BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sebagai salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya, berkembang dan untuk mendapatkan laba. Serta pemasar harus berupaya untuk memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan pasar sasaran karena kebutuhanmerupakan tuntutan dasar manusia. Dan pada umumnya pemasaran dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dari perusahaan lain. Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang pengertian pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:5) “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses ini individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.” Menurut American Marketing Association (AMA) yang dikutip Kotler dan Keller(2009:5), mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: “Satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada konsumen dan mengelola hubungan konsumen dengan cara menguntungkan organisasi dan para pemilih sahamnya.” 26 Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan membuat, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk atau jasa yang mempunyai nilai untuk memuaskan konsumen dan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang menggunakan prinsip pemberian harga, promosi hingga mendistribusikan barang atau jasa kepada konsumen untuk mencapai sasaran serta tujuan organisasi. 2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Agar dapat tercapai tujuan perusahaan yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen, maka setiap perusahaan harus menganalisa, merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol aktifitas pemasarannya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan melaksanakan manajemen pemasaran. Menurut Kotler dan Keller (2009:45), mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut: “Penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai sasaran perusahaan.” Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah proses mengelola penganalisaan melalui perencanaan, pelaksanaanan dan pengawasan, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan mendapat keuntungan. 27 2.3 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran disebut juga bauran promosi yang merupakan alat efektif untuk berkomunikasi dengan para pelanggan (baik konsumen atau perantara). Komunikasi pemasaran atau bauran promosi ini perlu ditangani secara cermat karena masalahnya bukan hanya menyangkut besarnya biaya yang akan digunakan. Dalam memasarkan produknya, perusahaan memerlukan suatu komunikasi dengan para konsumen, karena dengan adanya komunikasi maka konsumen dapat mengetahui produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Komunikasi yang berasal dari perusahaan terjadi dalambentuk promosi dan segala komunikasi pemasarannya artinya perusahaan tersebut berusaha mengkomunikasikan produk perusahaannya kepada masyarakat luas. Menurut Tjiptono (2002 : 219) Komunikasi pemasaran adalah : “Aktivitaspemasaranyang berusaha menyebarkaninformasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaandan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.” Sedangkan Komunikasi Pemasaran menurut Kotler& Keller (2009:172), menyatakan bahwa komunikasi pemasaran yaitu: “Saranadimanaperusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merk yang dijual.” 28 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran adalah mempresentasikan “suara” perusahaan dan merknya serta serta merupakan sarana perusahaan dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen. 2.3.1 Proses Komunikasi Untuk berkomunikasi secara efektif, pemasar harus memahami bagaimana komunikasi berjalan. Komunikasi melibatkan sembilan elemen yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Dua dari elemen ini adalah pemain utama dalam komunikasi yaitu pengirim dan penerima. Dua lainya merupakan alat komunikasi utama : pesan dan media. Empat elemen yang lain adalah fungsi utama komunikasi yaitu penyandian, pengertian, respon, dan umpan balik. Elemen terakhir adalah gangguan terhadap sistem ini. Gambar 2.1 Model proses komunikasi sender Message channel message receiver noise feedback Sumber : Philip Kotler & Kevin Lane Keller(2009:177 ) 29 Adapun penjelasan mengenai model proses komunikasi diatas adalah: 1) Sumber (sender) Yaitu pesan yang menentukan tujuan komunikasi dan menetapkan sasaran komunikasi. 2) Proses encoding Yaitu suatu proses dimana system pusat syarat sumber informasi memerintahkan sumber informasi untuk memilih simbol-simbol yang dimengerti dan dapat menggambarkan pesan. 3) Message Yaitu segala sesuatu yang memiliki makna bagi penerima. Pesan merupakan hasil akhir dari proses encoding. Pesan ini dapat berupa katakata, ekspresi wajah, tekanan suara, dan penampilan. 4) Media Yaitu cara atau peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Media tersebut dapat berupa L surat, telpon, atau tatap muka langsung. 5) Decoding Yaitu proses dimana penerima pesan mengintrepertasikan pesan yang diterimanya sesuai dengan penfetahuan, minat dan kepentingannya. 6) Feedback Yaitu respon yang diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim sebagai tanggapanatas informasi yang dikirim sumber pesan. Pesan ini dapat 30 berupa jawaban lisan si penerima setuju atau tidak dengan informasi yang diterima. Model ini menunjukan beberapa faktor kunci dalam komunikasi yang baik. Pengirim harus mengetahui audiens mana yang ingin dijangkau dan respon seperti apa yang diinginkan. Mereka harus mahir membuat pesan yang dapat dibaca oleh audiens target yang akan mengartikannya. Mereka harus mengirim pesan melalui media yang menjangkau audiens tersebut, dan mereka harus mampu membangun saluran umpan balik sehingga mereka dapat menilai respon audiens tersebut, mereka harus mampu membangun saluran umpan balik sehingga mereka dapat menilai respon audiens tersebut terhadap pesan yang disampaikan. 