Atm Dan Frame - UIGM | Login Student

advertisement
Bab 1
Komunikasi Data
1.1 Pengertian Komunikasi Data
Komunikasi Data Merupakan Bentuk Komunikasi Yang Secara Khusus Berkaitan Dengan Transmisi Atau Pemindahan Data
Antara Komputer-Komputer, Komputer Dengan Piranti-Piranti Yang Lain Dalam
Bentuk Data Digital Yang Dikirimkan Melalui Media Komunikasi Data.
Gambar. Komunikasi Data
Komunikasi Data Saat Ini Menjadi Bagian Dari Kehidupan Masyarakat, Karena Telah Diterapkan Dalam Berbagai Bentuk
Aplikasi Misal: Komunikasi Antar Komputer Yang Populer Dengan Istilah Internet, Handphone Ke Komputer, Handphone Ke
Handphone, Komputer Atau Handphone Ke Perangkat Lain Misal: Printer, Fax, Telpon, Camera Video Dll.
1.1.1 Model Komunikasi Data
a.
Komunikasi Data Simplex: Satu Arah
b.
Komunikasi Data Half Duplex: Dua Arah Bergantian
c.
Komunikasi Data Full Duplex : Dua Arah Bisa Bersamaan
1.2 Komponen Komunikasi Data
Pengirim, Adalah Piranti Yang Mengirimkan Data, Berupa Komputer, Alat Lainnya Seperti Handphone, Video Kamera, Dan
Lainnya Yang Sejenis.
Penerima, Adalah Piranti Yang Menerima Data, Juga Bisa Berupa Komputer, Alat Lainnya Seperti Handphone, Video Kamera,
Dan Lainnya Yang Sejenis.
Pesan/Data, Adalah Informasi Yang Akan Dipindahkan Bisa Berupa Apa Saja, Teks
Gambar Suara, Video, Atau Kombinasi Dari Semuanya.
Media Pengiriman, Adalah Media Atau Saluran Yang Digunakan Untuk Mengirimkan Data, Bisa Berupa Kabel, Cahaya
Maupun Gelombang Magnetik.
Protokol, Adalah Aturan-Aturan Yang Harus Disepakati Oleh Dua Atau Lebih Alat Untuk Dapat Saling Berkomunikasi.
1.3. Media Pengiriman Data
Media Yang Terpandu
• Kabel Twisted Pair: Kabel Berpasangan, Ada Yang Pasangan Tunggal Dan Banyak Pasangan.
• Kabel Coaxial: Kabel Yang Terdiri Dari 2 Konduktor: 1 Konduktoor Didalam, 1 Konduktor Diluar Melingkupi Yang Di
Dalam. Kedua Dipisahkan Oleh Isolator, Dan Terbungkus Karet Pembungkus.
• Optical Fiber: Kabel Yang Terbuat Dari Kaca Yang Menyalurkan Cahaya Sebagai Pembawa Sinyal.
Media Yang Tidak Terpandu
• Wireless: Media Pengiriman Data Menggunakan Medium Udara Sebagai Media Penyaluran Sinyal Elektromagnetik.
1.4. Perbedaan Sinyal/Isyarat Analog Dengan Digital
1
Sinyal Analog
Sinyal Analog Adalah Sinyal Data Dalam Bentuk Gelombang Yang Yang Kontinyu, Yang Membawa Informasi Dengan
Mengubah Karakteristik Gelombang. Dua Parameter/Karakteristik Terpenting Yang Dimiliki Oleh Isyarat Analog Adalah
Amplitude Dan Frekuensi. Isyarat Analog Biasanya Dinyatakan Dengan Gelombang Sinus, Mengingat Gelombang Sinus
Merupakan Dasar Untuk Semua Bentuk Isyarat Analog. Hal Ini Didasarkan Kenyataan Bahwa Berdasarkan Analisis Fourier,
Suatu Sinyal Analog Dapat Diperoleh Dari Perpaduan Sejumlah Gelombang Sinus. Dengan Menggunakan Sinyal Analog, Maka
Jangkauan Transmisi Data Dapat Mencapai Jarak Yang Jauh, Tetapi Sinyal Ini Mudah Terpengaruh Oleh Noise. Gelombang
Pada Sinyal Analog Yang Umumnya Berbentuk Gelombang Sinus Memiliki Tiga Variable Dasar, Yaitu Amplitudo, Frekuensi
Dan Phase. Yaitu Amplitudo, Frekuensi Dan Phase.
Gambar. Sinyal Analog
Sinyal Digital
Sinyal Digital Merupakan Sinyal Data Dalam Bentuk Pulsa Yang Dapat Mengalami Perubahan Yang Tiba Tiba Dan Mempunyai
Besaran 0 Dan 1. Sinyal Digital Hanya Memiliki Dua Keadaan, Yaitu 0 Dan 1, Sehingga Tidak Mudah Terpengaruh Oleh Derau,
Tetapi Transmisi Dengan Sinyal Digital Hanya Mencapai Jarak Jangkau Pengiriman Data Yang Relatif Dekat. Biasanya Sinyal
Ini Juga Dikenal Dengan Sinyal Diskret. Sinyal Yang Mempunyai Dua Keadaan Ini Biasa Disebut Dengan Bit.
Gambar. Sinyal Digital
2
Bab 2
Protocol Dan Arsitektur Protocol
2.1 Protokol
Protokol Adalah Sebuah Aturan Yang Mendefinisikan Beberapa Fungsi Yang Ada Dalam Sebuah Jaringan Komputer, Misalnya
Mengirim Pesan, Data, Informasi Dan Fungsi Lain Yang Harus Dipenuhi Oleh Sisi Pengirim Dan Sisi Penerima Agar
Komunikasi Dapat Berlangsung Dengan Benar, Walaupun Sistem Yang Ada Dalam Jaringan Tersebut Berbeda Sama Sekali.
Protokol Ini Mengurusi Perbedaan Format Data Pada Kedua Sistem Hingga Pada Masalah Koneksi Listrik. Standar Protokol
Yang Terkenal Yaitu Osi (Open System Interconnecting) Yang Ditentukan Oleh Iso
(International Standart Organization).
2.2 Komponen Protokol
1. Aturan Atau Prosedur Mengatur Pembentukan/Pemutusan Hubungan. Mengatur Proses Transfer Data
2. Format Atau Bentuk Representasi Pesan
3. Kosakata (Vocabulary) Jenis Pesan Dan Makna Masing-Masing Pesan
2.3 Fungsi Protokol
Secara Umum Fungsi Dari Protokol Adalah Untuk Menghubungkan Sisi Pengirim Dan Sisi Penerima Dalam Berkomunikasi
Serta Dalam Bertukar Informasi Agar Dapat Berjalan Dengan Baik Dan Benar. Sedangkan Fungsi Protokol Secara Detail Dapat
Dijelaskan Berikut:
Fragmentasi Dan Reassembly: Fungsi Dari Fragmentasi Dan Reasembly Adalah Membagi Informasi Yang Dikirim Menjadi
Beberapa Paket Data Pada Saat Sisi Pengirim Mengirimkan
Informasi Dan Setelah Diterima Maka Sisi Penerima Akan Menggabungkan Lagi Menjadi Paket Informasi Yang Lengkap.
Encaptulation: Fungsi Dari Encaptulation Adalah Melengkapi Informasi Yang Dikirimkan Dengan Address, Kode-Kode Koreksi
Dan Lain-Lain.
Connection Control: Fungsi Dari Connection Control Adalah Membangun Hubungan (Connection) Komunikasi Dari Sisi
Pengirim Dan Sisi Penerima, Dimana Dalam Membangun Hubungan Ini Juga Termasuk Dalam Hal Pengiriman Data Dan
Mengakhiri Hubungan.
Flow Control: Berfungsi Sebagai Pengatur Perjalanan Datadari Sisi Pengirim Ke Sisi Penerima.
Error Control: Dalam Pengiriman Data Tak Lepas Dari Kesalahan, Baik Itu Dalam Proses Pengiriman Maupun Pada Waktu
Data Itu Diterima. Fungsi Dari Error Control Adalah Mengontrol Terjadinya Kesalahan Yang Terjadi Pada Waktu Data
Dikirimkan.
Transmission Service: Fungsi Dari Transmission Service Adalah Memberi Pelayanan
Komunikasi Data Khususnya Yang Berkaitan Dengan Prioritas Dan Keamanan Serta
Perlindungan Data.
2.4 Susunan Protokol
Protokol Jaringan Disusun Oleh Dalam Bentuk Lapisan-Lapisan (Layer). Hal Ini Mengandung Arti Supaya Jaringan Yang
Dibuat Nantinya Tidak Menjadi Rumit. Di Dalam Layer Ini, Jumlah, Nama, Isi Dan Fungsi Setiap Layer Berbeda-Beda. Akan
Tetapi Tujuan Dari Setiap Layer Ini Adalah Memberi Layanan Ke Layer Yang Ada Di Atasnya. Susunan Dari Layer Ini
Menunjukkan Tahapan Dalam Melakukan Komunikasi. Antara Setiap Layer Yang Berdekatan Terdapat Sebuah Interface.
Interface Ini Menentukan Layanan Layer Yang Di Bawah Kepada Layer Yang Di Atasnya. Pada Saat Merencanakan Sebah
Jaringan, Hendaknya Memperhatikan Bagaimana Menentukan Interface Yang Tepat Yang Akan Ditempatkan Di Antara Dua
Layer Yang Bersangkutan.
2.5 Standarisasi Protokol (Iso 7498)
Iso (International Standard Organization) Mengajukan Struktur Dan Fungsi Protocol Komunikasi Data. Model Tersebut Dikenal
Sebagai
Osi
(Open
System
Interconnection) Reference Model.
Terdiri Atas 7 Layer (Lapisan) Yang
Mendefinisikan Fungsi. Untuk Tiap
Layernya
Dapat
Terdiri
Atas
Sejumlah Protocol Yang Berbeda,
Masing-Masing
Menyediakan
Pelayanan Yang Sesuai Dengan
Fungsi Layer Tersebut.
1. Application Layer: Interface Antara
Aplikasi Yang Dihadapi User And
Resource Jaringan Yang Diakses. Kelompok Aplikasi Dengan Jaringan:
A. File Transfer Dan Metode Akses
B. Pertukaran Job Dan Manipulasi
C. Pertukaran Pesan
2. Presentation Layer: Rutin Standard Me-Presentasi-Kan Data.
A. Negosiasi Sintaksis Untuk Transfer
B. Transformasi Representasi Data
3. Session Layer: Membagi Presentasi Data Ke Dalam Babak-Babak (Sesi)
A. Kontrol Dialog Dan Sinkronisasi
3
B. Hubungan Antara Aplikasi Yang Berkomunikasi
4. Transport Layer:
A. Transfer Pesan (Message) Ujung-Ke-Ujung
B. Manajemen Koneksi
C. Kontrol Kesalahan
D. Fragmentasi
E. Kontrol Aliran
5. Network Layer: Pengalamatan Dan Pengiriman Paket Data.
A. Routing
B. Pengalamatan Secara Lojik
C. Setup Dan Clearing (Pembentukan Dan Pemutusan)
6. Data-Link Layer: Pengiriman Data Melintasi Jaringan Fisik.
A. Penyusunan Frame
B. Transparansi Data
C. Kontrol Kesalahan (Error-Detection)
D. Kontrol Aliran (Flow)
7. Physical Layer: Karakteristik Perangkat Keras Yang Mentransmisikan Sinyal Data.
2.6 Router, Bridge Dan Repeater
Router
Router Adalah Merupakan Piranti Yang Menghubungkan Dua Buah Jaringan Yang Berbeda Tipe Maupun Protokol. Dengan
Router Dapat Dimungkinkan Untuk :
Menghubungkan Sejumlah Jaringan Yang Memiliki Topologi Dan Protokol Yang Berbeda. Menghubungkan Jaringan Pada
Suatu Lokasi Dengan Jaringan Pada Lokasi Yang Lain. Membagi Suatu Jaringan Berukuran Besar Menjadi Jaringan-Jaringan
Yang Lebih Kecil Dan Muda Untuk Dikelola. Memungkinkan Jaringan Dihubungkan Ke Internet Dan Informasi Yang Tersedia
Dapat Diakses Oleh Siapa Saja. Mencari Jalan Terefisien Untuk Mengirimkan Data Ke Tujuan. Melindungi Jaringan Dari
Pemakai-Pemakai Yang Tidak Berhak Dengan Cara Membatasi Akses Terhadap Data-Data Yang Tidak Berhak Untuk Diakses.
Bridge
Bridge Adalah Jenis Perangkat Yang Diperlukan Jika Dua Buah Jaringan Bertipe Sama
(Ataupun Bertopologi Berbeda) Tetapi Dikehendaki Agar Lalu Lintas Lokal Masing-Masing Jaringan Tidak Saling
Mempengaruhi Jaringan Yang Lainnya. Bridge Memiliki Sifat Yang Tidak Mengubah Isi Maupun Bentuk Frame Yang
Diterimanya, Disamping Itu Bridge Memiliki Buffer Yang Cukup Untuk Menghadapi Ketidaksesuaian Kecepatan Pengiriman
Dan Penerimaan Data.
Adapun Alasan Menggunakan Bridge Adalah Sebagai Berikut :
Keterbatasan Jaringan, Hal Ini Terkait Erat Dengan Jumlah Maksimum Stasiun, Panjang Maksimum Segmen, Dan Bentang
Jaringan Kehandalan Dan Keamanan Lalu Lintas Data, Bridge Dapat Menyaring Lalu Lintas Data Antar Dua Segmen Jaringan
Semakin Besar Jaringan, Performa Atau Unjuk Kerja Semakin Menurun Bila Dua Sistem Pada Tempat Yang Berjauhan
Disambungkan, Penggunaan Bridge Dengan Saluran Komunikasi Jarak Jauh Jauh Lebih Masuk Akal Dibandingkan Dengan
Menghubungkan Langsung Dua Sistem Tersebut
Repeater
Repeater Adalah Piranti Yang Berfungsi Untuk Memperbaiki Dan Memperkuat Sinyal
Atau Isyarat Yang Melewatinya, Dua Sub Jaringan Yang Dilewatkan Pada Repeater Memiliki Protokol Yang Sama Untuk
Semua Lapisan.
Bab 3
Transmisi Data
4
3.1 Konsep Dan Terminologi
Kesuksesan Transmisi Data Tergantung Pada Dua Faktor, Yaitu: Noise Sinyal Yang Ditransmisikan Dan Karakteristik Media
Transmisi. Tujuan Bab Ini Serta Bab Berikutnya Adalah Menyadarkan Pembaca Akan Sifat Kedua Faktor Ini.
Bagian Pertama Menampilkan Beberapa Konsep Dan Istilah Dari Bidang Teknik. Ini Menyediakan Latarbelakang Yang Cukup
Memadai Untuk Menyesuaikan Dengan Bagian Akhir Dari Bab Ini. Bagian 2 Membedakan Penggunaan Istilah Analog Dan
Digital. Baik Data Digital Maupun Analog Dapat Ditransmisikan Menggunakan Sinyal Digital Dan Analog. Lebih Jauh, Sudah
Biasa Pengolahan Dalam Perangkat Perantara Dijelaskan Di Antara Sumber Dan Tujuan, Dan Pengolahan Ini Juga Memiliki
Karakter, Baik Analog Maupun Digital. Bagian 3 Melihat Berbagai Macam Gangguan Yang Memunculkan Error Kedalam Data
Selama Transmisi. Gangguan Yang Utama Adalah Atenuasi, Distorsi Atenuasi, Distorsi Tunda, Serta Berbagai Bentuk Noise.
Terakhir, Kita Melihat Pada Konsep Penting Tentang Kapasitas Channel. Pada Bagian Ini Kita Memperkenalkan Beberapa
Konsep Dan Istilah-Istilah Yang Akan Ditampilkan Sepanjang Bagian Dua Dan Sisanya.
3.1.1 Terminologi Transmisi
Transmisi Data Terjadi Di Antara Transmitter Dan Receiver Melalui Beberapa Media Transmisi. Media Transmisi Dapat
Digolongkan Sebagai Guided Atau Unguided. Pada Kedua Hal Itu, Komunikasi Berada Dalam Bentuk Gelombang
Elektromagnetik. Dengan Guided Media, Gelombang Dikendalikan Sepanjang Jalur Fisik; Contoh-Contoh Guided Media Adalah
Twisted Pair, Coaxial Cabel, Serta Fiber Optik. Unguided Media Menyediakan Alat Untuk Mentransmisikan
Gelombang-Gelombang Elektromagnetik Namun Tidak Mengendalikannya; Contohnya Adalah Perambatan (Propagation) Di
Udara, Dan Laut.
Istilah Hubungan Langsung Dipergunakan Untuk Menunjuk Pada Jalur Transmisi Di Antara Dua Perangkat Di Mana Sinyal
Dirambatkan Secara Langsung Dari Transmitter Menuju Receiver Tanpa Melalui Peralatan Perantara, Berbeda Dengan Amplifier
Atau Repeater Yang Dipergunakan Untuk Meningkatkan Kekuatan Sinyal. Patut Dicatat Bahwa Istilah Ini Dapat Diterapkan
Untuk Media Guided Dan Unguided.
Media Transmisi Guided Adalah Ujung Ke Ujung Bila Ia Menyediakan Suatu Hubungan Langsung Di Antara Dua Perangkat Dan
Membagi Media Yang Lama. Pada Sebuah Bentuk Multipoint Guided, Lebih Dari Dua Perangkat Membagi Media Yang Sama.
Sebuah Transmisi Dapat Berupa Simplex, Half Duplex, Atau Full Duplex. Pada Transmisi Simplex, Sinyal Ditransmisikan Hanya
Pada Satu Direction (Arah); Satu Station Sebagai Transmitter Dan Lainnya Sebagai Receiver. Pada Operasi Half-Duplex, Kedua
Station Dapat Mentransmisikan, Namun Hanya Satu Station Pada Saat Yang Sama. Sedangkan Pada Operasi Full Duplex, Kedua
Station Bisa Mentransmisikan Secara Bersamaan. Pada Kasus Berikutnya, Media Membawa Sinyal Pada Kedua Arah Pada Saat
Yang Sama. Bagaimana Hal Ini Bisa Terjadi? Kita Mencatat Bahwa Definisi Yang Baru Saja Diberikan Merupakan Definisi Yang
Paling Umum Digunakan Di Amerika Serikat (Definisi Ansi).
3.1.2 Frekuensi, Spektrum, Dan Bandwidth
Sebuah Sinyal Digerakkan Melalui Sebuah Transmitter Clan Ditransmisikan Melalui Suatu Media. Sinyal Merupakan Suatu
Fungsi Waktu, Namun Juga Dapat Diekspresikan Sebagai Suatu Fungsi Frekuensi; Di Mana, Sinyal Terdiri Dari
Komponen-Komponen Frekuensi Yang Berbeda. Pandangan Frequency-Domain Dari Suatu Sinyal Lebih Penting Bagi Suatu
Pemahaman Mengenai Transmisi Data Dibanding Pandangan Time-Domain-Nya.
Konsep Time-Domain
Bila Dipandang Sebagai Suatu Fungsi Waktu, Sebuah Sinyal Elektromagnetik Dapat Berupa Sinyal Kontinyu Atau Discrete.
Sinyal Kontinyu Adalah Sinyal Di Mana Intensitasnya Berubah-Ubah Dalam Bentuk Halus Sepanjang Waktu. Dengan Kata
Lain, Tidak Ada Sinyal Yang Terputus Atau Diskontinyu.
Sedangkan Sinyal Discrete Adalah Sinyal Di Mana Intensitasnya Memperta-Hankan Level Yang Konstan Selama Beberapa
Periode Waktu Dan Kemudian Berubah Ke Level Konstan Yang Lain. Sinyal Pendek Yang Paling Sederhana Adalah Sinyal
Periodik, Di Mana Pola Sinyal Yang Sama Berulang Sediap Waktu.
Gambar 3.1 Sinyal Kontinyu Dan Diskrit
Gelombang Sinus Adalah Sinyal Periodik Yang Fundamental. Suatu Gelombang Sinus Umum Dapat Digambarkan Oleh Tiga
Parameter: Amplitudo Tertinggi (A), Frekuensi (F), Dan Fase (). Puncak Amplitudo Adalah Nilai Tertinggi Atau Kekuatan
Sinyal Setiap Waktu; Biasanya, Nilai Ini Diukur Dalam Volt. Frekuensi Adalah Rate (Dalam Putaran Per Detik, Atau Hertz
[Hz]) Di Mana Sinyal Berulang-Ulang. Parameter Yang Ekuivalen Adalah Periode (T) Suatu Sinyal, Merupakan Jumlah Waktu
Yang Diambil Untuk Satu Pengulangan.; Jadi, T=1 /F. Fase Adalah Ukuran Posisi Relatif Dalam Satu Waktu Di Dalam Satu
Periode Sinyal, Seperti Yang Digambarkan Nanti. Lebih Formalnya, Untuk Suatu Periodik Signal F(T), Fase Merupakan
5
Sebagian Kecil T/P Dari Periode P Di Mana T Punya Hubungan Relatif Yang Kuat Dengan Asal. Asal Biasanya Diambil Dari
Bagian Sebelumnya Melalui Titik Nol Dari Arah Negatif Ke Arah Positif.
Gambar 3.2 Sinyal Periodik
Terdapat Dua Keterkaitan Sederhana Di Antara Dua Gelombang Sinus, Satu Dalam Hal Waktu Dan Lainnya Dalam Hal Jarak.
Menentukan Panjang Gelombang (Wavelength), , Dari Suatu Sinyal Saat Jarak Ditempati Oleh Suatu Putaran Tunggal Atau,
Menggunakan Cara Lain, Jarak Di Antara Dua Titik Dari Fase Yang Berhubungan Dari Dua Putaran Yang Berurutan Anggap
Saja Sinyal Bergerak Dengan Kecepatan (Velocity) V. Kemudian Wavelength Yang Dihubungkan Dengan Periode Sebagai:  =
V T. Ekuivalen Dengan, F = V.
Konsep Frequency-Domain
Pada Kenyataannya, Sebuah Sinyal Elektromagnetik Dibentuk Dari Beberapa Frekuensi Sebagai Contoh,Sinyal
S(T) (4/) X (Sin(2Ft) + (1/3) Sin(2 (3f)T))
Seperti Yang Ditunjukkan Dalam Gambar 3.3c. Komponen-Komponen Sinyal Itu Adalah Gelombang Sinus Dengan Frekuensi
F Dan 3f.; Bagian (A) Dan (B) Dari Gambar Tersebut Menunjukkan Komponen-Komponen Terpisah. Ada Dua Poin Menarik
Yang Dapat Disimpulkan Dari Gambar Ini:
Gambar 3.3 Komponen-Komponen Frekuensi
(T=1/F) Tambahan
Frekuensi Kedua Adalah Suatu Penggandaan Dari Frekuensi Pertama. Bila Semua Komponen Frekuensi Dari Sebuah
Sinyal Adalah Penggandaan Dari Satu Frekuensi Frekuensi Berikutnya Ditunjukkan Sebagai Fundamental Frekuensi.
Periode Sinyal Keseluruhan Setara Dengan Periode Fundamental Frekuensi. Periode Dari Komponen Sin (2Ft) Adalah T
= 1/F, Dan Periode Dari S(T) Juga T, Sebagaimana Yang Dapat Dilihat Dalam Gambar3.4c.
Dapat Ditunjukkan, Dengan Menggunakan Suatu Disiplin Ilmu Yang Disebut Sebagai Analisis Fourier, Bahwa Apapun Sinyal
Yang Dibentuk Dari Komponen-Komponen Pada Berbagai Frekuensi, Masing-Masing Komponen Itu Disebut Sinusoid. Hasil
Ini Sangat Penting, Karena Efek Dari Beragam Media Transmisi Pada Suatu Sinyal Dapat Diekspresikan Ke Dalam Istilah
Frekuensi. Jadi Dapat Kita Katakan Bahwa Untuk Setiap Sinyal, Terdapat Fungsi Time-Domain S(T) Yang Menentukan
Amplitudo Sinyal Pada Setiap Waktu Tertentu. Hampir Sama Dengan Itu, Terdapat Suatu Fungsi Frekuensi-Domain S(F) Yang
Menentukan Amplitudo Puncak Dari Frekuensi Sinyal Yang Konsisten. Gambar 3.5a Menunjukkan Fungsi Frekuensi-Domain
Untuk Sinyal Dalam Gambar 3.4c. Perlu Dicatat Bahwa Dalam Hal Ini, S(F) Berurutan.
Gambar 3.5 Frekuensi Domain Representation
Nilai 1 Di Antara-X/2 Clan X/2, Dan 0 Dimana-Mana Patut Dicatat Bahwa Dalam Hal Ini S(F) Bersifat Terus Menerus Dan
Bahwa Tidak Ada Nilai Non Zero Untuk Jangka Waktu Tidak Terbatas, Meskipun Magnitude Komponen-Komponen Frekuensi
Dengan Cepat Menjadi Lebih Kecil Untuk F Yang Lebih Besar. Karakteristik-Karakteristik Ini Umum Terjadi Pada Sinyal
Nyata.
