1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan yang signifikan
dalam dunia organisasi. Perubahan yang terjadi bukan hanya berdampak pada
satu sisi aktivitas saja melainkan juga terhadap segala aktivitas yang ada
dalam organisasi tersebut. Peningkatan penggunaan teknologi komputer
merupakan dampak dari perkembangan teknologi informasi. Dampak yang
diperoleh adalah teknologi informasi telah memberikan kemudahan bagi
karyawan dalam melakukan pemrosesan data. Teknologi informasi digunakan
untuk mengubah data mentah menjadi suatu informasi yang diperlukan oleh
pihak internal dan eksternal. Segala informasi yang dihasilkan bertujuan untuk
menunjang kegiatan operasional organisasi terutama dalam hal pengambilan
keputusan. Dewasa ini, informasi tidak hanya dapat dihasilkan melalui kinerja
manual saja melainkan suatu informasi dapat diolah dengan menggunakan
teknologi.
Menurut McLeod (1996), informasi adalah salah satu jenis sumber daya
utama yang tersedia bagi manajemen. Kualitas informasi yang baik
merupakan
salah
satu
keunggulan
yang
dimiliki
oleh
perusahaan
(Soudani,2012). Informasi yang tepat dan akurat sangat dibutuhkan oleh pihak
manajemen dalam hal pengambilan keputusan. Untuk menghasilkan informasi
yang akurat sangat dibutuhkan bantuan teknologi dalam mengolahnya.
Teknologi dipandang sebagai alat yang digunakan oleh individu untuk
1
membantu dalam penyelesaian tugas (Handayani,2010). Keberadaan teknologi
informasi bertujuan untuk membantu manusia dalam memproses data mentah
menjadi suatu informasi yang diperlukan oleh pihak internal dan eksternal.
Suatu informasi yang diolah dan dapat disajikan dengan baik akan dapat
meningkatkan
efisiensi
dan
pengolahannya
membutuhkan
efektivitas
suatu
organisasi,
sistem
informasi
dimana
dalam
yang
mampu
menangkap, menciptakan dan mengelola informasi internal maupun eksternal
secara dini, sehingga manajemen memiliki pengetahuan untuk mendeteksi
secara efektif kapan perubahan kondisi membutuhkan tanggapan strategis
(Iswari,2008). Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membuat
sistem informasi akuntansi menjadi suatu alat penting dalam dunia bisnis
yang sangat kompetitif (Ogah,2013) . Penggunaan sistem informasi
diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar. Tidak mengherankan jika
keputusan atas investasi sistem informasi menjadi suatu hal yang penting
dalam organisasi dan merupakan faktor penentu kesuksesan.
Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada
kesuksesan harapan antara sistem analisis, pemakai (user), sponsor dan
customer. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan
dan implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya penolakan
terhadap sistem yang dikembangkan, karena perubahan dari sistem manual ke
sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga
perubahan perilaku dan organisasional.
Mcleod (2001) mengemukakan
bahwa penggunaan sistem informasi akan memberikan competitive advantage
2
(keunggulan kompetitif) bagi perusahaan karena lebih memahami kondisi
pasar dan pelanggan. Penggunaan sistem informasi dapat meningkatkan daya
saing perusahaan agar tidak tersisih dalam lingkungannya (Kustono,2011).
Sistem informasi dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan
menghasilkan informasi yang tepat waktu, akurat dan dapat dipercaya. Sistem
informasi yang digunakan dalam dunia akuntansi disebut dengan Sistem
Informasi Akuntansi (SIA).
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu alat yang
menggabungkan teknologi dengan informasi yang dirancang untuk membantu
dalam mengelola serta mengendalikan segala aktivitas organisasi yang terkait
dengan bidang keuangan. EL Louadi (1998) mengungkapkan bahwa kemajuan
teknologi yang sangat pesat telah membuka kemungkinan untuk menggunakan
dan menghasilkan informasi akuntansi dari sudut pandang yang strategis.
