Pengumpulan Contoh Tumbuhan dan Herbarium

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA BAHAN ALAM
I.
II.
NOMOR PERCOBAAN
NAMA PERCOBAAN
:
:
I (Satu)
Pengumpulan Contoh Tumbuhan dan
Herbarium
III.
TUJUAN PERCOBAAN :
IV.
DASAR TEORI
Mengumpulkan beberapa contoh tumbuhan
dan dilakukan proses Herbarium.
Herbarium berasal dari kata “hortus” dan “botanicus”, artinya kebun
botani yang dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Istilah
herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium adalah material
tumbuhan yang telat diawetkan (disebut juga specimen herbarium). Herbarium
juga bias berarti tempat dimana material-material tumbuhan yang telah diawetkan
disimpan (Izwa iztie, 2014).
Herbarium dibuat dari specimen yang telah dewasa, tidak terserang hama,
penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak
desertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk
herba disertakan seluruh habitus. Untuk koleksi objek perlu diperlihatkan
kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek
harus memperlihatkan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan
pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan (Dian Luvia,
2014).
Kegunaan herbarium diantaranya sebagai alat peraga dalam kegiatan
pembelajaran, sebagai media penelitian, sebagai alat bantu identifikasi, sebagai
bukti adanya keanekaragaman, sebagai specimen acuan untuk mempublikasikan
specimen baru dan dapat digunakan untuk pertukaran herbarium antar daerah dan
negara (Purwanti W.H, 2012).
Agar suatu tumbuhan dapat terus dilihat keberadaannya, maka pengawetan
tumbuhan menjadi alternatif cara untuk melindungi keberadaan tumbuhan. Salah
satu pengawetan tumbuhan dengan herbarium. Herbarium merupakan koleksi
specimen yang telah dikeringkan atau diawetkan biasanya disusun berdasarkan
system klasifikasi. Fungsinya ialah membantu identifikasi tumbuhan lainnya yang
sekiranya memiliki persamaan cirri-ciri morfologinya. Untuk herbarium yang
baik, tumbuhan yang diawetkan utuh maksudnya lengkap organ vegetatif dan
generatifnya. Organ vegetative terdiri dari akar, batang, dan daun. Sedangkan
organ generative terdiri dari bunga, buah dan biji. Biasanya herbarium dibuat
untuk tumbuhan yang berukuran kecil hingga sedang (Purwanti W.H, 2012).
Kekurangan pada herbarium yaitu specimen mudah mengalami kerusakan
akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang
cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual, tidak bisa
diakses secara bersama-sama oleh beberapa orang, biaya besar, tidak bisa diakses
sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh. Sedangkan kelebihan dari
herbarium adalah sebagai pelengkap bahan praktikum yang bisa langsung dibawa
di dalam kelas atau ruangan, cara pembuatan yang tidak terlalu sulit dan
memudahkan praktikan meneliti tumbuhannya tanpa harus mengambil sampel
yang baru (Izwa iztie, 2014).
Herbarium Basah. Spesimen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan
dalam suatu larutan yang dibuat dari komponen macam zat dengan komposisi
yang berbedap-beda. Contohnya yaitu pengawetan pada specimen buah atau
bunga yang memiliki bentuk yang tebal dan tidak memungkinkan dilakukan
pengawetan dengan cara koleksi kering. Larutan umum yang digunakan dalam
koleksi basah diantaranya alcohol 95% sebanyak 3500 mL (70%) dan aquades
1500 mL (30%) sehingga total larutan keseluruhan adalah 5000 mL. atau larutan
terdiri dari alcohol 95% sebanyak 3100 mL (62%), aquades 1050 mL (33%), dan
gliserin 250 mL (5%). Specimen yang diawetkan kemudian dimasukkan dalam
toples kaca. Ukuran toples disesuaikan dengan besar kecilnya specimen yang
diawetkan. Pada specimen tertentu, kandungan alkohol akan berubah, sehingga
harus dilakukan penggantian alkohol secara rutin (Purwanti W.H, 2012).
Herbarium Kering. Awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun
tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bias diamati dan dijadikan
perbandingan pada saat determinasi selanjutnya. Cara membuat herbarium kering
ini yaitu pertama memilih bahan (tanaman) herbarium yang akan diawetkan.
