FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS SENTRAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2012-2014 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh: DWI RAHMAWATI 1111101000090 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 i UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HHIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN GIZI Skripsi, 19 Agustus 2015 Dwi Rahmawati, NIM : 1111101000090 Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 xxii + 164 halaman, 28 tabel, 2 bagan, 9 lampiran ABSTRAK Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan dan gizi masyarakat yang dapat terjadi di dunia. Obesitas sentral merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit - penyakit degeneratif dan dipengaruhi oleh banyak faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan 2012-2014. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini ialah cross sectional. Sampel penelitian ialah 93 mahasiswa yang diperoleh secara acak. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini ialah pengukuran lingkar pinggang, umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, keadaan mental emosional, dan asupan gizi. Obesitas sentral yang dimaksud ialah lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki dan ≥ 80cm untuk perempuan. Uji t-test independen dan Chi-square digunakan pada saat menganalisis data. Prevalensi obesitas sentral pada mahasiswa ialah 34,4 %, dimana obesitas sentral lebih banyak ditemukan pada mahasiswa perempuan (39,2%) dibandingkan laki-laki (7,1%). Umur, kondisi mental emosional, dan asupan vitamin D diketahui tidak memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Faktor faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa diantaranya jenis kelamin (p=0,030), aktivitas fisik (p=0,000), asupan energi (p=0,000), asupan karbohidrat sederhana (p=0,000), asupan protein (p=0,000), asupan lemak (p=0,000), asupan serat (p=0,000), dan asupan kalsium (p=0,017). Disimpulkan bahwa rendahnya aktivitas fisik, tingginya asupan energi, karbohidrat sederhana, protein, dan lemak, serta rendahnya asupan serat merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat. Disarankan kepada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat untuk meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi asupan energi, karbohidrat sederhana, protein, dan lemak serta meningkatkan asupan serat dan kalsium. Kata kunci : Obesitas sentral, mahasiswa, asupan gizi Daftar bacaan : 54 (2000-2015) ii ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM SPECIALIZATION OF NUTRITION Undergraduated Thesis, August 19, 2015 Dwi Rahmawati, NIM : 1111101000090 Related Factors To Central Obesity of Public Health’s Students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Of 2012-2014 xxii + 164 pages, 28 tables, 2 charts, 9 attachments ABSTRACT Central obesity is a public health and nutrition problems that can be occured in the world. This is one of the causes of the degenerative diseases and it is influences by many factors. The objective of this research is determining factors related to central obesity of Public Health‟s students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta of 2012-2014. The research uses cross sectional for its study design. The sample are 93 students, are chosen randomly. The collected data are waist circumference assessment, age, sex, physical activity, mental emotional disorder, and dietary intake. Central obesity is defined for men waist circumference is more equal to 90 cm and for women waist circumference is more equal to 80 cm. Independen t – test and chi-square are used in analyzing the data. The prevalence of central obesity is 34,4 % and it is significantly higher in women (39,2 %) than men (7,1 %). Age, mental emotional disorder, and vitamin D intake are not related to central obesity. The related factors to central obesity which are derived from this research are sex (p=0,030), physical activity (p=0,000), energy intake (p=0000), simple carbohydrate intake (p=0000), protein intake (p=0,000), fat intake (p=0,000), fiber intake (p=0,000), and calcium intake (p=0,017). The conclusion is low physical activity, high energy intake, high simple carbohydrate intake, high protein intake, high fat intake, low fiber intake, and low calcium intake are related factors to central obesity of Public Health‟s students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. That is the reason why the Public Health‟s students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta are suggested to not only increase physical activity, fiber intake, and calcium intake but also to decrease energy intake, simple carbohydrate intake, and fat intake. Keywords : central obesity, student, and nutritional intake References : 54 (2000-2015) iii iv v DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap : Dwi Rahmawati Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 November 1993 Alamat : Jalan Batutulis VIII No.12 RT. 008 RW. 03, Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Email : [email protected] Telepon : 08567583395 Riwayat Pendidikan 1999 – 2000 TK Gelatik Jakarta Pusat 2000 – 2006 SDN Pasar Baru 011 Pagi 2006 – 2009 SMPN 1 Jakarta 2009 – 2011 SMAN 3 Jakarta 2011 – Sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta vi KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. Dalam pembuatan skripsi ini, saya ingin menjelaskan tentang distribusi obesitas sentral dan faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas doa, dukungan, dan bimbingan yang diberikan. Ucapan terima kasih saya berikan kepada : 1. Bapak H. Anes dan Ibu Hj. Nurjanah, selaku kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan, baik moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini. 2. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D, selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidyatullah Jakarta. 3. Ibu Febrianti, M.Si dan Ibu Raihana Nadra Alkaff, SKM, MMA, selaku dosen pembimbing skripsi, yang senatiasa memberikan waktu, dukungan, dan bimbingannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Hoirun Nisa, M.Kes, Ph.D, Ibu Dewi Utami Iriani, M.Kes, Ph.D, dan Hera Nurlita, S.Si.T, M.Kes, selaku dosen penguji skripsi, yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 5. Kakak dan adikku yang juga selalu memberikan doa dan semangat dalam segala hal. 6. Sahabat-sahabatku tercinta: Harum, Renita, dan Yarra yang telah memberikan semangat selama kuliah. vii 7. Dan teman- teman seperjuangan angkatan 2011 yang tidak dapat ku sebutkan satu per satu. Terima kasih atas semangat dan dukungan kalian. Semoga kita dapat lulus bersama – sama. Akhir kata, saya menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan skripsi ini menjadi lebih baik dikemudian hari. Jakarta, Oktober 2015 viii DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i ABSTRAK ............................................................................................................ ii ABSTRACT ......................................................................................................... iii PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI .................................................................. v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5 C. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 6 D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9 F. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 11 A. Obesitas Sentral .................................................................................... 11 B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas Sentral ....................... 15 C. Kerangka Teori ..................................................................................... 31 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS........................................................................................... 33 A. Kerangka Konsep .................................................................................. 33 ix B. Definisi Operasional ............................................................................. 39 C. Hipotesis ............................................................................................... 42 BAB IV METODE PENELITIAN...................................................................... 44 A. Desain Penelitian .................................................................................. 44 B. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................ 44 C. Populasi & Sampel ................................................................................ 44 D. Pengumpulan Data ................................................................................ 48 E. Manajemen Data ................................................................................... 52 F. Analisa Data .......................................................................................... 54 BAB V HASIL ................................................................................................... 56 A. Gambaran Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 56 B. Gambaran Umur pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 56 C. Gambaran Jenis Kelamin pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 57 D. Gambaran Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 57 E. Gambaran Kondisi Mental Emosional pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................................. 58 F. Gambaran Asupan Energi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 60 G. Gambaran Asupan Karbohidrat Sederhana pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................. 62 H. Gambaran Asupan Protein pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 63 I. Gambaran Asupan Lemak pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 64 J. Gambaran Asupan Serat pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 64 x K. Gambaran Asupan Vitamin D pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................................. 65 L. Gambaran Asupan Kalsium pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ........................................................................................... 66 M. Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................. 67 N. Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 67 O. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .............................................................. 68 P. Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. .......................................... 69 Q. Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 70 R. Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ........................................... 70 S. Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 71 T. Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 71 xi U. Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 . .............................................................. 72 V. Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. .......................................... 72 W. Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ........................................... 73 BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 74 A. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 74 B. Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 . 75 C. Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................. 77 D. Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 78 E. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 79 F. Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ........................................... 81 G. Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 83 H. Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ......................................... 85 xii I. Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 88 J. Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 90 K. Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................. 92 L. Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................. 94 M. Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................. 95 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 98 A. SIMPULAN .......................................................................................... 98 B. SARAN ............................................................................................... 