6
Istilah Final Untuk Menemukannya Adalah Dc Component. Bila Sebuah Sinyal Mencakup Sebuah Komponen Zero Frequency,
Komponen Tersebut Merupakan Suatu Direct Current (Dc) Atau Komponen Konstan. Sebagai Contoh, Gambar 3.6
Menunjukkan Hasil Penambahan Suatu Dc Componen Ke Sinyal Dalam Gambar 3.4c. Tanpa Dc Componen, Sebuah Sinyal
Memiliki Amplitudo Rata-Rata Sebesar Nol, Sebagaimana Yang Dilihat Dalam Domain Waktu. Dengan Suatu Dc Componen,
Sinyal Memiliki Frequency Term Pada F=0 Dan Amplitudo Rata-Rata Bukan Nol.
Gambar 3.6 Sinyal Dengan Komponen
Hubungan Antara Data Rate Dan Bandwidth
Telah Kita Katakan Bahwa Bandwidth Yang Efektif Adalah Band Di Mana Sebagian Besar Energi Sinyal Terkonsentrasi Di
Dalamnya. Istilah Sebagian Besar Dalam Konteks Ini Sedikit Berubah-Ubah. Hal Terpenting Disini Adalah, Meskipun Bentuk
Gelombang Tertentu Berisi Frekuensi Sepanjang Jarak Yang Sangat Panjang Sebagaimana Hal-Hal Praktis Yang Berkaitan
Dengan Berbagai Sistem Transmisi (Transmitter Plus Media Plus Receiver) Yang Dipergunakan Akan Mampu Untuk
Mengakomodasikan Hanya Satu Frekuensi Band Terbatas. Hal Ini, Sebaliknya, Membatasi Data Rate Yang Dapat Dibawa
Sepanjang Media Transmisi. Bentuk Gelombang Ini Memiliki Komponen-Komponen Frekuensi Yang Tidak Terbatas Dan Oleh
Karena Itu Bandwidth Yang Tidak Terbatas. Bagaimanapun Juga, Puncak Amplitudo Dari Komponen Frekuensi Kth, Kf,
Hanyalah 1/K, Jadi Begitu Banyak Dari Energi Didalam Bentuk Gelombang Ini Pada Sebagian Kecil Dari
Komponen-Komponen Frekuensi Yang Pertama.
Gambar 3.7 Efek Bendwith Terhadap Suatu Sinyal Digital
3.2 Transmisi Data Digital Dan Analog
Dalam Mentransmisikan Data Dari Sumber Ke Tujuan, Satu Hal Yang Harus Dihubungkan Dengan Sifat Data, Arti Fisik Yang
Hakiki Dipergunakan Untuk Menyebarkan (Propagate) Data, Dan Pemrosesan Atau Penyetelan Apa Yang Perlu Dilakukan
Sepanjang Jalan Untuk Memastikan Bahwa Data Yang Diterima Dapat Dimengerti Dengan Baik. Dari Semua Pertimbangan Ini,
Inti Terpen-Tingnya Adalah Apakah Kita Menghadapi Analog Entiti Ataukah Digital Entiti.
Data
Pensinyalan
Transmisi
Kita Dapat Menentukan Data Sebagai Entiti Yang Menyampaikan Arti Atau Informasi. Sinyal Adalah Tampilan Data Elektrik
Atau Elektromagnetik Pensinyalan Berarti Penyebaran Sinyal Secara Fisik Melalui Suatu Media Yang Sesuai. Terakhir,
Transmisi Adalah Komunikasi Data Melalui Penyebaran Dan Pemrosesan Sinyal-Sinyal. Apa Yang Terjadi Selanjutnya, Kita
Berusaha Untuk Memperjelaskan Konsep-Konsep Yang Masih Kabur Dengan Cara Membahas Istilah Analog Don Digital
Seperti Yang Diterapkan Terhadap Data, Sinyal, Don Transmisi.
Data
Konsep-Konsep Mengenai Data Analog Dan Digital Cukup Sederhana. Analog Data Menerima Nilai Yang Terulang Secara
Terus-Menems Dan Kontinu Dalam Beberapa Interval. Sebagai Contoh Suara Dan Video Mengubah Pola-Pola Intensitas Secara
Terus-Menerus. Sebagian Besar Data Yang Dikumpulkan Oleh Sensor, Seperti Temperatur Dan Tekanan, Dinilai Tanpa Henti.
Digital Data Menerima Nilai-Nilai Yang Berlainan Misalnya Teks Dan Bilangan Bulat.
Contoh Yang Paling Dikenal Dari Analog Data Adalah Audio, Di Mana, Dalam Bentuk Gelombang Suara Akustik, Dapat
Dirasakan Manusia Secara Langsung. Gambar 3.8 Menunjukkan Spektrum Akustik Untuk Percakapan Manusia Dan Untuk
Musik. Frekuensi Komponen-Komponen Percakapan Biasa Bisa Ditemukan Berkisar Antara 100 Hz Don 7 Khz. Meskipun
Sebagian Besar Energi Percakapan Ini Terpusat Pada Frekuensi Yang Lebih Rendah, Dari Uji Coba Yang Dilakukan
Menunjukkan Bahwa Frekuensi Bisa Mencapai 600 Sampai 700 Hz, Sedikit Menambah Kejelasan Percakapan Tersebut
Sehingga Dapat Diterima Telinga Manusia.
7
Gambar 3.8 Akustik Spektrum Dari Percakapan Dan Musik (Arn 95)
Sinyal
Dalam Suatu Sistem Komunikasi, Data Disebarkan Dari Satu Titik Ke Titik Yang Lain Melalui Sebuah Alat Sinyal-Sinyal
Elektrik. Suatu Sinyal Analog Merupakan Aneka Macam Gelombang Eletromagnetik Yang Berlangsung Terus-Menerus Yang
Kemungkinan Disebarkan Lewat Berbagai Macam Media, Tergantung Pada Spektrum, Contohnya Media Kabel (Wire), Semacam
Twisted Pair Dan Coaxial Cable, Kabel Fiber Optik, Dan Atmosfer Atau Ruang Perambatan. Sinyal Digital Adalah Suatu
Rangkaian Voltase Pulsa Yang Bisa Ditransmisikan Melalui Sebuah Media Kabel; Sebagai Contoh, Suatu Level Voltase Positif
Konstan Ditunjukkan Sebagai Biner 1 Sedangkan Level Voltase Negatif Konstan Dengan Biner 0.
Data Dan Sinyal
Pada Pembahasan Terdahulu, Kita Mengamati Sinyal-Sinyal Analog Yang Dipergunakan Untuk Menampilkan Data Analog, Dan
Sinyal-Sinyal Digital Untuk Menampilkan Data Digital. Biasanya, Data Analog Merupakan Suatu Fungsi Waktu Dan Menempati
Spektrum Frekuensi Terbatas; Data Semacam Itu Dapat Ditampilkan Metal Ui Sinyal Elektromagnetik Yang Menempati Spektrum
Yang Sama. Sedangkan Data Digital Dibawa Melalui Signal Digital, Dengan Level Voltase Yang Berlainan Untuk Setup Dua
Digit Biner.
Transmisi
Perbedaan Final Tetap Bisa Dibuat. Baik Sinyal Analog Maupun Sinyal Digital Dapat Ditransmisikan Melalui Media Transmisi
Yang Sesuai. Caranya, Sinyal-Sinyal Ini Diperlakukan Sebagai Fungsi Sistem Transmisi. Transmisi Analog Merupakan Suatu Alat
Untuk Mentransmisikan Sinyal-Sinyal Analog Tanpa Memperhatikan Fsinya: Sinyal Bisa Menampilkan Data Analog (Misalnya,
Suara)
Gambar 3.9 Pensinyalan Analog Dan Digital Untuk Data Analog San Data Digital
Tabel 3.3 Transmisi Analog Dan Digital
Tentunya Muncul Pertanyaan-Pertanyaan Mengenai Metode Apa Yang Dipilih Untuk Melakukan Transmisi. Jawabannya
Diberikan Oleh Industri Telekomunikasi Dan Pelanggannya Adalah Digital. Fasilitas-Fasilitas Telekomuniksi Long-Haul Dan Intra
Building Beralih Ke Transmisi Digital Dan, Bila Mungkin, Teknik-Teknik Pensinyalan Digital. Alasan-Alasan Terpentingnya
Adalah Sebagai Berikut:
Teknologi Digital: Datangnya Teknologi Large-Scale-Integration (Lsi) Dan Very-Iarge Scale-Integration (Vsli)
Menyebabkan Penurunan Biaya Dan Ukuran Digital Circuitry. Peralatan Yang Analog Tidak Menunjukkan Penurunan Yang
Sama.
Integritas Data: Dengan Menggunakan Repeater Daripada Amplifier, Efek Derau Dan Gangguan Sinyal Yang Lain Tidak
Menumpuk. Karena Itu, Sangatlah Mungkin Mentransmisikan Data Pada Jarak Yang Lebih Jauh Dan Dengan Kualitas
Lebih Rendah Melalui Peralatan Digital Sambil Tetap Mempertahankan Integritas Data.
Penggunaan Kapasitas : Menjadi Lebih Ekonomis Membangun Jalur Transmisi Dengan Bandwidth Yang Sangat Tinggi,
Termasuk Channel Satelit Dan Fiber Optik. Derajat Multipel Yang Tinggi Diperlukan Agar Kapasitas Dapat Digunakan
Dengan Efektif, Dan Hal Itu Lebih Mudah Dan Lebih Murah Diperoleh Dengan Teknik Digital (Time-Division)
Dibandingkan Dengan Teknik Analog (Time-Division). Hal Ini Akan Dibahas Lebih Terperinci Di Bab Berikutnya
Security (Pengamanan) Dan Privacy (Kerahasiaan): Teknik-Teknik Encryption Dapat Diterapkan Dengan Mudah Pada Data
Digital Dan Data Analog Yang Didigitalkan.
Integrasi: Dengan Memperlakukan Analog Data Dan Digital Data Secara Digital, Semua Sinyal Memiliki Bentuk Yang
Sama Dan Dapat Diperlakukan Dengan Sama Pula. Karena Itu Skala Ekonomik Dan Ketepatan Waktu Dapat Dicapai
Melalui Integrasi Suara, Video, Dan Digital Data.
3.3 Gangguan Transmisi
Dalam Sistem Komunikasi, Sinyal Yang Diterima Kemungkinan Berbeda Dengan Sinyal Yang Ditransmisikan Dikarena Adanya
Berbagai Gangguan Transmisi Bagi Analog Signal, Gangguan Ini Dapat Menurunkan Kualitas Sinyal. Sedangkan Bagi Digital
Signal, Akan Natural Bit Error. Biner 1 Diubah Menjadi Biner 0 Dan Seterusnya. Di Bagian Ini, Kita Menguji Berbagai Gangguan
Dan Bagaimana Pengaruhnya Terhadap Kapasitas Yang Membawa Informasi Pada Suatu Jalur Komunikasi; Bab Selanjutnya
Membahas Ukuran-Ukuran Yang Dapat Diambil Untuk Mengimbangi Gangguan Ini. Gangguan Yang Paling Signifikan Adalah
Sebagai Berikut:
Atenuasi Dan Distorsi Atenuasi
8
Distorsi Delay
Derau
Atenuasi
Kekuatan Sinyal Berkurang Bila Jaraknya Terlalu Jauh Melalui Media Transmisi. Untuk Guided Media, Penurunan Dalam Hal
Kekuatan, Atau Atenuasi, Pada Umumnya Mengikuti Fungsi Logarithma. Sehingga Biasanya Dinyatakan Sebagai Jumlah
Desibel Konstan Per Unit Jarak. Untuk Unguided Media, Atenuasi Adalah Fungsi Yang Lebih Kompleks Dari Jarak. Atenuasi
Membawakan Tiga Pertimbangan Untuk Membangun Transmisi. Pertama, Sinyal Yang Diterima Harus Cukup Kuat Sehingga
Arus Elektronik Pada Receiver Bisa Mendeteksi Sinyal. Kedua, Sinyal Harus Mempertahankan Level Yang Lebih Tinggi
Dibanding Derau Yang Diterima Tanpa Error. Ketiga, Atenuasi Merupakan Fungsi Frekuensi Yang Meningkat.
Komponen Frekuensi Pada Bagian Akhir Voice Band Di Tingkat Yang Lebih Tinggi Lebih Diperlemah Dibandingkan Dengan
Yang Berada Pada Frekuensi Yang Lebih Rendah. Nampak Jelas Bahwa Ini Akan Mengakibatkan Munculnya Distorsi Pads
Sinyal Percakapan Yang Diterima, Garis Putus-Putus Menunjukkan Efek Equalisasi. Garis Lengkung Balasan Yang Mendatar
Meningkatkan Main Sinyal Suara. Hal Itu Memungkinkan Data Rate Yang Lebih Besar Dipergunakan Oleh Data Digital Yang
Melintasi Sebuah Modem.
Gambar 3.10 Garis Lengkung Atenuasi Dan Distorsi Tunda Untuk Saluran Udara
Distorsi Atenuasi Menggambarkan Kurangnya Masalah Dengan Sinyal Digital.
Distorsi Tunda
Distorsi Tunda Merupakan Sebuah Fenomena Khas Pada Media Guided. Distorsi Yang Terjadi Disebabkan Oleh Kenyataan
Bahwa Kecepatan Penyebaran Sebuah Sinyal Melewati Medium Guided Berbeda Dengan Frekuensi. Untuk Sebuah Signal Band
Terbatasi, Kecepatannya Cenderung Sangat Tinggi Didekat Pusat Frekuensi Dan Turun Mengarah Pada Kedua Sisi Band.
Sehingga Berbagai Komponen Frekuensi Suatu Sinyal Akan Mencapai Receiver Pada Waktu Yang Berlainan, Dan
Mengakibatkan Fasenya Berubah Di Antara Frekuensi Yang Berbeda-Beda
Efek Ini Menunjuk Pada Distorsi Tunda, Akibat Sinyal Yang Diterima Mengalami Distorsi Karena Berbagai Penyndaan Yang
Dialami Pada Pemilih Frekuensi.
Derau
Untuk Suatu Peristiwa Pentransmisian Data, Sinyal Yang Diterima Akan Berisikan Sinyal-Sinyal Yang Ditransmisikan,
Dimodifikasi Oleh Berbagai Distorsi Yang Terjadi Melalui Sistem Transmisi, Plus Sinyal-Sinyal Tambahan Yang Tidak
Diinginkan Yang Diselipkan Disuatu Tempat Di Antara Transmisi Dan Penerimaan. Berikutnya, Sinyal-Sinyal Yang Tidak
Diharapkan Tersebut Disebut Sebagai Derau. Yaitu Derau Yang Merupakan Faktor Utama Yang Membatasi Performance Sistem
Komunikasi,
Derau Dibagi Menjadi Empat Kategori:
Derau Suhu
Derau Intermodulasi
Crosstalk
Derau Impuls
Crosstalk
Dialami Oleh Siapapun Yang Saat Menggunakan Telepon, Terdengar Percakapan Lain; Ini Merupakan Kopel Yang Tidak
Diharapkan Yang Terjadi Di Antara Path Sinyal.
Bab 4
Media Transmisi Data
4.1 Definisi Media Transmisi
Media Transmisi Adalah Media Yang Menghubungkan Antara Pengirim Dan Penerima Informasi (Data), Karena
Jarak Yang Jauh, Maka Data Terlebih Dahulu Diubah Menjadi Kode/Isyarat, Dan Isyarat Inilah Yang Akan Dimanipulasi
Dengan Berbagai Macam Cara Untuk Diubah Kembali Menjadi Data. Media Transmisi Digunakan Pada Beberapa Peralatan
9
Elektronika Untuk Menghubungkan Antara Pengirim Dan Penerima Supaya Dapat Melakukan Pertukaran Data. Beberapa Alat
Elektronika, Seperti Telepon, Komputer, Televisi, Dan Radio Membutuhkan Media Transmisi Untuk Dapat Menerima Data.
Seperti Pada Pesawat Telepon, Media Transmisi Yang Digunakan Untuk Menghubungkan Dua Buah Telepon Adalah Kabel.
Setiap Peralatan Elektronika Memiliki Media Transmisi Yang Berbeda-Beda Dalam Pengiriman Datanya.
Karakteristik Media Transmisi Ini Bergantung Pada Jenis Alat Elektronika, Data Yang Digunakan Oleh Alat
Elektronika Tersebut, Tingkat Keefektifan Dalam Pengiriman Data, Dan Ukuran Data Yang Dikirimkan. Jenis Media Transmisi
Ada Dua, Yaitu Guided Dan Unguided. Guided Transmission Media Atau Media Transmisi Terpandu Merupakan Jaringan Yang
Menggunakan Sistem Kabel. Unguided Transmission Media Atau Media Transmisi Tidak Terpandu Merupakan Jaringan Yang
Menggunakan Sistem Gelombang.
4.2
Media Transmisi Guided
Guided Media Menyediakan Jalur Transmisi Sinyal Yang Terbatas Secara Fisik, Meliputi Twisted-Pair Cable,
Coaxial Cable (Kabel Koaksial) Dan Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik). Sinyal Yang Melewati Media-Media Tersebut
Diarahkan Dan Dibatasi Oleh Batas Fisik Media. Twisted-Pair Dan Coaxial Cable Menggunakan Konduktor Logam Yang
Menerima Dan Mentransmisikan Sinyal Dalam Bentuk Aliran Listrik. Optical Fiber/Serat Optik Menerima Dan
Mentransmisikan Sinyal Data Dalam Bentuk Cahaya.
a.
Twisted-Pair Cable
Kabel Twisted-Pair Terdiri Atas Dua Jenis Yaitu Shielded Twisted Pair Biasa Disebut Stp Dan Unshielded Twisted
Pair (Tidak Memiliki Selimut) Biasa Disebut Utp. Kabel Twisted-Pair Terdiri Atas Dua Pasang Kawat Yang Terpilin. TwistedPair Lebih Tipis, Lebih Mudah Putus, Dan Mengalami Gangguan Lain Sewaktu Kabel Terpuntir Atau Kusut. Keunggulan Dari
Kabel Twisted-Pair Adalah Dampaknya Terhadap Jaringan Secara Keseluruhan: Apabila Sebagian Kabel Twisted-Pair Rusak,
Tidak Seluruh Jaringan Terhenti, Sebagaimana Yang Mungkin Terjadi Pada Coaxial. Kabel Twisted-Pair Terbagi Atas Dua
Yaitu:
Gambar 2. Shielded Twisted-Pair (Stp)
Kabel Stp Mengkombinasikan Teknik-Teknik Perlindungan Dan Antisipasi Tekukan Kabel. Stp Yang Peruntukan Bagi Instalasi
Jaringan Ethernet, Memiliki Resistansi Atas Interferensi Elektromagnetik Dan Frekuensi Radio Tanpa Perlu Meningkatkan
Ukuran Fisik Kabel. Kabel Shielded Twister-Pair Nyaris Memiliki Kelebihan Dan Kekurangan Yang Sama Dengan Kabel Utp.
Satu Hal Keunggulan Stp Adalah Jaminan Proteksi Jaringan Dari Interferensi-Interferensi Eksternal, Sayangnya Stp Sedikit
Lebih Mahal Dibandingkan Utp.
Tidak Seperti Kabel Coaxial, Lapisan Pelindung Kabel Stp Bukan Bagian Dari Sirkuit Data, Karena Itu Perlu
Diground Pada Setiap Ujungnya. Pada Prakteknya, Melakukan Ground Stp Memerlukan Kejelian. Jika Terjadi Ketidaktepatan,
Dapat Menjadi Sumber Masalah Karena Bisa Menyebabkan Pelindung Bekerja Sebagai Layaknya Sebuah Antenna; Menghisap
Sinyal-Sinyal Elektrik Dari Kawat-Kawat Dan Sumber-Sumber Elektris Lain Disekitarnya. Kabel Stp Tidak Dapat Dipakai
Dengan Jarak Lebih Jauh Sebagaimana Media-Media Lain (Seperti Kabel Coaxial) Tanpa Bantuan Device Penguat (Repeater).

 Kecepatan Dan Keluaran: 10-100 Mbps
 Biaya Rata-Rata Per Node: Sedikit Mahal Dibadingkan Utp Dan Coaxial
 Media Dan Ukuran Konektor: Medium
 Panjang Kabel Maksimum Yang Diizinkan : 100m (Pendek).
Unshielded Twisted-Pair (Utp)
Untuk Utp Terdapat Pula Pembagian Jenis Yakni:
Gambar 3. Unshielded Twisted-Pair (Utp)
Secara Fisik, Kabel Unshielded Twisted-Pair Terdiri Atas Empat Pasang Kawat Medium. Setiap Pasang Dipisahkan
Oleh Lapisan Pelindung. Tipe Kabel Ini Semata-Mata Mengandalkan Efek Konselasi Yang Diproduksi Oleh Pasangan-Pasangan
Kawat, Untuk Membatasi Degradasi Sinyal. Seperti Halnya Stp, Kabel Utp Juga Harus Mengikuti Rule Yang Benar Terhadap
Beberapa Banyak Tekukan Yang Diizinkan Perkaki Kabel. Utp Digunakan Sebagai Media Networking Dengan Impedansi 100
Ohm. Hal Ini Berbeda Dengan Tipe Pengkabelan Twister-Pair Lainnya Seperti Pengkabelan Untuk Telepon. Karena Utp
Memiliki Diameter Eksternal 0,43 Cm, Ini Menjadikannya Mudah Saat Instalasi. Utp Juga Mensuport Arsitektur-Arsitektur
Jaringan Pada Umumnya Sehingga Menjadi Sangat Popular.


Kecepatan Dan Keluaran: 10 – 100 Mbps
Biaya Rata-Rata Per Node: Murah
10


Media Dan Ukuran: Kecil
Panjang Kabel Maksimum Yang Diizinkan : 100m (Pendek).
Kabel Utp Memiliki Banyak Keunggulan. Selain Mudah Dipasang, Ukurannya Kecil, Juga Harganya Lebih Murah
Dibanding Media Lain. Kekurangan Kabel Utp Adalah Rentang Terhadap Efek Interferensi Elektris Yang Berasal Dari Media
Atau Perangkat-Perangkat Di Sekelilingnya. Meski Begitu, Pada Prakteknya Para Administrator Jaringan Banyak Menggunakan
Kabel Ini Sebagai Media Yang Efektif Dan Cukup Diandalkan.
b.
Coaxial Cable (Kabel Koaksial)
Gambar 4. Coaxial Cable (Kabel Koaksial)
Kabel Coaxial Atau Popular Disebut “Coax” Terdiri Atas Konduktor Silindris Melingkar, Yang Menggelilingi
Sebuah Kabel Tembaga Inti Yang Konduktif.
Untuk Lan, Kabel Coaxial Menawarkan Beberapa Keunggulan. Diantaranya Dapat Dijalankan Dengan Tanpa Banyak
Membutuhkan Bantuan Repeater Sebagai Penguat Untuk Komunikasi Jarak Jauh Diantara Node Network, Dibandingkan Kabel
Stp Atau Utp.
Repeater Juga Dapat Diikutsertakan Untuk Meregenerasi Sinyal-Sinyal Dalam Jaringan Coaxial Sehingga Dalam
Instalasi Network Cukup Jauh Dapat Semakin Optimal.
Kabel Coaxial Juga Jauh Lebih Murah Dibanding Fiber Optic,
Coaxial Merupakan Teknologi Yang Sudah Lama Dikenal.
Digunakan Dalam Berbagai Tipe Komuniksai Data Sejak Bertahun-Tahun, Baik Di Jaringan Rumah, Kampus,
Maupun Perusahaan.




Kecepatan Dan Keluaran: 10 -100 Mbps
Biaya Rata-Rata Per Node: Murah
Media Dan Ukuran Konektor: Medium
Panjang Kabel Maksimum: 200m (Disarankan 180m) Untuk Thin-Coaxial Dan 500m Untuk Thick-Coaxial
Saat Bekerja Dengan Kabel, Penting Bagi Kita Untuk Mempertimbangkan Ukurannya; Seperti Ketebalan, Diameter,
Pertambahan Kabel Sehingga Akan Menjadi Pertimbangan Atas Kesulitan Saat Instalasi Dilapangan.
Kita Juga Harus Ingat Bahwa Kabel Akan Mengalami Tarikan-Tarikan Dan Tekukan Di Dalam Pipa.
