SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 2 HALAMAN: 154 - 272 ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e) SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DAN PENGENTASAN KEMISKINAN OLEH: 1 ISHARTONO & SANTOSO TRI RAHARJO2 1 Mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial Pasca Sarjana—Universitas Padjadjaran 2 Staf Pengajar Pada Departemen Kesejahteraan Sosial—Universitas Padjadjaran ([email protected]; [email protected]) ABSTRAK Isu kemiskinan tetap menjadi isu penting bagi negara-negara berkembang, demikian pula dengan Indonesia. Penanganan persoalan kemiskinan harus dimengerti dan dipahami sebagai persoalan dunia, sehingga harus ditangani dalam konteks global pula. Sehingga setiap program penanganan kemiskinan harus dipahami secara menyeluruh dan saling interdependen dengan beberapa program kegiatan lainnya. Dalam SDGs dinyatakan no poverty (tanpa kemiskinan) sebagai poin pertama prioritas. Hal ini berarti dunia bersepakat untuk meniadakan kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia. Pengentasan kemiskinan akan sangat terkait dengan tujuan global lainnya, yaitu lainnya, dunia tanpa kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, pendidikan berkualitas, kesetaraan jender, air bersih dan sanitasi, energy bersih dan terjangkau; dan seterusnya hingga pentingnya kemitraan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. masalah besar dunia yang harus ditanggulangi PENDAHULUAN Sampai dengan akhir abad 20 bersama. kemiskinan masih menjadi beban dunia. Dengan berakhirnya era MDGs yang Nampaknya isu kemiskinan akan terus menjadi berhasil mengurangi penduduk miskin dunia persoalan yang tidak akan pernah hilang di hampir setengahnya. Selanjutnya saat ini dunia dengan memasuki era SDGs (sustainable development menyepakati suatu pertemuan pada September goals), yang dimulai dengan pertemuan yang 2000 yang diikuti oleh 189 negara dengan dilaksanakan pada tanggal 25-27 September ini. Dunia meresponnya 2015 di markas besar PBB (Perserikatan mengeluarkan deklarasi yang dikenal dengan Bangsa-Bangsa), New York, Amerika Serikat. The Millenium Development Goals (MDG’s). Acara tersebut merupakan kegiatan seremoni Salah satu targetnya adalah mengurangi pengesahan dokumen SDGs (Sustainable jumlah penduduk miskin hingga 50% pada Development Goals) yang dihadiri perwakilan tahun 2015. Deklarasi ini memberikan indikasi dari 193 negara. Seremoni ini merupakan bahwa masalah kemiskinan masih menjadi lanjutan dari kesepakatan dokumen SDGs 159 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 2 ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e) HALAMAN: 154 - 272 yang terjadi pada tanggal 2 Agustus 2015 yang Kemiskinan telah membentuk Tim Nasional juga berlokasi di New York. Saat itu sebanyak Percepatan 193 negara anggota PBB mengadopsi secara (TNP2K). Tim ini diketuai langsung oleh aklamasi dokumen berjudul ”Transforming Wakil Our World: The 2030 Agenda for Sustainable menunjukkan Development” atau ”Mengalihrupakan Dunia menjadi Kita: Agenda Tahun 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan”. dicetuskan Dokumen untuk memantapkan SDGs meneruskan capaian-capaian Penanggulangan Presiden. bahwa masalah pemerintah pun Upaya pusat Kemiskinan nasional kemiskinan yang telah ini masih serius. Bahkan merealisasikan penyaluran dana desa tahap pertama kepada dan pemerintah desa, sekitar 47 triliyun. Dana desa MDGs sebelumnya agar langgeng dan berlanjut tersebut telah disalurkan oleh Kementerian seterusnya. Keuangan (Kemenkeu). Setelah disalurkan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) Kemiskinan bertugas mengawal prioritas Bagi Indonesia sendiri, kemiskinan penggunaan dana desaagar sesuai dengan masih merupakan persoalan yang menjadi Peraturan Menteri yang telah ditetapkan. beban berat, terutama dikaitkan dengan isui Berdasarkan kesenjangan yang semakin melebar antara si Pembangunan kaya dan si miskin. Sebagai bagian dari Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang anggota PBB Indonesia tentunya berkomitmen Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa, untuk mengatasi persoalan seiring dengan dana desa di tahun 2016 ini digunakan untuk deklarasi SDGs. Itu artinya Indonesia juga membiayai pelaksanaan program dan kegiatan dituntut untuk mewujudkan target-target yang berskala lokal desa bidang Pembangunan Desa ditetapkan dalam deklarasi PBB tersebut. dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. 