BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Aset paling penting yang harus dimilki oleh organisasi atau perusahaan dan harus diperhatikan dalam manajemen adalah tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia (SDM). Terminologi SDM merujuk kepada orang-orang yang bekerja di dalam organisasi. Signifikasi SDM bermuara pada kenyataan bahwa manusia merupakan elemen yang senantiasa ada di dalam setiap organisasi. Mereka inilah yang bekerja, mengadakan inovasi dan mewujudkan tercapainya tujuan organisasi. Untuk memahami konsep manajemen SDM, kita terlebih dahulu harus mengerti arti manajemen dan SDM. Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan SDM dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen ini terdiri dari 6 unsur yaitu man, money, methode, materials, machine dan market. Menurut G.R. Terry 1960 dalam bukunya Ambar Teguh Sulistyani Rosidah (2009:8) menyatakan bahwa “Management is the accomplishing of the predetermined, objective through the effort of the other .” Untuk lebih jelasnya ada baiknya kita mengetahui pendapat beberapa ahli mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut S. Panggabean (2004: 15) dikatakan bahwa: ”Manajemen SDM adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, 5 evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Malayu Hasibuan (2008:10) memberikan pendapatnya tentang manajemen SDM, yakni ”Manajemen SDM adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat”. Sedangkan menurut Sadili Samsudin (2009:22), ”Manajemen SDM adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahan bisnis”. Jadi dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen SDM adalah merupakan suatu pengakuan terhadap pentingnya sumber daya manusia atau tenaga kerja dalam organisasi dan pemanfaatannya dalam berbagai fungsi dan kegiatan agar efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. 2.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Soekidjo (2003 : 118) tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia (karyawan) terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan. Tujuan ini dijabarkan ke dalam empat tujuan yang lebih operasional sebagai berikut : 6 a. Tujuan Masyarakat (Social Objective) Untuk bertanggung jawab secara sosial dalam hal kebutuhan dan tantangan-tantangan yang timbul dari masyarakat. Suatu organisasi yang berada di tengah-tengah masyarakat diharapkan mampu membawa manfaat atau keuntungan bagi masyarakat. b. Tujuan Organisasi (Organization Objective ) Untuk memberikan kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara keseluruhan. Manajemen sumber daya manusia merupakan perangkat atau alat untuk membantu tercapainya suatu tujuan secara keseluruhan. c. Tujuan Fungsi (Functional Objective) Untuk memelihara kontribusi bagian-bagian dalam organisasi agar mereka (sumber daya manusia tiap bagian) melaksanakan tugasnya secara optimal. Dengan kata lain setiap sumber daya manusia atau karyawan dalam organisasi itu menjalankan fungsinya dengan baik. d. Tujuan Personnel ( Personnel Objective) Untuk membantu karyawan atau pegawai dalam mencapai tujuantujuan pribadinya, dan sekaligus dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. 2.3 Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Soekidjo (2003 : 121) bahwa di samping menjalankan fungsi manajemen, seorang manajer juga harus melakukan pengawasan terhadap orang 7 lain yang diberi tanggung jawab untuk fungsi operasional, oleh sebab itu secara garis besar fungsi manajer itu dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. Fungsi-fungsi Manajerial, yang mencakup : 1) Perencanaan (Planning) Semua orang menyadari bahwa perencanaan merupakan bagian terpenting dan oleh karena itu menyita waktu banyak dalam proses manajemen. Untuk manajemen sumber daya manusia, perencanaan berarti penentuan program karyawan dalam rangka membantu tercapainya sasaran atau tujuan organisasi. 2) Pengorganisasian (Organizing) Apabila serangkaian kegiatan telah disusun dalam rangka mencapai tujuan organisasi, maka untuk pelaksanaan atau implementasi kegiatan tersebut harus diorganisasikan. 