BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hormon tiroid disekresikan oleh kelenjar tiroid dan diatur oleh thyroidstimulating hormone (TSH) di pituitari anterior, yang berada di bawah kontrol dari thyrotropin-releasing hormone (TRH) di hipotalamus. Thyroxine (T4) diproduksi terutama oleh kelenjar tiroid dan diubah menjadi lebih biologis aktif dalam bentuk triiodothyronine (T3), ginjal terlibat dalam produksi T3 melalui deiodinasi lokal T4.1 Hormon tiroid adalah salah satu hormon yang sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan otak, tulang dan jaringan lain serta mengatur metabolisme di tubuh.2,3 Hormon tiroid dibutuhkan dalam seluruh tahap kehidupan manusia sejak dalam kandungan, setelah lahir, masa anakanak, masa remaja, sampai usia lanjut.2 Apabila tiroid terganggu akan mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak secara optimal.3 Sindrom nefrotik (SN) merupakan kelainan ginjal yang paling sering pada anak-anak. SN ditandai kumpulan manifestasi klinis yaitu proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema, hiperlipidemia.4 SN secara klinis dibedakan menjadi SN kongenital, primer (idiopatik) dan sekunder. Pada anak, sebagian besar merupakan SN kelainan minimal (SNKM) dan berespon terhadap terapi steroid.4 Biopsi ginjal merupakan baku emas untuk menentukan diagnosis dan prognosis SN, tetapi karena bersifat invasif maka ahli nefrologi anak sering mengklasifikasikan SN berdasarkan respon terhadap pengobatan 1 Universitas Sumatera Utara steroid, yaitu sindrom nefrotik sensitif steroid (SNSS) dan sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS).4 Jumlah pasien SNRS pada anak memiliki persentase yang lebih kecil (20%) dibandingkan dengan SNSS.5 Di Indonesia dilaporkan enam per 100 000 per tahun pada anak berusia kurang dari 14 tahun menderita SN.6 Sementara divisi Nefrologi Ilmu Kesehatan Anak (IKA) RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) mencatat sekitar 130 kasus baru selama tahun 2004 sampai 2008.7 Pada pasien dengan SN, hilangnya hormon tiroid dapat menyebabkan rendahnya kadar hormon tiroid bebas kecuali produksi meningkat di bawah pengaruh TSH.8,9 Selanjutnya, hilangnya albumin dan thyroid binding globulin (TBG) dapat mengurangi kapasitas mengikat bagi hormon tiroid yang mengakibatkan penurunan kadar total T3 dan T4.9 Kemungkinan hipotiroid pada pasien SN telah dilaporkan pada beberapa penelitian dimana gejala hipotiroid ditandai dengan peningkatan TSH, telah ditemukan sejak 30 tahun yang lalu.10 Ekskresi albumin oleh ginjal menyebabkan kadar albumin dalam darah turun. Selain albumin, protein lain seperti beberapa hormon diekskresikan melalui urin. Beberapa studi menunjukkan ekskresi ginjal terhadap hormon tiroid dan TBG pada pasien SN. Pada beberapa SN dengan proteinuria yang berlama-lama dapat membuat kadar hormon tiroid yang bebas berkurang dan meningkatkan TSH.10 Studi di Belanda melaporkan kelainan pada kadar hormon tiroid terlihat pada pasien dengan proteinuria. 10 Studi di Spanyol menyimpulkan bahwa hasil proteinuria dengan hilangnya 2 Universitas Sumatera Utara hormon tiroid yang merangsang produksi TSH.11 Studi di India menemukan nilai rata-rata serum T3 dan T4 pada anak-anak dalam batas normal namun nilai TSH lebih tinggi dari nilai normal, menyimpulkan bahwa SN umumnya memiliki keadaan hipotiroid ringan atau subklinis selama proteinuria meskipun eutiroid secara klinis.12 Penelitian ini saya lakukan untuk mengetahui kadar hormon tiroid penderita SN yang SNSS dan SNRS ,dimana pasien SN memiliki risiko hipotiroid subklinis. Dimana penelitian belum pernah dilakukan di Medan dan hasil penelitian yang sudah ada selama ini masih kontroversial. Penegakkan diagnosa hipotiroid yang lebih awal pada anak dapat mencegah keterbelakangan mental dan fisik.10 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada perubahan kadar hormon tiroid pada anak SNSS dan SNRS, serta faktor apa saja yang mempengaruhinya. 1.3. Hipotesis Terdapat perubahan kadar hormon tiroid pada anak penderita SNSS dan SNRS. 3 Universitas Sumatera Utara 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan umum Mengetahui perubahan kadar hormon tiroid pada anak penderita SNSS dan SNRS. 1.4.2. Tujuan khusus – Mengetahui faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kadar hormon tiroid pada anak penderita penderita SNSS dan SNRS. – Mengetahui hubungan kadar albumin dengan kadar hormon tiroid. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Di bidang akademik/ ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai perubahan kadar hormon tiroid pada anak penderita SNSS dan SNRS. 2. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan kontribusi ilmiah pada bidang endokrin dan nefrologi mengenai pentingnya pemantauan fungsi tiroid pada anak penderita SN, terutama bila sudah terjadi gangguan fungsi tiroid. 3. Manfaat untuk anak penderita SN : sebagai deteksi awal untuk mencegah komplikasi yang lebih berat. 4 Universitas Sumatera Utara