HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PREMIER JATINEGARA JAKARTA TIMUR, 2015 SUPERVISION RELATIONS HEAD NURSE IN THE ROOM WITH THE BEHAVIOR OF DOCUMENTING NURSING CARE IN THE PATIENT UNIT AT PREMIER JATINEGARA HOSPITAL EAST JAKARTA, 2015 OLEH : Senorita Helendina1 Linda Sitanggang2 Rustika3 ARTIKEL ILMIAH PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIK SINT CAROLUS, JAKARTA BULAN MARET, TAHUN 2015 1Mahasiswa 2Dosen Pembimbing Akademik 3Dosen Pembimbing Metodologi ABSTRAK Supervisi adalah segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab kepada perawat yang ditujukan untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan, sehingga diharapkan setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat yang bersangkutan. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 76 perawat pelaksana yang bertugas diruang rawat inap dan instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan dengan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan (p value 0,015). Adanya hubungan yang bermakna antara supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan dengan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Premier Jatinegara dikarenakan kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan di masing-masing ruang rawat inap sudah berjalan dengan baik. Sebaiknya kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan dilakukan secara berkala untuk membentuk/menciptakan perilaku perawat pelaksana yang baik terutama dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Kata kunci : Supervisi, Perilaku Perawat, Pendokumentasian ABSTRACT Supervision is any help from the leader/responsible to nurse devoted to the development of nurses and other staff in achieving the goals of nurshing care, skilled, safe, fast and precise as a whole in accordance with capabilities and limitations of the nurse in question. The study design was a descriptive cross sectional correlative. Total respondents is 76 nurses served in hospitalizatin room and the instrument use was a quetionnaire. The results of this study indicate that there is a significant relationship between supervision carried out by the head nurse in the room with the behavior or nurshing care documentation (P value 0,015). Significant relationship between supervision carried out by the head nurse in the room with the behavior of nurshing care documentation in Premier Jatinegara Hospital, because the supervision activities carried out by the head of the room in each in patient unit has been running well. Better supervision activities carried out by the head of the room is done on a regular basis to establish/create good behavior especially nurses in performing nursing care documentation. Keywords : Supervision, Behavior of nurses, Documentation PENDAHULUAN Dizaman era globalisasi memberikan dampak terhadap berbagai bidang termasuk didalamnya bidang kesehatan. Dampaknya berupa tantangan bagi bidang kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan, menyebabkan rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan menjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien. Untuk memberikan pelayanan kepada pasien secara komprehensif diperlukan pelayanan keperawatan dengan asuhan keperawatan secara berkesinambungan, yaitu melalui beberapa tahapan proses yang konsisten sesuai dengan perkembangan profesi keperawatan. Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan sangat memerlukan pengarahan dan pengawasan melalui kegiatan supervisi. Supervisi merupakan kegiatan penting para manajer yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan, bahkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Mutu asuhan keperawatan dapat tergambar dari proses keperawatan (Gillies, 1994). Dokumentasi dalam keperawatan memegang peranan penting terhadap segala macam tuntutan masyarakat yang semakin kritis dan mempengaruhi kesadaran masyarakat akan hak-haknya dari suatu unit kesehatan. Pedokumentasian merupakan suatu kegiatan pencatatan, pelaporan atau merekam suatu kejadian serta aktivitas yang dilakukan dalam bentuk pemberian pelayanan yang dianggap penting dan berharga (Dalami, 2012). Pendokumentasian yang tidak dilakukan dengan lengkap dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan, karena tidak dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Dalam pendokumentasian keperawatan memiliki standar asuhan keperawatan yang digunakan untuk mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen organisasi. Menurut teori Lawrence Green perilaku ditentukan oleh oleh tiga faktor utama yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor penguat. Dalam pencatatan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan yang berperan adalah faktor predisposisi yaitu pengetahuan dan sikap, dengan tingginya pengetahuan petugas maka akan semakin lengkap pula tindakan perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Dari hasil observasi pada Juni 2014 terhadap 10 status pasien dari 30 status pasien sekitar 0,3% disalah satu ruangan perawatan rawat inap Rumah Sakit Premier Jatinegara yang terdiri dari lembar pengkajian awal