3) Pengarahan (Directing) Untuk melakukan kegiatan yang telah direncanakan, agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan efektif diperlukan arahan dari manajer. Dalam organisasi yang besar pengarahan ini tidak mungkin dilakukan oleh manajer itu sendiri, melainkan didelegasikan kepada orang lain yang yang diberikan wewenang untuk itu. 4) Pengendalian ( Controlling ) Fungsi pengendalian adalah untuk mengatur kegiatan agar kegiatankegiatan organisasi dapat berjalan sesuai dengan rencana. Selain itu pengendalian dimaksudkan untuk mencari jalan keluar atau pemecahan apabila terjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan. 8 b. Fungsi-Fungsi Operasional, yang mencakup : 1) Pengadaan (Recruitment) Adalah proses perekrutan, seleksi, penempatan dan orientasi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 2) Pengembangan (Development) Tenaga atau sumber daya yang diperoleh suatu organisasi perlu pengembangan pada taraf tertentu sesuai dengan perkembangan organisasi itu sendiri. Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. 3) Kompensasi (Compentation) Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, dalam bentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Melalui fungsi ini organisasi memberikan balas jasa yang memadai dan layak kepada karyawan. Hal ini wajar karena karyawan sebagai sumber daya manusia dari organisasi tersebut telah memberikan jasanya yang besar terhadap pencapaian tujuan organisasi. 4) Pengintegrasian (Integration) Pengintegrasian adalah kegiatan manajemen yang bertujuan untuk mempersatukan dengan baik, kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Telah disadari bersama bahwa dalam pelaksanaan kegiatan organisasi seringkali terjadi benturan kepentingan di antara karyawan atau karyawan dengan manajer. 9 5) Pemeliharaan (Maintenance) Kemampuan-kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu organisasi perlu dipelihara, karena kemampuan tersebut adalah merupakan aset yang terpenting bagi terlaksananya tugas dan tujuan organisasi. 6) Pemisahan (Separation) Seorang karyawan tidak mungkin akan selalu bekerja pada perusahaan untuk selamanya. Pada satu ketika paling tidak mereka harus melakukan pemutusan hubungan kerja dengan cara pensiun. 2.4 Motivasi 2.4.1 Pengertian Motivasi Malayu Hasibuan (2007: 143) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Dalam proses mengembangkan dan meningkatkan hasil kerja karyawan, maka perusahaan harus dapat memotivasi karyawannya. Motivasi diberikan kepada karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan di perusahaan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan. Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi atau dorongan dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan mempertahankan kehidupan. Sadili (2009: 281) berpendapat “motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau sekelompok pekerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang telah ditetapkan. 10 Motivasi atau dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan mempertahankan kehidupan”. Menurut Manullang (2008: 19 ) motivasi kerja adalah suatu faktor yang mendorong karyawan untuk melakukan tindakan tertentu yang mengarah pada suatu tujuan tertentu. Motivasi kerja merupakan pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang bekerja agar efektif dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan (Winardi, 2008: 86). Motivasi dapat mempengaruhi dalam melakukan sesuatu yang diinginkan atau melaksanakan tugas sesuai aturannya (Martoyo, 2004: 59). Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati dan diukur secara langsung, tetapi dapat disimpulkan dari perilaku yang tampak. Sedangkan menurut T. R. Mitchell (1982) seperti dikutip Kreiner dan Kinicki (2005), motivasi adalah proses-proses psikologis yang meningkatkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Robert A. Baron dalam Winardi (2008: 91), motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri manusia. Secara lebih jelas dapat diperhatikan melalui gambar di bawah ini : 11 Drive Incentive Unsatisfied Need Goal Satisfied Need Gambar 1: Motivasi Sebagai Energi Yang Membangkitkan (Winardi dalam Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen 2008:91) Secara singkat gambar di atas menjelaskan bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk merespon perangsang (incentive) guna mencapai tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan tersebut akan menjadikan individu merasa puas. Jadi Motivasi adalah suatu proses untuk mempengaruhi atau mendorong seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan berdasarkan harapan sehingga sesuatu pekerjaan dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. Dari berbagai uraian di atas, maka motivasi dapat didefinisikan sebagai masalah yang sangat penting dalam setiap usaha dari kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Masalah motivasi dapat dianggap mudah, karena pada dasarnya manusia mudah dimotivasi, dengan memberikan apa yang diinginkannya. Masalah motivasi, dianggap kompleks, karena sesuatu dianggap penting bagi orang tertentu. 