Fiscal Policy

advertisement
MAKALAH EKONOMI
KEBIJAKAN FISKAL
Oleh :
1. M. Saleh Thoha (0909140304028 )
2. Riesko Pradana Putra ( 09091403009 )
3. Nanda Pertiwi ( 09091403024 )
4. Muhammad Ridho ( 59081003011 )
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
SISTEM INFORMASI BILINGUAL
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
rahmat dan karuia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah
Ekonomi ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu memperlancar proses pembuatan makalah tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam
penyajian maupun penyusunan kata. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk dapat menjadi lebih baik kedepannya nanti.
Palembang, 19 Mei 2010
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
1
KATA PENGANTAR ............................................................................................
2
DAFTAR ISI ........................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................
4
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................
4
1.3 Perumusan Masalah .......................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penentuan pendapatan dengan pajak ...........................................
4
2.2 Kestabilan Pendapatan Nasional ....................................................
7
2.3 Keseimbangan Anggaran Pembelanjaan ........................................
13
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan dan Saran ........................................................................
3
15
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin Berkembangnya zaman, maka manusia dituntut untuk selalu
mengikuti arah perkembangan tersebut. Hal ini juga berpengaruh pada
perekonomian di Indonesia. Sama seperti berkembangnya zaman, perekonomian
juga berkembang karena pengaruh manusia dalam kasus ini penulis lebih
mengkhususkan pada pengaruh pemerintah Indonesia dalam perekonomian.,
Untuk itu penulis mengambil judul Fiscal Policy atau Kebijakan Fiskal
dalam penulisan makalah ini agar pembaca dapat mengerti bagaimana pemerintah
mempengaruhi perekonomian melalui pengeluaran dan penerimaan APBN.
1.2
Maksud dan Tujuan
Maksud pembuatan makalah ini adalah agar seluruh lapisan masyarakat
khususnya mahasiswa unsri mengetahui tentang pengaruh pemerintah dalam
perekonomian melalui pengeluaran dan pendapatan APBN.
1.3
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan permasalahan
yaitu hal-hal mengenai pendapatan Negara serta pajak dalam Negara.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Fiscal Policy atau Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam
memengaruhi perekonomian melalui pengeluaran dan penerimaan dalam APBN.
Fungsinya adalah :
> Menstabilkan perekonomian Negara.
> Meningkatkan efesiensi faktor produksi.
> Meratakan distribusi pendapatan (contoh : pajak yang tinggi dilakukan
untuk meningkatkan pemasukan Negara)
Tujuannya :
> Mengurangi jumlah pengangguran.
> Menstabilkan harga pasar.
> Meningkatkan stabilitas ekonomi internasional.
> Meningkatkan dan meredistribusikan pendapatan nasional.
2.1 Penentuan pendapatan dengan pajak
 Pajak
Pajak atau tax dalam buku teori ekonomi makro biasanya
didefinisikan sebagai uang atau daya beli yang diserahkan masyarakat
kepada pemerintah dan pemerintah tidak tidak memberikan balas jasa secara
langsung.
 Fungsi – Fungsi Pajak
a) Fungsi Buggeter (Sumber Utama Kas Negara)
Pajak sangat diandalkan sebagai sumber utama penerimaan pemerintah
yang berasal dari dalam negeri.
b) Fungsi Alokasi (Sumber Pembiayaan Pembangunan)
Pajak yang telah dihimpun negara dialokasikan untuk pembiayaan
pembagunan disegala bidang.
c) Fungsi Distribusi (Alat Pemerataan Pendapatan)
Pajak yang telah diterima pemerintah digunakan untuk pembagunan
disegala bidang sehingga diharapkan pembangunan dapat merata.
d) Fungsi Regulasi (Alat Pengatur Kegiatan Ekonomi)
Melalui pajak Pemerintah dapat mengatur kegiatan ekonomi, Melalui
kebijakan fiskal, pemerintah dapat menetapkan pajak yang tinggi,
misalnya untuk mengatasi tingkat inflasi.
 Jenis-Jenis Pajak
1. Pajak menurut sifatnya
a. Pajak langsung
5
b. Pajak tidak langsung
No.
1.
Pajak Langsung
Pajak Tidak Langsung
Pajak yang dipungut
Tidak memiliki surat keterangan
berdasarkan ketetapan pajak
pajak (Kohir).