2.3.2 Komunikasi Dalam Kelompok Sebuah kelompok (group) merupakan kumpulan dua atau lebih orang0orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama. Di dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok di mana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen tersebut. Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara: pertama, kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua, anggota-angota kelompok seringkali membuat keputusan bersama-sama sebagai sebuah kelompok. Singkatnya konsumen akan dipengaruhi oleh kelompok dimana ia menjadi anggotanya. 31 Menurut Schiffman & Kanuk (2007:302) mengartikan reference group sebagai : “Setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan (atau rujukan) bagi seseorang dalam membentuk nilainilai dan sikap umum atau khusus, atau pedoman khusus bagi perilaku konsumen.” Menurut Sumarwan (2004:251), ada beberapa kelompok acuan: a) Kelompok Formal dan Informal Kelompok Formal adalah kelompok yang mempunyai struktur organisasi secara tertulis dan anggotanya terdaftar secara resmi. Kelompok informal adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur organisasi secara resmi dan tertulis.kelompok informasi biasanya terbentuk karena hubungan sosial. b) Kelompok Asosiasi dan Disosiasi Kelompok asosiasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuannya. Sedangkan kelompok diasosiasi adalah seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok acuan. Menurut Sumarwan (2004 :266), ada tiga macam pengaruh kelompok acuan: 32 a) Pengaruh normatif pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuanterhadap seseorang melalui norma-norma social yang harus dipatuhi dan diikuti. b) Pengaruh Ekspresi Nilai pengaruh ekspresi nilai akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembaga ekspresi nilai. Misalnya seorang konsumen akan membeli kendaraan mewah dengan tujuan agar orang lain bisa memandangnya sebagai orang yang sukses. c) Pengaruh Informasi kelompok akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seseorang konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya karena ia memilki pengetahuan dan informasi yang lebih baik. 2.3.3 Saluran Komunikasi Setelah mengetahui proses komunikasi, para komunikator harus memilih saluran komunikasi. Menurut Kotler danKeller (2009: 185), terdapat dua tipe utama saluran komunikasi, yaitu: 33 1. Saluran komunikasi pribadi Dalam saluran komunikasi pribadi (personal communication channels), dua orang lebih saling berkomunikasi langsung. Mereka bisa berkomunikasi melalui tatap muka, lewat telfon, lewat surat, atau bahkan chatting lewat internet. Saluran komunikasi pribadi efektif karena di dalamnya terjadi pertemuan dan umpan balik pribadi. Beberapa saluran komunikasi pribadi dikendalikan langsung oleh perusahaan. Tetapi komunikasi pribadi lain mengenai produk itu bisa saja menjangkau npembeli lewat saluran yang tidak langsung dikendalikan oleh perusahaan. Ini bisa dilakukan oleh ahli yang independen, pedoman membeli bagi konsumen. Atau melalui tetangga, tema, anggota keluarga, dan rekanan. Saluran yang terakhir ini, dikenal sebagai pengaruh mulur ke mulut (word of mouth influences), memiliki dampak besar dalam berbagai aspek produk. Pengaruh pribadi memikul beban yang berat untuk produk-produk yang mahal, berisiko, atau menarik perhatian. Sebagai contoh, pembeli mobil dan peralatan bedar sering kali mencari sumber lain di luar media massa untuk memperoleh opini dari para pakar. Perusahaan dapat mengambil langkah-langkah agar saluran komunikasi pribadi dapat bekerja sesuai keinginan mereka. Sebagai cobtoh, mereka dapat menciptakan pemimpin opini orang yang pendapatnya ditunggu tunggu oleh orang lain. 34 2. Saluran komunikasi nonpribadi Saluran komunikasi nonpribadi (nonpersonal communication channels) adalah media yang membawa pesan tanpa mengadakan kontak atau umpan balik pribadi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah media utama, atmosfer, dan acara. Media utama meliputi media cetak (koran, majalah, surat); media siaran (televisi, radio); dan media tampilan (bill-board, papan iklan, poster). Atmosfer adalah lingkungan yang dirancang secara khusus demi menciptakan atau meningkatkan kecenderungan pembeli untuk membeli produk. Acara adalah kejadian kejadian disengaja yang bertujuan agar pesan dapat sampai kepada audiens sasaran.Komunikasi nonpribadi biasanya langsung mempengaruhi pembeli. Selain itu, penggunaan media massa sering kali mempengaruhi pembeli secara tidak langsung karena menyebabkan terjadinya komunikasi yang lebih pribadi. 2.3.4 Kepemimpinan Opini (Opinion Leadership) Kepemimpinan opini merupakan orang pertama yang mencoba produk- produk dan jasa-jasa baru yang di luar rasa keingin tahuan mereka sesungguhnya. Mereka umumnya adalah orang-orang aktivis di masyarakat, dalam pekerjaan dan juga di pasar. Menurut Kotler & Keller (2009 : 408 ) opinion leader adalah : “Orang dalam berkomunikasi informal yang berhubungan dengan produk dan menawarkan nasihat atau informasi tentang produk atau kategori produk tertentu.” 