12 2.4.2 Tujuan dan Fungsi Motivasi Di kalangan masyarakat yang tingkat ekonominya rendah umumnya berharap mereka dapat bekerja hingga pada suatu ketika memperoleh upah/gaji yang tinggi. Hal itu adalah merupakan suatu keputusan tersendiri atau sesuatu yang dapat dibanggakan. Sebab dengan memperoleh upah yang tinggi mereka dapat memenuhi beberapa kebutuhan yang diinginkan. Sedangkan bagi segolongan masyarakat yang sudah berada pada tingkat perekonomian yang maju, masalah upah/gaji tidaklah dominan menjadi sumber keputusan kerja, namun faktor lain yang dituju, misalnya kesempatan untuk maju, kesempatan untuk berkreativitas yang tinggi, dll. Terkait dengan tujuan motivasi, Malayu Hasibuan (2008: 146) mengemukakan antara lain sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan b. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan c. Untuk mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan d. Untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan e. Untuk mengefektifkan pengadaan karyawan f. Untuk menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik g. Untuk meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan h. Untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan karyawan i. Untuk mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya j. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku 13 Fungsi motivasi bagi manusia sebagai karyawan adalah sebagai berikut : 1. Motivasi berfungsi sebagai energi atau motor penggerak bagi manusia, yakni ibarat bahan bakar pada kendaraan. 2. Motivasi merupakan pengatur dalam memilih alternatif di antara dua atau lebih kegiatan yang bertentangan. Dengan memperkuat suatu motivasi, akan memperlemah suatu motivasi yang lain maka seseorang hanya akan melakukan satu aktivitas. 3. Motivasi adalah pengatur arah atau tujuan dalam melakukan aktivitas. Dengan kata lain setiap orang hanya akan memilih dan berusaha untuk mencapai tujuan yang memotivasinya tinggi dan bukan mewujudkan tujuan yang lemah motivasinya. 2.4.3 Asas - Asas Motivasi Asas-asas motivasi terbagi menjadi lima, yaitu a. Asas mengikutsertakan, yaitu memberi kesempatan kepada bawahan untuk meyampaikan ide-ide dalam pengambilan keputusan. b. Asas komunikasi, yaitu menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya dan kendala-kendala yang dihadapi. c. Asas pengakuan, yaitu memberikan penghargaan yang tepat secara wajar pada bawahan atas prestasi yang dicapainya. d. Asas wewenang yang didelegasikan, yakni pemberian wewenang dan kebebasan untuk mengambil keputusan dan kreativitas pada bawahan untuk melaksanakan tugasnya. 14 e. Asas perhatian timbal balik, yaitu memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan atau harapan kita pada mereka dan memahami serta berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan bawahan yang diharapkan dari perusahaan. 2.4.4 Metode Motivasi Terdapat dua macam metode motivasi, yaitu : a. Metode Langsung (Direct Motivation) adalah motivasi materil dan dan non materil yang diberikan secara langsung kepada tiap individu (karyawan) untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Misalnya : pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan bintang jasa. b. Metode Tidak Langsung (Indirect Motivation) adalah motivasi yang diberikan hanya berupa fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya: kursi yang empuk, mesin-mesin yang baik, ruangan kerja yang terang dan nyaman, suasana pekerjaan yang serasi, serta penempatan kerja yang tepat. Motivasi tidak langsung besar pengaruhnya untuk merangsang semangat bekerja karyawan sehingga produktif. 2.4.5 Model-Model Motivasi a. Model Tradisional Model ini menekankan kepada aspek yang sangat penting dari pekerjaan para manajer untuk membuat para karyawan dapat menjalankan pekerjaan mereka yang membosankan dan berulang-ulang dengan cara yang paling efisien. Upaya 15 yang dilakukan oleh para manajer adalah dengan mendorong atau memotivasi karyawan dengan cara memberikan imbalan berupa gaji yang makin meningkat. Artinya, apabila mereka rajin bekerja dan aktif upahnya akan dinaikkan. Pandangan ini menganggap bahwa pada dasarnya para karyawan malas, dan dapat didorong kembali dengan pemberian imbalan yang menarik. b. Model Hubungan Manusiawi (Human Relation Model) Model ini lebih menekankan