Bab 1 Komunikasi Data 1.1 Pengertian Komunikasi Data Komunikasi Data Merupakan Bentuk Komunikasi Yang Secara Khusus Berkaitan Dengan Transmisi Atau Pemindahan Data Antara Komputer-Komputer, Komputer Dengan Piranti-Piranti Yang Lain Dalam Bentuk Data Digital Yang Dikirimkan Melalui Media Komunikasi Data. Gambar. Komunikasi Data Komunikasi Data Saat Ini Menjadi Bagian Dari Kehidupan Masyarakat, Karena Telah Diterapkan Dalam Berbagai Bentuk Aplikasi Misal: Komunikasi Antar Komputer Yang Populer Dengan Istilah Internet, Handphone Ke Komputer, Handphone Ke Handphone, Komputer Atau Handphone Ke Perangkat Lain Misal: Printer, Fax, Telpon, Camera Video Dll. 1.1.1 Model Komunikasi Data a. Komunikasi Data Simplex: Satu Arah b. Komunikasi Data Half Duplex: Dua Arah Bergantian c. Komunikasi Data Full Duplex : Dua Arah Bisa Bersamaan 1.2 Komponen Komunikasi Data Pengirim, Adalah Piranti Yang Mengirimkan Data, Berupa Komputer, Alat Lainnya Seperti Handphone, Video Kamera, Dan Lainnya Yang Sejenis. Penerima, Adalah Piranti Yang Menerima Data, Juga Bisa Berupa Komputer, Alat Lainnya Seperti Handphone, Video Kamera, Dan Lainnya Yang Sejenis. Pesan/Data, Adalah Informasi Yang Akan Dipindahkan Bisa Berupa Apa Saja, Teks Gambar Suara, Video, Atau Kombinasi Dari Semuanya. Media Pengiriman, Adalah Media Atau Saluran Yang Digunakan Untuk Mengirimkan Data, Bisa Berupa Kabel, Cahaya Maupun Gelombang Magnetik. Protokol, Adalah Aturan-Aturan Yang Harus Disepakati Oleh Dua Atau Lebih Alat Untuk Dapat Saling Berkomunikasi. 1.3. Media Pengiriman Data Media Yang Terpandu • Kabel Twisted Pair: Kabel Berpasangan, Ada Yang Pasangan Tunggal Dan Banyak Pasangan. • Kabel Coaxial: Kabel Yang Terdiri Dari 2 Konduktor: 1 Konduktoor Didalam, 1 Konduktor Diluar Melingkupi Yang Di Dalam. Kedua Dipisahkan Oleh Isolator, Dan Terbungkus Karet Pembungkus. • Optical Fiber: Kabel Yang Terbuat Dari Kaca Yang Menyalurkan Cahaya Sebagai Pembawa Sinyal. Media Yang Tidak Terpandu • Wireless: Media Pengiriman Data Menggunakan Medium Udara Sebagai Media Penyaluran Sinyal Elektromagnetik. 1.4. Perbedaan Sinyal/Isyarat Analog Dengan Digital 1 Sinyal Analog Sinyal Analog Adalah Sinyal Data Dalam Bentuk Gelombang Yang Yang Kontinyu, Yang Membawa Informasi Dengan Mengubah Karakteristik Gelombang. Dua Parameter/Karakteristik Terpenting Yang Dimiliki Oleh Isyarat Analog Adalah Amplitude Dan Frekuensi. Isyarat Analog Biasanya Dinyatakan Dengan Gelombang Sinus, Mengingat Gelombang Sinus Merupakan Dasar Untuk Semua Bentuk Isyarat Analog. Hal Ini Didasarkan Kenyataan Bahwa Berdasarkan Analisis Fourier, Suatu Sinyal Analog Dapat Diperoleh Dari Perpaduan Sejumlah Gelombang Sinus. Dengan Menggunakan Sinyal Analog, Maka Jangkauan Transmisi Data Dapat Mencapai Jarak Yang Jauh, Tetapi Sinyal Ini Mudah Terpengaruh Oleh Noise. Gelombang Pada Sinyal Analog Yang Umumnya Berbentuk Gelombang Sinus Memiliki Tiga Variable Dasar, Yaitu Amplitudo, Frekuensi Dan Phase. Yaitu Amplitudo, Frekuensi Dan Phase. Gambar. Sinyal Analog Sinyal Digital Sinyal Digital Merupakan Sinyal Data Dalam Bentuk Pulsa Yang Dapat Mengalami Perubahan Yang Tiba Tiba Dan Mempunyai Besaran 0 Dan 1. Sinyal Digital Hanya Memiliki Dua Keadaan, Yaitu 0 Dan 1, Sehingga Tidak Mudah Terpengaruh Oleh Derau, Tetapi Transmisi Dengan Sinyal Digital Hanya Mencapai Jarak Jangkau Pengiriman Data Yang Relatif Dekat. Biasanya Sinyal Ini Juga Dikenal Dengan Sinyal Diskret. Sinyal Yang Mempunyai Dua Keadaan Ini Biasa Disebut Dengan Bit. Gambar. Sinyal Digital 2 Bab 2 Protocol Dan Arsitektur Protocol 2.1 Protokol Protokol Adalah Sebuah Aturan Yang Mendefinisikan Beberapa Fungsi Yang Ada Dalam Sebuah Jaringan Komputer, Misalnya Mengirim Pesan, Data, Informasi Dan Fungsi Lain Yang Harus Dipenuhi Oleh Sisi Pengirim Dan Sisi Penerima Agar Komunikasi Dapat Berlangsung Dengan Benar, Walaupun Sistem Yang Ada Dalam Jaringan Tersebut Berbeda Sama Sekali. Protokol Ini Mengurusi Perbedaan Format Data Pada Kedua Sistem Hingga Pada Masalah Koneksi Listrik. Standar Protokol Yang Terkenal Yaitu Osi (Open System Interconnecting) Yang Ditentukan Oleh Iso (International Standart Organization). 2.2 Komponen Protokol 1. Aturan Atau Prosedur Mengatur Pembentukan/Pemutusan Hubungan. Mengatur Proses Transfer Data 2. Format Atau Bentuk Representasi Pesan 3. Kosakata (Vocabulary) Jenis Pesan Dan Makna Masing-Masing Pesan 2.3 Fungsi Protokol Secara Umum Fungsi Dari Protokol Adalah Untuk Menghubungkan Sisi Pengirim Dan Sisi Penerima Dalam Berkomunikasi Serta Dalam Bertukar Informasi Agar Dapat Berjalan Dengan Baik Dan Benar. Sedangkan Fungsi Protokol Secara Detail Dapat Dijelaskan Berikut: Fragmentasi Dan Reassembly: Fungsi Dari Fragmentasi Dan Reasembly Adalah Membagi Informasi Yang Dikirim Menjadi Beberapa Paket Data Pada Saat Sisi Pengirim Mengirimkan Informasi Dan Setelah Diterima Maka Sisi Penerima Akan Menggabungkan Lagi Menjadi Paket Informasi Yang Lengkap. Encaptulation: Fungsi Dari Encaptulation Adalah Melengkapi Informasi Yang Dikirimkan Dengan Address, Kode-Kode Koreksi Dan Lain-Lain. Connection Control: Fungsi Dari Connection Control Adalah Membangun Hubungan (Connection) Komunikasi Dari Sisi Pengirim Dan Sisi Penerima, Dimana Dalam Membangun Hubungan Ini Juga Termasuk Dalam Hal Pengiriman Data Dan Mengakhiri Hubungan. Flow Control: Berfungsi Sebagai Pengatur Perjalanan Datadari Sisi Pengirim Ke Sisi Penerima. Error Control: Dalam Pengiriman Data Tak Lepas Dari Kesalahan, Baik Itu Dalam Proses Pengiriman Maupun Pada Waktu Data Itu Diterima. Fungsi Dari Error Control Adalah Mengontrol Terjadinya Kesalahan Yang Terjadi Pada Waktu Data Dikirimkan. Transmission Service: Fungsi Dari Transmission Service Adalah Memberi Pelayanan Komunikasi Data Khususnya Yang Berkaitan Dengan Prioritas Dan Keamanan Serta Perlindungan Data. 2.4 Susunan Protokol Protokol Jaringan Disusun Oleh Dalam Bentuk Lapisan-Lapisan (Layer). Hal Ini Mengandung Arti Supaya Jaringan Yang Dibuat Nantinya Tidak Menjadi Rumit. Di Dalam Layer Ini, Jumlah, Nama, Isi Dan Fungsi Setiap Layer Berbeda-Beda. Akan Tetapi Tujuan Dari Setiap Layer Ini Adalah Memberi Layanan Ke Layer Yang Ada Di Atasnya. Susunan Dari Layer Ini Menunjukkan Tahapan Dalam Melakukan Komunikasi. Antara Setiap Layer Yang Berdekatan Terdapat Sebuah Interface. Interface Ini Menentukan Layanan Layer Yang Di Bawah Kepada Layer Yang Di Atasnya. Pada Saat Merencanakan Sebah Jaringan, Hendaknya Memperhatikan Bagaimana Menentukan Interface Yang Tepat Yang Akan Ditempatkan Di Antara Dua Layer Yang Bersangkutan. 2.5 Standarisasi Protokol (Iso 7498) Iso (International Standard Organization) Mengajukan Struktur Dan Fungsi Protocol Komunikasi Data. Model Tersebut Dikenal Sebagai Osi (Open System Interconnection) Reference Model. Terdiri Atas 7 Layer (Lapisan) Yang Mendefinisikan Fungsi. Untuk Tiap Layernya Dapat Terdiri Atas Sejumlah Protocol Yang Berbeda, Masing-Masing Menyediakan Pelayanan Yang Sesuai Dengan Fungsi Layer Tersebut. 1. Application Layer: Interface Antara Aplikasi Yang Dihadapi User And Resource Jaringan Yang Diakses. Kelompok Aplikasi Dengan Jaringan: A. File Transfer Dan Metode Akses B. Pertukaran Job Dan Manipulasi C. Pertukaran Pesan 2. Presentation Layer: Rutin Standard Me-Presentasi-Kan Data. A. Negosiasi Sintaksis Untuk Transfer B. Transformasi Representasi Data 3. Session Layer: Membagi Presentasi Data Ke Dalam Babak-Babak (Sesi) A. Kontrol Dialog Dan Sinkronisasi 3 B. Hubungan Antara Aplikasi Yang Berkomunikasi 4. Transport Layer: A. Transfer Pesan (Message) Ujung-Ke-Ujung B. Manajemen Koneksi C. Kontrol Kesalahan D. Fragmentasi E. Kontrol Aliran 5. Network Layer: Pengalamatan Dan Pengiriman Paket Data. A. Routing B. Pengalamatan Secara Lojik C. Setup Dan Clearing (Pembentukan Dan Pemutusan) 6. Data-Link Layer: Pengiriman Data Melintasi Jaringan Fisik. A. Penyusunan Frame B. Transparansi Data C. Kontrol Kesalahan (Error-Detection) D. Kontrol Aliran (Flow) 7. Physical Layer: Karakteristik Perangkat Keras Yang Mentransmisikan Sinyal Data. 2.6 Router, Bridge Dan Repeater Router Router Adalah Merupakan Piranti Yang Menghubungkan Dua Buah Jaringan Yang Berbeda Tipe Maupun Protokol. Dengan Router Dapat Dimungkinkan Untuk : Menghubungkan Sejumlah Jaringan Yang Memiliki Topologi Dan Protokol Yang Berbeda. Menghubungkan Jaringan Pada Suatu Lokasi Dengan Jaringan Pada Lokasi Yang Lain. Membagi Suatu Jaringan Berukuran Besar Menjadi Jaringan-Jaringan Yang Lebih Kecil Dan Muda Untuk Dikelola. Memungkinkan Jaringan Dihubungkan Ke Internet Dan Informasi Yang Tersedia Dapat Diakses Oleh Siapa Saja. Mencari Jalan Terefisien Untuk Mengirimkan Data Ke Tujuan. Melindungi Jaringan Dari Pemakai-Pemakai Yang Tidak Berhak Dengan Cara Membatasi Akses Terhadap Data-Data Yang Tidak Berhak Untuk Diakses. Bridge Bridge Adalah Jenis Perangkat Yang Diperlukan Jika Dua Buah Jaringan Bertipe Sama (Ataupun Bertopologi Berbeda) Tetapi Dikehendaki Agar Lalu Lintas Lokal Masing-Masing Jaringan Tidak Saling Mempengaruhi Jaringan Yang Lainnya. Bridge Memiliki Sifat Yang Tidak Mengubah Isi Maupun Bentuk Frame Yang Diterimanya, Disamping Itu Bridge Memiliki Buffer Yang Cukup Untuk Menghadapi Ketidaksesuaian Kecepatan Pengiriman Dan Penerimaan Data. Adapun Alasan Menggunakan Bridge Adalah Sebagai Berikut : Keterbatasan Jaringan, Hal Ini Terkait Erat Dengan Jumlah Maksimum Stasiun, Panjang Maksimum Segmen, Dan Bentang Jaringan Kehandalan Dan Keamanan Lalu Lintas Data, Bridge Dapat Menyaring Lalu Lintas Data Antar Dua Segmen Jaringan Semakin Besar Jaringan, Performa Atau Unjuk Kerja Semakin Menurun Bila Dua Sistem Pada Tempat Yang Berjauhan Disambungkan, Penggunaan Bridge Dengan Saluran Komunikasi Jarak Jauh Jauh Lebih Masuk Akal Dibandingkan Dengan Menghubungkan Langsung Dua Sistem Tersebut Repeater Repeater Adalah Piranti Yang Berfungsi Untuk Memperbaiki Dan Memperkuat Sinyal Atau Isyarat Yang Melewatinya, Dua Sub Jaringan Yang Dilewatkan Pada Repeater Memiliki Protokol Yang Sama Untuk Semua Lapisan. Bab 3 Transmisi Data 4 3.1 Konsep Dan Terminologi Kesuksesan Transmisi Data Tergantung Pada Dua Faktor, Yaitu: Noise Sinyal Yang Ditransmisikan Dan Karakteristik Media Transmisi. Tujuan Bab Ini Serta Bab Berikutnya Adalah Menyadarkan Pembaca Akan Sifat Kedua Faktor Ini. Bagian Pertama Menampilkan Beberapa Konsep Dan Istilah Dari Bidang Teknik. Ini Menyediakan Latarbelakang Yang Cukup Memadai Untuk Menyesuaikan Dengan Bagian Akhir Dari Bab Ini. Bagian 2 Membedakan Penggunaan Istilah Analog Dan Digital. Baik Data Digital Maupun Analog Dapat Ditransmisikan Menggunakan Sinyal Digital Dan Analog. Lebih Jauh, Sudah Biasa Pengolahan Dalam Perangkat Perantara Dijelaskan Di Antara Sumber Dan Tujuan, Dan Pengolahan Ini Juga Memiliki Karakter, Baik Analog Maupun Digital. Bagian 3 Melihat Berbagai Macam Gangguan Yang Memunculkan Error Kedalam Data Selama Transmisi. Gangguan Yang Utama Adalah Atenuasi, Distorsi Atenuasi, Distorsi Tunda, Serta Berbagai Bentuk Noise. Terakhir, Kita Melihat Pada Konsep Penting Tentang Kapasitas Channel. Pada Bagian Ini Kita Memperkenalkan Beberapa Konsep Dan Istilah-Istilah Yang Akan Ditampilkan Sepanjang Bagian Dua Dan Sisanya. 3.1.1 Terminologi Transmisi Transmisi Data Terjadi Di Antara Transmitter Dan Receiver Melalui Beberapa Media Transmisi. Media Transmisi Dapat Digolongkan Sebagai Guided Atau Unguided. Pada Kedua Hal Itu, Komunikasi Berada Dalam Bentuk Gelombang Elektromagnetik. Dengan Guided Media, Gelombang Dikendalikan Sepanjang Jalur Fisik; Contoh-Contoh Guided Media Adalah Twisted Pair, Coaxial Cabel, Serta Fiber Optik. Unguided Media Menyediakan Alat Untuk Mentransmisikan Gelombang-Gelombang Elektromagnetik Namun Tidak Mengendalikannya; Contohnya Adalah Perambatan (Propagation) Di Udara, Dan Laut. Istilah Hubungan Langsung Dipergunakan Untuk Menunjuk Pada Jalur Transmisi Di Antara Dua Perangkat Di Mana Sinyal Dirambatkan Secara Langsung Dari Transmitter Menuju Receiver Tanpa Melalui Peralatan Perantara, Berbeda Dengan Amplifier Atau Repeater Yang Dipergunakan Untuk Meningkatkan Kekuatan Sinyal. Patut Dicatat Bahwa Istilah Ini Dapat Diterapkan Untuk Media Guided Dan Unguided. Media Transmisi Guided Adalah Ujung Ke Ujung Bila Ia Menyediakan Suatu Hubungan Langsung Di Antara Dua Perangkat Dan Membagi Media Yang Lama. Pada Sebuah Bentuk Multipoint Guided, Lebih Dari Dua Perangkat Membagi Media Yang Sama. Sebuah Transmisi Dapat Berupa Simplex, Half Duplex, Atau Full Duplex. Pada Transmisi Simplex, Sinyal Ditransmisikan Hanya Pada Satu Direction (Arah); Satu Station Sebagai Transmitter Dan Lainnya Sebagai Receiver. Pada Operasi Half-Duplex, Kedua Station Dapat Mentransmisikan, Namun Hanya Satu Station Pada Saat Yang Sama. Sedangkan Pada Operasi Full Duplex, Kedua Station Bisa Mentransmisikan Secara Bersamaan. Pada Kasus Berikutnya, Media Membawa Sinyal Pada Kedua Arah Pada Saat Yang Sama. Bagaimana Hal Ini Bisa Terjadi? Kita Mencatat Bahwa Definisi Yang Baru Saja Diberikan Merupakan Definisi Yang Paling Umum Digunakan Di Amerika Serikat (Definisi Ansi). 3.1.2 Frekuensi, Spektrum, Dan Bandwidth Sebuah Sinyal Digerakkan Melalui Sebuah Transmitter Clan Ditransmisikan Melalui Suatu Media. Sinyal Merupakan Suatu Fungsi Waktu, Namun Juga Dapat Diekspresikan Sebagai Suatu Fungsi Frekuensi; Di Mana, Sinyal Terdiri Dari Komponen-Komponen Frekuensi Yang Berbeda. Pandangan Frequency-Domain Dari Suatu Sinyal Lebih Penting Bagi Suatu Pemahaman Mengenai Transmisi Data Dibanding Pandangan Time-Domain-Nya. Konsep Time-Domain Bila Dipandang Sebagai Suatu Fungsi Waktu, Sebuah Sinyal Elektromagnetik Dapat Berupa Sinyal Kontinyu Atau Discrete. Sinyal Kontinyu Adalah Sinyal Di Mana Intensitasnya Berubah-Ubah Dalam Bentuk Halus Sepanjang Waktu. Dengan Kata Lain, Tidak Ada Sinyal Yang Terputus Atau Diskontinyu. Sedangkan Sinyal Discrete Adalah Sinyal Di Mana Intensitasnya Memperta-Hankan Level Yang Konstan Selama Beberapa Periode Waktu Dan Kemudian Berubah Ke Level Konstan Yang Lain. Sinyal Pendek Yang Paling Sederhana Adalah Sinyal Periodik, Di Mana Pola Sinyal Yang Sama Berulang Sediap Waktu. Gambar 3.1 Sinyal Kontinyu Dan Diskrit Gelombang Sinus Adalah Sinyal Periodik Yang Fundamental. Suatu Gelombang Sinus Umum Dapat Digambarkan Oleh Tiga Parameter: Amplitudo Tertinggi (A), Frekuensi (F), Dan Fase (). Puncak Amplitudo Adalah Nilai Tertinggi Atau Kekuatan Sinyal Setiap Waktu; Biasanya, Nilai Ini Diukur Dalam Volt. Frekuensi Adalah Rate (Dalam Putaran Per Detik, Atau Hertz [Hz]) Di Mana Sinyal Berulang-Ulang. Parameter Yang Ekuivalen Adalah Periode (T) Suatu Sinyal, Merupakan Jumlah Waktu Yang Diambil Untuk Satu Pengulangan.; Jadi, T=1 /F. Fase Adalah Ukuran Posisi Relatif Dalam Satu Waktu Di Dalam Satu Periode Sinyal, Seperti Yang Digambarkan Nanti. Lebih Formalnya, Untuk Suatu Periodik Signal F(T), Fase Merupakan 5 Sebagian Kecil T/P Dari Periode P Di Mana T Punya Hubungan Relatif Yang Kuat Dengan Asal. Asal Biasanya Diambil Dari Bagian Sebelumnya Melalui Titik Nol Dari Arah Negatif Ke Arah Positif. Gambar 3.2 Sinyal Periodik Terdapat Dua Keterkaitan Sederhana Di Antara Dua Gelombang Sinus, Satu Dalam Hal Waktu Dan Lainnya Dalam Hal Jarak. Menentukan Panjang Gelombang (Wavelength), , Dari Suatu Sinyal Saat Jarak Ditempati Oleh Suatu Putaran Tunggal Atau, Menggunakan Cara Lain, Jarak Di Antara Dua Titik Dari Fase Yang Berhubungan Dari Dua Putaran Yang Berurutan Anggap Saja Sinyal Bergerak Dengan Kecepatan (Velocity) V. Kemudian Wavelength Yang Dihubungkan Dengan Periode Sebagai: = V T. Ekuivalen Dengan, F = V. Konsep Frequency-Domain Pada Kenyataannya, Sebuah Sinyal Elektromagnetik Dibentuk Dari Beberapa Frekuensi Sebagai Contoh,Sinyal S(T) (4/) X (Sin(2Ft) + (1/3) Sin(2 (3f)T)) Seperti Yang Ditunjukkan Dalam Gambar 3.3c. Komponen-Komponen Sinyal Itu Adalah Gelombang Sinus Dengan Frekuensi F Dan 3f.; Bagian (A) Dan (B) Dari Gambar Tersebut Menunjukkan Komponen-Komponen Terpisah. Ada Dua Poin Menarik Yang Dapat Disimpulkan Dari Gambar Ini: Gambar 3.3 Komponen-Komponen Frekuensi (T=1/F) Tambahan Frekuensi Kedua Adalah Suatu Penggandaan Dari Frekuensi Pertama. Bila Semua Komponen Frekuensi Dari Sebuah Sinyal Adalah Penggandaan Dari Satu Frekuensi Frekuensi Berikutnya Ditunjukkan Sebagai Fundamental Frekuensi. Periode Sinyal Keseluruhan Setara Dengan Periode Fundamental Frekuensi. Periode Dari Komponen Sin (2Ft) Adalah T = 1/F, Dan Periode Dari S(T) Juga T, Sebagaimana Yang Dapat Dilihat Dalam Gambar3.4c. Dapat Ditunjukkan, Dengan Menggunakan Suatu Disiplin Ilmu Yang Disebut Sebagai Analisis Fourier, Bahwa Apapun Sinyal Yang Dibentuk Dari Komponen-Komponen Pada Berbagai Frekuensi, Masing-Masing Komponen Itu Disebut Sinusoid. Hasil Ini Sangat Penting, Karena Efek Dari Beragam Media Transmisi Pada Suatu Sinyal Dapat Diekspresikan Ke Dalam Istilah Frekuensi. Jadi Dapat Kita Katakan Bahwa Untuk Setiap Sinyal, Terdapat Fungsi Time-Domain S(T) Yang Menentukan Amplitudo Sinyal Pada Setiap Waktu Tertentu. Hampir Sama Dengan Itu, Terdapat Suatu Fungsi Frekuensi-Domain S(F) Yang Menentukan Amplitudo Puncak Dari Frekuensi Sinyal Yang Konsisten. Gambar 3.5a Menunjukkan Fungsi Frekuensi-Domain Untuk Sinyal Dalam Gambar 3.4c. Perlu Dicatat Bahwa Dalam Hal Ini, S(F) Berurutan. Gambar 3.5 Frekuensi Domain Representation Nilai 1 Di Antara-X/2 Clan X/2, Dan 0 Dimana-Mana Patut Dicatat Bahwa Dalam Hal Ini S(F) Bersifat Terus Menerus Dan Bahwa Tidak Ada Nilai Non Zero Untuk Jangka Waktu Tidak Terbatas, Meskipun Magnitude Komponen-Komponen Frekuensi Dengan Cepat Menjadi Lebih Kecil Untuk F Yang Lebih Besar. Karakteristik-Karakteristik Ini Umum Terjadi Pada Sinyal Nyata. 