Ringkasan Khotbah

advertisement
Ringkasan Khotbah - 12 April 2015
Iman Kristen yang Sejati
Mat.16:23-26
Pdt. Andi Halim, M.Th.
Apa arti agama? Menurut ilmu sosiologi agama adalah suatu wadah yang diciptakan oleh
manusia untuk dipakai dalam melaksanakan ibadah sebagai wujud iman daripada umat yang
mengikutinya. Definisi agama menurut iman Kristen tidak sama dengan ini. Iman Kristen tidak
lahir dari suatu agama dan bukan ciptaan manusia. Apakah iman Kristen itu suatu agama?
Jawabannya ya dan tidak. Ya karena memang ada orang yang memang masuk agama Kristen. Ini misalnya di dalam
Protestan harus melalui proses katekisasi dan memenuhi beberapa persyaratan terlebih
dahulu, setelah lulus baru mengalami baptisan, atestasi, atau sidi kemudian beranggota gereja
dan beragama Kristen.
Tetapi iman Kristen lebih daripada sekedar ini. Billy Graham dalam bukunya “Damai dengan
Allah” mengatakan bahwa kalau ada orang mau menjadi anggota gerejanya tidak ditanyakan
apakah dia sudah baptis atau belum tetapi apakah dia sudah lahir baru atau belum. Pertanyaan
ini mungkin kurang jelas karena orang bisa bingung apa itu lahir baru. Mungkin pertanyaan
yang lebih baik adalah apakah sudah bertobat atau belum. Atau mungkin lebih jelas lagi:
“kapan anda mengambil keputusan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
pribadimu?”
Inilah kekristenan. Kalau saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi saya
maka berarti saya sudah bertobat dan sudah dilahirkan kembali. Lebih dalam lagi sebetulnya
kekristenan adalah bagaimana orang bisa lahir baru. Lahir baru adalah pekerjaan Roh Kudus
yang menghidupkan roh kita yang mati menjadi hidup kembali. Itu bukan hasil karya kita. Tuhan
Yesus sendiri juga pernah mengatakan bahwa, “Bukan engkau yang memilih Aku, tetapi Akulah
yang memilih kamu…” (Yoh.15:16). Jadi jikalau kita bisa menerima Tuhan Yesus itu adalah
pekerjaan Roh Kudus dan momentumnya adalah pada waktu kita dilahirkan kembali dan mau
menerima Dia sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat pribadi.
Ini bedanya pengertian theology Armenian dengan Reformed. Dalam theologi Armenian
sayalah yang memilih Tuhan. Sebaliknya Alkitab mengatakan sebaliknyalah yang benar. Maka
kekristenan bukan muncul dari keputusan manusia tetapi dari kehendak Allah. Demikian juga
bukan kita yang mengasihi Allah tetapi Allahlah yang mengasihi kita (1Yoh.4:10).
1/3
Ringkasan Khotbah - 12 April 2015
Apa itu definisi kasih? Berdasarkan Alkitab kasih pasti bukan dari manusia tetapi dari Allah.
Kalau dari manusia pasti kita berpikir bahwa kalau Allah mengasihi pasti Ia akan membuat kita
berbahagia, senang, lancar, sukses, berhasil. Kalau Allah mengasihi dianggap bahwa Ia pasti
akan memberikan “kado” kepada kita. Inilah bukti kasih menurut kita bahwa harus ada kado,
berkat, dan lain-lain tidak akan menderita dan mengalami malapetaka. Saya yakin ini juga
diyakini oleh banyak agama.
Akan tetapi definisi kasih menurut kekristenan justru mengerikan. Mengapa? Allah sangat
mengasihi kita hingga mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal bagi kita. Ia mengasihi kita,
manusia berdosa, dengan mengorbankan Anak-Nya sendiri. Rasul Petrus pun ditegur keras
oleh Tuhan Yesus. Petrus tidak bisa terima bahwa Tuhannya harus menderita, disalib dan mati.
Bagi Petrus tidak mungkin gurunya yang baik harus mati seperti ini. Kiranya Allah menjauhkan
hal ini daripada Yesus. Inilah yang dikatakan Petrus ketika Yesus memberitahukan
penderitaan-Nya.
