CAIRAN TUBUH DARAH Darah merupakan cairan viskous tubuh, warna merah, merupakan jaringan yang ikut dalam sirkulasi tertutup. komponan darah terdiri dari dua bagian besar yaitu bagian padat (solid) dan cair (plasma). Bagian padat ( 40 – 45 %) terdiri dari butir-butir darah putih (leucocyte), butir-butir darah merah (erythrocyte), dan keping-keping darah (platelets = thrombocyte) yang semuanya terdapat dalam plasma (bagian cair dari darah). Dalam keadaan normal, volume darah yang beredar 8 % dari berat badan; dan dari volume itu kira-kira 55 %-nya adalah plasma. Darah di dalam tubuh berfungsi sebagai media transport dengan membawa berbagai zat makanan yang diserap dari saluran pencernaan menuju ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut hasil-hasil metabolisme dari berbagai sel ke berbagai organ, ekskresi, alat respirasi O2 dari paru-paru ke jaringan tubuh, CO2 dari jaringan tubuh ke paruparu, dan sekresi dari berbagai kelenjar endokrin (hormon, enzim) membantu menjaga suhu normal tubuh, mempertahankan konstanitas konsentrasi atau kadar air dan elektrolit di dalam sel, mengatur kadar ion H2 dan mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme. Butir-butir darah dan komponen cairannya mempunyai suatu aturan kerja untuk memenuhi tugasnya. Butir-butir darah putih mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit. Hb dalam butir darah merah berikatan dengan O2 dan CO2. Cairan ekstraseluler terdiri dari air, berbagai elektrolit, protein, gula, enzim, dan hormon. Keseimbangan uniformitas dan kestabilan dari cairan ekstraseluler itu disebut homeostasis yang dipertahankan oleh adanya berbagai proses fisiologi dalam tubuh misalnya difusi, perbedaan tekanan, transportasi aktif dan mekanisme kontrol yang teratur oleh sistem saraf dan endokrin. Adapun bila ditinjau secara makroskopis (mata telanjang), darah mempunyai sifat : a. cair kental (viskous, karena kandungan proteiin plasma dan eritrosit b. warna merah, karena adaya hemoglobin dalam ertrosit c. tidak tembus cahaya, karena adanya ertrosit Butir Darah Merah (Eritrosit) Butir darah merah mamalia dalam peredarannya tidak berinti, kecuali pada golongan unggas (berinti). Bentuknya bikonkaf, bulat seperti piring, diameter dan tebalnya bervariasi (4 – 13 ), tergantung dari jenis dan status nutrisinya. Jumlah butir darah merah dalam keadaan normal rata-rata 5,4 dan 4,8 juta/mikroliter berturut-turut pada laki-laki dan perempuan. Asal Butir Darah Merah Semasih foetus, butir darah merah berinti diproduksi di dalam sakus yolk. Kemudian hati dan limpa adalah organ-organ yang membentuk butir darah merah itu. Namun, setelah lahir (mamalia) sumsum tulang (dalam keadaan normal) adalah satu-satunya organ pembentuk butir darah merah (erythropoiesis). Pada sumsum tulang pembentukan darah merah berlangsung secara terus menerus seimbang dengan jumlah butir darah merah yang mengalami kehancuran. Oleh sebab itu, jumlah butir darah merah dalam sirkulasi darah tidak banyak fluktuasinya. Komposisi Butir Darah Merah Butir darah dari berbagai jenis hewan atau ternak dewasa mengandung 62 – 72 % air. Jadi butir darah merah tersebut mengandung 35 % bahan padat. Dari jumlah itu 95 %-nya adalah Hb yang berfungsi untuk mengangkut O2 ke jaringan dan mengangkut CO2 dari jaringan ke paru-paru. Diameter dan Jumlah Butir Darah Merah Diameter butir darah merah mamalia (kambing) berkisar antara 4 – 7 mikron. Jumlah butir darah merah di dalam darah sangat penting karena dapat dipakai untuk mendiagnose anemia pada hewan atau ternak. Jumlah butir darah merah dari beberapa jenis hewan adalah sebagai berikut: sapi, kambing, kucing, ayam adalah 6 – 8, 13 – 14, 6 – 8, 2.5 – 3.2 juta/mm3 secara berturut-turut. Tonisitas (tegangan permukaan dinding eritrosit) Untuk mempertahankan butir darah merah tetap konstan pada bentuk normalnya maka butir darah merah harus berada dalam lingkungan yang mempunyai tekanan osmose sama dengan plasma darah. Jika tekanan osmose plasma lebih rendah dibandingkan dengan tekanan osmose butir darah merah maka akan terjadi hemolisa, akibatnya Hb keluar dari butir darah merah dan berada di media sekelilingnya. Tekanan osmose plasma yang lebih rendah itu dapat terjadi karena penambahan larutan garam atau air kedalam darah. Dalam hal ini air masuk ke dalam butir darah merah secara osmose melalui dindingnya