35 Shimp (2003:181) meengartikan opinion leadership atau pemimpin pendapat sebagai berikut: “Is a person who frequently influences other individuals attitudes and behaviour.” MenurutJohnDrea(http://frontpage.wiu.edu/mfjtd/333notes/wom.ppt), opinion leader adalah: “Opinion leader is person who filters, interprets or provides information for a given individuals.” Menurut Sutisna (2002:187) “Orang-orang yang kita tanyai dan mintai informasinya, disebut sebagai pemimpin opini (opinion leader).” Jadi dapat disimpulkan bahwa opinion leader adalah orang-orang yang sangat sering mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain dalam hal pembelian, pemilihan suatu barang atau jasa maupun pendapat mengenai produk atau jasa yang ditawarkan, sehingga orang yang dipengaruhi tersebut tertarik dan akhirnya melakukan suatu tindakan pembelian. Kebanyakan konsumen menerima informasi dari orang lain, orang lain yang menjadi sumber informasi bisa berupa teman, keluarga, tetangga, atau teman satu kelompok. Biasanya informasi berasal dari orang yang kita yakini bahwa dia mempunyai informasi yang benar. Menurut Solomon (2007:403) ada beberapa sifat dan ciri-ciri kepemimpinan opini yang sangat penting dan bernilai sebagai berikut: 1. Secara teknis pemimpin opini berkompeten dan dapat dipercaya karena mereka membawa dan memiliki kekuatan keahlian (expert power) 36 2. Pemimpin opini melakukan evaluasi dan sintesis terhadap informasi tanpa bias, sehingga mereka mempunyai kekuatan pengetahuan (knowledge power). Hal ini tidak seperti dorongan iklan komersil yang memuat kepentingan perusahaan agar produknya dibeli. Dengan demikian pemimpin opini lebih dapat dipercaya. 3. Pemimpin opini secara sosial cenderung aktif sehingga proses komunikasi dengan orang lain akan lebih banyak. 4. Pemimpin opini cenderung mempunyai kesamaan dengan konsumen dalam kepercayaan dan nilai, sehingga mereka membawa kekuatan rujukan (refent power). Pemimpin opini cenderung mempunyai status dan pendidikan yang lebih tinggi daripada dengan orang yang dipengaruhinyam tapi tidak begitu berbeda dengan kelas sosial. 5. Pemimpin opini sering menjadi orang yang pertama membeli suatu produk, sehingga dia termasuk orang yang berani menanggung resiko bagi orang lain yang belum membeli produk itu. Adapun karakteristik dari Opinion Leader menurut Loudon& Della Bitta (1993 : 267), yaitu: 1. Opinion leader berada pada kelas sosial yang sama, walaupun terkadang ada juga yang berada pada tingkat yang lebih tinggi. 2. Opinion leader mempunyai akses informasi yang lebih banyak dari opinion receiver. 3. Opinion leader mempunyai ketertarikan dan pengetahuan mengenai produk sehingga dapat mempengaruhi orang lain. 37 4. Opinion leader sering berbagi pendapat mengenai suatu produkkepada orang lain. 5. Opinion leader memiliki inovasi yang tinggi dibandingkan opinion receiver. 6. Opinion leader mempunyai sifat suka mencoba produk atau jasa baru. Opinion leader sangat efektif mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian produk, menurut Schiffman & Kanuk (2007:396) beberapa alasan yang menyebabkan efektifnya opinion leader tersebut antara lain: a) Kredibilitas Opinion leader merupakan sumber informasi produk yang dapat dipercaya karena biasanya mereka telah menggunakan produk yang bersangkutan sehingga bisa memberikan informasi yang akurat. b) Informasi kebaikan dan keburukan Informasi yang disediakan oleh pemasar tentang suatu produk hanya berupa informasi mengenai kebaikan produk tersebut saja sedangkan opinion leader menyediakan informasi mengenai kebaikan dan keburukan suatu produk. c) Informasi dan saran Opinion leader merupakan sumber informasi dan saran. Mereka dengan mudah membicarakan pengalaman menggunakan suatu produk sejauh yang mereka ketahui dan memberikan saran untuk membeli atau menghindari pembelian tentang produk tertentu. 38 Fenomena-fenomena opinion leadership berguna untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi pendorong bagi opinion leader untuk memberikan informasi dan saran, menurut Schifman & Khanuk (2007:398) motivasi opinion leader dan opinion receiver tersebut antara lain: a. Kebutuhan opinion leader Teori motivasi menyebutkan bahwa seseorang memberikan informasi atau saran kepada orang lain untuk memutuskan kebutuhan dasar dirinya. Tetapi opinion leader tidak mengetahui motif sebenarnya dibalik apa yang mereka lakukan. Kemungkinan opinionleader berusaha untuk meyakinkan orang lain untuk menggunakan produk yang sama sebagai pembenaran atas pendapatnya. b. Kebutuhan opinion receiver Opinion receiver sangat memerlukan pembicaraan yang berhubungan dengan produk atau jasa, mereka akan bertanya dahulu kepada orang terdekatnya sebelum melakukan pembelian. Hasil pembicaraan informal tersebut meteka menemukan produk baru dari atau cara penggunaan baru ; mereka mengurangi resiko yang terjadi akibat pembelian suatu produk karena mereka telah memperoleh banyak informasi dari orang yang pernah menggunakan produk yang akan mereka beli ; mengurangi waktu untuk mencari informasi mengenai produk yang dibutuhkan. 39 Dengan itu dapat disimpulkan bahwa opinion leader merupakan orang yang secara tidak langsung mempunyai peran yang penting bagi perusahaan, karena begitu perusahaan dapat mengidentifikasikan seseorang sebagai opinion leader, maka secrara tidak langsung seluruh konsumen yang menurut kepada opinion leader telah menjadi konsumen perusahaan tersebut. Menurut Solomon(2007:404) Proses komunikasi seseorang kepada orang lain melalui proses tertentu, dalam pandangan tradisional terlihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2.2 Model Proses Komunikasi Tradisional sumber pemimpin opini pengikut Sumber : Solomon (2007:404) Dalam pandangan tradisional, proses word of mouth communicationdari informasi yang disampaikan dari sumber, kemudian informasi itu ditangkap oleh pemimpin opini yang mempunyai pengikut dan berpengaruh. Informasi yang ditangkap oleh pemimpin opini disampaikan kepada pengikutnya melalui komunikasi dari mulut ke mulut. Dalam proses komunikasi, pengikut tidak mampu mempengaruhi pemimpin opini sehingga dia hanya menerima informasi saja dan mengikuti apa yang dilakukan oleh pemimpin opini. 