Kabel Coaxial Datang Dalam Beragam Ukuran. Diameter Terbesar Diperuntukkan Sebagai Backbone Ethernet
Karena Secara Historis Memiliki Ketahanan Transmisi Dan Daya Tolak Interferensi Yang Lebih Besar. Tipe Kabel Coaxial Ini
Sering Disebut Dengan Thicknet, Namun Dewasa Ini Sudah Banyak Ditinggalkan. Kabel Coaxial Lebih Mahal Saat Diinstal
Dibandingkan Kabel Twisted-Pair.
c.
Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik)
Gambar 5. Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik)
Kabel Fiber Optic Merupakan Media Networking Yang Mampu Digunanakan Untuk Transmisi-Transmisi Modulasi.
Jika Dibandingkan Media-Media Lain, Fiber Optic Memiliki Harga Lebih Mahal, Tetapi Cukup Tahan Terhadap
Interferensi Elektromagnetis Dan Mampu Beroperasi Dengan Kecepatan Dan Kapasitas Data Yang Tinggi.
11
Kabel Fiber Optic Dapat Mentransmisikan Puluhan Juta Bit Digital Perdetik Pada Link Kabel Optic Yang Beroperasi
Dalam Sebuah Jaingan Komersial. Ini Sudah Cukup Untuk Mengantarkan Ribuan Panggilan Telepon.
Beberapa Keuntungan Kabel Fiber Optic:








Kecepatan: Jaringan-Jaringan Fiber Optic Beroperasi Pada Kecepatan Tinggi, Mencapai Gigabits Per Second;
Bandwidth: Fiber Optic Mampu Membawa Paket-Paket Dengan Kapasitas Besar;
Distance: Sinyal-Sinyal Dapat Ditransmisikan Lebih Jauh Tanpa Memerlukan Perlakuan “Refresh” Atau “Diperkuat”;
Resistance: Daya Tahan Kuat Terhadap Imbas Elektromagnetik Yang Dihasilkan Perangkat-Perangkat Elektronik
Seperti Radio, Motor, Atau Bahkan Kabel-Kabel Transmisi Lain Di Sekelilingnya.
Maintenance: Kabel-Kabel Fiber Optic Memakan Biaya Perawatan Relative Murah.
Tipe-Tipe Kabel Fiber Optic:
Kabel Single Mode Merupakan Sebuah Serat Tunggal Dari Fiber Glass Yang Memiliki Diameter 8.3 Hingga 10
Micron. (Satu Micron Besarnya Sekitar 1/250 Tebal Rambut Manusia)
Kabel Multimode Adalah Kabel Yang Terdiri Atas Multi Serat Fiber Glass, Dengan Kombinasi (Range) Diameter 50
Hingga 100 Micron. Setiap Fiber Dalam Kabel Multimode Mampu Membawa Sinyal Independen Yang Berbeda Dari
Fiber-Fiber Lain Dalam Bundel Kabel.
Plastic Optical Fiber Merupakan Kabel Berbasis Plastic Terbaru Yang Memiliki Performa Familiar Dengan Kabel
Single Mode, Tetapi Harganya Sedikit Murah.

Kontruksi Kabel Fiber Optic





4.3
Core: Bagian Ini Merupakan Medium Fisik Utama Yang Mengangkut Sinyal-Sinyal Data Optical Dari Sumber Ke
Device Penerima. Core Berupa Helai Tunggal Dari Glass Atau Plastik Yang Kontinyu (Dalam Micron). Semakin
Beasr Ukuran Core, Semakin Banyak Data Yang Dapat Diantarkan. Semua Kabel Fiber Optic Diukur Mengacu Pada
Diameter Core-Nya.
Cladding: Merupakan Lapisan Tipis Yang Menyelimuti Fiber Core.
Coating: Adalah Lapisan Plastik Yang Menyelimuti Core Dan Cladding. Penyangga Coating Ini Diukur Dalam
Micron Dan Memilki Range 250 Sampai 900 Micron.
Strengthening Fibers: Terdiri Atas Beberapa Komponen Yang Dapat Menolong Fiber Dari Benturan Kasar Dan Daya
Tekan Tak Terduga Selama Instalasi
Cable Jacket: Merupakan Lapisan Terluar Dari Keseluruhan Badan Kabel.
Media Transmisi Unguided
Media Unguided Mentransmisikan Gelombang Electromagnetic Tanpa Menggunakan Konduktor Fisik Seperti Kabel
Atau Serat Optik. Contoh Sederhana Adalah Gelombang Radio Seperti Microwave, Wireless Mobile Dan Lain Sebagainya.
Media Ini Memerlukan Antena Untuk Transmisi Dan Penerimaan (Transmiter Dan Receiver).
Ada Dua Jenis Transmisi,
Point-To-Point (Unidirectional) Yaitu Dimana Pancaran Terfokus Pada Satu Sasaran.
Broadcast (Omnidirectioanl) Yaitu Dimana Sinyal Terpancar Ke Segala Arah Dan Dapat Diterima Oleh Banyak
Antena.
Tiga Macam Wilayah Frekuensi, Antara Lain:
a.
b.
c.
Gelombang Mikro (Microwave) 2 – 40 Ghz
Gelombang Radio 30 Mhz – 1 Ghz
Gelombang Inframerah
Untuk Media Tidak Terpandu (Unguided), Transmisi Dan Penerimaan Dapat Dicapai Dengan Menggunakan Antena.
Untuk Transmisi, Antena Mengeluarkan Energi Elektromagnetik Ke Medium (Biasanya Udara) Dan Untuk
Penerimaan, Antena Mengambil Gelombang Elektomagnetik Dari Medium Sekitarnya. Media Transmisi Tidak Terpandu
(Unguided) Terbagi Atas Empat Bagian Yaitu:
a.
Gelombang Mikro Terrestrial (Atmosfir Bumi)
b. Gelombang Mikro Satelit
c.
Radio Broadcast
d. Infra Merah
Gelombang Mikro Terrestrial
Tipe Antena Gelombang Mikro Yang Paling Umum Adalah Parabola 'Dish'. Ukuran Diameternya Biasanya Sekitar 3
M. Antena Pengirim Memfokuskan Sinar Pendek Agar Mencapai Transmisi Garis Pandang Menuju Antena Penerima. Antena
Gelombang Mikro Biasanya Ditempatkan Pada Ketinggian Tertentu Diatas Tanah Untuk Memperluas Jarak Antara Antena Dan
Mampu Menembus Batas. Untuk Mencapai Transmisi Jarak Jauh, Diperlukan Beberapa Menara Relay Gelombang Mikro, Dan
Penghubung Gelombang Mikro Titik Ke Titik Dipasang Pada Jarak Tertentu.
Kegunaan Sistem Gelombang Mikro Yang Utama Adalah Dalam Jasa Telekomunikasi Long-Haul,
Sebagai Alternative Untuk Coaxial Cable Atau Serat Optic.
12
Fasilitas Gelombang Mikro Memerlukan Sedikit Amplifier Atau Repeater Daripada Coaxial Cable Pada Jarak Yang
Sama, Namun Masih Memerlukan Transmisi Garis Pandang. Gelombang Mikro Umumnya Dipergunakan Baik Untuk Transmisi
Televisi Maupun Untuk Transmisi Suara.
Pengguna Gelombang Mikro Lainnya Adalah Untuk Jalur Titik-Titik Pendek Antara Gedung. Ini Dapat Digunakan
Untuk Jaringan Tv Tertutup Atau Sebagai Jalur Data Diantara Local Area Network. Gelombang Mikro Short-Haul Juga Dapat
Digunakan Untuk Aplikasi-Aplikasi Khusus. Untuk Keperluan Bisnis Dibuat Jalur Gelombang Mikro Untuk Fasilitas
Telekomunikasi Jarak Jauh Untuk Kota Yang Sama, Melalui Perusahaan Telepon Local.
Transmisi Gelombang Mikro Meliputi Bagian Yang Mendasar Dari Spectrum Elektromagnetik. Frekuensi Yang
Umum Di Gunakan Untuk Transmisi Ini Adalah Rentang Frekuensi Sebesar 2 Sampai 40 Ghz. Semakin Tinggi Frekuensi Yang
Digunakan Semakin Tinggi Potensial Bandwidth Dan Berarti Pula Semakin Tinggi Rate Data-Nya. Sama Halnya Dengan
Beberapa Sistem Transmisi, Sumber Utama Kerugian Adalah Atenuansi. Sehingga Repeater Dan Amplifier Ditempatkan
Terpisah Jauh Dari Sistem Gelombang Mikro Biasanya 10 Sampai 100 Km. Atenuansi Meningkat Saat Turun Hujan Khusunya
Tercatat Diatas 10 Ghz. Sumber Gangguan-Gangguan Yang Lain Adalah Interferensi. Dengan Semakin Berkembangnya
Popularitas Gelombang Mikro, Daerah Transmisi Saling Tumpang Tindih Dan Interferensi Merupakan Suatu Ancaman. Karena
Itu Penetapan Band Frekuensi Diatur Dengan Ketat.
Band Yang Paling Umum Untuk Sistem Telekomunikasi Long-Haul Adalah Band 4 Ghz Sampai 6 Ghz. Dengan
Meningkatkan Kongesti (Kemacetan) Pada Frekuensi-Frekuensi Ini, Sekarang Digunakan Band 11 Ghz. Band 12 Ghz Digunakan
Sebagai Komponen Sistem Tv Kabel.
Saluran Gelombang Mikro Juga Digunakan Untuk Menyediakan Sinyal-Sinyal Tv Untuk Instalasi Catv Local;
Sinyal-Sinyal Yang Kemudian Didistribusikan Kepelanggan Melalui Kabel Coaxial. Sedangkan Gelombang Mikro
Dengan Frekuensi Lebih Tinggi Digunakan Untuk Saluran Titik Ke Titik Pendek Antar Gedung. Biasanya Digunakan Band 22
Ghz.
Frekuensi Gelombang Mikro Yang Lebih Tinggi Lagi Tidak Efektif Untuk Jarak Yang Lebih Jauh, Akibat
Meningkatnya Atenuansi, Namun Sangat Sesuai Untuk Jarak Pendek. Sebagai Tambahan, Semakin Tinggi Frekuensi,
Antenanya Akan Semakin Kecil Dan Murah.
Gelombang Mikro Satelit
Satelit Komunikasi Adalah Sebuah Stasiun Relay Gelombang Mikro. Dipergunakan Untuk Menghubungkan Dua
Atau Lebih Transmitter/Receiver Gelombang Mikro Pada Bumi, Yang Dikenal Sebagai Stasiun Bumi Atau Ground Station.
Satelit Menerima Transmisi Diatas Satu Band Frekuensi (Uplink), Amplifier Dan Mengulang Sinyal-Sinyal, Lalu
Mentransmisikannya Ke Frekuensi Yang Lain (Downlink). Sebuah Satelit Pengorbit Tunggal Akan Beroperasi Pada Beberapa
Band Frekuensi, Yang Disebut Sebagai Transponder Channel, Atau Singkatnya Transponder.
Ada Dua Konfigurasi Umum Untuk Komunikasi Satelit Yang Popular Yaitu:
a.
Satelit Digunakan Untuk Menyediakan Jalur Titik-Ke Titik Diantara Dua Antena Dari Dua Stasiun Bumi
b.
Satelit Menyediakan Komunikasi Antara Satu Transmitter Dari Stasiun Bumi Dan Sejumlah Receiver Stasiun Bumi.
Agar Komunikasi Satelit Bisa Berfungsi Efektif, Biasanya Diperlukan Orbit Stasioner Dengan Memperhatikan
Posisinya Diatas Bumi.
Sebaliknya, Stasiun Bumi Tidak Harus Saling Berada Digaris Pandang Sepanjang Waktu. Untuk Mrnjadi Stasioner,
Satelit Harus Memiliki Periode Rotasi Yang Sama Dengan Periode Rotasi Bumi. Kesesuaian Ini Terjadi Pada Ketinggian 35.784
Km.
Dua Satelit Yang Menggunakan Band Frekuensi Yang Sama, Bila Keduanya Cukup Dekat, Akan Saling
Mengganggu. Untuk Menghindari Hal Ini, Standar-Standar Terbaru Memerlukan 4 Derajat Ruang. Satelit Komunikasi
Merupakan Suatu Revolusi Dalam Teknologi Komunikasi Dan Sama Pentingnya Dangan Serat Optic. Aplikasi-Aplikasi
Terpenting Untuk Satelit Lainnya Diantaranya Adalah:
a.
b.
c.
Distribusi Siaran Televisi
Transmisi Telepon Jarak Jauh
Jaringan Bisnis Swasta
Beberapa Karakteristik Komunikasi Satelit Dapat Diuraikan Sebagai Berikut:
a.
b.
Akibat Jarak Yang Panjang Terdapat Penundaan Penyebaran (Propagation Delay) Kira-Kira Seperempat Detik Dari
Transmisi Dari Suatu Stasiun Bumi Untuk Di Tangkap Oleh Stasiun Bumi Lain. Disamping Itu Muncul Masalah-Masalah
Yang Berkaitan Dengan Control Error Dan Flow Control.
Gelombang Mikro Merupakan Sebuah Fasilitas Penyiaran, Dan Ini Sudah Menjadi Sifatnya. Bebarapa Stasiun Dapat
Mentransmisikan Ke Satelit, Dan Transmisi Dari Satelit Dapat Diterima Oleh Beberapa Stasiun.
13
Gambar 6. Jalur Titik-Ke-Titik Gelombang Mikro Satelit
Karena Sifat Siarannya, Satelit Sangat Sesuai Untuk Distrbusi Siaran Televisi Dan Dipergunakan Secara Luas Di
Seluruh Dunia. Menurut Penggunaan Cara Lama, Sebuah Jaringan Menyediakan Pemrograman Dari Suatu Lokasi Pusat.
Program-Program Ditransmisikan Ke Satelit Dan Kemudian Disiarkan Ke Sejumlah Stasiun, Dimana Kemudian Program
Tersebut Didistribusikan Ke Pemirsa. Satu Jaringan, Public Broadcasting Service (Pbs) Mendistribusikan Program Televisinya
Secara Eksklusif Dengan Menggunakan Channel Satelit, Yang Kemudian Diikuti Oleh Jaringan Komersial Lainnya, Serta Sistem
Televisi Berkabel Yang Menerima Porsi Besar Dari Program-Program Mereka Dari Satelit. Aplikasi Teknologi Satelit Terbaru
Untuk Distribusi Televisi Adalah Direct Broadcast Satellite (Dbs), Dimana Pada Aplikasi Tersebut Sinyal-Sinyal Video Satelit
Ditransmisikan Secara Langsung Kerumah-Rumah Pemirsa. Karena Mengurangi Biaya Dan Ukuran Antena Penerima, Maka
Dbs Dianggap Sangat Visible, Dan Sejumlah Channel Mulai Disiapkan Atau Sedang Dalam Taraf Perencanaan.
Gambar 7. Jalur Broadcast Melalui Gelombang Mikro Satelit
Transmisi Satelit Juga Dipergunakan Untuk Titik Ke Titik Antar Sentral Telepon Pada Jaringan Telepon Umum. Juga
Merupakan Media Yang Optimum Untuk Kegunaan Luas Dalam Sambungan Langsung Internasional Dan Mampu Bersaing
Dengan Sistem Terrestrial Untuk Penghubung Internasional Jarak Jauh.
Juga Terdapat Sejumlah Apliksi Data Bisnis Untuk Satelit. Provider Satelit Membagi Kapasitas Total Menjadi
Beberapa Channel Dan Menyewakan Channel Itu Kepada User Bisnis Individu. Satu User Dilengkapi Dengan Antena Pada
Sejumlah Situs Yang Dapat Menggunakan Channel Satelit Untuk Jaringan Swasta. Biasanya, Aplikasi-Aplikasi Semacam Itu
Sangat Mahal Dan Terbatas Untuk Organisasi-Organisasi Yang Lebih Besar Dengan Peralatan Canggih. Sebuah Hasil Untuk
Pengembangan Baru Dalam Hal Ini Adalah Sistem Very Small Aperture Terminal (Vsat), Yang Menyediakan Alternatif Biaya
Murah. Dengan Mengacu Pada Beberapa Aturan, Stasiun-Stasiun Ini Menbagi Kapasitas Transmisi Satelit Dari Suatu Stasiun
Pusat. Stasiun Pusat Dapat Saling Mengirimkan Pesan Dengan Setiap Pelanggannya Serta Dapat Merelay Pesan-Pesan Tersebut
Di Antara Pelanggan.
Jangkauan Transmisi Optimum Untuk Transmisi Satelit Adalah Berkisar Pada 1 Sampai 10 Ghz. Dibawah 1 Ghz,
Terdapat Derau Yang Berpengaruh Dari Alam, Meliputi Derau Dari Galaksi, Matahari, Dan Atmosfer, Serta Interferensi Buatan
Manusia, Dari Berbagai Perangkat Elektronik. Diatas 10 Ghz, Sinyal-Sinyal Akan Mengalami Atenuansi Yang Parah Akibat
Penyerapan Dan Pengendapan Di Atmosfer.
Saat Ini Sebagian Besar Satelit Menyediakan Layanan Titik Ke Titik Dengan Menggunakan Bandwidth Frekuensi
Berkisar Antara 5,925 Sampai 6,425 Ghz Untuk Transmisi Dari Bumi Ke Satelit (Uplink) Dan Bandwidth Frekuensi 4,7 Sampai
4,2 Ghz Untuk Transmisi Dari Satelit Ke Bumi (Downlink). Kombinasi Ini Di Tunjukkan Sebagai Band 4/6 Ghz. Patut Dicatat
Bahwa Frekuensi Uplink Dan Downlink Berbeda. Sebuah Satelit Tidak Dapat Menerima Dan Mentransmisi Dengan Frekuensi
Yang Sama Pada Kondisi Operasi Terus-Menerus Tanpa Interferensi. Jadi, Sinyal-Sinyal Yang Diterima Dari Suatu Stasiun
Bumi Pada Satu Frekuensi Harus Ditransmisikan Kembali Dengan Frekuensi Yang Lain.
Band 4/6 Ghz Berada Dalam Zona Optimum 1 Sampai 10ghz, Namun Menjadi Penuh. Frekuensi-Frekuensi Lain Pada
Rentang Tersebut Tidak Tersedia Karena Interferensi Juga Beroperasi Pada Frekuensi-Frekuensi Itu, Biasanya Gelombang Mikro
Terrestrial. Karenanya, Band 12/14 Lebih Dikembangkan Lagi (Uplink:14 Sampai 14,5 Ghz ; Downlink: 11,7 Sampai A4,2
Ghz). Pada Band Frekuensi Ini, Masalah-Masalah Mulai Datang. Untuk Itu, Digunakan Stasiun Bumi Penerima Yang Lebih
Kecil Sekaligus Lebih Murah. Ini Untuk Mengantisipasi Band Ini Juga Menjadi Penuh, Dan Penggunanya Dirancang Untuk
Band 19/29 Ghz. (Uplink 27,5 Sampai 31.0 Ghz; Downlink: 17,7 Sampai 21,2 Ghz). Band Ini Mengalami Masalah-Masalah
Atenuansi Yang Lebih Besar Namun Akan Memungkinkan Band Yang Lebih Lebar (2500 Mhz Sampai 500 Mhz).
Radio Broadcast
Perbedaan-Perbedaan Utama Diantara Siaran Radio Dan Gelombang Mikro Yaitu, Dimana Siaran Radio Bersifat
Segala Arah (Broadcast) Sedangkan Gelombang Mikro Searah (Point-To-Point). Karena Itu, Siaran Radio Tidak Memerlukan
Antena Parabola, Dan Antena Tidak Perlu Mengarah Ke Arah Persis Sumber Siaran
Radio Merupakan Istilah Yang Biasa Digunakan Untuk Menangkap Frekuensi Dalam Rentang Antara 3 Khz Sampai
300 Ghz. Kita Menggunakan Istilah Yang Tidak Formal Siaran Radio Untuk Band Vhf Dan Sebagian Dari Band Uhf: 30 Mhz
Sampai 1 Ghz. Rentang Ini Juga Digunakan Untuk Sejumlah Aplikasi Jaringan Data.
14
Rentang 30 Mhz Sampai 1 Ghz Merupakan Rentang Yang Efektif Untuk Komunikasi Broadcast. Tidak Seperti Kasus
Untuk Gelombang Elektromagnetik Berfrekuensi Rendah, Ionosfer Cukup Trasparan Untuk Gelombang Radio Diatas 30 Mhz.
Jadi Transmisi Terbatas Pada Garis Pandang, Dan Jarak Transmitter Tidak Akan Mengganggu Satu Sama Lain Dalam Arti Tidak
Ada Pemantulan Dari Atmosfer. Tidak Seperti Frekuensi Yang Lebih Tinggi Dari Zona Gelombang Mikro, Gelombang Siaran
Radio Sedikit Sensitive Terhadap Atenuansi Saat Hujan Turun. Karena Gelombangnya Yang Panjang Maka, Gelombang Radio
Relative Lebih Sedikit Mengalami Atenuansi.
Sumber Gangguan Utama Untuk Siaran Radio Adalah Interferensi Multi-Jalur. Pantulan Dari Bumi, Air, Dan Alam
Atau Obyek-Obyek Buatan Manusia Dapat Menyebabkan Terjadinya Multi-Jalur Antar Antena. Efek Ini Nampak Jelas Saat
Penerima Tv Menampilkan Gambar Ganda Saat Pesawat Terbang Melintas.
Infra Merah
Komunikasi Infra Merah Dicapai Dengan Menggunakan Transmitter/Receiver (Transceiver) Yang Modulasi Cahaya
Yang Koheren. Transceiver Harus Berada Dalam Jalur Pandang Maupun Melalui Pantulan Dari Permukaan Berwarna Terang
Misalnya Langit-Langit Rumah. Satu Perbedaan Penting Antara Transmisi Infra Merah Dan Gelombang Mikro Adalah Transmisi
Infra Merah Tidak Dapat Melakukan Penetrasi Terhadap Dinding, Sehingga Masalah-Masalah Pengamanan Dan Interferensi
Yang Ditemui Dalam Gelombang Mikro Tidak Terjadi. Selanjutnya, Tidak Ada Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Pengalokasian
Frekuensi Dengan Infra Merah, Karena Tidak Diperlukan Lisensi Untuk Itu. Pada Handphone Dan Pc.
Bab 5
Pengkodean Data
11.1komunikasi Data
5.1 Definisi Pengkodean Data
Dalam Menyalurkan Data Baik Antar Komputer Yang Sama Pembuatannya Maupun Dengan Komputer Yang Lain
Pembuatannya, Data Tersebut Harus Dimengerti Oleh Pihak Pengirim Maupun Penerima. Untuk Mencapai Hal Itu, Data Harus
Diubah Bentuknya Dalam Bentuk Khusus Yaitu Sandi Untuk Komunikasi Data.
Coding :
Penggambaran Dari Satu Set Simbol Menjadi Set Simbol Yang Lain.
Sistem Sandi Yang Umum Dipakai :
A. Ascii (American Standard Code For Information Interchange)
B. Sandi Baudot Code (Ccitt Alfabet No. 2 / Telex Code
C. Sandi 4 Atau 8
D. Bcd (Binary Coded Decimal)
E. Ebcdic (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code)
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
5.2 Pengelompokkan Karakter
Pada Komunikasi Data Informasi Yang Dipertukarkan Terdiri Dari 2 Grup (Baik Ascii Maupun Ebcdic), Yaitu :
A. Karakter Data
B. Karakter Kendali Digunakan Untuk Mengendalikan Transmisi Data, Bentuk (Format Data), Hubungan Naluri Data Dan
Fungsi Fisik Terminal.
Karakter Kendali Dibedakan Atas :
A. Transmisi Control
Mengendalikan Data Pada Saluran, Terdiri Atas
Soh : Start Of Header
Digunakan Sebagai Karakter Pertama Yang Menunjukkan Bahwa Karakteer Berikutnya Adalah Header
Stx : Start Of Text
Digunakan Untuk Mengakhiri Header Dan Menunjukkan Awal Dari Informasi / Text
Etx : End Of Text
Digunakan Untuk Mengakhiri Text
Eot : End Of Transmision
Untuk Menyatakan Bahwa Transmisi Dari Text Baik Satu Atau Lebih Telah Berakhir
Enq : Enquiry
Untuk Meminta Agar Remote Station Tanggapan
Ack : Acknowledge
Untuk Memberikan Tanggapan Positif Ke Pengirim Dari Penerima
Nak : Negatif Akcnowkedge
Merupakan Tanggapan Negatif Dari Penerima Ke Pengirim
Syn : Synchronous
Digunakan Untuk Transmisi Sinkron Dalam Menjaga Atau Memperoleh Sinkronisasi Antar Peralatan Terminal
Etb : End Of Transmision Block
Digunakan Untuk Menyatakan Akhir Dari Blok Data Yang Ditransmisikan, Bila Data Dipecah Menjadi Beberapa Blok
Dle : Data Link Escape
15
Mengubah Arti Karakter Berikutnya, Digunakan Untuk Lebih Mengendalikan Transmisi Data.
