BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum membahas lebih jauh mengenai pemeliharaan mesin, perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian dari manajemen dan manajemen produksi dan operasi itu sendiri. Pengertian manajemen begitu luas, sehingga terdapat perbedaan definisi beberapa pakar manajemen. Pengertian manajemen menurut T Hani Handoko (2001, p3) : “Manajemen adalah seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.” Menurut Stephen. P. Robbins (2002, p2) dalam bukunya “Management” mengatakan bahwa: “Management is process of coordinating work activities so that they are completed efficiently and effetively with and through other people.” Pengertian manajemen menurut Malayu S.P.Hasibuan (1997, p10) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (2002, p82): “Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan dan mengkoordinasi serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu usaha atau kegiatan yang harus dilakukan secara efisien dan efektif dengan menggunakan bantuan dan bersama orang lain melalui kerjasama yang 4 5 terpadu, agar tercapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan untuk memperoleh keuntungan maksimal. Sedangkan pengertian produksi begitu luas, sehingga terdapat perbedaan definisi beberapa pakar sebagai berikut : Menurut Sukanto (2004, p3), produksi adalah: “Produksi merupakan penciptaan atau penambahan faedah bentuk, waktu dan tempat atas factor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.” Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2000, p4) adalah: “Production is the creation of goals and services”. Dari pengertian produksi diatas, maka disimpulkan bahwa produksi adalah penciptaan atau penambahan faedah atau kegunaan atas faktor-faktor produksi yang telah diolah sedemikian rupa sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia sehari-hari. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi, menurut Sofyan Assauri (2004, p12) adalah: “Manajemen Produksi dan Operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu barang atau jasa”. Menurut T Hani Handoko (2000, p3) : “Manajemen Produksi dan Operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi), tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya.- 6 dalam proses transformai bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa”. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi, menurut Nicholas J. Aquilano (2001, p6) adalah: “Operation management is defined as the design, operation and improvement of the systems that create and deliver the firm’s primary product and services.” Jadi dapat disimpulkan bahwa Manajemen Produksi dan Operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan sumber daya yang ada secara optimal di dalam proses produksi agar dapat menciptakan dan menambah nilai atau kegunaan suatu produk atau jasa. 2.2. Pengertian Proses Produksi Perusahaan tidak terlepas dari proses produksi dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan berusaha agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan baik, ekonomis, serta mencegah timbulnya hambatan terhadap kegiatan operasi perusahaan. Pengertian proses produksi menurut Aquilano (2001, p8) adalah sebagai berikut: “A system that uses resources to transform inputs into some desired outputs“ Pengertian perencanaan produksi, menurut Martin K. Starr (1997, p17) adalah sebagai berikut : “Production planning is an old venerable term used by engineers, economists, intrepreneurs and managers to describer physical work both in homes and in factories to produce a material product .” 