Onaolapo dan Odetayo (2012) mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi
berpengaruh terhadap efektivitas organisasi. Sistem informasi akuntansi
sangat diperlukan oleh semua jenis organisasi baik organisasi profit ataupun
organisasi non profit. Sistem informasi akuntansi merupakan bagian yang
sangat penting dalam suatu sistem informasi organisasi untuk meningkatkan
efisiensi organisasi dan mendukung daya saing dengan menyediakan
informasi keuangan dan akuntansi bagi manajemen (Alsarayreh et al.,2011).
Sistem informasi akuntansi dapat dikatakan efektif apabila sistem mampu
menghasilkan informasi yang dapat diterima dan mampu memenuhi harapan
3
informasi secara tepat waktu (timely), akurat (accurate), dan dapat dipercaya
(reliable) (Widjajanto,2001).
Menurut Baridwan (1994), sistem informasi akuntansi dirancang untuk
dapat menghasilkan informasi berupa informasi keuangan yang berguna bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
Hal ini dilakukan dengan menerbitkan
laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba/rugi, laporan laba yang ditahan
dan laporan perubahan modal. Disamping itu, tujuan utama dari akuntansi
keuangan adalah menyediakan informasi bagi pihak intern perusahaan yaitu
pihak manajemen sehingga dapat menggunakan laporan keuangan untuk dasar
pembuatan keputusan. Informasi akuntansi dapat membantu manajemen untuk
memperjelas tugas-tugas mereka sebelum mengambil keputusan (Chong
dalam Jawabreh,2012). Proses pembuatan keputusan oleh pihak manajemen
didasari oleh data beserta informasi yang disajikan.
Sajady et al. (2008) menyebutkan bahwa implementasi sistem informasi
akuntansi berdampak pada pengambilan keputusan yang lebih baik oleh pihak
manajer serta kualitas informasi yang baik. Seluruh informasi dalam laporan
keuangan diharapkan telah tersaji dalam bentuk laporan yang tepat dan akurat.
Kualitas laporan yang dihasilkan tergantung dari efektivitas sistem informasi
akuntansi yang digunakan. Sesuatu yang tidak dapat dipungkiri adalah
penerapan sistem dalam perusahaan tidak terlepas dari permasalahan. Komara
(2006) menyatakan bahwa penerapan sistem dalam perusahaan dihadapkan
pada dua hal yaitu apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan atau
kegagalan dalam penerapan sistem. Untuk itu efektivitas sistem informasi
4
akuntansi berperan penting dalam pembuatan keputusan. Keberhasilan sistem
diharapkan dapat meningkatkan efektivitas sistem informasi akuntansi.
Secara umum, efektivitas diartikan sebagai pengukuran keberhasilan
dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Ompusunggu (2002)
memberikan definisi efektivitas sebagai suatu keberhasilan kualitas, kuantitas,
dan waktu yang digunakan dan hasil kerja yang telah dicapai. Efektivitas
sistem merupakan keberhasilan sistem untuk mencapai kualitas dan kuantitas
dalam waktu yang tepat serta mampu menghasilkan output yang maksimal.
Efektivitas sistem informasi akuntansi dinilai melalui aspek kualitas sistem
yang dihasilkan, kualitas informasi, kegunaan informasi, kepuasan pengguna,
dampak individual, dan dampak organisasional (Ismail,2009).
Ismail dan King (2007) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi keselarasan sistem informasi akuntansi pada UKM manufaktur
di Malaysia. Faktor-faktor yang diteliti meliputi faktor kecanggihan teknologi
informasi, pengetahuan manajer, komitmen manajerial, keahlian eksternal,
keahlian internal, dan ukuran perusahaan. Hasil penelitian menemukan
hubungan yang positif dan signifikan antara pengaruh kecanggihan teknologi
informasi terhadap keselarasan atau kesesuaian teknologi informasi dengan
strategi bisnis. Stales dan Selldon (dalam Putra,2012) menyatakan bahwa
salah satu tujuan utama penelitian di bidang teknologi informasi adalah untuk
membantu tingkat pemakai akhir dan organisasi agar dapat memanfaatkan
teknologi informasi secara efektif. Tingkat efektivitas organisasi di bidang
5
teknologi informasi dapat membantu organisasi agar mampu bersaing dalam
dunia bisnis di era globalisasi seperti saat ini.
