this PDF file - Jurnal Ilmiah Mahasiswa

advertisement
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Analisis Manajemen Produksi Program Berita “Seputar Aceh” di RCTI
Aceh
An Nisa Dian Rahma1), Hamdani M. Syam2)
1)
Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala
Abstrak - Penelitian ini berjudul Analisis Manajemen Produksi Program Berita
“Seputar Aceh” di RCTI Aceh. Manajemen produksi program bertujuan untuk
mengatur strategi tim produksi untuk menjalankan proses produksi yang lebih
baik. Program berita sangat wajib dimiliki oleh seluruh stasiun televisi karena
menjadi pilihan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Oleh sebab itu, tidak
mudah dalam menjalankan manajemen produksi program berita. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen produksi yang diterapkan
dalam program berita “Seputar Aceh” di RCTI Aceh. Teori yang digunakan
adalah teori strukturasi dari Anthony Giddens dengan fokus penelitian manajemen
program. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan
dengan wawancara semi terstruktur terhadap beberapa informan, observasi non
participant, dan dokumentasi. Pemilihan informan dengan menggunakan teknik
purposive, yaitu menentukan informan berdasarkan dengan beberapa kriteria yang
telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian, manajemen produksi program yang
diterapkan dalam program berita “Seputar Aceh” sudah berjalan sesuai dengan
prosedur standar manajemen produksi program, tetapi ada sedikit perbedaan
manajemen produksi RCTI Aceh dengan RCTI pusat. Manajemen yang
diterapkan meliputi perencanaan program, produksi program, eksekusi program,
dan evaluasi program. Meskipun program berita “Seputar Aceh” sudah
menerapkan standar manajemen program, tetapi masih ditemukan beberapa
kendala selama proses produksi.
Kata Kunci: Manajemen Produksi Program, “Seputar Aceh” RCTI Aceh
Abstract - This study, entitled Analysis of Production Management News
Program "Seputar Aceh" in RCTI Aceh. Production management program aims to
regulate the production team's strategy to run the production process better. News
program must be owned by all TV stations for people's choice to get information.
Therefore, it is not easy to run a news program production management. This
study aims to determine how production management applied in the news
program "Seputar Aceh" in RCTI Aceh. The theory used is the structuration
theory by Anthony Giddens with a focus on program management. The method
used in this research is qualitative method with descriptive approach. Data
collection is done by interviews with several informants, non-participant
observation, and documentation. The interviews were conducted by using
purposive, determining informant based with some predetermined criteria. Based
on the research, production management programs implemented in the news
Corresponding Author : [email protected]
JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 1. №. 1, Januari 2017: 1-11
1
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
program "Seputar Aceh" has been running in accordance with standard procedures
production management program, but there is little difference in production
management between RCTI Aceh and RCTI central (Jakarta). Applied
management includes program planning, program production, program execution,
and evaluation of programs. Although the news program "Seputar Aceh" is
already implementing program management standards, but still found some
obstacles during the production process.
Keyword: Production Management Program, “Seputar Aceh” RCTI Aceh
PENDAHULUAN
Masyarakat tidak bisa terlepas dari pengaruh televisi. Jumlah stasiun
televisi terus-menerus bertambah. Stasiun televisi pun bersaing untuk mendapat
perhatian masyarakat dengan menyajikan berbagai program yang menarik, seperti
reality show, talkshow, music, dan news (berita). Di antara berbagai program itu,
program news merupakan program yang wajib dimiliki oleh seluruh stasiun
televisi karena masyarakat mempunyai keingintahuan yang besar mengenai isu
pemberitaan yang terjadi di dunia.
Menurut JB Wahyudi (dalam Fachruddin, 2012: 47), berita adalah laporan
tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik dari
sebagian khalayak, media baru dan disiarkan secara luas melalui media massa
periodik. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita apabila tidak disiarkan
melalui media massa periodik. Dengan adanya media massa melalui program
berita, masyarakat akan lebih mudah mendapatkan berita terbaru.
Satu-satunya program yang dimiliki RCTI Aceh adalah program berita
“Seputar Aceh”. Program ini pertama kali ditayangkan pada bulan September
2014. Program ini memiliki durasi kurang lebih 30 menit dan secara khusus
menyiarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Aceh. Program ini tayang pada
pukul 05.30 WIB. Jumlah berita per tayang program adalah sekitar 5-8 berita.
