PERSPECtIVE - Commonwealth Bank

advertisement
market
PERSPECTIVE
Wealth Management Newsletter • September 2011
Investment Update
01. Local Outlook & Global Outlook
03. Reksa dana BNP Paribas STAR
dan Reksa dana BNP Paribas Prima II
03. Sudah Optimalkah Perlindungan Atas Diri Anda?
FX Update
04. Analisa Valuta Asing
01 Market
Perspective
Nasabah yang terhormat,
Tidak terasa edisi ke-2 dari Market Perspective telah kembali terbit. Kali ini kami hadir dalam edisi cetak sehingga dapat lebih nyaman dibaca,
sebagai wujud komitmen kami dalam terus memberikan layanan terbaik bagi Anda. Dalam edisi ini kami menyajikan insight terkini mengenai pasar
modal dan valuta asing yang akan mengulas dua fokus utama yaitu market review & outlook.
Dalam segmen Investment Update kami menyajikan analisa dan highlights terkini dari pasar modal dalam negeri maupun global. Anda dapat
menyimak ulasan kami tentang gejolak global market yang tinggi selama bulan Agustus terutama di Amerika Serikat dan Eropa dan dampaknya
terhadap Indonesia, Australia, dan China. Juga akan dibahas strategi untuk meredam volatilitas dan mengoptimalkan return melalui dua produk
reksa dana yang kami rasa sesuai, yaitu Reksa dana BNP Paribas STAR dan Reksa dana BNP Paribas Prima II.
Selain berinvestasi, kami yakin Anda juga memerlukan perlindungan yang menyeluruh terhadap diri dan aset Anda di tengah kondisi pasar yang
tidak menentu. Oleh karenanya kami berikan tips untuk mengoptimalkan Uang Pertanggungan dalam polis asuransi sebagai referensi Anda untuk
mengetahui kecukupan dari Uang Pertanggungan yang telah Anda miliki. Tips ini juga dapat Anda gunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum
memutuskan membeli produk asuransi.
Untuk melengkapi wawasan Anda dalam berinvestasi, kami tampilkan informasi terkini tentang valuta asing dalam segmen FX Update yang
mengulas analisa perkembangan pasar valuta asing dan strategi trading valuta asing yang kami harap dapat memberikan manfaat dengan
menambah pengetahuan investasi Anda.
Akhir kata, terima kasih untuk menjadi nasabah setia kami dan selamat membaca!
Salam hangat,
Liliawati Gunawan
Executive Vice President, Head of Wealth Management
Investment Update
Investasi pada negara berkembang, terutama Indonesia, merupakan alternatif yang menarik dibandingkan berinvestasi pada negara maju saat
ini. Walaupun pelemahan ekonomi negara maju juga akan sedikit banyak berdampak pada negara berkembang juga, tapi sumber pertumbuhan
negara berkembang lebih terdiversifikasi dan tetap didukung oleh faktor positif seperti kuatnya konsumsi domestik serta potensi laju pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi dan penurunan tekanan terhadap inflasi sampai akhir tahun. Di tengah kondisi global yang kurang menentu, investor bisa
memanfaatkan keadaan pasar yang sedang turun dengan tetap berinvestasi secara bertahap dan disiplin. Reks adana yang dikelola secara aktif
juga merupakan pilihan yang sesuai dalam berinvestasi pada kondisi pasar yang fluktuatif.
utang Indonesia per Juli 2011 tercatat sebesar
26,9%. Pemerintah Indonesia dinilai dengan
baik menjaga rasio utang Indonesia dan jauh
kondisinya dari masalah utang seperti yang
dialami di Uni Eropa.
LOCAL
Outlook
Dewi Huta Djaja
Research Analyst, Wealth Management Services
D
i tengah gejolak global, Investor tetap
tertarik untuk terus berinvestasi di Indonesia
karena banyak faktor Indonesia yang masih
positif seperti tekanan inflasi yang menurun,
rasio utang negara juga menurun, cadangan
devisa yang terus meningkat serta surplus
perdagangan yang naik.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan
pada Agustus 2011 terjadi inflasi 0,93%. Inflasi
kumulatif Januari-Agustus 2,69%, lalu inflasi
year on year 4,79. Laju inflasi ini didorong oleh
lonjakan harga emas perhiasan yang mencapai
9,1% selama Agustus. Penyumbang inflasi
terbesar kedua bukan bahan pokok melainkan
biaya pendidikan. Risiko inflasi karena kenaikan
harga bahan pokok sudah menurun sehingga
ruang untuk suku bunga BI Rate tetap ditahan
stabil di 6,75% menjadi lebih besar.
