10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media (Nurudin,2007:3). Hal ini
berdasarkan dari kata media of mass communication (Media komunikasi massa).
Dalam buku Pengantar Psikologi Komunikasi, Jalaludin Rakhmat (2008:189)
mendefenisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau media
elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Sedangkan Syaiful Rohim dalam buku Teori Komunikasi, menyebutkan bahwa
komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan
menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di
mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan di konsumsi oleh audience.
Dalam buku Teori Komunikasi Massa, Morissan dkk Mengutip definisi dari
Janowitz (1960) bahwa komunikasi massa terdiri dari lembaga dan teknik dimana
kelompok-kelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan simbolsimbol kepada audiens yang tersebar luas dan bersifat heterogen.
Dan dalam buku terjemahan Teori Komunikasi Massa, McQuail (2000) memberi
definisi komunikasi massa salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada
peringkat
masyarakat
luas,
yang
identifikasinya
ditentukan
oleh
ciri
khas
institusionalnya (Gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya).
10
11
Dari banyak definisi para ahli, Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa
merupakan proses komunikasi dalam masyarakat luas, dimana melalui media sebagai
alat komunikasi yang disebut dengan media massa.
2.1.1 Proses Komunikasi Massa
Menurut formula Laswell, bahwa ungkapan yang merupakan cara sederhana
untuk memahami proses komunikasi massa adalah dengan menjawab pertanyaan :
Siapa (who)
Berkata apa (says what)
Melalui saluran apa ( In Which Channel)
Kepada siapa (To whom)
Dengan efek apa ( Whith What Effect)
Hal ini dapat di gambarkan seperti berikut :
Siapa Berkata apa Melalui saluran apa Kepada siapa Dengan efek apa Pesan Media Penerima Penerima Analisis pesan Analisis media Analisis audience Analisis efek Komunikator Control studies Gambar 2.1
12
2.1.2 Elemen-Elemen Komunikasi Massa
Komunikator
Komunikator meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang
berkaitan dengan sebuah acara televisi. Bisa dikatakan, kalau komunikator
adalah gabungan individu dalam sebuah lembaga media massa.
Sekurang-kurangnya, ada lima karakteristik komunikator menurut Hiebert,
Ungurait, dan Bohn (Hub), yaitu : daya saing, ukuran dan kompleksitas,
industrialisasi, spesialisasi, dan perwakilan.
Isi
Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam
pengelolaan isinya. Menurut Ray Eldon Hiebert dkk (1985) isi media setidaktidaknya bisa dibagi lima kategori: berita dan informasi, analisis dan interpretasi,
pendidikan dan sosialisasi, hubungan masyarakat dan persuasi, iklan dan bentuk
penjualan lain, dan hiburan.
Audience
Audience dalam komunikasi massa sangat beragam. Mulai dari jutaan penonton
televisi sampai ribuan pembaca majalah atau koran.
Umpan Balik
Ada dua umpan balik dalam komunikasi, yaitu umpan balik langsung dan tidak
langsung. Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan
berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung. Didalam
komunikasi massa umpan balik biasanya tidak secara langsung. Artinya, antara
komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak
13
langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama
lain.
Gangguan
Di bagi dalam dua bagian yaitu : gangguan saluran dan gangguan sematik.
Gangguan saluran biasanya seperti gangguan gambar yang tidak jelas di televisi.
Sedangkan gangguan sematik itu berkaitan dengan bahasa.
Gate Keeper
John R Bittner (1996), menyebutkan bahwa gatekeeper sebagai individu-individu
atau kelompok oeang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran
komunikasi massa.
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Informasi
Komponen yang paling penting untuk mengetahui fungsi informasi adalah beritaberita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicarikan wartawan dilapangan kemudian
dituangkan dalam tulisan juga merupakan informasi.
Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik memduduki posisi yang paling tinggi
dibandingkan dengan fungsi-fungsi lain. Masalahnya, masyarakat masih
menjadikan televisi sebagai sumber hiburan. Hal ini sangat berbeda dengan
media cetak. Media cetak biasanya tidak menempatkan hiburan pada posisi
paling atas, tetapi informasi. Namun demikian, media cetakpun tetap harus
mengfungsikan sebagai hiburan. Adanya teka-teki dan cerita bergambar contoh
dari media cetak masih memberikan layanan hiburan.
