BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti saat ini, pertumbuhan dan kemajuan
perusahaan – perusahaan di Indonesia semakin pesat. Setiap perusahaan berupaya
untuk meningkatkan profit perusahaannya melalui pengembangan inovasi,
eksplorasi dan ekspansi bidang usaha dengan menambahkan berbagai varian pada
produk atau jasa yang digeluti. Namun, hal tersebut tidak akan cukup di tengah
dunia kompetisi yang semakin ketat seperti saat ini.
Eksistensi suatu perusahaan sangat berkaitan erat dengan pandangan dan
penerimaan publik terhadap perusahaan tersebut. Dalam hal ini sasaran
perusahaan tidak lagi hanya berfokuskan pada profit, melainkan memberikan
perhatian khusus pada isu atau permasalahan yang sedang terjadi ditengah-tengah
masyarakat.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan pula oleh
Rahmatullah dan Trianita Kurniati sebagai berikut
Keberhasilan sebuah perusahaan bukan lagi diukur dari keuntungan bisnis
semata, melainkan juga dilihat dari sejauhmana kepedulian perusahaan
terhadap aspek sosial dan lingkungan. Dalam bisnis apapun, prioritas
utama adalah keberlanjutan usaha. Sedangkan keberlanjutan usaha tanpa
ditopang kepedulian terhadap aspek lingkungan dan sosial, berpotensi
menimbulkan kendala-kendala baik baik laten maupun manifes, yang
tentunya akan menghambat pencapaian keuntungan perusahaan (2011:1).
Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial untuk membantu
memberikan perbaikan dan solusi atas segala isu dan permasalahan yang ada
ditengah-tengah masysrakat. Konstribusi perusahaan melalui tanggung jawab
sosial yang dilakukan bertujuan untuk mendorong tingkat kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat disekitarnya.
Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia diataur
dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Rachman, 2011:37),
bahwa perseroaan terbatas berkewajiban untuk berperan dalam tanggung jawab
sosial dan lingkungan untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan dan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan serta lingkungan yang bermanfaat bagi
perusahaan, komunitas setempat maupun masyarakat luas.
Jika diamati, tidak hanya perusahaan yang bergerak dibidang penggunaan
atau pengolahan sumber daya alam yang melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkugan, akan tetapi perusahaan yang bergerak dibidang lain juga melakukan
tanggung jawab sosial sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap kesejahteraan
masyarakat dan lingkungan serta kemajuan sektor ekonomi.
Kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan merupakan suatu
kegiatan yang terencana. Bentuk dan program kegiatan tanggung jawab sosial
yang direncanakan oleh tiap perusahaan dapat berbeda satu dengan lainnya,
bergantung pada isu permasalahan yang dijadikan fokus perusahaan. Pada
umumnya kegiatan tanggung sosial melingkupi tiga aspek utama atau sering
disebut sebagai triple bottom line oleh John Elkington yaitu people, planet dan
profit.
Aturan tentang tanggung jawab sosial secara standar umum internasional
tertera dalam ISO 26000 yang merupakan pedoman bagi tiap perusahaan yang
tergabung tentang penerapan konsep CSR dengan benar. Dalam ISO 26000
memiliki prinsip- prinsip penting tentang ruang lingkup CSR yang diatur
didalamnya yaitu akuntabilitas, transparansi, perilaku etis, penghormatan pada
stakeholder, kepatuhan terhadap hukum, penghormatan terhadap norma perilaku
internasional dan penghormatan terhadap HAM.( http://www.csrindonesia.com)
Melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) bentuk tanggung
jawab dan kepedulian
perusahaan dalam
meningkatkan kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat dapat terealisasikan. Pengertian CSR secara umum
merupakan,
Komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkonstribusi dalam
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan
tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada
keseimbangan antar perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan (Ardianto dan Didin, 2011:35).