Selanjutnya bahan (tanaman) herbarium dibersikan dari kotoran yang masih
melekat agar hasil herbarium maksimal. Bahan (tanaman) herbarium diletakkan di
kertas koran agar kandungan air cepat kering, selanjutnya ditimpa dengan kertas
koran lalu ditambahi dengan beban agar tekanan yang dihasilkan lebih kuat, atau
lapisi lagi dengan beberapa lembar koran, tangkup dengan tripleks pada kedua
sisinya lalu ikat dengan kencang sehingga tanaman ter-press dengan kuat dan
tanaman menjadi cepat kering. Bahan (tanaman) herbarium selanjutnya dibiarkan
minimal 2 minggu atau hingga bahan herbarium benar-benar kering dan terasa
kering bila disentuh. Ganti koran dengan yang kering setiap kali koran
pembungkus tanaman basah. Lakukan berulang-ulang hingga tanaman benarbenar kering (Purwanti W.H, 2012).
Tanaman yang akan dibuat herbarium, sebaiknya memiliki bagian-bagian
yang lengkap. Jika bunganya mudah gugur maka masukkan bunga tersebut dalam
amplop dan selipkan pada herbarium. Daun atau bagian tanaman yang terlalu
panjang bias dilipat. Tempelkan tanaman yang telah kering pada karton dengan
menggunakan jahitan tali atau selotip. Usahakan kenampakan atas dan
kenampakan bawah daun diperlihatkan. Lengkapi keterangan yang terdapat pada
collector book. Pasang etiketnya, lalu simpan herbarium dalam plastic setelah
ditempel dan diberi data yang jelas agar tidak terinfeksi dari jamur (dapat
ditambahkan serbuk naftalen) (Purwanti W.H, 2012).
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan herbarium diantaranya
pengumpulan, cara mengeringkan, pengawetan dan pembuatan herbarium atau
penyelesainan, seperti yang akan dijelaskan dibawah.
Pengumpulan
Pengumpulan tanaman dilakukan dengan melakukan eksplorasi di
lapangan. Masukan tumbuhan kedalam halaman sebuah buku yang tebal. Ambilah
terutama dari bagian tumbuhan yang berbunga atau malahan yang berbuah.
Buatlah sedikitnya dua sampel yang lengkap dari tiap jenis. Bagian dari tumbuhan
yang besar sedikitnya panjangnya 30-40 cm dan sedikitnya harus ada satu daun
dan satu inflorescencia (susunan bunga) yang lengkap, kecuali kalau bagiannya
yang khusus masih terlalu besar. Sediakan buku untuk mencatat kekhususan
seperti warna, bau, bagian dalam tanah, tinggi tempat dari permukaan laut,
tempat, banyaknya tanaman tersebut (Purwanti W.H, 2012).
Cara Mengeringkan
Tumbuhan diatur diatas kertas kasar dan kering, yang tidak mengkilat,
misalkan kertas Koran. Letakkan diantaranya beberapa halaman yang dobel dan
sertakan dalam setiap jenis catatan yang dibuat untuk tanaman tersebut. Bisanya
juga digunakan etiket gantung yang diikatkan pada bahan tumbuh-tumbuhan,
yang berhubungan dengan buku catatn lapangan. Tumbuh-tumbuhan yang
berdaging tebal, direndam beberapa detik dalam air yang mendidih. Lalu tekanlah
secara perlahan-lahan. Gantilah untuk beberapa hari kertas pengering tersebut.
Ditempat yang kelembabannya sangat tinggi, dapat dijemur dibawah sinar
matahari atau didekatkan didekat api (diutamakan dari arang). Tanaman dikatakan
kering kau dirasa tidak dingin lagi dan juga terasa kaku. Diusahakan bahwa
sampel terus-menerus dalam keadaan kering. Makin cepat tanaman mongering,
maka makin baik warna itu yang didapat (Purwanti W.H, 2012).
Pengawetan
Tanaman yang dikeringkan selalu bersifat hygroscopis, akan mudah sekali
terserang jamur. Usahakanlah penyimpanan herbarium di tempat kering dan
jemurlah koleksi tersebut sekali-kali dibawah sinar matahari. Terhadap serangan
serangga, yang juga memakan tumbuh-tumbuhan yang sangat kering, dapat
dipakai bubukan belerang, naftalen, atau yang lebih baik dapat digunakan
paradiklorobenzol (Purwanti W.H, 2012).
Pembuatan Hebarium
Tempelkan herbarium pada kertas. Tempelkan nama pada kertas. Tuliskan
diatas kertas herbarium data mengenai tanggal, tempat ditemukan, tempat mereka
tumbuh, nama penemu, catatan khusus, nama familia dan nama spesies (Purwanti
W.H, 2012).
V.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kamera
Pensil
Koran
Kardus atau kertas karton tebal
Gunting
Lem
Tali raffia
Kantong plastik atau karung
Bahan :
1. Sampel tumbuhan
2. Metanol
VI.
