market PERSPECTIVE Wealth Management Newsletter • September 2011 Investment Update 01. Local Outlook & Global Outlook 03. Reksa dana BNP Paribas STAR dan Reksa dana BNP Paribas Prima II 03. Sudah Optimalkah Perlindungan Atas Diri Anda? FX Update 04. Analisa Valuta Asing 01 Market Perspective Nasabah yang terhormat, Tidak terasa edisi ke-2 dari Market Perspective telah kembali terbit. Kali ini kami hadir dalam edisi cetak sehingga dapat lebih nyaman dibaca, sebagai wujud komitmen kami dalam terus memberikan layanan terbaik bagi Anda. Dalam edisi ini kami menyajikan insight terkini mengenai pasar modal dan valuta asing yang akan mengulas dua fokus utama yaitu market review & outlook. Dalam segmen Investment Update kami menyajikan analisa dan highlights terkini dari pasar modal dalam negeri maupun global. Anda dapat menyimak ulasan kami tentang gejolak global market yang tinggi selama bulan Agustus terutama di Amerika Serikat dan Eropa dan dampaknya terhadap Indonesia, Australia, dan China. Juga akan dibahas strategi untuk meredam volatilitas dan mengoptimalkan return melalui dua produk reksa dana yang kami rasa sesuai, yaitu Reksa dana BNP Paribas STAR dan Reksa dana BNP Paribas Prima II. Selain berinvestasi, kami yakin Anda juga memerlukan perlindungan yang menyeluruh terhadap diri dan aset Anda di tengah kondisi pasar yang tidak menentu. Oleh karenanya kami berikan tips untuk mengoptimalkan Uang Pertanggungan dalam polis asuransi sebagai referensi Anda untuk mengetahui kecukupan dari Uang Pertanggungan yang telah Anda miliki. Tips ini juga dapat Anda gunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan membeli produk asuransi. Untuk melengkapi wawasan Anda dalam berinvestasi, kami tampilkan informasi terkini tentang valuta asing dalam segmen FX Update yang mengulas analisa perkembangan pasar valuta asing dan strategi trading valuta asing yang kami harap dapat memberikan manfaat dengan menambah pengetahuan investasi Anda. Akhir kata, terima kasih untuk menjadi nasabah setia kami dan selamat membaca! Salam hangat, Liliawati Gunawan Executive Vice President, Head of Wealth Management Investment Update Investasi pada negara berkembang, terutama Indonesia, merupakan alternatif yang menarik dibandingkan berinvestasi pada negara maju saat ini. Walaupun pelemahan ekonomi negara maju juga akan sedikit banyak berdampak pada negara berkembang juga, tapi sumber pertumbuhan negara berkembang lebih terdiversifikasi dan tetap didukung oleh faktor positif seperti kuatnya konsumsi domestik serta potensi laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan penurunan tekanan terhadap inflasi sampai akhir tahun. Di tengah kondisi global yang kurang menentu, investor bisa memanfaatkan keadaan pasar yang sedang turun dengan tetap berinvestasi secara bertahap dan disiplin. Reks adana yang dikelola secara aktif juga merupakan pilihan yang sesuai dalam berinvestasi pada kondisi pasar yang fluktuatif. utang Indonesia per Juli 2011 tercatat sebesar 26,9%. Pemerintah Indonesia dinilai dengan baik menjaga rasio utang Indonesia dan jauh kondisinya dari masalah utang seperti yang dialami di Uni Eropa. LOCAL Outlook Dewi Huta Djaja Research Analyst, Wealth Management Services D i tengah gejolak global, Investor tetap tertarik untuk terus berinvestasi di Indonesia karena banyak faktor Indonesia yang masih positif seperti tekanan inflasi yang menurun, rasio utang negara juga menurun, cadangan devisa yang terus meningkat serta surplus perdagangan yang naik. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Agustus 2011 terjadi inflasi 0,93%. Inflasi kumulatif Januari-Agustus 2,69%, lalu inflasi year on year 4,79. Laju inflasi ini didorong oleh lonjakan harga emas perhiasan yang mencapai 9,1% selama Agustus. Penyumbang inflasi terbesar kedua bukan bahan pokok melainkan biaya pendidikan. Risiko inflasi karena kenaikan harga bahan pokok sudah menurun sehingga ruang untuk suku bunga BI Rate tetap ditahan stabil di 6,75% menjadi lebih besar. Utang pemerintah terdiri dari pinjaman US$69,4 Miliar dan surat berharga US$134,3 Miliar. Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp6.422,9 Triliun, maka rasio Sepanjang semester I-2011, surplus perdagangan mencapai US$15,5 Miliar . Nilai ekspor Indonesia naik 36,02% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Ekspor terbesar berasal dari batubara dan CPO (sawit). Komoditas impor terbesar masih dipegang mesin peralatan mekanik dan mesin peralatan listrik. Hingga akhir Juli 2011 cadangan devisa RI tembus di posisi US$122,7 Miliar atau meningkat sebesar US$2,7 Miliar selama 2 pekan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia mempunyai cukup dana untuk menjaga kestabilan rupiah. Peningkatan cadangan devisa diakibatkan oleh derasnya aliran modal asing yang masuk. Untuk kepemilikan asing di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) masih cukup tinggi hingga Rp60,5 Triliun. Sedangkan Surat Berharga Negara (SBN) yang dimiliki asing sebesar Rp248,7 Triliun. Pada bulan Agustus, IHSG melemah 7% mengikuti pelemahan bursa global. Sentimen negatif dari Amerika dan Eropa masih menekan pergerakan indeks. Dari Eropa, dikuatirkan krisis ekonomi Eropa akan mulai mengganggu perekonomian Jerman dan Perancis sebagai negara perekonomian terbesar di Eropa. Krisis yang terjadi di Amerika dan Eropa juga dikhawatirkan akan berimbas terhadap ekonomi negara lainnya seperti China dan India yang terancam terjadi perlambatan. Jikalau pertumbuhan China dan India melambat, pertumbuhan dua negara ini merupakan yang tertinggi kedepannya dibandingkan regional. Suku Bunga dan Inflasi (%) BI Rate 6,75 per LPS* 7,25 Inflasi yoy 26-Agustus-2011 4,79 per 31-Agustus-2011 Inflasi mom 0,93 per 31-Agustus-2011 SBi 1-bln 6,26 per 9-Juni-2011 SBI 3-bln 6,37 per 13-Oktober-2010 * Periode Mei-September 2011 Indonesia IHSG 4200 3700 3200 2700 2200 1700 1200 Dec-08 Mar-09 Sumber: Bloomberg Jul-09 Okt-10 Jan-10 Mei -10 Agt -10 Okt-10 Feb-11 Jun-11 Sep-11 02 Market Perspective Sumber: Bloomberg Indeks 31-Agustus-11 29-Juli-11 US Dow Jones 11.613,53 12.143,24 -4,46 China Shanghai 2.567,34 2.701,73 -5,10 US S&P 1.218,89 1.292,28 -5,85 IHSG Indonesia 3.841,73 4.130,80 -7,00 MSCI World 1.211,22 1.306,05 -7,54 Change (%) MSCI Asia Pasific Ex Japan 438,45 481,44 -9,35 Europe FTSE Eurofist 300 967,09 1.082,12 -11,24 Crude Oil GLOBAL Gold 88,81 96,13 -7,92 1.835,43 1.615,95 12,74 Outlook Dewi Huta Djaja Research Analyst, Wealth Management Services B ursa global ditutup turun -7,54% untuk bulan Agustus karena investor kerap menghadapi banyak kekhawatiran seperti meningkatnya risiko jika terjadi resesi lagi pada ekonomi negara maju, langkah apakah yang akan diambil bank sentral untuk menahan perlambatan ekonomi serta kekhawatiran yang berlanjut tentang posisi utang pemerintah beberapa negara serta dampaknya terhadap sektor perbankan. Selama tiga minggu pertama bulan agustus, banyak kekhawatiran tentang krisis utang Eropa, laporan data ekonomi