JURNAL FOURIER | April 2013, Vol. 2, No. 1, 45-61 ISSN 2252-763X Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik Arifin, Muhammad Wakhid Musthofa, dan Sugiyanto Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Jl. Marsda Adisucipto No. 1 Yogyakarta, Indonesia Korespondensi; Sugiyanto, Email: [email protected] Abstrak Menyelesaikan persamaan diferensial sering terkendala oleh masalah syarat awal atau syarat batas. Masalah syarat batas ini sering dijumpai pada penerapan persamaan diferensial, salah satunya adalah rangkaian listrik. Metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah syarat batas pada persamaan diferensial salah satu diantaranya ∞ adalah metode transformasi Laplace. Transformasi Laplace yang didefinisikan dengan π{π(π)} = ∫π π−ππ π(π) π π dapat digunakan untuk mencari solusi dari suatu sistem persamaan diferensial koefisien konstan. Metode penyelesaian suatu rangkaian Listrik dengan menggunakan transformasi Laplace adalah dengan mengubah persamaan diferensial dari domain waktu (π) ke dalam domain frekuensi (π), memetakan masalah nilai awal ke dalam persamaan pembantu, menyelesaikan dengan perhitungan aljabar, dan menggunakan invers transformasi Laplace untuk mendapatkan solusi khusus secara langsung dari sistem persamaan diferensial rangkaian listrik tersebut. Kata Kunci: Abstract Resolving differential equations is often constrained by problems of initial requirements or boundary conditions. The problem of boundary conditions is often found in the application of differential equations, one of which is the electrical circuit. The method that can be used to solve the problem of boundary conditions on the differential ∞ equation is one of them is the Laplace transform method. Laplace transforms defined by π{π(π)} = ∫π π−ππ π(π) π π can be used to find the solution of a system of constant coefficient differential equations. The method of completion of an electrical circuit by using Laplace transform is by changing the differential equation of the time domain (π) into the frequency domain (π), mapping the initial value problem into the helper equation, solving it by algebraic calculation, and using Laplace inverse transformation to obtain the solution Specifically directly from the system of differential equations of the electrical circuit. Keywords Pendahuluan Metode Transformasi Laplace (Laplace Transformation) merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial, yang memetakan masalah nilai awal ke dalam suatu persamaan aljabar atau suatu sistem persamaan yang dapat diselesaikan dengan metode aljabar dan tabel transformasi Laplace. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Pierre Simon Marquas De Laplace (1749 – 1827) seorang matematikawan Perancis dan seorang guru besar di Paris. Dengan metode transformasi Laplace akan dihasilkan solusi khusus secara langsung sesuai dengan kondisi masalah nilai awal yang diberikan. Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Suatu rangkaian listrik dapat dimodelkan ke dalam suatu persamaan diferensial, yaitu persamaan diferensial orde dua koefisien konstan. Oleh sebab itu, solusi rangkaian listrik tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan 2013 JURNAL FOURIER Versi online via www.fourier.or.id 46 Arifin, et al. transformasi Laplace. Namun, ada suatu rangkaian yang tidak menimbulkan masalah atau kesulitan untuk dianalisa dengan matematika biasa, yaitu rangkaian yang hanya memuat satu elemen rangkaian listrik. Elemen rangkaian listrik dapat dikelompokkan ke dalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi, dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus. Elemen lain adalah elemen pasif dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi, yaitu elemen yang hanya dapat menyerap energi (resistor), elemen yang dapat menyimpan energi (induktor) dan elemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet (kapasitor). Suatu rangkaian yang sulit dapat dianalisis/diselesaikan dengan menggunakan transformasi Laplace. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dari tiap-tiap elemen rangkaian listrik yang berbeda meskipun secara definitive π£π , π£πΏ dan π£πΆ adalah besarnya arus yang mengalir pada elemen R, L, dan C. Penyelesaian Persamaan Diferensial Dengan Transformasi Laplace Penerapan yang cukup penting dari transformasi Laplace salah satunya adalah untuk menentukan penyelesaian persamaan diferensial linear dengan koefisien kostan. Dalam skripsi ini hanya dibatasi pada persamaan diferensial orde dua koefisien konstan. Metode transformasi Laplace secara khusus digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial dan memenuhi syarat awal. Untuk menyelesaikan persamaan diferensial ini adalah dengan mengambil transformasi Laplace dari persamaan diferensial yang diberikan, lalu menggunakan syarat-syarat awalnya. Ini memberikan suatu persamaan aljabar dalam transformasi Laplace dari penyelesaian yang diinginkan. Dengan mengambil invers dari transformasi Laplace yang telah dibentuk maka diperoleh penyelesaiannya. Berikut ini diberikan prosedur/ langkah-langkah mencari penyelesaian suatu persamaan diferensial linear orde dua berkoefisien konstan menggunakan transformasi Laplace (John Bird, 2007: 637). Diberikan suatu persamaan diferensial linear orde dua, yaitu: ππ¦ ′′ + ππ¦ ′ + ππ¦ = π(π‘) (1) Dengan syarat awal π¦(0) dan π¦ ′ (0). 1) Langkah pertama. Bentuk Persamaan ke dalam transformasi Laplace. β{π¦(π‘)} = π(π ) dan β{π(π‘)} = π (π ). Dengan menerapkan transformasi Laplace pada kedua ruas persamaan (1), maka dihasilkan: β{ππ¦ ′′ + ππ¦ ′ + ππ¦} = β{π¦(π‘)} πβ{π¦ ′′ } + πβ{π¦ ′ } + πβ{π¦} = π (π ) π[π 2 π(π ) − π π¦(0) − π¦ ′ (0)] + π[π π(π ) − π¦(0)] + ππ(π ) = π (π ) (2) 2) Langkah kedua. Masukkan nilai awal π¦(0) dan π¦′(0) serta susun persamaan (2) ke dalam π(π ) (persamaan pembantu) [ππ 2 + ππ + π] − [ππ + π] − ππ¦ ′ (0) = π (π ) [ππ 2 + ππ + π]π(π ) = [ππ + π]π¦(0) + ππ¦ ′ (0) = π (π ) π(π ) = JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 [ππ +π]π¦(0)+ππ¦ ′ (0)+π (π ) [ππ 2 +ππ +π] (3) www.fourier.or.id Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 47 3) Langkah ketiga. Jika mengandung pecahan parsial, maka gunakan metode jumlahan pecahan parsial untuk menyelesaikan persamaan (3). π(π ) = [ππ +π]π¦(0)+ππ¦ ′ (0) ππ 2 +ππ +π 4) Langkah keempat. Ambil invers transformasi solusi/penyelesaian untuk persamaan (1). β −1 {π(π )} = π¦(π‘) = β −1 { π (π ) + ππ 2 +ππ +π Laplace (4) persamaan (4) maka diperoleh [ππ + π]π¦(0) + ππ¦ ′ (0) π (π ) } + β −1 { 2 } 2 ππ + ππ + π ππ + ππ + π Contoh 1. Carilah penyelesaian dari 2π¦′′ + 4π¦′ − 3π¦ = 0, dengan syarat awal π¦(0) = 4 & π¦′(0) = 9. Dengan menggunakan prosedur/ langkah-langkah di atas, maka diperoleh: β{2π¦′′ + 4π¦′ − 3π¦} = β{0} 2β{π¦′′} + 4β{π¦′} − 4β{π¦} = 0 2π 2 π(π ) − 2π π¦(0) − 2π¦ ′ (0) + 5π π(π ) − 5π¦(0) − 3π(π ) = 0 Untuk π¦(0) = 4 dan π¦′(0) = 9, maka: 2π 2 π(π ) − 8π − 18 + 5π π(π ) − 20 − 3π(π ) = 0 [2π 2 + 5π − 3]π(π ) = 8π + 38 π(π ) = 8π + 38 8π + 38 = + 5π − 3 (2π − 1)(π + 3) 2π 2 Menggunakan metode jumlahan pecahan parsial, maka: 8π + 38 π΄ π΅ = + + 5π − 3 (2π − 1) (π + 3) 2π 2 Diperoleh, 8π + 38 = π΄(π + 3) + π΅(2π − 1) Untuk π = −3 maka 14 = −7π΅ atau π΅ = −2. 1 7 Untuk π = 2 maka 42 = 2 π΄ atau π΄ = 12. Jadi, π(π ) = 8π + 38 12 2 = − + 5π − 3 (2π − 1) (π + 3) 2π 2 Dengan invers transformasi Laplace didapat, β −1 {π(π )} = π¦(π‘) = β −1 { www.fourier.or.id 12 2 } − β −1 { } (2π − 1) (π + 3) JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 48 Arifin, et al. 12 2 2 1 π¦(π‘) = β −1 { } − β −1 { } = 6β −1 { } − 2β −1 { } 1 1 (π + 3) (π + 3) 2 (π − 2) 2 (π − 2) 1 π¦(π‘) = 6π 2π‘ − 2π −3π‘ 1 Jadi, solusi dari persamaan diferensial tersebut yaitu, π¦(π‘) = 6π 2π‘ − 2π −3π‘ . Contoh 2. Tentukan solusi dari π¦ ′′ − 4π¦ ′ − 4π¦ = 8π‘, dengan syarat awal π¦(0) = 0 & π¦′(0) = 12. Seperti penyelesaian pada contoh 1 maka diperoleh, β{π¦ ′′ − 4π¦ ′ − 4π¦} = β{8π‘} β{π¦′′} − 4β{π¦′} − 4β{π¦} = 8β{π‘} π 2 π(π ) − π π¦(0) − π¦ ′ (0) − 4π π(π ) + 4π¦(0) − 4π(π ) = π 2 π(π ) − 12 − 4π π(π ) − 4π(π ) = (π 2 − 4π − 4)π(π ) = π(π ) = 2(π 2 π(π ) = 8 π 2 8 π 2 8 + 12 π 2 8 12 + 2 − 4π − 4) (π − 4π − 4) 8 12 + π 2 (π − 2)2 (π − 2)2 π(π ) tidak mengandung pecahan parsial, maka langsung ditentukan π¦(π‘) yang merupakan solusi yang di inginkan. π¦(π‘) = 8β −1 { π 2 (π 1 1 } + 12β −1 { } 2 (π − 2)2 − 2) 1 1 Untuk β −1 {(π −2)2 } = π‘π 2π‘ , sedangkan untuk β −1 {π 2 (π −2)2 }, diselesaikan dengan integral transformasi Laplace. 1 Telah diketahui β −1 {(π −2)2 } = π‘π 2π‘ , dan π‘ 1 1 2π’ 1 2π’ π‘ 1 2π‘ 1 2π‘ 1 −1 2π’ β { 2 } = ∫ π’π ππ’ = π’π − π | = π‘π − π + π (π − 2)2 2 4 2 4 4 0 0 Diperoleh, π‘ 1 1 1 1 β −1 { 2 } = ∫ ( π’π 2π’ − π 2π’ + ) ππ’ 2 π (π − 2) 2 4 4 0 JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 49 1 2π’ 1 2π’ 1 π‘ 1 2π‘ 1 2π‘ 1 1 = π’π − π + π’| = π‘π − π + π‘ + 4 4 4 0 4 4 4 4 Jadi, π¦(π‘) = 8β −1 { 1 1 −1 } + 12β { } (π − 2)2 π 2 (π − 2)2 1 1 1 1 π¦(π‘) = 8 ( π‘π 2π‘ − π 2π‘ + π‘ + ) + 12π‘π 2π‘ 4 4 4 4 π¦(π‘) = 14π‘π 2π‘ − 2π 2π‘ + 2π‘ + 2 Contoh 3. Diberikan persamaan diferensial, π¦ ′′ − 4π¦ ′ + 8π¦ = 8π 2π‘ cos 2π‘ + 6π 2π‘ sin 2π‘, dengan syarat awal π¦(0) = 4 dan π¦′(0) = 10. Jika kedua ruas ditransformasi ke dalam transformasi Laplace, maka: β{π¦ ′′ − 4π¦ ′ + 8π¦} = β{8π 2π‘ cos 2π‘ + 6π 2π‘ sin 2π‘} π 2 π(π ) − π π¦(0) − π¦ ′ (0) − 4π π(π ) + 4π¦(0) + 8π(π ) = 8(π − 2) 6(2) + 2 (π − 2) + 4 (π − 2)2 + 4 Untuk syarat awal π¦(0) = 4 dan π¦′(0) = 10, maka: (π 2 − 4π + 8)π(π ) − 4π + 6 = ((π − 2)2 + 4)π(π ) = π(π ) = 8(π − 2) 12 + 2 (π − 2) + 4 (π − 2)2 + 4 8(π − 2) 12 4π − 6 + + 2 2 2 (π − 2) + 4 [(π − 2) + 4] (π − 2)2 + 4 π(π ) = 8(π − 2) 12 4π − 6 + + (π − 2)2 + 4 [(π − 2)2 + 4]2 (π − 2)2 + 4 π(π ) = 8(π − 2) 12 4π − 8 + 2 + + 2 2 2 (π − 2) + 4 [(π − 2) + 4] (π − 2)2 + 4 8(π − 2) 12 4(π − 2) 2 + + + 2 2 2 2 (π − 2) + 4 [(π − 2) + 4] (π − 2) + 4 (π − 2)2 + 4 Lalu menggunakan invers