universitas pendidikan ganesha

advertisement
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
JUDUL PROGRAM
PELATIHAN PENGEMBANGAN PROSEDUR PRAKTIKUM IPA
KONSENTRASI KIMIA BERBASIS LINGKUNGAN
UNTUK GURU IPA SMP SWASTA DI KOTA SINGARAJA
Oleh:
I KETUT LASIA, S.Pd., M.Pd.
NIP 197212232001121001
I KETUT BUDIADA, S.T.
NIP 197404262001121002
NI NYOMAN WIDIASIH, S.E.
NIP 197408052000032001
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) UNiversitas Pendidikan Ganesha
dengan SPK Nomor: 123/UN48.16/PM/2016 tanggal Februari 2016
LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
i
ii
RINGKASAN
Kegiatan P2M pelatihan pengembangan praktikum IPA konsentrasi kimia berwawasan
lingkungan untuk guru IPA SMP Swasta se Kota Singaraja berujuan untuk melatih para
guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja untuk membuat prosedur praktikum kimia SMP
berwawasan lingkungan yang aman, murah, dan mudah didapat tanpa mengurangi tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut guru diajak berdiskusi dan
berlatih tentang bahan kimia, mencari alternative penggunaan bahan kimia yang aman dan
merancangnya dalam suatu prosedur praktikum kimia SMP yang berwawasan lingkungan.
Kata-kata kunci: praktikum IPA, berwawasan lingkungan, Kecamatan Banjar
iii
PRAKATA
Puji syukur kehadapan Hyang Widhi Wasa karena berkat rakhmatNya,P2M ini dapat
terlaksana sesuai rencana. P2M yang berjudul “P2M pelatihan pengembangan
praktikum IPA konsentrasi kimia berbasis lingkungan untuk guru IPA SMP swasta
se-Kota Singaraja” merupakan upaya untuk melatih guru IPA agar praktikum kimia
menjadi murah, mudah, dan efisien.
P2M ini terlaksana atas dukungan beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
peneliti mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada.
a. Rektor Universitas Pendidikan Ganesha
b. Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha yang
telah mengusulkan proposal ini ke Dikti sehingga penelitian ini dapat terlaksana
c. Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA yang telah memfasilitasi alat dan
intrumen dalam penelitian
d. Semua pihak yang tidak tersebutkan namanya yang telah menyukseskan
penelitian ini
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik juga kami
sangat harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Singaraja, 28 Oktober 2016
Tim Pelaksana
iv
DAFTAR ISI
Sampul
Halaman Pengesahan
Ringkasan
Prakata
Daftar Isi
Daftar table
Daftar Gambar
BAB1. PENDAHULUAN
1.1 Analisis situasi
1.2 Identifikasi dan perumusan masalah
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat-sifat bahan kimia dalam praktikum kimia
2.2 Identifikasi bahan untuk praktikum kimia
berwawasan lingkungan di SMP
2.3 Praktikum kimia berwawasan lingkungan
2.4 Tujuan kegiatan
2.5 Manfaat kegiatan
BAB 3. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH DAN
SASARAN
3.1 Kerangka pemecahan masalah
3.2 Sasaran
BAB 4 METODE KEGIATAN
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
BABA 6. SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran
v
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
1
3
4
6
6
7
……………………
……………………
……………………
……………………
7
8
8
9
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
9
9
11
14
20
20
20
21
22
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Keterkaitan masalah, metode, dan bentuk ……………………
kegiatan
Tabel 4.2. Rancangan evaluasi
……………………
vi
11
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1. Diskusi permasalahan guru IPA SMP swasta
Kota Singaraja dalam praktikum IPA
konsentrasi kimia
Gambar 3.1. Kerangka pemecahan masalah
Gambar 5.1 Pembukaan kegiatan P2M
Gambar 5.2 Suasana pretes dan postes peserta P2M
……………………
3
……………………
……………………
……………………
10
14
15
Gambar 5.3 Peserta diberi materi pelatihan alat dan bahan
kimia dan langsung diajak mengobservasi
alat dan bahan di Laboratorium Kimia
Analitik Jurusan Pendidikan Kimia
Gambar 5.4 Peserta dikenalkan dengan bahan dan alat
alternative berbasis lingkungan yang dapat
digunakan untuk praktikum IPA SMP
konsentrasi kimia
Gambar 5.5 Peserta memodifikasi dan merancang prosedur
praktikum kimia SMP berbasis lingkungan
Gambar 5.6 Peserta P2M membuat indicator dan menguji
dalam larutan asam, basa, dan netral
Gambar 5.7 Peserta P2M menguji alat destilasi biasa
Gambar 5.8 Paserta P2M menguji keelektrikan larutan
Gambar 5.9 Pendampingan peserta oleh nara sumber
……………………
15
……………………
16
……………………
16
……………………
17
……………………
……………………
……………………
18
18
18
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Permen Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 65 tahun 2013 tentang standar proses
pendidikan dasar dan menengah menyatakan standar kompetensi lulusan, sasaran pembelajaran
mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses
psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas“ menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh
mengingat,
memahami,
menerapkan, menganalisis,
melalui
mengevaluasi,
aktivitas“
dan mencipta.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas“ mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji,
dan mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific),
tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran) dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu
diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Pendekatan ilmiah (scientific) IPA sebagai satuan pendidikan dilakukan melalui
keterampilan proses sains (KPS). KPS adalah keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh
ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk kimia yang meliputi keterampilan
mengamati
(observasi),
mengklasifikasikan,
mengukur,
inferensi,
prediksi,
dan
mengkomunikasikan. KPS merupakan perwujudan keterampilan kimia sebagai proses. Kimia
sebagai proses dilakukan melalui kegiatan praktikum/percobaan.
Percobaan memungkinkan siswa menggunakan semua potensi yang ada pada dirinya
(kognitif, afektif, dan psikomotorik) terutama proses mentalnya untuk menemukan sendiri
konsep-konsep/ prinsip-prinsip kimia dan proses-proses mental lainnya (Mulyati Arifin, 1995:
190). Untuk melakukan kegiatan praktikum diperlukan sarana penunjang laboratorium.
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan
tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan
pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan
bahan berdasarkan metode keilmuwan tertentu dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat (Peraturan bersama MENPENNAS dan Kepala BKN No.
02/V/PB 2010 No. 13 tahun 2013). Laboratorium di SMP dan SMA didominasi untuk kegiatan
pengujian atau verifikasi suatu teori. Sedangkan di SMK, laboratorium didominasi untuk
1
kegiatan pengujian dan produksi dalam skala terbatas. Mengingat pentingnya laboratorium,
maka laboratorium harus dikelola dengan baik.
Hasil penelitian terkait pengelolaan laboratorium menunjukkan sebagian besar
laboratorium belum dikelola dengan baik. Tantris (2006) mengungkapkan laboratorium IPA
SMP Negeri se-Kabupaten Buleleng berkualitas rendah dan frekuensi penggunaan laboratorium
untuk praktikum juga rendah. Ayu Ari Laksmi (2014) juga menemukan kesulitan pihak sekolah
untuk mengadakan bahan-bahan kimia untuk praktikum. Bahan-bahan kimia yang dimiliki
seperti, HgCl2, AgNO3, CuSO4, MnO, Pb asetat, dan sebagainya belum termanfaatkan dengan
baik karena bahan tersebut sangat beracun dan sangat berbahaya bagi praktikan.