AS yang lebih lemah dari ekspektasi serta krisis batas atas utang AS – sehingga menyebabkan meningkatkan fluktuasi pasar. Pada tanggal 2 Agustus, pemerintah AS akhirnya mencapai kesepakatan untuk menaikan batasan atas utang negara AS serta memotong belanja pemerintah. Tapi tanggal 5 Agustus, lembaga pemeringkat S&P menurunkan peringkat kredit jangka panjang AS dari AAA menjadi AA+ karena S&P menilai pemotongan defisit anggaran Amerika kurang signifikan, sehingga menambah ketidakpastian di benak investor. Berita negatif yang konstan, menekan harga ekuitas dan komoditas global karena kekhawatiran akan resesi mendorong aksi panic selling para investor. Para menteri keuangan dan bank sentral dari negara G20 segera menegaskan komitmen mereka untuk bersama-sama menjaga kestabilan finansial dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Data ekonomi pada bulan Agustus di AS dan Eropa masih terlihat mixed sehingga masih menyebabkan kekhawatiran akan resesi. Indikator regional di US, seperti Philly Fed index or Michigan consumer confidence index, mengindikasikan kondisi ekonomi yang lebih melemah sedangkan indikator di Eropa juga mengindikasikan situasi yang serupa. Namun, banyak ekonom yang berekspektasi bahwa kemungkinan AS akan mengalami periode pertumbuhan ekonomi yang rendah daripada resesi. Perlambatan ekonomi yang terlihat akhir-akhir ini disebabkan oleh faktor temporer, seperti harga minyak yang tinggi serta gangguan produksi karena musibah di Jepang, yang sudah mulai memudar. Pertumbuhan ekonomi AS dicatat sebesar 1% untuk kuartal bulan Juni, dibawah angka konsensus sekitar 1,1% dan estimasi awal di 1,3%. Sentimen konsumen di Agustus membaik terlihat dengan meningkatkan belanja konsumen di Juli terutama perbelanjaan di sektor automotif dengan memulihnya impor dari Jepang. Karena outlook ekonomi yang lebih lemah, ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun ini di bawah 2% dan untuk pertumbuhan Eropa kemungkinan akan ada revisi menurun lagi yang tidak bisa dihindarkan. Masalah utang di Eropa juga kembali menjadi fokus utama. Krisis utang Eropa mencapai poin kekhawatiran baru dengan yield untuk obligasi Italia dan Spanyol mencapai tingkat tertinggi selama 14 tahun terakhir di bulan Agustus. Tapi di tanggal 8 Agustus, Bank Sentral Eropa ECB mengindikasi akan mengintervensi pada pasar obligasi. Kemelut politik antara negara uni eropa juga belum menunjukkan akan ada kestabilan dalam jangka pendek ini. Proses mencapai kesepakatan secara konsensus antara negara uni eropa cukup sulit. Di akhir Agustus lalu, Ben Bernanke tidak menjelaskan secara seksama bentuk stimulus yang akan dikeluarkan untuk membantu pertumbuhan ekonomi AS. Beliau hanya mengulang penyataan komitmen bahwa bank sentral AS siap untuk mengambil langkahlangkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kedepannya. The Fed akan menahan tingkat suku bunga sampai pertengahan tahun 2013. Ketidakpastian mengenai bentuk QE3 ini terutama karena QE2 tidak terlalu membantu pertumbuhan ekonomi US secara signifikan. Dengan tingkat suku bunga obligasi pemerintah sudah berada pada level yang rendah serta kondisi moneter yang akomodatif, QE3 mungkin bisa dalam bentuk yang berbeda seperti pembelian aset privat seperti ekuitas dan obligasi korporasi. Sebaliknya, kondisi ekonomi negara berkembang lebih baik walaupun diperkirakan akan terkena dampak dari penurunan dari negara maju. Pertumbuhan negara berkembang lebih bergantung pada permintaan domestik. Sumbangan