dan menganggap penting adanya faktor kontak sosial yang dialami karyawan dalam bekerja daripada faktor imbalan seperti dikemukakan model tradisional. Pada model ini, para manajer dapat memotivasi karyawan dengan cara memenuhi kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa penting dan ditingkatkan, antara lain dengan cara memberikan lebih banyak kebebasan pada karyawan untuk mengambil keputusan dalam menjalankan pekerjaan mereka. Dalam hal ini dikembangkannya kontak sosial atau hubungan kemanusiaan secara lebih baik merupakan faktor motivasi yang paling penting. c. Model Sumber Daya Manusia (Human Resources Model) Model ini timbul sebagai kritik terhadap model hubungan manusiawi. Para pelopornya antara lain Argyris, Mc. Gregor, Maslow dan Libert. Mereka berpendapat bahwa motivasi karyawan tidak hanya pada upah atau kepuasan kerja, tetapi dari berbagai faktor. Motivasi yang penting bagi karyawan menurut model ini adalah pengembangan tanggung jawab bersama untuk mencapai tujuan 16 organisasi dengan cara setiap karyawan menyumbangkan sesuatu kepada organisasi sesuai kepentingan dan kemampuan masing-masing. 2.4.6 Teori Motivasi Terdapat 5 teori motivasi yang paling populer dan berpengaruh besar dalam praktek pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi, yakni: A. Teori Efek Hawthorn Beberapa hal yang mengemuka dari Teori Efek Hawthorn ini adalah: Kebutuhan dihargai sebagai manusia ternyata lebih penting dalam meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja karyawan dibandingkan dengan kondisi fisik lingkungan kerja. Sikap karyawan dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi baik di dalam maupun di luar lingkungan tempat kerja. Kelompok informal di lingkungan kerja berperan penting dalam membentuk kebiasaan dan sikap para karyawan. Kerjasama kelompok tidak terjadi begitu saja, tetapi harus direncanakan dan dikembangkan. B. Teori Kebutuhan Maslow Dari sekian banyak teori motivasi yang membahas kebutuhan manusia, yang paling dominan sampai saat ini adalah Teori Maslow. Motivasi manusia dilukiskan oleh Maslow sebagai suatu jenjang yang terdiri dari 5 tingkatan. 17 Jenjang kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan fisiologis Kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang termasuk ke dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan akan makan, minum, perumahan, udara dan sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang seseorang bekerja giat.. 2. Kebutuhan rasa aman Kebutuhan akan kebebasan dari ancaman, seperti merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan. 3. Kebutuhan sosial Meliputi kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan akan perasaan maju atau berprestasi dan kebutuhan perasaan ikut serta (sense of participation). 4. Kebutuhan akan penghargaan Setiap manusia mempunyai rasa harga diri dan merasa dirinya penting meskipun dalam organisasi kedudukannya rendah. Namun mereka ingin diperlakukan bagai makhluk yang mempunyai martabat yang tinggi dengan kepribadian yang wajar dihargai. Seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya selalu ingin dihargai dalam bentuk gaji atau upah. Karena dengan memperoleh gaji atau upah mereka merasa dihargai dan akan bekerja dengan baik. 18 5. Kebutuhan aktualisasi diri Setiap manusia dalam hidupnya perlu mengalami peningkatan. Bagi seorang karyawan peningkatan kemampuan diri dapat diperoleh dari pendidikan dan pelatihan dan pada akhirnya promosi merupakan salah satu dampak dari peningkatan kemampuan diri karyawan yang bersangkutan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat hierarkis, yaitu suatu kebutuhan akan timbul apabila kebutuhan dasar sebelumnya telah dipenuhi. Setelah kebutuhan fisiologis seperti pakaian, makanan dan perumahan terpenuhi, maka kebutuhan tersebut akan digantikan dengan kebutuhan rasa aman dan seterusnya. Sehingga tingkat kebutuhan seseorang akan berbeda-beda dalam bekerja. Seseorang yang kebutuhannya hanya sekedar makan, maka pekerjaan apapun akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. C. Teori X dan Y Mc Gregor Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X (teori tradisional) dan manusia penganut teori Y (teori demokratik). Teori X menganggap bahwa: - Rata-rata karyawan malas dan tidak suka bekerja - Umumnya karyawan tidak berambisi mencapai prestasi yang optimal dan selalu menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara mengkambing-hitamkan orang lain. 19 - Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah, dan