i HUBUNGAN ANTARA KEKHUSYUKAN SHALAT DENGAN

advertisement
HUBUNGAN ANTARA KEKHUSYUKAN SHALAT DENGAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA
UMS SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana
(S-1) Psikologi dan Derajat Sarjana (S-1) Tarbiyah
Oleh :
MARLINDA IRWANTI
F 100100212 / G 000100220
TWINNING PROGRAM
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
i
HUBUNGAN ANTARA KEKHUSYUKAN SHALAT DENGAN
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA
UMS SURAKARTA
Marlinda Irwanti
[email protected]
Setiyo Purwanto., S.Psi, M.Si, Drs. M. Darojat Ariyanto., M.Ag
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Kehusyukan shalat merupakan salah satu dari orientasi religious yang berupa
ibadah dengan konsentrasi penuh dan merupakan meditasi tingkat tinggi. Sehingga
kekhusyukan shalat dapat membantu melatih pendidikan pribadi diri, konsentrasi,
dan ketentraman jiwa, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis.
Dikarenakan mahasiswa adalah generasi pemimpin serta pendidik di masa depan, maka
perlunya bagi mereka untuk memiliki kesejahteraan psikologis, karena hal itu
berdampak pada perilaku, kesuksesan dan kebahagiaan hidupnya. Tujuan utama pada
penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara kekhusyukan shalat dengan
kesejahteraan psikilogis pada mahasiswa UMS Surakarta. Hipotesis yang diajukan
yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara kekhusyukan shalat dengan
kesejahteraan psikologis pada mahasiswa UMS Surakarta. Subyek penelitian adalah
mahasiswa UMS jama’ah masjid Fadhlurrahman UMS yang kebetulan ditemui di
masjid Fadhlurrahman UMS Surakarta yang berjumlah 100 subjek. Metode
penelitian menggunakan metode kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan
adalah uji korelasi product moment dengan menggunakan program bantu SPSS 15
For Windows Program. Berdasarkan hasil analisis product moment diperoleh nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,240 dengan p = 0,016 (p < 0,01) yang artinya ada
hubungan yang sangat signifikan antara kekhusyukan shalat dengan kesejahteraan
psikologis pada mahasiswa UMS Surakarta. Sumbangan efektif antara variabel
kekhusyukan shalat dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa UMS sebesar
5,7%, yang berarti masih terdapat 94,3% faktor lain yang mempengaruhi
kesejahteraan psikologis pada mahasiswa UMS seperti status sosial ekonomi,
jaringan sosial, kompetensi pribadi, kepribadian, jenis kelamin.
Kata kunci : Kekhusyukan shalat, kesejahteraan psikologis mahasiswa
iv
mahasiswa, dari permasalahan konflik
PENDAHULUAN
antar teman, permasalahan dengan
Dalam
manusia
menjalani
kehidupan,
senantiasa
selalu
mendambakan
masyarakat dan pribadi, pergaulan
bebas, sulitnya dalam mengemukakan
kebahagiaan.
pendapat, serta prestasi akademik
Kebahagian di dalam hidup seseorang
yang mana salah satu permasalahan
akan berpengaruh pada kesejahteraan
psikologis orang tersebut sehingga
mempengaruhi
Individu
kualitas
hidupnya.
yang
dikehidupan
manusia
terkadang
membuat
seringkali
keputusasaan
dan
hidupnya
dirinya.
dihadapi
berpengaruh
mengahadapi
perlunya
dalam
bagi
membantu
pencapaian
Ryff
(1995)
seseorang
di
mana
dia
berusaha untuk merasa baik tentang
sehingga
diri mereka sendiri bahkan menyadari
kesehatan
keterbatasan
mentalnya. Jika individu tidak kuat
dalam
dalam
kesejahteraan psikologis adalah suatu
kondisi
pada
merasakan
psikologis
Menurut