7 Sedangkan menurut Sofyan Assauri (2004, p75) definisi proses produksi adalah: Proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada. 2.3. Pengertian Proses Produksi Menurut Sofjan Assauri (2004, p75), proses produksi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Proses produksi yang terus-menerus (continuous processes) Menurut beberapa ahli, pengertian proses produksi yang terus-menerus adalah sebagai berikut: Menurut Sofjan Assauri (2004, p75), proses produksi adalah : Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang menggunakan mesin dan peralatan yang dipersiapkan untuk memproduksi produk dalam jangka waktu yang lama/panjang, tanpa mengalami perubahan untuk jenis produksi yang sama. Menurut T. Hani Handoko (2000, p122).: Proses produksi yang terus-menerus adalah proses produksi yang memproduksi kumpulan-kumpulan produk dalam jumlah besar dengan mengikuti serangkaian operasi yang sama dengan kumpulan produk sebelumnya. Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa proses produksi yang terus-menerus adalah suatu proses produksi yang memproduksi produk yang sejenis dalam jangka waktu yang panjang. 8 Menurut Sofjan Assauri (2004, p76) sifat-sifat atau ciri-ciri proses produksi yang terus-menerus ialah: a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar (produksi masa) dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandardisasi. b. Biasanya menggunakan system atau cara penyusunan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang disebut product lay out atau departmentation by product. c. Mesin-mesin yang dipakai dalam mesin produksi adalah mesin-mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut, yang dikenal dengan nama special purpose machines. d. Oleh karena mesin-mesinnya yang bersifat khusus dan biasanya agak otomatis, maka pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi untuk pengerjaan produk tersebut. e. Jika salah satu mesin atau peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses produksi akan terhenti. f. Mesinnya bersifat khusus dan variasi dari produksinya kecil maka job structurenya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak. g. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah dari pada intermittent process/manufacturing. h. Bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan. handling yang tetap yang 9 2. Proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes) Menurut beberapa ahli, pengertian dari proses produksi yang terputus-putus itu adalah sebagai berikut: Menurut Assauri (2004, p75), pengertian dari proses produksi terputus-putus adalah sebagai berikut: Proses produksi yang terputus-putus adalah proses produksi yang menggunakan waktu yang pendek dalam persiapan peralatan untuk perubahan yang cepat guna dapat menghadapi variasi produk yang berganti-ganti. Menurut T. Hani Handoko (2000, p123), pengertian dari proses produksi terputus-putus adalah sebagai berikut: Proses produksi yang terputus-putus adalah suatu proses produksi yang mempunyai ciri produk dalam kumpulan-kumpulan/kelompok-kelompok barang yang sejenis dalam interval waktu yang terputus-putus. Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa proses produksi yang terputus-putus adalah proses produksi yang memproses produk yang variasinya berganti-ganti dalam jangka waktu yang pendek dengan menggunakan mesin dan peralatan yang cepat guna. Sedangkan sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus menurut Sofjan Assauri (2004, p76-77) adalah: a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas pesanan. b. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem, atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process lay out atau departmentation by equipment. 10 c. Mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-mesin yang bersifat umum. d. Produk yang dihasilkan sangat besar, sehingga operatornya perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut. e. Proses produksi tidak mudah/akan terhenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan. f. Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan dalam proses lebih tinggi daripada continuous process/manufacturing, karena prosesnya terputus-putus/terhenti-henti. g. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat flexible (varied path equipment) yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong atau forklift. 