BAB 11 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk lebih dari sekedar barang berwujud. Menurut Setyaningrum, Udaya dan Efendi (2015) produk adalah kumpulan atribut fisik, psikis, jasa dan simbolik yang dibuat untuk memuasakan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Menurut Abdullah dan Tantri (2015) produk meliputi objek secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, dan gagasan. a. Klasifikasi Produk Menurut Abdullah dan Tantri (2015) Dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk produk dan jasa, pemasar mengembangkan beberapa klasifikasi produk. Pertama-tama, pemasar membagi produk dan jasa menjadi dua kelas berdasarkan pada jenis konsumen yang menggunakannya yaitu produk konsumen dan produk industry. 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 1.) Produk konsumen Produk konsumen adalah apa yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumen pribadi. Pemasar biasanya mengkalsifikasikan lebih jauh barang-barang ini berdasarkan pada cara konsumen membelinya. Produk konsumen mencakup produk sehari-hari, produk shopping, produk khusus, dan produk yang tidak dicari. Berbagai produk ini mempunyai perbedaan dalam cara konsumen membelinya, oleh karena itu produk tersebut berbeda dalam pemasarannya. Produk sehari – hari adalah produk dan jasa konsumen yang pembeliannya sering, seketika, hanya sedikit membanding-bandingkan, dan usaha membelinya minimal Produk shopping adalah produk konsumen yang lebih jarang dibeli, sehingga pelanggan membandingkan dengan cermat kesesuaian, mutu, harga dan gayanya. Produk khusus adalah produk konsumen dengan karakteristik unik atau identifikasi merek yang dicari oleh kelompok besar pembeli sehingga mereka bersedia melakukan usaha khusus untuk membeli. Produk yang tidak dicari adalah produk konsumen yang keberadaannya tidak diketahui oleh konsumen atau kalaupun diketahui, biasanya tidak berpikir untuk membelinya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 2.) Produk Industri Produk industry adalah barang yang dibeli untuk diproses lebih lanjut atau untuk dipergunakan dalam menjalankan bisnis. Terdapat tiga kelompok produk industry, yaitu bahan dan suku cadang, barang modal, serta perlengkapan dan jasa. Bahan dan suku cadang, adalah produk industry yang menjadi bagian produk pembeli, lewat pengolahan lebih lanjut atau sebagai komponen. Termasuk disini bahan baku, bahan jadi dan suku cadang. Barang modal adalah produk industry yang membantu produksi atau operaso pembeli. Termasuk dalam kategori ini adalah barang yang dibangun dan peralatan tambahan. Perlengkapan dan jasa adalah produk industry yang sama sekali tidak memasuki produk akhir. 3.) Mutu produk Mutu adalah salah satu alat penting bagi pemasar untuk menetapkan posisi. Mutu mempunyai dua dimensi yaitu tingkat dan konsistensi. 4.) Sifat-sifat produk Sifat adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan sifat baru yang dibutuhkan dan dinilai tinggi oleh pelanggan adalah salah satu cara palilng efektif untuk bersaing. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 5.) Rancangan produk Dengan semakin meningkatnya persaingan, rancangan akanmenawarkan salah satu alat paling ampuh untuk membedakan dan menetapkan posisi produk dan jasa perusahaan. b. Dimensi produk Rancangan adalah inti dari suatu produk, produk dengan rancangan yang baik tidak hanya dilihat dari gaya saja, misalnya kursi terlihat bagus tetapi tidak nyaman saat diduduki. Maka rancangan suatu produk yang baik akan memerhatikan penampilan, tetapi juga menciptakan produk yangn mudah, aman murah untuk dipergunakan dan di servis, serta sederhana dan ekonomis untuk dibuat dan didistribusikan. Menurut Abdullah dan Tantri (2015) keputusan penting dalam suatu produk akan memusatkan perhatian pada keputusan mengenai atribut produk, penetapan merek, pengemasan, penempelan label, dan jasa pendukung produk. 