Program ini tidak disiarkan secara live (langsung) tetapi secara taping.
Bedasarkan observasi awal peneliti, RCTI Aceh tidak memiliki rating khusus
untuk program ”Seputar Aceh” dan berita yang disajikan oleh program berita
”Seputar Aceh” di RCTI Aceh ternyata sama dengan program berita ”Sekitar
Aceh” di I-News Aceh yang merupakan sesama anak perusahaan dari MNC
Group namun memiliki perbedaanya yang terletak pada presenter dan saluran
televisi yang menayangkannya.
Perlu dikemukakan bahwa salah satu syarat atau nilai berita adalah harus
aktual (terbaru). Namun, menurut peneliti, program “Seputar Aceh” masih belum
aktual dalam menyampaikan beritanya. Berita yang disiarkan biasanya sudah
terjadi 1-2 hari yang lalu. Selain belum aktual, dalam penyampaian beritanya,
program news “Seputar Aceh” juga memiliki perbedaan dengan “Seputar
Indonesia”, antara lain, dari segi tampilan program, gaya presenter, dan redaksi
bahasa berita. Sebagian masyarakat masih banyak belum mengenal program berita
”Seputar Aceh” karena tayangnya terlalu pagi.
Analisis Manajemen Produksi Program Berita “Seputar Aceh” di RCTI Aceh (An
Nisa Dian Rahma, Hamdani M. Syam,)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11
2
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Dari latar belakang permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah
Untuk menjelaskan manajemen produksi berita pada program news “Seputar
Aceh” di RCTI Aceh. Kemudian hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
sumbangan terhadap kajian-kajian ilmu komunikasi, khususnya bidang jurnalistik
dan manajemen media massa, dan memperluas wawasan pengetahuan pembaca
mengenai proses produksi sebuah program, khususnya program news yang baik
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan teori Giddens. Teori Giddens menjelaskan Struktur
organisasi tercipta ketika individu berkomunikasi dengan individu lainnya pada
perumpamaan (metafora) tiga “lokasi” atau “pusat strukturasi” (centers of
structuration), yaitu: (1) Lokasi konsepsi, lokasi konsepsi mencakup seluruh episode
atau waktu hidup organisasi ketika orang membuat keputusan dan pilihan yang
membatasi apa yang terjadi dalam organisasi, (2) Lokasi implementasi, lokasi kedua
strukturasi organisasi adalah penulisan atau kodifikasi formal (misalnya membuat
surat keputusan) yang dilanjutkan dengan pengumuman surat keputusan mengenai
pilihan yang diambil, dan (3) Lokasi resepsi, Strukturasi terjadi ketika anggota
organisasi bertindak sesuai dengan keputusan organisasi, dan ini merupakan lokasi
resepsi (Morrisan, 2013:426-427).
Teori strukturasi dalam manajemen media massa bertujuan untuk
mengungkap keterkaitan antara struktur dan agensi dari para jurnalis sebagai aktor
dalam media massa. Jurnalisme menurut teori strukturasi akan tergantung pada
kepatuhan pada aspek constraining sehingga ia akan mengembangkan kebebasannya
dalam memproduksi berita. Relasi sistem teknologi yang digunakan baik secara
individu maupun organisasi dengan individu akan menentukan kinerja praktek
jurnalisme mereka. Posisi aktor dalam teori strukturasi merupakan agen yang
menjalankan sistem sosial yang dalam hal ini organisasi media yang aktifitasnya
mengacu pada struktur media. Struktur dalam konsep strukurasi ialah aturan dan
sumber daya (Rusadi, 2012:112-114).
Selama proses produksi program, strategi program yang ditinjau dari aspek
manajemen atau sering juga disebut dengan manajemen strategis program siaran
yang terdiri dari: (1) Perencanaan program, mencakup pekerjaan mempersiapkan
rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan
stasiun penyiaran mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya,(2)
Produksi dan pembelian program, melaksanakan rencana program yang sudah
ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari
sumber lain atau akuisisi (membeli), (3) Eksekusi program, mencakup kegiatan
menayangkan program sesuai dengan rencana yang ditetapkan, dan (4)
Pengawasan dan evaluasi program, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan
tujuan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai oleh stasiun
penyiaran, departemen, dan karyawan.
