analisis pengaruh struktur aktiva, ukuran

advertisement
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR AKTIVA,
UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,
DAN KESEMPATAN BERTUMBUH
TERHADAP STRUKTUR MODAL
Rendra Trianto, Fachruzzaman
Universitas Bina Nusantara, Jakarta
ABSTRACT
Growth is very rapid vehicle today in Indonesia, today people tend to over use of private vehicle
transport instead of using public transport, this will keep growing automotive industry in
Indonesia. Based on the authors wanted to know about the factors that affect the capital
structure of the industry, given the vast scope that affect the capital structure, this study
examined the effect of asset structure, company size, profitability, and growth opportunities of
the capital structure. Sample study by purposive sampling method, a total of 12 listed
companies as the automotive and component manufacturing industry in BEI 2009-2012. Data
analysis using regression test that preceded the classical assumption test of normality test,
multicollinearity, autocorrelation and heteroscedasticity test trials. Hypothesis testing is done
by using the F test and t test. Based on the classical assumption, the data meet the requirements
for regression testing or hypothesis. F test results together all the independent variables
simultaneously affect the capital structure. T-test results and significant variables that affect the
capital structure is firm size and profitability while variable asset structure and growth
opportunities growing significantly in partial and does not affect the capital structure.
ABSTRAK
Pertumbuhan kendaraan dewasa ini sangat pesat terjadi di Indonesia, saat ini masyarakat
cenderung untuk lebih menggunakan transportasi kendaraan pribadi daripada menggunakan
kendaraan umum, hal inilah yang membuat industri otomotif berkembang di Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengetahui mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal pada industri tersebut, mengingat luasnya ruang lingkup yang mempengaruhi
struktur modal maka penelitian ini meneliti pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan kesempatan bertumbuh terhadap struktur modal. Sampel penelitian
berdasarkan metode purposive sampling, sebanyak 12 perusahaan yang terdaftar sebagai
industri manufaktur otomotif dan komponen di BEI periode 2009-2012. Analisis data
menggunakan uji regresi berganda yang didahului dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari
uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Pengujian
hipotesa dilakukan dengan menggunakan uji F,dan uji t. Berdasarkan uji asumsi klasik, data
memenuhi persyaratan untuk melakukan uji regresi atau hipotesis. Hasil uji F secara bersamasama semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil
uji t variabel yang berpengaruh dan signifikan terhadap struktur modal adalah ukuran
perusahaan dan profitabilitas sedangkan variabel struktur aktiva, dan kesempatan bertumbuh
bertumbuh secara parsial dan signifikan tidak mempengaruhi struktur modal.
Kata Kunci: Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Kesempatan Bertumbuh,
Struktur Modal
PENDAHULUAN
Dewasa ini pertumbuhan kendaraan sangat pesat terjadi di Indonesia, hal tersebut disebabkan
karena kurang tersedianya transportasi umum yang nyaman bagi penumpang sehingga masyarakat
cenderung untuk memilih moda transportasi dengan kendaraan pribadi. Perkembangan industri otomotif
dan komponen pendukungnya merupakan salah satu fenomena yang menarik untuk dijadikan sebagai
bahan penelitian. Mengingat industri tersebut mempunyai peranan yang penting dalam memberikan
pendapatan pemerintah dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu perusahaan otomotif dan
komponen mempunyai perkembangan penjualan dan produksi yang terus meningkat setiap tahunnya.
Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan struktur modal atau
keputusan pendanaan. Hal ini sangat penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan kelangsungan
operasional perusahaan, keunggulan bersaing perusahaan maupun dalam menghadapi situasi khusus
seperti krisis moneter dan sebagainya. Di sisi lain, para calon investor juga melihat struktur modal
perusahaan sebagai salah satu faktor pertimbangan utama untuk menginvestasikan dananya. Calon
investor yang menghindari risiko besar maka akan memilih perusahaan yang memiliki struktur modal
yang baik dengan harapan perusahaan tersebut akan memiliki operasional dan perolehan laba yang stabil
pula.
Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan struktur modal atau
keputusan pendanaan. Hal ini sangat penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan kelangsungan
operasional perusahaan, keunggulan bersaing perusahaan maupun dalam menghadapi situasi khusus
seperti krisis moneter dan sebagainya. Di sisi lain, para calon investor juga melihat struktur modal
perusahaan sebagai salah satu faktor pertimbangan utama untuk menginvestasikan dananya. Calon
investor yang menghindari risiko besar maka akan memilih perusahaan yang memiliki struktur modal
yang baik dengan harapan perusahaan tersebut akan memiliki operasional dan perolehan laba yang stabil
pula. Keputusan pendanaan haruslah sebuah perencanaan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya
modal yang harus ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut
merupakan konsekuensi yang secara langsung timbul dari keputusan yang dilakukan manajer. Ketika
manajer menggunakan hutang, jelas biaya modal yang timbul sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh
kreditur, sedangkan jika manajer menggunakan dana internal atau dana sendiri akan timbul opportunity
cost dari dana atau modal sendiri yang digunakan.
Keputusan mengenai struktur modal merupakan salah satu faktor fundamental yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat meningkat apabila nilai shareholder meningkat
disertai dengan biaya modal yang paling minimum. Pendanaan yang hanya menggunakan ekuitas
dianggap terlalu mahal karena tingkat pengembaliannya yang diterima pemegang saham akan bertambah
seiring dengan meningkatnya laba yang diperoleh perusahaan. Di satu sisi, pendanaan dengan
menggunakan hutang dianggap lebih murah karena perusahaan hanya cukup membayar pokok pinjaman
hutang beserta bunganya yang bersifat fixed. Namun, disisi lain penggunaan hutang dalam jumlah besar
dapat menyebabkan kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Keputusan struktur modal yang dilakukan
secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang
selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. Keputusan struktur modal secara
langsung juga berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya
tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan. Risiko keuangan tersebut meliputi
kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya dan kemungkinan tidak
tercapainya tingkat laba yang ditargetkan perusahaan. Berdasarkan hal ini, tampak bahwa keputusan
struktur modal yang diambil oleh perusahaan merupakan keputusan yang sangat penting yang berkaitan
dengan kelangsungan hidup perusahaan, baik mengenai risiko yang akan dihadapi maupun dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan perusahaan.
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Bram Hadianto (2008) dengan judul “Pengaruh Struktur
Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi
Indonesia Periode 2001-2006”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh struktur aktiva,
ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan sektor telekomunikasi di
Indonesia periode 2001-2006. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan pecking order theory didalam
menganalisis variabel yang mempengaruhi struktur modal. Hasil penelitian Hadianto (2008) adalah
variabel struktur aktiva dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal sedangkan untuk
variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan Bram Hadianto (2008) yaitu penulis menambahkan variabel
kesempatan bertumbuh dan penggunaan objek penelitian perusahaan manufaktur sub-sektor otomotif dan
komponen periode tahun 2009-2012.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.Untuk menganalisis pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur otomotif dan komponen periode 2009 – 2012.
2.Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur otomotif dan komponen periode 2009 – 2012.
3.Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur
otomotif dan komponen periode 2009 – 2012.
4.Untuk menganalisis pengaruh kesempatan bertumbuh terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur otomotif dan komponen periode 2009 – 2012.
5.Untuk menganalisis pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kesempatan
bertumbuh berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur
otomotif dan komponen periode 2009 – 2012.
METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
bergerak dibidang manufaktur terutama sub-sektor otomotif dan komponen. Perusahaan yang terdaftar di
BEI digunakan sebagai objek penelitian karena perusahaan tersebut mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan (annual report) kepada pihak luar perusahaan sehingga
memungkinkan data tersebut dapat diperoleh dalam penelitian ini.
Dimensi waktu penelitian ini melibatkan banyak waktu tertentu (time series) dengan banyak
perusahaan (cross section), sehingga pengujian hipotesis dilakukan dengan cara pooled data. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu pengumpulan data arsip (archival). Jenis perusahaan yang
diteliti adalah perusahaan manufaktur sub-sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI pada
tahun 2009 - 2012. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah struktur aktiva, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan kesempatan bertumbuh untuk mencari apakah variabel tersebut mempunyai pengaruh
terhadap struktur modal.
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain atau diperoleh
secara tidak langsung dari perusahaan yang dijadikan obyek penelitian. Data yang dikumpulkan adalah
data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan (annually report) yang dipublikasikan seperti
neraca dan laporan laba rugi. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal.