2.
(Kohir).
Dipungut setiap terjadi transaksi.
3.
Dipungut setahun sekali.
Bisa dilimpahkan kepada orang lain.
Tidak dilimpahkan kepada
4.
orang lain.
Contohnya Pajak penjualan, PPN,
Contohnya PPh, PBB, dan
BBN, dan pajak sejenis.
pajak sejenis.
2. Pajak menurut instansi yang memungutnya
- Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut langsung oleh pemerintah
pusat (Direktorat Jenderal Pajak) misalnya PPN dan PPh.
- Pajak Daerah, pajak yang wewenang pemungutan-nya oleh
pemerintah daerah tingkat I dan II, misalnya pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dan pajak tontonan.
3. Pajak menurut objek pajaknya
- Objek Pajak Kejadian, contoh; bea masuk dan bea keluar
- Objek Pajak Perbuatan, contoh; PPN dan BBN
- Objek Pajak Keadaan, contoh; PPh dan PBB
- Objek Pajak Pemakaian, contoh; bea materai dan cukai
4. Pajak menurut subjek pajaknya
- Pajak perseorangan yaitu pajak yang dikenakan pada perseorangan.
- Pajak badan usaha yaitu pajak yang dikenakan pada badan usaha.
5. Pajak menurut asalnya
- Pajak luar negeri, yaitu pajak yang dipungut terhadap orang-orang
asing yang memiliki penghasilan di Indonesia. Misalnya orang jepang
yang mendirikan pabrik perakitan mobil di Indonesia.
- Pajak dalam negeri, yaitu pajak yang dipungut kepada setiap warga
negara yang tinggal di Indonesia.

Pungutan Resmi Lainnya
1. Restribusi
Pungutan langsung yang ditarik oleh pemerintah daerah dengan
pemberian fasilitas kepada yang melakukan pembayaran.
Restribusi dibagi 2 golongan:
a. Restribusi Jasa Umum (objeknya jasa umum)
6
b. Restribusi Jasa Usaha (objeknya jasa usaha)
contoh: restribusi kesehatan, restribusi parkir.
2. Bea cukai
a. Bea adalah pungutan yang dikenakan atas jumlah harga barang
yang dimasukan ke dalam daerah pabean
atau dikeluarkan dari
daerah pabean.
Bea terdiri dari bea masuk dan bea keluar.
b. cukai adalah pungutan yang dikenakan atas barang tertentu.
Bea cukai merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
3. Iuran
Iuran ialah pungutan yang dilakukan sehubungan dengan pemberian
suatu jasa/fasilitas tertentu yang diberikan oleh pemerintah kepada
kelompok/golongan tertentu dimana pembayar iuran dianggap turut
menikmati jasa/fasilitas tersebut.
contoh: iuran keamanan, iuran sampah
2.2 Kestabilan Pendapatan Nasional
a. Pengertian Ekuilibrium
 Ekuilibrium: kumpulan variable-variabel terpilih yang saling
berhubungan satu dengan lainnya dalam model, yang berada dalam
keadaan (state) tidak ada kecenderungan yang melekat untuk berubah.
 Ada 2 jenis: Ekuilibrium Tujuan (goal equilibrium) dan Ekuilibrium
bukan Tujuan (nongoal equilibrium)
b. Ekuilibrium Pasar Parsial – Suatu Model Linear
1. Pembentukan Model Linear
Persoalan: Pandang satu komoditas, kemudian cari Harga ekuilibrium
(Pe) Kuantitas ekuilibrium (Qe), jika
• Diberikan variabel:
- Qd
Kuantitas Permintaan (demand)
- Qs
Kuantitas Penawaran (supply)
-P
Harga, bedakan dengan Pe = Harga ekuilibrium
• Dengan asumsi:
- Qd = Qs
- Qd
Fungsi linier TURUN dari P
- Qs
Fungsi linier NAIK dari P
- Pe > 0
7
• Kasus ini adalah satu persamaan ekuilibrium dan dua persamaan
perilaku.
