MODUL PERKULIAHAN HUMAN RELATIONS Komunikasi untuk Efektivitas Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Public Relations Tatap Muka 12 Kode MK Disusun Oleh MK42012 Wihartantyo Ari Wibowo, ST., MM. Abstraksi Kompetensi Pokok bahasan dalam sesi 12 ini adalah tentang Komunikasi untuk efektivitas Mahasiswa pada pertemuan ini diharapkan dapat memahami akan Komunikasi untuk efektivitas. Pengertian Komunikasi 1. Seseorang yang mempunyai kemampuan mengemukakan pandangan dengan sederhana dan efektif dan memiliki kemampuan untuk mengerti pembicaraan orang akan mempunyai kesempatan sukses yang lebih besar dalam masyarakat dan lingkungan bisnis yang kompleks dan multidimensional 2. Dalam berbagai literatur mengenai komunikasi kita menemukan definisidefinisi, pendapat atau pandangan yang berbeda mengenai komunikasi. Tetapi pada intinya ahli komunikasi menekankan bahwa komunikasi merupakan pengetahuan yang dapat diaplikasikan (applied science) pada semua bidang. 3. Komunikasi dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu : a) Komunikasi sebagai suatu seni, seperti yang diuraikan oleh MAX DE PREE (ahli komunikasi organisasi) “There be may no single thing more important in our efforts to achieve meaningful work and fulfilling relationship than to learn to practice the art of communication”. Philip L Hunsaker dan Anthoni Alexandra juga menekankan komunikasi sebagai suatu seni memanajemen orang yang sangat penting (The Art of Managing People). b) Komunikasi juga merupakan suatu proses. Dr. H. Norman Wright mengatakan: “Communication is a process (either verbal or non verbal) of sharing information with another person in a. such way he understand what you are saying. Talking, listening and understanding are all involved in the process of communication”. 2015 2 Human Relations – B62142EL Wihartantyo Ari Wibowo, St., MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Komunikasi : Suatu Proses Transaksi Komunikasi transaksional merupakan komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih, didalam proses, menciptakan arti. Komunikasi transaksional yang efektif terkait dengan audience respon sama banyaknya atau lebih banyak terkait pada keinginan si pembicara. Audience adalah penerima dari pesan verbal, non verbal dan pesan tertulis. Communication barriers (penghambat komunikasi) adalah problem-problem yang timbul di dalam berkomunikasi dan mempunyai peluang untuk menciptakan salah pengertian (misunderstanding) dan kebingungan (confusion). Masalahmasalah tersebut tidak saja mengganggu komunikasi tetapi juga kadangkala dapat merubah arti. Perlu diperhatikan tentu saja, kenyataan bahwa rintangan-rintangan tersebut sulit dihindarkan karena komunikasi transaksional dalam penyampaiannya tidak sempurna. Unsur-unsur komunikasi transaksional : 1. Pengirim (Sender) Pengirim adalah peserta dalam komunikasi transaksional yang mengkomunikasikan pesan kepada audience (khalayak). A. Cender Credibility Adalah dimana pengirim dipandang dapat dipercaya, beretika, mempunyai kompetensi, jujur, bertanggung jawab atau authoritative (berwenang). Dengan kata lain, reputasi anda dan organisasi anda akan mempengaruhi arah reaksi audience anda terhadap apa yang mereka baca atau dengar. Ada tiga tipe kredibilitas pengirim : a. Initial Credibilty Mengacu pada persepsi penerima terhadap pengirim sebelum mendengar si pembicara berkata atau membaca apa yang dia tulis. 2015 3 Human Relations – B62142EL Wihartantyo Ari Wibowo, St., MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Derived Credibilty Persepsi yang didapatkan ketika pesan tertulis atau tidak tertulis dikomunikasikan. c. Terminal Credibilty Adalah evaluasi sipenerima atas pengirim setelah pesan disampaikan. Dalam komunikasi bisnis, kredibilitas pengirim sangatlah terkait dengan pengetahuan tentang materi-materi isi pembicaraan, audience dan kontex dimana pesan dikomunikasikan. Ini juga terkait kepada posisi dan “Title”, dimana dalam berkomunikasi apakah sipengirim mempunyai “authoritas” dalam mengirimkan pesan adan apakah komunikasi terjadi pada orang yang tepat. B. Rintangan Pengiriman Pesan yang Efektif. (Barriers to effective sending) a. Gagal untuk memahami materi pesan (Failure to