porsi pertumbuhan negara berkembang terhadap pertumbuhan global sudah meningkat. Data PMI terutama sektor manufaktur di China dilaporkan lebih baik dari ekspektasi. Indikator ini tetap menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi China akan mencapai tingkat antara 8,2%-8,6%. Penjualan ritel menunjukkan kenaikan walaupun tingkat investasi, dan juga tingkat ekspor menurun. Karena data PMI yang cukup positif, pemerintah China menahan penyuntik stimulus untuk saat ini. Walaupun adanya krisis utang, kekhawatiran tentang resesi dan penurunan harga saham global, penurunan aktifitas ekonomi China ini masih dinilai sesuai ekspektasi akibat dampak dari pengetatan moneter yang dilakukan sebelumnya. Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi hard landing di China menjadi lebih menurun. Kondisi ekonomi Australia dinilai lebih baik dari tiga tahun yang lalu dan bertahan terhadap ketidakstabilan yang berasal dari US dan Eropa. Perbankan Australia juga dinilai cukup baik posisinya dibandingkan perbankan global karena mempunyai eksposur yang terbatas terhadap perbankan di Eropa dan AS. Per data tahun 2010, AS bukan merupakan tujuan ekspor yang signifikan untuk Australia, dengan hanya menyumbang 4,95% dari total ekspor Australia. Eropa juga bukan rekanan ekspor yang signifikan. Bank sentral Australia RBA menilai neraca perdagangan Australia masih tercatat di level yang tinggi dan tingkat pengangguran di level 5,1% dinilai belum terlalu tinggi. Setiap $1 dari pendapatan dari surplus perdagangan, 50-60 sen dilaporkan tetap berputar dalam ekonomi Australia dalam bentuk pajak, gaji dan dividen. RBA melihat resiko downside menjadi lebih signifikan untuk ekonomi global sehingga RBA menurunkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi domestiknya untuk tahun 2011, untuk tumbuh di 2% saja dari angka prediksi sebelumnya di 3,2%. Pada bulan Agustus, harga minyak turun -7,92% karena pasokan minyak yang cukup banyak serta adanya spekulasi permintaan untuk minyak kedepannya akan menurun jika pertumbuhan ekonomi di AS and Eropa melamban signifikan. Selama bulan Agustus, harga Emas naik signifikan sebanyak 12,74% karena naiknya permintaan untuk aset safe haven dengan kekhawatiran tentang AS dan Eropa. Suku bunga di AS yang rendah juga menambah kemenarikan emas untuk dikoleksi sebagai penyeimbang inflasi. 03 Market Perspective Meredam volatilitas dan mengoptimalkan return dengan strategi alokasi aset yang tepat. Reksa dana BNP Paribas STAR dan Reksa dana BNP Paribas Prima II Rheza Karyanto Investments Unit Head, Product and Marketing S ituasi perekonomian yang kurang baik di AS yang diwarnai dengan penurunan rating, serta kondisi negara-negara Eropa yang sedang dilanda krisis hutang, membuat semakin banyak investor mengalihkan investasinya ke negara-negara emerging markets, termasuk Indonesia. Namun di tengah kondisi perekonomian dunia yang tidak menentu ini, volatilitas pasar menjadi sangat tinggi dan tidak dapat dihindari. Untuk itu dibutuhkan strategi alokasi aset yang tepat sehingga dapat meredam volatilitas sekaligus mengoptimalkan return. Berinvestasi pada Reksa dana BNP Paribas STAR dan Reksa dana BNP Paribas Prima II dapat memberikan solusi sekaligus kinerja yang optimal karena adanya diversifikasi alokasi aset pada obligasi dan saham, yang dikelola secara aktif oleh BNP Paribas-IP. Reksa dana BNP Paribas Star IHSG mencatat kinerja yang kuat dan menjadi yang terbaik di Asia Pasifik. Sampai dengan akhir