14
Persuasi
Banyak bentuk tulisan yang kalau di perhatikan sekilas hanya berupa informasi,
tetapi jika diperhatikan baik-baik terdapat fungsi persuasi. Tajuk rencana, artikel,
dan surat pembaca di dalam media cetak merupakan contoh tulisan persuasif.
Aktivitas Public Relation dan Promosi khusus dalam komunikasi tatap muka
juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi.
Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling
penting dalam masyarakat. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk,
seperti salah satunya mengukuhkan atau mempersiapkan sikap, kepercayaan
atau nilai seseorang.
Trasmisi Budaya
Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tahap, yaitu kontenporer dan
historis. Dua tingkat tersebut tidak dipisahkan, tapi terjalin secara konstan.
Dalam tingkatan kontenporer media massa memperkuat konsensus nilai
masyarakat, dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara terus
menerus. Sementara secara historis umat manusia telah dapat melewati atau
menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk membimbingnya ke masa
depan.
Mendorong Kohesi Sosial
Media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Media massa merangsang
masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang
baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya
kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi
sosial.
15
Pengawasan
Fungsi ini dapat berarti menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi
mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar kita.
Korelasi
Peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat.
Bagi Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan
yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadiankejadian.
2.1.4 Efek-Efek Komunikasi Massa
Efek Primer
Meliputi : Terpaan media, perhatian, dan pemahaman.
Efek Sekunder
Meliputi : perubahan tingkat kognitif dan perubahan prilaku
2.2 Media Massa Sebagai Alat Komunikasi Massa
Media massa bisa di artikan sebagai alat komunikasi yang bekerja dalam
berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa
saja di masyarakat, dengan skala yang sangat luas (Morissan dkk, 2010:1).
16
2.2.1
Karekteristik Media Massa
-
Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri banyak
orang
-
Bersifat
satu
arah,
artinya
komunikasi
yang
di
lakukan
kurang
memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima
-
Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi waktu dan jarak.
-
Memakai peralatan teknis atau mekanis
-
Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana
saja.
2.2.2
Sejarah Media
Era Kesukuan
Indra pendengaran, penciuman, dan perasa merupakan indra yang lebih banyak
digunakan manusia. Selama periode ini, kebudayaan sangat berorientasi pada
pendengaran dan orang berkomunikasi lebih mengandalkan telinga. Namum,
telinga tidak memiliki kelebihan untuk menyaring atau melakukan seleksi terhadap
pesan yang diterima sebagaimana indra penglihatan yang memungkinkan manusia
memberikan fokus perhatian. Era kesukuan memiliki ciri lisan, dimana orang
mengungkapan tradisi, ritual, dan nilai-nilai mereka melalui kata-kata yang
diucapkan.
17
Era Tulisan
Orang menekankan pada indra penglihatan yang ditandai dengan diperkenalkannya
huruf abjad.
Tulisan telah menyebabkan orang menjadi terlepas dari lingkungan kesukuan yang
bersifat kolektif dan memasuki lingkungan yang bersifat privat.
Pada era tulisan ini, orang mampu mendapatkan informasi tanpa bantuan anggota
kelompok lain, oleh karena itulah masyarakat cenderung bersifat individualistik.
Era Cetak
Era cetak muncul awal revolusi industri. Teknologi cetak memungkinkan orang
untuk menyimpan informasi secara permanen. Era cetak memungkinkan pula
kelompok masyarakat non-elit untuk bisa mendapatkan akses terhadap informasi.
Era Elektronika
Tak ada yang memungkiri, bahwa sekarang dapat disebut sebagai elektronika.
Dimana, adanya kehadiran elektronika yang dicirikan sebagai teknologi
komunikasi, melahirkan yang namanya telegraf, radio, televisi, dan telpon.
Dalam buku Teori komunikasi massa, Morissan dkk (2010:35), Mengutip pendapat
Mc.Luhan, bahwa era elektronika kembali pada zaman kesukuan, dimana lebih
menekankan komunikasi secara lisan.
18
2.2.3 Pembagian Media
Menurut McLuhan, media di bagi dua jenis :
Media Panas : Media yang tidak menuntut pada perhatian besar dari pendengar,
pembaca, atau penonton media yang bersangkutan. Seperti : Film, radio, buku, photo,
dan kuliah.
