BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 State Of Art Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya No . 1. Nama Peneliti Nurlailah dan Suzy Azeharie (2011) Universitas Interstudi Jakarta Judul Penelitian Pengaruh Program MTV Terhadap Gaya Hidup Remaja Jakarta Teori Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan dengan penelitian saya -Program tayangan TV -Kuantitatif -Media Televisi -Eksplanatif Hasil Penelitian menunjukkan bahwa program MTV mempunyai pengaruh terhadap gaya hidup remaja yang tercermin dalam aktivitas, minat dan pendapat. Teori yang digunakan adalah teori uses and effect sebagai teori penguat. Terdapat pengaruh dari tayangan program acara televisi Paranoia di O Channel TV Teori yang digunakan teori uses and effect. -Wawancara -Kuesioner -Non probablity sampling Selain itu digunakan metode survey eksplanatif sebagai penguat dalam penelitian kuantitatif. -Accidential sampling 2. Ria Rezeki (2013) Universitas Bina Nusantara Jakarta Pengaruh Tayangan Program Acara Televisi Paranoia di O channel terhadap gaya perilaku remaja (studi pada Teori Kultivasi Kuantitatif terhadap perilaku gaya hidup remaja SMA Bakti 7 Jenis penelitian eksplanatif. Penelitian ini membahas 8 sma BM Jakarta) 3. Mahesa (2012) Pengaruh film RealitaCint adan Rock N Roll terhadapga yaberpakai ananak IPS SMAN 6 Jakarta angkatan 2012 -Teori Komunikasi Massa Kuantitatif -Teori SMCR -Teori Kognitif Mulya 400 Jakarta pengaruh terhadap gaya berpakaian. Adanya pengaruh dari film Realita, Cinta, dan Rock ’N Roll terhadap gaya Selain teori komunikasi massa penelitian ini menggunakan teori uses and effect. berpakaian anak IPS SMAN 6 Jakarta angkatan 2012 -Teori Afektif -Teori Konatif 4. Saima Zareen (2012) University of Gujrat Pakistan 5. Anastacia E. Damon (2009) California State University, Northridge Effect of TV Fashion Shows on Dressing Style of Female Students of University of Gujrat Dressed to Influence: The Effects of Experiment er Dress on Participant Compliance Teori Kultivasi Kuantitatif Quesioner observasi Jenis penelitian eksplanatif dengan tata cara pengambilan data menggunakan kuisioner. Sebagian besar responden tinggal di pertengahan kota dan rela menghabiskan 33% dari pendapatan mereka untuk membeli fashion terbaru. Teori yang digunakan teori uses and effect. Pengaruh iklan televisi dan interaksi antara mereka dan orangorang di India Teori yang digunakan teori uses and effect. dinyatakan dalam cara Jenis penelitian eksplanatif. Metode penelitian kuantitatif dengan jenis 9 yang sangat visual seperti perubahan gaya berpakaian penelitian eksplanatif. Pengaruh dalam penelitian ini adalah pengaruh program televisi. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Umum A. Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah penyampaian pesan antar individu yang secara bersamaan dapat menghasilkan pesan yang bermakna antar dua individu tersebut. Ada tiga pengertian komunikasi, sebagai berikut: 1. Etimologis Etimologi adalah ilmu yang berkaitan dengan arti kata Yunani etymon “sesungguhnya” dan logos “kata”, jadi Etimologi ialah adanya kesamaan makna/penyampaian pesan dalam komunikasi yang dilakukan oleh dua individu maupun kelompok. 2. Terminologis Komunikasi ini adalah komunikasi yang dilakukan pada manusia atau dalambahasa asing human communication, komunikasi yang dimaksud tidak termasuk penyampaian melalui kata-kata namun dapat disampaikan melalui perilaku nonverbal. 3. Paradigmatis Komunikasi ini mengandung tujuan dan ada unsur perencanaan di dalamnya, perencanaan itu bergantung dengan pesan yang akan disampaikan kepada komunikan yang menjadi sasaran. B. Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi menurut William I. Gorden ialah, sebagai sosial pembentuk konsep diri untuk mengetahui bagaimana diri kita sendiri, eksistensi diri, memperlihatkan diri sendir 10 kepada orang lain demia memupuk sebuah hubungan, memperoleh kebahagiaan, sebagai kelangsungan hidup untuk bersosialisasi dengan orang lain karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia saling membutuhkan satu sama lain. C. Proses Komunikasi Dasar-dasar komponen komunikasi yaitu: - Pengirim pesan - Penerima pesan - Pesan Proses Komunikasi dapat dilihat pada bagan dibawah ini: GANGGUAN GANGGUAN BALIKAN/FEEDBACK PENGIRIM PESAN SIMBOL/ISYARAT PENERIMA PESAN MEDIA/SALURAN MENGARTIKAN KODE/PESAN Gambar 2.1 Proses Komunikasi 1. Pengirim Pesan (sender) pengirim pesan ialah satu individu yang mempunyai gagasan/ide untuk menyampaikan pesan dengan harapan individu lain akan menerima pesan tersebut dengan baik. Pesan yang disampaikan dapat berupa verbal dan non verbal. 2. Simbol Pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesan tersebut bisa sampai maknanya dan dapat di pahami oleh 11 orang lain, yang bertujuan untuk membujuk, mengajak, mengubah sikap dan perilaku serta member isyarat pada suatu makna tertentu. 3. Media ( penghubung ) media seperti ini biasanya melalui alat penghubung seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, telepon, internet, media komunikasi seperti ini biasanya dipengaruhi oleh makna pesan yang akan disampaikan dan seberapa besarnya jumlah dari penerima pesan tersebut. 4. Mengartikan kode (isyarat) Pesan yang sudah diterima melalui panca indera manusia seperti mata dan telinga akan melalui proses pemaknaan dari si penerima pesan, pesan tersebut akan diartikan sampai makna dan isi pesan tersebut dipahami dengan baik. 5. Penerima pesan Penerima pesan ialah orang yang dapat memaknai arti pesan tersebut tanpa mengurangi isi dan arti pesan yang telah disampaikan oleh pengirim. 6. Feedback Feedback adalah tanggapan yang menyambungkan segala proses komunikasi, tanpa adanya feedback tersebut maka proses komunikasi tidak dianggap berjalan dengan baik. Penting bagi pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang baik dan tepat. 7. Gangguan Gangguan tidak termasuk dalam bagian proses komunikasi, tetapi mempunyai pengaruh dalam proses terjadinya komunikasi. Dalam komunikasi ada hal yang mengganggu, dan jika gangguan terjadi maka penerima pesan akan salah menafsirkan pesan yang diterima. 2.2.2 Komunikasi Massa Komunikasi Massa adalah, suatu proses dimana organisasi media memproduksi- kan pesan kepada public secara luasndan pada sisi lain 12 merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan di konsumsi oleh para audience. (Rohim Syaiful, 2009:160) Adanya dua dimensi dalam komunikasi, dimensi pertama memandang dari sisi media rakat luas beserta institusi-institusinya, dan untuk dimensi kedua melihat kepada hubungan antara media dengan audience, baik kelompok maupun individual. Komunikasi massa merupakan komunikasi yang harus bisa menjelaskan bagaimana fenomena tersebut berkaitan erat dengan aktivitas yang dilakukan oleh manusia, karena media massa sebagai alat utama dalam komunikasi massa. Media massa sangat mempengaruhi kehidupan manusia, bagaimana pula media massa bisa menjelaskan berbagai aktivitas manusia dalam pergaulan sosialnya (Nurudin, 2004:152). Teori Komunikasi Massa diawali dengan adanya beberapa aspek-aspek penelitian yang akhirnya didukung dengan pendekatan-pendekatan sebagai berikut: 1. Formula Laswell Pendekatan ini mempunyai cara sederhana dalam memahami proses komunikasi massa, yaitu dengan menjawab 5W 1H (what, when, where, who, why and how) proses ini sangat membantu dalam pemahaman suatu proses komunikasi massa karena dalam proses inisecara tidak langsung menggambarkan sebuah struktur didalamnya dan membantu proses komunikasi massa. 2. Pendekatan Transmisional Teori tentang transmisi pesan ini pertama kali ditemukan oleh, claude Shannon pada akhir tahun 40-an. Teori ini menjelaskan suatu proses komunikasi dengan melihat komponen-komponen yang terkandung di dalamnya, serta melihat rangkaian aktivitas yang terjadi antar satu komponen dengan komponen lainnya. 