khairul mukmin lubis

advertisement
KHAIRUL MUKMIN LUBIS
IK 13
BAB I
PENDAHULUAN
Pada
umumnya
setiap
penulisan
ulang
mengenai
Sejarah
Peradaban
Islam
pada
masa-masa
khulafaurrasyidin ataupun sejarah-sejarah lain adalah terbuka dan milik semua orang. Asalkan bisa
memahami dan bisa mengaplikasikannya secara sistematis dan inofatif.
Tema besar penulisan makalah ini akan lebih banyak menelusuri mengenai akar-akar Sejarah Peradaban
Islam pada masa Khulafaurrasyidin. Karena nilai-nilai positif Sejarah Peradaban Khulafaurrasyidin tidak lagi
dijadikan teladan oleh orang-orang Islam.
S
I
B
U
L
Fenomena yang sangat menyedihkan, mayoritas orang-orang Islam saat ini lebih banyak mengadobsi
budaya/peradaban orang-orang non muslim. semua itu merupakan cerminan bagi potret perkembangan di
masing-masing
kawasan
Dunia
Islam
yang
terus
menerus
menunjukkan
N
I
M
K
U
dinamikanya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkaya nuansa dan pengembangan wawasan dalam
studi Sejarah Peradaban Islam.
M
L
U
R
I
A
KH
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, fungsi sebagai rasullah tidak dapatdigantikan oleh siapa pun manusia
di dunia ini, karena pemilihan fungsi tersebutadalah mutlak dari Allah SWT. Fungsi beliau sebagai kepala
pemerintahan danpemimpin masyarakat harus ada yang menggantinya. Selanjutnya pemerintahanIslam
dipimpin oleh empat orang sahabat terdekatnya, kepemimpinan dari parasahabat Rasul ini disebut periode
Khulafaur-Rasyidin
(para pengganti yangmendapatkan
bimbingan
ke jalan
lurus.
Meskipun
hanya
berlangsung 30 tahun, masa Khalifah Khulafaur-Rasyidinadalah masa yang penting dalam sejarah Islam.
Khulafaur-Rasyidin
berhasilmenyelamatkan
Islam,
mengkonsolidasi
dan
meletakkan
dasar
bagi
keagunganumat Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Khulafaur Rasyidin.
Kata khulafaurrasyidin itu berasal dari bahasa arab yang terdiri dari katakhulafa dan rasyidin, khulafa‟
itu menunjukkan banyak khalifah, bila satu di sebut khalifah, yang mempunyai arti pemimpin dalam arti
orang yanng mengganti kedudukan rasullah SAW sesudah wafat melindungi agama dan siasat (politik)
keduniaan agar setiap orang menepati apa yang telah ditentukan oleh batas-batanya dalam melaksanakan
hukum-hukum
syariat
agama
islam.
Adapun kata Arrasyidin itu berarti arif dan bijaksana. Jadi khulafaurrasyidin mempunyai arti pemimpim yang
bijaksana sesudah nabi muhammad wafat. Para khulafaurrasyidin itu adalah pemimpin yang arif dan
bijaksana. Mereka tiu terdiri dari para sahabat nabi muhammad SAW yang berkualitas tinggi dan baik
adapun sifat-sifat yang dimiliki khulafaurrasyidin sebagai berikut:
a.
b.
Arif dan bijaksana
Berilmu yang luas dan mendalam
c.
Berani bertindak
d.
Berkemauan yang keras
e.
Berwibawa
f.
Belas kasihan dan kasih sayang
g.
Berilmu
agama
yang
amat
luas
serta
melaksanakan
hukum-hukum
islam.
Para sahabat yang disebut khulafaurrasyidin terdiri dari empat orang khalifah yaitu:
1.
Abu bakar Shidik khalifah yang pertama (11 – 13 H = 632 – 634 M)
2.
Umar bin Khattab khalifah yang kedua (13 – 23 H = 634 – 644 M)
3.
Usman bin Affan khalifah yang ketiga (23 – 35 H = 644 – 656 M)
4.
Ali bin Abi Thalib khalifah yang keempat (35 – 40 H = 656 – 661 M)[1]
2.1.1.
Abu Bakar Ash-Shiddiq (11-13 H/632-634M).
Abu Bakar, nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abi Quhafa At-Tammi. Di zaman pra Islam bernama Abdul
Ka‟bah, kemudian diganti oleh Nabi menjadi Abdullah. Ia termasuk salah seorang sahabat yang utama
KHAIRUL MUKMIN LUBIS
IK 13
(orang yang paling awal) masuk Islam. Gelar Ash-Shiddiq diperolehnya karena ia dengan segera
membenarkan nabi dalam berbagai pristiwa, terutama Isra‟ dan Mi‟raj.
Abu Bakar memangku jabatan khalifah selama dua tahun lebih sedikit, yang dihabiskannya terutama untuk
mengatasi berbagai masalah dalam negeri yang muncul akibat wafatnya Nabi.[2]
A.