2.4. Mesin Produksi Penemuan mesin-mesin dan peralatan merupakan bagian dari sejarah dan peradaban manusia dalam usaha peningkatan produktivitas dan memperbanyak produk baik variasi maupun jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi adanya mesin-mesin sangat membantu manusia dalam melaksanakan proses pengerjaan atau produksi suatu barang, sehingga barang dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih pendek, jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik. Menurut Sofjan Assauri (2004, p79) pada prinsipnya mesin dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 11 1. Mesin yang bersifat umum atau serba guna (general purpose machine) Mesin yang serba guna merupakan suatu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang atau produk atau bagian dari produk. Adapun sifat atau ciri-ciri dari mesin-mesin serba guna adalah: a. Mesin-mesin seperti ini biasanya dibuat dengan bentuk standar dan selalu atas dasar untuk pasar dan bukan atas dasar pesanan. b. Mesin-mesin serba guna ini sangat fleksibel penggunaannya karena dengan beberapa macam operasi ini dapat menghasilkan beberapa macam produk (dalam suatu variasi yang sama). c. Oleh karena mesin-mesin ini bersifat umum atau serba guna, maka untuk membuat variasi atau bermacam-macam operasi, dibutuhkan adanya pekerjapekerja yang terdidik dan berpengalaman atau mempunyai keahlian (skill) yang tinggi dalam melayani mesin-mesin tersebut. d. Dengan adanya kemungkinan untuk menghasilkan beberapa jenis barang atau produk sekaligus, maka diperlukan kegiatan pemeriksaan atau inspeksi atas apa yang dikerjakan pada mesin serba guna ini. e. Oleh karena mesin-mesin serba guna ini biasanya tidak otomatis, untuk menjalankan mesin-mesin tersebut dibutuhkan banyak tenaga kerja terutama tenaga-tenaga ahli, maka operasi produksi yang menggunakan mesin ini membutuhkan biaya yang lebih mahal. f. Biaya pemeliharaan mesin-mesin serba guna ini lebih murah dan kegiatan pemeliharaannya lebih murah, demikian juga penggantian (replacement) mesin lebih mudah dilakukan karena bentuk mesin-mesin ini standar. 12 g. Oleh karena penggunaan mesin ini serba guna (bersifat umum) maka mesinmesin seperti ini tidak mudah ketinggalan zaman atau menjadi kuno (tua) seperti mesin-mesin bersifat khusus. 2. Mesin-mesin yang bersifat khusus (special purpose machines) Mesin-mesin yang bertujuan bersifat khusus (special purpose machines) adalah mesin-mesin yang direncanakan dan dibuat untuk mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama. Adapun sifat atau ciri-ciri mesin yang bertujuan bersifat khusus adalah: a. Mesin-mesin seperti ini biasanya dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah atau volume yang kecil (sedikit). b. Mesin-mesin bersifat khusus ini biasanya agak otomatis, sehingga pekerjaannya lebih cepat, dan oleh karena itu dipergunakan dalam pabrik yang menghasilkan produknya dalam jumlah yang besar (produksi massa). c. Oleh karena mesin-mesin ini agak otomatis, maka biasanya terdapat pekerjaan (job) yang lebih uniform dan jumlahnya lebih sedikit, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit. d. Biaya pemeliharaan dari mesin-mesin ini adalah lebih mahal dari mesin-mesin serba guna, karena untuk kegiatan pemeliharaan mesin-mesin ini dibutuhkan tenaga-tenaga ahli yang khusus. e. Oleh karena mesin-mesin ini dipergunakan untuk produksi massa, maka biaya produksi/operasi per unit relatif lebih rendah. f. Mesin-mesin seperti ini tidak dapat digunakan untuk menghadapi perubahan dari produk yang diminta oleh konsumen atau pelanggan. g. Oleh karena penggunaan mesin ini untuk tujuan khusus/tertentu maka mesinmesin seperti ini cepat ketinggalan zaman atau menjadi kuno (tua). 13 2.5. Alasan Penggantian Mesin Kelancaran proses produksi sangat penting bagi suatu perusahaan agar dapat bersaing dengan industri lainnya. Agar proses produksi dapat berjalan lancar maka diperlukan penggantian mesin. Adapun alasan suatu mesin perlu diganti menurut Sofjan Assauri (2004, p105), adalah: 1. Adanya keuntungan potensial dari penggunaan mesin baru. Misalnya penggunaan mesin baru akan lebih menguntungkan karena penggunaan bahan dan tenaga kerja yang lebih sedikit, sehingga harga pokok produk menjadi lebih rendah atau memberikan penghematan yang terbesar. 