3. Pendekatan Psikologi-sosial Proses pendekatan ini adalah focus dalam komunikasi antar kelompok dalam masyarakat yang berlangsung secara 13 interaktif dan dua arah. Pendekatan ini memandang sumber informasi, komunikator, dan penerima dalam suatu situasi komunikasi yang dinamis. 4. Stimulus-Respons Prinsip ini termasuk prinsip yang mengandalkan dimana sebuah efek yang terjadi merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu, dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan kaitan erat antar pesan-pesan dalam sebuah media dan reaksi dari audience. 5. Komunikasi dua tahap dan pengaruh antar pribadi Secara garis besar teori ini menggambarkan bahwa media massa tidak bekerja langsung didalam suatu kevakuman social, melainkan media massa memiliki suatu akses ke dalam jaringan hubungan social yang sangat kompleks dan bersaing dengan gagasan serta sumber lainnya. 6. Difusi inovasi Dalam teori ini dikatakan bahwa komunikator yang mendapatkan pesan dari media massa sangat kuat untuk mempengaruhi orang-orang, ketika ada inovasi (penemuan) lalu disebarkan (difusi) melalui media massa yang akan mempengaruhi massa untuk mengikutinya. 2.2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa Banyak hal yang dapat dibahas mengenai fungsi-fungsi komunikasi massa, sama dengan definisi dari komunikasi massa, fungsi-fungsi dari komunikasi massa mempunyai latar belakang serta tujuan yang berbeda satu sama lain. Menurut Jay Black dan Frederick Whitney fungsi-fungsi komunikasi massa ialah: (Nurudin, 2004:64). 1. To inform (menginformasikan) Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa, komponrn yang paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini ialah beritaberita yang disajikan. Berita-berita dan fakta yang dikumpulkan oleh wartawan atau jurnalistik menjadi informasi 14 penguat dalam komunikasi massa tersebut, pencarian berita maupun fakta tersebut dilakukan dengan menggunakan struktur 5W + 1H (what, who, where, when, why and hwo) pertanyaan berikut sebagai rincian penguat informasi di lapangan yang akan dibutuhkan masyarakat. 2. To entertain (memberi hiburan) Fungsi hiburan dalam media elektronik menduduki posisi paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masyarakat sebagian banyak masih menjadikan media elektronik sebagai media hiburan mereka, oleh karena itu tidak heran jika jam-jam prime time (19.00-21.00) di televisi menjadi jam penayangan program-program hiburan seperti sinetron, kuis, komedi dan acara jenaka lainnya. 3. To persuade (membujuk) Fungsi persuasi dalam komunikasi massa tidak kalah dengan informasi dan hiburan, seringkali masyarakat tidak menyadari adanya fungsi ini, jika diperhatikan sekilas mungkin akan terlihat hanya seperti informasi, tetapi jika diperhatikan lebih jeli fungsi persuasi tersebut terlihat jelas dalam artikel, tulisan tajuk rencana, surat pembaca dll. Fungsi ini jelas memperlihatkan adanya ajakan dan pendekatan langsung terhadap masyarakat melalui media massa. 4. Transmission of the culture (transimisi budaya) Meskipun fungsi ini paling sedikit dibicarakan oleh masyarakat namun fungsi transmisi budaya ini salah satu fungsi yang paling meluas dalam komunikasi massa. Beberapa bentuk komunikasi menjadi bagian dari pengalaman dan pengetahuan individu, melalui individu komunikasi menjadi bagian dari pengalaman yang kolektif kelompok, publik, audience berbagai jenis dan individu bagian dari suatu massa. Pengalaman ini direfleksikan kembali melalui bentuk komunikasi, tidak hanya media massa tetapi juga dalam seni, ilmu pengetahuan dan masyarakat. 