BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Komunikasi Massa Komunikasi

advertisement
BAB 1I
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan sub ilmu komunikasi. Oleh karena proses
komunikasi dapat dilakukan dengan alat Bantu primer maupun sekunder, maka
disini kita memahami komunikasi massa sebagai upaya berkomunikasi dengan
alat Bantu sekunder masal, yaitu media massa.
Secara umum kita bisa menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah
upaya melakukan hubungan persamaan dengan menggunakan media massa
sebagai alat Bantu.
Dalam ilmu komunikasi, kita juga mendalami komunikasi antar personal,
kelompok, dan komunikasi antar budaya, selain komunikasi massa. akan tetapi
apabila kita bicara dalam tataran sub-disiplin ilmu, seringkali komunikasi massa
disejajarkan dengan sub-disiplin ilmu lain dibawah disiplin ilmu komunikasi,
seperti komunikasi pemasaran dan hubungan masyarakat. Terkadang komunikasi
massa juga dihadirkan sebagai sub-disiplin ilmu dengan nama lain, seperti
publisistik, jurnalistik, media massa, atau penyiaran (broadcasting). 1 Selain
definisi tadi, masih ada definisi lain mengenai komunikasi massa, yaitu
komunikasi massa adalah merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan
saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dengan komunikan secara
1
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa. Erlangga, Jakarta, 1996.
8
massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat
heterogen dan menimbulkan efek tertentu. 2
2. 1. 1 Pengertian Komunikasi Massa
Manusia diciptakan untuk hidup berkelompok dan menyatu satu dengan
yang lainya, karena manusia adalah mahluk hidup yang tidak dapat hidup sendiri
dan membutuhkan orang lain atau sering kita sebut sebagai mahluk hidup.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan orang lain dalam
bertukar pikiran dan saling berbagi rasa dalam bertukar pikiran untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya dengan berkomunikasi dengan satu sama
lainya.
Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan masalah hubungan antara manusia yang saling tukar menukar
pikiran atau pendapat antar komunikan dan komunikator. Komunikasi juga
diartikan sebagai hubungan kontak antar manusia baik dengan individu maupun
kelompok.
Laswell mengatakan bahwa cara yang baik dan benar untuk menjelaskan
komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In
Which Channel To Whom With What Effect ? Paradigma Laswell ini
2
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung,
2004, hal, 3.
menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari
pertanyaan yang diajukan yaitu : 3
1. Komunikator ( Comunicator, source, sender ) : Orang yang
menyampaikan pesan.
2. Pesan (Message) : Pertanyaan yang didukung oleh lambing.
3. Media ( Chanel, media ) : Sarana yang mendukung pesan bila komunikan
jauh tempatnya dan banyak jumlahnya.
4. Komunikan ( Cominicant, Comunicates, Receiver, Recipent ) : Orang yang
menerma pesan .
5. Effek ( Effect, Impact, Influence ) : Dampak sebagai pengaruh pesan.
2. 1. 2 Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa sendiri memiliki sifat terbuka, arinya komunikasi
massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok
orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan
komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua
fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media
massa. pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus
memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik bagi
sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan
menarik itu mempunyai kategori penting, tapi hanya penting bagi sekelompok
3
Onong Uchjana E, Ilmu komunikasi teori dan praktek, Jakarta PT.Remaja Rosdakarya Bandung,
hal : 10
orang saja. Peristiwa tersebut tentu saja tidak dapat disampaikan melalui media
massa. Contohnya adalah pemilihan Lurah daerah setempat, walaupun dapat
dianggap penting bagi daerah tersebut, namun tidak penting bagi masyarakat
daerah lainnya.
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen.
Maksudnya adalah berbeda dari komunikasi antarperonal yang komunikator
cenderung akan mengenal identitas komunikannya, baik nama, pendidikan,
pekerjaan, tempat tinggal, dan lain-lain. Namun pada komuniksi massa,
komunikator tidak akan mengenal komunikan secara mendetil (anonym) karena
komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Lalu yang dimaksud
dengan heterogen karena komunikan tersebut terdiri dari berbagai lapisan
masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia,
jenis kelamin, pendidikan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
Selain ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan
komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan
kelemahannya, yaitu komunikasi bersifat satu arah. Karena komunikasi melalui
media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan
dialog sebagaimana halnya terjadi pada komunikasi antar personal.