transformasi Laplace, maka diperoleh, π¦(π‘) = 8β −1 { (π − 2) (π − 2) 12 2 −1 −1 + 12β + 4β } { } { } + β −1 { } [(π − 2)2 + 4]2 (π − 2)2 + 4 (π − 2)2 + 4 (π − 2)2 + 4 8π 2π‘ 8π 2π‘ (sin 2π‘ − 2π‘ cos 2π‘) + 4π 2π‘ cos 2π‘ + π 2π‘ sin 2π‘ = π‘ sin 2π‘ − 4 16 3 2 7 2 π¦(π‘) = 2π‘π2π‘ sin 2π‘ − π‘π2π‘ cos 2π‘ + 4π2π‘ cos 2π‘ + π2π‘ sin 2π‘ www.fourier.or.id JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 50 Arifin, et al. Elemen Rangkaian Listrik Dalam Domain-S Untuk dapat mentransformasi suatu rangkaian listrik ke dalam transformasi Laplace, maka perlu didefinisikan elemen-elemen di dalam rangkaian tersebut ke dalam domain-s. Adapun transformasi elemen-elemen rangkaian listrik ke dalam domain-s didefinisikan sebagai berikut (John Bird, 2007: 640). 1. Resistor (π ) Dalam domain waktu (t), resistor didefinisikan oleh hukum Ohm, yaitu: π£π (π‘) = π π(π‘) Transformasi Laplace dari persamaan ini yaitu, β{π£π (π‘)} = β{π π(π‘)} = π πΌ(π ) Diperoleh π£π di dalam domain-s, π£π (π ) = π π(π ) (5) 2. Kapasitor (πΆ) Sebuah kapasitor dalam domain waktu (π‘) didefinisikan sebagai, π(π‘) = πΆ ππ£π (π‘) ππ‘ 1 atau π£πΆ (π‘) = πΆ ∫ π(π‘) ππ‘ Transformasi Laplace dari persamaan ini yaitu, 1 1 πΌ(π ) β{π£πΆ (π‘)} = β { ∫ π(π‘) ππ‘} = πΆ πΆ π Diperoleh impedansi kapasitor dalam domain-s, 1 π£π (π ) = π πΆ πΌ(π‘) (6) 3. Induktor (πΏ) Sebuah induktor dalam domain waktu (π‘) didefinisikaan sebagai, π£πΏ (π‘) = πΏ ππ(π‘) ππ‘ Transformasi Laplace dari persamaan ini yaitu, β{π£πΏ (π‘)} = β {πΏ ππ } = π πΏπΌ(π ) − πΏπ(0) ππ‘ Impedansi Induktor dalam domain-s didefinisikan oleh, π£πΏ (π ) = πΏ[π πΌ(π ) − π(0)] JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 (7) www.fourier.or.id Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 51 Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik Jika diberikan suatu rangkaian listrik, maka prosedur/langkah-langkah untuk mencari penyelesaiannya dengan menggunakan transformasi Laplace yaitu, (John Bird, 2007:642): 1. Gunakan hukum yang berlaku pada rangkaian tersebut untuk menentukan persamaan diferensialnya (Hukum Kirchoff dan hukum Ohm). 2. Ambil transformasi Laplace pada kedua ruas persamaan yang terbentuk. 3. Masukkan nilai awal yang diberikan dan susun persamaan pembantu. 4. Gunakan invers transformasi Laplace untuk menentukan penyelesaiannya. Contoh 4. Diberikan suatu rangkaian L-R-C seperti pada Gambar 1 tentukan besar arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut jika pada saat π‘ = 0 diberi tegangan sebesar π£ dan π(0) = 0. Gambar 1 Rangkaian listrik satu. Pada rangkaian listrik (Gambar 1) dapat dibentuk sebuah persamaan diferensial dengan menggunakan hukum II Kirchoff yaitu: ∑π£ = 0 π£πΏ + π£π + π£πΆ − π£(π‘) = 0 atau π£(π‘) = π£πΏ + π£π + π£πΆ π£=πΏ ππ(π‘) 1 + π π(π‘) + ∫ π(π‘) ππ‘ ππ‘ πΆ Ambil transformasi Laplace pada kedua ruas persamaan dan maka diperoleh, β{π£} = β {πΏ ππ(π‘) 1 + π π(π‘) + ∫ π(π‘) ππ‘} ππ‘ πΆ π£ π£ − π πΏπ(0) π£ − π πΏπ(0) = π πΏπΌ(π ) + πΏπ(0) + π πΌ(π ) + = 1 1 π π [π πΏ + π + π πΆ ] π 2 πΏ + π π + πΆ Dengan substitusi π(0) = 0, maka: πΌ(π ) = www.fourier.or.id π£ 1 π 2 πΏ + π π + πΆ = π£ π 1 πΏ [π 2 + π ( πΏ ) + πΏπΆ ] = π£⁄πΏ π 1 π 2 + π ( πΏ ) + πΏπΆ JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 52 Arifin, et al. Dengan penggunaan kuadrat sempurna, maka: π£⁄πΏ πΌ(π ) = [π 2 π π 2 1 π 2 + ( πΏ ) π + (2πΏ) ] + [πΏπΆ − (2πΏ) ] π£⁄πΏ = π 2 1 π 2 (π + 2πΏ) + (√πΏπΆ − (2πΏ) ) 2 π£⁄πΏ = 2 2 2 β π 1 π (π + 2πΏ) + (√πΏπΆ − (2πΏ) ) πΌ(π ) = 1 2 √ 1 −(π ) πΏπΆ 2πΏ 2 √ 1 −(π ) πΏπΆ 2πΏ 2 √ 1 −(π ) πΏπΆ 2πΏ π£⁄πΏ β 2 2 2 2 1 π √ − ( ) (π + π ) + (√ 1 − ( π ) ) πΏπΆ 2πΏ 2πΏ πΏπΆ 2πΏ π 2 π Dengan memisalkan π = √πΏπΆ − (2πΏ) , dan π = (2πΏ), maka: πΌ(π ) = π£⁄πΏ 2 √ 1 −(π ) πΏπΆ 2πΏ β π (π + π)2 + π 2 Dengan menggunakan invers transformasi Laplace, maka diperoleh β −1 {πΌ(π )} = π(π‘) = β −1 = = π£⁄πΏ 2 √ 1 −(π ) { πΏπΆ 2πΏ π£⁄πΏ 2 √ 1 −(π ) πΏπΆ 2πΏ π£⁄πΏ √ 1 −(π ) πΏπΆ 2πΏ 2 β β β −1 { π (π + π)2 + π 2 } π } (π + π)2 + π 2 β π −ππ‘ sin ππ‘ Jadi, dengan mensubstitusi nilai π dan π, maka diperoleh solusi untuk rangkaian pada Gambar 1 di atas yaitu: JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik π£⁄πΏ π(π‘) = π π‘ 2 √ 1 −(π ) πΏπΆ 2πΏ β π − πΏ sin (√ 53 1 π 2 − ( ) ) π‘ (π΄) πΏπΆ 2πΏ Contoh 5. Tentukan besar arus yang mengalir dalam rangkaian berikut ini jika saklar ditutup pada saat π‘ = 0. Gambar 2 Rangkaian listrik dua. Dengan menggunakan hukum II Kirchoff diperoleh ∑π£ = 0 π£πΏ + π£π + π£πΆ − π£(π‘) = 0 0,1 ππ(π‘) 1 2 + 5π(π‘) + ∫ π(π‘) ππ‘ − =0 ππ‘ 20π₯10−6 π Jika ditransformasi ke domain-s maka, β {0,1 ππ(π‘) 1 + 5π(π‘) + ∫ π(π‘) ππ‘ − 2} = β{0} ππ‘ 20π₯10−6 0,1π πΌ(π ) + 0,1π(0) + 5πΌ(π ) + πΌ(π ) [0,1π + 5 + πΌ(π ) 2 − =0 20π₯10−6 π π 1 2 ] = − 0,1π(0) −6 20π₯10 π π Saklar baru dinyalakan sehingga pada saat awal belum ada arus yang mengalir (π(0) = 0). Jadi, 2 πΌ(π ) = π [0,1π + 5 + = πΌ(π ) = = www.fourier.or.id 5π₯104 π ] 2 [0,1π 2 + 5π + 5π₯104 ] 0,1[π 2 2 + 50π + 5π₯104 ] 20 (π 2 + 50π + 5π₯104 ) JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 54 Arifin, et al. = = = = (π 2 + 50π + 20 + (5π₯105 − (25)2 ) (25)2 ) (π + 25)2 20 + (499375) (π + 25)2 20 + (499375) 20 (π + 25)2 + √(499375)2 20 = 2 β (π + 25)2 + (√(499375)) = πΌ(π ) = 20 √499375 √499375 √499375 β 2 √499375 (π + 25)2 + (√(499375)) 20 √499375 β 706,7 (π + 25)2 + (706,7)2 Diperoleh π(π‘) = β −1 {πΌ(π )}, yaitu: π(π‘) = β −1 {πΌ(π )} = β −1 {0,0283 β 706,7 } (π + 25)2 + (706,7)2 = 0,0283 β β −1 { 706,7 } (π + 25)2 + (706,7)2 = 0,0283 β π −25π‘ sin 706,7π‘ (π΄) Jadi, besar arus listrik yang mengalir pada rangkaian di atas, yaitu: 0,0283 β π −25π‘ sin 706,7π‘ Ampere. Contoh 6. Tentukan besar arus yang mengalir jika saklar ditutup pada saat π‘ = 0 dalam rangkaian berikut ini! Gambar 3 Rangkaian listrik tiga. JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 55 Dari Gambar 3 diperoleh persamaan dengan menggunakan hukum II Kirchoff: Persamaan pada loop I: 10π1 + 0,02 ππ1 ππ2 − 0,02 − 100 = 0 ππ‘ ππ‘ Dan persamaan loop II: 0,02 ππ2 ππ1 + 5π2 − 0,02 =0 ππ‘ ππ‘ Jika kedua persamaan ditransformasi ke domain-s, maka diperoleh: β {10π1 + 0,02 ππ1 ππ2 − 0,02 − 100} = β{0} ππ‘ ππ‘ 10πΌ1 + 0,02π πΌ1 (π ) − 0,02π πΌ2 (π ) − 100 =0 π (10 + 0,02π )πΌ1 (π ) − 0,02π πΌ2 (π ) = 100 (8) π dan β {0,02 ππ2 ππ1 + 5π2 − 0,02 } = β{0} ππ‘ ππ‘ 0,02π πΌ2 (π ) + 5πΌ2 (π ) − 0,02π πΌ1 (π ) = 0 (0,02π + 5) = 0,02π πΌ2 (π ) = 0 (9) Dari persamaan (9), diperoleh 0,02π πΌ (π ) π 2 πΌ2 (π ) = (0,02π +5) = π +250 πΌ1 (π ) (10) Jika persamaan (10) disubstitusikan ke dalam persamaan (8), maka π 100 (10 + 0,02π )πΌ1 (π ) − 0,02π ( πΌ1 (π )) = π + 