1.) Atribut produk. Mengembangkan suatu produk mencakup penetapan manfaat yang akan disampaikan produk. Manfaat ini dikomunikasikan dan disampaikan oleh atribut produk seperti mutu, sifat dan rancangan. Keputusan mengenai atribut ini amat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap suatu produk. 2.) Merek, adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli. Merek http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 terbaik menjadi jaminan mutu. Menurut seorang eksekutif pemasaran, merek dapat menyampaikan empat tingkat arti : Atribut. Merek pertama-tama akan mengingatkan orang pada atribut tertentu Manfaat. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Oleh karena itu, atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. Nilai. Merek juga mencerminkan sesuatu mengenai nilai-nilai pembeli. Kepribadian. Merek juga menggambarkan kepribadian. 3.) Nilai merek. Merek bervariasi dalam besarnya pengaruh dan nilai di pasar. Beberapa merek pada umumnya tidak dikenal oleh kebanyakan pembeli. Merek lain mempunyai tingkat kesadaran merek konsumen yang tinggi. Ada perusahaan lain yang menikmati pilihan merek, pembeli lebih menyukai merek itu ketimbang merek lain. Akhirnya, beberapa merek menguasai loyalitas merek tingkat tinggi. Merek yang ampuh mempunyai nilai merek yang tinggi. Merek mempunyai nilai merek lebih tinggi kalau mempunyai loyalitas merek, kesadaran merek, anggapan mutu, aosiasi merek lebih tinggi, dan asset lain seperti paten, merek dagang, dan hubungan saluran. Sebuah merek dengan nilai merek yang kuat merupakan asset yang amat berharga. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 4.) Strategi merek. Sebuah perusahaan mempunyai empat pilihan kalau berbicara strategi merek. Perusahaan dapat memperkenalkan perluasan lini (nama merek sudah ada ke bentuk, ukuran, dan aroma baru dari kategori produk yang sudah ada), perluasan merek (nama merek yang sudah ada diperluas ke kategori produk baru), multi merek (nama merek baru diperkenalkan dalam kategori produk yang sama), atau merek baru (nama merek baru dalam kategori produk baru). 5.) Pengemasan. Banyak produk yang ditawarkan ke pasar harus dikemas. Beberapa pemasar menyebut pengemasan (packaging) sebagai P yang kelima, sesudah price, product, place dan promotion. Akan tetapi, kebanyakan pemasar menganggap pengemasan sebagai suatu unsur dari strategi suatu produk. Secara tradisional, keputusan pengemasan terutama berdasarkan pada faktor biaya dan produksi; fungsi primer pada kemasan adalah memberi tempat dan melindungi produk. Akan tetapi, dewasa ini berbagai faktor membuat pengemasan menjadi alat pemasaran yang penting. Semakin banyak swalayan berarti sekarang kemasan harus melakukan banyak tugas penjualan dari menarik perhatian, menguraikan produk, sampai melakukan penjualan. Perusahaan menyadari keampuhan pengemasan yang baik agar konsumen segera mengenali perusahaan atau merek. 6.) Pembuatan label. Label bervariasi dari potongan kertas sederhana yang diikatkan pada produk sampai gambar grafik rumit yang merupakan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 bagian dari kemasan. Label mempunyai beberapa fungsi, dan penjual harus memutuskan mana yang akan digunakan. Sekurang- kurangnya,label mengidentifikasi produk atau merek. Label dapat menguraikan beberapa hal mengenai produk siapa yang membuat, di mana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana sebaiknya digunakan dan bagaiamana menggunakannya dengan aman. Akhirnya, label dapat mempromosikan produk dengan gambar menarik. 