Catatan : Header Dapat Berisi Informasi Tentang Terminal, Misalnya Alamat, Prioritas, Tanggal. Tidak Semua Sistem
Menggunakan Etx Sehingga Dalam Text Harus Ada Informasi Yang Digunakan Untuk Merangkai Berita.
B. Format Effectors
Digunakan Untuk Mengendalikan Tata Letak Fisik Informasi Pada Printout / Tampilan Layar
C. Device Control
Digunakan Untuk Mengendalikan Peralatan Tambahan Dari Terminal
D. Information Separators
Digunakan Untuk Mengelompokkan Data Secara Logis. Umumnya Ditentukan :
Digital Signalling Dengan Teknik Encoding
Analog Signalling Dengan Teknik Modulation
Komunikasi Data Menggunakan Sinyal Digital.
Kelemahan : Jarak Tempuh Pendek Akibat Pengaruh Redaman/Derau Yang Terjadi Pada Media Transmisi.
Pengiriman Sinyal Analog : Jarak Tempuh Jauh.
Masalah : Bagaimana Menggunakan Tehnik Sinyal Analog Untuk Pengiriman Sinyal Digital.
Sinyal Digital Mengenal Dua Keadaan (Biner), Maka Digunakan Tehnik Modulasi. Dengan Tehnik Modulasi Sinyal Digital
Dapat Diubah Menjadi Sinyal Analog Untuk Dikirimkan Dan Setelah Diterima Diubah Kembali Menjadi Sinyal Digital.
Demodulasi : Tehnik Mengubah Digital Menjadi Analog. Gelombang Pembawa Sinyal Ini Disebut Carrier Dan Berbentuk
Sinusoidal.
Terdapat 3 Jenis Modulasi Untuk Mengkonversi Signal Binary Ke Dalam Bentuk Yang Cocok Melalui Pstn, Yaitu Amplitude,
Frequency And Phase.
Teknik Modulasi Merupakan Dasar Dari Frequency Domain :
Modulasi Adalah Proses Encoding Sumber Data Dalam Suatu Sinyal Carrier Dengan Frekuensi Fc.
1. Amplitudo Adalah Besarnya (Tinggi Rendahnya) Tegangan Dari Sinyal Analog
2. Frequency Adalah Jumlah Gelombang Sinyal Analog Dalam Waktu 1 Detik
3. Phase Adalah Besarnya Sudut Dari Sinyal Analog Pada Saat Tertentu
5.3 Kombinasi Yang Dapat Dihasilkan :
A. Data Digital, Sinyal Digital
Secara Umum Peralatan Untuk Mengkode Data Digital Menjadi Sinyal Digital Adalah Sedikit Lebih Komplek Dan Lebih Mahal
Daripada Peralatan Modulator Digital Ke Analog
B. Data Analog, Sinyal Digital
Yang Diijinkan Adalah Menggunakan Transmisi Digital Modern Dan Peralatan Sakelar
C. Data Digital, Sinyal Analog
Beberapa Media Transmisi Seperti Serat Optik / Software Yang Hanya Merambatkan Sinyal Analog
D. Data Analog, Sinyal Analog
Ditransmisikan Sebagai Baseband Yang Mudah Dan Murah. Penggunaan Modulasi Untuk Menggeser Bandwidth Dari Sinyal
Baseband Ke Porsi Lainnya Dari Spektrum
5.3.1 Data Digital, Sinyal Digital
Elemen Sinyal Adalah Tiap Pulsa Dari Sinyal Digital. Data Binari / Digital Ditransmisikan Dengan Mengkodekan Bit-Bit Data
Ke Dalam Elemenelemen Sinyal.
Contoh : Bit Binari 0 Untuk Level Tegangan Rendah Bit Binari 1 Untuk Level Tegangan Tinggi Kecepatan Data Signalling
Dalam Bps (Bit Per Detik)
Sinyal Unipolar Adalah Semua Elemen Sinyal Yang Mempunyai Tanda Yang Sama, Yaitu Positif Semua Atau Negatif Semua.
Sedangkan Sinyal Polar Adalah Elemen Sinyal Dimana Salah Satu Logic Statenya Diwakili Oleh Level Tegangan Positif Dan
Yang Lainnya Oleh Level Tegangan Negatif.
Durasi = Panjang Bit (1/R) Adalah Jumlah Waktu Yang Dibutuhkan Oleh Transmiter Untuk Mengirimkan Bit Dengan
Kecepatan R
Kecepatan Modulasi : Kecepatan Perubahan Level Sinyal Dalam Satuan Baud (Besaran Eleman Sinyal Perdetik)
16
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
Mark Menunjukkan Binari 1, Dan
Space Menunjukkan Binari 0
Faktor Kesuksesan Penerima Dalam Mengartikan Sinyal Yang Datang :
1. Ratio Signal To Noise (S/N) : Peningkatan S/N Akan Menurunkan Bit Error Rate
2. Kecepatan Data / Data Rate : Peningkatan Data Rate Akan Meningkatkan Bit Error Rate (Kecepatan Error Dari Bit)
3. Bandwidth : Peningkatan Bandwidth Dapat Meningkatkan Data Rate.
5 Faktor Evaluasi
(Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Coding)
1. Spektrum Sinyal / Signal Spektrum
Ketidakadaan Komponen Frekuensi Tinggi Berarti Diperlukan Bandwidth Sempit Untuk Transmisi.
2. Kemampuan Sinkronisasi / Clocking / Signal Synchronization Capability
Untuk Menghitung Posisi Start Dan Stop Dari Tiap Posisi Bit Dengan Mekanisme Sinkronisasi.
3. Kemampuan Mendeteksi Error / Signal Error Detecting Capability
Kemampuan Error Detection Dapat Diberikan Secara Sederhana Dengan Pengkodean Natural.
4. Tahan Terhadap Gangguan / Signal Interference And Noise Immunity
Digambarkan Oleh Kecepatan Bit Error.
5. Biaya Dan Kompleksitas / Cost And Complexity
Semakin Tinggi Kecepatan Pensinyalan Untuk Memenuhi Data Rate Yang Ada, Semakin Besar Biayanya.
Teknik Data Digital, Sinyal Digital Terbagi Atas :
Non-Return To Zero / Nrz
Level Tegangannya Tetap Selama Interval Bit Tidak Ada Transisi.
Return To Zero / Rz
Untuk Melihat Perbedaan Antara Kecepatan Data Dan Kecepatan Modulasi
Biphase
Diharapkan Untuk Mengatasi Kerugian Teknik Pengkodean Nrz Dan Rz
Sekurang-Kurangnya Memerlukan 1 Transisi Waktu Bit Dan Sebanyak-Banyaknya 2 Transisi, Sehingga Kecepatan
Maksimumnya 2 X Nrz
Keuntungannya Adalah :
A. Synchronization, Karena Transisi Dapat Diramalkan Selama Masing-Masing Waktu Bit Sehingga Penerima Dapat Sinkron
Dalam Transisi Tersebut.
B. No-Dc-Component, Tidak Mempunyai Komponen Dc, Sehingga Menghasilkan Keuntungan Untuk Mendeteksi Error.
C. Error Detection, Ketidak Adaan Transisi Diharapkan Dapat Dipakai Untuk Mendeteksi Error.
Bipolar / Multilevel Binary
Menggunakan Lebih Dari 2 Level Sinyal
Mempunyai Pusat Bandwidth Pada ½ Kecepatan Bit
Keuntungannya : Tidak Ada Komponen Dc / Kemampuan Sikronisasi Yang Baik Dan Pemakaian Bandwidth Yang Lebih Kecil,
Dapat Menampung Bit Informasi Lebih.
Kerugiannya : Diperlukan Receiver Yang Mampu Membedakan 3 Level (+A, -A, 0) Sehingga Membutuhkan Lebih Dari 3 Db
Kekuatan Sinyal Dibandingkan Nrz Untuk Probabilitas Bit Error Yang Sama.
Bit = 1, Pulsa Pada Tengah Bit Interval Awal Dan Mempunyai Polaritas
Bit = 0, Tidak Ada Pulsa
Memberikan Beberapa Error Detection Capability Jika 1 Harus Mempunyai Tanda Berlawanan
Data Digital, Sinyal Digital
5.3.2 Data Digital, Sinyal Analog
Yang Paling Populer Yaitu Jaringan Telepon Umum. Device Yang Dipakai Adalah Modem (Modulator Dan Demodulator) Yang
Mengubah Data Digital Ke Sinyal Analog (Modulator) Dan Sebaliknya Mengubah Sinyal Analog Ke Data Digital
(Demodulator).
Karena Operasi Modulasi Meliputi 1atau Lebih Dari 3 Sifat Sinyal Pembawa Yaitu Amplitudo, Frequency, Phase, Dimana Sinyal
Yang Dihasilkan Menempati Pusat Bandwidth Pada Frequency Pembawa
A. Ask = Amplitudo Shift Keying 2 Bilangan Binary Digambarkan Oleh 2 Perbedaan Amplitudo Dari Frequency Pembawa
Dapat Menerima Perubahan Perbesaran Secara Tiba-Tiba Dan Teknik Modulasinya Kurang Efisien
B. Fsk = Frequency Shift Keying
Harga 2 Binary Digambarkan Oleh 2 Perbedaan Frequency Mendekati Frequency Pembawa Sangat Mudah Membuat Kesalahan
Dibanding Ask Dalam Jalur Voice Grade Adalah Digunakan Hanya Sampai Dengan 1200 Bps Dipakai Untuk Frequency Tinggi
Pada Jaringan Locak Dengan Kabel Coaxial
C. Psk = Phase Shift Keying
Harga 2 Binary Digambarkan Oleh 2 Perbedaan Phase Dari Frequency Pembawa Yang Digeser Untuk Menggambarkan Data
D. Qpsk = Quardrature Phase Shift Keying
Metode Yang Lebih Komplek Dalam Sistem Pengiriman
Memakai Pergeseran Phase Perkalian 900
Tiap Urutan 2 Bit Dinyatakan Dengan Phase Yang Berbeda
Tujuannya Agar Pengiriman Data Lebih Cepat Dan Penggunaan Bandwidth Medianya Lebih Efisien
Secara Umum Kecepatan Pengiriman Data Yang Termodulasi (D) Tergantung Pada Kecepatan Pengiriman Data Dan Banyaknya
Data Yang Dikirim Secara Paralel, Sehingga :
D = R / L = R / Log2 L
Dengan :
D = Kecepatan Modulasi
17
R = Kecepatan Data
L = Jumlah Perbedaan Elemen-Elemen Sinyal
I = Jumlah Bit Per-Elemen Sinyal
·
·
5.3.3 Data Analog, Sinyal Digital
Digitalisasi Adalah :
Proses Transmisi Data Analog Ke Dalam Sinyalsinyal Data
Konversi Data Analog Ke Dalam Sinyal Digital
Teknik Codec (Coder And Decoder)
1. Pcm = Pulse Code Modulation
Berdasarkan Teori Sampling, Apabila Sinyal F(T) Di Sampling Pada Interval Waktu Reguler Dan Kecepatan Tertingginya 2 Kali
Atau Lebih Dari Ketinggian Frequency Sinyal Yang Mana Sample Berisikan Seluruh Informasi Sinyal Asli, Maka Fungsi F(T)
Dibentuk Kembali Dari Sample Ini Menggunakan Low Pass Filter.
Sinyal Original Diambil Untuk Bandlimited Dengan Bandwidth B, Sample Diambil Pada Rate 2b Atau Setiap 1/2b Detik, Yang
Digambarkan Sebagai Pulsa Sempit Yang Amplitudonya Sebanding Dengan Harga Sinyal Original. Proses Ini Dinamakan Pam
(Pulse Amplitudo Modulation) Yang Merupakan Langkah Pertama Dari Pcm.
2. Dm = Delta Modulation
Data Analog Fungsinya Kurang Lebih Seperti Tangga Rumah Yang Bergerak Keatas Ke Bawah Oleh 1 Level Quantizasi Pada
Masing-Masing Waktu Sampling
Sifat Terpenting Dari Fungsi Tangga Rumah / Staircase Function Adalah Binary. Pada Masing-Masing Waktu Sampling Fungsi
Gerakan Keatas Kebawah Jumlahnya Adalah Konstan, Maka Keluaran Proses Dm Adalah Single Binary Digit Untuk MasingMasing Sample. Pada Pokoknya Aliran Bit Dihasilkan Dari Pendekatan Pengurangan Amplitudo Sinyal Analog.
Nilai 1 = Dihasilkan Jika Fungsi Tangga Rumah Bergerak Keatas Selama Interval Berikutnya
Nilai 0 = Dihasilkan Kebalikannya
Sinyal Berubah 0,1,0,1 Dipakai Jika Amplitudo Konstan
5.3.4 Data Analog, Sinyal Analog
Modulasi Adalah :
Proses Kombinasi Sinyal Masukan M(T) Dan Sinyal Pembawa (Carrier) Pada Frequency Fc Untuk Menghasilkan Sinyal S(T)
Yang Mempunyai Bandwidth Yang Biasanya Berpusat Pada Fc.
Prinsip Teknik Modulasi Menggunakan Data Analog Adalah :
A. Am = Modulasi Amplitudo
Modulasi Ini Menggunakan Amplitudo Sinyal Analog Untuk Membedakan Kedua Keadaan Sinyal Digital, Dimana Frequency
Dan Phasenya Tetap, Amplitudo Yang Berubah.
Dengan Cara Ini, Maka Keadaan ‘1’ (High) Diwakili Dengan Tegangan Yang Lebih Besar Dari ‘0’ (Low), Misalkan ‘1’ = 5 V
Dan ‘0’ = 0 V.
Pcm = Pulse Code Modulation
Dm = Delta Modulation
Am Adalah Modulasi Yang Paling Mudah, Tetapi Mudah Juga Dipengaruhi Oleh Keadaan Media Transmisinya.
Variant Am Yang Populer Untuk Diketahui Adalah Ssb (Single Side Band), Keuntungannya Adalah Pengirim Hanya
Memerlukan 1 Side Band Dan Membersihkan Side Band Lainnya, Dan Sinya Pembawa. Dan Dsbtc (Double Sideband
Transmitter Carrier) Dimana Menyaring Frekuensi Carrier Dan Mengirimkan Kedua Sideband.
B. Fm = Modulasi Frequency
Modulasi Ini Menggunakan Sinyal Analog Untuk Membedakan Kedua Keadaan Sinyal Digital, Dimana Amplitudo Dan
Phasenya Tetap, Frequency Yang Berubah. Kecepatan Transmisi Mencapai 1200 Bit Persekon. Untuk Transmisi Data Sistem
Yang Umum Dipakai Fsk
C. Pm = Modulasi Phase
Modulasi Ini Menggunakan Perbedaan Sudut Phase Sinyal Analog Untuk Membedakan Kedua Keadaan Sinyal Digital, Dimana
Frequency Dan Amplitudo Tetap, Phase Yang Berubah. Cara Ini Paling Baik, Tapi Paling Sukar, Biasanya Dipergunakan Untuk
18
Pengiriman Data Dalam Jumlah Besar Yang Banyak Dan Kecepatan Yang Tinggi. Bentuk Pm Yang Paling Sederhana Adalah
Pergeseran Sudut Phassa 180 Derajat Setiap Penyaluran Bit “0” Dan Tidak Ada Pergeseran Sudut Bila Bit “1” Disalurkan.
5.4 Modem (Modulasi Dan Demodulasi)
Dalam Komunikasi Data Diperlukan Alat Untuk Mengubah Sinyal Digital Dengan Proses Modulasi Dan Menerima Data Yang
Dikirimkan Pada Komputer Untuk Diolah. Alat Ini Disebut Dengan Modulator-Demodulator (Modem).
Modem Menerima Pulsa Biner Dari Komputer, Terminal Atau Alat Lain Dan Mengubahnya Menjadi Sinyal Analog Yang Dapat
Disalurkan Melalui Saluran Komunikasi.
Modulasi Yang Paling Sederhana Yang Sering Digunakan Adalah Fsk (Frequency Shift Keying) Yang Tergolong Dalam Fm.
Tehnik Lainnya Adalah Psk (Phasa Shift Keying) Yang Tergolong Dalam Fm Dan Qam (Quadrature Amolitude Modulation)
Yang Merupakan Kombinasi Dari Phasa Modulation Dan Amplitude Modulation. Saluran Komunikasi Diukur Dengan
Kecepatan Data Yang Disalurkan Melaluinya. Untuk Kecepatan 9600 Bps Keatas Digunakan Cara Khusus. Karena Komunikasi
Data Sistem Komputer Pada Umumnya Mempergunakan Jaringan Telepon Maka Sering Kali Modem Dilengkapi Dengan
Fasilitas Seperti Auto Dial (Sistem Komputer Dapat Langsung Memutar Nomor Telepon Tujuannya Dan Modem Akan
Langsung Bekerja Bila Hubungan Telepon Diperoleh) Dan Auto Answer (Modem Dapat Menghubungkan Diri Dengan Sistem
Komputer Tanpa Pertolongan Operator Bila Ada Panggilan). Modem Yang Dioperasikan Pada Saluran Telepon Disebut Voice
Band Atau Voice Grade Modem.
Pertimbangan Tehnik Dalam Pemilihan Modem :
· Kecepatan Transmisi (Transmision Rate).
Sekurang-Kurangnya Harus Dapat Melayani Volume Data Yang Biasa Dikirimkan.
· Turn-Around Time.
Waktu Yang Diperlukan Oleh Modem Untuk Merubah Fungsinya Dari Pengirim Menjadi Penerima Atau Sebaliknya Berkisar
Antara 20msec - 200 Msec.
· Error Susceptibility (Daya Tahan Terhadap Error).
Modulasi Pm Lebih Baik Daripada Fm Untuk Kecepatan Diatas 4800 Bps. Saluran Komunikasi Harus Dibuat Sedemikian Rupa
Sehingga Error Rate Dapat Kecil, Proses Ini Disebut Line Conditioning.
· Realibility
· Cost (Biaya) Harus Sebanding Dengan Kecepatannya.
· Maintainability (Perawatannya).
Accoustic Coupler
Adalah Modem Yang Dipergunakan Melalui Alat Telepon. Modem Ini Mengubah Sinyal Biner Menjadi Sinyal Akustik Yang
Kemudian Diberikan Ke Mikrofon Dari Pesawat Telepon. Pada Penerima Sinyal Akustik Yang Diberikan Oleh Loudspeaker
Dari Pesawat Telepon Diubah Oleh Mikropon Dari Accoustic Coupler Menjadi Sinyal Digital Kembali. Modem Ini
Kehandalannya Rendah Dan Sekarang Sudah Tidak Banyak Digunakan.
Bab 6
Antarmuka Komunikasi Data
6.1 Transmisi Syhchronous Dan Asyhchronous
Transmisi Suatu Aliran Bit Dari Satu Perangkat Ke Perangkat Yang Lain Sepanjang Jalur Transmisi Melibatkan Kerja
Sama Dan Kesesuaian Antara Kedua Perangkat. Salah Satu Persyaratan Terpenting Untuk Itu Adalah Sinkronisasi.
Receiver Harus Mengetahui Berapa Rate Pada Posisi Di Mana Bit Tersebut Yang Diterima Sehingga Dapat Memeriksa
Jalur Pada Interval Reguler Untuk Menentukan Nilai Setiap Bit Yang Diterima. Ada Dua Teknik Yang Paling Umum
Digunakan Untuk Tujuan Ini. Pada Transmisi Asynchronous, Masing-Masing Karakter Data Diperlakukan Secara Terpisah.
Setiap Karakter Dimulai Dengan Bit Awal Yang Akan Memberi Tanda Pada Receiver Bila Sebuah Karakter Telah Tiba.
Receiver Memeriksa Setiap Bit Dalam Karakter Dan Kemudian Mencari Permulaan Karakter Berikutnya. Teknik Ini Tidak
Berhasil Baik Untuk Blok Data Yang Panjang Karena Detak Pada Receiver Kemungkinan Tidak Sinkron Dengan Detak
Pada Transmitter. Bagaimanapun Juga, Mengirim Data Dalam Blok Besar Tentunya Lebih Efisien Daripada Mengirim
Data Per Karakter Pada Satuan Waktu Tertentu. Untuk Blok Yang Besar, Digunakan Transmisi Synchronous. MasingMasing Blok Data Dibentuk Dalam Bentuk Frame Yang Mencakup Tanda Permulaan Dan Tanda Terakhir. Beberapa
Bentuk Sinkronisasi, Misalnya Penggunaan Pengkodean Manchester Juga Dimanfaatkan Dalam Hal Ini.
19
Untuk Sebuah Perangkat Yang Dipergunakan Untuk Transmisi Melalui Suatu Media, Harus Dipasang Pada Suatu Alat
Yang Disebut Interface. Interface Tidak Hanya Menentukan Karakteristik-Karakteristik Sinyal Namun Juga Menentukan
Untuk Dua Perangkat Yang Dihubungkan Melalui Sebuah Media Transmisi Untuk Memindah Data, Diperlukan Suatu Kerjasama
Tingkat Tinggi. Biasanya, Data Ditransmisikan Satu Bit Sekaligus Di Sepanjang Media. Waktu (Rate, Durasi, Jarak) Bit-Bit Ini
Harus Sama Untuk Transmitter Dan Receiver. Ada Dua Teknik Yang Biasa Digunakan Untuk Mengontrol Waktu, Yakni
Asynchronous Dan Synchronous-Dibahas Secara Terperinci Di Bagian 6.1. Berikutnya, Bab Ini Menyajikan Gambaran Berbagai
Jenis Konfigurasi Saluran Yang Biasa Dipergunakan. Terakhir, Kita Mengamati Interface Fisik Antara Perangkat Pentransmisi
Data Dan Jalur Transmisi. Biasanya, Perangkat Data Digital Tidak Dipasang Dan Sinyal Juga Tidak Melintasi Media Secara
Langsung. Karenanya, Proses Ini Dihubungkan Melalui Suatu Interface Standar Yang Mampu, Menyediakan Kemampuan
Mengontrol Interaksi Antara Perangkat Pentransmisi/Penerima Dan Jalur Transmisi.
Transmisi Synchronous Dan Asynchronus
Di Unit Ini, Kita Menekankan Perhatian Kita Pada Transmisi Data Seri; Yakni Di Mana, Data Yang Ditransfer Lebih Dari Satu
Sinyal Dibandingkan Dengan Sinyal Pada Saluran Paralel, Sebagaimana Yang Biasa Dilakukan Dengan Perangkat 1/O Dan Jalur
Sinyal Komputer Internal. Dengan Transmisi Seri, Elemen-Elemen Pensinyalan Dikirim Sepanjang Jalur Sekaligus. Setiap
Elemen-Elemen Pensinyalan Bisa Berarti:
Kurang Dari Satu Bit: Dalam Hal Ini, Contohnya, Dengan Pengkodean Manchester.
Satu Bit: Contohnya, Nrz-L Digital Dan Fsk Analog.
Lebih Dari Satu Bit: Contohnya, Qpsk.
Untuk Menyederhanakan Pembahasan Selanjutnya, Kita Mengasumsikan Satu Bit Per Elemen Pensinyalan Kecuali Bila Yang
Sebaliknya Yang Dinyatakan. Pembahasan Ini Tidak Secara Langsung Dipengaruhi Oleh Simplifikasi Ini.
6.1.1 Transmisi Asynchronous
Ada Dua Pendekatan Yang Paling Umum Untuk Mencapai Sinkronisasi Yang Diharapkan. Pertama Disebut Transmisi
Asynchronous. Strategi Dalam Skema Ini Adalah Menghindari Problem Yang Berkaitan Dengan Waktu Dengan Cara Tidak
Mengirimkan Deretan Bit Yang Panjang Dan Tidak Putus-Putus. Jadi, Data Ditransmisikan Satu Karakter Sekaligus, Dimana
Setiap Karakter Panjangnya Lima Sampai Delapan Bit.') Waktu Atau Sinkronisasi Harus Dipertahankan Hanya Didalam Setiap
Karakter; Receiver Memiliki Peluang Melakukan Sinkronisasi Pada Permulaan Setiap Karakter Baru.
6.1.2 Transmisi Synchronous
Dengan Transmisi Synchronous, Suatu Blok Bit Ditransmisikan Dalam Suatu Deretan Yang Cukup Mantap Tanpa Kode Start
Dan Stop. Panjang Blok Tersebut Bisa Terdiri Dari Bit-Bit Yang Begitu Banyak. Untuk Mencegah Ketidaksesuaian Waktu Di
Antara Transmitter Dan Receiver, Detak-Nya Dengan Cara Apapun Harus Dibuat Sinkron. Salah Satu Kemungkinannya Adalah
Dengan Menyediakan Sebuah Jalur Detak Terpisah Diantara Transmitter Dan Receiver. Salah Satu Sisi (Transmitter Maupun
Receiver) Mengatur Jalur Secara Teratur Dengan Satu Pulsa Pendek Per Bit Waktu. Sisi Yang Lain Mengunakan Pulsa Reguler
Ini Sebagai Detak. Teknik Ini Akan Bekerja Dengan Baik Untuk Jarak Pendek, Namun Untuk Jarak Yang Lumayan Panjang
Pulsa Detak Akan Menjadi Sasaran Gangguan-Gangguan Yang Sama Seperti Yang Terjadi Pada Sinyal Data, Ditambah Lagi
Dengan Adanya Kesalahan Dalam Hal Waktu. Alternatif Lain, Dengan Menyimpan Informasi Pewaktuan Pada Sinyal Data.