40 2.3.5 Model Komunikasi Pemasaran I. Two-step flow of communication model Suatu studi klasik menyimpulkan bahwa pesan dari media massa biasanya mengalir melalui opinion leader yang kemudian menuju ke message. Studi ini disebut juga teori two-step flow of communication, dimana opinion leader merupakan penerima langsung informasi dari sumber media massa impersonal yang kemudian mentransfer dan menerjemahkan ke masyarakat. Teori ini memandang opinion leader sebagai middleman antara informasi impersonal dan masyarakat. Gambar 2.3 Two-Step Flow of Communication Mass media Opinion leader Opinion receiver (the masses) Sumber : Schiffman& Khanuk(2007:450) Ide utama dari teori ini adalah dimana interaksi sosial antara masyarakat memainkan peranan penting karena disanalah informasi diteruskan dan perilaku dirangasang. Teori ini menolah anggapan bahwa hanya media massa yang memberi pengaruh terhadap tingkut penjualan suatu produk. Teori ini membuka pandangan para pemasar tentang bagaimana arus informasi mengalir ke masyarakat, tetapi teori ini tidak secara akurat menggambarkan aliran informasi dan pengaruhnya. Kekurangan dari teori ini adalah: 41 a) Media massa menyampaikan pesan kepada opinion leader maupun opinion receiver, tetapi opinion receiver lebih banyak dipengaruhi oleh opinion leader dari pada media massa. b) Tidak semua komunikasi impersonal dilakukan oleh opinion leader kepada opinion receiver. Lebih sering opinion receiver yang meminta pendapat opinion leader mengenai suatu produk atau jasa. c) Mereka yang menerima informasi dan saran dari orang lain biasanya menruskanya kepada orang lain. Sedangkan orang yang tidak menerima informasi atau saran sama sekali tidak akan meneruskan apa-apa. d) Opinion leader lebih sering menerima dan mencari saran dari orang lain dibanding non leaders. II. Multi-step flow of communication model Model yang lebih komprehensif dari arus komunikasi impersonal menggambarkan pengiriman informasi dari media massa sebagai yang bertahap-tahap. Perubahan ini dilakukan karena berdasarkan fakta bahwa informasi dan pengaruh merupakan proses dua arah dimana opinion leader terpengaruh oleh dan dipengaruhi juga oleh opinion receiver. Dapat dilihat pada gambar 2.4, dimana pada langkah 1a dan 1b menunjukan bahwa informasi dari media massa secara bersamaan diterima oleh opinion leader, opinion receiver, dan information receiver (orang yang tidak mempengaruhi atau dipengaruhi orang lain). Pada langkah 2 menunjukan pengiriman informasi dan pengaruh dari opinion leader padaopinion 42 receiver. Langkah 3 memperlihatkan pergantian pengiriman informasi dari opinion receiver ke opinion leader. Gambar2.4 Multi-Step Flow of Communication Step 1a Mass media Opinion leader Step 2 Step 3 Step 1b Opinion receiver/seekers Information receiver Sumber : Schiffman & Kanuk(2007:405) 2.4 Bauran Promosi Bauran promosi yang dilakukan suatu perusahaan adalah bertujuan untuk mengkomunikasikan mengenai produk yang dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen, menurut Philip Kotler (2009 : 174) unsur-unsur bauran promosi ada delapan yaitu: 1 Periklanan segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. 2 Promosi Penjualan Terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam. Sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk 43 atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen pedagang. 3 Acara dan Pengalaman kegiatan dan program yang di sponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. 4 Hubungan Masyarakat dan Publisitas Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya. 5 Pemasaran langsung Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respons atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu. 6 Pemasaran Interaktif Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa. 44 7 Pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth communication) Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronikantar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa. 8 Penjualan Personal Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan. 2.5 Pengertian Word of Mouth Communication Menurut Kotler & keller (2009 : 174 )word of mouth communication adalah : “Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronikantar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.” Word of mouth menurut John. C. Mowen dan Michael Minor (1998 : 264 ) adalah : “Exchange of comment, thought, or ideas between two or more consumers, none whom is a marketing source” Sedangkan menurut John Drea, Profesor Marketing Western Linois UniversityWord of Mouth Communication adalah : 45 “Suatu pertukaran komentar, pemikiran, atau gagasan antara dua atau lebih konsumen, dimana tidak ada yang menjadi sumber pemasaran.” menurut Solomon (2007:394) menyatakan word of mouth adalah: “Word of mouth is product information transmitted by individuals to individuals” Sedangkan menurut Asosiasi Pemasaran word of mouth dinyatakan sebagai: “Word of mouth is the act consumers providing information to other consumers.” Jadi dapat disimpulkan bahwa word of mouth communicationmerupakan proses komunikasi antar manusia melalui mulut ke mulut dimana penyampai informasi bukan merupakan sumber pemasaran atau iklan tertentu. Setiap orang setiap hari berinteraksi dengan lainya, bertukar pikiran, bertukar informasi, saling berkomentar, dan proses komunikasi yang lainya. Mungkin sebenarnya pengetahuan konsumen atas berbagai macam merk produk lebih banyak disebabkan oleh adanya word of mouth communication. Seperti yang telah dikemukakan diatas, konsumen akan lebih percaya akan informasi yang diberikan orang lain karena mereka tidak mendapatkan keuntungan apapun dalam memberikan informasi tidak seperti salesman yang memang dipekerjakan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Dalam hal ini pengaruh individu lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh informasi dari iklan dan media lainnya. 