yang semipermiable dan menyebabkan butir-butir darah merah itu membengkak dan kemudian pecah. Larutan yang memiliki tekanan osmose lebih rendah dari plasma disebut larutan hipotonis, misalnya larutan NaCl 0 – 4 % Sedangkan larutan yang tekanan osmosenya sama disebut larutan isotonis (tidak terjadi perubahan pada butir darah merah) misalnya larutan NaCi 0.55 – 0.9 %. Dan lebih tinggi dari plasma disebut hipertonis (akibatnya air dari dalam eritrosit keluar secara osmose, sehingga butir darah merah menjadi keriput = krenasi) misalnya NaCl 2% dan 3%. Umur Butir Darah Merah Pada manusia umur butir darah merah bervariasi antara 90 – 140 hari (rata-rata 120 hari). Pada kelinci, tikus, dan babi adalah 45 – 50, 20 – 30, dan 62 – 71 hari secara berturut-turut. Penghancuran Butir-butir Darah Merah Butir-butir leukosit yang termasuk kedalam SRE atau sel Kuffer ditemukan pada dinding butir darah, sinus hati, limpa, sel tertentu pada sumsum tulang dan nodus limpatikus.menghancurkan butir darah merah yang sudah tua.Butir darah merah dihancurkan dalam sumsum, hati, atau di lien menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan semakin kecil tetapi masih mengandung Hb. Butir darah merah yang sudah hancur sempurna, bagian-bagian yang sudah hancur tersebut dibawa ke luar oleh makropag pada saat itu Hb telah terpisah dengan Fe dan bagian pewarna (pigmen) dan unsur protein yang dikandung. Pada kebanyakan mamalia, hati adalah tempat yang penting untuk penghancuran butir darah merah, dan khusus untuk manusia organ itu adalah limpa. Hematopoiesis (Pembentukan eritrosit) Hati, seperti halnya, sumsum dan ginjal serta berbagai organ lainnya mengandung suatu substansi yang dapat merangsang pembentukan butir darah merah (hematopoiesis). Hemoglobin (Hb) Hb adalah suatu zat warna (pigmen) dari butir darah merah, mengandung zat besi (Fe) dan protein. Protein tersebut adalah globin yaitu suatu histone. Warna merah dari Hb disebabkan oleh adanya heme yaitu gugusan metal dengan Fe sebagai inti atom pada pusat molekul porphyrin. Jumlah Hb dalam darah dinyatakan dengan g/100 ml darah = gram % yang diukur dengan alat hemoglobinimeter (hemometer), atau dapat juga dengan spektrophotometer. Pada kebanyakan mamalia secara normal kandungan Hb-nya berkisar antara 13-15 g/100 ml darah kecuali pada sapi yang sedang menyusui (11-15 g/100 ml). Kecepatan Pengendapan Butir Darah Merah (LED) Kecepatan pengendapan butir darah merah adalah suatu pengujian darah untuk menentukan status kesehatan seekor hewan/ternak. Kecepatan pengendapan itu bervariasi besar pada spesies yang berbeda. Kecepatan pengendapan itu meningkat pada hewan yang menderita penyakit tertentu misalnya infeksi yang akut, tumor, anemia, kelenjar tiroid yang tidak normal, dan kebuntingan. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan laju endap darah (makin cepat) antara lain kolesterol, ukuran eritrosit yang besar, berat jenis yang tinggi, dan jumlah eritrosit yang sedikit. Dan yang dapat menurunkan laju endap darah (makin lama) antara lain protein plasma meningkat, ukuran dan berat jenis eritrosit yang kecil, dan jumlah eritrsit yang banyak. Butir Darah Putih (Leukosit) Jumlah butir darah putih dalam peredaran darah jauh lebih rendah dibandingkan butir darah merah. Dalam keadaan terinfeksi oleh berbagai bakteri, butir darah putih terutama neutrofil bertambah jumlahnya dengan pesat, sedangkan pada panyakit yang disebabkan oleh virus menyebabkan jumlahnya berkurang. Biasanya butir darah putih yang ditemukan dalam darah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu granulosit (bergranula dalam sitoplasmanya) dan agranulosit. Thrombosit Thrombosit disebut juga platelet atau keping darah. Bentuknya kecil (diameter 3 mikron), bundarsampai oval, dan pucat warnanya. Thrombosit itu pada fetus dibentuk pada hati, limpa, dan sumsum tulang. fungsi utama thrombosit adalah untuk mencegah pendarahan bila terjadi kerusakan pada pembuluh darah. Plasma Plasma adalah suatu cairan yang sangat penting untuk kehidupan berbagai butir darah karena mengandung berbagai ion, bahan organik, dan anorganik. Plasma juga merupakan tempat persinggahan atau membantu pengangkutan substansi lainnya di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, volume plasma + 5% dari berat badan. Plasma dapat diperoleh dengan cara menambahkan antikoagulan