Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 STRATEGI MEMPERSIAPKAN GENERASI EMAS 45 MELALUI ANALISIS PSIKOLOGIS DAN STUDI KOLABORATIF ANTARA SEKOLAH DAN KELUARGA TENTANG PERILAKU MALADJUSTMEN REMAJA Penulis : Rahma Wira Nita Sumber : Jurnal Counseling Care, Volume 1, Nomor 1, April-Oktober 2017 Diterbitkan Oleh : Laboratorium Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat Untuk Mengutip Artikel ini : Rahma Wira Nita, 2017. Strategi Mempersiapkan Generasi Emas 45 Melalui Analisis Psikologis Dan Studi Kolaboratif Antara Sekolah Dan Keluarga Tentang Perilaku Maladjustmen Remaja. Jurnal. Jurnal Counseling Care, Volume 1, Nomor 1, bulan April, 2017: 34-41. Copyright © 2017, Jurnal Counseling Care ISSN : 2581-0650 (Online) Laboratorium Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat Volume 1, Nomor 1, April (2017) E-ISSN: 2581-0650 Jurnal Counseling Care JCC Volume 1 Nomor 1, Januari-Juni 2017, p. 35-41 ISSN : 2581-0650 (Online) http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/counseling STRATEGI MEMPERSIAPKAN GENERASI EMAS 45 MELALUI ANALISIS PSIKOLOGIS DAN STUDI KOLABORATIF ANTARA SEKOLAH DAN KELUARGA TENTANG PERILAKU MALADJUSTMEN REMAJA Oleh Rahma Wira Nita STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] Abstrak: Generasi emas 45 perlu didukung dalam pencapainnya melalui mempersiapkan remaja sebagai generasi penerus estafet pembangunan bangsa ke depan. Remaja perlu dipersiapakan untuk pencapaian perkembangan yang matang, terhindar dari perilaku salah suai (malaadjusment). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Tahun 2016 tentang perilaku salah suai yang terjadi pada remaja dari beberapa pendekatan seperti analisis transaksional, rational emotif behavior therapy dan pendekatan realitas. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa remaja pada umumnya banyak memiliki tingkah laku salah suai. Jika kondisi ini tidak disikapi, maka akan mengganggu perkembangan remaja selanjutnya. Dengan demikian melalui tulisan ini akan dibahas secara mendalam tentang bagaimana kolaborasi antara sekolah dan keluarga mengatasi tingkah laku salah suai remaha (maladjusment). Kata Kunci : Strategi, Studi Kolaboratif, Maladjustment selanjutnya. PENDAHULUAN Tidak hanya itu proses mempersiapkannya juga melibatkan banyak (a) Latar Belakang Penelitian pihak mulai dari keluarga, sekolah dan Generasi emas merupakan generasi masyarakat ikut andil dalam hal ini. penerus bangsa yang perlu dipersiapkan agar kelak menjadi individu yang produktif, Pembahasan kali ini beranjak dari memiliki nilai guna dan dapat menjadi estafet keberadaan seorang remaja yang tentunya kemajuan bangsa di masa yang akan datang. merupakan calon dari generasi emas 45. Persiapaan generasi emas 45 ini, perlu Remaja perlu dipersiapkan menjadi individu dilakukan yang produktif, cerdas dan inovatif untuk sedini mungkin, sebagaimana diketahui kekuatan generasi emas dipengaruhi oleh seberapa kuat dan kokoh konstruksi yang melanjutkan estafel kemajuan bangsa di masa yang akan datang. dibangun sebagai dasar untuk perkembangan Jurnal Counseling Care STKIP PGRI Sumatera Barat 35 Volume 1, Nomor 1, April (2017) E-ISSN: 2581-0650 JCC Namun perlu diketahui tidak mudah memperhitungkan fakta bahwa seorang menjadi seorang remaja, dengan berbagai individu memiliki penyesuaian diri yang baik problematika yang harus dihadapi mulai dari (Well-adjusted) tanpa memanfaatkan dan kondisi fisik, psikis dan lain sebagainya. memperkembangkan Sebagaimana yang dikemukakan Hurlock kemampuannya. kemampuan- (2010:206) istilah remaja merupakan padanan Menghadapi kondisi yang demikian, dari istilah adolescence yang berasal dari kata latin adolescere yang berarti bertumbuh atau tentu harapan mewujudkan generasi emas 45 akan diragukan kemunculannya apabila masih tumbuh menjadi matang. ditemukan kondisi-konsisi remaja yang tidak Lingkungan adalah salah satu faktor yang berpengaruh pada pembentukan matang, yang tentunya akan menghambat perkembangan selanjutnya. kepribadian remaja yang matang. Dalam Sebagaimana diketahui bahwa setiap proses