BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. Pengertian Kanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang tidak termasuk kulit payudara. Payudara secara umum terdiri dari dua tipe jaringan, jaringan glangular (kelenjar) dan jaringan stomal(penopang). Jaringan kelenjar mencakup kelenjar susu (lobules) dan saluran susu (the milk passage, milk duct). Untuk jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan serat konektif. Payudara juga dibentuk oleh jaringan lymphatik, sebuah jaringan yang berisi sistem kekebalan yang bertugas mengeluarkan cairan serta kotoran selular. Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm dalam waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut berada pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Kapan penyebaran itu berlangsung, kita tidak dapatmengetahui secara pasti. Sel kanker payudara dapat bersembunyi didalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker (Mulyani, 2013). Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau masa tunggal yang sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan. Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel sehingga sel tumbuh dan Universitas Sumatera Utara berkembang tanpa bisa dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui kelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ tubuh lain seperti hati, otak, dan paru-paru (Olfah , 2013). 2. Tahapan Perkembangan Kanker Menurut Olfah (2013) tahapan perkembangan kanker payudara meliputi : a. Inisiasi Agen penyebab kanker merusak materi genetik sebuah sel. Pada tahap ini terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa virus, bahan kimia, radiasi atau sinar matahari tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap karsinogen bahkan pada gangguan fisik menahunpun dapat membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. b. Promosi Sel-sel yang rusak terpajan bahan kimia akan mempercepat proses pembelahan sel, diperlukan pajanan jangka panjang pada pemicu-pemicu ini agar kanker dapat berkembang dan faktor gizi diperkirakan memberikan kontribusi terbesar pada kanker tahap ini. c. Progresi Sel-sel menjadi sangat ganas dan mampu bermetastasis (menyebar) ke bagian-bagian tubuh lain. Pembentukan benjolan kanker merupakan suatu proses yang panjang mencakup rangkaian peristiwa biologis dari sel-sel Universitas Sumatera Utara payudara normal hingga menjadi benjolan kanker, diperlukan satu miliar sel untuk membentuk tumor ukuran 1 cm. Para peneliti meyakini bahwa kanker dapat tumbuh selama 8 tahun sebelum terdeteksi oleh sinar X. Sel-sel tumor payudara seiring berjalannya waktu dapat masuk ke peredaran darah dan ke sistem getah bening serta mulai tumbuh di organ-organ lain seperti hati, paru-paru atau tulang. 3. Klasifikasi Kanker Payudara Kanker payudara dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, antara lain : a. Berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi dua yaitu : 1) Kanker Payudara Invasif Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta dinding kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif disekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif/menyerang tanpa selalu menyebar (metastatik) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh. 2) Kanker Payudara Non-Invasif Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta jaringan konektif disekitarnya. DCIS (Ductal Carcinoma In Situ) merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi sedangkan LICS (Lobular Carsinoma In Situ) lebih jarang terjadi tetapi justru lebih diwaspadai karena merupakan tanda meningkatnya resiko kanker payudara. Universitas Sumatera Utara 3) Berdasarkan stadiumnya kanker payudara dibagi menjadi : 1) Stadium 0 Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer yaitu kanker tidak menyebar keluar ari pembuluh/saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara. 2) Stadium I Pada stadium ini tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh getah bening. 3) Stadium II A Pada stadium ini, diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak (axillary limp nodes). Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak (axillary limp nodes). Tidak adanya tanda-tanda tumor pada payudara, tetapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak. 4) Stadium II B Pada kondisi ini, diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak melebihi 5 cm, telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak. 5) Stadium III A Pasien pada kondisi ini, diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak. Universitas Sumatera Utara 6) Stadium III B Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakanbisa juga luka bernanah di payudara dapat didiagnosis sebagai Inflamantory Breast Cancer. Dapat juga sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh. 7) Stadium III C Seperti stadium III, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening dalam group N3 (kanker telah menyebar lebih dari 10 titik di saluran getah bening di bawah tulang selangka. 8) Stadium IV Pada stadium IV ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk. 4. Penyebab Kanker Payudara Kanker payudara belum diketahui secara pasti penyebabnya, ada beberapa faktor kemungkinannya, antara lain : a. Faktor Usia Semakin tua usia seorang wanita, maka resiko untuk menderita kanker payudara akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah kategori usia paling beresiko terkena kanker payudara, terutama mereka yang mengalami menopause terlambat. b. Faktor Genetik Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi faktor resiko pencetus kanker payudara. Bila ibu atau saudara wanita Universitas Sumatera Utara mengidap kanker payudara maka ada kemungkinan untuk memiliki resiko terkena kanker payudara dua kali lipat dibandingkan wanita yang lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker payudara. c. Penggunaan Hormon Estrogen Penggunaan hormon estrogen misalnya pada penggunaan terapi estrogen replacement, penggunaan terapi replacement mempunyai peningkatan resiko yang signifikan untuk mengidap penyakit kanker payudara. d. Gaya Hidup yang Tidak Sehat Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur, merokok serta mengkonsumsi alkohol akan meningkatkan resiko kanker payudara. e. Perokok Pasif Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak sengaja menghisap asap rokok yang dikeluarkan oleh orang perokok seringkali di dengar perokok pasifterkena resiko dari bahaya asap rokok di banding perokok aktif. f. Penggunaan Kosmetik Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon estrogen beresiko menyebabkan peningkatan resiko mengalami penyakit kanker payudara, sehingga berhati-hatilah dalam penggunaan alat kosmetik untuk kesehatan diri kita. g. Penggunaan pil KB Penggunaan pil KB pada waktu yang lama dapat meningkatkan resiko terkena penyakit kanker payudara karena sel-sel yang sensitif terhadap Universitas Sumatera Utara rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas dan resiko ini akan menurun secara otomatis bila penggunaan pil KB berhenti. 5. Faktor Resiko Kanker Payudara Hampir seluruh faktor resiko kanker payudara berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan estrogen yang tidak terpakai dan tersisa dalam tubuh ataupun estrogen yang tidak diimbangi dengan progesteron. Adapun faktor-faktor resiko kanker payudara, yaitu : a. Umur Sebagian besar wanita penderita kanker payudara berusia di atas 50 tahun. Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Pada wanita yang mengalami menopause terlambat, setelah umur 55 tahun dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Secara umum, resiko terkena kanker payudara mencapai puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun. b. Usia saat menstruasi pertama (menarche) Jika seorang wanita mengalami menstruasi diusia dini, sebelum 12 tahun wanita akan memiliki peningkatan resiko kanker payudara. Karena semakin cepat seorang wanita mengalami pubertas maka makin panjang pula jaringan payudaranya dapat terkena oleh unsur-unsur berbahaya yang menyebabkan kanker seperti bahan kimia, estrogen ataupun radiasi. c. Penyakit fibrokistik Wanita dengan adenosis, fibroadenoma serta fibrosis tidak ada peningkatan resiko terjadinya kanker payudara. Sedangkan pada hiperplasis dan papiloma resiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik resiko meningkat hingga 5 kali. Universitas Sumatera Utara d. Riwayat keluarga dengan kanker payudara Jika keluarga seperti ibu, saudara perempuan, adik, kakak mempunyai kanker payudara (terutama sebelum usia 40 tahun) resiko terkena kanker payudara lebih tinggi. e. Riwayat kanker payudara Seorang wanita yang pernah memiliki kanker di salah satu payudaranya, akan beresiko lebih tinggi untuk payudara lainnya juga akan terkena. f. Usia