know your material) Tidak cukup tahu mengenai subjek tersebut. Tidak mengorganisasikan dan mempresentasikan materi tersebut dengan cara yang mudah dimengerti Tidak fokus Pidato yang tidak teratur Generalisasi padahal dibutuhkan spesifikasi Ketidakpastian yang mengurangi kredibilitas b. Gagal untuk mengetahui khalayak (Failure to know your audience) Bahkan dengan pengetahuan yang menyeluruh tentang materi dan pengorganisasian yang efektif, presentasi anda mungkin akan gagal bila tidak emngetahui/memenuhi kebutuhan audience, sebagai contoh, tidak akan dapat mencerna pesan anda karena terlalu teknikal atau terlalu simple, terlalu banyak mengunakan jargon yang tidak terjelaskan. Anda akan gagal dalam memfokuskan pesan anda pada keinginan audience jika terlalu panjang. Karena jika orang-orang bisnis 2015 4 Human Relations – B62142EL Wihartantyo Ari Wibowo, St., MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dibombardir dengan data dan angka an memberikan audience terlalu banyak untuk dibaca dan didengar secara otomatis akan mengurangi kesempatan mereka untuk mengerti poin-poin pembicaraan anda. Komunikasi akan gagal jika pengirim kekurangan perasaan emphaty dari audience. Emphaty adalah kemampuan untuk memahami dunia dari prespektif orang lain. Ini merupakan elemen yang terpenting dalam komunikasi yang efektif karena memungkinkan kita menyisihkan pandangan (opini) dan mendapatkan persepsi yang sama dengan audience. Komunikator yang mengerti emphaty akan mampu memprediksikan bagaimana orang akan merespon pesannya. Emphaty membuat anda dapat membingkai komunikasi anda dengan cara yang lebih efektif. c. An abrasive personal style Gaya seseorang dapat meningkatkan atau menghambat komunikasi. Abrasive personality, sebagai contoh: rasa bermusuhan, sombong dan lain-lain, membuat feedback sangat sulit dan keterbukaan untuk perubahan menjadi tidak mungkin. Ini juga akan menciptakan “communication tension” – ketika orang tersebut tidak menyukai cara si pembicara membawakannya, perhatian mereka terhadap yang dikatakan dan ditulis melemah. Abrasive style juga diekspresikan dalam bentuk nada suara (the tone of the message). Abrasive personality adalah nyata dalam tulisan maupun percakapan. “Condescending, dismissive, paternalist, angry atau negative tone (nada)” dapat terlihat dengan jelas ditulisan karena dapat memberikan kesempatan kepada audience untuk membaca kembali apa yang telah dikatakan. Pesan tertulis dapat menciptakan problem lebih besar dari pada pesan lisan. 2015 5 Human Relations – B62142EL Wihartantyo Ari Wibowo, St., MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Self-monitoring, adalah penting, sebagai contoh, jika sebuah pesan walaupun poin-poinnya akurat, teliti cara anda menyampaikan kepada audience jika ditelusuri dan ditemukan masalah pada sikap atau gaya komunikasi anda (style of communication). Anda harus membuat perubahan-perubahan. d. Kesan Pertama yang Buruk (Making of poor first impression) Kesan pertama merupakan hal yang penting dalam bisnis maupun hubungan personal. Kegagalan untuk berlaku, bergaya ataupun berbicara dalam sikap yang konsisten dengan peran anda, akan dapat merusak citra anda ketika anda bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya. Pahami arti pentingnya kesan pertama dengan cara berusaha mengantisipasi reaksi negative yang akan timbul. Berbusana dengan layak, berjabat tangan dengan kuat, berbicara dengan baik dan terorganisasi. Sebelum mengirimkan pesan tertulis, baca ulang setiap surat, memo, dan laporan dari perspektif orang yang akan menerimanya. Analisa respon yang mungkin timbul sehingga dapat membantu menghilangkan kesalahan yang tidak diduga. 