2. Teori Persepsi Harga a. Definisi Harga Harga merupakan nilai yang sudah ditentukan terhadap suatu produk. Di dalam perusahaan harga suatu produk sangat menentukan keberhasilan dalam persaingan bisnis, harga suatu produk akan menghasilkan keuntungan melalui penjualan produknya. Maka dari itu, perusahaan harus mampu menetapkan harga suatu produk dengan baik agar dapat meraih konsumen yang berpotensi, sehingga menghasilkan pendapatan yang tinggi untuk perusahaan. Harga dalam ekonomi teori, pengertian harga, nilai, utility ialah suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebut, apat memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (want’s) dan memuaskan konsumen (satisfaction). Value adalah nilai suatu produk untuk ditukarkan dengan produk lain. Nilai ini dapat dilihat dalam situasi barter yaitu pertukaran barang dengan barang. Sekarang ini ekonomi tidak melakukan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 barter lagi, akan tetapi sudah menggunakan uang sebagai ukuran yang disebut harga Menurut Kotler dan Keller (2009:67) harga adalah elemen termuda dalam program pemasaran untuk disesuaikan: fitur produk, saluran, bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Produk yangn dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar. Dalam konteks pemasaran jasa, secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu (Tjiptono, 2014:198). b. Persepsi Harga Setiap individu memliki cara pandang dan persepsi yang berbeda terhadap suatu objek, begitu juga terhadap suatu barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Perbedaan harga suatu produk dari berbagai perusahaan akan memberikan penilaian yang berbeda kepada setiap calon konsumen. Persepsi konsumen terhadap harga suatu produk akan mempengaruhi calon konsumen dalam memutuskan pembeliannya. Oleh karena itu setiap perusahaan akan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 memberikan dan mempertahankan persepsi yang baik terhadap produk yang mereka jual. Menurut Hawkins, Nothesbaugh dan Best (2007:117), persepsi adalah sebuah proses yang diawali dengan pemaparan konsumen dan perhatian terhadap rangsangan pemasaran dan berakhir dengan penafsiran oleh konsumen. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap kewajaran suatu harga, yaitu perception of price differences (Nagle dan Hogan, 2006:98), pembeli cenderung melakukan evaluasi terhadap perbedaan harga antara harga yang ditawarkan terhadap harga dasar yang diketahui. Pada saat memproses informasi harga secara kognitif terjadi, konsumen dapat membuat perbandingan antara harga yang ditetapkan dengan harga atau rentang harga yang telah terbentuk dalam benak mereka untuk produk tersebut. Harga dalam benak konsumen yang digunakan untuk melakukan perbandingan ini disebut internal reference price (harga referensi internal). Referensi harga internal pada dasarnya bertindak sebagai penuntun dalam mengevaluasi apakah harga yang ditetapkan dapat diterima konsumen atau tidak. c. Dimensi Harga Menurut Rangkuti (2009:104) persepsi mengenai harga diukur berdasarkan persepsi pelanggan yaitu dengan cara menanyakan kepada pelanggan variabel- http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 variabel apa saja yang menurutnya paling penting dalam memilih sebuah produk. Persepsi harga dibentuk oleh 2 dimensi utama yaitu : 1.) Persepsi kualitas. Konsumen cenderung lebih menyukai produk yang harganya mahal ketika informasi yang didapat hanya harga produknya. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap nama, merek, nama toko, garansi yang diberikan dan Negara yang menghasilkan produk tersebut. 2.) Persepsi biaya yang dikeluarkan. Secara umum konsumen menganggap bahwa harga merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan sebuah produk. Tetapi konsumen mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadp biaya yang dikeluarkan meskipun untuk produk yang sama. Hal ini tergantung situasi dan kondisi yang dialami konsumen. Dimensi persepsi harga seperti persepsi kualitas yang terdiri dari persepsi citra merek, persepsi citra toko, dan dimensi persepsi biaya yang dikeluarkan. Persepsi harga terdiri dari persepsi terhadap kewajaran harga dan persepsi terhadap ekuitas merek dapat menggambarkan efek harga untuk produk dengan kerumitan tinggi atau situasi pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 3. Teori Sikap Konsumen Sikap adalah inti dari perasaan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan tanggapan perasaan seseorang terhadap suatu objek tertentu. Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) sikap konsumen adalah tanggapan perasaan konsumen yang bias berupa perasaan suka atau tidak suka terhadap objek tertentu, misalnya bagaimana sikap konsumen terhadap kinerja produk, bagaimana sikap konsumen terhadap merek perusahaan, bagaimana sikap konsumen terhadap harga produk, bagaimana sikap konsumen terhadap iklan produk perusahaan yang ditayangkan di TV, dan sebagainya. a. Model Sederhana Sikap Konsumen Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) ada tiga komponen sikap, yaitu (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) konatif (psikomotor). 1.) Kognitif berkaitan dengan pikiran (otak) seseorang, apa yang dipikirkan konsumen. Kognitif bersifat rasional, masuk akal. 2.) Afektif berkaitan dengan perasaan, jadi sifatnya emosional. Wujudnya bias berupa perasaan senang, sedih, ceria, gembira, dan sebagainya. 3.) Konatif (psikomotor) berkaitan dengan tindakan. Wujudnya adalah keterampilan seseorang, misalnya terampil menyetir, olahraga, memasak, dan lain-lain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 b. Model Multiatribut Sikap Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) ada tiga tipe model multiatribut sikap, yaitu : 1.) Model sikap terhadap objek, karakteristik model ini adalah sebagai berikut: a. Sikap mempresentasikan kepercayaan, misalnya konsumen beragama islam percaya bahwa daging babi itu haram, maka sikap mereka terhadap daging babi itu adalah tidak suka. b. Sikap bermanfaat untuk mengukur tanggapan konsumen terhadap objek tertentu, misalnya terhadap produk perusahaan. sikap konsumen bias positif atau negative. 2.) Model sikap terhadap perilaku, model ini berkaitan dengan perilaku yang actual atau riil dari konsumen. 3.) Model teori tindakan beralasan, model ini lengkap, meliputi tiga komponen (kognitif, afektif, dan konatif psikomotor). Model ini juga meliputi norma subjektif konsumen. c. Karakteristik Konsumen, Sikap, dan Belanja Online Menurut Sangadji dan Sopiah (2013 : 178-179) karakteristik konsumen didasarkan pada (1) demografik, (2) preferensi pembelian produk, (3) persepsi manfaat produk bagi konsumen, dan (4) gaya mhidup konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 1.) Demografik Konsumen dikelompokkan berdasarkan demografik: kelas social, etnis, usia, pendidikan, penghasilan, agama, dan lain-lain. 2.) Preferensi pembelian produk Konsumen dikelompokkan berdasarkan preferensi pembelian: keluarga, teman, kelompok referensi, dan lain-lain. 3.) Persepsi manfaat produk bagi konsumen Konsumen dikelompokkan berdasarkan persepsi manfaat produk : manfaat inti produk dan atribut produk. 4.) Gaya hidup konsumen Konsumen dikelompokkan berdasarkan gaya hidup: gaya hidup sehat; gaya hidup kaum sosialita; gaya hidup orang kota; orang desa, orang modern; gaya hidup kembali ke alam. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Karakteristik konsumen tersebut akan berpengaruh terhadap sikap konsumen dalam berbelanja online. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar 2.1. Consumer Characteristics, Attitude, and Online Shopping Consumer characteristics Consumer Demographics Consumer Purchase Preference The Attitude Toward Online Consumer Benefit Perception Online Shopping Rate Consumer Lifestyle Gambar 2.1 Karakteristik konsumen, sikap, dan belanja online (Sumber: Ariely dan Zauberman, 2006) 4. Teori Kepuasan Pelanggan Kepuasan konsumen adalah ukuran perasaan seseorang terhadap suatu produk yang telah dibeli dan digunakannya, apabila merasa puas terhadap kinerja produk tersebut maka akan menimbulkan sikap setia terhadap produk. Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja produk yang riil/ actual dengan kinerja produk yang diharapkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Menurut Zeithamb dan Bitner (2005) dalam Sangadji dan Sopiah (2013), kepuasan konsumen merupakan “customer’s evaluation of a product or service in terms of weather that product or service has met their needs and expectation.” Konsumen yang merasa puas kepada produk atau jasa yang dibeli dan digunakannya akan kembali menggunakan jasa atau produk yang ditawarkan. Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya (Kotler dan Keller, 2012: 128). Menurut Abdullah dan Tantri (2015) kepuasan adalah tingkat seseorang setelah membandingkan kinerja produk (atau hasil) yang ia rasakan dengan harapannya. Sangadji dan Sopiah (2013 : 183-187) mengungkapka beberapa teori-teori yang membahas kepuasan konsumen : 1.) Teori perasaan afektif eksperiental (experientally affective feeling theory) Menurut Jones (2008), teori ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen dipengaruhi oleh perasaan positif dan negative yang diasosiaikan oleh konsumen dengan produk yang sudah dibeli dan dikonsumsi. 2.) Teori kepuasan (the expectancy disconfirmation model) Teori kepuasan mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 konsumen sebelum pembelian dan kinerja produk yang sesungguhnya. Letika membeli suatu produk, konsumen memiliki harapan tentang bagaimana kinerja produk tersebut (product performance) : a.) Produk berkinerja lebih baik dari yang diharapkan. Inilah disebut diskonfirmasi positif (positive disconfirmation). Jika ini terjadi, konsumen akan merasa puas. b.) Produk berkinerja seperti yang diharapkan. Inilah yang disebut konfirmasi sederhana (simple confirmation). Produk tersebut tidak memberikan rasa puas, tetapi juga tidak mengecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan yang netral. c.) Produk berkinerja lebih buruk dari yang diharapkan. Inilah yang disebut diskonfirmasi negatif (negative disconfirmation). Produk yang berkinerja buruk, tidak sesuai dengan harapan konsumen, akan menyebabkan kekecewaan sehingga konsumen merasa tidak puas. 3.) Teori keadilan Pendekatan lain untuk memahami kepuasan konsumen adalah teori keadilan (equity theory). Para peneliti telah menemukan bahwa masyarakat menganalisis pertukaran antara diri mereka sendiri dan pihak lain dan untuk menentukan sejauh mana pertukaran tersebut pantas atau wajar. Teori keadilan akan berpendapat bahwa masyarakat akan menganalisis rasio hasil (outcomes) dan masukan (input) mereka terhadap hasil dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 masukan rekan mereka dalam suatu pertukaran, dan melihat bahwa rasionya lebih tinggi, mereka akan mengalami perasaan tidak adil. Berikut ini disajikan persamaan rasio tersebut. Hasil A/ Masukan A = Hasil B/ Masukan B Hasil yang diterima A dari suatu pertukaran dibagi dengan masukan A pada pertukaran harus sama dengan hasil B dari pertukaran dibagi masukan B pada pertukaran. Menurut teori keadilan, masing-masing pihak yang terlibat dalam pertukaran harus diperlukan dengan wajar atau layak. Dengan demikian, kepuasan terjadi apabila rasio hasil dan masukan untuk masing-masing pihak pertukaran kira-kira sama. 4.) Teori atribusi, kegagalan produk dan kepuasan konsumen Ketika membahsa teori atribusi (attribution theory), kita mengatakan bahwa teori ini merupakan cara untuk mengidentifikasi penyebab suatu tindakan. Atribusi yang dibuat konsumen dapat sangat mempengaruhi kepuasan pasca pembelian mereka terhadap suatu produk atau jasa. Bila produk gagal (yaitu, kinerja berada dibawah harapan), melambangkan kegagalan pada produk atau jasa itu sendiri, mereka mungkin merasa tidak puas, tetapi jika melambangkan kegagalan pada faktor kebetulan atau tindakan mereka sendiri, mereka tidak mungkin merasa tidak puas. Ada 3 jenis atribusi menurut Jones (2008), yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 a. Atribusi kausal (causal attribution), bila terjadi kesalahan, konsumen akan menilai siapa yang akan patut disalahkan. b. Atribusi control (control attribution), konsumen menilai adalah kepuasan masih berada dalam control pemasar atau tidak. c. Atribusi stabilitas (stability attribution), konsumen akan memberi penilaian jika mereka tidak puas dengan kinerja produk/ perusahaan, apakah hal ini akan terulang dikemudian hari atau tidak. Jika mereka meyakini jawabannya ya, intensitas kepuasan yang dirasakan akan semakin tinggi. 