peranan konsultan manajemen konstruksi pada pelaksanaan

advertisement
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4)
Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010
PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN
KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG
Maksum Tanubrata1dan Deni Setiawan2
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha
Jalan Prof. drg. Soeria Sumantri, MPH, No. 65, Bandung, 40164
email: [email protected]
2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha
Jalan Prof. drg. Soeria Sumantri, MPH, No. 65, Bandung
Email:[email protected]
ABSTRAK
Perkembangan manajemen konstruksi di negara kita tidak dapat lepas dari perkembangan industri
jasa konstruksi. Sedang perkembangan industri jasa konstruksi berhubungan erat dengan
pelaksanaan pembangunan. Penulisan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari peranan
Konsultan Manajemen Konstruksi (KMK) pada pelaksanaan bangunan gedung bertingkat (studi
kasus pada proyek gedung kantor pajak Jl Prof drg Suria Sumantri Bandung), dengan batasan
masalah pada studi kasus proyek di kota Bandung. Pembahasan dilakukan hanya terhadap
pengawasan pada tahap konstruksi saja. Teori-teori yang mengacu kepada penelitian ini adalah teori
yang membahas tentang arti, pertumbuhan, manfaat, kerugian, tanggung jawab, sistem kontrak, jenis
hubungan kerja proyek konstruksi dan jasa yang ditawarkan Konsultan Manajemen Konstruksi.
Dengan data-data yang didapat proyek terkait, penulis berusaha mengolah data tersebut dan
menguraikannya. Adapun data-data tersebut berhubungan dengan penelitian ini. Penulis berusaha
memberikan analisa terhadap peranan KMK ditinjau dari hirarki kebijakan, dan jasa yang
ditawarkan KMK bersangkutan, dengan mengacu pada teori-teori dalam teori-teori yang ada ini dan
sasaran proyek bersangkutan. Berdasarkan hasil analisa, penulis memperoleh kesimpulan dan saran.,
bahwa KMK bersangkutan seharusnya diserahkan tugas pemantauan dan pengendalian biaya pada
proses upper-structure & finishing. Perlu terjadi koreksi atas benarnya perkiraan biaya yang
dilakukan quantity surveyor bersangkutan, agar kerugian pemilik dapat dikurangi.
Kata kunci: manajemen, proyek, gedung bertingkat, manfaat
1. PENDAHULUAN
Meningkatnya kegiatan pembangunan fisik di era globalisasi, dimana batas antarnegara makin terbuka, produk dan
jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka mereka yang bekerja dengan perencanaan yang matang
dengan pengelolaan yang matang pula dapat mencapai hasil guna yang maksimum. Salah satu hal yang terpenting
untuk mencapai tujuan tersebut adalah suatu pekerjaan pengawasan, karena pekerjaan pengawasan ini sangat
membantu supaya tercapainya tujuan yang dikehendaki. Akan tetapi tentu saja tidak semua orang mempunyai
kriteria untuk melakukan pekerjaan pengawasan tersebut.
Pengelolaan yang biasanya dikenal sebagai “Manajemen Proyek” adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk
maksud tersebut. Suatu bentuk jasa konsultasi dewasa ini yang memiliki hubungan yang unik dengan kegiatan
proyek adalah konsultan manajemen konstruksi. Untuk itu dalam tulisan ini, mengingat pentingnya suatu pekerjaan
pengawasan, peneliti dengan segala keterbatasannya bermaksud untuk ikut serta mempelajari dan mengetahui
peranan konsultan manajemen konstruksi pada pelaksanaan bangunan gedung bertingkat di Bandung .
2. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari peranan konsultan manajemen konstruksi pada
pelaksanaan bangunan gedung Kantor Pajak Bandung Jl Prof Drg Suria Sumantri , dengan merujuk pada sasaran
proyek terkait dari teori-teori manajemen proyek pada daftar literatur.