Data yang diambil berupa data laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sub-sektor otomotif dan
komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data eksternal diperoleh melalui situs Bursa Efek
Indonesia (BEI) www.idx.co.id, Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2011 dan tahun 2012,
library binus university, dan berasal dari website masing-masing perusahaan yang menjadi sampel
penelitian.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub-sektor otomotif dan
komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009 - 2012. Jumlah sampel yang
diambil adalah perusahaan-perusahaan yang telah memenuhi kriteria pengumpulan sampel. Penentuan
jumlah sample dipilih menggunakan purposive sampling method, yaitu populasi yang akan dijadikan
sampel penelitian adalah yang memenuhi kriteria sample tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti
dan kemudian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Adapun variabel operasional dan pengukuran variabel operasional adalah sebagai berikut:
1.
S
truktur modal didefinisikan sebagai perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat
permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Oleh karena itu, struktur
modal diproksi dengan rasio total hutang berdasarkan nilai buku terhadap total aktiva
perusahaan pada akhir tahun tertentu. Mengacu pada penelitian Bram Hadianto (2008),
Kartini (2008), dan Sutapa (2008) untuk mengukur besarnya leverage perusahaan maka
digunakan rumus:
2.
S
truktur aktiva Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap
dengan total aktiva. Jadi, struktur aktiva merupakan susunan dari penyajian aktiva dalam rasio
tertentu dari laporan keuangan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan total aktiva
(Arief, 2011). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hadianto (2008) dan Arief (2011) untuk
mengukur besarnya struktur aktiva
maka dirumuskan sebagai berikut :
3.
4.
5.
U
kuran perusahaan Ukuran Perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki
perusahaan pada satu periode tahun tertentu (Al-Ajmi et al, 2009). Ukuran perusahaan adalah
suatu skala, yaitu dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan dengan berbagai cara,
antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan stabilitas penjualan (Hol dan Wijst,
2006). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan di proksikan dengan nilai logaritma natural
dari net sales merupakan indikator yang lebih valid dan reliable untuk mengukur firm size
(Harjanti dan Eduardus, 2007). Logaritma natural dipakai untuk mengurangi fluktuasi data
yang berlebih sehingga akan dapat mengurangi skewness of distribution serta meminimalisasi
standard error koefisien regresi.
P
rofitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola
kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Variabel profitabilitas
diukur dengan melihat kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan bersih atau return on asset (ROA). Untuk mengukur
besarnya profitabilitas, Return On Asset dirumuskan sebagai berikut Arief (2011) dan Sutapa
(2008) :
K
esempatan bertumbuh dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengelola uang dengan
cara menanamkan uang tersebut pada bidang-bidang tertentu dengan harapan untuk
mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Kesempatan bertumbuh identik dengan
pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kinerja
perusahaan, yang dapat diproksikan dengan peningkatan aktiva, ekuitas, laba dan penjualan
(Buferna et al, 2005). Mengacu pada penelitian Umutlu (2008) dan Al-Ajmi et al (2009)
market to book ratio, diformulasikan sebagai berikut :
Pengujian hipotesis menggunakan Analisis Regresi Berganda dengan menggunakan analisis
Determinasi, Uji F, dan Uji t yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen dengan taraf signifikan 0,05.
HASIL DAN BAHASAN
Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian perusahaan manufaktur sub-sektor
otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI periode 2009-2012, dimana terdapat 12 perusahaan dan
berdasarkan metode purposive sampling semua perusahaan tersebut memenuhi syarat untuk menjadi
sampel penelitian. Karena periode penelitian ini adalah selama empat tahun dari 2009-2012, maka jumlah
sub-sampel yang diperoleh 48 laporan keuangan (sampel perusahaan x periode penelitian).
Berdasarkan uji statistik deskriptif dapat diketahui perhitungan mengenai nilai minimum,
maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Nilai minimum merupakan nilai terendah dari setiap variabel,
sedangkan nilai maksimum merupakan nilai tertinggi dari setiap variabel penelitian. Nilai rata-rata
digunakan untuk melihat rata-rata setiap variabel yang diteliti, sedangkan standar deviasi merupakan
sebaran data yang digunakan dalam penelitian. Hasil statistik deskriptif tersebut diperoleh dari hasil
perhitungan 12 perusahaan yang bergerak pada industri manufaktur otomotif dan komponen yang
terdaftar di BEI selama periode 2009 - 2012.