diawasi dalam melaksanakan pekerjaannya. - Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak mempedulikan tujuan organsisasi. Menurut teori X ini untuk memotivasi karyawan harus dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa, dan diarahkan supaya mereka mau bekerja dengan sungguh-sungguh. Teori Y menganggap bahwa: Karyawan senang bekerja. Karyawan akan memiliki komitmen terhadap pekerjaan dan organisasi. Karyawan cenderung ingin belajar. Kreatifitas dan imajinasi digunakan untuk memecahkan masalah. Menurut teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi karyawan, kerjasama, dan keterikatan pada keputusan. D. Teori Dua Faktor Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg yang menyatakan bahwa secara umum orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan, yaitu: 1. Kebutuhan akan pemeliharaan (maintenance factors) Maintenance factors berhubungan dengan hakekat manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan. Contohnya adalah balas jasa, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, mobil dinas, rumah dinas, dan berbagai macam tunjangan lainnya. 20 2. Kebutuhan psikologis Kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasaan pekerjaan (job content) yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, sehingga dapat menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. E. Teori Motivasi Berprestasi Teori ini menjelaskan tentang keinginan seseorang untuk mencapai kinerja yang tinggi. Hasil penelitian tentang motivasi berprestasi menunjukkan pentingnya menetapkan target atau standar keberhasilan. Karyawan dengan ciriciri motivasi berprestasi yang tinggi akan memiliki keinginan bekerja yang tinggi. Karyawan akan lebih mementingkan kepuasan pada saat target telah tercapai dibandingkan imbalan atas kinerja tersebut. Hal ini bukan berarti mereka tidak mengharapkan imbalan, melainkan mereka menyukai tantangan. Pada dasarnya ada tiga macam kebutuhan yang dimiliki oleh setiap individu yaitu: Kebutuhan berprestasi (achievement motivation) yang meliputi tanggung jawab pribadi, kebutuhan untuk mencapai prestasi, umpan balik dan mengambil risiko sedang. Kebutuhan berkuasa (power motivation) yang meliputi persaingan, mempengaruhi orang lain. Kebutuhan berafiliasi (affiliation motivation) yang meliputi persahabatan, kerjasama dan perasaan diterima. Dalam lingkungan pekerjaan, ketiga macam kebutuhan tersebut saling berhubungan, karena setiap karyawan memiliki semua kebutuhan tersebut dengan 21 kadar yang berbeda-beda. Seseorang dapat dilatih untuk meningkatkan salah satu dari tiga faktor kebutuhan tersebut. Misalnya untuk meningkatkan kebutuhan berprestasi kerja, maka karyawan dapat dipertajam tingkat kebutuhan berprestasi dengan menurunkan kebutuhan yang lain. 2.5 Produktivitas Kerja 2.5.1 Pengertian Produktivitas Kerja Akhir-akhir ini produktivitas merupakan masalah yang sedang hangat dibicarakan, karena produktivitas berhubungan erat dengan pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Masalah produktivitas kerja tidak dapat terlepas dari hak setiap tenaga kerja untuk memperoleh kesempatan kerja demi kehidupan yang layak sebagai manusia. Hak untuk dapat menikmati kehidupan yang layak bagi tenaga kerja tidak mungkin dapat diperoleh tanpa jaminan atau upah yang cukup dengan didukung oleh adanya produktivitas tenaga kerja yang tinggi. Tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barang maupun jasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan pengertian produktivitas menurut beberapa ahli : Muchdarsyah (2005: 17) mendefinisikan produktivitas sebagai konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit. 22 Kisdarto (2000:1) mengemukakan definisi tentang produktivitas sebagai berikut: “Produktivitas adalah suatu ukuran sejauh mana sumber daya-sumber daya digabungkan dan dipergunakan dengan baik sehingga dapat mewujudkan hasilhasil tertentu yang diinginkan”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas tenaga kerja sangat tergantung pada satuan masukan yang diberikan oleh tenaga kerja dan satuan keluaran yang dihasilkan oleh tenaga kerja tersebut. Satuan masukan dan satuan keluaran pada produktivitas tenaga kerja hanya menyangkut tenaga kerja itu sendiri dan hasilnya. Seorang tenaga kerja yang produktif adalah tenaga kerja yang cekatan dan menghasilkan barang dan jasa sesuai mutu yang ditetapkan dengan waktu yang lebih singkat atau bila tenaga kerja tersebut mampu menghasilkan produk atau outputyang lebih besar dari tenaga kerja yang lain dalam waktu yang lama. Tetapi pada umumnya pengertian produktivitas yang sering dikemukakan orang adalah dengan menunjukkan kepada rasio output terhadap input. Input yang dimaksud bisa mencakup biaya produksi dan biaya peralatan. Sedangkan output bisa terdiri dari penjualan, pendapatan, dan market share. Produktivitas bukanlah produksi, kedua kata itu mempunyai pengertian yang berbeda. Sebagai contoh, peningkatan produksi mengacu pada pertambahan hasil dan perbaikan cara atau teknik produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat sekalipun produktivitas menurun atau tetap. 