Articles from Situs Pendidikan Islam No#1

advertisement
Articles from Situs Pendidikan Islam
No#1
Pembahasan KHULAFAUR RASYIDIN Lengkap
(Pengertian,Sejarah,Biografi,Masa Kekhalifahan, dll )
2013- 03- 11 04:03:00 pendidikan islam
A. Pengertian Khulafaur Rasyidin
Pengertian Khulaf aur Rasyidin Menurut Bahasa
Khulaf aur-Rasyidin berasal dari kat a khulaf a’ dan ar-rasyidin. Kat a
khulafa, merupakan jamak dari kat a khalifah art inya penggant i sedangkan
kat a ar-rasyidin art inya mendapat pet unjuk. Jadi khulaf aurrasyidin
menurut bahasa adalah orang yang dit unjuk sebagai penggant i,
pemimpin at au penguasa yang selalu mendapat pet unjuk dari Allah
SWT .
Pengertian Khulaf aur Rasyidin Menurut Istilah
Khulaf aurrasyidin menurut ist ilah adalah pemimpin umat dan kepala
negara yang t elah mendapat pet unjuk dari Allah SWT . unt uk meneruskan
perjuangan Nabi Muhammad saw.
Abu Bakar, Umar , Usman, Ali
Khulaf aur Rasyidin (bahasa Arab: ‫ )اﻟﺨﻠﻔﺎء اﻟﺮاﺷﺪون‬at au Khalif ah Ar-Rasyidin adalah
empat orang khalif ah (pemimpin) pert ama agama Islam, yang dipercaya oleh
umat Islam sebagai penerus kepemimpinan Nabi Muhammad set elah ia waf at .
Empat orang t ersebut adalah para sahabat dekat Muhammad yang t ercat at
paling dekat dan paling dikenal dalam membela ajaran yang dibawanya di saat
masa kerasulan Muhammad. Keempat khalif ah t ersebut dipilih bukan
berdasarkan ket urunannya, melainkan berdasarkan konsensus bersama umat
Islam.
Sist em pemilihan t erhadap masing-masing khalif ah t ersebut berbeda-beda,
hal t ersebut t erjadi karena para sahabat menganggap t idak ada rujukan yang
jelas yang dit inggalkan oleh Nabi Muhammad t ent ang bagaimana suksesi
kepemimpinan Islam akan berlangsung. Namun penganut paham Syi’ah
meyakini bahwa Muhammad dengan jelas menunjuk Ali bin Abi T halib, khalif ah
ke-4 bahwa Muhammad menginginkan ket urunannyalah yang akan meneruskan
kepemimpinannya at as umat Islam, mereka merujuk kepada salah sat u Hadit s
Ghadir Khum[rujukan?].
Secara resmi ist ilah Khulaf aur Rasyidin merujuk pada empat orang khalif ah
pert ama Islam, namun sebagian ulama menganggap bahwa Khulaf aur
Rasyidin at au khalif ah yang memperoleh pet unjuk t idak t erbat as pada
keempat orang t ersebut di at as, t et api dapat mencakup pula para khalif ah
set elahnya yang kehidupannya benar-benar sesuai dengan pet unjuk al-Quran
dan Sunnah Nabi. Salah seorang yang oleh kesepakat an banyak ulama dapat
diberi gelar khulaf aur rasyidin adalah Umar bin Abdul-Aziz, khalif ah Bani
Umayyah ke-8
B. Tugas Khulafaur Rasyidin
T ugas Rasulullah meliput i dua hal, yait u t ugas kenabian dan t ugas
kenegaraan, sedangkan T ugas Khulaf aur Rasyidin hanya menggant ikan t ugas
sebagai kepala negara, pemerint ahan dan pemimpin umat .
