BAB II - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Laporan Arus Kas
2.1.1
Pengertian dan Tujuan Laporan Arus Kas
Terdapat lima komponen laporan keuangan yang wajib disampaikan oleh
perusahaan setiap tahunnya. Diantaranya laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan. Laporan arus kas dapat menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode tertentu.
Menurut PSAK No. 2 Tahun 2009 laporan arus kas merupakan laporan
keuangan yang menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau
sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Arus kas masuk (cash inflow)
merupakan kegiatan yang mengakibatkan kas perusahaan mengalami kenaikan.
Sedangkan arus kas keluar (cash outflow) merupakan kegiatan yang
mengakibatkan kas perusahaan mengalami penurunan.
Menurut Kieso et al. (2011), definisi laporan arus kas adalah :
“The statement of cash flows is a primary statement that reports the cash
receipts, cash payment and net change resulting form the operating,
investing and financial activities of an enterprise during a period.”
Menyatakan bahwa laporan arus kas merupakan suatu laporan yang
menyajikan informasi mengenai penerimaan kas, pengeluaran kas dan kas bersih
hasil dari kegiatan operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan selama
periode tertentu.
8
9
Menurut Wibowo dan Abubakar Arif (2003) tujuan laporan arus kas
adalah untuk :
a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan kas dan
pengeluaran kas bagi investor dan kreditor.
b. Membantu pembaca laporan keuangan dalam memperkirakan perbedaan
antara laba bersih (net income) dengan penerimaan serta pengeluaran kas
terkait dengan pendapatan tersebut.
c. Membantu menentukan pengaruh transaksi kas dan non kas dari aktivitas
pendanaan dan investasi terhadap posisi keuangan suatu entitas.
Sedangkan tujuan laporan arus kas menurut PSAK no.2 Tahun 2009
adalah :
Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, maka
laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan
pengguna untuk :
1. Mengevaluasi perubahan aset neto entitas.
2. Struktur keuangannya (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
3. Kemampuannya mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
rangka menyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.
2.1.2
Penyajian Laporan Arus Kas
Dalam penyajian laporan arus kas, penerimaan kas dan pengeluaran kas
dibagi menjadi tiga aktivitas yaitu :
1. Aktivitas Operasi
10
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan. Karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi
neto. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa.
b. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
c. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan.
d. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan.
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang
serta investasi lainnya yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas investasi
adalah penting karena arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang
telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh dari aktivitas
investasi adalah :
a. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud dan
aset jangka panjang.
b. Penerimaaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud dan aset
jangka panjang.
c. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen
ekuitas entitas lain.
11
d. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang atau instrumen ekuitas
entitas lain.
3. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.
Aktivitas pendanaan penting karena berguna untuk memprediksi klaim
atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa
contoh dari aktivitas pendanaan ;
a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen modal lain.
b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham
entitas.
c. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya.
d. Pelunasan pinjaman.
2.2
Aliran Kas Bebas
2.2.1
Pengertian Aliran Kas Bebas
Menurut Jensen (1986), free cash flow adalah kelebihan kas yang
diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif
setelah membagi dividen. Menurut Kieso (2007:212), free cash flow adalah
jumlah dari sisa arus kas yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan
investasi, melunasi hutang, membeli treasury stock atau penambahan sederhana
atas likuiditas perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006), kas yang
12
tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor setelah perusahaan
menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru dan
modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang berjalan. Ross
et al. (2000) mendefinisikan bahwa free cash flow merupakan kas perusahaan
yang dapat didistribusikan kepada para kreditor atau pemegang saham yang tidak
diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada aset. Aliran kas bebas
merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditur atau
pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset
tetap (Ross et al., 2003:37). Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik
kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Manajer lebih menginginkan
dana tersebut diinvestasi lagi pada proyek-proyek yang dapat menghasilkan
keuntungan karena akan meningkatkan insentif yang mereka terima, sedangkan
pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan sehingga akan
menambah kesejahteraan mereka.
Menurut Penman (2001:310) menyatakan bahwa arus kas bebas
merupakan kas bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan yang menentukan
kemampuan perusahaan untuk membayar klaim utang dan ekuitas.
Sedangkan Menurut Brigham & Ehrhardt (2002:46) mendefinisikan arus
kas bebas sebagai berikut:
“free cash flow is the cash actually available for distribution to investors
after the company has made all the investment in fixed assets and working
capitals necessary to stain ongoing operations”.
Menyatakan bahwa aliran kas bebas merupakan kas yang tersedia untuk
dibagikan kepada para investor setelah perusahaan membiayai seluruh investasi
13
dalam aset tetap dan modal kerja yang diperlukan untuk kegiatan operasi yang
sedang berlangsung.