ke dalam darah lalu dilakukan sentrifugasi, maka bagian atas adalah plasma (warna kuning kecoklatan) dan bagian bawah adalah butir darah merah.Jika darah tanpa antikoagulan dibiarkan membeku dan jaringannya dikeluarkan maka akan tinggal cairan saja yang berwarna jernih disebut serum. Fungsi protein plasma antara lain : menimbulkan tekanan koloid osmotik darah memelihara tekanan normal darah dan suspensi elritrosit, serta balance pH drh menghasilkan antocorpora (antibodi) mempengaruhi kelarutan seperti karbohidrat, lemak, vitamin dan lain-lain mengangkaut Ca, P, Fe dll. dalam bentuk albumin Penggumpalan darah (koagulasi) Sifat membeku darah sangat penting secara fisiologis karena sangat bermanfaat dalam menutup pembuluh darah yang rusak atau mencegah pendarahan yang hebat melalui luka pada permukaan kulit. Pembekuan darah itu sangat penting juga dalam proses penyembuhan; kegagalan pembekuan itu akan berakibat pendarahan terus-menerus dan ini perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan operasi manusia maupun hewan/ternak. Carakerja antikoagulan dapat berbeda-beda, heparin mencegah perubahan protrombin menjadi trombin, Na – oksalat/sitrat mengikat Ca darah membentuk Ca – oksalat/sitrat, dekumarol mencegah pengaktivan vit. K, EDTA menghambat kerja trombin, dan plasmin mencegah terbentuknya benang fibrin. Usaha tubuh untuk mencegah kehilangan darah dapat berupa kontriksi dan retraksi pembuluh darah, aglutinasi platelet, dan clotting dari plasma Mekanisme koagulasi Teori Howell ada 3 tahap 1. thromboplastin + Ca++ thrombin aktiv 2. Prothrombin 3. Fibrinogen thrombin fibrin (anyaman = clot) Cairan Limfe Cairan limfe adalah cairan jaringan yang masuk ke sistem pembuluh darah limfe, cairan ini tidak berwarna (jernih), BJ. 1.015. Limfe itu menuju pembuluh darah vena melalui ductus thoraccicus (bagian kiri tubuh) dan ductus limfaticus dexter dari tubuh sebelah kanan. Cairan itu mengandung berbagai factor pembeku. Kadar protein yang dikandung umumnya lebih sedikit dibandingkan plasma. Cairan Otak Cairan otak (cerebrospinalis) volumenya sedikit, jernih, cair-kental yang pada umumnya mengandung berbagai bahan penyaring berbagai zat yang berasal dari darah. Cairan itu mengandung protein, K, urea, dan gula yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan plasma tetapi Na dan Cl lebih tinggi. Cairan otak umumnya tidak mengandung elemen/bahan seluler kecuali beberapa limfosit dan neutrofil pada kondisi sakit tertentu. Adanya butir darah merah dalam cairan otak menunjukkan adanya pendarahan pada pusat susunan saraf. Cairan otak berasal dari choroids plexuses bilik otak, dan hanya sebagaian kecil saja berasal dari daerah perivascular dan perineuronal otak. Cairan itu diproduksi secara berlanjut. Cairan otak dari lateral dan ventrikel 3 masuk ke ventrikel 4 kemudian keluar menuju subarachnoidea. Sejumlah kecil volume cairan ini juga masuk ke pusat saluran medula oblongata dan spinal cord. Setelah masuk daerah subarachnoidea, cairan otak ventricular menuju ke bawah pada spinal subarachnoidea kemudian naik sampai di otak bercampur dengan cairan yang berasal dari daerah perivascular dan perineuronal. Volume cairan otak itu pada manusia berkisar antara 60 – 80 ml, tetapi pada kuda 170 – 300 ml. Pada kucing, anjing dan kambing setiap menit cairan ini diproduksi sebanyak 0.37, 0.26 - 0.50, dan 0.36 ml secara berturut-turut. Fungsi cairan otak itu adalah untuk - nutritif (pemberi makan) otak - homeostasis (membasahi) - mengatur tekanan dan pH - melindungi otak (sebagai bantalan) dari gangguan-gangguan luar. Cairan Persendian (Synovialis) Istilah synovialis telah dipergunakan sejak abad ke-19 untuk berbagai cairan tubuh. Tetapi di sini istilah synovialis digunakan untuk cairan yang berada pada beberapa persendian tertentu. Pada persendian, tulang dibungkus oleh suatu kapsul dan ligamentum. Bagian dalam dari kapsul itu dilapisi oleh membrana synovial yaitu suatu jaringan ikat yang menghasilkan cairan synovialis yang mengisi lubang-lubang persendian dan sekaligus membasahinya. Dengan adanya cairan ini persendian dapat bergerak lebih licin namun demikian, hal itu tergantung dari viskositas cairan tersebut. TUGAS FISIOLOGI I VETERINER CAIRAN TUBUH OLEH : PUTU BAGUS FRIMANANDA 0509005011 LABORATORIUM FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA 2009