100 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 102 LAMPIRAN ...................................................................................................... 109 xiii DAFTAR TABEL Nomor Judul Tabel Halaman Tabel Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 39 Tabel 4.1 Besar Sampel......................................................................................... 46 Tabel 4.2 Pembagian Jumlah Sampel Per Angkatan Masuk Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat ................................................................ 47 Tabel 4.3 Analisa Data Menggunakan Uji Chi-Square ......................................... 55 Tabel 5.1 Distribusi Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 56 Tabel 5.2 Distribusi Umur pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ....................... 57 Tabel 5.3 Distribusi Jenis Kelamin pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 57 Tabel 5.4 Distribusi Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 58 Tabel 5.5 Distribusi Kondisi Mental Emosional pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................................. 58 Tabel 5.6 Distribusi Gejala-Gejala Gangguan Mental Emosional pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 59 Tabel 5.7 Distribusi Gejala Depresi Menurut Angkatan Masuk pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 60 Tabel 5.8 Distribusi Asupan Energi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 61 xiv Tabel 5.9 Distribusi Asupan Karbohidrat Sederhana pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................................. 62 Tabel 5.10 Distribusi Asupan Protein pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 63 Tabel 5.11 Distribusi Asupan Lemak pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 64 Tabel 5.12 Distribusi Asupan Serat pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 65 Tabel 5.13 Distribusi Asupan Vitamin D pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................................. 65 Tabel 5.14 Distribusi Asupan Kalsium pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 66 Tabel 5.15 Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................................. 67 Tabel 5.16 Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 68 Tabel 5.17 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 68 Tabel 5.18 Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .......................................... 69 Tabel 5.19 Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 70 Tabel 5.20 Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .......................................... 70 xv Tabel 5.21 Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 71 Tabel 5.22 Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 71 Tabel 5.23 Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 72 Tabel 5.24 Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .......................................... 73 Tabel 5.25 Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 73 xvi DAFTAR BAGAN Nomor Judul Bagan Halaman Bagan Bagan 2.1 Kerangka Teori .................................................................................... 32 Bagan 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 33 xvii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran Halaman Lampiran 1 Lembar Informasi Untuk Responden ............................................. 109 Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ........................................ 110 Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ........................................................................ 111 Lampiran 4 Kuesioner IPAQ- SF........................................................................ 112 Lampiran 5 Kuesioner Kondisi Mental Emosional ............................................. 114 Lampiran 6 Kuesioner Food Recall 1x24 Jam.................................................... 115 Lampiran 7 Langkah-Langkah Pengukuran Lingkar Pinggang .......................... 117 Lampiran 8 Poster Obesitas Sentral .................................................................... 119 Lampiran 9 Output Hasil Penelitian.................................................................... 120 xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas sentral didefinisikan sebagai penumpukan lemak dalam tubuh bagian perut. Penumpukan lemak ini diakibatkan oleh jumlah lemak berlebih pada jaringan lemak subkutan dan lemak viseral perut. Penumpukkan lemak pada jaringan lemak viseral merupakan bentuk dari tidak berfungsinya jaringan lemak subkutan dalam menghadapi ketidakseimbangan energi pada tubuh (Tchernof dan Despres, 2013). Ketidakseimbangan energi pada tubuh disebabkan oleh terjadinya peningkatan asupan gizi dan kurangnya aktivitas fisik. Pada penelitian Bowen dkk (2015) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara asupan energi, asupan lemak, dan asupan protein dengan obesitas sentral. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa sampel yang mengalami obesitas sentral memiliki asupan energi, asupan lemak, dan asupan protein yang tinggi. Selain itu, penelitian Harikedua dan Naomi (2012), menunjukan bahwa asupan karbohidrat sederhana dan serat juga berhubungan dengan obesitas sentral. Pada penelitian tersebut diketahui bahwa seseorang yang mengalami obesitas sentral memiliki asupan tinggi karbohidrat sederhana dan asupan rendah serat. Selain itu, penelitian Lenders dkk (2009) menunjukkan bahwa vitamin D berhubungan dengan distribusi lemak tubuh seseorang. Penelitian Zemel dkk (2000) juga menunjukkan adanya hubungan antara asupan 1 kalsium dengan obesitas sentral, 2 dimana asupan kalsium dapat menurunkan risiko obesitas dan berhubungan dengan distribusi lemak tubuh. Selain asupan gizi, aktivitas fisik juga berhubungan dengan terjadinya obesitas sentral. Aktivitas fisik yang rutin diketahui dapat mendorong penurunan yang cukup besar pada jaringan lemak dalam tubuh seseorang (Tchernof dan Despres, 2013). Hal ini disebabkan aktivitas fisik dapat meningkatkan massa jaringan bebas lemak dan menurunkan massa jaringan lemak. Pada penelitian Pujiati (2010) diketahui bahwa aktivitas fisik memiliki hubungan dengan obesitas sentral pada orang dewasa. Selain itu, pada penelitian Sugianti dkk (2009) menunjukkan bahwa obesitas sentral lebih banyak terjadi pada seseorang yang tidak memiliki aktivitas fisik berat. Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas sentral ialah umur (Tchernof dan Despres, 2013). Umur merupakan faktor prediksi dari terjadinya obesitas sentral (Veghari dkk, 2010). Perubahan umur memiliki hubungan dengan terjadinya perubahan dalam komposisi tubuh seseorang. Pada umur 20-30 tahun diketahui terjadi penurunan pada massa jaringan bebas lemak dan peningkatan pada massa jaringan lemak (Tchernof dan Despres, 2013). Faktor- faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas sentral ialah jenis kelamin, hormon, genetik, ras/etnisitas dan keadaan stres seseorang. Selain itu, status ekonomi, status perkawinan, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan kondisi mental emosional juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas sentral (Sugianti dkk, 2009). 3 Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan dan gizi masyarakat yang dapat terjadi di dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Berdasarkan review yang dilakukan Howel (2012) terhadap hasil survei nasional tahun 1993 - 2008 tentang obesitas sentral menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral pada penduduk Inggris usia >18 tahun mengalami peningkatan. Pada survei nasional tersebut diketahui bahwa prevalensi obesitas sentral tahun 1998 baik laki-laki maupun perempuan ialah 19,2 % dan 23,8 %, sedangkan prevalensi obesitas sentral tahun 2008 pada laki-laki maupun perempuan ialah 35,7 % dan 43,9 %. Selain di Inggris, prevalensi obesitas sentral pada penduduk usia ≥15 tahun di Indonesia juga mengalami peningkatan sebesar 7,8 % dari tahun 2007 sampai 2013. Pada tahun 2007, diketahui prevalensi obesitas sentral di Indonesia ialah 18,8 %, sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 26,6 % (Balitbangkes, 2007; 2013). Obesitas sentral lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Semakin meningkatnya usia, maka semakin tinggi risiko terjadinya obesitas sentral. Mahasiswa masuk kedalam kelompok usia dewasa awal. Hasil penelitian Victor (2013) menunjukkan bahwa prevelansi obesitas sentral pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tamale, Ghana ialah 9,8 %. Dalam penelitian tersebut, obesitas sentral terjadi pada mahasiswi yang memiliki aktivitas fisik kurang dan suka mengonsumsi minuman beralkohol serta mengonsumsi kopi. Selain itu, pada penelitian Eka dkk (2012) juga ditemukan kasus obesitas sentral pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011 sebesar 13,5 % pada laki-laki dan 4,1 % pada perempuan. 4 Obesitas sentral merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus tipe 2, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, sleep apnea, dan sindrom metabolik (Tchernof dan Despres, 2013). Sindrom metabolik ialah kondisi dimana seseorang mengalami hipertensi, obesitas sentral, dislipidemia, dan resistensi insulin pada waktu yang bersamaan (Gibney dkk, 2009). Pada hasil studi pendahuluan diketahui bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014 berjumlah 966 orang. Pemilihan sampel studi pendahuluan dilakukan secara proporsional disesuaikan dengan jumlah populasi mahasiswa pada setiap program studi di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses pengambilan sampel pada setiap program studi menggunakan metode probability sampling dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Studi pendahuluan dilakukan pada bulan April 2015 terhadap 50 mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 yang terdiri dari 16 mahasiswa Program Studi Kedokteran, 6 mahasiswa Program Studi Keperawatan, 11 mahasiswa Program Studi Farmasi, dan 17 mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat. Hasil studi pendahuluan ditemukan 13 orang (26 %) mahasiwa mengalami obesitas sentral. Prevalensi obesitas sentral tertinggi terdapat pada Program Studi Kesehatan Masyarakat, yaitu 35,3 %, sedangkan Program Studi Kedokteran, Keperawatan dan Farmasi memiliki prevalensi obesitas sentral sebesar 18,8 %, 16,7 %, dan 27,3 %. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin mengetahui faktor-faktor 5 yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. B. Rumusan Masalah Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan dan gizi masyarakat yang dapat terjadi di dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas sentral diantaranya umur, jenis kelamin, status ekonomi, status perkawinan, kebiasaan merokok, hormon, genetik, ras, kondisi mental emosional, aktivitas fisik, konsumsi minuman beralkohol, asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan rendah serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium. Obesitas sentral merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit - penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus tipe 2, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, sleep apnea, dan sindrom metabolik. Pada studi pendahuluan terhadap 50 mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angakatan 2012-2014, ditemukan 13 (26 %) mahasiswa mengalami obesitas sentral. Selain itu, prevalensi obesitas sentral paling banyak ditemukan pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 tahun 2015. 6 C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana distribusi obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014? 2. Bagaimana distribusi umur pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014? 3. Bagaimana distribusi jenis kelamin pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014? 4. Bagaimana distribusi kondisi mental emosional pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014? 5. Bagaimana distribusi aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014? 6. Bagaimana distribusi asupan gizi (asupan energi, karbohidrat sederhana, protein, lemak, serat, vitamin D, dan kalsium) pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014? 7. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan umur pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014? 7 8. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan jenis kelamin pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014? 9. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan kondisi mental emosional pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014? 10. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014? 11. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan asupan gizi (asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium) pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya faktor – faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. 8 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui distribusi umur pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. b. Mengetahui distribusi jenis kelamin pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. c. Mengetahui distribusi akifitas fisik pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. d. Mengetahui distribusi kondisi mental emosional pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. e. Mengetahui distribusi asupan gizi (asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium) pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. f. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan umur pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. g. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan jenis kelamin pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. 9 h. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. i. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan kondisi mental emosional pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. j. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan asupan gizi (asupan karbohidrat sederhana, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium) pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. E. Manfaat Penelitian 1. Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai bahan masukan bagi pihak Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam meningkatkan produktivitas sumber daya manusia dengan membantu dalam memperbaiki masalah obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 10 2. Mahasiswa Mahasiswa memperoleh wawasan dan pengetahuan baru dalam ilmu kesehatan masyarakat mengenai obesitas sentral dan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan. 3. Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan perencanaan dan evaluasi program penanggulangan masalah kesehatan, khususnya bidang gizi pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. Penelitian akan dilakukan pada bulan April - Mei 2015 menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data primer dikumpulkan dengan cara mengukur lingkar pinggang, dan menyebarkan kuesioner kepada responden, serta melakukan food recall 1x24 jam yang dilakukan sebanyak 3 kali untuk mengukur asupan zat gizinya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Sentral 1. Pengertian Obesitas Sentral Pada tubuh manusia, lemak disimpan didalam jaringan lemak atau jaringan adiposa (Almatsier, 2010). Jaringan adiposa dapat dijumpai dalam semua jaringan subkutan, kecuali di kelopak mata, penis, dan didalam rongga tengkorak (Pearce, 2009). Jaringan adiposa dibagi menjadi 2, yaitu jaringan lemak subkutan dan jaringan lemak viseral. Jaringan lemak subkutan pada umumnya terletak dibawah kulit, sedangkan lemak viseral terletak di intra-abdominal atau di dalam perut dan berfungsi sebagai pelapis organ dalam tubuh (Tchernof dan Despres, 2013). Berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibagi menjadi 2 bentuk atau fenotip, yaitu obesitas viseral dan obesitas perifer (Mccance dan Sue, 2014). Menurut Tchernof dan Despres (2013), obesitas viseral atau yang biasa disebut dengan obesitas intra-abdominal, sentral, atau maskulin terjadi ketika distribusi lemak terlokalisasi pada bagian perut atau bagian atas tubuh. Obesitas viseral ini biasanya dihasilkan bentuk tubuh seperti buah apel. Sedangkan obesitas perifer terjadi ketika distribusi lemak tubuh terlokalisasi pada bagian bawah tubuh, seperti pinggul dan paha. 11 12 Obesitas sentral didefinisikan sebagai penumpukan lemak dalam tubuh bagian perut. Penumpukan lemak ini diakibatkan oleh jumlah lemak berlebih pada jaringan lemak subkutan dan lemak viseral perut. Menurut Tchernof dan Despres (2013), penumpukan lemak pada jaringan lemak viseral merupakan bentuk dari tidak berfungsinya jaringan lemak subkutan dalam menghadapi kelebihan energi akibat konsumsi lemak berlebih. Kelebihan energi terjadi ketika seseorang memiliki aktivitas fisik kurang dan tingginya perilaku sedentari. Selain itu, ketidakmampuan jaringan lemak subkutan sebagai penyangga energi berlebih akan menyebabkan produksi lemak yang dapat menumpuk pada bagian - bagian tubuh yang tidak diinginkan, seperti hati, jantung, ginjal, otot, dan kelenjar pankreas. 2. Penilaian Obesitas Sentral Pada umumnya, penilaian status gizi, seperti obesitas menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh). Indeks massa tubuh ini merupakan alat yang sederhana dalam memantau status gizi, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (Supariasa dkk, 2012). Akan tetapi, IMT ini tidak dapat digunakan dalam mengukur status obesitas sentral seseorang. Hal tersebut dikarenakan IMT tidak dapat menilai distribusi timbunan lemak tubuh sehingga kurang sensitif dalam menentukan obesitas sentral (Sunarti dan Maryani, 2013). Penilaian obesitas sentral dapat dilakukan dengan mengukur lingkar pinggang atau rasio lingkar pinggang-pinggul. Menurut WHO, 13 pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur titik tengah antara bagian atas puncak tulang panggul dengan tulang rusuk terakhir, sedangkan lingkar pinggul diukur pada lingkaran pinggul terbesar (WHO, 2008). Pengukuran rasio lingkar pinggang-pinggul dihitung dengan membagi ukuran lingkar pinggang dengan lingkar pinggul (Sunarti dan Maryani, 2013). Laki- laki dikatakan mengalami obesitas sentral apabila memiliki Lingkar Pinggang (LP) > 90 cm dan wanita LP > 80 cm (WHO, 2008). Selain itu, rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP) yang berisiko terhadap obesitas sentral ialah RLPP > 0,85 untuk perempuan dan RLPP > 0,90 untuk laki-laki (WHO, 2008). Pengukuran lingkar pinggang dapat menggambarkan penimbunan lemak dalam tubuh (Sunarti dan Maryani, 2013). Hal ini dikarenakan lingkar pinggang baik pada laki-laki maupun perempuan berhubungan dengan lemak pada bagian subkutan dan viseral perut (Power dan Jay, 2008). 3. Dampak Obesitas Sentral Obesitas sentral dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti diabetes mellitus tipe 2, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, sleep apnea, dan sindrom metabolik (Tchernof dan Despres, 2013). Sindrom metabolik ialah kondisi dimana seseorang mengalami hipertensi, obesitas sentral, dislipidemia, dan resistensi insulin pada waktu yang bersamaan (Gibney dkk, 2009). World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa seseorang mengalami sindrom metabolik 14 apabila memiliki sedikitnya tiga dari lima kriteria dalam NCEP-ATP III (The National Cholesterol Education Program-Adult Treatment Panel III), yaitu obesitas sentral, kenaikan kadar trigliserida, penurunan HDL, kenaikan kadar gula puasa dan kenaikan tekanan darah (Hartono, 2006). Menurut Gibney dkk (2009), sindrom metabolik merupakan kelompok faktor risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Pada penelitian Sunarti dan Maryani (2013), diketahui bahwa ada hubungan antara rasio lingkar pinggang pinggul dengan kejadian penyakit jantung koroner di RSUD Kabupaten Sukkoharjo. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien yang memiliki rasio lingkar pinggang pinggul tidak normal berisiko 1,76 kali menderita penyakit jantung koroner dibandingkan dengan pasien yang memiliki rasio lingkar pinggang pinggul normal. Selain itu, lingkar pinggang juga diketahui memiliki hubungan dengan tekanan darah, baik tekanan darah diastolik maupun sistolik. Tchernof dan Despres (2013) menjelaskan bahwa lingkar pinggang merupakan faktor prediktor dari kematian akibat penyakit kardiovaskular dan serangan jantung. Obesitas sentral juga dapat menyebabkan resistensi insulin. Kelebihan jaringan lemak akan menyebabkan terbentuknya asam lemak tidak diesterifikasi (NEFA), sitokin, plasminogen activator inhibitor (PAL-1) dan adiponektin. Tingginya kadar NEFA ini akan membebani otot dan hati dengan lemak sehingga menyebabkan resistensi insulin (Grundy dkk, 2004). Menurut Grundy dkk (2004), peningkatan resistensi insulin terjadi bersamaan dengan peningkatan kadar lemak dalam tubuh. 15 Tchernof dan Despres (2013) juga menjelaskan bahwa obesitas sentral memiliki hubungan dengan kanker. Kanker yang paling banyak berhubungan dengan obesitas sentral ialah kanker kolorektal atau kanker yang menyerang usus besar dan rektum, yaitu bagian kecil dari usus besar sebelum anus. Selain itu, obesitas sentral juga berhubungan dengan terjadinya obstruktif sleep apnea (OSA). OSA terjadi karena adanya penumpukkan lemak pada bagian dada atau saluran pernafasan, sehingga menyebabkan berhentinya aliran udara pada hidung dan mulut walaupun dengan usaha nafas (Supriyatno dkk, 2005). Menurut Tchernof dan Despres (2013), OSA dikaitkan dengan penurunan tingkat aktivitas fisik, kurangnya kualitas tidur dan meningkatnya nafsu makan. B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas Sentral Obesitas sentral pada setiap individu disebabkan oleh bayak faktor. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas sentral diantaranya status ekonomi, status perkawinan, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan kondisi mental emosional (Sugianti dkk, 2009). Hubungan antara status ekonomi dengan obesitas sentral terletak pada ketersediaan dalam membeli dan kemampuan dalam memanfaatkan akses seperti, transportasi, kecanggihan komunikasi, ketersediaan pangan, dan pendidikan. Seseorang dengan status ekonomi tinggi memiliki kemudahan dalam akses sehingga cenderung mendorong untuk kurang dalam melakukan aktivitas fisik (Sugianti dkk, 2009). 16 Status perkawinan diketahui memiliki hubungan dengan terjadinya obesitas sentral. Berdasarkan penelitian Sugianti dkk (2009), menunjukkan bahwa tingginya prevalensi obesitas sentral pada sampel yang bestatus cerai dikarenakan stres yang dialami ketika bercerai. Seseorang yang telah cerai mengalami kondisi stres yang dapat menyebabkan gaya hidup yang tidak baik, seperti konsumsi minuman beralkohol dan makanan tinggi lemak. Pada penelitian Sugianti dkk (2009) juga diketahui bahwa kebiasaan merokok memiliki hubungan negatif dengan obesitas sentral, dimana prevalensi obesitas sentral lebih banyak ditemukan pada sampel yang tidak merokok. Seseorang yang berhenti merokok akan membuat sensasi makanan bertambah sehingga menyebabkan berat badan meningkat (Pujiati, 2010). Selain itu, perokok juga diketahui memiliki rangsangan lapar yang lebih rendah dibandingkan yang tidak merokok. Hasil penelitian Romanzini dkk (2011) menunjukkan bahwa seseorang yang mengkonsumsi alkohol berisiko 2,12 kali mengalami obesitas sentral. Hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan obesitas sentral diperkirakan karena kontribusi alkohol terhadap total energi dan pengaruhnya pada metabolisme energi (Sugianti dkk, 2009). Etil alkohol (etanol) merupakan zat yang paling banyak dikonsumsi di dunia dan memberikan jumlah energi yang besar untuk kehidupan organisme (Watson dkk, 2013). Obesitas sentral juga dapat disebabkan oleh umur, jenis kelamin, hormon, genetik, ras, stres, asupan gizi, dan aktivitas fisik (Tchernof dan Despres, 2013). Sebuah penelitian pada manusia menunjukkan bahwa tingkat dan sekresi hormon pertumbuhan mengalami perubahan pada seseorang yang 17 mengalami obesitas sentral dengan risiko tinggi terhadap penyakit kardiometabolik (Tchernof dan Despres, 2013). Hal ini disebabkan pada seseorang yang mengalami obesitas terjadi penurunan pada sekresi hormon pertumbuhan. Penyebab utama terjadinya gangguang sekresi pada hormon pertumbuhan ini ialah adanya perubahan pada hipotalamus, fungsi kelenjar pituitari yang tidak normal, atau adanya gangguan dari sinyal perifer yang bertindak baik pada hipofisis maupun hipotalamus (Cordido dkk, 2010). Genetik dapat mempengaruhi tingkat obesitas seseorang (Tchernof dan Despres, 2013). Jika seseorang berasal dari keluarga yang obesitas sentral, maka orang tersebut memiliki kemungkinan mengalami obesitas sentral 2-8 kali dibandingkan berasal dari keluraga yang tidak obesitas (Soegih dan Wiramidhardja, 2009). Selain itu, ras, khusunya warna kulit memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Wanita kulit hitam memiliki risiko lebih rendah terkena obesitas sentral dibandingkan wanita kulit putih (Despres dkk, 2000). Hal ini dikarenakan, pada wanita kulit hitam memiliki kadar HDL yang tinggi, trigliserida rendah dan penumpkan lemak viseral yang lebih sedikit dibandingkan dengan wanita kulit putih. Obesitas sentral juga diketahui memiliki hubungan dengan vitamin D dan asupan kalsium. Pada penelitian Lenders dkk (2009) diketahui bahwa vitamin D berhubungan dengan distribusi lemak tubuh seseorang. Selain itu, asupan kalsium juga diketahui berhubungan dengan distribusi lemak tubuh dan dapat menurunkan risiko obesitas (Zemel dkk, 2000). 