pemeriksaan kewajiban jangka pendek

advertisement
Pemeriksaan
Hutang|
6.1
81
Pengertian
Kewajiban jangka pendek (Current Liabilities) adalah kewajiban perusahaan
kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang
atau sama dengan satu tahun, atau dalam satu siklus operasi normal
perusahaan, biasanya dengan menggunakan harta lancar (current assets)
perusahaan.
Kewajiban jangka panjang (Long Term Liabilities) adalah kewajiban perusahaan kepada
pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun
yang akan datang.
Contoh perkiraan yang digolongkan sebagai kewajiban jangka pendek :
o
Hutang Dagang (Accounts Payable)
o
Pinjaman Dari Bank (Short Term Loan)
o
Bagian Dari Kredit Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Dalam Waktu
Kurang Atau Sama Dengan Satu Tahun (Current Portion of Long Term Loan)
o
Hutang Pajak (Taxes Payable)
o
Biaya Yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)
o
Voucher Payable (dalam hal digunakan voucher system)
o
Hutang Dividen (Dividend Payable)
o
Pendapatan Yang Diterima Dimuka (Unearned Revenue)
o
Uang Muka Penjualan
o
Hutang Pemegang Saham
o
Hutang Bunga
o
Hutang Leasing yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang
o
Hutang Perusahaan Afiliasi (Hutang Dalam Rangka Hubungan Khusus)
Contoh perkiraan yang digolongkan sebagai kewajiban jangka panjang :
o
Kredit Investasi (Long Term Loan)
Pemeriksaan
Hutang|
o
82
Hutang Obligasi (Bond Payable, terdiri dari : Registered Bonds, Coupon
Bonds atau Bearer Bonds, Term Bonds, Serial Bonds, Convertible Bonds,
Callable Bonds, Secured Bond, Unsecured Bonds (Debenture Bonds).
o
Wesel Bayar (Promissory Notes/ Pronotes) yang jatuh temponya lebih dari satu
tahun
o
Subordinated Loan (Hutang Subordinasi)
o
Bridging Loan
o
Hutang Leasing (Hutang dalam rangka Sewa Guna)
6.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Hutang/Kewajiban
Tujuan pemeriksaan kewajiban jangka pendek adalah untuk memeriksa
apakah :
1.
Terdapat internal control yang baik atas kewajiban jangka pendek.
2.
Kewajiban jangka pendek yang tercantum di neraca didukung oleh bukti bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi.
3.
Semua kewajiban jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal neraca.
4.
Accrued Expenses jumlahnya reasonable (masuk akal/wajar atau tidak),
dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Karena kalau
jumlahnya terlalu besar berarti laba akan dilaporkan terlalu kecil
(understated) dan kalau accrued expenses terlalu kecil berarti laba akan
dilaporkan terlalu besar (overstated).
5.
Kewajiban leasing jika ada, sudah dicatat sesuai dengan standar
akuntansi sewa guna usaha.
6.
Seandainya ada kewajiban jangka pendek dalam mata uang asing per
tanggal
neraca,
sudah
dikonversikan
ke
dalam
rupiah
dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca dan selisih
kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada rugi laba tahun
berjalan.
7.
Biaya bunga dan bunga yang terhutang dari hutang jangka pendek telah
dicatat pertanggal neraca.
Pemeriksaan
Hutang|
83
Biaya bunga hutang jangka pendek yang tercatat pada tanggal neraca betul
telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
9.
Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan
sehingga tidak terjadi "Bank Default”.
10.
Penyajian kewajiban jangka pendek didalam neraca dan catatan atas laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(SAK).