2. Pesan (Message) Pesan (Message) adalah komunikasi tertulis, liasn ataupun non verbal yang transmisikan oleh pengirim kepada audience. Perkataan, nada, metode pengorganisasian, kekuatan alasan (argumen) anda dan pengaruh emosional, yang anda pilih untuk dikomunikasikan dan apa yang anda pilih untuk ditinggalkan, dan gaya presentasi anda adalah bagian dari pesan. Pesan mempunyai komponen intelektual dan emosional. Melalui penggunaan alasan dan bukti kita berusaha menginformasikan atau meyakinkan. Melalui 2015 6 Human Relations – B62142EL Wihartantyo Ari Wibowo, St., MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id penggunaan emosi atau “motivasional appeal”, kita berusaha untuk membangkitkan perasaan, perubahanpikiran dan mendorong aksi. Rintangan Terhadap Pesan yang efektif (Barriers to effective messages) Pesan yang tidak fokus dan tidak terorganisir dengan baik, menggunakan bahasa atau nada yang tidak layak atau berisi kesalahan-kesalahan teknis dalam penulisannya, menciptakan masalah-masalah komunikasi. Bahasa yang diucapkan yang berisi bahasa “Prokem/slang” atau terlalu sering diselingi “Ums” ,.. ”Iya … kan” dan lain-lain akan mengurangi pengaruh dari pesan itu sendiri. Begitu pula surat memo dan laporan dengan menggunakan format yang salah ataupun dengan format yang tidak kita kenal akan membuat komunikasi sulit untuk dimengerti. 3. Saluran (Channel) Setiap pesan ditransmisikan melalui saluran-saluran dimana pesan dari pengirim dan pesan dari penerima berkomunikasi (berinteraksi). Medium tersebut dapat berupa : Face to face communication (komunikasi tatap muka) Telephone Radio, televise, surat kabar, dll Pesan tertulis disampaikan dalam bentuk : 2015 7 Surat Memo, dan Laporan Human Relations – B62142EL Wihartantyo Ari Wibowo, St., MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perkembangan teknologi memungkinkan pengembangan media komunikasi lebih lanjut seperti : Komputer dengan internet (interactive media) Video conferences Electronic mail (e-mail) Voice mail Fax machine Sehingga pemilihan saluran komunikasi yang benar dan tepat menjadi sangat penting dari sebelumnya. Gangguan Pada Saluran (Channel Barriers) Menurut ahli teori komunikasi, gangguan (noise) adalah segala sesuatu yang mengganggu dalam transmisi pesan sehingga dapat berpengaruh sebaliknya seperti merubah arti pesan. Physical noise (gangguan fisik) dapat berupa gangguan suara lingkungan seperti sirine dll yang dapat mengganggu seseorang untuk mengdengarkan dengan baik. Dalam pesan tertulis, physical noise dapat berupa halaman yang tercetak dengan buruk atau kertas yang buram sehingga sulit untuk menangkap pesan. Semantic noise terjadi bila pembicara dan pendengar membicarakan sesuatu hal dengan arti yang berbeda seperti orang yang berbicara dengan bahasa yang berbeda, menggunakan jargon atau kompleks terminology yang tidak dimengerti oleh pendengar. 4. Penerima (Receiver) Penerima adalah audience kepadanya pesan diarahkan. Sebagai aturannya, penerima dalam memasuki setiap transaksi komunikasi mempunyai perasaan dan satu set opini atau konsepsi sebelumnya (frame of reference) yang mempengaruhi bagaimana mereka merespon pesan. Komunikator yang 2015 8 Human Relations – B62142EL Wihartantyo Ari Wibowo, St., MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berhasil memperhitungkan kebutuhan ini dan menggunakannya sebagai poin awal dalam usahanya untuk menginformasikan atau mempengaruhi/membujuk. Semua audience pada dasarnya ”selfish” dalam arti mereka bereaksi kepada pesan dengan pertanyaan dasar yang bersifat self-center, “Bagaimana ini dapat membantu saya”. Sebagai contoh kustomer menginginkan surat anda menjawab masalah kreditnya, seorang supervisor mengharapkan laporan anda yang berisi rekomendasi untuk proyek yang baru dll. Kebutuhan ini menentukan keinginan audience dan respon audience. Gangguan Pada Si Penerima (Receiver Barriers) Ketika audience mempunyai kemampuan mendengar dan membaca yang buruk, komunikasi tidak dapat berjalan dengan baik. Audience anda mungkin tidak akan memperhatikan pesan-pesan anda sebelum nilai-nilai pesan tersebut menjadi jelas. Ini terjadi jika audience anda tidak punya kemauan untuk menemukan keinginan dalam pesan yang tampaknya tidak menarik, dan tidak punya komitmen untuk memperhatikan dan mengatasi kesan pertama. Disini diperlukan kemampuan mendengarkan dengan efektif. Kekurangan kemampuan menempatkan diri kita pada perasaan orang lain (emphaty) dapat menimbulkan masalah baik pada audience (penerima) ataupun sender (pengirim). Audience juga mungkin mengalami kesulitan memperhatikan jika lebih dari satu pesan yang saling berkompetisi untuk menarik perhatian. Karena pesan yang saling bertentangan dapat menimbulkan konflik sehingga mengurangi perhatian audience anda. Akhirnya, karena komunikasi bersifat transaksional, audience dan komunikator kedua-duanya harus membuat kesan yang positif. 