hubungan pengetahuan dengan cara memerah asi pada ibu

advertisement
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN CARA MEMERAH ASI PADA IBU
MENYUSUI YANG BEKERJA DI DESA MATANG SEULIMENG
KECAMATAN LANGSA BARAT KOTA LANGSA TAHUN 2016
RELATIONSHIP WITH KNOWLEDGE TO DAIRY BREASTFEEDING
BREASTFEEDING WOMEN WHO WORK IN THE VILLAGE
MATANG SEULIMENG WEST LANGSA CITY LANGSA 2016
Lina*
*Prodi D III Keperawatan Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh
Email: [email protected]
Abstrak: ASI Perah merupakan ASI yang sudah diperah kemudian disimpan dan
diberikan sesuai kebutuhan bayi. Memerah ASI dibutuhkan pengetahuan dan
keterampilan. Manfaat ASI perah sama halnya dengan pemberian ASI secara
langsung. Jenis penelitian ini bersifat survey Analitik dengan desain crossectional,
sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden yang diambil dengan menggunakan
cara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden (100%)
mayoritas responden melakukan memerah ASI dengan cara yang benar sebanyak 16
orang (53,3%). Hasil uji Chi-Square (Pearson Chi-Square) menghasilkan P value
0,000 (P<0,05). Hal ini menunjukkan secara statistik ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan ibu dengan cara perah ASI. Disarankan bagi petugas kesehatan
terutama petugas kesehatan puskesmas Langsa Barat Kota Langsa dalam
memberikan penyuluhan kesehatan tentang ASI perah dibarengi dengan demonstrasi
langsung cara memerah ASI guna mendukung pemberian ASI eksklusif.
Kata Kunci: Pengetahuan, Cara perah ASI, Ibu Menyusui
Abstrac : ASI Milch is milk that has been milked then stored and given as a baby
needs. Expressing milk required knowledge and skills. Benefits of breast milk as well
as breastfeeding directly.This research is a survey analytic cross-sectional design, the
sample in this study were 30 respondents drawn using total sampling. The results
showed that out of 30 respondents (100%) the majority of respondents did express the
milk in the right way as many as 16 people (53.3%). The results of Chi-square test
(Pearson Chi-Square) generate P value of 0.000 (P <0.05). This shows a statistically
significant relationship between mother's knowledge by means of dairy milk.
Suggested for health workers, especially health care workers puskesmas West Langsa
Langsa in providing health education on breast milk accompanied by a live
demonstration of how to express the milk in order to support exclusive breastfeeding.
Keywords: Knowledge, dairy How Breastfeeding, Breastfeeding
214
215 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 2 Nopember 2016, 214-223
perkembangan bayi pun berlangsung
PENDAHULUAN
Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
pada bayi merupakan cara terbaik bagi
peningkatan kualitas SDM (Sumber
dengan baik berkat ASI, selain itu ASI
juga membantu perkembangan tulang
rahang dan otot-otot pengunyah.
Pada masa modern seperti saat
Daya Manusia) sejak dini yang akan
menjadi
penerus
merupakan
bangsa.
makanan
ASI
yang
paling
sempurna bagi bayi. Pemberian ASI
berarti memberikan zat-zat gizi yang
bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan syaraf
dan otak, memberikan zat-zat kekebalan
terhadap
beberapa
penyakit
dan
mewujudkan ikatan emosional antara
ASI merupakan makanan utama
bagi bayi yang sangat dibutuhkan
olehnya. Tidak ada makanan lainnya
yang mampu menyaingi kandungan
ASI
mengandung
protein,
lemak, gula dan kalsium dengan kadar
yang tepat. Dalam ASI juga terdapat
zat-zat yang di sebut antibodi yang
dapat melindungi bayi dari serangan
penyakit selama ibu menyusui dan
beberapa waktu sesudah itu. Bayi yang
senantiasa mengonsumsi ASI jarang
mengalami salesma dan infeksi saluran
pernafasan bagian atas pada tahun
pertama kelahiran, jika dibandingkan
dengan
ini, sebagian ibu muda merasa enggan
menyusui anak. Sebenarnya hal itu
dilakukan oleh para ibu muda di Eropa
dan Amerika pada awal abad ke-20.