Utang pemerintah terdiri dari pinjaman
US$69,4 Miliar dan surat berharga US$134,3
Miliar. Jika menggunakan PDB Indonesia
yang sebesar Rp6.422,9 Triliun, maka rasio
Sepanjang semester I-2011, surplus
perdagangan mencapai US$15,5 Miliar . Nilai
ekspor Indonesia naik 36,02% dibandingkan
dengan periode yang sama tahun lalu. Ekspor
terbesar berasal dari batubara dan CPO (sawit).
Komoditas impor terbesar masih dipegang
mesin peralatan mekanik dan mesin peralatan
listrik.
Hingga akhir Juli 2011 cadangan devisa
RI tembus di posisi US$122,7 Miliar atau
meningkat sebesar US$2,7 Miliar selama 2
pekan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa
pemerintah Indonesia mempunyai cukup dana
untuk menjaga kestabilan rupiah. Peningkatan
cadangan devisa diakibatkan oleh derasnya
aliran modal asing yang masuk. Untuk
kepemilikan asing di Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) masih cukup tinggi hingga Rp60,5 Triliun.
Sedangkan Surat Berharga Negara (SBN) yang
dimiliki asing sebesar Rp248,7 Triliun.
Pada bulan Agustus, IHSG melemah 7%
mengikuti pelemahan bursa global. Sentimen
negatif dari Amerika dan Eropa masih menekan
pergerakan indeks. Dari Eropa, dikuatirkan
krisis ekonomi Eropa akan mulai mengganggu
perekonomian Jerman dan Perancis sebagai
negara perekonomian terbesar di Eropa.
Krisis yang terjadi di Amerika dan Eropa
juga dikhawatirkan akan berimbas terhadap
ekonomi negara lainnya seperti China dan India
yang terancam terjadi perlambatan. Jikalau
pertumbuhan China dan India melambat,
pertumbuhan dua negara ini merupakan yang
tertinggi kedepannya dibandingkan regional.
Suku Bunga dan Inflasi (%)
BI Rate
6,75 per
LPS* 7,25
Inflasi yoy
26-Agustus-2011
4,79 per
31-Agustus-2011
Inflasi mom 0,93 per
31-Agustus-2011
SBi 1-bln
6,26 per
9-Juni-2011
SBI 3-bln
6,37 per
13-Oktober-2010
* Periode Mei-September 2011
Indonesia IHSG
4200
3700
3200
2700
2200
1700
1200
Dec-08
Mar-09
Sumber: Bloomberg
Jul-09
Okt-10
Jan-10
Mei -10
Agt -10
Okt-10
Feb-11
Jun-11
Sep-11
02 Market
Perspective
Sumber: Bloomberg
Indeks
31-Agustus-11
29-Juli-11
US Dow Jones
11.613,53
12.143,24
-4,46
China Shanghai
2.567,34
2.701,73
-5,10
US S&P
1.218,89
1.292,28
-5,85
IHSG Indonesia
3.841,73
4.130,80
-7,00
MSCI World
1.211,22
1.306,05
-7,54
Change (%)
MSCI Asia Pasific Ex Japan
438,45
481,44
-9,35
Europe FTSE Eurofist 300
967,09
1.082,12
-11,24
Crude Oil
GLOBAL
Gold
88,81
96,13
-7,92
1.835,43
1.615,95
12,74
Outlook
Dewi Huta Djaja
Research Analyst, Wealth Management Services
B
ursa global ditutup turun -7,54% untuk
bulan Agustus karena investor kerap
menghadapi banyak kekhawatiran seperti
meningkatnya risiko jika terjadi resesi lagi
pada ekonomi negara maju, langkah apakah
yang akan diambil bank sentral untuk menahan
perlambatan ekonomi serta kekhawatiran yang
berlanjut tentang posisi utang pemerintah
beberapa negara serta dampaknya terhadap
sektor perbankan.
