Infektifitas Fage Litik dari Limbah Cair Rumah

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit diare merupakan salah satu food borne disease dan water borne
disease (Salyers & Whitt 1994) yang banyak menimbulkan masalah kesehatan di
Indonesia dan bisa menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan baik.
Mekanisme penyebaran food borne disease dan water borne disease terjadi akibat
patogen penyebab penyakit berada dalam makanan dan air yang telah tercemar
sehingga dapat menyebabkan penyakit infeksi bila terminum atau termakan oleh
manusia atau hewan. Salah satu bakteri penyebab diare yang umum ditemukan
dalam tanah dan air dan dapat mencemari makanan ialah bakteri Escherichia coli
Enteropatogenik (EPEC) (Jay 1978; Jay et al. 2005).
Di Indonesia, bakteri EPEC terdapat 55% pada sampel feses bayi dan
anak-anak penderita diare yang tercuplik di daerah Purwodadi Jawa Tengah,
Depok, Ciamis, dan Ciawi Jawa Barat serta Sambas Kalimantan Barat (Budiarti
1997). Diantara galur EPEC yang diisolasi, terdapat EPEC K1.1 yang memiliki
serotipe O142, melekat pada sel HEp-2. Studi selanjutnya dilaporkan bahwa
EPEC K1.1 menghasilkan protease ekstraseluler dan mampu mendegradasi musin
(Budiarti dan Mubarik 2006). Bakteri EPEC K1.1 bersifat resisten terhadap
tetrasiklin dan ampisilin (Budiarti 1998). Beberapa bakteri EPEC yang resisten
terhadap antibiotik dapat mencemari sumber air minum dan makanan sehingga
diperlukan pencarian biokontrol yang ramah lingkungan untuk mengatasi
pencemaran air dan makanan.
Fage litik memberikan suatu metode alami dan non toksik untuk
mereduksi dan mengontrol pertumbuhan bakteri patogen manusia karena fage
adalah bagian dari gastrointestinal dan ekosistem lingkungan (Ackermann &
Dubow 1987). Fage dapat diambil dari limbah, tinja, tanah, air, jaringan tubuh
yang terserang penyakit, atau produk dari pabrik susu. Berdasarkan penelitian
Ogunseitan et al. (1992), fage yang sangat umum di lingkungan dengan
konsentrasi besar telah terdeteksi berada di sampel limbah cairan, yaitu sebesar
3.16 x 106 fage dalam 1 ml air. Menurut Travis (2008) dalam Curious Cat Science
and Engineering Blog, rata-rata terdapat 50 juta virus dalam tiap milliliter air
limbah. Penemuan yang telah dilakukan puluhan tahun yang lalu menunjukkan
bahwa jumlah virus sangat berlimpah di dalam lingkungan alami perairan
sehingga pengisolasian fage dalam penelitian ini dilakukan pada lingkungan
perairan terutama pada limbah. Sumber fage yang paling baik dan paling umum
ialah habitat inang (Pelczar & Chan 1988). Limbah merupakan habitat bakteri
fekal (coliform) dan diduga di dalam limbah juga banyak mengandung kolifage
atau galur fage bakteri koliform yang berbeda.
Aplikasi fage terhadap biokontrol pencemaran makanan diantaranya fage
spesifik E. coli O157 yang diberikan pada daging (Kudva et al. 1999; Flynn et al.
2004), fage spesifik Salmonella dan Campylobacter yang diberikan pada ayam
(Goode et al. 2003), fage spesifik Yersinia enterocolitica yang diberikan pada
babi (Skurnik 1984; Strauch et al. 2001a), fage spesifik Lactococcus garviae dan
Pseudomonas plecoglossicida yang diberikan pada ikan (Park & Nakai 2003; Park
et al. 2000). Sedangkan terhadap sanitasi air, secara in vivo di Bangladesh telah
diaplikasikan fage spesifik E . coli patogen dalam bentuk tablet pada air minum
(Ochman & Selander 1984).
Penggunaan fage litik sebagai agen biokontrol bakteri Listeria
monocytogenes penyebab penyakit Listeriosis telah diaplikasikan di sejumlah
negara seperti di Netherland, Eropa, dan di Amerika Serikat. Fage di negara
tersebut digunakan pada produk makanan keju dan daging kemudian berlanjut
produk daging unggas, ikan dan mentega (Carlton et al. 2005). Fage spesifik
Listeria monocytogenes sudah ditemukan sejak tahun 2004 dan mulai digunakan
serta dikeluarkan produknya oleh Exponential Biotherapies Incorporated (EBI)
Food Safety pada bulan Juli 2006 dengan nama LISTEXTM P100 (Hagens &
Offerhaus 2008). Selanjutnya pada tahun 2006, FDA dan USDA telah
mengizinkan penggunaan produk fage LISTEXTM P100 terhadap produk makanan
daging dan unggas yang terkontaminasi Listeria monocytogenes dan penggunaan
fage pada kulit ternak yang terkontaminasi Salmonella (Fortuna et al. 2008).
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui adanya fage litik dari limbah
cair rumah tangga yang mampu melisis bakteri EPEC K1.1.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan sebagai biokontrol
pencemaran air dan makanan sehingga dapat mencegah penyakit diare (water
borne dan food borne disease).
Download