permasalahan
individu
yang
kesejahteraan psikologisnya.
dalam hidupnya.
yang
mereka
Universitas
mahasiswa
di
ketenangan ataupun kebahagiaan di
banyak
tujuan
Sehingga
sebuah
karenakan tidak merasakan adanya
Begitu
jika
kesejahteraan
mengalami
kegelisahan
mencapai
mengembangkan potensi dan tujuan
Banyaknya
terjadi
turunnya
diinginkan. Mahasiswa akan dapat
diajarkannya
yang
kegelisahan,
dalam
bagaimana individu untuk mencapai
permasalahan
kecemasan,
terganggunya konsentrasi mahasiswa
bathin. Tidak lepas dari itu, di dalam
kesejahteraan.
menimbulkan
dan depresi, yang berdampak pada
kebahagiaan dan ketenangan lahir
pendidikan
dapat
motivasi sampai pada tingkat stress
merasakan
kesejahteraan pasti akan merasakan
dunia
tersebut
mereka
sendiri
(penerimaan diri), hubungan positif
permasalahan
dengan orang lain, perkembangan atau
yang ada, akan mengakibatkan stress
pertumbuhan
bahkan sampai pada depresi. Banyak
pribadi,
membentuk
lingkungan sendiri sehingga dapat
permasalahan yang terjadi di kalangan
memenuhi kebutuhan dan keinginan
1
pribadi
(penguasaan
lingkungan),
hal ini dibuktikan dengan adanya
menentukan nasib sendiri dan otoritas
perasaan minder, iri, serta tidak suka
pribadi
jika ada orang lain yang lebih baik
(kemandirian),
seseorang
dalam
upaya
menemukan
dari pada mereka.
45% mahasiswa
kehidupan yang bermakna (tujuan
sulit dalam memaafkan kesalahan
hidup).
orang lain serta jarang menyapa orang
Universitas
Surakarta
Muhammadiyah
merupakan
salah
lain sehingga membuat subjek kurang
satu
mampu dalam menjalin hubungan
kampus di Indonesia yang berbasis
positif
agama Islam. Banyak dari mahasiswa-
mahasiswa lebih banyak bergantung
mahasiswa UMS yang melaksanakan
kepada orang lain dalam mengambil
shalat lima waktu secara rutin, yang
keputusan, sehingga mereka kurang
mana shalat itu bisa menimbulkan
yakin dan tidak dapat mengambil
ketenangan bathin dan menimbulkan
keputusan sendiri. 60% mahasiswa
kesejahteraan psikologis. Namun dari
merasa takut jika mereka menemui
hasil
kegagalan,
pengamatan
dan
beberapa
dengan
orang
lain.
sehingga
55%
dapat
pertanyaan yang diajukan peneliti
menghambat keyakinan mereka dalam
kepada mahasiswa, ditemukan bahwa
mencapai
masih banyak dari mahasiswa UMS
ditentukan. 60% mahasiswa masih
memiliki
merasakan
kesejahteraan
psikologis
tujuan
yang
kesulitan
telah
dalam
yang rendah. Dari data awal yang
mengemukakan pendapat. Hal ini
dilakukan
dapat menghambat mahasiswa untuk
peneliti,
baik
dari
pengamatan maupun kuisioner yang
mengembangkan
diberikan terhadap 20 subjek, bahwa
dimilikinya.
dari mereka yang terlihat melakukan
merasakan
shalat
gelisah dan 25% subjek kurang dapat
dengan
tenang
dan
tidak
75%
bahwa
tergesa-gesa ternyata masih memiliki
menyesuaikan
kesejahteraan psikologis yang rendah.
lingkungan.
hal itu dapat diketahui dari, 75%
mahasiswa
yang
kurang
potensi
Mahasiswa
yang
mahasiswa
dirinya
mudah
diri
terhadap
adalah
generasi
mampu
pemimpin serta pendidik di masa
menerima segala aspek dalam dirinya,
depan. Jika mahasiswa ini tidak
2
merasakan kesejahteraan yang cukup
Menurut Q.S Mu’ninun ayat 1-2
didalam dirinya dan tidak adanya
faktor atau syarat untuk mendapatkan
tujuan
keberuntungan,
hidup
mahasiswa
yang
ini
pasti,
tidak
maka
akan
bisa
kesejahteraan
kemenangan
psikologis
atau
adalah
memandang hidup atau semua hal
dengan kekhusyukan shalat. Allah
dengan positif dan penuh keyakinan.
berfirman:
Jika generasi ini menjadi generasi
   