Proses pencarian dan pengumpulan bahan atau proses produksi berita
dijelaskan melalui model komunikasi Bass (arus berita). Tahap pertama terjadi
Analisis Manajemen Produksi Program Berita “Seputar Aceh” di RCTI Aceh (An
Nisa Dian Rahma, Hamdani M. Syam,)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11
3
a
Jurn
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a
wa
sis
lmia
lI
FISIP
ketika para pencari berita membuat berita kasar (peristiwa, pidato, konferensi
pers) menjadi copy berita atau bahan berita. Tahap kedua terjadi ketika para
pengolah berita mengubah atau menggabung-gabungkan bahan itu menjadi hasil
akhir (sebuah siaran atau sebuah surat kabar) yang disiarkan kepada umum.
Tindakan gatekeeping yang terjadi di dalam organisasi pemberitaan, dan
prosesnya dapat dibagi dalam dua tahap, yaitu (Nurhasanah, 2011: 14):
Tahap 1 (Perolehan Berita)
Tahap 2 (Pengolahan Berita)
Bahan
Berita
Pencarian
Berita
Copy
Berita
Pengolah
Produksi
Akhir
Sumber: Bass
Gambar 2.1 Model Komunikasi Bass
Pada bagian ini dijelaskan kerangka pemikiran untuk menunjukkan
hubungan antara objek penelitian, masalah, teori, dan temuan penelitian. Hal ini
dibuat dalam gambar berikut.
Teori Strukturasi
Program Berita
“Seputar Aceh”
RCTI Aceh
Manajemen
Produksi Berita
Hasil Penelitian
Sumber: peneliti
 Lokasi Konsepsi
 Lokasi
Implementasi
 Lokasi Resepsi
 Perencanaan
program
 Produksi dan
pembelian program
 Eksekusi program
 Pengawasan dan
evaluasi program
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini terletak di kantor RCTI Aceh yang beralamat di Jalan
Teuku Umar No 303A, Kelurahan Geuce Kaye Jato, Kecamatan Bandar Raya,
kota Banda Aceh. Berdasarkan pendekatan yang digunakan, penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moloeng,
Analisis Manajemen Produksi Program Berita “Seputar Aceh” di RCTI Aceh (An
Nisa Dian Rahma, Hamdani M. Syam,)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11
4
a
Jurn
h M ah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a
wa
sis
lmia
lI
FISIP
2013: 56), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Sementara itu, teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Subjek penelitian yang dimaksud adalah sejumlah informan yang
mendukung dalam penelitian ini, yaitu seluruh karyawan yang ikut adil dalam
proses produksi program berita “Seputar Aceh” di RCTI Aceh. Objek penelitian
yang dimaksud adalah manajemen produksi program berita “Seputar Aceh” di
RCTI Aceh
Informan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik
purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2011: 68). Pada penelitian ini informan dipilih secara sengaja dengan
pertimbangan mampu memberikan data yang dibutuhkan si peneliti. Kriterianya
adalah karyawan yang terlibat dan bertanggung jawab dalam proses produksi
program berita ”Seputar Aceh” di RCTI Aceh. Adapun nama informan dan
jabatannya disajikan pada tabel di bawah:
Tabel 3.1 Informan Peneliti
No Nama Informan
Jabatan
1
Misdarul Ihsan
Kepala Biro
2
A Munir Noer
 News Verivication
 Koordinator Daerah
 Koordinator Liputan
3
Zahloel Yusra
 Produser
 Koordinator Liputan
4
Jamaluddin
Wartawan
5
Muhajir
 Program Director
 Kameramen
Dalam penelitian ini, sumber data yaang digunakan ada 2, yaitu: data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari informan yang
bersangkutan dengan melakukan wawancara. Sumber data dalam penelitian ini
adalah orang-orang yang berkecimpung dalam kegiatan proses produksi program
news “Seputar Aceh”, yaitu kepala biro, produser, reporter, editor, dan news
verivicator. Data sekunder penelitian ini diperoleh dari kepustakaan dan sumbersumber tertulis lainnya.
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk
penelitian ini, diperlukan teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan
data yaitu: (1) Wawancara, dilakukan kepada orang-orang yang terlibat dalam
proses produksi program news “Seputar Aceh”. Wawancara yang digunakan
adalah wawancara semi terstruktur, (2) Observasi, ini dilakukan untuk meninjau
langsung lingkungan kerja RCTI Aceh untuk memperoleh data penelitian.