Media Dingin : media definisi rendah yang membutuhkan partisipasi audience
yang cukup besar. Seperti : telpon, televisi, seminar, dan film kartun.
Pembagian jenis media ini menjadi kontroversi, sebab bagaimana mungkin
televisi bisa dikatakan media dingin sedangkan radio dikatakan media panas. McLuhan
menjelaskan bahwa radio sebagai media panas karena kebanyakan orang menggunakan
radio untuk mengiringi aktivitas lain.
Namun secara umum, media dibagi dengan tiga jenis :
¾ media cetak
: Seperti surat kabar, majalah, dan tabloid.
¾ media elektronik
: Seperti radio dan televisi.
¾ media online
: Seperti internet.
2.3 Televisi Sebagai Salah Satu Media Massa
Menurut Wikipedia.org, bahwa televisi adalah sebuah media telekomunikasi
terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak serta suara.
19
Askurifai Baksin, dalam bukunya Jurnalistik Televisi (2006) mengatakan, bahwa
televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi yang menyampaikan isi pesan dalam
bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audivisual gerak memiliki kekuatan sangat tinggi
untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu.
Dari dua pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa televisi adalah media
audiovisual, dimana di tangkap dengan dua panca indra, mata dan telinga, yang
menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak.
Sifat-Sifat Televisi
a) proses pemancaran/transmisi
b) Isi pesan audiovisual, dapat dibaca dan didengar sekilas sewaktu ada siaran
c) Tidak dapat di ulang
d) Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang sudah terjadi
e) Dapat menyajikan pendapat narasumber secara langsung/orisinal
f) Penulisan di batasi oleh detik,menit, dan jam
g) Makna berkala dibatasi oleh detik, menit, dan jam
h) Distribusi melalui pemancaran/transmisi
i) Bahasa yang digunakan formal dan nonformal
j) Kalimat singkat,padat, sederhana, dan jelas.
20
2.3.1 Program Televisi
Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk
acara tapi memakai istilah ‘Siaran’ yang di definisikan sebagai pesan atau rangkaian
pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Bisa dikatakan, bahwa program adalah
segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran guna memenuhi kebutuhan audiencenya.
Program televisi merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa program televisi adalah acara-acara yang
ditayangkan oleh stasiun televisi dimana merupakan rangkaian pesan yang disajikan
dalam berbagai bentuk.
Penyelenggaraan siaran distasiun TV umumnya dibagi dua, yaitu karya artistik dan
karya jurnalis.
a. Karya Artistik
Biasanya, karya artistik lebih banyak dikerjakan oleh mitra stasiun TV, yakni
para agency dan production house. Karya artistik lebih menekankan pada aspek
keindahan dan lebih memainkan imajinasi sinema.
Yang termasuk dalam karya artistik :
1. Film
2. Sinetron
3. Pergelaran musik, tari, pantomin, lawak, sirkus, sulap, dan teater
4. Acara keagamaan
21
5. Variety show
6. Kuis
7. Ilmu pengetahuan dan teknologi
8. Penerangan umum
9. Iklan (komersial dan layanan masyarakat)
b. Karya Jurnalistik
Karya jurnalistik di produksi dengan pendekatan jurnalistik yang mengutamakan
kecepatan penyampaian, mengusung informasi dari sumber pendapat, realita dan
peristiwa.
Yang termasuk dalam karya jurnalistik adalah :
1. Berita aktual yang bersifat timeconcern
2. Berita non aktual yang bersifat timeless
3. Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya, yang
tertuang dalam acara ini :
-
Monolog (seperti pengumuman kenaikan bbm, pidato kepala Negara)
-
Dialog ( seperti wawancara dan diskusi)
-
Laporan
-
Siaran langsung
22
Jenis program dapat di bedakan dua jenis yaitu :
- Berdasarkan format program, yaitu mengacu pada bentuk program. Seperti : talkshow,
film, kuis, musik, dan lain-lain.
- Berdasarkan isi program, yaitu berita dan non berita. Program berita secara garis besar
digolongkan kedalam warta penting (hard news) dan warta ringan (softnews). Program
non berita yaitu berupa program hiburan, drama, olah raga, dan agama.