Berikut adalah 4 Sahabat Nabi yang menjadi Khulaf aur Rasyidin:
1. Abu Bakar ash-Shiddiq (573 – 634 M, menjadi khalif ah 632 –
634 M)
2. Umar bin Khat t ab (586-590 – 644 M, menjadi khalif ah 634 –
644 M)
3. Ut sman bin Af f an (644 – 655 M)
4. Ali bin Abi T halib (655 – 661 M)
C. Empat (4) Khulafaur Rasyidin
1. ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
Abu Bakar ash-Shidiq Rodiallahu’anhu (RA) adalah khalif ah pert ama
sesudah waf at nya Rasulullah SAW, Awalnya Abu bakar merupakan salah
seorang pet inggi Mekkah dari Suku Quraisy. lahir dengan nama Abdus
Syams, “Abu bakar” adalah gelar yang diberikan masyarakat muslim
kepadanya. Nama aslinya adalah !Abdullah bin Abi Kuhafah“. Nama
lengkap beliau adalah Abdullah bin Ut sman bin Amir bin Amru bin Ka`ab
bin Sa`ad bin T aim bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ai bin Ghalib bin Fihr alQurasy at -T aimi – radhiyallahu` anhu. Bert emu nasabnya dengan Nabi
pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Nama Abu Bakar diberikan
oleh Nabi Muhammad set elah ia masuk Islam dan merupakan salah sat u
dari As-Sabiqunal awwalun yait u golongan orang-orang yang
pert amakali masuk Islam. Ia diberi gelari Ash-shidiq, yang berart i yang
t erpercaya, karena ia adalah orang pert amakali mempercayai
(membenarkan) adanya perist iwa Isra’Mi’raj. Abu Bakar juga diberi julukan
Al-‘At iq yang art inya yang t erbebas. Julukan t ersebut diberikan karena
keindahan wajahnya dan karena Nabi SAW pernah bersabda “Engkau
adalah hamba yang dibebaskan Allah dari api neraka”
Abu Bakar adalah salah sat u dari empat khalif ah pert ama sesudah Nabi
SAW, at au disebut dengan kekhalif ahan khulaf aur-rasyidin. Ia adalah
sahabat nabi yang paling set ia dan t erdepan dalam membela Nabi
Muhammad dan para pemeluk Islam. Ia juga orang yang dit unjuk Nabi
SAW unt uk menemani hijrah ke Yat srib (Madinah). Ket ika Nabi SAW sakit
keras, Abu Bakar adalah orang yang dit unjuk unt uk menggant ikan beliau
sebagai imam dalam shalat . Karena hal ini kemudian dianggap sebagai
pet unjuk agar Abu Bakar nant inya yang akan menggant ikan
kepemimpinan Islam sesudah Nabi SAW waf at . Abu Bakar mempunyai
t iga anak, yait u Abdullah bin Asma, Abdul Rahman dan Aisyah. Aisyah
kemudian diperist ri Nabi Muhammad SAW.
MASA KEKHALIFAHAN ABU BAKAR ASH-SHIDIQ RA
Abu Bakar RA menjadi khalif ah selama dua t ahun (632 – 634 M). Banyak
kemajuan bagi umat Islam selama masa pemerint ahannya yang singkat
it u, yait u memperluas daerah kekuasaan Islam ke Persia, sebagian
Jazirah Arab hingga daerah kekuasaan Bizant ium. Banyak t ant angan
yang dihadapi diawal pemerint ahannya. Didalam negeri suku-suku
bangsa Arab t idak mau t unduk lagi kepada Pemerint ahan Madinah
sepeninggal Nabi SAW, karena mereka beranggapan bahwa perjanjian
yang dibuat dengan Nabi Muhammad SAW, dengan sendirinya bat al
set elah Nabi SAW waf at . Karena sikap keras kepala dan penent angan
mereka dianggap bisa membahayakan agama dan pemerint ahan Islam,
Abu Bakar RA memerangi mereka sehingga t erjadi perang Riddah
(perang melawan kemurt adan) dimana Khalid ibn Al-Walid dit unjuk
sebagai panglimanya.
Set elah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar
mengirim kekuat an ke luar Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Iraq dan
dapat menguasai wilayah al-Hirah di t ahun 634 M. Ke Syria dikirim
ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima yait u Abu Ubaidah ibnul
Jarrah, Amr ibnul ‘Ash, Yazid ibn Abi Suf yan dan Syurahbil. Sebelumnya
pasukan dipimpin oleh Usamah ibn Zaid yang masih berusia 18 t ahun.
Unt uk memperkuat t ent ara ini, Khalid ibn Walid diperint ahkan
meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia sampai
ke Syria.
KISAH KET ELADANAN ABU BAKAR AS-SHIDIQ RA
Diriwayat kan dari Urwah bin az-Zubair dia berkat a, “Aku pernah bert anya
kepada Abdullah bin Amru Radiallahu anhu t ent ang perbuat an kaum
musyrikin yang paling menyakit kan Rasulullah, maka dia berkat a, “Aku
pernah melihat Ut bah bin Abi Mu’it h mendat angi Nabi Shallahu ‘Alaihi wa
Salamyang sedang shalat , maka t iba-t iba Uqbah melilit leher Nabi
dengan sorban miliknya dan mencekiknya sekeras-kerasnya, kemudian
dat anglah Abu Bakar membelanya dan melepas-kan ikat an t ersebut
sambil berkat a, “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena
ia menyat akan, ‘Rabbku ialah Allah’ padahal dia t elah dat ang kepadamu
dengan membawa ket erangan-ket erangan dari Rabbmu.” (Al-Mukmin:
28).