Langkah-langkah kebijakan Abu Bakar
1.
Menumpas nabi palsu
2.
Memberantas kaum murtad
3.
Menghadapi kaum yang ingkar zakat
4.
Mengumpulkan ayat-ayat Al-Qu‟an
S
I
B
U
L
Mengumpulkan ayat-ayat Al-Qu‟an. Pada saat pertempuran di Ajnadain negeri syam berlangsung, khalifah
Abu Bakar menderita sakit. sebelum wafat, beliau telah berwasiat kepada para sahabatnya, bahwa khalifah
N
I
M
K
U
pengganti setelah dirinya adalah umar bin Khattab. hal ini dilakukan guna menghindari perpecahan diantara
kaum muslimin.
M
L
U
R
I
A
KH
Beberapa saat setelah Abu Bakar wafat, para sahabat langsung mengadakan musyawarah untuk
menentukan khakifah selanjutnya. telah disepakati dengan bulat oleh umat Islam bahwa Umar bin Khattab
yang menjabat sebagai khalifah kedua setelah Abu Bakar. piagam penetapan itu ditulis sendiri oleh Abu
Bakar sebelum wafat.
Setelah pemerintahan 2 tahun 3 bulan 10 hari (11 – 13 / 632 – 634 M),khalifah Abu Bakar wafat pada
tanggal 21 jumadil Akhir tahun 13 H / 22 Agustus 634 Masehi.[3]
B.
Manajemen Pemerintahan Abu Bakar (Wilayah Provinsi dan Gubernur).
Di masa pemerintahan Khalifah pertama, masih terdapat pertentangan dan perselisihan antara Negara Islam
dan sisa-sisa kabilah arab yang masih berpegang teguh pada warisan jahiliyah “Tentang memehami agama
Islam”. Namun demikian, kegiatan (proses) pengaturan manajemen pemerintan Khalifah Abu Bakar telah
dimulai. Wilayah Jazirah Arab dibagi menjadi beberapa provinsi, wilayah Hijah terdiri dari 3 provinsi, yakni
Makkah, Madinah dan Thaif. Wilayah Yaman terbagi menjadi 8 provinsi yang terdiri dari Shan‟a, Hadramaut,
Haulan, Zabid, Rama‟, al-Jund, Najran, Jarsy, kemudian Bahrain dan wilayah sekitar menjadi satu provinsi.
Adapun para gubernur yang menjadi pemimpin di provinsi tersebut adalah Itab bin Usaid, Amr bin Ash,
Utsman bin Abi al-„Ash, Muhajir bin Abi Umayah, Ziyad bin Ubaidillah al-Anshari, Abu Musa al Asy‟ari, Muadz
bin Jabal, Ala‟ bin al-Hadrami, syarhabi bin Hasanah, Yazid bin Abi Sufyan, Khalid bin walid dan lainnya.
Diantara tugas para gubernur adalah mendirikan shalat, menegakkan peradilan, menarik, mengelola dan
membagikan zakat, melaksanakan had, dan mereka memiliki kekuasaan pelaksanaan dan peradilan secara
simultan.[4]
2.1.2.
Umar bin Khaththab (13-23H/634-644M)
Umar bin Khaththab nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail keturunan Abdul Uzza AlQuraisi dari suku Adi; salah satu suku terpandang mulia. Umar dilahirkan di mekah empat tahun sebelum
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ia adalah seorang berbudi luhur, fasih dan adil serta pemberani.[5]
Beberapa keunggulan yang dimiliki Umar, membuat kedudukannya semakin dihormati dikalangan
masyarakat Arab, sehingga kaum Qurais memberi gelar ”Singa padang pasir”, dan karena kecerdasan dan
kecepatan dalam berfikirnya, ia dijuluki ”Abu Faiz”.
Itulah sebabnya pada saat-saat awal penyiaran Islam, Rasulullah SAW bedoa kepada Allah, ”Allahumma
Aizzul Islam bi Umaraini” artinya: ”Ya Allah, kuatkanlah Agama Islam dengan salah satu dari dua Umar”
yang dimaksud dua Umar oleh Rasulullah SAW adalah Umar bin Khattab dan Amru bin Hisyam (nama asli
Abu Jahal).
Meskipun peristiwa diangkatnya Umar sebagai Khalifah itu merupakan fenomena yang baru, tapi haruslah
dicatat bahwa proses pralihan kepemimpinan tetap dalam bentuk musyawarah, yaitu berupa usulan atau
rekomendasi dari Abu Bakar yang diserahkan kepada persetujuan umat Islam. Untuk menjajagi pendapat
umum, Khalifah Abu Bakar melakukan serangkaian konsultasi terlebih dahulu dengan beberapa sahabat,
antara lain Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan. Setelah mendapat persetujuan dari para sahabat dan
KHAIRUL MUKMIN LUBIS
IK 13
baiat dari semua anggota masyarakat Islam Umar menjadi Khalifah. Ia juga mendapat gelar Amir AlMukminin (komandan orng-orang beriman).