Selama tiga minggu pertama bulan agustus,
banyak kekhawatiran tentang krisis utang
Eropa, laporan data ekonomi AS yang lebih
lemah dari ekspektasi serta krisis batas
atas utang AS – sehingga menyebabkan
meningkatkan fluktuasi pasar. Pada tanggal 2
Agustus, pemerintah AS akhirnya mencapai
kesepakatan untuk menaikan batasan atas
utang negara AS serta memotong belanja
pemerintah. Tapi tanggal 5 Agustus, lembaga
pemeringkat S&P menurunkan peringkat
kredit jangka panjang AS dari AAA menjadi
AA+ karena S&P menilai pemotongan defisit
anggaran Amerika kurang signifikan, sehingga
menambah ketidakpastian di benak investor.
Berita negatif yang konstan, menekan
harga ekuitas dan komoditas global karena
kekhawatiran akan resesi mendorong aksi
panic selling para investor. Para menteri
keuangan dan bank sentral dari negara G20
segera menegaskan komitmen mereka untuk
bersama-sama menjaga kestabilan finansial
dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Data ekonomi pada bulan Agustus di AS dan
Eropa masih terlihat mixed sehingga masih
menyebabkan kekhawatiran akan resesi.
Indikator regional di US, seperti Philly Fed
index or Michigan consumer confidence index,
mengindikasikan kondisi ekonomi yang lebih
melemah sedangkan indikator di Eropa juga
mengindikasikan situasi yang serupa. Namun,
banyak ekonom yang berekspektasi bahwa
kemungkinan AS akan mengalami periode
pertumbuhan ekonomi yang rendah daripada
resesi.
Perlambatan ekonomi yang terlihat akhir-akhir
ini disebabkan oleh faktor temporer, seperti
harga minyak yang tinggi serta gangguan
produksi karena musibah di Jepang, yang
sudah mulai memudar. Pertumbuhan ekonomi
AS dicatat sebesar 1% untuk kuartal bulan
Juni, dibawah angka konsensus sekitar
1,1% dan estimasi awal di 1,3%. Sentimen
konsumen di Agustus membaik terlihat
dengan meningkatkan belanja konsumen di
Juli terutama perbelanjaan di sektor automotif
dengan memulihnya impor dari Jepang. Karena
outlook ekonomi yang lebih lemah, ekspektasi
pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun ini di
bawah 2% dan untuk pertumbuhan Eropa
kemungkinan akan ada revisi menurun lagi
yang tidak bisa dihindarkan.
Masalah utang di Eropa juga kembali menjadi
fokus utama. Krisis utang Eropa mencapai poin
kekhawatiran baru dengan yield untuk obligasi
Italia dan Spanyol mencapai tingkat tertinggi
selama 14 tahun terakhir di bulan Agustus.
Tapi di tanggal 8 Agustus, Bank Sentral Eropa
ECB mengindikasi akan mengintervensi pada
pasar obligasi. Kemelut politik antara negara
uni eropa juga belum menunjukkan akan ada
kestabilan dalam jangka pendek ini. Proses
mencapai kesepakatan secara konsensus
antara negara uni eropa cukup sulit.
Di akhir Agustus lalu, Ben Bernanke tidak
menjelaskan secara seksama bentuk stimulus
yang akan dikeluarkan untuk membantu
pertumbuhan ekonomi AS. Beliau hanya
mengulang penyataan komitmen bahwa bank
sentral AS siap untuk mengambil langkahlangkah untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi kedepannya. The Fed akan menahan
tingkat suku bunga sampai pertengahan
tahun 2013. Ketidakpastian mengenai bentuk
QE3 ini terutama karena QE2 tidak terlalu
membantu pertumbuhan ekonomi US secara
signifikan. Dengan tingkat suku bunga obligasi
pemerintah sudah berada pada level yang
rendah serta kondisi moneter yang akomodatif,
QE3 mungkin bisa dalam bentuk yang berbeda
seperti pembelian aset privat seperti ekuitas
dan obligasi korporasi.
Sebaliknya, kondisi ekonomi negara
berkembang lebih baik walaupun diperkirakan
akan terkena dampak dari penurunan
dari negara maju. Pertumbuhan negara
berkembang lebih bergantung pada permintaan
domestik. Sumbangan porsi pertumbuhan
negara berkembang terhadap pertumbuhan
global sudah meningkat.