Tindakan ini menyebabkan anak mudah
terserang penyakit, karena daya tahan
tubuhnya lemah. Ternyata fenomena
yang menunjukkan bahwa sebagian ibu
muda tidak menyusui anaknya tidak
hanya terjadi di negara-negara maju,
ibu dan bayinya1
gizinya.
2
bayi
mengonsumsinya.
yang
Pertumbuhan
tidak
dan
tetapi
juga
di
negara-negara
berkembang, misalnya indonesia . 2
Para ibu yang aktif melakukan
kegiatan komersial di sebagian kotakota besar, seperti bekerja dikantor,
atau pabrik, menjalankan usaha pribadi
sebagai tambahan penghasilan, serta
berkecimpung dalam kegiatan sosial
yang menyita banyak waktu dirumah,
memilih
untuk
tambahan
menggunakan
lantaran
dianggap
susu
lebih
menguntungkan sehingga mereka tidak
perlu memberikan ASI kepada anak dan
menghabiskan banyak waktu di rumah
bersama anak. 2
WHO
(World
Health
Organisation), UNICEF, dan DEPKES
Hubungan Pengetahuan Dengan Cara Memerah Asi Pada Ibu Menyusui … 216
RI melalui SK Menkes No. 450/ Men.
yaitu kurangnya pengetahuan tentang
Kes/ SK/ IV/ 2004 tanggal 7 April 2004
pentingnya ASI dan faktor Eksternal
telah
rekomendasi
yaitu ibu yang bekerja diluar rumah,
pemberian ASI eksklusif selama 6
ASI tidak keluar, dan mitos bahwa ASI
bulan. Dalam rekomendasi tersebut
mengandung nilai gizi yang rendah.
dijelaskan
Pada dasarnya ibu yang bekerja diluar
menetapkan
bahwa
pertumbuhan,
untuk
mencapai
perkembangan,
dan
rumah tetap bisa memberikan ASI
kesehatan yang optimal, bayi harus
Eksklusif dengan cara memerah ASI
diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
dan memberikan kepada bayi saat ibu
pertama.
demi
bekerja. Cara memerah ASI juga dapat
tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu
menyebabkan ibu tidak memberikan
mulai
makanan
ASI dikarenakan ASI yang dihasilkan
pendamping ASI (MP ASI) dan ASI
sedikit, selain itu ibu juga merasa sakit.
2
Hal ini dikarenakan cara memerah ASI
Menurut UNICEF, menyatakan
yang salah. ASI yang diperah mampu
Selanjutnya,
memberikan
hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih.
bahwa
30.000
kematian
di
bertahan 6-8 jam di udara luar, 24 jam
Indonesia dan 10 juta kematian anak
di dalam termos es yang berisi es batu,
balita di dunia setiap tahun bisa dicegah
48 jam dalam lemari es, serta 3 bulan
melalui
dalam freezer. 2
pemberian
bayi
ASI
eksklusif
selama 6 bulan sejak pertama setelah
kelahirannya
tanpa
makanan
minuman
kepada
dan
bayi
memberikan
tambahan
(Prasetyono,
Persentase bayi yang diberi ASI
eksklusif
Rendahnya
baru
mencapai
cakupan
ini
(27%).
banyak
2012).
dipengaruhi oleh budaya memberikan
Persentase pemberian ASI eksklusif di
makanan dan minuman terlalu dini
Indonesia sebesar (30,2%) tertinggi di
kepada bayi baru lahir, akibat dari
Nusa Tenggara Barat, yaitu sebesar
pengetahuan keluarga tentang ASI yang
(52,9%) dan terendah di Papua Barat
masih sangat minim. 4
(21,7%). 3
Salah
Dari data yang diperoleh dari
yang
profil Dinas Kesehatan Kota Langsa
menyebabkan ibu tidak memberikan
Pada Tahun 2014, Jumlah Bayi yang
ASI
faktor
diberikan ASI eksklusif adalah 1103
internal dan eksternal. Faktor Internal
(34,7%) dari 3177 jumlah bayi yang
Eksklusif
satu
faktor
adalah
dari
217 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 2 Nopember 2016, 214-223
ada di Kota Langsa . Jumlah bayi yang
menyediakan ASI perah selama ia
diberikan ASI eksklusif di Puskesmas
bekerja.