Analisis Manajemen Produksi Program Berita “Seputar Aceh” di RCTI Aceh (An
Nisa Dian Rahma, Hamdani M. Syam,)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11
5
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Observasi yang digunakan adalah observasi non-participant yang proses
pengamatan observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan
secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat (Margono, 2005:161-162), dan
(3) Dokumentasi, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang (Sugiono, 2013: 240).
Untuk mengolah data yang diperoleh dari penelitian ini digunakan teknik
analisis data deskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang diperoleh dengan
membangun penjelasan secara deskriptif sehingga temuan hasil penelitian akan
tersaji secara runtut, detail, dan mendalam. Metode deskriptif yang dimaksud
adalah metode nonstatistik dengan penyajian atau pola pikir dari umum ke khusus
(Moleong, 2013:10). Analisis data dapat dilakukan dengan mengorganisasikan
data, memilih mana yang penting dan akan dipelajari serta membuat kesimpulan
yang akan diceritakan kepada orang lain (Krisyantono, 2008:165). Proses-proses
analisis data dapat dijelaskan ke dalam tiga langkah yaitu: (1) Tahap Reduksi
data, proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan abstraksi dan
transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan, (2) Tahap Penyajian Data,
sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memungkinkan penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan, dan (3) Tahap Penarikan Kesimpulan dan
Verifikasi Data, dimulai dari permulaan pengumpulan data, riset kualitatif,
mencari makna dari setiap gejala yang diperoleh di lapangan, mencatat
keteraturan, atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur
kausalitas dan preposisi.
.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menurut Morrisan (2008: 273) manajemen strategis program
(management strategic) siaran teridiri dari empat hal yaitu: (1) perencanan
program, (2) produksi dan pembelian program, (3) eksekusi program, dan (4)
pengawasan dan evaluasi program. Berdasarkan hasil penelitian, RCTI Aceh
sudah menerapkan ke empat manajemen strategis yang telah disebutkan
sebelumnya.
Pada tahap pertama yaitu perencanaan program, program “Seputar Aceh”
tidaklah redaksi Aceh yang membuat. Program ini awalnya dicetuskan oleh tim
produksi news RCTI pusat yang sudah dirancang lebih dulu dengan direksi dan
departemen lainnya di Jakarta, kemudian tim produksi RCTI pusat memberikan
ide tersebut kepada redaksi RCTI Aceh. Sebelum melakukan peliputan, langkah
awal yang akan dilakukan melakukan rapat redaksi. Rapat redaksi yang dihadiri
oleh kepala biro, news verification, produser, koordinator daerah, koodinator
liputan, untuk membahas materi apa yang akan diliput, siapa saja yang melakukan
peliputan, biaya peliputan, peralatan apa saja yang dibutuhkan selama peliputan,
dan lokasi peliputan. Rapat redaksi dilakukan agar ketika selama proses peliputan
untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan selama di lapangan dan agar
perencanaan yang lebih matang menghasilkan produk yang berhasil juga.
Analisis Manajemen Produksi Program Berita “Seputar Aceh” di RCTI Aceh (An
Nisa Dian Rahma, Hamdani M. Syam,)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11
6
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Untuk berita soft news dan features, akan dilakukan rapat redaksi
mingguan, mengingat berita soft news dan features ditayangkan seminggu sekali
selama proses penayangan program. Untuk berita harian atau lebih dikenal hard
news, tidak dilakukan rapat redaksi secara khusus setiap minggu tetapi setiap hari
melalui grup pesan whatsapp.
Selanjutnya pada tahap kedua yaitu produksi dan pembelian program,
program berita “Seputar Aceh” melakukan proses produksi sendiri. Para wartawan
RCTI Aceh mengemban one man news team yang berarti wartawan itu
merangkap menjadi reporter, kameramen, dan editor. Kemudian wartawan
mencari berita sesuai dengan TOR (Term Of Reference) yang dibuat oleh
wartawan itu sendiri (untuk berita hard news). Setelah selesai peliputan berita,
wartawan menyeleksi gambar selama liputan, apakah gambar itu perlu dilakukan
sensor karena menampilkan hal-hal yang tidak senonoh atau apakah gambar itu
cocok dengan naskah berita. Selain menyeleksi gambar, tugas lainnya adalah
memilih soundbyte mana yang akan dikirim ke redaksi sekaligus membuat naskah
mengenai isi liputan berita. Setelah selesai memilih, wartawan akan membuat
shooting list yang fungsinya menjadi daftar liputan agar editor grafis tidak
mengalami kebingungan saat akan melakukan pengeditan supaya naskah berita,
soundbyte, dan gambar seimbang.