- Model Permintaan-Penawaran o Qd = a – bP
- Qd = a - bP
Persamaan Permintaan
- Qs = -c + dP
Persamaan Penawaran
- Qd = Qs
Kondisi ekuilibrium
Kasus ini, secara grafik dapat digambarkan sebagai:
2. Penyelesaian melalui Eliminansi Variabel
Model Ekuilibrium Pasar Parsial
 Qd = Qs = Qe
Kondisi ekuilibrium
 Qd = a - b(P)
(a,b > 0)
Permintaan
 Qs = -c + d(P)
(c,d > 0)
Penawaran

Penyelesaian:
a - bPe = -c + dPe
a+c
= bPe + dPe
a+c
= Pe(b+d)
- Pe = (a+c)/(b+d)
- Qd = Qe = a-bPe = a-b(a+c)/(b+d) = (ad-bc)/(b+d)
Contoh Soal:
Model Ekuilibrium Pasar Parsial
- Qd = Qs = Qe
- Qd = 51 - 3P
= a - b(P)
- Qs = – 10 + 6P = -c + d(P)
Cari nilai Pe dan Qd?
Jawab:
Qd = Qs = Qe
Qd = 51 - 3P
Qs = 6P – 10
51 - 3Pe = 6Pe - 10
-9Pe
= -61
- Pe = 61/9 = 6 7/9
8
Kondisi ekuilibrium
- Qd = 51 – 3 (61/9) = 459/9 – 183/9 = 276/9 = 30 2/3
c. Ekuilibrium Pasar Parsial – Suatu Model Nonlinear
1. Pembentukan Model Nonliner
Model Ekuilibrium Pasar Parsial
 Qd = Qs = Qe
Kondisi ekuilibrium
 Qd = 4 – P2
Permintaan
 Qs = 4P -1
Penawaran
Jawab:
4-P2 = 4P -1
P2 + 4P -5 = 0
Bagaimana cara mencari nilai P?
- Secara grafik
- Memfaktorkan
- Rumus abc (akar persamaan kuadrat)
A. Secara grafik
Dengan memplot persamaan kuadrat di atas:
B. Memfaktorkan
Qd=4-P2
Qs=4P-1
Qd=Qs
4-P2 = 4P-1
P2 + 4P-5 = 0
(P+5)(P-1) = 0
9
- P = {-5, 1}
- Qd = 4-P2 = {-21,3}
C. Rumus abc
2. Penurunan Rumus abc dengan melengkapkan persamaan kuadrat
 Persoalan: Persamaan kuadrat ax2+ bx + c = 0, cari nilai x dalam
parameter a, b, c.
Penurunan Rumus abc:
 X2 + bx/a + c/a = 0
 X2 + bx/a + b2/4a2 = b2/4a2 - c/a
 (x + b/2a)2 = ±(b2 – 4ac)½/2a
 x + b/2a = ±(b2 – 4ac) ½/2a
Sehingga:
d. Ekulibrium Pasar Umum
1. Model Pasar dengan Dua Barang
Kasus : Ada dua jenis komoditi yang saling berhubungan satu dengan
lainnya. Diasumsikan Persamaan Permintaan dan Penawaran Linear sbb
:
Kita dapat menyederhanakan sistem persamaan di atas dengan subtitusi
menjadi dua persamaan dengan dua variabel, yaitu :
Definisikan :
10
Didapat :
Terakhir diperoleh solus, sbb :
2. Contoh dengan Angka
Diketahui :
 Qdi = QSi
 Qd1 = 18 – 3P1 + P2
 QS1 = -2+4P1
 Qd2 = 12+P1-2P2
 QS2 = -2 + 3P2
Cari Nilai P1, P2
Jawab :









18-3P1 + P2 = -2 + 4P1
P2 = 4P1 + 3P1 - 2 – 18
P2 = 7P1 – 20
12 + P1 – 2P2 = -2 + 3P2
3P2 + 2P2 = P1 + 14
5P2 = P1 + 14
5 (7P1 - 20) = P1 + 14
35 P1 – 100 = P1 + 14
35 P1 = 114
- P1 = 114/35 = 3,25
- P2 = 7P1 – 20 = 7 × 114/34 – 20 = 2,8
e. Ekuilibrium dalam Analisis Pendapatan Nasional
1. Model Pendapatan Nasional Keynes (tanpa Pajak) :
11
 Y = C + I0 + G0
(a > 0 , 0 < b < 1)
 C=a+by
Keterangan :
Variabel endogen = Y (pendapatan nasional), C (pengeluaran
konsumsi)
Parameter = a, b
Varibel oksogen = I0 (investasi), G0 (pengeluaran pemerintah)
Cari nilai ekulibrium pendapatan nasional Ye dan ekulibrium pengeluaran
konsumsi (Ce)
Denga mensubtitusi didapat :
2. Model Pendapatan Nasional Keynes (dengan Pajak) :
 Y = C + I0 + G0
(1)
 C = a + b (Y-T)
(2)
 T = d + tY
(3)
Keterangan :
Variabel endogen = Y (pendapatan nasional), C (pengeluaran
konsumsi), T (pajak)
Cari nilai ekulibrium pendapatan nasional (Ye), ekulibrium Pajak (Te)
dan ekuilirium pengeluaran konsumsi (Ce)
Persoalan ini merupakan persoalan tiga persamaan linier dengan tiga
variabel, yang akan mudah diselesaikan dengan konsep MATRIKS.