3. ANALISA TERHADAP HIRARKI KEBIJAKAN PROYEK TERKAIT
Bila terjalin koordinasi yang baik antara peserta-peserta proyek tersebut tentu saja akan memberikan kemudahan
dalam rangka pencapaian sasaran proyek. Namun otoritas yang dimiliki konsultan manajemen konstruksi
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M-9
Maksum Tanubrata dan Deni Setiawan
bersangkutan dapat memberikan dampak negatif. Dengan perkataan lain, otoritas untuk tidak menyetujui inspeksi
atau uji coba di lapangan bisa menimbulkan masalah baru dengan para kontraktor, yang bisa saja di kemudian hari si
kontraktor ‘membalasnya’, seperti mengurangi tenaga kerja yang berakibat keterlambatan proyek atau mengurangi
kualitas spesifikasi bahan yang menyebabkan pengerjaan ulang dan menunggu bahan yang sesuai berakibat
keterlambatan proyek.
Kepercayaan yang diberikan pemilik kepada konsultan manajemen konmstruksi (KMK) dapat menimbulkan
masalah baru yang lain pula. Bisa saja KMK bersangkutan tidak melakukan pekerjaannya dengan sebenarnya,
dengan kata lain KMK bersangkutan ‘menipu’ si pemilik. Misalnya : KMK bersangkutan tidak memeriksa dengan
sebenarnya dipenuhinya spesifikasi dengan inspeksi dan testing, atau kontraktor bersangkutan mengadakan
‘hubungan gelap’ dengan KMK bersangkutan dalam kegiatan inspeksi dan testing dilapangan, dimana kontraktor
bersangkutan memberikan ‘uang tips’ kepada KMK bersangkutan, agar KMK bersangkutan bersedia untuk ‘tutup
mulut’.
Untuk mencegah terjadinya hal diatas, sebaiknya dilakukan beberapa hal berikut ini :
− Otoritas konsultan manajemen konstruksi (KMK) didapatkan melalui hubungan yang positif dan saling
menghormati. Dengan aspek ini, walaupun hubungan tanpa kontrak dengan para kontraktor, perusahaan KMK
tidak akan terlalu ragu untuk menjalankan tugasnya.
− Pemilik tidak harus memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada KMK bersangkutan. Dengan kata lain
organisasi pemilik sebaiknya mempunyai perangkat lunak sendiri untuk menangani sebagian penyelenggaraan
proyek. Perangkat ini berupa tenaga ahli yang berpengalaman, prosedur, metode dan teknik, serta sistem
informasi manajemen yang diperlukan untuk mengelola proyek. Dengan tindakan ini maka kendala tersebut
dapat dihindari.
4. ANALISA TERHADAP JASA YANG DITAWARKAN KONSULTAN MANAJEMEN
KONSTRUKSI TERKAIT
Analisa terhadap jasa yang dilakukan KMK di bagi menjadi 2 bagian, yaitu terhadap:
1. Pelaksanaan sub-structure, lihat tabel 1
2. Pelaksanaan upper-structure and finishing, lihat tabel 2
No.
1
2
3
4
5
6
7
No.
1
2
3
4
Tabel 1. Analisa Terhadap Jasa Yang Ditawarkan KMK Bersangkutan pada pelaksanaan sub-structure.
Jenis Kegiatan
Prosedur standar
Kenyataan di lapangan
operasi
Melaksanakan koordinasi
Ya
Ya
Memeriksa hasil pekerjaan konsultan perencana
, dan memberikan saran dan usulan
Ya
Tidak
Biaya :
-Pemantauan
Ya
Ya
-Pengendalian
Ya
Ya
Jadwal :
-Pemantauan
Ya
Ya
-Pengendalian
Ya
Ya
Dukungan administrasi
Ya
Ya
Pengendalian mutu
Ya
Ya
Menyusun dokumen proyek
Ya
Ya
Tabel 2. Analisa Terhadap Jasa Yang Ditawarkan KMK Bersangkutan pada pelaksanaan upper-structure &
finishing.