Dilihat dari format programnya, tayangan talkshow provocative proactive
merupakan tayangan yang menampilkan diskusi bersama dalam mempersoalkan sesuatu
sesuai topik/tema. Dan berdasarkan isi program, termasuk dalam golongan tayangan
berita atau lebih dikenal dengan tayangan dengan pendekatan jurnalistik. Dimana,
mendiskusikan mengenai berita-berita terbaru dan sedang hangat-hangatnya menjadi
pemberitaan.
2.3.2 Talkshow
Pengertian Talkshow adalah sebuah program televisi atau radio dimana seseorang
ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan
suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator.
Dalam perkembangannya, talkshow berupaya menyuguhkan hal-hal yang
menghibur namun tetap memberikan unsur pengetahuan di dalamnya.
23
Maka itu, perkembangan talkshow dewasa ini cukup signifikan dengan berupaya
melahirkan program talkshow yang kreatif dan selalu dinikmati oleh pemirsanya.
Hal yang perlu di perhatikan dalam membuat tayangan menjadi menarik adalah,
dengan memperhatikan :
- Isi, dalam hal ini meliputi : cerita, Gimmick, treatment, pilihan host atau presenter
dan bintang tamu.
- Pengemasan, dalam hal ini meliputi : kualitas gambar dan suara.
Hal ini, bisa penulis lihat dari tayangan talkshow provocative proactive,
bagaimana sebuah talkshow disuguhkan lebih kreatif dengan memasuki unsur sitkom di
dalamnya.
Bahwa Sitkom atau Sinetron/situasi komedi adalah program acara drama dimana
menampilkan humor.
Biasanya, program sitkom berkisah tentang orang-orang yang berada dalam
situasi yang menyenangkan dan segar di setiap episodenya. Terjadinya keruwetan
dimana menyebabkan tokoh-tokoh didalam sitkom bingung sehingga sampai pada
klimaks di mana isu itu dapat di pecahkan dan semuanya jadi senang dan bahagia.
Adanya Sitkom dalam Talkshow Provocative Proactive adalah sebuah
pengemasan Gimmick, dimana ada satu segment yang mendramakan suatu isyu yang
terjadi di negeri ini. Para pembawa acara memerankan peran yang sesuai dengan
bahasan tema setiap episodenya. Semisal, saat pemberitaan seorang aktor yang
memanjat gedung DPR dan melakukan aksi mencoret atap gedung dengan pilox, maka
24
dalam pembahasan di program ini, ada segment yang menvisualisasikan adegan tersebut
dalam bentuk sitkom.
2.4 Aundience
Prakasa Adi mengatakan bahwa audience adalah sekumpulan orang dimana
merupakan penerima pesan-pesan media.
MC Quail (2000), mengatakan bahwa ada beberapa konsep alternatif mengenai
audience :
1. Audience sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, dan pemirsa.
Konsep audience disini diartikan sebagai penerima pesan-pesan dalam
komunikasi massa yang keberadaannya tersebar, heterogen, dan berjumlah
banyak. Pendekatan sosial budaya sangat menonjol untuk mengkaji konsep ini.
2.
Audience sebagai massa. Konsep audience diartikan sebagai suatu kumnpulan
orang yang berukuran besar, heterogen, penyebaran dan anomitasnua serta
lemahnya organisasi sosial dan komposisinya yang berubaha dengan cepat dan
tidak konsisten. Massa tidak memiliki keberadaan yang berlanjut kecuali dalam
pikiran mereka ingin memperoleh perhatian dan manipulasi orang-orang
sebanyak mungkin. MC Quail mengatakan bahwa konsep ini tidak lagi layak.
3. Audience sebagai kelompok sosial atau publik. Konsep ini diartikan sebagai
suatu kumpulan orang yang terbentun atas dasar isu, minat, atau bidang keahlian.
Audience ini aktif dalam memperoleh informasi dan mendiskusikannya dengan
sesama anggota audience.
25
4. Audience adalah pasar. Konsep ini diartikan sebagai konsumen media sebagai
audience iklan tertentu.