Kecanggihan teknologi di masa kini memiliki perkembangan yang pesat
bahkan mampu menghasilkan beraneka ragam teknologi sistem yang
dirancang untuk membantu pekerjaan manusia dalam menghasilkan kualitas
informasi
terbaik.
Kenanekaragaman
teknologi
tersebut
memberikan
kemudahan bagi para pengguna teknologi dalam implementasi. Perusahaan
yang memiliki teknologi informasi yang canggih (terkomputerisasi dan
terintegrasi) dan didukung oleh aplikasi pendukung teknologi moderen,
diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kelangsungan kinerja
perusahaan.
Di lain sisi, persaingan bisnis yang meningkat menuntut perusahaan untuk
memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar unggul dalam
persaingan. Penerapan sitem informasi akuntansi merupakan investasi yang
penting untuk perusahaan (Raupeliene,2003). Keefektifan sistem informasi
akuntansi dapat mengukur keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh
perusahaan. Efektivitas sistem informasi akuntansi memerlukan adanya peran
dan
partisipasi
manajemen
dalam
mendukung
implementasi
dan
pengembangan sistem informasi akuntansi.
Ismail (2009) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas sistem informasi akuntansi pada usaha kecil
menengah manufaktur di Malaysia. Faktor-faktor yang diteliti adalah faktor
kecanggihan SIA, partisipasi manajer, pengetahuan manajer SIA, efektivitas
6
tenaga ahli eksternal seperti vendor, konsultan, instansi pemerintah, dan
akuntan publik. Ismail (2009) menyatakan bahwa partisipasi manajer dapat
mempengaruhi pengguna untuk mengembangkan perilaku positif yang akan
meningkatkan efektivitas sistem. Susilastri, dkk (2010) menemukan pengaruh
yang positif dan signifikan antara dukungan manajemen terhadap sistem
informasi akuntansi. Keterlibatan manajemen dalam memberikan dukungan
memiliki pengaruh terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi, karena
sistem yang dipilih oleh manajemen pasti bertujuan untuk memajukan
perusahaan (Sari,2012).
Sistem informasi merupakan alat strategik yang penting, oleh karena itu
penting bagi manajemen untuk mengenali dan mengapresiasi sistem informasi
dan mengendalikannya sebagai sumber daya strategis (Widarno,2008).
Partisipasi manajemen merupakan variabel penting atas perencanaan dan
pengembangan suatu sistem informasi. Selain memberikan dukungan dalam
hal finansial, penting bagi manajemen untuk terlibat dalam implementasi dan
pengembangan atas sistem informasi akuntansi. Ini dilakukan untuk tujuan
tercapainya efektivitas sistem informasi akuntansi
Komala (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh pengetahuan
manajer akuntansi dan dukungan manajemen puncak terhadap sistem
informasi akuntansi dan dampaknya terhadap kualitas sistem informasi
akuntansi (survei pada lembaga manajemen zakat di Bandung). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan manajer akuntansi dan dukungan
manajemen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sistem informasi
7
akuntansi dan memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas SIA.
Komala menyatakan bahwa manajer akuntansi juga disebut sebagai controller
yang mengkoordinasikan partisipasi manajemen dalam perencanaan dan
pengendalian
untuk
mencapai
target
perusahaan,
khususnya
untuk
menentukan efektivitas implementasi kebijakan dan mengembangkan struktur
dan prosedur organisasi. Hasil penelitian yang dilakukan Ismail (2009)
menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan
manajer akuntansi terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.
Pengetahuan manajer akuntansi terhadap sistem informasi sangat
diperlukan dalam aplikasi serta pengembangan sistem informasi akuntansi.
Manajer akuntansi merupakan eksekutif tertinggi yang memiliki tanggung
jawab atas keberlangsungan segala aktivitas dalam departemen akuntansi.