5.) Kinerja produk aktual Para peneliti menemukan bukti yang kuat bahwa kinerja produk actual mempengaruhi kepuasan konsumen secara independen dari harapan, kelayakan, dan atribusi. Jadi, meskipun konsumen sepenuhnya mengharapkan agar suatu produk itu berhasil, mereka masih merasa tidak puas bila produk itu berhasil. 6.) Afeksi dan CS/ D studi ini juga menemukan bahwa pengukuran CS/ D dipengaruhi secara langsung oleh perasaan efektif konsumen. Para peneliti menemukan bahwa ada hubungan dimana suatu pembelian dapat menimbulkan reaksi efektif, yang pada gilirannya akan menimbulkan perasaanCS/ D. jadi, selain pengetahuan kognitif, bahwa harapan atau ekspektasi dikonfirmasikan atau tidak dikonfirmasikan, perasaan yang mengelilingi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 proses pasca-akuisisi ternyata juga mempengaruhi kepuasan konsumen akan suatu produk. Temuan terbarunya adalah bahwa ketika tingkat keterlibatan konsumen dalam situasi pembelian meningkat, kepuasan atau ketidakpuasan mereka terhadap pembelian cenderung lebih besar. Jadi, bila hasil melebihi harapan, konsumen akan mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi apabila mereka sangat terlibat dalam pembelian. Tentu saja, bila hasilnya jauh dibawah harapan, mereka juga akan mempunyai tingkat ketidakpuasan yang lebih tinggi bila mereka sangat terlibat dalam pembelian. a. Faktor-faktor Tingkat Kepuasan Kepercayaan adalah inti dari setiap hubungan dan menyiratkan berbagai kewajiban dan harapan bagi peserta yang berhubungan (Kasper, 2006:149). Menurut Lupiyoadi (2006), terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan, yaitu: 1.) Kualitas produk, pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Konsumen rasional selalu menuntut produk yang berkualitas untuk setiap pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh produk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 tersebut. Kualitas produk yang baik akan memberikan nilai tambah di benak konsumen. 2.) Kualitas layanan, terutama dibidang jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan layanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Pelanggan yang puas akan menunjukkan kemungkinan untuk kembali membeli produk yang sama. Pelanggan yang puas cenderung akan memberikan persepsi terhadap produk perusahaan. 3.) Emosional, pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadapnya apabila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh, bukan Karena kualitas dari produk tetapi nilai social yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek tertentu. 4.) Harga, produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relative murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya. 5.) Biaya, pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 b. Dimensi Kepuasan Pelanggan Menurut Kotler dan Keller (2009: 140:142), untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan ada empat metode pengukuran yang perlu diperhatikan oleh perusahaan, yaitu: system keluhan dan saran, survey kepuasan pelanggan, ghost shopping dan lost customer analysis. 1.) Sistem keluhan dan saran pelanggan. Setiap perusahaan yang berorientasi terhadap pelanggan memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan. Adapun metode yang digunakan bias berupa kotak saran ataupun menyediakan saluran telepon khusus. 