yang kurang memiliki kualitas hidup
yang
lebih
baik,
maka
“Sesungguhnya beruntunglah orangorang yang beriman” (Al-mu’minun:
1).
kualitas
pemimpin dan pendidik selanjutnya
akan
mengalami
     
permasalahan.
“(yaitu) orang-orang yang khusyu'
dalam sembahyangnya” (Almu’minun: 2).
Karena permasalahan diawali dengan
bagaimana individu itu menjalani
hidupnya. Mahasiswa yang berfungsi
baik dan merasa senang dengan usaha
Shalat adalah tiang agama Islam
serta kehidupan yang dijalaninya akan
dan hukumnya wajib bagi muslim.
membawanya pada tujuan hidup yang
Allah berfirman didalam Al-Qur’an:
lebih baik dan berarti.
      
Dari fenomena yang terjadi di
kalangan mahasiswa tersebut, bisa
        
ditarik kesimpulan bahwa rendahnya
  
kesejahteraan
psikologis
bathin
”Hai anakku, dirikanlah shalat dan
suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan
yang
mungkar
dan
bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah)” (Q.S
Luqman: 17).
merasakannya
Seperti yang telah diterangkan
mempengaruhi gaya hidup mereka.
Maka amat sangat penting di dalam
dunia pendidikan mengajarkan shalat
dengan benar, yaitu shalat khusyuk
yang dapat menimbulkan kejernihan
pikiran
sehingga
dan
ketenangan
akan
dalam Al-qur’an, bahwa fungsi shalat
kebermaknaan dalam hidup.
tidak hanya menciptakan ketenangan
3
bathin,
namun
perbuatan
juga
buruk.
berpengaruh
mencegah
Shalat
“apakah
sangat
ada
hubungan
antara
psikologis
kekhusyukan
manusia. Apabila ruh manusia tidak
kesejahteraan
terhubung dengan penciptanya, akan
mahasiswa UMS Surakarta?”
terlihat jelas gejala kegelisahan dan
Tujuan Penelitian untuk mengetahui
kemurungan saat dirinya mendapatkan
hubungan antara kekhusyukan shalat
musibah. Namun disaat ruh manusia
dengan kesejahteraan psikilogis pada
terhubung dengan penciptanya melalui
mahasiswa UMS Surakarta.
shalat, maka hati dan pikirannya akan
Manfaat Penelitian
tenang
Penelitian
serta
terhadap
didapatkan rumusan masalah yaitu:
merasakan
adanya
pertolongan, karena dirinya sedang
shalat
dengan
psikologis
ini
pada
diharapkan
dapat
memberikan manfaat yaitu:
dekat dengan Sang Pencipta. Allah
1. Dapat
berfirman didalam Al-Qur’an:
menumbuhkan
kesadaran
kepada mahasiswa untuk dapat
    
meningkatkan kesejahteraan pada
    
dirinya dengan cara memperbaiki
shalatnya.
       