18 1. Umur Mahasiswa S1 masuk kedalam kelompok umur dewasa awal. Dewasa awal ialah seseorang yang memiliki umur 17 – 33 tahun. Obesitas sentral lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Semakin meningkatnya umur, maka semakin tinggi risiko terjadinya obesitas sentral. Umur merupakan faktor prediksi dari terjadinya obesitas sentral (Veghari dkk, 2010). Perubahan umur berkaitan dengan peningkatan dalam distribusi jaringan lemak yang ditandai dengan meningkatknya ukuran lingkar pinggang seseorang (Tchernof dan Despres, 2013). Selain itu, perubahan umur juga diketahui memiliki hubungan dengan terjadinya perubahan dalam komposisi tubuh, dimana pada usia 20-30 tahun terjadi penurunan pada massa bebas lemak dan peningkatan pada massa lemak. 2. Jenis Kelamin Jenis kelamin dibedakan menjadi 2, yaitu laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki maupun perempuan memiliki distribusi lemak yang berbeda-beda. Proporsi lemak pada laki-laki banyak terdapat pada bagian atas tubuh, seperti bagian abdominal atau perut, sedangkan proporsi lemak pada wanita lebih banyak pada bagian bawah tubuh, seperti pada pinggang dan panggul (Pujiati, 2010). Pada pria, total lemak viseral pada umumnya meningkat dengan total lemak tubuh, sedangkan pada wanita, lemak viseral ini kurang dipengaruhi oleh jumlah total lemak tubuhnya (Tchernof dan Despres, 2013). Estimasi lemak tubuh viseral yang dimiliki laki-laki ialah 5,23 ± 19 2,39 liter, sedangkan perempuan ialah 3,61 ± 1,91 liter (Tchernof dkk, 2013). Penelitian Eka dkk (2012) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi Angkatan 2011 menunjukkan bahwa 13,5% mahasiswa dan 4,1% mahasiswi mengalami obesitas sentral. Hasil penelitian Eka dkk tersebut tidak sejalan dengan penelitian Veghari dan Howel. Pada penelitian Veghari dkk (2010) terhadap 2471 penduduk dewasa di Iran bagian utara, diketahui bahwa 57,2% wanita dan 15,8% laki-laki mengalami obesitas sentral. Selain itu, hasil penelitian Howel (2012) pada penduduk dewasa usia > 18 tahun dalam survei nasional Inggris tahun 1993-2008 menunjukkan bahwa 35,7% laki-laki dan 43,9% perempuan mengalami obesitas sentral. Di Indonesia, prevalensi obesitas sentral pada usia > 15 tahun juga banyak dialami oleh perempuan, yaitu sebesar 42,1 %, sedangkan laki-laki sebesar 11,3 % (Balitbangkes, 2013). 3. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik ialah setiap pergerakan tubuh yang ditimbulkan oleh otot-otot skeletal dan mengakibatkan pengeluaran energi (Gibney dkk, 2008). Berdasarkan International Activity Questionnaire (IPAQ), aktivitas fisik dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: a. Aktivitas fisik ringan Aktivitas fisik ringan ialah ketika seseorang memiliki aktivitas fisik yang tidak termasuk kedalam kategori aktivitas fisik berat atau 20 sedang. Seseorang yang termasuk ke dalam kategori ini juga dapat dikatakan memiliki aktivitas fisik kurang atau tidak aktif. b. Aktivitas fisik sedang Dikatakan aktivitas fisik sedang apabila seseorang melakukan aktivitas fisik berat 3 hari atau lebih dalam seminggu minimal 20 menit per hari. Selain itu, seseorang dikatakan memiliki aktivitas fisik sedang apabila melakukan aktivitas fisik sedang atau berjalan 5 hari atau lebih dalam seminggu selama minimal 30 menit per hari dan dapat pula melakukan kombinasi antara berjalan, aktivitas fisik sedang dan berat selama 5 hari atau lebih dan memiliki minimal 600 MET (The Metabolic Equivalent of Task) per menit dalam seminggu. Beberapa jenis aktivitas fisik sedang yang dilakukan seseorang ialah berjalan cepat, menari, berkebun, melakukan pekerjaan rumah tangga (seperti menyapu, mengepel), berburu, melakukan permainan atau olahraga dengan anak, berjalan dengan hewan peliharaan, melakukan pekerjaan membangun rumah (seperti mengecat), dan membawa atau memindahkan beban <20kg. c. Aktivitas fisik berat Seseorang dikatakan memiliki aktivitas fisik berat apabila memenuhi 2 kriteria. Pertama, apabila melakukan aktivitas fisik berat 3 hari atau lebih dalam seminggu atau memiliki minimal 1500 MET-detik/minggu. Kedua, melakukan kombinasi antara berjalan, melakukan aktivitas fisik sedang atau berat setiap hari atau minimal 21 memiliki 3000 MET-detik/minggu. Beberapa jenis aktivitas fisik berat antara lain berlari, mendaki, bersepeda cepat, aerobik, berenang cepat, melakukan pertandingan olahraga (seperti sepakbola, voli, dan basket), menyekop atau menggali parit, dan membawa atau memindahkan beban >20 kg (Patterson, 2010; WHO, 2014). Aktivitas fisik/ olahraga yang rutin dapat mendorong penurunan yang cukup besar pada jaringan lemak, bahkan tanpa adanya penurunan berat badan (Tchernof dan Despres, 2013). Hal ini dikarenakan olahraga dapat meningkatkan massa jaringan bebas lemak. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada orang dewasa, dimana dihasilkan nilai p<0,05 dan orang yang memiliki aktivitas fisik kurang berisiko obesitas sentral sebesar 1,2 kali atau OR=1,202 (Pujiati, 2010). Sedangkan, pada penelitian Sugianti dkk (2009) menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara aktivitas fisik berat dengan obesitas sentral, dimana orang yang tidak memiliki aktivitas fisk berat, mengalami obesitas sentral sebesar 26,4% dan orang yang melakukan aktivitas fisik berat mengalami obesitas sentral sebesar 18%.. 4. Kondisi Mental Emosional Obesitas sentral berhubungan dengan kondisi mental emosional seseorang. Pada penelitian Sugianti dkk (2009), diketahui prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada sampel yang kondisi emosionalnya terganggu. Dalam penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa sampel 22 dengan kondisi emosional terganggu berisiko 1,135 kali mengalami obesitas sentral dibandingkan dengan sampel yang tidak memiliki gangguan mental emosional. Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis (Idaiani dkk, 2009). Tchernof dan Despres (2013) menjelaskan bahwa seseorang yang mengalami stres dapat meningkatkan kadar kortisol dan mengaktifkan saraf simpatik. Peningkatan kortisol ini dapat mempengaruhi kerja otak. Seseorang yang mengalami stres akan mengirimkan stimulus ke otak dan kemudian otak mengirimkan sinyal ke tubuh untuk meningkatan nafsu makan (Purnamasari, 2013). Kombinasi antara peningkatan kortisol dan asupan makanan inilah yang dapat mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh seseorang. 5. Asupan Gizi a. Asupan Energi Energi merupakan hasil dari metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein (Pujiati, 2010). Manusia membutuhkan energi untuk melakukan metabolisme, pengaturan suhu tubuh, pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik (Almatsier, 2010). Seseorang membutuhkan asupan energi dari makanan untuk menutupi pengeluaran energi yang dilakukannya dalam sehari-hari. Sumber makanan yang mengandung tinggi energi ialah makanan 23 yang mengandung lemak, seperti minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Selain itu, bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni juga merupakan bahan makanan sumber energi (Almatsier, 2010). Kebutuhan energi pada setiap orang berbeda-beda. Selain aktivitas fisik, kebutuhan energi juga dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Di Indonesia, kebutuhan energi total sehari untuk usia 16-18 tahun pada laki-laki dan perempuan ialah 2675 kkal dan 2125 kkal, sedangkan untuk usia 19-29 tahun pada laki-laki dan perempuan ialah 2725 kkal dan 2250 kkal (Kemenkes RI, 2013). Dalam rangka untuk memelihara kesehatan, WHO menganjurkan rata-rata konsumsi energi makanan sehari ialah 10-20 % berasal dari protein, 20-30 % dari lemak, dan 50-65 % dari karbohidrat (Almatsier, 2010). Seseorang memiliki berat badan yang normal atau ideal apabila asupan energi yang masuk kedalam tubuh, seimbang dengan energi yang dikeluarkan. Jika asupan energi melebihi energi yang dikeluarkan, maka energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan mengakibatkan kelebihan berat badan, kegemukan, atau obesitas (Almatsier, 2010). Selain itu, kelebihan asupan makanan, baik karbohidrat, lemak dan protein dengan disertai aktivitas fisik kurang juga dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas. Asupan energi yang tinggi berhubungan dengan terjadinya obesitas sentral. Pada penelitian Bowen dkk (2015) diperoleh nilai 24 p < 0,001, dimana ada hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral. Hal ini dikarenakan, sampel yang mengalami obesitas sentral pada penelitian tersebut memiliki asupan energi yang tinggi. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Jaime dkk (2006), dimana tidak ada hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral. Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa sampel yang memiliki asupan tinggi tinggi energi merupakan sampel yang tidak mengalami obesitas sentral. b. Asupan Karbohidrat (KH) Sederhana Karbohidrat memiliki fungsi utama, yaitu sebagai penyedia energi bagi tubuh (Almatsier, 2010). Dalam tubuh seseorang, sebagian karbohidrat berada pada sirkulasi darah dalam bentuk glukosa, sebagian pada hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen, dan sebagian lagi diubah menjadi lemak untuk disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Karbohidrat dibedakan menjadi dua yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Menurut WHO, 50-65% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan 10% dari karbohidrat sederhana (Almatsier, 2010). Karbohidrat sederhana terdiri dari 4 jenis, yaitu monosakarida, disakarida, gula alkohol, dan oligosakarida. Asupan karbohidrat yang memiliki risiko lebih tinggi terhadap obesitas sentral ialah karohidrat sederhana. Salah satu karbohidrat sederhana, yaitu gula sukrosa, memiliki risiko 4,2 kali 25 lebih tinggi terhadapi obesitas sentral apabila dikonsumsi >50 g/hari (Burhan dkk, 2013). Pada penelitian Harikedua dan Naomi (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan karbohidrat sederhana dengan obesitas sentral, dimana seseorang yang mengonsumsi karbohidrat sederhana memiliki risiko 2,69 kali mengalami obesitas sentral. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian Khiqmah dan Sulchan (2014), dimana asupan gula sederhana tidak memiliki hubungan dengan terjadinya obesitas sentral. Selain sebagai penyedia energi, karbohidrat juga memberikan rasa manis pada makanan, dimana karbohidrat sederhana memiliki tingkatan rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat kompleks (Almatsier, 2010). Makanan manis dapat meningkatkan berat tubuh dan lingkar perut seseorang, dimana terdapat hubungan antara lingkar perut dengan makanan manis (Burhan dkk, 2013). Pada penelitian Sugianti dkk (2009), menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada sampel yang sering mengkonsumsi makanan manis. c. Asupan Protein Fungsi utama protein ialah untuk membangun dan memelihara sel-sel, serta jaringan tubuh (Almatsier, 2010). Protein ini merupakan zat gizi yang terbesar kedua yang berada dalam tubuh setelah air. Angka Kecukupan protein yang dianjurkan untuk usia 16-18 tahun di Indonesia ialah 66 gram/hari pada laki-laki dan 26 62 gram/hari pada perempuan, sedangkan usia 19-29 tahun ialah 62 gram/hari pada laki-laki dan 56 gram/hari pada perempuan (Kemenkes RI, 2013). Menurut Balitbangkes (2010), seseorang mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal apabila mengkonsumsi protein <80% dari energinya. Pada penelitian Harikedua dan Naomi menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan protein dengan obesitas sentral (p<0,05). Asupan protein yang tinggi memiliki risiko 13,2 kali mengalami obesitas sentral (Harikedua dan Naomi, 2012). Sedangkan pada penelitian Merchant, peningkatan asupan protein memiliki hubungan terbalik dengan obesitas sentral, dimana apabila asupan protein tinggi, maka obesitas sentral menurun (Merchant dkk, 2005). Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa diet tinggi protein lebih baik dibandingkan diet tinggi karbohidrat karena dapat menurunkan obesitas sentral. d. Asupan Lemak Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, dimana 1 gram lemak menghasilkan 9 kkalori atau 2½ kali menghasilkan energi lebih besar daripada karbohidrat dan protein (Almatsier, 2010). Lemak adalah cadangan energi terbesar tubuh (Burhan dkk, 2013). Simpanan lemak didalam tubuh berasal dari asupan lemak yang berlebih atau kombinasi antara zat-zat gizi lain, seperti karbohidrat, lemak dan protein (Almatsier, 2010). 27 Konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak merupakan faktor risiko dari obesitas sentral (Burhan dkk, 2013). Hasil penelitian Pujiati menunjukkan adanya hubungan antara asupan lemak dengan terjadinya obesitas sentral (Pujiati, 2010). Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Burhan dkk (2013), dimana ada hubungan antara asupan lemak yang tinggi dengan obesitas sentral (p<0,05). Pada penelitian Burhan juga diketahui bahwa responden dengan asupan lemak tinggi memiliki risiko 9,3 kali mengalami obesitas sentral dibandingkan responden dengan asupan lemak rendah. Sedangkan penelitian Sugianti dkk (2009) menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada orang yang mengonsumsi makanan rendah lemak. Asupan lemak yang tinggi menyebabkan lemak disimpan dalam tubuh. Dalam tubuh, lemak disimpan pada beberapa tempat, yaitu 50% lemak dalam jaringan bawah kulit (subkutan), 45% disekeliling organ dalam rongga perut, dan 5% di jaringan intramuskuler (Almatsier, 2010). Angka kecukupan lemak yang dianjurkan untuk usia 19-29 tahun di Indonesia ialah 91 gram/hari pada laki-laki dan 75 gram/hari pada perempuan (Kemenkes RI, 2013). e. Asupan Serat Serat merupakan bagian dari karbohidrat dan masuk kedalam jenis polisakarida non-pati (Almatsier, 2010). Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dapat membantu 28 penurunan berat badan, dimana makanan yang mengandung tinggi serat ini biasanya mengandung rendah kalori (Pujiati, 2010). Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dapat menurunkan risiko obesitas sentral. Serat dapat mempengaruhi jaringan adiposa perut melalui dampaknya pada sesitivitas insulin, khusunya serat larut air. Serat larut air ini dapat menumpulkan respons post-prandial glikemik dan insulinemik di usus kecil yang berhubungan dengan penurunan tingkat pengembalian rasa lapar dan asupan energi berikutnya (Koh-Banerjee dkk, 2003). Selain itu, dalam saluran pencernaan, serat larut air mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) yang kemudian dikeluarkan bersama tinja (Burhan dkk, 2013). Berdasarkan hal tersebut, semakin tinggi konsumsi serat larut air, maka semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh. Lembaga Kanker Amerika menganjurkan untuk mengkonsumsi serat setiap hari sebanyak 20-30 gram (Almatsier, 2010). Menurut Kemenkes RI (2013), angka kecukupan serat untuk usia 19-29 tahun di Indonesia ialah 38 gram/hari bagi laki-laki dan 32 gram/hari bagi perempuan. Pada penelitian Harikedua dan Naomi (2012), dihasilkan p < 0,05 yang menunjukkan bahwa asupan serat berhubungan dengan obesitas sentral. Sedangkan pada penelitian Pujiati (2010) menunjukkan p>0,05 yang berarti asupan serat tidak berhubungan dengan terjadinya obesitas sentral. 29 f. Asupan Vitamin D Hubungan antara vitamin D dengan obesitas sentral belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, pada penelitian Lenders dkk (2009), status vitamin D dalam tubuh seseorang berhubungan dengan distribusi lemak. Kekurangan vitamin D dalam tubuh dapat mendukung peningkatan jaringan lemak melalui reaksi metabolik, seperti regulasi hormon paratiroid dan modulasi adipogenesis (Resenblum dkk, 2012). Pembentukan hormon paratiroid dalam tubuh akibat kekurangan vitamin D dapat meningkatkan laju lipogenesis (sintesis lemak). Sedangkan, perubahan morfologi, perkembangan sel, dan penumpukan lemak dapat terjadi pada saat proses adipogeesis. Vitamin D dalam tubuh diperoleh melalui sinar matahari dan asupan makanan (Almatsier, 2012). Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim, mentega, dan minyak hati ikan. Selain itu, vitamin D juga dapat diperoleh melalui suplemen vitamin D. Akan tetapi, dalam keadaan normal, suplemen vitamin D ini sebetulnya tidak diperlukan. Angka kecukupan vitamin D yang dianjurkan di Indonesia untuk usia 19-29 tahun baik pada laki-laki maupun perempuan ialah 15 mikrogram per hari (Kemenkes RI, 2013). 30 g. Asupan Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak didalam tubuh, yaitu 1,5-2% berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg (Almatsier, 2010). Di Indonesia, angka kecukupan kalsium yang dianjurkan untuk usia 19-29 tahun baik laki-laki mapun perempuan ialah 1100 mg/hari (Kemenkes, 2013). Kalsium berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik, seperti tindakan enzim pemecah lemak. Hubungan antara kalsium dengan obesitas sentral belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, penelitian Zemel dkk (2000) menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi kalsium dapat mengurangi risiko obesitas. Pada penelitian Parikh dan Jack (2003) menunjukkan bahwa asupan kalsium mempengaruhi laju lipogenesis (sintesis lemak) dan lipolisis (pemecahan lemak). Asupan kalsium yang rendah dapat meningkatkan konsentrasi hormon kalsitropik (1,25(OH)2 dan hormon paratiroid. Peningkatan hormon kalsitropik ini dapat meningkatkan laju lipogenesis dan menghambat lipolisis. Selain itu, kalsium bersama dengan vitamin D diketahui dapat menekan nafsu makan, memperpanjang jarak antara waktu makan, dan mengurangi asupan makanan pada hari berikutnya (Rosenblum dkk, 2012). Pada penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa suplementasi kalsium dan vitamin D dapat menurunkan lemak viseral dalam tubuh seseorang. 31 C. Kerangka Teori Kerangka teori ini merupakan adaptasi atau kolaborasi dari hasil-hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral. Penggunaan hasil penelitian dalam kerangka teori dikarenakan belum adanya teori baku tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral. Kerangka teori penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1. Berikut ini penjabaran dari penelitian-penelitian yang digunakan untuk kerangka teori: 1. Tchernof dan Despres (2013) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral ialah umur, jenis kelamin, genetik, ras/ etnisitas, hormon, aktivitas fisik, stres, dan faktor nutrisi. 2. Bowen dkk (2015) menjelaskan bahwa asupan energi, asupan lemak, dan asupan protein memiliki hubungan dengan obesitas sentral. 3. Harikedua dan Naomi (2012) menjelaskan bahwa asupan gizi yang berhubungan dengan obesitas sentral ialah asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, dan asupan serat. 4. Lenders dkk (2009) menjelaskan bahwa vitamin D berhubungan dengan distribusi lemak tubuh. 5. Zemel dkk (2000) menjelaskan bahwa asupan kalsium berhubungan dengan distribusi lemak tubuh dan dapat menurunkan risiko obesitas. 6. Sugianti dkk (2009) menjelaskan bahwa faktor- faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral ialah umur, jenis kelamin, status perkawinan, status ekonomi, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, konsumsi serat, konsumsi karbohidrat sederhana, konsumsi makanan berlemak, dan kondisi mental emosional. 32 Genetik Aktivitas Fisik Ketidakseimbangan Enenrgi Status Merokok Status Ekonomi Status Asupan Makanan dan Gizi: Asupan Energi Asupan Karbohidrat Sederhana Asupan Protein Asupan Lemak Asupan Serat Asupan Vitamin D Asupan Kalsium Minuman beralkohol Penumpukkan Lemak Penumpukkan Lemak Subkutan Viseral Perkawinan Stres Kondisi mental emosional Obesitas Sentral Faktor lain yang mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh ialah umur, jenis kelamin, ras, dan hormon Sumber : Tchernof dan Despres (2013), Bowen dkk (2015), Harikedua dan Naomi (2012), Sugianti dkk (2009), Lenders dkk (2009) dan Zemel dkk (2000) Bagan 2.1 Kerangka Teori BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep Kerangka konsep berasal dari adaptasi antara kerangka teori Tchernof dan Despres (2013), Bowen dkk (2015), Harikedua dan Naomi (2012), Sugianti dkk (2009), Lenders dkk (2009) dan Zemel dkk (2000). Berikut ini variabel yang akan diteliti : Variabel Independen Variabel Dependen Umur Jenis Kelamin Kondisi mental emosional OBESITAS Aktivitas Fisik SENTRAL Asupan Energi Asupan Karbohidrat Sederhana Asupan Protein Asupan Lemak Asupan Serat Asupan Vitamin D Asupan Kalsium Bagan 3.1 Kerangka Konsep 33 34 Berdasarkan bagan kerangka konsep, diketahui bahwa variabel yang akan diteliti pada penelitian ini, diantaranya: 1. Umur Variabel umur akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Perubahan umur memiliki hubungan dengan peningkatan dalam distribusi jaringan lemak yang ditandai dengan meningkatknya ukuran lingkar pinggang. 2. Jenis kelamin Variabel ini akan diteliti karena laki-laki dan perempuan memiliki distribusi lemak tubuh yang berbeda. Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan proporsi lemak pada laki-laki lebih banyak terdapat pada daerah abdominal atau perut. Selain itu, variabel ini juga digunakan untuk mengukur aktivitas fisik dan asupan gizi mahasiswa. 3. Aktivitas fisik Variabel aktivitas fisik akan diteliti karena variabel ini berperan dalam penurunan atau peningkatan jaringan lemak. Aktivitas fisik diketahui dapat menurunkan jaringan lemak, bahkan tanpa adanya penurunan berat badan. Selain itu, seseorang yang memiliki aktivitas fisik kurang diketahui lebih berisiko mengalami obesitas sentral dibandingkan seseorang yang memiliki aktivitas fisik berat. 4. Kondisi mental emosional Variabel kondisi mental emosional akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Seseorang dengan 35 kondisi emosional yang terganggu dapat menyebabkan meningkatnya kadar kortisol dalam tubuh. Peningkatan kadar kortisol dalam tubuh diketahui dapat meningkatkan nafsu makan seseorang. Selain itu, seseorang yang memiliki gangguan mental emosional juga diketahui memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki gangguan mental emosional. 5. Asupan energi Variabel asupan energi akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Jika seseorang memiliki asupan energi yang berlebih, maka kelebihan energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh. Pada penelitian sebelumnya juga diketahui bahwa seseorang yang mengalami obesitas sentral ialah seseorang yang memiliki asupan energi yang tinggi atau berlebih. 6. Asupan karbohidrat sederhana Variabel asupan karbohidrat sederhana akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Karbohidrat sederhana memiliki rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat kompleks. Makanan yang manis akan meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan seseorang. Hal inilah yang akan menyebabkan peningkatan pada berat badan dan lingkar perut seseorang. 36 7. Asupan protein Variabel asupan protein akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Asupan protein yang tinggi dapat menyebabkan kegemukan dan obesitas. Kelebihan protein dalam tubuh akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh. Seseorang yang memiliki asupan protein tinggi diketahui berisiko mengalami obesitas sentral. 8. Asupan lemak Variabel asupan lemak akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak merupakan faktor risiko dari obesitas sentral. Asupan lemak yang tinggi menyebabkan lemak disimpan dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seseorang berisiko lebih tinggi mengalami obesitas sentral apabila memiliki asupan lemak yang tinggi. 9. Asupan serat Variabel asupan serat akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Mengkonsumsi serat dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas sentral. Serat diketahui memiliki peran dalam menurunkan tingkat pengembalian rasa lapar. Selain itu, serat juga dapat membantu dalam mengeluarkan asam empedu (produk akhir kolesterol) dan lemak dari dalam tubuh. Semakin tinggi asupan serat, maka semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan dari dalam tubuh. 37 10. Asupan vitamin D Variabel ini akan diteliti karena status vitamin D diketahui memiliki hubungan dengan distribusi lemak tubuh. Kekurangan vitamin D dapat mendukung peningkatan jaringan lemak. Vitamin D yang rendah dalam tubuh akan meningkatkan laju lipogenesis (pembentukan lemak) dan menghambat laju lipolisis (pemecahan lemak). 