2.) Survey kepuasan pelanggan. Penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan metode survei, baik melalui pos, telepon, maupun dengan wawancara langsung. Kepuasan pelanggan dapat diukur dengan cara: a. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan seperti ungkapan seberapa puas saudara terhadap pelayanan. b. Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga dimintai untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan. c. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mengharapkan atribut tertentu dan seberapa besar mereka rasakan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 d. Responden dapat merangking berbagai elemen dan penawaran berdasarkan derajat penting setiap elemen seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen. 3.) Ghost Shopping. Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang (Ghost Shopping) berperan sebagai pembeli yang memanfaatkan produk atau jasa perusahaan dan pesaing, sehingga dapat diprediksi tingkat kepuasan pelanggan atas produk tersebut. 4.) Lost customer analysis. Dalam metode ini perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah beralih ke perusahaan lain. Hal ini ditujukan untuk memperoleh informasi penyebab terjadinya peralihan pelanggan kepada perusahaan lain, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi selanjutnmya. Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) tingkat kepuasan konsumen dipengaruhi oleh evaluasi konsumen atas ekuitas pertukaran, serta oleh atribusi mereka terhadap kinerja produk. Kualitas produk didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh pelanggan atas kebaikan atau kinerja barang atau jasa. Isu utama dalam penilaian kinerja produk adalah dimensi apa yang digunakan konsumen untuk melakukan evaluasinya. Tujuh dimensi dasar kulaitas adalah : 1.) Kinerja: tingkat absolut kinerja barang atau jasa pada atribut kunci yang diidentifikasi para pelanggan; sejauh mana produk atau jasa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 “digunakan dengan benar”; jumlah atribut yang ditawarkan; kemampuan pegawai untuk menangani masalah dengan baik; kualitas informasi yang diberikan kepada pelanggan. 2.) Interaksi pegawai: keramahan, sikap hormat, dan empati yang ditunjukkan oleh masyarakat pemberi jasa atau barang; kredibilitas menyeluruh para pegawai, termasuk kepercayaan konsumen kepada pegawai dan persepsi mereka tentang keahlian pegawai. 3.) Reliabilitas: konsistensi kinerja barang, jasa dan toko. 4.) Daya tahan: rentang kehidupan produk dan kekuatan umum. 5.) Ketepatan waktu dan kenyamanan: seberapa cepat produk diserahkan atau diperbaiki; seberapa cepat informasi atau jasa diberikan; kenyamanan pembelian dan proses jasa, termasuk penerimaan kartu kredit, jam kerja toko, dan tempat parker. 6.) Estetika: penampilan fisik barang atau toko; daya tarik penyajian jasa; kesenangan atmosfer dimana jasa atau produk diterima; bagaimana desain produk yang akan diperlihatkan kepada masyarakat. 7.) Kesadaran akan merek: dampak positif atau negative tambahan atas kualitas yang tampak, yang mengenal merek atau nama toko atas evaluasi konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Made (2013) Virma Peningkatan Kepuasan 1. Kualitas desain dan Pelanggan Melalui inovasi produk Kualitas Produk Dan berpengaruh positif Kualitas Layanan dan signifikan terhadap kualitas produk 2. Kompetensi sosial dan kompetensi teknis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas layanan 3. Kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan 2 Dita Amanah, Pengaruh Harga dan 1. Harga memeiliki Maret (2010) Kualitas Produk pengaruh terhadap Terhadap Kepuasan meningkatnya Konsumen Pada kepuasan konsumen Majestyk Bakery and 2. Kualitas produk Cake Shop Cabang H. memiliki pengaruh M. Yamin Medan terhadap kepuasan konsumen 3. Secara simultan harga dan kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 Lanjutan Tabel 2.1 3 Suwarni dan Pengaruh Kualitas 1. Terdapat pengaruh Septina Dwi Produk dan Harga yang signifikan Mayasari (2011) terhadap Loyalitas antara kualitas melalui Kepuasan produk kartu Konsumen prabayar IM3 terhadap kepuasan 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga kartu prabayar IM3 terhadap kepuasan 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap loyalitas konsumen 4. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara harga kartu prabayar IM3 terhadap loyalitas konsumen 5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan terhadap loyalitas 4 Jefry F.T. Bailia, Agus Supandi Soegoto, dan Sjendry Serulo R. Loindong (2014) Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Warung-Warung Makan Lamongan Di Kota Manado http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kualitas Produk, Harga dan Lokasi secara simultan berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen pada warung-warung makan Lamongan di kota Manado 42 Lanjutan Tabel 2.1 5 6 Jessica J. Lenzun, Pengaruh Kualitas 1. Kualitas Produk James D.D. Produk, Harga Dan berpengaruh Massie, dan Promosi Terhadap signifikan terhadap Decky Adare, Kepuasan Pelanggan kepuasan pelanggan (2014) Kartu Prabayar kartu prabayar Telkomsel Telkomsel di kelurahan Winangun 1 2. berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan kartu prabayar Telkomsel di kelurahan Winangun 1 3. Promosi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kepuasan pelanggan kartu prabayar Telkomsel Md. Arifur The Influence of 1. produk berpengaruh Rahman, Abdul Service Quality and negative terhadap Kalam, Md. Price on Customer kepuasan konsumen Moshiur Rahman Satisfaction An di restaurant Goers. Rajshahi, dan Md. Empirical Study on 2.Harga berpengaruh Abdullah (2012) Restaurant Services in negative terhadap Khulna Division kepuasan konsumen di restaurant Goers. 3. Produk dan harga keduanya berpengaruh negative terhadap kepuasan konsumen di restaurant Goers http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 Lanjutan Tabel 2.1 7 8 9 10 Prof. Dr. Muhammad Ehsan Malik, Muhammad Mudasar Ghafoor, and Hafiz Kashif Iqbal, 23 Desember 2012, Penelitian Amir Mahmud, Kamaruzaman Jusoff and St. Hadijah (2013) Chiang-Ming Chena, Ho-Wen Yang, Eldon Y. Lic, and ChiaChang Liuca (2015) Impact of Brand Harga berpengaruh Image, Service negative terhadap Quality and price on kepuasan pelanggan customer satisfaction in Pakistan Telecommunication sector The Effect of Service Quality and Price on Satisfaction and Loyalty of Customer of Commercial Flight Service Industry How does hotel pricing influence guest satisfaction by the moderatinginfluence of room occupancy? Assistant Professor Harga berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen 1. Produk kamar hotel berpengaruh positif terhadap kepuasan tamu hotel. 2. Harga berpengaruh positif terhadap kepuasan tamu kamar hotel. 3. Produk dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan tamu hotel. Assistant Customer Satisfaction Harga berpengaruh Professor In Mobile Phone positif terhadap Mohammed Belal Services In kepuasan konsumen Uddin, Assistant Bangladesh: A Survey Professor Bilkis Research Akhter (2012) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 B. Kerangka Penelitian Berdasarkan uraian telaah pustaka dan hipotesis yang telah dikembangkan di atas, maka dapat disusun kerangka pemikiran untuk menggambarkan hubungan variable, dalam hal ini adalah Produk (X1), Persepsi Harga (X2), dan variable dependen kepuasan konsumen (Y), adalah sebagai berikut : Produk (X1) H1 Kepuasan Konsumen (Y) Persepsi Harga (X2) H2 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis C. Hipotesis Hubungan antara variable dalam penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut: 1. Produk berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen dalam berbelanja di toko online. 2. Persepsi Harga berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen dalam berbelanja di toko online. http://digilib.mercubuana.ac.id/