2. Mahasiswa dapat lebih memahami
 
kedudukan dan manfaat shalat bagi
kesehatan
“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman, mengerjakan amal saleh,
mendirikan shalat dan menunaikan
zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati” (Al-Baqarah:
277).
psikologis
terutama
untuk kesejahteraan pada dirinya.
3. Bagi
peneliti
diharapkan
selanjutnya,
digunakan
sebagai
bahan perbandingan dan menambah
wacana
pemikiran
mengambangkan,
Maka dalam hal ini peneliti akan
untuk
memperdalam
mengkaji tentang hubungan antara
serta
kekhusyukan
dengan
mengenai hubungan antara shalat
pada
dengan kesejahteraan psikologis.
mahasiswa UMS Surakarta, sehingga
Agar penelitian ini berguna bagi
kesejahteraan
shalat
psikologis
4
memperkaya
teoritis
masyarakat, dunia pendidikan dan
0,559 dengan koefisien reliabilitas
psikologi Islam.
alpha (a) = 0,837.
Teknik
analisis
data
yang
METODE PENELITIAN
digunakan pada penelitian ini adalah
Variabel bebas yang digunakan
analisis
untuk
penelitian
kekhusyukan
variabel
ini
shalat,
adalah
kesejahteraan
adalah
psikologis
pada
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
ini adalah mahasiswa UMS yang
ditemui
moment
windows.
mahasiswa. Subjek dalam penelitian
kebetulan
product
dengan program bantu SPSS 15 for
sedangkan
tergantungnya
korelasi
di
Berdasarkan hasil perhitungan
masjid
menggunakan teknik analisis product
Fadhlurrahman UMS Surakarta yang
moment
berjumlah 100 subjek.
menggunakan program bantu SPSS 15
Metode pengumpulan data pada
penelitian
ini
pendekatan
kuantitatif
For
menggunakan
dari
Windows
Pearson
Program
dengan
maka
diperoleh nilai koefisien korelasi (r)
dengan
sebesar 0,240 dengan p = 0,016
menggunakan dua skala yaitu skala
(p<0,01) yang artinya ada hubungan
kekhusyukan
yang
shalat
dan
skala
kesejahteraan psikologis.
sangat
kekhusyukan
a. Skala kekhusyukan shalat dari
signifikan
shalat
kesejahteraan
antara
dengan
psikologis
pada
skala Rosdiana (2012). Skala ini
mahasiswa UMS Surakarta. Semakin
mempunyai validitas aitem yang
tinggi kekhusyukan shalat mahasiswa
bergerak dari 0,236 sampai 0,737
maka semakin tinggi kesejahteraan
dengan koefisien reliabilitas alpha
psikologis yang dimilikinya, begitu
(a) = 0,906
pula sebaliknya jika semikin rendah
b. Skala
kesejahteraan
psikologis
kekhusyukan shalat mahasiswa maka
dari skala Nurhayati (2010). Skala
semakin rendah pula kesejahteraan
ini mempunyai validitas aitem
psikologis yang dimilikinya.
yang bergerak dari 0,237 sampai
Hasil
bahwa
5
di
atas
menunjukkan
kekhusyukan
shalat
mempengaruhi
psikologis
kesejahteraan
pada
mahasiswa
karena
UMS
dia
Benih
Q.S
menumbuhkan
ayat
1-2,
untuk
membelah tanah lalu menanam benih.
Surakarta. Hal ini berkaitan dengan
Mu’ninun
mencangkul
yang
yang
ditanam
petani
buah
yang
menjelaskan bahwa faktor atau syarat
diharapkannya, sehingga “memperoleh
untuk mendapatkan keberuntungan,
apa yang diharapkan” dinamai falah.
kemenangan
Hal
psikologis
atau
kesejahteraan
adalah
dengan
(Shihab,
2002).
menunjukkan
َ‫َاشعُون‬
َ ‫الَّ ِذينَ هُ ْم فِي‬
ِ ‫ص ََلتِ ِه ْم خ‬
khusyu’
“(yaitu) orang-orang yang khusyu'
dalam
sembahyangnya”
(Almu’minun: 2).
telah
Ayat
bahwa
dalam
tersebut
orang
yang
shalatnya
akan
melahirkan kesejahteraan psikologis
yang
mana
berdampak
pada
kebahagiaan.
Ayat di atas menyatakan bahwa
Kesejahteraan
beruntunglah bagi orang-orang yang
yaitu
karena
selama ini dengan kerja kerasnya
“Sesungguhnya beruntunglah orangorang yang beriman” (Al-mu’minun:
1).