pasien rawat inap, ringkasan masuk dan keluar pasien, grafik tanda-tanda vital, catatan keperawatan, evaluasi keperawatan dan catatan pemberian obat terdapat ketidak lengkapan. Dari uraian diatas, menunjukkan bahwa tindakan supervisi dengan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan sangat berpengaruh, karena dari hasil pengamatan penulis ada beberapa perawat yang terkadang masih sering lupa untuk melakukan pendokumentasian setelah melakukan tindakan ke pasien dan perlu diingatkan kembali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara supervisi kepala ruangan dengan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Premier jatinegara. METODE PENELITIAN Populasi dan sample Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat diruang rawat inap Rumah Sakit Premier Jatinegara sebanyak 219 orang. Tempat dan waktu pelaksanaan Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Premier Jatinegara, yang dilakukan pada bulan April 2014 sampai dengan Januari 2015. Prosedur pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada perawat di tiap-tiap bangsal perawatan, setelah mendapatkan ijin dari Rumah Sakit Premier Jatinegara dengan memberikan surat rekomendasi dari STIK Carolus Jakararta. Sebelum dilakukan pengisian kuesioner perawat menjelaskan terlebih dahulu bagaimana cara pengisian kuesioner. Sebelum kuesioner diisi perawat diminta untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden terlebih dahulu. Instrumen yang digunakan Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner/angket. Analisa data Analisa bivariat yang digunakan adalah uji chi square untuk menguji hubungan antara variabel independen dan dependen. Data diolah dengan menggunakan SPSS 21 for windows. Hubungan bermakna bila p < 0,05 atau r > 0,06. Hasil dan pembahasan Tabel 1 memperlihatkan responden berdasarkan supervisi yang dilakukan kepala ruangan, sebagian besar sebanyak 61,6% supervisi yang dilakukan kepala ruangan baik, selain itu sebanyak 38,4% mengatakan kalau supervisi yang dilakukan kepala ruangan buruk. Supervisi N % Baik 50 61,6 Buruk 26 38,4 Total 76 100 Tabel 2 memperlihatkan responden berdasarkan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, sebagian besar sebanyak 53,9% perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan bersikap buruk, selain itu sebanyak 46,1% perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan bersikap baik. Perilaku N % Baik 35 46,1 Buruk 41 53,9 Total 76 100 Tabel 3 memperlihatkan hubungan antara supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan dengan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Supervisi Perilaku Total Baik Nilai P Buruk N % n % n % Baik 18 36 32 64 50 65,4 Buruk 17 65,4 9 34,6 26 34,2 Total 35 23,7 41 22,4 76 100 0,015 Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa supervisi kepala ruangan baik mendapatkan perilaku perawat baik sebesar (36%) dibandingkan perilaku perawat buruk sebesar (64%), sedangkan supervisi kepala ruangan yang buruk mendapatkan perilaku perawat baik sebesar (65,4%) dibandingkan perilaku perawat buruk sebesar (34,6%). Hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh hasil nilai p sebesar 0,015 karena nilai p value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara superbisis yang dilakukan oleh kepala ruangan dengan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Premier Jatinegara. Pembahasan Supervisi meliputi segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab kepada perawat yang ditujukan untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan, selain itu supervisi juga sebagai pengamatan atau pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin, (Suyatno, 2009). Dengan demikian diharapkan setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat yang bersangkutan. Dalam melakukan supervisi seorang kepala ruangan juga harus memiliki unsur pokok yang terdiri dari pelaksanaan, sasaran, frekuensi, tujuan, dan tehnik dalam supervisi. Sedangkan perilaku menurut pendapat dari Skinner seorang ahli psikologi yang menyatakan jika perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar), yang dipengaruhi oleh faktor – faktor genetik atau keturunan, sifat kepribadian, bakat pembawaan, intelegensi atau kemampuan untuk berfikir abstrak, faktor lingkungan, pendidikan, agama, sosial ekonomi, kebudayaan, persepsi dan emosi. menurut Soekidjo perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri, secara operasional perilaku dapat dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut. Menurut Suarli, 2012 seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan sangat memerlukan pengarahan dan pengawasan melalui kegiatan supervisi. Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh “atasan” terhadap pekerjaan yang dilakukan “bawahan” untuk kemudian bila ditemukan masalah, segera diberikan bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya. Selain itu supervisi juga sebagai salah satu kegiatan dalam lingkup fungsi manajemen yaitu fungsi directing (pengarahan) dan merupakan kegiatan penting para manajer yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan bahkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Selain itu dalam keperawatan ada hubungan langsung antara supervisi yang diterima oleh perawat dengan kualitas layanan keperawatan yang dapat diberikan. Dengan kata lain layanan keperawatan yang tidak profesional yang diberikan oleh perawat dapat merupakan sebagai dampak dari supervisi yang diterimanya (Kron & Gray, 1987). Menurut peneliti kegiatan supervisi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku seseorang karena menurut Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan menyatakan kalau terbentuknya perilaku baru, khususnya orang dewasa diawali dengan cognitive domain, yaitu individu tahu terlebih dahulu terhadap stimulus berupa objek sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada individu. Lalu dilanjutkan dengan affective domain, yaitu timbul respon batin dalam bentuk sikap dari individu terhadap objek yang diketahuinya, dan kemudian berakhir dengan psikomotor domain, yaitu objek yang telah diketahui dan didasari sepenuhnya yang akhirnya menimbulkan respon berupa tindakan. Analisa univariat menunjukkan 61,6% mengatakan kalau supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan di Rumah Sakit Premier Jatinegara baik, artinya lebih dari sebagian besar perawat pelaksana diruang rawat inap Rumah Sakit Premier Jatinegara mendapatkan supervisi yang baik dari kepala ruangannya masing-masing. Sedangkan untuk perilaku perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan didapat hasil sebesar 53,9% perawat memiliki perilaku yang buruk dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan, artinya lebih dari sebagian besar perawat pelaksana diruang rawat inap Rumah Sakit Premier Jatinegara masih memiliki perilaku yang buruk dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan, meskipun sudah diberikan supervisi yang baik oleh kepala ruangan masing-masing. Hasil uji statistik lanjutan dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan dengan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Premier Jatinegara dimana nilai p sebesar 0,015 (p value < 0,05). Hal ini sejala dengan teori yang diungkapkan Skinner dalam Buku Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, 2010 yang menyatakan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar diri seseorang) dan respon yang merupakan faktor dari dalam orang yang bersangkutan. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Emanuel Agung Wirawan, Dwi Novitasari, dan Fiki Wijayanti (2013) tentang Hubungan antara Supervisi Kepala Ruang dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Ambarawa, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara supervisi kepala ruang dengan pendokumentasian asuhan keperawatan (p value 0,000). Demikian juga laporan penelitian yang dilakukan oleh Ira Kusumawati (2001) tentang Hubungan antara Pemahaman Tentang Proses keperawatan dan Fungsi Supervisi dengan kompetensi mendokumentasikan proses keperawatan di Rumah Sakit Karya Bakti Bogor menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna yang sedang dan berpola positif antara pemahaman terhadap pendokumentasian proses keperawatan dengan kompetensi mendokumentasikan proses keperawatan. Lebih lanjut ada hubungan bermakna yang sedang dan berpola positif antara persepsi terhadap pengarahan sebagai salah satu fungsi terhadap supervisi dengan kompetensi mendokumentasikan proses keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Etlidawati, Zulkarnain Edward, Etty Rekawati (2012) tentang Hubungan Strategi Supervisi Kepala Ruang dengan Motivasi Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di ruang rawat inap RSUD Pariaman, menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara strategi supervisi kepala ruang dengan motivasi perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, yaitu dilihat dari struktur, keterampilan, dukungan, dan keberlanjutan supervisi. Menurut peneliti hasil diatas menunjukkan bahwa supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan kepada perawat pelaksana diruang rawat inap mempunyai peranan penting dalam membentuk perilaku perawat terutama dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan. Untuk itu perlu dilakukannya supervisi yang berkelanjutan oleh kepala ruangan agar dapat membantu membentuk perilaku yang baik bagi semua perawat pelaksana dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Simpulan dan Saran Berdasarkan penelitian dan analisa data serta pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1.Supervisi Kepala Ruangan Supervisi yang dilakukan kepala ruangan menunjukan hasil bahwa sebanyak 50 responden dengan presentase 61,6% menunjukkan kalau kepala ruangan melakukan supervisi yang baik kepada perawat pelaksana. 2. Perilaku Perilaku perawat rawat inap RS Premier Jatinegara Jakarta Timur menunjukan hasil bahwa 35 responden dengan presentase 46,1% memiliki perilaku baik dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. 3.Hubungan antara supervisi kepala ruangan dengan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan dengan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Premier Jatinegara dengan nilai P = 0,015. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 76 perawat rawat inap RS Premier Jatinegara Jakarta Timur, peneliti menyampaikan beberapa saran kepada beberapa pihak yang terkait : 1. Bagi RS Premier Jatinegara Jakarta Timur Diharapkan kepada kepala ruangan untuk melakukan supervisi kepada para perawat pelaksana secara berkesinambungan, dan selalu melakukan evaluasi secara terus – menerus terutama dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan setiap hari kepada pasien. 2. Bagi semua perawat Setiap perawat perlu meningkatkan lagi perilaku pentingnya dalam mengetahui, memahami dan melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan kepada pasien karena pendokumentasian merupakan bagian yang penting dari aspek legal sebagai perawat dalam bekerja. 3. Bagi STIK Sint Carolus Diharapkan di lain waktu dilakukan penelitian sejenis di RS lain di Jakarta. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya tentang supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan terhadap perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. 4. Bagi Peneliti Lainnya Peneliti menyadari dalam rangkaian proses penelitian ini ada beberapa kekurangan yang telah dijelaskan dalam keterbatasan penelitian. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar hal yang menjadi kelemahan dalam penelitian ini dapat diperbaiki untuk penelitian selanjutnya. Selain itu peneliti juga menyarankan agar di penelitian selanjutnya usia perawat, jenis kelamin perawat, tingkat pendidikan perawat, dan masa kerja perawat dapat dijadikan sebagai variabel bebas. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bittel, L. R. (1987). The Complete Guide to Supervissory Training & Development. California : Additional Wesley. Bunga, A & Tarigan, E. (2011). Panduan Riset Keperawatan Program S1 Keperawatan. Jakarta : STIK Sint Carolus. Tidak dipublikasikan. Bustami. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya. Jakarta : EGC. Dalami, Ernawati. (2011). Dokumentasi Keperawatan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : CV. Trans Info Media. Dermawan, Deden. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja. Yogyakarta : Gosyen Publishing. Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Tengah. (1998). Kumpulan Makalah Loka karya Keperawatan dalam Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit. Semarang. Gilies. (1994). Nurshing Management : A System Approach. Philadelpia : W. B. Sounders Company. Hidayat, A. Azis Alimul. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. Huber, D. L. (2006). Leadership and Nurshing Care Management. Philadelpia. Saunder Elsevier. Illyas, Y. (1999). Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian. Jakarta : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI. Iyer, Patricia. (2001). Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC. Kozier, Barbara. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 7 Volume 1. Jakarta : EGC. Kozier. Erb. (2004). Fundamental of Nurshing, Concepts, Process, and Practice. Pearson Prentice, Hall. Kron. T & Gray. A. (1987). The Management of Patient Care. Philadelpia : Putting Leadership Skill to Work, Sixth Edition. Manurung, Santa. (2011). Keperawatan Profesional. Jakarta : CV. Trans Info Media. Maulana, Heri D. J. (2013). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC. Mulyati. (2005). Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berdasarkan Faktor Motivasi dan Supervisi Pimpinan di RSUD DR.Moewardi Surakarta. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Nancy, Patricia. W. (2000). Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Edisi 3. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Polit, D.F & Beck, C.T. (2005). Nurshing Research: Principle and methods. Seventen Edition. Philadelphia: Lippicotat William & Wilkins. Saam, Zulfan. (2013). Psikologi Keperawatan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Setiadi. (2012). Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Standar Asuhan Keperawatan. Diakses melalui www.inna- ppni.or.id/index.php/standar-asuhan-keperawatan. diunduh tanggal 08/08/2014 pukul 15.20 WIB. Suarli, S. (2012). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta : Erlangga. Sujarweni, V. Wiratna. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Gava Media. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Supardi, S & Rustika. (2013). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV Trans Info Media. Susilo, W. H. (2013). Prinsip-prinsip Biostatistika dan Aplikasi SPSS pada Ilmu Keperawatan. Jakarta : In media. Suyanto. (2009). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah sakit. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press. Triwibowo, Cecep. (2013). Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta : CV. Trans Info Media. Wahid, Abdul. (2012). Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info Media. Wiyana, M. (2008). Pengaruh Pelatihan Supervisi dan Komunikasi Pada Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit dr.Soedono Madiun. Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Tidak dipublikasikan.