Beberapa ciri internal control yang baik atas kewajiban jangka pendek :
o
Adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian penerimaan barang,
bagian gudang, bagian akuntansi dan bagian keuangan.
o
Digunakannya formuir-formulir yang bernomor urut tercetak (prenumbered)
untuk permintaan pembelian (purchase requisition), order pembelian (purchase
order), dan laporan penerimaan barang (receiving report).
o
Adanya sistem otorisasi untuk pembelian maupun pelunasan hutang.
o
Digunakannya sistem tender untuk pembelian dalam jumlah yang besar,
dimana beberapa supplier diundang untuk memasukkan penawaran tertulis
dalam amplop tertutup ke panitia tender.
o
Dibuatnya buku tambahan (subsidiary ledger) untuk hutang dagang, dan setiap
akhir bulan jumlah saldo hutang dagang menurut subsidiary ledger harus
dibandingkan (direconcile) dengan saldo hutang dagang menurut general ledger
yang merupakan perkiraan pengendali (controlling account).
o
Jumlah barang yang dicantumkan dalam faktur pembelian (supplier invoice)
harus dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan dalam receiving report dan
purchase order, untuk mencegah pembayaran atas barang yang dibeli melebihi
jumlah barang yang dipesan dan yang diterima.
o
Faktur pembelian dan dokumen pembelian lainnya harus dicap lunas (stamp
paid) untuk menghindari digunakannya dokumen-dokumen tersebut untuk
proses pembayaran yang kedua kalinya.
Penyajian kewajiban jangka pendek didalam neraca dan catatan atas laporan keuangan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK) :
Misalnya, jika perusahaan mempunyai kredit jangka pendek dari bank atau
Pemeriksaan
Hutang|
84
mempunyai hutang leasing, maka dalam catatan atas laporan keuangan harus
diungkapkan antara lain :
o
Plafond kredit
o
Jangka waktu kredit
o
Tingkat bunga-
o
Jaminan kredit
o
Pengembalian kredit dan pembayaran bunga apakah dalam rupiah atau mata uang
asing
o
Nilai tunai aktiva dalam rangka sewa guna
o
Jenis leasing
o
Jangka waktu leasing
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kewajiban Jangka Panjang :
Tujuan pemeriksaan kewajiban jangka panjang adalah untuk menentukan
apakah :
1.
Terdapat internal control yang baik atas kewajiban jangka panjang.
2.
Kewajiban jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat
seluruhnya per tanggal neraca dan diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang.
3.
Kewajiban jangka panjang yang tercantum di Neraca betul-betul merupakan
kewajiban perusahaan.
4.
Kewajiban jangka panjang yang berasal dari legal claim atau asset yang
dijaminkan sudah diidentifikasi.
5.
Kewajiban jangka panjang dalam valuta asing per tanggal neraca sudah
dikonversikan kedalam rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal
neraca dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada Laba
Rugi tahun berjalan.
6.
Biaya bunga dan bunga yang terhutang dari kewajiban jangka panjang serta
amortisasi dari premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal neraca.
7.
Biaya bunga kewajiban jangka panjang yang tercatat pada tanggal neraca betul
telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
Pemeriksaan
Hutang|
8.
85
Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan
sehingga tidak terjadi Bank "Default".
9.
Bagian dari kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun yang
akan datang sudah direklasifikasi sebagai kewajiban lancar.
10.
Kewajiban jangka panjang berikut discount, premium dan bunga yang timbul
sudah dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta diungkapkan dalam
laporan keuangan,termasuk catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (paybudi)/PSAK .
Beberapa ciri internal control yang baik atas kewajiban jangka panjang :
o
Perolehan kewajiban jangka panjang harus mendapat persetujuan pejabat
perusahaan yang berwenang (Direksi, Dewan Komisaris, Rapat Umum Pemegang
Saham), biasanya dalam bentuk notulen rapat.
o
Kewajiban jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang
asing dicover dengan SWAP, untuk mencegah kerugian yang timbul jika terjadi
depresiasi nilai rupiah ataupun devaluasi.
o
Perusahaan yang menjual obligasi sebaiknya menggunakan independent trustee
(biro administrasi efek) untuk : mengadministrasikan obligasi yang beredar,
mengurus pembayaran bunga obligasi, dan mengurus pelunasan obligasi yang
jatuh tempo.
6.3
Prosedur Pemeriksaan Kewajiban Jangka Pendek
1.
Pelajari dan evaluasi internal control atas kewajiban jangka pendek.
2.
Minta rincian dari kewajiban jangka pendek, baik hutang dagang maupun
kewajiban lainnya, kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan
saldonya dengan saldo hutang di buku besar (controlling account)
3.