6 Istilah Final Untuk Menemukannya Adalah Dc Component. Bila Sebuah Sinyal Mencakup Sebuah Komponen Zero Frequency, Komponen Tersebut Merupakan Suatu Direct Current (Dc) Atau Komponen Konstan. Sebagai Contoh, Gambar 3.6 Menunjukkan Hasil Penambahan Suatu Dc Componen Ke Sinyal Dalam Gambar 3.4c. Tanpa Dc Componen, Sebuah Sinyal Memiliki Amplitudo Rata-Rata Sebesar Nol, Sebagaimana Yang Dilihat Dalam Domain Waktu. Dengan Suatu Dc Componen, Sinyal Memiliki Frequency Term Pada F=0 Dan Amplitudo Rata-Rata Bukan Nol. Gambar 3.6 Sinyal Dengan Komponen Hubungan Antara Data Rate Dan Bandwidth Telah Kita Katakan Bahwa Bandwidth Yang Efektif Adalah Band Di Mana Sebagian Besar Energi Sinyal Terkonsentrasi Di Dalamnya. Istilah Sebagian Besar Dalam Konteks Ini Sedikit Berubah-Ubah. Hal Terpenting Disini Adalah, Meskipun Bentuk Gelombang Tertentu Berisi Frekuensi Sepanjang Jarak Yang Sangat Panjang Sebagaimana Hal-Hal Praktis Yang Berkaitan Dengan Berbagai Sistem Transmisi (Transmitter Plus Media Plus Receiver) Yang Dipergunakan Akan Mampu Untuk Mengakomodasikan Hanya Satu Frekuensi Band Terbatas. Hal Ini, Sebaliknya, Membatasi Data Rate Yang Dapat Dibawa Sepanjang Media Transmisi. Bentuk Gelombang Ini Memiliki Komponen-Komponen Frekuensi Yang Tidak Terbatas Dan Oleh Karena Itu Bandwidth Yang Tidak Terbatas. Bagaimanapun Juga, Puncak Amplitudo Dari Komponen Frekuensi Kth, Kf, Hanyalah 1/K, Jadi Begitu Banyak Dari Energi Didalam Bentuk Gelombang Ini Pada Sebagian Kecil Dari Komponen-Komponen Frekuensi Yang Pertama. Gambar 3.7 Efek Bendwith Terhadap Suatu Sinyal Digital 3.2 Transmisi Data Digital Dan Analog Dalam Mentransmisikan Data Dari Sumber Ke Tujuan, Satu Hal Yang Harus Dihubungkan Dengan Sifat Data, Arti Fisik Yang Hakiki Dipergunakan Untuk Menyebarkan (Propagate) Data, Dan Pemrosesan Atau Penyetelan Apa Yang Perlu Dilakukan Sepanjang Jalan Untuk Memastikan Bahwa Data Yang Diterima Dapat Dimengerti Dengan Baik. Dari Semua Pertimbangan Ini, Inti Terpen-Tingnya Adalah Apakah Kita Menghadapi Analog Entiti Ataukah Digital Entiti. Data Pensinyalan Transmisi Kita Dapat Menentukan Data Sebagai Entiti Yang Menyampaikan Arti Atau Informasi. Sinyal Adalah Tampilan Data Elektrik Atau Elektromagnetik Pensinyalan Berarti Penyebaran Sinyal Secara Fisik Melalui Suatu Media Yang Sesuai. Terakhir, Transmisi Adalah Komunikasi Data Melalui Penyebaran Dan Pemrosesan Sinyal-Sinyal. Apa Yang Terjadi Selanjutnya, Kita Berusaha Untuk Memperjelaskan Konsep-Konsep Yang Masih Kabur Dengan Cara Membahas Istilah Analog Don Digital Seperti Yang Diterapkan Terhadap Data, Sinyal, Don Transmisi. Data Konsep-Konsep Mengenai Data Analog Dan Digital Cukup Sederhana. Analog Data Menerima Nilai Yang Terulang Secara Terus-Menems Dan Kontinu Dalam Beberapa Interval. Sebagai Contoh Suara Dan Video Mengubah Pola-Pola Intensitas Secara Terus-Menerus. Sebagian Besar Data Yang Dikumpulkan Oleh Sensor, Seperti Temperatur Dan Tekanan, Dinilai Tanpa Henti. Digital Data Menerima Nilai-Nilai Yang Berlainan Misalnya Teks Dan Bilangan Bulat. Contoh Yang Paling Dikenal Dari Analog Data Adalah Audio, Di Mana, Dalam Bentuk Gelombang Suara Akustik, Dapat Dirasakan Manusia Secara Langsung. Gambar 3.8 Menunjukkan Spektrum Akustik Untuk Percakapan Manusia Dan Untuk Musik. Frekuensi Komponen-Komponen Percakapan Biasa Bisa Ditemukan Berkisar Antara 100 Hz Don 7 Khz. Meskipun Sebagian Besar Energi Percakapan Ini Terpusat Pada Frekuensi Yang Lebih Rendah, Dari Uji Coba Yang Dilakukan Menunjukkan Bahwa Frekuensi Bisa Mencapai 600 Sampai 700 Hz, Sedikit Menambah Kejelasan Percakapan Tersebut Sehingga Dapat Diterima Telinga Manusia. 7 Gambar 3.8 Akustik Spektrum Dari Percakapan Dan Musik (Arn 95) Sinyal Dalam Suatu Sistem Komunikasi, Data Disebarkan Dari Satu Titik Ke Titik Yang Lain Melalui Sebuah Alat Sinyal-Sinyal Elektrik. Suatu Sinyal Analog Merupakan Aneka Macam Gelombang Eletromagnetik Yang Berlangsung Terus-Menerus Yang Kemungkinan Disebarkan Lewat Berbagai Macam Media, Tergantung Pada Spektrum, Contohnya Media Kabel (Wire), Semacam Twisted Pair Dan Coaxial Cable, Kabel Fiber Optik, Dan Atmosfer Atau Ruang Perambatan. Sinyal Digital Adalah Suatu Rangkaian Voltase Pulsa Yang Bisa Ditransmisikan Melalui Sebuah Media Kabel; Sebagai Contoh, Suatu Level Voltase Positif Konstan Ditunjukkan Sebagai Biner 1 Sedangkan Level Voltase Negatif Konstan Dengan Biner 0. Data Dan Sinyal Pada Pembahasan Terdahulu, Kita Mengamati Sinyal-Sinyal Analog Yang Dipergunakan Untuk Menampilkan Data Analog, Dan Sinyal-Sinyal Digital Untuk Menampilkan Data Digital. Biasanya, Data Analog Merupakan Suatu Fungsi Waktu Dan Menempati Spektrum Frekuensi Terbatas; Data Semacam Itu Dapat Ditampilkan Metal Ui Sinyal Elektromagnetik Yang Menempati Spektrum Yang Sama. Sedangkan Data Digital Dibawa Melalui Signal Digital, Dengan Level Voltase Yang Berlainan Untuk Setup Dua Digit Biner. Transmisi Perbedaan Final Tetap Bisa Dibuat. Baik Sinyal Analog Maupun Sinyal Digital Dapat Ditransmisikan Melalui Media Transmisi Yang Sesuai. Caranya, Sinyal-Sinyal Ini Diperlakukan Sebagai Fungsi Sistem Transmisi. Transmisi Analog Merupakan Suatu Alat Untuk Mentransmisikan Sinyal-Sinyal Analog Tanpa Memperhatikan Fsinya: Sinyal Bisa Menampilkan Data Analog (Misalnya, Suara) Gambar 3.9 Pensinyalan Analog Dan Digital Untuk Data Analog San Data Digital Tabel 3.3 Transmisi Analog Dan Digital Tentunya Muncul Pertanyaan-Pertanyaan Mengenai Metode Apa Yang Dipilih Untuk Melakukan Transmisi. Jawabannya Diberikan Oleh Industri Telekomunikasi Dan Pelanggannya Adalah Digital. Fasilitas-Fasilitas Telekomuniksi Long-Haul Dan Intra Building Beralih Ke Transmisi Digital Dan, Bila Mungkin, Teknik-Teknik Pensinyalan Digital. Alasan-Alasan Terpentingnya Adalah Sebagai Berikut: Teknologi Digital: Datangnya Teknologi Large-Scale-Integration (Lsi) Dan Very-Iarge Scale-Integration (Vsli) Menyebabkan Penurunan Biaya Dan Ukuran Digital Circuitry. Peralatan Yang Analog Tidak Menunjukkan Penurunan Yang Sama. Integritas Data: Dengan Menggunakan Repeater Daripada Amplifier, Efek Derau Dan Gangguan Sinyal Yang Lain Tidak Menumpuk. Karena Itu, Sangatlah Mungkin Mentransmisikan Data Pada Jarak Yang Lebih Jauh Dan Dengan Kualitas Lebih Rendah Melalui Peralatan Digital Sambil Tetap Mempertahankan Integritas Data. Penggunaan Kapasitas : Menjadi Lebih Ekonomis Membangun Jalur Transmisi Dengan Bandwidth Yang Sangat Tinggi, Termasuk Channel Satelit Dan Fiber Optik. Derajat Multipel Yang Tinggi Diperlukan Agar Kapasitas Dapat Digunakan Dengan Efektif, Dan Hal Itu Lebih Mudah Dan Lebih Murah Diperoleh Dengan Teknik Digital (Time-Division) Dibandingkan Dengan Teknik Analog (Time-Division). Hal Ini Akan Dibahas Lebih Terperinci Di Bab Berikutnya Security (Pengamanan) Dan Privacy (Kerahasiaan): Teknik-Teknik Encryption Dapat Diterapkan Dengan Mudah Pada Data Digital Dan Data Analog Yang Didigitalkan. Integrasi: Dengan Memperlakukan Analog Data Dan Digital Data Secara Digital, Semua Sinyal Memiliki Bentuk Yang Sama Dan Dapat Diperlakukan Dengan Sama Pula. Karena Itu Skala Ekonomik Dan Ketepatan Waktu Dapat Dicapai Melalui Integrasi Suara, Video, Dan Digital Data. 3.3 Gangguan Transmisi Dalam Sistem Komunikasi, Sinyal Yang Diterima Kemungkinan Berbeda Dengan Sinyal Yang Ditransmisikan Dikarena Adanya Berbagai Gangguan Transmisi Bagi Analog Signal, Gangguan Ini Dapat Menurunkan Kualitas Sinyal. Sedangkan Bagi Digital Signal, Akan Natural Bit Error. Biner 1 Diubah Menjadi Biner 0 Dan Seterusnya. Di Bagian Ini, Kita Menguji Berbagai Gangguan Dan Bagaimana Pengaruhnya Terhadap Kapasitas Yang Membawa Informasi Pada Suatu Jalur Komunikasi; Bab Selanjutnya Membahas Ukuran-Ukuran Yang Dapat Diambil Untuk Mengimbangi Gangguan Ini. Gangguan Yang Paling Signifikan Adalah Sebagai Berikut: Atenuasi Dan Distorsi Atenuasi 8 Distorsi Delay Derau Atenuasi Kekuatan Sinyal Berkurang Bila Jaraknya Terlalu Jauh Melalui Media Transmisi. Untuk Guided Media, Penurunan Dalam Hal Kekuatan, Atau Atenuasi, Pada Umumnya Mengikuti Fungsi Logarithma. Sehingga Biasanya Dinyatakan Sebagai Jumlah Desibel Konstan Per Unit Jarak. Untuk Unguided Media, Atenuasi Adalah Fungsi Yang Lebih Kompleks Dari Jarak. Atenuasi Membawakan Tiga Pertimbangan Untuk Membangun Transmisi. Pertama, Sinyal Yang Diterima Harus Cukup Kuat Sehingga Arus Elektronik Pada Receiver Bisa Mendeteksi Sinyal. Kedua, Sinyal Harus Mempertahankan Level Yang Lebih Tinggi Dibanding Derau Yang Diterima Tanpa Error. Ketiga, Atenuasi Merupakan Fungsi Frekuensi Yang Meningkat. Komponen Frekuensi Pada Bagian Akhir Voice Band Di Tingkat Yang Lebih Tinggi Lebih Diperlemah Dibandingkan Dengan Yang Berada Pada Frekuensi Yang Lebih Rendah. Nampak Jelas Bahwa Ini Akan Mengakibatkan Munculnya Distorsi Pads Sinyal Percakapan Yang Diterima, Garis Putus-Putus Menunjukkan Efek Equalisasi. Garis Lengkung Balasan Yang Mendatar Meningkatkan Main Sinyal Suara. Hal Itu Memungkinkan Data Rate Yang Lebih Besar Dipergunakan Oleh Data Digital Yang Melintasi Sebuah Modem. Gambar 3.10 Garis Lengkung Atenuasi Dan Distorsi Tunda Untuk Saluran Udara Distorsi Atenuasi Menggambarkan Kurangnya Masalah Dengan Sinyal Digital. Distorsi Tunda Distorsi Tunda Merupakan Sebuah Fenomena Khas Pada Media Guided. Distorsi Yang Terjadi Disebabkan Oleh Kenyataan Bahwa Kecepatan Penyebaran Sebuah Sinyal Melewati Medium Guided Berbeda Dengan Frekuensi. Untuk Sebuah Signal Band Terbatasi, Kecepatannya Cenderung Sangat Tinggi Didekat Pusat Frekuensi Dan Turun Mengarah Pada Kedua Sisi Band. Sehingga Berbagai Komponen Frekuensi Suatu Sinyal Akan Mencapai Receiver Pada Waktu Yang Berlainan, Dan Mengakibatkan Fasenya Berubah Di Antara Frekuensi Yang Berbeda-Beda Efek Ini Menunjuk Pada Distorsi Tunda, Akibat Sinyal Yang Diterima Mengalami Distorsi Karena Berbagai Penyndaan Yang Dialami Pada Pemilih Frekuensi. Derau Untuk Suatu Peristiwa Pentransmisian Data, Sinyal Yang Diterima Akan Berisikan Sinyal-Sinyal Yang Ditransmisikan, Dimodifikasi Oleh Berbagai Distorsi Yang Terjadi Melalui Sistem Transmisi, Plus Sinyal-Sinyal Tambahan Yang Tidak Diinginkan Yang Diselipkan Disuatu Tempat Di Antara Transmisi Dan Penerimaan. Berikutnya, Sinyal-Sinyal Yang Tidak Diharapkan Tersebut Disebut Sebagai Derau. Yaitu Derau Yang Merupakan Faktor Utama Yang Membatasi Performance Sistem Komunikasi, Derau Dibagi Menjadi Empat Kategori: Derau Suhu Derau Intermodulasi Crosstalk Derau Impuls Crosstalk Dialami Oleh Siapapun Yang Saat Menggunakan Telepon, Terdengar Percakapan Lain; Ini Merupakan Kopel Yang Tidak Diharapkan Yang Terjadi Di Antara Path Sinyal. Bab 4 Media Transmisi Data 4.1 Definisi Media Transmisi Media Transmisi Adalah Media Yang Menghubungkan Antara Pengirim Dan Penerima Informasi (Data), Karena Jarak Yang Jauh, Maka Data Terlebih Dahulu Diubah Menjadi Kode/Isyarat, Dan Isyarat Inilah Yang Akan Dimanipulasi Dengan Berbagai Macam Cara Untuk Diubah Kembali Menjadi Data. Media Transmisi Digunakan Pada Beberapa Peralatan 9 Elektronika Untuk Menghubungkan Antara Pengirim Dan Penerima Supaya Dapat Melakukan Pertukaran Data. Beberapa Alat Elektronika, Seperti Telepon, Komputer, Televisi, Dan Radio Membutuhkan Media Transmisi Untuk Dapat Menerima Data. Seperti Pada Pesawat Telepon, Media Transmisi Yang Digunakan Untuk Menghubungkan Dua Buah Telepon Adalah Kabel. Setiap Peralatan Elektronika Memiliki Media Transmisi Yang Berbeda-Beda Dalam Pengiriman Datanya. Karakteristik Media Transmisi Ini Bergantung Pada Jenis Alat Elektronika, Data Yang Digunakan Oleh Alat Elektronika Tersebut, Tingkat Keefektifan Dalam Pengiriman Data, Dan Ukuran Data Yang Dikirimkan. Jenis Media Transmisi Ada Dua, Yaitu Guided Dan Unguided. Guided Transmission Media Atau Media Transmisi Terpandu Merupakan Jaringan Yang Menggunakan Sistem Kabel. Unguided Transmission Media Atau Media Transmisi Tidak Terpandu Merupakan Jaringan Yang Menggunakan Sistem Gelombang. 4.2 Media Transmisi Guided Guided Media Menyediakan Jalur Transmisi Sinyal Yang Terbatas Secara Fisik, Meliputi Twisted-Pair Cable, Coaxial Cable (Kabel Koaksial) Dan Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik). Sinyal Yang Melewati Media-Media Tersebut Diarahkan Dan Dibatasi Oleh Batas Fisik Media. Twisted-Pair Dan Coaxial Cable Menggunakan Konduktor Logam Yang Menerima Dan Mentransmisikan Sinyal Dalam Bentuk Aliran Listrik. Optical Fiber/Serat Optik Menerima Dan Mentransmisikan Sinyal Data Dalam Bentuk Cahaya. a. Twisted-Pair Cable Kabel Twisted-Pair Terdiri Atas Dua Jenis Yaitu Shielded Twisted Pair Biasa Disebut Stp Dan Unshielded Twisted Pair (Tidak Memiliki Selimut) Biasa Disebut Utp. Kabel Twisted-Pair Terdiri Atas Dua Pasang Kawat Yang Terpilin. TwistedPair Lebih Tipis, Lebih Mudah Putus, Dan Mengalami Gangguan Lain Sewaktu Kabel Terpuntir Atau Kusut. Keunggulan Dari Kabel Twisted-Pair Adalah Dampaknya Terhadap Jaringan Secara Keseluruhan: Apabila Sebagian Kabel Twisted-Pair Rusak, Tidak Seluruh Jaringan Terhenti, Sebagaimana Yang Mungkin Terjadi Pada Coaxial. Kabel Twisted-Pair Terbagi Atas Dua Yaitu: Gambar 2. Shielded Twisted-Pair (Stp) Kabel Stp Mengkombinasikan Teknik-Teknik Perlindungan Dan Antisipasi Tekukan Kabel. Stp Yang Peruntukan Bagi Instalasi Jaringan Ethernet, Memiliki Resistansi Atas Interferensi Elektromagnetik Dan Frekuensi Radio Tanpa Perlu Meningkatkan Ukuran Fisik Kabel. Kabel Shielded Twister-Pair Nyaris Memiliki Kelebihan Dan Kekurangan Yang Sama Dengan Kabel Utp. Satu Hal Keunggulan Stp Adalah Jaminan Proteksi Jaringan Dari Interferensi-Interferensi Eksternal, Sayangnya Stp Sedikit Lebih Mahal Dibandingkan Utp. Tidak Seperti Kabel Coaxial, Lapisan Pelindung Kabel Stp Bukan Bagian Dari Sirkuit Data, Karena Itu Perlu Diground Pada Setiap Ujungnya. Pada Prakteknya, Melakukan Ground Stp Memerlukan Kejelian. Jika Terjadi Ketidaktepatan, Dapat Menjadi Sumber Masalah Karena Bisa Menyebabkan Pelindung Bekerja Sebagai Layaknya Sebuah Antenna; Menghisap Sinyal-Sinyal Elektrik Dari Kawat-Kawat Dan Sumber-Sumber Elektris Lain Disekitarnya. Kabel Stp Tidak Dapat Dipakai Dengan Jarak Lebih Jauh Sebagaimana Media-Media Lain (Seperti Kabel Coaxial) Tanpa Bantuan Device Penguat (Repeater). Kecepatan Dan Keluaran: 10-100 Mbps Biaya Rata-Rata Per Node: Sedikit Mahal Dibadingkan Utp Dan Coaxial Media Dan Ukuran Konektor: Medium Panjang Kabel Maksimum Yang Diizinkan : 100m (Pendek). Unshielded Twisted-Pair (Utp) Untuk Utp Terdapat Pula Pembagian Jenis Yakni: Gambar 3. Unshielded Twisted-Pair (Utp) Secara Fisik, Kabel Unshielded Twisted-Pair Terdiri Atas Empat Pasang Kawat Medium. Setiap Pasang Dipisahkan Oleh Lapisan Pelindung. Tipe Kabel Ini Semata-Mata Mengandalkan Efek Konselasi Yang Diproduksi Oleh Pasangan-Pasangan Kawat, Untuk Membatasi Degradasi Sinyal. Seperti Halnya Stp, Kabel Utp Juga Harus Mengikuti Rule Yang Benar Terhadap Beberapa Banyak Tekukan Yang Diizinkan Perkaki Kabel. Utp Digunakan Sebagai Media Networking Dengan Impedansi 100 Ohm. Hal Ini Berbeda Dengan Tipe Pengkabelan Twister-Pair Lainnya Seperti Pengkabelan Untuk Telepon. Karena Utp Memiliki Diameter Eksternal 0,43 Cm, Ini Menjadikannya Mudah Saat Instalasi. Utp Juga Mensuport Arsitektur-Arsitektur Jaringan Pada Umumnya Sehingga Menjadi Sangat Popular. Kecepatan Dan Keluaran: 10 – 100 Mbps Biaya Rata-Rata Per Node: Murah 10 Media Dan Ukuran: Kecil Panjang Kabel Maksimum Yang Diizinkan : 100m (Pendek). Kabel Utp Memiliki Banyak Keunggulan. Selain Mudah Dipasang, Ukurannya Kecil, Juga Harganya Lebih Murah Dibanding Media Lain. Kekurangan Kabel Utp Adalah Rentang Terhadap Efek Interferensi Elektris Yang Berasal Dari Media Atau Perangkat-Perangkat Di Sekelilingnya. Meski Begitu, Pada Prakteknya Para Administrator Jaringan Banyak Menggunakan Kabel Ini Sebagai Media Yang Efektif Dan Cukup Diandalkan. b. Coaxial Cable (Kabel Koaksial) Gambar 4. Coaxial Cable (Kabel Koaksial) Kabel Coaxial Atau Popular Disebut “Coax” Terdiri Atas Konduktor Silindris Melingkar, Yang Menggelilingi Sebuah Kabel Tembaga Inti Yang Konduktif. Untuk Lan, Kabel Coaxial Menawarkan Beberapa Keunggulan. Diantaranya Dapat Dijalankan Dengan Tanpa Banyak Membutuhkan Bantuan Repeater Sebagai Penguat Untuk Komunikasi Jarak Jauh Diantara Node Network, Dibandingkan Kabel Stp Atau Utp. Repeater Juga Dapat Diikutsertakan Untuk Meregenerasi Sinyal-Sinyal Dalam Jaringan Coaxial Sehingga Dalam Instalasi Network Cukup Jauh Dapat Semakin Optimal. Kabel Coaxial Juga Jauh Lebih Murah Dibanding Fiber Optic, Coaxial Merupakan Teknologi Yang Sudah Lama Dikenal. Digunakan Dalam Berbagai Tipe Komuniksai Data Sejak Bertahun-Tahun, Baik Di Jaringan Rumah, Kampus, Maupun Perusahaan. Kecepatan Dan Keluaran: 10 -100 Mbps Biaya Rata-Rata Per Node: Murah Media Dan Ukuran Konektor: Medium Panjang Kabel Maksimum: 200m (Disarankan 180m) Untuk Thin-Coaxial Dan 500m Untuk Thick-Coaxial Saat Bekerja Dengan Kabel, Penting Bagi Kita Untuk Mempertimbangkan Ukurannya; Seperti Ketebalan, Diameter, Pertambahan Kabel Sehingga Akan Menjadi Pertimbangan Atas Kesulitan Saat Instalasi Dilapangan. Kita Juga Harus Ingat Bahwa Kabel Akan Mengalami Tarikan-Tarikan Dan Tekukan Di Dalam Pipa. Kabel Coaxial Datang Dalam Beragam Ukuran. Diameter Terbesar Diperuntukkan Sebagai Backbone Ethernet Karena Secara Historis Memiliki Ketahanan Transmisi Dan Daya Tolak Interferensi Yang Lebih Besar. Tipe Kabel Coaxial Ini Sering Disebut Dengan Thicknet, Namun Dewasa Ini Sudah Banyak Ditinggalkan. Kabel Coaxial Lebih Mahal Saat Diinstal Dibandingkan Kabel Twisted-Pair. c. Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik) Gambar 5. Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik) Kabel Fiber Optic Merupakan Media Networking Yang Mampu Digunanakan Untuk Transmisi-Transmisi Modulasi. Jika Dibandingkan Media-Media Lain, Fiber Optic Memiliki Harga Lebih Mahal, Tetapi Cukup Tahan Terhadap Interferensi Elektromagnetis Dan Mampu Beroperasi Dengan Kecepatan Dan Kapasitas Data Yang Tinggi. 11 Kabel Fiber Optic Dapat Mentransmisikan Puluhan Juta Bit Digital Perdetik Pada Link Kabel Optic Yang Beroperasi Dalam Sebuah Jaingan Komersial. Ini Sudah Cukup Untuk Mengantarkan Ribuan Panggilan Telepon. Beberapa Keuntungan Kabel Fiber Optic: Kecepatan: Jaringan-Jaringan Fiber Optic Beroperasi Pada Kecepatan Tinggi, Mencapai Gigabits Per Second; Bandwidth: Fiber Optic Mampu Membawa Paket-Paket Dengan Kapasitas Besar; Distance: Sinyal-Sinyal Dapat Ditransmisikan Lebih Jauh Tanpa Memerlukan Perlakuan “Refresh” Atau “Diperkuat”; Resistance: Daya Tahan Kuat Terhadap Imbas Elektromagnetik Yang Dihasilkan Perangkat-Perangkat Elektronik Seperti Radio, Motor, Atau Bahkan Kabel-Kabel Transmisi Lain Di Sekelilingnya. Maintenance: Kabel-Kabel Fiber Optic Memakan Biaya Perawatan Relative Murah. Tipe-Tipe Kabel Fiber Optic: Kabel Single Mode Merupakan Sebuah Serat Tunggal Dari Fiber Glass Yang Memiliki Diameter 8.3 Hingga 10 Micron. (Satu Micron Besarnya Sekitar 1/250 Tebal Rambut Manusia) Kabel Multimode Adalah Kabel Yang Terdiri Atas Multi Serat Fiber Glass, Dengan Kombinasi (Range) Diameter 50 Hingga 100 Micron. Setiap Fiber Dalam Kabel Multimode Mampu Membawa Sinyal Independen Yang Berbeda Dari Fiber-Fiber Lain Dalam Bundel Kabel. Plastic Optical Fiber Merupakan Kabel Berbasis Plastic Terbaru Yang Memiliki Performa Familiar Dengan Kabel Single Mode, Tetapi Harganya Sedikit Murah. Kontruksi Kabel Fiber Optic 4.3 Core: Bagian Ini Merupakan Medium Fisik Utama Yang Mengangkut Sinyal-Sinyal Data Optical Dari Sumber Ke Device Penerima. Core Berupa Helai Tunggal Dari Glass Atau Plastik Yang Kontinyu (Dalam Micron). Semakin Beasr Ukuran Core, Semakin Banyak Data Yang Dapat Diantarkan. Semua Kabel Fiber Optic Diukur Mengacu Pada Diameter Core-Nya. Cladding: Merupakan Lapisan Tipis Yang Menyelimuti Fiber Core. Coating: Adalah Lapisan Plastik Yang Menyelimuti Core Dan Cladding. Penyangga Coating Ini Diukur Dalam Micron Dan Memilki Range 250 Sampai 900 Micron. Strengthening Fibers: Terdiri Atas Beberapa Komponen Yang Dapat Menolong Fiber Dari Benturan Kasar Dan Daya Tekan Tak Terduga Selama Instalasi Cable Jacket: Merupakan Lapisan Terluar Dari Keseluruhan Badan Kabel. Media Transmisi Unguided Media Unguided Mentransmisikan Gelombang Electromagnetic Tanpa Menggunakan Konduktor Fisik Seperti Kabel Atau Serat Optik. Contoh Sederhana Adalah Gelombang Radio Seperti Microwave, Wireless Mobile Dan Lain Sebagainya. Media Ini Memerlukan Antena Untuk Transmisi Dan Penerimaan (Transmiter Dan Receiver). Ada Dua Jenis Transmisi, Point-To-Point (Unidirectional) Yaitu Dimana Pancaran Terfokus Pada Satu Sasaran. Broadcast (Omnidirectioanl) Yaitu Dimana Sinyal Terpancar Ke Segala Arah Dan Dapat Diterima Oleh Banyak Antena. Tiga Macam Wilayah Frekuensi, Antara Lain: a. b. c. Gelombang Mikro (Microwave) 2 – 40 Ghz Gelombang Radio 30 Mhz – 1 Ghz Gelombang Inframerah Untuk Media Tidak Terpandu (Unguided), Transmisi Dan Penerimaan Dapat Dicapai Dengan Menggunakan Antena. Untuk Transmisi, Antena Mengeluarkan Energi Elektromagnetik Ke Medium (Biasanya Udara) Dan Untuk Penerimaan, Antena Mengambil Gelombang Elektomagnetik Dari Medium Sekitarnya. Media Transmisi Tidak Terpandu (Unguided) Terbagi Atas Empat Bagian Yaitu: a. Gelombang Mikro Terrestrial (Atmosfir Bumi) b. Gelombang Mikro Satelit c. Radio Broadcast d. Infra Merah Gelombang Mikro Terrestrial Tipe Antena Gelombang Mikro Yang Paling Umum Adalah Parabola 'Dish'. Ukuran Diameternya Biasanya Sekitar 3 M. Antena Pengirim Memfokuskan Sinar Pendek Agar Mencapai Transmisi Garis Pandang Menuju Antena Penerima. Antena Gelombang Mikro Biasanya Ditempatkan Pada Ketinggian Tertentu Diatas Tanah Untuk Memperluas Jarak Antara Antena Dan Mampu Menembus Batas. Untuk Mencapai Transmisi Jarak Jauh, Diperlukan Beberapa Menara Relay Gelombang Mikro, Dan Penghubung Gelombang Mikro Titik Ke Titik Dipasang Pada Jarak Tertentu. Kegunaan Sistem Gelombang Mikro Yang Utama Adalah Dalam Jasa Telekomunikasi Long-Haul, Sebagai Alternative Untuk Coaxial Cable Atau Serat Optic. 12 Fasilitas Gelombang Mikro Memerlukan Sedikit Amplifier Atau Repeater Daripada Coaxial Cable Pada Jarak Yang Sama, Namun Masih Memerlukan Transmisi Garis Pandang. Gelombang Mikro Umumnya Dipergunakan Baik Untuk Transmisi Televisi Maupun Untuk Transmisi Suara. Pengguna Gelombang Mikro Lainnya Adalah Untuk Jalur Titik-Titik Pendek Antara Gedung. Ini Dapat Digunakan Untuk Jaringan Tv Tertutup Atau Sebagai Jalur Data Diantara Local Area Network. Gelombang Mikro Short-Haul Juga Dapat Digunakan Untuk Aplikasi-Aplikasi Khusus. Untuk Keperluan Bisnis Dibuat Jalur Gelombang Mikro Untuk Fasilitas Telekomunikasi Jarak Jauh Untuk Kota Yang Sama, Melalui Perusahaan Telepon Local. Transmisi Gelombang Mikro Meliputi Bagian Yang Mendasar Dari Spectrum Elektromagnetik. Frekuensi Yang Umum Di Gunakan Untuk Transmisi Ini Adalah Rentang Frekuensi Sebesar 2 Sampai 40 Ghz. Semakin Tinggi Frekuensi Yang Digunakan Semakin Tinggi Potensial Bandwidth Dan Berarti Pula Semakin Tinggi Rate Data-Nya. Sama Halnya Dengan Beberapa Sistem Transmisi, Sumber Utama Kerugian Adalah Atenuansi. Sehingga Repeater Dan Amplifier Ditempatkan Terpisah Jauh Dari Sistem Gelombang Mikro Biasanya 10 Sampai 100 Km. Atenuansi Meningkat Saat Turun Hujan Khusunya Tercatat Diatas 10 Ghz. Sumber Gangguan-Gangguan Yang Lain Adalah Interferensi. Dengan Semakin Berkembangnya Popularitas Gelombang Mikro, Daerah Transmisi Saling Tumpang Tindih Dan Interferensi Merupakan Suatu Ancaman. Karena Itu Penetapan Band Frekuensi Diatur Dengan Ketat. Band Yang Paling Umum Untuk Sistem Telekomunikasi Long-Haul Adalah Band 4 Ghz Sampai 6 Ghz. Dengan Meningkatkan Kongesti (Kemacetan) Pada Frekuensi-Frekuensi Ini, Sekarang Digunakan Band 11 Ghz. Band 12 Ghz Digunakan Sebagai Komponen Sistem Tv Kabel. Saluran Gelombang Mikro Juga Digunakan Untuk Menyediakan Sinyal-Sinyal Tv Untuk Instalasi Catv Local; Sinyal-Sinyal Yang Kemudian Didistribusikan Kepelanggan Melalui Kabel Coaxial. Sedangkan Gelombang Mikro Dengan Frekuensi Lebih Tinggi Digunakan Untuk Saluran Titik Ke Titik Pendek Antar Gedung. Biasanya Digunakan Band 22 Ghz. Frekuensi Gelombang Mikro Yang Lebih Tinggi Lagi Tidak Efektif Untuk Jarak Yang Lebih Jauh, Akibat Meningkatnya Atenuansi, Namun Sangat Sesuai Untuk Jarak Pendek. Sebagai Tambahan, Semakin Tinggi Frekuensi, Antenanya Akan Semakin Kecil Dan Murah. Gelombang Mikro Satelit Satelit Komunikasi Adalah Sebuah Stasiun Relay Gelombang Mikro. Dipergunakan Untuk Menghubungkan Dua Atau Lebih Transmitter/Receiver Gelombang Mikro Pada Bumi, Yang Dikenal Sebagai Stasiun Bumi Atau Ground Station. Satelit Menerima Transmisi Diatas Satu Band Frekuensi (Uplink), Amplifier Dan Mengulang Sinyal-Sinyal, Lalu Mentransmisikannya Ke Frekuensi Yang Lain (Downlink). Sebuah Satelit Pengorbit Tunggal Akan Beroperasi Pada Beberapa Band Frekuensi, Yang Disebut Sebagai Transponder Channel, Atau Singkatnya Transponder. Ada Dua Konfigurasi Umum Untuk Komunikasi Satelit Yang Popular Yaitu: a. Satelit Digunakan Untuk Menyediakan Jalur Titik-Ke Titik Diantara Dua Antena Dari Dua Stasiun Bumi b. Satelit Menyediakan Komunikasi Antara Satu Transmitter Dari Stasiun Bumi Dan Sejumlah Receiver Stasiun Bumi. Agar Komunikasi Satelit Bisa Berfungsi Efektif, Biasanya Diperlukan Orbit Stasioner Dengan Memperhatikan Posisinya Diatas Bumi. Sebaliknya, Stasiun Bumi Tidak Harus Saling Berada Digaris Pandang Sepanjang Waktu. Untuk Mrnjadi Stasioner, Satelit Harus Memiliki Periode Rotasi Yang Sama Dengan Periode Rotasi Bumi. Kesesuaian Ini Terjadi Pada Ketinggian 35.784 Km. Dua Satelit Yang Menggunakan Band Frekuensi Yang Sama, Bila Keduanya Cukup Dekat, Akan Saling Mengganggu. Untuk Menghindari Hal Ini, Standar-Standar Terbaru Memerlukan 4 Derajat Ruang. Satelit Komunikasi Merupakan Suatu Revolusi Dalam Teknologi Komunikasi Dan Sama Pentingnya Dangan Serat Optic. Aplikasi-Aplikasi Terpenting Untuk Satelit Lainnya Diantaranya Adalah: a. b. c. Distribusi Siaran Televisi Transmisi Telepon Jarak Jauh Jaringan Bisnis Swasta Beberapa Karakteristik Komunikasi Satelit Dapat Diuraikan Sebagai Berikut: a. b. Akibat Jarak Yang Panjang Terdapat Penundaan Penyebaran (Propagation Delay) Kira-Kira Seperempat Detik Dari Transmisi Dari Suatu Stasiun Bumi Untuk Di Tangkap Oleh Stasiun Bumi Lain. Disamping Itu Muncul Masalah-Masalah Yang Berkaitan Dengan Control Error Dan Flow Control. Gelombang Mikro Merupakan Sebuah Fasilitas Penyiaran, Dan Ini Sudah Menjadi Sifatnya. Bebarapa Stasiun Dapat Mentransmisikan Ke Satelit, Dan Transmisi Dari Satelit Dapat Diterima Oleh Beberapa Stasiun. 13 Gambar 6. Jalur Titik-Ke-Titik Gelombang Mikro Satelit Karena Sifat Siarannya, Satelit Sangat Sesuai Untuk Distrbusi Siaran Televisi Dan Dipergunakan Secara Luas Di Seluruh Dunia. Menurut Penggunaan Cara Lama, Sebuah Jaringan Menyediakan Pemrograman Dari Suatu Lokasi Pusat. Program-Program Ditransmisikan Ke Satelit Dan Kemudian Disiarkan Ke Sejumlah Stasiun, Dimana Kemudian Program Tersebut Didistribusikan Ke Pemirsa. Satu Jaringan, Public Broadcasting Service (Pbs) Mendistribusikan Program Televisinya Secara Eksklusif Dengan Menggunakan Channel Satelit, Yang Kemudian Diikuti Oleh Jaringan Komersial Lainnya, Serta Sistem Televisi Berkabel Yang Menerima Porsi Besar Dari Program-Program Mereka Dari Satelit. Aplikasi Teknologi Satelit Terbaru Untuk Distribusi Televisi Adalah Direct Broadcast Satellite (Dbs), Dimana Pada Aplikasi Tersebut Sinyal-Sinyal Video Satelit Ditransmisikan Secara Langsung Kerumah-Rumah Pemirsa. Karena Mengurangi Biaya Dan Ukuran Antena Penerima, Maka Dbs Dianggap Sangat Visible, Dan Sejumlah Channel Mulai Disiapkan Atau Sedang Dalam Taraf Perencanaan. Gambar 7. Jalur Broadcast Melalui Gelombang Mikro Satelit Transmisi Satelit Juga Dipergunakan Untuk Titik Ke Titik Antar Sentral Telepon Pada Jaringan Telepon Umum. Juga Merupakan Media Yang Optimum Untuk Kegunaan Luas Dalam Sambungan Langsung Internasional Dan Mampu Bersaing Dengan Sistem Terrestrial Untuk Penghubung Internasional Jarak Jauh. Juga Terdapat Sejumlah Apliksi Data Bisnis Untuk Satelit. Provider Satelit Membagi Kapasitas Total Menjadi Beberapa Channel Dan Menyewakan Channel Itu Kepada User Bisnis Individu. Satu User Dilengkapi Dengan Antena Pada Sejumlah Situs Yang Dapat Menggunakan Channel Satelit Untuk Jaringan Swasta. Biasanya, Aplikasi-Aplikasi Semacam Itu Sangat Mahal Dan Terbatas Untuk Organisasi-Organisasi Yang Lebih Besar Dengan Peralatan Canggih. Sebuah Hasil Untuk Pengembangan Baru Dalam Hal Ini Adalah Sistem Very Small Aperture Terminal (Vsat), Yang Menyediakan Alternatif Biaya Murah. Dengan Mengacu Pada Beberapa Aturan, Stasiun-Stasiun Ini Menbagi Kapasitas Transmisi Satelit Dari Suatu Stasiun Pusat. Stasiun Pusat Dapat Saling Mengirimkan Pesan Dengan Setiap Pelanggannya Serta Dapat Merelay Pesan-Pesan Tersebut Di Antara Pelanggan. Jangkauan Transmisi Optimum Untuk Transmisi Satelit Adalah Berkisar Pada 1 Sampai 10 Ghz. Dibawah 1 Ghz, Terdapat Derau Yang Berpengaruh Dari Alam, Meliputi Derau Dari Galaksi, Matahari, Dan Atmosfer, Serta Interferensi Buatan Manusia, Dari Berbagai Perangkat Elektronik. Diatas 10 Ghz, Sinyal-Sinyal Akan Mengalami Atenuansi Yang Parah Akibat Penyerapan Dan Pengendapan Di Atmosfer. Saat Ini Sebagian Besar Satelit Menyediakan Layanan Titik Ke Titik Dengan Menggunakan Bandwidth Frekuensi Berkisar Antara 5,925 Sampai 6,425 Ghz Untuk Transmisi Dari Bumi Ke Satelit (Uplink) Dan Bandwidth Frekuensi 4,7 Sampai 4,2 Ghz Untuk Transmisi Dari Satelit Ke Bumi (Downlink). Kombinasi Ini Di Tunjukkan Sebagai Band 4/6 Ghz. Patut Dicatat Bahwa Frekuensi Uplink Dan Downlink Berbeda. Sebuah Satelit Tidak Dapat Menerima Dan Mentransmisi Dengan Frekuensi Yang Sama Pada Kondisi Operasi Terus-Menerus Tanpa Interferensi. Jadi, Sinyal-Sinyal Yang Diterima Dari Suatu Stasiun Bumi Pada Satu Frekuensi Harus Ditransmisikan Kembali Dengan Frekuensi Yang Lain. Band 4/6 Ghz Berada Dalam Zona Optimum 1 Sampai 10ghz, Namun Menjadi Penuh. Frekuensi-Frekuensi Lain Pada Rentang Tersebut Tidak Tersedia Karena Interferensi Juga Beroperasi Pada Frekuensi-Frekuensi Itu, Biasanya Gelombang Mikro Terrestrial. Karenanya, Band 12/14 Lebih Dikembangkan Lagi (Uplink:14 Sampai 14,5 Ghz ; Downlink: 11,7 Sampai A4,2 Ghz). Pada Band Frekuensi Ini, Masalah-Masalah Mulai Datang. Untuk Itu, Digunakan Stasiun Bumi Penerima Yang Lebih Kecil Sekaligus Lebih Murah. Ini Untuk Mengantisipasi Band Ini Juga Menjadi Penuh, Dan Penggunanya Dirancang Untuk Band 19/29 Ghz. (Uplink 27,5 Sampai 31.0 Ghz; Downlink: 17,7 Sampai 21,2 Ghz). Band Ini Mengalami Masalah-Masalah Atenuansi Yang Lebih Besar Namun Akan Memungkinkan Band Yang Lebih Lebar (2500 Mhz Sampai 500 Mhz). Radio Broadcast Perbedaan-Perbedaan Utama Diantara Siaran Radio Dan Gelombang Mikro Yaitu, Dimana Siaran Radio Bersifat Segala Arah (Broadcast) Sedangkan Gelombang Mikro Searah (Point-To-Point). Karena Itu, Siaran Radio Tidak Memerlukan Antena Parabola, Dan Antena Tidak Perlu Mengarah Ke Arah Persis Sumber Siaran Radio Merupakan Istilah Yang Biasa Digunakan Untuk Menangkap Frekuensi Dalam Rentang Antara 3 Khz Sampai 300 Ghz. Kita Menggunakan Istilah Yang Tidak Formal Siaran Radio Untuk Band Vhf Dan Sebagian Dari Band Uhf: 30 Mhz Sampai 1 Ghz. Rentang Ini Juga Digunakan Untuk Sejumlah Aplikasi Jaringan Data. 14 Rentang 30 Mhz Sampai 1 Ghz Merupakan Rentang Yang Efektif Untuk Komunikasi Broadcast. Tidak Seperti Kasus Untuk Gelombang Elektromagnetik Berfrekuensi Rendah, Ionosfer Cukup Trasparan Untuk Gelombang Radio Diatas 30 Mhz. Jadi Transmisi Terbatas Pada Garis Pandang, Dan Jarak Transmitter Tidak Akan Mengganggu Satu Sama Lain Dalam Arti Tidak Ada Pemantulan Dari Atmosfer. Tidak Seperti Frekuensi Yang Lebih Tinggi Dari Zona Gelombang Mikro, Gelombang Siaran Radio Sedikit Sensitive Terhadap Atenuansi Saat Hujan Turun. Karena Gelombangnya Yang Panjang Maka, Gelombang Radio Relative Lebih Sedikit Mengalami Atenuansi. Sumber Gangguan Utama Untuk Siaran Radio Adalah Interferensi Multi-Jalur. Pantulan Dari Bumi, Air, Dan Alam Atau Obyek-Obyek Buatan Manusia Dapat Menyebabkan Terjadinya Multi-Jalur Antar Antena. Efek Ini Nampak Jelas Saat Penerima Tv Menampilkan Gambar Ganda Saat Pesawat Terbang Melintas. Infra Merah Komunikasi Infra Merah Dicapai Dengan Menggunakan Transmitter/Receiver (Transceiver) Yang Modulasi Cahaya Yang Koheren. Transceiver Harus Berada Dalam Jalur Pandang Maupun Melalui Pantulan Dari Permukaan Berwarna Terang Misalnya Langit-Langit Rumah. Satu Perbedaan Penting Antara Transmisi Infra Merah Dan Gelombang Mikro Adalah Transmisi Infra Merah Tidak Dapat Melakukan Penetrasi Terhadap Dinding, Sehingga Masalah-Masalah Pengamanan Dan Interferensi Yang Ditemui Dalam Gelombang Mikro Tidak Terjadi. Selanjutnya, Tidak Ada Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Pengalokasian Frekuensi Dengan Infra Merah, Karena Tidak Diperlukan Lisensi Untuk Itu. Pada Handphone Dan Pc. Bab 5 Pengkodean Data 11.1komunikasi Data 5.1 Definisi Pengkodean Data Dalam Menyalurkan Data Baik Antar Komputer Yang Sama Pembuatannya Maupun Dengan Komputer Yang Lain Pembuatannya, Data Tersebut Harus Dimengerti Oleh Pihak Pengirim Maupun Penerima. Untuk Mencapai Hal Itu, Data Harus Diubah Bentuknya Dalam Bentuk Khusus Yaitu Sandi Untuk Komunikasi Data. Coding : Penggambaran Dari Satu Set Simbol Menjadi Set Simbol Yang Lain. Sistem Sandi Yang Umum Dipakai : A. Ascii (American Standard Code For Information Interchange) B. Sandi Baudot Code (Ccitt Alfabet No. 2 / Telex Code C. Sandi 4 Atau 8 D. Bcd (Binary Coded Decimal) E. Ebcdic (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) · · · · · · · · · · · 5.2 Pengelompokkan Karakter Pada Komunikasi Data Informasi Yang Dipertukarkan Terdiri Dari 2 Grup (Baik Ascii Maupun Ebcdic), Yaitu : A. Karakter Data B. Karakter Kendali Digunakan Untuk Mengendalikan Transmisi Data, Bentuk (Format Data), Hubungan Naluri Data Dan Fungsi Fisik Terminal. Karakter Kendali Dibedakan Atas : A. Transmisi Control Mengendalikan Data Pada Saluran, Terdiri Atas Soh : Start Of Header Digunakan Sebagai Karakter Pertama Yang Menunjukkan Bahwa Karakteer Berikutnya Adalah Header Stx : Start Of Text Digunakan Untuk Mengakhiri Header Dan Menunjukkan Awal Dari Informasi / Text Etx : End Of Text Digunakan Untuk Mengakhiri Text Eot : End Of Transmision Untuk Menyatakan Bahwa Transmisi Dari Text Baik Satu Atau Lebih Telah Berakhir Enq : Enquiry Untuk Meminta Agar Remote Station Tanggapan Ack : Acknowledge Untuk Memberikan Tanggapan Positif Ke Pengirim Dari Penerima Nak : Negatif Akcnowkedge Merupakan Tanggapan Negatif Dari Penerima Ke Pengirim Syn : Synchronous Digunakan Untuk Transmisi Sinkron Dalam Menjaga Atau Memperoleh Sinkronisasi Antar Peralatan Terminal Etb : End Of Transmision Block Digunakan Untuk Menyatakan Akhir Dari Blok Data Yang Ditransmisikan, Bila Data Dipecah Menjadi Beberapa Blok Dle : Data Link Escape 15 Mengubah Arti Karakter Berikutnya, Digunakan Untuk Lebih Mengendalikan Transmisi Data. Catatan : Header Dapat Berisi Informasi Tentang Terminal, Misalnya Alamat, Prioritas, Tanggal. Tidak Semua Sistem Menggunakan Etx Sehingga Dalam Text Harus Ada Informasi Yang Digunakan Untuk Merangkai Berita. B. Format Effectors Digunakan Untuk Mengendalikan Tata Letak Fisik Informasi Pada Printout / Tampilan Layar