Di jaman pemerintahan Umar pusat kekuasaan Islam di Madinah mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Khalifah Umar telah berhasil membuat dasar-dasar bagi suatu pemerintahaan yang handal untuk
melayani tuntunan masyarakat baru yang terus perkembang. Umar mendirikan beberapa dewan yaitu :
membangun Baitul Mal, Mencetak Mata Uang, membentuk kesatuan tentara untuk melindungi daerah tapal
batas, mengatur gaji, mengangkat para hakimdan menyelenggarakan “hisbah”.
S
I
B
U
L
Khalifah Umar jaga meletakkan prinsip-prinsip demokrasi dalam pemerintahannya dengan membangun
jaringan pemerintahan sipil yang sempurna. Kekuasaan Umar menjamin hak yang sama bagi setiap warga
negara. Kekuasaan bagi Umar tidak memberikan hak istimewa tertentu sehinnga tidak ada perbedaan
antara pengusa dan rakyat, dan mereka setiap waktu dapat dihubungi oleh rakyat.
N
I
M
K
U
Khalifah Umar dikenal bukan saja pandai menciptakan peraturan-peraturan baru, ia juga memperbaiki dan
mengkaji ulang terhadap kebijaksanaan yang telah ada jika itu diperlukan demi tercapainnya kemaslahatan
M
L
U
R
I
A
KH
umat Islam. Khalifah Umar memerintah selama 10 tahun lebih 6 bulan 4hari. Kematiannya sangt tragis,
seorang budak Persia bernama Fairuz atau Abu Lu‟lu‟ah secara tiba-tiba menyerang dengan tikaman pisau
tajam ke arah khalifah yang akan menunaikan shalat subuh yang telah di tunngu oleh jama‟ahnya di masjid
Nabawi di pagi buta itu. Khalifah Umar wafat tiga hari setelah pristiwa penikaman atas dirinya, yakni 1
Muharam 23H/644M.[6]
Atas persetujuan Siti Aisyah istri rasulullah Jenazah beliau dimakamkan berjajar dengan makam Rasulullah
dan makam Abu Bakar. Demikianlah riwayat seorang khalifah yang bijaksana itu dengan meninggalkan
jasa-jasa besar yang wajib kita lanjutkan.
A.
Manajemen Pemerintahan Umar bin Khattab
Pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab r.a. sudah di peraktikkan konsep dasar hubungan antara negara
dan rakyat, pentingnya tugas pegawai pelayanan politik dan menjaga kepentinggan rakyat dari otoritas
pemimpin. Umar r.a. melakukan pemisahan antara kekuasaan peradilan dengan kekusaan eksekutif, beliau
memilih hakim dalam sistem peradilan yang independen guna memutuskan persoalan masyarakat. Sistem
peradilan ini terpisah dari kekusaan eksekutif, dan ia bertanggung jawab terhadap khalifah secara
langsung.[7]
2.1.3.
Utsman bin Affan (23-36H/644-656M).
Khalifah ketiga adalah Utsman bin Affan. Nama lengkapnya ialah Utsman bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah
dari suku Quraisy. Ia memeluk islam karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat
Nabi SAW. Ia sangat kaya tetapi berlaku sedehana, dan sebagian besar kekayaannya digunakan untuk
kepentingan Islam. Ia mendapat julukan zun nurain, artinya memiliki dua cahaya, karena menikahi dua
putri Nabi SAW secara berurutan setelah yang satu meninggal. Dan Utsman pernah meriwayatkan hadis
kurang lebih 150 hadis. Seperti halnya Umar, Utsman diangkat menjadi Khalifah melalui proses pemilihan.
Bedanya, Umar dipilih atas penunjukan langsung sedangkan Utsman diangkat atas penunjukan tiadak
langsung, yaitu melewati badan Syura yang dibentuk oleh Umar menjelang wafatnya.
A.
Pencapian Pada Masa Pemerintahan Utsman.
Pada masa-masa awal pemerintahannya, Utsman melanjutkan sukses para pendahulunya, terutama dalam
perlusan wilayah kekusaan Islam. Daerah-daerah sterategis yang sudah dikuasai Islam seperti Mesir dan
Irak. Karya monumental Utsman yang dipersembahkan kepada umat Islam ialah penyusunan kitab suci AlQur‟an.
Penyusunan Al-Qur‟an, yaitu Zaid bin Tsabit, sedangkan yang mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur‟an
antara lain Adalah dari Hafsah, salah seorang Istri Nabi SAW. Kemudian dewan itu membuatbeberapa
salinan naskah Al-Qur‟an untuk dikirimkan ke berbagai wilayah kegubernuran sebagai pedoman yang benar
untuk masa selanjutnya.[8]
B.
Manajemen Pemerintahaan Utsman bin Affan.