Data PMI terutama sektor manufaktur di China
dilaporkan lebih baik dari ekspektasi. Indikator
ini tetap menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi China akan mencapai tingkat antara
8,2%-8,6%. Penjualan ritel menunjukkan
kenaikan walaupun tingkat investasi, dan
juga tingkat ekspor menurun. Karena data
PMI yang cukup positif, pemerintah China
menahan penyuntik stimulus untuk saat ini.
Walaupun adanya krisis utang, kekhawatiran
tentang resesi dan penurunan harga saham
global, penurunan aktifitas ekonomi China
ini masih dinilai sesuai ekspektasi akibat
dampak dari pengetatan moneter yang
dilakukan sebelumnya. Kekhawatiran tentang
perlambatan ekonomi hard landing di China
menjadi lebih menurun.
Kondisi ekonomi Australia dinilai lebih baik dari
tiga tahun yang lalu dan bertahan terhadap
ketidakstabilan yang berasal dari US dan
Eropa. Perbankan Australia juga dinilai cukup
baik posisinya dibandingkan perbankan global
karena mempunyai eksposur yang terbatas
terhadap perbankan di Eropa dan AS. Per
data tahun 2010, AS bukan merupakan
tujuan ekspor yang signifikan untuk Australia,
dengan hanya menyumbang 4,95% dari total
ekspor Australia. Eropa juga bukan rekanan
ekspor yang signifikan. Bank sentral Australia
RBA menilai neraca perdagangan Australia
masih tercatat di level yang tinggi dan tingkat
pengangguran di level 5,1% dinilai belum
terlalu tinggi. Setiap $1 dari pendapatan dari
surplus perdagangan, 50-60 sen dilaporkan
tetap berputar dalam ekonomi Australia dalam
bentuk pajak, gaji dan dividen. RBA melihat
resiko downside menjadi lebih signifikan untuk
ekonomi global sehingga RBA menurunkan
angka proyeksi pertumbuhan ekonomi
domestiknya untuk tahun 2011, untuk tumbuh
di 2% saja dari angka prediksi sebelumnya di
3,2%.
Pada bulan Agustus, harga minyak turun
-7,92% karena pasokan minyak yang cukup
banyak serta adanya spekulasi permintaan
untuk minyak kedepannya akan menurun
jika pertumbuhan ekonomi di AS and Eropa
melamban signifikan.
Selama bulan Agustus, harga Emas naik
signifikan sebanyak 12,74% karena naiknya
permintaan untuk aset safe haven dengan
kekhawatiran tentang AS dan Eropa. Suku
bunga di AS yang rendah juga menambah
kemenarikan emas untuk dikoleksi sebagai
penyeimbang inflasi.
03 Market
Perspective
Meredam volatilitas dan mengoptimalkan return
dengan strategi alokasi aset yang tepat.
Reksa dana BNP Paribas STAR
dan Reksa dana BNP Paribas Prima II
Rheza Karyanto
Investments Unit Head, Product and Marketing
S
ituasi perekonomian yang kurang baik
di AS yang diwarnai dengan penurunan
rating, serta kondisi negara-negara Eropa
yang sedang dilanda krisis hutang, membuat
semakin banyak investor mengalihkan
investasinya ke negara-negara emerging
markets, termasuk Indonesia. Namun di
tengah kondisi perekonomian dunia yang
tidak menentu ini, volatilitas pasar menjadi
sangat tinggi dan tidak dapat dihindari. Untuk
itu dibutuhkan strategi alokasi aset yang tepat
sehingga dapat meredam volatilitas sekaligus
mengoptimalkan return.
Berinvestasi pada Reksa dana BNP Paribas
STAR dan Reksa dana BNP Paribas Prima II
dapat memberikan solusi sekaligus kinerja
yang optimal karena adanya diversifikasi
alokasi aset pada obligasi dan saham, yang
dikelola secara aktif oleh BNP Paribas-IP.
Reksa dana
BNP Paribas Star
IHSG mencatat kinerja yang kuat dan menjadi
yang terbaik di Asia Pasifik. Sampai dengan
akhir Juli 2011, IHSG telah meningkat lebih
dari 10%. Prospek ekonomi Indonesia menjadi
penarik terbesar minat investor asing. Dapat
dikatakan Indonesia mungkin adalah negara
yang paling menarik saat ini di kelompok
emerging market dengan potensi pertumbuhan
ekonomi 6,5% di 2011 dan 6,7% di 2012.