C. Device Control Digunakan Untuk Mengendalikan Peralatan Tambahan Dari Terminal D. Information Separators Digunakan Untuk Mengelompokkan Data Secara Logis. Umumnya Ditentukan : Digital Signalling Dengan Teknik Encoding Analog Signalling Dengan Teknik Modulation Komunikasi Data Menggunakan Sinyal Digital. Kelemahan : Jarak Tempuh Pendek Akibat Pengaruh Redaman/Derau Yang Terjadi Pada Media Transmisi. Pengiriman Sinyal Analog : Jarak Tempuh Jauh. Masalah : Bagaimana Menggunakan Tehnik Sinyal Analog Untuk Pengiriman Sinyal Digital. Sinyal Digital Mengenal Dua Keadaan (Biner), Maka Digunakan Tehnik Modulasi. Dengan Tehnik Modulasi Sinyal Digital Dapat Diubah Menjadi Sinyal Analog Untuk Dikirimkan Dan Setelah Diterima Diubah Kembali Menjadi Sinyal Digital. Demodulasi : Tehnik Mengubah Digital Menjadi Analog. Gelombang Pembawa Sinyal Ini Disebut Carrier Dan Berbentuk Sinusoidal. Terdapat 3 Jenis Modulasi Untuk Mengkonversi Signal Binary Ke Dalam Bentuk Yang Cocok Melalui Pstn, Yaitu Amplitude, Frequency And Phase. Teknik Modulasi Merupakan Dasar Dari Frequency Domain : Modulasi Adalah Proses Encoding Sumber Data Dalam Suatu Sinyal Carrier Dengan Frekuensi Fc. 1. Amplitudo Adalah Besarnya (Tinggi Rendahnya) Tegangan Dari Sinyal Analog 2. Frequency Adalah Jumlah Gelombang Sinyal Analog Dalam Waktu 1 Detik 3. Phase Adalah Besarnya Sudut Dari Sinyal Analog Pada Saat Tertentu 5.3 Kombinasi Yang Dapat Dihasilkan : A. Data Digital, Sinyal Digital Secara Umum Peralatan Untuk Mengkode Data Digital Menjadi Sinyal Digital Adalah Sedikit Lebih Komplek Dan Lebih Mahal Daripada Peralatan Modulator Digital Ke Analog B. Data Analog, Sinyal Digital Yang Diijinkan Adalah Menggunakan Transmisi Digital Modern Dan Peralatan Sakelar C. Data Digital, Sinyal Analog Beberapa Media Transmisi Seperti Serat Optik / Software Yang Hanya Merambatkan Sinyal Analog D. Data Analog, Sinyal Analog Ditransmisikan Sebagai Baseband Yang Mudah Dan Murah. Penggunaan Modulasi Untuk Menggeser Bandwidth Dari Sinyal Baseband Ke Porsi Lainnya Dari Spektrum 5.3.1 Data Digital, Sinyal Digital Elemen Sinyal Adalah Tiap Pulsa Dari Sinyal Digital. Data Binari / Digital Ditransmisikan Dengan Mengkodekan Bit-Bit Data Ke Dalam Elemenelemen Sinyal. Contoh : Bit Binari 0 Untuk Level Tegangan Rendah Bit Binari 1 Untuk Level Tegangan Tinggi Kecepatan Data Signalling Dalam Bps (Bit Per Detik) Sinyal Unipolar Adalah Semua Elemen Sinyal Yang Mempunyai Tanda Yang Sama, Yaitu Positif Semua Atau Negatif Semua. Sedangkan Sinyal Polar Adalah Elemen Sinyal Dimana Salah Satu Logic Statenya Diwakili Oleh Level Tegangan Positif Dan Yang Lainnya Oleh Level Tegangan Negatif. Durasi = Panjang Bit (1/R) Adalah Jumlah Waktu Yang Dibutuhkan Oleh Transmiter Untuk Mengirimkan Bit Dengan Kecepatan R Kecepatan Modulasi : Kecepatan Perubahan Level Sinyal Dalam Satuan Baud (Besaran Eleman Sinyal Perdetik) 16 · · · · · · · · · · · · · · · · · · Mark Menunjukkan Binari 1, Dan Space Menunjukkan Binari 0 Faktor Kesuksesan Penerima Dalam Mengartikan Sinyal Yang Datang : 1. Ratio Signal To Noise (S/N) : Peningkatan S/N Akan Menurunkan Bit Error Rate 2. Kecepatan Data / Data Rate : Peningkatan Data Rate Akan Meningkatkan Bit Error Rate (Kecepatan Error Dari Bit) 3. Bandwidth : Peningkatan Bandwidth Dapat Meningkatkan Data Rate. 5 Faktor Evaluasi (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Coding) 1. Spektrum Sinyal / Signal Spektrum Ketidakadaan Komponen Frekuensi Tinggi Berarti Diperlukan Bandwidth Sempit Untuk Transmisi. 2. Kemampuan Sinkronisasi / Clocking / Signal Synchronization Capability Untuk Menghitung Posisi Start Dan Stop Dari Tiap Posisi Bit Dengan Mekanisme Sinkronisasi. 3. Kemampuan Mendeteksi Error / Signal Error Detecting Capability Kemampuan Error Detection Dapat Diberikan Secara Sederhana Dengan Pengkodean Natural. 4. Tahan Terhadap Gangguan / Signal Interference And Noise Immunity Digambarkan Oleh Kecepatan Bit Error. 5. Biaya Dan Kompleksitas / Cost And Complexity Semakin Tinggi Kecepatan Pensinyalan Untuk Memenuhi Data Rate Yang Ada, Semakin Besar Biayanya. Teknik Data Digital, Sinyal Digital Terbagi Atas : Non-Return To Zero / Nrz Level Tegangannya Tetap Selama Interval Bit Tidak Ada Transisi. Return To Zero / Rz Untuk Melihat Perbedaan Antara Kecepatan Data Dan Kecepatan Modulasi Biphase Diharapkan Untuk Mengatasi Kerugian Teknik Pengkodean Nrz Dan Rz Sekurang-Kurangnya Memerlukan 1 Transisi Waktu Bit Dan Sebanyak-Banyaknya 2 Transisi, Sehingga Kecepatan Maksimumnya 2 X Nrz Keuntungannya Adalah : A. Synchronization, Karena Transisi Dapat Diramalkan Selama Masing-Masing Waktu Bit Sehingga Penerima Dapat Sinkron Dalam Transisi Tersebut. B. No-Dc-Component, Tidak Mempunyai Komponen Dc, Sehingga Menghasilkan Keuntungan Untuk Mendeteksi Error. C. Error Detection, Ketidak Adaan Transisi Diharapkan Dapat Dipakai Untuk Mendeteksi Error. Bipolar / Multilevel Binary Menggunakan Lebih Dari 2 Level Sinyal Mempunyai Pusat Bandwidth Pada ½ Kecepatan Bit Keuntungannya : Tidak Ada Komponen Dc / Kemampuan Sikronisasi Yang Baik Dan Pemakaian Bandwidth Yang Lebih Kecil, Dapat Menampung Bit Informasi Lebih. Kerugiannya : Diperlukan Receiver Yang Mampu Membedakan 3 Level (+A, -A, 0) Sehingga Membutuhkan Lebih Dari 3 Db Kekuatan Sinyal Dibandingkan Nrz Untuk Probabilitas Bit Error Yang Sama. Bit = 1, Pulsa Pada Tengah Bit Interval Awal Dan Mempunyai Polaritas Bit = 0, Tidak Ada Pulsa Memberikan Beberapa Error Detection Capability Jika 1 Harus Mempunyai Tanda Berlawanan Data Digital, Sinyal Digital 5.3.2 Data Digital, Sinyal Analog Yang Paling Populer Yaitu Jaringan Telepon Umum. Device Yang Dipakai Adalah Modem (Modulator Dan Demodulator) Yang Mengubah Data Digital Ke Sinyal Analog (Modulator) Dan Sebaliknya Mengubah Sinyal Analog Ke Data Digital (Demodulator). Karena Operasi Modulasi Meliputi 1atau Lebih Dari 3 Sifat Sinyal Pembawa Yaitu Amplitudo, Frequency, Phase, Dimana Sinyal Yang Dihasilkan Menempati Pusat Bandwidth Pada Frequency Pembawa A. Ask = Amplitudo Shift Keying 2 Bilangan Binary Digambarkan Oleh 2 Perbedaan Amplitudo Dari Frequency Pembawa Dapat Menerima Perubahan Perbesaran Secara Tiba-Tiba Dan Teknik Modulasinya Kurang Efisien B. Fsk = Frequency Shift Keying Harga 2 Binary Digambarkan Oleh 2 Perbedaan Frequency Mendekati Frequency Pembawa Sangat Mudah Membuat Kesalahan Dibanding Ask Dalam Jalur Voice Grade Adalah Digunakan Hanya Sampai Dengan 1200 Bps Dipakai Untuk Frequency Tinggi Pada Jaringan Locak Dengan Kabel Coaxial C. Psk = Phase Shift Keying Harga 2 Binary Digambarkan Oleh 2 Perbedaan Phase Dari Frequency Pembawa Yang Digeser Untuk Menggambarkan Data D. Qpsk = Quardrature Phase Shift Keying Metode Yang Lebih Komplek Dalam Sistem Pengiriman Memakai Pergeseran Phase Perkalian 900 Tiap Urutan 2 Bit Dinyatakan Dengan Phase Yang Berbeda Tujuannya Agar Pengiriman Data Lebih Cepat Dan Penggunaan Bandwidth Medianya Lebih Efisien Secara Umum Kecepatan Pengiriman Data Yang Termodulasi (D) Tergantung Pada Kecepatan Pengiriman Data Dan Banyaknya Data Yang Dikirim Secara Paralel, Sehingga : D = R / L = R / Log2 L Dengan : D = Kecepatan Modulasi 17 R = Kecepatan Data L = Jumlah Perbedaan Elemen-Elemen Sinyal I = Jumlah Bit Per-Elemen Sinyal · · 5.3.3 Data Analog, Sinyal Digital Digitalisasi Adalah : Proses Transmisi Data Analog Ke Dalam Sinyalsinyal Data Konversi Data Analog Ke Dalam Sinyal Digital Teknik Codec (Coder And Decoder) 1. Pcm = Pulse Code Modulation Berdasarkan Teori Sampling, Apabila Sinyal F(T) Di Sampling Pada Interval Waktu Reguler Dan Kecepatan Tertingginya 2 Kali Atau Lebih Dari Ketinggian Frequency Sinyal Yang Mana Sample Berisikan Seluruh Informasi Sinyal Asli, Maka Fungsi F(T) Dibentuk Kembali Dari Sample Ini Menggunakan Low Pass Filter. Sinyal Original Diambil Untuk Bandlimited Dengan Bandwidth B, Sample Diambil Pada Rate 2b Atau Setiap 1/2b Detik, Yang Digambarkan Sebagai Pulsa Sempit Yang Amplitudonya Sebanding Dengan Harga Sinyal Original. Proses Ini Dinamakan Pam (Pulse Amplitudo Modulation) Yang Merupakan Langkah Pertama Dari Pcm. 2. Dm = Delta Modulation Data Analog Fungsinya Kurang Lebih Seperti Tangga Rumah Yang Bergerak Keatas Ke Bawah Oleh 1 Level Quantizasi Pada Masing-Masing Waktu Sampling Sifat Terpenting Dari Fungsi Tangga Rumah / Staircase Function Adalah Binary. Pada Masing-Masing Waktu Sampling Fungsi Gerakan Keatas Kebawah Jumlahnya Adalah Konstan, Maka Keluaran Proses Dm Adalah Single Binary Digit Untuk MasingMasing Sample. Pada Pokoknya Aliran Bit Dihasilkan Dari Pendekatan Pengurangan Amplitudo Sinyal Analog. Nilai 1 = Dihasilkan Jika Fungsi Tangga Rumah Bergerak Keatas Selama Interval Berikutnya Nilai 0 = Dihasilkan Kebalikannya Sinyal Berubah 0,1,0,1 Dipakai Jika Amplitudo Konstan 5.3.4 Data Analog, Sinyal Analog Modulasi Adalah : Proses Kombinasi Sinyal Masukan M(T) Dan Sinyal Pembawa (Carrier) Pada Frequency Fc Untuk Menghasilkan Sinyal S(T) Yang Mempunyai Bandwidth Yang Biasanya Berpusat Pada Fc. Prinsip Teknik Modulasi Menggunakan Data Analog Adalah : A. Am = Modulasi Amplitudo Modulasi Ini Menggunakan Amplitudo Sinyal Analog Untuk Membedakan Kedua Keadaan Sinyal Digital, Dimana Frequency Dan Phasenya Tetap, Amplitudo Yang Berubah. Dengan Cara Ini, Maka Keadaan ‘1’ (High) Diwakili Dengan Tegangan Yang Lebih Besar Dari ‘0’ (Low), Misalkan ‘1’ = 5 V Dan ‘0’ = 0 V. Pcm = Pulse Code Modulation Dm = Delta Modulation Am Adalah Modulasi Yang Paling Mudah, Tetapi Mudah Juga Dipengaruhi Oleh Keadaan Media Transmisinya. Variant Am Yang Populer Untuk Diketahui Adalah Ssb (Single Side Band), Keuntungannya Adalah Pengirim Hanya Memerlukan 1 Side Band Dan Membersihkan Side Band Lainnya, Dan Sinya Pembawa. Dan Dsbtc (Double Sideband Transmitter Carrier) Dimana Menyaring Frekuensi Carrier Dan Mengirimkan Kedua Sideband. B. Fm = Modulasi Frequency Modulasi Ini Menggunakan Sinyal Analog Untuk Membedakan Kedua Keadaan Sinyal Digital, Dimana Amplitudo Dan Phasenya Tetap, Frequency Yang Berubah. Kecepatan Transmisi Mencapai 1200 Bit Persekon. Untuk Transmisi Data Sistem Yang Umum Dipakai Fsk C. Pm = Modulasi Phase Modulasi Ini Menggunakan Perbedaan Sudut Phase Sinyal Analog Untuk Membedakan Kedua Keadaan Sinyal Digital, Dimana Frequency Dan Amplitudo Tetap, Phase Yang Berubah. Cara Ini Paling Baik, Tapi Paling Sukar, Biasanya Dipergunakan Untuk 18 Pengiriman Data Dalam Jumlah Besar Yang Banyak Dan Kecepatan Yang Tinggi. Bentuk Pm Yang Paling Sederhana Adalah Pergeseran Sudut Phassa 180 Derajat Setiap Penyaluran Bit “0” Dan Tidak Ada Pergeseran Sudut Bila Bit “1” Disalurkan. 5.4 Modem (Modulasi Dan Demodulasi) Dalam Komunikasi Data Diperlukan Alat Untuk Mengubah Sinyal Digital Dengan Proses Modulasi Dan Menerima Data Yang Dikirimkan Pada Komputer Untuk Diolah. Alat Ini Disebut Dengan Modulator-Demodulator (Modem). Modem Menerima Pulsa Biner Dari Komputer, Terminal Atau Alat Lain Dan Mengubahnya Menjadi Sinyal Analog Yang Dapat Disalurkan Melalui Saluran Komunikasi. Modulasi Yang Paling Sederhana Yang Sering Digunakan Adalah Fsk (Frequency Shift Keying) Yang Tergolong Dalam Fm. Tehnik Lainnya Adalah Psk (Phasa Shift Keying) Yang Tergolong Dalam Fm Dan Qam (Quadrature Amolitude Modulation) Yang Merupakan Kombinasi Dari Phasa Modulation Dan Amplitude Modulation. Saluran Komunikasi Diukur Dengan Kecepatan Data Yang Disalurkan Melaluinya. Untuk Kecepatan 9600 Bps Keatas Digunakan Cara Khusus. Karena Komunikasi Data Sistem Komputer Pada Umumnya Mempergunakan Jaringan Telepon Maka Sering Kali Modem Dilengkapi Dengan Fasilitas Seperti Auto Dial (Sistem Komputer Dapat Langsung Memutar Nomor Telepon Tujuannya Dan Modem Akan Langsung Bekerja Bila Hubungan Telepon Diperoleh) Dan Auto Answer (Modem Dapat Menghubungkan Diri Dengan Sistem Komputer Tanpa Pertolongan Operator Bila Ada Panggilan). Modem Yang Dioperasikan Pada Saluran Telepon Disebut Voice Band Atau Voice Grade Modem. Pertimbangan Tehnik Dalam Pemilihan Modem : · Kecepatan Transmisi (Transmision Rate). Sekurang-Kurangnya Harus Dapat Melayani Volume Data Yang Biasa Dikirimkan. · Turn-Around Time. Waktu Yang Diperlukan Oleh Modem Untuk Merubah Fungsinya Dari Pengirim Menjadi Penerima Atau Sebaliknya Berkisar Antara 20msec - 200 Msec. · Error Susceptibility (Daya Tahan Terhadap Error). Modulasi Pm Lebih Baik Daripada Fm Untuk Kecepatan Diatas 4800 Bps. Saluran Komunikasi Harus Dibuat Sedemikian Rupa Sehingga Error Rate Dapat Kecil, Proses Ini Disebut Line Conditioning. · Realibility · Cost (Biaya) Harus Sebanding Dengan Kecepatannya. · Maintainability (Perawatannya). Accoustic Coupler Adalah Modem Yang Dipergunakan Melalui Alat Telepon. Modem Ini Mengubah Sinyal Biner Menjadi Sinyal Akustik Yang Kemudian Diberikan Ke Mikrofon Dari Pesawat Telepon. Pada Penerima Sinyal Akustik Yang Diberikan Oleh Loudspeaker Dari Pesawat Telepon Diubah Oleh Mikropon Dari Accoustic Coupler Menjadi Sinyal Digital Kembali. Modem Ini Kehandalannya Rendah Dan Sekarang Sudah Tidak Banyak Digunakan. Bab 6 Antarmuka Komunikasi Data 6.1 Transmisi Syhchronous Dan Asyhchronous Transmisi Suatu Aliran Bit Dari Satu Perangkat Ke Perangkat Yang Lain Sepanjang Jalur Transmisi Melibatkan Kerja Sama Dan Kesesuaian Antara Kedua Perangkat. Salah Satu Persyaratan Terpenting Untuk Itu Adalah Sinkronisasi. Receiver Harus Mengetahui Berapa Rate Pada Posisi Di Mana Bit Tersebut Yang Diterima Sehingga Dapat Memeriksa Jalur Pada Interval Reguler Untuk Menentukan Nilai Setiap Bit Yang Diterima. Ada Dua Teknik Yang Paling Umum Digunakan Untuk Tujuan Ini. Pada Transmisi Asynchronous, Masing-Masing Karakter Data Diperlakukan Secara Terpisah. Setiap Karakter Dimulai Dengan Bit Awal Yang Akan Memberi Tanda Pada Receiver Bila Sebuah Karakter Telah Tiba. Receiver Memeriksa Setiap Bit Dalam Karakter Dan Kemudian Mencari Permulaan Karakter Berikutnya. Teknik Ini Tidak Berhasil Baik Untuk Blok Data Yang Panjang Karena Detak Pada Receiver Kemungkinan Tidak Sinkron Dengan Detak Pada Transmitter. Bagaimanapun Juga, Mengirim Data Dalam Blok Besar Tentunya Lebih Efisien Daripada Mengirim Data Per Karakter Pada Satuan Waktu Tertentu. Untuk Blok Yang Besar, Digunakan Transmisi Synchronous. MasingMasing Blok Data Dibentuk Dalam Bentuk Frame Yang Mencakup Tanda Permulaan Dan Tanda Terakhir. Beberapa Bentuk Sinkronisasi, Misalnya Penggunaan Pengkodean Manchester Juga Dimanfaatkan Dalam Hal Ini. 19 Untuk Sebuah Perangkat Yang Dipergunakan Untuk Transmisi Melalui Suatu Media, Harus Dipasang Pada Suatu Alat Yang Disebut Interface. Interface Tidak Hanya Menentukan Karakteristik-Karakteristik Sinyal Namun Juga Menentukan Untuk Dua Perangkat Yang Dihubungkan Melalui Sebuah Media Transmisi Untuk Memindah Data, Diperlukan Suatu Kerjasama Tingkat Tinggi. Biasanya, Data Ditransmisikan Satu Bit Sekaligus Di Sepanjang Media. Waktu (Rate, Durasi, Jarak) Bit-Bit Ini Harus Sama Untuk Transmitter Dan Receiver. Ada Dua Teknik Yang Biasa Digunakan Untuk Mengontrol Waktu, Yakni Asynchronous Dan Synchronous-Dibahas Secara Terperinci Di Bagian 6.1. Berikutnya, Bab Ini Menyajikan Gambaran Berbagai Jenis Konfigurasi Saluran Yang Biasa Dipergunakan. Terakhir, Kita Mengamati Interface Fisik Antara Perangkat Pentransmisi Data Dan Jalur Transmisi. Biasanya, Perangkat Data Digital Tidak Dipasang Dan Sinyal Juga Tidak Melintasi Media Secara Langsung. Karenanya, Proses Ini Dihubungkan Melalui Suatu Interface Standar Yang Mampu, Menyediakan Kemampuan Mengontrol Interaksi Antara Perangkat Pentransmisi/Penerima Dan Jalur Transmisi. Transmisi Synchronous Dan Asynchronus Di Unit Ini, Kita Menekankan Perhatian Kita Pada Transmisi Data Seri; Yakni Di Mana, Data Yang Ditransfer Lebih Dari Satu Sinyal Dibandingkan Dengan Sinyal Pada Saluran Paralel, Sebagaimana Yang Biasa Dilakukan Dengan Perangkat 1/O Dan Jalur Sinyal Komputer Internal. Dengan Transmisi Seri, Elemen-Elemen Pensinyalan Dikirim Sepanjang Jalur Sekaligus. Setiap Elemen-Elemen Pensinyalan Bisa Berarti: Kurang Dari Satu Bit: Dalam Hal Ini, Contohnya, Dengan Pengkodean Manchester. Satu Bit: Contohnya, Nrz-L Digital Dan Fsk Analog. Lebih Dari Satu Bit: Contohnya, Qpsk. Untuk Menyederhanakan Pembahasan Selanjutnya, Kita Mengasumsikan Satu Bit Per Elemen Pensinyalan Kecuali Bila Yang Sebaliknya Yang Dinyatakan. Pembahasan Ini Tidak Secara Langsung Dipengaruhi Oleh Simplifikasi Ini. 6.1.1 Transmisi Asynchronous Ada Dua Pendekatan Yang Paling Umum Untuk Mencapai Sinkronisasi Yang Diharapkan. Pertama Disebut Transmisi Asynchronous. Strategi Dalam Skema Ini Adalah Menghindari Problem Yang Berkaitan Dengan Waktu Dengan Cara Tidak Mengirimkan Deretan Bit Yang Panjang Dan Tidak Putus-Putus. Jadi, Data Ditransmisikan Satu Karakter Sekaligus, Dimana Setiap Karakter Panjangnya Lima Sampai Delapan Bit.') Waktu Atau Sinkronisasi Harus Dipertahankan Hanya Didalam Setiap Karakter; Receiver Memiliki Peluang Melakukan Sinkronisasi Pada Permulaan Setiap Karakter Baru. 6.1.2 Transmisi Synchronous Dengan Transmisi Synchronous, Suatu Blok Bit Ditransmisikan Dalam Suatu Deretan Yang Cukup Mantap Tanpa Kode Start Dan Stop. Panjang Blok Tersebut Bisa Terdiri Dari Bit-Bit Yang Begitu Banyak. Untuk Mencegah Ketidaksesuaian Waktu Di Antara Transmitter Dan Receiver, Detak-Nya Dengan Cara Apapun Harus Dibuat Sinkron. Salah Satu Kemungkinannya Adalah Dengan Menyediakan Sebuah Jalur Detak Terpisah Diantara Transmitter Dan Receiver. Salah Satu Sisi (Transmitter Maupun Receiver) Mengatur Jalur Secara Teratur Dengan Satu Pulsa Pendek Per Bit Waktu. Sisi Yang Lain Mengunakan Pulsa Reguler Ini Sebagai Detak. Teknik Ini Akan Bekerja Dengan Baik Untuk Jarak Pendek, Namun Untuk Jarak Yang Lumayan Panjang Pulsa Detak Akan Menjadi Sasaran Gangguan-Gangguan Yang Sama Seperti Yang Terjadi Pada Sinyal Data, Ditambah Lagi Dengan Adanya Kesalahan Dalam Hal Waktu. Alternatif Lain, Dengan Menyimpan Informasi Pewaktuan Pada Sinyal Data. Untuk Sinyal-Sinyal Digital, Hal Ini Bisa Diperoleh Dengan Pengkodean Manchester Atau Manchester Diferensial. Sedangkan Untuk Sinyal-Sinyal Analog, Terdapat Sejumlah Teknik Yang Dapat Dipergunakan; Misalnya, Frekuensi Pembawa Itu Sendiri Juga Dapat Dipergunakan Untuk Mensinkronkan Receiver Didasarkan Atas Fase Fekuensi Pembawa. Dengan Transmisi Synchronous, Terdapat Level Sinkronisasi Lain Yang Diperlukan, Yang Memungkinkan Bagi Receiver Menentukan Awal Dan Akhir Suatu Blok Data. Untuk Mencapai Hal Ini, Setiap Blok Diawali Dengan Pola Bit Preamble Dan Biasanya Diakhiri Dengan Pola Bit Postamble. Selain Itu, Bit-Bit Yang Lain Ditambahkan Ke Blok Data Yang Membawa Informasi Kontrol Yang Dipergunakan Dalam Prosedur Kontrol Data Link Sebagaimana Yang Didiskusikan Di Akan Datang. Data Plus Preamble, Postamble, Dan Informasi Kontrol Disebut Frame. Bentuk Frame Yang Tepat Tergantung Pada Prosedur Kontrol Data Link Apa Yang Berlaku. Gambar 6.2 Menunjukkan, Menurut Istilah Umum, Bentuk Frame Khusus Untuk Transmisi Synchronous. Biasanya, Frame Diawali Dengan Suatu Preamble Yang Disebut Flag, Yang Panjangnya Delapan Bit. Flag Yang Sama Dipergunakan Sebagai Postamble. Receiver Mencari Pola Flag Untuk Menandai Permulaan Frame. Ini Diikuti Dengan Beberapa Bit-Bit Kontrol, Kemudian Bit-Bit Data (Panjangnya Variabel Untuk Sebagian Besar Protokol), Bit-Bit Kontrol Lagi, Dan Terakhir Flag Diulang Lagi. Untuk Blok Data Yang Cukup Besar, Transmisi Synchronous Jauh Lebih Efisien Dibanding Transmisi Asynchronous. Transmisi Asynchronous Memerlukan Tambahan 20 Persen Atau Bahkan Lebih Informasi Kontrol, Preamble, Dan Postamble Dalam Transmisi Synchronous Biasanya Kurang Dari 100 Bit. Sebagai Contoh, Salah Satu Dari Skema Yang Paling Umum, Hdlc (Digambarkan Di Bab 7), Memuat 48 Bit Kontrol, Preamble, Dan Postamble. Sehingga, Untuk 1000 Karakter Blok Data, Masing-Masing Frame Berisikan 48 Bit Tambahan Dan 1000 X 8 = 8.000 Bit Data, Sedangkan Persentase Kelebihannya Hanya 48/8048 X 100% = 0,6%. 