KHAIRUL MUKMIN LUBIS
IK 13
Khalifah Utsman r.a. berusaha menjaga dan melestarikan sistem pemerintahaan yang telah ditetepkan oleh
Khalifah Umar r.a. surat yang dituliskan khalifah Utsman mencerminkan pelestarian tersebut : “khalifah
Umar r.a. telah menentukan beberapa sistem yang tidak hilang dari kita, bahkan melingkupi kehidupan kita.
Dan tidak ditemukan seorang pun di antara kalian yang melakukan perubahaan dan penggantian. Allah yang
berhak mengubah dan menggantinya.”
Di awal kekhalifahannya, umur Utsman r.a. relatif tua. Akan tetapi, di saat umur khalifah melebihi 70 tahun,
beliau masih sanggup memberangkatkan pasukan perang.
S
I
B
U
L
Bentuk manajemen yang ditetapkan dalam pemerintahaan Umar r.a. tercermin dalam pengumpulan mushaf
Al-qur‟an menjadi satu di kenal dengan Mushaf Utsmani. Pada masa kekhalifahan Utsman r.a. terdapat
indikasi praktik nepotisme. Hal ini yang membuat sekelompok sahabat mencela kepemimpinan Utsman r.a.
karena telah memilih keluarga kerabat sebagai pejabat pemerintahaan.[9]
N
I
M
K
U
Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paroh trakhir masa kekhalifahannya, muncul
perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang
M
L
U
R
I
A
KH
sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Pada tahun 35H/655M, Usman di bunuh oleh kaum
pemberontak yang terdiri dari orang-orang kecewa itu.[10]
Pembunuhan usman merupakan malapetaka besar yang menimpa ummat Islam. Dikalangan ummat Islam
yang diturunkan melalui Muhammad yang berbahasa Arab (sehingga perwujudan islam pada masa awalnya
bercorak Arab) dengan alam pemikiran yang dipengaruhi kebudayaan Helinesia dan persi. Pembenturan itu
membawa kegoncanggan dan kericuhan dalam beberapa bidang sebagai berikut :
a.
Bidang Bahasa Arab.
b.
Bidang Akidah.
c.
Bidang Politik.[11]
2.1.4.
Ali bin Abi Thalib khalifah yang keempat (35 – 40 H = 656 – 661 M).
Khlifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah keponakan dan menantu Nabi. Ali adalah putra Abi
Thalid bin Abdul Muthalib. Ali adalah seseorang yang memiliki kelebihan, selain itu ia adalah pemegang
kekuasaan. Pribadinya penuh vitalitas dan energik, perumus kebijakan dengan wawasan yang jauh ke
depan. Ia adalah pahlawan yang gagah berani, penasehat yang bijaksana, penasihat hukum yang ulung dan
pemegang teguh tradisi, seorng sahabat sejati, dan seorang lawan yang dermawan. Ia telah bekerja keras
sampai akhir hayatnya dan merupakan orang kedua yang berpengaruh setelah Nabi Muhammad.[12]
A.
Gelar-gelar yang disandang oleh Ali antara lain:
“Babul Ilmu” gelar dari Rasulullah yang artinya karena beliau termasuk orang yang banyak meriwayatkan
hadistv v Zulfikar karena pedangnya yang bermata,juga disebut “Asadullah” (singa Allah) dua dan setiap
Rasulullah memimpin peperangan Ali selalu ada dibarisan depan dan memperole kemenangan. v
“Karramallahu Wajhahu” gelar dari Rasulullah yang artinya wajahnya dimuliakan oleh Allah, karena sejak
kecil beliau dikenal kesalehannya dan kebersihan jiwanya. v “Imamul masakin” (pemimpin orang-orang
miskin), karena beliau selalu belas kasih kepada orang-orang miskin, beliau selalu mendahulukan
kepentingan orang-orang fakir, miskin dan yatim. Meskipun ia sendiri sangat membutuhkan. v Ali termasuk
salah satu seorang dari tiga tokoh yang didalamnya bercermin kepribadian Rasulullah SAW. Mereka itu
adalah Abu Bakar Asshiddiq, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Tholib. Mereka bertiga laksana mutiara
memancarkan cahayanya, itulah sebabnya Ali dijuluki “Almurtadha” artinya orang yang diridhai Allah dan
Rasulnya.[13]
B.
Proses dan Khalifahan Ali bin Abi Thalib.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ali
memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak
ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan setabil. Setelah menduduki jabatan
khalifah, Ali memecat para gubernur yang di angkat oleh Usman. Dia yakin bahwa pemberontakanpemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan
KHAIRUL MUKMIN LUBIS
IK 13
Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali
siatem distribusi pajak tahunan dia antara orang-orang Islam sebagaimana pernah ditetapkan Umar.