Menurut Sanford B. Weinberger dalam Wahyudi, (1994), Sikap Audience
terhadap pesan, yaitu:
1. Selective attension: memperhatikan isi pesan yang menarik baginya
2. Selective perseption: mengartikan pesan sesuai dengan kepentingannya
3. Selective retension: mengingat-ingat pesan sebatas yang diinginkan dirinya.
2.4.1
Mahasiswa
Ahmad A.K Muda (2006:357) mendefinisikan bahwa mahasiswa adalah siswa
yang ada di perguruan tinggi.
Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang
memiliki tanggung jawab sosial yang khas.
Dari dua pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa mahasiswa
adalah orang yang belajar dan menuntut ilmu di perguruan tinggi. Baik yang belajar di
sekolah tinggi, institut, ataupun universitas, dimana mereka memiliki tanggung jawab
yang khas.
Mahasiswa menjadi nilai penting dalam target audience tayangan talkshow
provocative proactive, sebab mahasiswa di anggap sebagai kaum intelektual, dimana
perubahan-perubahan ada di tangan Mahasiswa. Sebab itu, mahasiswa di sebut pula
sebagai agent perubahan.
26
Mahasiswa menjadi nilai penting dalam tayangan talkshow Provocative
Proactive tidak lain sesuai dengan tujuan adanya talkshow tersebut. Bagaimana,
berusaha menjadi media edukatif dalam bidang politik, menjadikan mahasiswa dari yang
tidak tahu masalah politik menjadi tahu masalah politik.
2.5 Teori komunikasi
Ada dua Teori yang mendukung dalam penelitian ini. Yaitu : Teori Uses and
Effect sebagai teori utama, dan Teori Stimulus-Respon, sebagai teori pendukung.
2.5.1 Teori Uses and Effect
Menurut AM Hoeta Soehoet (2006:70) mengartikan konsep “penggunaan”
(uses) dalam konteks ini merupakan hal yang sangat penting, dan dengan demikian
menjadi inti dari teori ini adalah pengetahuan mengenai penggunaan media dan asal
mulanya akan memberikan kunci untuk memahami dan memperkirakan hasil (akibat)
dari proses komunikasis.
Sasa Djuarsa Senjaya dkk (2007:5.43), mengatakan bahwa pengetahuan
mengenai penggunaan media akan memberi jalan bagi pemahaman dan perkiraan
tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa.
Dari dua pendapat diatas yang bunyinya hampir sama, dapat dikatakan bahwa
pengetahuan mengenai penggunaan media memberi pemahahaman mengenai hasil.
Hasil dari proses komunikasi massa dah kaitannya dengan penggunaan media
akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara
27
penggunaan dan hasilnya dengan memperhitungkan pada isi media, memiliki beberapa
bentuk yang berbeda, yaitu :
¾ Isi media menentukan sebagian besar dari hasil.
¾ Hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada isi media
¾ Hasil dapat ditentukan sebagian oleh isi media dan sebagian lain oleh
penggunaan media itu sendiri.
Dapat di gambarkan, sebagai berikut :
Isi Media
Penggunaan Media
Efek
Isi Media
Penggunaan Media
Konsenkuensi
Isi Media
Penggunaan Media
Conseffects
Gambar 2.2
Saat seseorang memutuskan untuk menggunakan media dan isinya, maka akan
timbul efek, konsenkuensi, dan conseffects. Gambaran selengkapnya dapat dilihat :
28
Audience dan
karakteristik
intra/ekstra individu,
termasuk kebutuhan
dan keinginan
Akses kepada harapan
dan persepsi terhadap
media,isi dan
komunikator
Keputusan untuk
menggunakan
alternatif fungsional
Keputusan untuk
menggunakan media
dan isi
Penggunaan media :
Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan dengan isi
yang digunakan, cara konsumsi
Media dan
karakteristik isi
Hasil pada tataran individu
Efek :
terutama
di sebabkan oleh
media/isi
Konsenkuensi :
Conseffects:
terutama disebabkan
disebabkan sekaligus
oleh penggunaan mdia oleh isi dan
penggunaan media
Hasil pada tataran lain
Gambar 2.3
Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka dapat dikatakan bahwa
ketika audience menggunakan atau memutuskan untuk menonton tayangan talkshow
Provocative proactive, maka akan mendapatkan efek berupa pengaruh, dimana
penelitian ini melihat dari pengaruh pada persepsi audience itu, dengan kata lain
audience akan menimbulkan persepsi, dimana dilihat persepsi terhadap politik, sebagai
bahasan tayangan talkshow Provocative Proactive.
