BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan sering dianggap sebagai trade-off dalam ekonomi makro. Idealnya, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan berjalan pada proporsi yang pas sehingga pembangunan nasional bisa berjalan optimal. Untuk melakukan pemerataan pembangunan, ekonomi pedesaan perlu dikembangkan guna mengejar ekonomi perkotaan. Salah satu cara pengembangannya adalah dengan mendirikan lembaga keuangan yang beroperasi di pedesaan. Salah satu lembaga keuangan yang bisa berperan dalam hal tersebut adalah Bank Umum. Meskipun perbankan mempunyai peranan penting, namun tantangan perbankan ke depannya akan semakin berat. Hal ini diakibatkan dengan semakin banyaknya lembaga-lembaga keuangan lain yang menawarkan pembiayaan ke sektor UMKM. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa – jasa bank lainnya hanyalah merupakan kegiatan pendukung dari kedua kegiatan diatas. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Kegiatan menghimpun dana ini sering disebut dengan istilah funding. (Dinda, 2012) Selanjutnya pengertian menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit). Dalam pemberian kredit disamping dikenakan bunga bank juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk biaya administrasi serta biaya provisi dan komisi. Kegiatan menyalurkan dana ini sering disebut dengan istilah lending. (Dinda, 2012) Dalam menjalankan fungsi-fungsinya, sebuah bank membutuhkan dana, oleh karena itu, setiap bank selalu berusaha untuk memperoleh dana yang optimal tetapi dengan cost of money yang wajar. (Dinda, 2012) Dalam kegiatan perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional, keuntungan utama diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini di bank dikenal dengan istilah spread based. Besar kecilnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Bunga bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Baik bunga simpanan ataupun bunga pinjaman merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Agar keuntungan yang diperoleh dapat maksimal maka pihak manajemen bank harus pandai dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga. Apabila manajemen bank salah dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga maka akan merugikan bank itu sendiri. Meskipun bank memperoleh bunga pinjaman dari kredit yang disalurkan, bank juga tentunya dihadapkan pada resiko kredit macet dalam hal penyaluran kredit. Menurut Dahlan (2011: 358) kredit bermasalah atau sering disebut dengan Non Performing Loan (NPL) dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Persyaratan yang ketat dalam kebijakan kredit akan mengurangi kemungkinan terjadinya kredit bermasalah, namun tidak akan menghilangkan timbulnya masalah – masalah seperti default atau penunggakan pembayaran. (Dahlan, 2011) Kecenderungan kerugian yang timbul dari kredit yang disalurkan pada dasarnya antara lain dikarenakan kurangnya perhatian bank secara serius setelah kredit tersebut berjalan. Disamping itu minimnya analisis kredit yang dilakukan oleh pihak bank pada saat proses pengajuan kredit diajukan oleh pihak debitur kepada bank dan juga setelah dana kredit tersebut cair. (Dahlan, 2011). Dalam dunia perdagangan sering terjadi risiko kegagalan yang terjadi, demikian juga dalam dunia perbankan. Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank dapat mengandung risiko berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau yang biasa disebut dengan kredit macet NPL (Non Performing Loan) sehingga mempengaruhi kinerja bank. Bank Indonesia telah menetapkan ketentuan NPL sebesar 5%. Apabila bank mampu menekan rasio NPL dibawah 5%, maka potensi keuntungan yang akan diperoleh semakin besar, karena bank-bank akan menghemat uang yang diperlukan untuk membentuk cadangan kerugian kredit bermasalah. Kredit bermasalah juga dapat dipengaruhi dari Tingkat suku bunga kredit. Jika tingkat suku bunga kredit yang dimiliki bank naik maka mengakibatkan menurunnya kemampuan bank dalam menyalurkan kredit, karena bank dapat kehilangan kemampuan dalam menghasilkan laba yang optimum dari kegiatan pokoknya. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis memutuskan untuk memakai judul: “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan (NPL), dan Dana Pihak Ketiga terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Sektor UMKM”. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan pada pembahasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah tingkat suku bunga kredit berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja sektor UMKM? 2. Apakah non performing loan (NPL) berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja sektor UMKM? 3. Apakah dana pihak ketiga berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja sektor UMKM? C. TUJUAN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga kredit terhadap penyaluran kredit modal kerja sektor UMKM. 2. Untuk mengetahui pengaruh non performing loan (NPL) kredit terhadap penyaluran kredit modal kerja sektor UMKM. 3. Untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga terhadap penyaluran kredit modal kerja sektor UMKM. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada banyak pihak, yaitu: 1. Bagi Penulis a. Menambah pengetahuan ataupun wawasan tentang perbankan, khususnya pada bidang penentuan tingkat suku bunga kredit, masalah kredit macet atau non performing loan (NPL), pemasukan dana pihak ketiga (tabungan, giro dan deposito) serta mengetahui besarnya jumlah penyaluran kredit modal kerja yang diberikan kepada masyarakat yang mempunyai usaha kecil dan menengah. b. Sarana belajar khususnya dibidang metodologi penelitian c. Untuk memperdalam pengetahuan penulis yang berkaitan dengan dunia perbankan, sebagaimana konsentrasi jurusan yang didalami oleh penulis. 2. Bagi Perusahaan a. Sebagai penyedia informasi bagi perusahaan dalam menjalankan keputusan – keputusan tentang manajemen perbankan. b. Sebagai bahan untuk mengkoreksi apabila ada kekurangan dalam perusahaan tersebut, misalnya terkait dengan resiko kredit macet yang dihadapi, dll. 3. Bagi Masyarakat a. Menambah pengetahuan masyarakat khususnya berkaitan dengan tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan oleh bank dan juga besarnya pemasukan produk dana pihak ketiga (tabungan, giro dan deposito) terhadap penyaluran kredit kepada masyarakat. b. Untuk mengetahui pula alokasi dana yang yang dapat diterima oleh masyarakat yang ingin meminjam dan membangun ataupun mengembangkan usaha kecil ataupun menengah. 4. Bagi Akademisi Lainnya a. Sebagai bahan dasar penelitian sejenis bagi akademisi lainnya yang akan meneliti tentang pengaruh tingkat suku bunga kredit dan pemasukan dana yaitu tabungan, giro dan deposito terhadap penyaluran kredit modal kerja setor usaha kecil dan menengah. b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dipelajari sebagai bahan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi akademisi lainnya.