Redhana (2013) mengidentifikasi bahan-bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam
praktikum kimia. Bahan-bahan tersebut adalah padatan NaOH, larutan HCl, larutan H2SO4,
larutan HNO3, larutan CuSO4, larutan KSCN, larutan FeCl3, dan larutan Pb(NO3)2. Sedangkan
berdasarkan pengalaman emperik Ketut Lasia selama 10 tahun menjadi laboran di Jurusan
Pendidikan Kimia Undiksha, mahasiswa PPL di SMA juga menggunakan CCl4, benzene, dan
K2CrO4. Bahan-bahan tersebut jika tidak terkelola dengan baik, maka akan dapat mencemari
lingkungan.
Pencemaran lingkungan akibat limbah bahan kimia sudah dirasakan oleh umat manusia.
Seperti, timbal (Pb) dapat menyebabkan gangguan syaraf dan organ reproduksi. Timbal juga
dapat menurunkan kecerdasan anak, sedangkan merkuri dapat menyebabkan gangguan syaraf,
otak, dan ginjal (Kompas. Com. 2009). Limbah yang dihasilkan oleh laboratorium pendidikan
memang sedikit, tetapi akumulasi limbah-limbah tersebut sangat mengancam kesehatan manusia
dan lingkungan. Bahaya yang disebabkan oleh limbah bahan kimia tersebut tidak dirasakan
langsung dan bahkan tidak disadari (Redhana, 2014). Ketidaksadaran terpapar bahan kimia
berbahaya tidak terlepas dari pengetahuan dan pemahaman praktikan terhadap sifat bahan yang
digunakan dan dampaknya terhadap kesehatan. Lasia (2013) melaporkan 85% mahasiswa
Jurusan Pendidikan Kimia Undiksha tidak mengetahui dampak bahan yang digunakan terhadap
kesehatan dan 85% tidak mengetahui cara menggunakan bahan yang berbahaya secara aman.
Keadaan tersebut diperparah dengan alat-alat yang digunakan tidak diseting dengan aman.
Ketakutan terhadap penggunaan bahan kimia didalam praktikum kimia juga dirasakan
oleh guru-guru IPA SMP di Kota Singaraja khususnya Guru IPA SMP Swasta. Hal terebut
terungkap ketika perbincangan secara tidak sengaja terhadap para guru yang berkunjung
dipameran kimia di laboratorium kimia. Para guru khawatir bahan kimia yang digunakan
membahayakan anak didiknya dan dirinya sendiri. Untuk menghindari hal tersebut, para guru
memilih untuk tidak melakukan praktikum IPA khususnya kimia. Bagi para guru keselamatan
lebih penting daripada praktikum kimia. Keputusan tersebut diambil, karena latar belakang guru
2
IPA di SMP Swasta di Kota Singaraja berlatar belakang pendidikan biologi, pendidikan fisika,
dan sangat sedikit berlatar belakang pendidikan kimia.
Gambar 1. 1. Diskusi permasalahan guru IPA SMP swasta Kota Singaraja dalam praktikum IPA
konsentrasi kimia
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar
akan kepentingan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan kerja. Bekerja dengan selamat dan
aman berarti menurunkan resiko kecelakaan (Muhtaridi, 2011). Untuk mengurangi resiko
kecelakaan praktikum di laboratorium IPA khususnya praktikum kimia, berbagai penelitian telah
dilakukan. seperti pembuatan garam dari air laut. Dalam pembuatan air laut konsep-konsep
pemisahan yang dapat digali adalah penyaringan, penguapan, dan pengkristalan (Surdana, 2010).
Sedangkan untuk pengujian asam basa dapat digunakan bahan cuka, ekstrak buah-buahan, air
sabun, air abu, dan yang lainnya. Pengujian reaksi-reaksi kimia dapat digunakan asam cuka
dengan baru kapur untuk uji gas, air kapur ditiup untuk uji endapan, dan karbid dengan air untuk
uji perubahan suhu. Sedangkan peristiwa eksoterm dan endoterm dapat digunakan urea ditambah
air untuk endoterm, dan karbid ditambah air untuk peristiwa eksoterm (Redhana, 2014).
Penggunaan bahan-bahan yang aman untuk praktikum kimia di SMP ternyata belum
banyak diketahui oleh para guru IPA SMP Swasta di Kota Sngaraja. Hal itu terungkap dari
pertanyaan para guru
IPA SMP di Kota Singaraja “ apakah ada bahan yang aman untuk
praktikum kimia di SMP?” Lebih lanjut mereka menanyakan,”Apakah Jurusan Pendidikan
Kimia tidak ada program pelatihan praktikum kimia untuk guru IPA SMP?” (Gambar 1).
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengindikasikan bahwa para guru IPA SMP Swasta Kota
Singaraja sangat memerlukan pengetahuan tentang praktikum kimia.
Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan pelatihan pengembangan Prosedur
praktikum IPA konsentrasi kimia berbasis lingkungan untuk guru IPA SMP di kota Singaraja.
1.1 Analisis situasi
Jumlah SMP yang ada Kota Singaraja 20 sekolah, terdiri dari 7 SMP negeri dan 13 SMP
swasta. Guru-guru IPA yang mengajar di SMP rata-rata 3-4 orang. Kualifikasi guru IPA tersebut
adalah 13 orang S1 tamatan pendidikan biologi dan 10 orang S1 tamatan pendidikan fisika.
3
Guru IPA SMP di Kota Singaraja sangat jarang melakukan praktikum kimia khususnya
Gur IPA SMP Swasta. Alasan guru tidak melakukan praktikum kimia adalah bahan-bahan dan
alat tidak ada, bahan-bahan kimia yang ada sangat berbahaya bagi praktikan, dan waktu yang
dibutuhkan untuk praktikum sangat banyak. Disamping itu, pengembangan praktikum kimia
yang lebih aman untuk praktikan juga masih sangat kurang.
Praktikum kimia yang aman bagi praktikan untuk siswa SMP telah banyak dikaji melalui
penelitian. Seperti praktikum pemisahan yang meliputi aspek penyaringan/filtrasi, sublimasi,
kristalisasi, penyulingan/ destilasi, ekstraksi, dan kromatografi. Bahan praktikum penyaringan
dapat digunakan air yang dikotori sampah disaring kasa, sublimasi dapat dialakukan dengan
kapur barus dicampur pasir kemudian dipanaskan, kristalisasi dapat digunakan garam dilarutkan
dengan air kemudian dipanaskan, ekstraksi dapat digunakan air dan minyak, penyulingan/
destilasi dapat digunakan air the yang dipanaskan dalam ketel, dan kromatografi dapat digunakan
kertas dan spidol dengan aneka warna. Pratikum kimia lain yang aman untuk praktikan adalah
menggunakan air sabun, air kapur, dan air abu uji basa; ekstrak buah dan cuka untuk uji asam.