Abu Sa’id Al-Khudri berkat a “Suat u ket ika Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa
Salam berkhut bah di hadapan manusia dan bersabda, Sesungguhnya
Allah t elah menyuruh seorang hamba unt uk memilih ant ara dunia at au
memilih ganjaran pahala dan apa-apa yang ada di sisiNya, namun
t ernyat a hamba t ersebut memilih apa-apa yang ada di sisi Allah.” Abu
Sa’id Al-Khudri berkat a “Maka Abu Bakar menangis, kami heran kenapa
beliau menangis padahal Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Salam hanyalah
mencerit akan seseorang hamba yang memilih kebaikan, akhirnya kami
ket ahui bahwa hamba t ersebut t idak lain adalah Rasulullah Shallahu
‘Alaihi wa Salam sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengert i sert a
berilmu di ant ara kami. Kemudian Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Salam
bersabda, Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku
dalam persahabat an dan kerelaan mengeluarkan hart anya adalah Abu
Bakar. Andai saja aku perbolehkan mengangkat menjadi kekasihku selain
Rabku past ilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah
persaudaraan se-Islam dan kecint aan karenanya. Maka janganlah
dit inggalkan pint u kecil di masjid selain pint u Abu Bakar.”
Diriwayat kan dari Abdullah bin Abi Malikah ia berkat a, “Penduduk Kuf ah
bert anya kepada Abdullah bin az-Zubair perihal bagian warisan yang
akan diperoleh seorang kakek, maka dia berkat a, “Ikut ilah pendapat Abu
Bakar. Bukankah Rasulullah saw. pernah menyebut kan perihal dirinya,
“Andai saja aku dibolehkan mengambil Khalil (kekasih) selain Allah past i
aku akan memilihnya.” Abu Bakar mengat akan, “Samakan pembagian
kakek dengan bagian bapak (Jika bapak t idak ada).” Diriwayat kan dari
Abu Hurairah Radiallahu anhu berkat a,” Aku mendengar Rasulullah
Shallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda, “Barangsiapa menginf akkan
sesuat u dari dua yang dimilikinya di jalan Allah niscaya akan diseru dari
pint u-pint u surga, “Wahai Harnba Allah inilah kebaikan. Maka barangsiapa
t ermasuk ahli shalat maka akan dipanggil dari pint u shalat , barang siapa
t ermasuk golongan yang suka berjihad maka akan dipanggil dari pint u
jihad, dan barang siapa yang suka bersedekah maka akan dipanggil dari
pint u sedekah, barang siapa yang suka berpuasa maka akan dipanggil
dari pint u puasa dan dari pint u Ar Rayyan. Maka Abu Bakar berkat a,
‘Bagaimana jika seseorang harus dipanggil dari set iap pint u, dan apakah
mungkin seseorang dipangil dari set iap pint u wahai Rasulullah Shallahu
‘Alaihi wa Salam?’ Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Salam. menjawab, ‘ Ya,
dan aku berharap agar engkau wahai Abu Bakar t ermasuk salah seorang
dari mereka’.”
Sumber: Kit ab Al Bidayah Wan Nihayah karya Imam Ibnu Kat sir
2. UMAR BIN KHATTAB
Umar bin Khattab adalah khalif ah yang kedua sesudah Nabi SAW waf at .
Pengangkat an Umar menjadi khalif ah adalah berdasarkan surat wasiat
yang dit inggalkan oleh Abu Bakar. Ket ika Abu Bakar sakit dan merasa
ajalnya sudah dekat , ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat ,
kemudian mengangkat Umar ibn Khat t hab sebagai penggant inya
dengan maksud unt uk mencegah kemungkinan t erjadinya perselisihan
dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar
t ersebut t ernyat a dit erima masyarakat yang segera secara beramairamai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya Khalif ah Rasulillah
(penggant i dari Rasulullah). Ia juga memperkenalkan ist ilah Amir alMu’minin (pet inggi orang-orang yang beriman).
Umar lahir di Mekah dari Bani Adi, salah sat u rumpun suku Quraisy
dengan nama lengkap Umar bin Khat t ab bin Naf iel bin abdul Uzza.
