Chapter II

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Payudara
1. Pengertian
Kanker payudara merupakan keganasan yang berasal dari kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang tidak termasuk kulit payudara.
Payudara secara umum terdiri dari dua tipe jaringan, jaringan glangular
(kelenjar) dan jaringan stomal(penopang). Jaringan kelenjar mencakup
kelenjar susu (lobules) dan saluran susu (the milk passage, milk duct). Untuk
jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan serat konektif.
Payudara juga dibentuk oleh jaringan lymphatik, sebuah jaringan yang berisi
sistem kekebalan yang bertugas mengeluarkan cairan serta kotoran selular.
Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm
dalam waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut berada pada kelenjar payudara.
Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh
tubuh. Kapan penyebaran itu berlangsung, kita tidak dapatmengetahui secara
pasti. Sel kanker payudara dapat bersembunyi didalam tubuh kita selama
bertahun-tahun tanpa kita ketahui dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas
atau kanker (Mulyani, 2013).
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu
payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau masa tunggal yang
sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan
bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan.
Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang
mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel sehingga sel tumbuh dan
Universitas Sumatera Utara
berkembang tanpa bisa dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi
melalui kelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun
supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker
menyebar ke organ tubuh lain seperti hati, otak, dan paru-paru (Olfah , 2013).
2. Tahapan Perkembangan Kanker
Menurut Olfah (2013) tahapan perkembangan kanker payudara meliputi :
a. Inisiasi
Agen penyebab kanker merusak materi genetik sebuah sel. Pada tahap
ini terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel
menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu
agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa virus, bahan kimia, radiasi
atau sinar matahari tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama
terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya
yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap karsinogen
bahkan pada gangguan fisik menahunpun dapat membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
b. Promosi
Sel-sel yang rusak terpajan bahan kimia akan mempercepat proses
pembelahan sel, diperlukan pajanan jangka panjang pada pemicu-pemicu ini
agar kanker dapat berkembang dan faktor gizi diperkirakan memberikan
kontribusi terbesar pada kanker tahap ini.
c. Progresi
Sel-sel menjadi sangat ganas dan mampu bermetastasis (menyebar)
ke bagian-bagian tubuh lain. Pembentukan benjolan kanker merupakan suatu
proses yang panjang mencakup rangkaian peristiwa biologis dari sel-sel
Universitas Sumatera Utara
payudara normal hingga menjadi benjolan kanker, diperlukan satu miliar sel
untuk membentuk tumor ukuran 1 cm. Para peneliti meyakini bahwa kanker
dapat tumbuh selama 8 tahun sebelum terdeteksi oleh sinar X. Sel-sel tumor
payudara seiring berjalannya waktu dapat masuk ke peredaran darah dan ke
sistem getah bening serta mulai tumbuh di organ-organ lain seperti hati,
paru-paru atau tulang.
3. Klasifikasi Kanker Payudara
Kanker payudara dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, antara
lain :
a. Berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi dua yaitu :
1) Kanker Payudara Invasif
Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta
dinding kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif
disekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif/menyerang tanpa selalu
menyebar (metastatik) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.
2) Kanker Payudara Non-Invasif
Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak
serta jaringan konektif disekitarnya. DCIS (Ductal Carcinoma In Situ)
merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi
sedangkan LICS (Lobular Carsinoma In Situ) lebih jarang terjadi tetapi
justru lebih diwaspadai karena merupakan tanda meningkatnya resiko
kanker payudara.
Universitas Sumatera Utara
3) Berdasarkan stadiumnya kanker payudara dibagi menjadi :
1) Stadium 0
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer yaitu
kanker tidak menyebar keluar ari pembuluh/saluran payudara dan
kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara.
2) Stadium I
Pada stadium ini tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta
tidak ada titik pada pembuluh getah bening.
3) Stadium II A
Pada stadium ini, diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm
dan telah ditemukan pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak
(axillary limp nodes). Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak
lebih dari 5 cm, belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening
pada ketiak (axillary limp nodes). Tidak adanya tanda-tanda tumor pada
payudara, tetapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh getah bening
ketiak.
4) Stadium II B
Pada kondisi ini, diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak
melebihi 5 cm, telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening
ketiak.
5) Stadium III A
Pasien pada kondisi ini, diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah
menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.