Pengembangan prosedur praktikum kimia SMP oleh guru-guru IPA SMP swasta di Kota
Singaraja belum banyak dilakukan. Hal itu terungkap dari pertanyaan para guru IPA SMP Kota
singaraja “ apakah ada bahan yang aman untuk praktikum kimia di SMP?” Lebih lanjut mereka
menanyakan,”Apakah Jurusan Pendidikan Kimia tidak ada program pelatihan praktikum kimia
untuk guru IPA SMP?” Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengindikasikan bahwa para guru IPA
SMP Swasta Kota Singaraja sangat memerlukan pengetahuan tentang praktikum kimia.
Di sisi lain, banyak sekali potensi-potensi yang ada di sekitar pebelajar dapat digunakan
untuk media pembelajaran. Media pembelajaran yang berbasis lingkungan sangat telah terbukti
dapat meningkatkan pemahaman konsep pebelajar (Lasia, 2012 dan Wiratini, 2011).
Keunggulan penggunaan bahan-bahan berwawasan lingkungan dalam praktikum kimia
adalah pengurangan pencemaran lingkungan akibat limbah praktikum kimia, biaya murah, dan
mudah didapat. Disamping itu, materi kimia menjadi sangat kontekstual sehingga mudah
dipahami oleh siswa.
1.2
Identifikasi dan perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan analisisi situasi di atas maka dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut.
a. Guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja jarang melakukan praktikum kimia
b. Guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja belum mampu mengelola bahan kimia
yang berbahaya ketika praktikum kimia
c. Guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja kurang informasi tentang bahan-bahan
yang aman untuk praktikum kimia
4
d. Guru-guru IPA SMP di Swasta di Kota Singaraja kurang mengembangkan praktikum
kimia menjadi praktikum yang aman bagi praktikan
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
a. Guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja jarang melakukan praktikum kimia
b. Guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja kurang pengetahuan tentang
pengelolaan bahan-bahan yang berbahaya ketika praktikum kimia
c. Guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja belum mampu mengembanganan
praktikum kimia yang aman bagi praktikan
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat-sifat bahan kimia dalam praktikum kimia
Bahan laboratorium kimia adalah segala sesuatu yang diolah/ diginakan untuk pengujian.
Kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas. Bahan dikategorikan menjadi dua, yaitu bahan
umum dan bahan khusus. Bahan umum adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukan
perlakuan dan persyaratan khusus. Sedangkan bahan khusus adalah bahan yang penanganannya
tidak memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus (Peraturan bersama MENPENNAS dan
Kepala BKN No. 02/V/PB 2010 No. 13 tahun 2013).
Bahan umum adalah bahan-bahan yang tidak mencemari lingkungan dan aman bagi
kesehatan. Sedangkan bahan khusus bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan
dapat mencemari lingkungan. Beberapa contoh bahan umum adalah air, karbondioksidadalam
titik kritis, dan lelehan garam. Contoh bahan khusus adalah CCl4 dan benzene (Dash, 2014;
Singh, Singh & Singh, 2014).
Sifat-sifat bahan kimia ditandai dengan simbul yang terdapat pada kemasan bahan
tersebut. Bahan-bahan kimia yang sering digunakan, memiliki sifat-sifat seperti: iritasi dengan
lambing Xi, harmful berlambang Xn, toxic berlambang T, very toxic berlambang T+, dan
corrosive berlambang C. Bahan irritant dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal, dan dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit. Seperti: NaOH, Cl2. Harmful berarti bahan dapat merusak
kesehatan tubuh jika kontak langsung dengan tubuh, seperti diklorometan. Toxic artinya bahan
bersifat racun, seperti benzene. Very toxic berarti bahan sangat beracun, seperti: KCN, H2S.
corrosive artinya bahan bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan
gatal-gatal pada kulit, seperi: HCl,H2SO4 (Lasia, 2013).
2.2 Identifikasi bahan untuk praktikum kimia berwawasan lingkungan di SMP
Berdasarkan kurikulum 2013, materi IPA SMP yang membahas tentang kimia dan
mngadung unsur praktik adalah pemisahan campuran berdasarkan sifat fisika dan kimia,
menentukan sifat larutan menggunakan indicator buatan dan alami. Jika dijabarkan lebih lanjut,
maka materi pemisahan campuran terdiri dari: sublimasi, kristalisasi, dekantasi, filtrasi, destilasi,
kromatografi, dan ekstraksi.
Bahan praktikum yang berwawasan lingkungan untuk materi sublimasi dapat digunakan
kapur barus berwarna, kristalisasi dapat digunakan garam dapr dan air, dekantasi dapat
digunakan kopi dan air panas, filtrasi dapat digunakan air, serbuk sampah, destilasi dapat
digunakan air the, kromatografi dapat digunakan spidol dengan aneka warna, air, kertas, atau
kain, dan lidi, serta ekstrasi dapat digunakan minyak kelapa dan air.
6
Materi sifat larutan terdiri dari sub materi larutan elektrolit, non elektrolit, asam, basa,
netral. Bahan praktikum berwawasan lingkungan untuk materi elektrolit dan non elektroli dapat
digunakan larutan gula, air laut, larutan garam dapur, larutan urea, dan larutan cuka. Sedangkan
untuk menguji asam basa dapat digunakan: cuka, air kapur, ekstrak buah-buahan, air minum, air
abu pembakaran dan sebagainya. Sedangkan indikatror yang dapat digunakan adalah ekstrak
kunyit, ektrak kayu sugih, ektrak kembang sepatu, ektrak kulit manggis, kul merah dan
sebagainya.
Materi kimia lain yang sering dipraktekkan di SMP dalam rangka olimpiade adalah
reaksi-reaksi kimia. Reaksi-reaksi tersebut meliputi terbentuknya endapan, perubahan suhu,
perubahan warna, dan gas. Bahan berwawasan lingkungan yang dapat digunakan adalah air
kapur di tiup untuk pembentukan endapan; karbid dan air untuk untuk perubahan suhu, obat
luka yodium dan tepung untuk perubahan warna; serta cuka dan batu kapur untuk pembentukan
gas (Redhana, 2014)
2.3 Praktikum kimia berwawasan lingkungan
Laboratorium
berwawasan
lingkungan
adalah
impian
semua
orang.
Prinsip
dikembangkan untuk menciptakan laboratorium berwawasan lingkungan adalah pencegahan,
ekonomi atom, sintesis melibatkan bahan-bahan yang tidak berbahaya, pembuatan produk kimia
yang aman, dan pengurangan tahap reaksi (Redhana, 2014).
Pencegahan menekankan pada upaya lebih baik mencegah dari pada mengolah limbah
setelah dibuang ke lingkungan. Limbah yang telah dibuang kelingkungan memerlukan biaya
sangat tinggi untuk menjadikan tidak mencemari lingkungan dan menghabiskan banyak energi
serta uang.
Ekonomi atom dirancang untuk mengoptimalkan keterlibatan semua atom dalam rekasi
menjadi produk. Jika semua atom menjadi suatu produk tanpa ada produk sampingan, maka
limbah yang dihasilkan dapat dikurangi. Reaksi demikian dikatakan sangat efisien
(Ravichandran, 2011).