Secara umum, indikator makro ekonomi
Indonesia masih jauh lebih baik ketimbang AS
dan Eropa dengan tingkat hutang terhadap
PDB saat ini yang telah turun ke kisaran level
23% (dibandingkan akhir tahun lalu di 25,7%).
Dengan potensi pertumbuhan laba perusahaan
(EPS growth) di level 20% untuk 2011 dan 17%
untuk 2012, didukung oleh tingginya konsumsi
dalam negeri maupun tingkat investasi,
diperkirakan bursa saham Indonesia masih
akan terus mengalami tren positif secara jangka
panjang.
Mengapa BNP Paribas STAR? Strategi
pengelolaan portofolio BNP Paribas STAR tetap
terfokus pada diversifikasi sektor portofolio
saham, di mana alokasi sektor didasarkan
pada tren dan kinerja historis secara kuantitatif
dan otomatis. Strategi ini dapat memberikan
beberapa keuntungan:
• Rotasi Sektor, karena dapat secara otomatis
beralih ke sektor yang mempunyai tren dan
kinerja positif. Rotasi sektor ini menggunakan
metode kuantitatif yang dilakukan secara
aktif setiap minggu.
• Risiko yang relatif lebih rendah, karena
berinvestasi pada berbagai sektor dalam
IHSG, sehingga risiko tidak terfokus hanya
pada sektor tertentu.
BNP Paribas STAR adalah reksa dana saham
terbaru dari BNP Paribas-IP. Pada akhir bulan
Juli 2011, BNP Paribas STAR memiliki alokasi
aset 67,21% di Saham dan 32,79% di Pasar
Uang. Aset kelolaan sudah mencapai Rp135
Miliar dengan return 9,55% di bulan Juli 2011.
Reksa dana
BNP Paribas Prima II
Pasar obligasi Indonesia bergerak rally dalam
dua bulan terakhir didukung oleh derasnya arus
investor asing pada surat utang negara (SUN).
Data inflasi yang terkendali (per Agustus mom
0,93%, yoy 4,79%) menjadi salah satu faktor
mengapa fundamental ekonomi Indonesia
termasuk salah satu yang paling menjanjikan
di seluruh Asia Pasifik. Selain itu secara
karakteristik, obligasi memiliki volatilitas yang
relatif lebih rendah dibandingkan saham. Hal
ini menyebabkan obligasi khususnya SUN
menjadi investasi yang sangat diminati investor
asing. Sampai dengan akhir Agustus 2011,
kepemilikan asing pada SUN meningkat 26%
dan mencapai Rp247 Triliun atau 35% dari total
Surat Berharga Negara yang diperdagangkan.
Mengapa BNP Paribas Prima II? Merupakan
reksa dana pendapatan tetap yang sejak
awal tahun hingga akhir Agustus 2011 telah
memberikan return sebesar 13,25% dan
menjadi salah satu yang tertinggi diantara
reksa dana pendapatan tetap lainnya. Pada
akhir bulan Juli 2011, reksa dana ini memiliki
alokasi aset 65,33% di obligasi pemerintah
dan 34,67% di Pasar Uang. Strategi portofolio
BNP Paribas Prima II adalah active duration
management pada obligasi dengan durasi
menengah dan panjang. Portofolio durasi per
akhir Juli 2011 adalah 5,39 tahun.
Sudah Optimalkah
Perlindungan Atas Diri Anda?
Alexander Wiharja
Product Manager, Bancassurance
B
agi Anda yang sudah berasuransi
pasti tidak asing dengan kata ‘Uang
Pertanggungan’ yang tercantum dalam
setiap polis asuransi. Sebagai pemegang
Polis, Anda harus memahami fungsi dan
cara menentukan Uang Pertanggungan
beserta seluk beluknya.
Secara definisi, Uang Pertanggungan
merupakan sejumlah uang yang dibayarkan
oleh Penanggung (perusahaan asuransi) atas
risiko yang dialami Tertanggung sesuai dengan
kontrak polis asuransi.