6.2 Konfigurasi Saluran Dua Karakteristik Yang Membedakan Berbagai Konfigurasi Penghubung Data Adalah Topologi Dan Apakah Penghubung Tersebut Half Duplex Atau Full Duplex. Topologi Topologi Penghubung Data Menunjuk Pada Susunan Station Secara Fisik Pada Suatu Media Transmisi. Bila Hanya Terdapat Dua Station (Misalnya, Sebuah Terminal Dan Satu Komputer Atau Dua Komputer) Penghubungnya Adalah Dari Ujung-KeUjung. Bila Terdapat Lebih Dari Dua Station, Maka Berupa Topologi Multipoin. Biasanya, Penghubung Multipoin 20 Dipergunakan Bila Station Yang Ada Adalah Sebuah Komputer Dan Seperangkat Terminal (Station Kedua). Saat Ini, Topologi Multipoin Banyak Ditemukan Di Lingkup Local Area Network. Biasanya, Topologi Multipoin Dimungkinkan Bila Terminal Hanya Melakukan Transmisi Dalam Waktu Yang Singkat. Gambar 6.3 Menunjukkan Penjelasan Kelebihan Konfigurasi Multipoin Ini. Bila Setiap Terminal Memiliki Penghubung Dari Ujung-KeUjung Ke Komputernya, Maka Komputer Tersebut Harus Memiliki Port I/O Khusus Untuk Masing-Masing Terminal. Juga Terdapat Penghubung Transmisi Yang Terpisah Dari Komputer Ke Setiap Terminal. Dalam Konfigurasi Multipoin, Komputer Hanya Memerlukan Port I/O Tunggal Dan Penghubung Transmisi Tunggal Yang Bisa Menghemat Biaya. Full Duplex Dan Half Duplex Perpindahan Data Melalui Jalur Transmisi Bisa Diklasifikasikan Sebagai Full Duplex Atau Half Duplex. Dengan Transmisi Half Duplex, Hanya Salah Satu Dari Kedua Stationt Pada Hubungan Ujung-Ke-Ujung Yang Bisa Melakukan Transmisi Saat Itu Juga. Model Ini Juga Menunjuk Pada Two-Way Alternate, Dimana Dua Station Harus Bergantian Melakukan Transmisi. Hal Ini Bisa Diibaratkan Dengan Satu-Jalur, Dua-Jembatan. Bentuk Transmisi Semacam Ini Bering Dipergunakan Untuk Interaksi TerminalKe-Komputer. Sementara User Memasuki Dan Mentransmisikan Data, Komputer Host Berhenti Mengirim Data Ke Terminal, Karena Bisa Muncul Di Layar Terminal Dan Menyebabkan Kebingungan. Sedangkan Untuk Transmisi Full-Duplex, Dua Stationt Secara Simultan Mengirim Dan Menerima Satu Sama Lain. Sehingga Model Ini Disebut Juga Two-Way Simultaneous Dan Bisa Diibaratkan Sebagai Dua-Jalur, Dua-Jembatan. Untuk Perpindahan Data Dari Komputer-Kekomputer, Bentuk Transmisi Ini Lebih Efisien Dibanding Transmisi Half-Duplex. Dengan Pensinyalan Digital, Yang Memerlukan Transmisi Guided, Operasi Full-Duplex Memerlukan Dua Path Transmisi Yang Terpisah (Misalnya, Twisted Pair), Sedangkan Operasi Half-Duplex Hanya Memerlukan Satu Jalur Saja. Untuk Pensinyalan Analog, Hal Ini Tergantung Dari Frekuensinya; Bila Station Mentransmisi Dan Menerima Data Pada Frekuensi Yang Sama, Maka Harus Beroperasi Dengan Model Half Duplex Untuk Transmisi Wireless, Meskipun Bisa Juga Beroperasi Dengan Model Full Duplex Untuk Guided Transmission Menggunakan Dua Jalur Transmisi Yang Terpisah. Bila Station Hanya Mentransmisi Data Pada Satu Frekuensi Dan Menerima Data Pada Frekuensi Yang Lain, Bisa Beroperasi Dengan Model Full-Duplex Untuk Transmisi Wireless Dan Menggunakan Model Full-Duplex Dengan Satu Jalur Tunggal Untuk Guided Transmission. Kenyataannya Memang Mungkin Mentransmisikan Ke Kedua Arah Secara Simultan Pada Satu Jalur Tunggal Menggunakan Suatu Teknik Yang Disebut Echo Cancellation. Teknik Pengolahan Sinyal Ini Penjelasannya Jauh Melampaui Yang Dibahas Di Buku Ini. 6.3 Antarmuka / Penginterfacean Sebagian Besar Perangkat Pengolahan Data Memiliki Kemampuan Transmisi Data Yang Terbatas. Biasanya, Mereka Menghasilkan Sinyal Digital Sederhana, Seperti Nrz-L Dan Lintasan Jarak Yang Terbatas. Akibatnya, Jarang Sekali Untuk Perangkat Semacam Itu (Terminal, Komputer) Dihubungkan Secara Langsung Dengan Fasilitas Transmisi Atau Jaringan. Gambaran Yang Lebih Umum Ditunjukkan Pada Gambar 6.4. Perangkat-Perangkat Yang Kita Bahas Ini, Termasuk Terminal Dan Komputer, Umumnya Disebut Sebagai Data Terminal Equipment (Dte). Dte Memungkinkan Penggunaan Sistem Transmisi Melalui Penghubung Data Circuit-Terminating Equipment (Dce). Contoh Untuk Itu Adalah Modem. Pada Satu Sisi, Dce Bertanggung-Jawab Mentransmisi Dan Menerima Bit-Bit, Satu Sekaligus Dalam Satu Waktu, Melalui Sebuah Media Transmisi Atau Jaringan. Di Sisi Yang Lain, Dce Harus Berinteraksi Dengan Dte. Umumnya, Hal Ini Membutuhkan Pertukaran Informasi Kontrol Dan Data. Ini Dilakukan Melalui Seperangkat Kabel Yang Disebut Rangkaian Pertukaran. Untuk Skema Ini, Diperlukan Tingkat Kerjasama Yang Tinggi. Kedua Dce Yang Memindahkan Sinyal Melalui Jaringan Atau Jalur Transmisi Harus Saling Mengerti Satu Sama Lain. Maksudnya, Receiver Pada Masing-Masing Dce Harus Menggunakan Skema Pengkodean Yang Sama (Misalnya, Manchester, Psk) Serta Rate Data Seperti Halnya Dengan Transmitter. Selain Itu, Setiap Pasangan Dte-Dce Harus Dirancang Sedemikian Rupa Agar Bisa Berinteraksi Dengan Baik. Untuk Mengurangi Beban Peralatan Pengolahan Data Pada User Atau Pembuatnya, Dikembangkan Standar-Standar Yang Menentukan Sifat Interface Antara Dte Dan Dce. Interface Semacam Itu Memiliki Empat Karakteristik Penting Yakni: Mekanik Elektrik Fungsional Prosedural Karakteristik Mekanik Menyangkut Hubungan Fisik Yang Terjadi Antara Dte Dan Dce. Biasanya, Rangkaian Pertukaran Sinyal Dan Kontrol Dibundel Di Dalam Sebuah Kabel Dengan Suatu Konektor Terminator, Male Atau Female, Pada Setiap Ujungnya. Dte Dan Dce Harus Menggunakan Konektor Dengan Jenis Yang Berlainan Pada Salah Satu Ujung Kabel, Karena Mempengaruhi Koneksinya Secara Fisik. Situasinya Sama Dengan Daya Listrik Untuk Perumahan-Perumahan. Daya Diperoleh Melalui Stop Kontak, Dan Perangkat Yang Dihubungkan Harus Memiliki Konektor Male Yang Tepat Bab 7 Data Link Kontrol Agar Komunikasi Data Digital Berlangsung Efektif, Banyak Hal Yang Akan Diperlukan Untuk Mengontrol Dan Mengatur Pertukaran Data. Agar Sistem Pengontrolan Yang Diperlukan Dapat Tercapai Diperlukan Layer Yang Secara Logika Ditambahkan Diatas 21 Physical-Interface, Logika Yang Ditambahkan Tersebut Dinamakan Sebagai Data-Linkcontrol Atau Data-Link-ControlProtocol. Untuk Melihat Kegunaan Data-Link-Control, Maka Ditampilkan Beberapa Hal Yang Berkaitan Dengan Komunikasi Data Agar Berjalan Efektif Diantara Dua Station (Transmiter-Receiver) Yang Terhubung, Yang Meliputi : · Frame-Synchronization Data Dikirimkan Dalam Bentuk Blok Yang Disebut Frame, Awal Dan Akhir Masingmasing Frame Harus Dapat Dikenali. · Flow-Control Station Pengirim Tidak Akan Mengirim Frame Pada Kecepatan Yang Tinggi Jika Station Penerima Tidak Dapat Menangkapnya. · Error-Control Beberapa Bit Error Yang Dikenali Dalam Sistem Transmisi Harus Dapat Diperbaiki/Betulkan. · Addressing Pada Lintasan Yang Bertitik Banyak, Seperti Misalnya Pada Local-Area-Network, Maka Identitas Dari Kedua Station Yang Terlibat Didalam Transmisi Harus Spesifik · _Control Dan Data Pada Link Yang Sama Tidak Diperlukan Sekali Untuk Memiliki Jalur Komunikasi Yang Terpisah Secara Fisik Untuk Informasi Pengontrol, Tetapi Penerima (Receiver) Harus Dapat Membedakan Informasi Pengontrol Dari Data Yang Sedang Dikirimkan. · Link-Management Untuk Memulai, Merawat Dan Memutus Lintasan Komunikasi Yang Menopang Pertukaran Data Membutuhkan Sejumlah Koordinasi Dan Kerjasama Beberapa Station, Sehingga Diburuhkan Suatu Prosedur Untuk Mengatur Pertukaran Data Ini. 7.1. Transmisi Sinkron Untuk Transmisi Data Dengan Blok Data Yang Besar Dan Kecepatan Transfer Yang Tinggi, Maka Dapat Digunakan Transmisi Sinkron Sebagai Alternatif. Dengan Transmisi Sinkron Blok (Frame) Dari Data Secara Lengkap Dikirimkan Seperti Deretan Bit Yang Berdekatan Tanpa Adanya Delay Diantara Elemen Karakter, Tidak Seperti Transmisi Asinkron Yang Ditandai Dengan Start-Bit Dan Stop-Bit Tiap Elemen Karakter 7 Bit. · Deretan Bit Yang Dikirimkan Memiliki Pengkodean Yang Sama Antara Transmitter Dan Receiver Sehingga Receiver Dapat Memperoleh Data Secara Sinkron. · Semua Frame Yang Kan Dikirim Terlebih Dahulu Diawali Oleh Reserved-Bytes Untuk Memastikan Receiver Siap Untuk Menterjemahkan Deretan Bit Agar Didapatkan Data Yang Benar. · Isi Dari Masing-Masing Frame Terbungkus Oleh Sepasang Reserved-Bytes Sebagai Sinkronisasi Frame. 7.2. Flow Control Flow-Control Adalah Suatu Teknik Untuk Menjamin Bahwa Entitas Pengirim Tidak Akan Membanjiri Data Kepada Entitas Penerima. Entitas Penerima Secara Khusus Mengalokasikan Buffer Dengan Beberapa Kali Panjangnya Tansfer. Ketika Data Diterima Receiver Harus Mengerjakan Sejumlah Proses Tertentu Sebelum Mengalirkan Data Ke Software Dengan Level Yang Lebih Tinggi. Dengan Tidak Adanya Flow-Control Maka Buffer Pada Penerima Dapat Terisi Penuh Dan Melebihi Kapasitas, Bersamaan Pada Saat Penerima Masih Memproses Data Sebelumnya. Sebagai Permulaannya Maka Kita Menguji Mekanisme Flow-Control Dengan Tidak Adanya Error, Seperti Ditunjukkan Diasumsikan Bahwa Semua Frame Yang Dikirimkan Berhasil Diterima Dengan Sukses, Tidak Ada Frame Yang Hilang Dan Tidak Ada Frame Yang Datang Mengalami Error. Selanjutnya Frame-Frame Tersebut Tiba Bersamaan Dengan Dikirimkannya Frame, Bagaimanapun Juga Masing-Masing Frame Yang Dikirimkan Sebelum Diterima Akan Mendapat Delay Pasa Saluran Yang Besarnya Berubah-Ubah. _Stop-And-Wait Flow-Control Bentuk Sederhana Dari Flow-Control Adalah Stop-And-Wait Flow-Control Yang Bekerja Sebagai Berikut. Entitas Sumber Mengirimkan Frame, Setelah Diterima Entitas Tujuan Memberi Tanda Untuk Menerima Frafe Berikutnya Dengan Mengirimkan Balasan Sesuai Frame Yang Telah Diterima. Entitas Sumber Harus Menunggu Sampai Ia Menerima Balasan Dari Entitas Tujuan Sebelum Mengirimkan Frame Berikutnya. Selanjutnya Entitas Sumber Dapat Menghentikan Aliran Data Dengan Menahan Jawaban. Prosedur Ini Dapat Bekerja Dengan Baik Tentunya Bila Data Dikirimkan Dalam Jumlah Frame Yang Besar, Dalam Hal Ini Entitas Sumber Akan Membagi Blok Data Yang Banyak Menjadi Blok Data Yang Lebih Kecil Yang Kemudian Dikirimkan Dalam Beberapa Frame. Stop-And-Wait Digunakan Untuk Transmisi Dengan Keperluan Tertentu, Yang Memiliki Beberapa Ciri-Ciri : · Ukuran Buffer Pada Receiver Terbatas. · Transmisi Dapat Lebih Banyak, Sebab Bila Dikirimkan Secara Langsung Sebanyak Frame Dari Data Yang Ada, Maka Akan Mudah Menimbulkan Error, Sehingga Dengan Frame Yang Lebih Kecil Maka Error Dapat Dideteksi Lebih Awal Dari Sejumlah Frame Data Yang Dikirimkan. · Pada Pemakaian Bersama Sebuah Media Atransmisi (Misalkan Lan), Umumnya Tidak Diijinkan Untuk Menempati Media Transmisi Dalam Waktu Yang Lama Yang Menyebabkan Delay Pada Station Lain Yang Akan Melakukan Transmisi. Sliding-Window Flow Control Masalah Utama Yang Selama Ini Adalah Bahwa Hanya Satu Frame Yang Dapat Dikirimkan Pada Saat Yang Sama. Dalam Keadaan Antrian Bit Yang Akan Dikirimkan Lebih Besar Dari Panjang Frame (A>1) Maka Diperlukan Suatu Efisiensi. Untuk Memperbesar Efisiensi Yang Dapat Dilakukan Dengan Memperbolehkan Transmisi Lebih Dari Satu Frame Pada Saat Yang Sama. Bila Suatu Station A Dan B Dihubungkan Dengan Jalur Full-Duplex, Station B Mengalokasikan Buffers Dengan Selebar N Frame, Yang Berarti Stasiun B Dapat Menerima N Frame, Dan Station A Diperbolehkan Untuk Mengirim Frame Sebanyak N Tanpa Menunggu Adanya Jawaban. Untuk Menjaga Jejak Dimana Frame Yang Dikirimkan Sedang Dijawab Maka MasingMasing Jawaban Diberi Label Dengan Nomor Yang Urut. Station B Menjawab Frame Dengan Mengirimkan Jawaban Yang Dilengkapi Nomor Urut Dari Frame Berikutnya Yang Diinginkan. Jawaban Ini Juga Memiliki Maksud Untuk Memberitahukan 22 Bahwa Station B Siap Untuk Menerima N Frame Berikutnya, Dimulai Dengan Nomer Urut Yang Telah Tercantum. Skema Ini Juga Dapat Dipergunakan Untuk Menjawab Lebih Dari Satu Frame. Misalnya Station B Dapat Menerima Frame 2, 3 Dan 4, Tetapi Menahan Jawaban Sampai Samapai Frame Ke 4 Tiba, Dengan Kembali Jawaban Dengan Nomer Urut 5, Station B Menjawab Frame 2, 3, Dan 4 Pada Satu Saat. Station A Memeliharan Daftar Nomer Urutan Yang Boleh Dikirim, Sedangkan Station B Memelihara Daftar Nomer Urutan Yang Siap Akan Diterima. Masing-Masing Daftar Tersebut Dapat Dianggap Sebagai Window Dari Frame, Sehingga Prinsip Kerjanya Disebut Dengan Pengontrol Aliran Sliding-Window. Diperlukan Untuk Dibuat Komentar Tambahan Untuk Masing-Masing, Karena Nomer Urut Yang Dipakai Menempati Daerah Didalam Frame, Komentar Tambahan Ini Dibatasai Oleh Terbatasnya Tempat Yang Tersedia. Misalnya Untuk Daerah Dengan Panjang 3 Bit, Maka Nomer Urut Jangkauannya Antara 0 S/D 7 Saja, Sehingga Frame Diberi Nomer Dengan Modulo 7, Jadi Sesudah Nomer Urut 7 Berikutnya Adalah Nomer 0. Pada Umumnya Untuk Daerah Dengan Apnjang K-Bit, Untuk Memberikan Dukungan Agar Efiisien Seperti Yang Diinginkan, Dipersiapkan Piggybacking (Celengan), Masing-Masing Frame Data Dilengkapi Dengan Daerah Yang Menangkap Urutan Nomer Dari Frame, Ditambah Daerah Yang Menangkap Urutan Nomer Yang Dipakai Sebagai Jawaban. Selanjutnya Bila Suatu Station Memiliki Data Yang Akan Dikirim Dan Jawaban Yang Akan Dikirimkan, Maka Dikirimkan Bersama-Sama Dalam Satu Frame, Cara Yang Demikian Dapat Meningkatkan Kapasitas Komunikasi. Jika Suatu Station Memiliki Jawaban Tetapi Tidak Memiliki Data Yang Akan Dikirim, Maka Station Tersebut Mengirimkan Frame Jawaban Yang Terpisah. Jika Suatu Station Memiliki Data Yang Akandikirimkan Tetapi Tidak Memiliki Jawaban Baru Yang Akan Dikirim Maka Station Tersebut Mengulangi Dengan Mengirimkan Jawaban Terakhir Yang Dikirim, Hal Ini Disebabkan Frame Data Dilengkapi Daerah Untuk Nomer Jawaban, Dengan Suatu Nilai (Angka) Yang Harus Diletakkan Kedalam Daerah Tersebut. Jika Suatu Station Menerima Jawaban Yang Sama (Duplikat) Maka Tinggal Mengabaikan Jawaban Tersebut. Sliding-Window Dikatakan Lebih Efisien Karena Jalur Komunikasi Disiapkan Seperti Pipa Saluran Yang Setiap Saat Dapat Diisi Beberapa Frame Yang Sedang Berjalan, Tetapi Pada Stop-And-Wait Hanya Satu Frame Saja Yang Boleh Mengalir Dalam Pipa Saluran Tersebut. Protokol Synchronous-Data-Link-Control (Sdlc) Pertama Kali Di Publikasikan Pada Sdlc Dilengkapi Dengan Sinyal Yang Ditetapkan Sebagai Pemberitahu Receiver Untuk Membatalkan Frame Yang Sedang Diproses, Dengan Cata Tansmitter Mengirimkan 7 Urutan Bit 1 Kepada Receiver Yang Diartikan Sebagai Karakter Pembatal, Proses Penerimaan Data Akan Terhenti Sampai Menunggu Tanda Berikutnya, Dan Frame Data Yang Sedang Diproses Dikosongkan. 7.3. Protokol Hdlc Salah Satu Protokol Untuk Data-Link-Control Yang Paling Penting Adalah Highlevel- Datalink-Control (Hdlc) Berdasarkan Iso33009 Dan Iso4335, Yang Diadopsi Dari Standart Ccitt Untuk Jaringan Packet-Switching X.25. Pada Awal Dan Akhir Frame Pada Hdlc Juga Ditandai Dengan Menggunakan Urutan Bit 0111117 Seperti Pada Sdlc, Sedangkan Perbedaan Antara Sdlc Dan Hdlc Adalah: · Hdlc Menggunakan Deretan Bit Untuk Alamat Dan Controk Sebanyak 7 Bit · Karakter Pembatal Pada Hdlc Menggunakan 7 Bit 1 (Sdlc 7 Bit) · _Byte Terakhir Pada Field Alamat Dan Pengontrol Yang Memiliki Lsb 1 Yang Menandakan Akhir Field. Flag-Field Dipakai Untuk Pembatas Frame Pada Kedua Ujung Frame Dengan Deretan Biner 0111117, Flag Tunggal Dapat Digunakan Untuk Menutup Flag Satu Frame Dan Membuka Flag Untuk Frame Berikutnya. Interface Pada Sisi Receiver Terus Menerus Mencari Urutan Flag Untuk Mensinkronkan Awal Frame. Sambil Menerima Frame Receiver Akan Terus Mencari Urutan BitFlag Untuk Menentukan Akhir Frame. Bab 8 Multiplexing Dua Stasiun Komunikasi Tidak Akan Memakai Kapasitas Penuh Dari Suatu Data Link Untuk Efisiensi, Karena Itu Sebaiknya Kapasitasnya Dibagi. Pembagian Ini Diistilahkan Sebaga Multiplexing. Contoh Sederhananya Yaitu Multidrop Line, Dimana Sejumlah Perangkat Secondary (Misal : Terminal) Dan Sebuah Primary (Misal : Komputer Host) Saling Berbagi Pada Jalur/Line Yang Sama. Keuntungannya : · Komputer Host Hanya Butuh Satu Port I/O Untuk Banyak Terminal · Hanya Satu Line Transmisi Yang Dibutuhkan. Pada Chapter Ini Dibahas 3 Teknik Multiplexing : · Frequency-Division Multiplexing (Fdm), Paling Umum Dipakai Untuk Radion Atau Tv ·Time-Division Multiplexing (Tdm) Atau Synchronous Tdm, Dipakai Untuk Ultiplexing Digital Voice. · Peningkatan Efisiensi Synchronous Tdm Dengan Variasi Sebagai Berikut : O Statistical Tdm O Asynchronous Tdm O Intelligent Tdm Multiplexer Mengkombinasikan (Me-Multiplex) Data Dari N Input Dan Mentransmisi Melalui Kapasitas Data Link Yang Tinggi. Demultiplexer Menerima Aliran Data Yang Di-Multiplex (Pemisahan (Demultiplex) Dari Data Tersebut Tergantung Pada Channel) Dan Mengirimnya Ke Line Output Yang Diminta. 