46 Word of mouth communicationpada umumnya dilakukan oleh konsumen yang telah menggunakan produk suatu perusahaan kepada calon konsumen berdasarkan pengalaman si konsumen tersebut. Dimana konsumen penyampai word of mouth communicationberperan sebagai opinion leader, seseorang yang kita tanya dan minta pendapatnya akan suatu produk atau jasa tertentu, dan ia dapat saja menuturkan pengalaman yang baik atau buruk selama menggunakan produk atau jasa suatu perusahaan tergantung dari kepuasan yang didapat oleh konsumen tersebut. Sebuah studi yang dilakukan oleh Katz & Lazarsfeld, ternyata pengaruh word of mouthlebih besar dua kali dari siaran radio, empat kali dari penjualan personal dan tujuh kali dari majalah atau koran. Komunikasi dari mulut ke mulut ini sangat berkaitan dengan pengalaman suatu produk. Dalam pengalaman penggunaan tersebtut akan timbul rasa puas jika produk yang digunakan mampu memenuhi harapan konsumen dan sebaliknya akan timbul rasa tidak puas jika penggunaan produk tidak sesuai dengan harapan sebelumnya. Tetapi ada hal penting yang harus juga perlu dicermati yaitu adanya negative bias, yaitu informasi negatif atau jelek lebuh banyak diceritakan dari pada informasi positif mengenai suatu produk. Jadi komunikasi jenis ini seperti pedang bermata dua, dapat dengan cepat menyebarkan informasi positif di sisi lain dapat menghancurkan reputasi perusahaan dengan cepat pula tanpa bisa diredam. Menurut penelitian, jika seseorang merasa puas akan suatu produk maka ia akan menceritakannya hanya ke satu orang. Dan sebaliknya, bila merasa tidak 47 puas akan menceritakan ke bayak orang. Word of mouth communicationcenderung memiliki kredibilitas yang nyata dibandingkan semua yang diinformasikan oleh seorang pemasar. Tidak hanya akan menghasilkan dampak langsung yang kuat tetapi juga merupakan sarana komunikasi yang sangat efektif. Word of mouth communicationsangatlah umum, mudah dilakukan dan sering kali lebih mempengaruhi keputusan seseorang dibandingkan komunikasi lainnya. 2.5.1 Manfaat Word of Mouth Communication Opinion Leadership Menurut Leon G. Schifman dan Laslie Lazar Kanuk yang diahlibahasakan oleh Drs. Zulkifli (2004 : 438) : “Proses kepemimpinan pendapat merupakan kekuatan konsumen yang sangat dinamis dan berpengaruh. Sebagai informasi informal, para pemimpin pendapat sangat efektif mempengaruhi para konsumen dalam keputusan merekayang berhubungan dengan produk.” Kondisi tersebut didukung oleh budaya indonesia dimana informasi dari mulut ke mulut cepat tersebar. Dimana orang sangat percaya pada informasi yang ia terima dari orang terdekatnya. Menurut Cranston yang dikutip Agnes Kurniawan (2007) menyatakan bahwa : “Konsumen Indonesia cenderung berciri sosial, senang berkumpul,dan membuat kelompok. Seperti kebiasaan arisan dan ngerumpi. Sebuah isu baru entah gosip ataupun tidak cepat tersebar berkat kebiasaan ini. Ciri unik ini oleh para ahli marketing dilihat sebagai bagian strategi pemasaran yang cukup efektif, namanya word of mouth communication.” Menurut John Drea, Profesor Marketing Western Linois Universityada beberapa alasan terjadinya word of mouth communication, yaitu: 48 A. Bagi penerima (opinion followers) a) Word of mouth memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penerima. b) Memungkinkan penerima untuk mengurangi waktu pembelian c) Bisa mengurangi keragu-raguan. B. Bagi Pengirim (opinion leader) a) Memiliki perasaan kekuasaan dan prestise. b) Mengurangi keragu-raguan pengirim tentang pembeliannya sendiri. c) Meningkatkan interaksi dan posisi sosial di dalam kelompok/grup. d) Ada timbal balik. Sutisna (2002:185) menyebutkan dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan (word of mouth communication) mengenai produk atau jasa, yaitu: 1 Keterlibatan dengan produk Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses word of mouth. 2 Pengetahuan produk Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk (keunggulan, cita rasa, kualitas, suasana tempat) dan menggunakan percakapan sebagai cara menginformasikan kepada yang lain. Dalam hal ini word of mouth dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain bahwa kita mempunyai pengetahuan atau keahlian tertentu. 3 Membicarakan produk Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin 49 saja karena ada dorongan dan keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk. 4 Mengetahui ketidakpastian Word of mouth merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga, atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, jelas dan adanya kesan menarik. Sehingga juga akan mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek dan pada akhirnya akan meningkatkan keputusan pembelian. Sebagian besar proses komunikasi antar manusia dilakukan melalui mulutke mulut. Setiap hari seseorang berbicara dengan yang lainnya, saling bertukar pikiran, saling tukar informasi, saling memberikan pendapat dan proses komunikasi lainnya. Mungkin sebenarnya pengetahuan konsumen atas berbagai macam produk lebih banyak disebabkan adanya komunikasi dari mulut ke mulut. Ketika seorang konsumen akan melakukan pembelian terhadap suatu produk atau jasa maka ia akan membutuhkan informasi mengenai suatu produk atau jasa tersebut. Pencarian informasi dilakukan untuk memperoleh produk yang berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Konsumen akan mencari informasi tersebut ke sumbersumber yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan, untuk lebih jelasnya akan dikemukakan pihak-pihak mana saja yang dapat dijadikan informasi. 