Tabel 1
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
.167
Maximum
.872
Mean
.50433
Std. Deviation
Struk_Modal
48
.176441
Struk_Aktiva
48
.005
.702
.35171
.184695
Ukuran_Perusahaan
48
10.760
19.052
14.47696
2.021495
Profitabilitas
48
-.112
.250
.09879
.069734
Kesem_Bertumbuh
48
.228
6.170
1.71275
1.346180
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Struk_Modal
48
.167
.872
.50433
.176441
Struk_Aktiva
48
.005
.702
.35171
.184695
Ukuran_Perusahaan
48
10.760
19.052
14.47696
2.021495
Profitabilitas
48
-.112
.250
.09879
.069734
Kesem_Bertumbuh
48
.228
6.170
1.71275
1.346180
Valid N (listwise)
48
Variabel struktur aktiva pada tabel 1 diatas, hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa struktur
aktiva memiliki nilai minimal sebesar 0,005 dan nilai maksimal sebesar 0,702. Nilai rata-rata sebesar
0,35171 dan nilai standar deviasi sebesar 0,184695. Semakin besar nilai dari variabel struktur aktiva maka
menggambarkan semakin besar jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of asset)
dalam hal ini adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk fisik seperti bangunan, mesin atau
tanah.
Variabel ukuran perusahaan pada tabel 1 diatas, hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan memiliki nilai minimal sebesar 10,760 dan nilai maksimal sebesar 19,052. Nilai ratarata sebesar 14,47696 dan nilai standar deviasi sebesar 2.021495. Variabel ukuran perusahaan dapat
mencerminkan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan bisa didasarkan pada total
penjualan bersih, karena total penjualan bersih dipandang mampu memberikan gambaran yang jelas
mengenai ukuran perusahaan. Semakin besar nilainya maka perusahaan tersebut dapat dikatakan semakin
besar karena mempunyai penjualan bersih yang lebih banyak.
Variabel profitabilitas pada tabel 1 diatas, hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa
profitabilitas memiliki nilai minimal sebesar -0,112 dan nilai maksimal sebesar 0,250. Nilai rata-rata
sebesar 0,9879 dan nilai standar deviasi sebesar 0,69734. Variabel profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba. Semakin besar nilai dari variabel profitabilitas maka kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan semakin baik.
Variabel kesempatan bertumbuh pada tabel 1 diatas, hasil statistik deskriptif menunjukkan
bahwa kesempatan bertumbuh memiliki nilai minimal sebesar 0,228 dan nilai maksimal sebesar 6,170.
Nilai rata-rata sebesar 1,71275 dan nilai standar deviasi sebesar 1,346180. Rasio MBV digunakan untuk
mengukur kesempatan bertumbuh dari suatu perusahaan dengan membandingkan antara market price per
stock dengan book value per stock pada suatu perusahaan selama tahun buku yang telah ditentukan.
Semakin besar nilai dari variabel MBV (Kesempatan Bertumbuh) maka kemampuan perusahaan dalam
melakukan pertumbuhan semakin besar.
Variabel struktur modal pada tabel 1 diatas, hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa
struktur modal memiliki nilai minimal sebesar 0,167 dan nilai maksimal sebesar 0,872. Nilai rata-rata
sebesar 0,50433 dan nilai standar deviasi sebesar 0,176441. Secara umum struktur modal atau financial
leverage adalah proporsi penggunaan utang oleh perusahaan sebagai modalnya atau menunjukkan
seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai dengan hutang. Semakin besar nilai dari variabel struktur
modal yang diproksikan dengan DAR (Debt to Asset Ratio) maka semakin besar pula biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam kemampuannya untuk mengembalikan biaya hutang melalui modal sendiri.
Tabel 2
Model Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
(Constant)
Struk_Aktiva
Std. Error
.207
.192
-.029
.140
Beta
t
-.030
Sig.
1.077
.288
-.208
.836
Ukuran_Perusahaan
Profitabilitas
Kesem_Bertumbuh
.031
.016
.357
1.930
.040
-1.623
.372
-.642
-4.359
.000
.010
.024
.076
.407
.686
Berdasarkan tabel 3 persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut :
Y = 0,207 – 0,029Struk_Aktiva + 0,31Ukuran_Perusahaan – 1,623Profitabilitas +
0,010Kesem_Bertumbuh
Angka-angka pada persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Nilai a (konstanta) sebesar 0,207, artinya, jika variabel independen dalam penelitian ini
diabaikan atau bernilai nol, maka nilai variabel dependen atau struktur modal bernilai 0,207
b.Nilai koefisien regresi variabel struktur aktiva (X1) bernilai negatif, yaitu – 0,029. Jadi, setiap
peningkatan struktur aktiva 1 (satu) satuan maka akan menurunkan struktur modal sebesar 0,029
dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.