23 Gambar 8.1 Multiplexing 8.1 Frequency Division Multiplexing Karakteristik · Digunakan Ketika Bandwidth Dari Medium Melebihi Bandwidth Sinyal Yang Diperlukan Untuk Transmisi. · Tiap Sinyal Dimodulasikan Kedalam Frekuensi Carrier Yang Berbeda Dan Frekuensi Carrier Tersebut Terpisah Dimana Bandwidth Dari Sinyal-Sinyal Tersebut Tidak Overlap. Gambar 8.2 Fdm Dan Tdm Enam Sumber Sinyal Dimasukkan Ke Dalam Suatu Multiplexer, Yang Memodulasi Tiap Sinyal Ke Dalam Frekuensi Yang Berbeda (F1,...,F6). Tiap Sinyal Modulasi Memerlukan Bandwidth Center Tertentu Disekitar Frekuensi Carriernya, Dinyatakan Sebagai Suatu Channel. Sinyal Input Baik Analog Maupun Digital Akan Ditransmisikan Melalui Medium Dengan Sinyal Analog. Contoh Sederhana Dari Fdm Yaitu Transmisi Full-Duplex Fsk (Frequency Shift Keying). Contoh Lainnya Yaitu Broadcast Dan Tv Kabel. Gambar 8.3 Frequency Division Multiplexing Sinyal Video Hitam Putih Adalah Modulasi Am Pada Sinyal Carrier Fcv . Karena Baseband Dari Sinyal Video = 4 Mhz Maka Sinyalnya Sekarang Menjadi Fcv - 0,76 Mhz Sampai Dengan Fcv- 4,2 Mhz. Fcc Sebagai Color Subcarrier Mentransmisi Informasi Warna. Sedangkan Sinyal Audio Dimodulasi Pada Fca, Diluar Bandwidth Efektif Dari 2 Sinyal Lainnya. Bandwidth Audio = 60 Khz. Dengan Demikian Sinyal Tv Dapat Di-Multiplex Dengan Fdm Pada Kabel Catv Dengan Bandwidth = 6 Mhz. Sejumlah Sinyal Digital Atau Analog [Mi(T), I = 1 , N ] Di-Multiplex Ke Dalam Medium Transmisi Yang Sama. Tiap Sinyal Mi(T) Dimodulasi Dalam Carrier Fsci ; Karena Digunakan Multiple Carrier Maka Masing-Masing Dinyatakan Sebagai Sub Carrier. Modulasi Apapun Dapat Dipakai. Kemudian Sinyal Termodulasi Dijumlah Untuk Menghasilkan Sinyal Gabungan Mc(T). 8.2 Synchronous Time-Division Multiplexing Karakteristik · Digunakan Ketika Data Rate Dari Medium Melampui Data Rate Dari Sinyal Digital Yang Ditransmisi. · Sinyal Digital Yang Banyak (Atau Sinyal Analog Yang Membawa Data Digital) Melewati Transmisi Tunggal Dengan Cara Pembagian (=Interlaving) Porsi Yang Dapat Berupa Level Bit Atau Dalam Blok-Blok Byte Atau Yang Lebih Besar Dari Tiap Sinyal Pada Suatu Waktu. Gambar 6.5 System Synchronous Tdm. Gambar 6.5a, Sejumlah Sinyal Digital (Mi(T), I = 1,N) Di-Multiplex Ke Dalam Medium Transmisi Yang Sama. Data Yang Masuk Dari Masing-Masing Sumber Disimpan Dalam Buffer Yang Biasanya Berukuran 1 Bit Atau 1 Karakter. Buffer Tersebut Di-Scan Secara Sequential Untuk Membentuk Komposisi Aliran Data Digital Mc(T) Yang Dapat Ditransmisi Langsung Atau Melalui Modem, Biasanya Transmisi Synchronous. Operasi Scan Tersebut Berjalan Cepat Dimana Buffer Terlebih Dulu Dikosongkan Untuk Dapat Meneriman Data. Dengan Demikian Data Rate Mc(T) Harus Sama Dengan Jumlah Data Rate Mi(T). Channel Adalah Serangkaian Slot-Slot Yang Mewakili Satu Sumber, Dari Frame Ke Frame. Panjang Slot Sama Dengan Panjang Buffer Transmitter Yaitu 1 Bit Atau 1 Karakter. Dalam Hal Ini Dipakai 2 Teknik Interlaving : · Character-Interlaving : __Dipakai Dengan Sumber Asynchronous. __Tiap Time Slot Mengandung 1 Karakter Dari Data. · Bit-Interlaving : __Dipakai Dengan Sumber Synchronous Dan Boleh Juga Dengan Sumber Asynchronous. 24 __Tiap Time Slot Mengandung Hanya 1 Bit. Synchronous Tdm : · Disebut Synchronous Karena Time Slot-Time Slot-Nya Di-Alokasikan Ke Sumber-Sumber Dan Tertentu Dimana Time Slot Untuk Tiap Sumber Ditransmisi. Biar Bagaimanapun Sumber Mempunyai Data Untuk Dikirim. · Dapat Mengendalikan Sumber-Sumber Dengan Kecepatan Yang Berbeda-Beda. Tdm Link Control Mekanisme Kontrolnya Tidak Diperlukan Protokol Data Link Maka Aliran Data Yang Ditransmisikan Tidak Mengandung Header Dan Trailer. Ada 2 Kunci Mekanisme Kontrol Data Link : Flow Control Dan Error Control. Tetapi Flow Control Tidak Diperlukan Bila Multiplexer Dan Demultiplexer Dihubungkan Sdata Rate Dari Multiplexer Tetap Dan Keduanya Beroperasi Pada Kecepatan Tersebut. Bila Dihubungkan Ke Line Output Yang Tidak Dapat Menerima Data, Maka Untuk Sementara, Channel Akan Membawa Slot-Slot Kosong, Tetapi Frame-Frame Keseluruhan Akan Mempertahankan Kecepatan Transmisi Yang Sama. Untuk Error Control, Transmisi Ulang Hanya Dilakukan Pada Satu Channel Dimana Terjadi Error Jadi Error Control Ada PerChannel. Agar Flow Control, Error Control Dapat Dilenkapi Per Basis Channel, Dipakai Protokol Data Link Yang Satu Mentransmisi Frame-Frame Hdlc Yang Mengandug 3 Octet Data, Yang Lain Mengandung 4 Octet Data. Kita Memakai Multiplexing Interlaving Karakter. Maka Octet-Octet Dari Frame-Frame Hdlc Dari 2 Sumber Dicampur Aduk Bersama Untuk Transmisi Melalui Line Multiplex. Operasi Multiplexing/Demultiplexing Adalah Transparant Untuk Mencapai Stasiun; Untuk Tiap Pasang Stasiun Komunikasi, Mempunyai Link Tersendiri. Pada Akhir Kedua Line Perlu Suatu Kombinasi Multiplexer/Demultiplexer Dengan Line Full Duplex Diantaranya. Kemudian Tiap Channel Terdiri Dari 2 Set Slot, Satu Menuju Ke Masingmasing Arah. Framing Frame Tdm Tidak Memakai Karakter Sync Atau Flag Untuk Synchronisasi Frame Tetapi Added-Digit Framing. Pada Cara Ini, Satu Kontrol Bilangan Ditambahkan Ke Tiap Frame Tdm. Juga Memakai Pola Bit Identitas Dari Frame Ke Frame. Synchorinasi Dilakukan Dengan Cara, Receiver Membandingkan Bit-Bit Yang Masuk Dari Posisi Satu Frame Untuk Memperoleh Pola. Jika Polanya Tidak Sama, Posisi Bit Berurutan Di Cari Sampai Pola Didapat. Sekali Synchronisasi Frame Tercapai, Receiver Melanjutkan Memonitor Channel Framing Bit. Jika Pola Terputus, Receiver Harus Masuk Lagi Ke Mode Framing Search. Pulse Stuffing (= Pulsa Pengisi) Dipakai Untuk Mengatasi Problem : · Jika Tiap Sumber Mempunyai Clock Yang Terpisah, Variasi Antar Clock-Clock Akan Menyebabkan Hilangnya Synchronisasi. · Data Rate Dari Input Data Tidak Bertalian Dengan Angka Rasional Sederhana. Sehingga : · Data Rate Yang Keluar Dari Multiplexer, Termasuk Framing Bit, Lebih Tinggi Daripada Jumlah Maximum Kecepatan Yang Masuk. · Kapasitas Ekstra Dipakai Oleh Stuffing Extra Dummy Bit-Bit Atau Pulsa-Pulsa Ke Dalam Tiap Sinyal Yang Masuk Sampai Kecepatannya Naik Ke Clock Sinyal Yang Dibangkitkan. · Pulsa-Pulsa Stuffing Dimasukkan Ke Lokasi Yang Tertentu Didalam Format Frame Multiplexer Sehingga Dapat Dikenali Dan Dipindah Ke Demultiplexer. · Sumber 1 Dan 3, Untuk Satu Sampel Pam, Dan 2 Sampel Pam Untuk Sumber 2 Per Scan. Keempat Sampel Ini Diubah Ke 4 Bit Sampel Pcm. Dengan Demikian Total 16bit Dihasilkan Dengan Kecepatan 4000 Kali Per Detik, Untuk Komposisi Bit Rate 64 Kbps. Untuk Sumbersumber Digital, Pulse Stuffing Dipakai Untuk Menaikkan Kecepatan Masing-Masing Sumber Menjadi 8 Kbps, Untuk Kumpulan Data Rate 64 Kbps. Sebuah Frame Dapat Terdiri Dari Beberapa Cycle Dari 32 Bit, Yang MasingMasing Mengandung 16 Bit Pcm Dan 2 Bit Dari Masing-Masing Ke Delapan Sumber Digital Tersebut. Sistim-Sistim Carrier Dasar Dari Hierarki Tdm Adalah Format Transmisi Ds-1 Yang Memultiplex 24 Channel. Tiap Frame Mengandung 8 Bit/Channel Plus Framing Bit Untuk 24 X 8 + 1 = 193 Bit. 8.3 Statistical Time-Division Multiplexing Karakteristik · Statistical Tdm Yang Dikenal Juga Sebagai Asynchronous Tdm Dan Intelligent Tdm, Sebagai Alternative Synchronous Tdm. · Mempunyai Sejumlah Line I/O Pada Satu Sisi Dan Line Multiplex Kecepatan Tinggi Pada Sisi Lainnya. Dimana Ada N Line I/O, Tetapi Hanya K (K<N) Time Slot Yang Sesuai Pada Frame Tdm. · Untuk Input, Fungsi Multiplexer Ini Untuk Men-Scan Buffer-Buffer Input, Mengumpulkan Data Sampai Penuh, Dan Kemudian Mengirim Frame Tersebut. · Untuk Output, Multiplexer Menerima Suatu Frame Dan Mendistribusikan Slot-Slot Data Ke Buffer Output Tertentu. · Data Rate Pada Line Multiplex Lebih Rendah Daripada Jumlah Data Rate Dari Device Masukan Sehingga Statistical Multiplexer Dapat Menggunakan Data Rate Yang Rendah Untuk Mendukung Sebanyak Device Yang Sama Dengan Synchronous Multiplexer. · Struktur Framenya Padat. · Sistemnya Membuahi Synchronous Protokol Seperti Hdlc Dimana Data Frame Harus Mengandung Bit-Bit Kontrol Untuk Operasi Multiplexing. Untuk (A) Hanya 1 Sumber Data Yang Dimasukkan Per Frame. Sumber Diidentifikasi Oleh Suatu Address. Panjang Daerah Data Adalah Variabel Dan Diakhiri Oleh Akhir Dari Overall Frame. Cara Ini Dapat Bekerja Baik Dibawah Beban Yang Ringan, Tetapi Kurang Efisien Untuk Beban Yang Berat. Untuk Efisiensi : · Dengan Menggunakan Multiple Data Source Yang Dibentuk Dalam Suatu Frame Tunggal. · Daerah Address Dapat Dikurangi Dengan Memakai Pengalamatan Relatif Dimana Tiap Address Menunjukkan Sumber Aliran Relatif Terhadap Sumber Terdahulu. · Memakai 2 Bit Label Untuk Panjang Daerah [Seid78]. 25 Performansi Data Rate Dari Output Statistical Multiplexer Lebih Rendah Daripada Jumlah Data Rate Input. Hal Ini Dimungkinkan Karena Rata-Rata Jumlah Dari Input Kurang Daripada Kapasitas Line Multiplex. Tetapi Masalah Yang Timbul Yaitu Terjadinya Periode Peak Ketika Input Melampui Kapasitas. Solusinya : Dengan Memasukkan Suatu Buffer Dalam Multiplexer Untuk Menahan Sementara Kelebihan Input. Respon Sistim Dan Kecepatan Line Multiplex. Semakin Besar Buffer, Delaynya Semakin Panjang. Bab 9 Wan (Wide Area Network) 9.1 Definisi Wan Wan Adalah Sebuah Jaringan Komunikasi Data Yang Tersebar Pada Suatu Area Geografik Yang Besar Seperti Propinsi Atau Negara. Wan Selalu Menggunakan Fasilitas Transmisi Yang Disediakan Oleh Perusahaan Telekomunikasi Seperti Perusahaan Layanan Telepon. 9.2 Karakteristik Dari Wan: 1. Terhubung Ke Peralatan Yang Tersebar Ke Area Geografik Yang Luas 26 2. Menggunakan Jalur Layanan Umum, Misalnya Perusahaan Telekomunikasi. Pt. Telkom, Pt. Indosat, Pt. Excelcomindo Dan Lain-Lain Untuk Membentuk Jaringan Di Dalan Area Geografik Tersebut. 3. Menggunakan Koneksi Serial Untuk Akses Bandwidth Di Seluruh Area Geografik Tersebut. Wan Berbeda Dengan Lan. Tidak Seperti Lan Yang Menghubungkan Workstation- Workstation, Peralatan, Terminal Dan Peralatan Lain Dalan Suatu Gedung, Wan Menghubungkan Data Dalam Suatu Area Geografik Yang Luas. Perusahaan Yang Menggunakan Wan Dapat Melakukan Koneksi Antara Kantor Pusat Dan Kantor-Kantor Cabangnya Yang Berada Di Tempat Yang Jauh. Sebuah Wan Beroperasi Pada Layer Fisik Dan Layer Data Link Dari Osi Layer. Wan Menghubungkan Lan-Lan Dalam Suatu Area Geografik Yang Luas. Wan Mampu Melakukan Pertukakaran Paket Data Dan Frame Antara Router Dan Switch. Berikut Adalah Peralatan-Peralatan Yang Digunakan Dalan Wan: Router, Termasuk Internetworking Dan Port-Port Interface Wan Modem, Termasuk Interface Voice-Grade, Channel Service Units/Digital Service Units (Csu/Dsu) Yang Melayani Interface T1/E1, Dan Terminal Adapter/Network Termination 1 (Ta/Nt 1) Sebagai Interface Integrated Services Digital Network (Isdn) Server-Server Dial In Dan User-User Yang Melakukan Dial Out Untuk Melakukan Koneksi Gambar: Contoh-Contoh Jaringan-Jaringan Data Standar Yang Menangani Wan: International Telecommunication Union-Telecommunication Standardization Sector (Itu-T), Consultative Committee For International Telegraph And Telephone (Ccitt) International Prganization For Standardization (Iso) International Engineering Task Force (Ietf) Electronics Industries Association (Eia) Gambar: Peralatan Wan Wan Didisain Untuk: Beroperasi Pada Area Geografik Yang Sangat Luas Mampu Memberikan Koneksi Serial Dengan Biaya Murah Dan Kecepatan Rendah Atau Biaya Mahal Dan Kecepatan Tinggi Misalnya Lewat Jalur Atm Atau Fiber Optik Mampu Menyediakan Koneksi Full-Time Dan Part-Time Gambar: Layanan Wan 27 Gambar: Enkapsulasi Data Link Bab 10 Paket Switcing Packet Switching Dirancang Sedemikian Rupa Untuk Menyediakan Fasilitas Yang Iebih Efisien Dibanding Circuit Switching Untuk Lalu Lintas Data Yang Sangat Banyak. Dengan Packet Switching, Station Mentransimisikan Data Dalam Bentuk Block-Block Kecil Yang Disebut Packet. Masing-Masing Packet Berisikan Sebagian Data Pemakai Plus Informasi Kontrol Yang Diperlukan Untuk Memfungsikan Jaringan Dengan Tepat. Elemen Dasar Yang Paling Membedakan Jaringan Ini Dengan Switching Adalah Operasi Internalnya Berupa Datagram Atau Sirkuit Virtual. Dengan Sirkuit Virtual Internal Sebuah Rute Ditentukan Oleh Dua Ujung Dan Semua Packet-Packet Di Mana Sirkuit Virtual Mengikuti Rute Yang Sama. Sedangkan Dengan Datagram Internal, Setiap Packet Diberlakukan Secara Terpisah, Dan Packet-Packet Tersebut Dimaksudkan Untuk Tujuan Yang Sama Yang Mengikuti Rute-Rute Yang Berbeda. Fungsi Routing Dari Jaringan Packet Switching Berupaya Untuk Menekan Rute Yang Paling Sedikit Memakan Biaya Sepanjang Jaringan, Dengan Perhitungan Biaya Yang Didasarkan Atas Jumlah Lompatan, Penundaan Yang Diharapkan Atau Hal-Hal Lainnya. Biasanya Algoritma Routing Yang Dapat Berganti-Ganti Tergantung Pada Perubahan Informasi Mengenai Kondisi Lalu Lintas Di Antara Simpul. X.25 Adalah Protocol Standar Untuk Interface Di Antara Suatu Ujung Dengan Jaringan Z Switching. Di Sekitar Tahun 1970, Dimulai Penelitian Mengenai Bentuk Arsitektur Baru Untuk Komunikasi Data Digital Jarak Jauh Yaitu: Packet Switching. Meskipun Teknologi Packet Switching Telah Berkembang Secara Substansial Sejak Saat Itu, Ditandai Dengan Adanya (1) Teknologi Data Packet Switching Secara Fundamental Saat Ini Sama Dengan Jaringan Di Awal Tahun 70-An, Dan (2) Packet Switching Menyisakan Salah Satu Dari Sedikit Teknologi-Teknologi Yang Efektif Untuk Komunikasi Data Jarak Jauh. Unit Ini Menyajikan Gambaran Mengenai Packet Switching. Akan Kita Lihat Beberapa Kelebihan Packet Switching (Fleksibilitas, Sumberdaya Yang Merata, Kekokohan, Responsifitas) Seiring Dengan Biayanya. Jaringan Packet Switching Merupakan Sekumpulan Simpul-Simpul Packet Switching Yang Tersebar. Idealnya, Semua Simpul Packet Switching Harus Selalu Mengetahui Kondisi Jaringan Secara Keseluruhan. Namun Karena Simpul-Simpul Ini Tersebar Jadi Waktunya Menjadi Lambat Di Antara Perubahan Status Sebagian Jaringan. Selanjutnya, Muncul Overhead Saat Mengkomunikasikan Informasi Status. Akibatnya Jaringan Packet Switching Tidak Mampu Menampilkan Kinerja Yang Sempurna, Dan Mengelaborasikan Algoritma-Algoritma Yang Dipergunakan Untuk Mengatasi Penundaan Waktu Dan Overhead Dalam Operasi Jaringan. Hal-Hal Yang Sama Ini Akan Muncul Lagi Saat Kita Membahas Tentang Internetworking Di Bagian Ini. Bagian Ini Dimulai Dengan Pengenalan Prinsip-Prinsip Jaringan Packet Switching. Selanjutnya Kita Beralih Pada Operasi Internal Dari Jaringan Ini, Memperkenalkan Konsep Sirkuit Virtual Dan Datagram. Kemudian Kita Mengamati Teknologi Kunci 28 Dalam Routing. Bab Ini Mencakup Juga Pengenalan X.25 Yang Merupakan Interface Standar Di Antara Ujung Dan Jaringan Packet Switching 10.1 Prinsip-Prinsip Packet Switching Jaringan Telekomunikasi Circuit-Switching Long-Haul Awalnya Dirancang Untuk Mengendalikan Lalu Lintas Suara, Dan Mayoritas Lalu Lintas Pada Jaringan-Jaringan Ini Untuk Diteruskan Menjadi Suara. Karakteristik Dasar Dari Jaringan Circuit Switching Adalah Sumber Daya Yang Berada Di Dalam Jaringan Yang Dimaksudkan Untuk Panggilan Tertentu. Untuk Koneksi Suara Circuit Yang Dihasilkan Sangat Besar Manfaatnya Karena Hampir Di Sebagian Waktu Hanya Salah Satu Pihak Yang Berbicara. Meskipun Begitu, Saat Jaringan Circuit Switching Mulai Semakin Sering Digunakan Untuk Koneksi Data Ada Dua Hal Yang Semakin Jelas Yakni: Untuk Beberapa Koneksi Data Pemakai/Host (Misalnya, Komputer Pribadi Pemakai Yang Dihubungkan Ke Server Database) Sebagian Besar Waktunya Berada Pada Saluran Di Dalam Status Idle. Sehingga, Dengan Koneksi Data, Pendekatan Circuit Switching Menjadi Tidak Efisien. Dalam Jaringan Circuit Switching Koneksi Yang Terjadi Memungkinkan Dilakukannya Transmisi Pada Rate Data Yang Konstan. Jadi, Masing-Masing Dari Dua Perangkat Yang Dihubungkan Harus Saling Mentransmisikan Dan Menerima Pada Rate Data Yang Sama. Hal Ini Membatasi Kegunaan Jaringan Dalam Interkoneksi Berbagai Jenis Komputer Host Dan Workstation. Untuk Memahami Bagaimana Packet Switching Mengarahkan Masalah Ini Kita Lihat Secara Singkat Gambaran Operasi Packet Switching. Data Ditransmisikan Dalam Bentuk Packet Pendek. Batas Pada Packet Panjangnya 1000 Octet (Byte). Bila Sumber Memiliki Pesan Yang Lebih Panjang Untuk Dikirim, Pesan-Pesan Tersebut Terpecah Menjadi Deretan Packet (Gambar 10.1). Masing-Masing Packet Berisikan Sebagian (Atau Semua Untuk Sebuah Pesan Pendek) Data Pemakai Plus Beberapa Informasi Kontrol. Informasi Kontrol, Pada Jumlah Minimum, Mencakup Informasi Yang Diperlukan Jaringan Agar Mampu Mengarahkan Packet Di Sepanjang Jaringan Dan Mengirimkannya Ke Tujuan Yang Dimaksud. Pada Masing-Masing Simpul Dalam Rute Packet Diterima, Disimpan Sementara, Dan Diarahkan Menuju Simpul