Universitas Sumatera Utara
6) Stadium III B
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakanbisa juga luka bernanah di payudara dapat didiagnosis
sebagai Inflamantory Breast Cancer. Dapat juga sudah atau bisa juga
belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan
lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
7) Stadium III C
Seperti stadium III, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada
pembuluh getah bening dalam group N3 (kanker telah menyebar lebih
dari 10 titik di saluran getah bening di bawah tulang selangka.
8) Stadium IV
Pada stadium IV ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah
menyebar pada lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau
tulang rusuk.
4. Penyebab Kanker Payudara
Kanker payudara belum diketahui secara pasti penyebabnya, ada
beberapa faktor kemungkinannya, antara lain :
a. Faktor Usia
Semakin tua usia seorang wanita, maka resiko untuk menderita kanker
payudara akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah kategori usia
paling beresiko terkena kanker payudara, terutama mereka yang mengalami
menopause terlambat.
b. Faktor Genetik
Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi
faktor resiko pencetus kanker payudara. Bila ibu atau saudara wanita
Universitas Sumatera Utara
mengidap kanker payudara maka ada kemungkinan untuk memiliki resiko
terkena kanker payudara dua kali lipat dibandingkan wanita yang lain yang
tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker payudara.
c. Penggunaan Hormon Estrogen
Penggunaan hormon estrogen misalnya pada penggunaan terapi
estrogen
replacement,
penggunaan
terapi
replacement
mempunyai
peningkatan resiko yang signifikan untuk mengidap penyakit kanker
payudara.
d.
Gaya Hidup yang Tidak Sehat
Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat
dan tidak teratur, merokok serta mengkonsumsi alkohol akan meningkatkan
resiko kanker payudara.
e. Perokok Pasif
Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak sengaja
menghisap asap rokok yang dikeluarkan oleh orang perokok seringkali di
dengar perokok pasifterkena resiko dari bahaya asap rokok di banding
perokok aktif.
f.
Penggunaan Kosmetik
Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon estrogen beresiko
menyebabkan peningkatan resiko mengalami penyakit kanker
payudara,
sehingga berhati-hatilah dalam penggunaan alat kosmetik untuk kesehatan
diri kita.
g. Penggunaan pil KB
Penggunaan pil KB pada waktu yang lama dapat meningkatkan resiko
terkena penyakit kanker payudara karena sel-sel yang sensitif terhadap
Universitas Sumatera Utara
rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau
menjadi ganas dan resiko ini akan menurun secara otomatis bila penggunaan
pil KB berhenti.
5. Faktor Resiko Kanker Payudara
Hampir seluruh faktor resiko kanker payudara berhubungan langsung
maupun tidak langsung dengan estrogen yang tidak terpakai dan tersisa dalam
tubuh ataupun estrogen yang tidak diimbangi dengan progesteron.
Adapun faktor-faktor resiko kanker payudara, yaitu :
a. Umur
Sebagian besar wanita penderita kanker payudara berusia di atas 50
tahun. Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.
Pada wanita yang mengalami menopause terlambat, setelah umur 55 tahun
dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Secara umum, resiko
terkena kanker payudara mencapai puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun.
b. Usia saat menstruasi pertama (menarche)
Jika seorang wanita mengalami
menstruasi diusia dini, sebelum 12
tahun wanita akan memiliki peningkatan resiko kanker payudara. Karena
semakin cepat seorang wanita mengalami pubertas maka makin panjang pula
jaringan payudaranya dapat terkena oleh unsur-unsur berbahaya yang
menyebabkan kanker seperti bahan kimia, estrogen ataupun radiasi.
c. Penyakit fibrokistik
Wanita dengan adenosis, fibroadenoma serta fibrosis tidak ada
peningkatan resiko terjadinya kanker payudara. Sedangkan pada hiperplasis
dan papiloma resiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada
hiperplasia atipik resiko meningkat hingga 5 kali.