saat melahirkan anak pertama Semakin tua memiliki anak pertama, semakin besar resiko untuk terkena kanker payudara. Pada usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan anak resiko terkena kanker payudara juga akan meningkat. g. Obesitas setelah menopause Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah menopause, akan beresiko1,5 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang memiliki berat badan normal. h. Perubahan Payudara Hampir setiap wanita mengalami perubahan pada payudaranya. Sebagian besar perubahan itu bukan kanker. Tetapi ada beberapa perubahan yang mungkin merupakan tanda-tanda kanker. Jika seorang wanita memiliki perubahan jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), maka seorang wanita memiliki peningkatan resiko kanker payudara. i. Terapi radiasi di dada Sebelum usia 30 tahun, seorang wanita yang harus menjalani terapi radiasi di dada termasuk payudara akan memiliki kenaikan resiko terkena Universitas Sumatera Utara kanker payudara. Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi resiko untuk terkena kanker payudara. j. Penggunaan hormon estrogen dan progestin Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen saja atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah menopause akan memiliki peningkatan resiko mengembangkan kanker payudara. k. Mengkonsumsi alkohol Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena kanker payudara karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati bekerja lebih keras dan lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh. l. Mengkonsumsi makanan siap saji (junk food) Mengkonsumsi makanan siap saji atau junk food secara berlebihan dari usia dini dapat membuat tubuh menjadi gemuk, sehingga meningkatkan resiko terkena kanker payudara, lemak tubuh akan meningkat jika tidak diimbangi olahraga sehingga akan berlanjut resistansi insulin, akan menyebabkan keinginan untuk mengkonsumsi karbohidrat meningkat. Insulin yang dihasilkan bertambah seiring dengan pertambahan berat badan. Lemak pada tubuh yang berlebih akan berlanjut lebih banyak kadar estrogen sehingga pertumbuhan payudara dan menstruasi lebih cepat. m. Aktivitas fisik Penelitian terbaru dari women’s Health Initiative menemukan bahwa aktivitas fisik pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari dikaitkan dengan penurunan 20 % resiko kanker payudara. Namun, pengurangan resiko terbesar di antara wanita yang berberat badan normal. Universitas Sumatera Utara 6. Pengobatan Pengobatan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang di alami penderita. Pada umumnya seseorang diketahui menderita penyakit kanker payudara ketika sudah stadium lanjut. Hal tersebut dikarenakan tentang kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan deteksi dini. Pengobatan kanker payudara itu sendiri meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini bertujuan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilngkan gejala-gejalanya. Macam-macam pengobatan kanker payudara, yaitu : 1) Pembedahan Tumor primer biasanya dihilngkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilkukan pada tahapan penyakit, jenis tumor, uur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Seorang ahli bedah dapat mengangkat tumor serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya dengan jaringan otot lain sedangkan mastektomi merupakan operasi pengangkatan payudara. 2) Terapi Radiasi Terapi radiasi ini dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi radiasi ini bertujuan untuk menyembuhkan atau mengecilkan kanker pada stadium dini. Ada bebrapa kanker yang sensitive pada radiasi dan untuk kasus kanker lain dapat digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau sesudah operasi yang tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh lagi. Terapi ini dapat juga digunakan bersamaan dengan kemoterapi. Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lemah, warna kulit di sekitar payudara Universitas Sumatera Utara menjadi hitam, nafsu makan berkurang, hemoglobin dan leukosit cenderung menurun. 3) Terapi hormon Terapi hormon adalah bentuk pengobatan seluruh tubuh yang sangat efektif untuk menurunkan risiko reseptor hormon positif kanker payudara datang kembali atau berkembang. Terapi hormon dapat digunakan untuk menurunkan risiko kanker payudara jika berisiko tinggi, pada kanker payudara non-invasif digunakan untuk menurunkan risiko kanker datang kembali, penyakit metastatik (lanjutan), pada kanker payudara invasif digunakan untuk menyusutkan tumor besar, dan menurunkan risiko kanker datang kembali setelah pengobatan pertama kanker payudara (operasi, kemoterapi,dan radiasi). 