Untuk Sinyal-Sinyal Digital, Hal Ini Bisa Diperoleh Dengan Pengkodean Manchester Atau Manchester Diferensial. Sedangkan
Untuk Sinyal-Sinyal Analog, Terdapat Sejumlah Teknik Yang Dapat Dipergunakan; Misalnya, Frekuensi
Pembawa Itu Sendiri Juga Dapat Dipergunakan Untuk Mensinkronkan Receiver Didasarkan Atas Fase Fekuensi Pembawa.
Dengan Transmisi Synchronous, Terdapat Level Sinkronisasi Lain Yang Diperlukan, Yang Memungkinkan Bagi Receiver
Menentukan Awal Dan Akhir Suatu Blok Data. Untuk Mencapai Hal Ini, Setiap Blok Diawali Dengan Pola Bit Preamble Dan
Biasanya Diakhiri Dengan Pola Bit Postamble. Selain Itu, Bit-Bit Yang Lain Ditambahkan Ke Blok Data Yang Membawa
Informasi Kontrol Yang Dipergunakan Dalam Prosedur Kontrol Data Link Sebagaimana Yang Didiskusikan Di Akan Datang.
Data Plus Preamble, Postamble, Dan Informasi Kontrol Disebut Frame. Bentuk Frame Yang Tepat Tergantung Pada Prosedur
Kontrol Data Link Apa Yang Berlaku.
Gambar 6.2 Menunjukkan, Menurut Istilah Umum, Bentuk Frame Khusus Untuk Transmisi Synchronous. Biasanya, Frame
Diawali Dengan Suatu Preamble Yang Disebut Flag, Yang Panjangnya Delapan Bit. Flag Yang Sama Dipergunakan Sebagai
Postamble. Receiver Mencari Pola Flag Untuk Menandai Permulaan Frame. Ini Diikuti Dengan Beberapa Bit-Bit Kontrol,
Kemudian Bit-Bit Data (Panjangnya Variabel Untuk Sebagian Besar Protokol), Bit-Bit Kontrol Lagi, Dan Terakhir Flag Diulang
Lagi.
Untuk Blok Data Yang Cukup Besar, Transmisi Synchronous Jauh Lebih Efisien Dibanding Transmisi Asynchronous. Transmisi
Asynchronous Memerlukan Tambahan 20 Persen Atau Bahkan Lebih Informasi Kontrol, Preamble, Dan Postamble Dalam
Transmisi Synchronous Biasanya Kurang Dari 100 Bit. Sebagai Contoh, Salah Satu Dari Skema Yang Paling Umum, Hdlc
(Digambarkan Di Bab 7), Memuat 48 Bit Kontrol, Preamble, Dan Postamble. Sehingga, Untuk 1000 Karakter Blok Data,
Masing-Masing Frame Berisikan 48 Bit Tambahan Dan 1000 X 8 = 8.000 Bit Data, Sedangkan Persentase Kelebihannya Hanya
48/8048 X 100% = 0,6%.
6.2 Konfigurasi Saluran
Dua Karakteristik Yang Membedakan Berbagai Konfigurasi Penghubung Data Adalah Topologi Dan Apakah Penghubung
Tersebut Half Duplex Atau Full Duplex.
Topologi
Topologi Penghubung Data Menunjuk Pada Susunan Station Secara Fisik Pada Suatu Media Transmisi. Bila Hanya Terdapat
Dua Station (Misalnya, Sebuah Terminal Dan Satu Komputer Atau Dua Komputer) Penghubungnya Adalah Dari Ujung-KeUjung. Bila Terdapat Lebih Dari Dua Station, Maka Berupa Topologi Multipoin. Biasanya, Penghubung Multipoin
20
Dipergunakan Bila Station Yang Ada Adalah Sebuah Komputer Dan Seperangkat Terminal (Station Kedua). Saat Ini, Topologi
Multipoin Banyak Ditemukan Di Lingkup Local Area Network.
Biasanya, Topologi Multipoin Dimungkinkan Bila Terminal Hanya Melakukan Transmisi Dalam Waktu Yang Singkat. Gambar
6.3 Menunjukkan Penjelasan Kelebihan Konfigurasi Multipoin Ini. Bila Setiap Terminal Memiliki Penghubung Dari Ujung-KeUjung Ke Komputernya, Maka Komputer Tersebut Harus Memiliki Port I/O Khusus Untuk Masing-Masing Terminal. Juga
Terdapat Penghubung Transmisi Yang Terpisah Dari Komputer Ke Setiap Terminal. Dalam Konfigurasi Multipoin, Komputer
Hanya Memerlukan Port I/O Tunggal Dan Penghubung Transmisi Tunggal Yang Bisa Menghemat Biaya.
Full Duplex Dan Half Duplex
Perpindahan Data Melalui Jalur Transmisi Bisa Diklasifikasikan Sebagai Full Duplex Atau Half Duplex. Dengan Transmisi Half
Duplex, Hanya Salah Satu Dari Kedua Stationt Pada Hubungan Ujung-Ke-Ujung Yang Bisa Melakukan Transmisi Saat Itu Juga.
Model Ini Juga Menunjuk Pada Two-Way Alternate, Dimana Dua Station Harus Bergantian Melakukan Transmisi. Hal Ini Bisa
Diibaratkan Dengan Satu-Jalur, Dua-Jembatan. Bentuk Transmisi Semacam Ini Bering Dipergunakan Untuk Interaksi TerminalKe-Komputer. Sementara User Memasuki Dan Mentransmisikan Data, Komputer Host Berhenti Mengirim Data Ke Terminal,
Karena Bisa Muncul Di Layar Terminal Dan Menyebabkan Kebingungan.
Sedangkan Untuk Transmisi Full-Duplex, Dua Stationt Secara Simultan Mengirim Dan Menerima Satu Sama Lain. Sehingga
Model Ini Disebut Juga Two-Way Simultaneous Dan Bisa Diibaratkan Sebagai Dua-Jalur, Dua-Jembatan. Untuk Perpindahan
Data Dari Komputer-Kekomputer, Bentuk Transmisi Ini Lebih Efisien Dibanding Transmisi Half-Duplex.
Dengan Pensinyalan Digital, Yang Memerlukan Transmisi Guided, Operasi Full-Duplex Memerlukan Dua Path Transmisi Yang
Terpisah (Misalnya, Twisted Pair), Sedangkan Operasi Half-Duplex Hanya Memerlukan Satu Jalur Saja. Untuk Pensinyalan
Analog, Hal Ini Tergantung
Dari Frekuensinya; Bila Station Mentransmisi Dan Menerima Data Pada Frekuensi Yang Sama, Maka Harus Beroperasi Dengan
Model Half Duplex Untuk Transmisi Wireless, Meskipun Bisa Juga Beroperasi Dengan Model Full Duplex Untuk Guided
Transmission Menggunakan Dua Jalur Transmisi Yang Terpisah. Bila Station Hanya Mentransmisi Data Pada Satu Frekuensi
Dan Menerima Data Pada Frekuensi Yang Lain, Bisa Beroperasi Dengan Model Full-Duplex Untuk Transmisi Wireless Dan
Menggunakan Model Full-Duplex Dengan Satu Jalur Tunggal Untuk Guided Transmission.
Kenyataannya Memang Mungkin Mentransmisikan Ke Kedua Arah Secara Simultan Pada Satu Jalur Tunggal Menggunakan
Suatu Teknik Yang Disebut Echo Cancellation. Teknik Pengolahan Sinyal Ini Penjelasannya Jauh Melampaui Yang Dibahas Di
Buku Ini.
6.3 Antarmuka / Penginterfacean
Sebagian Besar Perangkat Pengolahan Data Memiliki Kemampuan Transmisi Data Yang Terbatas. Biasanya, Mereka
Menghasilkan Sinyal Digital Sederhana, Seperti Nrz-L Dan Lintasan Jarak Yang Terbatas. Akibatnya, Jarang Sekali Untuk
Perangkat Semacam Itu (Terminal, Komputer) Dihubungkan Secara Langsung Dengan Fasilitas Transmisi Atau Jaringan.
Gambaran Yang Lebih Umum Ditunjukkan Pada Gambar 6.4. Perangkat-Perangkat Yang Kita Bahas Ini, Termasuk Terminal
Dan Komputer, Umumnya Disebut Sebagai Data Terminal Equipment (Dte). Dte Memungkinkan Penggunaan Sistem Transmisi
Melalui Penghubung Data Circuit-Terminating Equipment (Dce). Contoh Untuk Itu Adalah Modem.
Pada Satu Sisi, Dce Bertanggung-Jawab Mentransmisi Dan Menerima Bit-Bit, Satu Sekaligus Dalam Satu Waktu, Melalui
Sebuah Media Transmisi Atau Jaringan. Di Sisi Yang Lain, Dce Harus Berinteraksi Dengan Dte. Umumnya, Hal Ini
Membutuhkan Pertukaran Informasi Kontrol Dan Data. Ini Dilakukan Melalui Seperangkat Kabel Yang Disebut Rangkaian
Pertukaran. Untuk Skema Ini, Diperlukan Tingkat Kerjasama Yang Tinggi. Kedua Dce Yang Memindahkan Sinyal Melalui
Jaringan Atau Jalur Transmisi Harus Saling Mengerti Satu Sama Lain. Maksudnya, Receiver Pada Masing-Masing Dce Harus
Menggunakan Skema Pengkodean Yang Sama (Misalnya, Manchester, Psk) Serta Rate Data Seperti Halnya Dengan Transmitter.
Selain Itu, Setiap Pasangan Dte-Dce Harus Dirancang Sedemikian Rupa Agar Bisa Berinteraksi Dengan Baik. Untuk
Mengurangi Beban Peralatan Pengolahan Data Pada User Atau Pembuatnya, Dikembangkan Standar-Standar Yang Menentukan
Sifat Interface Antara Dte Dan Dce. Interface Semacam Itu Memiliki Empat Karakteristik Penting Yakni:
Mekanik
Elektrik
Fungsional
Prosedural
Karakteristik Mekanik Menyangkut Hubungan Fisik Yang Terjadi Antara Dte Dan Dce. Biasanya, Rangkaian Pertukaran Sinyal
Dan Kontrol Dibundel Di Dalam Sebuah Kabel Dengan Suatu Konektor Terminator, Male Atau Female, Pada Setiap Ujungnya.
Dte Dan Dce Harus Menggunakan Konektor Dengan Jenis Yang Berlainan Pada Salah Satu Ujung Kabel, Karena Mempengaruhi
Koneksinya Secara Fisik. Situasinya Sama Dengan Daya Listrik Untuk Perumahan-Perumahan. Daya Diperoleh Melalui Stop
Kontak, Dan Perangkat Yang Dihubungkan Harus Memiliki Konektor Male Yang Tepat
Bab 7
Data Link Kontrol
Agar Komunikasi Data Digital Berlangsung Efektif, Banyak Hal Yang Akan Diperlukan
Untuk Mengontrol Dan Mengatur Pertukaran Data. Agar Sistem Pengontrolan Yang
Diperlukan Dapat Tercapai Diperlukan Layer Yang Secara Logika Ditambahkan Diatas
21
Physical-Interface, Logika Yang Ditambahkan Tersebut Dinamakan Sebagai Data-Linkcontrol Atau Data-Link-ControlProtocol. Untuk Melihat Kegunaan Data-Link-Control, Maka Ditampilkan Beberapa Hal Yang Berkaitan Dengan Komunikasi
Data Agar Berjalan Efektif Diantara Dua Station (Transmiter-Receiver) Yang Terhubung, Yang Meliputi :
· Frame-Synchronization
Data Dikirimkan Dalam Bentuk Blok Yang Disebut Frame, Awal Dan Akhir Masingmasing
Frame Harus Dapat Dikenali.
· Flow-Control
Station Pengirim Tidak Akan Mengirim Frame Pada Kecepatan Yang Tinggi Jika Station
Penerima Tidak Dapat Menangkapnya.
· Error-Control
Beberapa Bit Error Yang Dikenali Dalam Sistem Transmisi Harus Dapat Diperbaiki/Betulkan.
· Addressing
Pada Lintasan Yang Bertitik Banyak, Seperti Misalnya Pada Local-Area-Network, Maka
Identitas Dari Kedua Station Yang Terlibat Didalam Transmisi Harus Spesifik
· _Control Dan Data Pada Link Yang Sama
Tidak Diperlukan Sekali Untuk Memiliki Jalur Komunikasi Yang Terpisah Secara Fisik
Untuk Informasi Pengontrol, Tetapi Penerima (Receiver) Harus Dapat Membedakan
Informasi Pengontrol Dari Data Yang Sedang Dikirimkan.
· Link-Management
Untuk Memulai, Merawat Dan Memutus Lintasan Komunikasi Yang Menopang
Pertukaran Data Membutuhkan Sejumlah Koordinasi Dan Kerjasama Beberapa Station, Sehingga Diburuhkan Suatu Prosedur
Untuk Mengatur Pertukaran Data Ini.
7.1. Transmisi Sinkron
Untuk Transmisi Data Dengan Blok Data Yang Besar Dan Kecepatan Transfer Yang Tinggi, Maka Dapat Digunakan Transmisi
Sinkron Sebagai Alternatif. Dengan Transmisi Sinkron Blok (Frame) Dari Data Secara Lengkap Dikirimkan Seperti Deretan Bit
Yang Berdekatan Tanpa Adanya Delay Diantara Elemen Karakter, Tidak Seperti Transmisi Asinkron Yang Ditandai Dengan
Start-Bit Dan Stop-Bit Tiap Elemen Karakter 7 Bit.
· Deretan Bit Yang Dikirimkan Memiliki Pengkodean Yang Sama Antara Transmitter Dan Receiver Sehingga Receiver Dapat
Memperoleh Data Secara Sinkron.
· Semua Frame Yang Kan Dikirim Terlebih Dahulu Diawali Oleh Reserved-Bytes Untuk Memastikan Receiver Siap Untuk
Menterjemahkan Deretan Bit Agar Didapatkan
Data Yang Benar.
· Isi Dari Masing-Masing Frame Terbungkus Oleh Sepasang Reserved-Bytes Sebagai
Sinkronisasi Frame.
7.2. Flow Control
Flow-Control Adalah Suatu Teknik Untuk Menjamin Bahwa Entitas Pengirim Tidak Akan Membanjiri Data Kepada Entitas
Penerima. Entitas Penerima Secara Khusus Mengalokasikan Buffer Dengan Beberapa Kali Panjangnya Tansfer. Ketika Data
Diterima Receiver Harus Mengerjakan Sejumlah Proses Tertentu Sebelum Mengalirkan Data Ke Software Dengan Level Yang
Lebih Tinggi. Dengan Tidak Adanya Flow-Control Maka Buffer Pada Penerima Dapat Terisi Penuh Dan Melebihi Kapasitas,
Bersamaan Pada Saat Penerima Masih Memproses Data Sebelumnya. Sebagai Permulaannya Maka Kita Menguji Mekanisme
Flow-Control Dengan Tidak Adanya Error, Seperti Ditunjukkan
Diasumsikan Bahwa Semua Frame Yang Dikirimkan Berhasil Diterima Dengan Sukses,
Tidak Ada Frame Yang Hilang Dan Tidak Ada Frame Yang Datang Mengalami Error.
Selanjutnya Frame-Frame Tersebut Tiba Bersamaan Dengan Dikirimkannya Frame, Bagaimanapun Juga Masing-Masing Frame
Yang Dikirimkan Sebelum Diterima Akan
Mendapat Delay Pasa Saluran Yang Besarnya Berubah-Ubah.
_Stop-And-Wait Flow-Control
Bentuk Sederhana Dari Flow-Control Adalah Stop-And-Wait Flow-Control Yang Bekerja
Sebagai Berikut. Entitas Sumber Mengirimkan Frame, Setelah Diterima Entitas Tujuan
Memberi Tanda Untuk Menerima Frafe Berikutnya Dengan Mengirimkan Balasan Sesuai Frame Yang Telah Diterima. Entitas
Sumber Harus Menunggu Sampai Ia Menerima Balasan Dari Entitas Tujuan Sebelum Mengirimkan Frame Berikutnya.
Selanjutnya Entitas Sumber Dapat Menghentikan Aliran Data Dengan Menahan Jawaban. Prosedur Ini Dapat Bekerja Dengan
Baik Tentunya Bila Data Dikirimkan Dalam Jumlah Frame Yang Besar, Dalam Hal Ini Entitas Sumber Akan Membagi Blok
Data Yang Banyak Menjadi Blok Data Yang Lebih Kecil Yang Kemudian Dikirimkan Dalam Beberapa Frame. Stop-And-Wait
Digunakan Untuk Transmisi Dengan Keperluan Tertentu, Yang Memiliki Beberapa Ciri-Ciri :
· Ukuran Buffer Pada Receiver Terbatas.
· Transmisi Dapat Lebih Banyak, Sebab Bila Dikirimkan Secara Langsung Sebanyak
Frame Dari Data Yang Ada, Maka Akan Mudah Menimbulkan Error, Sehingga
Dengan Frame Yang Lebih Kecil Maka Error Dapat Dideteksi Lebih Awal Dari
Sejumlah Frame Data Yang Dikirimkan.
· Pada Pemakaian Bersama Sebuah Media Atransmisi (Misalkan Lan), Umumnya
Tidak Diijinkan Untuk Menempati Media Transmisi Dalam Waktu Yang Lama Yang
Menyebabkan Delay Pada Station Lain Yang Akan Melakukan Transmisi.
Sliding-Window Flow Control
Masalah Utama Yang Selama Ini Adalah Bahwa Hanya Satu Frame Yang Dapat Dikirimkan Pada Saat Yang Sama. Dalam
Keadaan Antrian Bit Yang Akan Dikirimkan Lebih Besar Dari Panjang Frame (A>1) Maka Diperlukan Suatu Efisiensi. Untuk
Memperbesar Efisiensi Yang Dapat Dilakukan Dengan Memperbolehkan Transmisi Lebih Dari Satu Frame Pada Saat Yang
Sama. Bila Suatu Station A Dan B Dihubungkan Dengan Jalur Full-Duplex, Station B Mengalokasikan Buffers Dengan Selebar N
Frame, Yang Berarti Stasiun B Dapat Menerima N Frame, Dan Station A Diperbolehkan Untuk Mengirim Frame Sebanyak N
Tanpa Menunggu Adanya Jawaban. Untuk Menjaga Jejak Dimana Frame Yang Dikirimkan Sedang Dijawab Maka MasingMasing Jawaban Diberi Label Dengan Nomor Yang Urut. Station B Menjawab Frame Dengan Mengirimkan Jawaban Yang
Dilengkapi Nomor Urut Dari Frame Berikutnya Yang Diinginkan. Jawaban Ini Juga Memiliki Maksud Untuk Memberitahukan
22
Bahwa Station B Siap Untuk Menerima N Frame Berikutnya, Dimulai Dengan Nomer Urut Yang Telah Tercantum. Skema Ini
Juga Dapat Dipergunakan Untuk Menjawab Lebih Dari Satu Frame. Misalnya Station B Dapat Menerima Frame 2, 3 Dan 4,
Tetapi Menahan Jawaban Sampai Samapai Frame Ke 4 Tiba, Dengan Kembali Jawaban Dengan Nomer Urut 5, Station B
Menjawab Frame 2, 3, Dan 4 Pada Satu Saat. Station A Memeliharan Daftar Nomer Urutan Yang Boleh Dikirim, Sedangkan
Station B Memelihara Daftar Nomer Urutan Yang Siap Akan Diterima. Masing-Masing Daftar Tersebut Dapat Dianggap Sebagai
Window Dari Frame, Sehingga Prinsip Kerjanya Disebut Dengan Pengontrol Aliran Sliding-Window. Diperlukan Untuk Dibuat
Komentar Tambahan Untuk Masing-Masing, Karena Nomer Urut Yang Dipakai Menempati Daerah Didalam Frame, Komentar
Tambahan Ini Dibatasai Oleh Terbatasnya Tempat Yang Tersedia. Misalnya Untuk Daerah Dengan Panjang 3 Bit, Maka Nomer
Urut Jangkauannya Antara 0 S/D 7 Saja, Sehingga Frame Diberi Nomer Dengan Modulo 7, Jadi Sesudah Nomer Urut 7
Berikutnya Adalah Nomer 0. Pada Umumnya Untuk Daerah Dengan Apnjang K-Bit, Untuk Memberikan Dukungan Agar
Efiisien Seperti Yang Diinginkan, Dipersiapkan Piggybacking (Celengan), Masing-Masing Frame Data Dilengkapi Dengan
Daerah Yang
Menangkap Urutan Nomer Dari Frame, Ditambah Daerah Yang Menangkap Urutan Nomer Yang Dipakai Sebagai Jawaban.
Selanjutnya Bila Suatu Station Memiliki Data Yang Akan Dikirim Dan Jawaban Yang Akan Dikirimkan, Maka Dikirimkan
Bersama-Sama Dalam Satu Frame, Cara Yang Demikian Dapat Meningkatkan Kapasitas Komunikasi. Jika Suatu Station
Memiliki Jawaban Tetapi Tidak Memiliki Data Yang Akan Dikirim, Maka Station Tersebut Mengirimkan Frame Jawaban Yang
Terpisah. Jika Suatu Station Memiliki Data Yang Akandikirimkan Tetapi Tidak Memiliki Jawaban Baru Yang Akan Dikirim
Maka Station Tersebut Mengulangi Dengan Mengirimkan Jawaban Terakhir Yang Dikirim, Hal Ini Disebabkan Frame Data
Dilengkapi Daerah Untuk Nomer Jawaban, Dengan Suatu Nilai (Angka) Yang Harus Diletakkan Kedalam Daerah Tersebut. Jika
Suatu Station Menerima Jawaban Yang Sama (Duplikat) Maka Tinggal Mengabaikan Jawaban Tersebut. Sliding-Window
Dikatakan Lebih Efisien Karena Jalur Komunikasi Disiapkan Seperti Pipa Saluran Yang Setiap Saat Dapat Diisi Beberapa Frame
Yang Sedang Berjalan, Tetapi Pada Stop-And-Wait Hanya Satu Frame Saja Yang Boleh Mengalir Dalam Pipa Saluran Tersebut.
Protokol Synchronous-Data-Link-Control (Sdlc) Pertama Kali Di Publikasikan Pada
Sdlc Dilengkapi Dengan Sinyal Yang Ditetapkan Sebagai Pemberitahu Receiver Untuk
Membatalkan Frame Yang Sedang Diproses, Dengan Cata Tansmitter Mengirimkan 7
Urutan Bit 1 Kepada Receiver Yang Diartikan Sebagai Karakter Pembatal, Proses
Penerimaan Data Akan Terhenti Sampai Menunggu Tanda Berikutnya, Dan Frame Data
Yang Sedang Diproses Dikosongkan.
7.3. Protokol Hdlc
Salah Satu Protokol Untuk Data-Link-Control Yang Paling Penting Adalah Highlevel- Datalink-Control (Hdlc) Berdasarkan
Iso33009 Dan Iso4335, Yang Diadopsi Dari Standart Ccitt Untuk Jaringan Packet-Switching X.25.
Pada Awal Dan Akhir Frame Pada Hdlc Juga Ditandai Dengan Menggunakan Urutan Bit 0111117 Seperti Pada Sdlc, Sedangkan
Perbedaan Antara Sdlc Dan Hdlc Adalah:
· Hdlc Menggunakan Deretan Bit Untuk Alamat Dan Controk Sebanyak 7 Bit
· Karakter Pembatal Pada Hdlc Menggunakan 7 Bit 1 (Sdlc 7 Bit)
· _Byte Terakhir Pada Field Alamat Dan Pengontrol Yang Memiliki Lsb 1 Yang
Menandakan Akhir Field.
Flag-Field
Dipakai Untuk Pembatas Frame Pada Kedua Ujung Frame Dengan Deretan Biner 0111117, Flag Tunggal Dapat Digunakan
Untuk Menutup Flag Satu Frame Dan Membuka Flag Untuk Frame Berikutnya. Interface Pada Sisi Receiver Terus Menerus
Mencari Urutan Flag Untuk Mensinkronkan Awal Frame. Sambil Menerima Frame Receiver Akan Terus Mencari Urutan BitFlag Untuk Menentukan Akhir Frame.