50 Menurut Kotler dan keller (2009:235) konsumen sebagai audience dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, yaitu: 1. Sumber pribadi seperti keluarga, tetangga, teman-teman, rekan-rekan. 2. Sumber komersial seperti iklan, tenaga penjual, dan lain-lain. 3. Sumber umum seperti media massa, lembaga konsumen. 4. Sumber pengalaman seperti manangani, menguji, dan menggunakan produk. Menurut Eagel,dkk. Yang dikutip Sumarwan (2004:265) seorang konsumen akan meminta pendapat dari seseorang jika salah satu kondisi berikut dipenuhi: a) Konsumen tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengambil keputusan. b) Produk rumit dan sulit dievaluasi. c) Konsumen tidak memiliki kemampuan untuk mengevaluasi produk atau jasawalaupun telah mendapat informasi lengkap. d) Sumber informasi lain dianggap memiliki kredibilitas rendah. e) Orang yang diminta pendapatnya lebih mudah dihubungi. f) Adanya hubungan social kuat antara pemberi pengaruh dan penerima. g) Konsumen tersebut membutuhkan persetujuan sosial. 51 Menurut PhilipKotler (2009:235) terdapat dua manfaat yang diperoleh dari komunikasi mulut kemulut, yaitu: 1 Komunikasi dari mulut ke mulut lebih meyakinkan. Kata-kata yang keluar dari mulut merupakan satu-satunya promosi yang berasal dari konsumen oleh konsumen dan untuk konsumen. 2 Komunikasi dari mulut ke mulut tidak memerlukan biaya mahal. Menurut Solomon 2007, para pemasar mengestimasi bahwa word of mouth communication mempengaruhi 2/3 dari penjualan barang konsumsi. Hal tersebut terjadi karena informasi yang didapat dari orang terdekat lebih bernilai dan lebih dapat dipercaya dari pada informasi dari brosur (misalnya). Dalam hal ini pengaruh individu lebih kuat dibandingkan pengaruh informasi dari iklan. Pada umumnya, kita lebih menghormati teman dan oleh karena itu teman lebih dapat dipercaya.. selain itu penerima informasi lebih percaya karena mereka tidak dibayar untuk itu. Lebih jauh dari itu, informasi dari orang terdekat mengurangi resiko pembelian, sebab konsumen terlebih dahulu bisa melihat dan mengamati produk yang akan dibelinya dari orang terdekat tersebut. Selain itu informasi yang diperoleh berdasarkan word of mouth communication juga dapat mengurangu pencarian informasi. Menurut hasil penelitian yang dialkukan Sutisna (2002:185)bahwa: “Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan hal yang sangat penting dalam menghasilkan penjualan “ 52 Sementara itu menurut John Drea, Profesor Marketing Western Linois University, mengemukakan pendapat bahwa word of mouth communication mempengaruhi pembelian 3 kali lebih efektif dibandingkan dengan iklan-iklan. Berbagai penelitian telah memperlihatkan bahwa semakin baik informasi mengenai suatu produk atau jasa, maka semakin besar keinginan seseorang untuk mengadopsi suatu produk atau jasa. Komunikasi dari mulut ke mulut ini sangat berkaitan dengan pengalaman penggunaan suatu merek produk. Dalam pengalaman penggunaan merek produk itu akan timbul rasa puas jika merek produk yang digunakan mampu memenuhi harapan konsumen, dan sebaliknya akan merasa tidak puas jika penggunaan merek produk tidak sesuai dengan harapan sebelumnya. 2.6 Pesan Pesan merupakan pemikiran, gagasan, sikap, atau informasi yang ingin disampaikan pengirim kepada audiens yang diharapkan. Dalam word of mouth communicationpesan merupakan faktor yang sangat penting, karena isi pesan yang disampaikan oleh opinion leader menjadi bahan pertimbangan utama konsumen dalam memutuskan suatu pembelian. Pesan berisikan informasi apa adanya yang dibawa oleh seorang opinion leader. Dalam word of mouth communicationdilihat juga alasan-alasan apa yang mendasari opinion leader dalam menginformasikan suatu produk tertentu kepada konsumen tersebut. Keunggulan dan kekurangan apa yang menonjol yang ada 53 pada produk sehingga pemimpin opini merekomendasikan atau tidak merekomendasikan produk tersebut kepada konsumen. Yang terpenting dalam delivery pesan adalah kredibilitas opinion leader, adapun faktor yang mendasari kredibilitas opinion leader menurut Kotler & Keller (2009:182) adalah : 1 Keahlian Pengetahuan khusus yang dimiliki komunikator untuk mendukung klaim. 2 Kepercayaan Berhubungan dengan seberapa efektif dan jujur orang tersebut dimata publik. 3 Kesukaan Kesukaan orang terhadap Juru Bicara menggambarkan daya tarik sumber. 2.7 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan seperti psikologi, sosiologi, sikologi, sikologi sosial, antropologi, dan juga ilmu ekonomi, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan gabungan dari semua bidang ilmu. 54 Pengertian perilaku konsumen menurut Kotler & Keller (2009:190) “Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan membuang barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.” Sedangkan pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk ( 2007 : 3) adalah : “Consumer behaviours degined as the behaviour that consumers display in searching for purchasing, using evaluating and disponding of product and service that they expect will satisfy their needs.” Dari pengertian diatas dapat diuraikan bahwa perilaku konsumen merupakan perilaku yang ditunjukan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi atau mengabaikan produk atau jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. 2.7.1 Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Amstrong (2008 : 158), di dalam bukunya “Dasar- dasar Pemasaran” titik tolak model rangsangan tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan dalam gambar 2.3 berikut. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem inti jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang. 55 Gambar 2.5 Model Perilaku Konsumen Psikologi konsumen Rangsangan pemasaran Produk & jasa Harga Distribusi komunikator Rangsanga n lain Ekonomi Teknologi Politik budaya Motivasi persepsi pembelajara nmemori Karakteristik konsumen budaya sosial personal Proses keputusan pembelian keputusan pembelian -Pilihan produk pilihan merk -pilihan dealer jumlah pembelian -Pengenalan masalah -pencarian informasi -pemilihan alternatif Sumber : Kotler dan Amstrong (2008:158) Dari gambar 2.5 diketahui bahwa rangsangan dari luar baik berupa rangsangan pemasaran, yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi maupun rangsangan lingkungan ekonomi, teknologi, politik dan budaya dapat mempengaruhi pilihan konsumen sebelum melakukan pembelian terhadap suatu produk melalui pengenalan masalah, pencarian informasi, pemilihan alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca beli. Pada akhirnya pilihan merek, pilihan produk, dan jumlah pembelian produk yang akan menjadi keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu pemasar harus memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen yang akan mempengaruhi keputusan pembelian. 56 2.7.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Memahami konsumen sasaran dan tipe dari proses keputusan yang akan mereka lalui merupakan tugas penting bagi seorang pemasar. Disamping itu, pemasar juga perlu mengenal pe;aku-pelaku lain yang mempengaruhi keputusan membeli, memahami tingkah laku pembeli pada setiap tahap pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku mereka. Menurut Kotler dan Amstrong(2008 : 160), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini: 1. Faktor Budaya Faktor budaya ini terdiri dari: a) Budaya Seseorang menciptakan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lainya. b) Sub-budaya Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan daerah geografis. c) Kelas sosial Stratifikasi kadang-kadang terbentuk sistem kasta dimana anggota kasta yang berbeda dibesarkan dalam peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. 2. Faktor Sosial Merupakan pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanen yang tersusun secara hierarki yang anggotanya menganut nilai-nilai, 57 minat,dan perilaku yang serupa. Dan faktor sosial ini kemudian diuraikan lagi menjadi: a) Kelompok acuan Seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. b) Keluarga Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi objek penelitian yang luas. c) Peran dan status Seseorang berpartisipasi kedalam banyak kelompok sepanjang hidup keluarga klub, organisasi. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembelian juga di[engaruhi oleh karakteristik pribadi, karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: a) Usia dan tahap siklus hidup Setiap orang membeli barang-barang yang berbeda pada tingkat usia tertentu dan tingkat manusia terhadap pakaian, perabot reaksi juga berhubungan dengan manusia. 58 b) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Seorang direktur perusahaan akan mempunyai pola konsumsi yang berbeda dengan seorang dokter dan lain sebagainya. c) Gaya hidup Merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas minat dan opini. d) Kepribadian dan konsep diri Kepribadian diartikan sebagai karakteristik psikologi seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten danbertahan lama terhadap lingkunganya. 4. Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi o;eh empat faktor yaitu: a) Motivasi Motivasi adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk bertindak. b) Persepsi Merupakan proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan mengintrepetasimasukan-masukan nformasiguna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. c) Pembelajaran Meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. 59 d) Keyakinan dan sikap Keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Keyakinan dapat berdasarkan pengetahuan, pendapat atau kepercayaan. 2.8 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Menurut Philip Kotler (2009:184) keputusan pembelian adalah “Keputusan pembelian konsumen akhir perorangan atau rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi” Philip Kotler (2009 ; 185) jmengemukakan bahwa terdapat lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu seperti terlihat pada gambar berikut ini: Gambar 2.6 Proses Pengambilan keputusan pembelian konsumen Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian Sumber : Philip Kotler (2009 ; 185) 1. Pengenalan Masalah Proses dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (contoh seperti lapar, haus, dsb) dan eksternal (contoh : menonton iklan televisi). 60 Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan memilih (discretionary), misalnya pada barang-barang mewah, paket-paket liburan dll. Motivasi konsumen perlu dditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan serius. 2. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhan akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang ,ulai aktif mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, menelpon teman, atau mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Yang menjadi perhatian utama pemasara adalah sumber-sumber informasiterutama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative tiap sumber tersebut, seperti : a. Sumber pribadi seperti keluarga, teman, tetangga. b. Sumber komersil seperti iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko. c. Sumber publik seperti media massa, organisasi tertentu. d. Sumber pengalaman seperti penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. 