Ada orang-orang yang melecehkan kebenaran ini dengan mengatakan bahwa Allah brutal.
Memang tidak bisa terpikir oleh akal manusia, seperti halnya Petrus yang tidak bisa menerima
kebenaran. Kita semua seringkali hanya memikirkan apa yang dipikirkan manusia dan bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, memikirkan kebenaran. Kita manusia berdosa yang
hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Namun Allah mau kita hidup bagi Dia. Ia mau kita
hidup menderita bagi Dia. Hidup kita seringkali masih terlalu duniawi. Ternyata kekristenan
senantiasa membawa hidup kita bergumul dan penuh pertentangan karena kita hidup berjuang
melawan dosa setiap hari. Tidak ada murid Kristus yang hidup santai-santai dan berfoya-foya.
Natur kekristenan adalah berlawanan dengan kedagingan kita. Kita tidak bisa santai karena kita
dipanggil menjadi murid Kristus, menjadi laskar Kristus. Mengapa Tuhan masih membiarkan
kita hidup bergumul melawan kedagingan? Karena Tuhan memproses kita bukan dengan cara
yang instan. Tidak ada iman yang instan. Oleh karena itu Tuhan tidak langsung menghilangkan
kesulitan, masalah, tantangan, pergumulan. Karena kita percaya Tuhan mendidik kita dengan
cara yang terbaik. Seorang prajurit dibentuk dengan disiplin yang keras. Kita pun demikian. Jika
hidup kita nyaman terus, tanpa kesulitan, maka perlu dipertanyakan apakah sungguh kita orang
Kristen?
Orang Kristen dipanggil untuk menegakkan kebenaran bukan untuk kepentingan diri sendiri.
Kita harus memberitakan kebenaran. Hal ini mungkin menyebabkan kita memperoleh musuh.
Kita dianggap sombong karena merasa diri benar. Namun jangan goyah. Ini resiko. Hidup kita
2/3
Ringkasan Khotbah - 12 April 2015
harus memperjuangkan kebenaran.
Kita seringkali oportunis, hanya mau melakukan sesuatu yang menguntungkan diri, termasuk
dalam memilih gereja. Banyak orang memilih untuk datang ke gereja yang memberikan banyak
janji. Ini oportunis. Tetapi Tuhan berkata barangsiapa mau mengikut Aku kita harus memikul
salib, menyangkal diri dan mengikut Dia. Jika kita berada di gereja yang tidak menjanjikan
apa-apa maukah kita? Biarlah kita dilatih Tuhan untuk mengerjakan pelayanan-Nya bukan
memikirkan masa depan kita atau bersifat aji mumpung.
Kita bukan memikirkan bisnis dan untung rugi, tetapi memikirkan pelayanan, memikirkan
kerajaan Allah. Orang kaya atau tidak adalah fasilitas dan kedaulatan Tuhan. Kita tetap harus
rajin bekerja dan melakukan yang tebaik apapun keadaan kita. Mengenai hasilnya biarlah itu
diberikan oleh Tuhan. Ada orang yang dulu miskin sekarang cukup sukses dan ada juga yang
dari dulu sampai sekarang tetap sama saja keadaan ekonominya. Tidak apa-apa. Itu adalah
bagian Tuhan untuk kita masing-masing. Kita visinya satu: kerajaan Allah, bukan mau jadi kaya.
Kalau visi mau jadi kaya itu adalah visi saya dan bukan visinya Tuhan.
Sebelum bertobat saya sempat punya pikiran balas dendam untuk menjadi orang kaya karena
keluarga sempat jatuh miskin. Akan tetapi setelah saya bertobat semuanya berubah, tidak ada
tujuan lain hanya kerajaan Allah. Jadi orang Kristen tidak perlu takut makan apa besok karena
burung di udara pun dipelihara Bapa di surga, apalagi kita. Jikalau Tuhan bisa memelihara
langit dan bumi apalagi kita yang kecil seperti ini.
Maka biarlah kita belajar mengikut Kristus dengan menyangkal diri, memikul salib, dan
mengikut Dia. Mari kita siap berpikir bukan dengan pikiran manusia tetapi dengan pikiran Allah.
(belum diperiksa pkh – BA).
3/3
Download