Jadi dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aliran kas bebas
merupakan kelebihan atau sisa kas yang dimiliki perusahaan untuk membeli
tambahan investasi, melunasi hutang, membeli treasury stock dan membayar
dividen pada investor dengan dana yang tidak digunakan untuk modal kerja atau
investasi pada aset.
2.2.2
Perhitungan Aliran Kas Bebas
Free cash flow dihitung dengan menggunakan rumus Ross et al ( 2000 ), yaitu :
FCF = AKO – PM – NWC
Dimana :
FCF
: free cash flow
AKO : aliran kas operasi perusahaan
PM
: pengeluaran modal perusahaan
NWC : modal kerja bersih perusahaan (net working capital)
Free cash flow dihitung dengan menggunakan rumus Brigham dan Houston
(2006), yaitu :
FCF = NOPAT – Investasi bersih pada modal operasi
Dimana :
NOPAT (net operating profit after taxes) = EBIT (1-Tarif pajak)
Investasi pada modal operasi = Total modal operasi tahun ini – dengan total
modal operasi tahun sebelumnya.
14
2.3
Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan perusahaan akan mempengaruhi struktur modal
perusahaan. Sumber pendanaan ini dapat diperoleh dari modal internal mapun
modal eksternal. Sumber dana internal biasanya berasal dari laba ditahan,
sedangkan sumber dana eksternal berasal dari kreditur dan pemegang saham.
Menurut Kasmir (2010:6) keputusan pendanaan adalah sebagai berikut:
“Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berkaitan dengan
jumlah dana yang disediakan perusahaan, baik yang bersifat utang atau
modal sendiri”.
Sedangkan menurut Van Horne dan Warchowicz (2005:3), menyatakan
tentang keputusan pendanaan adalah sebagai berikut :
“Dalam keputusan pendanaan manajer berhubungan dengan perbaikan sisi
kanan neraca”.
Berdasarkan kedua definisi tersebut menyatakan bahwa keputusan
pendanaan merupakan keputusan yang berkaitan dengan penentuan sumber dana
yang digunakan, penentuan perimbangan yang terbaik atau penentuan sumber
optimal. Fungsi pemenuhan dana atau fungsi pendanaan harus dilakukan secara
efisien.
Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal antara lain (Martono &
Agus Harjito, 2001:5) :
1) Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk
membiayai investasi.
15
2) Penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering
disebut struktur modal optimum.
Keputusan pendanaan ditinjau dari jangka waktunya dapat dibedakan
menajadi dua macam yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Keputusan jangka
panjang akan membawa dampak pada struktur modal (capital struktur)
perusahaan. Struktur modal adalah perbandingan antara utang perusahaan dengan
modal sendiri (I Made Sudana, 2011:3).
Keputusan
pendanaan
merupakan
kebijakan
tentang
keputusan
pembelanjaan atau pembiayaan investasi. Keputusan pendanaan ini mencakup
cara bagaimana mendanai kegiatan perusahaan agar optimal, cara memperoleh
dana untuk investasi yang efisien dan cara mengkomposisikan sumber dana
optimal yang harus dipertahankan. Keputusan pendanaan dapat diartikan sebagai
keputusan yang menyangkut struktur keuangan (financial structure). Struktur
keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang
meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri.
Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Debt
to Equity Ratio (DER), dimana rasio ini menunjukkan perbandingan antara
pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas.
keputusan pendanaan yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak
daripada pendanaan melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan
melalui ekuitas lebih banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Wijaya dan
Wibawa, 2010).
16
2.4
Nilai Perusahaan
2.4.1
Pengertian Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi
harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi
menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi
menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang
saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang
merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan
manajemen asset.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar .
Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga
saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai
perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para
profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris.
Samuel (2000) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal
juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi
investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara
keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) menyebutkan bahwa nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan
tersebut di jual.
17
Morck dkk (1998), Mc Connell dan Servaes (1990), Steiner (1996), Cho
(1998), Itturiaga dan Sanz (1998), Mark dan Li (2000) dalam Suranta dan
Machfoedz (2003) menyatakan bahwa hubungan struktur kepemilikan manajerial
dan nilai perusahaan merupakan hubungan non-monotonik. Hubungan nonmonotonik antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan di sebabkan
adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung berusaha untuk
melakukan pensejajaran kepentingan dengan outside owners dengan cara
meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan yang berasal dari
investasi meningkat. Wennerfield dkk (1988) di dalam Suranta dan Machfoedz
(2003) menyimpulkan bahwa tobin’s Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam
menentukan kinerja perusahaan.
Menurut Fama (1978) dalam Untung Wahyudi et al, (2006), nilai
perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham
perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi
disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari
nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui
indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.
Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan
perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
2.4.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya adalah:
1. PER (Price Earning Ratio)
18
PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan
antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh
para pemegang saham. Mohammad Usman, (2001) dalam Malla
Bahagia, (2008). Rumus yang digunakan adalah :
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah :
a. Tingkat pertumbuhan laba
b. Dividend Payout Ratio
c. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.
2. PBV (Price Book Value)
Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada
manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang
terus tumbuh yang diproksikan dengan :
2.5
Nilai Pemegang Saham
Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai pemegang
saham. Nilai pemegang saham merupakan nilai ekuitas yang menjadi bagian dari
nilai perusahaan. Nilai pemegang saham merupakan nilai perusahaan dikurangi
hutang. Penman (2004:43) menyatakan bahwa salah satu tujuan perusahaan
adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui dividen dan
meningkatkan harga saham. Selanjutnya dalam rangka untuk pembatasan pada
studi ini, maka nilai pemegang saham merupakan peningkatan atau penurunan
19
harga pasar saham yang beredar dibandingkan dengan nilai buku per lembar
saham.
Dalam rangka untuk kepentingan studi ini batasan nilai pemegang saham
mengikuti Brigham (1999) dalam Tarjo (2008), yaitu nilai yang diberikan oleh
pelaku pasar saham terhadap kinerja perusahaan. Nilai tersebut merupakan
apresiasi pasar saham jika harga saham di atas nilai buku per lembar saham.
Sebaliknya nilai tersebut merupakan depresiasi pasar saham jika harga saham di
bawah nilai buku per lembar saham.
Dalam studi ini ukuran nilai pemegang saham dengan menggunakan nilai
pasar saham terhadap nilai buku saham. Nilai perusahaan yang juga nilai
pemegang saham dalam bentuk harga saham. Harga saham perusahaan merupakan
reaksi pasar terhadap keseluruhan kondisi perusahaan yang juga merupakan
sebagai cerminan nilai pemegang saham yang diwujudkan dalam bentuk harga
saham.
2.6
Pengaruh Aliran Kas Terhadap Nilai Pemegang Saham
Yudianti (2005) menemukan bahwa aliran kas bebas positif dapat dipakai
sebagai determinan nilai pemegang saham dengan mempertimbangkan faktorfaktor kontekstual set kesempatan investasi, manajemen laba, leverage, dan
dividen. Set kesempatan investasi yang tinggi akan memperkuat hubungan aliran
kas bebas dengan nilai pemegang saham; manajemen laba yang tinggi (menaikkan
maupun menurunkan) akan memperlemah hubungan aliran kas bebas dengan nilai
pemegang saham; peningkatan utang akan memperkuat hubungan aliran kas bebas
20
dengan nilai pemegang saham dan kebijakan pendistribusian dividen juga
memperkuat hubungan aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham. Nilai arus
kas bebas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pemegang saham.
Walaupun penelitian ini berhasil membuktikan arus kas bebas memiliki korelasi
positif terhadap nilai pemegang saham, namun satu hal yang perlu diperhatikan
adalah penelitian ini tidak seluruhnya mendukung peneliti terdahulu bahwa
dividen memiliki korelasi positif terhadap nilai pemegang saham.
2.7
Pengaruh Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham
Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Wijaya dan Wibawa (2010),
menyatakan bahwa peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang
atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif
oleh pasar. Arie Afzal (2012) menyatakan bahwa keputusan pendanaan yang
dilakukan perusahaan akan menaikkan nilai perusahaan. Keputusan pendanaan
tersebut adalah menggunakan pendanaan melalui ekuitas yang lebih banyak
daripada menggunakan pendanaan melalui hutang. Implikasi bagi perusahaan
adalah perusahaan harus merencanakan untuk mengambil keputusan pendanaan
yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak daripada pendanaan
melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih
banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Metha Arieska dan Barbara Gunawan (2010) menunjukkan keputusan
pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham. Secara
21
teori hutang akan mengendalikan manajer untuk mengurangi tindakan perquisites
dan kinerja perusahaan menjadi lebih efisien sehingga penilaian investor terhadap
perusahaan akan meningkat. Hasil yang tidak signifikan dalam penelitian ini
disebabkan adanya kekhawatiran dari investor bahwa peningkatan hutang akan
menyebabkan perusahaan mengalami debt default dan meningkatkan resiko
kebangkrutan. Sedangkan penelitian Wijaya dan Wibawa (2010), Wahyudi dan
Pawestri (2006) dan Hasnawati (2005) sama-sama menemukan bukti bahwa
keputusan pendanaan mempengaruhi nilai perusahaan secara positif.
2.8
Kerangka pemikiran
Untuk
alasan-alasan
yang
jelas,
karakteristik
perusahaan
terutama
karakteristik keuangan dan operasinya selalu merupakan dasar penting untuk
pengambilan keputusan pendanaan. Karateristik keuangan perusahaan biasanya
dapat dilihat dalam empat kategori yaitu, karakteristik likuiditas, karakteristik
leverage, karakteristik profitabilitas dan karakteristik aktvitas (Agnes Sawir
2004:101).