Untuk hutang dagang cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo
menurut subsidiary ledger hutang dagang (jika jumlah supplierya banyak,
tidak usah 100 %).
4.
Secara test basis (sampling), periksa bukti pendukung dari saldo hutang kepada
beberapa supplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan purchase
Pemeriksaan
Hutang|
86
requisition, purchase order, receiving report dan supplier invoice. Periksa juga
perhitungan mathematic (mathematical accuracy) dari dokumen-dokumen
tersebut dan otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang.
5.
Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus
dilakukan rekonsiliasi antara saldo hutang menurut statement of account
tersebut dengan saldo subsidiary ledger hutang.
6.
Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik yang
saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya.
7.
Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca (subsequent payment) untuk
mengetahui apakah ada kewajiban yang belum dicatat (unrecorded liabilities)
per tanggal neraca dan untuk meyakinkan diri mengenai kewajaran saldo
hutang pertanggai neraca.
8.
Seandainya ada hutang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal kerja,
kredit investasi, maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank,
periksa Surat perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt dari perjanjian kredit
tersebut, dan periksa otorisasi dari direksi, dewan komisaris dan RUPS untuk
perolehan kredit bank tersebut.
9.
Seandainya ada hutang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan
datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan periksa
apakah ada pembebanan bunga etas pinjaman tersebut.
10.
Seandainya ada hutang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah sesuai
dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No.30) dan apakah bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang sudah dicatat
(direklasifikasi) sebagai kewajiban jangka pendek.
11.
Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara
akurat dan tie-up jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum
pada laporan laba rugi, perhatikan juga aspek pajaknya.
12.
Seandainya ada saldo debit dari hutang dagang maka harus ditelusuri apakah
ini merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang
yang dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya. Kalau jumlahnya besar (material)
harus direklasifikasi sebagai piutang.
13.
Seandainya ada uang muka penjualan pertanggal neraca, periksa bukti
pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan di periode
Pemeriksaan
Hutang|
87
berikutnya (subsequent clearance) misalnya dengan mengirimkan barang yang
dipesan oleh pembeli.
14.
Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yang jatuh
tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai kewajiban
jangka pendek.
15.
Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo
tersebut per tanggal neraca telah dikonversikan kedalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca, dan selisih kurs
yang terjadi dibebankan/dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.
16.
Untuk hutang PPh 21 dan PPN periksa apakah hutang tersebut sudah dilunasi
pada periode berikutnya. Seharusnya hutang PPh 21 dan PPN per 31 December
dilunasi di bulan Januari tahun berikutnya. Sedangkan untuk PPh Badan harus
diperiksa apakah pada waktu mengisi dan memasukkan SPT PPh Badan,
perusahaan telah membayar PPh 29 (setoran akhir).
17.
Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh perusahaan,
apakah reasonable dan konsisten dengan dasar perhitungan tahun
sebelumnya. Selain itu harus diperiksa pembayaran sesudah tanggal neraca.
18.
Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian
yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah
semua kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah
dicatat per tanggal neraca.
19.
Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.
20.
Periksa apakah penyajian kewajiban jangka pendek di neraca dan catatan atas
laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia (SAK).
Prosedur audit yang disarankan untuk kewajiban jangka panjang :
1.
Pelajari dan evaluasi internal control atas kewajiban jangka panjang.
2.
Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan kewajiban jangka panjang berikut
discount, premium dan bunga selama periode yang diperiksa.
3.
Kirim konfirmasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai: plafond
Pemeriksaan
Hutang|
88
kredit, saldo per tanggal neraca, tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan
jaminan kredit.
4.
Minta copy perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan apakah data
yang terdapat dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data yang
tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan kewajiban jangka panjang.
5.
Periksa apakah perolehan/penambahan kewajiban jangka panjang sudah
mendapat persetujuan tertulis dari direksi/dewan komisaris/pemegang saham, yang
biasanya di berikan melalui notulen rapat.
6.