61 3. Evaluasi alternatif Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif yaitu, model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian akan produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memiliki kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produksebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberi manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. 4. Keputusan pembelian Menurut schiffman & kanuk (2007:558)bahwa tindakan pemilihan terdiri dari 2 atau lebih alternative pilihan yang ada. Keputusan pembelian adalah untuk memilih atau membeli suatu produk dari beberapa pilihan yang ada. Dalam tahap evaluasi alternatif, konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli suatu produk yang paling disukai. Menurut PhilipKotler (2009:187) terdapat dua faktor yang berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian, seperti pada gambar dibawah ini: 62 Gambar 2.7 Tahap antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian Sikap orang lain Evaluasi alternatif Niat pembelian Keputusan pembelian Faktor situasi yang tidak terantisipasi Sumber : Philip Kotler (2009:187) Dari gambar 2.7 terlihat bahwa sebelum keputusan pembelian terjadi, ada dua faktor yang dapat mempengaruhinya yaitu : faktor yang pertama adalah sikap orang lain. Srjauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seorang akan bergantung pada dua hal : (1) intensitaf sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen (2) motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian, sebagai akibat akhirnya konsumen membatalkan keputusan pembeliannya terhadap suatu produk. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Besarnya resiko berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, ketidakpastian atribut dan kepercayaan diri konsumen. Konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi resiko, seperti penghindaran 63 keputusan, pengumpulan informasi dari teman dan pengumpulan preferensi. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen cepat membuat sub-keputusan pembelian yaitu keputusan merek (merek apa yang paling disukai), keputusan kuantitas (jumlah pembelian produk dalam unitnya). Keputusan waktu, dan keputusan metode pembayaran. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidakpastian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu konsumen merasa puas terhadap suatu produk/ jasa. Tugas pemasaran tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli, para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian. a) Kepuasan pasca pembelian Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikarkan pembeli mengenai produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah dari pada harapan, pelanggan akan kecewa. Jika ternyata sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang baik-baik tentang produk tersebut kepada orang lain. 64 b) Tindakan pasca pembelian Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan meningkatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian dengan pembeli ternyata menghasilkan berkurangnya pengembalian dan pembatalan lainnya. c) Pembelian dan pembuangan pasca pembelian Para pemasar juga harus cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Dalam kasus ini, konsumen harus diyakinkan tentang keuntungan penggunaan secara lebih teratur, dan rintangan potensial terhadap penggunaan yang ditingkatkan harus diatasi. Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan. 2.9 Pengaruh Word of Mouth Communication terhadap keputusan pembelian Word of Mouth Communication yang dilakukan setiap kegiatan promosi suatu perusahaan, menjadi bagian pertimbangan konsumen dalam usahanya untuk memilih suatu produk. Dalam melakukan evaluasi atas alternative-alternative keputusan pembelian konsumen ini, konsumen akan memilih produk dengan 65 Word of Mouth Communication yang paling menarik. Word of Mouth Communication yang terdapat pada suatu produk bertujuan untuk menginformasikan pesan, ide dari seseorang kepada orang lain agar diantara mereka terdapat interaksi (skripsi Fransisca : 2004). Konsumen melihat Word of Mouth Communication sebagai bagian dari komunikasi dan alat-alat promosi yang bercermin dari proses komunikasi antara produsen dan konsumen. Word of Mouth Communication tersebut menjadi bahan pertimbangan untama para konsumen untuk memilih suatu produk atau jasa. Word of Mouth Communication dilakukan setiap orang berbeda-beda, begitu juga cafe jigoku ramen bandung, saluran komunikasinya dapat berbentuk pribadi maupun nonpribadi. Word of Mouth Communicationtersebut menjadi bahan pertimbangan utama para konsumen untuk memilih suatu produk atau jasa. Perusahaan menggunakan Word of Mouth Communicationuntuk dapat meningkatkan promosi dari produk tersebut. Word of Mouth Communication diharapkan dapat membujuk konsumen, sehingga konsumen dapat melakukan keputusan pembelian terhadap produk atau jasa tersebut. Suatu syarat untuk menunjang keberhasilan perusahaan yaitu dengan adanya komunikasi yang effektif, makan akan menciptakan keputusan pembelian konsumen. Mempengaruhi pelanggan pada saat ini merupakan tuntutan yang harus dilakukan perusahaan, apabila Word of Mouth Communication positif dan dapat memenuhi keinginanm konsumen akan tertarik dan melakukan keputusan pembelian. Tapi jika proses komunikasi tersebut buruk maka sebaliknya, konsumen tidak tertarik dan tidak akan melakukan keputusan pembelian. 66 Suatu hal yang perlu diketahui jika para konsumen melepas diri karena mereka tidak puas akan Word of Mouth Communication tersebut, maka mereka bisa menyebarkan image buruk yang beredar dari komunikasi mulut ke mulut tentang perusahaan sehingga berakibat kerugian ekonomi yang besar bagi perusahaan. 67