Jenis Kegiatan
Prosedur standar
Kenyataan di lapangan
operasi
Melaksanakan koordinasi
Ya
Ya
Memeriksa hasil pekerjaan konsultan perencana
Ya
Tidak
/ QS, dan memberikan saran dan usulan
Biaya :
-Pemantauan
Ya
Tidak
-Pengendalian
Ya
Tidak
Jadwal :
M - 10
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peranan Konsultan Manajemen Konstruksi Pada Pelaksanaan Bangunan Konstruksi Di Kota Bandung
5
6
7
-Pemantauan
-Pengendalian
Dukungan administrasi
Pengendalian mutu
Menyusun dokumen proyek
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
5. ANALISA TERHADAP KOORDINASI
Tindakan KMK bersangkutan sebagai wakil pemilik untuk melakukan koordinasi pada proses pelaksanaan substructure dan upper-structure & finishing yaitu berupa rapat-rapat dan laporan-laporan ( rapat mingguan, rapat
bulanan, laporan harian ) adalah langkah yang tepat.
Hasil dari tindakan koordinasi oleh KMK bersangkutan dapat diambil kesimpulan:
− Sesuai dengan prosedur monitoring.
− Dengan adanya monitoring dan evaluasi harian, mingguan, dan bulanan tersebut maka :
1. Segala masalah yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan dapat diketahui.
2. Masalah yang dapat menghambat pekerjaan dapat segera diketahui.
3. Masalah tersebut dapat segera diatasi dengan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
5.1 Analisa Terhadap Mengkaji Hasil Pekerjaan Konsultan Perencana / QS Dan Memberikan
Saran Dan Usulan
Pada proses pelaksanaan sub-structure dan upper-structure & finishing, KMK (konsultan manajemen konstruksi)
bersangkutan tidak meninjau ulang terhadap isi paket arsitektur, engineering, dan lain-lain. Seperti contoh : KMK
bersangkutan tidak memeriksa atau mengoreksi pekerjaan QS dalam hal perhitungan biaya pada pekerjaan tambahkurang pada proses upper-structure dalam proyek tersebut. KMK bersangkutan tidak meninjau ulang disain (
struktur, arsitektur, dan lain-lain ) dari konsultan perencana bersangkutan pada proses sub-structure dan upperstructure.
Paket-paket tersebut dikerjakan secara sendiri-sendiri sesuai dengan pekerjaan masing-masing konsultan perencana /
QS. Jadi di sini KMK bersangkutan tinggal menjalankan saja, seperti contoh : pada proses upper-structure dalam
pekerjaan tambah-kurang bila pemilik telah menyetujui perkiraan biaya yang direkomendasikan QS bersangkutan
dan disain dari konsultan perencana bersangkutan, maka KMK tinggal mengkoordinasikannya dengan kontraktor
agar segera dilakukan. Di sini KMK mempunyai otoritas sebagai koordinasi ( koordinator tertinggi ). Namun pada
intinya keputusan tertinggi tetap di tangan pemilik proyek.
6. ANALISA TERHADAP PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN BIAYA & JADWAL
6.1 Analisa Terhadap Pemantauan Dan Pengendalian Biaya
Pengertian pemantauan biaya adalah KMK mengkaji antara perencanaan dan kenyataan hasil kerja di lapangan.
Pada studi kasus ini KMK hanya terlibat pada pelaksanaan saja.
1. Pada proses sub-structure
Tabel .3 Analisa Terhadap Pemantauan & Pengendalian Biaya oleh KMK Bersangkutan pada proses
sub-structure.
No.
1
2
Uraian Pekerjaan
Pemantauan biaya
Pengendalian biaya
Prosedur standar operasi
Ya
Ya
Kenyataan di lapangan
Ya
Ya
Pemantauan dan pengendalian biaya oleh KMK dimaksud di atas adalah :
- Pemeriksaan berita acara kemajuan pekerjaan
- Perhitungan biaya pekerjaan tambah-kurang
- Pemantauan biaya terhadap hasil pekerjaan dengan biaya tahap perencanaan.
Kesimpulan :
Koreksi biaya oleh KMK bersangkutan dapat menghindari kerugian pemilik, jika KMK bersangkutan
melakukan tugasnya dengan benar. Bagaimana pula jika KMK bersangkutan tidak melakukan tugasnya dengan
benar, maka akan timbul masalah baru yang menyebabkan kerugian bagi pemilik. Hal ini dapat ditanggulangi
dengan cara :
- Terciptanya rasa saling menghormati antara pemilik dan KMK.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 11
Maksum Tanubrata dan Deni Setiawan
2.
Kontrak review dilakukan dengan baik oleh KMK.