Universitas Sumatera Utara
d. Riwayat keluarga dengan kanker payudara
Jika keluarga seperti ibu, saudara perempuan, adik, kakak mempunyai
kanker payudara (terutama sebelum usia 40 tahun) resiko terkena kanker
payudara lebih tinggi.
e. Riwayat kanker payudara
Seorang wanita yang pernah memiliki kanker di salah satu payudaranya,
akan beresiko lebih tinggi untuk payudara lainnya juga akan terkena.
f. Usia saat melahirkan anak pertama
Semakin tua memiliki anak pertama, semakin besar resiko untuk terkena
kanker payudara. Pada usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan
anak resiko terkena kanker payudara juga akan meningkat.
g. Obesitas setelah menopause
Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah menopause, akan
beresiko1,5 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan
dengan wanita yang memiliki berat badan normal.
h. Perubahan Payudara
Hampir setiap wanita mengalami perubahan pada payudaranya. Sebagian
besar perubahan itu bukan kanker. Tetapi ada beberapa perubahan yang
mungkin merupakan tanda-tanda kanker. Jika seorang wanita memiliki
perubahan jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai
hasil biopsi), maka seorang wanita memiliki peningkatan resiko kanker
payudara.
i. Terapi radiasi di dada
Sebelum usia 30 tahun, seorang wanita yang harus menjalani terapi
radiasi di dada termasuk payudara akan memiliki kenaikan resiko terkena
Universitas Sumatera Utara
kanker payudara. Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi,
semakin tinggi resiko untuk terkena kanker payudara.
j. Penggunaan hormon estrogen dan progestin
Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen
saja atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah
menopause akan memiliki peningkatan resiko mengembangkan kanker
payudara.
k. Mengkonsumsi alkohol
Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena
kanker payudara karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati
bekerja lebih keras dan lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh.
l. Mengkonsumsi makanan siap saji (junk food)
Mengkonsumsi makanan siap saji atau junk food secara berlebihan dari
usia dini dapat membuat tubuh menjadi gemuk, sehingga meningkatkan
resiko terkena kanker payudara, lemak tubuh akan meningkat jika tidak
diimbangi olahraga sehingga akan berlanjut resistansi insulin, akan
menyebabkan keinginan untuk mengkonsumsi karbohidrat meningkat. Insulin
yang dihasilkan bertambah seiring dengan pertambahan berat badan. Lemak
pada tubuh yang berlebih akan berlanjut lebih banyak kadar estrogen
sehingga pertumbuhan payudara dan menstruasi lebih cepat.
m. Aktivitas fisik
Penelitian terbaru dari women’s Health Initiative menemukan bahwa
aktivitas fisik pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari
dikaitkan dengan penurunan 20 % resiko kanker payudara. Namun,
pengurangan resiko terbesar di antara wanita yang berberat badan normal.
Universitas Sumatera Utara
6. Pengobatan
Pengobatan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang di alami
penderita. Pada umumnya seseorang diketahui menderita penyakit kanker
payudara ketika sudah stadium lanjut. Hal tersebut dikarenakan tentang
kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan deteksi dini. Pengobatan kanker
payudara itu sendiri meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi
radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini
bertujuan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit
serta menghilngkan gejala-gejalanya.
Macam-macam pengobatan kanker payudara, yaitu :
1) Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilngkan dengan pembedahan. Prosedur
pembedahan yang dilkukan pada tahapan penyakit, jenis tumor, uur dan
kondisi kesehatan pasien secara umum. Seorang ahli bedah dapat mengangkat
tumor serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya dengan jaringan
otot lain sedangkan mastektomi merupakan operasi pengangkatan payudara.
2) Terapi Radiasi
Terapi radiasi ini dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi
untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi
radiasi ini bertujuan untuk menyembuhkan atau mengecilkan kanker pada
stadium dini. Ada bebrapa kanker yang sensitive pada radiasi dan untuk kasus
kanker lain dapat digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau
sesudah operasi yang tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh
lagi. Terapi ini dapat juga digunakan bersamaan dengan kemoterapi. Efek
pengobatan ini adalah tubuh menjadi lemah, warna kulit di sekitar payudara
Universitas Sumatera Utara
menjadi hitam, nafsu makan berkurang, hemoglobin dan leukosit cenderung
menurun.
3) Terapi hormon
Terapi hormon adalah bentuk pengobatan seluruh tubuh yang sangat
efektif untuk menurunkan risiko reseptor hormon positif kanker payudara
datang kembali atau berkembang. Terapi hormon dapat digunakan untuk
menurunkan risiko kanker payudara jika berisiko tinggi, pada kanker
payudara non-invasif digunakan untuk menurunkan risiko kanker datang
kembali, penyakit metastatik (lanjutan), pada kanker payudara invasif
digunakan untuk menyusutkan tumor besar, dan menurunkan risiko kanker
datang kembali setelah pengobatan pertama kanker payudara (operasi,
kemoterapi,dan radiasi).