11. Asupan kalsium Variabel ini akan diteliti karena asupan kalsium diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium dapat mengurangi risiko obesitas sentral. Selain itu, asupan kalsium bersama vitamin D diketahui dapat menekan nafsu makan, memperpanjang jarak antara waktu makan, dan mengurangi asupan makanan pada hari berikutnya Berdasarkan kerangka konsep, diketahui bahwa tidak semua faktor yang terdapat dalam kerangka teori menjadi variabel dalam penelitian ini. Hal ini berdasarkan asumsi-asumsi, seperti: 1. Variabel status perkawinan, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan ras/etnisitas Variabel tersebut tidak diteliti karena karakteristik variabel tersebut pada responden penelitian ialah sama atau homogen, belum menikah, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan termasuk kedalam ras yang sama, yaitu memiliki warna kulit yang sama, yaitu sawo matang atau cokelat. 38 2. Variabel status ekonomi Variabel status ekonomi dapat diukur melalui 3 cara, yaitu pendapatan, pengeluaran, dan kepemilikan barang tahan lama. Pengukuran pendapatan memiliki akurasi yang rendah dikarenakan tidak semua orang bersedia menjawab dengan jujur pendapatan per bulannya. Pengukuran pengeluaran memiliki akurasi yang cukup baik, tetapi dalam memperoleh informasinya membutuhkan data rinci tentang berbagai jenis pengeluaran dan hal ini dapat membingungkan responden. Pengukuran kepemilikan barang tahan lama lebih mudah ditanyakan dan diobservasi, tetapi memerlukan perhitungan yang lebih kompleks untuk menyusun satu indeks kepemilikan. 3. Variabel genetik Variabel genetik tidak diteliti karena peneliti tidak dapat mengetahui riwayat keluarganya mengalami obesitas sentral tanpa melakukan pengukuran, seperti lingkar pinggang ataupun rasio lingkar pinggangpinggul pada orang tua responden. 4. Variabel hormon Pada variabel hormon juga tidak dilakukan penelitian karena untuk mengukur variabel tersebut dibutuhkan tes laboratorium. 39 B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Variabel Dependen 1 Obesitas Sentral Variabel Independen 2. Umur 3. Jenis Kelamin Definisi Operasional Skala Ukur Cara Ukur Alat Ukur Skor Ukuran lingkar pinggang (LP) mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan 20122014. Pengukuran pada lingkar pinggang Pita ukur seca 1. Obesitas sentral, jika LP > 80 cm pada perempuan dan LP > 90 cm pada laki-laki 2. Tidak obesitas sentral, jika LP ≤ 80 cm pada perempuan dan LP ≤ 90 cm pada laki-laki (WHO, 2008) Ordinal Lamanya waktu hidup mahasiswa dalam tahun yang dimulai sejak dilahirkan sampai dengan waktu penelitian ini berlangsung. Karakteristik yang dimiliki mahasiswa, terdiri dari laki – laki dan perempuan Wawancara Kuesioner 1. Berisiko (umur ≥ 20 tahun) 2. Tidak berisiko (umur < 20 tahun) (Tchernof dan Despres, 2013) Ordinal Wawancara Kuesioner 1. laki –laki 2. Perempuan Nominal 40 4. Kondisi Mental Keadaan mental Emosional emosional responden dalam satu bulan terakhir dari pengukuran. Wawancara Kuesioner Self Reporting Questionnare (SRQ) 5. Aktivitas Fisik Jumlah energi yang dikeluarkan tubuh per menit-nya dalam satu minggu. Wawancara Kuesioner IPAQ (International Physical Activity Questionnaire) 6. Asupan Energi Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda Food Recall 1 x 24 jam 7. Asupan Karbohidrat Sederhana Jumlah rata-rata dari asupan energi pada makanan atau minuman yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Jumlah rata-rata dari karbohidrat sederhana pada makanan atau minuman yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda Food Recall 1 x 24 jam 1. Terganggu, jika menjawab ya ≥ 6 pertanyaan 2. Normal, jika menjawab pertanyaan < 6 pertanyaan (Balitbangkes, 2013) 1. Ringan, jika METsmin/minggu < 600 2. Sedang, jika METsmin/minggu 600 <1500 3. Berat, jika METsmin/minggu ≥1500 (Patterson, 2010) Jumlah rata-rata asupan energi dalam kilokalori (kkal) Ordinal Jumlah rata-rata asupan Karbohidrat sederhana dalam gram (gr) Rasio Ordinal Rasio 41 8. 9. 10. 11. 12. Asupan Protein Jumlah rata-rata protein yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Asupan lemak Jumlah rata-rata lemak yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Asupan Serat Jumlah rata-rata serat yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Asupan Vitamin Jumlah rata-rata D vitamin D yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Asupan Kalsium Jumlah rata-rata kalsium yang dikonsumsi mahasiswa per harinya Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda Wawancara yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 hari yang berbeda Food Recall 1 x 24 jam Jumlah asupan dalam gram (gr) protein Rasio Food Recall 1 x 24 jam Jumlah asupan dalam gram (gr) lemak Rasio Food Recall 1 x 24 jam Jumlah asupan serat dalam gram (gr) Rasio Food Recall 1 x 24 jam Jumlah asupan vitamin D dalam gram (gr) Rasio Food Recall 1 x 24 jam Jumlah asupan dalam gram (gr) Rasio kalsium 42 C. Hipotesis 1. Ada hubungan antara umur dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. 2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. 3. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. 4. Ada hubungan antara kondisi mental emosional dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. 5. Ada hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. 6. Ada hubungan antara asupan karbohidrat sederhana dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. 7. Ada hubungan antara asupan protein dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. UIN Syarif 43 8. Ada hubungan antara asupan lemak dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. 9. Ada hubungan antara asupan serat dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. 10. Ada hubungan antara asupan vitamin D dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. 11. Ada hubungan antara asupan kalsium dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. UIN Syarif BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Desain cross sectional merupakan desain studi penelitian yang meneliti variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen) secara bersamaan. Variabel dependen pada penelitian ini ialah obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 dan variabel independen pada penelitian ini ialah umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, kondisi mental emosional, asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium. B. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2015 di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. C. Populasi & Sampel 1. Populasi Populasi penelitian ini ialah seluruh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berstatus 44 45 aktif sebagai mahasiswa angkatan masuk 2012-2014 yang diketahui berjumlah 299 orang. 2. Sampel Penentuan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus estimasi proporsi pada sampel acak sederhana dengan presisi mutlak dan rumus besar sampel untuk uji hipotesis beda dua proporsi. Penggunaan dua rumus ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui proporsi obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan hubungan antara obesitas sentral dengan variabel-variabel independennya (umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, kondisi mental emosional, asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium). Berikut ini rumus estimasi proporsi pada sampel acak sederhana dengan presisi mutlak dan rumus hipotesis uji beda dua proporsi: Rumus estimasi proporsi pada sampel acak sederhana dengan presisi mutlak : n = Z2(1-α/2) P (1-P) N d2 (N-1) + Z2(1-α/2) P(1-P) Keterangan: n : besar sampel minimal Z(1-α/2) : Nilai Z pada derajat kepercayaan 95% sehingga Z=1,96 P : Proporsi kejadian obesitas sentral pada penelitian sebelumnya ialah 41,5 % (Almajed dkk, 2011) N : Jumlah populasi (299 orang) d : derajat akurasi atau presisi mutlak (10 %) 46 Rumus Hipotesis Beda Proporsi + Z(1-β/2) √ n = {Z(1-α/2)√ }2 (P1-P2)2 Keterangan: n : besar sampel minimal Z(1-α/2) : Nilai Z pada derajat kepercayaan 95% sehingga Z=1,96 Z(1-β/2) : Nilai P1 : Proporsi dari variabel dependen (obesitas sentral) dan variabel independen Z pada kekuatan uji ( power of test) 80%, Z= 0,84 pada penelitian sebelumnya P2 : Proporsi dari variabel dependen (obesitas sentral) dan variabel independen yang diharapkan P : (P1+P2)/2 Besar sampel penelitian menggunakan rumus besar sampel hipotesis beda dua proporsi diperoleh berdasarkan perhitungan pada masing-masing variabel penelitian. Berikut ini hasil perhitungan besar sampel berdasarkan rumus hipotesis beda dua proporsi: Tabel 4.1 Besar Sampel Variabel Umur Jenis Kelamin Kondisi Mental Emosional Aktivitas fisik Asupan Energi Asupan Karbohidrat Sederhana Asupan Protein Asupan Lemak Asupan Serat P1 35,6 % 11% 67,1% P2 12,8% 31% 21,6% n 55 64 14 Sumber (Janssen dkk, 2011) (Almajed dkk, 2011) (Purnamasari dkk, 2013) 68,7% 67 % 31,3% 31 % 27 30 (Trisna dan Sudihati, 2009) (Trisna dan Sudihati, 2009) 76% 54% 73 (Harikedua dan Naomi, 2012) 92 % 48 % 16 (Harikedua dan Naomi, 2012) 83% 37% 17 (Harikedua dan Naomi, 2012) 75% 55% 93 (Harikedua dan Naomi, 2012) 47 Asupan Vitamin D Asupan Kasium 46,3% 15,8% 35 (Tamer dkk, 2012) 77% 52% 57 (Torres dkk, 2010) Besar sampel penelitian ini berdasarkan rumus estimasi proporsi pada sampel acak sederhana dengan presisi mutlak ialah 71 orang. Sedangkan, pada tabel 4.1 menunjukkan hasil perhitungan menggunakan rumus besar sampel beda dua proporsi menunjukkan variabel asupan serat memiliki besar sampel terbesar, yaitu 93 orang. Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel menggunakan kedua rumus tersebut, maka besar sampel yang digunakan ialah besar sampel terbesar, yaitu 93 orang. Pemilihan sampel dilakukan secara proporsional berdasarkan angkatan. Jumlah sampel pada tiap angkatan disesuaikan dengan jumlah populasi mahasiswa seperti pada tabel 4.2. Proses pengambilan sampel pada setiap angkatan menggunakan metode probability sampling dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Apabila terdapat responden yang tidak bersedia, maka akan di drop out dan dilakukan pengocokan kembali untuk memilih sampel sampai mencapai jumlah sampel minimal untuk tiap angkatan. Berikut ini pembagian jumlah sampel per-angkatan masuk mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat : Tabel 4.2 Pembagian Jumlah Sampel Per Angkatan Masuk Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan Jumlah 2012 102/298x93 = 32 2013 92/298x93 = 29 2014 104/298x93 = 32 Total Sampel 93 48 D. Pengumpulan Data 1. Jenis Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer meliputi lingkar pinggang, umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, kondisi mental emosional, asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium. Sedangkan, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini ialah jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. 2. Instrumen dan Cara Ukur Dalam penelitian ini, instrumen dan cara ukur disesuaikan dengan variabel yang ingin diteliti. Berikut ini instrumen yang digunakan dan cara pengukurannya pada setiap variabel: a. Variabel Obesitas Sentral Pada variabel obesitas sentral dilakukan pengukuran pada lingkar pinggang responden. Alat ukur yang digunakan ialah pita ukur seca dengan ketelitian 0,1 cm. Pengukuran pada lingkar pinggang ini dilakukan sesuai dengan metode pengukuran lingkar pinggang WHO tahun 2008 dan Kemenkes RI tahun . Pada pengukuran lingkar pinggang responden laki-laki dilakukan dengan menggunakan enumerator. Enumerator ini ialah mahasiswa gizi yang sebelumnya telah diberikan arahan tentang cara pengukuran lingkar pinggang. 49 Pengukuran lingkar pinggang pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan mengukur lingkar pinggang mahasiswa sebanyak 3 kali pada waktu yang sama. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah pertama ialah menjelaskan tujuan pengukuran lingkar pinggang dan apa saja tindakan yang akan dilakukan dalam pengukuran. Kedua, meminta dengan sopan pada responden untuk berdiri tegak, tangan berada disamping tubuh, kaki di posisikan dekat bersama-sama, dan bernafas dengan normal. Ketiga, meminta dengan sopan pada responden untuk membuka pakaian bagian atas atau menyingkap pakaian bagian atas dan meraba tulang rusuk terakhir/ terletak paling bawah responden untuk menetapkan titik pengukuran. Keempat, menetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/ panggul. Kelima, menetapkan titik tengah antara kedua titik tersebut dan menandainya dengan alat tulis. Keenam, melakukan pengukuran lingkar perut dimulai dari titik tengah kemudian sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran. Apabila responden mempunyai perut yang gendut kebawah, maka pengukuran diambil pada bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi. Langkahlangkah yang dilakukan dalam pengukuran lingkar pinggang pada penelitian ini dapat dillihat dalam lampiran 7. 