PROSEDUR PERCOBAAN
Sampel tumbuhan
ditata, dirapikan
dibungkus dengan koran dan kardus
dikeringkan beberapa hari
Tumbuhan kering
dimounting
Herbarium
VII.
DATA HASIL PENGAMATAN
Nama
Ciri-ciri
-
Tumbuhan I
Termasuk herba
Bunga berwarna kuning
Tidak bergetah
Daun berwarna hijau
Tidak berbau
-
Bunga berwarna putih
Daun muda berwarna merah
Daun tua berwarna hijau
Tidak bergetah
Tidak berbau
-
Daun berwarba hijau
Bunga berwarna ungu
Memiliki bau menyengat
Berbuah, tumbuh berkelompok
Termasuk herba
-
Daun tua berwarna hijau
Daun muda berwarna merah
Tumbuh individu
Daun berbau
Tidak memiliki bunga
-
Daun tua berwarna hijau
Tumbuh berkelompok
Berbuah (warna hijau)
Daun muda berwarna merah
Tumbuhan II (Kayu nasi)
Tumbuhan III
Tumbuhan IV
Tumbuhan V (Kayu merpang)
VIII.
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini mengenai pembuatan herbarium. Herabrium
memiliki dua arti, yang pertama herbarium merupakan sebuah tempat atau sebuah
lembaga yang berfungsi sebagai penyimpanan specimen tumbuhan baik kering
ataupun basah dan arti yang kedua herbarium dikatakan berupa material (koleksi
tumbuhan) baik basah maupun kering atau yang umum dikenal dengan specimen.
Adapun tahap-tahap dari percobaan kami kali ini yang pertama memilih
beberapa jenis tumbuh-tumbuhan dilapangan. Setelah didapatkan maka tumbuhan
tersebut disusun dan ditata sedemikian rupa sehingga rapi. Selanjutnya diletakkan
dan disusun di atas koran, ditutup dengan kertas Koran lalu dilapisi dengan kardus
kemudian diikat dengan menggunakan tali rapiah. Setelah itu dikeringkan hingga
dirasa tumbuhan kering. Pembungkus Koran diganti beberapa kali selama proses
pengeringan, hal itu bertujuan agar sampel tumbuhan terhindar dari jamur karena
keadaan yang lembab. Setelah sampel tumbuhan tersebut kering maka specimen
kering tersebut dimounting.
Mounting merupakan proses menempelkan specimen herbarium pada
kertas mounting atau merekatkan dengan menggunakan lem khusus yang telah
diawetkan. Adapun kertas mounting yang dapat diguanakn yaitu kertas karton
manila putih ataupun karton tick. Pada umumnya herbarium ini bertujuan untuk
mengoleksi beberapa jenis tumbuhan karena dengan semakin banyak tumbuhan
yang telah dikoleksi maka akan semakin memudahkan kita dalam memberi nama
ilmiah dari suatu jenis tumbuh-tumbuhan.
Kegunaan herbarium lainnya diantaranya sebagai alat peraga dalam
kegiatan pembelajaran, sebagai media penelitian, sebagai alat bantu identifikasi,
sebagai bukti adanya keanekaragaman, sebagai specimen acuan untuk
mempublikasikan specimen baru dan dapat digunakan untuk pertukaran
herbarium antar daerah dan negara. Namun herbarium ini memiliki beberapa
kekurangan diantaranya specimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan
yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi
untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual.
IX. KESIMPULAN
1. Herbarium merupakan material (koleksi tumbuhan) baik basah maupun kering
yang umum dikenal dengan specimen.
2. Mounting merupakan proses menempelkan specimen herbarium pada kertas
mounting atau merekatkan dengan menggunakan lem khusus yang telah
diawetkan
3. Kertas mounting yang dapat diguanakan yaitu kertas karton manila putih
ataupun karton tick.
4. Kegunaan herbarium diantaranya sebagai media penelitian, sebagai alat bantu
identifikasi, sebagai bukti adanya keanekaragaman.
5. Kekurangan herbarium diantaranya specimen mudah mengalami kerusakan
akibat perawatan yang kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Iztie, Izwa. 2014. Pengertian Herbarium. (online). www.slideshare.net, diakses
tanggal 26 April 2015 pukul 10:34 WIB.
Luvia, Dian. 2014. Herbarium. (online). www.slideshare.net, diakses tanggal 27
April 2015 pukul 09:32 WIB.
W.H, Purwanti. 2012. Herbarium. (online). staff.uny.ac.id, diakses tanggal 26
April 2015 pukul 09:57 WIB.
Download