Tidak lama setelah itu, Ali ibn Abi Thalib menghadapi pemberontakkan Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan
mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman dan mereka menuntut bela terhadap darah
Usman yang telah ditumpahkan secara zalim. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim
surat kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu secara
damai. Namun, ajakan tersebut ditolak. Akhirnya pertempuran yang dahsyat pun berkobar. Perang ini
S
I
B
U
L
dikenal dengan nama “Perang Jamal (Unta)” Karena Aisyah dalam pertempuran itu menunggang unta. Ali
berhasil mengalahkan lawannya. Zubair dan Thalhah terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan
Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.[14]
C.
Manajemen Pemerintahan Ali bin Abi Thalib.
N
I
M
K
U
Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a. menjalankan system pemerintahaan sebagaimana Khalifah sebelumnya, baik
dari
segi
kepemimpinan
ataupun
manajemen.
Dalam
mengangkat
seorang
pemimpin,
beliau
M
L
U
R
I
A
KH
mendelesiasikan wewenang dan kekuasaan atas wilayah yang dipimpinnya. Seorang memiliki kewenangan
penuh untuk mengelola wilayah yang dikuasainya, namun khalifah tetap melakukan pengawasan terhadap
kinerja pemimpin tersebut. Khalifah senantiasa mengajak pegawainya untuk untuk hidup Zuhud, berhemat
dan sederhana dalam kehidupan, begitu juga untuk selalu memperhatikan dan berbelas kasihan terhadap
kehidupan rakyatnya. Beliau juga mengjarkan system renumirasi. Selain itu, beliau juga konsisten terhadap
kepentingan masyarakat secara umum.[15]
D.
Peristiwa Tahkim dan Dampaknya
Akibat terjadinya perselisihan pendapat dalam pasukan Ali, maka timbullah golongan Khawarij dan Syi‟ah.
Khawarij adalah golonga yang semula pengikut Ali , setelah berhenti perang Siffin mereka tidak puas, dan
keluar dari golongan Ali, karena mereka ingin melanjutkan peperangan yang sudah hampir menang, dan
mereka
tidak
setuju
dengan
perundingan
Daumatul
Jandal.
Mereka berkomentar mengapa harus bertahkim kepada manusia, padahal tidak ada tempat bertahkim
kecuali allah. Maksudnya tidak ada hukumselain bersumber kepada Allah. khawrij menganggap Ali telah
keluar dari garis Islam. Karena itu orang-orang yang melaksanakan hukum tidak berdasarka Kitab Allah
maka ia termasuk orang kafir.
Sebaliknya golongan kedua Syi‟ah (golongan yang tetap setia mendukung Ali sebagai Khalifah) memberi
tanggapan bahwa tidak menutup kemungkinan kepemimpinan Muawwiyah bertindak salah, karena ia
manusia biasa, selain itu golongan Syi‟ah beranggapan bahwa hanya Ali satu-satunya yang berhak menjadi
Khalifah.
Mengingat perdebatan ini tidak titik temunya dan mengakibatkan perundingan Daumatul Jandal gagal
sehingga perdamaian tidak terwujud.
E.
Ali bin Abi Thalib Wafat
Kaum Khawarij tidak lagi mempercayai kebenaran pemimpin-pemimpin Isalam, dan mereka berpendapat
bahwa pangkal kekacauan Islam pada saat itu adalah karena adanya 3 orang imam, yaitu Ali, Muawwiyah
dan Amr.
Kemudian kaum Khawarij membulatkan tekadnya, “tiga orang imam itu harus dibunuh dalam satu saat, bila
hal itu tercapai umat Islam akan bersatu kembali”. Demikian tekad mereka. “Saya membunuh Ali”, kata
Abdurrahman bin Muljam, “Saya membunuh Muawwiyah”, sambut Barak bin Abdullah Attamimi, “Dan saya
membunuh
Amr”,
demikian
kesanggupan
Amr
bin
Bakr
Attamimi.
Mereka bersumpah akan melaksanakan pembunuhan pada tanggal 17 Ramadhan 40 H/24 Januari 661 M di
waktu subuh. Diantara tiga orang Khawarij tiu. Hanya Ibnu Muljam yang berhasil membunuh Ali ketika
beliau sedang sholat Subuh di Masjid Kufah tetapi Ibnu Muljam pun tertangkap dan juga dibunuh.
Barak menikam Muawwiyah mengenai punggungnya, ketika Muawwiyah sedang sholat Subuh di Masjid
Damaskus. Sedang Amr bin Bakr berhasil membunuh wakil imam Amr bin Ash ketika ia sedang sholat
KHAIRUL MUKMIN LUBIS
IK 13
Subuhdi Masjid Fusthat Mesir. Amr bin sendiri tidak mengimami sholat, sedang sakit perut di rumah
kediamannya sehingga ia selamat.
Khalifah Ali wafat dalam usia 58 tahun, kemudian Hasan bin Ali dinobatkan menjadi Khalifah yang
berkedudukan di Kufah.[16]
2.2. KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN
Masa kekuasaan khulafaur rasyidin yang dimulai sejak Abu Bakar Ash-Shiddiq hingga Ali bin Abi Thalib,
merupakan masa kekusaan khalifah Islam yang berhasil dalam mengembangkan wilayah Islam lebih luas.