c. Nilai koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (X2) bernilai positif, yaitu sebesar 0,031. Jadi,
setiap peningkatan ukuran perusahaan 1 (satu) satuan maka akan meningkatkan struktur modal
sebesar 0,031 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.
d.Nilai koefisien regresi variabel profitabilitas (X3) bernilai negatif, yaitu sebesar -1,623. Jadi,
setiap peningkatan profitabilitas 1 (satu) satuan maka akan menurunkan struktur modal sebesar
1,623 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.
e. Nilai koefisien regresi variabel kesempatan bertumbuh (X4) bernilai positif, yaitu sebesar 0,010.
Jadi, setiap peningkatan ukuran perusahaan 1 (satu) satuan maka akan meningkatkan struktur
modal sebesar 0,010 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.
Tabel 3
Hasil Uji t
a
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
(Constant)
Struk_Aktiva
Ukuran_Perusahaan
Profitabilitas
Kesem_Bertumbuh
Std. Error
.207
.192
-.029
.140
.031
Beta
t
Sig.
1.077
.288
-.030
-.208
.836
.016
.357
1.930
.040
-1.623
.372
-.642
-4.359
.000
.010
.024
.076
.407
.686
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 3 diatas maka dapat diambil keputusan :
1. Struktur aktiva
Pada tabel 4.8 diatas dapat diketahui nilai Sig. pada struktur aktiva adalah sebesar 0.836. Ini
berarti bahwa nilai Sig. hitung lebih besar dari 0,05 atau 0,836 > 0,05. Dengan demikian Ho
diterima, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel struktur aktiva terhadap
struktur modal.
2. Ukuran perusahaan
Pada tabel 4.8 diatas dapat diketahui nilai Sig. pada ukuran perusahaan adalah sebesar 0,040. Ini
berarti bahwa nilai Sig. hitung lebih kecil dari 0,05 atau 0,40 < 0,05. Dengan demikian Ho
ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel ukuran perusahaan terhadap struktur
modal.
3. Profitabilitas
Pada tabel 4.8 diatas dapat diketahui nilai Sig. pada profitabilitas adalah sebesar 0,000. Ini
berarti bahwa nilai Sig. hitung lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05. Dengan demikian Ho
ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel profitabilitas terhadap struktur
modal.
4. Kesempatan bertumbuh
Pada tabel 4.8 diatas dapat diketahui nilai Sig. pada kesempatan bertumbuh adalah sebesar
0,686. Ini berarti bahwa nilai Sig. hitung lebih besar dari 0,05 atau 0,686 > 0,05. Dengan
demikian Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel kesempatan
bertumbuh terhadap struktur modal.
Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan pengujian hipotesis secara parsial melalui uji t, maka didapatkan nilai dari signifikasi
yang lebih besar daripada 0,05, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesempatan bertumbuh
tidak mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, hal ini berarti Ha1 ditolak.