Langsa Barat adalah 261 bayi (43,5 %)
Berdasarkan studi pendahuluan
dari 600 jumlah bayi yang ada di
yang peneliti lakukan terhadap 5 orang
wilayah kerja Puskesmas Langsa Barat.
ibu
Jumlah bayi
usia 2-6 bulan di desa
Seulimeng, sebanyak 2 ibu (40%) yang
Matang Seulimeng sebanyak 59 orang
memberikan ASI perah dengan cara
5.
yang
Jumlah ibu bekerja yang memiliki
bayi usia 2-6 sebayak 30 Orang.
menyusui
benar
di
dan
Desa
3
Matang
ibu
(60%)
memberikan ASI perah dengan cara
ASI Perah merupakan ASI yang
tidak
yang
benar.
tingkat
ibu
(60%)
sudah diperah kemudian disimpan dan
pengetahuan,
diberikan
berpengetahuan kurang tentang carah
sesuai
kebutuhan
bayi.
3
Dari
Pemberian ASI perah dapat diberikan
memerah ASI, dan 2 ibu
kepada
berpengetahuan baik.
bayi
yang
lahir
prematur
sehingga membantu cara mengisap
(40%)
Berdasarkan uraian diatas maka
yang belum optimal. Bahkan dapat pula
penulis
diberikan ASI perah karena ibu perlu
penelitian dengan judul “Hubungan
dirawat sehingga tidak memungkin-
Pengetahuan dengan cara memerah ASI
kankan menyusui bayinya. Begitu pula
pada ibu menyusui yang bekerja di desa
dengan ibu yang sibuk dengan rutinitas
matang Seulimeng kecamatan Langsa
yang
Barat Kota Langsa Tahun 2016”.
mempersulit
pemberian
ASI
tertarik
untuk
melakukan
secara langsung. 6
Berdasarkan studi pendahuluan
yang peneliti lakukan terhadap 5 orang
ibu
menyusui
yang
Jenis penelitian yang digunakan
di
adalah Survei Analitik dengan desain
Puskesmas Langsa Barat, sebanyak 2
Cross sectional. Alat bantu penelitian
ibu (40%) yang memberikan atau
ini adalah quesiner untuk pengetahuan
menyediakan ASI perah selama ia
dan lembar observasi untuk pelaksanan
bekerja, 2 ibu (40%) tidak memberikan
memerah
atau menyediakan ASI perah selama ia
dilaksanakan di desa Matang Seulimeng
bekerja ,dan 1 ibu (20%) kadang
kecamatan Langsa Barat Kota Langsa
menyediakan
mulai tanggal 17 sampai dengan 24 Juli
dan
bekerja
METODE PENELITIAN
kadang
tidak
ASI.
Penelitian
ini
Hubungan Pengetahuan Dengan Cara Memerah Asi Pada Ibu Menyusui … 218
2016. Sampel dalam penelitian ini
perah ASI diperoleh dengan observasi
adalah ibu menyusui yang bekerja
langsung
memiliki bayi usia 2-6 bulan berjumlah
menggunakan lembar observasi cara
30 orang.
memerah ASI dengan menggunakan
Data yang dikumpulkan adalah
kepada
tangan dan pompa.
ibu
dengan
Penelitian ini
data primer yaitu data yang langsung
dilakukan peneliti dengan dibantu oleh
diperoleh
melalui
enumerator. Analisis data menggunakan
menggunakan
program pengolah data dengan uji
pertanyaan
statistik Chi-Square (X²) pada tingkat
tentang ASI, ASI perah dan cara
kepercayaan 90% dengan nilai α (alpha)
memerah ASI. Data mengenai Cara
atau (p<0,05)C.
dari
wawancara
kuisioner
responden
langsung
yang
berisi
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Cara Memerah ASI oleh Ibu Menyusui yang Bekerja
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Cara Memerah ASI oleh Ibu Menyusui yang Bekerja di
Desa Matang Seulimeng Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa Tahun 2016.
No
1
2
Cara Memerah ASI
Frekuensi (F)
Salah
14
Benar
16
Jumlah
30
Sumber: Data Primer (diolah tahun 2016)
Persentase (%)
46.7
53.3
100
Dari tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari 30 responden (100%) mayoritas
responden melakukan perah ASI dengan tehnik benar sebanyak 16 orang (46,70%).
Pengetahuan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu menyusui yang bekerja Tentang Cara
Memerah ASI di Desa Matang Seulimeng Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa
Tahun 2016.