12
3. Contoh dengan Angka
Diberikan Model Pendapatan Nasional Keynes (tanpa Pajak) :
Y = C + I0 + G0
C = 25 + 6Y.5
I0 = 16
G0 = 14
Cari nilai Ye dan Ce
Jawab :
Y = C + 16 + 14
C = Y-30
Y-30 = 25 + 6Y.5
Misalkan : W = Y.5
W2-30 = 25 + 6W
W2 – 62 – 55 = 0
(W-11)(W+5)
W = 11, -5 (ambil yang positif)
Ye = 121
Ce = 91
2.3 Keseimbangan Anggaran Belanja
Sebuah anggaran yang seimbang adalah ketika tidak ada defisit anggaran atau
surplus anggaran - saat pendapatan belanja sama ("saldo akun") - terutama oleh
pemerintah. Secara umum, mengacu pada bila ada defisit, tapi mungkin surplus [1]
anggaran siklis seimbang adalah anggaran yang belum tentu seimbang tahun ke
tahun., Tetapi seimbang terhadap siklus ekonomi, mengalami surplus dalam boom
tahun dan menjalankan defisit di tahun ramping, dengan kompensasi dari waktu ke
waktu.
Balanced anggaran, dan topik terkait defisit anggaran, adalah titik perdebatan dalam
ilmu ekonomi akademik dan dalam politik, terutama politik Amerika. Pandangan arus
utama ekonomi adalah bahwa memiliki anggaran yang seimbang di setiap tahun
tidak diinginkan, dengan defisit anggaran adalah masa paceklik yang diinginkan.
Dalam situasi politik Amerika lebih diperdebatkan, dengan semua negara bagian
Vermont AS selain memiliki perubahan anggaran berimbang dari beberapa bentuk,
sementara sebaliknya pemerintah federal AS umumnya mengalami defisit sejak akhir
1960-an, dan topik anggaran menjadi seimbang konsisten topik perdebatan. Dalam
13
kasus yang jarang terjadi surplus anggaran yang besar juga mungkin dilarang, seperti
dalam kicker Oregon.
Mainstream ekonomi terutama pendukung siklus anggaran yang seimbang,
dengan alasan dari perspektif ekonomi Keynesian bahwa defisit anggaran
memberikan stimulus fiskal pada masa paceklik, sementara surplus anggaran
menyediakan menahan diri pada saat booming.
Alternatif arus dalam arus utama dan cabang ekonomi heterodoks berpendapat
berbeda, dengan beberapa berpendapat bahwa defisit anggaran selalu berbahaya,
dan lain-lain berpendapat bahwa defisit anggaran yang baik menguntungkan dan
bahkan diperlukan.
Sekolah pasti menentang anggaran defisit air tawar meliputi sekolah ekonomi arus
utama dan ekonomi neoklasik lebih umum, dan sekolah Austria ekonomi. Anggaran
defisit yang berpendapat akan diperlukan oleh beberapa dalam ilmu ekonomi pascaKeynesian, terutama sekolah Chartalist.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan dan Saran
Sesungguhnya peran pemerintah dalam perekonomian sangatlah penting,
karena kebijakan fiscal bertujuan untuk menstabilkan perekonomian dan
membantu proses produksi dalam Negara agar lebih efisien.
15
Download