didambakannya,
melahirkan
mendapatkan apa yang diharapkan
َ‫قَ ْد أَ ْفلَ َح ْال ُم ْؤ ِمنُون‬
apa
tentu
kebahagiaan
kekhusyukan shalat. Allah berfirman:
mendapatkan
tersebut
psikologis
mempunyai karakteristik penerimaan
yang
diri yang baik yakni menerima segala
orang-orang
aspek
mukmin yang mantap imannya dan
dalam
dirinya,
memiliki
hubungan yang positif dengan orang
mereka membuktikan kebenarannya
lain, memiliki kemandirian dalam
dengan amal-amal saleh yaitu mereka
yang khusyu’ dalam shalatnya. Orang-
mengambil keputusan, mampu dalam
orang yang khusyu’ adalah orang yang
penguasaan
tujuan
tenang, rendah hati lahir bathin, serta
lingkungan,
hidup,
dan
memiliki
pengembangan
pribadi. Hal ini tidak secara langsung
yang perhatiannya terarah kepada
di dapatkan mahasiswa tanpa adanya
shalat yang sedang mereka kerjakan
suatu upaya. Salahsatu upaya yang
(Shihab, 2002).
dilakukan
Kata (‫ )أَ ْفلَ َح‬aflaha berasal dari
untuk
kesejahteraan
kata al-falh yang artinya membelah,
dengan
dari sini petani dinamai al-fallah
6
shalat
menunjang
psikologis
adalah
khusyu’.
Dimana
kekhusyukan shalat itu terdapat do’a,
Mengingat kekhusyukan shalat
dzikir, tuma’ninah dengan ketenangan
adalah
batin, serta permohonan yang mana
meningkatkan
dapat memberikan efek ketenangan
psikologis, karena pada pada dasarnya
dan ketentraman jiwa. Seperti yang
kekhusyukan
dikemukakan oleh Haryanto (2002)
sebagai meditasi yang disertai dengan
bahwa
shalat
gerakan tertentu dan pemikiran yang
ketenangan,
terarah dalam bentuk kata-kata dan
dzikir
memberikan
dalam
efek
salahsatu
faktor
untuk
kesejahteraan
shalat
termasuk
ketentraman, tidak cemas, stress atau
berbagai
depresi. Sehingga mahasiswa dapat
perubahan mental yang diinginkan
menerima segala aspek di dalam
pada orang yang melakukannya, yang
dirinya
segala
mana bisa dianggap sebagai bentuk
sesuatu dengan ketenangan bathin dan
pendidikan diri pribadi yang disebut
pikiran positif, agar keputusan yang
“otosugesti” yakni suatu upaya untuk
diambil sesuai dengan kemampuannya
membimbing
karena segala keputusan itu akan
proses pengulangan suatu rangkaian
berdampak pada kehidupannya.
ucapan secara rahasia kepada diri
dan
memutuskan
Kekhusyukan
shalat
akan
sendiri
citra
itu
yang menimbulkan
diri
yang
pribadi
melalui
menyatakan
suatu
berpengaruh pada tinggi rendahnya
keyakinan atau perbuatan (Thouless,
kesejahteraan psikologis yang dimiliki
1992).
mahasiswa, misalnya mahasiswa yang
mempunyai
melakukan
dengan
dirinya dengan salahsatu upaya yakni
dzikrullah dan tuma’ninah pasti akan
khusyu’ dalam shalatnya maka ia akan
merasakan ketentraman jiwa dan dekat
mempunyai sikap pasrah diri kepada
dengan Tuhannya, karena pelaksanaan
Tuhannya,
dzikrullah yang dilakukan dengan
pasrah
sikap rendah hati dan suara yang
memiliki sikap qona’ah yang berarti
lembut
dampak
merasakan kepuasan dengan apa yang
relaksasi dan ketenangan bagi mereka
diberikan Tuhan kepadanya, misalnya
yang melakukan (Ancok, 2002).
mahasiswa akan menerima segala
shalat
akan
disertai
membawa
Maka
mahasiswa
otosugesti
misalnya:
kepada
di
Orang
Tuhannya
yang
dalam
yang
akan
aspek dalam dirinya, baik aspek yang
7
Orang yang khusyu’ di dalam
buruk atau baik, karena ia yakin
bahwa apa yang telah diberikan Allah
shalatnya
pasti
mempunyai
suatu
kepadanya pasti akan ada kebaikan di
tujuan yang mana dalam mencapai
dalamnya. Allah berfirman di dalam
tujuan itu ia selalu melibatkan Allah,
Al-Qur’an:
ketika mahasiswa ingin meraih suatu
      