Keduanya melakukan kewajiban dan wewenang dengan sebenarnya.
Pada proses upper-structure & finishing
Tabel 4. Analisa Terhadap Pemantauan & Pengendalian Biaya oleh KMK Bersangkutan pada proses
upper-structure & finishing.
No.
1
2
Uraian Pekerjaan
Pemantauan biaya
Pengendalian biaya
Prosedur standar operasi
Ya
Ya
Kenyataan di lapangan
Tidak
Tidak
Pemantauan dan pengendalian biaya dilakukan QS bersangkutan, yaitu :
- Pemeriksaan berita acara kemajuan pekerjaan
- Perhitungan biaya pekerjaan tambah-kurang
- Pemantauan biaya terhadap hasil pekerjaan dengan biaya tahap perencanaan
Kesimpulan :
Pada proses upper-structure & finishing ini, pemilik mengubah jasa pemantauan dan pengendalian biaya. Pemilik
menggunakan QS untuk menggantikan jasa pemantauan dan pengendalian biaya yang dilakukan KMK bersangkutan
pada proses sub-structure. Jadi disini KMK hanya berfungsi sebagai koordinator saja, dengan arti KMK hanya
tinggal melaksanakan apa yang sudah diputuskan pemilik .
6.2 Analisa Terhadap Pemantauan dan Pengendalian Jadwal
Tabel 5. Analisa Terhadap Penggunaan bar chart, kurva “S”, network planning pada proses pelaksanaan substructure dan upper structure & finishing.
No.
1
2
3
Uraian Pekerjaan
Menggunakan bar chart
Menggunakan kurva "S"
Menggunakan network planning
Prosedur standar
operasi
Ya
Ya
Ya
Kenyataan di lapangan
Ya
Ya
Tidak
Pengendalian jadwal yang hanya berdasarkan kurva “S” dan bar chart sangat tidak baik. Karena tidak
adanya network planning tidak dapat diketahui aliran kritis dan aliran tidak kritis yang memperlihatkan atau
menggambarkan aliran pekerjaan. Network planning memberikan penjelasan pekerjaan-pekerjaan mana yang tidak
boleh terlambat pada lintasan kritis karena adanya ketergantungan satu pekerjaan terhadap pekerjaan lainnya.
Apabila keterlambatan yang terjadi disebabkan oleh salah satu jenis pekerjaan yang terdapat pada lintasan kritis
maka pekerjaan lain yang tergantung padanya dimulai dengan awal yang lebih lambat. Adanya pekerjaan yang
terlambat pada lintasan kritis ini dapat ditanggulangi dengan penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat pada
pekerjaan-pekerjaan lain, yang juga terdapat pada lintasan kritis. Apabila tidak berhasil maka akan terjadi
kelambatan dalam penyelesaian proyek. Sedangkan kelambatan yang terjadi pada jenis pekerjaan bisa tidak pada
lintasan kritis, tidak akan mempengaruhi lajunya pelaksanaan proyek, asalkan masih dalam batas-batas yang
diijinkan, yaitu tidak melewati batas waktu yang ada dalam lintasan kritis.
Dapat diambil kesimpulan :
− Barchart
Membantu dalam memperoleh gambaran mengenai waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
kegiatan.
− Kurva “S”
Membantu dalam memperoleh gambaran tentang hasil prestasi keseluruhan pekerjaan yang telah dicapai.
− Network planning
Membantu dalam pengendalian / pengontrolan terhadap waktu pelaksanaan yang berhubungan dengan prestasi
kerja yang telah dicapai.
Sehingga ke-3nya dapat merupakan alat ukur utama dalam pengawasan waktu, karena dari sini dapat dilihat :
− Rencana jadwal pelaksanaan
− Rencana penyediaan tenaga kerja
M - 12
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peranan Konsultan Manajemen Konstruksi Pada Pelaksanaan Bangunan Konstruksi Di Kota Bandung
− Rencana penyediaan bahan
− Rencana penyediaan peralatan
− Rencana penempatan bahan dan peralatan
− Rencana pembiayaan
KMK bersangkutan memeriksa dan memantau apakah kontraktor bersangkutan mencapai prestasi pekerjaan sesuai
dengan yang ditargetkan berdasarkan bar chart dan kurva “S” rencana / master schedule, seperti pada lampiran (
tidak menggunakan network planning ). KMK bersangkutan harus meninjau ulang sasaran proyek yaitu Soft
Opening dan Grand Opening , apakah dapat tercapai atau tidak. Langkah-langkah apa yang boleh dilakukan untuk
pencapaian sasaran proyek tersebut, dengan melakukan evaluasi permasalahan yang ada dan jalan keluarnya, dan
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Analisa terhadap kurva “S” aktual untuk pekerjaan sub-structure yang dikerjakan oleh kontraktor PT.Gelora Intan
Reksa.