2. Mesin yang dipergunakan sudah rusak sehingga tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Mesin rusak perlu diganti, karena apabila mesin ini tidak diganti dan terus dipergunakan maka akan menimbulkan kerugian-kerugian seperti: a. Waktu pengerjaan (operation time) dari produk di mesin tersebut bertambah; b. Produksi perusahaan menurun, karena waktu produksi per satuan bertambah; c. Kualitas produk menurun; d. Biaya tenaga kerja akan bertambah besar; e. Biaya maintenance juga akan bertambah besar. Jika mesin yang dipakai telah rusak, maka persoalannya bukan menentukan mesin ini apakah diganti atau tidak, tetapi mesin mana yang akan dibeli untuk menggantikan mesin yang rusak tersebut. 3. Mesin yang dipergunakan telah kuno/tua atau ketinggalan zaman. Walaupun mesin yang kuno masih dapat berfungsi, tetapi tidak dapat memenuhi tuntutan kemajuan teknologi yang modern (dalam arti ekonomis), sehingga produk yang 14 dihasilkan tidak dapat bersaing dengan produk lain di pasar, yang diproduksi dengan mesin baru yang lebih efisien. 4. Mesin yang dipergunakan tidak cocok atau tidak mampu untuk menghasilkan produk baru yang berbeda sebagai akibat perubahan keinginan dari konsumen atau perubahan pasar. Perubahan keinginan dari konsumen mengharuskan atau memaksa perusahaan mengadakan perubahan desain dari produk, perubahan mana dapat merupakan perubahan kecil ataupun perubahan besar, dan perubahan ini menyebabkan mesin yang dimiliki tidak cocok atau tidak dapat dipergunakan lagi. 5. Apabila semangat kerja dari para pekerja telah menurun dan kondisi kerja yang menjadi jelek, karena keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan para pekerja yang ditimbulkan oleh mesin yang dipergunakan. Dalam hal ini mesin-mesin yang menimbulkan keadaan-keadaan tersebut seperti suara mesin yang ribut/keras, asapnya banyak, dan sering menimbulkan kecelakaan, haruslah diganti dengan mesin baru agar semangat kerja dapat bertambah baik dan kondisi kerja dapat ditingkatkan atau lebih menyenangkan. Jika keadaan tersebut dibiarkan, maka akan menimbulkan jumlah produksi menurun, atau kualitas hasil yang menurun. 2.6. Kesulitan yang Dihadapi Dalam Penggantian Mesin Di dalam penggantian mesin, di mana mesin yang diganti adalah mesin yang telah lama dipergunakan, dan mesin yang baru membutuhkan sesuatu yang baru sama sekali seperti suasana kerja, modal dan keahlian, maka selalu terdapat kesulitan. Kesulitan yang dihadapi dalam penggantian mesin adalah: 1. Adanya sifat atau behavior bahwa orang tidak mau mengganti mesin yang dimilikinya sebelum mesin tersebut rusak sama sekali atau secara teknis tidak 15 dapat dipergunakan lagi. Jadi walaupun mesinnya telah tua dan tidak efisien lagi tetapi masih tetap dipergunakan. 2. Terdapatnya keadaan di mana mesin yang walaupun secara teknis belum tua atau aus, tetapi secara ekonomis telah tua aus atau ketinggalan zaman (obsolescent). Timbulnya obsolescent ini karena terdapatnya mesin baru di pasar yang menggunakan tenaga kerja yang lebih sedikit, dan lebih menjamin keselamatan kerja, serta dengan menggunakan peralatan (tools) yang serba otomatis. 3. Adanya kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan untuk mengadakan pembelian mesin baru, oleh karena mesin baru membutuhkan sejumlah uang yang cukup besar. Jika uang yang dibutuhkan tidak ada, maka harus dilakukan pinjaman, sedangkan untuk melakukan pinjaman diperlukan syarat-syarat yang kadang-kadang sukar dipenuhi. 4. Dibutuhkannya tenaga pekerja yang cakap dan dalam jumlah yang cukup besar, terutama apabila dibeli mesin-mesin yang mekanisasinya tinggi. Dalam hal ini manajer harus memperhatikan perawatan mesin-mesin tersebut di mana dibutuhkan tenaga-tenaga yang mampu dan tepat. Kalau tenaga yang dibutuhkan tidak ada maka harus diusahakan untuk mendidik dan melatihnya terlebih dahulu. 