kesuksesan dibidang akademik dan
non akademik, mahasiswa harus selalu
      
berusaha keras dan memasrahkan
     
semua permasalahan kepada Allah,
“Jikalau mereka sungguh-sungguh
ridha dengan apa yang diberikan
Allah dan Rasul-Nya kepada mereka,
dan berkata: "Cukuplah Allah bagi
kami, Allah akan memberikan
sebagian dari karunia-Nya dan
demikian
(pula)
Rasul-Nya,
sesungguhnya kami adalah orangorang yang berharap kepada Allah,"
(tentulah yang demikian itu lebih baik
bagi mereka)” (At-Taubah: 59).
karena hanya dengan berusaha saja
Ayat di atas berkaitan dengan
      
tanpa
berdo’a
mahasiswa
itu
ada
kemungkin
akan
mengalami
kesusahan dan kegagalan, sebab jika
Allah berkehendak lain tidak ada
kemungkinan
bagi
Allah
untuk
memudahkan atau menyusahkannya
dalam segala urusan.. Allah berfirman:
sikap kebersyukuran yang mana sikap
     
itu ditujukan kepada Allah dengan
“Allah Pencipta langit dan bumi, dan
bila
Dia
berkehendak
(untuk
menciptakan)
sesuatu,
maka
(cukuplah) Dia hanya mengatakan
kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah
ia” (Al-Baqarah: 117).
selalu ingat kepada-Nya dan menerima
segala sesuatu yang diberikan Allah
kepadanya. Allah berfirman:
     