23 2.5.2 Metode-Metode Pokok Pengukuran Produktivitas Kerja Secara umum produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis, antara lain : a. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun lebih mementingkan apakah meningkat atau berkurang. b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan, tugas, seksi, proses) dengan unit lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif. c. Perbandingan pelaksanaan sasaran dengan targetnya. 2.5.3. Pendekatan Sistem Faktor-Faktor Produktivitas Kerja Menurut Muchdarsyah (2005:56) ada 8 hal yang mempengaruhi produktivitas, di antaranya : a. Manusia: 1. Kuantiítas dan Tingkat Keahlian 2. Latar belakang kebudayaan dan pendidikan 3. Kemampuan, sikap dan minat 4. Struktur pekerjaan dan umur b. Modal : 1. Modal tetap ( mesin, gedung, alat-alat, dan strukturnya) 2. Bahan baku c. Metode atau proses : 1. Tata ruang tugas 2. Penggunaan bahan baku penolong dan mesin 24 3. Perencanaan dan pengawasan produksi 4. Pemeliharaan melalui pencegahan d. Produksi : 1. Kuantitas dan kualitas 2. Ruang produksi 3. Struktur campuran 4. Spesialisasi produksi e. Lingkungan organisasi 1. Organisasi dan perencanaan 2. Sistem manajemen dan kebijakan personalia 3. Kondisi kerja (fisik) dan iklim kerja (sosial) 4. Tujuan perusahaan dan hubungannya dengan tujuan lingkungan f. Lingkungan negara ( Eksternal ) 1. Kondisi ekonomi dan perdagangan 2. Struktur sosial dan politik 3. Kebijakan ekonomi pemerintah 4. Kebijakan tenaga kerja 5. Kondisi iklim dan geografis 6. Kebijakan pendidikan dan pelatihan g. Lingkungan internasional (regional) 1. Kondisi perdagangan dunia 2. Masalah-masalah perdagangan internasional 3. Kebijakan migrasi tenaga kerja 4. Fasilitas latihan internasional 25 5. Bantuan internasional 6. Standar tenaga kerja dan teknik internacional h. Umpan balik Umpan balik adalah informasi yang ada pada hubungan timbal balik masukan (input) dan hasil (output) dalam perusahaan, antara perusahaan dengan ruang lingkup negara (internasional). Dengan kata lain umpan balik menunjukkan bagaimana masyarakat menilai kuantiítas dan kualitas produksi, berapa banyaknya uang yang harus dibayarkan dan dari sudut lain berapa banyak yang mau dibayarkan untuk masukan-masukan utamanya. 2.6 Hubungan Motivasi Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut ada beberapa faktor pendukung, seperti : Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia, maupun faktor-faktor produksi lainnya. Adanya proses pengorganisasian, yang bertahap pengarahan dan dari mulai perencanaan, pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan. 26 Dari keseluruhan sumber daya yang tersedia, sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang paling penting dan yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan sangat membutuhkan karyawan yang memiliki produktivitas kerja yang tinggi karena dengan produktivitas kerja karyawan yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan. Motivasi perlu diberikan secara proporsional dan pada saat yang tepat, karena masing-masing pekerja memiliki latar belakang, kepribadian dan keinginan yang berbeda dan proses menumbuhkan motivasi perlu dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Motivasi erat hubungannya dengan perilaku dan produktivitas kerja. Semakin baik motivasi seseorang dalam melakukan pekerjaannya, maka semakin baik pula produktivitas kerjanya dan sebaliknya. Meningkatnya produktivitas kerja karyawan akan meningkatkan daya saing perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing bisnis. Daya saing bisnis di sini tidak hanya meliputi satu usaha yang sejenis tetapi memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya ke usaha lain. Selain itu peningkatan produktivitas juga menguntungkan bagi karyawan itu sendiri. Tujuan personal dari karyawan seperti promosi jabatan, kenaikan gaji, penghargaan dari perusahaan, dsb. dapat tercapai. 27