Keluarga Umar t ergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca
dan menulis yang pada masa it u merupakan sesuat u yang jarang. Umar
mempunyai wat ak yang sangat keras dan berani. Karena keberaniannya
it ulah ia dijuluki sebagai Singa Padang Pasir.
Ia juga amat keras dalam membela agama t radisional bangsa Arab yang
menyembah berhala sert a menjaga adat -ist iadat mereka. Pada jaman
jahiliyah, ia pernah mengubur put rinya hidup-hidup demi menjaga
kehormat annya. Pada suat u saat , Umar berket et apan unt uk membunuh
Muhammad SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang
muslim (Nu’aim bin Abdullah) yang kemudian memberi t ahu bahwa
saudara perempuannya juga t elah memeluk Islam. Umar t erkejut at as
pemberit ahuan it u dan pulang ke rumahnya. Di rumah Umar menjumpai
bahwa saudaranya sedang membaca ayat -ayat Al Qur’an (surat
T hoha), ia menjadi marah akan hal t ersebut dan memukul saudaranya.
Ket ika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan
kemudian memint a agar bacaan t ersebut dapat ia lihat . Ia kemudian
menjadi sangat t erguncang oleh isi Al Qur’an t ersebut dan kemudian
langsung memeluk Islam pada hari it u juga.
MASA KEKHALIFAHAN UMAR BIN KHAT T AB RA
Di zaman Umar gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan)
pert ama t erjadi; ibu kot a Syria, Damaskus, jat uh t ahun 635 M dan
set ahun kemudian, set elah t ent ara Bizant ium kalah di pert empuran
Yarmuk, seluruh daerah Syria jat uh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan
memakai Syria sebagai basis, ekspansi dit eruskan ke Mesir di bawah
pimpinan ‘Amr ibn ‘Ash dan ke Irak di bawah pimpinan Sa’ad ibn Abi
Waqqash. Iskandariah (Alexandria, sekarang ist ambul), ibu kot a Mesir,
dit aklukkan t ahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jat uh ke bawah
kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kot a dekat Hirah di Iraq, jat uh
pada t ahun 637 M. Dari sana serangan dilanjut kan ke ibu kot a Persia, alMadain yang jat uh pada t ahun it u juga. Pada t ahun 641 M, Moshul dapat
dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar Radhiallahu
‘anhu, wilayah kekuasaan Islam sudah meliput i Jazirah Arabia, Palest ina,
Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.
Karena perluasan daerah t erjadi dengan cepat , Umar segera mengat ur
administ rasi negara dengan mencont oh administ rasi yang sudah
berkembang t erut ama di Persia. Administ rasi pemerint ahan diat ur
menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah, Madinah, Syria, Jazirah
Basrah, Kuf ah, Palest ina, dan Mesir. Beberapa depart emen yang
dipandang perlu didirikan. Pada masanya mulai diat ur dan dit ert ibkan
sist em pembayaran gaji dan pajak t anah. Pengadilan didirikan dalam
rangka memisahkan lembaga yudikat if dengan lembaga eksekut if . Unt uk
menjaga keamanan dan ket ert iban, jawat an kepolisian dibent uk.
Demikian pula jawat an pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait alMal, menempa mat a uang.
Selama menjadi khalif ah Umar dikenal dari gaya hidupnya yang
sederhana sebagaimana saat para pemeluk Islam masih miskin dan
dianiaya. Pada sekit ar t ahun ke 17 Hijriah, t ahun keempat
kekhalif ahannya, Umar mengeluarkan keput usan bahwa penanggalan
Islam hendaknya mulai dihit ung saat perist iwa hijrah.Umar memerint ah
selama sepuluh t ahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabat annya berakhir
dengan kemat ian. Dia dibunuh oleh seorang majusi, budak dari Persia
bernama Abu Lu’lu’ah. Unt uk menent ukan penggant inya, Umar t idak
menempuh jalan yang dilakukan Abu Bakar. Dia menunjuk enam orang
sahabat dan memint a kepada mereka unt uk memilih salah seorang di
ant aranya menjadi khalif ah. Enam orang t ersebut adalah Usman, Ali,
T halhah, Zubair, Sa’ad ibn Abi Waqqash, Abdurrahman ibn ‘Auf . Set elah
Umar waf at , t im ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Ut sman
sebagai khalif ah, melalui proses yang agak ket at dengan Ali ibn Abi
T halib.
3. USMAN BIN AFFAN
Utsman bin Af f an adalah khalif ah ke-3 dalam sejarah Islam.