Berikutnya. Pendekatan Ini Memiliki Beberapa Kelebihan Dibanding Circuit-Switching, Yakni: Jalur Efisiensi Yang Lebih Besar, Karena Jalur Simpul-Ke-Simpul Tunggal Dapat Dibagi Secara Dinamik Oleh Packet Sebanyak-Banyaknya Sepanjang Waktu. Packet Diantrikan Dan Ditransmisikan Secepat Mungkin Sepanjang Jaringan. Sebaliknya, Dengan Circuitswitching, Waktu Pada Jalur Simpul-Ke-Simpul Dialokasikan Menggunakan Time-Division Multiplexing Synchronous. Hampir Di Sebagian Besar Waktunya, Jalur Seperti Itu Berada Dalam Kondisi Idle Karena Sebagian Waktunya Dihabiskan Untuk Koneksi Yang Statusnya Juga Idle. Jaringan Packet-Switching Mampu Menampilkan Konversi Rate Data. Dua Station Pada Rate Data Yang Berbeda Mampu Mengubah Packetnya Karena Masing- Masing Dikoneksikan Ke Simpulnya Pada Rate Data Yang Sesuai. Gambar 11.1 Penggunaan Paket 10.2 Routing Salah Satu Aspek Yang Paling Rumit Dan Sulit Dari Rancangan Jaringan Packet-Switching Adalah Routing. Bagian Ini Dimulai Dengan Suatu Pengamatan Mengenai Karakteristik Dasar Yang Dipergunakan Untuk Mengelompokkan Strategi-Strategi Routing. Barulah Kemudian Dibahas Mengenai Beberapa Strategi Khusus Dalam Routing. Prinsip-Prinsip Yang Digambarkan Dalam Bagian Ini Juga Bisa Diaplikasikan Untuk Routing Internetwork. Karakteristik Fungsi Utama Jaringan Packet-Switching Adalah Menerima Packet-Packet Dari Station Sumber Dan Mengirimkannya Ke Station Tujuan. Untuk Mencapai Hal Ini, Jalur Atau Rute Sepanjang Jaringan Harus Ditentukan Terlebih Dahulu; Umumnya, Lebih Dari Satu Rute. Jadi, Fungsi Routing Memang Harus Diperhatikankan. Persyaratan Untuk Fungsi Ini Adalah Sebagai Berikut: Pembetulan Kesederhanaan Kekokohan Stabilitas Kejelasan Optimal Efisiensi Dua Item Pertama Pada Daftar Di Atas Sudah Cukup Jelas. Kekokohan Berkaitan Dengan Kemampuan Jaringan Mengirim Packet Melalui Beberapa Rute Saat Terjadi Kegagalan Dan Kemacetan. Idealnya, Jaringan Mampu Bereaksi Terhadap Kemacetan Semacam Itu Tanpa Harus Kehilangan Packet-Packet Ataupun Memutuskan Sirkuit Virtual. Perancang Yang Ingin Mencapai Kekokohan Juga Harus Mampu Memenuhi Persyaratan Yang Diperlukan Untuk Mencapai Stabilitas. Teknik-Teknik Yang Bereaksi Untuk Mengubah Keadaan Memiliki Beberapa Kelemahan, Apakah Itu Reaksinya Terlalu Lamban Terhadap Kejadian Atau Mengalami Gangguan Yang Tidak Stabil Secara Ekstrem. Sebagai Contoh, Jaringan Bisa Bereaksi Terhadap Kemacatan Pada Daerah Pertama Dengan Cara Mengalihkan Sebagian Besar Muatan Ke Daerah Kedua. Kemudian Daerah Kedua Mengalami Kelebihan Muatan Dan Daerah Pertama Kembali Dipergunakan Lagi Sehingga Terjadi Lagi Pengalihan Kedua. Selama Pengalihan-Pengalihan Ini, Packet-Packet Melintas Dalam Bentuk Putaran Disepanjang Jaringan. 29 Suatu Pertukaran Semacam Itu Juga Terjadi Diantara Kejelasan Dan Optimalitas. Beberapa Kriteria Kinerja Lebih Memprioritas Pertukaran Packet-Packet Diantara Station-Station Yang Berdekatan Dibandingkan Dengan Pertukaran Antar Station-Station Yang Berjauhan. Kebijakan Ini Memaksimalkan Laju Penyelesaian Namun Menjadi Tidak Adil Bagi Station Yang Sangat Membutuhkan Komunikasi Dengan Station Yang Jaraknya Sangat Jauh. 9.3 X.25 Salah Satu Standar Protocol Yang Paling Banyak Dipergunakan Adalah X.25, Yang Baru Disetujui Pada Tahun 1976 Dan Sejak Saat Itu Telah Mengalami Beberapa Kali Revisi. Standar Tersebut Menentukan Interface Di Antara Sistem Host Dan Jaringan Packet-Switching. Standar Ini Juga Mulai Dipergunakan Secara Universal Untuk Menginterfacekan Jaringan Packet-Switching Serta Diterapkannya Untuk Packet-Switching Dalam Isdn. Standar Ini Memiliki Tiga Level Protocol, Yakni: Level Fisik Level Jalur Level Packet Level Fisik Menyangkut Interface Di Antara Suatu Station (Komputer, Terminal) Dan Jalur Yang Terhubung Ke Station Tersebut Dengan Simpul Packet-Switching. Standar Menyatakan Mesin-Mesin Pemakai Sebagai Data Terminal Equipment (Dte) Dan Simpul Packet-Switching Di Mana Dte Terhubung Ke Sana Sebagai Data Circuit-Terminating Equipment (Dce). X.25 Mengakibatkan Penggunaan Spesifikasi Lapisan-Fisik Dalam Standar Disebut Sebagai X.21, Namun Untuk Beberapa Kasus Tertentu Pada Standar-Standar Lain, Misalnya Eia-232, Hanya Sebagai Substitusi Saja. Level Jalur Dimaksudkan Agar Transfer Data Yang Melintasi Jalur Fisik Cukup Andal, Dengan Cara Mentransmisikan Data Sebagai Rantaian Frame. Standar Level Jalur Disebut Sebagai Lapb (Link Acess Protocol Balanced). Lapb Merupakan Subbagian Dari Hdlc. Sedangkan Level Packet Menyediakan Layanan Sirkuit Virtual Eksternal. Layanan Ini Memungkinkan Pesawat Ujung Untuk Jaringan Mampu Menyusun Logika Koneksi, Yang Disebut Sirkuit Virtual, Menuju Pesawat Ujung Lainnya. Satu Contoh Digambarkan Pada Gambar 10.14 (Bandingkan Dengan Gambar 9.1). Pada Contoh Ini, Station A Memiliki Koneksi Sirkuit Virtual Ke Station C; Station B Yang Memiliki Dua Sirkuit Virtual Ditetapkan, Satu Menuju C Dan Satunya Lagi Menuju D; Sedangkan Station E Dan F Masing-Masing Memiliki Sebuah Koneksi Sirkuit Virtual Menuju D Informasi Kontrol Packet Dimaksudkan Untuk Beberapa Hal Sebagai Berikut: Mengidentifikasi Melalui Nomor Sirkuit Virtual Tertentu Dimana Dengan Nomor-Nomor Ini Data-Data Diasosiasikan. Menyediakan Nomor Urut Yang Dapat Dipergunakan Untuk Kontrol Aliran Dan Kontrol Kesalahan Pada Basis Sirkuit Virtual. Seluruh Packet X.25 Dilintaskan Menuju Entitas Lapb, Yang Melampirkan Informasi Kontrol Pada Bagian Depan Dan Belakang Packet, Membentuk Suatu Frame Lapb. Lagi-Lagi, Informasi Kontrol Pada Frame Diperlukan Untuk Operasi Protocol Lapb. Bab 11 Atm Dan Frame Wide Area Network Atm Merupakan Interface Transfer Packet Yang Efisien. Atm Menggunakan Packet-Packet Dengan Ukuran Tertentu, Yang Disebut Cell. Penggunaan Ukuran Dan Format Tertentu Ini Menghasilkan Skema Yang Efisien Untuk Pentransmisian Pada Jaringan Berkecepatan Tinggi. Beberapa Bentuk Struktur Transmisi Harus Dipergunakan Untuk Mengangkut Cell-Cell Atm. Salah Satunya Adalah Penggunaan Deretan Cell Secara Terusmenerus, Tanpa Struktur Frame Multiplex Pada Interface. Sedangkan Sinkronisasi Dilakukan Pada Basis Cell-Demi-Cell. Pilihan Keduanya Adalah Dengan Menempatkan Cell-Cell Pada Pembungkus TimeDivision Multiplex Synchronous. Dalam Hal Ini, Bit Deretan Pada Interface Memiliki Sebuah Frame Eksternal Berbasis Synchronous Digital Hierarchy (Sdh). Atm Menyediakan Layanan Real-Time Dan Non-Real-Time. Sebuah Jaringan Berbasis Atm Mampu Mendukung Lalu Lintas Dengan Jangkauan Luas, Meliputi Deretan-Deretan Tdm Synchronous Seperti T-1, Menggunakan Layanan Constant Bit Rate (Cbr), Suara Dan Video Mampat Menggunakan Layanan Real-Time Variable Bit Rate (Rt-Vbr), Lalu Lintas Dengan Kualitas Yang Memenuhi Syarat Layanan Tertentu, Menggunakan Layanan Non-Real-Time Vbr (Nrt-Vbr), Serta Lalu Lintas Berbasis Ip Menggunakan Layanan Available Bit Rate (Abr) Dan Layanan Unspecified Bit Rate (Ubr). 30 Penggunaan Atm Menyebabkan Diperlukannya Lapisan Adaptasi Untuk Mendukung Protocol-Protocol Transfer Informasi Yang Tidak Berbasis Atm. Atm Adaptation Layer (Aal) Memisahkan Informasi Dari Pemakai Aal Menjadi Packet-Packet 48-Octet Untuk Disesuaikan Menjadi Cell Atm. Hal Ini Melibatkan Pengumpulan Bit Dari Deretan Bit Atau Mensegmentasikan Frame Menjadi Potongan-Potongan Yang Lebih Kecil. Asynchronous Transfer Mode (Atm) Disebut Juga Dengan Cell Relay, Memiliki Kelebihan Dalam Hal Keandalan Dan Ketepatan Fasilitas Digital Modernnya Dalam Menyediakan Packetswitching Yang Lebih Cepat Dibanding X.25. Atm Dikembangkan Sebagai Bagian Dari Cara Kerja Broadband Isdn, Namun Aplikasinya Juga Ditemukan Di Lingkungan Non Isdn Yang Tidak Memerlukan Rate Data Yang Tinggi. 11.1 Arsitektur Protocol Asynchronous Transfer Mode (Atm) Memiliki Cara Yang Sama Dengan Packet-Switching Yang Menggunakan X.25 Dan Frame Relay. Sebagaimana Packet-Switching Dan Frame Relay, Atm Melibatkan Pentransferan Data Dalam Bentuk PotonganPotongan Yang Memiliki Ciriciri Tersendiri. Selain Itu, Masih Sama Seperti Packet-Switching Dan Frame Relay, Atm Memungkinkan Koneksi Logik Multipel Dimultiplexingkan Melalui Sebuah Interface Fisik Tunggal. Pada Atm, Informasi Yang Mengalir Pada Koneksi Logik Disusun Menjadi Packetpacket Berukuran Tertentu Yang Disebut Cell. Atm Merupakan Protocol Yang Efisien Dengan Kemampuan Kontrol Kesalahan Dan Kontrol Aliran Minimal. Hal Ini Menyebabkan Berkurangnya Overhead Saat Pengolahan Cellcell Atm Sekaligus Mengurangi Jumlah Bit-Bit Overhead Yang Diperlukan Masing-Masing Cell, Sehingga Memungkinkan Atm Beroperasi Pada Rate Data Yang Cukup Tinggi. Selanjutnya, Penggunaan Cell-Cell Berukuran Tertentu Menyederhanakan Proses Pengolahan Yang Diperlukan Pada Setiap Simpul-Simpul Atm, Yang Berarti Juga Mendukung Penggunaan Penggunaan Atm Pada Rate Data Yang Tinggi. Standar-Standar Yang Diterbitkan Untuk Atm Oleh Itu-T Yang Berbasis Arsitektur Protocol Ditunjukkan Dalam Gambar 11.1, Yang Mengilustrasikan Arsitektur Dasar Untuk Interface Di Antara Pemakai Dan Jaringan. Lapisan Fisik Melibatkan Spesifikasi Media Transmisi Dan Skema Pengkodean Sinyal. Rate Data Yang Ditetapkan Pada Lapisan Fisik Berkisar Mulai Dari 25,6 Mbps Sampai 622,08 Mbps. Rate Data Lainnya, Baik Yang Lebih Tinggi Maupun Yang Lebih Rendah, Juga Dimungkinkan. Dua Lapisan Arsitektur Protocol Berkaitan Dengan Fungsi-Fungsi Atm. Terdapat Sebuah Lapisan Atm Yang Umumnya Dipergunakan Untuk Berbagai Bentuk Layanan Yang Menyediakan Kemampuan Transfer Packet, Serta Atm Adaptation Layer (Aal) Yang Merupakan Fungsi Layanan Yang Terpisah. Lapisan Atm Menentukan Pentransmisian Data Dalam Ukuran-Ukuran Tertentu Serta Menentukan Penggunaan Koneksi Logik. Penggunaan Atm Menyebabkan Kebutuhan Akan Suatu Lapisan Adaptasi Untuk Mendukung Protocolprotocol Transfer Informasi Yang Tidak Berbasis Atm. Aal Memetakan Informasi Pada Lapisan Yang Lebih Tinggi Kedalam Cell-Cell Atm Yang Diangkut Disepanjang Jaringan Atm, Kemudian Mengumpulkan Informasi Dari Cell-Cell Atm Tersebut Untuk Dikirim Ke Lapisan-Lapisan Yang Lebih Tinggi Lagi. Model Referensi Protocol Melibatkan Tiga Taraf Yang Berbeda: Taraf Pemakai: Tersedia Untuk Transfer Informasi Pemakai, Bersama-Sama Dengan Kontrol-Kontrol Yang Berkait (Misalnya, Kontrol Aliran, Kontrol Kesalahan). Taraf Kontrol: Menampilkan Fungsi-Fungsi Kontrol Panggilan Dan Kontrol Koneksi. Taraf Manajemen: Meliputi Taraf Manajemen Yang Menampilkan Fungsi-Fungsi Manajemen Yang Berkaitan Dengan Sistem Secara Keseluruhan Serta Menyediakan Koordinasi Antartaraf, Dan Manajemen Lapisan Yang Menampilkan Fungsi-Fungsi Manajemen Yang Berkaitan Dengan Sumber Daya Dan Parameter Yang Terletak Pada Entitas-Entitas Protocolnya. 11.2 Koneksi Logik Atm Koneksi Logik Dalam Atm Disebut Juga Virtual Channel Connections (Vccs). Vcc Dapat Disamakan Dengan Sirkuit Virtual Dalam X.25; Yang Merupakan Unit Dasar Dari Switching Dalam Sebuah Jaringan Atm. Vcc Disusun Di Antara Dua Pemakai Di Sepanjang Jaringan Dan Sebuah Rate Variabel, Aliran Full-Duplex Dari Cell-Cell Berukuran Tertentu Diubah Saat Koneksi. Vcc Juga Dipergunakan Untuk Pertukaran Pemakai-Jaringan (Pensinyalan Kontrol) Dan Pertukaran Jaringan-Jaringan (Manajemen Jaringan Dan Routing). Bagi Atm, Sublapisan Kedua Dari Proses Pengolahan Yang Terjadi Berkaitan Dengan Konsep Jalur Virtual (Gambar 11.2). Sebuah Virtual Path Connection (Vpc) Merupakan Bendelan Dari Vcc Yang Memiliki Ujung Yang Sama. Jadi, Seluruh Cell Yang Mengalir Sepanjang Vcc Dalam Suatu Vpc Tunggal Diswitchingkan Bersama-Sama. Konsep Jalur Virtual Dikembangkan Untuk Memenuhi Tren Jaringan Berkecepatan Tinggi Di Mana Biaya Kontrol Jaringan Meningkat Melebihi Biaya Jaringan Secara Keseluruhan. Teknik Jalur Virtual Membantu Menahan Biaya Kontrol Dengan Cara Mengelompokkan Koneksi Yang Membagi Jalur-Jalur Biasa Di Sepanjang Jaringan Menjadi Bentuk Unit-Unit Tunggal. 11.3 Cell-Cell Atm Model Transfer Asynchronous Memakai Cell-Cell Berukuran Tertentu, Yang Memuat Header 5-Octet Dan Bidang Informasi 48Octet. Terdapat Sejumlah Kelebihan Dengan Menggunakan Cell-Cell Berukuran Kecil Ini. Pertama, Penggunaan Cell-Cell Berukuran Kecil Mampu Mengurangi Penundaan Antrian Untuk Cell Dengan Prioritas Yang Tinggi, Karena Tidak Terlalu Lama Menunggu Kecuali Bila Datang Begitu Saja Di Belakang Cell Yang Memiliki Prioritas Rendah Yang Memperoleh Akses Menuju Sumber Daya (Misalnya, Transmitter). Kedua, Cell-Cell Berukuran Tertentu Bisa Diswitchingkan Dengan Lebih Efisien, Di Mana Hal Ini Penting Rate Data Atm Yang Sangat Tinggi [Pare88]. Dengan Cell-Cell Berukuran Tertentu, Tentunya Lebih Mudah Menerapkan Mekanisme Switching Pada Hardware. Format Header Bidang Generic Flow Control (Gfc) Tidak Muncul Pada Header Cell Di Dalam Jaringan, Namun Hanya Pada Interface PemakaiJaringan. Karenanya, Dapat Dipergunakan Untuk Mengontrol Aliran Cell Yang Hanya Berada Pada Interface Lokal PemakaiJaringan. Bidang Tersebut Dapat Pula Dipergunakan Untuk Membantu Konsumen Mengontrol Aliran Lalu Lintas Untuk Mutu Layanan Yang Berbeda. Pada Hal-Hal Tertentu, Mekanisme Gfc Dipergunakan Untuk Meringankan Kondisi Overload JangkaPendek Di Dalam Jaringan. 11.4 Transmisi Cell-Cell Atm 31 1.432 Menetapkan Bahwa Cell-Cell Atm Bisa Ditransmisikan Pada Salah Satu Dari Beberapa Rate Data Yaitu 622,08 Mbps,155,52 Mbps, 51,84 Mbps, Atau 25,6 Mbps. Kita Perlu Menentukan Struktur Transmisi Yang Akan Dipergunakan Untuk Membawa Payload Ini. Ada Dua Pendekatan Yang Ditetapkan Dalam 1.432, Yakni Lapisan Fisik Berbasis Cell Dan Lapisan Fisik Berbasis Sdh2) Sekarang Kita Mencoba Mengamati Masing-Masing Pendekatan Ini. Lapisan Fisik Berbasis Cel Untuk Lapisan Fisik Berbasis Cell, Tidak Dilakukan Framing. Struktur Interface Terdiri Dari Deretan Cell-Cell 53 Octet Yang Terjadi Secara Terus-Menerus. Karena Tidak Ada Frame Eksternal Yang Dijalankan Pada Pendekatan Berbasis Cell Ini, Maka Diperlukan Beberapa Bentuk Sinkronisasi. Sinkronisasi Dicapai Pada Basis Bidang Kontrol Kesalahan Header (Hec) Di Dalam Header Cell. Prosedurnya Adalah Sebagai Berikut Pada Status Hunt, Algoritma Penggambaran Cell Ditampilkan Bit Demi Bit Untuk Menentukan Apakah Hukum Pengkodean Hec Diamati (Misalnya, Kesesuaian Antara Hec Yang Diterima Dengan Hec Yang Dihitung). Sekali Kesesuaian Itu Dicapai, Diasumsikan Bahwa Satu Header Telah Ditemukan, Dan Metode Memasuki Status Presync. Pada Status Pre-Sync, Struktur Cell Sekarang Diasumsi-Kan. Algoritma Peng-Gambaran Cell Ditam-Pilkan Cell Demi Cell Sampai Secara Resmi Pengkodean Dikon-Firmasikan 8 Kali Ber-Turut-Turut. Pada Status Sync, Kkh Dipergunakan Untuk Mendeteksi Dan Memperbaiki Kesalahan. Penggambaran Cell Diasumsikan Hilang Bila Secara Resmi Pengkodean Kkh Diyakini Secara Berurutan Tidak Benar A Kali. Nilai-Nilai A Dan 8 Adalah Parameter Rancangan. Nilai Yang Lebih Besar Dari S Terjadi Pada Penundaan Yang Lebih Lama Saat Menetapkan Sinkronisasi Namun Muncul Juga Saat Terjadi Kelipatan Pada Penggambaran Yang Keliru. Nilai Yang Lebih Besar Dari A. Terjadi Pada Penundaan Yang Lebih Lama Saat Diakui Terdapat Kesalahan Penetapan Kecuali Saat Terjadi Kelipatan Lagi Pada Penetapan Yang Keliru Tersebut. Gambar 11.9 Dan Gambar 11.10, Yang Didasarkan Atas 1.432, Menunjukkan Dampak Kesalahan Bit Random Terhadap Kinerja Penggambaran Cell Untuk Berbagai Nilai A Dan 8 . Gambar Pertama Menunjukkan Jumlah Waktu Rata-Rata Di Mana Receiver Mempertahankan Sinkronisasi Saat Terjadi Kesalahan, Dengan A Sebagai Parameter. Gambar Kedua Menunjukkan Jumlah Waktu Rata-Rata Yang Diperlukan Untuk Sinkronisasi Sebagai Fungsi Rate Kesalahan, Dengan 8 Sebagai Parameter. Kelebihan Dari Penggunaan Skema Transmisi Berbasis Cell Adalah Interfacenya Yang Sederhana Bila Fungsi Mode Transmisi Dan Transfer Didasarkan Atas Struktur Yang Biasa Saja 11.5 Kategori Layanan Atm Sebuah Jaringan Atm Dirancang Sedemikian Rupa Agar Mampu Mentransfer Berbagai Jenis Lalu Lintas Yang Berbeda-Beda Secara Simultan, Termasuk Aliran Yang Sesungguhnya Seperti Suara, Video, Dan Aliran Tcp Yang Sangat Banyak. Meskipun Setiap Aliran Lalu Lintas Semacam Itu Ditangani Sebagai Deretan Cell-Cell 53 Octet Yang Melintas Sepanjang Virtual Channel, Jalan Di Mana Setiap Aliran Data Dikendalikan Didalam Jaringan Tergantung Dari Karakteristik Aliran Lalu Lintas Dan Persyaratan-Persyaratan Aplikasinya. Sebagai Contoh, Lalu Lintas Video Realtime Dikirim Dengan Variasi Penundaan Minimum. Pada Unit Ini Akan Dibahas Mengenai Kategori-Kategori Layanan Atm, Yang Dipergunakan Oleh Ujung Sistem Untuk Menentukan Jenis Layanan Yang Diperlukan. Kategori Layanan Berikut Ini Telah Ditetapkan Dalam Forum Atm: Layanan Real Time 1. Constant Bit Rate (Cbr) 2. Real-Time Variable Bit Rate (Rt-Vbr) Layanan Non-Real-Time 1. Non Real-Time Variable Bit Rate (Nrt-Vbr) 2. Available Bit Rate (Abr) 3. Unspecified Bit Rate 11.6 Lapisan Adaptasi Atm Penggunaan Atm Menciptakan Kebutuhan Akan Lapisan Adaptasi Untuk Mendukung Protocol Transfer Informasi Yang Tidak Berbasis Atm. Dua Contohnya Adalah Suara Pcm (Pulse Code Modulation) Dan Internet Protocol (Ip). Suara Pcm Merupakan Aplikasi Yang Menghasilkan Deretan Bit Dari Sebuah Sinyal Suara. Untuk Menerapkan Aplikasi Ini Sepanjang Atm, Perlu Dilakukan Assembling Terhadap Bit-Bit Pcm Menjadi Cell-Cell Untuk Transmisi Dan Membacanya Pada Penerimaan Dengan Cara Yang Sama Saat Memproduksi Aliran Bit Yang Halus Dan Konstan Ke Receiver. Pada Lingkungan Campuran, Dimana Ip Berbasis Jaringan Diinterkoneksikan Dengan Jaringan Atm, Cara Termudah Untuk Mengintegrasikan Keduanya Adalah Dengan Memetakan Packet-Packet Ip Menjadi Cell-Cell Atm; Ini Biasanya Dilakukan Dengan Cara Mensegmentasikan Satu Packet Ip Ke Dalam Sejumlah Cell-Cell Saat Transmisi