2. 1. 3 Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Dominick, seorang pakar komunikasi, fungsi komunikasi massa
bagi
masyarakat
terdiri
dari
surveillance
(pengawasan),
interpretation
(penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai-nilai),
dan entertainment (hiburan).
Fungsi pengawasan komunikasi media massa dibagi menjadi dua bentuk
utama, yaitu:
1. Pengawasan peringatan,
2. Pengawasan instrumental.
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa
tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap
kejadian-kejadian penting. Sedangkan dalam fungsi linkage (pertalian), media
massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragm, sehingga membentuk
pertalian berdasarkan kepentingan dan minta yang sama tentang sesuatu. Fungsi
penyebaran tidak begitu kentara. Fungsi ini disebut juga sosialisasi. Sosialisasi
mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.
Sedangkan untuk fungsi terakhir yang disebut, tidak perlu diperjelas lagi bahwa
komunikasi massa melali media massa menghadirkan hiburan yang dapat dibilang
cukup banyak dan beragam, terutama media massa seperti televisi.
2. 2 Media Massa
Media massa merupakan jantung dari komunikasi massa, secara sederhana
media massa itu adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, atau film. Media
massa modern merupakan produk teknologi modern yang selalu berkembang
menuju kesempurnaan.
Media menunjukkan bukan hanya apa yang dapat dan harus dipikirkan
tetapi juga bagaimana masyarakat hanya berpikir mengenai realitas. Tidaklah
mengherankan jika media lalu menjadi ajang untk pertarungan berbagai
kepentingan, dan media juga merupakan pesan yang didalamnya mengandung
daya untuk memperngaruhi dan mendesakkan pendapat sehingga terjadi
perubahan didalam masyarakat.
2.3 Berita
Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang
faktual, penting dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut
kepentingan mereka. “ Berita adalah uraian tentang peristiwa atau fakta dan
pendapat, yang mengandung nilai berita, dan yang sudah disajikan melalui media
massa periodik .” 4
Semua berita adalah informasi, tetapi tidak semua infomasi adalah berita.
Karena berita adalah informasi yang mengandung nilai berita yang telah diolah
sesuai kaidah – kaidah yang ada pada ilmu jurnalistik, dan yang sudah disajikan
kepada khalayak melalui media massa periodik.
Syarat penulisan berita menurut Soren H. Munheff, antara lain :
1. Accuracy
4
: Dalam pemilihan kata harus tepat
J.B Wahyudi , Dasar – Dasar Jurnalistik dan Radio Televisi, Pustaka Utama Gravity 1996
2. Brevity
: Dalam menyusun kalimat harus ringkas
3. Clarity
: Makna kata dalam kalimat harus jelas 5
2. 4
Internet
Lebih dari lima orang Amerika dewasa menggunakan internet di rumah,
kantor atau sekolah, dan di atas 10 % menggunakannya setiap hari. Dari
karakteristik jenis kelamin hampi sama banyaknya lelaki dan perempuan yang
menggunakan web ( situs ).
Bagaimana orang – orang menggunakan internet ? Electronic mail
merupakan aktivitas mereka dalam internet. Situs juga menjadikan sumber
infomasi untuk hiburan dan informasi perjalanan wisata. Pengguna internet
menggantungkan pada situs untuk memperoleh berita. Dua sampai tiga pengguna
internet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap harinya. 6
Industri media komputer memiliki beberapa bidang utama, antara lain:
pabrik perangkat keras komputer, pembuat perangkat lunak komputer (
pembuatan program – program yang menjalankan mesin komputer ). Content
Provider adalah yang mengembangkan isi data base yang didistribusikan melalui
jaringan komputer. Dari perangkat lunak komputer terdapat Internet Service
Provider (ISPs), yakni perusahaan yang menjual akses ke internet.
5
6
Soren H. Munheff, “ Basic Journalism” 1992 hlm 25
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rektama Media 2007
Nilai yang ditawarkan internet dapatlah dikiaskan sebagai sistem jalan
raya dengan transportasi berkecepatan tinggi yang memperpendek perjalanan,
atau di ibaratkan sebuah perpustakaan yang dapat dikunjungi setiap saat, dengan
kelengkapan buku, sumber informasi, dan kemungkinan penelusuran informasi
yang tak terbatas, atau sebagai sebuah jamuan pesta semalam suntuk dengan
penerima tmau ramah yang siap menyambut kehadiran tamu undangan setiap saat.