Tidak dapat dapat diterimanya hipotesis Ha1 yang menyatakan adanya pengaruh negatif antara
struktur aktiva dengan struktur modal, hal ini disebabkan karena struktur aktiva perusahaan yang dapat
dilihat melalui perbandingan aset tetap perusahaan dan total aset perusahaan menjadi faktor yang
mempengaruhi keputusan akan struktur modal perusahaan yang diambil manajemen. Semakin besar
jumlah aset tetap yang dimiliki perusahaan, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk
menjamin pinjamannya melaui pendanaan eksternal, yang berpotensi untuk meningkatkan hutang
perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Harjanti et al
(2007) serta Sen dan Eda (2008), yang menyatakan adanya pengaruh negatif antara struktur aktiva dengan
struktur modal serta penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadianto (2008) yang
menyatakan tidak adanya pengaruh negatif antara struktur aktiva dengan struktur modal.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap
struktur modal, hal ini berarti Ha2 diterima. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap keputusan
manajemen perusahaan dalam menyusun struktur modal perusahaan tersebut. Hasil tersebut tidak
konsisten dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Hadianto (2008), yang menjelaskan
bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal Bagi perusahaan besar,
pertimbangan biaya menerbitkan ekuitas di pasar modal yang cukup murah dan rendahnya tingkat
asimetri informasi yang terjadi. Apabila hal ini terealisasi maka akan menjadikan proporsi kepemilikan
ekuitas menjadi lebih besar dari pada hutang. Dengan demikian komposisi hutang dalam struktur modal
akan berubah menjadi lebih kecil (Hadianto, 2008). Adanya perbedaan hasil dengan penelitian
sebelumnya dimungkinkan karena perbedaan data yang diteliti, baik dari tahun penelitian, jumlah sampel
dan jenis sampel.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Nurmadi (2012) serta Harjanti et al (2007) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Semakin besar
perusahaan maka semakin besar pula kebutuhan perusahaan akan modal yang untuk operasional
perusahaan. Para investor juga berharap, semakin besar perusahaan, semakin kecil pula terjadinya
informasi asimetri yang terjadi, karena adanya informasi yang lebih terbuka yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan besar, misalnya terhadap laporan keuangannya, sehingga memudahkan para
investor untuk memperoleh informasi yang diinginkan. Di sisi lain, kreditor seperti pihak perbankan juga
lebih mudah memberikan pinjaman kepada perusahaan besar dengan asumsi perusahaan yang lebih besar
lebih stabil dalam menjamin pinjamannya dibanding dengan perusahaan kecil. Hal ini menyebabkan
perusahaan-perusahaan besar lebih mudah untuk memperoleh hutang atau pinjaman yang mereka
butuhkan dalam struktur modal perusahaannya.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
terhadap struktur modal, hal ini berarti Ha3 diterima. Profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang besar
terhadap keputusan manajemen perusahaan dalam menyusun struktur modal perusahaan tersebut. Hasil
tersebut tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Hadianto (2008) dan
Nurmadi (2012), yang menjelaskan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap struktur
modal. Profitabilitas diprediksikan memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal karena perusahaan
yang memiliki profit akan menggunakan lebih banyak hutang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
besar dari pengurangan pajak (Hadianto, 2008).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Harjanti et al
(2007) serta Kartini dan Tulus (2008) yang menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif
terhadap struktur modal perusahaan. Perbedaan juga terdapat dari teori-teori pendukung, tergantung dari
cara pandang perusahaan melalui manajemennya dalam pendanaan struktur modal perusahaan tersebut.
Teori pecking order memprediksi terdapat hubungan yang negatif antara profitabilitas dan struktur modal
karena perusahaan dengan tingkat keuntungan yang besar memiliki sumber pendanaan internal yang lebih
besar pula dan memiliki kebutuhan untuk pembiayaan investasi melalui pendanaan eksternal yang lebih
kecil. Sebaliknya, teori trade-off memprediksi hubungan positif antara profitabilitas dengan struktur
modal karena perusahaan yang memiliki profit akan menggunakan lebih banyak hutang untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pengurangan pajak (Nurmadi, 2012).
Pengaruh Kesempatan Bertumbuh Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan pengujian hipotesis secara parsial melalui uji t, maka didapatkan nilai dari signifikasi
yang lebih besar daripada 0,05, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesempatan bertumbuh
tidak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, hal ini berarti Ha4 ditolak.
Kesempatan bertumbuh tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan manajemen perusahaan
dalam menyusun struktur modal perusahaan tersebut. Variabel kesempatan bertumbuh belum diuji oleh
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hadianto (2008).
Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa jauh perusahaan akan
mempergunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena pertumbuhan perusahaan merupakan
kemampuan perusahaan dalam meningkatkan ukurannya. Di sisi lain, peluang perusahaan untuk dapat
bertumbuh konstan tidak dapat diukur secara pasti. Indikator-indikator untuk menghitung pertumbuhan
perusahaan hanya dapat memprediksi nilai dari pertumbuhan perusahaan itu tetapi tidak dapat
memastikan komposisi struktur modal atau pendanaan yang optimal dalam perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka simpulan yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Hasil pengujian terhadap struktur aktiva menunjukkan bahwa struktur aktiva tidak memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Hadianto (2008). Semakin besar jumlah aset tetap yang
dimiliki perusahaan, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk menjamin
pinjamannya melaui pendanaan eksternal, yang berpotensi untuk meningkatkan hutang
perusahaan
2. Hasil pengujian terhadap ukuran perusahaan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Hadianto (2008). Semakin besar perusahaan maka semakin
besar pula kebutuhan perusahaan akan modal yang untuk operasional perusahaan. Hal ini
menyebabkan perusahaan-perusahaan besar lebih mudah untuk memperoleh hutang atau
pinjaman yang mereka butuhkan dalam struktur modal perusahaannya.