Prinsip sintesis melibatkan bahan-bahan yang tidak berbahaya bertujuan mengurangi
bahaya bahan-bahan kimia yang digunakan untuk membuat produk. Metode sintesis dirancang
menggunakan bahan yang memiliki toksisitas sangat rendah dan bahkan aman bagi kesehatan
manusia dan lingkungan.
Pembuatan produk kimia yang aman bertujuan untuk membuat produk yang tidak
beracun dan ramah bagi lingkungan. Penggunaan pelarut dan cairan ion merupakan pelarut yang
ramah lingkungan. Toksisitas cairan ion umumnya berasal dari kation. Untuk itu produk yang
dihasilkan dari suatu reaksi kimia harus memperhatikan jenis kation yang dihasilkan agar
pencemaran lingkungan dapat dicegah lebih awal.
7
Pengurangan tahap reaksi bertujuan untuk memangkas jumlah bahan dan waktu yang
digunakan dalam mensintesis suatu produk. Bahan yang sedikit dalam suatu reaksi memberi
kontribusi sangat banyak dalam melestarikan lingkungan dan kesehatan manusia. Demikian juga
terhadap waktu yang telah digunakan. Semakin sedikit waktu yang digunakan untuk
mereaksikan suatu senyawa, maka energy yang dihabiskan juga semakin sedikit
2.4. Tujuan kegiatan
Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja. Tujuan secara
khusus dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja dapat meningkatkan intensitas
praktikum kimia
b. Meningkatkan pemahaman pengelolaan bahan-bahan yang berbahaya ketika
praktikum kimia untuk guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja
c. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan pengembanganan praktikum kimia yang
aman bagi praktikan untuk guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja
2.5 Manfaat kegiatan
Manfaat yang diperoleh oleh peserta pengabdian pada masyarakat ini adalah.
a. Guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja mendapatkan pengetahuan tentang
cara mengelola bahan-bahan kimia yang berbahaya ketika praktikum kimia
b. Guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja mendapatkan pengetahuan bahanbahan tidak berbahaya yang dapat digunakan untuk praktikum kimia
c. Guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan tentang cara mengembangkan praktikum kimia yang aman bagi
praktikan
8
BAB 3
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH DAN SASARAN
3.1 Kerangka penecahan masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat
digambarkan seperti Gamabar 1. Berangkat dai permasalahan yang dimiliki oleh para guru IPA
Swasta di Kota Singaraja, kemudian disusun berbagai alternative untuk memecahkan masalah.
Selanjutnya dari berbagai alternatif tersebut dipilih yang paling mungkin dapat dilaksanakan.
Berdasarkan Gambar 1, langkah yang paling mungkin dapat dilaksanakan adalah
memberi pelatihan praktikum IPA konsentrasi kimia yang berwawasan lingkungan. Keunggulan
langhkah-langkah ini adalah aman bagi praktikan, tidak mencemari lingkungan akibat limbah
praktikum kimia, biaya murah, mudah didapat, pembelajaran menjadi kontekstual. Dengan
demikian materi kimia menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa.
3.2 Sasaran
Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah para guru IPA SMP Swasta di Kota
Singaraja. Guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja sangat membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan pengembangan praktiukum kimia berwawasan lingkungan. Disamping itu
keterbatasan sarana dan prasaran laboratorium khususnya kimia dapat teratasi dengan memiliki
pengetahuan dan keterampilan pengembangan praktikum kimia berwawasan lingkungan.
9
Permasalahan guru-guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja
a. Tidak ada latar belakang pendidikan kimia
b. Jarang melakukan praktikum kimia
c. Belum mampu mengelola bahan kimia yang berbahaya ketika praktikum
kimia
d. Kurang informasi tentang bahan-bahan yang aman untuk praktikum kimia
e. Kurang mengembangkan praktikum kimia menjadi praktikum yang aman
bagi praktikan
Alternatif pemecahan masalah
a. Penambahan guru IPA berlatar belakang pendidikan kimia
b. Penambahan jumlah alat dan bahan kimia
c. Pelatihan pengembangan praktikum kimia berwawasan lingkungan
Pemecahan masalah yang paling mungkin
Pelatihan pengembangan praktikum kimia berwawasan lingkungan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Keunggulan
Aman bagi praktikan,
Limbah praktikum tidak
mencemari lingkungan
Biaya murah,
Mudah didapat,
Pembelajaran menjadi
kontekstual.
Materi kimia menjadi lebih
mudah dipahami oleh siswa.
Metode kegiatan
a. Diskusi sifat-sifat bahan kimia dan
dampaknya terhadap kesehatan serta
lingkungan
b. Diskusi bahan alternative (aman)yang
dapat digunakan untuk praktikum
kimia
c. Praktek merancang prosedur
praktikum kimia berwawasan
lingkungan
d. Praktek hasil rancangan prosedur
praktikum yang telah dibuat
e. Diskusi permasalahan yang dihadapi
selama merancang dan mempraktekan
praktikum kimia berwawasan
lingkungan
Gambar 3.1 Kerangka pemecahan masalah
10
BAB 4
METODE KEGIATAN
Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah di atas adalah diskusi dan praktek.
Gabung kedua metoda tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
peserta dalam mengembangan praktikum IPA konsentrasi kimia di SMP. Dengan demikian
ketergantungan terhadap bahan kimia yang berharga mahal dapat diatasi dan pencemaran
lingkungan akibat lingkungan limbah praktikum dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
Keterkaitan masalah, metode, dan bentuk kegiatan disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Keterkaitan masalah, metode, dan bentuk kegiatan
No
Masalah
Metode
Bentuk kegiatan
1
Guru-guru IPA SMP
Diskusi
Diskusi strategi
Swasta di Kota
melakukan praktikum
Singaraja jarang
yang mudah dan
melakukan praktikum
aman
kimia
2
Guru-guru IPA SMP
Diskusi dan praktek
 Diskusi sifat-sifat
Swasta di Kota
bahan kimia dan
Singaraja belum
dampaknya
mampu mengelola
terhadap kesehatan

bahan kimia yang
Diskusi cara
berbahaya ketika
mengelola bahn
praktikum kimia
kimia

Praktek cara
mengelola bahan
kimia berbahaya
3
Guru-guru IPA SMP
Diskusi
Identifikasi bahan-
Swasta di Kota
bahan aman yang
Singaraja kurang
dapat digunakan
informasi tentang
untuk praktikum
bahan-bahan yang aman
kimia
untuk praktikum kimia
4
Guru-guru IPA SMP
Diskusi, praktek,
Swasta di Kota
pendampingan
Singaraja kurang

Diskusi
membuat prosedur
praktikum
11
cara
kimia
mengembangkan
berwawasan
praktikum kimia
lingkungan

menjadi praktikum
Praktikum
kimia
yang aman bagi
berwawasan
praktikan
lingkungan

Pendampingan
pengembangan
praktikum
kimia
berwawasan
lingkungan
Keberhasilan program pengabdian pada masyarakat ini dirancang melalui rancangan
evaluasi. Rancangan evaluasi program ini mengaitkan tujuan, indicator, dan cara pengukuran,
seperti disajikan Tabel 4.2.