250 π πΌ1 (π ) (10 + 0,02π − 0,02π 2 100 )= π + 250 π 10π + 2500 + 0,02π 2 + 5π − 0,02π 2 100 πΌ1 (π ) ( )= π + 250 π πΌ1 (π )(15π + 2500) = πΌ1 (π ) = = www.fourier.or.id 100(π + 250) π 100(π + 250) 100(π + 250) = π (15π + 2500) 15π (π + 166,667) 6,667(π +250) π (π +166,667) (11) JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 56 Arifin, et al. Menggunakan metode jumlahan pecahan parsial, maka diperoleh 6,667(π +250) π΄ π΅ πΌ1 (π ) = π (π +166,667) = π + π +166,667 atau 6,667(π + 250) = π΄(π + 166,667) + π΅π Untuk π = 0, 6,667(250) = π΄(166,667) atau π΄ = 10 Untuk π = −166,667, 6,667(83,334) = −166,667π΅ atau π΅ = −3,334 Jadi, didapatkan nilai πΌ1 (π ), yaitu: πΌ1 (π ) = π 6,667(π + 250) ( ) π + 250 π (π + 166,667) πΌ2 (π ) = 6,667 (π + 166,667) Dengan menggunakan invers transformasi Laplace maka diperoleh penyelesaian untuk πΌ1 (π ) dan πΌ2 (π ) yaitu: β −1 {πΌ1 (π )} = β −1 { 10 3,334 − } π π + 166,667 π1 (π‘) = 10 − 3,334π −166,667π‘ (π΄) dan 6,667 β −1 {πΌ1 (π )} = β −1 {π +166,667} βΊ π1 (π‘) = 10 − 3,334π −166,667π‘ (π΄). Contoh 7. Tentukan besar arus yang mengalir jika saklar ditutup pada saat π‘ = 0 dalam rangkaian berikut ini! Gambar 4 Rangkaian listrik empat. Dari Gambar 4 di atas diperoleh persamaan dengan menggunakan hukum II Kirchoff. Persamaan pada loop I: 10π1 + 1 ∫ π ππ‘ + 10π2 = 50 0,2 1 Dan persamaan loop II: 10π2 + 10π1 = 50 Jika kedua persamaan tersebut ditransformasi ke domain-s maka diperoleh persamaan: 10πΌ1 (π ) + 5 JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 πΌ1 (π ) π + 10πΌ2 (π ) = 50 π ; dan (12) www.fourier.or.id Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 50πΌ2 (π ) + 10πΌ1 (π ) = 50 57 (13) π Dari persamaan (13), diperoleh πΌ2 (π ) = 50⁄π −10πΌ1 50 1 = π − 0.210πΌ1 (π ) (14) Dengan mensubtitusi persamaan (14) ke dalam persamaan (12), maka: 10πΌ1 (π ) + 5 πΌ1 (π ) 1 50 + 10 [ − 0.210πΌ1 (π )] = π π π 5 40 πΌ1 (π ) [8 + ] = π π πΌ1 (π ) [ 8π + 5 40 ]= π π πΌ1 (π ) = 40⁄8π + 5 = 5⁄π + 0,625 (15) Dengan mensubstitusi persamaan (15) ke dalam persamaan (12), maka 50 − 10πΌ1⁄ πΌ2 (π ) = π 50 = 1⁄50 − 0.2 [5⁄π + 0,625] = 1⁄π − 1⁄π + 0,625 (16) Dengan menggunakan invers transformasi Laplace maka diperoleh penyelesaian untuk πΌ1 (π ), dan πΌ2 (π ) yaitu: 5 β −1 {πΌ1 (π )} = β −1 { } π + 0,625 π1 (π‘) = 5π −0,625π‘ (π΄) Dan 1 5 β −1 {πΌ2 (π )} = β −1 { − } π π + 0,625 π2 (π‘) = 1 − π −0,625π‘ (π΄) Contoh 8. Diberikan suatu rangkaian di bawah ini. Saklar π1 ditutup pada saat π‘ = 0, tetapi pada saat yang sama aklar π2 dibuka. Tentukan π£ππ’π‘ (π‘) pada saat π‘ > 0. www.fourier.or.id JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 58 Arifin, et al. Gambar 5 Rangkaian listrik lima. Dari rangkaian, terdapat dua kondisi awal yang diberikan yaitu nilai tegangan awal, π£πΆ (0− ) untuk kapasitor yaitu seberar 3 Volt, dan nilai arus awal sebesar 2 Ampere untuk Induktor πΏ1 atau ππΏ1 (0− ) = 2π΄. Untuk π‘ > 1, lalu ubah rangkaian gambar 5 ke dalam domain-s seperti berikut. Gambar 6 Rangkaian listrik enam. Dari gambar 6 arus dalam induktor πΏ1 digantikan oleh sumber tegangan 1V. Ini diperoleh dari πΏ1 β ππΏ1 (0− ) = 1π. Lalu dengan menggunakan hokum II Kirchoff, diperoleh: πππ’π‘ (π )−1−3⁄π 1⁄π −2−π ⁄2 + πππ’π‘ (π ) 1 + πππ’π‘ (π ) π ⁄2 =0 (17) Kemudian persamaan (17) disederhanakan menjadi πππ’π‘ (π ) − 1 − 3⁄π 1 + 3⁄π 2πππ’π‘ (π ) − + πππ’π‘ (π ) + =0 1⁄π − 2 − π ⁄2 1⁄π − 2 − π ⁄2 π π +3 πππ’π‘ (π ) 2πππ’π‘ (π ) π (π ) − + π + =0 ππ’π‘ 2 − 4π − π 2 2 − 4π − π 2 π ( ) ( ) 2π 2π 2π β πππ’π‘ (π ) 2π (π + 3) 2πππ’π‘ (π ) (π ) − + π + =0 ππ’π‘ 2 − 4π − π 2 2 − 4π − π 2 π 2π 2 β πππ’π‘ (π ) 2π (π + 3) πππ’π‘ (π )π (2 + 4π + π 2 ) 2πππ’π‘ (π )(2 + 4π + π 2 ) − + + =0 π (2 + 4π + π 2 ) π (2 + 4π + π 2 ) π (2 + 4π + π 2 ) π (2 + 4π + π 2 ) 2π 2 β πππ’π‘ (π ) − 2π (π + 3) + πππ’π‘ (π )π (2 + 4π + π 2 ) + πππ’π‘ (π )(4 + 8π + 2π 2 ) =0 π (2 + 4π + π 2 ) JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik 59 2π 2 β πππ’π‘ (π ) + πππ’π‘ (π )(2π + 4π 2 + π 3 ) + πππ’π‘ (π )(4 + 8π + 2π 2 ) = 2π (π + 3) πππ’π‘ (π )(2π 2 + 2π + 4π 2 + π 3 ) + πππ’π‘ (π )(4 + 8π + 2π 2 ) = 2π (π + 3) πππ’π‘ (π )(π 3 + 8π 2 + 10π + 4) = 2π (π + 3) 2π (π +3) πππ’π‘ (π ) = π 3 +8π 2 +10π +4 (18) Lalu difaktorkan menjadi 2π (π +3) 2π (π +3) πππ’π‘ (π ) = π 3 +8π 2 +10π +4 = (π +6,57)(π 2 +1,43π +0,61) (19) Dengan metode jumalahan pecahan parsial didapat πππ’π‘ (π ) = 2π (π + 3) π΄ π΅π + πΆ = + 2 2 (π + 6,57)(π + 1,43π + 0,61) (π + 6,57) π + 1,43π + 0,61 2π (π + 3) = π΄(π 2 + 1,43π + 0,61) + (π΅π + πΆ)(π + 6,57) Untuk π = −6,57 maka 2(−6,57)(−6,57 + 3) = π΄((−6,57)2 + 1,43(−6,57) + 0,61) π΄= 46,9098 = 1,36 34,3798 0,83 Untuk π = 0, dan A=1,36 maka πΆ = − 6,57 = −0,12. Untuk π = 1, dan A=1,36 maka πΆ = −0,12 diperoleh 2(4) = 1,36(1 + 1,43 + 0,61) + (π΅ − 0,12)(1 + 1,36) 8 = 4,12 + 7,57π΅ − 0,96 7,57π΅ = 4,84 atau π΅ = 0,64. Diperoleh persamaan baru dari persamaan (19): πππ’π‘ (π ) = 1,36 0,64 − 0,12 + 2 π + 1,36 π + 1,43π + 0,61 = 1,36 0,64π + (0,46 − 0,58) + 2 π + 1,36 π + 1,43π + (0,51 + 0,1) = 1,36 π + 0,715 − 0,91 + 0,64 2 (π + 1,43π + 0,51) + (0,1) π + 1,36 = 1,36 π + 0,715 0,91 + 0,64 ( − ) 2 2 (π + 0,715) + (π + 0,316) (π + 0,715)2 + (0,316)2 π + 6,57 www.fourier.or.id JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 60 Arifin, et al. Dengan menggunakan invers transformasi Laplace, maka diperoleh penyelesaian dari persamaan rangkaian listrik di atas, yaitu: (π + 0,715) 1,36 0,91 β −1 {πππ’π‘ (π )} = β −1 { } + β −1 {0,64 } − β −1 {1,64 ( )} 2 2 (π + 0,715) + (π + 0,316) (π + 0,715)2 + (0,316)2 π + 6,57 (π + 0,715) 1,36 0,316 = β −1 { } + β −1 {0,64 } − β −1 {1,84 ( )} (π + 0,715)2 + (π + 0,316)2 (π + 0,715)2 + (0,316)2 π + 6,57 πππ’π‘ (π‘) = 1,36π−6,57π‘ + 0,64π−0,715π‘ cos 0,316π‘ − 1,84π−0,715π‘ sin 0,316π‘ (π) Dari hasil yang diperoleh tersebut, untuk π‘ → ∞ maka πππ’π‘ (π‘) → 0. Kesimpulan Berdasarkan hasil studi literatur yang dilakukan tentang aplikasi transformasi Laplace pada rangkaian listrik, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Transformasi Laplace memiliki manfaat dalam menyelesaikan suatu persamaan diferensial terutama persamaan diferensial linear orde dua dengan koefisien konstan: π¦ ′′ + ππ¦ ′ + ππ¦ = π(π‘) , yaitu secara langsung didapatkan penyelesaian khusus dari nilai awal atau syarat batas yang diberikan. 