29
2.5.2 Teori Stimulus - Respon
Teori ini mengatakan bahwa dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli
tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu
kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Elemen-elemen utama dalam
teori ini adalah :
¾ Isi pernyataan/pesan Æ Stimulus (S) = Rangsangan = Dorongan
¾ Penerima atau komunikan Æ Organisme (O) = Manusia = Komunikan
¾ Efek Æ Responden (R) = Tanggapan = Pengaruh = Efek
Teori ini digambarkan, sebagai berikut :
SÆOÆR
Keterangan :
S : Stimulus = Rangsangan = Dorongan
O : Organisme = Manusia = Komunikan
R : Respon = Reaksi = Tanggapan = Jawaban = Pengaruh = Efek
Jika teori ini dikaitkan dalam permasalahan penelitian, maka dapat dipahami
bahwa stimulus (S) yaitu tayangan talkshow Provocative Proactive mampu atau tidak
mempengaruhi penontonnya, yaitu mahasiswa komunikasi pemasaran BINUSIAN 2013
BINUS University sebagai organisme (O) dan selanjutnya bagaimana efek atau respons
(R) yang berhubungan dengan persepsi di bidang politik.
30
2.6 Persepsi
Persepsi dapat di artikan dengan proses psikologis yang diasosiasikan dengan
interpretasi dan pemberian makna terhadap objek tertentu. Persepsi juga dapat diartikan
dengan pengetahuan tentang apa yang diangkap oleh indra kita.
Menurut Jalaludin Rahkmat dalam buku Psikologi Komunikasi bahwa persepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang di peroleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Dalam buku Teori Komunikasi Sasa Djuarsa dkk, mengutip pendapat Cohen,
bahwa persepsi adalah sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai
representasi dari objek-objek eksternal (2007:2.13).
Menurut Lahry (Severin dan Tankard 2007:83), bahwa persepsi merupakan
proses yang digunakan untuk menginterpretasikan data-data sensoris. Data sensoris yang
sampai melalui lima panca indra. Hasil penelitian, mengidentifikasi bahwa ada dua jenis
pengaruh dalam persepsi yaitu pengaruh struktural dan pengaruh fungsional.
Dari pernyataan Lahry, penulis menyimpulkan bahwa persepsi proses dari
interpretasi. Dimana, ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor struktural
yang berasal dari aspek-aspek fisik rangsangan dan faktor fungsional dimana berasal
dari aspek-aspek psikologis.
31
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Ada dua jenis faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor fungsional dan
struktural. Namun, dalam buku Teori Komunikasi, Syaiful Rohim menambahkan satu
faktor yang lebih penting, yaitu faktor perhatian.
Faktor Perhatian (Attention)
Menurut Kenneth E. Andersen “Perhatian adalah proses mental ketika stimuli
atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli
lainnya melemah” (1972:46)
Dapat disimpulkan bahwa, perhatian terjadi apabila kita mengonsentrasikan diri
pada salah satu alat indra kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui
indra alat indra yang lain.
Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal.
Faktor situasional kadangkala disebut sebaga determinan perhatian yang bersifat
eskternal.
Stimulus di perhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain :
gerakan intensitas stimulus, kebaruan, dan perulangan.
Faktor-Faktor Fungsional
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain
yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal yang
menentukan persepsi bukan jenis bentuk stimulus, tapi karakteristikan orang
yang memberikan respons pada stimulus.
32
Krech dan cruthfield (Rahmat, 1992:56), dikutip dari buku teori komunikasi H.
Syaiful Rohim, merumuskan dalil persepsi yang pertama : persepsi bersifat
selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat
tekanan dalam persepsi kita biasanya objek yang memenuhi tujuan individu yang
melakukan persepsi.
Faktor Struktural
Faktor struktural, yaitu faktor yang berhubungan dengan individu, misalnya
sosial dan budaya, dan lingkungan keluarga atau kelompok.
Faktor-faktor struktural berasal dari sifat stimulus fisik dan efek-efek saraf yang
ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Krech dan Cructh melahirkan dalil
kedua : medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita
mengorganisasikan stimulus dengan melihat konteksnya. Walaupun stimulus
tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan
rangkaian stimulus yang kita persepsi.