Berdo’a yang di maksudkan

disini bukan hanya asal berdo’a,
“Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku” (Al-Baqarah: 152).
namun
bermunajat
dengan
khusyu’
kepada
agar
pada
Allah
saat
memasrahkan semua urusan kepada
Allah, ia memasrahkannya dengan
8
keikhlasan hati, seperti yang telah
lain, karena di dalam kekhusyukan
diterangkan dalam Q.S Ar-Ra’d ayat
shalat terdapat iman
11.
sebagai pengendali sikap. Selain itu
Orang yang melakukan shalat
dengan
tenang
dan
rileks
shalat
akan
juga
dapat
kemandirian
yang mana
menumbuhkan
dalam
mengambil
menghasilkan energi tambahan dalam
keputusan, karena di dalam shalat
tubuhnya, sehingga tubuh akan terasa
terdapat efek kognitif yang mana
fress.
adanya pikiran yang fokus dan terarah
Itulah
sebabnya
mengapa
Rasulullah begitu yakin bahwa shalat
serta
merupakan jalan yang ampuh untuk
sehingga dalam mengambil segala
mengubahkan perilaku manusia, yang
keputusan
tidak baik menjadi baik (Sangkan,
pertimbangan dan mengikut sertakan
2006).
Allah di dalamnya. Tidak hanya itu,
Unsur penting untuk membantu
adanya
ketenangan
selalu
kekhusyukan
shalat
bathin,
memiliki
dapat
juga
pertumbuhan dan perkembangan jiwa
membantu dalam meredakan emosi
adalah iman yang direalisasikan dalam
dan menghambat terjadinya stressor,
bentuk dalam bentuk ajaran agama.
karena di dalam shalat terdapat aspek
Sehingga
sebagai
dzikullah dan tuma’ninah yang mana
prinsip pokok ajaran agama Islam,
memberikan efek ketenangan dan
menjadi pengendali sikap, tindakan,
ketentraman sehingga jika mahasiswa
ucapan, dan perbuatan. Tanpa iman,
melakukan shalat dengan khusyu’
manusia
terdorong
pasti akan merasakan tubuhnya terasa
melakukan hal-hal yang merugikan
rileks, nyaman dan tentram jiwanya,
diri sendiri dan orang lain (Sururin,
ini dapat membantu mahasiswa dalam
2004). Orang yang khusyu’ dalam
menguasai lingkungan agar sesuai
shalatnya pasti mempunyai iman dan
dengan
kebutuhannya,
keyakinan
yang
dzikrullah
dan
Tuhannya.
Sehingga
iman
dijadikan
akan
mudah
kuat
terhadap
tuma’ninah
karena
dapat
kekhusyukan
menyebabkan dirinya tetap tenang di
membantu
setiap keadaan. Hal ini berkaitan
mahasiswa untuk menumbuhkan rasa
dengan pandangan Koenig (2000)
hubungan yang hangat dengan orang
(dalam Hasan, 2008) yaitu shalat dapat
shalat
juga
dapat
9
membantu perilaku yang berkaitan
akan semakin tinggi kesejahteraan
dengan kesehatan melalui dukungan
psikologis yang dimilikinya, begitu
sosial, efek penyangga stressor, efek
pula sebaliknya.
kognitif, dan kekuatan penyembuhan.
Penelitian ini meskipun sudah
Sumbangan efektif kekhusyukan
shalat
terhadap
psikologis
pada
dilakukan dengan maksimal namun
kesejahteraan
mahasiswa
masih
memiliki
keterbatasan.
UMS
Keterbatasan tersebut adalah peneliti
sebesar 5,7% ditunjukkan oleh nilai
menggunakan try out terpakai yang
koefisien determinan R Square sebesar
artinya perhitungan daya beda dan uji
0,057. Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis dengan menggunakan data
masih terdapat 94,3% yang dapat
yang sama dalam penyebaran alat ukur
mempengaruhi
penelitian
kesejahteraan
dikarenakan
dalam
psikologis selain kekhusyukan shalat.
pengambilan data semua aspek yang
Menurut Palupi (dalam Nurhayati,
diukur sama dan karakteristik subjek
2010)
dapat
yang diambil tidak semua mahasiswa
kesejahteraan
UMS, melainkan hanya mahasiswa
faktor
lain
yang
mempengaruhi
psikologis
adalah
status
sosial
UMS
yang
ditemui
ekonomi, jaringan sosial, kompetensi
Fadhlurrahman
pribadi, kepribadian, jenis kelamin.
sebelum dan sesudah shalat.
Hasil
penelitian
ini
UMS
di
masjid
pada
saat
menunjukkan
KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa kekhusyukan shalat dengan
Kesimpulan
seluruh aspek yang menyusunnya
sumbangan
Berdasarkan hasil analisis data
untuk mempengaruhi kesejahteraan
yang telah dilakukan dapat diambil
psikologis pada mahasiswa UMS.
kesimpulan bahwa :
memang
memberikan
1.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
Ada
hubungan
kekhusyukan
kekhusyukan
shalat mempunyai hubungan positif
kesejahteraan
dengan kesejahteraan psikologis pada
mahasiswa
mahasiswa UMS. Semakin tinggi
Muhammadiyah
disimpulkan
bahwa
kekhusyukan shalat mahasiswa maka
10
antara
shalat
dengan
psikologis
pada
Universitas
Surakarta,
2.
dengan nilai r = 0,240 dengan p =
dalam menghadapi segala sesuatu
0,016 (p < 0,01).
dalam
Sumbangan
efektif
kekhusyukan
(SE)
shalat
berdampak
terhadap
mana
kesejahteraan
2. Bagi Universitas Muhammadiyah
5,7% dan masih terdapat 94,3%
variabel
pada
yang
psikologisnya.
kesejahteraan psikologis sebesar
diluar
kehidupan
Surakarta
kekhusyukan
Bagi
pihak
Universitas
shalat yang dapat mempengaruhi
diharapkan dapat saling bekerjasama
kesejahteraan psikologis.
dan meningkatkan birokrasi menjadi
Saran-saran
lebih
baik,
membantu
mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian dan
dalam pelaksanaan pembelajaran dan
kesimpulan yang diperoleh selama
pemahaman kekhusyukan shalat serta
pelaksanaan penelitian, maka penulis
memberikan bimbingan tentang shalat
memberikan sumbangan saran yang
yang benar dan khusyuk, sehingga
diharapkan dapat bermanfaat, yaitu :
mahasiswa dapat mempraktekkannya
1. Bagi subjek
pada saat shalat.
Dalam
hasil
penelitian
3. Bagi penelitian selanjutnya
menunjukkan adanya hubungan positif
Bagi peneliti selanjutnya yang
antara kekhusyukan shalat dengan
akan melakukan penelitian dengan
kesejahteraan
pada
topik Psikologi Islam atau sejenis
mahasiswa UMS yang artinya apabila
dengan tema kekhusyukan shalat dan
mahasiswa mempunyai kekhusyukan
kesejahteraan psikologis diharapkan
shalat
dapat
tinggi
psikologis
maka
kesejahteraan
mengungkap
kesejahteraan
psikologisnya tinggi. Diharapkan bagi
psikologis dengan lebih detail. Peneliti
mahasiswa UMS dapat mengambil
menyarankan
manfaat dari penelitian ini dengan cara
mixed method atau metode kualitatif
selalu
dan
meningkatkan
dzikir
dan
agar
eksperimen
agar
dapat
detail
tentang
psikologis
atau
tuma’ninah dalam shalatnya, agar
mengungkap
shalatnya menjadi khusyuk. Sehingga
kesejahteraan
mahasiswa dapat merasakan rileks,
kekhusyukan shalat.
ketentraman, dan kelegaan bathin
11
menggunakan
lebih
Daftar Pustaka
Ancok, Djamaludin. 2001. Integrasi
Psikologi dengan Islam.
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Haryanto, S. 2002. Psikologi Shalat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hasan, Aliah B.P. 2008. Pengantar
Psikologi Kesehatan Islami.
Jakarta: Rajawali Pers
Nurhayati, Hasma. 2010. “Pengaruh
Big Five Personality
terhadap Psychological Well
Being Remaja di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri
5 Madiun.” Skripsi (Naskah
Publikasi). Malang:
Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim
Malang.
Ryff, C. D & Keyes, C. 1995. “The
Stucture of Psychological
Well-Being Revisited.”
Journal of Personality and
Social Psychology, Vol. 69,
No. 4, hal. 719-727
Shihab, Quraish. 2002. Tafsir AlMishbah. Jakarta: Lentera
Hati.
Sangkan, Abu. 2006. Pelatihan Shalat
Khusyu’: Shalat sebagai
meditasi tertinggi dalam Islam.
Jakarta : Penerbit Baitul Ihsan.
Sururin. 2004. Ilmu Jiwa Agama.
Jakarta: Raja grafindo
Persada.
Thouless, Robert. 1992. Pengantar
Psikologi Agama. Jakarta:
CV Rajawali.
12
Download