2.2.2.2 Elemen-Elemen Komunikasi Massa 15 elemen-elemen dalam komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa, proses komunikasi massa meliputi bagaimana komunikator mengirimkan pesan melalui saluran kepada komunikan (penerima). Perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi yaitu dalam pesannya yang tergolong berlipat-lipat sampai ke penerima. Dalam komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai sumber atau komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut sebagai audience. Berikut beberapa elemen-elemen dalam komunikasi massa antara lain: A. Komunikator Komunikator dalam komunikasi massa berbeda dengan komunikasi yang lain, komunikasi disini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staff teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Ada beberapa karakteristik yang dimiliki komunikator dalam komunikasi massa, Hiebert, Ungurait dan Bohn (HUB) mengemukakan setidaknya ada lima karakteristik: 1) Daya saing (competitiveness) 2) Ukuran dan kompleksitas (size and complexity) 3) Industrialisasi (industrialization) 4) Spesialisasi (specialization) 5) Perwakilan (representasion) B. Isi Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri dalam pengelolaan isinya, sebab masing-masing media melayani masyarakat yang beragam juga menyangkut individu maupun kelompok sosial. Bagi Ray Eldon Hiebert (1985) isi media setidak-tidaknya dibagi menjadi lima: berita dan informasi, analisis dan interpretasi, pendidikan dan sosialisasi, hubungan masyarakat dan persuasi, iklan dan penjualan lain, hiburan. (Nuridin, 2004:101) C. Audience 16 Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, sampai ribuan pembaca buku, Koran majalag dll. Masing-masing audience mempunyai perbedaan dari mulai pola berpikir, cara berpakaian, pengalaman, cara menanggai pesan, dan orientasi kehidupannya. Akan tetapi masing-masing individu mempunyai kesamaan dalam saling mereaksi pesan yang diterimanya. D. Umpan Balik Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi massa, yaitu umpan balik langsung (immediate feedback) dan umpan balik tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan berbicara langsung. Umpan balik tidak langsung biasanya hanya terjadi pada satu arah seperti menonton berita di televisi, media massa menyampaikan sebuah fakta/berita yang tidak bisa langsung ditanggapai kembali dari masyarakat kepada media massa tersebut, media hanya mendapatkan pesan dari berita/informasi tersebut. E. Gangguan Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya selalu ada. Di dalam media cetak gangguan berupa suatu hal seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, paragraph yang dihilangkan dalam surat kabar. Gangguan yang biasanya terjadi pada televisi biasanya pada pesawat televisi, gangguan gelombang pemancar maupun kesalahan teknis pada saat penyiaran. Kenyataannya, semakin kompleks teknologi yang digunakan masyarakat, semakin besar peluang munculnya gangguan. F. Gatekeeper John R. Bittner mengistilahkan gatekeeper sebagai “individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa)”. Jika diperluas lagi maknanya maka gatekeeper adalah orang yang berperan penting dalam media massa 17 seperti editor, reporter, editor berita bahkan editor film atau orang lain dalam media massa yang ikut menentukan arus informasi yang disebarkan. G. Pengatur Pengatur dalam media massa ialah mereka yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur biasanya tidak terdapat dalam media massa melainkan berada di luar media massa, kelompok tersebut bisa ikut menentukan kebijakan redaksional. Pengatur tersebut antara lain ialah, pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi, narasumber dll. H. Filter Filter adalah kerangka piker melalui mana audience menerima pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audience bisa melihat dunia, hal ini berarti kenyataan yang diterima dalam memori sangat tergantung pada bingkai tersebut. Ada beberapa filter antara lain, fisik, psikologis, budaya, dan yang berkaitan dengan informasi. 