Wartawan akan mengirim hasil liputan melalui email redaksi Aceh atau
meng-upload ke web streaming MNC Group agar pihak pusat dapat mengambil
hasil liputan tiap-tiap kontributor berita daerah. Setelah hasil liputan masuk ke
redaksi Aceh, news verification yang sekaligus menjabat koordinator daerah dan
liputan men-download hasil liputan itu. News verification beserta produser
menyeleksi kembali naskah, gambar, dan soundbyte yang dikirim oleh wartawan.
Jika mengalami kesalahan atau kurangnya bahan yang dikirim, hasil liputan itu
kembali lagi dikirim ke wartawan untuk perbaikan ulang. Terkadang kepala biro
dan kameramen akan ikut andil dalam proses penyeleksian hasil liputan ketika
kekurangan anggota.
Setelah hasil liputan sudah selesai melewati penyeleksian, hasil liputan
diserahkan kepada bagian editor grafis untuk di-dubbing dan diedit videonya
sesuai dengan naskah yang ada. Kemudian produser membuat rundown untuk
menentukan urutan berita dan urutan segmen. Setelah itu semuanya selesai,
naskah berita akan di taping. Presenter akan dipandu oleh MCR dan program
director sekaligus kameramen selama proses taping. Ketika presenter
membacakan lead berita yang sudah disiapkan sesuai rundown yang telah dibuat
oleh produser dan program director sekaligus kameramen merekam selama proses
taping. MCR akan memberikan aba-aba dan memantau selama proses berjalannya
taping dari ruang monitoring. Setelah selesai taping, maka hasil rekaman tersebut
diberikan kepada editor grafis untuk diedit kembali.
Pada tahap ketiga yaitu eksekusi program. Paket berita yang sudah di edit
kembali akan diseleksi oleh produser dan news verification agar memastikan
apakah paket berita sudah seperti yang direncanakan. Setelah diseleksi oleh
produser dan news verification, paket berita akan diseleksi kembali oleh kepala
Analisis Manajemen Produksi Program Berita “Seputar Aceh” di RCTI Aceh (An
Nisa Dian Rahma, Hamdani M. Syam,)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11
7
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
biro. Tetapi terkadang kepala biro tidak melakukan lagi penyeleksian. Setelah
diseleksi, paket berita akan dikirim ke kantor transmisi RCTI Aceh untuk
disiarkan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Terakhir pada tahap keempat, pengawasan dan evaluasi program. Setelah
penayangan dilakukan oleh kantor transmisi RCTI Aceh, kepala biro beserta
produser dan news verification melakukan pengawasan apakah selama
penayangan program ada mengalami kendala atau tidak. Jika mengalami kendala
akan dibahas pada rapat mingguan.
Teori strukturasi sangat berkaitan erat dengan manajemen produksi
program berita “Seputar Aceh” dan siapa-siapa saja yang ikut andil dalam proses
produksi. Menurut Rusadi (2012:114), keterkaitan teori strukturasi selama proses
perencanaan adalah para aktor media bekerja sesuai dengan struktur. Struktur
yang dimaksud ialah aturan dan sumber daya yang ditetapkan selama sistem
produksi berita, dan aktornya adalah para karyawan yang terlibat selama proses
produksi berita. Berdasarkan hasil penelitian, para karyawan RCTI Aceh
menjalankan sistem sosial yang sudah ditetapkan oleh RCTI pusat. Karyawan
RCTI Aceh tidak merasa terkekang dengan keputusan yang sudah ditetapkan oleh
RCTI pusat, melainkan secara tidak langsung memberikan kebebasan dalam
melakukan proses produksi, asalkan kebebasan itu tidak melenceng dari aturan
yang sudah ditetapkan. Aturan yang dibuat hanya untuk mengontrol, bukan untuk
mengekang. Karyawan RCTI Aceh melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
struktur yang sudah ditetapkan dan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing
karyawan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, struktur akan diberikan
sesuai dengan keahlian masing-masing dari karyawan.