Pengangkat an Ut sman t idak sepert i pengangkat an khalif ah
sebelumnya,Ust man diangkat menjadi khalif ah set elah diadakan
musyawarah oleh para sahabat yang dit unjuk oleh Umar melalui surat
wasiat nya. Hal t ersebut dilakukan set elah Uht mar bin Khat t ab t idak
dapat memut uskan bagaimana cara t erbaik menent ukan khalif ah
penggant inya. Segera set elah perist iwa penikaman dirinya oleh Fairuz,
seorang majusi persia, Umar mempert imbangkan unt uk t idak memilih
penggant i sebagaimana dilakukan Rasulullah. Umar menunjuk enam
orang Sahabat sebagai Dewan Format ur yang bert ugas memilih Khalif ah
baru. Keenam Orang it u adalah Abdurrahman bin Auf , Saad bin Abu
Waqash, T halhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Ut sman bin Af f an
dan Ali bin Abi t holib.
Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya
dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan
dua put rinya unt uk Ut sman; Roqqoyah dan Ummu Kult sum. Ket ika Ummu
Kult sum waf at , Rasulullah berkat a; “Sekiranya kami punya anak
perempuan yang ket iga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari
pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. T api t idak
sampai besar anaknya meninggal ket ika berumur 6 t ahun pada t ahun 4
Hijriah.
Ut sman juga dikenal sebagai pedagang yang hebat dan kekayaannya
yang banyak. Namun demikian, kekayaannya it u t idak membuat nya
sombong. Ut sman sangat dikenal dengan kedermawanannya. Banyak
mat eri yang disumbangkannya unt uk perjuangan Islam.
Nama ibu beliau adalah Arwa bint i Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam
at as ajakan Abu Bakar, yait u sesudah Islamnya Ali bin Abi T halib dan
Zaid bin Harist ah. Beliau adalah salah sat usahabat besar dan ut ama
Nabi Muhammad SAW, sert a t ermasuk pula golongan as-Sabiqun alAwwalin, yait u orang-orang yang t erdahulu Islam dan beriman.
Menikahi 8 wanit a, empat diant aranya meninggal yait u Fakhosyah,
Ummul Banin, Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak lakilaki; Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid,
Sa’id dan Abdul Muluk. Dan 8 anak perempuan.
Di masa pemerint ahan Ut sman (644-655 M), Armenia, T unisia, Cyprus,
Rhodes, dan bagian yang t ersisa dari Persia, T ransoxania, dan
T abarist an berhasil direbut . Ekspansi Islam pert ama berhent i sampai di
sini. Dengan adanya perluasan wilayah, maka banyak para sahabat yang
mendat angi wilayah t ersebut dengan t ujuan mengajarkan agama Islam.
Selain it u, adanya pert ukaran pemikiran ant ara penduduk asli dengan
para sahabat juga menjadikan ilmu penget ahuan berkembang dengan
baik. Dari segi sosial budaya, Ut sman juga membangun mahkamah
peradilan. Hal ini merupakan sebuah t erobosan, karena sebelumnya
peradilan dilakukan di mesjid. Ut sman juga melakukan penyeragaman
bacaan Al Qur’an juga perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi.
Penyeragaman bacaan dilakukan karena pada masa Rasulullah Saw,
Beliau memberikan kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab unt uk
membaca dan menghaf alkan Al Qur’an menurut lahjah (dialek) masingmasing. Seiring bert ambahnya wilayah Islam, dan banyaknya bangsabangsa yang memeluk agama Islam, pembacaan pun menjadi semakin
bervariasi .Akhirnya sahabat Huzaif ah bin Yaman mengusulkan kepada
Ut sman unt uk menyeragamkan bacaan. Ut sman pun lalu membent uk
panit ia yang diket uai oleh Zaid bin T sabit unt uk menyalin mushaf yang
disimpan oleh Haf sah dan menyeragamkan bacaan Qur’an. Perluasan
Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi sendiri dilakukan karena semakin
bert ambah banyaknya umat muslim yang melaksanakan haji set iap
t ahunnya.
Pemerint ahan Usman berlangsung selama 12 t ahun, pada paruh t erakhir
masa kekhalif ahannya muncul perasaan t idak puas dan kecewa di
kalangan umat Islam t erhadapnya. Kepemimpinan Ut sman memang
sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini karena f it nah dan
hasut an dari Abdullah bin Saba’ Al-Yamani salah seorang yahudi yang
berpura-pura masuk islam. Ibnu Saba’ ini gemar berpindah-pindah dari
suat u t empat ke t empat lainnya unt uk menyebarkan f it nah kepada kaum
muslimin yang baru masa keislamannya. Akhirnya pada t ahun 35 H/1655
M, Ut sman dibunuh oleh kaum pemberont ak yang t erdiri dari orang-orang
yang berhasil dihasut oleh Abdullah bin Saba’ it u.