Bab 8
Multiplexing
Dua Stasiun Komunikasi Tidak Akan Memakai Kapasitas Penuh Dari Suatu Data Link Untuk Efisiensi, Karena Itu Sebaiknya
Kapasitasnya Dibagi. Pembagian Ini Diistilahkan Sebaga Multiplexing.
Contoh Sederhananya Yaitu Multidrop Line, Dimana Sejumlah Perangkat Secondary (Misal : Terminal) Dan Sebuah Primary
(Misal : Komputer Host) Saling Berbagi Pada Jalur/Line Yang Sama.
Keuntungannya :
· Komputer Host Hanya Butuh Satu Port I/O Untuk Banyak Terminal
· Hanya Satu Line Transmisi Yang Dibutuhkan.
Pada Chapter Ini Dibahas 3 Teknik Multiplexing :
· Frequency-Division Multiplexing (Fdm), Paling Umum Dipakai Untuk Radion Atau Tv
·Time-Division Multiplexing (Tdm) Atau Synchronous Tdm, Dipakai Untuk Ultiplexing
Digital Voice.
· Peningkatan Efisiensi Synchronous Tdm Dengan Variasi Sebagai Berikut :
O Statistical Tdm
O Asynchronous Tdm
O Intelligent Tdm
Multiplexer Mengkombinasikan (Me-Multiplex) Data Dari N Input Dan Mentransmisi Melalui Kapasitas Data Link Yang
Tinggi.
Demultiplexer Menerima Aliran Data Yang Di-Multiplex (Pemisahan (Demultiplex) Dari Data Tersebut Tergantung Pada
Channel) Dan Mengirimnya Ke Line Output Yang Diminta.
23
Gambar 8.1 Multiplexing
8.1 Frequency Division Multiplexing
Karakteristik
· Digunakan Ketika Bandwidth Dari Medium Melebihi Bandwidth Sinyal Yang Diperlukan
Untuk Transmisi.
· Tiap Sinyal Dimodulasikan Kedalam Frekuensi Carrier Yang Berbeda Dan Frekuensi Carrier Tersebut Terpisah Dimana
Bandwidth Dari Sinyal-Sinyal Tersebut Tidak Overlap.
Gambar 8.2 Fdm Dan Tdm
Enam Sumber Sinyal Dimasukkan Ke Dalam Suatu Multiplexer, Yang Memodulasi Tiap Sinyal Ke Dalam Frekuensi Yang
Berbeda (F1,...,F6). Tiap Sinyal Modulasi Memerlukan Bandwidth Center Tertentu Disekitar Frekuensi
Carriernya, Dinyatakan Sebagai Suatu Channel.
Sinyal Input Baik Analog Maupun Digital Akan Ditransmisikan Melalui Medium Dengan Sinyal Analog.
Contoh Sederhana Dari Fdm Yaitu Transmisi Full-Duplex Fsk (Frequency Shift Keying). Contoh Lainnya Yaitu Broadcast Dan
Tv Kabel.
Gambar 8.3 Frequency Division Multiplexing
Sinyal Video Hitam Putih Adalah Modulasi Am Pada Sinyal Carrier Fcv . Karena Baseband Dari Sinyal Video = 4 Mhz Maka
Sinyalnya Sekarang Menjadi Fcv - 0,76 Mhz Sampai Dengan Fcv- 4,2 Mhz.
Fcc Sebagai Color Subcarrier Mentransmisi Informasi Warna. Sedangkan Sinyal Audio Dimodulasi Pada Fca, Diluar Bandwidth
Efektif Dari 2 Sinyal Lainnya. Bandwidth Audio = 60 Khz. Dengan Demikian Sinyal Tv Dapat Di-Multiplex Dengan Fdm Pada
Kabel Catv Dengan Bandwidth = 6 Mhz.
Sejumlah Sinyal Digital Atau Analog [Mi(T), I = 1 , N ] Di-Multiplex Ke Dalam Medium Transmisi Yang Sama. Tiap Sinyal
Mi(T) Dimodulasi Dalam Carrier Fsci ; Karena Digunakan Multiple Carrier Maka Masing-Masing Dinyatakan Sebagai Sub
Carrier. Modulasi Apapun Dapat Dipakai. Kemudian Sinyal Termodulasi Dijumlah Untuk Menghasilkan Sinyal Gabungan
Mc(T).
8.2 Synchronous Time-Division Multiplexing
Karakteristik
· Digunakan Ketika Data Rate Dari Medium Melampui Data Rate Dari Sinyal Digital Yang Ditransmisi.
· Sinyal Digital Yang Banyak (Atau Sinyal Analog Yang Membawa Data Digital) Melewati Transmisi Tunggal Dengan Cara
Pembagian (=Interlaving) Porsi Yang Dapat Berupa Level Bit Atau Dalam Blok-Blok Byte Atau Yang Lebih Besar Dari Tiap
Sinyal Pada Suatu Waktu.
Gambar 6.5 System Synchronous Tdm.
Gambar 6.5a, Sejumlah Sinyal Digital (Mi(T), I = 1,N) Di-Multiplex Ke Dalam Medium Transmisi
Yang Sama. Data Yang Masuk Dari Masing-Masing Sumber Disimpan Dalam Buffer Yang
Biasanya Berukuran 1 Bit Atau 1 Karakter. Buffer Tersebut Di-Scan Secara Sequential Untuk Membentuk Komposisi Aliran
Data Digital Mc(T) Yang Dapat Ditransmisi Langsung Atau Melalui Modem, Biasanya Transmisi Synchronous. Operasi Scan
Tersebut Berjalan Cepat Dimana Buffer Terlebih Dulu Dikosongkan Untuk Dapat Meneriman Data. Dengan Demikian Data Rate
Mc(T) Harus Sama Dengan Jumlah Data Rate Mi(T).
Channel Adalah Serangkaian Slot-Slot Yang Mewakili Satu Sumber, Dari Frame Ke Frame. Panjang Slot Sama Dengan Panjang
Buffer Transmitter Yaitu 1 Bit Atau 1 Karakter. Dalam Hal Ini Dipakai 2 Teknik Interlaving :
· Character-Interlaving :
__Dipakai Dengan Sumber Asynchronous.
__Tiap Time Slot Mengandung 1 Karakter Dari Data.
· Bit-Interlaving :
__Dipakai Dengan Sumber Synchronous Dan Boleh Juga Dengan Sumber Asynchronous.
24
__Tiap Time Slot Mengandung Hanya 1 Bit.
Synchronous Tdm :
· Disebut Synchronous Karena Time Slot-Time Slot-Nya Di-Alokasikan Ke Sumber-Sumber Dan Tertentu Dimana Time Slot
Untuk Tiap Sumber Ditransmisi. Biar Bagaimanapun Sumber Mempunyai Data Untuk Dikirim.
· Dapat Mengendalikan Sumber-Sumber Dengan Kecepatan Yang Berbeda-Beda.
Tdm Link Control
Mekanisme Kontrolnya Tidak Diperlukan Protokol Data Link Maka Aliran Data Yang Ditransmisikan Tidak Mengandung
Header Dan Trailer.
Ada 2 Kunci Mekanisme Kontrol Data Link : Flow Control Dan Error Control. Tetapi Flow Control Tidak Diperlukan Bila
Multiplexer Dan Demultiplexer Dihubungkan Sdata
Rate Dari Multiplexer Tetap Dan Keduanya Beroperasi Pada Kecepatan Tersebut. Bila Dihubungkan Ke Line Output Yang
Tidak Dapat Menerima Data, Maka Untuk Sementara, Channel Akan Membawa Slot-Slot Kosong, Tetapi Frame-Frame
Keseluruhan Akan Mempertahankan Kecepatan Transmisi Yang Sama.
Untuk Error Control, Transmisi Ulang Hanya Dilakukan Pada Satu Channel Dimana Terjadi Error Jadi Error Control Ada PerChannel. Agar Flow Control, Error Control Dapat Dilenkapi Per Basis Channel, Dipakai Protokol Data Link
Yang Satu Mentransmisi Frame-Frame Hdlc Yang Mengandug 3 Octet Data, Yang Lain Mengandung 4 Octet Data. Kita
Memakai Multiplexing Interlaving Karakter. Maka Octet-Octet Dari Frame-Frame Hdlc Dari 2 Sumber Dicampur Aduk Bersama
Untuk Transmisi Melalui Line Multiplex. Operasi Multiplexing/Demultiplexing Adalah Transparant Untuk Mencapai Stasiun;
Untuk Tiap Pasang Stasiun Komunikasi, Mempunyai Link Tersendiri. Pada Akhir Kedua Line Perlu Suatu Kombinasi
Multiplexer/Demultiplexer Dengan Line Full Duplex Diantaranya. Kemudian Tiap Channel Terdiri Dari 2 Set Slot, Satu Menuju
Ke Masingmasing Arah.
Framing
Frame Tdm Tidak Memakai Karakter Sync Atau Flag Untuk Synchronisasi Frame Tetapi
Added-Digit Framing.
Pada Cara Ini, Satu Kontrol Bilangan Ditambahkan Ke Tiap Frame Tdm. Juga Memakai Pola Bit Identitas Dari Frame Ke Frame.
Synchorinasi Dilakukan Dengan Cara, Receiver
Membandingkan Bit-Bit Yang Masuk Dari Posisi Satu Frame Untuk Memperoleh Pola. Jika Polanya Tidak Sama, Posisi Bit
Berurutan Di Cari Sampai Pola Didapat. Sekali Synchronisasi
Frame Tercapai, Receiver Melanjutkan Memonitor Channel Framing Bit. Jika Pola Terputus, Receiver Harus Masuk Lagi Ke
Mode Framing Search. Pulse Stuffing (= Pulsa Pengisi)
Dipakai Untuk Mengatasi Problem :
· Jika Tiap Sumber Mempunyai Clock Yang Terpisah, Variasi Antar Clock-Clock Akan
Menyebabkan Hilangnya Synchronisasi.
· Data Rate Dari Input Data Tidak Bertalian Dengan Angka Rasional Sederhana.
Sehingga :
· Data Rate Yang Keluar Dari Multiplexer, Termasuk Framing Bit, Lebih Tinggi Daripada Jumlah
Maximum Kecepatan Yang Masuk.
· Kapasitas Ekstra Dipakai Oleh Stuffing Extra Dummy Bit-Bit Atau Pulsa-Pulsa Ke Dalam Tiap Sinyal Yang Masuk Sampai
Kecepatannya Naik Ke Clock Sinyal Yang Dibangkitkan.
· Pulsa-Pulsa Stuffing Dimasukkan Ke Lokasi Yang Tertentu Didalam Format Frame
Multiplexer Sehingga Dapat Dikenali Dan Dipindah Ke Demultiplexer.
· Sumber 1 Dan 3, Untuk Satu Sampel Pam, Dan 2 Sampel Pam Untuk Sumber 2 Per Scan. Keempat Sampel Ini Diubah Ke 4 Bit
Sampel Pcm. Dengan Demikian Total 16bit Dihasilkan Dengan Kecepatan 4000 Kali Per Detik, Untuk Komposisi Bit Rate 64
Kbps. Untuk Sumbersumber Digital, Pulse Stuffing Dipakai Untuk Menaikkan Kecepatan Masing-Masing Sumber Menjadi 8
Kbps, Untuk Kumpulan Data Rate 64 Kbps. Sebuah Frame Dapat Terdiri Dari Beberapa Cycle Dari 32 Bit, Yang MasingMasing Mengandung 16 Bit Pcm Dan 2 Bit Dari Masing-Masing Ke Delapan Sumber Digital Tersebut.
Sistim-Sistim Carrier
Dasar Dari Hierarki Tdm Adalah Format Transmisi Ds-1 Yang Memultiplex 24 Channel. Tiap Frame Mengandung 8
Bit/Channel Plus Framing Bit Untuk 24 X 8 + 1 = 193 Bit.
8.3 Statistical Time-Division Multiplexing
Karakteristik
· Statistical Tdm Yang Dikenal Juga Sebagai Asynchronous Tdm Dan Intelligent Tdm,
Sebagai Alternative Synchronous Tdm.
· Mempunyai Sejumlah Line I/O Pada Satu Sisi Dan Line Multiplex Kecepatan Tinggi Pada Sisi Lainnya. Dimana Ada N Line
I/O, Tetapi Hanya K (K<N) Time Slot Yang Sesuai Pada Frame Tdm.
· Untuk Input, Fungsi Multiplexer Ini Untuk Men-Scan Buffer-Buffer Input, Mengumpulkan Data Sampai Penuh, Dan Kemudian
Mengirim Frame Tersebut.
· Untuk Output, Multiplexer Menerima Suatu Frame Dan Mendistribusikan Slot-Slot Data Ke Buffer Output Tertentu.
· Data Rate Pada Line Multiplex Lebih Rendah Daripada Jumlah Data Rate Dari Device Masukan Sehingga Statistical
Multiplexer Dapat Menggunakan Data Rate Yang Rendah
Untuk Mendukung Sebanyak Device Yang Sama Dengan Synchronous Multiplexer.
· Struktur Framenya Padat.
· Sistemnya Membuahi Synchronous Protokol Seperti Hdlc Dimana Data Frame Harus Mengandung Bit-Bit Kontrol Untuk
Operasi Multiplexing. Untuk (A) Hanya 1 Sumber Data Yang Dimasukkan Per Frame. Sumber Diidentifikasi Oleh Suatu
Address. Panjang Daerah Data Adalah Variabel Dan Diakhiri Oleh Akhir Dari Overall Frame. Cara Ini Dapat Bekerja Baik
Dibawah Beban Yang Ringan, Tetapi Kurang Efisien Untuk Beban Yang Berat.
Untuk Efisiensi :
· Dengan Menggunakan Multiple Data Source Yang Dibentuk Dalam Suatu Frame
Tunggal.
· Daerah Address Dapat Dikurangi Dengan Memakai Pengalamatan Relatif Dimana Tiap
Address Menunjukkan Sumber Aliran Relatif Terhadap Sumber Terdahulu.
· Memakai 2 Bit Label Untuk Panjang Daerah [Seid78].
25
Performansi
Data Rate Dari Output Statistical Multiplexer Lebih Rendah Daripada Jumlah Data Rate Input. Hal Ini Dimungkinkan Karena
Rata-Rata Jumlah Dari Input Kurang Daripada Kapasitas Line Multiplex. Tetapi Masalah Yang Timbul Yaitu Terjadinya Periode
Peak Ketika Input Melampui Kapasitas. Solusinya : Dengan Memasukkan Suatu Buffer Dalam Multiplexer Untuk Menahan
Sementara Kelebihan Input.
Respon Sistim Dan Kecepatan Line Multiplex. Semakin Besar Buffer, Delaynya Semakin
Panjang.
Bab 9
Wan (Wide Area Network)
9.1 Definisi Wan
Wan Adalah Sebuah Jaringan Komunikasi Data Yang Tersebar Pada Suatu Area Geografik Yang Besar Seperti Propinsi Atau
Negara. Wan Selalu Menggunakan Fasilitas Transmisi Yang Disediakan Oleh Perusahaan Telekomunikasi Seperti Perusahaan
Layanan Telepon.
9.2 Karakteristik Dari Wan:
1. Terhubung Ke Peralatan Yang Tersebar Ke Area Geografik Yang Luas
26
2.
Menggunakan Jalur Layanan Umum, Misalnya Perusahaan Telekomunikasi. Pt. Telkom, Pt. Indosat, Pt. Excelcomindo
Dan Lain-Lain Untuk Membentuk Jaringan Di Dalan Area Geografik Tersebut.
3. Menggunakan Koneksi Serial Untuk Akses Bandwidth Di Seluruh Area Geografik Tersebut.
Wan Berbeda Dengan Lan. Tidak Seperti Lan Yang Menghubungkan Workstation- Workstation, Peralatan, Terminal Dan
Peralatan Lain Dalan Suatu Gedung, Wan Menghubungkan Data Dalam Suatu Area Geografik Yang Luas. Perusahaan Yang
Menggunakan Wan Dapat Melakukan Koneksi Antara Kantor Pusat Dan Kantor-Kantor Cabangnya Yang Berada Di Tempat
Yang Jauh. Sebuah Wan Beroperasi Pada Layer Fisik Dan Layer Data Link Dari Osi Layer. Wan Menghubungkan Lan-Lan
Dalam Suatu Area Geografik Yang Luas. Wan Mampu Melakukan Pertukakaran Paket Data Dan Frame Antara Router Dan
Switch.
Berikut Adalah Peralatan-Peralatan Yang Digunakan Dalan Wan:
 Router, Termasuk Internetworking Dan Port-Port Interface Wan
 Modem, Termasuk Interface Voice-Grade, Channel Service Units/Digital Service Units
 (Csu/Dsu) Yang Melayani Interface T1/E1, Dan Terminal Adapter/Network Termination 1 (Ta/Nt 1) Sebagai Interface
Integrated Services Digital Network (Isdn)
 Server-Server Dial In Dan User-User Yang Melakukan Dial Out Untuk Melakukan Koneksi
Gambar: Contoh-Contoh Jaringan-Jaringan Data
Standar Yang Menangani Wan:
 International Telecommunication Union-Telecommunication Standardization Sector (Itu-T), Consultative Committee
For International Telegraph And Telephone (Ccitt)
 International Prganization For Standardization (Iso)
 International Engineering Task Force (Ietf)
 Electronics Industries Association (Eia)
Gambar: Peralatan Wan
Wan Didisain Untuk:
 Beroperasi Pada Area Geografik Yang Sangat Luas
 Mampu Memberikan Koneksi Serial Dengan Biaya Murah Dan Kecepatan Rendah Atau Biaya Mahal Dan Kecepatan
Tinggi Misalnya Lewat Jalur Atm Atau Fiber Optik
 Mampu Menyediakan Koneksi Full-Time Dan Part-Time
Gambar: Layanan Wan
27
Gambar: Enkapsulasi Data Link
Bab 10
Paket Switcing
Packet Switching Dirancang Sedemikian Rupa Untuk Menyediakan Fasilitas Yang Iebih Efisien Dibanding Circuit
Switching Untuk Lalu Lintas Data Yang Sangat Banyak. Dengan Packet Switching, Station Mentransimisikan Data Dalam
Bentuk Block-Block Kecil Yang Disebut Packet. Masing-Masing Packet Berisikan Sebagian Data Pemakai Plus Informasi
Kontrol Yang Diperlukan Untuk Memfungsikan Jaringan Dengan Tepat.
Elemen Dasar Yang Paling Membedakan Jaringan Ini Dengan Switching Adalah Operasi Internalnya Berupa Datagram
Atau Sirkuit Virtual. Dengan Sirkuit Virtual Internal Sebuah Rute Ditentukan Oleh Dua Ujung Dan Semua Packet-Packet
Di Mana Sirkuit Virtual Mengikuti Rute Yang Sama. Sedangkan Dengan Datagram Internal, Setiap Packet Diberlakukan
Secara Terpisah, Dan Packet-Packet Tersebut Dimaksudkan Untuk Tujuan Yang Sama Yang Mengikuti Rute-Rute Yang
Berbeda.
Fungsi Routing Dari Jaringan Packet Switching Berupaya Untuk Menekan Rute Yang Paling Sedikit Memakan Biaya
Sepanjang Jaringan, Dengan Perhitungan Biaya Yang Didasarkan Atas Jumlah Lompatan, Penundaan Yang Diharapkan
Atau Hal-Hal Lainnya. Biasanya Algoritma Routing Yang Dapat Berganti-Ganti Tergantung Pada Perubahan Informasi
Mengenai Kondisi Lalu Lintas Di Antara Simpul.
X.25 Adalah Protocol Standar Untuk Interface Di Antara Suatu Ujung Dengan Jaringan Z Switching.
Di Sekitar Tahun 1970, Dimulai Penelitian Mengenai Bentuk Arsitektur Baru Untuk Komunikasi Data Digital Jarak Jauh Yaitu:
Packet Switching. Meskipun Teknologi Packet Switching Telah Berkembang Secara Substansial Sejak Saat Itu, Ditandai Dengan
Adanya (1) Teknologi Data Packet Switching Secara Fundamental Saat Ini Sama Dengan Jaringan Di Awal Tahun 70-An, Dan
(2) Packet Switching Menyisakan Salah Satu Dari Sedikit Teknologi-Teknologi Yang Efektif Untuk Komunikasi Data Jarak
Jauh.
Unit Ini Menyajikan Gambaran Mengenai Packet Switching. Akan Kita Lihat Beberapa Kelebihan Packet Switching
(Fleksibilitas, Sumberdaya Yang Merata, Kekokohan, Responsifitas) Seiring Dengan Biayanya. Jaringan Packet Switching
Merupakan Sekumpulan Simpul-Simpul Packet Switching Yang Tersebar. Idealnya, Semua Simpul Packet Switching Harus
Selalu Mengetahui Kondisi Jaringan Secara Keseluruhan. Namun Karena Simpul-Simpul Ini Tersebar Jadi Waktunya Menjadi
Lambat Di Antara Perubahan Status Sebagian Jaringan. Selanjutnya, Muncul Overhead Saat Mengkomunikasikan Informasi
Status. Akibatnya Jaringan Packet Switching Tidak Mampu Menampilkan Kinerja Yang Sempurna, Dan Mengelaborasikan
Algoritma-Algoritma Yang Dipergunakan Untuk Mengatasi Penundaan Waktu Dan Overhead Dalam Operasi Jaringan. Hal-Hal
Yang Sama Ini Akan Muncul Lagi Saat Kita Membahas Tentang Internetworking Di Bagian Ini.
Bagian Ini Dimulai Dengan Pengenalan Prinsip-Prinsip Jaringan Packet Switching. Selanjutnya Kita Beralih Pada Operasi
Internal Dari Jaringan Ini, Memperkenalkan Konsep Sirkuit Virtual Dan Datagram. Kemudian Kita Mengamati Teknologi Kunci
28
Dalam Routing. Bab Ini Mencakup Juga Pengenalan X.25 Yang Merupakan Interface Standar Di Antara Ujung Dan Jaringan
Packet Switching
10.1 Prinsip-Prinsip Packet Switching
Jaringan Telekomunikasi Circuit-Switching Long-Haul Awalnya Dirancang Untuk
Mengendalikan Lalu Lintas Suara, Dan Mayoritas Lalu Lintas Pada Jaringan-Jaringan Ini Untuk Diteruskan Menjadi Suara.
Karakteristik Dasar Dari Jaringan Circuit Switching Adalah Sumber Daya Yang Berada Di Dalam Jaringan Yang Dimaksudkan
Untuk Panggilan Tertentu. Untuk Koneksi Suara Circuit Yang Dihasilkan Sangat Besar Manfaatnya Karena Hampir Di Sebagian
Waktu Hanya Salah Satu Pihak Yang Berbicara. Meskipun Begitu, Saat Jaringan Circuit Switching Mulai Semakin Sering
Digunakan Untuk Koneksi Data Ada Dua Hal Yang Semakin Jelas Yakni:
Untuk Beberapa Koneksi Data Pemakai/Host (Misalnya, Komputer Pribadi Pemakai Yang Dihubungkan Ke Server
Database) Sebagian Besar Waktunya Berada Pada Saluran Di Dalam Status Idle. Sehingga, Dengan Koneksi Data,
Pendekatan Circuit Switching Menjadi Tidak Efisien.
Dalam Jaringan Circuit Switching Koneksi Yang Terjadi Memungkinkan Dilakukannya Transmisi Pada Rate Data Yang
Konstan. Jadi, Masing-Masing Dari Dua Perangkat Yang Dihubungkan Harus Saling Mentransmisikan Dan Menerima
Pada Rate Data Yang Sama. Hal Ini Membatasi Kegunaan Jaringan Dalam Interkoneksi Berbagai Jenis Komputer Host Dan
Workstation.
Untuk Memahami Bagaimana Packet Switching Mengarahkan Masalah Ini Kita Lihat Secara Singkat Gambaran Operasi Packet
Switching. Data Ditransmisikan Dalam Bentuk Packet Pendek. Batas Pada Packet Panjangnya 1000 Octet (Byte). Bila Sumber
Memiliki Pesan Yang Lebih Panjang Untuk Dikirim, Pesan-Pesan Tersebut Terpecah Menjadi Deretan Packet (Gambar 10.1).
Masing-Masing Packet Berisikan Sebagian (Atau Semua Untuk Sebuah Pesan Pendek) Data Pemakai Plus Beberapa Informasi
Kontrol. Informasi Kontrol, Pada Jumlah Minimum, Mencakup Informasi Yang Diperlukan Jaringan Agar Mampu Mengarahkan
Packet Di Sepanjang Jaringan Dan Mengirimkannya Ke Tujuan Yang Dimaksud. Pada Masing-Masing Simpul Dalam Rute
Packet Diterima, Disimpan Sementara, Dan Diarahkan Menuju Simpul Berikutnya.
