39 BAB III INTI PENELITIAN 3.1. Media Indonesia 3.1.1. Sejarah Media Indonesia Media Indonesia pertama kali diterbitkan pada tanggal 19 Januari 1970. Sebagai surat kabar umum pada masa itu, Media Indonesia baru bisa terbit 4 halaman dengan tiras yang amat terbatas. Berkantor di Jl. MT. Haryono, Jakarta, disitulah sejarah panjang Media Indonesia berawal. Lembaga yang menerbitkan Media Indonesia adalah Yayasan Warta Indonesia. Tahun 1976, surat kabar ini kemudian berkembang menjadi 8 halaman. Sementara itu perkembangan regulasi di bidang pers dan penerbitan terjadi. Salah satunya adalah perubahan SIT (Surat Izin Terbit) menjadi SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Karena perubahan ini penerbitan dihadapkan pada realitas bahwa pers tidak semata menanggung beban idealnya tapi juga harus tumbuh sebagai badan usaha. Dengan kesadaran untuk terus maju, pada tahun 1988 Teuku Yousli Syah selaku pendiri Media Indonesia bergandeng tangan dengan Surya Paloh, mantan pimpinan surat kabar Prioritas. Dengan kerjasama ini, dua kekuatan bersatu : kekuatan pengalaman bergandeng dengan kekuatan modal dan 39 40 semangat. Maka pada tahun tersebut lahirlah Media Indonesia dengan manajemen baru dibawah PT. Citra Media Nusa Purnama. Surya Paloh sebagai Direktur Utama sedangkan Teuku Yousli Syah sebagai Pemimpin Umum, dan Pemimpin Perusahaan dipegang oleh Lestary Luhur. Sementara itu, markas usaha dan redaksi dipindahkan ke Jl. Gondangdia Lama No. 46, Jakarta. Awal tahun 1995, bertepatan dengan usianya ke 25, Media Indonesia menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, Jl. Pilar Mas Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Jakarta Barat. Di gedung baru ini semua kegiatan di bawah satu atap, Redaksi, Usaha, Percetakan, Pusat Dokumentasi, Perpustakaan, Iklan, Sirkulasi dan Distribusi serta fasilitas penunjang karyawan. Sejarah panjang serta motto "Pembawa Suara Rakyat" yang dimiliki oleh Media Indonesia bukan menjadi motto kosong dan sia-sia, tetapi menjadi spirit perusahaan sampai kapan pun. Sejak Media Indonesia ditangani oleh tim manajemen baru di bawah payung PT. Citra Media Nusa Purnama, banyak pertanyaan tentang apa yang menjadi visi harian ini dalam industri pers nasional. Terjun pertama kali dalam industri pers tahun 1986 dengan menerbitkan harian Prioritas. Namun Prioritas memang kurang bernasib baik, karena belum cukup lama menjadi koran alternatif bangsa, SIUPP-nya dibatalkan Departemen Penerangan. Antara Prioritas dengan Media Indonesia memang ada "benang merah", yaitu dalam karakter kebangsaannya.. 41 Surya Paloh sebagai penerbit Harian Umum Media Indonesia, tetap gigih berjuang mempertahankan kebebasan pers. Wujud kegigihan ini ditunjukkan dengan mengajukan kasus penutupan Harian Prioritas ke pengadilan, bahkan menuntut Menteri Penerangan untuk mencabut Peraturan Menteri No.01/ 84 yang dirasakan membelenggu kebebasan pers di tanah air. Tahun 1997, Djafar H. Assegaff yang baru menyelesaikan tugasnya sebagai Duta Besar di Vietnam dan sebagai wartawan yang pernah memimpin beberapa harian dan majalah, serta menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum LKBN Antara, oleh Surya Paloh dipercayai untuk memimpin harian Media Indonesia sebagai Pemimpin Redaksi. Saat ini Djafar H. Assegaff dipercaya sebagai Corporate Advisor. Perubahan terus dilakukan sebagai upaya untuk up to date dan berkembang semakin baik. Seiring perubahan visi dan misi, motto juga ikut berubah menjadi “Lugas, Tegas, dan Terpercaya.” Sejak 2005 Pemimpin Redaksi dijabat oleh Djadjat Sudradjat. Sedangkan Pemimpin Umum yang semula dipegang langsung oleh Surya Paloh, di tahun 2005, dijabat oleh Saur Hutabarat dan wakil Pemimpin Umum dijabat ileh Andy F. Noya. Pada tahun 2006 sampai dengan saat ini, terjadi beberapa perubahan struktur organisasi. Posisi jabatan saat ini, sebagai berikut : Direktur Pemberitaan oleh Sur Hutabarat, Direktur Pengembangan Bisnis dijabat oleh Alexander Stefanus, sedangkan Direktur Utama dijabat oleh Rahni Lowhur Schad. 42 Tepat di usia yang ke 40, pada 19 Januari 2010, bersamaan dengan diluncurkannya buku Editorial Media Indonesia, motto Media Indonesia berubah menjadi “Jujur Bersuara.” 3.1.2. Visi Media Indonesia Menjadi Surat Kabar Independen yang Inovatif, Lugas, Terpercaya, dan Paling Berpengaruh. Berikut adalah uraian dari visi Media Indonesia : • Independen, yaitu menjaga sikap nonpartisipan, dimana karyawan tidak menjadi pengurus partai politik, menolak segala bentuk pemberian yang dapat mempegaruhi objektivitas, dan mempunyai keberanian bersikap beda. • Inovatif, yaitu terus-menerus menyempurnakan dan mengembangkan kemampuan teknologi dan sumber daya manusia, serta secara terusmenerus mengembangkan rubrik, halaman, dan penyempurnaan perwajahan. • Lugas, yaitu menggunakan bahasa yang terang dan langsung. • Terpercaya, yaitu selalu melakukan check dan recheck, meliputi berita dari dua pihak dan seimbang, serta selalu melakukan investigasi dan pengalaman. • Paling Berpengaruh, yait dibaca oleh para pengambil keputusan, mampu membangun kemampuan antisipatif, mampu membangun network narasumber, dan memiliki pemasaran/ distribusi yang handal. 43 3.1.3. Misi Media Indonesia • Menyajikan informasi terpercaya secara nasional dan regional serta berpengaruh bagi pengambil keputusan. • Mempertajam isi yang relevan untuk pengembangan pasar. • Membangun Sumber Daya Manusia dan Manajemen yang profesional dan unggul, mampu mengembangkan perusahaan penerbitan yang sehat dan menguntungkan. 3.1.4. Arti dan Filosofi Logo Media Indonesia Arti dan Filosofi Logo Media Indonesia: Filosofi membawa sebuah tradisi modern yang kukuh. • Melambangkan Kukuh: Garis kotak/boks menunjukkan solidaritas dan kebersamaan untuk bergerak maju dan bersikap progresif. • Melambangkan Tradisi: Font berkaki menunjukkan tradisi reportase terpercaya yang telah dijalani selama 40 tahun • Melambangkan Modern: Font tanpa kaki menunjukkan organisasi yang modern dan inovatif 44 Ulasan Mengenai Logo : Font atau bentuk huruf berkaki dalam inisial MI bermakna Media Indonesia selama ini telah dan akan terus mempraktikkan tradisi reportase terpecaya. Kotak merah pembingkai inisial MI menggambarkan solidaritas dan kebersamaanyang kukuh dari seluruh jajaran dalam entitas Media Indonesia untuk bergerak maju dan bersikap progresif. Warna merah kotak itu sendiri melambangkan Koran Media Indonesia akan tampil lebih dinamis, tidak kaku. Adapun jajaran huruf kapital tanpa kaki yang membentuk kata Media Indonesia merepresentasikan seluruh jajaran Koran ini akan terus memodernisasi diri. Dengan perkataan singkat, logo baru ini mengandung filosofi bahwa Media Indonesia adalah Koran modernyang hendak membawa tradisi reportase terpecaya, konsisten, dan kukuh, dengan tetap memperhatikan dinamika di masyarakat. Perubahan yang dilakukan oleh Media Indonesia sesungguhnya merupakan upaya mengimbangi perubahan zaman yang sangat dinamis sebagai akibat perubahan teknologi komunikasi dan informasi tiada henti. Teknologi memungkinkan ke mata pembaca secara cepat. Akan tetapi, Media Indonesia menyadari upaya mengejar kecepatan semacam ini sering kali mengabaikan ketepatan dan kedalaman. Oleh karena itu, Media Indonesia telah mengedepankan akurasi dan kedalaman pada setiap topik berita yang disajikan. Media Indonesia akan memeriksa ulang setiap informasi yang diterima sebelum disajikan kepada publik. 45 Media Indonesia akan tuntas membahas persoalan atau peristiwa dengan mengutamakan kedalaman daripada keragaman. Karena Media Indonesia tidak menyajikan gaya berita bersambung. Pembaca mendapat kedalaman berita utama halaman depan pada halaman- halaman dalam atau halaman- halaman berikutnya. Kedalaman juga tercermin dari cara penyampaian yang lebih menggunakan gaya majalah atau magazine style ketimbang gaya penulisan berita keras atau hardnews. Media Indonesia berkeyakinan hanya pembahasan secara tuntas dan mendalam yang mampu mengatasi keraguan pembaca saat menyingkapi sebuah peristiwa. Media Indonesia juga mementingkan kontinuitas, kesinambungan, atau keberlanjutan. Media Indonesia memperhatikan kontinuitas ini untuk menjawab perkembangan peristiwa yang begitu cepat. Untuk menjalankan kontinuitas ini, Media Indonesia bersinergi dengan MediaIndonesia.com. Kita tahu MediaIndonesia.com sebagai media online dapat mengatasi dimensi waktu untuk mengejar kecepatan. Dengan memperhatikan kesinambungan berita, pembaca Media Indonesia akan mengetahui setiap peristiwa, perkembangan, ataupun perubahan yang setiap saat terjadi di masyarakat. Media Indonesia juga akan tampil lebih konsisten. Penempatan setiap rubrik akan tetap dan konsisten pada halaman- halaman tertentu dari hari ke hari, dan akan dibarengi oleh konsistensi sikap memandang suatu persoalan dengan memperhatikan dinamika yang terjadi di masyarakat. Konsistensi 46 sikap ini tentu tergambar dalam editorial yang disaji Media Indonesia di halaman depan. Media Indonesia juga tetap akan melayani dengan memanjakan mata pembaca. Media Indonesia akan tetap menampilkan grafis berisi angka, menambah bobot berita, foto- foto yang bermakna juga akan disajikan untuk mendukung bobot suatu peristiwa atau berita. Media Indonesia akan menampilkan ilustrasi atau sketsa untuk memberi warna ringan dan beritaberitanya. Halaman center spread merupakan halaman yang juga akan tetap dipertahankan oleh Media Indonesia. Center Spread adalah lengan yang berisi berita utuh dibawah rubrik ini, membahas berbagai persoalan megapolitan, nusantara, internasional, dan olahraga. Selain itu, halaman center spread menampilkan foto- foto kuat dan ilustrasi menarik. Segala upaya untuk merealisasikan inovasi, kontinuitas, dan akurasi. Konten itu terus meningkatkan kredibilitas Koran nasional ini dimmata pembaca. Mulai langkah itu adalah pencapaian Media Indonesia sebagai Koran berkualitas dan terpercaya bagi pembaca. 47 3.1.5. Struktur Organisasi 3.1.5.1. Struktur Organisasi Media Indonesia Gambar 3.1.5.1. Struktur Media Indonesia 48 3.1.5.2. Struktur Organisasi Divisi Marketing Communication Media Indonesia Gambar 3.1.5.2. Struktur Organisasi Marketing Communication Media Indonesia 49 3.1.5.3. Struktur Organisasi Customer Service Gambar 3.1.5.3. Struktur Organisasi Customer Service Sub divisi Corporate Social Responsibility Media Indonesia berada di dalam lingkup divisi Marketing Communication bidang Customer Service. Sub divisi Corporate Social Responsibility memiliki sumber daya manusia yang terbatas, yakni CSR Executive dan staff CSR. 3.1.6. Job Descriptions Pada penelitian ini memaparkan mengenai Corporate Social Responsibility Media Indonesia. Dan dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti juga meliputi bidang Corporate Social Responsibility. Untuk itu pada sub bab ini akan memaparkan job description dari sub divisi Corporate Social Responsibility, yaitu : 50 1. Corporate Social Responsibility Executive Adapun tugas dari seorang CSR Executive adalah : a) Merancang program dan kegiatan-kegiatan CSR. b) Memiliki wewenang dalam merancang dan mengesahkan proposal/ Memorandum of Understanding (MOU) kegiatan CSR. c) Melakukan rapat internal dan eksternal terkait kegiatan CSR. d) Menentukan rencana pemilihan pihak-pihak yang diajak kerjasama dalam kegiatan CSR. 2. Staff Staff dari sub divisi ini memiliki tugas sebagai berikut : a) Membuat bentuk tulis dari proposal/ MOU kegiatan CSR. b) Membuat contact report atas pihak yang diajak kerjasama (internal dan eksternal) pada kegiatan CSR. c) Menjadi notulen dalam rapat yang membahas kegiatan CSR. d) Membantu CSR Executive dalam kegiatan-kegiatan CSR. 51 3.1.7. Corporate Social Responsibility Media Indonesia Program Green Concern 3.1.7.1. Sejarah Green Concern Sebagai harian umum yang menjunjung tinggi arti sebuah integritas, Media Indonesia menunjukkan kepeduliannya terhadap berbagai masalah publik, salah satunya mengenai kelestarian alam. Green Concern Media Indonesia dibentuk sebagai sarana edukasi bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka dalam hal pelestarian lingkungan dan mengaplikasikannya dalam suatu gerakan penghijauan. Divisi CSR Green Concern yang dipimpin oleh Bpk. Nova Harivan Paloh ini terbentuk sejak Mei 2009. Divisi yang bernaung dibawah Divisi Marketing Communication ini juga merupakan satu-satunya divisi yang mencurahkan kepeduliannya kepada masalah penghijauan, baik yang berada di lingkungan internal maupun di lingkungan eksternal perusahaan. Berawal dari sebuah rubrik mingguan, yaitu halaman Green Concern pada hari Minggu, kemudian semakin berkembang seiring meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap rubrik tersebut. Divisi Green Concern dibentuk sebagai unit yang bergerak di bidang tanggung jawab sosial dari Harian Umum Media Indonesia. Memberikan edukasi mengenai pentingnya pelestarian lingkungan hidup, baik di lingkungan internal (dalam perusahaan), dan khususnya di tahap eksternal (masyarakat luas) merupakan misi kami. Setelah setahun Green Concern MI berdiri, divisi ini telah aktif mengadakan penyuluhan di berbagai instansi, utamanya pada kalangan 52 akademisi. Tak sekadar penyuluhan, gerakan reboisasi pun turut dijalankan demi mereduksi emisi gas CO2. Ke depannya, Green Concern MI ingin menjadi pionir dalam penerapan gaya hidup hijau di tengah masyarakat luas, utamanya kaum muda yang merupakan masa depan bangsa. Let’s begin to be green! 3.1.7.2. Logo Green Concern 3.1.7.3. Kegiatan Green Concern Program CSR Green Concern ini memiliki berbagai kegiatan, terutama mengenai masalah penghijauan. Dan kegiatan program Green Concern ini juga ada yang bersifat internal dan eksternal. Adapun kegiatan dari program Green Concern sebagai berikut : 53 1. Kegiatan Internal : a. Memberikan informasi mengenai penghijauan melalui situs jejaring sosial Green Concern, baik yang ada di Facebook dan Twitter. b. Membuat iklan acara Green Talk on Green Radio yang akan dimuat di harian Media Indonesia. c. Menanamkan hal penting kepada seluruh karyawan untuk membantu mengedepankan visi go green dengan melakukan aksi seperti, menggunakan kertas bekas (untuk print dan fotokopi), menyetel mesin pendingin (AC) dengan suhu berkisar 20-24 derajat celcius, selalu mematikan komputer jika tidak digunakan, membuang sampah pada tempatnya, dll. d. Divisi ini juga memiliki kegiatan untuk membuat pupuk organik dengan cara mengumpulkan sampah-sampah organik kedalam tong yang sudah disediakan, dan diendap selama 1 minggu. Hasilnya, cairan dari endapan sampah organik tersebut digunakan sebagai pupuk bagi seluruh tanaman yang ada di wilayah perusahaan. e. Mengadakan workshop/ training kepada seluruh karyawan Media Indonesia, Metro tv, dan Media Group, mengenai pentingya melakukan aksi go green. 54 2. Kegiatan Eksternal : a. Bekerjasama dengan radio komunitas, Green Radio 89,2 FM, dalam membahas masalah penghijauan yang terjadi di sekitar kita yang dihadirkan dalam program Green Talk on Green Radio. Acara ini mengudara setiap hari Rabu pukul 15.00-16.00 WIB. b. Mengadakan berbagai event/ acara yang berhubungan dengan go green, seperti melakukan Talkshow dan Workshop di berbagai Universitas, melakukan aksi menanam pohon, mengadakan perlombaan jurnalistik yang mengusung tema go green. 3.2. Prosedur yang Berlaku Suatu program akan berjalan dengan optimal jika ada sistem/ prosedur yang dimiliki, tak terkecuali dengan program Green Concern Media Indonesia yang dijadikan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan citra. Dalam program ini, terdapat prosedur yang berlaku yang telah dibuat oleh CSR Media Indonesia. Adapun data yang diperoleh peneliti dalam kegiatan CSR Media Indonesia, prosedur yang berlaku lebih ditekankan kepada proses dari awal hingga terlaksananya kegiatan CSR baik kegiatan yang bersifat internal maupun eksternal, adalah sebagai berikut : 55 1. Internal Prosedur yang dilakukan dalam melakukan kegiatan dilakukan secara internal perusahaan. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut : a) Action Plan Yakni dimana sub divisi CSR, yakni CSR Executive membuat rencana kegiatan-kegiatan CSR yang akan dilakukan. Biasanya action plan dibuat secara tahunan, artinya merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan selama 1 tahun. b) Rapat Internal Setelah menentukan action plan, selanjutnya adalah melakukan rapat internal. Rapat internal biasanya dilakukan dalam lingkup divisi Marketing Communication, yang merupakan divisi dari sub divisi CSR. Selanjutnya melakukan rapat dengan bagian Redaksi untuk hal peliputan, dan bagian Artistik untuk keperluan dari kelengkapan kegiatan. c) Proposal Kegiatan Setelah melakukan action plan dan melakukan rapat internal, selanjutnya adalah membuat proposal kegiatan, yakni bentuk tulisan dari perencanaan yang telah dibuat dan didiskusikan dengan divisi Marketing Communication, Redaksi, dan Artistik. 56 d) Pembuatan Contact Report Contact report disini adalah mengenai laporan dari pihak-pihak terkait dalam kegiatan CSR. Contact report dibutuhkan sebagai data internal dalam proses perencanaan kegiatan CSR. e) Merancang Memorandum of Understanding (MOU) MOU baru dibuat setelah melakukan langkah-langkah yang sudah disebutkan dalam poin sebelumnya. MOU diperuntukkan untuk menyepakati perjanjian tugas yang sudah ditentukan dalam rapat interal. 2. Eksternal Prosedur secara eksternal tidak jauh berbeda dengan prosedur secara internal, yaitu : a) Action Plan Menentukan rencana kegiatan yang akan dilakukan dengan pihak eksternal perusahaan, misalnya dalam kegiatan yang dibahas dalam penelitian ini, pihak eksternal yaitu Body Shop, KFC, The London School of Public Relation, 4C LSPR, Bike To Work Community, yang merupakan pihak eksternal perusahaan dalam kegiatan talkshow edukatif. Serta pihak eksternal dalam kegiatan aksi peduli warga seperti RS Puri Cinere, Koramil, dan Kelurahan Kedoya Selatan. 57 b) Rapat dengan pihak eksternal Rapat dilakukan untuk membahas mengenai proses kegiatan dan pembagian tugas dengan pihak eksternal. c) Proposal Kegiatan Proposal kegiatan ini dibuat sebagai penjelasan kegiatan dalam bentuk tulisan dan akan diberikan kepada pihak-pihak eksternal perusahaan yang mejadi partner. d) Contact Report Contact report disini adalah data laporan kontak pihak eksternal, seperti laporan dari Body Shop, KFC, The London School of Public Relation, 4C LSPR, Bike To Work Community, yang merupakan pihak eksternal perusahaan dalam kegiatan talkshow edukatif. Serta pihak eksternal dalam kegiatan aksi peduli warga seperti RS Puri Cinere, Koramil, dan Kelurahan Kedoya Selatan. e) Menyusun Memorandum of Understanding (MOU) Yakni menyajikan poin-poin yang menjadi kesepakatan antara perusahaan dengan pihak eksternal yang berdasarkan peraturan yang berlaku. Lalu MOU disahkan oleh Direktur Pengembangan Bisnis Media Indonesia, Alexander Stefanus dan juga disahka oleh pihak-pihak eksternal yang terkait. Prosedur yang berlaku diatas adalah prosedur yang kini sedang berjalan dalam sub divisi CSR Media Indonesia. 58 3.3. Metode Pengumpulan Data 3.3.1. Metode Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, metodologi yang dipakai oleh penulis adalah metode penelitian secara kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik (menyeluruh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Moleong, 2005:6) Desain penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai dengan kondisi lapangan tidak seperti desain riset kuantitatif yang lebih bersifat tetap, seperti berupa nominal angka. Oleh karena itu, peranan peneliti sangat dominan dalam menentukan keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, sedangkan desain penelitian hanya membantu mengarahkan penelitian agar sesuai dengan pernyataan masalah berjalan dengan sistematis. (Sarwono, 2006:199) 3.3.2. Metode Pengumpulan Data Adapun proses pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Data Primer Data Primer adalah data yang berasal dari sumber pertama. Data ini tidak terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini 59 harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. (Sarwono, 2006:129) a. Wawancara mendalam (intensive/ depth interview) Wawancara mendalam adalah suatu teknik (metode Pen.) dalam penelitian kualitatif, dimana seorang responden atau kelompok responden mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas. Wawancara mendalam dapat dilakukan melalui telepon. Seringkali pewanwancara dilatih secara psikologis agar ia dapat menggali perasaan dan sikap tersembunyi dari responden. Dengan wawancara mendalam (in depth-interview) kepada informan, peneliti dapat mengetahui alasan yang sebenarnya dari responden mengambil keputusan seperti itu. Informan adalah orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai narasumber selama proses penelitian (Moleong, 2004). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada pihak internal perusahaan dan pihak eksternal, yakni sebagai berikut : 60 1. Pihak Internal : a) Bpk. Nova Harivan Paloh sebagai CSR Executive Media Indonesia. b) Ibu Devi Rosana Manurung sebagai Manajer Divisi Marketing Communication. c) Bintang Krisanti sebagai Asisten Redaktur Pemberitaan Media Indonesia. 2. Pihak Eksternal (pihak eksternal disini terkait dengan kegiatan-kegiatan CSR Green Concern yang telah dilakukan, yaitu pada kegiatan Talkshow edukatif di The London School of Public Relations, dan pada kegiatan sosial “Aksi Peduli Warga” di wilayah RW.03 Kelurahan Kedoya Selatan) a) Bapak Agus sebagai Wakil Lurah Kelurahan Kedoya Selatan. b) Siti Nurjanah, Aprida, dan Ria, yakni mahasiswi di The London School of Public Relations b. Observasi atau Pengamatan Lapangan Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal lain-lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. (Sarwono, 2006:224) 61 Yakni dengan mengamati langsung permasalahan yang diteliti yaitu di perusahaan yang menjadi subjek penelitian, Media Indonesia. Menurut Nasution observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh dari observasi. (Sugiyono, 2009:4) 2. Data Sekunder Data Sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian (Ruslan, 2010:138). Dalam penelitian kali ini data sekunder diperoleh melalui dua cara, yaitu : a) Studi Kepustakaan Yakni dengan menggunakan buku, Jurnal, artikel, kutipan, internet, dan lain-lain, yang terkait sebagai referensi terhadap masalah yang diteliti. b) Dokumentasi Yakni berupa foto-foto dan bentuk dokumentasi lainnya yang terkait dengan proses penelitian. 62 3.4. Permasalahan Yang Ada Media Indonesia dikenal sebagai salah satu surat kabar terbesar di Indonesia. Kehadirannya mampu menyaingi surat kabar besar lainnya seperti Kompas, Seputar Indonesia, Tempo, dan lain-lain. Adapun salah satu keunggulan yang patut diperhatikan lebih dari Media Indonesia adalah mengenai program sosial perusahaan, yang salah satunya adalah program Green Concern. Program Green Concern merupakan program sosial perusahaan yang mencurahkan rasa kepedulian perusahaan kepada hal-hal yang terkait dengan penghijauan, kepedulian lingkungan, dan upaya menjaga kelestarian lingkungan. Dan selama penelitian, peneliti melihat ada permasalahan yang terjadi yang juga terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian, yakni dimana dalam upaya Media Indonesia untuk meningkatkan citra dengan menggunakan strategi Public Relations dalam kegiatan CSR Green Concern, permasalahan yang terjadi adalah dalam subdivisi Marketing Communication, Corporate Social Responsibility (CSR), kekurangan sumber daya manusia. Dalam subdivisi CSR ini hanya ada satu orang CSR Executive, yakni Bpk. Nova Harivan Paloh, dan juga satu orang yang membantu keberlangsungan kegiatan ini, namun statusnya hanya karyawan magang atau karyawan honorer. Kurangnya sumber daya manusia dalam subdivisi ini kiranya adalah permasalahan yang harus segera diperbaiki oleh subdivisi CSR Media Indonesia. 63 3.5. Alternatif Penyelesaian Masalah Terkait dengan permasalahan yang ada, dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang ada di CSR Green Concern Media Indonesia memang kurang maksimal. Maksudnya, tidak tersedia banyak dari segi jumlah sumber daya manusia yang ada pada sub divisi CSR tersebut. Hal ini dibuktikan dengan ketika ada event/ acara yang berlangsung, sub divisi ini juga membutuhkan bantuan tenaga SDM yang masih berasal dari Media Indonesia itu sendiri. Dan melihat permasalahan tersebut, penulis akan memberikan alternatif pemecahan masalah secara lebih lengkap pada bagian saran yang ada di bab terakhir dari penulisan penelitian ini.