epidemiologi

advertisement
HIV merupakan singkatan dari “human immunodeficiency virus“. HIV
merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia
(terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem
kekebalan sel tubuh lainnya).
Selain itu virus ini juga menghancurkan atau mengganggu fungsi dari sel
kekebalan tubuh tersebut. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem
kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala
yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang mengalami gangguan
kelenjar yang menimbulkan efek seperti deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri
sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi pada
saat seroconversion.Seroconversion adalah pembentukan antibodi akibat HIV yang
biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi.
Kendatipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV sangat
mudah menularkan virus tersebut kepada orang lain. Satu-satunya cara untuk
menentukan apakah HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV.
Infeksi HIV menyebabkan penurunan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Hal ini
menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi penyakit dan dapat menyebabkan
berkembangnya AIDS.
Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling
lanjut. Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan
menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi
berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
 Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan
sebagai AIDS.



Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran
pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung
lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru)
Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran
tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru
(bronchi), dan Sarkoma Kaposi). Semua penyakit ini merupakan indikator dari
AIDS.
Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan
gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat
berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama.
Terapi antiretroviral (ARV) dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan
menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi. Terapi ARV
bertujuan untuk menghambat perjalanan penyakit HIV, hingga dapat memperpanjang
usia dan memperbaiki kualitas hidup. Virus HIV menyerang sel CD4 dalam sistem
kekebalan tubuh serta menggunakan sel ini untuk bereplikasi. Akibatnya, jumlah sel ini
dalam tubuh pun semakin menurun. Obat ini bekerja dengan cara menghambat proses
pembuatan virus dalam sel CD4, hingga jumlah CD4 pun dapat ditingkatkan.
Sampai dengan 30 Juni 2010 secara kumulatif jumlah kasus AIDS di Indonesia yang
dilaporkan sebanyak 21770 kasus. Berikut merupakan grafiknya :
Grafik Jumlah Kumulatif Kasus AIDS di Indonesia 10 Tahun Terakhir Berdasarkan Tahun Pelaporan s.d 30 Juni
2010
Berdasarkan provinsi dengan kasus terbanyak di Indonesia dapat ditampilkan sebagai
berikut :
Grafik Jumlah Kasus HIV-AIDS Berdasarkan Provinsi
Berdasarkan kelompok umur, distribusi penderita HIV-AIDS di Indonesia dapat
ditampilkan pada tabel berikut :
Grafik Persentase Jumlah Kasus HIV-AIDS Berdasarkan Kelompok Umur
Sungguh sangat memprihatinkan bahwa penderita HIV-AIDS terletak pada usia
produktif. Dampaknya sangat luas bagi perekonomian suatu negara untuk jangka
panjang. HIV dan AIDS memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan menghancurkan
jumlah manusia dengan kemampuan produksi. Tanpa nutrisi yang baik, fasilitas
kesehatan dan obat yang ada di negara-negara berkembang, orang di negara-negara
tersebut menjadi korban AIDS. Mereka tidak hanya tidak dapat bekerja, tetapi juga
akan membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai. Ramalan bahwa hal ini akan
menyebabkan runtuhnya ekonomi dan hubungan di daerah. Di daerah yang terinfeksi
berat, epidemik telah meninggalkan banyak anak yatim piatu yang dirawat oleh kakek
dan neneknya yang telah tua.
Semakin tingginya tingkat kematian (mortalitas) di suatu daerah akan
menyebabkan mengecilnya populasi pekerja dan mereka yang berketerampilan. Para
pekerja yang lebih sedikit ini akan didominasi anak muda, dengan pengetahuan dan
pengalaman kerja yang lebih sedikit sehingga produktivitas akan berkurang.
Meningkatnya cuti pekerja untuk melihat anggota keluarga yang sakit atau cuti karena
sakit juga akan mengurangi produktivitas. Mortalitas yang meningkat juga akan
melemahkan mekanisme produksi dan investasi sumberdaya manusia (human capital)
pada masyarakat, yaitu akibat hilangnya pendapatan dan meninggalnya para orang tua.
Karena AIDS menyebabkan meninggalnya banyak orang dewasa muda, ia melemahkan
populasi pembayar pajak, mengurangi dana publik seperti pendidikan dan fasilitas
kesehatan lain yang tidak berhubungan dengan AIDS. Ini memberikan tekanan pada
keuangan negara dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Efek melambatnya
pertumbuhan jumlah wajib pajak akan semakin terasakan bila terjadi peningkatan
pengeluaran untuk penanganan orang sakit, pelatihan (untuk menggantikan pekerja
yang sakit), penggantian biaya sakit, serta perawatan yatim piatu korban AIDS. Hal ini
terutama mungkin sekali terjadi jika peningkatan tajam mortalitas orang dewasa
menyebabkan berpindahnya tanggung-jawab dan penyalahan, dari keluarga kepada
pemerintah, untuk menangani para anak yatim piatu tersebut.
Pada tingkat rumah tangga, AIDS menyebabkan hilangnya pendapatan dan
meningkatkan pengeluaran kesehatan oleh suatu rumah tangga. Berkurangnya
pendapatan menyebabkan berkurangnya pengeluaran, dan terdapat juga efek
pengalihan dari pengeluaran pendidikan menuju pengeluaran kesehatan dan
penguburan.
sumber :
www.aidsindonesia.or.id
http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
Laporan Triwulan Situasi Perkembangan HIV & AIDS di Indonesia sampai dengan 30
Juni 2010 Kementrian Kesehatan RI
Download