4) Terapi bertarget Terapi kanker bertarget merupakan pengobatan kanker yang menetapkan sasaran ciri khusus sel kanker seperti protein dan enzim. Terapi bertarget tidak membahayakan sel sehat atau normal. Terapi bertarget berupa antibodi yang bekerja seperti antibodi yang dibuat sistem imun. Terapi bertarget disebut juga terapi bertarget imun. 5) Kemoterapi Berbeda dengan terapi radiasi dan pembedahan, kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan atau hormon. Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair, atau kapsul, atau melaluiinfus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Mulyani, 2013). Universitas Sumatera Utara Banyak efek samping kemoterapi yang hilang setelah menyelesaikan kemoterapi. Selain itu, sebagian efek samping mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan atau lebih lama lagi untuk hilang sama sekali. Beberapa efek samping yang mungkin di alami adalah anemia, diare, kelelahan, masalah kesuburan, perubahan rambut, infeksi, kehilangan daya ingat, gejala-gejala menopause atau malah terjadi menopause, luka pada mulut dan kerongkongan, perubahan pada kuku, mual, neuropati atau masalah pada tangan dan kaki, perubahan dalam merasa dan membau, kering pada vagina, muntah, dan perubahan berat badan. B. Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Setiacd (2008), keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membengun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga, sedangkan menurut Sayekti (1994), keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat yang terkecil yang dapat melahirkan suatu ikatan atas dasar perkawinan, pertalian darah ataupun adopsi (Suprajitno, 2012). Universitas Sumatera Utara Pembagian tipe keluarga tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya, b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek- nenek, pamanbibi). Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme, pengelompokkan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang menjadi : a. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya, b. Orangtua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anakanak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya, c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan, d. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah, e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya, f. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama. Universitas Sumatera Utara 2. Struktur Keluarga Struktur keluarga meliputi meliputi tugas-tugas keluarga, fungsi pokok keluarga, dan peranan keluarga : a. Tugas-Tugas Keluarga Pada dasarnya tugas keluarga terdiri dari delapan tugas pokok sebagai berikut: 1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya, 2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga, 3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing, 4) Sosialisasi antar anggota keluarga, 5) Pengaturan jumlah anggota keluarga, 6) Pemeliharan ketertiban anggota keluarga, 7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas, 8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga (Effendi, 1998). b. Fungsi Pokok keluarga Secara umun fungsi keluarga adalah sebagai berikut: 1) Fungsi efektif, fungsi keluarga yang utara untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. 2) Fungsi sosialisasi, fungsi mengembangkan dan tempat mclatih anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan prang lain di luar rumah. 3) Fungsi reproduksi, untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. Universitas Sumatera Utara 4) Fungsi ekonomi, keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 5) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan, untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi (Friedman, 1998). c. Peranan Keluarga Manakala keluarga tahu bahwa salah satu anggotanya menderita kanker, maka lazimnya pihak keluarga tidak dapat melepaskan diri dari keterlibatan dalam menghadapi penderitaan ini. Sebahagian keluarga menunjukkan rasa simpati dan kasihan, namun sebahagian lain bersikap menolak akan kenyatan ini. Peranan keluarga amat penting, pihak keluarga yang