4) Terapi bertarget
Terapi kanker bertarget merupakan pengobatan kanker yang
menetapkan sasaran ciri khusus sel kanker seperti protein dan enzim. Terapi
bertarget tidak membahayakan sel sehat atau normal. Terapi bertarget berupa
antibodi yang bekerja seperti antibodi yang dibuat sistem imun. Terapi
bertarget disebut juga terapi bertarget imun.
5) Kemoterapi
Berbeda dengan terapi radiasi dan pembedahan, kemoterapi adalah
pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan atau hormon.
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina
dalam bentuk pil cair, atau kapsul, atau melaluiinfus yang bertujuan
membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di
seluruh tubuh (Mulyani, 2013).
Universitas Sumatera Utara
Banyak efek samping kemoterapi yang hilang setelah menyelesaikan
kemoterapi. Selain itu, sebagian efek samping mungkin membutuhkan waktu
beberapa bulan atau lebih lama lagi untuk hilang sama sekali. Beberapa efek
samping yang mungkin di alami adalah anemia, diare, kelelahan, masalah
kesuburan, perubahan rambut, infeksi, kehilangan daya ingat, gejala-gejala
menopause
atau malah terjadi menopause, luka pada mulut dan
kerongkongan, perubahan pada kuku, mual, neuropati atau masalah pada
tangan dan kaki, perubahan dalam merasa dan membau, kering pada vagina,
muntah, dan perubahan berat badan.
B. Keluarga
1.
Pengertian Keluarga
Menurut Setiacd (2008), keluarga adalah bagian dari masyarakat yang
peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari
keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah
akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membengun
suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga, sedangkan
menurut Sayekti (1994), keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup
atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian
dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan
bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat yang terkecil yang dapat
melahirkan suatu ikatan atas dasar perkawinan, pertalian darah ataupun
adopsi (Suprajitno, 2012).
Universitas Sumatera Utara
Pembagian tipe keluarga tergantung pada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi
dua yaitu:
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari hanya
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
atau keduanya,
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek- nenek, pamanbibi).
Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme, pengelompokkan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang
menjadi :
a. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya,
b. Orangtua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari
salah satu orang tua dengan anakanak akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya,
c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan,
d.
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah,
e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya,
f. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
Universitas Sumatera Utara
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga meliputi meliputi tugas-tugas keluarga, fungsi
pokok keluarga, dan peranan keluarga :
a. Tugas-Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga terdiri dari delapan tugas pokok sebagai
berikut:
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya,
2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga,
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing,
4) Sosialisasi antar anggota keluarga,
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga,
6) Pemeliharan ketertiban anggota keluarga,
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas,
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga (Effendi,
1998).
b. Fungsi Pokok keluarga
Secara umun fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
1) Fungsi efektif, fungsi keluarga yang utara untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
2) Fungsi sosialisasi, fungsi mengembangkan dan tempat mclatih anak untuk
kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
prang lain di luar rumah.
3) Fungsi
reproduksi,
untuk
mempertahankan
generasi
dan
menjaga
kelangsungan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
4) Fungsi ekonomi, keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan, untuk mempertahankan keadaan
kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi
(Friedman, 1998).
c. Peranan Keluarga
Manakala keluarga tahu bahwa salah satu anggotanya menderita
kanker, maka lazimnya pihak keluarga tidak dapat melepaskan diri dari
keterlibatan dalam menghadapi penderitaan ini. Sebahagian keluarga
menunjukkan rasa simpati dan kasihan, namun sebahagian lain bersikap
menolak akan kenyatan ini. Peranan keluarga amat penting, pihak keluarga
yang penuh pengertian dan kooperatif dengan pihak perawatan dan
memberikan dorongan moril penuh kepada penderita, akan banyak membantu
dalam penatalaksanaan penderita kanker. Dalam banyak hal, temyata respon
penderita terhadap pengobatan banyak sedikitnya ditentukan oleh faktor
keluarga dan lainnya dalam memberikan reaksi terhadap penyakit yang
dideritanya (Dadang, 2004). Dalam pengalaman praktek sering di jumpai
sikap negativistik (penolakan) dari pihak keluarga. Mungkin karena
ketidaktahuan (ignorancy) ataupun kepercayaan tradisional tentang penyebab
dan pengobatan kanker, maka dokter seringkali kehilangan peluang yang baik
(momentum)untuk melakukan tindakan ini (Suprajitno, 2012).