mencapai kematangan tersebut masih ditemukan kondisi remaja yang tidak sesuai dnegan harapan. Seperti ditemukannya kasuskasus yang terjadi terkait dengan perilaku remaja memiliki tingkah laku yang berbedabeda hal ini tergantung pada lingkungan remaja itu berada, lingkungan keluarga, lingkungan menyimpang remaja. masyarakat dan lingkungan sekolah, yang mana ke tiga lingkungan ini Menurut Sadli (Willis, 2010:5) perilaku termasuk ke dalam lingkungan pendidikan menyimpang atau disebut juga tingkah laku yang salah yang bertingkah laku sesuai dengan norma dan atau nilai yang berlaku. Kondisi lingkungan akan menyimpang dari aturan-aturan normatif dari berpengaruh dalam pembentukan tingkah laku pengertian-pengertian dari seorang remaja apakah itu baik atau suai melanggar adalah tingkah atau bertentangan, harapan-harapan laku normatif lingkungan ataupun sosial yang bersangkutan. akan membantu remaja untuk buruk, apakah dapat mencapai perkembangan dengan baik atau sebaliknya. Menurut Sobur (2003:341) tingkah laku Berdasarkan hasil penelitian yang telah salah suai (maladjusment) dipandang sebagai dilakukan di tahun 2016 tentang bentuk ketidakefektifan individu dalam menghadapi, tingkah laku salah suai yang dialamai oleh menangani remaja atau melaksanakan tuntutan- diperoleh melalui hasil yang tuntutan dari lingkungan fisik dan sosialnya memprihatinkan, untuk lebih jelasnya dapat maupun dipaparkan sebagai berikut: yang bersumber dari berbagai kebutuhannya sendiri. Kriteria semacam ini jelas bersifat negatif, dalam arti tidak 1) Hasil penelitian mengungkapkan Jurnal Counseling Care STKIP PGRI Sumatera Barat Dela Afrita bahwa remaja Geni memiliki 36 Volume 1, Nomor 1, April (2017) E-ISSN: 2581-0650 JCC banyak tingkah (malaadjusment). laku 2) salah Dwika suai terhindar dari perilaku (malaadjusment) yang Susitri akan merugikan dirinya seniri dan bahkan mengungkapkan bahwa bentuk tingkah laku salah suai peserta didik dilihat orang lain. dari Sebagai orangtua pendekatan konseling realitas berada pada diharapkan peran serta dalam mewujudkan generasi emas 45 kategori banyak. ini, seperti halnya menjadi figur atau teladan Bentuk-bentuk tingkah laku salah suai yang baik, bukan sebaliknya mengacaukan peserta didik seperti: (a). Keterasingan (b). konsep pencarian identitas remaja. Menyikapi penolakan diri dan irasionalitas perilaku kaku fenomena di atas, maka kami tertarik ingin (c). tidak objektif (d). tidak bertanggung mengadakan jawab (e) kurang percaya diri (f). menolak terkait kenyataan. Sedangkan penelitian 3) Husnatul (malaadjusment) yang terjadi pada remaja. Mardiyah mengungkapkan bahwa secara Melalui tulisan ini akan dibahas “Strategi umum profil tingkah laku salah suai peserta Mempersiapkan Generasi Emas 45 Melalui didik analisis Analisis Psikologis dan Studi Kolaboratif juga berada pada kriteria antara sekolah dan keluarga tentang Perilaku menurut transaksional banyak. Artinya mengalami pendekatan banyak tingkah laku remaja yang salah suai dengan remaja dan mendalam perilaku Maladjusment Remaja” a. Tingkah Laku Salah Suai (malaadjusment). Perilaku bermasalah dapat diartikan Belakang di tahun 2016 juga kita diinformasikan oleh media masa dimana ditemukan adanya aksi pemukulan oleh orangtua murid terhadap guru. Jika dianalisis menurut pendekatan konseling, maka dapat diketahui adanya tingkah laku salah suai (malaadjusment) yang terjadi baik yang dialami oleh murid sebagai seorang remaja sebagai tingkah laku, perbuatan atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum atau peraturan yang ditetapkan. Perilaku seseorang bermasalah dapat bilamana perilaku dikatakan tersebut merugikan diri sendiri maupun orang lain. maupun yang dilakukan oleh orangtua. Menurut Andi Mappiare (Mudjiran, Menghadapi kondisi remaja dewasa ini, tentu perlu melibatakan berbagai pihak. Dalam rangka mewujudkan generasi emas 45 hal-hal demikian tentu harus diminimalisir atau diatasi sedemikian rupa, sehingga remaja 2007:150) menyatakan “Perilaku bermasalah disebut juga dengan perilaku menyimpang atau salah suai artinya tingkah laku yang