S
I
B
U
L
Nabi Muhammad SAW yang telah meletakkan dasar agama Islam di arab, setelah beliau wafat, gagasan dan
ide-idenya diteruskan oleh para khulafaur rasyidin. Pengembangan agama Islam yang dilakukan
pemerintahan khulafaur rasyidin dalam waktu yang relatif singkat telah membuahkan hasil yang gilang-
gemilang. Dari hanya wilayah Arabia, ekspansi kekuasaan Islam menembus luar Arabia memasuki wilayah-
N
I
M
K
U
wilayah Afrika, Syiria, Persia, bahkan menembus ke Bizantium dan Hindia.
Ekspansi ke negri-negri yang sangat jauh dari pusat kekusaan, dalam waktu tidak lebih dari setengah abad
M
L
U
R
I
A
KH
merupakan kemenangan menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah memiliki
pengalaman politik yang memadai.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ekspansi itu demikian cepat, antara lain sebagai berikut :
1.
Islam, di samping merupakan ajaran yang mengatur humbungan manusia dengan Tuhan, juga agama
yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2.
Dalam dada para sahabat Nabi SAW tertanam keyakinan yang sangat kuat tentang kewajiban
menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) keseluruh penjuru dunia.
3.
Bizaitun dan Persia, dua kekuatan yang menguasai Timur Tengah pada waktu itu mulai memasuki
masa kemunduran dan kelemahan, baik karena sering terjadi peperangan antara keduanya maupun karena
persoalan-persoalan dalam negri masing-masing.
4.
Pertentangan aliran agama di wilayah Bizaitun mengakibatkan hilangnya kemerdekaan beragama bagi
rakyat.
5.
Islam datang kedaerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran, tidak memaksa
rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
6.
Bangsa sami di Syiria dan palestina, dan bangasa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat
daripada bangsa Eropa, Bizantiun, yang merintah mereka.
7.
Mesir, Syiria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan intu membantu pengusa Islam
untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.[17]
Pada masa kekuasaan para khulafaur rasyidin, banyak kemajuan peradaban telah dicapai. Di antaranya
adalah muculnya gerakan pemikiran dalam Islam. Di antara gerakan pemikiran yang menonjol pada masa
khulafaur rasyidin adalah sebagai berikut :
1.
Menjaga keutuhan Al-Qur‟an Al-Karim dan mengumpulkan dalam bentuk mushaf pada masa Abu
Bakar.
2.
Memberlakukan mushaf standar pada masa Utsman bin Affan.
3.
Keseriusan mereka untuk mencari serta mengajarkan ilmu dan memerangi kebodohan berIslam pada
penduduk negri. Oleh sebab itu, para sahabat pada masa Utsman dikirim ke berbagai pelosok untuk
menyiarkan Islam. Mereka mengajarkan Al-Qur‟an dan As-sunnah kepada banyak penduduk negeri yang
sudah dibuka.
4.
Sebagai orang yang tidak senang kepada Islam, terutama dari pihak orientalis abad ke-19 banyak
mempelajari fenomena futuhat al-Islamiyah dan menafsirkan dengan motif baiduwi.
5.
Islam pada masa awal tidak mengenal pemisahaan antara dakwah dan Negara, antara da‟I maupun
panglima.
Dr. Hasan Ibrahim dalam bukunya “Tarikh Al-Islam As-Siyasi”, menjelaskan bahwa organisasi-organisasi
atau lembaga-lembaga Negara yang ada pada masa Khulafaur rasyidin, diantaranya sebagi berikut :
1.
Lembaga Politik.
KHAIRUL MUKMIN LUBIS
IK 13
2.
Lembaga Tata Usaha Negara.
3.
Lembaga Keuangan Negara.
4.
Lembaga Kehakiman Negara.
Peristiwa-peristiwa Penting Pada Masa Khulafaur rasyidin[18]
Tahun
Pristiwa
Masa kekusaan Khlifah
11H
Rasullah SAW wafat (Rabiul Awal)
Abu Bakar Ash-shiddiq
12H
Perang Riddah
13H
Perang Yarmuk
13H
Abu Bakar Wafat (jumadil akhir)
14H
Penaklukan Damaskus
15H
Pearang Qadisiyah
17H
Penaklukan Persia
Umar bin Khathab
N
I
M
K
U
S
I
B
U
L
M
L
U
R
I
A
KH
20H
Penaklukan Mesir
21H
Perang Nahawand
23H
Penaklukan Khurasan, Persia
27H
Penaklukan Tarablusi dan Afrika
28H
Penaklukan Cyprus
31H
Perang Dzatu Sawari
32H
Khurasan Kembali dilakukan
35H
Utsman wafat
36H
Perang Jamal
37H
Perang Siffin dan Tahkim
38H
Perang Nahawand
41H
Ali bin Abi Thalib wafat
2.2.1.