Salah sat u f akt or yang menyebabkan banyak rakyat berburuk sangka
t erhadap kepemimpinan Ut sman adalah kebijaksanaannya mengangkat
keluarga dalam kedudukan t inggi. Yang t erpent ing di ant aranya adalah
Marwan ibn Hakam Rahimahullah. Dialah pada dasarnya yang dianggap
oleh orang-orang t ersebut yang menjalankan pemerint ahan, sedangkan
Ut sman hanya menyandang gelar Khalif ah. Set elah banyak anggot a
keluarganya yang duduk dalam jabat an-jabat an pent ing, Usman laksana
boneka di hadapan kerabat nya it u. Dia t idak dapat berbuat banyak dan
t erlalu lemah t erhadap keluarganya. Dia juga t idak t egas t erhadap
kesalahan bawahan. Hart a kekayaan negara, oleh kerabat nya dibagibagikan t anpa t erkont rol oleh Ut sman sendiri. It u semua akibat f it nah
yang dit ebarkan oleh Abdullah bin Saba’, meskipun Ut sman t ercat at
paling berjasa membangun bendungan unt uk menjaga arus banjir yang
besar dan mengat ur pembagian air ke kot a-kot a. Dia juga membangun
jalan-jalan, jembat an-jembat an, masjid-masjid dan memperluas masjid
Nabi di Madinah
4. Ali bin Abi Thalib
Ali dilahirkan di Kot a Mekah, di daerah Hejaz Jazirah Arab sekit ar 10
t ahun sebelum kenabian Muhammad SAW. Ayahnya adalah: Abu T halib,
paman Nabi saw, bin Abdul Mut ht halib, bin Hasyim, bin Abdi Manaf , bin
Qushayy. Ibunya adalah: Fat himah bint i Asad, bin Hasyim, bin Abdi
Manaf . Sebelum dat angnya Islam, keluarga Hasyim t erkenal sebagai
keluarga yang mulia, penuh kasih sayang, dan pemegang kepemimpinan
masyarakat .
Sejak kecil, Ali RA dikenal sebagai anak yang cerdas dan pemberani. Ali
RA mengikut i Nabi SAW sejak umur 6 t ahun. Ia juga t ermasuk dalam
golongan yang pert amakali mengakui kenabian Muhammad SAW. Ia
dikenal sebagai sosok yang gagah berani dan sederhana (zuhud).
Keberaniannya it u ia t unjukkan dalam kesanggupannya unt uk
menggant ikan posisi nabi dit empat t idur ket ika Nabi SAW akan hijrah.
Kala it u kaum kaf ir sudah mengepung rumah Nabi SAW, namun Ali RA
t idak sedikit pun merasa t akut .
Ali meminang salah seorang anak Nabi SAW, yait u Fat imah Az-zahra.
Anak-anaknya adalah: Hasan, Husein, Zainab, Ummu Kult sum, dari
Fat himah bint i Rasulullah Saw. Seorang ist eri yang t idak pernah
diperlakukan buruk oleh Ali r.a. selama hidupnya. Bahkan Ali t et ap selalu
mengingat nya set elah kemat iannya. Ia juga mempunyai beberapa orang
anak dari ist eri-ist erinya yang lain, yang ia kawini set elah waf at nya
Fat himah r.a. Baik ist eri dari kalangan wanit a merdeka maupun hamba
sahaya. Yait u: Muhsin, Muhammad al Akbar, Abdullah al Akbar, Abu
Bakar, Abbas, Ut sman, Ja’f ar, Abdullah al Ashgar, Muhammad al
Ashghar, Yahya, Aun, Umar, Muhammad al Awsat h, Ummu Hani,
Maimunah, Rahmlah ash Shugra, Zainab ash Shugra, Ummu Kalt sum ash
Shugra, Fat himah, Umamah, Khadijah, Ummu al Karam, Ummu Salmah,
Ummu Ja’f ar, Jumanah, dan T aqiyyah.
Keberaniannya it u pula ia t unjukkan unt uk membela panji-panji Islam.
Dalam perang Badar, dimana pasukan muslimin hanya sedikit ,
sedangkan kaum kaf ir yang menyerang berlipat -lipat jumlahnya. Ali RA
menjadi penyemangat kaum muslimin, sehingga meraih kemenangan.