Tabel 6. Tabel Analisa Terhadap kurva “S” aktual PT. Gelora Intan Reksa
Periode Rencana
Realisasi
Selisih
Minggu
Minggu
Kumulatif
Minggu
Kumulatif
Ren.-Rea.
%
%
%
%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-
-
-
-
11.6541
14.6833
14.9633
14.9037
16.9158
0.3475
4.1403
7.5708
26.8797
38.5338
53.2171
68.1805
83.0842
100
0.3475
3.7927
3.4305
19.3089
11.71426
14.69708
17.0904
15.49457
0.3475
4.1403
7.5708
26.8797
38.5939
53.291
70.3814
85.876
0.0601
0.0739
2.2009
2.7918
Minggu ke-5
Rencana
=
38,5338 %
Realisasi
=
38,5939 %
Selisih
=
0,0601 %
Berarti : pekerjaan tersebut mengalami waktu penyelesaian lebih cepat dari waktu rencana.
Minggu ke-6
Rencana
=
53,2171 %
Realisasi
=
53,2910 %
Selisih
=
0,0739 %
Berarti : pekerjaan tersebut mengalami waktu penyelesaian lebih cepat dari waktu rencana.
Minggu ke-7
Rencana
=
68,1805 %
Realisasi
=
70,3814 %
Selisih
=
2,2009 %
Berarti : pekerjaan tersebut mengalami waktu penyelesaian lebih cepat dari waktu rencana.
Minggu ke-8
Rencana
=
83,0842 %
Realisasi
=
85,8760 %
Selisih
=
2,7918 %
Berarti : pekerjaan tersebut mengalami waktu penyelesaian lebih cepat dari waktu rencana.
Masalah-masalah yang dihadapi sampai saat ini pada proyek Kantor Pajak Bandung, yang dapat menyebabkan
keterlambatan waktu adalah sebagai berikut :
1. Masalah teknis :
- Pengadaan material tidak sesuai dengan jadwal material.
Masalah ini ditanggulangi oleh KMK dengan cara menyediakan supplier dengan jumlah minimal 3.
Adanya ketidaksesuain produk.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 13
Maksum Tanubrata dan Deni Setiawan
Masalah ini ditanggulangi dengan cara : KMK menolak produk tersebut, dan kemudian KMK membuat
surat teguran kepada kontraktor. Bila kontraktor tidak memperdulikannya, kontraktor bersangkutan bisa
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan.
2.
Masalah non-teknis : tidak ada.
7. ANALISA TERHADAP DUKUNGAN ADMINISTRASI
KMK(konsultan manajemen konstruksi) bersangkutan melakukan prosedur dukungan administrasi pada proses substructure dan upper-structure & finishing terhadap pemilik, yaitu :
- Melakukan surat-menyurat, seperti : surat teguran kepada kontraktor agar mempercepat pelaksanaan, surat
pemberitahuan, dll.
KMK bersangkutan tidak melakukan dukungan administrasi terhadap pemilik yaitu :
- Meneliti dan memproses progress payment
- Meneliti dan memproses change order
- Mengkaji laporan berkala
- Memproses asuransi
- Membuat assets record
- Menutup keuangan proyek
8. ANALISA TERHADAP PENGENDALIAN MUTU
Tabel 7. Analisa Terhadap Pengendalian Mutu oleh KMK bersangkutan. pada proses sub-structure
dan upper-structure & finishing.
No
.
1
2
3
Jenis Kegiatan
Prosedur standar operasi
Kenyataan di lapangan
Menelaah ulang kontrak.