Pendekatan Ini Memiliki Beberapa Kelebihan Dibanding Circuit-Switching, Yakni:
Jalur Efisiensi Yang Lebih Besar, Karena Jalur Simpul-Ke-Simpul Tunggal Dapat Dibagi Secara Dinamik Oleh Packet
Sebanyak-Banyaknya Sepanjang Waktu. Packet Diantrikan Dan Ditransmisikan Secepat Mungkin Sepanjang Jaringan.
Sebaliknya, Dengan Circuitswitching, Waktu Pada Jalur Simpul-Ke-Simpul Dialokasikan Menggunakan Time-Division
Multiplexing Synchronous. Hampir Di Sebagian Besar Waktunya, Jalur Seperti Itu Berada Dalam Kondisi Idle Karena
Sebagian Waktunya Dihabiskan Untuk Koneksi Yang Statusnya Juga Idle.
Jaringan Packet-Switching Mampu Menampilkan Konversi Rate Data. Dua Station Pada Rate Data Yang Berbeda Mampu
Mengubah Packetnya Karena Masing- Masing Dikoneksikan Ke Simpulnya Pada Rate Data Yang Sesuai.
Gambar 11.1 Penggunaan Paket
10.2 Routing
Salah Satu Aspek Yang Paling Rumit Dan Sulit Dari Rancangan Jaringan Packet-Switching Adalah Routing. Bagian Ini Dimulai
Dengan Suatu Pengamatan Mengenai Karakteristik Dasar Yang Dipergunakan Untuk Mengelompokkan Strategi-Strategi
Routing. Barulah Kemudian Dibahas Mengenai Beberapa Strategi Khusus Dalam Routing. Prinsip-Prinsip Yang Digambarkan
Dalam Bagian Ini Juga Bisa Diaplikasikan Untuk Routing Internetwork.
Karakteristik
Fungsi Utama Jaringan Packet-Switching Adalah Menerima Packet-Packet Dari Station Sumber Dan Mengirimkannya Ke
Station Tujuan. Untuk Mencapai Hal Ini, Jalur Atau Rute Sepanjang Jaringan Harus Ditentukan Terlebih Dahulu; Umumnya,
Lebih Dari Satu Rute. Jadi, Fungsi Routing Memang Harus Diperhatikankan. Persyaratan Untuk Fungsi Ini Adalah Sebagai
Berikut:
Pembetulan
Kesederhanaan
Kekokohan
Stabilitas
Kejelasan
Optimal
Efisiensi
Dua Item Pertama Pada Daftar Di Atas Sudah Cukup Jelas. Kekokohan Berkaitan Dengan Kemampuan Jaringan Mengirim
Packet Melalui Beberapa Rute Saat Terjadi Kegagalan Dan Kemacetan. Idealnya, Jaringan Mampu Bereaksi Terhadap
Kemacetan Semacam Itu Tanpa Harus Kehilangan Packet-Packet Ataupun Memutuskan Sirkuit Virtual. Perancang Yang Ingin
Mencapai Kekokohan Juga Harus Mampu Memenuhi Persyaratan Yang Diperlukan Untuk Mencapai Stabilitas. Teknik-Teknik
Yang Bereaksi Untuk Mengubah Keadaan Memiliki Beberapa Kelemahan, Apakah Itu Reaksinya Terlalu Lamban Terhadap
Kejadian Atau Mengalami Gangguan Yang Tidak Stabil Secara Ekstrem. Sebagai Contoh, Jaringan Bisa Bereaksi Terhadap
Kemacatan Pada Daerah Pertama Dengan Cara Mengalihkan Sebagian Besar Muatan Ke Daerah Kedua. Kemudian Daerah
Kedua Mengalami Kelebihan Muatan Dan Daerah Pertama Kembali Dipergunakan Lagi Sehingga Terjadi Lagi Pengalihan
Kedua. Selama Pengalihan-Pengalihan Ini, Packet-Packet Melintas Dalam Bentuk Putaran Disepanjang Jaringan.
29
Suatu Pertukaran Semacam Itu Juga Terjadi Diantara Kejelasan Dan Optimalitas. Beberapa Kriteria Kinerja Lebih Memprioritas
Pertukaran Packet-Packet Diantara Station-Station Yang Berdekatan Dibandingkan Dengan Pertukaran Antar Station-Station
Yang Berjauhan. Kebijakan Ini Memaksimalkan Laju Penyelesaian Namun Menjadi Tidak Adil Bagi Station Yang Sangat
Membutuhkan Komunikasi Dengan Station Yang Jaraknya Sangat Jauh.
9.3 X.25
Salah Satu Standar Protocol Yang Paling Banyak Dipergunakan Adalah X.25, Yang Baru Disetujui Pada Tahun 1976 Dan Sejak
Saat Itu Telah Mengalami Beberapa Kali Revisi. Standar Tersebut Menentukan Interface Di Antara Sistem Host Dan Jaringan
Packet-Switching. Standar Ini Juga Mulai Dipergunakan Secara Universal Untuk Menginterfacekan Jaringan Packet-Switching
Serta Diterapkannya Untuk Packet-Switching Dalam Isdn. Standar Ini Memiliki Tiga Level Protocol, Yakni:
Level Fisik
Level Jalur
Level Packet
Level Fisik Menyangkut Interface Di Antara Suatu Station (Komputer, Terminal) Dan Jalur Yang Terhubung Ke Station
Tersebut Dengan Simpul Packet-Switching. Standar Menyatakan Mesin-Mesin Pemakai Sebagai Data Terminal Equipment
(Dte) Dan Simpul Packet-Switching Di Mana Dte Terhubung Ke Sana Sebagai Data Circuit-Terminating Equipment (Dce).
X.25 Mengakibatkan Penggunaan Spesifikasi Lapisan-Fisik Dalam Standar Disebut Sebagai X.21, Namun Untuk Beberapa
Kasus Tertentu Pada Standar-Standar Lain, Misalnya Eia-232, Hanya Sebagai Substitusi Saja. Level Jalur Dimaksudkan Agar
Transfer Data Yang Melintasi Jalur Fisik Cukup Andal, Dengan Cara Mentransmisikan Data Sebagai Rantaian Frame. Standar
Level Jalur Disebut Sebagai Lapb (Link Acess Protocol Balanced). Lapb Merupakan Subbagian Dari Hdlc.
Sedangkan Level Packet Menyediakan Layanan Sirkuit Virtual Eksternal. Layanan Ini Memungkinkan Pesawat Ujung Untuk
Jaringan Mampu Menyusun Logika Koneksi, Yang Disebut Sirkuit Virtual, Menuju Pesawat Ujung Lainnya. Satu Contoh
Digambarkan Pada Gambar 10.14 (Bandingkan Dengan Gambar 9.1). Pada Contoh Ini, Station A Memiliki Koneksi Sirkuit
Virtual Ke Station C; Station B Yang Memiliki Dua Sirkuit Virtual Ditetapkan, Satu Menuju C Dan Satunya Lagi Menuju D;
Sedangkan Station E Dan F Masing-Masing Memiliki Sebuah Koneksi Sirkuit Virtual Menuju D
Informasi Kontrol Packet Dimaksudkan Untuk Beberapa Hal Sebagai Berikut:
Mengidentifikasi Melalui Nomor Sirkuit Virtual Tertentu Dimana Dengan Nomor-Nomor Ini Data-Data Diasosiasikan.
Menyediakan Nomor Urut Yang Dapat Dipergunakan Untuk Kontrol Aliran Dan Kontrol Kesalahan Pada Basis Sirkuit
Virtual.
Seluruh Packet X.25 Dilintaskan Menuju Entitas Lapb, Yang Melampirkan Informasi Kontrol Pada Bagian Depan Dan Belakang
Packet, Membentuk Suatu Frame Lapb. Lagi-Lagi, Informasi Kontrol Pada Frame Diperlukan Untuk Operasi Protocol Lapb.
Bab 11
Atm Dan Frame
Wide Area Network
Atm Merupakan Interface Transfer Packet Yang Efisien. Atm Menggunakan Packet-Packet Dengan Ukuran Tertentu, Yang
Disebut Cell. Penggunaan Ukuran Dan Format Tertentu Ini Menghasilkan Skema Yang Efisien Untuk Pentransmisian Pada
Jaringan Berkecepatan Tinggi.
Beberapa Bentuk Struktur Transmisi Harus Dipergunakan Untuk Mengangkut Cell-Cell Atm. Salah Satunya Adalah
Penggunaan Deretan Cell Secara Terusmenerus, Tanpa Struktur Frame Multiplex Pada Interface. Sedangkan Sinkronisasi
Dilakukan Pada Basis Cell-Demi-Cell. Pilihan Keduanya Adalah Dengan Menempatkan Cell-Cell Pada Pembungkus TimeDivision Multiplex Synchronous. Dalam Hal Ini, Bit Deretan Pada Interface Memiliki Sebuah Frame Eksternal Berbasis
Synchronous Digital Hierarchy (Sdh).
Atm Menyediakan Layanan Real-Time Dan Non-Real-Time. Sebuah Jaringan Berbasis Atm Mampu Mendukung Lalu
Lintas Dengan Jangkauan Luas, Meliputi Deretan-Deretan Tdm Synchronous Seperti T-1, Menggunakan Layanan Constant
Bit Rate (Cbr), Suara Dan Video Mampat Menggunakan Layanan Real-Time Variable Bit Rate (Rt-Vbr), Lalu Lintas
Dengan Kualitas Yang Memenuhi Syarat Layanan Tertentu, Menggunakan Layanan Non-Real-Time Vbr (Nrt-Vbr), Serta
Lalu Lintas Berbasis Ip Menggunakan Layanan Available Bit Rate (Abr) Dan Layanan Unspecified Bit Rate (Ubr).
30
Penggunaan Atm Menyebabkan Diperlukannya Lapisan Adaptasi Untuk Mendukung Protocol-Protocol Transfer Informasi
Yang Tidak Berbasis Atm. Atm Adaptation Layer (Aal) Memisahkan Informasi Dari Pemakai Aal Menjadi Packet-Packet
48-Octet Untuk Disesuaikan Menjadi Cell Atm. Hal Ini Melibatkan Pengumpulan Bit Dari Deretan Bit Atau
Mensegmentasikan Frame Menjadi Potongan-Potongan Yang Lebih Kecil.
Asynchronous Transfer Mode (Atm) Disebut Juga Dengan Cell Relay, Memiliki Kelebihan Dalam Hal Keandalan Dan
Ketepatan Fasilitas Digital Modernnya Dalam Menyediakan Packetswitching Yang Lebih Cepat Dibanding X.25. Atm
Dikembangkan Sebagai Bagian Dari Cara Kerja Broadband Isdn, Namun Aplikasinya Juga Ditemukan Di Lingkungan Non Isdn
Yang Tidak Memerlukan Rate Data Yang Tinggi.
11.1 Arsitektur Protocol
Asynchronous Transfer Mode (Atm) Memiliki Cara Yang Sama Dengan Packet-Switching Yang Menggunakan X.25 Dan
Frame Relay. Sebagaimana Packet-Switching Dan Frame Relay, Atm Melibatkan Pentransferan Data Dalam Bentuk PotonganPotongan Yang Memiliki Ciriciri Tersendiri. Selain Itu, Masih Sama Seperti Packet-Switching Dan Frame Relay, Atm
Memungkinkan Koneksi Logik Multipel Dimultiplexingkan Melalui Sebuah Interface Fisik Tunggal. Pada Atm, Informasi Yang
Mengalir Pada Koneksi Logik Disusun Menjadi Packetpacket Berukuran Tertentu Yang Disebut Cell.
Atm Merupakan Protocol Yang Efisien Dengan Kemampuan Kontrol Kesalahan Dan Kontrol Aliran Minimal. Hal Ini
Menyebabkan Berkurangnya Overhead Saat Pengolahan Cellcell Atm Sekaligus Mengurangi Jumlah Bit-Bit Overhead Yang
Diperlukan Masing-Masing Cell, Sehingga Memungkinkan Atm Beroperasi Pada Rate Data Yang Cukup Tinggi. Selanjutnya,
Penggunaan Cell-Cell Berukuran Tertentu Menyederhanakan Proses Pengolahan Yang Diperlukan Pada Setiap Simpul-Simpul
Atm, Yang Berarti Juga Mendukung Penggunaan Penggunaan Atm Pada Rate Data Yang Tinggi.
Standar-Standar Yang Diterbitkan Untuk Atm Oleh Itu-T Yang Berbasis Arsitektur Protocol Ditunjukkan Dalam Gambar 11.1,
Yang Mengilustrasikan Arsitektur Dasar Untuk Interface Di Antara Pemakai Dan Jaringan. Lapisan Fisik Melibatkan Spesifikasi
Media Transmisi Dan Skema Pengkodean Sinyal. Rate Data Yang Ditetapkan Pada Lapisan Fisik Berkisar Mulai Dari 25,6 Mbps
Sampai 622,08 Mbps. Rate Data Lainnya, Baik Yang Lebih Tinggi Maupun Yang Lebih Rendah, Juga Dimungkinkan.
Dua Lapisan Arsitektur Protocol Berkaitan Dengan Fungsi-Fungsi Atm. Terdapat Sebuah Lapisan Atm Yang Umumnya
Dipergunakan Untuk Berbagai Bentuk Layanan Yang Menyediakan Kemampuan Transfer Packet, Serta Atm Adaptation Layer
(Aal) Yang Merupakan Fungsi Layanan Yang Terpisah. Lapisan Atm Menentukan Pentransmisian Data Dalam Ukuran-Ukuran
Tertentu Serta Menentukan Penggunaan Koneksi Logik. Penggunaan Atm Menyebabkan Kebutuhan Akan Suatu Lapisan
Adaptasi Untuk Mendukung Protocolprotocol Transfer Informasi Yang Tidak Berbasis Atm. Aal Memetakan Informasi Pada
Lapisan Yang Lebih Tinggi Kedalam Cell-Cell Atm Yang Diangkut Disepanjang Jaringan Atm, Kemudian Mengumpulkan
Informasi Dari Cell-Cell Atm Tersebut Untuk Dikirim Ke Lapisan-Lapisan Yang Lebih Tinggi Lagi.
Model Referensi Protocol Melibatkan Tiga Taraf Yang Berbeda:
Taraf Pemakai: Tersedia Untuk Transfer Informasi Pemakai, Bersama-Sama Dengan Kontrol-Kontrol Yang Berkait
(Misalnya, Kontrol Aliran, Kontrol Kesalahan).
Taraf Kontrol: Menampilkan Fungsi-Fungsi Kontrol Panggilan Dan Kontrol Koneksi.
Taraf Manajemen: Meliputi Taraf Manajemen Yang Menampilkan Fungsi-Fungsi Manajemen Yang Berkaitan Dengan
Sistem Secara Keseluruhan Serta Menyediakan Koordinasi Antartaraf, Dan Manajemen Lapisan Yang Menampilkan
Fungsi-Fungsi Manajemen Yang Berkaitan Dengan Sumber Daya Dan Parameter Yang Terletak Pada Entitas-Entitas
Protocolnya.
11.2 Koneksi Logik Atm
Koneksi Logik Dalam Atm Disebut Juga Virtual Channel Connections (Vccs). Vcc Dapat Disamakan Dengan Sirkuit Virtual
Dalam X.25; Yang Merupakan Unit Dasar Dari Switching Dalam Sebuah Jaringan Atm. Vcc Disusun Di Antara Dua Pemakai Di
Sepanjang Jaringan Dan Sebuah Rate Variabel, Aliran Full-Duplex Dari Cell-Cell Berukuran Tertentu Diubah Saat Koneksi. Vcc
Juga Dipergunakan Untuk Pertukaran Pemakai-Jaringan (Pensinyalan Kontrol) Dan Pertukaran Jaringan-Jaringan (Manajemen
Jaringan Dan Routing).
Bagi Atm, Sublapisan Kedua Dari Proses Pengolahan Yang Terjadi Berkaitan Dengan Konsep Jalur Virtual (Gambar 11.2).
Sebuah Virtual Path Connection (Vpc) Merupakan Bendelan Dari Vcc Yang Memiliki Ujung Yang Sama. Jadi, Seluruh Cell
Yang Mengalir Sepanjang Vcc Dalam Suatu Vpc Tunggal Diswitchingkan Bersama-Sama. Konsep Jalur Virtual Dikembangkan
Untuk Memenuhi Tren Jaringan Berkecepatan Tinggi Di Mana Biaya Kontrol Jaringan Meningkat Melebihi Biaya Jaringan
Secara Keseluruhan. Teknik Jalur Virtual Membantu Menahan Biaya Kontrol Dengan Cara Mengelompokkan Koneksi Yang
Membagi Jalur-Jalur Biasa Di Sepanjang Jaringan Menjadi Bentuk Unit-Unit Tunggal.
11.3 Cell-Cell Atm
Model Transfer Asynchronous Memakai Cell-Cell Berukuran Tertentu, Yang Memuat Header 5-Octet Dan Bidang Informasi 48Octet. Terdapat Sejumlah Kelebihan Dengan Menggunakan Cell-Cell Berukuran Kecil Ini. Pertama, Penggunaan Cell-Cell
Berukuran Kecil Mampu Mengurangi Penundaan Antrian Untuk Cell Dengan Prioritas Yang Tinggi, Karena Tidak Terlalu Lama
Menunggu Kecuali Bila Datang Begitu Saja Di Belakang Cell Yang Memiliki Prioritas Rendah Yang Memperoleh Akses
Menuju Sumber Daya (Misalnya, Transmitter). Kedua, Cell-Cell Berukuran Tertentu Bisa Diswitchingkan Dengan Lebih Efisien,
Di Mana Hal Ini Penting Rate Data Atm Yang Sangat Tinggi [Pare88]. Dengan Cell-Cell Berukuran Tertentu, Tentunya Lebih
Mudah Menerapkan Mekanisme Switching Pada Hardware.
Format Header
Bidang Generic Flow Control (Gfc) Tidak Muncul Pada Header Cell Di Dalam Jaringan, Namun Hanya Pada Interface PemakaiJaringan. Karenanya, Dapat Dipergunakan Untuk Mengontrol Aliran Cell Yang Hanya Berada Pada Interface Lokal PemakaiJaringan. Bidang Tersebut Dapat Pula Dipergunakan Untuk Membantu Konsumen Mengontrol Aliran Lalu Lintas Untuk Mutu
Layanan Yang Berbeda. Pada Hal-Hal Tertentu, Mekanisme Gfc Dipergunakan Untuk Meringankan Kondisi Overload JangkaPendek Di Dalam Jaringan.
11.4 Transmisi Cell-Cell Atm
31
1.432 Menetapkan Bahwa Cell-Cell Atm Bisa Ditransmisikan Pada Salah Satu Dari Beberapa Rate Data Yaitu 622,08
Mbps,155,52 Mbps, 51,84 Mbps, Atau 25,6 Mbps. Kita Perlu Menentukan Struktur Transmisi Yang Akan Dipergunakan Untuk
Membawa Payload Ini. Ada Dua Pendekatan Yang Ditetapkan Dalam 1.432, Yakni Lapisan Fisik Berbasis Cell Dan Lapisan
Fisik Berbasis Sdh2) Sekarang Kita Mencoba Mengamati Masing-Masing Pendekatan Ini.
Lapisan Fisik Berbasis Cel
Untuk Lapisan Fisik Berbasis Cell, Tidak Dilakukan Framing. Struktur Interface Terdiri Dari Deretan Cell-Cell 53 Octet Yang
Terjadi Secara Terus-Menerus. Karena Tidak Ada Frame Eksternal Yang Dijalankan Pada Pendekatan Berbasis Cell Ini, Maka
Diperlukan Beberapa Bentuk Sinkronisasi. Sinkronisasi Dicapai Pada Basis Bidang Kontrol Kesalahan Header (Hec) Di Dalam
Header Cell. Prosedurnya Adalah Sebagai Berikut
Pada Status Hunt, Algoritma Penggambaran Cell Ditampilkan Bit Demi Bit Untuk Menentukan Apakah Hukum
Pengkodean Hec Diamati (Misalnya, Kesesuaian Antara Hec Yang Diterima Dengan Hec Yang Dihitung). Sekali
Kesesuaian Itu Dicapai, Diasumsikan Bahwa Satu Header Telah Ditemukan, Dan Metode Memasuki Status Presync.
Pada Status Pre-Sync, Struktur Cell Sekarang Diasumsi-Kan. Algoritma Peng-Gambaran Cell Ditam-Pilkan Cell Demi Cell
Sampai Secara Resmi Pengkodean Dikon-Firmasikan 8 Kali Ber-Turut-Turut.
Pada Status Sync, Kkh Dipergunakan Untuk Mendeteksi Dan Memperbaiki Kesalahan. Penggambaran Cell Diasumsikan
Hilang Bila Secara Resmi Pengkodean Kkh Diyakini Secara Berurutan Tidak Benar A Kali.
Nilai-Nilai A Dan 8 Adalah Parameter Rancangan. Nilai Yang Lebih Besar Dari S Terjadi Pada Penundaan Yang Lebih Lama
Saat Menetapkan Sinkronisasi Namun Muncul Juga Saat Terjadi Kelipatan Pada Penggambaran Yang Keliru. Nilai Yang Lebih
Besar Dari A. Terjadi Pada Penundaan Yang Lebih Lama Saat Diakui Terdapat Kesalahan Penetapan Kecuali Saat Terjadi
Kelipatan Lagi Pada Penetapan Yang Keliru Tersebut. Gambar 11.9 Dan Gambar 11.10, Yang Didasarkan Atas 1.432,
Menunjukkan Dampak Kesalahan Bit Random Terhadap Kinerja Penggambaran Cell Untuk Berbagai Nilai A Dan 8 . Gambar
Pertama Menunjukkan Jumlah Waktu Rata-Rata Di Mana Receiver Mempertahankan Sinkronisasi Saat Terjadi Kesalahan,
Dengan A Sebagai Parameter. Gambar Kedua Menunjukkan Jumlah Waktu Rata-Rata Yang Diperlukan Untuk Sinkronisasi
Sebagai Fungsi Rate Kesalahan, Dengan 8 Sebagai Parameter.
Kelebihan Dari Penggunaan Skema Transmisi Berbasis Cell Adalah Interfacenya Yang Sederhana Bila Fungsi Mode Transmisi
Dan Transfer Didasarkan Atas Struktur Yang Biasa Saja
11.5 Kategori Layanan Atm
Sebuah Jaringan Atm Dirancang Sedemikian Rupa Agar Mampu Mentransfer Berbagai Jenis Lalu Lintas Yang Berbeda-Beda
Secara Simultan, Termasuk Aliran Yang Sesungguhnya Seperti Suara, Video, Dan Aliran Tcp Yang Sangat Banyak. Meskipun
Setiap Aliran Lalu Lintas Semacam Itu Ditangani Sebagai Deretan Cell-Cell 53 Octet Yang Melintas Sepanjang Virtual Channel,
Jalan Di Mana Setiap Aliran Data Dikendalikan Didalam Jaringan Tergantung Dari Karakteristik Aliran Lalu Lintas Dan
Persyaratan-Persyaratan Aplikasinya. Sebagai Contoh, Lalu Lintas Video Realtime Dikirim Dengan Variasi Penundaan
Minimum.
Pada Unit Ini Akan Dibahas Mengenai Kategori-Kategori Layanan Atm, Yang Dipergunakan Oleh Ujung Sistem Untuk
Menentukan Jenis Layanan Yang Diperlukan. Kategori Layanan Berikut Ini Telah Ditetapkan Dalam Forum Atm:
Layanan Real Time
1. Constant Bit Rate (Cbr)
2. Real-Time Variable Bit Rate (Rt-Vbr)
Layanan Non-Real-Time
1. Non Real-Time Variable Bit Rate (Nrt-Vbr)
2. Available Bit Rate (Abr)
3. Unspecified Bit Rate
11.6 Lapisan Adaptasi Atm
Penggunaan Atm Menciptakan Kebutuhan Akan Lapisan Adaptasi Untuk Mendukung Protocol Transfer Informasi Yang Tidak
Berbasis Atm. Dua Contohnya Adalah Suara Pcm (Pulse Code Modulation) Dan Internet Protocol (Ip). Suara Pcm Merupakan
Aplikasi Yang Menghasilkan Deretan Bit Dari Sebuah Sinyal Suara. Untuk Menerapkan Aplikasi Ini Sepanjang Atm, Perlu
Dilakukan Assembling Terhadap Bit-Bit Pcm Menjadi Cell-Cell Untuk Transmisi Dan Membacanya Pada Penerimaan Dengan
Cara Yang Sama Saat Memproduksi Aliran Bit Yang Halus Dan Konstan Ke Receiver. Pada Lingkungan Campuran, Dimana Ip
Berbasis Jaringan Diinterkoneksikan Dengan Jaringan Atm, Cara Termudah Untuk Mengintegrasikan Keduanya Adalah Dengan
Memetakan Packet-Packet Ip Menjadi Cell-Cell Atm; Ini Biasanya Dilakukan Dengan Cara Mensegmentasikan Satu Packet Ip
Ke Dalam Sejumlah Cell-Cell Saat Transmisi Dan Melakukan Assemble Ulang Frame Dari Cell-Cell Pada Penerimaan. Dengan
Cara Mengizinkan Pengguanaan Ip Sepanjang Atm, Seluruh Infrastruktur Ip Yang Ada Bisa Dipergunakan Disepanjang Jaringan
Atm.