Keputusan pendanaan mempengaruhi perilaku manajer dalam situasi tertentu,
perilaku ini mempengaruhi nilai dari sebuah perusahaan. Ukuran kinerja keuangan
yang dihitung sebagai aliran kas operasional dikurangi belanja modal. Arus kas
bebas menggambarkan kas yang mampu dihasilkan perusahaan setelah
mengeluarkan sejumlah uang untuk menjaga atau mengembangkan asetnya. Arus
kas bebas penting karena memungkinkan perusahaan memanfaatkan peluang yang
bisa meningkatkan nilai pemegang saham.
22
Menurut Brigham dan Houston (2001), peningkatan hutang diartikan oleh
pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa
yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan
direspon secara positif oleh pasar.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena
nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga
saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Faktor-faktor
terbentuknya nilai perusahaan digambarkan dalam tampilan berikut :
Gambar 2.1
Faktor Pasar :
1. Kondisi ekonomi
2. Peraturan pemerintah
3. Persaingan (domestik dan asing)
Faktor Perusahaan :
1. Operasi (pendapatan dan beban)
2. Keputusan pendanaan
3. Keputusan investasi
4. Kebijakan dividen
Arus kas bersih
Faktor Investor :
1.
Pendapatan/tabungan
2.
Usia/ gaya hidup
3.
Tingkat bunga
4.
Preferensi risiko
Tingkat imbal hasil
Rumus nilai perusahaan
Bahwa ramai atau lesunya pasar sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi,
peraturan pemerintah dan iklim persaingan (baik domestik maupun asing).
23
Kondisi pasar tentu akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara internal dan
juga tanggapan para investor (pemilik dana). Kinerja perusahaan sangat
dipengaruhi oleh kinerja operasi, pendanaan, investasi dan kebijakan dividen yang
menentukan besarnya arus kas yang dihasilkan.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
2
3
Nama Peneliti
Dini Rosdini
(2009)
Judul
Pengaruh
Free
Cash
Flow
Terhadap
Dividend Payout
Ratio
Hendro Sasongko Analisis Pengaruh
(2012)
Aliran Kas Bebas
Terhadap
Nilai
Pemegang Saham
Niken
(2007)
4
Michael
Nurdiana Analisis Pengaruh
Variabel
Free
Cash
Flow,
Kepemilikan
Manajerial
dan
Return on Asset
Terhadap
Kebijakan
Deviden
Agency Cost
of Free Cash
Hasil Penelitian
Free
cash
flow
berpengaruh
terhadap
dividend
payout ratio
Aliran kas bebas
positif
tidak
berpengaruh
terhadap penciptaan
nilai
pemegang
saham,
sedangkan
aliran kas bebas
negatif memberikan
pengaruh signifikan
terhadap
nilai
pemegang saham
Variabel Free Cash
Flow, Kepemilikan
Manajerial
dan
Return on Asset
secara
simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
kebijakan deviden.
Secara parsial, hanya
variabel free cash
flow
yang
berpengaruh
signifikan terhadap
kebijakan deviden.
Ketika
perusahaan
24
C. Jensen
(1986)
Flow,
Corporate
Finance, And
Take Overs
5
Metha
Arieska Pengaruh Aliran
dan
Barbara Kas Bebas dan
Gunawan (2010)
Keputusan
Pendanaan
Terhadap
Nilai
Pemegang Saham
dengan
Set
Kesempatan
Investasi
dan
Dividen Sebagai
Variabel Moderasi
memiliki
kelebihan kas
maka yang
dibutuhkan
adalah
mendanai
proyek yang
memiliki NPV
positif. Tetapi,
lebih baik bagi
manajer untuk
mengembalikan
kelebihan kas
kepada
pemegang
saham dalam
bentuk dividen
guna
memaksimalkan
kekayaan
pemegang
saham. Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa dividen dapat
mengurangi
agency cost
karena
mengurangi
free cash flow
yang tersedia
bagi manajer.
1) Aliran kas bebas
berpengaruh negatif
terhadap
nilai
pemegang saham, 2)
Keputusan
pendanaan
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai
pemegang
saham, 3) Aliran kas
bebas dan keputusan
pendanaan
berpengaruh positif
dan
signifikan
25
terhadap
nilai
pemegang saham.
Sumber : berbagai peneliti
2.9
Hipotesis
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara
logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan
yang dapat diuji (Sekaran, 2009). Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan
jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk
studi penelitian.
Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha1
: aliran kas bebas berpengaruh terhadap nilai pemegang saham.
Ha2
: keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai pemegang saham.
Ha3
: aliran kas bebas dan keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai
pemegang saham.
Download