Tabel4. 2. Rancangan evaluasi
No
1
Tujuan
Indikator
Cara pengukuran
Guru-guru IPA SMP Swasta Guru melakukan
Prosentrase
di Kota Singaraja dapat
praktikum kimia
peningkatan
meningkatkan intensitas
meningkat minimal
praktikum kimia
praktikum kimia
25%
oleh guru-guru IPA
SMP Swasta di Kota
Singaraja.
2
Guru-guru IPA SMP Swasta Guru dapat
Tidak
terjadi
di Kota Singaraja
mengelola bahan-
kecelakaan
ketika
mendapatkan pengetahuan
bahan kimia
praktikum
kimia
tentang cara mengelola
berbahaya ketika
menggunakan
bahan-bahan kimia yang
praktikum kimia
bahan-bahan
berbahaya ketika praktikum
berbahaya
kimia
3
Guru-guru IPA SMP Swasta Guru dapat
Guru menggunakan
di Kota Singaraja
mengidentifikasi
bahan-bahan
mendapatkan pengetahuan
bahan-bahan yang
tidak
bahan-bahan tidak
tidak berbahaya
minimal di dua judul
berbahaya yang dapat
untuk praktikum
praktikum kimia
12
yang
berbahaya
digunakan untuk praktikum
kimia
kimia
4
Guru-guru IPA SMP Swasta Dapat merancang
Terdapat rancangan
di Kota Singaraja
praktikum kimia
prosedur praktikum
mendapatkan pengetahuan
berwawasan
kimia
dan keterampilan tentang
lingkungan
lingkungan
cara mengembangkan
praktikum kimia yang aman
bagi praktikan
13
berwawasan
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian pada masyarakat untuk guru IPA SMP Swasta di kota Singaraja
dilaksanakan pada tanggal 14 – 17 Juli 2016 di Lab Kimia Analitik FMIPA Undiksha dan
dihadiri oleh 9 orang guru IPA dari 20 orang yang diundang. Sembilan orang guru yang tidak
hadir karena menjadi panitia MOS di sekolah masing-masing dan 2 orang lagi karena sakit.
Gambar 5.1 Pembukaan kegiatan p2M
Hasil Pengabdian pada masyarakat ini meliputi: Pre tes dan postes, pengenalan alat dan
bahan praktikum IPA konsentrasi kimia, modifikasi prosedur praktikum kimia SMP berbasis
lingkungan, perancangan prosedur praktikum kimia SMP berbasis lingkungan, uji coba prosedur
praktikum praktikum kimia SMP berbasis lingkungan.
5.1 Pre tes dan postes
Pretes dan postes diberikan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan praktikum
IPA konsentrasi Kimia di SMP Swasta Di Kota Sngaraja, serta permasalahan yang dihadapi. Di
samping itu tes yang diberikan juga memberikan gambaran tentang cara pemecahan terhadap
permasalahan praktikum IPA konsentrasi kimia di SMP Swasta di Singaraja. Selama pretes dan
postes, peserta sangat serius mengerjakan tes yang diberikan. Permasalahan umum yang dihadapi
adalah terkendala alat dan bahan yang terbatas, bahkan tidak ada di sekolah. Cara pemecahan
sementara yang diambil dengan mengamprah alat dan bahan yang diperlukan, tetapi tidak
kunjung datang.
Hasil postes menunjukkan bahwa permasalahan bahan dan alat praktikum telah
ditemukan cara alternative dengan menggunakan alat dan bahan yang di sekitar lingkungan
sekolah atau peserta didik.
14
Gambar 5.2 Suasana pretes dan postes peserta p2m
1.2
Pengenalan alat dan bahan praktikum IPA konsentrasi kimia
Pengenalan bahan dan alat kimia untuk praktikum IPA konsentrasi kimia di SMP
dilakukan untuk mengakrabkan para guru IPA SMP swasta terhadap bahan dan alat praktikum
kimia. Pengenalan terebut dilakukan karena semua guru IPA SMP berlatar belakang sarjana
Pendidikan Fisika dan Biologi. Secara khusus mereka belum banyak mengenal alat dan bahan
kimia. Selama perkenalan alat dan bahan tersebut, banyak pertanyaan yang muncul berkaitan
dengan cara membeli bahan, harga bahan, cara penyimpana, dan efeknya terhadap kesehatan.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut menunjukkan keseriusan peserta terhadap materi
yang diberikan oleh nara sumber.
Gambar 5.3 Peserta diberi materi palatihan alat dan bahan kimia dan langsung diajak
mengobservasi alat dan bahan yang ada di Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Pendidikan
Kimia
Selain bahan dan alat kimia murni, peserta pelatihan dikenalkan dengan bahan alternative
berbasis lingkungan yang dapat digunakan dalam praktikum IPA konsentrasi kimia di SMP.
Pengenalan alat dan bahan berbasis lingkungan sangat mendapat perhatian dari peserta, karena
bahan yang digunakan tidak menakutkan mereka. Bahan-bahan yang dikenalkan, seperti bunga
pacar, sabum, cuka, garam dapur, kertas, sipdol, bebagai kaleng, tempat mencampur warna. Alat
dan bahan tersebut dapat digunakan untuk praktikum IPA konsentrasi kimia di SMP.
15
Gambar 5.4 Peserta dikenalkan dengan bahan dan alat alternatif berbasis lingkungan yang dapat
digunakan untuk praktikum IPA SMP konsentrasi kimia.
1.3 Modifikasi dan merancang prosedur praktikum kimia SMP berbasis lingkungan
Modifikasi dan merancang prosedur praktikum IPA SMP konsentrasi kimia dilatihakan
untuk peserta P2M. Selama kegiatan tersebut para peserta masih banyak menemukan kesulitan
dalam menyusun langkah-langkah prosedur agar dapat dimengerti oleh peserta didik. Disampng
itu, istilah-istilah kimia yang digunakan dalam merancang prosedur praktikum kimia berbasis
lingkungan masih banyak yang kurang tepat. Seperti istilah larutan dan campuran masih
dirancukan.Kelemahan-kelemahan tersebut disempurnakan dalam diskusi kelompok maupun
antar kelompok.
Suasana diskusi kelompok sangat hangat dengan indikasi banyak perhatian peserta pada
penggunaan istilah yang kurang dimengerti oleh peserta lain, terutama istilah kimia. Pemanduan
oleh nara sumber, member pencerahan kepada peserta terhadap istilah kimia yang kurang
dimengerti oleh kimia. Seperti dekantasi.
Gambar 5.5 Peserta memodifikasi dan merancang prosedur praktikum kimia SMP berbasis
lingkungan
16
1.4
Uji coba prosedur praktikum kimia SMP berbasis lingkungan
Uji coba prosedur praktikum IPA SMP konsentrsi kimia dilakukan untuk mengetahui
permasalahan-permasalaha yang dihadapi ketika prosedur tersebut diterapkan dilapangan.