Namun pelaksanaan CSR di Indonesia berdasarkan data riset majalah
SWA atas 45 perusahaan menunjukkan bahwa kegiatan CSR dilakukan untuk
memelihara dan meningkatkan citra perusahaan (37,38 persen), hubungan baik
dengan masyarakat (16,82 persen), dan mendukung operasional perusahaan
(10,28 persen). ( http://www.icsd.or.id)
Berdasarkan paparan diatas maka dapat dilihat bahwa motivasi perusahaan
di Indonesia yang melakukan kegiatan CSR paling besar dilakukan untuk
memelihara dan meningkatkan citra perusahaan, bukan sebagai bentuk dasar
komitmen perusahaan untuk berkonstribusi pada pengembangan ekonomi
berkelanjutan.
Didalam csrindonesia.com disampaikan bahwa motivasi perusahaan di
Indonesia melakukan CSR dikarena dua hal yaitu Pertama akomodasi, yaitu
kebijakan bisnis yang hanya bersifat kosmetik, superfisial dan parsial. CSR
dilakukan untuk memberi citra sebagai korporasi yang tanggap terhadap
kepentingan sosial. Singkatnya, realisasi CSR yang bersifat akomodatif tidak
melibatkan perubahan mendasar dalam kebijakan bisnis korporasi sesungguhnya.
Kedua legitimasi, yaitu motivasi pelaksanaan CSR bertujuan untuk
mempengaruhi wacana. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi ini
berargumentasi bahwa wacana CSR dapat memenuhi fungsi utama yang
memberikan keabsahan pada sistem kapitalis dan, lebih khusus, kiprah para
korporasi raksasa.
Dalam hal ini, McDonald yang merupakan salah satu restaurant fast food
terbesar di dunia, juga berupaya untuk melakukan program CSR yang telah sejak
lama berhasil diimplementasikan secara global melalui pembangunan lembaga
non-profit yaitu Ronald McDonald House Charities.
Ronald McDonald House Charities (RMHC) adalah organisasi non profit
yang mempunyai misi untuk menciptakan, menemukan dan mendukung programprogram yang secara langsung meningkatkan kesehatan dan kesejahtaraan anak di
seluruh dunia.
McDonald’s Indoneisa turut serta mendirikan RMHC di Indonesia dengan
nama Yayasan Ronald McDonald House Charities (YRMHC). Tiga program inti
yang dilakukan oleh YRMHC adalah Ronald McDonald Care Mobile, Ronald
McDonald Family Room dan Ronald McDonald House. Dari ketiga program
tersebut, Ronald McDonald Care Mobile merupakan satu-satunya program yang
dapat bersinggungan langsung untuk dapat meningkatkan kesehatan anak dengan
memberikan imunisasi secara gratis.
Pemberian imunisasi secara gratis merupakan program inti dari Ronald
McDonald Care Mobile. Program imunisasi merupakan salah satu program yang
dicanangkan oleh Pemerintah di Indonesia, dan program imunisasi tersebut tidak
dapat dipisahkan dari pemeriksaan kesehatan yang merupakan salah satu bidang
program milik puskesmas. Dengan demikian maka program Ronald McDonald
Care Mobile menambahkan kegiatannya tidak hanya pada imunisasi, tetapi juga
kepada pemeriksaan kesehatan.
Sedangkan program Ronald McDonald Family Room dan Ronald
McDonald House memiliki bentuk konsep lebih kepada penyejahteraan anak
dalam proses pemulihan kesehatannya dengan memberikan fasilitas secara cumacuma kepada pihak keluarga yang anaknya sedang dirawat di rumah sakit dan
membutuhkan ruangan untuk bersantai dan beristirahat bersama keluarga.
Keberadaaan dan dukungan dari keluarga akan membantu proses pemulihan dan
kesembuhan dari anak tersebut.
Namun perbedaan antara Ronald McDonald Family Room dan Ronald
McDonald House adalah lokasi keberadaannya. Family Room berada didalam
sebuah rumah sakit sebagai tempat untuk anak yang sedang dalam perawatan di
rumah sakit dapat bermain bersama dengan orang tuanya sedangkan Ronald
McDonald House merupakan rumah untuk keluarga beristirahat diluar lingkungan
rumah sakit.