Meneliti program QC kontraktor pelaksana
Mengendalikan material dan peralatan dari rekanan (
kontraktor ).
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Pemeriksaan selama konstruksi untuk komponen unit.
Pemeriksaan akhir
Uji coba operasi dan start-up
Audit dan perbaikan
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
4
5
6
7
1.
2.
3.
4.
5.
Menelaah ulang kontrak
Mengkaji kelengkapan lingkup kerja, standar, spesifikasi, kriteria, dan prosedur yang meliputi :
- Inspeksi dan testing
- Verifikasi
- Persetujuan
Disini KMK bersangkutan mempelajari kontrak yang telah disepakati dengan pemilik, harus dijalankan sesuai
kontrak.
Meneliti program QC(quality control) kontraktor pelaksana
Mengkaji kualitas dan kuantitas personil kontraktor. KMK(konsultan manajemen konstruksi) bersangkutan
hanya mengkaji kualitas dan kuantitas dari hasil produk sebagai hasil pekerjaan dari kontraktor bersangkutan.
Hal ini dilakukan dengan :
- Mengkaji teknik metode yang dipakai kontraktor.
Mengendalikan material dan peralatan dari rekanan ( kontraktor )
Meneliti prosedur dan metode yang dipakai. Melakukan pemeriksaan dari hasil produk yang dikerjakan
kontraktor, tetapi tidak melakukan pemeriksaan terhadap alat yang dipakai kontraktor.
Pemeriksaan selama konstruksi untuk komponen unit
Memeriksa apakah dipenuhinya spesifikasi dengan inspeksi dan testing. Yaitu dengan diadakannya laporan
harian, laporan persetujuan material, laporan mingguan, dan laporan bulanan, dengan laporan-laporan ini KMK
bisa mengetahui hasil pekerjaan kontraktor.
Pemeriksaan akhir
Memeriksa dipenuhinya kriteria dan spesifikasi bagi unit secara keseluruhan, yaitu dengan mengkaji ulang
laporan-laporan yang diterima oleh KMK, seperti laporan inspeksi lapangan, laporan mingguan, laporan
bulanan, dan lain-lain.
M - 14
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peranan Konsultan Manajemen Konstruksi Pada Pelaksanaan Bangunan Konstruksi Di Kota Bandung
6.
Uji coba operasi dan start-up
Memantau pemenuhan kinerja instalasi sesuai kontrak. Membandingkan antara hasil kerja dengan kontrak.
Apakah sesuai atau tidak, jika tidak segera diadakan evaluasi. Spesifikasi dan hasil produk dicoba dan diteliti
dengan uji coba.
7. Audit dan perbaikan
Meneliti segala pemeriksaan dan perbaikan apakah telah dilaksanakan dengan baik atau tidak. Jika tidak, maka
KMK segera memberikan surat peringatan kepada kontraktor untuk segera memperbaiki kesalahan tersebut.
Bisa saja kontraktor bersangkutan dikenakan sanksi yang berlaku pada proyek tersebut.
9. ANALISA TERHADAP PENYUSUNAN DOKUMEN PROYEK
Dokumen proyek Bandung Trade Center telah dilakukan dan disimpan oleh KMK bersangkutan, adapun isinya
adalah sebagai berikut :
- Hasil tinjauan kontrak
- Daftar kontraktor terseleksi
- Daftar supplier terseleksi
- Hasil inspeksi kerja di lapangan
- Informasi adanya ketidaksesuaian produk
Tetapi KMK bersangkutan tidak melakukan penyimpanan terhadap dokumen proyek sebagai berikut :
- Hasil Management Review
- Hasil testing laboratorium, hasil pengukuran.
- Hasil kalibrasi dari alat dan peralatan yang digunakan
Tabel 8. Analisa Terhadap Dokumen Proyek oleh KMK bersangkutan
No. Jenis Kegiatan
Prosedur standar operasi
Kenyataan di lapangan
1
Record diberi identitas yang memadai
Ya
Ya
2
Record disimpan
Ya
Ya
3
Tempat penyimpanan memadai
Ya
Ya
4
Hasil kegiatan direkam dan dicatat
Ya
Ya
Dokumen proyek dicantumkan :
− Judul
− Tanggal
− Nomor record
− Tanda tangan petugas dan penanggung jawab pekerjaan
− Acceptance citeria ( khusus untuk record inspeksi )
10. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
KMK (konsultan manajemen konstruksi) bersangkutan melakukan peranannya sebagai berikut :
1. Memegang otoritas tertinggi terhadap hal koordinasi dan operasional., namun keputusan tertinggi tetap berada
pada tangan pemilik bersangkutan.