Menurut Laquey (1997) pula, asala mula internet adalah tercipta oleh
suatu ledakan yang tak terduga di tahun 1969, yaitu dengan lahirnya Arpanet,
suatu proyek eksperimen Kementrian Pertahanan Amerika Serikat bernama
DARPA ( Departement of Defense Advanced Research Projects Agency). Misi
awalnya sederhana, yaitu mencoba menggali teknologi jaringan yang awalnya
menghubungkan peneliti dengan berbagai sumber daya yang jauh seperti sistem
komputer
dan
pangkalan
data
yang
besar.
Arpanet
berhasil
membudidayakansejumlah jaringan lainnya, yang kemudian saling berhubungan.
Dua puluh lima tahun kemudian sistem ini berevolusi menjadi suatu organisme
yang semakin luas perkembangannya, yang mencakup puluhan juta orang dan
ribuan jaringan.
Internet dihuni oleh jutaan orang nonteknik yang menggunakannyasetiap
hari untuk berkomunikasi dan mencari informasi. Sekitar tahun 1992 di Amerika
Serikat, populasi internet sebagian besar adalah para peneliti dan pendidik, yang
belum banyak aplikasi serta kelompok minat yang relevan bagi masyarakat
umum. Dua tahun kemudian, berbagai layanan utama mendominasi penggunaan
internet itu. Sebagai akibatnya internet dibanjiri berbagai sumber daya bermanfaat
dan semakin banyak penumpangnya.
Sebagian besar komputer dan jaringan yang tersambung ke internet masih
berkaitan dengan masyarakat, pendidikan, dan penelitian. Pernyataan ini tidaklah
mengejutkan karena internet keluar dari benih penelitian. Namun kini, semakain
banyak universitas bekerja sama dengan kalangan bisnis untuk menegembangkan
katalog dan arsip online. Banyak kalangan bisnis kini menyadari bahwa dengan
menghubungkan jaringan perusahaan mereka ke internet, mereka memperoleh
akses seketika kepada para pelanggan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
layanan online pada umumnya menciptakan suatu industri bernilai milyaran dolar,
dengan taksiran pertumbuhan 25% pertahun. Jadi, dapat dipahami bahwa
penyedia layanan informasi berimigrasi ke internet.
2. 5
Framing
Analisis framing termasuk metode analisis media yang terbilang baru. Ia
banyak mendapat pengaruh dari teori sosiologi dan teori psikologi. Analisi
framing berkembang berkat pandangan dari kaum konstruksionis.
Konsep konstruksionisme diperkenalkan oleh sosiolog interpretatif, Peter
L. Berger. Bersama Thomas Luckman, ia banyak menulis karya yang
menghasilkan thesis mengenai konstruksi social atas realitas. Thesisi utama dari
Berger adalah manusia dan amsyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis,
dan plural sedcara terus – menerus. 7
Berger dalam Eriyanto ( 2002 ), mengatakan realitas itu tidak dibentuk
secara alamiah, melainkan dibentuk dan dikonstruksi. Konstruksi ditafsirkan
berbeda – beda tergantung dari latar belakang pengalam, preferensi, pendidikan
tertentu, dan lingkungan pergaulan atau sosial.
Gagasan Berger mengenai konsruksi realitas ini dimasukan dalam konteks
berita. Sebuah teks berita bukanlah hasil dari copy realitas, melainkan suatu
konstruksi atas realitas. Karenanya sangat potensial bila sebuah peristiwa yang
sama dikonstruksi secara berbeda oleh media yang berbeda pula.
Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah
cara – cara atau ideology media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini
mencermati strategi seleksi, peneonjolan, dan pertautan fakta kedalam berita agar
lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring
interpretasi khalayak – khalayak sesuai perspektifnya. Dengan kata lain, framing
adalah pendekata untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang
digunakan oleh wartawan ketikameyeleksi isu dan menulis berita. Wartawan
memutuskan apa yang akan ia beritakan, apa yang ia liput, dan apa yang dibuang,
dan apa yang di tonjolkan, dan apa yang harus disembunyikan kepada khalayak. 8
Framing itu pada akhirnya menentukan bagaimana realitas itu hadir
dihadapan para pembaca menurut Edelman, yang kita ketahui tentang realitas
7
8
McQUail, Dennis, Op Cit hlm 13
Nugroho, Eriyanto, Surdiasis, Politik Media Mengemas Berita, Op Cit hlm 21
social pada dasarnya tergantung pada bagaimana kita frame atas peristiwa itu
yang memberikan pemahaman dan pemaknaan tertentu atas suatu peristiwa. Hal
ini karena framing menentukan bagaimana realitas itu harus dilihat, dianalisis, dan
diklarifikasikan dalam kategori tertentu. 9
Gamson dan Modigliani menyebut cara pandang itu sebagi kemasan (
Package ) yang mengandung konstruksi makna atas peristiwa yang diberitakan.
Menurut mereka, frame adalah cara bercerita atau gugusan ide – ide yang
terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa –
peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. 10 Yang dimaksud dengan
kemasan ( package ) adalah gugusan ide – ide yang mengindikasikan tentang isu
apa yang dibicarakan dan peristiwa mana yang relevan dengan wacana yang
terbentuk.
Package adalah semacam skema atau struktur pemahaman yang
digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan – pesan yang ia
sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan – pesan yang ia terima.
Keberadaan suatu package dalam suatu berita terlihat dari keberadaan ide yang
didukung oleh perangkat wacana, seperti kata, kalimat, susunan, dan bentuk
kalimat, pemakaian gambar atau grafik tertentu yang kesemuanya mengarah
kepada idea atau pandangan tertentu yang ingin disampaikan lewat berita yang
ditulis.
9
Ibid hlm 22
Ibid hlm 21
10
Menurut Erving Goffman, secara sosiologis konsep frame analysis
memelihara kelangsungan kebiasaan kita mengklarifikasi, mengorganisasi, dan
menginterpretasi secara aktif pengalaman – pengalaman hidup kita untuk dapat
memehaminya. Skematika interpretasi itu disebut frames, yang memungkinkan
individu dapat melokalisasi, merasakan, mengidentifikasi dan memberi label
terhadap peristiwa serta informasi. 11
Berdasarkan konsep psikolgi, framing dilihat sebagai penempatan
informasi dalam konteks yang unik, sehingga elemen – elemen suatu isu tertentu
memperoleh alokasi sumber kognitif individu yang lebih besar. Konsekuensinya,
elemen – elemen yang terseleksi menjadi penting dalam mempengaruhi penilaian
individu dalam penarikan kesimpulan.
Asumsi dasar dari framing adalah individu wartawan selalu menyertakan
pengalaman hidup, pengalaman social, dan kecenderungan psikologisnya ketika
menafsirkan pesan yang dating kepadanya. Kognisi social didasarkan pada
anggapan umum yang tertanam yang akan digunakan untuk memandang peristiwa
khusus sehari – hari.
Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis
untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, actor, kelompok atau apa saja)
dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses konstruksi.
Disini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Peristiwa
ini dipahami dengan bentukan tertentu. Hasilnya, pemberitaan media pada sisi
tertentu atau wawancara dengan orang-orang tertentu. Semua elemen tersebut
11
Alex Sobur, Op Cit hlm 163
tidak hanya bagian dari teknis jurnalistik, tetapi menandakan bagaimana peristiwa
dimaknai dan ditampilkan.
Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story
telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat”
terhadap realias yang dijadikan berita. Cara melihat ini berpengaruh pada hasil
akhir dari konstruksi realitas. Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk
melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas. Analisis framing juga dipakai
untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media.
2. 6.
Robert N. Entman
Robert N. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar seleksi isu
dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/isu. Enonjolan
adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti
atau lebih diingat oleh khalayak. Realitas yang disajikan secara menonjol atau
mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan
mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.
Dalam praktiknya framing dijalankan oleh media massa dengan
menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu lain; dan menonjolkan aspek dari isu
tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana penempatan yang
mencolok (menempatkan di headline depan atau bagian belakang), pengulangan
grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan , pemakaian label tertentu
ketika menggambarkan orang/peristiwa yang diberitakan asosiasi terhadap
symbol budaya, generalisasi, simplifikasi dan lain-lain. Semua aspek itu dipakai
untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan
diingat oleh khalayak. 12
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif ayau
cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis
berita. Cara pandang atau perpektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang
diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan dan hendak dibawa
kemana berita tersebut.