Prosedur praktikum yang dicoba adalah destilasi biasa, keelektrolitan larutan, dan asam basa
dengan menggunakan indicator alam.
Permasalahan yang timbul dalam prosedur praktikum yang dirancang antara lain: lampu
menyala pada larutan gula dan air pada prosedur keelektrolitan larutan, waktu yang terlalu lama
untuk merancang alat pada prosedur praktikum destilasi biasa, dan perubahan indicator alam
yang kurang jelas pada penentuan asam, basa, dan netral. Permasalahan-permasalahan tersebut
dipecahkan pada bagian diskusi.
Hasil diskusi permasalahan seperti larutan gula dan air menyala, karena air yang
digunakan air kran yang mengandung ion elektrolit yang menghantarkan listrik. Untuk tidak
mebingungkan siswa, maka untuk larutan non elektrolit hanya digunakan minyak tanpa air.
Sedangkan mengantisipasi banyaknya waktu dalam merancang destilasi sederhana, maka alat
yang dibuat harus lebih praktis. Dengan demikian untuk merancang alat terebut lebih cepat.
Pemecahan masalah pada indicator alam untuk menentukan asam, basa, dan netral, maka hanya
digunakan indicator alam yang member perubahan yang signifikan pada ketiga jenis larutan
tersebut. Indicator yang paling siginifikan perubahannya adalah ektrak pacar ungu, kembang
sepatu, dan kunyit.
Gambar 5.6 Peserta P2M membuat indikator alam dan mengujinya dalam larutan asam, basa,
dan netral
17
Gambar 5.7 Peserta P2M mnguji alat destilasi biasa
Gambar 5.8 Peserta P2M menguji prosedur keelektrolitan larutan
1.5 Pendampingan
Program pendampingan dimaksudkan untuk mengetahui penerapan dan permasalahan peserta
dalam menidaklanjuti materi pelatihan yang telah diberikan.
Gambar 5.9 Pendampingan peserta oleh nara sumber
Dalam pendampingan tersebut, beberapa permasalahan yang muncul, seperti: cara mendisain alat
dan jumlah bahan yang digunakan. Setelah diarahkan peserta menyadari bahwa permasalahan
mereka sangat mudah untuk dipecahkan, Disisi lain, terdapat peserta telah mampu membuat
prosedur praktikum IPA konsentrasi kimia berbasis lingkungan, bahkan telah menerapkan
18
prosedur tersebut dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pendampingan, para siswa sangat
tertarik sekali dengan praktikum kimia berbasis lingkungan. Hal ini sangat melegakan guru
pengajar/peserta pelatihan.
19
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
2. 1 Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dalam kegiatan P2M ini adalah guru-guru IPA SMP Swasta
di Kota Singaraja telah dilatih: cara melakukan praktikum kimia agar menarik, cara mengelola
bahan kimia yang berbahaya, cara mengidentifikasi bahan kimia yang aman digunakan untuk
praktikum, cara membuat prosedur praktikum kimia SMP berbasis lingkungan. Disamping itu
semangat dan ketertarikan peserta dalam mengikuti kegiatan merupakan hal yang patut diberi
penghargaan.
6.2 Saran
Penumbuhan sifat kreatif guru IPA SMP Swasta di Kota Singaraja melalui kegiatan P2m
ini semakin terasa. Untuk itu kegiatan P2M ini diharapkan dapat terus diterapkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ari Laksmi, IGA. 2014. Analisa Pengelolaan Alat dan Bahan Praktikum pada Laboratorium
Kimia: Studi Kasus di SMA N 1 Seririt. eJournal Kimia Visvitalis.Vol. 2. No. 1.
Tersedia pada http://www.Undiksha.ac.id/ ejournal. Diakses tanggal 9 september 2014.
Dash, S. 2014. Green Chemistry: An Essential of an Hour: A reviw. Asian Journal Of
Biochemical and Pharmaceutical Research, 2(4), 1-3.
Lasia, I Ketut, Wiratini, Ni Made. 2012. Membangun Penguasaan Konsep IPA Kelas V SD
melalui Laboratorium Berbasis Lingkungan. Jurnal IKA Undiksha. Vol. 10. No 1. Hal.
73-87.
Lasia, I Ketut. 2013. Analisis Pengetahuan Mahasiswa tentang Dampak Penggunaan bahan
Kimia dalam Praktikum Kimia Organik terhadap Kesehatan (Studi Menuju Pengelolaan
laboratorium Kimia yang Aman bagi Manusia). Proseding Seminar Nasional FMIPA III
Undiksha. Hal 148-151.
Permendikbud RI No. 65 th. 2013. Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Bersama Menpan dan Kepala BKN No. 02?V?PB.2010. No.13 th. 2013 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional PLP dan Angka Kreditnya.
Ravichandran, S. 2011. Green Chemistry For sustainable Development. Asean Journal of
Biochemical and Pharmaceutical Research, 2(1), 129-135.
Redhana, I Wyn. 2013. Identifikasi Bahan Kimia Berbahaya yang Digunakan dalam Praktikum
Kimia SMA. Proseding Seminar Nasional FMIPA III Undiksha. Hal 53-60.
Redhana, I Wyn (a). 2014. Menghijaukan Kurikulum Kimia untuk Mencapai Pembangunan
Berkelanjutan. Orasi Ilmiah Pengenalan Guru Besar Tetap dalam Bidang Pendidikan
Kimia. Singaraja: Undiksha.
Suardana, I N. (2010). Pengembangan Model Praktikum Kimia Dasar Berbasis BudayaBali
untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Calon Guru Kimia.
Disertasi SPs UPI. Tidak Dipublikasikan
Singh,A.,Singh, S., Singh, N. 2014. Green Chemistry: Sustainability An Innovative Approach.
Journal of Applied Chemistry, 2(2), 77-82
Tantris.2006. Pengelolaan Laboratorium dan Sistem evaluasi Kegiatan Praktikum Fisika dalam
Proses Pembelajaran (Studi Kasus pada SMAN di Kabupaten Buleleng). Tesis.
Singaraja: PPS Undiksha
Wiratini, Ni Made, Suardana, I Nyoaman, Lasia, I Ketut. 2011. Pemanfaatan Potensi Lingkungan
Lokal dalam Membuat Prosedur Praktikum Kontekstual. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran. Jilid 44. Nomor 1-3. Hal. 60-68.
21
Lampiran-Lampiran
Gambar Foto panitia p2M
Lampiran 2 Produk P2M
DESTILASI SEDERHANA
Tujuan
1. Untuk mengetahui proses destilasi sederhana
2. Untuk mengetahui cara pemisahan campuran dangan destilasi sederhana
Alokasi Waktu
: 2x 45 menit
I.