2. Secara umum mengkoordinir konsultan perencana, Quantity surveyor, dan kontraktor-kontraktor di lapangan,
hingga membentuk tim pembangunan yang baik dan terpadu.
3. Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan.
4. Mengendalikan jadwal pelaksanaan berdasarkan waktu yang telah ditentukan dalam master schedule / kurva S.
5. Memimpin rapat koordinasi lapangan.
6. Mengawasi pengadaan dan kualitas material.
7. Menyiapkan prosedur untuk perubahan pekerjaan ( change order ).
8. Menyusun laporan berkala, dan merekam data-data lapangan.
9. Memproses pengadaan gambar sesuai yang dilaksanakan.
KMK (konsultan manajremen konstruksi) bersangkutan tidak melakukan hal sebagai berikut :
1. Pengendalian dan pemantauan jadwal berdasarkan network planning, sehingga tidak dapat diketahui aliran kritis
dan aliran tidak kritis yang memperlihatkan atau menggambarkan aliran pekerjaan.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 15
Maksum Tanubrata dan Deni Setiawan
2.
3.
4.
5.
6.
Hal pemantauan dan pengendalian biaya pada pada proses upper-structure & finishing. Melainkan tindakan ini
dilakukan quantity surveyor.
Mengkaji hasil pekerjaan konsultan lain, memberikan saran dan usulan.
Menyusun berita acara ( Kemajuan Pekerjaan, Perkiraan Biaya pekerjaan tambah-kurang, dan lain-lain ) pada
proses upper-structure & finishing.
Dukungan administrasi terhadap pemilik yaitu :
- Meneliti dan memproses progress payment pada proses upper-structure & finishing.
- Meneliti dan memproses change order
- Mengkaji laporan berkala
- Memproses asuransi dan klaim
- Membuat assets record
- Menutup keuangan proyek
Penyimpanan terhadap dokumen proyek sebagai berikut :
- Hasil Management Review
- Hasil testing laboratorium, hasil pengukuran.
- Hasil kalibrasi dari alat dan peralatan yang digunakan
Saran
Tidak adanya pelayanan jasa oleh KMK (konsultan manajemen konstruksi) bersangkutan dalam hal biaya, yaitu
pemantauan dan pengendalian biaya pada proses upper-structure & finishing tidaklah baik. Walaupun secara
otoritas KMK bersangkutan memegang kendali koordinasi dan opersional, tapi dalam hal biaya sebaiknya KMK
bersangkutan juga diserahkan tugas pengendalian biaya, supaya terjadi koreksi atas kebenaran perkiraan biaya yang
dilakukan quantity surveyor bersangkutan, sehingga kerugian pemilik dapat dikurangi.
Sebaiknya pengendalian jadwal / waktu yang dilakukan KMK bersangkutan juga meliputi:
− Network planning
Karena dengan adanya network planning dapat diketahui aliran kritis dan aliran tidak kritis yang
memperlihatkan pekerjaan mana yang perlu dipercepat.
10. DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dennis Lock ( 1983 ), Manajemen Proyek, Cetakan Ke-3.
Iman Soeharto ( 1999 ), Manajemen Proyek, Edisi Kedua, Jilid 1 dan Jilid 2.
Istimawan Dipohusodo ( 1996 ), Manajemen Proyek & Kontruksi, Jilid 1 dan Jilid 2.
James. J Adrian, CM : The Construction Management Process, Reston Publishing Company Inc., A Prentice
Hall Company, Reston-Virginia.
Maksum Tanubrata, Ir, MT, Diktat Kuliah dan Catatan Kuliah Manajemen Konstruksi, Universitas Kristen
Maranatha.
V. Summersby ( 1988 ), Civil Engineering Construction Management, University Of New South Wales,
School Of Civil Engineering.
M - 16
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Download