Ketiga program tersebut mengangkat tema tentang isu kesehatan anak
dengan sisi yang berbeda. Kesehatan anak di Indonesia masih memiliki masalah
yang serius dan menjadi pokok perhatian dari berbagai pihak dan khususnya
pemerintah.Berikut adalah data kesehatan anak yang merupakan hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, dilaksanakan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementerian Kesehatan, sebagai berikut.
Gambar 1.1
Grafik Kematian Bayi dan Balita
Sumber: http://www.bkkbn.go.id
Dapat dilihat bahwa persentase angka kematian bayi (0-11 bulan) dan
balita (< 5 tahun) sejak tahun 1991 hingga 2012, setiap tahunnya telah mengalami
penurunan. Namun persentase angka kematian bayi dan balita mulai tahun 2002
hingga 2012, mengalami penurunan yang tidak terlalu banyak dibandingkan tahun
sebelumnya.
Angka kematian bayi turun dari 35 kematian per 1.000 kelahiran (2002),
turun menjadi 34 kematian per 1.000 kelahiran (2007) dan turun menjadi 32
kemtian per 1.000 kelahiran. Sedangkan angka kematian balita turun dari 46
kematian per 1.000 kelahiran (2002), turun menjadi 44 kematian per 1.000
kelahiran (2007) dan turun menjadi 40 kematian per 1.000 kelahiran (2012).
Oleh karena itu isu kesehatan anak masih menjadi masalah yang serius
untuk diperhatikan. Hal ini diperkuat oleh kutipan dalam republika.co.id yang
dinyatakan oleh Chief Social Policy and Monitoring UNICEF Indonesia, Niloufar
Pourzand, bahwa berdasarkan data UNICEF, rata-rata tiap tiga menit terdapat bayi
lahir meninggal (2012). Pourzand mengatakan bayi yang meninggal pada bulan
pertama kelahiran itu sebagian besar disebabkan karena terserang diare. Hal itu
juga disebabkan karena faktor kemiskinan. Dapat disimpulkan bahwa faktor
penyebab kematian pada bayi dikarenakan wabah penyakit dan faktor kemiskinan.
Menurut Badan Pusat Statistik, ditunjukkan bahwa jumlah penduduk
miskin di Indonesia pada September 2012 mencapai 28,59 juta orang (11,66
persen) (http://www.bps.go.id/). Sejumlah besar penduduk miskin tersebut, kerap
kali memiliki tempat tinggal yang kurang sehat dengan lingkungan dan fasilitas
yang kurang memadai dan bersih. Bagi anak-anak yang tinggal di lingkungan
tersebut akan dengan mudahnya terserang berbagai macam wabah penyakit dan
gizi buruk.
Hal inilah yang menjadi fokus perhatian bagi Yayasan Ronald McDonald
House Charities. Dalam hal ini, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui strategi
CSR pada program Ronald McDonald Care Mobile periode Januari-Desember
2012. Kurun waktu periode tahun 2012 dipilih oleh peneliti dilihat dari tingkat
efektif program tersebut berjalan, dimana pada tahun 2011 Yayasan Ronald
McDonald House Charities di Indonesia baru berdiri.
Dari uraian diatas maka judul penelitian ini adalah “Strategi Program
CSR Yayasan Ronald McDonald House Charities di Indonesia Studi Kasus
Ronald McDonald Care Mobile Januari- Desember 2012”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu permasalahan sebagai berikut:
Bagaimana Strategi Program CSR Yayasan Ronald McDonald House Charities di
Indonesia Studi Kasus Ronald McDonald Care Mobile Januari- Desember 2012?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui dan mengevaluasi Strategi program CSR Yayasan Ronald
McDonald House Charities di Indonesia Studi Kasus Ronald McDonald Care
Mobile Januari- Desember 2012.
1.4 Signifikansi Penelitian
1.4.1 Signifikansi Akademik
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk pengembangan kajian teori tentang
strategi perencanaan program CSR, sehingga pada pembelajaran berikutnya para
akademisi dapat mengembangkan kembali ke dalam sebuah penelitian.
1.4.2 Signifikansi Praktis
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan evaluasi terhadap
perusahaan atau institusi mengenai strategi program CSR yang ideal agar sesuai
dengan sasaran atau tujuan yang diinginkan.
Download