2.7. Metode-Metode Pemilihan dan Penggantian Mesin Secara teoritis ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai pedoman atau petunjuk dalam penggantian mesin. Metode-metode pemilihan dan penggantian mesin menurut Sofjan Assauri (2004, p106), adalah: 1. Annual Cost Saving Approach 2. Total Life Average Approach 3. Present Worth Method 4. The New MAPI Formula 16 Sebelum membahas metode-metode penggantian mesin, perlu diketahui bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembelian mesin baru dapat dibedakan atas dua macam adalah: 1. Recurring costs yaitu biaya-biaya yang terus-menerus timbul atau terjadi dari tahun ke tahun selama mesin tersebut digunakan. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya upah langsung (direct labor costs), biaya upah tidak langsung (indirect labor costs), tenaga listrik (power), biaya pemeliharaan (maintenance cost), pajak dan asuransi. 2. Non recurring costs yaitu biaya-biaya yang hanya dikeluarkan satu kali saja selama mesin atau peralatan tersebut dimiliki. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya atau harga pembelian, biaya pengangkutan (transportation cost) dan biaya pemasangan mesin tersebut. Di samping kedua biaya tersebut, perlu diperhatikan adanya penyusutan atau depresiasi dalam nilai mesin atau peralatan. Penyusutan adalah penurunan dari nilai mesin atau peralatan sebagai akibat penggunaan atau pengorbanan mesin atau peralatan tersebut untuk menghasilkan barang atau jasa. Metode penyusutan yang dipergunakan adalah penyusutan yang tetap jumlahnya setiap tahun yang dinamakan dengan metode garis lurus (straight line method). 1. Annual Cost Saving Approach Pendekatan atau metode ini menekankan pada ada penghematan (saving) yang diperoleh dari mesin-mesin yang dipilih. Dalam hal ini perlu diperbandingkan antara recurring costs dan non recurring costs serta depresiasi dari mesin-mesin yang akan dipilih. Non recurring costs yang diperhitungkan dalam hal ini adalah sebesar bunga setiap tahun dari biaya-biaya pembelian, pengangkutan dan pemasaran mesin tersebut. Bunga dimasukkan dalam perhitungan ini karena jika jumlah uang untuk investasi dalam mesin itu tersebut tidak dipinjam tetapi dibelanjai dari modal sendiri, maka besarnya bunga diperhitungkan sebagai “opportunity costs” yang besarnya 17 sama dengan tingkat bunga yang berlaku di pasaran. Dengan annual cost saving dapat dibandingkan antara mesin yang satu dengan mesin yang lain. 2. Total Life Average Approach Dalam pendekatan atau metode ini, semua biaya per tahun diperbandingkan termasuk semua biaya untuk memiliki mesin dan taksiran semua biaya-biaya operasi (operating cost) dari mesin selama hidupnya (operating life). Semua biaya-biaya dijumlahkan dan dibagi dengan umur (operating life) dari mesin, maka diperoleh biaya total rata-rata setiap tahun apabila memiliki dan mengoperasikan mesin yang ada. Untuk menentukan mesin mana yang akan dipilih, maka biaya total biaya ratarata setiap tahun dari mesin-mesin tersebut diperbandingkan. Sudah tentu mesin yang mempunyai biaya total rata-rata setiap tahun (total life average) yang terendah yang akan dipilih, di samping pertimbangan-pertimbangan lain yang perlu diperhatikan seperti apa yang telah disebutkan dalam metode pertama yaitu Annual Cost Saving Approach. Total biaya selama umur mesin = Total Depresiasi + Total biaya operasi + Total bunga Total biaya operasi = Upah langsung + Upah tidak langsung + Biaya pemeliharaan + Biaya Listrik + Pajak dan Asuransi Biaya rata-rata pertahun = Total biaya selama umur mesin Umur Mesin 3. Present Worth Method Pengertian Present Worth Method menurut Sofjan Assauri (2004, p111): “Present Worth Method adalah nilai pada saat sekarang ini dari sejumlah dana (uang) yang diinvestasikan untuk suatu jangka waktu tertentu (sekian tahun) dari masa sekarang dengan suatu tingkat bunga (interest rate) tertentu. Dalam metode Present Worth semua biaya-biaya baik biaya pemilikan (investasi) maupun biaya operasi dari masing-masing diperkirakan dengan nilai sekarang dan kemudian diperbandingkan. Metode ini mencoba mengadakan penilaian 18 atas biaya-biaya yang terjadi sekarang dan yang terjadi pada masa yang akan datang, dengan nilai pada saat sekarang ini. Penilaian ini dilakukan baik untuk mesin lama maupun mesin baru, sehingga dengan demikian dapat diperbandingkan. Mesin yang dipilih adalah mesin yang mempunyai nilai biaya pada saat sekarang yang paling rendah. 