2015 9 Human Relations – B62142EL Wihartantyo Ari Wibowo, St., MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Umpan Balik (Feedback) Feedback terdiri dari pesan-pesan yang dikirimkan kembali oleh audience kepada pengirim (sender). Feedback dapat menyebabkan pengirim merubah presentasi pesan atau membatalkan keseluruhannya. Feedback menciptakan lingkaran (circular) dari pada garis lurus (linier) dimana transaksi komunikasi melibatkan pengirim dan penerima. Sebagai contoh, komunikasi verbal, apakah itu pidato, presentasi atau percakapan memungkinkan feedback (umpan balik) dengan segera. Pendengar mengatakan atau mengisyaratkan pengirim pesan bagaimana perasaan mereka melalui interupsi dan tanda-tanda non-verbal seperti mengerutkan dahi, menguap, tersenyum ataupun memberikan tepuk tangan. Sangat berbeda dengan feedback atas bahan tercetak, dapat tertunda. Pengirim harus menunggu apakah respon lisan atau tertulis sebelum memutuskan apa yang akan dikatakan kemudian dan bagaimana mengatakannya. Feedback juga memungkinkan audience untuk mengklarifikasikan pesan. Gangguan Pada Umpan Balik (Barriers to Feedcak) Keadaan yang tidak mendukung iklim berdiskusi membuat tidak mungkin bagi pegawai/masyarakat memberikan umpan balik yang jujur dan terbuka atas apa yang mereka dengar dan baca. Umpan balik mungkin saja diberikan terlambat ataupun tidak layak. Ini dapat terjadi karena umpan balik yang diberikan tidak mengenai isu-isu utama (key points) melainkan pada hal-hal yang tidak berkaitan misalnya karakter seseorang atau hal-hal lain yang tidak penting. Umpan balik sering dikomunikasikan secara non-verbal seperti ekspresi wajah, gerakan dan suara. Pada kenyataannya, tanda-tanda non-verbal tersebut seringkali mengisyaratkan pesan-pesan yang kuat dari pada kata-kata. 2015 10 Human Relations – B62142EL Wihartantyo Ari Wibowo, St., MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Konteks (Context) Konteks mengacu pada situasi dimana komunikasi terjadi dan setiap faktor mempengaruhi transmisi pesan. Konteks bisa merupakan sesuatu didalam suatu lingkungan misalnya, lingkungan kantor ataupun sesuatu yang lebih besar misalnya, budaya. Contoh faktor-faktor lingkungan adalah : - Kesempatan dimana pesan sangatlah dibutuhkan (Pemerintah meminta sebuah proposal). - Perilaku teman kerja terhadap teman kerja yang lain (Pegawai yang tidak saling menyukai satu sama lainnya akan mempersulit komunikasi). - Banyaknya orang yang terlibat dalam komunikasi pesan (rapat dengan tujuh orang akan mempunyai dinamika komunikasi yang berbeda dengan rapat yang dihadiri oleh dua orang). - Banyaknya inforamsi yang saling berkompetisi untuk mendapatkan perhatian (Manajer yang mempunyai tiga proyek yang harus diselesaikan segera akan mempunyai respon yang berbeda terhadap sebuah memo dengan seorang manajer yang mejanya bersih). Budaya, dalam lingkup yang lebih besar, meliputi Budaya Perusahaan, Masyarakat dan Budaya Nasional dan juga Budaya Internasional. Perbedaan budaya, sebagai contoh diekspresikan dengan gaya bekerja yang berbeda-beda yang mempengaruhi peraturan-peraturan komunikasi yang tidak tertulis. Gangguan pada konteks (contextual barriers) Information Overload Penerima menerima begitu banyak pesan dari berbagai sumber. Terlalu banyak informasi dan sedikit waktu untuk menyerapnya menyebabkan penerima 2015 11 Human Relations – B62142EL Wihartantyo Ari Wibowo, St., MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Effendy, Onong Uchjana, Human Relations & Public Relations, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 1993. Hodgetts & Richard M., Modern Human Relations At Work, The Dryden Press Harcourt Brace Jovanovich, Fort Worth, TX, 1993 Hunsaker, Philip L. & Alessandra, Anthony J., The art of Managing People, Simon & Schuster Inc., New York, 1980 Ronald B. Adler and George Rodman, Understanding Human Communications, Ninth Edition, OXFORD UNIVERSITY PRESS, New York, 2006 2015 12 Human Relations – B62142EL Wihartantyo Ari Wibowo, St., MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id