Salah satu cara sederhana untuk menentukan
besar Uang Pertanggunan adalah dengan
menggunakan pendekatan pengeluaran
bulanan keluarga. Konsep perhitungannya
dengan perkalian pengeluaran bulanan
minimal selama 5 (lima) tahun dengan asumsi
bahwa keluarga yang ditinggalkan dapat
bertahan hidup minimal selama 5 tahun sejak
ditinggalkan oleh Tertanggung.
Cara lainnya adalah dengan menghitung Nilai Ekonomis. Nilai Ekonomis adalah suatu nilai dasar
yang harus dipenuhi oleh keluarga jika ingin mempertahankan standar hidupnya. Lebih mudah bagi
kita untuk membayangkan seberapa besar nilai yang akan hilang atau yang akan ditanggung oleh
keluarga apabila kita tidak lagi mampu memberikan sumbangan terhadap nilai ekonomis tersebut.
Rumus Nilai Ekonomis :
Total Pengeluaran Tahunan
Tingkat suku bunga deposito
= Nilai Ekonomis
Contoh :
Seorang suami memiliki penghasilan dari gaji dan menggunakannya untuk menghidupi keluarga dengan
nominal Rp10 juta/bulan. Dengan kondisi sang istri tidak bekerja, maka berapa nilai ekonomis sang suami yang
perlu direncanakan perlindungannya?
Berikut perhitungannya:
Pengeluaran Tahunan Rp120.000.000
= Nilai Ekonomis Rp1.500.000.000
Suku bunga deposito 8% p.a
Artinya :
Apabila terjadi risiko terhadap diri sang suami yang menyebabkan kematian, sang istri dan anak-anak dapat tetap
mempertahankan standar hidupnya karena dengan menggunakan uang pertanggungan sebesar Rp1,5 Miliar dari
perusahaan asuransi ke dalam produk deposito yang menawarkan tingkat bunga 8% nett p.a, maka pendapatan
sebesar Rp10 juta/bulan dapat tetap diterima oleh keluarga (seperti kondisi ketika suami masih hidup).
Hanya Anda yang bisa menjawab apakah perlindungan atas diri Anda sudah optimal atau belum.
Selanjutnya, mari menghitung berapa besar Nilai Ekonomis agar Anda dan keluarga dapat hidup
lebih nyaman.
04 Market
FX Update
Perspective
Analisa
Valuta Asing
Mika Martumpal
Senior Market Analyst, Treasury Department
NZD
USD
AUD
Lemahnya pertumbuhan tenaga kerja di
AS yang menyebabkan tingginya tingkat
pengangguran menyebabkan naiknya risiko
investasi global yang menyebabkan harga
obligasi pemerintah AS kembali naik yang
didorong aksi cari aman oleh investor. Turunnya
peringkat utang AS oleh Standard and Poor’s
tidak mengurangi permintaan terhadap obligasi
pemerintah AS di saat risiko pasar meningkat.
Buruknya kondisi ekonomi AS dan masalah
utang Uni Eropa menyebabkan tekanan
jual terhadap saham dan komoditas global.
Ekonomi Australia yang selama ini diuntungkan
oleh harga komoditas dan permintaan
terhadap komoditas yang tinggi terancam oleh
kecenderungan turunnya harga komoditas
dunia.
Pasar masih berharap Federal Reserve
kembali memberikan tambahan injeksi dana
dengan program quantitative easing tahap
tiga dan program tambahan dari pemerintah
Obama. Kedua program ini masih belum tentu
dijalankan karena tingginya inflasi AS dan
terbatasnya anggaran pemerintah.
EUR
Masalah utang dan defisit anggaran negaranegara anggota Uni Eropa yang berlarut-larut
kembali menyebabkan aksi jual terhadap EUR.
Program dana talangan oleh konsorsium Eropa
dan IMF hanya dapat memberikan rasa aman
yang sifatnya sementara pada investor.
Solusi permanen yang berupa kesatuan
kebijakan fiskal sepertinya masih jauh dari
harapan karena tidak adanya kesepakatan
dari anggota-anggota Uni Eropa. Akibatnya
saat ini ketergantungan terhadap ECB/Bank
Sentral Eropa untuk memberikan dana bantuan
likuiditas tetap besar.
AUD bisa kembali menguat apabila program
QE3 jadi dikeluarkan dan harga komoditas
kembali naik. Tingginya tingkat suku bunga
AUD saat ini juga membatasi lemahnya AUD
di saat harga komoditas cenderung turun.