Juli 2011, IHSG telah meningkat lebih dari 10%. Prospek ekonomi Indonesia menjadi penarik terbesar minat investor asing. Dapat dikatakan Indonesia mungkin adalah negara yang paling menarik saat ini di kelompok emerging market dengan potensi pertumbuhan ekonomi 6,5% di 2011 dan 6,7% di 2012. Secara umum, indikator makro ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik ketimbang AS dan Eropa dengan tingkat hutang terhadap PDB saat ini yang telah turun ke kisaran level 23% (dibandingkan akhir tahun lalu di 25,7%). Dengan potensi pertumbuhan laba perusahaan (EPS growth) di level 20% untuk 2011 dan 17% untuk 2012, didukung oleh tingginya konsumsi dalam negeri maupun tingkat investasi, diperkirakan bursa saham Indonesia masih akan terus mengalami tren positif secara jangka panjang. Mengapa BNP Paribas STAR? Strategi pengelolaan portofolio BNP Paribas STAR tetap terfokus pada diversifikasi sektor portofolio saham, di mana alokasi sektor didasarkan pada tren dan kinerja historis secara kuantitatif dan otomatis. Strategi ini dapat memberikan beberapa keuntungan: • Rotasi Sektor, karena dapat secara otomatis beralih ke sektor yang mempunyai tren dan kinerja positif. Rotasi sektor ini menggunakan metode kuantitatif yang dilakukan secara aktif setiap minggu. • Risiko yang relatif lebih rendah, karena berinvestasi pada berbagai sektor dalam IHSG, sehingga risiko tidak terfokus hanya pada sektor tertentu. BNP Paribas STAR adalah reksa dana saham terbaru dari BNP Paribas-IP. Pada akhir bulan Juli 2011, BNP Paribas STAR memiliki alokasi aset 67,21% di Saham dan 32,79% di Pasar Uang. Aset kelolaan sudah mencapai Rp135 Miliar dengan return 9,55% di bulan Juli 2011. Reksa dana BNP Paribas Prima II Pasar obligasi Indonesia bergerak rally dalam dua bulan terakhir didukung oleh derasnya arus investor asing pada surat utang negara (SUN). Data inflasi yang terkendali (per Agustus mom 0,93%, yoy 4,79%) menjadi salah satu faktor mengapa fundamental ekonomi Indonesia termasuk salah satu yang paling menjanjikan di seluruh Asia Pasifik. Selain itu secara karakteristik, obligasi memiliki volatilitas yang relatif lebih rendah dibandingkan saham. Hal ini menyebabkan obligasi khususnya SUN menjadi investasi yang sangat diminati investor asing. Sampai dengan akhir Agustus 2011, kepemilikan asing pada SUN meningkat 26% dan mencapai Rp247 Triliun atau 35% dari total Surat Berharga Negara yang diperdagangkan. Mengapa BNP Paribas Prima II? Merupakan reksa dana pendapatan tetap yang sejak awal tahun hingga akhir Agustus 2011 telah memberikan return sebesar 13,25% dan menjadi salah satu yang tertinggi diantara reksa dana pendapatan tetap lainnya. Pada akhir bulan Juli 2011, reksa dana ini memiliki alokasi aset 65,33% di obligasi pemerintah dan 34,67% di Pasar Uang. Strategi portofolio BNP Paribas Prima II adalah active duration management pada obligasi dengan durasi menengah dan panjang. Portofolio durasi per akhir Juli 2011 adalah 5,39 tahun. Sudah Optimalkah Perlindungan Atas Diri Anda? Alexander Wiharja Product Manager, Bancassurance B agi Anda yang sudah berasuransi pasti tidak asing dengan kata ‘Uang Pertanggungan’ yang tercantum dalam setiap polis asuransi. Sebagai pemegang Polis, Anda harus memahami fungsi dan cara menentukan Uang Pertanggungan beserta seluk beluknya. Secara definisi, Uang Pertanggungan merupakan sejumlah uang yang dibayarkan oleh Penanggung (perusahaan asuransi) atas risiko yang dialami Tertanggung sesuai dengan kontrak polis