C. Dukungan Keluarga
Menuntt Cohen ( 1996:241) Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang
bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya,
Universitas Sumatera Utara
sehingga seseorang akan tabu bahwa ada orang lain yang memperhatikan,
menghargai dan mencintainya. Sedangkan menurut Friedman (1998:174) Dukungan
keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan
sosial. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga
adalah suatu keadaan atau proses hubungan antara keluarga yang memberi manfaat
kepada orang lain. Jenis dukungan keluarga ada enam, yaitu:
1. Dukungan Instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan
praktis dan konkrit.
2. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor
dan diseminator (penyebar informasi).
3. Dukungan penilaian (apprasial), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah
umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai
sumber dan validator identitas keluarga.
4. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap
emosi.
5. Dukungan finansial, stress finansial biasanya mempengaruhi sistem keluarga
dan mengakibatkan hancumya keluarga. Tagihan - tagihan medis
mengharuskan ibu bekerja dan ayah melakukan pekerjaan sambilan, sehingga
liburan dan aktivitas-aktivitas waktu Luang hilang, ketegangan perkawinan
memuncak sehingga mengancam hubungan keluarga. Perceraian, pisah, anakanak yang berandal, masalah-masalah psikosomatis, penyalahgunaan
obatobatan merupakan gejala dari efek-efek kacau balau jangka panjang yang
ditimbulkan oleh stres finansial.
Universitas Sumatera Utara
6. Dukungan spiritual, sesungguhnya kepercayan terhadap Tuhan dan berdoa
diidentifikasikan oleh keluarga sebagai cam paling penting bagi keluarga
untuk mengatasi suatu stressor yang berkaitan dengan kesehatan atau sebagai
suatu metode dan sangat penting dan sangat sering digunakan, karena agama
sebagai cara paling penting untuk menanagani kanker (Suprajitno, 2012).
Menurut Cohen (1984), ada tiga tipe mekanisme dukungan :
1. Dukungan nyata, mekispun sebenamya setiap orang dengan sumber- sumber
yang tercukupi dalam bentuk uang atau perhatian, dukungan nyata
merupakan paling etktif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pemberian
dukungan nyata yang berakibat pada perasaan ketidakadekuatan dan
berhutang akan benar-benar menambah stress individu.
2. Dukungan pengharapan, kelompok. dukungan dapat mempengaruhi persepsi
individu akan ancaman dukungan sosial menyangga orang-orang untuk
melawan stress dengan membantu mereka mendefinisikan kembali situasi
tersebut sebagai ancaman kecil, bagaimanapun dukungan sosial hanya
membantu jika stressor tersebut dapat diterima, pasien kanker umumnya tidak
ingin mendiskusikan penyakitnya karena cacat yang didapat pada kondisi
tersebut dan tidak mencari bantuan dari pasien kanker lain agar terhindar dari
ucapan umum bahwa mereka mengalami kanker.
3. Dukungan emosional, jika stress mengurangi perasaan seseorang akan hal
yang dimiliki dan dicintai, dukungan emosional dapat menggantikanya atau
menguatkan perasaan- perasaan ini. Stress yang tidak terkontrol dapat
berakibat pada hilangnya harga diri. Jika hal ini terjadi, jaringan pendukung
memainkan peran yang berarti dalam meningkatkan pendapat yang rendah
terhadap diri sendiri. Kejadian-kejadian yang berakibat seseorang merasakan
Universitas Sumatera Utara
hilang perasaan memilki dapat diperbaiki dengan bentuk dukungan yang
mengembangkan hubungan personal yang relatif.
Tahapan Dukungan adalah sebagai berikut:
1. Tahap dukungan dalam pengambilan keputusan,
2. Tahap dukungan dalam perencanaan kegiatan,
3. Tahap dukungan dalam pelaksanaan kegiatan,
4. Tahap dukungan dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan,
5. Tahap dukungan dalam pemanfaatan hasil kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
D. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan dalam perasaan
(affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang
mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai
realitas (Realty Testing Ability / RTA, masih baik), kepribadian masih tetap
utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality ),
perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal.
Gejala kecemasan baik yang sifatnya akut maupun kronik (menahun)
merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan
(psychiatrikdisorder). Secara klinis gejala kecemasan di bagi dalam beberapa
kelompok, yaitu: gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety
disorder/GAD), gangguan panik (panic disorder), gangguan phobic ( phobic
disorder), dan gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder).
Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik
akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan
perbandingan antara wanita dan pria adalah 2 banding 1. Dan diperkirakan
antara 2%-4% di antara penduduk di suatu saat dalam kehidupannya pernah
mengalami gangguan cemas ( PPDG-II, Rev.1983).
2. Tipe kepribadian pencemas
Seseorang
akan
menderita
gangguan
cemas
manakala
yang
bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya.
Tertapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak ada stessor psikososial,
yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, ditandai dengan corak atau
tipe kepribadian pencemas, yaitu antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu, dan bimbang.
b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir).
c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam
panggung).
d. Sering merasa tidak berslah, menyalahkan orang lain.
e. Tidak mudah mengalah, suka ngotot.
f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah.
g. Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), keluhan
berlebihan terhadap penyakit.
h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil
(dramatisasi).
i. Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu.
j. Bila mengemukakan seuatu atau bertanya seringkali di ulang-ulang.
k. Kalau sedang emosi seringkali bertindak histeris.
Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh
hal-hal yang sifatnya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhankeluhan fisik (somatik) dan juga tumpang tindih dengan ciri-ciri kepribadian
depresif, atau dengan kata lain batasannya seringkali tidak jelas.
3. Gejala klinis cemas
Keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami
gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan fikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenagn, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut keramaian dan banyak orang.
Universitas Sumatera Utara
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f. Keluhan-keluhan somatik misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya.
4. Tingkat Kecemasan
Dalam Ermawati (2014) ansietas atau kecemasan dapat di bagi berdasarkan
tingkatannya yaitu :
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lpangan persepsi melebar dan
individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar
yang akan menghasilkanpertumbuhan dan kreativitas.
1) Respon fisiologi
a) Sesekali napas pendek
b) Nadi dan tekanan darah naik
c) Gejala ringan pada lambumg
d) Muka berkerut dan bibir bergetas
2) Lapang persepsi melebar
a) Mampu menerima rangsangan yang kompleks
b) Konsentrasi pada masalah
c) Menjelaskan masalah secara efektif
3) Respon perilaku dan emosi
a) Tidak dapat duduk tenang
b) Tremor halus pada tangan
Universitas Sumatera Utara
c) Suara kadang-kadang meninggi
b. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun.
Individu lebih memfokuskan hal-hal penting saat itu dan menyampingkan
hal lain.
1) Respon fisiologi
a) Sering napas pendek
b) Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
c) Mulut kering
d) Anorexia
e) Diare/konstipasi
f) Gelisah
2) Respon kognitif
a) Lapang persepsi menyempit
b) Rangsang luar tidak mampu diterima
c) Berfokus pada apa yang menjadi perhatian
3) Respon perilaku dan emosi
a) Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
b) Bicara banyak dan lebih cepat
c) Susah tidur
d) Perasaan tidak aman
c. Ansietas berat
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu
cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain.
Universitas Sumatera Utara
Individu tidak mampu lagi berfikir realistis dan membutuhkan banyak
pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.
1) Respon fisiologi
a) Napas pendek
b) Nadi dan tekanan darah naik
c) Berkeringat dan sakit kepala
d) Penglihatan kabur
e) Ketegangan
2) Respon kognitif
a) Lapan persepsi sangat sempit
b) Tidak mampu menyelesaikan masalah
3) Respon perilaku dan emosi
a) Perasaan ancaman meningkat
b) Verbalisasi cepat
c) Blocking
d. Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit
dan sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan
tidak dapat melakukan apa-apa walaupun telah diberikan pengarahan.
1) Respon fisiologi
a) Napas pendek
b) Rasa tercekik dan palpitasi
c) Sakit dada
d) Pucat
e) Hipotensi
Universitas Sumatera Utara
f) Koordinasi motorik rendah
2) Respon kognitif
a) Lapang persepsi sangat sempit
b) Tidak dapat berfikir logis
3) Respon perilaku dan emosi
a. Agitasi, mengaamuk dan marah
b. Ketakutan, berteriak-teriak, blocking
c. Kehilangan kendali atau kontrol diri
d. Persepsi kacau (Dadang, 2013).
E. Depresi
1. Pengertian
Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini.