No
1
2
Pengetahuan
Frekuensi (F)
Kurang
9
Baik
21
Jumlah
30
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2016)
Persentase (%)
30,0
70,0
100
219 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 2 Nopember 2016, 214-223
Dari tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari 30 responden (100%) mayoritas
responden berpengetahuan baik sebanyak 21 orang (70,0%) dan minoritas responden
berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang (30,0%).
Analisis Bivariat
Hubungan Pengetahuan dengan Cara Memerah ASI oleh Ibu Menyusui yang
Bekerja
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan dengan Cara Memerah ASI
Oleh Ibu Menyusui yang Bekerja di Desa Matang Seulimeng Kecamatan Langsa
Barat Kota Langsa Tahun 2016.
No
1
2
Pengetahuan
Kurang
Baik
Cara Memerah ASI
Salah
Benar
F
%
F
%
F
%
7
77,8
2
22,2
9
100
7
33,3
14
66,7
21
100
30
100
Jumlah
14
16
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2016)
Tabel
3
diatas
P Value
Jumlah
0,046
menunjukkan
statistik ada hubungan yang signifikan
bahwa secara proposional terlihat pada
antara pengetahuan ibu dengan cara
responden yang memerah ASI dengan
memerah ASI.
tehnik yang benar sebahagian besar
dimiliki
oleh
responden
yang
PEMBAHASAN
mempunyai pengetahuan baik sebnayak
Cara
6 (66,7%) orang dan responden yang
Menyusui yang Bekerja
memerah ASI dengan tehnik yang salah
sebahagian
responden
besar
yang
dimiliki
oleh
mempunyai
pengetahuan kurang 7 (77,8%) orang.
Hasil uji Chi-Square (Pearson
Memerah
Hasil
ASI
penelitian
oleh
Ibu
diatas
menunjukkan bahwa dari 30 responden
(100%)
mayoritas
responden
melakukan perah ASI dengan tehnik
benar sebanyak 16 orang (46,70%).
Chi-Square) pada derajat kepercayaan
ASI merupakan makanan utama
90% menghasilkan P value 0,000
bagi bayi yang sangat dibutuhkan
(P<0,05) dimana Ho ditolak dan Ha
olehnya. Tidak ada makanan lainnya
diterima. Hal ini menunjukkan secara
yang mampu menyaingi kandungan
Hubungan Pengetahuan Dengan Cara Memerah Asi Pada Ibu Menyusui … 220
gizinya.
ASI
mengandung
protein,
yaitu ibu yang bekerja diluar rumah,
lemak, gula dan kalsium dengan kadar
ASI tidak keluar, dan mitos bahwa ASI
yang tepat. Dalam ASI juga terdapat
mengandung nilai gizi yang rendah.
zat-zat yang di sebut antibodi yang
Pada dasarnya ibu yang bekerja diluar
dapat melindungi bayi dari serangan
rumah tetap bisa memberikan ASI
penyakit selama ibu menyusui dan
dengan
beberapa waktu sesudah itu. 2
memberikan kepada bayi saat ibu
cara
memerah
ASI
dan
ASI Perah merupakan ASI yang
bekerja. Cara memerah ASI juga dapat
sudah diperah kemudian disimpan dan
menyebabkan ibu tidak memberikan
diberikan
bayi.
ASI dikarenakan ASI yang dihasilkan
Pemberian ASI perah dapat diberikan
sedikit, selain itu ibu juga merasa sakit.
kepada
Hal ini dikarenakan cara memerah ASI
sesuai
bayi
yang
kebutuhan
lahir
prematur
sehingga membantu cara mengisap
yang salah. 2
yang belum optimal. Bahkan dapat pula
Peneliti mengasumsikan bahwa
diberikan ASI perah karena ibu perlu
pengetahuan
dirawat sehingga tidak memungkin-
seseorang, semakin baik pengetahuan
kankan menyusui bayinya. Begitu pula
seseorang maka akan semakin baik pula
dengan ibu yang sibuk dengan rutinitas
prilakunya,
yang
pengetahuan, seseorang akan berusaha
mempersulit
secara langsung.
pemberian
ASI
6
mempengaruhi
karena
prilaku
dengan
adanya
mengaplikasikan pengetahuannya guna
ASI Perah merupakan ASI yang
meningkatkan derajat kesehatan.