penuh pengertian dan kooperatif dengan pihak perawatan dan memberikan dorongan moril penuh kepada penderita, akan banyak membantu dalam penatalaksanaan penderita kanker. Dalam banyak hal, temyata respon penderita terhadap pengobatan banyak sedikitnya ditentukan oleh faktor keluarga dan lainnya dalam memberikan reaksi terhadap penyakit yang dideritanya (Dadang, 2004). Dalam pengalaman praktek sering di jumpai sikap negativistik (penolakan) dari pihak keluarga. Mungkin karena ketidaktahuan (ignorancy) ataupun kepercayaan tradisional tentang penyebab dan pengobatan kanker, maka dokter seringkali kehilangan peluang yang baik (momentum)untuk melakukan tindakan ini (Suprajitno, 2012). C. Dukungan Keluarga Menuntt Cohen ( 1996:241) Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, Universitas Sumatera Utara sehingga seseorang akan tabu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya. Sedangkan menurut Friedman (1998:174) Dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga adalah suatu keadaan atau proses hubungan antara keluarga yang memberi manfaat kepada orang lain. Jenis dukungan keluarga ada enam, yaitu: 1. Dukungan Instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit. 2. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar informasi). 3. Dukungan penilaian (apprasial), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan validator identitas keluarga. 4. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. 5. Dukungan finansial, stress finansial biasanya mempengaruhi sistem keluarga dan mengakibatkan hancumya keluarga. Tagihan - tagihan medis mengharuskan ibu bekerja dan ayah melakukan pekerjaan sambilan, sehingga liburan dan aktivitas-aktivitas waktu Luang hilang, ketegangan perkawinan memuncak sehingga mengancam hubungan keluarga. Perceraian, pisah, anakanak yang berandal, masalah-masalah psikosomatis, penyalahgunaan obatobatan merupakan gejala dari efek-efek kacau balau jangka panjang yang ditimbulkan oleh stres finansial. Universitas Sumatera Utara 6. Dukungan spiritual, sesungguhnya kepercayan terhadap Tuhan dan berdoa diidentifikasikan oleh keluarga sebagai cam paling penting bagi keluarga untuk mengatasi suatu stressor yang berkaitan dengan kesehatan atau sebagai suatu metode dan sangat penting dan sangat sering digunakan, karena agama sebagai cara paling penting untuk menanagani kanker (Suprajitno, 2012). Menurut Cohen (1984), ada tiga tipe mekanisme dukungan : 1. Dukungan nyata, mekispun sebenamya setiap orang dengan sumber- sumber yang tercukupi dalam bentuk uang atau perhatian, dukungan nyata merupakan paling etktif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pemberian dukungan nyata yang berakibat pada perasaan ketidakadekuatan dan berhutang akan benar-benar menambah stress individu. 2. Dukungan pengharapan, kelompok. dukungan dapat mempengaruhi persepsi individu akan ancaman dukungan sosial menyangga orang-orang untuk melawan stress dengan membantu mereka mendefinisikan kembali situasi tersebut sebagai ancaman kecil, bagaimanapun dukungan sosial hanya membantu jika stressor tersebut dapat diterima, pasien kanker umumnya tidak ingin mendiskusikan penyakitnya karena cacat yang didapat pada kondisi tersebut dan tidak mencari bantuan dari pasien kanker lain agar terhindar dari ucapan umum bahwa mereka mengalami kanker. 3. Dukungan emosional, jika stress mengurangi perasaan seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai, dukungan emosional dapat menggantikanya atau menguatkan perasaan- perasaan ini. Stress yang tidak terkontrol dapat berakibat pada hilangnya harga diri. Jika hal ini terjadi, jaringan pendukung memainkan peran yang berarti dalam meningkatkan pendapat yang rendah terhadap diri sendiri. Kejadian-kejadian yang berakibat seseorang merasakan Universitas Sumatera Utara hilang perasaan memilki dapat diperbaiki dengan bentuk dukungan yang mengembangkan hubungan personal yang relatif. Tahapan Dukungan adalah sebagai berikut: 1. Tahap dukungan dalam pengambilan keputusan, 2. Tahap dukungan dalam perencanaan kegiatan, 3. Tahap dukungan dalam pelaksanaan kegiatan, 4. Tahap dukungan dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan, 5. Tahap dukungan dalam pemanfaatan hasil kegiatan. Universitas Sumatera Utara D. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan dalam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Realty Testing Ability / RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality ), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. Gejala kecemasan baik yang sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatrikdisorder). Secara klinis gejala kecemasan di bagi dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/GAD), gangguan panik (panic disorder), gangguan phobic ( phobic disorder), dan gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder). Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita dan pria adalah 2 banding 1. Dan diperkirakan antara 2%-4% di antara penduduk di suatu saat dalam kehidupannya pernah mengalami gangguan cemas ( PPDG-II, Rev.1983). 2. Tipe kepribadian pencemas Seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tertapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak ada stessor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, ditandai dengan corak atau tipe kepribadian pencemas, yaitu antara lain : Universitas Sumatera Utara a. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu, dan bimbang. b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir). c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam panggung). d. Sering merasa tidak berslah, menyalahkan orang lain. e. Tidak mudah mengalah, suka ngotot. f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah. g. Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), keluhan berlebihan terhadap penyakit. h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil (dramatisasi). i. Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu. j. Bila mengemukakan seuatu atau bertanya seringkali di ulang-ulang. k. Kalau sedang emosi seringkali bertindak histeris. Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh hal-hal yang sifatnya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhankeluhan fisik (somatik) dan juga tumpang tindih dengan ciri-ciri kepribadian depresif, atau dengan kata lain batasannya seringkali tidak jelas. 3. Gejala klinis cemas Keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut : a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan fikirannya sendiri, mudah tersinggung. b. Merasa tegang, tidak tenagn, gelisah, mudah terkejut. c. Takut sendirian, takut keramaian dan banyak orang. Universitas Sumatera Utara d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan. e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat. f. Keluhan-keluhan somatik misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya. 4. Tingkat Kecemasan Dalam Ermawati (2014) ansietas atau kecemasan dapat di bagi berdasarkan tingkatannya yaitu : a. Ansietas ringan Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lpangan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkanpertumbuhan dan kreativitas. 1) Respon fisiologi a) Sesekali napas pendek b) Nadi dan tekanan darah naik c) Gejala ringan pada lambumg d) Muka berkerut dan bibir bergetas 2) Lapang persepsi melebar a) Mampu menerima rangsangan yang kompleks b) Konsentrasi pada masalah c) Menjelaskan masalah secara efektif 3) Respon perilaku dan emosi a) Tidak dapat duduk tenang b) Tremor halus pada tangan Universitas Sumatera Utara c) Suara kadang-kadang meninggi b. Ansietas sedang Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan hal-hal penting saat itu dan menyampingkan hal lain. 1) Respon fisiologi a) Sering napas pendek b) Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik c) Mulut kering d) Anorexia e) Diare/konstipasi f) Gelisah 2) Respon kognitif a) Lapang persepsi menyempit b) Rangsang luar tidak mampu diterima c) Berfokus pada apa yang menjadi perhatian 3) Respon perilaku dan emosi a) Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan) b) Bicara banyak dan lebih cepat c) Susah tidur d) Perasaan tidak aman c. Ansietas berat Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain. Universitas Sumatera Utara Individu tidak mampu lagi berfikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain. 1) Respon fisiologi a) Napas pendek b) Nadi dan tekanan darah naik c) Berkeringat dan sakit kepala d) Penglihatan kabur e) Ketegangan 2) Respon kognitif a) Lapan persepsi sangat sempit b) Tidak mampu menyelesaikan masalah 3) Respon perilaku dan emosi a) Perasaan ancaman meningkat b) Verbalisasi cepat c) Blocking d. Panik Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun telah diberikan pengarahan. 