Tanggung jawab besar yang dijalankan menuntut seorang manajer akuntansi
untuk memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap implementasi sistem
informasi akuntansi. Keluaran yang dihasilkan dari sistem informasi akuntansi
adalah berupa laporan keuangan yang akan diserahkan kepada pihak
manajemen dan akan digunakan sebagai alat pengambilan keputusan.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali 2012, menyebutkan ada sebanyak 156 hotel
berbintang di Bali dengan Kabupaten Badung sebagai kabupaten yang
memiliki jumlah hotel berbintang terbanyak di Bali yaitu berjumlah 98 hotel.
Menurut Keputusan Menteri Parpostel No.Km 94/HK103/MPPT 1987, hotel
merupakan salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan
8
minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara
komersil, sedangkan pengertian dari hotel berbintang mengacu pada istilah
hotel berbintang itu sendiri yang merupakan salah satu jenis penggolongan
sebuah hotel. Penggolongan hotel berbintang dimulai dari bintang satu hingga
bintang lima. Semakin banyak bintang yang dipredikatkan pada sebuah hotel,
maka semakin lengkap pula pelayanan dan fasilitas hotel tersebut.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa
peneliti mengenai efektivitas SIA, dalam penelitian ini peneliti memilih hotel
sebagai lokasi penelitian. Hotel yang dipilih adalah hotel-hotel yang memiliki
klasifikasi bintang tiga dan empat. Mengingat keterbatasan waktu dalam
penelitian, peneliti membatasi sampel dengan tidak mengikutsertakan hotel
bintang satu, dua dan lima. Hotel bintang tiga dan empat dianggap mewakili
populasi dimana hotel-hotel ini memiliki fasilitas yang lebih lengkap dari
bintang satu dan dua serta mendekati kelengkapan fasilitas yang dimiliki hotel
bintang lima. Hotel berbintang tiga dan empat telah menerapkan sistem
informasi yang terintegrasi sebagai alat untuk mempermudah jalannya segala
aktivitas. Sistem informasi terintegrasi merupakan sistem yang memproses
seluruh proses pelayanan dalam bentuk koordinasi, pelaporan, dan prosedur
administratif untuk mendukung kinerja dan dapat memperoleh informasi
secara cepat, tepat, dan akurat. Kompleksitas aktivitas pada hotel bintang tiga
keatas ditunjukkan dengan padatnya aktivitas yang dilakukan di setiap
departemen dalam hotel.
9
Menurut Widanaputra, dkk (2009:24), Hotel dibagi menjadi beberapa
departemen yaitu room departement, food and baverage departement,
accounting departement, engineering departement, dan human resources
departement . Masing-masing departemen memiliki kegiatan dan tanggung
jawab yang berbeda dalam menjalankan fungsinya, namun departemen
akuntansi merupakan departemen yang berkaitan dengan seluruh departemen
dalam hotel. Departemen akuntansi dipimpin oleh Controller yang bertugas
mengkoordinasikan
pengendalian
untuk
partisipasi
mencapai
manajemen
target
dalam
perusahaan,
perencanaan
khususnya
dan
untuk
menentukan efektivitas implementasi kebijakan dan mengembangkan struktur
dan prosedur organisasi. Departemen akuntansi bertanggung jawab untuk
menerbitkan laporan keuangan maupun laporan manajemen. Dengan
menerbitakan laporan-laporan tersebut, Controller memberikan saran kepada
manajer di setiap departemen lainnya mengenai segala aktivitas yang
membutuhkan tindakan korektif (Suparno,2011).
Mengingat aktivitas hotel yang sangat padat, seperti pemesanan kamar,
pemesanan makanan dan minuman, pelayanan laundry, pengelolaan
keuangan, pemasaran hotel, pelayanan telepon, pembelian barang, layanan spa
dan gym, maka seluruh aktivitas operasional dalam hotel tidak akan bisa
dikerjakan secara efektif dan efisien apabila hanya mengandalkan tenaga
manual saja. Untuk itu sangat dibutuhkan bantuan teknologi dalam menunjang
aktivitas hotel. Seperti contoh, penggunaan sistem informasi pemesanan
kamar
yang
terkomputerisasi
pada
10
room
departement
akan
dapat
menghasilkan informasi yang berkualitas serta dapat membantu dalam proses
pengambilan
keputusan
(Puspitaningrum,2011).