1 Upaya pemerintah untuk mengatasi Pemerintah melalui Desa Peraturan Percepatan Tertinggal, dan berikut memberikan gambaran beratnya dunia Tertinggal. memikul beban masalah. Presiden “Pada akhir abad 20 kurang lebih sebanyak 2,8 milyar penduduk penduduk yang hidup dengan Republik Indonesia nomor 15 tahun 2010 tentang Daerah Desa, ini membebani dunia? Angka-angka statistik dilakukan sejak tahun 1995, yaitu dengan Inpres Menteri Seberapa berat masalah kemiskinan kemiskinan secara integratif sebetulnya sudah dikeluarkannya Peraturan Penanggulangan 1 http://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaranpers/sektor-infrastruktur-prioritas-penggunaan-danadesa-2016/ 160 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 2 penghasilan di bawah $2 per hari atau 1,2 milyar pend$1,25 per hari. World Bank sendiri memperkirakan pada tahun 2005 penduduk miskin ini sebesar 1,3 milyar yang 95% tersebar di 119 negara sedang berkembang. Melalui program dalam rangka mencapai target MDG’s jumlah penduduk miskin ini berkurang menjadi 900 juta pada tahun 2010 . Jika target MDG’s tercapai maka jumlah penduduk dunia akan menjadi 600 juta pada tahun 2015” (terjemahan) http://www.onedayswages.org/about /what-extreme-global-poverty ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e) HALAMAN: 154 - 272 Bagi Indonesia sendiri kemiskinan juga masih menjadi masalah serius. Meskipun secara statistik jumlah penduduk miskin di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun, kecuali pada tahun 2006. namun secara absolute jumlah penduduk miskin di Indonesia masih sangat besar. Pada tahun 2000 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 38,74 juta jiwa. Jumlah ini terus menurun hingga pada tahun 2006 penduduk miskin di Indonesia naik menjadi 39,3 juta. Angka di atas jelas menunjukkan betapa masih sangat besarnya penduduk dunia ini yang masih hidup dalam kemiskinan. Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Tahun 1970-2013 (Juta) 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber : BPS, 2015 (diolah) hingga tahun 2013 secara absolut jumlah Pada tahun 2000 jumlah penduduk penduduk miskin di Indonesia masih sangat miskin di Indonesia sebesar 38,74 juta jiwa. Meskipun jumlah penduduk besar (28,55 juta jiwa) (Gambar 1.). Pada miskin gambar ini terlihat bahwa pada tahun 2006 menunjukkan kecenderungan menurun, namun jumlah penduduk miskin sempat naik hingga 161 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 2 ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e) HALAMAN: 154 - 272 mencapai 39,3 juta jiwa, kemudian kembali mewariskan menunjukkan menurun. penyandang masalah sosial, bahkan menjadi Kecenderungan kembali menurun pada tahun- sumber masalah sosial. Itulah sebabnya tahun berikutnya. kemiskinan pada akhirnya akan menjadi beban kecenderungan penduduk miskin di yang menjadi negara dan masyarakat hingga saat ini. Itu Dari grafik di atas terlihat bahwa jumlah generasi pulalah sebabnya kajian terhadap masalah Indonesia cenderung menurun. Penurunan ini jelas tidak kemiskinan lepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan dilakukan. Kajian-kajian tentang kemiskinan pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan. masih sangat signifikan untuk dilakukan. Meskipun demikian, pada tahun 2005-2006 Kajian dalam tesis inipun terkait dengan jumlah penduduk miskin sempat mengalami kemiskinan. kenaikan. Kenaikan jumlah penduduk miskin masih sangat Kemiskinan aktual adalah untuk persoalan pada tahun itu diduga erat kaitannya dengan kemanusiaan. Dari dimensi ini adanya penurunan subsidi BBM, yang berimbas pada kemiskinan membawa konsekuensi adanya kenaikan harga berbagai komoditas. Di sisi tanggung jawab moral bagi setiap orang untuk lain daya beli masyarakat justru mengalami memperhatikan kehidupan orang yang hidup penurunan. Situasi ini berimbas pada jumlah dalam