1) Respon fisiologi a) Napas pendek b) Rasa tercekik dan palpitasi c) Sakit dada d) Pucat e) Hipotensi Universitas Sumatera Utara f) Koordinasi motorik rendah 2) Respon kognitif a) Lapang persepsi sangat sempit b) Tidak dapat berfikir logis 3) Respon perilaku dan emosi a. Agitasi, mengaamuk dan marah b. Ketakutan, berteriak-teriak, blocking c. Kehilangan kendali atau kontrol diri d. Persepsi kacau (Dadang, 2013). E. Depresi 1. Pengertian Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini. Hal ini amat penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan menurun dan ini amat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan negara yang sedang membangun. Orang yang menderita depresi adalah orang yang amat menderita. Depresi adalah penyebab utama tindakan bunuh diri, dan tindakan ini menduduki urutan ke-6 dari penyebab kematian di Amerika Serikat. Depresi adalah saah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaaan (effective/mood disorder), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya. 2. Ciri kepribadian depresif Seseorang yang sehat jiwanya bisa saja jatuh dalam depresi apabila yang bersangkutan tidak mampu menanggulangi stressor psikosoaial yang di Universitas Sumatera Utara alaminya. Selain itu, ada juga yang lebih rentan (vulnerable) jatuh dalam keadaan depresi dibandingkan dengan orang lain. Orang yang lebih rentan ini (beresiko tinggi ) biasanya mempunyai corak kepribadian depresif , yang ciricirinya antara lain sebagai berikut : a. Pemurung, sukar untuk bisa senang, sukar untuk merasa bahagia b. Pesimis menghadapi masa depan c. Memandang diri rendah d. Mudah merasa bersalah dan berdosa e. Mudah mengalah f. Enggan berbicara g. Mudah merasa haru, sedih dan menangis h. Gerakan lamban, lemah lesu, kurang energik i. Seringkali mengeluh sakit ini dan itu (keluhan psikomatik) j. Mudah tegang, agitatif, gelisah k. Serba cemas, khawatir, takut l. Mudah tersinggung m. Tidak ada kepercayaan diri n. Merasa tidak mampu, merasa tidak berguna o. Merasa selalu gagal dalam usaha, pekerjaan maupun study p. Suka menarik diri, pemalu dan pendiam q. Lebih suka menyisihkan diri, tidak suka bergaul, pergaulan soaial amat terbatas Ciri-ciri kepribadian depresif tersebut di atas pada setiap diri seseorang tidak harus sama mencakup semua gejala-gejala secara keseluruhan. Seseotrang baru dikatakan mengalami gangguan depresi Universitas Sumatera Utara manakala yang bersangkutan mengalami gangguan di bidang fisik (somatik) maupun psikis sedemikian rupa sehingga mengganggu fungsi dalam kehidupannya sehari-hari baik dirumah, disekolah/kampus, di tempat kerja ataupun di pergaulan lingkungan sosialnya. 3. Gejala klinis depresi Secara lengkap gejala klinis depresi adalah sebagai berikut : a. Efek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak semnagat, merasa tidak berdaya b. Perasaan bersalah, berdosa,penyesalan, c. Nafsu makan menurun d. Berat badan menurun e. Konsentrasi dan daya ingat menurun f. Gangguan tidur ; insomnia (sukar/tidak dapat tidur) atau sebaliknya hipersomnia (terlalu banyak tidur). Gangguan ini sering kali disertai dengan mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, misalnya mmpi orang yang telah meninggal. g. Agitasi atau retardasi paikomotor ( gaduh, gelisah atau lemah tak berdaya) h. Hilangnya rasa senang, semangat dan minat,tidak suka lagi melakukan hobi, kreativitas menurun, produktivitas juga menurun. i. Gangguan seksual (libido menurun) j. Pikiran-pikiran tentang kematian, bunuh diri. Universitas Sumatera Utara 4. Tingkat Depresi Menurut Hadi (2004) Depresi dibagi menjadi tiga, yaitu : a. Normal Grief Reaction (rasa sedih sebagai reaksi normal atas suatu kehilangan). Jenis ini juga disebut depresi exogenous (depresi reaktif). Depresi ini terjadi karena faktor dari luar dirinya umumnya sebagai reaksi dari kehilangan sesuatu atau seseorang. Misalnya : pensiun, kematian seseorang yang sangat dikasihi,dan sebagainya b. Endogenous Depression. Penyebabnya datang dari dalam tetapi penyebabnya belum jelas. Bisa karena gangguan hormon, gangguan kimia dalam otak,atau susunan syaraf. Sering datang secara bertahap (cyclical). c. Neurotic Deppresion (depresi yang neurotik). Depresi pada tahap ini terjadi bila depresi reaktif tidak terselesaikan secara baik dan tuntas. Depresi ini merupakan respon terhadap stres dan kecemsan yang telah ditimbun untuk waktu yang lama (Hadi, 2004). Universitas Sumatera Utara