Begitu
juga
dengan
accounting departement telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi
dalam menjalankan tanggung jawabnya untuk mengatur dan mengelola
finansial perusahaan. Sistem terkomputerisasi yang digunakan dalam
departemen akuntansi disebut dengan sistem informasi akuntansi.
Pemilihan hotel sebagai lokasi dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan
kompleksitas aktivitas jasa perhotelan yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal
ini menyebabkan hotel cenderung membutuhkan sistem informasi akuntansi
yang berkinerja tinggi. Menurut Cecil Gillepsi dalam Widanaputra,dkk
(2009:32), sistem informasi akuntansi pada hotel terdiri dari beberapa
subsitem yaitu subsistem akuntansi utama, subsistem akuntansi penjualan dan
penerimaan uang, subsistem akuntansi pembelian dan pengeluaran uang,
subsistem pencatatan waktu dan penggajian, serta subsistem produksi dan
biaya produksi. Penerapan sistem informasi akuntansi pada hotel bertujuan
untuk membantu dan mempermudah dalam mengolah data menjadi informasi
akuntansi.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah kecanggihan teknologi informasi berpengaruh terhadap efektivitas
sistem informasi akuntansi pada hotel berbintang di Kabupaten Badung?
11
2) Apakah partisipasi manajemen berpengaruh terhadap efektivitas sistem
informasi akuntansi pada hotel berbintang di Kabupaten Badung?
3) Apakah pengetahuan manajer akuntansi berpengaruh terhadap efektivitas
sistem informasi akuntansi pada hotel berbintang di Kabupaten Badung?
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengaruh kecanggihan teknologi informasi terhadap
efektivitas sistem informasi akuntansi pada hotel berbintang di Kabupaten
Badung.
2) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi manajemen terhadap efektivitas
sistem informasi akuntansi pada hotel berbintang di Kabupaten Badung.
3) Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan manajer akuntansi terhadap
efektivitas sistem informasi akuntansi pada hotel berbintang di Kabupaten
Badung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, maka kegunaan dalam penelitian ini adalah:
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan dan wawasan
tentang pengaruh kecanggihan teknologi informasi, partisipasi manajemen,
serta pengetahuan manajer akuntansi terhadap efektivitas sistem informasi
akuntansi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat
12
untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh
pada saat kuliah dengan kenyataan yang ada di perusahaan.
2) Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
manajemen hotel dalam mempertimbangkan kecanggihan teknologi
informasi yang digunakan, peran serta dari pihak manajemen dalam
implementasi dan pengembangan sistem informasi akuntansi, dan
pengetahuan dari manajer akuntansi terhadap sistem informasi akuntansi,
sehingga diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
1.5 Sistematika Penulisan
Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara
sistematis sehingga antara bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat.
Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan
Dalam bab ini menguraikan pendahuluan yang mengemukakan
latar belakang masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian serta
menguraikan sistematika penulisan.
Bab II
Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis
Dalam bab ini menguraikan berbagai landasan teori yang ada
hubungannya
dengan
pokok permasalahan
yaitu mengenai
pengaruh kecanggihan teknologi informasi, partisipasi manajemen,
13
serta pengetahuan manajer akuntansi terhadap efektivitas sistem
informasi akuntansi, serta hasil penelitian sebelumnya dan
hipotesis.
Bab III
Metode Penelitian
Pada bab ini disajikan mengenai metodologi penelitian yang
meliputi lokasi dan data penelitian, identifikasi variabel, definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data, serta teknik-teknik analisis data.
Bab IV
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bab ini dikemukakan tentang gambaran hotel di Kabupatenm
Badung dan pembahasan hasil penelitian mengenai teknik analisis
regresi, uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi, uji t, dan uji F.
Bab V
Simpulan dan Saran
Pada bab ini dikemukakan simpulan yang diperoleh dari hasil
penulisan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada bab ini
juga dikemukakan saran-saran yang diharapkan dapat digunakan
oleh pihak yang berkepentingan.
14
Download