Periksa
perhitungan
bunga,
pembayaran
bunga
dan
amortisasi
discount/premium dari obligasi. Tie-up jumlah beban bunga dan amortisasi
discount/premium obligasi denganjurnlah yang tercantum pada laporan laba rugi.
Discount/premium yang belum diamortisasi harus dilaporkan sebagai
pengurangan/penambahan dari nilai nominal obligasi.
7.
Periksa apakah ada kewajiban jangka panjang atau wesel bayar yang direnewed
(diperpanjang) setelah tanggal neraca, untuk mengetahui apakah kewajiban
tersebut harus tetap disajikan sebagai kewajiban jangka panjang atau sebagai
kewajiban lancar. Selain itu harus diperhatikan juga apakah ada kewajiban
jangka panjang atau wesel bayar yang (benar-benar telah) dilunasi setelah
tanggal neraca, walaupun belum jatuh tempo. Maksudnya untuk mengetahui
apakah kewajiban jangka panjang tersebut harus direklasifikasi sebagai
kewajiban jangka pendek atau tidak.
8.
Seandainya ada kewajiban dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah ada
pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
9.
Seandainya ada hutang leasing, periksa apakah pencatatan dan penyajiannya di
neraca sudah sesuai dengan prinsip akuntansi sewa guna usaha (PSAK No.30).
10.
Periksa apakah ada bagian dari kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi
sebagai kewajiban jangka pendek.
11.
Seandainya ada kewajiban jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam
Pemeriksaan
Hutang|
89
mata uang asing, periksa apakah per tanggal neraca sudah dikonversikan
kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pertanggal
neraca dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi
tahun berjalan.
12.
Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap
kewajiban jangka panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pencatatan biaya bunga.
13.
Tarik kesimpulan apakah penyajian kewajiban jangka panjang di neraca dan
catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia (SAK).
6.4
o
Rangkuman
Kewajiban jangka pendek (Current Liabilities) adalah kewajiban perusahaan
kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu
kurang atau sama dengan satu tahun, atau dalam satu siklus operasi
normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan harta lancar (current
assets) perusahaan.
o
Kewajiban jangka panjang (Long Term Liabilities) adalah kewajiban perusahaan
kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari
satu tahun yang akan datang.
o
Perkiraan yang dapat digolongkan sebagai kewajiban jangka pendek, antara
lain : Accounts Payable, Short Term Loan, Taxes Payable, Accrued Expenses),
Voucher Payable, Dividend Payable, Unearned Revenue, Uang Muka
Penjualan, Hutang Pemegang Saham, Hutang Bunga, Hutang Leasing
(jatuh tempo < 1 tahun), dan Hutang Perusahaan Afiliasi.
o
Perkiraan yang dapat digolongkan sebagai kewajiban jangka panjang, antara
lain : Long Term Loan, Bond Payable, Promissory Notes/ Pronotes,
Pemeriksaan
Hutang|
90
Subordinated Loan, Bridging Loan, dan Hutang Leasing.
6.5
1.
Contoh Soal
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Accounts Payable!
Jawab :
Kewajiban kepada pihak ketiga yang berasal dari pembelian barang atau
jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan
satu tahun.
2.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Short Term Loan !
Jawab :
Pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian kredit
(loan agreement), bisa dalam bentuk kredit modal kerja (working capital loan)
ataupun kredit rekening koran (overdraft facility).
3.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Current Portion of Long Term Loan !
Jawab :
Per tanggal neraca, bagian dari kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo
satu tahun yang akan datang harus direklasifikasi dari kewajiban jangka panjang
ke kewajiban jangka pendek.
4.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Taxes Payable !
Jawab :
Kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode berikutnya,
misalnya hutang PPh 21 (pajak penghasilan atas gaji, upah, honorarium), PPh 25
(Pajak Penghasilan Badan), PPN dan lain-lain.
5.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Accrued Expenses !
Jawab :
Biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode yang diperiksa, tetapi baru
akan dilunasi dalam periode berikutnya. Misalnya biaya gaji, biaya listrik,
Pemeriksaan
Hutang|
91
telepon, air dan lain-lain.
6.
Jelaskan perbedaan antara Accounts Payable dan Accrued Expenses !