dalam batas ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat perkembangan pisik Jurnal Counseling Care pengkajian yang dan psikis, STKIP PGRI Sumatera Barat serta dapat diterima 37 Volume 1, Nomor 1, April (2017) E-ISSN: 2581-0650 JCC sepanjang tidak merugikan diri sendiri dan sebagai ketidakefektifan individu dalam masyarakat”. menghadapi, menanggapi atau melaksanakan tuntutan-tuntutan dari lingkungan fisik dan Dalam konseling perspektif rasional emotif pendekatan tingkah laku sosialnya maupun yang bersumber dari berbagai kebutuhannya sendiri. bermasalah didalamnya merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berfikir yang irasional. Selanjutnya Almighwar (2006: 190) Hurlock mengemukakan tingkah laku bermasalah yang (Mudjiran,2007:150) mengemukakan bahwa kuat atau tingkah laku salah suai adalah remaja yang kematangannya terlambat dan tingkah laku yang muncul akibat adanya rasa sering diperlakukan seperti anak-anak, hal ini tidak enak, rasa tercekam, rasa tertekan yang dapat didorong oleh factor. menimbulkan sikap dan perilaku menyimpang, seperti: melawan, tidak patuh, Menurut Gunarsa (Mudjiran, 2007: merusak dan sebagainya. 151) perilaku menyimpang atau tingkah Senada dengan pendapat tersebut, laku salah suai dikelompokkan atas dua Sadli (Willis, 2005: 5) mengemukakan bahwa jenis yaitu: perilaku menyimpang adalah tingkah laku (a) Penyimpangan tingkah laku yang bersifat yang menyimpang dari norma-norma sosial. moral dan asosial yang tidak diatur Selanjutnya, 5) dalam undang-undang sehingga tidak “Perilaku menyimpang atau perilaku salah dapat digolongkan ke dalam pelanggaran suai adalah tingkah laku yang melanggar atau hukum. bertentangan, atau menyimpang dari aturan- membolos, kabur atau minggat dari aturan normatif ataupun dari harapan-harapan rumah, berpesta pora semalam suntuk, lingkungan sosial yang bersangkutan”. berpakaian tidak pantas dan minum- Cohen (Willis, 2010: Selanjutnya, Winner dkk (Sarwono, Contohnya: berbohong, minuman keras. 2012: 251) “Perilaku menyimpang dalam arti (b)Penyimpangan tingkah laku yang bersifat kenakalan adalah tindakan oleh seseorang melanggar hukum dengan penyelesaian yang belum dewasa yang sengaja melanggar sesuai hukum dan yang diketahui oleh anak itu hukum. dengan undang-undang dan sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai Selanjutnya Mudjiran (2007: 152) tingkah laku menyimpang atau tingkah laku hukuman”. salah suai yang terjadi adalah: Selanjutnya menurut Supratiknya (1995: 13) tingkah laku salah suai dipandang Jurnal Counseling Care a) Suka bolos atau pelajaran berakhir. STKIP PGRI Sumatera Barat cabut sebelum 38 Volume 1, Nomor 1, April (2017) E-ISSN: 2581-0650 JCC b) Tidak suka menyendiri. bergaul atau suka Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tingkah c) Suka berbohong kepada guru dan orang lain. laku salah suai yang dilakukan oleh d) Suka berkelahi dan mengganggu temannya pada waktu belajar. ketidakmampuan peserta didik disebabkan peserta oleh didik untuk berfikir secara rasional terhadap diri e) Suka merusak fasilitas sekolah dan lain-lainnya. f) Sering mencuri kepunyaan orang lain. barang-barang sendiri dan lingkungan sekitar b. Strategi Mengatasi (1) Analisis Psikologis g) Suka curi perhatian. h) Ugal-ugalan, kebut-kebutan di jalanan sehingga mengganggu lalu lintas dan dapat membahayakan dirinya sendiri serta orang lain. Sebagai seorang konselor atau guru i) Suka melawan kepada personil sekolah lainnya. mengatasi guru dan BK perlu memahami berbagai model pendekatan remaja. Tingkah laku salah suai merupakan tingkah laku yang dianggap melanggar menganalisis dan permasalahan Ada pendekatan TLSS beberapa yang model akan dibahas model Rational diantaranya: aturan yang telah disepakati dan di Pertama tetapkan bersama, baik yang ditetapkan Emotif Behavior Therapy (REBT) dilingkungan sekolah, dan Sebagai guru BK perlu memahami masyarakat. Tingkah laku salah suai perilaku maladjusment dari peserta akibat pemikiran yang irasional yang didik dari berbagai pendekatan. Pada dilakukan oleh peserta didik ada yang bisa