Bab 5 - Widyatama Repository

advertisement
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah penulis menguraikan hasil penelitian dan melakukan pembahasan
mengenai analisis rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan
pada 4 (tiga) perusahaan industri rokok yang terdaftar di BEI selama kurun waktu
4 (empat) tahun, yaitu dari tahun 2003 – 2006, maka dapat diambil beberapa
simpulan yang merupakan hasil penelitian dari data yang diperoleh penulis selama
melakukan penelitian, yaitu:
1. Analisis rasio keuangan pada kelompok industri rokok.
a) PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP)
Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan diperoleh bahwa PT. Hanjaya
Mandala
Sampoerna
Tbk.(HMSP)
memiliki
kinerja
paling
baik
dibandingkan 3 (tiga) perusahaan industri rokok lainnya. Saldo aktiva
lancar yang dimiliki besar sehingga masih tersedia modal kerja apabila
perusahaan harus memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh
tempo. Perusahaan telah mampu menghasilkan laba kumulatif yang
nantinya bertujuan untuk memperluas usahanya. Ini terlihat dari
tersedianya saldo laba ditahan yang cukup besar setiap tahunnya.
Penjualan meningkat dan laba bersih yang meningkat akibat berkurangnya
biaya – biaya usaha. Total aktiva perusahaan meningkat selama 4 (empat)
periode. Hal ini juga tidak terlepas dari manajemen yang berpengalaman
sehingga menghasilkan perencanaan yang efektif serta keberhasilan
manajemen dalam melakukan antisipasi terhadap pasar.
b) PT Gudang Garam Tbk. (GGRM)
Pada PT Gudang Garam Tbk.(GGRM) memiliki kinerja yang cukup baik,
namun perusahaan terlalu banyak mengakumulasikan hutang sehingga
rasio modal kerja menurun drastis. Selain itu, terjadi pula penurunan laba
usaha akibat naiknya biaya usaha dibandingkan penjualan yang meningkat.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tetapi perusahaan telah mampu menghasilkan laba kumulatif dengan
adanya kenaikan saldo laba ditahan setiap tahunnya.
c) PT Bentoel International Investama (Transindo Multiprima) Tbk.
(RMBA)
Pada PT Bentoel International Investama (Transindo Multiprima)
Tbk.(RMBA), Memiliki kinerja yang kurang baik. Terjadi penurunan
modal kerja yang disebabkan oleh menurunnya aktiva lancar dan
meningkatnya hutang lancar. Rendahnya kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba kumulatif sehingga kesulitan apabila akan memperluas
usahanya. Penjualan atau pendapatan yang menurun serta biaya usaha
yang tinggi sehingga tahun 2003 dan 2005 perusahaan merugi (defisit).
Hal ini juga mengindikasikan bahwa manajemen gagal dalam melakukan
antisipasi terhadap pasar.
d) PT British American Tobacco Indonesia Tbk. (BATI)
Pada PT British American Tobacco Indonesia Tbk.(BATI), juga memiliki
kinerja yang kurang baik, bahkan diantara ke 3 (tiga) perusahaan industri
rokok lainnya PT British American Tobacco Indonesia Tbk (BATI)
memiliki kinerja yang paling buruk. Saldo aktiva lancar dimiliki tidak
stabil akan tetapi perusahaan masih memiliki modal kerja apabila
perusahaan harus memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh
tempo. Perusahaan tidak mampu menghasilkan laba kumulatif yang
nantinya bertujuan untuk memperluas usahanya. Ini terlihat dari jumlah
defisit perusahaan tiap tahunnya. Penjualan yang tidak stabil bahkan
cenderung mengalami penurunan sehingga perusahaan mengalami
kerugian akibat biaya usaha yang tinggi. Saldo hutang yang tidak stabil
bahkan cenderung meningkat, artinya perusahaan belum mampu
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan penulis pada kelompok industri
rokok maka dapat disimpulkan bahwa:
Tersedianya aktiva lancar dan hutang lancar yang selalu berubah akan
mempengaruhi tingkat resiko kebangkrutan pada kelompok industri rokok, jika
aktiva lancar lebih besar dari hutang lancar maka modal kerja akan tersedia
sehingga perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh
tempo. Perusahaan pada kelompok industri rokok harus dapat menghasilkan laba
kumulatif yang nantinya bertujuan untuk memperluas usahanya. Dengan
meningkatkan penjualan maka akan mempengaruhi laba bersih yang akan
dihasilkan perusahaan, hal ini harus diiringi dengan menekan biaya – biaya usaha.