Jawab :
Accounts payable angkanya lebih pasti karena perusahaan mencatat hutangnya
berdasarkan
invoice
Accrued
Expenses
yang
diterimanya
angkanya
didasarkan
dari
pada
supplier,
estimasi,
sedangkan
sehingga
jumlahnya kurang pasti dibandingkan dengan Accounts payable.
6.6
Soal Latihan
Petunjuk :
Tuliskan B jika menurut Saudara, kalimat berikut ini Benar dan
S jika Salah.
Hutang Jangka Pendek :
1.
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak
ketiga, yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun
dengan menggunakan harta tetap perusahaan.
2.
Overdraft facility adalah fasilitas yang diperoleh perusahaan dari suatu bank
untuk membeli kendaraan melalui perusahaan leasing.
3.
Bunga kredit modal kerja maupun kredit rekening koran dihitung dari jumlah
kredit yang diberikan bank (plafond kredit)
4.
Bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
yang akan datang, tidak boleh direklasifikasi sebagai kewajiban jangka
pendek.
5.
Hutang leasing untuk pembelian mesin pabrik seluruhnya harus disajikan
sebagai kewajiban jangka panjang.
6.
Hutang perusahaan afiliasi adalah hutang yang diberikan oleh pemegang saham
utama, tanpa bunga dan tanpa batas waktu.
7.
Perusahaan mempunyai kecenderungan untuk mencatat kewajibannya lebih
rendah dari yang sebenarnya dengan tujuan untuk melaporkan laba lebih
Pemeriksaan
Hutang|
92
besar dari jumlah yang sebenarnya
8.
Accounts payable angkanya pasti karena perusahaan menc atat
kewajibannya berdasarkan invoice yang diterimanya dari supplier.
Sedangkan accrued expenses angkanya didasarkan pada estimasi,
sehingga jumlahnya kurang pasti dibandingkan accounts payable.
9.
Salah satu tujuan pemeriksaan kewajiban jangka pendek adalah untuk
memeriksa apakah kewajiban jangka pendek yang tercantum di neraca
didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang
betul-betul terjadi.
10.
Kewajiban jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal neraca harus
dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan/dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.
11.
Bank Default adalah kesalahan suatu bank dalam menghitung bunga kredit
nasabahnya.
12.
Salah satu ciri internal control yang baik atas kewajiban jangka pendek
adalah adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian
penerimaan barang, bagian gudang, bagian akuntansi dan bagian
keuangan.
13.
Tidak digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak untuk
permintaan pembelian, order pembelian dan laporan penerimaan barang,
bukan merupakan suatu kelemahan dalam internal control suatu
perusahaan.
14.
Buku tambahan (subsidiary ledger) hutang dagang merupakan controlling
account dari hutang dagang.
15.
Jika kewajiban jangka pendek berupa hutang dividen, maka harus
didukung oleh notulen rapat umum pemegang saham yang memberikan
otorisasi untuk pembagian dividen.
16.
Jika di neraca suatu perusahaan terdapat hutang pemegang saham, maka tidak
boleh ada setoran modal yang belum dilunasi oleh pemegang saham.
Pemeriksaan
Hutang|
17.
93
Salah satu prosedur audit untuk memeriksa ada tidaknya contingent liability
adalah dengan mengirimkan konfirmasi ke penasehat hukum perusahaan.
18.
Jika ada hutang leasing untuk pembelian mesin pabrik, maka harga
perolehan mesin dan hutang leasing harus dicatat sebesar nilai tunainya.
19.
Karena bunga kredit bank sudah dihitung oleh pegawai bank dengan
menggunakan komputer, maka auditor tidak perlu lagi mencheck
keakuratan perhitungan bunga tersebut.
20.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah ada unrecorded liabilities adalah
dengan mereview buku pengeluaran kas sesudah tanggal neraca sampai
mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.
Hutang Jangka Panjang :
21.
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada
pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu
lebih dari satu tahun, dengan menggunakan harta tetap perusahaan.
22.