sudah diperah kemudian disimpan dan
diberikan sesuai kebutuhan bayi. Cara
Hubungan
memerah ASI yang baik dan benar
Cara
mempengaruhi pengeluaran ASI. Jika
Menyusui yang Bekerja
salah
dalam
memerah,
ASI
yang
Pengetahuan
Memerah
Hasil
ASI
Dengan
oleh
penelitian
Ibu
diatas
dihasilkan akan sedikit. Salah satu
menunjukkan bahwa secara proposional
faktor yang menyebabkan ibu tidak
terlihat pada responden yang memerah
memberikan ASI adalah dari faktor
ASI
internal dan eksternal. Faktor Internal
sebahagian
yaitu kurangnya pengetahuan tentang
responden
pentingnya ASI dan faktor Eksternal
pengetahuan baik sebnayak 6 (66,7%)
dengan
tehnik
besar
yang
yang
benar
dimiliki
oleh
mempunyai
221 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 2 Nopember 2016, 214-223
orang dan responden yang memerah
kognitif, dimana subjek tahu lebih
ASI
dahulu
dengan
sebahagian
tehnik
besar
responden
yang
salah
dimiliki
oleh
yang
mempunyai
pengetahuan kurang 7 (77,8%) orang.
akan
adanya
stimulus
yangmenimbulkan pengetahuan baru.
Pengetahuan
tersebut
menimbulkan
respon
akan
batin
dalam
Pengetahuan merupakan hasil dari
bentuk sikap tertentu. Stimulus yang
tahu dan ini terjadi setelah orang
telah diketahui dan disadari tersebut
melakukan
akan menimbulkan respon yang lebih
penginderaan
terhadap
sesuatu objek tertentu, penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia
yakni
indera
jauh lagi berupa tindakan.
14
Penelitian
, tentang Pelaksanaan
pengelihatan,
ASI Perah oleh Ibu Menyusui yang
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Bekerja di Wilayah Kerja Puskesmas
Sebagian besar pengetahuan manusia
Mandi angin Kota Bukit Tinggi Tahun
diperoleh dari mata dan telinga.
11
Menurut
10
2013 menunjukkan bahwa dari 30
, tentang Hubungan
responden
didapat
responden
pengetahuan dan sikap Tentang ASIP
(23,33%)
(Air Susu Ibu Perah) dengan praktik
Perah, 23 responden (76,67%) yang
pemberian ASIP pada Ibu Bekerja di
tidak melaksanakan ASI Perah. Dari 7
Kelurahan
Tandang
Kecamatan
responden yang melaksanakan ASI
Tembalang
Kota
Semarang.
Perah hanya 3 responden (42,86%)
Menyatakan
bahwa
ada
hubungan
dengan
yang
7
melaksanakan
teknik
yang
baik
ASI
dan
4
antara tingkat pengetahuan ibu dengan
responden (57,14%) dengan teknik
praktik pemberian ASIP pada ibu.
yang salah.
Hal
ini
Lawrence
sejalan
Green
Notoatmodjo
perilaku
akan
seseorang
dengan
(1980)
menyatakan
dipermudah
mempunyai
sikap
teori
Pelaksanaan
dengan
bahwa
dipengaruhi
apabila
sikap, dikarenakan pengetahuan akan
menimbulkan
dan
oleh
benar
ASI
dalam
yang
baik
memerah
sangat
pengetahuan
respon
batin
dan
dalam
positif terhadap sesuatu yang akan
bentuk sikap tertentu. Stimulus yang
dikerjakan.
suatu
telah diketahui dan disadari tersebut
perilaku baru, terutama pada orang
akan menimbulkan respon yang lebih
dewasa biasanya dimulai dari ranah
jauh lagi berupa tindakan. Semakin baik
Terbentuknya
Hubungan Pengetahuan Dengan Cara Memerah Asi Pada Ibu Menyusui … 222
respon
batin
tertentu
dalam
maka
bentuk
semakin
sikap
baiklah
dengan tehnik benar sebanyak 16 orang
(53,3%).
prilakunya dan sebaliknya semakin
Dari 30 orang ibu menyusui
buruk batin dalam bentuk sikap maka
bekerja diketahui berpengetahuan baik
akan semakin jelek pula prilakunya. Ibu
tentang ASI sebanyak 21 orang (70,0%)
tidak menyediakan ASI perah walaupun
dan
pengetahuan baik disebabkan oleh sikap
ASI sebanyak 9 orang (30,0%).
berpengetahuan kurang
tentang
mereka yang tidak mau direpotkan
dalam penyiapan ASI perah sebelum
SARAN
bekerjaa dan sikap mereka menyatakan
Bagi responden diharapkan untuk
dengan minum susu formula anak
lebih
meningkatkan
pengetahuan
mereka tetap sehat.
dengan mencari informasi tentang ASI
Perah agar tetap dapat memberikan ASI
pada bayi meskipun ibu bekerja.