Utsman bin Affan
Ali bin Abi Thalib
Pembarui Organisasi Negara
Pada masa Rasul, sesuai dengan keadaannya, oranisasi negara masih sederhana. Tetapi ketika masa
khalifah Umar, di mana ummat islam sudah terdiri dari macam-macam bangsa dan urusannya makin
meluas, maka disusunlah organisasi negara sebagai berikut:
A.
a)
Organisasi Politik yaitu terdiri :
Al-Khalifaat, (Kepala Negara).
Dalam memilih kepala negara berlaku sistem “bai‟ah”. Pada masa sekarang mungkin sama dengan sistem
demokrasi. Hanya waktu itu sesuai dengan al-amru syuro bainahun sebagimana yang digariskan Allah
dalam Al-Qur‟an.
b)
Al-Wazaraat, (Menteri).
Khalifah Umar menetapkan Usman sebagai pembantunya untuk mengurus pemerintahan umum dan
kesejahteraan, sedangkan Ali untuk mengurus kehakiman, surat-menyurat dan tawanan perang.
c)
Al-Kitabaat, (sekretaris Negara)
Umar bin Khattab mengkat Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Arqom menjadi sekretaris untuk menjelaskan
urusan penting. Usman bin Affan juga mengangkat Marwan bin Hakam.
B.
Admistrasi Negara.
Sesuai dengan kebutuhan, khalifah Umar bin Khatab menyusun administrasi negara menjadi :
a)
Diwan-diwan (Departemen-departemen) :
1)
Diwan al-Jundiy/Diwan al-Harby (Badan Pertahanan Keamanan)
Orang muslim pada masa Rasul dan Abu Bakar semuanya adalah perajurit “ketika perang”. Namun perang
telah selesai dan ghanimah telah dibagikan, mereka kembali penduduk sipil.
KHAIRUL MUKMIN LUBIS
IK 13
Pada masa Umar keadaan telah berubah, disusunlah satu badan yang mengurusi Tentara. Disusunlah
angkatan bersenjata khusus, asrama, latihan militer, kepangkataan, gaji, persenjataan dan lain-lain. Mulai
juga membangun angkataan laut oleh Muawiyah (Gubernur Syam) dan oleh Ali bin Hadharamy (Gubernur
Bahrain).
2)
Diwan al-Kharaj/Diwan al-Maaly/Bait al-Maal (Mengurusi keuangag Negara).
Digunakan untuk mengurusi pemasukan dan pengeluaran anggaran belanja negara. Sumber pemasukan
keungan negara islam adalah :
S
I
B
U
L
·
Al-Kharaj (Pajak hasil bumi)
·
Al-usyur (10% dari pedagang dan kapal-kapal orang asing yang datang ke negara Islam “bea cukai”.
·
Al-zakah (zakat harta 2,5% dari harta yang sampai nisab)
·
Al-jizyah (pajak ahli dzimmah, “orang bukan islam yang bertempat tinggal di negara Islam”.
·
Al-fai dan ghanimah (uang tebusan dari orang musyrik yang kalah perang dan harta rampasan perang.
3)
N
I
M
K
U
Diwan-al-Qudhat (departemen kehakiman).
b)
M
L
U
R
I
A
KH
c)
Al-Syurthah : polisi penjaga keamanan negara.
D.
Mengembangkan Ilmu
Umar mengkat hakim-hakim khusus untuk tiap wilayah dan menetapkan persyaratannya.
C.
a)
Al-Imarah ‘ala al-buldan (Administrasi pemerintahan dalam Negri).
Negara dibagi menjadi beberapa provinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur (amil), yaitu :
§ Ahwaz dan Bahrain
§ Sijistan, Iraq, Makran dan Karman.
§ Syam, Palestina, Mesir, Padang Sahara Libia.
Al-Barid : perhubungan, kuda pos memakai kuda pos.
Kelanjutan meluaskan islam ada dua gerakan perpindahan manusia, “orang Arab Muslim keluar Jaziriah
Arab, orang Ajam datang ke jaziriah Arab”. Dua gerakan perpindahan ini membawa dampak tersendiri, baik
positif maupun negatif. Orang Ajam yang berasal dari luar Jazirah Arab adalah bangsa yang pernah
mewarisi kebudayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa Arab. Walaupun nyala api ilmu
pengetahuan mereka hampir padam, namun bekasnya masih nyata. Hal ini terlihat pada adanya kota-kota
tempat perkembangan kebudayaan yunani seperti Iskandariyah, Antiokia, Harran dan Yunde Sahpur.[19]
2.2.2.
Tanggung Jawab Negara yang pokok.
Prinsip persamaan di bidang ekonomi ini merupakan dasar masyarakat Islam dan merupakan suatu jaminan
untuk mempertahankan keseimbangan. Cirri utama dan prinsip jaminan masyarakat dari kebijakan ini
dirumuskan sebagai berikut :
a.
Hak Kaum Miskin.
b.
Larangan menumpuk Harta.
c.
Setiap orang membayar sesuai dengan kemampuan.
d.