Teori strukturasi mempunyai tiga asumsi, yaitu lokasi konsepsi, lokasi
implementasi, dan lokasi resepsi. Berdasarkan hasil penelitian, lokasi konsepsi
merupakan awal perencanaan sebuah program. Direksi pusat, tim produksi news
RCTI pusat dan departemen lainnya berdiskusi merencanakan program apa yang
akan dipilih menjadi program yang layak untuk ditayangkan di Aceh sesuai
dengan visi dan misi RCTI. Lokasi implementasi, menjelaskan bagaimana
karyawan membuat keputusan strategi untuk mendukungnya program tersebut
berjalan dengan baik. Redaksi RCTI Aceh mulai merencanakan hal-hal apa saja
yang menjadi faktor pendukung keberhasilan program mulai dari sumber daya
manusia, biaya produksi, dan alat-alat produksi. Lokasi resepsi, menjelaskan
bagaimana berjalannya proses produksi sesuai dengan perencanaan yang
ditentukan sebelumnya.
Selama berjalannya proses produksi berita, RCTI Aceh telah menerapkan
proses produksi program berita “Seputar Aceh” sesuai dengan model komunikasi
Bass (Nurhasanah, 2011:14), yang mana dalam model komunikasi Bass pada
tahap pertama (perolehan berita) ketika para wartawan membuat berita kasar
(hasil liputan) menjadi bahan berita. pada tahap kedua ketika para pengolah berita
(news verification dan produser yang juga merangkap sebagai koordinator daerah
dan koordinator liputan) menyeleksi dan mengolah bahan berita agar menjadi
naskah berita dan memproduksinya hingga menjadi rekaman paket berita,
Analisis Manajemen Produksi Program Berita “Seputar Aceh” di RCTI Aceh (An
Nisa Dian Rahma, Hamdani M. Syam,)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11
8
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
selanjutnya akan masuk fase produksi akhir yaitu menjadikan paket berita untuk
disiarkan kepada masyarakat.
RCTI Aceh hanya memiliki satu program saja dibandingkan I-News Aceh
yang memiliki 7 program. Perbedaan jumlah program merupakan keputusan dari
RCTI pusat dam RCTI merupakan televisi yang notabene-nya televisi hiburan,
berbeda dengan I-News Aceh yang merupakan televisi berita. Program berita
“Seputar Aceh” pada awalnya tayang pada pukul 04.00-04.30 WIB dan kemudian
dipindahkan menjadi pukul 05.30-06.00 WIB. Pemindahan jam tayang program
merupakan keputusan dari tim produksi news RCTI pusat yang harus disesuaikan
dengan rundown nasional. Khususnya untuk program berita “Seputar Aceh” juga
harus mengikuti jadwal program berita “Seputar Indonesia”. Durasi tayangan
masih tetap dengan 30 menit yang dinilai cukup untuk menyampaikan informasi
seputaran Aceh. Jika dalam tayangan tersebut berita yang disampaikan tidak
cukup sampai 5-8 berita, biasanya tayangan program berita “Seputar Aceh” tetap
menayangkan selama durasi 30 menit dengan catatan memperlama penayangan
iklan. Satu-satunya iklan yang mengisi progam berita “Seputar Aceh” adalah iklan
jalinan kasih dari MNC Group. Tidak ada iklan lain yang mengiringi program
berita “Seputar Aceh” karena untuk daerah Aceh sendiri, pemasangan iklan untuk
televisi sangat minim, hal ini juga menjadi alasan mengapa tidak diberlakukannya
rating pada televisi berjaringan.
Untuk tampilan RCTI Aceh dan RCTI pusat juga memiliki sedikit
perbedaan, yaitu terletak pada posisi presenter dan kualitas gambar. Pada RCTI
Aceh posisi presenter membacakan lead berita dengan posisi berdiri, sedangkan
presenter RCTI pusat dengan posisi duduk. Untuk kualitas gambar masih sedikit
kurang baik dibandingkan RCTI pusat karena secara teknis dinilai masih belum
mendukung program berita “Seputar Aceh”.