Karena sulit nya menghadapi lawan yang berlipat jumlahnya, maka saat
meraih kemenangan, para pejuang Islam disambut dengan t akjub dan
diberi sebut an “ahlul Badar”.
Ali RA juga t erkenal dengan pedang “dzulf ikar”nya. Pada perang Uhud, Ali
melindungi Nabi SAW yang kala it u t erjepit hingga gigi beliau bahkan
rompal dan darah mengalir di mana-mana. T eriakan t akbir dari Ali
menguat kan kembali semangat bert arung para sahabat , t erut ama
set elah melihat Rasululah dalam kondisi krit is. Pada perang t ersebut
Nabi SAW banyak kehilangan sahabat t erbaiknya, para ahlul-Badar
t ermasuk pamannya, Hamzah –sang singa padang pasir. Namun
demikian, Allah SWT menggant ikannya dengan masuk Islamnya sang
Panglima perang Uhud, Khalid bin Walid. Khalid memberikan kont ribusi
yang besar bagi perjuangan Islam hingga akhir hayat nya. Dalam perang
Uhud ini pulalah Ali RA melihat kesahajaan sosok Fat imah bint i
Muhammad SAW. Fat imah t urut sert a dalam perang t ersebut dan
membasuh luka ayahnya dan juga Ali RA, berikut pedang dan baju
bersimbah darah.
Dalam perang Khandak. Perang yang juga t erhit ung gent ing. kembali
menjadi pahlawan, set elah cuma ia sat u-sat unya sahabat yang ‘berani’
maju meladeni t ant angan seorang musuh yang dikenal jawara paling
t angguh, ‘Amr bin Abdi Wud Ali bert arung sat u lawan sat u. Ali dengan
pedang “dzulf ikar”nya berhasil menebas ‘Amr sehingga t erbelah menjadi
dua. Sement ara dalam perang Khaibar, dimana kaum Yahudi melanggar
perjanjian Huaibiah dan memerangi kaum Muslim, Ali berhasil menerobos
Bent eng Khaibar yang amat kokoh dan menghancurkan pert ahanan
kaum Yahudi.
Seluruh peperangan Rasulullah diikut i oleh Ali, kecuali sat u di Perang
T abuk. Rasulullah memint anya menet ap di Mekkah unt uk menjaga
st abilit as wilayah. Sebab Rasulullah menget ahui, ada upaya busuk dari
kaum munaf iq unt uk melemahkan Mekkah dari dalam saat Rasulullah
keluar memimpin perang T abuk.
Set elah Rasulullah waf at . Ia lebih suka menyepi, bergelut dengan ilmu,
mengajarkan Islam kepada murid-muridnya. Pada masa inilah, Ali
kemudian mengasah diri mnjadi seorang pemikir. Keperkasaannya dan
keberaniannya yang banyak dikagumi t elah berubah menjadi sosok yang
ident ik dengan ilmu. Ali t erinspirasi oleh kat a-kat a mendiang Rasulullah,
“jika aku ini adalah kot a ilmu, maka Ali adalah pint u gerbangnya”. Dari ahli
pedang menjadi ahli kalam (pena). Ali begit u t erbenam didalamnya,
hingga kemudian ia ‘t erbangun’ kembali dan t ersadar melihat begit u
banyak perubahan karena banyaknya perselisihan ant ar para sahabat
yang sulit unt uk menemukan kesepakat an t ent ang berbagai persoalan.
Dan ia menyadari, hal t ersebut karena adanya perbedaan pemahaman
t erhadap suat u masalah, dit ambah lagi dengan munculnya orang-orang
munaf ik yang mulai kembali menent ang pemerint ahan Islam sepeninggal
Nabi SAW.
Set elah Ut sman waf at , masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi
T halib sebagai khalif ah. Namun demikian, kemudian t imbullah persoalan
ket ika Ali mulai mengeluarkan kebijakasanaan baru sebagai khalif ah. Ali
menon-akt if kan para gubernur yang diangkat oleh Ut sman. Dia yakin
bahwa pemberont akan-pemberont akan t erjadi karena ket eledoran
mereka. Dia juga menarik kembali t anah yang dihadiahkan Ut sman
kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapat annya kepada
negara, dan memakai kembali sist em dist ribusi pajak t ahunan di ant ara
orang-orang Islam sebagaimana pernah dit erapkan Umar. Ali
memerint ah hanya enam t ahun. Selama masa pemerint ahannya, ia
menghadapi berbagai pergolakan.