Uraian Materi
Pemisahan suatu komponen dalam larutan seringkali dilakukan di masyarakat luas
khususnya industri alkohol, gas dan minyak bumi. Teknik yang biasa digunakan yaitu teknik
destilasi dengan menitikberatkan pada perbedaan titik didih larutan.Destilasi sederhana mampu
memisahkan dan memurnikan suatu larutan berdasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat
jauh. Pelarut dengan titik didih yang lebih rendah akan menguap terlebih dahulu menjadi destilat
sedangkan komponen yang lain menjadi komponen yang murni.Destilasi sering digunakan untuk
memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda. Zat dalam bentuk cair
dipanaskan dan saat titik didih senyawa dengan titik didih lebih rendah tercapai, uapnya akan
diembunkan (dikondensasi) dan dikumpulkan (Bresnick, 2003).
II. Alat dan Bahan
Alat :
Bahan :
Alat destilasi sederhana( Gelas kaleng,, Air teh
Gelas plastic, Pemanas, Penyangga, Plastisin
Botol plastic, Pecahan kaca / kramik)
22
III.
Prosedur Kerja
1. Rangkailah alat sesuai dengan gambar di bawah ini !
2. Ambil air teh 50 ml
3. Amati warna air teh
4. Masukkan air teh ke dalam kaleng dan tambahkan beberapa pecahan
keramik.
5. Masukan es ke dalam botol plastik.
6. Panaskan kaleng sampai air mendidih.
7. Amati yang terjadi bagian selang.
8. Catat waktu pada saat diperoleh tetesan destilat pertama.
9. Amati warna tetesan yang ada pada gelas plastic
10. Matikan pemanas
11. Dinginkan kaleng yang telah dipanaskan.
12. Cabut rangkaian destilasi
13. Tuangkan air teh dari kaleng ke dalam gelas plastik.
14. Amati warna air the tersebut.
IV. Hasil Pengamatan
No
V.
Kegiatan
1
Warna air
dipanaskan
2
Proses
selang
3
Warna tetesan pada gelas
plastic
4
Warna air teh setelah di
panaskan
yang
teh
Pengamatan
sebelum
terjadi
pada
Pertanyaan
1. Bagaimana warna air teh sebelum dimasukkan ke dalam kaleng ?
2. Bagaimana proses yang terjadi pada selang ?
3. Bagaimana warna cairan yang menetes pada gelas plastik ?
4. Bagaimana warna air teh setelah dipanaskan ?
5. Berdasarkan hasil percobaan :
23
a. Penguapan terjadi pada bagian ….
b. Pendidihan terjadi pada bagian…
c. Pengembunan / pendinginan terjadi pada bagian…
d. Kejadian yang terjadi pada a, b dan c disebut….
VI.
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………
Produk P2M 2
I. Judul
: Asam, Basa, Netral
II. Tujuan Kegiatan
: Peserta didik mampu mengidentifikasi bahan-bahan
ke dalam sifat larutan asam, basa dan netral melalui
percobaan.
III. Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
IV. Materi :
Asam secara kimia dapat didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan
ion hidrogen (H+)ketika dilarutkan pada suatu pelarut (biasanya air), dengan pH <
7. Sedangkan basa didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion
hidroksida (OH-) ketika dilarutkan dalam air dan memiliki pH > 7 jika suatu
bahan memiliki pH = 7 maka dikatakan netral..
Penentuan Sifat Larutan Asam-Basa dan Netral
Identifikasi asam, basa, dan netral dapat dilakukan dengan mnggunakan
indikator. Indikator yang dapat digunakan adalah indikator asam basa. Indikator
adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan
netral. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat
digunakan, antara lain kertas lakmus dan larutan indikator atau indikator alami.
. Sifat larutan dengan menggunakan lakmus dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Pengujian asam, basa, dan netral dengan menggunakan kertas
lakmus
Beberapa indikator alami yang dapat digunakan dalam pengujian asam
basa suatu bahan diantaranya sebagai berikut.
Warna dalam
No
Indikator Alami
Ket
Asam
Basa
1. Kunyit
Kuning
Merah
2. Umbi bit
Biru
Merah
3. Daun pacar air
Merah
Kuning
4. Bunga kembang sepatu
Merah
Kuning
5. Bunga nusa indah
Merah
Kuning
6. Kulit manggis
Coklat kemerahan
Coklat
7. Kol ungu
Merah muda
Biru/ hijau
24
No
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Indikator Alami
Kembang teleng
Bunga pacar ungu
Bougenville
Kayu secang
Daun Rhoeo discolor
Bunga angsoka (merah)
Bunga kerasi (pink)
Bunga Hydrangea
Bunga pacar (merah)
Warna dalam
Asam
Basa
Ungu
Biru/ hijau
Merah muda
Jingga/ kuning
Merah muda
Jingga/ kuning
Kuning
Merah
Merah muda
Hijau
Merah
Hijau
Pink terang
Hijau
Biru
Merah jambu
Oranye
Oranye
kecoklatan
Ket
(diambil dari beberapa sumber)
V. Alat dan Bahan :
Alat:
1. Mortir/ penggerus (alternatif: sendok dan mangkok kecil)
2. Gelas bekas air mineral
3. Pipet air mineral
4. Palet (alas campur warna cat air untuk menggambar)
5. Kain kasa/ saringan teh
6. Parutan
Bahan-bahan:
a. Larutan yang diuji:
- Air keran
- Cuka
- Air sabun
b. Larutan indikator
- Kunyit
- Bunga pacar air (ungu)
- Bunga pacar air (merah)
- Bunga Bougenville
- Bunga kembang sepatu
c. Tisu
VI. Prosedur Kerja
1. Ambil bagian tengah kunyit
2. Kupas kunyit tersebut dan dicuci, kemudian diparut..
3. Tambahkan sedikit air ke dalam parutan kunyit sambil diaduk-aduk agar
rata.
4. Saring campuran tersebut.
5. Tuangkan hasil saringan ke dalam gelas bekas air mineral dan beri label.
6. Cuci bunga pacar air (ungu).
7. Haluskan/ ulek/ gerus bunga tersebut sambil ditambahkan air sedikit demi
sedikit.
8. Saringlah campuran tersebut dengan kain kasa.
25
9. Tuangkan hasil saringan tersebut ke dalam gelas bekas air mineral dan beri
label.
10. Lakukan langkah kegiatan yang sama seperti bunga pacar (ungu) untuk
bunga yang lainnya (langkah 6-9).
11. Hasil saringan bahan-bahan di atas kita sebut sebagai larutan
indikator. Pembuatan larutan indikator ini dilakukan di rumah masingmasing.
12. Siapkan 3 gelas mineral sebagai tempat untuk larutan uji.
13. Beri label A, B dan C pada gelas tersebut.
14. Tuangkan air keran/ air mineral ke gelas A, cuka ke gelas B, dan air
sabun ke gelas C.
15. Siapkan palet yang diberi label A, B, dan C sesuai dengan kode larutan
uji.
16. Teteskan 2-3 tetes larutan uji pada kode yang sesuai pada lubang palet
17. Teteskan setetes demi tetes larutan indikator kunyit pada tiap larutan uji
(A, B, atau C)yang ada pada palet sampai terjadi perubahan warna.
18. Amati perubahan warna yang terjadi.
19. Catatlah hasil pengamatan kalian pada tabel pengamatan.
20. Setelah mencatat data, bersihkanlah palet tadi, kemudian lanjutkan
kegiatan dengan menggunakan larutan indikator yang lainnya. Amati
dan catat hasil pengamatan kalian.
VII.
Data Pengamatan
Larutan
Perubahan warna
Ket
Indikator
No
Air
Cuka
Air sabun (asam/basa/netral)
mineral
1. Kunyit
2.
Bunga pacar
air (ungu)
3. Bunga pacar
air (merah)
4. Bunga
Bougenville
5. Bunga
kembang
sepatu
VIII. Pertanyaan :
1. Kelompokkan larutan-larutan yang diuji menjadi tiga:
a. Larutan asam
:
.......................................................................................................
b. Larutan basa
:
.......................................................................................................
c. Larutan netral
:
.......................................................................................................
2. Jelaskan pengertian larutan indikator !
26
3. Sebutkanlah bahan-bahan alami yang bisa digunakan sebagai indikator asambasa dalam kehidupan kalian sehari-hari minimal 3!
X. Simpulan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Produk 3 P2M
I.
II.
III.
IV.
V.
JUDUL
: LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
TUJUAN
: Dapat mengamati sifat larutan elektrolit dan non elektrolit
ALOKASI WAKTU : 80 Menit ( 2 JP)
URAIAN MATERI
:
Sifat larutan ada yang dapat menghantarkan arus listrik dan ada yang tidak
menghantarkan arus listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
disebut larutan elektrolit dan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
disebut non elektrolit.
Larutan elektrolit ada yang bersifat kuat dan ada yang bersifat lemah, yang
kuat ditunjukkan dengan nyala lampu terang dan eletrolit lemah nyala
lampunya redup. Terang redupnya nyala lampu sebanding dengan kuat
lemahnya larutan asam basa, semakin kuat sifat larutan asam basa maka
semakin terang nyala lampunya.
 Contoh larutan elektrolit adalah larutan asam, basa dan garam
 Contoh larutan non elektrolit adalah larutan alkohol.
ALAT DAN BAHAN :
 Alat
:
1) 1 set alat uji larutan elektrolit
Gambar alat uji elektrolit dan non elektrolit
Keterengan : 1: batere, 2: kabel, 3: lampu LED, 4 dan 5: paku, : gelas, 6:
larutan uji

2) 6 buah gelas kimia
Bahan :
1) Minyak kelapa
27
VI.
2) Cuka
3) Air garam dapur
4) Alkohol
PROSEDUR KERJA :
1) Isilah gelas kimia dengan larutan sesuai gambar berikut.
I
II
III
IV
Minyak
Cuka
Garam
Alkohol
2) Ujilah sifat larutan dengan satu set alat tes elektrolit dengan cara
mencelupkan kedua ujung kawat ke dalam larutan seperti gambar di
atas.
3) Tuliskan hasilnya pada tabel di bawah ini dengan memberi tanda √ .
Tidak
Keterangan
No.
Larutan
Menyala
(elektrolit/non
Menyala
elektrolit)
1.
Minyak
2.
Cuka
3.
Garam
4.
Garam
5.
alkohol
Catatan :
 Jika lampu menyala adalah larutan elektrolit
 Jika lampu tidak menyala adalah larutan non elektrolit
VII. KESIMPULAN
:
1. _______________________________________________________________
2. _______________________________________________________________
3. _______________________________________________________________
4. _______________________________________________________________
VIII. PERTANYAAN
:
1) Sebutkanlah larutan yang termasuk elektrolit?
2) Sebutkanlah larutan yang termasuk non elektrolit?
3) Jelaskan apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit!
4) Jelaskan apa yang dimaksud dengan larutan non elektrolit!
28
Lampiran 3
Nama:
Asal Sekolah :
PRE-POS TES
PETUNJUK
a. Quisieoner ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan praktikim IPA
konsentrasi kimia di SMP
b. Quisioner terdiri dari pilihan dan isian
c. Isilah setiap pernyataan dengan jujur
Pertanyaan
1. Untuk memenuhi tuntutan kurikulum 2013, apakah di sekolah Anda telah
tersedia alat untuk praktikum IPA konsentrasi Kimia?
a. Ya
(sebutkan:……………………………………………………………)
b. tidak
2. Untuk praktikum IPA konsentrasi kimia, apakah telah tersedia bahan yang
dibutuhkan menurut kurikulum 2013?
a. Ya(sebutkan:………………………………………………………….)
b. tidak
3. Pernahkan Anda praktikum kimia?
a. Pernah( berapa kali………..)
b. Tidak
4. Jenis praktikum kimia apa yang pernah anda lakukan?
………………………………………………………………………………
……………………………………………………
5. Adakah permasalahan anda ketika melakukan praktikum IPA konsentrasi
kimia?
a. Ya(sebutkan……………………………………………………………)
b. Tidak
6. Jika ada masalah, bagaimana cara anda mengatasi?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Good luck
29
Lampiran 4
JADWAL KEGIATAN
“Pelatihan Pengembangan Prosedur Praktikum IPA Konsentrasi Kimia
Berbasis Lingkungan untuk Guru IPA SMP Di Kota Singaraja”
14-16 Juli 2016
Hari/tanggal
Kamis/14 Juli
2016
KEGIATAN
Presensi/ Snack
WAKTU
PELAKSANAA
N
08.00-09.00
Panitia
Laporan Ketua Panitia
09.00-09.10
Panitia
Sambutan-sambutan
Jumat/15 Juli
2016
Sabtu/16 Juli
2016
PELAKS
ANA
Panitia
Ketua Lemlit dan P2M Undiksha sekaligus membuka
acara
09.25-09.40
Pre tes
Materi 1. Pengenalan Alat untuk praktikum IPA
konsentrasi Kimia SMP
09.40-10.00
10.00-11.30
Ketua
Lemlit
dan P2M
Undiksha
Panitia
Panitia
Istirahat
11.30-12.00
.Panitia
Materi 2. Pengenalan bahan-bahan untuk praktikum
IPA konsentrasi Kimia SMP
12.00-13.30
Panitia
Materi 3: Modifikasi prosedur praktikum kimia SMP
berbasis lingkungan
13.30-15.00
Panitia
Perancangan prosedur Praktikum Kimia SMP berbasis
lingkungan
7.30-10.30
Istirahat
10.30-11.00
Panitia
dan
peserta
Panitia
Diskusi rancangan prosedur praktikum kimia SMP
berbasis lingkungan
11.00-12.00
Istirahat
Diskusi rancangan prosedur praktikum kimia SMP
berbasis lingkungan (lanjutan)
12.00-12.30
12.30-15.00
Uji coba prosedur praktikum kimia SMP berbasis
lingkungan
7.30-10.30
Istirahat
Diskusi Hasil
10.30-11.00
11.30-12.00
Istirahat
12.00-12.30
Diskusi hasil (lanjutan)
12.30-14.00
Postes
14.00-14.30
Penutupan
14.30-15.00
30
Panitia
dan
peserta
Panitia
Panitia
dan
peserta
Panitia
dan
peserta
Panitia
Panitia
dan
peserta
Panitia
Panitia
dan
peserta
Panitia
dan
peserta
Panitia
dan
peserta
Download