Setiap orang (dibantu) sesuai kebutuhannya
e.
Jaminan social.
f.
Cadangan social.
2.2.3.
Pembayaran Bantuan Keuangan.
Prinsip jaminan social telah di mulai dan dijalankan pada mas Khulafah Umar dan dibentuk pula
departemen-departemen lain untuk mendistribusikan uang bantuan dan sumbangan kepada masyarakat dan
lain-lain yang dilakukan untuk tujuan tersebut. Departemen-departemen yang dibentuk antara lain :
a.
b.
Departemen pelayanan militer.
Departemen kehakiman dan eksekutif.
c.
Departemen pendidikan dan pengembangan Islam
d.
Departemen jaminan social.
e.
Jamin social untuk semua.[20]
BAB III
KHAIRUL MUKMIN LUBIS
IK 13
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih berdasarkan musyawarah. Setelah Nabi
Muhammad wafat, Abu Bakar diangkat menjadi khalifah melalui pertemuan saqifah atas usulan umar.
Problem besar yang dihadapi Abu Bakar ialah munculnya nabi palsu dan kelompok ingkar zakat serta
munculnya kamum murtad Musailimah bin kazzab beserta pengikutnya menolak. membayar zakat dan
murtad dari islam yang mengakibatkan terjadinya perang Yamamah. Pasukan islam dipimpin Khalid bin
S
I
B
U
L
Walid berusaha menumpas kaum ingkar zakat yang dipimpin Musailamah bin Kazzab tersebut hingga
mengakibatkan banyak sahabat yang gugur termasuk 70 penghafal Al-Qur‟an. Perang tersebut terjadi pada
tahun 12 H.
Umar yang tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-Qur‟an hingga dia mengusulkan kepada
N
I
M
K
U
Abu Bakar agar membukukan/mengumpulkan mushaf yang ditulis pada masa nabi menjadi satu mushaf AlQur‟an. Mushaf yang sudah terkumpul disimpan oleh Abu Bakar, ketika Abu Bakar sakit dia bermusyawarah
M
L
U
R
I
A
KH
dengan para sahabat untuk menggantikan beliau menjadi khalifah pada masa Umar gelombang exspansi
pertama terjadi. Umar membagi daerah kekuasaan islam menjadi 8 propinsi yaitu : Makkah, Madinah,
Syiria, Basrah, Kofah, Palestina, dan Mesir. Umar membentuk panitia yang beranggotakan 6 orang sahabat
dan meminta salah satu diantaranya menjadi khalifah setelah Umar wafat. Panitia berhasil mengangkat
Utsman menjadi khalifah. Pada masa pemerintahan utsman wilayah islam meluas sampai ke Tripoli barat,
Armenia dan Azar Baijan hingga banyak penghafal Al-Qur‟an yang tersebar dan tarjadi perbedaan dialek,
yang menyebabkan masalah serius. Utsman membentuk tim untuk menyalin Al-Qur‟an yang telah
dikumpulkan pada masa Abu Bakar, tim ini menghasilkan 4 mushaf Al-Qur‟an dan Utsman memerintahkan
untuk membakar seluruh mushaf selain 4 mushaf induk tersebut.
Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang mengangkat pejabat dari kaumnya
sendiri (Bani Umayah). Setelah Utsman wafat umat islam membaiak Ali menjadi khalifah pengganti utsman,
kaum Bani Umayah menuntut Ali untuk menghukum pembunuh Utsman, karena merasa tuntutannya tidak
dilaksanakan Bani Umayah dibawah pimpinan Mu‟awiyah memberontak terhadap pemerintahan Ali. Perang
Sifin mengakibatkan perpecahan pada kelompok Ali. Dipenghujung pemerintahan Ali umat islam terpecah
menjadi tiga golongan, yaitu, Mu‟awiyah, Syi‟ah (pengikut Ali), dan Khawarij (orang yang keluar dari barisan
Ali). Setelah Ali meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan. Hasan mengadakan perundingan damai dengan
Mu‟awiyah dan umat islam dikuasai oleh Mu‟awiyah. Dengan begitu berakhirlah pemerintahan yang
berdasarkan pemilihan (khulafaur rasyidin) berganti dengan sistem kerajaan).
3.2.Saran.
Kami bangga sekaligus kagum atas perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh Khulafaurrasyidin. Mereka
melakukan ekspansi, pemberantasan kaum murtad, dan kebijakan-kebijakan lainnya yang membuahkan
hasil cemerlang bagi Agama Islam. Tapi yang di sayangkan pada masa pemerintahan salah satu dari
Khulafaurrasyidin ialah: Para aparatur Negara di ambil dari kalangan keluarga Khalifah, dan ketidak tegasan
dalam
memutuskan/menyelesaikan
masalah,
hal
tersebut
yang
menyebabkan
pemberontakan di kalangan umat Islam, sehingga berdampak negatif di era globalisasi ini.
perpecahan
dan
Download