asuransi. Salah satu cara sederhana untuk menentukan besar Uang Pertanggunan adalah dengan menggunakan pendekatan pengeluaran bulanan keluarga. Konsep perhitungannya dengan perkalian pengeluaran bulanan minimal selama 5 (lima) tahun dengan asumsi bahwa keluarga yang ditinggalkan dapat bertahan hidup minimal selama 5 tahun sejak ditinggalkan oleh Tertanggung. Cara lainnya adalah dengan menghitung Nilai Ekonomis. Nilai Ekonomis adalah suatu nilai dasar yang harus dipenuhi oleh keluarga jika ingin mempertahankan standar hidupnya. Lebih mudah bagi kita untuk membayangkan seberapa besar nilai yang akan hilang atau yang akan ditanggung oleh keluarga apabila kita tidak lagi mampu memberikan sumbangan terhadap nilai ekonomis tersebut. Rumus Nilai Ekonomis : Total Pengeluaran Tahunan Tingkat suku bunga deposito = Nilai Ekonomis Contoh : Seorang suami memiliki penghasilan dari gaji dan menggunakannya untuk menghidupi keluarga dengan nominal Rp10 juta/bulan. Dengan kondisi sang istri tidak bekerja, maka berapa nilai ekonomis sang suami yang perlu direncanakan perlindungannya? Berikut perhitungannya: Pengeluaran Tahunan Rp120.000.000 = Nilai Ekonomis Rp1.500.000.000 Suku bunga deposito 8% p.a Artinya : Apabila terjadi risiko terhadap diri sang suami yang menyebabkan kematian, sang istri dan anak-anak dapat tetap mempertahankan standar hidupnya karena dengan menggunakan uang pertanggungan sebesar Rp1,5 Miliar dari perusahaan asuransi ke dalam produk deposito yang menawarkan tingkat bunga 8% nett p.a, maka pendapatan sebesar Rp10 juta/bulan dapat tetap diterima oleh keluarga (seperti kondisi ketika suami masih hidup). Hanya Anda yang bisa menjawab apakah perlindungan atas diri Anda sudah optimal atau belum. Selanjutnya, mari menghitung berapa besar Nilai Ekonomis agar Anda dan keluarga dapat hidup lebih nyaman. 04 Market FX Update Perspective Analisa Valuta Asing Mika Martumpal Senior Market Analyst, Treasury Department NZD USD AUD Lemahnya pertumbuhan tenaga kerja di AS yang menyebabkan tingginya tingkat pengangguran menyebabkan naiknya risiko investasi global yang menyebabkan harga obligasi pemerintah AS kembali naik yang didorong aksi cari aman oleh investor. Turunnya peringkat utang AS oleh Standard and Poor’s tidak mengurangi permintaan terhadap obligasi pemerintah AS di saat risiko pasar meningkat. Buruknya kondisi ekonomi AS dan masalah utang Uni Eropa menyebabkan tekanan jual terhadap saham dan komoditas global. Ekonomi Australia yang selama ini diuntungkan oleh harga komoditas dan permintaan terhadap komoditas yang tinggi terancam oleh kecenderungan turunnya harga komoditas dunia. Pasar masih berharap Federal Reserve kembali memberikan tambahan injeksi dana dengan program quantitative easing tahap tiga dan program tambahan dari pemerintah Obama. Kedua program ini masih belum tentu dijalankan karena tingginya inflasi AS dan terbatasnya anggaran pemerintah. EUR Masalah utang dan defisit anggaran negaranegara anggota Uni Eropa yang berlarut-larut kembali menyebabkan aksi jual terhadap EUR. Program dana talangan oleh konsorsium Eropa dan IMF hanya dapat memberikan rasa aman yang sifatnya sementara pada investor. Solusi permanen yang berupa kesatuan kebijakan fiskal sepertinya masih jauh dari harapan karena tidak adanya kesepakatan dari anggota-anggota Uni Eropa. Akibatnya saat ini ketergantungan terhadap ECB/Bank Sentral Eropa untuk memberikan dana bantuan likuiditas tetap besar. AUD bisa kembali menguat apabila program QE3 jadi