Dan Melakukan Assemble Ulang Frame Dari Cell-Cell Pada Penerimaan. Dengan Cara Mengizinkan Pengguanaan Ip Sepanjang Atm, Seluruh Infrastruktur Ip Yang Ada Bisa Dipergunakan Disepanjang Jaringan Atm. 11.7 Frame Relay Frame Relay, Sama Halnya Dengan Atm, Dirancang Sedemikian Rupa Untuk Menampilkan Skema Transmisi Yang Lebih Efisien Dibanding X.25. Standar Frame Relay Matang Lebih Awal Dibanding Standar Untuk Atm, Dan Produk-Produk Komersial Yang Telah Ada Sebelumnya. Karenanya, Terdapat Basis Yang Lebih Besar Bagi Produk-Produk Frame Relay. Nampak Menarik Semenjak Diganti Ke Atm Untuk Networking Data Berkecepatan Tinggi, Namun Karena Frame Relay Masih Populer, Maka Di Sini Kita Ulas Secara Singkat. Latar Belakang Pendekatan Yang Tradisional Untuk Packet-Swiching Memungkinkan Penggunaan X.25, Yang Tidak Hanya Menentukan Interface Pemakai-Jaringan Namun Juga Mempengaruhi Desain Internal Jaringan. Beberapa Bentuk Dasar Dari Pendekatan X.25 Adalah Sebagai Berikut: 32 Packet-Packet Kontrol Panggilan, Yang Dipergunakan Untuk Menset Up Dan Menbubarkan Sirkuit Virtual, Dibawa Pada Channel Yang Sama Dan Pada Sirkuit Virtual Yang Sama Sebagai Packet-Packet Data. Akibatnya, Diperlukan Pensinyalan Inband. Multiplexing Sirkuit Virtual Menempati Lapisan 3. Baik Lapisan 2 Maupun Lapisan 3 Mencakup Mekanisme Flow Control Aliran Dan Kontrol Kesalahan. Pendekatan Ini Berlaku Untuk Overhead Yang Dapat Diprediksikan Sebelumnya. Pada Setiap Lompatan Sepanjang Jaringan, Protocol Control Data Link Melibatkan Pertukaran Sebuah Frame Data Dan Sebuah Frame Balasan. Selanjutnya, Pada Setiap Simpul Perantara, Tabel-Tabel Status Harus Dipertahankan Untuk Setiap Sirkuit Virtual Agar Sesuai Dengan Manajemen Panggilan Dan Aspek-Aspek Flow Control/Kontrol Kesalahan Dari Protocol X.25. Seluruh Overhead Ini Bisa Ditegaskan Bila Terdapat Probabilitas Kesalahan Yang Signifikan Pada Jalur- Jalur Di Jaringan. Pendekatan Ini Kemungkinan Sangat Tidak Sesuai Untuk Fasilitas Komunikasi Digital Modern. Jaringan-Jaringan Yang Ada Saat Ini Menerapkan Teknologi Transmisi Digital Yang Andal Untuk Jalur-Jalur Transmisi Yang Andal Pula Dan Bermutu Tinggi, Dimana Sebagian Besar Berupa Serat Optik. Selain Itu, Dengan Menggunakan Serat Optik Dan Transmisi Digital, Rate Data Yang Tinggi Akan Dapat Diperoleh. Di Lingkungan Ini, Overhead X.25 Sangat Diperlukan Namun Mengurangi Keefektifan Penggunaan Rate Data Yang Tersedia. Frame Relay Dirancang Untuk Mengeliminasi Banyaknya Overhead Di Mana X.25 Ditentukan Pada Sistem Ujung Pemakai Dan Pada Jaringan Packet-Switching. Perbedaan Kunci Diantara Frame Relay Dan Layanan Packet-Swiching X.25 Konvensional Adalah Sebagai Berikut: Pensinyalan Kontrol Panggilan Dibawa Pada Koneksi Logik Yang Terpisah Dari Data Pemakai. Jadi, Simpul-Simpul Perantara Tidak Perlu Mempertahankan Tabel-Tabel Status Atau Pengolahan Pesan-Pesan Yang Berhubungan Dengan Kontrol Pangggilan Pada Basis Per-Koneksi Individu. Koneksi Logik Untuk Mutliplexing Dan Switching Dilakukan Pada Lapisan 2 Sebagai Penganti Lapisan 3, Mengeliminasi Satu Lapisan Pengolahan Secara Keseluruhan. Tidak Terdapat Flow Control Dan Kontrol Kesalahan Lompatan Demi Lompatan. Bila Diaplikasikan Secara Keseluruhan, Maka Flow Control Dan Kontrol Kesalahan Ujung-Keujung Merupakan Tanggung Jawab Lapisan Yang Lebih Tinggi. Jadi, Dengan Frame Relay, Sebuah Frame Data Pemakai Tunggal Dikirim Dari Sumber Ke Tujuan, Dan Sebuah Balasan, Yang Dibangkitkan Oleh Lapisan Yang Lebih Tinggi, Dibawa Kembali Di Dalam Frame. Tidak Terdapat Pertukaran Frame-Frame Data Dan Balasan Lompatan Demi Lompatan. Sekarang Mari Kita Amati Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan Ini. Kekurangan Utama Dari Frame Relay, Bila Dibandingkan Dengan X.25, Adalah Hilangnya Kemampuan Flow Control Dan Kontrol Kesalahan Jalur Demi Jalur. (Meskipun Frame Relay Tidak Menampilkan Flow Control Dan Kontrol Kesalahan Ujung-Ke-Ujung, Ini Tersedia Dengan Mudah Pada Lapisan Yang Lebih Tinggi.) Pada X.25, Sirkuit Virtual Ganda Dibawa Pada Sebuah Jalur Fisik Tunggal, Dan Lapb Tersedia Pada Level Jalur Untuk Menyediakan Transmisi Yang Andal Dari Sumber Ke Jaringan Packet-Switching Dan Dari Jaringan Packet-Switching Ke Tujuan. Selain Itu, Pada Setiap Lompatan Sepanjang Jaringan, Protocol Kontrol Jalur Dapat Dipergunakan Agar Tetap Andal. Dengan Menggunakan Frame Relay, Kontrol Jalur Lompatan Demi Lompatan Ini Menjadi Hilang. Bagaimanapun Juga, Dengan Meningkatnya Keandalan Fasilitas Transmisi Dan Switching, Maka Hal Ini Tidak Menjadi Kekurangan Utama. Kelebihan Frame Relay Adalah Adanya Proses Komunikasi Yang Ringan. Fungsi Protocol Yang Diperlukan Pada Interface Pemakai-Jaringan Berkurang Saat Menjadi Pengolahan Jaringan Internal. Akibatnya, Penundaan Lebih Rendah Dan Laju Penyelesaian Yang Lebih Tinggi Bisa Diharapkan. Studi-Studi Yang Dilakukan Menunjukkan Adanya Peningkatan Dalam Laju Penyelesaian Yang Menggunakan Frame Relay, Bandingkan Dengan X.25, Dalam Hal Perintah Magnituda Atau Selebihnya [Harb92]. Rekomendasi Itu-T 1.233 Menunjukkan Bahwa Frame Relay Bisa Dipergunakan Pada Akses Dengan Kecepatan Sampai 2 Mbps. 33 Bab 12 Isdn & Broadband Isdn Di Luar Alternatif Lama Untuk Layanan Packet-Switching Dan Circuit-Switching, Wide Area Networking Alternatif Mulai Berkembang Pesat Yakni, Isdn. Layanan Isdn Didasarkan Atas Konsep Tersedianya Sederetan Channel Pada Sebuah Interface Tunggal. Channel B, Pada 64 Kbps, Adalah Channel Utama Yang Dipergunakan Untuk Circuit-Switching, Packet-Switching, Dan Dedicated (Leased) Circuit. Channel D Dipergunakan Untuk Pensinyalan Kontrol (Setup Panggilan) Dan Juga Untuk Membawa Sejumlah Data. Untuk Pemakai Perumahan Dan Usaha Kecil, Layanan Akses Dasar Dari Dua Channel B Dan Satu Channel D Sudah Mencukupi. Untuk Konsumen Dengan Instalasi Lan Atau Pbx Digital, Dapat Mempergunakan Layanan Akses Dasar Baik Dari Channel 23 B Atau Channel 30 B Dan Satu Channel D. Isdn Broadband Adalah Spesifikasi Isdn Generasi Kedua Yang Mampu Menampilkan Rate Data Digital Tingkat Tinggi. Sedangkan Teknologi Dasar Pada Interface Pemakai Adalah Atm. Kemajuan Yang Sangat Pesat Dalam Teknologi Komputer Dan Komunikasi Telah Menyebabkan Penggabungan Kedua Bidang Ini Pun Meningkat Pula. Batasan Di Antara Perhitungan, Switching, Dan Perangkat Transmisi Digital Menjadi Tidak Jelas, Selain Itu Teknk-Teknik Digital Yang Sama Dipergunakan Pula Untuk Transmisi Data, Suara, Dan Image. Adanya Merger Dan Perkembangan Dalam Hal Teknologi, Seiring Dengan Meningkatnya Permintaan Akan Pengumpulan, Pengolahan, Dan Penyebaran Informasi Yang Efisien Dan Tepat Waktu, Membawa Pada Pengembangan Sistem Yang Terintegrasi Yang Mampu Mentransmisi Dan Mengolah Segala Jenis Data. Tujuan Utama Dari Evolusi Ini Adalah Integrated Services Digital Network (Isdn). Isdn Dimaksudkan Untuk Jaringan Telekomunikasi Publik Kelas Dunia Untuk Menggantikan Jaringan Telekomunikasi Publik Yang Telah Ada Serta Mengirim Berbagai Jenis Layanan. Isdn Ditentukan Melalui Standarisasi Interface Pemakai Dan Diimplementasikan Sebagai Sederetan Jalur Dan Switch Digital Yang Mampu Mendukung Jangkauan Yang Luas Dari Berbagai Jenis Lalu Lintas Sekaligus Menampilkan Layanan-Layanan Pengolahan Yang Bernilai Lebih. Pada Prakteknya, Terdapat Jaringan-Jaringan Multipel Yang Diterapkan Pada Batas-Batas Nasional, Namun Dari Sudut Pandang Pemakai, Terdapat Suatu Jaringan Kelas Dunia Yang Dapat Diakses Secara Keseluruhan. Pengaruh Isdn Baik Terhadap Pemakai Maupun Terhadap Vendor (Penjual) Nampak Signifikan. Untuk Mengontrol Evolusi Dan Dampak Isdn, Dilakukan Upaya-Upaya Standarisasi. Meskipun Standar-Standar Isdn Tersebut Sedang Dikerjakan, Namun Teknologi Maupun Perkembangan Strategi Implementasi Sudah Bisa Dipahami Dengan Baik. Bertolak-Belakang Dengan Fakta Dimana Isdn Belum Mampu Mencapai Tingkat Penyebaran Universal Seperti Yang Diharapkan, Namun Sudah Muncul Generasi Keduanya. Generasi Pertama, Kadang-Kadang Disebut Narrowband Isdn, Didasarkan Atas Pemakaian Channel 64Kbps Sebagai Unit Dasar Switching Dan Berorientasi Circuit-Switching. Kontribusi Teknis Utama Dari Narrowband Isdn Adalah Frame Relay. Generasi Kedua, Disebut Juga Broadband Isdn (B-Isdn), Mendukung Rate Data Yang Sangat Tinggi (100 Mbps) Dan Berorientasi Packet-Switching. Kontribusi Teknis Utama Dari Broadband Isdn Ini Adalah Asynchronous Transfer Mode, Disebut Juga Sebagai Cell Relay. 12.1 Tinjauan Isdn Konsep Isdn Konsep Isdn Dipaparkan Dengan Sangat Baik Dengan Cara Mengamatinya Dari Berbagai Sudut Pandang Yang Berbeda-Beda: Prinsip-Prinsip Isdn Interface Pemakai Tujuan Prinsip-Prinsip Isdn Standar-Standar Untuk Isdn Telah Ditetapkan Oleh Itu-T (Dulunya Ccitt), Topik Yang Akan Kita Bahas Lebih Jauh Di Bagian Ini. Tabel A.1, Yang Merupakan Teks Lengkap Mengenai Salah Satu Standar Yang Berkaitan Dengan Isdn, Menyatakan Tentang Prinsip-Prinsip Isdn Dari Sudut Pandang Itu-T. Kita Lihat Masing-Masing Poin Ini Satu Demi Satu. Mendukung Aplikasi Suara Dan Non-Suara Dengan Menggunakan Rangkaian Terbatas Dari Fasilitas-Fasilitas Yang Sudah Distandarkan. Mendukung Aplikasi Switched Dan Nonswitched. Ketergantungan Terhadap Koneksi 64-Kbps. Kecerdasan Dalam Jaringan. Arsitektur Protocol Berlapis. Macam-Macam Konfigurasi. 12.2 Channel-Channel Isdn Pipa Digital Di Antara Kantor Pusat Dan Pemakai Isdn Dipergunakan Untuk Membawa Data Digital. Kapasitas Dari Pipa, Dan Juga Jumlah Channel Pembawanya, Berbeda-Beda Antara Pemakai Satu Dengan Pemakai Lainnya. Struktur Transmisi Untuk Link Access Terdri Dari Beberapa Tipe Berikut: Channel B: 64 Kbps Channel D:16 Or 64 Kbps Channel H: 384(Ho),1536(H11), And 1920 (H12) Kbps 12.3 Akses Pemakai Untuk Menentukan Persyaratan-Persyaratan Untuk Akses Pemakai Isdn, Pemahaman Mengenai Konfigurasi Dari Perangkat Yang Diharapkan Di Tempat Pemakai Serta Interfaceinterface Standar Yang Diperlukan Sangat Penting. Langkah Pertama Adalah Dengan Mengelompokkan Fungsi-Fungsi Yang Berada Di Tempat Pemakai. Gambar A.4 Menunjukkan Pendekatan Ccitt Terhadap Tugas Ini, Dengan Menggunakan: Pengelompokan Fungsional: Aturan-Aturan Terbatas Tertentu Dari Perangkat Fisik Atau Kombinasi-Kombinasi Perangkat. Pengelompokan Titik: Titik Konseptual Yang Dipergunakan Untuk Memisahkan Kelompok-Kelompok Fungsi. 34 Arsitektur Yang Berada Di Tempat Pelanggan Dipisahkan Secara Fungsional Menjadi Kelompok-Kelompok Terpisah Berdasarkan TitikTitik Referensi. Ini Memungkinkan Bagi Standar Interface Dikembangkan Pada Setiap Titik-Titik Referensi. Ini Secara Efektif Mengatur Standar-Standar Agar Berjalan Dan Sekaligus Menyediakan Petunjuk Bagi Provider Perangkat. Pada Saat Standar Interface Yang Cukup Stabil Ditetapkan, Maka Akan Dilakukan Peningkatan Teknis Pada Salah Satu Bagian Dari Suatu Interface Tersebut Dengan Tidak Mempengaruhi Pengelompokan Fungsi-Fungsi Yang Berdekatan. Terakhir, Dengan Interface Yang Cukup Stabil, Pelanggan Bebas Memperoleh Perangkat Dari Supplier Lainnya Untuk Berbagai Pengelompokan Fungsional, Sejauh Perangkat Tersebut Sesuai Dengan Standar-Standar Interface Yang Relevan. 11.4 Protocol-Protocol Isdn Arsitektur Protocol Isdn Gambar A.5 Menggambarkan, Dalam Konteks Model Osi, Protocol Yang Ditetapkan Atau Ditunjuk Dalam Dokumen-Dokumen Isdn. Sama Seperti Jaringan, Isdn Pada Intinya Tidak Berkaitan Dengan Lapisan 4-7 Pada Pemakai. Ini Merupakan Lapisan-Lapisan Ujung-Ke-Ujung Yang Diterapkan Pemakai Untuk Memindah Informasi. Akses Jaringan Hanya Berkaitan Dengan Lapisan 1-3. Lapisan 1, Ditetapkan Dalam 1.430 Dan 1.431, Menentukan Interface Fisik Untuk Akses Primer Dan Akses Dasar. Karena Channel B Dan Channel D Dimultiplexingkan Pada Interface Fisik Yang Sama, Standar-Standar Ini Menggunakan Kedua Jenis Channel Tersebut. Di Atas Lapisan Ini, Struktur Protocol Dibedakan Untuk Kedua Channel Untuk Channel D, Sebuah Standar Lapisan Jalur Data Baru, Lapd (Link Access Protocol, Channel D) Juga Ditetapkan. Standar Ini Didasarkan Pada Bentuk Frame-Frame Lapd Yang Dipindahkan Di Antara Perangkat Pelanggan Dengan Elemen Switching Isdn. Tiga Aplikasi Yang Didukung Yakni: Pensinyalan Kontrol, Packet-Switching, Dan Hubuungan Jarak Jauh. Untuk Pensinyalan Kontrol, Sebuah Protocol Kontrol Panggilan Ditetapkan (1.451 /Q.931). Protocol Ini Dipergunakan Untuk Menetapkan, Mempertahankan, Dan Menghentikan Koneksi Pada Channel B. Jadi, Protocol Tersebut Merupakan Protocol Yang Ada Di Antara Pemakai Dan Jaringan. Di Atas Lapisan 3, Masih Memungkinkan Bagi Fungsi-Fungsi Pada Lapisan Yang Lebih Tinggi Yang Dihubungkan Dengan Pensinyalan Kontrol Pemakai-Ke-Pemakai. Ini Merupakan Obyek Studi Selanjutnya. Channel D Juga Bisa Dipergunakan Untuk Menampilkan Layanan PacketSwitching Untuk Pelanggan. Dalam Hal Ini, Protocol Level 3 X.25 Dipergunakan Untuk Menetapkan Sirkuit Virtual Pada Channel D Ke Pemakai Lainnya Serta Untuk Memindahkan Data-Data Yang Dipacketkan. Area Aplikasi Terakhir, Hubungan Jarak Jauh, Juga Menjadi Obyek Studi Selanjutnya. Channel B Dipergunakan Untuk Circuit Switching, Sirkuit Semipermanen, Serta Packetswitching. Untuk Circuit-Switching, Sirkuit Dibangun Pada Channel B Sesuai Permintaan. Untuk Tujuan Ini Dipergunakan Protocol Kontrol Panggilan Channel D. Sekali Sirkuit Ditetapkan, Sirkuit Tersebut Bisa Dipergunakan Untuk Mentransfer Data Antar Pemakai. Sirkuit Semipermanen Adalah Sirkuit Channel B Yang Dibangun Berdasarkan Kesepakatan Antara Pemakai Dan Jaringan Yang Terkoneksi. Sama Seperti Koneksi Circuit-Switched, Ditampilkan Pula Jalur Data Yang Transparan Di Antara Ujung Sistem. Baik Dengan Koneksi Circuit-Switched Maupun Sirkuit Semipermanen, Tampak Bagi Station Yang Terkoneksi Di Mana Mereka Memiliki Jalur Full-Duplex Langsung Satu Sama Lain. Mereka Bebas Menggunakan Format-Format Mereka Sendiri, Protocol, Serta Sinkronisasi Frame. Karenanya, Dari Sudut Pandang Isdn, Lapisan 2 Sampai 7 Tidak Terlihat Atau Tidak Ditentukan. Dalam Hal Packet Switching, Sebuah Koneksi Circuit-Switched Dibangun Pada Channel B Di Antara Pemakai Dan Simpul Packet-Switched Menggunakan Protocol Kontrol Channel D. Sekali Sirkuit Ditetapkan Pada Channel B, Pemakai Bisa Menggunakan Lapisan 2 Sampai Lapisan 3 X.25 Untuk Menetapkan Sebuah Sirkuit Virtual Ke Pemakai Lainnya Sepanjang Channel Tersebut Serta Memindah Data-Data Yang Dipacketkan. Sebagai Alternatif, Bisa Dipergunakan Layanan Frame Relay. Frame Relay Juga Bisa Dipergunakan Pada Channel H Dan Channel D. 12.5 Broadband Isdn Pada Tahun 1988, Sebagai Bagian Dari Rekomendasi I-Series-Nya Pada Isdn, Ccitt Mengeluarkan Dua Rekomendasi Pertamanya Tentang Broadband (B-Isdn):1.133, Daftar Kosa Kata Istilah Untuk Aspek-Aspek Broadband Isdn; Dan 1.121, Aspek-Aspek Broadband Isdn. Dokumen-Dokumen Ini Menyajikan Deskripsi Pendahuluan Serta Basis Untuk Standarisasi Dan Pengembangan Kerja Selanjutnya, Serta Dari Dokumen-Dokumen Itu Dikembangkan Suatu Susunan Rekomendasi Yang Lengkap. Itu-T Secara Sederhana Menetapkan B-Isdn Sebagai "Suatu Layanan Yang Memerlukan Channel-Channel Transmisi Yang Mampu Mendukung Rate Yang Lebih Besar Dibanding Rate Primer". Dibalik Pernyataan Ini Tersimpan Rencana Agar Jaringan Dan Deretan Layanan Yang Ada Semakin Berpengaruh Terhadap Konsumen Bisnis Dan Perumahan Terhadap Isdn. Dengan B-Isdn, Layanan, Khususnya, Layanan Video, Memerlukan Tingkat Rate Data Yang Lebih Besar Daripada Yang Dapat Dikirim Oleh Isdn Yang Tersedia. Untuk Membandingkan Jaringan Dan Layanan Baru Ini Dengan Konsep Ash Isdn, Konsep Ash Tersebut Sekarang Disebut Sebagai Narrowband Isdn. Arsitektur Broadband Isdn B-Isdn Berbeda Dengan Narrowband Isdn Dalam Beberapa Hal. Untuk Memenuhi Persyaratan Akan Video Resolusi Tinggi, Diperlukan Rate Channel Yang Lebih Tinggi Sebesar 150 Mbps. Untuk Mendukung Satu Atau Lebih Layanan Interaktif Dan Layanan Distributif Diperlukan Total Rate Jalur Pelanggan Kira-Kira Sebesar 600 Mbps. Dalam Hubungannya Dengan Pemasangan Telepon Saat Ini, Ini Merupakan Rate Data Yang Harus Dipertahankan. Satusatunya Teknologi Yang Tepat Untuk Mendukung Rate Data Sebesar Itu Adalah Dengan Serat Optik. Karenanya, Pengenalan B-Isdn Tergantung Pada Langkah Pengenalan Serat Loop Pelanggan. Dibagian Dalam Jaringan, Terdapat Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Teknik Switching Yang Dipergunakan. Fasilitas Switching Mampu Menangani Rentangan Rate Bit Yang Berbedabeda Serta Parameter-Parameter Lalu Lintas (Misalnya, Lalu Lintas Yang Padat). Meskipun Meningkatnya Daya Hardware Circuit-Switching Digital Dan Meningkatnya Pemakaian Trunking Serat Optik, Sangat Sulit Mengendalikan Persyaratan B-Isdn Yang Berbeda-Beda Dengan Teknologi Circuit-Switching. Karena Alasan Inilah, Muncul Perhatian Yang Mendalam Terhadap Beberapa Jenis Packet-Switching Cepat Sebagaimana Halnya Dengan Teknik Switch Arsitektur B-Isdn Ing Dasar Untuk B-Isdn. Bentuk Switching Ini Mendukung Mampu Atm Pada Interface Jaringan-Pemakai. Arsitektur Fungsional Kontrol B-Isdn Didasarkan Atas Pensinyalan Channel Umum. Didalam Jaringan, Dipergunakan Ss7, Yang Dikembangkan Untuk Mendukung Perluasan Kemampuan Jaringan Pada Kecepatan Yang Lebih Tinggi. Hampir Sama Dengan Itu, Protocol Pensinyalan Kontrol Pemakai-Jaringan Merupakan Versi Pengembangan Dari 1.451 /Q.931. B-Isdn Harus Mendukung Semua Layanan Transmisi 64-Kbps, Baik Circuit-Switching Maupun Packet-Switching, Yang Didukung Oleh Narrowband Isdn. Ini Melindungi Investasi 35 Pemakai Dan Membantu Migrasi Dari Narrowband Ke Broadband Isdn. Selain Itu, Kemampuan Broadband Disediakan Untuk Layanan Transmisi Rate Data Yang Lebih Tinggi. Pada Interface Pemakai-Jaringan, Kemampuan Ini Juga Tersedia Melalui Fasilitas Asynchronous Transfer Mode (Atm). 36