Hal ini amat penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan
menurun dan ini amat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan
negara yang sedang membangun. Orang yang menderita depresi adalah orang
yang amat menderita. Depresi adalah penyebab utama tindakan bunuh diri,
dan tindakan ini menduduki urutan ke-6 dari penyebab kematian di Amerika
Serikat.
Depresi adalah saah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam
perasaaan (effective/mood disorder), yang ditandai dengan kemurungan,
kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain
sebagainya.
2. Ciri kepribadian depresif
Seseorang yang sehat jiwanya bisa saja jatuh dalam depresi apabila yang
bersangkutan tidak mampu menanggulangi stressor psikosoaial yang di
Universitas Sumatera Utara
alaminya. Selain itu, ada juga yang lebih rentan (vulnerable) jatuh dalam
keadaan depresi dibandingkan dengan orang lain. Orang yang lebih rentan ini
(beresiko tinggi ) biasanya mempunyai corak kepribadian depresif , yang ciricirinya antara lain sebagai berikut :
a. Pemurung, sukar untuk bisa senang, sukar untuk merasa bahagia
b. Pesimis menghadapi masa depan
c. Memandang diri rendah
d. Mudah merasa bersalah dan berdosa
e. Mudah mengalah
f. Enggan berbicara
g. Mudah merasa haru, sedih dan menangis
h. Gerakan lamban, lemah lesu, kurang energik
i. Seringkali mengeluh sakit ini dan itu (keluhan psikomatik)
j. Mudah tegang, agitatif, gelisah
k. Serba cemas, khawatir, takut
l. Mudah tersinggung
m. Tidak ada kepercayaan diri
n. Merasa tidak mampu, merasa tidak berguna
o. Merasa selalu gagal dalam usaha, pekerjaan maupun study
p. Suka menarik diri, pemalu dan pendiam
q. Lebih suka menyisihkan diri, tidak suka bergaul, pergaulan soaial amat
terbatas
Ciri-ciri kepribadian depresif tersebut di atas pada setiap diri
seseorang tidak harus sama mencakup semua gejala-gejala secara
keseluruhan. Seseotrang baru dikatakan mengalami gangguan depresi
Universitas Sumatera Utara
manakala yang bersangkutan mengalami gangguan di bidang fisik (somatik)
maupun psikis sedemikian rupa sehingga mengganggu fungsi dalam
kehidupannya sehari-hari baik dirumah, disekolah/kampus, di tempat kerja
ataupun di pergaulan lingkungan sosialnya.
3.
Gejala klinis depresi
Secara lengkap gejala klinis depresi adalah sebagai berikut :
a. Efek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak
semnagat, merasa tidak berdaya
b. Perasaan bersalah, berdosa,penyesalan,
c. Nafsu makan menurun
d. Berat badan menurun
e. Konsentrasi dan daya ingat menurun
f. Gangguan tidur ; insomnia (sukar/tidak dapat tidur) atau sebaliknya
hipersomnia (terlalu banyak tidur). Gangguan ini sering kali disertai
dengan mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, misalnya mmpi orang
yang telah meninggal.
g. Agitasi atau retardasi paikomotor ( gaduh, gelisah atau lemah tak
berdaya)
h. Hilangnya rasa senang, semangat dan minat,tidak suka lagi melakukan
hobi, kreativitas menurun, produktivitas juga menurun.
i. Gangguan seksual (libido menurun)
j. Pikiran-pikiran tentang kematian, bunuh diri.
Universitas Sumatera Utara
4. Tingkat Depresi
Menurut Hadi (2004) Depresi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Normal Grief Reaction (rasa sedih sebagai reaksi normal atas suatu
kehilangan). Jenis ini juga disebut depresi exogenous (depresi reaktif).
Depresi ini terjadi karena faktor dari luar dirinya umumnya sebagai
reaksi dari kehilangan sesuatu atau seseorang. Misalnya : pensiun,
kematian seseorang yang sangat dikasihi,dan sebagainya
b. Endogenous Depression. Penyebabnya datang dari dalam tetapi
penyebabnya belum jelas. Bisa karena gangguan hormon, gangguan
kimia dalam otak,atau susunan syaraf. Sering datang secara bertahap
(cyclical).
c. Neurotic Deppresion (depresi yang neurotik). Depresi pada tahap ini
terjadi bila depresi reaktif tidak terselesaikan secara baik dan tuntas.
Depresi ini merupakan respon terhadap stres dan kecemsan yang telah
ditimbun untuk waktu yang lama (Hadi, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Download