kemiskinan. Kemiskinan adalah juga penduduk miskin. merupakan pelanggaran terhadap Hak-Hak Angka statistik memang dapat Asasi Manusia. “…human rights become a menggambarkan berat ringannya masalah constitutive element of development and kemiskinan ini. namun di balik angka statistik human rights violations become both a cause ini dasarnya and symptom of poverty” (Tammie O’Nei, mengindikasikan adanya permasalahan yang 2006,p-7). Hak-hak asasi manusia yang lebih mendasar. Kemiskinan mengindikasikan melekat pada diri orang manusia tidak dapat adanya untuk dikurangi, apalagi dicabut.2 Dari perspektif memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar yang ini masalah kemiskinan tidak cukup hanya pada akhirnya membawa dampak ke berbagai dilihat dari angka-angka statistik saja. Besar permasalahan. Kemiskinan akan mewariskan kecilnya masalah kemiskinan tidak dapat generasi yang kekurangan gizi, rentan terhadap hanya dilihat dari persoalan angka statistik. penyakit, serta tidak mampu menikmati Sekecil apapun angka statistk, di dalamnya pendidikan. Pada akhirnya kemiskinan akan terdapat persoalan manusia yang terancam kemiskinan pada ketidakmampuan orang http://ifsw.org/policies/poverty-eradication-and-therole-for-social-workers 2 162 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL hidupnya. Ada VOLUME: 6 manusia yang NOMOR: 2 hak-hak HALAMAN: 154 - 272 ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e) Dari MDGs ke Sustainable Development asasinya dilanggar. Jika kemiskinan itu terjadi Goals (SDGs) dalam keluarga, disitu ada anak-anak yang Konsep SDGs itu sendiri lahir pada kegiatan mungkin akan menghadapi masalah sampai Koferensi tahap kelaparan, kekurangan gizi, hingga Rio de Jainero tahun 2012. Tujuan yang ingin Disitu ada anak-anak yang tidak mampu merupakan pendidikan, haknya. dihasilkan dalam pertemuan tersebut adalah yang sebetulnya Disitu pula Pembangunan Berkelanjutan yang dilaksanakan oleh PBB di kesehatannya bahkan jiwanya terancam. menikmati mengenai memperoleh tujuan bersama yang universal ada yang mampu memelihara keseimbangan tiga pelanggaran hak-hak asasi manusia jika dimensi orang-orang di sekitarnya, masyarakatnya, lingkungan, sosial dan ekonomi. pembangunan berkelanjutan: apalagi jika negara membiarkan itu semua Dalam menjaga keseimbangan tiga terjadi. Dari perspektif hak asasi manusia, dimensi pembangunan tersebut, maka SDGs adanya kemiskinan adalah tanggung jawab memiliki 5 pondasi utama yaitu manusia, lingkungan, baik dari dalam hal penyebab planet, maupun solusinya. itulah kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan berbagai kajian upaya mulia di tahun 2030 berupa mengakhiri Oleh karena maupun kesejahteraan, mencapai perdamaian, kesetaraan dan penanggulangan kemiskinan tidak hanya kemiskinan, dan masih aktual, tetapi juga masih sangat mengatasi perubahan iklim. Kemiskinan masih dibutuhkan. menjadi isu penting dan utama, selain dua capaian lainnya. Untuk mencapai tiga tujuan mulia tersebut, disusunlah 17 Tujuan Global berikut ini. Gambar : Simbol 17 Tujuan Global SDGs 163 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 2 ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e) HALAMAN: 154 - 272 Ke-17 (tujuh belas) Tujuan Global (Global berkelanjutan dan modern untuk semua Goals) dari SDGs tesebut yaitu: orang. 1) Tanpa Kemiskinan. Tidak ada 8) Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan kemiskinan dalam bentuk apapun di yang seluruh penjuru dunia. perkembangan 2) Tanpa Kelaparan. Tidak ada lagi kelaparan, pangan, mencapai perbaikan ekonomi yang kerja yang penuh dan produktif, serta serta pekerjaan yang layak untuk semua mendorong budidaya pertanian yang orang. berkelanjutan. 3) Kesehatan Mendukung berkelanjutan dan inklusif, lapangan ketahanan nutrisi, Layak. 