwa mahasiswa adalah siswa yang ada di perguruan tinggi. Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memiliki tanggung jawab sosial yang khas. Dari dua pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa mahasiswa adalah orang yang belajar dan menuntut ilmu di perguruan tinggi. Baik yang belajar di sekolah tinggi, institut, ataupun universitas, dimana mereka memiliki tanggung jawab yang khas. Mahasiswa menjadi nilai penting dalam target audience tayangan talkshow provocative proactive, sebab mahasiswa di anggap sebagai kaum intelektual, dimana perubahan-perubahan ada di tangan Mahasiswa. Sebab itu, mahasiswa di sebut pula sebagai agent perubahan. 26 Mahasiswa menjadi nilai penting dalam tayangan talkshow Provocative Proactive tidak lain sesuai dengan tujuan adanya talkshow tersebut. Bagaimana, berusaha menjadi media edukatif dalam bidang politik, menjadikan mahasiswa dari yang tidak tahu masalah politik menjadi tahu masalah politik. 2.5 Teori komunikasi Ada dua Teori yang mendukung dalam penelitian ini. Yaitu : Teori Uses and Effect sebagai teori utama, dan Teori Stimulus-Respon, sebagai teori pendukung. 2.5.1 Teori Uses and Effect Menurut AM Hoeta Soehoet (2006:70) mengartikan konsep “penggunaan” (uses) dalam konteks ini merupakan hal yang sangat penting, dan dengan demikian menjadi inti dari teori ini adalah pengetahuan mengenai penggunaan media dan asal mulanya akan memberikan kunci untuk memahami dan memperkirakan hasil (akibat) dari proses komunikasis. Sasa Djuarsa Senjaya dkk (2007:5.43), mengatakan bahwa pengetahuan mengenai penggunaan media akan memberi jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Dari dua pendapat diatas yang bunyinya hampir sama, dapat dikatakan bahwa pengetahuan mengenai penggunaan media memberi pemahahaman mengenai hasil. Hasil dari proses komunikasi massa dah kaitannya dengan penggunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara 27 penggunaan dan hasilnya dengan memperhitungkan pada isi media, memiliki beberapa bentuk yang berbeda, yaitu : ¾ Isi media menentukan sebagian besar dari hasil. ¾ Hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada isi media ¾ Hasil dapat ditentukan sebagian oleh isi media dan sebagian lain oleh penggunaan media itu sendiri. Dapat di gambarkan, sebagai berikut : Isi Media Penggunaan Media Efek Isi Media Penggunaan Media Konsenkuensi Isi Media Penggunaan Media Conseffects Gambar 2.2 Saat seseorang memutuskan untuk menggunakan media dan isinya, maka akan timbul efek, konsenkuensi, dan conseffects. Gambaran selengkapnya dapat dilihat : 28 Audience dan karakteristik intra/ekstra individu, termasuk kebutuhan dan keinginan Akses kepada harapan dan persepsi terhadap media,isi dan komunikator Keputusan untuk menggunakan alternatif fungsional Keputusan untuk menggunakan media dan isi Penggunaan media : Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan dengan isi yang digunakan, cara konsumsi Media dan karakteristik isi Hasil pada tataran individu Efek : terutama di sebabkan oleh media/isi Konsenkuensi : Conseffects: terutama disebabkan disebabkan sekaligus oleh penggunaan mdia oleh isi dan penggunaan media Hasil pada tataran lain Gambar 2.3 Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka dapat dikatakan bahwa ketika audience menggunakan atau memutuskan untuk menonton tayangan talkshow Provocative proactive, maka akan mendapatkan efek berupa pengaruh, dimana penelitian ini melihat dari pengaruh pada persepsi audience itu, dengan kata lain audience akan menimbulkan persepsi, dimana dilihat persepsi terhadap politik, sebagai bahasan tayangan talkshow Provocative Proactive. 29 2.5.2 Teori Stimulus - Respon Teori ini mengatakan bahwa dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Elemen-elemen utama dalam teori ini adalah : ¾ Isi pernyataan/pesan Æ Stimulus (S) = Rangsangan = Dorongan ¾ Penerima atau komunikan Æ Organisme (O) = Manusia = Komunikan ¾ Efek Æ Responden (R) = Tanggapan = Pengaruh = Efek Teori ini digambarkan, sebagai berikut : SÆOÆR Keterangan : S : Stimulus = Rangsangan = Dorongan O : Organisme = Manusia = Komunikan R : Respon = Reaksi = Tanggapan = Jawaban = Pengaruh = Efek Jika teori ini dikaitkan dalam permasalahan penelitian, maka dapat dipahami bahwa stimulus (S) yaitu tayangan talkshow Provocative Proactive mampu atau tidak mempengaruhi penontonnya, yaitu mahasiswa komunikasi pemasaran BINUSIAN 2013 BINUS University sebagai organisme (O) dan selanjutnya bagaimana efek atau respons (R) yang berhubungan dengan persepsi di bidang politik. 30 2.6 Persepsi Persepsi dapat di artikan dengan proses psikologis yang diasosiasikan dengan interpretasi dan pemberian makna terhadap objek tertentu. Persepsi juga dapat diartikan dengan pengetahuan tentang apa yang diangkap oleh indra kita. Menurut Jalaludin Rahkmat dalam buku Psikologi Komunikasi bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang di peroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dalam buku Teori Komunikasi Sasa Djuarsa dkk, mengutip pendapat Cohen, bahwa persepsi adalah sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal (2007:2.13). Menurut Lahry (Severin dan Tankard 2007:83), bahwa persepsi merupakan proses yang digunakan untuk menginterpretasikan data-data sensoris. Data sensoris yang sampai melalui lima panca indra. Hasil penelitian, mengidentifikasi bahwa ada dua jenis pengaruh dalam persepsi yaitu pengaruh struktural dan pengaruh fungsional. Dari pernyataan Lahry, penulis menyimpulkan bahwa persepsi proses dari interpretasi. Dimana, ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor struktural yang berasal dari aspek-aspek fisik rangsangan dan faktor fungsional dimana berasal dari aspek-aspek psikologis. 