2.2.2.3 Efek Komunikasi Massa Komunikasi massa mempunyai pengaruh maupun efek bagi masyarakat, efek tersebut sangat jelas dan nyata, contohnya seperti materi pembicaraan dan informasi yang kita lakukan sehari-hari sebagian besar terdapat dari efek komunikasi massa. Efek komunikasi massa itu sendiri terbagi dua yaitu efek primer dan efek sekunder, yang membedakan kedua efek tersebut adalah efek primer adalah reaksi utama dalam penyampaian, efek primer yaitu efek yang tidak adanya perubahan perilaku dari penerima pesan, sehingga efek sekunder terdapat perubahan perilaku dari penerima pesan. 2.2.3 Televisi 2.2.3.1 Definisi Televisi Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam 18 gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.(Soerjokanto 2003:24) Kata televisi merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yangmenggunakan media visual atau penglihatan. 2.2.3.2 Karakteristik Televisi Menurut (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2007:128-130), televisi mempunyai karateristik sebagai berikut: a. Audio Visual Televisi memiliki kelebihan untuk didengar sekaligus dapat dilihat (audio visual), harus adanya kesesuaian yang harmonis antara gambar dan kata-kata b. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua yaitu penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. c. pengoperasian lebih kompleks pengoprasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakanpun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Inilah yang menjadi kelebihan dari televisi, dengan adanya media Audio Visual seperti televisi sangat membantu masyarakat dalam menjadikan televisi sebagai konsumsi utama pada masyarakat. 2.2.3.3 Program Acara Televisi Stasiun televisi kini sudah sangat maju, disamping teknologi programprogram yang disajikan pun semakin menarik, mungkin konten dan tema program terkadang terlihat sama saja namun dengan berkembangnya kreatifitas para tim produksi daripada program itu sendiri membuat program- 19 program di pertelevisian Indonesia semakin menarik lagi. Program “ilook” di Net Tv salah satunya program yang mempunyai ketertarikan sendiri bagi masyarakat, disamping konten fashion yang beragam dan menarik program ini selalu memberikan hal baru dan berbeda di setiap episodenya, salah satunya seperti membuat barang-barang tidak terpakai menjadi salah satu barang yang berguna, tentunya berhubungan dengan dunia fashion juga. Ideide baru dan kreatif inilah yang cenderung membuat program ini menjadi berbeda dengan lain, serta menarik pemirsa yang menonton program “ilook” tersebut. 2.2.3.4 Format Program Televisi Kuncisuatukeberhasilandalam program televisiadalahpenentuan format acaratelevisitersebut. (Djamal&Fachruddin, 2011) Format acaratelevisi: 1. Drama/Fiksi (timeless &imajination) Tragedi, aksi, komedi, cinta/romansa, legendadan horror. 2. Nondrama (timeless & factual) Musik, magazine show, talkshow, variety show, repackaging, kuis, talent show, competition show. 3. Berita/News (actual & factual) Berita, current affairs program, sport, magazine news, features. 2.2.3.5 Dimensi Menyaksikan program televisi Menurut Ardiyanto 2007, ada tiga pola yang sering digunakan untuk mengukur pengaruh tayangan televisi, pengukuran Frekuensi, Durasi dan Atensi. Pengukuran frekuensi program mingguan seperti berapa kali dalam sebulan, Frekuensi merupakan penggunaan media mengumpulkan data khalayak tentang berapa kali dalam sebulan khalayak mengkonsumnsi tayangan suatu program televisi. Pengkuran durasi penggunaannya dihitung berapa lama khalayak tergantung pada suatu media, berapa jam, berapa menit khalayak mengikuti program, Durasi merupakan data berupa berapa lama menyaksikan program televisi. Atensi merupakan seberapa besar perhatian pada tayangan televisi (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2007:140) 20 2.2.4 Teori Khusus 2.2.4.1 Teori Uses and effect. Pemikiran yang pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl (1979) ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori mengenaai efek. Konsep “use” atau penggunaan merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dalam pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang suatu hasil dari suatu proses komunikasi massa. (Syaiful Rohim, 2009:189) Pandangan teori menganai uses and effect adalah merupakan teori yang menjelaskan bahwa penggunaan media dapat menimnbulkan berbagai efek media yang terkait dengan apa yang diketahui dari isi media tersebut. Teori ini menjelaskan tentang bagaimana kepuasan individu mengenai apakah akan digunakan atau tidaknya isi media massa ditentukan oleh karakteristik individu, munculah harapan-harapan persepsi individu serta tingkat pencapaian media (Hoetasoehoet, 2002:70). Kebutuhan merupakan salah satu faktor terjadinya penggunaan media, asumsi dasar dari teori ini adalah lebih menekankan bagaimana penggunaan media massa tersebut dapat menghasilkan banyak efek terhadap suatu individu. Adanya efek yang timbul dari khalayak setelah menonton tayangan “ilook” di Net TV sebagai berikut: 1. Efek Kognitif, terdapat perubahan pada apa yang diketahui dan dipahami. Efek ini berkaitan dengan transmisi, pengetahuan, keterampilan dan informasi. 2. Efek Afektif, timbul disaat adanya perubahan yang dirasakan khalayak dan disenangi khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi dan sikap. 3. Efek Konatif, menunjuk kepada perilaku yang dapat diamati dan meliputi tindakan, kegiatan, bahkan perilaku. (Denis McQuail, 1991:235) 2.2.4.2 Gaya Hidup Gaya hidup merupakan suatu perilaku yang mencerminkan masalah apa yang sebenarnya ada di dalam alam pikiran manusia, gaya hidup 21 ditujukan oleh perilaku tertentu sekelompok orang atay individu yang menganut nilai-nilai dan tata hidup yang hampir sama. Gaya hidup sangat berkaitan dengan perkembangan zaman, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalakannya, tergantung pada bagaimana orang tersebut menjalaninya (Idi Subandy, 2007) Gaya hidup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai atau norma, demografi, kelas sosial, referensi kelompok, keluarga, dan juga karakter individu itu sendiri seperti motivasi, emosi dan personalitas dari dalam dirinya. Perbedaan gaya hidup seseorang akan mempengaruhi kebutuhan mereka masing-masing (Cathy Neal, 202:398) Definisi lain tentang gaya hidup, sebagai suatu cara hidup yang dapat di gambarkan dari bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda-beda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan dari masa ke masa, gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen. Gaya hidup akan berkembang pada masing-masing aktivitas, ketertarikan dan opini (Setiadi, 2003:148). 2.2.4.3 Jenis Gaya Hidup Jenis gaya hidup secara luas dapat dibagi sebagai berikut (Susanto, 2001:11) : 1. Aktivitas Cara hidup yang dapat diidentifikasikan dengan bagaimana cara seseorang mengahabiskan waktunya. 2. Ketertarikan Apa yang akan dianggap penting dalam lingkungannya. 3. Pendapat Apa yang dipikirkan tentang dirinya sendiri dan juga dunia di sekitarnya 2.2.4.4 Fashion Style (Gaya Berpakaian) 22 Fashion ataubisajuga di katakana model gayaberpakaiantidakhanyasekedarpakaianataupunkoleksigambar-gambar, melainkansebuahbentukmateri visual danbudayahidup berperanpentingdalamkehidupansosialdankultural. yang Fashion merupakankekuatanekonomi yang besar, diantarasepuluhindustriteratas di Negara bagianberkembang (Arnold, 2009). Fashion merupakangayaberpakaiandaribagaimanacarakitamembawadiridalamlingkun gan (Widyarini,2011:72) bagaimanakitamempunyaiketertarikanakansebuahhal yang dapatmempengaruhigayahidupkitatermasukgayaberpakaiankita.programIlook memberikanbeberapareferensidalamgayaberpakaiandarimulai gayaberpakaian yang di model-model tampilkansampaidenganinformasi detail bagaimanagayaberpakaian yang pantassesuaikebutuhankita. ` 2.3 Kerangka Pemikiran FrekuensiMenontonProgra m Gaya Berpakaian Karyawan DestinAsian “ilook” Media Group di Net TV (Variabel Y) (Variabel X) Gambar 2.2 KerangkaPemikiran