JPY
JPY merupakan mata uang alternatif di saat
risiko investasi naik dan cenderung menguat
di saat harga saham dan komoditas turun.
Tingginya jumlah utang pemerintah Jepang
tidak mengurangi permintaan terhadap JPY
di saat krisis karena kecenderungan deflasi.
Deflasi menyebabkan nilai utang menjadi
naik karena daya beli yang meningkat.
Penguatan JPY biasanya dibatasi oleh
intervensi pemerintah dan Bank Sentral untuk
kepentingan eksportir. Karena imbal hasil yang
sangat kecil dari JPY maka JPY cenderung
lemah jika harga saham dan komoditas dunia
naik.
Selandia Baru saat ini mengalami
pertumbuhan ekonomi yang kuat pasca
gempa yang diakibatkan oleh tingginya
permintaan komoditas dunia dan program
pembangunan kembali wilayah yang terkena
gempa. Pertumbuhan ekonomi yang kuat
menyebabkan inflasi yang tinggi dan membuka
peluang naiknya tingkat suku bunga NZD.
IDR
Secara fundamental Indonesia berhasil
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi dan tingkat inflasi yang relatif
rendah. Tingkat suku bunga yang relatif tinggi
dibandingkan tingkat inflasi dan pertumbuhan
ekonomi yang kuat menjadi daya tarik utama
aset-aset Indonesia.
Semakin besarnya kontribusi ekspor dan
investasi dibandingkan belanja rumah tangga
terhadap pertumbuhan ekonomi perlu investor
perhatikan dengan lebih seksama karena
menyebabkan semakin tingginya integrasi
ekonomi Indonesia terhadap ekonomi dunia.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi saat ini
mungkin tidak bisa bertahan jika ekonomi dunia
terus melemah dan kontribusi belanja dalam
negeri terhadap pertumbuhan ekonomi yang
semakin kecil.
FX Strategy
Cut Loss
Support
Resistance
Entry
Take Profit
USD/IDR
8.455
8.610
Buy below 8.500
8.600
8.450
AUD/USD
1.0315
1.0765
Sell around 1.06
1.0350
1.0770
EUR/USD
1.4000
1.4580
Buy below 1.40
1.4400
1.3800
GBP/USD
1.5975
1.6620
Buy around 1.61
1.6420
1.5975
USD/JPY
75.95
78.60
Sell around 78.10
75.00
78.70
USD/SGD
1.1915
1.2300
Buy around 1.20
1.2300
1.1900
NZD/USD
0.8200
0.8575
Sell around 0.84
0.810
0.8580
Pair
Sumber: Commonwealth Bank
05 Market
Perspective
FX Strategy
Jika stimulus moneter dan fiskal AS kembali diluncurkan maka sebaiknya mempunyai posisi short/jual USD dan JPY dan
membeli AUD, NZD, IDR dan SGD. Jika yang terjadi sebaliknya maka sebaiknya mempunyai posisi long/beli USD dan JPY.
Jika masalah Eropa kembali memburuk yang diikuti masalah likuiditas yang masif maka sebaiknya mempunyai posisi long/beli
USD dan JPY serta short/jual EUR. Jika sebaliknya, sebaiknya mempunyai posisi short/jual USD dan JPY dan long/beli EUR
jika ada solusi permanen terhadap masalah utang Eropa.
Jika stimulus moneter dan fiskal AS tidak jadi diluncurkan atau hanya dalam jumlah terbatas maka investor harus melihat
seberapa besar dampaknya terhadap pasar saham dan komoditas dunia. Jika pasar saham dan komoditas relatif stabil atau
turun tidak terlalu banyak maka pasar valuta asing akan cenderung bergerak dalam range. Jika pasar saham dan komoditas
turun banyak karena stimulus yang lebih kecil dari harapan pasar maka sebaiknya mempunyai posisi long/beli USD dan JPY
dan short/jual AUD, NZD, IDR dan SGD.
DISCLAIMER
Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas
pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk
tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas
untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau
penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum
bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu
mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan
setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang
dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktuwaktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan
perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap
bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan
yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi.
Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh
PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal
yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi,
maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut
agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini.
Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi
Call Centre kami di 62,21 7917 6000 atau email kami di [email protected].
Download