Ini semua tidak terlepas dari peran manajemen yang berpengalaman sehingga
menghasilkan perencanaan yang efektif serta keberhasilan manajemen dalam
melakukan antisipasi terhadap pasar
2. Prediksi kebangkrutan pada perusahaan dilihat dari analisis rasio keuangan
pada kelompok industri rokok
Setelah dilakukan analisis rasio keuangan pada kelompok industri rokok
dimana data rasio keuangan selama 4 (empat) tahun dirata - ratakan, kemudian
mencocokan dengan kriteria penilaian dari Altman maka diperoleh kesimpulan
bahwa perusahaan kelompok industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dalam hal ini yakni PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
(HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) diprediksikan tidak bangkrut,
sedangkan PT Bentoel International Investama (Transindo Multiprima) Tbk
dan (RMBA) dan PT British American Tobacco Tbk. (BATI) diprediksikan
rawan bangkrut.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk perbaikan atau peningkatan
kinerja lebih lanjut pada ke 4 (empat) perusahaan industri rokok yang telah
dianalisis adalah sebagai berikut:
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP)
Perusahaan ini menurut penulis memiliki kinerja terbaik diantara yang lain,
diharapkan dapat mempertahankan kestabilan kinerjanya dengan peningkatan
yang terarah setiap tahunnya. Kestabilan dari perubahan-perubahan pada
rekening-rekening
perusahaan
laporan
sangat
keuangan
perusahaan
berhati-hati
dalam
menandakan
bahwa
merencanakan
dan
mengimplementasikan setiap aktivitasnya.
2. PT Gudang Garam Tbk. (GGRM)
Perusahaan harus dapat meminimalisasi hutang lancar yang cenderung
meningkat sehingga modal kerja dapat meningkat. Selain itu, perusahaan
harus mampu menangani aktivitas di luar operasi dengan lebih baik sehingga
tidak berakibat menurunnya hasil dan kualitas dari aktivitas operasi utama.
biaya usaha perusahaan seharusnya dapat dikurangi agar perusahaan dapat
memperoleh laba yang tinggi.
3. PT Bentoel International Investama (Transindo Multiprima) Tbk. (RMBA)
Sebaiknya perusahaan mengurangi jumlah biaya usaha pada penjualannya, hal
ini harus dilakukan karena tingginya biaya tersebut tidak mampu ditutupi oleh
perusahaan. Pengurangan sebagian aktiva tetap milik perusahaan yang
jumlahnya sangat tinggi pun bisa menjadi alternatif bagi perusahaan. Dengan
pengurangan jumlah aktiva tetap maka biaya penyusutan akan dapat ditekan
sehingga mungkin dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi kinerja
operasi selain dengan mengurangi jumlah biaya usaha.
4. PT British American Tobacco Tbk. (BATI)
Perusahaan harus mampu mengurangi jumlah beban pokok penjualan dengan
meminimalisasi pemakaian bahan baku, mengurangi tenaga kerja langsung
dan biaya pabrikasi. Selain itu, perusahaan harus mampu mengurangi jumlah
biaya usaha penjualan dan biaya umum dan administrasi agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Perusahaan harus dapat meminimalisasi saldo hutang
dengan pengurangan jumlah aktiva tetap yang menganggur dan membatasi
jumlah piutang usaha sehingga kas perusahaan bertambah. Dengan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
bertambahnya jumlah kas maka perusahaan dapat meminimalisasi jumlah
hutangnya.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada kelompok industri rokok, ada
beberapa saran yang dapat penulis berikan, yaitu :
Perusahaan harus dapat meminimalisasi hutang lancar yang meningkat
sehingga modal kerja dapat meningkat. Yaitu dengan cara mengurangi jumlah
aktiva tetap yang menganggur dan membatasi jumlah piutang usaha sehingga kas
perusahaan bertambah. Dengan bertambahnya jumlah kas maka perusahaan dapat
meminimalisasi jumlah hutangnya. Kelompok industri rokok harus dapat
menekan biaya usaha perusahaan sehingga perusahaan dapat memperoleh laba
yang tinggi dan mengurangi beban pokok penjualan dengan meminimalisasi
pemakaian bahan baku, mengurangi tenaga kerja langsung dan biaya pabrikasi.
Download