Kendala-kendala yang dialami oleh tim produksi program berita “Seputar
Aceh” adalah kekurangan karyawan sehingga mengharuskan merangkap 2-3
jabatan dalam sekaligus, hal itu dikarenakan para karyawan RCTI Aceh dituntut
dapat bisa dalam semua hal. Karena para karyawan yang bisa melakukan
pekerjaan yang banyak, redaksi Aceh memutuskan memilih merangkap pekerjaan
agar tidak kelebihan orang. Kekurangan alat juga menjadi alasan sehingga tidak
dapat memproduksi berita secara live dan jaringan dalam pengiriman berita
sehingga berita tidak menjadi aktual.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang sudah didapatkan selama peneltian, dapat
diambil kesimpulan bahwa selama proses produksi, tim produksi berita “Seputar
Aceh” menjalankan proses produksi secara umum:mulai dari:
1. Perencanaan program, para karyawan RCTI melakukan rapat redaksi untuk
menentukan topik liputan, biaya produksi, tim yang melakukan peliputan, dan
alat-alat yang digunakan. kemudian wartawan membuat TOR (Term Of
Reference).
Analisis Manajemen Produksi Program Berita “Seputar Aceh” di RCTI Aceh (An
Nisa Dian Rahma, Hamdani M. Syam,)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11
9
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
2. Produksi dan pembelian pogram, wartawan akan melakukan peliputan berita
sesuai dengan TOR (Term Of Refrence). Setelah peliputan selesai, maka hasil
liputan dikirim ke melalui email redaksi Aceh atau website MNC Group. News
verification dan produser kemudian men-download hasil liputan dan
menyeleksinya. Setelah menyeleksi naskah berita, Lead berita yang sudah
disiapkan akan dibawah ke ruang studio akan di-taping oleh presenter,
program director/kameran, dan MCR (Master Conrol Room).
3. Eksekusi program, proses ini menjelaskan ketika hasil taping sudah diedit
menjadi paket berita, kemudiaan dibawa ke kantor transmisi untuk
ditayangkan.
4. Pengawasan dan evaluasi program merupakan tahap terakhir untuk hasil
paket berita yang sudah ditayangkan tetap diawasi oleh pihak redaksi Aceh.
Jika mengalami kesalahan pada pasca penayangan, tim produksi progtam
berita “Seputar Aceh” akan membahas di rapat mingguan agar tidak terjadi
kesalahan terulang.
5. Manajemen produksi yang dilakukan RCTI Aceh sudah berjalan sesuai
dengan prosedur standar manajemen produksi program. Namun, masih
terdapat beberapa kendala selama proses produksi yaitu kurangnya jumlah
karyawan dari RCTI Aceh yang mengharuskan merangkap pekerjaan, berita
yang belum aktual, dan kekurangan alat atau teknisi sehingga tidak
memungkinkan untuk tayang secara live.
6. Untuk secara keseluruhan, manajemen produksi RCTI Aceh dengan RCTI
pusat sama saja, namun yang membedakannya pada jumlah karyawan dan
alat yang mendukung proses produksi.
Adapun saran-saran peneliti untuk penelitian ini adalah:
1. Untuk menambah jumlah anggota di tim produksi berita “Seputar Aceh
dan alat-alat yang mendukung program berita “Seputar Aceh” agar dapat
tayang secara live.
2. Sebagai bahan kajian tim produksi program berita “Seputar Aceh” untuk
menjalankan manajemen proses produksi yang lebih baik
3. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar melakukan
penelitian terhadap keberhasilan program agar lebih mengetahui sejauh
mana program berita “Seputar Aceh” sudah diterima di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiyah. 1998. Kesehatan Psikologi Islam. jakarta: Hajimas Agung,
Fachruddin, Andi. 2012. Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana
Preanada Media Group
Margono, 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Morrisan. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Preanada Media
Group
Analisis Manajemen Produksi Program Berita “Seputar Aceh” di RCTI Aceh (An
Nisa Dian Rahma, Hamdani M. Syam,)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11
10
a
Jurn
h M ah
a
wa
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Morissan. 2010. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Preanada Media
Group
Morrisan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana
Preanada Media Group
Nurhasanah. 2011. Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Proses Produksi
Siaran Program Berita Reportase Minggu Di Trans Tv). Skripsi. Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarief Hidayatullah
Rusadi, Udi. 2012. Kompetensi Jurnalis Sebagai Aktor dalam Produksi Berita
Media Multiplatform. Jurnal. Badan Litbang SDM Kementerian
Komunikasi dan Informatika Jakarta.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta CV
Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Berita. Yogyakarta
Analisis Manajemen Produksi Program Berita “Seputar Aceh” di RCTI Aceh (An
Nisa Dian Rahma, Hamdani M. Syam,)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-11
11
Download