Menurut teori Gestalt, mempersepsikan sesuatu sebagai keseluruhan. Dengan
kata lain, tidak melihat sesuatu dari bagian-bagiannya, tapi secara keseluruhan.
Jika ingin memahami suatu objek, kita tidak dapat meneliri fakta-fakta yang
terpisah, namun harus memandangnya dalan keseluruhan.
Dalam hubungannya, dengan konteks Krech dan Cruthfield menyebutkan dalil
yang ketiga :sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada
umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika
individu dianggap sebagai kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan
33
sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek
yang berupa asimilasi atau kontras.
Terdapat tiga proses persepsi yang digunakan dalam komunikasi massa,
yaitu :
Selective exposure
Merupakan kecenderungan audience untuk mengekspos diri mereka pada suatu
komunikasi yang sesuai dengan sikap mereka dan menghindari komunikasi yang
tidak sesuai.
Selective Attention
Merupakan kecenderungan audience untuk meperhatikan bagian-bagian dari
sebuah pesan yang sama dengan sikap, kepercayaan, atau tingkah laku yang di
pegang dengan kuat dan untuk menghindari bagian-bagian dari sebuah pesan
yang bertentangan dengan sikap, kepercayaan, atau tingkah laku yang di pegang
dengan kuat.
Selective Retention
merupakan kecenderungan audience untuk mengingat kembali suatu informasi
yang dipengaruhi oleh keinginan, kebutuhan, sikap, dan faktor-faktor psikologis
lainnya.
34
Tahapan Persepsi
Berdasarkan pendapat banyak ahli, bahwa proses persepsi melalui tiga tahap :
¾ Taham penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial
melalui panca indra manusia, yang dalam prosesnya ini mencakup pula
pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.
Dalam hal ini bisa dikatakan juga tahap perhatian.
¾ Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
pengorganisasian informasi. Dalam hal ini bisa dikatakan juga tahap
pemahaman.
¾ Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang di pengaruhi pengalaman,
wawasan, dan pengetahuan individu. Dalam hal ini bisa di katakan juga
tahap pengetahuan.
Dalam permasalahan penelitian, bahwa persepsi di lihat dalam bidang politik,
sebagai bahasan isi tayangan talkshow provocative proactive.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahawa politik adalah
pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, segala urusan dan tindakan
(kebijakan, siasat, dsb) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain dan
cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah).
Selanjutnya, dari pernyataan diatas inilah penulis memahami bahwa pendidikan
mengenai politik tidak hanya untuk anggota legislatif, kaum tua, atau pengurus partai
35
politik, tetapi semestinya juga untuk semua rakyat indonesia, dalam hal ini Mahasiswa
menjadi nilai penting untuk mengetahui perpolitikan di negerinya.
2.7 Kerangka Berpikir
Tayangan talkshow
‘Provocative Proactive’
Penonton Mahasiswa
Komunikasi Pemasaran
2013
Persepsi Mahasiswa di bidang
politik
Gambar 2.4
2.8 Hipotesis Teori Dan Hipotesis Penelitian
2.8.1 Hipotesis Teori
Teori Uses and effect berasumsi bahwa penggunakan media dan isinya, maka
akan timbul efek, konsenkuensi, dan conseffect yang nantinya menghasilkan persepsi si
penggunaan media itu sendiri.
Sedangkan teori Stimulus-respon berasumsi bahwa ada hubungan antara isi
pernyataan, media dengan reaksi khalayak.
36
2.8.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini, bahwa mahasiswa yang menonton tayangan talkshow
‘Provocative Proactive’, ini akan memberi pengaruh terhadap persepsi mahasiswa di
bidang politik.
Dapat dirumuskan dengan :
Ha:
Adanya pengaruh tayangan talkshow ‘Provocative Proactive’ terhadap
persepsi mahasiswa di bidang politik
Ho:
Tidak adanya pengaruh tayangan talkshow ‘Provocative Proactive’
terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik.
2.9 Model Analisis
Model penelitian kuantitatif ini terdiri atas satu variabel independent (tayangan
talkshow provocative proactive atau X) dan variabel dependent (persepsi mahasiswa
atau Y). Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
X
Y
Gambar 2.5
Download