Ali ibn Abi T halib menghadapi masalah selanjut nya, yait u adanya
pemberont akan T halhah, Zubair dan Aisyah. Alasan mereka, Mereka
menunt ut bela t erhadap darah Ut sman yang t elah dit umpahkan secara
zhalim, namun Ali t idak mau menghukum para pembunuh Ut sman.s Ali
sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim surat kepada
T halhah dan Zubair agar keduanya mau berunding unt uk menyelesaikan
perkara it u secara damai. Namun ajakan t ersebut dit olak. Akhirnya,
pert empuran yang dahsyat pun berkobar. Perang ini dikenal dengan
nama Perang Jamal (Unt a), karena Aisyah dalam pert empuran it u
menunggang unt a, dan berhasil mengalahkan lawannya. Zubair dan
T halhah t erbunuh, sedangkan Aisyah dit awan dan dikirim kembali ke
Madinah.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali juga mengakibat kan t imbulnya
perlawanan dari para gubernur di Damaskus, Mu’awiyah, yang didukung
oleh sejumlah bekas pejabat t inggi yang merasa kehilangan kedudukan
dan kejayaan. Set elah berhasil memadamkan pemberont akan Zubair,
T halhah dan Aisyah, Ali bergerak dari Kuf ah menuju Damaskus dengan
sejumlah besar t ent ara. Pasukannya bert emu dengan pasukan
Mu’awiyah di Shif f in. Pert empuran t erjadi di sini yang dikenal dengan
namaperang shif iin. ini diakhiri dengan t ahkim (arbit rase), t api t ahkim
t ernyat a t idak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan t imbulnya
golongan ket iga, kaum khawariz orang-orang yang keluar dari barisan Ali.
Akibat nya, di ujung masa pemerint ahan Ali bin Abi T halib umat Islam
t erpecah menjadi t iga kekuat an polit ik, yait u Mu’awiyah, Syi’ah (pengikut
Abdullah bin Saba’ al-yahudu) yang menyusup pada barisan t ent ara Ali,
dan al-Khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali). Keadaan ini
t idak mengunt ungkan Ali. Munculnya kelompok Khawarij menyebabkan
t ent aranya semakin lemah, sement ara posisi Mu’awiyah semakin kuat .
Pada t anggal 20 ramadhan 40 H (660 M), Ali t erbunuh oleh salah seorang
anggot a Khawarij yait u Abdullah bin Muljam.
D. Masa Kepemimpiman Setelah Khulafaur
Rasyidin
Ket ika masa kekhalif ahan berakhir, Kedudukan sebagai khalif ah dijabat oleh
purt a Ali yait u Hasan selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan
menginginkan perdamaian dan menghindari pert umpahan darah, maka Hasan
menyerahkan jabaran kekhalif ahan kepada Muawiyah bin Abu Suf yan. Dan
akhirnya penyerahan kekuasaan ini dapat mempersat ukan umat Islam kembali
dalam sat u kepemimpinan polit ik, di bawah Mu’awiyah bin Abi Suf yan. Di sisi
lain, penyerahan it u juga menyebabkan Mu’awiyah menjadi penguasa absolut
dalam Islam.
T ahun 41 H (661 M), t ahun persat uan it u, dikenal dalam sejarah sebagai t ahun
jama’ah (‘am jama’ah)! Dengan demikian berakhirlah masa yang disebut
dengan masa Khulaf a’ur Rasyidin, dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah
dalam sejarah polit ik Islam.
Mulai dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali dinamakan periode Khilaf ah
Rasyidah. Para khalif ahnya disebut al-Khulaf a’ al-Rasyidun, (khalif ah-khalif ah
yang mendapat pet unjuk). Ciri masa ini adalah para khalif ah bet ul-bet ul
menurut t eladan Nabi. Set elah periode ini, pemerintahan Islam berbentuk
kerajaan. Kekuasaan diwariskan secara t urun t emurun. Selain it u, seorang
khalif ah pada masa khilaf ah Rasyidah, t idak pernah bert indak sendiri ket ika
negara menghadapi kesulit an; Mereka selalu bermusyawarah dengan
pembesar-pembesar yang lain. Sedangkan para penguasa sesudahnya sering
bert indak ot orit er.
Demikian pembahasan lengkap mengenai khulaf aur rasyidin, semoga ada
manf aat nya !
Sumber: t elah masuk-islam.com rangkum dan perbarui dari : kis ahs ahab atnab ib yp utri.b lo g s p o t.c o m/p /khulafaur-ras yid in.html | id .wikip e d ia.o rg /wiki/Khulafaur_Ras yid in
Download