4. The New MAPI Formula Metode atau pendekatan ini mencoba untuk mengadakan penganalisisan dalam mengambil suatu keputusan mengenai apakah suatu mesin yang dimiliki/dipergunakan sebaiknya diganti dengan mesin baru yang ada di pasar, dengan menggunakan perbandingan antara modal yang ditanam (capital charges/capital cost) untuk mesin lama yang dimiliki dengan kekurangan atau ketidaksempurnaan beroperasi (operating inferiority) dari mesin lama. Untuk membeli mesin baru dibutuhkan sejumlah uang (capital cost) yang harus diperhatikan. Pada waktu membeli mesin baru ketidaksempurnaan (operating inferiority) adalah pada titik minimum, sedangkan biaya modal (capital cost) ada pada titik maksimum. Makin lama mesin dipergunakan maka biaya modal (capital cost/capital charges) terus menurun, sedang ketidaksempurnaan (operating inferiority) terus menaik. Oleh karena adanya keadaan yang bertentangan ini, maka menimbulkan persoalan yang sulit bagi manajer, di mana dia harus memilih di antara: - Lebih besar biaya (capital modal cost)nya sedang kelemahan/kurang sempurnanya lebih sedikit atau - Lebih kecil biaya modal (capital cost)nya sedang kelemahan/ kurang sempurnanya lebih besar. Konsep dasar dari New MAPI approach menggambarkan bahwa kebanyakan aktiva (assets) yang dapat disusutkan mempunyai suatu trend yang menurun dalam 19 pendapatan (earnings) yang melebihi umur aktiva (assets). MAPI membagi pola proyeksi (projection pattern) dari absolute earnings dalam 3 bagian yaitu: a. Standard projection pattern yang meliputi aktiva (assets) yang mempunyai trend earning yang konstan. b. Variant A projection pattern yang meliputi aktiva (assets) yang mempunyai persentase penurunan earnings yang lebih kecil pada setengah tahun pertama daripada setengah tahun kedua. c. Variant B projection pattern yang meliputi assets yang mempunyai persentase penurunan earnings yang lebih besar pada setengah tahun pertama daripada setengah tahun kedua. Setelah diuraikan keempat metode pemilihan dan penggantian mesin diatas, penulis dalam menganalisis penggantian mesin yang dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan Annual Cost Saving Approach. Alasan penulis menggunakan tiga metode adalah karena untuk menentukan mesin mana yang akan dipilih dengan menggunakan metode Annual Cost Saving Approach, Total Life Average Approach dan Present Worth Method. Dari ketiga metode tersebut dilakukan pengujian dan perhitungan untuk mendapatkan biaya operasi yang termurah, baik untuk mesin baru maupun mesin lama. 2.8. Kerangka Pemikiran Dalam prakteknya, proses produksi yang dilaksanakan akan memperhatikan perubahan atau variasi pada spesifikasi atau standar. Untuk itu perlu diadakan suatu penggantian mesin agar perubahaan atau variasi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atas penggantian mesin Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan yang pasti atas jalannya pelaksanaan penggantian mesin dalam perusahaan. Selain 20 itu, diperlukan juga teknik dan alat yang tepat untuk membentuk pelaksanaan penggantian mesin agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. S tu d i P e n d a h u lu a n Id e n tifik a s i M a s a la h P e n e ta p a n T u ju a n P e n e litia n P e n g u m p u la n D a ta P e n g o la h a n D a ta A n a lis is D a ta Annual Cost S a v in g A p p ro a c h T o ta l L ife A v e ra g e A p p ro a c h P re s e n t W o rth M e th o d H a s il A n a lis is K e p u tu s a n In v e s ta s i M e s in Sumber : Diolah oleh penulis Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran