Analisis fundamental

advertisement
Analisis fundamental
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu
perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara
langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar
berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih
saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. analisis fundamental dibagi dalam
tiga tahapan analisa yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan
Daftar isi
[sembunyikan]




1 Analisis fundamental perusahaan
o 1.1 Menghitung rasio
 1.1.1 Rasio laba terhadap saham beredar (EPS)
 1.1.2 Rasio pertumbuhan EPS
 1.1.3 Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham
 1.1.4 Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (PEG ratio)
 1.1.5 Rasio harga saham terhadap penjualan (P/S ratio)
 1.1.6 Rasio harga saham terhadap nilai buku (PB/V Ratio)
 1.1.7 Rasio hutang perseroan
 1.1.8 Margin pendapatan bersih
 1.1.9 Perputaran inventaris
2 Analisa fundamental untuk pasar uang
o 2.1 Kategori faktor fundamental
3 Lihat pula
4 Pranala luar
[sunting] Analisis fundamental perusahaan
Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan banyak sekali variabel data yang harus
dianalisa, dimana beberapa di antara variabel tersebut yang cukup penting untuk diperhatikan
yaitu :





Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)
Rasio laba terhadap saham yang beredar ( earning per share-EPS)
Rasio pertumbuhan EPS
Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price earning ratio)
Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan ( price earning growth ratio)




Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio)
Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)
Rasio hutang perseroan ( debt ratio)
Margin pendapatan bersih (net profit margin)
[sunting] Menghitung rasio
Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
Rasio secara garis besar di bagi dalam 5 kategori utama antara lain, yaitu : keuntungan
(profitability) , harga (price ), likuiditas (liquidity), daya ungkit (leverage), dan efisiensi.
[sunting] Rasio laba terhadap saham beredar (EPS)
EPS= Keuntungan bersih / Jumlah saham beredar
Rasio adalah digunakan untuk mengukur suatu tingkat keuntungan dari perusahaan. Nilai ini
akan dibandingkan dengan nilai pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk
menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat
digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di
bursa saham.
[sunting] Rasio pertumbuhan EPS
Diperoleh dengan memperbandingkan nilai rasio laba terhadap saham beredar (EPS)pada tahun
berjalan dengan nilai EPS pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk
menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat
digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di
bursa saham.
[sunting] Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham
P/E Ratio = Harga saham / EPS
Biasa juga disebut dengan P/E Ratio yang dihitung dengan cara membagi harga saham dengan
keuntungan perlembar saham. Rasio ini digunakan untuk membandingkan suatu perusahaan
dengan P/E Ratio rata-rata dari perusahaan dalam kelompok industri sejenis.
[sunting] Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (PEG ratio)
PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan tahunan EPS
Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka berarti harga sahamnya adalah dibawah
harga semestinya ( undervalued) dan perusahaan memiliki rasio pertumbuhan EPS yang tinggi.
Misalnya suatu perusahaan dengan pertumbuhan EPS sebesar 21.5% dengan P/E Ratio sebesar
37.3% maka PEG Ratio nya adalah 21.5/37.3=0.576.
[sunting] Rasio harga saham terhadap penjualan (P/S ratio)
P/S Ratio = Harga saham / penjualan per lembar saham
Rasio ini biasanya digunakan untuk menilai suatu perusahaan yang masih baru atau belum
mendapatkan keuntungan dimana rasio ini. Semakin rendah P/S ratio suatu perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan lain dalam kelompok industri yang sejenis menunjukkan
semakin bagus perusahaan tersebut.
[sunting] Rasio harga saham terhadap nilai buku (PB/V Ratio)
PB/V Ratio = Harga saham / (total harta - total hutang)
Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut murah atau berada dibawah harga
sebenarnya, namun hal ini juga dapat berarti ada sesuatu yang merupakan kesalahan mendasar
pada perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan XXX memiliki harta sebesar Rp. 100 milyar dan
hutangnya sebesar Rp. 70 milyar maka nilai buku perusahan tersebut adalah Rp. 30 milyar dan
apabila saham yang beredar 500 juta maka berarti setiap saham mewakili Rp. 600 nilai buku,
dengan harga perlembar saham sebesar Rp. 1.200 maka berarti PB/V rasio perusahaan tersebut
adalah 1.200/600 = 2.
[sunting] Rasio hutang perseroan
Debt Ratio = Total Utang / Total Aset
Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Misalnya, rasio hutang
30 % artinya bahwa 30% dari aset dibiayai oleh hutang. Rasio hutang bisa berarti buruk pada
situasi ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, dimana perusahaan yang memiliki debt rasio yang
tinggi dapat mengalami masalah keuangan, namun selama ekonomi baik dan suku bunga rendah
maka dapat meningkatkan keuntungan.
[sunting] Margin pendapatan bersih
Margin pendapatan bersih= Pendapatan bersih / Total penjualan
Net profit margin adalah rasio tingkat profitabilitas yang dihitung dengan cara membagi
keuntungan bersih dengan total penjualan Rasio ini menunjukan keuntungan bersih dengan total
penjualan yang di peroleh dari setiap penjualan.
[sunting] Perputaran inventaris
Perputaran inventaris=Biaya barang yang terjual /Inventaris
Inventory turnover adalah rasio efisiensi yang dihitung dengan membagi biaya barang yang
terjual dengan inventaris, yang menunjukkan seberapa efisien perusahaan mengatur
inventarisnya, yaitu berapa kali perputaran inventaris selama satu tahun. Jenis rasio ini sangat
bergantung pada jenis industri di mana perusahaan berada. Sebagai contoh, toko kue akan
mempunyai tingkat perputaran yang jauh lebih tinggi daripada pabrik pesawat. Sehingga yang
perlu diperhatikan adalah membandingkan hasil yang diperoleh dengan rasio dari perusahaanperusahaan yang lain dalam industri yang sejenis.
[sunting] Analisa fundamental untuk pasar uang
Analisa fundamental memberi pengaruh kepada trend perubahan harga (arah dari harga suatu
mata uang secara keseluruhan) yang lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang
dilakukan pemerintah (otoritas moneter) ataupun data-data yang dirilis oleh berbagai sumber
maupun berita-berita tertentu yang belum pasti kebenarannya (market sentiment and market
rumors).
[sunting] Kategori faktor fundamental
Faktor-faktor fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam empat kategori besar, yaitu :
1. Faktor politik sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi pergerakan nilai tukar,
sangat sulit untuk diketahui timing/waktu terjadinya secara pasti dan untuk ditentukan
dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Ada kalanya suatu perkembangan politik
berdampak pada pergerakan nilai tukar, namun ada kalanya tidak membawa dampak apa
pun terhadap pergerakan nilai tukar.
2. Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan Analisa Fundamental. Adanya
perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah,
terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan
membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi.
Perubahan kebijakan ini juga memengaruhi nilai mata uang. Tingkat suku bunga adalah
penentu untama nilai tukar suatu mata uang selain indikator lainnya seperti jumlah uang
yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan tingkat suku bunga tingkat suku bunga
ini adalah semakin tinggi tingkat suku bunga semakin kuat nilai tukar mata uang. Namun,
kadang kala terdapat salah pegertian bahwa kenaikan tingkat uku bunga secara otomatis
akan memicu menguatnya nilai tukar maa uang domentik. Perhatian terhadap suku bunga
ini terutama harus dipusatkan pada tingkat suku bunga riil, bukan pada tingkat suku
bunga nominal. Ini karena perhitungan tingkat suku bunga riil telah menyertakan variabel
tingkat inflasi di dalamnya.
3. Faktor Eksternal dapat membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap nilai tukar
suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat membawa
dampak (regional effect) bagi perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam
kawasan yang sama. Dalam era global asset allocation, arus portofolio modal tidak lagi
mengenal batas-batas wilayah negara. para fund manager, investor, dan hedge funds yang
melakukan investasi secara global, sangat mencermati perubahan ekonomi, bukan hanya
dalam lingkup satu negara, melainkan juga meluas hingga ke dalam lingkup satu
kawasan/regional tertentu.
4. Faktor ekonomi : indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan
dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Indikatorindikator ekonomi yang sering digunakan dalam analisa fundamental, yaitu :



Produk nasional bruto (PNB) adalah total produksi barang dan jasa yang
diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal/
berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam suatu
periode tertentu.
Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh
perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu/
periode tertentu.
Tingkat inflasi : Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah
dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Penggunaan tingkat
inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk
mencerminkan tingkat PDB dan PNB ke dalam nilai yang sebenarnya. Nilai GDP
dan GNP riil merupakan indikator yang sangat penting bagi seorang investor
dalam membandingkan peluang dan risiko investasinya di mancanegara.
Indikator-indikator inflasi yang biasanya digunakan oleh para investor:



Indeks harga produksi atau Producer Price Index (PPI) adalah indeks yang
mengukur rata-rata perubahan harga yang di terima oleh produsen domestic untuk
setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi. Data PPI
dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor manufaktur,
pertambangan, dan pertanian.
Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) adalah digunakan untuk
mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari sekelompok barang dan jasa
tertentu. Index CPI dan PPI digunakan oleh seorang Trader sebagai indikator
untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi.
Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu neraca yang terdiri dari
keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik
yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu periode
tertentu. Neraca pembayaran ini mencerminkan seluruh transaksi antara
penduduk, pemerintah, dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti
transaksi expor dan impor, investasi portofolio, transaksi antar Bank Sentral, dan
lain-lain. Dengan adanya neraca pembayaran ini kita mengetahui kapan suatu
negara mengalami surplus maupun defisit. Secara garis besar Balance of Payment
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :





Neraca perdagangan yang merupakan selisih antara total ekspor dan impor
barang, jasa, dan transfer. Dalam perhitungannya, neraca perdagangan ini tidak
mencakup transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban (hutang). Data ini
merupakan indikator tren perdagangan luar negeri yang merupakan aliran bersih
dari total ekspor dan impor barang dan jasa sebagai penerimaan atau penghasilan.
Dengan adanya transaksi ekspor maka akan diterima sejumlah uang yang nantinya
akan menambah permintaan terhadap mata uang negara eksportir. Begitu pula
sebaliknya pada impor barang dan jasa dimana sejumlah uang harus dikeluarkan
guna membayar barang dan jasa yang kita impor, hal ini akan menambah
penawaran akan mata uang negara importir.
Aliran Modal yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung, dimana pada
investasi langsung, investor dari luar negeri melakukan penanaman modal dalam
aset riil misalnya saja membangun pabrik, gedung perkantoran dll.Investasi ini
biasanya bersifat jangka panjang. Sedangkan investasi tidak langsung dapat kita
temui di dalam investasi instrument keuangan. Misalnya seorang investor
melakukan pembelian saham atau obligasi di bursa Indonesia. Maka investor
tersebut harus menukarkan mata uangnya ke rupiah supaya dapat membeli saham
ataupun obligasi di Indonesia.
Tingkat pengangguran adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran
tentang kondisi rill berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapet dijadikan alat
untuk menganalisa sehat/tidaknya perekonomian suatu negara. Apabila
perekonomian berada dalam kondisi baik maka akan tercapai tingkat
pengangguran yang rendah. Tetapi jika perekonomian dalam keadaan lesu maka
tingkat pengangguran pun meningkat.
Kurs valuta asing adalah nilai perbandingan atau bisa juga disebut nilai tukar
antara suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini biasanya digunakan
sebagai indikator utama untuk melihat kekuatan ekonomi ataupun tingkat
kestabilan perekonomian suatu Negara. Jika kurs mata uang negara tersebut tidak
stabil maka dapat dikatakan bahwa perekonomian negara tersebut tidak baik atau
sedang mengalami krisis ekonomi. Untuk itu perlu bagi suatu Negara untuk
memiliki mata uang yang stabil agar perekonomian negara tersebut dapat berjalan
dengan lancar dan membentuk suatu tren pertumbuhan.
PSNCR - Public Sector Net Cash Requirement atau kebutuhan tunai sektor publik
yaitu jumlah uang yang harus dipinjam pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya. Sebab pemerintah seringkali mengeluarkan lebih
dari yang mereka terima dari penerimaan pajak, dan satu-satunya cara untuk
menambah kekurangannya adalah dari meminjam.
Download