dikeluarkan dan harga komoditas kembali naik. Tingginya tingkat suku bunga AUD saat ini juga membatasi lemahnya AUD di saat harga komoditas cenderung turun. JPY JPY merupakan mata uang alternatif di saat risiko investasi naik dan cenderung menguat di saat harga saham dan komoditas turun. Tingginya jumlah utang pemerintah Jepang tidak mengurangi permintaan terhadap JPY di saat krisis karena kecenderungan deflasi. Deflasi menyebabkan nilai utang menjadi naik karena daya beli yang meningkat. Penguatan JPY biasanya dibatasi oleh intervensi pemerintah dan Bank Sentral untuk kepentingan eksportir. Karena imbal hasil yang sangat kecil dari JPY maka JPY cenderung lemah jika harga saham dan komoditas dunia naik. Selandia Baru saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat pasca gempa yang diakibatkan oleh tingginya permintaan komoditas dunia dan program pembangunan kembali wilayah yang terkena gempa. Pertumbuhan ekonomi yang kuat menyebabkan inflasi yang tinggi dan membuka peluang naiknya tingkat suku bunga NZD. IDR Secara fundamental Indonesia berhasil menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan tingkat inflasi yang relatif rendah. Tingkat suku bunga yang relatif tinggi dibandingkan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang kuat menjadi daya tarik utama aset-aset Indonesia. Semakin besarnya kontribusi ekspor dan investasi dibandingkan belanja rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi perlu investor perhatikan dengan lebih seksama karena menyebabkan semakin tingginya integrasi ekonomi Indonesia terhadap ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi saat ini mungkin tidak bisa bertahan jika ekonomi dunia terus melemah dan kontribusi belanja dalam negeri terhadap pertumbuhan ekonomi yang semakin kecil. FX Strategy Cut Loss Support Resistance Entry Take Profit USD/IDR 8.455 8.610 Buy below 8.500 8.600 8.450 AUD/USD 1.0315 1.0765 Sell around 1.06 1.0350 1.0770 EUR/USD 1.4000 1.4580 Buy below 1.40 1.4400 1.3800 GBP/USD 1.5975 1.6620 Buy around 1.61 1.6420 1.5975 USD/JPY 75.95 78.60 Sell around 78.10 75.00 78.70 USD/SGD 1.1915 1.2300 Buy around 1.20 1.2300 1.1900 NZD/USD 0.8200 0.8575 Sell around 0.84 0.810 0.8580 Pair Sumber: Commonwealth Bank 05 Market Perspective FX Strategy Jika stimulus moneter dan fiskal AS kembali diluncurkan maka sebaiknya mempunyai posisi short/jual USD dan JPY dan membeli AUD, NZD, IDR dan SGD. Jika yang terjadi sebaliknya maka sebaiknya mempunyai posisi long/beli USD dan JPY. Jika masalah Eropa kembali memburuk yang diikuti masalah likuiditas yang masif maka sebaiknya mempunyai posisi long/beli USD dan JPY serta short/jual EUR. Jika sebaliknya, sebaiknya mempunyai posisi short/jual USD dan JPY dan long/beli EUR jika ada solusi permanen terhadap masalah utang Eropa. Jika stimulus moneter dan fiskal AS tidak jadi diluncurkan atau hanya dalam jumlah terbatas maka investor harus melihat seberapa besar dampaknya terhadap pasar saham dan komoditas dunia. Jika pasar saham dan komoditas relatif stabil atau turun tidak terlalu banyak maka pasar valuta asing akan cenderung bergerak dalam range. Jika pasar saham dan komoditas turun banyak karena stimulus yang lebih kecil dari harapan pasar maka sebaiknya mempunyai posisi long/beli USD dan JPY dan short/jual AUD, NZD, IDR dan SGD. DISCLAIMER Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktuwaktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 62,21 7917 6000 atau email kami di [email protected].