2. Langkah-langkah untuk mengaplikasikan transformasi Laplace dalam menyelesaikan suatu rangkaian listrik, yaitu: menentukan persamaan diferensial dalam domain-t dari suatu rangkaian listrik dengan menggunakan hukum pada rangkaian tersebut (hukum Ohm atau hukum Kirchoff); membentuk persamaan pembantu dengan menggunakan transformasi Laplace; mensubstitusikan nilai awal atau syarat batas yang diberikan ke dalam persamaan pembantu; menyelesaikan persamaan pembantu dengan perhitungan aljabar, termasuk dengan metode jumlahan pecahan parsial; dan menggunakan invers transformasi Laplace untuk menentukan solusi yang merupakan penyelesaian khusus dari rangkaian listrik tersebut. Referensi [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] Ayres, Frank. 1972. Theory and Problem Of Differential and Integral Calculus, 2nd Edition. New York: McGraw-Hill Companies. Attenborough, Mary. 2003. Mathematics for Electrical Engineering and Computing. Oxford: Newnes. Bird, John. 1997. Electrical Circuit Theory and Technology, Third edition. USA: Elsevier Inc. Budi, Mismail. 1995. Rangkaian Listrik. Bandung: ITB. Chen, Wai-Kai.2004.The Electrical Engineering Handbook.USA: Elsevier Inc. Darmawijaya, Soeparna, Dkk.__.MATEMATIKA DASAR I. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Dedy, Endang, dkk. 2003. KALKULUS I. Bandung: JICA. Fidiyah, Suci. 2006. Aplikasi Transformasi Laplace pada Penyelesaian Persamaan Aliran Panas dan Persamaan Gelombang. Malang: UMM. Farlow, Stanley J. 1994. Partial Differential Equations for Scientists and Engineers. New York: John Wiley Inc. Gazali, Wikaria dan Soedadyatmodjo. 2007. KALKULUS Edisi kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu. Harini, Meyriska Aulia. 2005. Transformasi Laplace dari masalah Nilai Batas pada Persamaan Diferensial Parsial. Semarang: FMIPA UNNES. Havil, Julian. 2003. Gamma: Exploring Euler’s Constant.New Jersey: Princeton University. Holbrook, James G. 1959. Laplace Transforms for Electronic Engineers. NewYork: Pregamon Press. Karris, Steven T. 2006. Circuit Analysis II with MATLAB® Computing and Simulink® / SimPowerSystem® Modeling. California: Orchard publications. Logan, J. David. 2006. A First Course in Differential Equations. USA: Spinger. Maxfield, Clive, dkk. 2008. Electrical Engineering, Know It All. USA: Elsevier Inc. Nahvi, Mahmood and Joseph A. Edminister. 1986. Theory and Problem Of Electric Circuits, fourth Edition. New York: McGraw-Hill Companies. Prayudi. 2006. Matemamatika Teknik Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Powell, Ray. 1995. Introduction to Electric Circuits. London: Arnold. JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61 www.fourier.or.id Aplikasi Transformasi Laplace Pada Rangkaian Listrik [20] [21] [22] [23] [24] [25] [26] [27] 61 Power, David L. 2006. Boundary Value Problem and Partial Differential Equations, Fifth Edition. USA: Elsevier Inc. Purcell, Edwind J. 1984. Calculus with Analytic Geometry, 4th Edition. Arizona: Prentice-Hall. Ramdhani, Mohammad. 2005. Rangkaian Listrik. (Diktat Kuliah). Bandung: STT Telkom. Rahardi, Rustanto, Herman Hudojo dan Imam Supemo. 2003. Persamaan Diferensial Biasa. Malang: UNM. Spiegel, Murray, R. 1965. Laplace Transformation, Schaum’s Series. New York: Mc Graw-Hill Companies. Stourd, K.A. dan Dexter J. Both. 2003. Engineering Mathematics, Fifth Edition. New York: Mc Graw-Hill. Udiansari, Risqi. 2009. Menyelesaikan Getaran Pegas dengan Transformasi Laplace. Malang: FMIPA-UMM. Varberg, Dale dan Steven E. Rigdon. 2001. Calculus. New York: Hamline University. www.fourier.or.id JURNAL FOURIER (2013) 2 45-61