Long Term Loan adalah pinjaman dari bank atau lembaga keuangan
bukan bank, yang digunakan untuk pembelian aktiva tetap,kecuali
tanah, misaInya gedung dan mesin.
23.
Off-shore loan adalah pinjaman dalam mata uang asing yang diperoleh
dari suatu bank swasta asing yang beroperasi di Indonesia.
24.
LIBOR atau SIBOR adalah tingkat bunga dari suatu off-shore loan.
25.
SWAP maksudnya kontrak antara pe rusahaan dengan bank devisa
untuk membeli sejumlah mata uang asing dengan kurs tertentu,
dalam jangka waktu tertentu, dimana perusahaan harus membayar premi
SWAP.
26.
Regist ered Bonds at au Bearer Bonds adalah obli gasi at as unjuk
yang m en c ant u m k a n n am a p em i l i k d i se rt i fi k at o bl i ga si n ya ,
se hi n gga j i k a dipindahtangankan harus di endorse dibagian belakang.
27.
Term Bonds atau Serial Bonds adalah obligasi yang tanggal jatuh
temponya bertahap (pada beberapa tanggal tertentu).
Pemeriksaan
Hutang|
28.
94
Callable Bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada
perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut, untuk melunasi
obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh temponya.
29.
Promissory Notes atau Pronotes adalah suatu penyertaan tertulis dari
debitur bahwa ia berjanji untuk membayar sejumlah tertentu, pa da
tanggal tertentu, dengan memperhitungkan tingkat bunga tertentu.
30.
Subordinated Loan adalah hutang dari pernegang saham atau
perusahaan induk, yang mempunyai beberapa sifat :
o
Tanpa bunga.
o
Baru
diba yar
kembali
pada
s aat
perusahaan
telah
m e m p u n y a i kemampuan untuk membayar kembali hutangnya.
o
Mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal.
3 1 . Bunga kewajiban jangka pendek biasanya lebih kecil dibandingkan
bunga kewajiban jangka panjang.
3 2 . Salah satu tujuan pemeriksaan kewajiban jangka panjang adalah bahwa
kewajiban jangka panjang yang berasal dari legal claim atau asset yang
dijaminkan sudah di identifikasi.
3 3 . Salah satu ciri internal control yang baik atas kewajiban jangka
panjang adalah : perolehan kewajiban jangka panjang harus mendapat
persetujuan pejabat perusahaan yang berwenang (Direksi, Manajer Keuangan,
Dewan Komisaris, Rapat Umum Pemegang Saham), biasanya dalam bentuk
notulen rapat.
3 4 . Tugas Biro Administrasi Efek antara lain :
35.
o
Mengadministrasikan obligasi yang beredar.
o
Mengurus pembayaran bunga obligasi.
o
Mengurus pelunasan obligasi yang jatuh tempo.
Kewajiban jangka panjang dalam valuta asing per tanggal neraca tidak harus
dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal neraca, cukup dengan menggunakan kurs yan g
ditentukan Dirjen Pajak setiap 3 bulan sekali.
36.
Discount
atau
premium
dari
o b l i ga s i
dapat
diamortisasi
Pemeriksaan
Hutang|
95
d e n g a n menggunakan straight line atau declining balance method.
37.
Bank Default adalah pelanggaran terhadap kriteria-kriteria yang tercantum
dalam perjanjian kredit, misalnya :
38.
o
Tidak boleh membagi dividen sebelum hutang kepada bank dilunasi.
o
Current ratio harus dijaga pada tingkat tertentu.
Auditor harus yakin bahwa hal-hal yang penting mengenai kewajiban jangka
panjang dan perkiraan laba rugi yang bersangkutan sudah dijelaskan dengan
cukup dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya : plafond kredit, tingkat
bunga, jaminan kredit dan lain- lain.
39.
Salah satu prosedur audit dalam memeriksa kewajiban jangka panjang adalah :
kirim konfirmasi atas hutang pemegang saham, direksi dan perusahaan afiliasi.
40. Salah satu kriteria dari capital lease adalah : seluruh pembayaran berkala yang
dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup
pengembalian harga perolehan barang modal yang disewa guna usaha serta
bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout
lease).
Download