3. Hasil pengujian terhadap profitabilitas menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Hadianto (2008). Perbedaan juga terdapat dari teori-teori
pendukung, tergantung dari cara pandang perusahaan melalui manajemennya dalam pendanaan
struktur modal perusahaan tersebut. Teori pecking order memprediksi terdapat hubungan yang
negatif antara profitabilitas dan struktur modal karena perusahaan dengan tingkat keuntungan
yang besar memiliki sumber pendanaan internal yang lebih besar pula dan memiliki kebutuhan
untuk pembiayaan investasi melalui pendanaan eksternal yang lebih kecil.
4. Hasil pengujian terhadap kesempatan bertumbuh menunjukkan bahwa kesempatan bertumbuh
tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Harjanti et al (2007) dan Nurmadi (2012). Indikatorindikator untuk menghitung pertumbuhan perusahaan hanya dapat memprediksi nilai dari
pertumbuhan perusahaan itu tetapi tidak dapat memastikan komposisi struktur modal atau
pendanaan yang optimal dalam perusahaan.
Saran yang dapat penulis berikan adalah:
1. Bagi penelitian selanjutnya.
a. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel dari jenis perusahaan yang
belum diteliti, sehingga hasilnya dapat dibandingkan.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel independen yang diduga dapat
mempengaruhi struktur modal antara lain pajak, kondisi pasar, dan pembelanjaan internal.
Karena penelitian ini hanya mewakili 27,6% faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal.
2. Bagi pihak manajemen dan investor.
a. Bagi manajemen hendaknya memperhatikan pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas
untuk menentukan struktur modal dan mengatur berapa besar hutang yang digunakan
sehingga tercipta struktur modal yang optimal bagi perusahaan. Ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap struktur modal karena semakin besar perusahaan maka semakin besar
pula kebutuhan perusahaan akan modal yang digunakan untuk operasional perusahaan.
Sedangkan profitabilitas merupakan ukuran kinerja perusahaan, tanpa adanya laba tidak
mungkin perusahaan memperoleh dana pinjaman dan reputasi yang baik dimata kreditur.
Walaupun variabel struktur aktiva dan kesempatan bertumbuh tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap struktur modal tetapi dalam menentukan struktur modal dan kebijakan
hutang hendaknya variabel-variabel tersebut juga diperhatikan.
b. Bagi investor sebaiknya perlu memperhatikan nilai struktur hutang perusahaan dengan tetap
mempertimbangkan dampak positif maupun negatif dari keputusan tersebut. Dalam hal ini
investor perlu mencermati struktur hutang yang dimiliki perusahaan tersebut serta
pemanfaatannya, agar struktur hutang tersebut memiliki komposisi yang ideal dengan ukuran
perusaahaan, kemampuan serta tingkat pertumbuhan perusahaan itu sendiri.
REFERENSI
Bram Hadianto dan Sienly. 2008. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas
Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Indonesia Periode 2001-2006. Jurnal
Ilmiah Akuntansi, Vol.7, No. 1 Mei 2008, hal. 71-84.
Bramantyo Arief. 2011. Analisis Pengujian Teori Pecking Order Melalui Keterkaitan Profitabilitas,
Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan Kesempatan bertumbuh Terhadap Financial Leverage
pada Emiten Syariah di Jakarta Islamic Index periode 2006-2009. Jurnal Ekonomi, Vol. 7, No. 4
Februari, hal 40-41.
Benito, A. 2003. The Capital Structure of Firms: Is There A Pecking Order Theory? Banco De Espana,
Madrid. Tersedia di
http://www.bde.es/f/webbed/SES/Secciones/Publicaciones/PublicacionesSeriadas/DocumentosTr
abajo/03/Fic/dt0310e.pdf. Diakses pada 12 Mei 2013.
Buferna, F., K. Bangassa dan L. Hodgkinson. 2005. Determinants of Capital Structure Evidence from
Libya, Research Paper Series, University of Liverpool. Tersedia di
http://citiseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.136.5311&rep=rep1&type=pdf.
Diakses pada 13 Mei 2013.
Brealey, R.A., dan S.C. Myers. (2003). Principle of Corporate Finance. (7th Edition). New York:
McGraw-Hill.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Buku 2. (Edisi 10).