11.7 Frame Relay
Frame Relay, Sama Halnya Dengan Atm, Dirancang Sedemikian Rupa Untuk Menampilkan Skema Transmisi Yang Lebih
Efisien Dibanding X.25. Standar Frame Relay Matang Lebih Awal Dibanding Standar Untuk Atm, Dan Produk-Produk
Komersial Yang Telah Ada Sebelumnya. Karenanya, Terdapat Basis Yang Lebih Besar Bagi Produk-Produk Frame Relay.
Nampak Menarik Semenjak Diganti Ke Atm Untuk Networking Data Berkecepatan Tinggi, Namun Karena Frame Relay Masih
Populer, Maka Di Sini Kita Ulas Secara Singkat.
Latar Belakang
Pendekatan Yang Tradisional Untuk Packet-Swiching Memungkinkan Penggunaan X.25, Yang Tidak Hanya Menentukan
Interface Pemakai-Jaringan Namun Juga Mempengaruhi Desain Internal Jaringan. Beberapa Bentuk Dasar Dari Pendekatan X.25
Adalah Sebagai Berikut:
32
Packet-Packet Kontrol Panggilan, Yang Dipergunakan Untuk Menset Up Dan Menbubarkan Sirkuit Virtual, Dibawa Pada
Channel Yang Sama Dan Pada Sirkuit Virtual Yang Sama Sebagai Packet-Packet Data. Akibatnya, Diperlukan Pensinyalan
Inband.
Multiplexing Sirkuit Virtual Menempati Lapisan 3.
Baik Lapisan 2 Maupun Lapisan 3 Mencakup Mekanisme Flow Control Aliran Dan Kontrol Kesalahan.
Pendekatan Ini Berlaku Untuk Overhead Yang Dapat Diprediksikan Sebelumnya. Pada Setiap Lompatan Sepanjang Jaringan,
Protocol Control Data Link Melibatkan Pertukaran Sebuah Frame Data Dan Sebuah Frame Balasan. Selanjutnya, Pada Setiap
Simpul Perantara, Tabel-Tabel Status Harus Dipertahankan Untuk Setiap Sirkuit Virtual Agar Sesuai Dengan Manajemen
Panggilan Dan Aspek-Aspek Flow Control/Kontrol Kesalahan Dari Protocol X.25. Seluruh Overhead Ini Bisa Ditegaskan Bila
Terdapat Probabilitas Kesalahan Yang Signifikan Pada Jalur- Jalur Di Jaringan. Pendekatan Ini Kemungkinan Sangat Tidak
Sesuai Untuk Fasilitas Komunikasi Digital Modern. Jaringan-Jaringan Yang Ada Saat Ini Menerapkan Teknologi Transmisi
Digital Yang Andal Untuk Jalur-Jalur Transmisi Yang Andal Pula Dan Bermutu Tinggi, Dimana Sebagian Besar Berupa Serat
Optik. Selain Itu, Dengan Menggunakan Serat Optik Dan Transmisi Digital, Rate Data Yang Tinggi Akan Dapat Diperoleh. Di
Lingkungan Ini, Overhead X.25 Sangat Diperlukan Namun Mengurangi Keefektifan Penggunaan Rate Data Yang Tersedia.
Frame Relay Dirancang Untuk Mengeliminasi Banyaknya Overhead Di Mana X.25 Ditentukan Pada Sistem Ujung Pemakai Dan
Pada Jaringan Packet-Switching. Perbedaan Kunci Diantara Frame Relay Dan Layanan Packet-Swiching X.25 Konvensional
Adalah Sebagai Berikut:
Pensinyalan Kontrol Panggilan Dibawa Pada Koneksi Logik Yang Terpisah Dari Data Pemakai. Jadi, Simpul-Simpul
Perantara Tidak Perlu Mempertahankan Tabel-Tabel Status Atau Pengolahan Pesan-Pesan Yang Berhubungan Dengan
Kontrol Pangggilan Pada Basis Per-Koneksi Individu.
Koneksi Logik Untuk Mutliplexing Dan Switching Dilakukan Pada Lapisan 2 Sebagai Penganti Lapisan 3, Mengeliminasi
Satu Lapisan Pengolahan Secara Keseluruhan.
Tidak Terdapat Flow Control Dan Kontrol Kesalahan Lompatan Demi Lompatan. Bila Diaplikasikan Secara Keseluruhan,
Maka Flow Control Dan Kontrol Kesalahan Ujung-Keujung Merupakan Tanggung Jawab Lapisan Yang Lebih Tinggi.
Jadi, Dengan Frame Relay, Sebuah Frame Data Pemakai Tunggal Dikirim Dari Sumber Ke Tujuan, Dan Sebuah Balasan, Yang
Dibangkitkan Oleh Lapisan Yang Lebih Tinggi, Dibawa Kembali Di Dalam Frame. Tidak Terdapat Pertukaran Frame-Frame
Data Dan Balasan Lompatan Demi Lompatan.
Sekarang Mari Kita Amati Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan Ini. Kekurangan Utama Dari Frame Relay, Bila
Dibandingkan Dengan X.25, Adalah Hilangnya Kemampuan Flow Control Dan Kontrol Kesalahan Jalur Demi Jalur. (Meskipun
Frame Relay Tidak Menampilkan Flow Control Dan Kontrol Kesalahan Ujung-Ke-Ujung, Ini Tersedia Dengan Mudah Pada
Lapisan Yang Lebih Tinggi.) Pada X.25, Sirkuit Virtual Ganda Dibawa Pada Sebuah Jalur Fisik Tunggal, Dan Lapb Tersedia
Pada Level Jalur Untuk Menyediakan Transmisi Yang Andal Dari Sumber Ke Jaringan Packet-Switching Dan Dari Jaringan
Packet-Switching Ke Tujuan. Selain Itu, Pada Setiap Lompatan Sepanjang Jaringan, Protocol Kontrol Jalur Dapat Dipergunakan
Agar Tetap Andal. Dengan Menggunakan Frame Relay, Kontrol Jalur Lompatan Demi Lompatan Ini Menjadi Hilang.
Bagaimanapun Juga, Dengan Meningkatnya Keandalan Fasilitas Transmisi Dan Switching, Maka Hal Ini Tidak Menjadi
Kekurangan Utama.
Kelebihan Frame Relay Adalah Adanya Proses Komunikasi Yang Ringan. Fungsi Protocol Yang Diperlukan Pada Interface
Pemakai-Jaringan Berkurang Saat Menjadi Pengolahan Jaringan Internal. Akibatnya, Penundaan Lebih Rendah Dan Laju
Penyelesaian Yang Lebih Tinggi Bisa Diharapkan. Studi-Studi Yang Dilakukan Menunjukkan Adanya Peningkatan Dalam Laju
Penyelesaian Yang Menggunakan Frame Relay, Bandingkan Dengan X.25, Dalam Hal Perintah Magnituda Atau Selebihnya
[Harb92]. Rekomendasi Itu-T 1.233 Menunjukkan Bahwa Frame Relay Bisa Dipergunakan Pada Akses Dengan Kecepatan
Sampai 2 Mbps.
33
Bab 12
Isdn & Broadband Isdn
Di Luar Alternatif Lama Untuk Layanan Packet-Switching Dan Circuit-Switching, Wide Area Networking Alternatif Mulai
Berkembang Pesat Yakni, Isdn.
Layanan Isdn Didasarkan Atas Konsep Tersedianya Sederetan Channel Pada Sebuah Interface Tunggal. Channel B, Pada 64 Kbps,
Adalah Channel Utama Yang Dipergunakan Untuk Circuit-Switching, Packet-Switching, Dan Dedicated (Leased) Circuit. Channel D
Dipergunakan Untuk Pensinyalan Kontrol (Setup Panggilan) Dan Juga Untuk Membawa Sejumlah Data. Untuk Pemakai Perumahan
Dan Usaha Kecil, Layanan Akses Dasar Dari Dua Channel B Dan Satu Channel D Sudah Mencukupi. Untuk Konsumen Dengan
Instalasi Lan Atau Pbx Digital, Dapat Mempergunakan Layanan Akses Dasar Baik Dari Channel 23 B Atau Channel 30 B Dan Satu
Channel D.
Isdn Broadband Adalah Spesifikasi Isdn Generasi Kedua Yang Mampu Menampilkan Rate Data Digital Tingkat Tinggi. Sedangkan
Teknologi Dasar Pada Interface Pemakai Adalah Atm.
Kemajuan Yang Sangat Pesat Dalam Teknologi Komputer Dan Komunikasi Telah Menyebabkan Penggabungan Kedua Bidang Ini Pun
Meningkat Pula. Batasan Di Antara Perhitungan, Switching, Dan Perangkat Transmisi Digital Menjadi Tidak Jelas, Selain Itu Teknk-Teknik
Digital Yang Sama Dipergunakan Pula Untuk Transmisi Data, Suara, Dan Image. Adanya Merger Dan Perkembangan Dalam Hal
Teknologi, Seiring Dengan Meningkatnya Permintaan Akan Pengumpulan, Pengolahan, Dan Penyebaran Informasi Yang Efisien Dan Tepat
Waktu, Membawa Pada Pengembangan Sistem Yang Terintegrasi Yang Mampu Mentransmisi Dan Mengolah Segala Jenis Data. Tujuan
Utama Dari Evolusi Ini Adalah Integrated Services Digital Network (Isdn).
Isdn Dimaksudkan Untuk Jaringan Telekomunikasi Publik Kelas Dunia Untuk Menggantikan Jaringan Telekomunikasi Publik Yang Telah
Ada Serta Mengirim Berbagai Jenis Layanan. Isdn Ditentukan Melalui Standarisasi Interface Pemakai Dan Diimplementasikan Sebagai
Sederetan Jalur Dan Switch Digital Yang Mampu Mendukung Jangkauan Yang Luas Dari Berbagai Jenis Lalu Lintas Sekaligus
Menampilkan Layanan-Layanan Pengolahan Yang Bernilai Lebih. Pada Prakteknya, Terdapat Jaringan-Jaringan Multipel Yang Diterapkan
Pada Batas-Batas Nasional, Namun Dari Sudut Pandang Pemakai, Terdapat Suatu Jaringan Kelas Dunia Yang Dapat Diakses Secara
Keseluruhan.
Pengaruh Isdn Baik Terhadap Pemakai Maupun Terhadap Vendor (Penjual) Nampak Signifikan. Untuk Mengontrol Evolusi Dan Dampak
Isdn, Dilakukan Upaya-Upaya Standarisasi. Meskipun Standar-Standar Isdn Tersebut Sedang Dikerjakan, Namun Teknologi Maupun
Perkembangan Strategi Implementasi Sudah Bisa Dipahami Dengan Baik.
Bertolak-Belakang Dengan Fakta Dimana Isdn Belum Mampu Mencapai Tingkat Penyebaran Universal Seperti Yang Diharapkan, Namun
Sudah Muncul Generasi Keduanya. Generasi Pertama, Kadang-Kadang Disebut Narrowband Isdn, Didasarkan Atas Pemakaian Channel 64Kbps Sebagai Unit Dasar Switching Dan Berorientasi Circuit-Switching. Kontribusi Teknis Utama Dari Narrowband Isdn Adalah Frame
Relay. Generasi Kedua, Disebut Juga Broadband Isdn (B-Isdn), Mendukung Rate Data Yang Sangat Tinggi (100 Mbps) Dan Berorientasi
Packet-Switching. Kontribusi Teknis Utama Dari Broadband Isdn Ini Adalah Asynchronous Transfer Mode, Disebut Juga Sebagai Cell
Relay.
12.1 Tinjauan Isdn
Konsep Isdn
Konsep Isdn Dipaparkan Dengan Sangat Baik Dengan Cara Mengamatinya Dari Berbagai Sudut Pandang Yang Berbeda-Beda:
Prinsip-Prinsip Isdn
Interface Pemakai
Tujuan
Prinsip-Prinsip Isdn
Standar-Standar Untuk Isdn Telah Ditetapkan Oleh Itu-T (Dulunya Ccitt), Topik Yang Akan Kita Bahas Lebih Jauh Di Bagian Ini. Tabel
A.1, Yang Merupakan Teks Lengkap Mengenai Salah Satu Standar Yang Berkaitan Dengan Isdn, Menyatakan Tentang Prinsip-Prinsip Isdn
Dari Sudut Pandang Itu-T. Kita Lihat Masing-Masing Poin Ini Satu Demi Satu.
Mendukung Aplikasi Suara Dan Non-Suara Dengan Menggunakan Rangkaian Terbatas Dari Fasilitas-Fasilitas Yang Sudah
Distandarkan.
Mendukung Aplikasi Switched Dan Nonswitched.
Ketergantungan Terhadap Koneksi 64-Kbps.
Kecerdasan Dalam Jaringan.
Arsitektur Protocol Berlapis.
Macam-Macam Konfigurasi.
12.2 Channel-Channel Isdn
Pipa Digital Di Antara Kantor Pusat Dan Pemakai Isdn Dipergunakan Untuk Membawa Data Digital. Kapasitas Dari Pipa, Dan Juga Jumlah
Channel Pembawanya, Berbeda-Beda Antara Pemakai Satu Dengan Pemakai Lainnya. Struktur Transmisi Untuk Link Access Terdri Dari
Beberapa Tipe Berikut:
Channel B: 64 Kbps
Channel D:16 Or 64 Kbps
Channel H: 384(Ho),1536(H11), And 1920 (H12) Kbps
12.3 Akses Pemakai
Untuk Menentukan Persyaratan-Persyaratan Untuk Akses Pemakai Isdn, Pemahaman Mengenai Konfigurasi Dari Perangkat Yang
Diharapkan Di Tempat Pemakai Serta Interfaceinterface Standar Yang Diperlukan Sangat Penting. Langkah Pertama Adalah Dengan
Mengelompokkan Fungsi-Fungsi Yang Berada Di Tempat Pemakai. Gambar A.4 Menunjukkan Pendekatan Ccitt Terhadap Tugas Ini,
Dengan Menggunakan:
Pengelompokan Fungsional: Aturan-Aturan Terbatas Tertentu Dari Perangkat Fisik Atau Kombinasi-Kombinasi Perangkat.
Pengelompokan Titik: Titik Konseptual Yang Dipergunakan Untuk Memisahkan Kelompok-Kelompok Fungsi.
34
Arsitektur Yang Berada Di Tempat Pelanggan Dipisahkan Secara Fungsional Menjadi Kelompok-Kelompok Terpisah Berdasarkan TitikTitik Referensi. Ini Memungkinkan Bagi Standar Interface Dikembangkan Pada Setiap Titik-Titik Referensi. Ini Secara Efektif Mengatur
Standar-Standar Agar Berjalan Dan Sekaligus Menyediakan Petunjuk Bagi Provider Perangkat. Pada Saat Standar Interface Yang Cukup
Stabil Ditetapkan, Maka Akan Dilakukan Peningkatan Teknis Pada Salah Satu Bagian Dari Suatu Interface Tersebut Dengan Tidak
Mempengaruhi Pengelompokan Fungsi-Fungsi Yang Berdekatan. Terakhir, Dengan Interface Yang Cukup Stabil, Pelanggan Bebas
Memperoleh Perangkat Dari Supplier Lainnya Untuk Berbagai Pengelompokan Fungsional, Sejauh Perangkat Tersebut Sesuai Dengan
Standar-Standar Interface Yang Relevan.
11.4 Protocol-Protocol Isdn
Arsitektur Protocol Isdn
Gambar A.5 Menggambarkan, Dalam Konteks Model Osi, Protocol Yang Ditetapkan Atau Ditunjuk Dalam Dokumen-Dokumen Isdn. Sama
Seperti Jaringan, Isdn Pada Intinya Tidak Berkaitan Dengan Lapisan 4-7 Pada Pemakai. Ini Merupakan Lapisan-Lapisan Ujung-Ke-Ujung
Yang Diterapkan Pemakai Untuk Memindah Informasi. Akses Jaringan Hanya Berkaitan Dengan Lapisan 1-3. Lapisan 1, Ditetapkan Dalam
1.430 Dan 1.431, Menentukan Interface Fisik Untuk Akses Primer Dan Akses Dasar. Karena Channel B Dan Channel D Dimultiplexingkan
Pada Interface Fisik Yang Sama, Standar-Standar Ini Menggunakan Kedua Jenis Channel Tersebut. Di Atas Lapisan Ini, Struktur Protocol
Dibedakan Untuk Kedua Channel
Untuk Channel D, Sebuah Standar Lapisan Jalur Data Baru, Lapd (Link Access Protocol, Channel D) Juga Ditetapkan. Standar Ini
Didasarkan Pada Bentuk Frame-Frame Lapd Yang Dipindahkan Di Antara Perangkat Pelanggan Dengan Elemen Switching Isdn. Tiga
Aplikasi Yang Didukung Yakni: Pensinyalan Kontrol, Packet-Switching, Dan Hubuungan Jarak Jauh. Untuk Pensinyalan Kontrol, Sebuah
Protocol Kontrol Panggilan Ditetapkan (1.451 /Q.931). Protocol Ini Dipergunakan Untuk Menetapkan, Mempertahankan, Dan
Menghentikan Koneksi Pada Channel B. Jadi, Protocol Tersebut Merupakan Protocol Yang Ada Di Antara Pemakai Dan Jaringan. Di Atas
Lapisan 3, Masih Memungkinkan Bagi Fungsi-Fungsi Pada Lapisan Yang Lebih Tinggi Yang Dihubungkan Dengan Pensinyalan Kontrol
Pemakai-Ke-Pemakai. Ini Merupakan Obyek Studi Selanjutnya. Channel D Juga Bisa Dipergunakan Untuk Menampilkan Layanan PacketSwitching Untuk Pelanggan. Dalam Hal Ini, Protocol Level 3 X.25 Dipergunakan
Untuk Menetapkan Sirkuit Virtual Pada Channel D Ke Pemakai Lainnya Serta Untuk Memindahkan Data-Data Yang Dipacketkan. Area
Aplikasi Terakhir, Hubungan Jarak Jauh, Juga Menjadi Obyek Studi Selanjutnya.
Channel B Dipergunakan Untuk Circuit Switching, Sirkuit Semipermanen, Serta Packetswitching. Untuk Circuit-Switching, Sirkuit
Dibangun Pada Channel B Sesuai Permintaan. Untuk Tujuan Ini Dipergunakan Protocol Kontrol Panggilan Channel D. Sekali Sirkuit
Ditetapkan, Sirkuit Tersebut Bisa Dipergunakan Untuk Mentransfer Data Antar Pemakai. Sirkuit Semipermanen Adalah Sirkuit Channel B
Yang Dibangun Berdasarkan Kesepakatan Antara Pemakai Dan Jaringan Yang Terkoneksi. Sama Seperti Koneksi Circuit-Switched,
Ditampilkan Pula Jalur Data Yang Transparan Di Antara Ujung Sistem.
Baik Dengan Koneksi Circuit-Switched Maupun Sirkuit Semipermanen, Tampak Bagi Station Yang Terkoneksi Di Mana Mereka Memiliki
Jalur Full-Duplex Langsung Satu Sama Lain. Mereka Bebas Menggunakan Format-Format Mereka Sendiri, Protocol, Serta Sinkronisasi
Frame. Karenanya, Dari Sudut Pandang Isdn, Lapisan 2 Sampai 7 Tidak Terlihat Atau Tidak Ditentukan. Dalam Hal Packet Switching,
Sebuah Koneksi Circuit-Switched Dibangun Pada Channel B Di Antara Pemakai Dan Simpul Packet-Switched Menggunakan Protocol
Kontrol Channel D. Sekali Sirkuit Ditetapkan Pada Channel B, Pemakai Bisa Menggunakan Lapisan 2 Sampai Lapisan 3 X.25 Untuk
Menetapkan Sebuah Sirkuit Virtual Ke Pemakai Lainnya Sepanjang Channel Tersebut Serta Memindah Data-Data Yang Dipacketkan.
Sebagai Alternatif, Bisa Dipergunakan Layanan Frame Relay. Frame Relay Juga Bisa Dipergunakan Pada Channel H Dan Channel D.
12.5 Broadband Isdn
Pada Tahun 1988, Sebagai Bagian Dari Rekomendasi I-Series-Nya Pada Isdn, Ccitt Mengeluarkan Dua Rekomendasi Pertamanya Tentang
Broadband (B-Isdn):1.133, Daftar Kosa Kata Istilah Untuk Aspek-Aspek Broadband Isdn; Dan 1.121, Aspek-Aspek Broadband Isdn.
Dokumen-Dokumen Ini Menyajikan Deskripsi Pendahuluan Serta Basis Untuk Standarisasi Dan Pengembangan Kerja Selanjutnya, Serta
Dari Dokumen-Dokumen Itu Dikembangkan Suatu Susunan Rekomendasi Yang Lengkap.
Itu-T Secara Sederhana Menetapkan B-Isdn Sebagai "Suatu Layanan Yang Memerlukan Channel-Channel Transmisi Yang Mampu
Mendukung Rate Yang Lebih Besar Dibanding Rate Primer". Dibalik Pernyataan Ini Tersimpan Rencana Agar Jaringan Dan Deretan
Layanan Yang Ada Semakin Berpengaruh Terhadap Konsumen Bisnis Dan Perumahan Terhadap Isdn. Dengan B-Isdn, Layanan,
Khususnya, Layanan Video, Memerlukan Tingkat Rate Data Yang Lebih Besar Daripada Yang Dapat Dikirim Oleh Isdn Yang Tersedia.
Untuk Membandingkan Jaringan Dan Layanan Baru Ini Dengan Konsep Ash Isdn, Konsep Ash Tersebut Sekarang Disebut Sebagai
Narrowband Isdn.
Arsitektur Broadband Isdn
B-Isdn Berbeda Dengan Narrowband Isdn Dalam Beberapa Hal. Untuk Memenuhi Persyaratan Akan Video Resolusi Tinggi, Diperlukan
Rate Channel Yang Lebih Tinggi Sebesar 150 Mbps. Untuk Mendukung Satu Atau Lebih Layanan Interaktif Dan Layanan Distributif
Diperlukan Total Rate Jalur Pelanggan Kira-Kira Sebesar 600 Mbps. Dalam Hubungannya Dengan Pemasangan Telepon Saat Ini, Ini
Merupakan Rate Data Yang Harus Dipertahankan. Satusatunya Teknologi Yang Tepat Untuk Mendukung Rate Data Sebesar Itu Adalah
Dengan Serat Optik. Karenanya, Pengenalan B-Isdn Tergantung Pada Langkah Pengenalan Serat Loop Pelanggan.
Dibagian Dalam Jaringan, Terdapat Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Teknik Switching Yang Dipergunakan. Fasilitas Switching Mampu
Menangani Rentangan Rate Bit Yang Berbedabeda Serta Parameter-Parameter Lalu Lintas (Misalnya, Lalu Lintas Yang Padat). Meskipun
Meningkatnya Daya Hardware Circuit-Switching Digital Dan Meningkatnya Pemakaian Trunking Serat Optik, Sangat Sulit Mengendalikan
Persyaratan B-Isdn Yang Berbeda-Beda Dengan Teknologi Circuit-Switching. Karena Alasan Inilah, Muncul Perhatian Yang Mendalam
Terhadap Beberapa Jenis Packet-Switching Cepat Sebagaimana Halnya Dengan Teknik Switch
Arsitektur B-Isdn
Ing Dasar Untuk B-Isdn. Bentuk Switching Ini Mendukung Mampu Atm Pada Interface Jaringan-Pemakai.
Arsitektur Fungsional
Kontrol B-Isdn Didasarkan Atas Pensinyalan Channel Umum. Didalam Jaringan, Dipergunakan Ss7, Yang Dikembangkan Untuk
Mendukung Perluasan Kemampuan Jaringan Pada Kecepatan Yang Lebih Tinggi. Hampir Sama Dengan Itu, Protocol Pensinyalan Kontrol
Pemakai-Jaringan Merupakan Versi Pengembangan Dari 1.451 /Q.931.
B-Isdn Harus Mendukung Semua Layanan Transmisi 64-Kbps, Baik Circuit-Switching Maupun Packet-Switching, Yang Didukung Oleh
Narrowband Isdn. Ini Melindungi Investasi
35
Pemakai Dan Membantu Migrasi Dari Narrowband Ke Broadband Isdn. Selain Itu, Kemampuan Broadband Disediakan Untuk Layanan
Transmisi Rate Data Yang Lebih Tinggi. Pada Interface Pemakai-Jaringan, Kemampuan Ini Juga Tersedia Melalui Fasilitas Asynchronous
Transfer Mode (Atm).
36
Download