pendekatan menimbulkan korban fisik, materi dan keluarga perlu memahami bahwa melawan status yang dimiliki oleh peserta maslaah didik. perilaku dan emosi individu. keluarga adalah peserta didik yang tidak mampu mengontrol diri dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sehingga merugikan diri dan orang lain. individu Dengan Pada dasarnya, peserta didik yang sering melakukan tingkah laku salah suai REBT individu konselor terkait dan dengan permasalahan dapat dibantu ini, dengan melakukan analisis sesuai dengan model WDEP (Wont, Do, Evaluasion and Plan) (Antecedent, atau Model Raional ABCD Bilief, Concecuence and Disputing). Jurnal Counseling Care STKIP PGRI Sumatera Barat 39 Volume 1, Nomor 1, April (2017) E-ISSN: 2581-0650 JCC Kedua model Transaksional, guru Analisis BK dengan konsep ralitas, reality dan perlu responsibility. memahami perilaku maladjusment (2) Studi dari peserta didik dari berbagai Keluarga. Pihak sekolah (kepala sekolah, pendekatan. pendekatan guru dan/konselor) bersinergi dengan transaksional konselor dan keluarga pihak orangtua untuk mengatasi TLSS perlu memahami bahwa masalah remaja. Selain itu orang dewasa lainnya individu terkait dengan transaksi juga diharapkan memberikan contoh dan individu. teladan yang baik. Pada Dengan individu permasalahan dapat dibantu struktur kepribadian, life posistion, diri. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan konseling menurut model ini adalah memperbaiki hubungan transaksi model sekolah dan keluarga adalah mengadakan pertemuan dan memberikan informasi pada orangtua bagaimana menyikapi remaja yang memiliki TLSS, orangtua pun diharapkan mengetahui dan mengenal apa saja bentuk TLSS, untuk segera ditanggulangi dan tidak dibiarkan individu dengan lingkungan. Ke-tiga dan Hal yang dapat dilakukan oleh pihak dengan pertahanan Sekolah ini, melakukan analisis sesuai dengan mekanisme Kolaboratif Analisis Realitas, guru BK perlu memahami berlarut-larut. SIMPULAN perilaku maladjusment dari peserta Remaja yang sehat terbebas dari didik dari berbagai pendekatan. Pada pendekatan realitas individu bermasalah dikarenakan ketiga hal berikut ini tidak terlaksana dengan baik adapun bentuk perilaku salah suai dikarenakan melaksanakan seharusnya, individu sesuatu tidak sesuai tidak yang dengan kenyataan dan tidak bertanggung permasalahan psikologis, termasuk perilaku maladjusment atau tingkah laku salah suai. Ada berbagai bentuk TLSS diantaranya model analisis REBT, model koreal, dan model transaksional. Untuk mengatasi perilaku salah suai konselor, guru, orangtua dan dewasa lainnya perlu mengenali jenis TLSS kemudian mengetahui bagaimana mengatasinya dan dapat memberikan contoh jawab. Tujuan konseling menurut model perilaku ini adalah individu Jurnal Counseling Care memperbaiki sesuai dengan dan teladan yang baik dalam menampilkan perilaku, menghindari TLSS. UCAPAN TERIMA KASIH STKIP PGRI Sumatera Barat 40 Volume 1, Nomor 1, April (2017) E-ISSN: 2581-0650 JCC Terbitnya tulisan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para penyumbang sumber inspirasi yang telah memberikan inspirasi bagi peneliti untuk mengutip atau menggunakan tulisannya sebagai referensi, serta kepada para peer reviewer pada jurna counseling care prodi bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat yang telah membantu penerbitan artikel ini. DAFTAR RUJUKAN Almighwar, Muhammad. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia Komalasari, Gantina. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: INDEKS. Mudjiran, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP Press. Prayitno, Ellida. Perkembangan 2006. Psikologi Remaja. Padang: Angkasa Raya. Sarwono, Sarlito W. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers. Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Supratiknya. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius. Willis, S. Sofyan.2010. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta Elizabet, B Hurlock. 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga Jurnal Counseling Care STKIP PGRI Sumatera Barat 41