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Ghazali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. (Edisi 5). Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Goknur Umutlu. 2008. Pecking Order and Timing Effecst on Aftermarket Performance of IPOs: Evidence
From Turkey. International Research Journal of Finance and Economics, ISSN 1450-2887, Issue
18. Tersedia di http://www.eurojournals.com/finance. Diakses pada 14 Mei 2013.
Hanafi, M Mamduh. (2004). Manajemen Keuangan. (Edisi 2004/2005). Yogyakarta : BPFE.
Harjanti, Theresia Tri, dan Eduardus Tandelilin. 2007. Pengaruh Firm Size, Tangible Asset, Growth
Opportunity, Profitability dan Business Risk Pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur :
Studi Kasus di BEJ, Jurnal Bisnis dan Ekonomi,Vol. 1, No.1, Maret : 1 - 10.
Helda, Endah Erdiana. (2012). Analisis Pengaruh Firm Size, Business Risk, Profitability, Assets Growth,
dan Sales Growth Terhadap Struktur Modal. Skripsi S1. Universitas Diponegoro Semarang.
Hol, S., Wijst, N. 2006. The Financing Structure Of Non-Listed Firms. Discussion papers No. 468
Statistics
Norway,
Research
Department.
Tersedia
di
http://www.ssb.no/publikasjoner/DP/pdf/dp468.pdf. Diakses pada 15 Mei 2013.
Horne, James Van dan John. M. Wachowicz, Jr. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.
Indriantoro, Nur., Supomo, Bambang. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen. (Edisi Pertama). Yogyakarta : BPFE.
Jasim Al-Ajmi., Hameeda Abo Hussain., and Nadhem Al-Saleh. 2009. Decisions on capital structure in a
Zakat environment with prohibition of riba: The case of Saudi Arabia. Journal of Risk Finance,
Vol. 10 Iss: 5, pp.460 – 476
Jean Laurent Viviani. 2008. Capital structure determinants: an empirical study of French companies in
the wine industry , International Journal of Wine Business Research, Vol. 20 Iss: 2, pp.171 – 194
Kartini, Arianto Tulus. (2008). Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol.12, No.1 Januari : 11-21.
Mehmet, Sen dan Eda Oruc. 2008. Testing of Pecking Order Theory in ISE (Istanbul Stock Exchange
Market). International Research Journal of Finance and Economics, ISSN 1450-2887, Issue 21.
Tersedia di http://www.eurojournals.com/finance. Diakses pada 13 Mei 2013.
Qian, Y, Yao T, and Tony. S.W. 2007. An Empirical Investigation into The Capital Structure
Determinants of Publicly Listed Chinese Companies. School of Economics at Zhejiang
University, Hangzhou, China and Institute of Quantitative Finance and Insurance (IQFI),
Waterloo, Canada. Tersedia di http://www.papers.srrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=964259.
Diakses pada 13 Mei 2013.
Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. (Edisi 4 cetakan ketujuh).
Yogyakarta : BPFE.
Ruswan, Nurmadi. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010. Tesis S2. Universitas
Sumatra Utara, Medan.
Sekaran, Uma. (2009). Metode Penelitian Untuk Bisnis. (Jilid Pertama). Jakarta: Salemba Empat.
Sundjaja, Ridwan S dan Inge Barlian. (2003). Manajemen Keuangan. (Edisi Keempat). Klaten : PT. Intan
Sejati.
Sutapa, Hendri Setyawan. 2008. Pengujian Pecking Order Theory pada Emiten Syariah di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Keuangan dan Perbankan , Vol.12, No. 1 Januari, hal.22-28.
Sjahrial, Dermawan. (2009). Manajemen Keuangan. (Edisi Ketiga). Jakarta: Mitra Wacana Media.
Referensi Elektronik :
Data Pertumbuhan Penjualan dan Produksi Industri Otomotif Roda Empat di Indonesia.
http://gaikindo.or.id/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=0&Itemid=145.
Diakses pada 10 Mei 2013.
Data Pertumbuhan Penjualan dan Produksi Industri Otomotif Roda Dua di Indonesia.
http://www.aisi.or.id/statistic/. Diakses pada 14 Mei 2013.
RIWAYAT PENULIS
Rendra Trianto lahir di kota Jakarta pada tanggal 11 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Ekonomi Akuntansi pada tahun 2013.
Download