31 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Ada dua jenis faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor fungsional dan struktural. Namun, dalam buku Teori Komunikasi, Syaiful Rohim menambahkan satu faktor yang lebih penting, yaitu faktor perhatian. Faktor Perhatian (Attention) Menurut Kenneth E. Andersen “Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah” (1972:46) Dapat disimpulkan bahwa, perhatian terjadi apabila kita mengonsentrasikan diri pada salah satu alat indra kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui indra alat indra yang lain. Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor situasional kadangkala disebut sebaga determinan perhatian yang bersifat eskternal. Stimulus di perhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain : gerakan intensitas stimulus, kebaruan, dan perulangan. Faktor-Faktor Fungsional Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal yang menentukan persepsi bukan jenis bentuk stimulus, tapi karakteristikan orang yang memberikan respons pada stimulus. 32 Krech dan cruthfield (Rahmat, 1992:56), dikutip dari buku teori komunikasi H. Syaiful Rohim, merumuskan dalil persepsi yang pertama : persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Faktor Struktural Faktor struktural, yaitu faktor yang berhubungan dengan individu, misalnya sosial dan budaya, dan lingkungan keluarga atau kelompok. Faktor-faktor struktural berasal dari sifat stimulus fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Krech dan Cructh melahirkan dalil kedua : medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimulus dengan melihat konteksnya. Walaupun stimulus tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimulus yang kita persepsi. Menurut teori Gestalt, mempersepsikan sesuatu sebagai keseluruhan. Dengan kata lain, tidak melihat sesuatu dari bagian-bagiannya, tapi secara keseluruhan. Jika ingin memahami suatu objek, kita tidak dapat meneliri fakta-fakta yang terpisah, namun harus memandangnya dalan keseluruhan. Dalam hubungannya, dengan konteks Krech dan Cruthfield menyebutkan dalil yang ketiga :sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika individu dianggap sebagai kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan 33 sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras. Terdapat tiga proses persepsi yang digunakan dalam komunikasi massa, yaitu : Selective exposure Merupakan kecenderungan audience untuk mengekspos diri mereka pada suatu komunikasi yang sesuai dengan sikap mereka dan menghindari komunikasi yang tidak sesuai. Selective Attention Merupakan kecenderungan audience untuk meperhatikan bagian-bagian dari sebuah pesan yang sama dengan sikap, kepercayaan, atau tingkah laku yang di pegang dengan kuat dan untuk menghindari bagian-bagian dari sebuah pesan yang bertentangan dengan sikap, kepercayaan, atau tingkah laku yang di pegang dengan kuat. Selective Retention merupakan kecenderungan audience untuk mengingat kembali suatu informasi yang dipengaruhi oleh keinginan, kebutuhan, sikap, dan faktor-faktor psikologis lainnya. 34 Tahapan Persepsi Berdasarkan pendapat banyak ahli, bahwa proses persepsi melalui tiga tahap : ¾ Taham penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui panca indra manusia, yang dalam prosesnya ini mencakup pula pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada. Dalam hal ini bisa dikatakan juga tahap perhatian. ¾ Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian informasi. Dalam hal ini bisa dikatakan juga tahap pemahaman. ¾ Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang di pengaruhi pengalaman, wawasan, dan pengetahuan individu. Dalam hal ini bisa di katakan juga tahap pengetahuan. Dalam permasalahan penelitian, bahwa persepsi di lihat dalam bidang politik, sebagai bahasan isi tayangan talkshow provocative proactive. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahawa politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dsb) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain dan cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah). Selanjutnya, dari pernyataan diatas inilah penulis memahami bahwa pendidikan mengenai politik tidak hanya untuk anggota legislatif, kaum tua, atau pengurus partai 35 politik, tetapi semestinya juga untuk semua rakyat indonesia, dalam hal ini Mahasiswa menjadi nilai penting untuk mengetahui perpolitikan di negerinya. 2.7 Kerangka Berpikir Tayangan talkshow ‘Provocative Proactive’ Penonton Mahasiswa Komunikasi Pemasaran 2013 Persepsi Mahasiswa di bidang politik Gambar 2.4 2.8 Hipotesis Teori Dan Hipotesis Penelitian 2.8.1 Hipotesis Teori Teori Uses and effect berasumsi bahwa penggunakan media dan isinya, maka akan timbul efek, konsenkuensi, dan conseffect yang nantinya menghasilkan persepsi si penggunaan media itu sendiri. Sedangkan teori Stimulus-respon berasumsi bahwa ada hubungan antara isi pernyataan, media dengan reaksi khalayak. 36 2.8.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini, bahwa mahasiswa yang menonton tayangan talkshow ‘Provocative Proactive’, ini akan memberi pengaruh terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik. Dapat dirumuskan dengan : Ha: Adanya pengaruh tayangan talkshow ‘Provocative Proactive’ terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik Ho: Tidak adanya pengaruh tayangan talkshow ‘Provocative Proactive’ terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik. 2.9 Model Analisis Model penelitian kuantitatif ini terdiri atas satu variabel independent (tayangan talkshow provocative proactive atau X) dan variabel dependent (persepsi mahasiswa atau Y). Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut: X Y Gambar 2.5