KESIMPULAN
Terdapat
Hubungan
Bermakna
antara
menyusui
bekerja
yang
Bagi Petugas Dinas Kesehatan
pengetahuan
ibu
Kota Langsa dan Puskesmas Langsa
dengan
cara
Barat diharapkan untuk meningkatkan
melakukan perah ASI dengan tehnik
yang
benar
Hasil
Chi-Square
uji
pelayanan
kesehatan
khususnya
penyuluhan tentang ASI Perah dan cara
(Pearson Chi-Square) pada derajat
memerah
kepercayaan
program ASI eksklusif pada bayi.
90%
menghasilkan
P
ASI
guna
mendukung
value 0,000 (P<0,05). Cara memerah
ASI
dengan
tehnik
yang
benar
sebahagian besar dimiliki oleh ibu yang
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sunartyo,
N.
(2008).
mempunyai pengetahuan baik sebanyak
Merawat
6 (66,7%) orang dan ibu yang memerah
Yogyakarta: EGC.
ASI
dengan
tehnik
yang
salah
2.
bayi
dan
Panduan
Balita.
Prasetyono, D. S, (2012). Buku
sebahagian besar dimiliki oleh ibu yang
Pintar ASI Eksklusif. Yogjakarta:
mempunyai
DIVA Press.
pengetahuan
kurang
7
(77,8%) orang.
Dari 30 orang ibu menyusui
bekerja diketahui melakukan perah ASI
3.
Riskesdas, (2013). Riset Kesehatan
Dasar.
Diambil
http//:riskesdas_2013.c
dari:
223 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 2 Nopember 2016, 214-223
4.
Dinkes
Aceh,
(2012).
Profil
Kesehatan. Banda Aceh
5.
Dinkes
Langsa,
or-faktor-yang-mempengaruhi-
(2014).
Profil
Kesehatan. Kota Langsa
6.
Bidanku,
(2012).
ASI
perah.
dari:
http//:asiperah_bidanku.
8.
Indonesia,
Undang-Undang
Saat
Tentang
Diambil
dari:
Nurul
14.00 Wib.
IDAI, (2013). Sukses Menyusui
Bekerja.
oleh
Fadilla. Tanggal 23 Februari 2016.
13. Betterwork
(2013).
dan
Peraturan
Menyusui.
Diambil
www.idai//02_sukses_menyusui_s
dari:betterwork.org/.../20130201_L
aat_bekerja.
aw-and-Regulation-on
Surfiyana,
H.
(2013).
Cara
Pemberian ASI Perah. Diambil dari
9.
kegagalan-pemberian-asieksklusif/.Diakses
Diambil
7.
https://retnotbs.wordpress.com/fakt
Breastfeeding_.
14. Putri,M.E.(2013).Diambildari:http://
http://herdiantrisufriyana.com.
ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/i
Khasan, Fauzi. (2013). Diambil
ndex.php.
dari: http://khasan- fauzi. blogspot.
15. Muhammad, I. (2013). Panduan
co.id/2013/04/normal-0-false-false
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
false-en-us-x-none.html.
Bidang Kesehatan. Medan: Cita
10. Notoatmodjo, S (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta
: Jakarta.
16. Arikunto,
Penelitian
11. Wulandari, A. (2013). Hubungan
pengetahuan dan sikap Tentang
ASIP (Air Susu Ibu Perah) dengan
praktik pemberian ASIP pada Ibu
Bekerja di Kelurahan Tandang
Kecamatan Tembalang Kota Semarang
Diambil
pustaka Media Perintis.
dari
portatalgaruda.org
/.org/article.php].
12. Wahyuningsih, R. (2013). Faktor
Yang
Mempengaruhi
ASI
Eksklusif.
Kegagalan
Diambil
dari:
(2009).
Suatu
Prosedur
Pendekatan
Praktek. Rineka Cipta: Jakarta.
Download