Tabel 2.1
Seleksi isu
Aspek ini berkaitan dengan pemilihan fakta.
Dari realitas yang kompleks dan beragam itu,
aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan?
Dari proses ini selalu terkandung didalamnya
ada bagian berita yang dimasukan tetapi ada
juga berita yang dikeluarkan. Tidak semua
aspek atau bagian dari isu ditampilkan
wartawan, wartawan memilih aspek tertentu
dari suatu isu.
Penonjolan aspek
Aspek ini berhubungan dengan penulisan
fakta. Ketika aspek tertentu dari isu tertentu
dari suatu peristiwa/isu tersebut telah dipilih,
12
Robert N. Entman, "Framing: Toward Clarification of a Fractured Pradigm", Journal of Communication, Vol 43, No. 4, 1993
bagaimana
aspek
tersebut
telah
dipilih,
bagaimana aspek tersebut ditulis? Hal ini
sangat berkaitan dengan pemakaian kata,
kalimat, gambar, dan cerita tertentu untuk
ditampilkan kepada khalayak.
Dalam konsepsi Robert N. Entman, framing pada dasarnya merujuk pada
pemberitaan definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana
untuk menekankan kerangka berfikir tertentu terhadap peristiwa yang
diwacanakan. Wartawan memutuskan apa yang akan ia beritakan apa yang diliput
dan apa yang harus dibuang, apa yang ditonjolkan dan apa yang harus
disembunyikan kepada khalayak.
Tabel 2.2
Define Problems
(pendefinisian masalah)
Diangnose Causes
(memperkirakan masalah
atau sumber masalah)
Bagaimana suatu peristiwa/isu dilihat?
Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?
Peristiwa itu disebabkan oleh apa? Apa
yang dianggap sebagai penyebab dari
suatu
masalah?
Siapa
(aktor)
yang
dianggap sebagai penyebab masalah?
Make Moral judgement
(membuat
keputusan
moral)
Nilai moral apa yang disajikan untuk
menjelaskan masalah? Nilai moral apa
yang dipakai untuk melegitimasi atau
mendelegitimasi suatu tindakan?
Treatment
Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk
Recommendation
mengatasi masalah/isu? Jalan apa yang
(menekankan
penyelesaian)
harus
ditempuh
untuk
mengatasi
masalah?
Konsepsi Robert N. Entman mengenai framing menggambarkan secara
luas bagaimana peristiwa dimaknai dan ditandakan oleh wartawan. Define
problems (pendefinisian masalah) adalah elemen yang pertama kali dapat kita
lihat mengenai framing. Elemen ini merupakan master frame/bingkai yang paling
utama. Ia menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan. Ketika ada
masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut dipahami. Peristiwa
yang sama dapat dipahami secara berbeda dan bingkai yang berbeda ini akan
menyebabkan realitas bentukan yang berbeda. 13
Diagnose causes (memperkirakan penyebab masalah), merupakan elemen
framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai actor dari suatu
peristiwa. Penyebab disini bias berarti apa (what), tetapi bias juga berarti siapa
(who). Bagaimana peristiwa dipahami tentusaja menentukan apa dan siapa yang
dianggap sumber masalah. Karena itu masalah yang dipahami secara berbeda,
penyebab masalah secara tidak langsung juga akan dipahami secara berbeda pula.
Make moral judgement (membuat pilihan moral) adalah elemen yang
dipakai untuk membenarkan/ memberi argumentasi pada pendefinisian masalah
yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah sudah
ditentukan, dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat untuk mendukung gagasan
tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan suatu yang familiar dan
dikenal oleh khalayak.
Elemen framing lain adalah Treatment Recommendation (menekankan
penyelesaian), elemen ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh
wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian itu
tentu saja sangat tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang
dipandang sebagai penyebab masalah.
13
Robert N. Entman and Andrew Rojecky, "Freezing Out the Public : Elite and Media Framing of the U.S. Anti Nuclear
Movement", op.cit., hlm. 155.
Download