9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur. yang Baik dan Membangun infrastruktur yang Kesejahteraan. Menjamin kehidupan berkualitas, mendorong peningkatan yang industri sehat serta mendorong kesejahteraan hidup untuk seluruh berkualitas pendidikan dan dan 10) Mengurangi Kesenjangan. Mengurangi Berkualitas. pemerataan inklusif berkelanjutan serta mendorong inovasi. masyarakat di segala umur. 4) Pendidikan yang Menjamin ketidaksetaraan baik di dalam sebuah yang negara maupun di antara negara-negara meningkatkan di dunia. kesempatan belajar untuk semua orang, 11) Keberlanjutan Kota dan Komunitas. menjamin pendidikan yang inklusif Membangun dan pemukiman yang inklusif, berkualitas, berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi 12) Konsumsi dan Produksi Bertanggung Gender. Mencapai Jawab. Menjamin keberlangsungan kesetaraan gender dan memberdayakan konsumsi dan pola produksi. kaum ibu dan perempuan. 13) Aksi Terhadap Iklim. Bertindak cepat 6) Air Bersih dan Sanitasi. Menjamin untuk memerangi perubahan iklim dan ketersediaan air bersih dan sanitasi dampaknya. yang berkelanjutan untuk semua orang. 7) Energi serta aman, berketahanan dan bekelanjutan. semua orang. 5) Kesetaraan kota-kota Bersih dan 14) Kehidupan Bawah Laut. Melestarikan Terjangkau. dan menjaga keberlangsungan laut dan Menjamin akses terhadap sumber kehidupan sumber daya laut untuk energi yang terjangkau, terpercaya, perkembangan berkelanjutan. 164 pembangunan yang SHARE: SOCIAL WORK JURNAL 15) Kehidupan VOLUME: 6 di Darat. NOMOR: 2 ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e) HALAMAN: 154 - 272 Melindungi, damai, aman, serta menghormati hak asasi mengembalikan, dan meningkatkan manusia bukan di dunia di mana investasi keberlangsungan pemakaian ekosistem dalam persenjataan dan perang lebih besar darat, sehingga mengelola berkelanjutan, tandus serta hutan secara mengurangi tukar guling memerangi dan tanah, untuk memulihkan untuk pembangunan lebih baik dari MDGs, yakni:3 1) SDGs lebih global mengkolaborasikan Meningkatkan pembangunan dalam Terdapat 7 (tujuh) alasan mengapa SDGs akan 16) Institusi Peradilan yang Kuat dan termasuk berinvestasi berkelanjutan. kerugian keanekaragaman hayati. perdamaian besar sumber daya yang telah menjadi komitmen degradasi tanah, serta menghentikan Kedamaian. sebagian tanah penggurunan, menghentikan menghancurkan programnya. masyarakat dibuat berkelanjutan, oleh Organization dalam program- MDGs anggota for sebelumnya negara The Economic menyediakan akses untuk keadilan Cooperation and Developmen (OECD) bagi semua orang termasuk lembaga dan beberapa lembaga internasional. dan bertanggung jawab untuk seluruh Sementara SDGs dibuat secara detail kalangan, serta membangun institusi dengan negosiasi internasional yang yang efektif, akuntabel, dan inklusif di juga terdiri dari negara berpendapatan seluruh tingkatan. menengah dan rendah. 17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Memperkuat implementasi menghidupkan kembali global pembangunan untuk 2) Sekarang, sektor swasta juga akan dan memiliki peran yang sama, bahkan kemitraan lebih besar. yang 3) MDGs tidak memiliki standar dasar berkelanjutan. hak asasi manusia (HAM). MDGs dianggap gagal untuk memberikan Menyikapi 17 Tujuan Global tersebut, prioritas keadilan yang merata dalam Presiden Majelis Umum PBB menegaskan bentuk-bentuk bahwa ambisi dari negara-negara anggota PBB diskriminasi dan pelanggaran HAM, yang akhirnya tersebut hanya akan tercapai jika dunia telah berujung kepada masih banyaknya 3 Markus Sembiring,S.Pi.,M.I.L Penyuluh Perikanan Muda, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat http://www.pusluh.kkp.go.id/ 165 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 2 SDGs dinilai ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e) dikatakan lahir dari masalah kemiskinan. orang yang terjebak dalam kemiskinan. Sementara HALAMAN: 154 - 272 sudah Profesi ini bahkan menempatkan masalah didukung dengan dasar-dasar dan kemiskinan sebagai bidang utama yang prinsip-prinsip HAM yang lebih baik. ditangani 4) SDGs adalah program inklusif. Tujuh target SDG sangat eksplisit tertuju Pekerjaan Sosial. Jika sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip Hak-Hak kepada orang dengan kecacatan, dan Azasi Manusia, Pekerjaan Sosial harus berada tambahan enam target untuk situasi di garis depan dalam upaya mengatasi darurat, ada juga tujuh target bersifat universal dan dua target ditujukan kemiskinan. MDGs yang kemudian bergeser untuk antidiskriminasi. ke SDGs merupakan tujuan bersama yang 5) Indikator-indikator yang digunakan memberikan kesempatan memerlukan pengalawan bersama baik vertical untuk keterlibatan masyarakat sipil. maupun horizontal. 