RINGKASAN AMATULLOH AFIFAH. Daya Kerja Disinfektan untuk Disinfeksi Botol Pengemas Yogurt berdasarkan Perbedaan Bahan Aktif dan Konsentrasi. Dibawah bimbingan HERWIN PISESTYANI. Kontaminasi pada produk makanan dapat berasal dari lingkungan seperti udara, manusia, dan permukaan wadah produk (Taylor et al. 1999). Permukaan wadah produk merupakan rute yang paling penting untuk pengendalian kontaminasi sebagai dasar dari pelaksanaan program sanitasi. Disinfeksi terhadap wadah dan peralatan harus efektif, sehingga produk pangan bebas dari kontaminasi mikroorganisme pembusuk maupun patogen yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui daya kerja dari beberapa jenis disinfektan yang digunakan untuk disinfeksi botol pengemas yogurt ditinjau berdasarkan perbedaan bahan aktif dan konsentrasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui keberhasilan disinfeksi pada botol pengemas yang dilakukan oleh produsen yogurt berdasarkan perbedaan cara pemakaian. Sampel yang diuji adalah dua jenis disinfektan komersial dari produsen yang berbeda dan dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan perbedaan konsentrasi (A1, A2, B1, dan B2). Pengujian yang dilakukan diantaranya ialah daya bunuh disinfektan terhadap pertumbuhan bakteri dengan metode kertas cakram dan lama waktu kontak disinfektan dengan metode pengenceran siap pakai. Sampel kedua berupa botol pengemas yang telah didisinfeksi oleh produsen yogurt menggunakan 2 jenis disinfektan dengan perbedaan cara pemakaian diuji menggunakan uji sanitasi botol pengemas dengan metode bilas dan spray. Hasil dari uji daya bunuh disinfektan terhadap pertumbuhan bakteri dianalisa menggunakan program SPSS 16.0 dengan uji ANOVA, sedangkan hasil lainnya diuji secara deskriptif. Kelompok yang memiliki daya bunuh paling kuat terhadap bakteri Gram positif adalah A2 (p<0.05), sedangkan kelompok yang memiliki daya bunuh paling kuat terhadap bakteri Gram negatif adalah B2 (p<0.05). Kelompok A2 hanya mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif, sedangkan kelompok B2 mampu menghambat pertumbuhan baik bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Hal tersebut dikaitkan dengan bahan aktif dari kelompok A yaitu kelompok amonium kuartener dan surfaktan nonionik. Amonium kuartener memiliki kemampuan membunuh bakteri Gram negatif lebih rendah dibandingkan dengan surfaktan amfoterik yang merupakan bahan aktif dari kelompok B. Hasil dari pengujian ini juga membuktikan bahwa konsentrasi yang lebih tinggi akan meningkatkan daya kerja disinfektan. Waktu kontak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya kerja disinfektan. Berdasarkan pengujian lama waktu kontak, kelompok yang memiliki waktu kontak yang singkat dalam membunuh sejumlah bakteri adalah kelompok B. Hal tersebut terkait dengan bahan aktif dari kelompok A yaitu amonium kuartener yang hanya mampu bertindak sebagai bakteriostatik apabila konsentrasi yang digunakan rendah, sedangkan kelompok B dengan bahan aktif surfaktan amfoterik mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram negatif lebih baik dibandingkan dengan amonium kuartener. Keberhasilan dari disinfeksi yang dilakukan oleh produsen yogurt dapat dilihat berdasarkan kualitas mikrobiologiknya, yaitu jumlah total mikroorganisme dan jumlah cendawan yang terdapat pada permukaan bagian dalam botol yang telah didisinfeksi dengan menggunakan cara pemakaian yang berbeda, yaitu bilas dan spray. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa botol yang tidak diberi perlakuan memiliki sejumlah mikroorganisme dan cendawan. Hal tersebut menunjukkan bahwa disinfeksi permukaan bagian dalam botol pengemas perlu dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme sebagai langkah untuk mencegah kontaminasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada botol yang telah didisinfeksi, jumlah total mikroorganisme dan jumlah cendawan yang diperoleh meningkat. Hal tersebut dimungkinkan terjadi akibat kontaminasi yang berasal dari air, pekerja, dan udara. Higiene pekerja yang kurang baik serta kondisi udara yang kotor saat pengeringan botol dapat menjadi penyebab utama kontaminasi setelah disinfeksi. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain, daya bunuh yang paling baik terhadap pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif adalah disinfektan dengan bahan aktif 5-15% surfaktan non-ionik dan <5% surfaktan amfoterik dengan konsentrasi 1:60 serta memiliki waktu kontak lebih singkat. Tingginya jumlah total mikroorganisme dan jumlah cendawan dari botol pengemas yang telah didisinfeksi terkait dengan metode aplikasi yang kurang benar dan higiene pekerja yang masih kurang. Kata kunci: disinfeksi, disinfektan, konsentrasi, waktu kontak, cara pemakaian.