6) PBB dinilai bisa menginspirasi negaranegara di dunia dengan SDGs. 7) Conference of the Parties 21 (COP21) di Paris melahirkan perjanjian global DAFTAR PUSTAKA perubahan iklim sebagai kerangka Akhmadi, 2006, Studi Keluar dari Kemiskinan Kasus di Komunitas RW 4, Dusun Kiuteta, Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta. transisi menuju ekonomi dan karbon dan masyarakat rendah memiliki ketahanan terhadap perubahan iklim adalah salah satu Causes & Effects of Poverty On Society, Children & Violence poverties.org Research for social & economic development - See more at: kesempatan untuk maju. http://www.poverties.org/effects-ofpoverty.html#sthash.lFOQKxdi.dpuf Penutup Pekerjaan Sosial mempunyai relevansi Published March 2011 - Updated May 2013:8) yang sangat kuat dengan masalah kemiskinan. Francis, Tazoacha, 2001, The Causes and Impact of Poverty on Sustainable Development in Africa, A Paper Presented at The Conference “Poverty and Sustainable Development “ Held In Bordeaux, France from November 22-23, 2001 Sudah berabad-abad profesi ini bergelut dan terlibat dalam penanganan kemiskinan. Secara historis profesi Pekerjaan Sosial boleh 166 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 2 Graeme Stuart, 2012, What is Strengths Perspective, Sustaining Cummunity HALAMAN: 154 - 272 Maia Maia Green, Representing poverty and attacking representations: some anthropological perspectives on poverty in development ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e) Green, Representing poverty and attacking representations: some anthropological perspectives on poverty in development, Natalie Scerra, 2011, Strength-Based Practice, The Evidence, a Discussion Paper, Research-Paper July 2011, Uniting Care Children, Young People, and Families, New South Wales) Maryann Roebuck,2007, The Strength-Based Approach : Philosophy and Principles for Practice, Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights Principles and Guidelines for Human Rights Approach to Poverty Reduction Strategies [online] Available at , http://www.ohchr.org/Documents/Pu blications/ PovertyStrategiesen. pdf > [Accessed 10 January 2012] (Poverty – Social Work Policy Institute http://www.socialworkpolicy.org research/poverty.html 2feb2013) Raharjo, ST. 2016. Asesmen dan Wawancara dalam Praktik Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial. Unpad Press: Bandung Schiller, Bradle R. 1998, The Economics of Poverty sn Discrimination, 7th edition,Prentice Hall. New Jersey. The World Bank , 2001, World Development Report 2000/2001, Attacking, © 2001 The International Bank for Reconstruction and Development / The World Bank, 1818 H Street, N.W., Washington, D.C. 20433, U.S.A. Tammie O’Nei, 2006, Human Rights and Poverty Reduction: Realities, Controversies and Strategies, An ODI Meeting Series (editorial), Overseas Development Institute 2006. BPS, 2010, Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010, Berita Resmi Statistik, BPS, No.45/07/Th. XIII, 1 Juli 2010, Jakarta. Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights Principles and Guidelines for Human Rights Approach to Poverty Reduction Strategies , 1991, What Poverty is, http://www.thl.fi/thlclient/pdfs/b8f78a80-ac1d-49ff-a50af6e14fd80dde diunduh 15 januari2015 -----, 2009, Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2009, Berita Resmi Statistik BPS, No. 43/07/Th. XII, 1 Juli 2009 , Jakarta. United Nations, 1995, World Summit for Social Development, Copenhagen, Denmark, www.un.org/documents/ga/conf166 /aconf166-9.htm, diunduh 25agustus2015 https://sites.google.com/site/solutionfocuseda pproach/5-study-materials/2strengths--based-approachdefinition-history-philisophyprinciples-and-practice --------------------, 2013, The Millennium Development Goals Report. New York, Laura Ellis and Elaine Weekse, 2011, Why Use a Strengths-Dede Approach Instead of a Deficit-Based Approach?, www.mtroyal.ca/cs/groups/public/.../ pdf _why_strengths_not_deficit.pdf 167