50 b. Variabel Umur Variabel umur pada penelitian ini menggunakan satuan waktu tahun yang diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner kepada responden. Umur yang dimaksud dalam penelitian ini ialah lamanya waktu hidup responden yang dimulai sejak dilahirkan sampai dengan waktu penelitian ini berlangsung. Dalam penelitian ini, umur dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu umur berisiko mengalami obesitas sentral (≥ 20 tahun) dan umur tidak berisiko mengalami obesitas sentral (< 20 tahun). c. Variabel Jenis Kelamin Variabel jenis kelamin ialah karakteristik yang dimiliki mahasiswa, terdiri dari laki – laki dan perempuan. Variabel ini diukur melalui wawancara menggunakan kuesioner. d. Variabel aktivitas fisik Variabel aktivitas fisik pada penelitian ini menggunakan kesioner IPAQ Short Forms. Kuesioner IPAQ ini telah valid dan reliabel untuk mengukur aktivitas fisik seseorang (Lee dkk, 2011). Skor total aktivitas fisik dilihat dalam MET-menit/minggu. MET-menit/minggu diperoleh berdasarkan penjumlahan dari aktivitas fisik berat, aktivitas fisik sedang, dan aktivitas fisik berjalan. METs ialah hasil perkalian antara kegiatan yang dilakukan dalam menit. Berdasarkan Patterson (2010), nilai METs untuk berjalan ialah 3,3; aktivitas sedang 4; dan aktivitas berat 8. 51 Berikut ini cara perhitungan aktivitas fisik menurut Patterson (2010): METs menit/minggu berjalan = 3,3 x durasi berjalan/hari (menit) x frekuensi berjalan/ minggu (hari). METs menit/minggu aktivitas sedang = 4 x durasi aktivitas sedang/hari (menit) x frekuensi aktivitas sedang/ minggu (hari). METs menit/minggu aktivitas berat = 8 x durasi aktivitas berat /hari (menit) x frekuensi aktivitas berat / minggu (hari). Total METs menit/minggu = METs menit/minggu aktivitas berjalan + aktivitas sedang + METs menit/minggu aktivitas berat. e. Variabel Kondisi Mental Emosional Variebel kondisi mental emosional pada penelitian ini diukur dengan cara melakukan wawancara kepada responden menggunakan Self Reporting Questionnare (SRQ). Kuesioner ini digunakan pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 untuk menilai gangguan mental emosional sesaat (± 30 hari). Kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyaan dan dikatakan memiliki gangguan mental emosional apabila responden menjawab minimal 6 atau lebih jawaban „ya‟. Kuesioner SRQ-20 ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan mengenai gejala – gejala gangguan mental emosional. Gejala depresi terdapat pada pertanyaan nomor 6,9,10,14,15,16 dan 17. Gejala cemas terdapat pada pertanyaan nomor 3, 4, dan 5. Gejala kognitif terdapat pada nomor 8, 12, dan 13. Gejala somatik terdapat 52 pada pertanyaan nomor 1, 2, 7, dan 19. Gejala penurunan energi terdapat pada pertanyaan nomor 8, 11, 12, 13, 18, dan 20. f. Variabel Asupan Gizi Pada variabel asupan gizi (asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D dan asupan kalsium) diperoleh melalui wawancara menggunakan food recall. Food recall yang digunakan ialah food recall 1x24 jam yang dilakukan sebanyak 3 kali. Lembar food recall ini diperoleh dari kuesioner Riskesdas tahun 2010 untuk konsumsi makan individu dalam 24 jam. Nilai variabel asupan gizi (asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium) diperoleh dari merataratakan asupan responden yang dikonsumsi dalam sehari pada 3 kali recall asupan makanan. E. Manajemen Data Proses manajemen data dalam penelitian ini terdiri dari editing, koding, entri, koreksi (cleaning). Berikut ini urutan kegiatan dalam manajemen data : 1. Editing Yaitu proses pemeriksaan seluruh data yang dikumpulkan baik dari kelengkapan data, keakuratan data, maupun konsistensi data (keserasian antara jawaban yang satu dengan jawaban lainnya). Dalam penelitian ini, proses editing dilakukan oleh peneliti di lokasi penelitian. Proses ini 53 dilakukan untuk menghindari adanya data yang hilang atau adanya pertanyaan yang tidak terjawab oleh responden pada saat penelitian. 2. Koding Yaitu pemberian kode terhadap data yang dikumpulkan sehingga dapat mempermudah dalam mengelompokkan data dan pemasukkan data ke dalam komputer. Pada penelitian ini koding dilakukan setelah proses editing. Koding pada setiap variabel penelitian ini disesuaikan dengan definisi operasional penelitian. 3. Entri Yaitu proses pemasukkan data yang telah terkumpul sesuai dengan kode yang telah ditentukan untuk masing – masing variabel kedalam tabel atau master data. Entri data dilakukan peneliti dengan menggunakan software. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan entri data penelitian. 4. Cleaning Proses koreksi dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat mengangu proses pengolahan data selanjutnya. Proses ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kesalahan pada saat proses entri data dengan cara membuat distribusi frekuensi sehingga diketahui apabila ada kesalahan dalam entri data. 54 F. Analisa Data Untuk menentukan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen penelitian diperlukan proses analisa data. Analisa data dalam penelitian ini meliputi : 1. Analisa Univariat Analisis ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi, baik variabel dependen (obesitas sentral) maupun variabel independen (umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, kondisi mental emosional, asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium). 2. Analisa Bivariat Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen (obesitas sentral) dengan variabel independen (umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, kondisi mental emosional, asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium). Uji yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji t-independen dan uji Chi-Square (X2). Uji t-independen digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel kategorik (obesitas sentral) dengan variabel numerik (asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium). Uji lain yang digunakan dalam penelitian ini ialah Uji Chi-Square. Uji ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara variabel dependen (obesitas sentral) dengan variabel independen (umur, jenis kelamin, 55 kondisi mental emosional, dan aktivitas fisik) yang merupakan variabel kategorik. Dalam melakukan uji Chi-square, variabel independen dikatakan memiliki hubungan dengan variabel dependen apabila dihasilkan nilai Pvalue < 0,05 dan tidak ada hubungan apabila Pvalue >0,05. Untuk mempermudah dalam menganalisis data menggunakan uji Chi-square, maka nilai data kedua variabel dapat disajikan dalam bentuk tabel silang, yaitu : Tabel 4.3 Analisa Data Menggunakan Uji Chi-Square Variabel 1 Ya Tidak Jumlah Variabel 2 Jumlah Ya Tidak A B A+B C D C+D A+C B+D N BAB V HASIL A. Distribusi Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini distribusi obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 tahun 2015: Tabel 5.1 Distribusi Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Angkatan Masuk 2012 2013 2014 Jumlah Obesitas Sentral Obesitas Tidak Obesitas Sentral Sentral n % n % 13 40,6 19 59,4 10 34,5 19 65,5 9 28,1 23 71,9 32 34,4 61 65,6 Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 cukup tinggi. Selain itu, prevalensi obesitas sentral paling banyak ditemukan pada mahasiswa angkatan masuk 2012. B. Distribusi Umur pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini distribusi umur pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: 56 57 Tabel 5.2 Distribusi Umur pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Variabel Umur Jumlah (n) Persentase (%) Berisiko (≥ 20 tahun) 42 45,2 Tidak Berisiko (< 20 tahun) 51 54,8 93 100,0 Jumlah Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 memiliki umur yang tidak berisiko mengalami obesitas sentral. C. Distribusi Jenis Kelamin pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini distribusi jenis kelamin pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.3 Distribusi Jenis Kelamin pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Variabel Obesitas Sentral Jumlah (n) Persentase (%) Laki – Laki 14 15,1 Perempuan 79 84,9 93 100,0 Jumlah Hasil analisis menunjukkan bahwa mahasiswi di Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki. D. Distribusi Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini distribusi aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012 2014: 58 Tabel 5.4 Distribusi Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Jenis Kelamin Aktivitas Fisik Ringan Sedang Berat n % n % n % Laki- Laki 0 0 3 21,4 11 78,6 Perempuan 13 16,5 34 43,0 32 40,5 Laki-laki + Perempuan 13 14,0 37 39,8 43 46,2 Pada hasil analisis diketahui bahwa aktivitas fisik yang paling banyak dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah aktivitas fisik berat. Berdasarkan hasil analisis aktivitas fisik menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang paling banyak dimiliki oleh responden laki-laki ialah aktivitas fisik berat. Sedangkan, aktivitas fisik yang paling banyak dimiliki oleh responden perempuan ialah aktivitas fisik sedang. E. Distribusi Kondisi Mental Emosional pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini distribusi kondisi mental emosional pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.5 Distribusi Kondisi Mental Emosional pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Angkatan Masuk 2012 2013 2014 Jumlah Kondisi Mental Emosional Terganggu Normal n % n % 8 25,5 24 75 11 37,9 18 62,1 14 43,8 18 56,2 33 35,5 60 64,5 59 Selain distribusi kondisi mental emosional, juga diketahui distibusi gejala-gejala dari gangguan mental emosional yang dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.6 Distribusi Gejala-Gejala Gangguan Mental Emosional pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Gejala Gangguan Mental Emosional Gejala Kognitif Tidak ada gejala kognitif 1 gejala kognitif 2 gejala kognitif 3 gejala kognitif Gejala Cemas Tidak ada gejala cemas 1 gejala cemas 2 gejala cemas 3 gejala cemas Gejala Depresi Tidak ada gejala depresi 1 gejala depresi 2 gejala depresi 3 gejala depresi 4-7 gejala depresi Gejala Somatik Tidak ada gejala somatik 1 gejala somatik 2 gejala somatik 3 gejala somatik 4 gejala somatik Gejala Penurunan Energi Tidak ada gejala penurunan energi 1 gejala penurunan energi 2 gejala penurunan energi 3 gejala penurunan energi 4-6 gejala penurunan energi Kondisi Mental Emosional Terganggu Normal (n=33) (n=60) n % n % 9 13 7 4 18,0 48,1 58,3 100,0 41 14 5 0 2 13 15 3 5,1 50,0 62,5 75,0 37 13 9 1 10 16 3 3 1 17,2 61,5 75,0 75,0 100,0 48 10 1 1 0 2 6 8 12 5 7,7 20,0 50,0 75,0 100,0 24 24 8 4 0 1 4 9 7 12 3,6 14,8 60,0 70,0 92,3 27 23 6 3 1 82, 0 51, 9 41, 7 0,0 94, 9 50, 0 37, 5 25, 0 82, 8 38, 5 25, 0 25, 0 0,0 92, 3 80, 0 Total n % 50 27 12 4 10 0 10 0 10 0 10 0 39 26 24 4 58 26 4 4 1 26 30 16 16 5 28 27 15 10 13 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 60 50, 0 25, 0 0,0 96, 4 85, 2 40, 0 30, 0 7,7 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 Pada tabel gejala-gejala gangguan mental emosional mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014, diketahui bahwa gejala yang paling banyak dialami oleh mahasiswa ialah gejala depresi. Berikut ini distribusi gejala depresi menurut angkatan masuk pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.7 Distribusi Gejala Depresi Menurut Angkatan Masuk pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Angkatan Masuk 2012 2013 2014 Jumlah Tidak Ada Gejala n % 23 71,9 19 65,5 16 50,0 58 62,4 Gejala Depresi 1 Gejala 2 Gejala n % n % 6 18,8 2 6,2 7 24,1 2 6,9 13 40,6 0 0,0 26 28,0 4 4,3 3 Gejala n % 0 0,0 1 3,4 3 9,4 4 4,3 4-7 Gejala n % 1 3,1 0 0,0 0 0,0 1 1,1 Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 61 2012-2014 memiliki kondisi mental emosional yang normal. Akan tetapi, berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki gejala gangguan mental emosional. Gejala gangguan mental emosional yang paling banyak dialami oleh mahasiswa ialah gejala depresi. Pada hasil analisis, diketahui bahwa gejala depresi paling banyak dialami oleh mahasiswa angkatan 2014. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki kondisi mental emosional terganggu ialah mahasiswa yang memiliki banyak gejala gangguan mental emosional. F. Distribusi Asupan Energi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini distribusi asupan energi pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.8 Distribusi Asupan Energi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 20122014 Jenis Kelamin Laki-Laki Usia (tahun) 16-18 19-22 Perempuan 16-18 19-22 Laki-laki + Perempuan Mean 2686,3 2296,8 1907,9 2031,0 Asupan Energi (kkal) SD Min-Max 95% CI 2686,3 251,5 1821,3-2643,0 2144,8-2448,8 223,5 1420,3-2334,4 1806,2-2009,6 264,9 1663,4-2795,1 1961,4-2100,7 2047,4 283,6 1420,3-2795,1 1989,0-2105,8 Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan energi mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 2047,4 kkal. Hasil analisis asupan energi berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa asupan energi mahasiswa laki-laki usia 16-18 tahun melebihi Angka Kecukupan Gizi 62 (AKG) di Indonesia. Selain itu, terdapat pula mahasiswa perempuan baik usia 16-18 tahun maupun usia 19-22 tahun yang memiliki asupan energi melebihi AKG di Indonesia. G. Distribusi Asupan Karbohidrat Sederhana pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini distribusi asupan karbohidrat sederhana pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.9 Distribusi Asupan Karbohidrat Sederhana pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Jenis Kelamin Laki-Laki Usia (tahun) 16-18 19-22 Perempuan 16-18 19-22 Laki-laki + Perempuan Asupan Karbohidrat Sederhana (gram) Mean SD Min-Max 95% CI 70,2 70,2 56,4 11,2 37,0-65,7 46,4-59,9 49,3 14,2 22,8-79,9 42,9-55,8 49,4 16,6 16,6-85,9 45,1-53,8 48,9 15,4 16,6 – 85,9 47,0 – 53,3 Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan karbohidrat sederhana mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 48,9 gram. Hasil analisis asupan karbohidrat sederhana berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa asupan karbohidrat sederhana mahasiswa laki-laki usia 63 16-18 tahun melebihi anjuran asupan karbohidrat sederhana menurut WHO, yaitu 10% dari total asupan energi. Selain itu, terdapat pula mahasiswa perempuan baik usia 16-18 tahun maupun usia 19-22 tahun yang memiliki asupan karbohidrat sederhana melebihi 10% total asupan energi. H. Distribusi Asupan Protein pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini distribusi asupan protein pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.10 Distribusi Asupan Protein pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Jenis Usia Asupan Protein (gram) Kelamin (tahun) Mean SD Min-Max 95% CI Laki-Laki 16-18 72,3 72,3 19-22 67,0 9,5 53,1-85,6 61,3-72,8 Perempuan 16-18 56,5 11,0 34,6-76,3 51,5-61,5 19-22 63,0 11,2 44,6-106,0 60,1-65,9 Laki-laki + 62,2 11,3 34,6-106,0 60,0-64,5 Perempuan Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan protein mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 62,2 gram. Hasil analisis asupan protein berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan protein, baik pada mahasiswa laki-laki usia 16-18 tahun maupun usia 19-22 tahun dan perempuan usia 19-22 tahun melebihi Angka Kecukupan Gizi 64 (AKG) di Indonesia. Selain itu, terdapat pula mahasiswa perempuan usia 1618 tahun yang memiliki asupan protein melebihi AKG di Indonesia. I. Distribusi Asupan Lemak pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini distribusi asupan lemak pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.11 Distribusi Asupan Lemak pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Jenis Kelamin Laki-Laki Usia (tahun) 16-18 19-22 Perempuan 16-18 19-22 Laki-laki + Perempuan Mean 99,4 81,3 71,6 76,2 76,1 Asupan Lemak (gram) SD Min-Max 99,4 11,5 67,1-108,1 8,4 48,7-86,6 12,6 58,6-108,6 74,3-88,2 67,7-75,4 75,5-82,1 12,1 75,2-80,2 48,7-108,6 95% CI Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan lemak mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 76,1 gram. Hasil analisis asupan lemak berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan lemak pada mahasiswa laki-laki usia 16-18 tahun, perempuan usia 16-18 tahun, dan perempuan usia 19-22 tahun melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Selain itu, terdapat pula mahasiswa laki-laki usia 19-22 tahun yang memiliki asupan lemak melebihi AKG di Indonesia. J. Distribusi Asupan Serat pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini distribusi asupan serat pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: 65 Tabel 5.12 Distribusi Asupan Serat pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Jenis Kelamin Laki-Laki Usia (tahun) 16-18 19-22 Perempuan 16-18 19-22 Laki-laki + Perempuan Mean 13,0 18,2 13,0 14,1 SD 14,4 3,2 2,8 1,4 3,3 Asupan Serat (gram) Min-Max 13,0 12,9-21,9 10,5-15,8 4,7-21,3 4,7 – 21,9 95% CI 16,5-19,9 12,3-13,6 13,3-15,0 13,7-15,1 Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan serat mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 14,4 gram. Hasil analisis asupan serat berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan serat pada semua mahasiswa lebih rendah atau tidak mencapai Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. K. Distribusi Asupan Vitamin D pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini distribusi asupan vitamin D pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.13 Distribusi Asupan Vitamin D pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Jenis Kelamin Laki-Laki Usia (tahun) 16-18 19-22 Perempuan 16-18 19-22 Laki-laki + Perempuan Mean 3,8 1,6 1,1 2,1 1,7 Asupan Vitamin D (mikrogram) SD Min-Max 95% CI 3,8 1,3 0,1-4,8 0,8-2,3 1,1 0,4-4,0 0,9-1,9 2,4 0,1-15,8 2,0-3,3 2,1 0,1 – 15,8 1,8 – 2,7 Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan vitamin D mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah 66 Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 1,7 mikrogram. Hasil analisis asupan vitamin D berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan vitamin D pada semua mahasiswa lebih rendah atau belum mencapai Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Akan tetapi, pada hasil analisis diketahui bahwa terdapat mahasiswa perempuan usia 19-22 tahun yang memiliki asupan vitamin D yang melebihi AKG di Indonesia. L. Distribusi Asupan Kalsium pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini distribusi asupan kalsium pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.14 Distribusi Asupan Kalsium pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Jenis Kelamin Laki-Laki Usia (tahun) 16-18 19-22 Perempuan 16-18 19-22 Laki-laki + Perempuan Mean 545,8 572,4 522,0 483,3 Asupan Kalsium (miligram) SD Min-Max 95% CI 545,8 216,9 349,2-1094,1 441,3-703,5 169,1 248,5-834,1 445,0-599,0 261,3 174,6-1375,4 562,8-631,5 500,2 234,5 174,6 – 1375,4 506,5 – 603,1 Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan kalsium mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 500,2 miligram. Hasil analisis asupan kalsium berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan kalsium pada semua mahasiswa lebih rendah atau belum mencapai Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Akan tetapi, pada hasil analisis diketahui 67 bahwa terdapat mahasiswa perempuan usia 19-22 tahun yang memiliki asupan kalsium yang melebihi AKG di Indonesia. M. Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini hubungan anatar umur dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.15 Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Umur Berisiko (≥ 20 tahun) Tidak Berisiko (< 20 tahun) Jumlah Obesitas Sentral Obesitas Tidak Obesitas Sentral Sentral n % n % 13 31,0 29 69,0 19 37,3 32 62,7 32 34,4 61 65,6 Total n 42 51 93 % 100 100 100 Pvalue 0,524 Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara umur mahasiswa dengan obesitas sentral. N. Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 68 Berikut ini hubungan anatar jenis kelamin dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.16 Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Obesitas Sentral Total Jenis Kelamin Obesitas Sentral Tidak Obesitas Sentral Pvalue n % n % n % Laki – Laki 1 7,1 13 92,9 14 100 0,030 Perempuan 31 39,2 48 60,8 79 100 32 34,4 61 65,6 93 100 Jumlah Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas sentral menunjukkan bahwa obesitas sentral lebih banyak ditemukan pada mahasiswi. Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. O. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini hubungan anatar aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.17 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Aktivitas Fisik Ringan Sedang Obesitas Sentral Obesitas Tidak Obesitas Sentral Sentral n % n % 8 61,5 5 38,5 22 59,5 15 40,5 Total n % 13 100 37 100 Pvalue 0,000 69 Berat Jumlah 2 32 4,7 34,4 41 61 95,3 65,6 43 93 100 Hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral menunjukkan bahwa obesitas sentral sentral lebih banyak ditemukan pada mahasiswa yang memiliki aktivitas fisik sedang dan ringan. Selain itu, pada hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. P. Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini hubungan antara kondisi mental emosional dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.18 Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Kondisi Mental Emosional Terganggu Normal Jumlah Obesitas Sentral Obesitas Tidak Obesitas Sentral Sentral n % n % 11 33,3 22 66,7 21 35,0 39 65,0 32 34,4 61 65,6 Total n % 33 100 60 100 93 100 Pvalue 1,000 Hasil analisis hubungan antara kondisi mental emosional dengan obesitas sentral menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki kondisi mental emosional terganggu lebih banyak ditemukan pada mahasiswa yang tidak mengalami obesitas sentral Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara kondisi emosional dengan obesitas 70 sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. Q. Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini hubungan anatar asupan energi dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.19 Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Variabel Obesitas Sentral Obesitas Sentral Tidak Obesitas Sentral Jumlah (n) 32 61 Persentase (%) 34,4 65,6 P value 0,000 Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral. R. Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini hubungan anatar asupan karbohidrat sederhana dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.20 Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Variabel Obesitas Sentral Obesitas Sentral Tidak Obesitas Sentral Jumlah (n) 32 61 Persentase (%) 34,4 65,6 P value 0,000 71 Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan antara asupan karbohidrat sederhana dengan obesitas sentral. S. Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini hubungan anatar asupan protein dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.21 Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Variabel Obesitas Sentral Obesitas Sentral Tidak Obesitas Sentral Jumlah (n) 32 61 Mean 68,2 59,1 P value 0,000 Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata asupan protein mahasiswa yang mengalami obesitas sentral lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak obesitas sentral. Berdasarkan hasil uji statistik juga diketahui bahwa terdapat hubungan antara asupan protein dengan obesitas sentral. T. Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini hubungan antar asupan lemak dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.22 Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Variabel Obesitas Sentral Jumlah (n) Persentase (%) P value 72 Obesitas Sentral Tidak Obesitas Sentral 32 61 34,4 65,6 0,000 Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan asupan lemak mahasiswa yang mengalami obesitas sentral dengan mahasiwa yang tidak mengalami obesitas sentral. Berdasarkan hasil uji statistik juga diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan lemak mahasiswa yang obesitas sentral dengan tidak obesitas sentral. U. Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini hubungan anatar asupan serat dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.23 Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Variabel Obesitas Sentral Obesitas Sentral Tidak Obesitas Sentral Jumlah (n) 32 61 Persentase (%) 34,4 65,6 P value 0,000 Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan antara asupan serat mahasiswa dengan obesitas sentral. V. Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini hubungan anatar asupan vitamin D dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: 73 Tabel 5.24 Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Variabel Obesitas Sentral Obesitas Sentral Tidak Obesitas Sentral Jumlah (n) 32 61 Persentase (%) 34,4 65,6 P value 0,206 Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan vitamin D mahasiswa dengan obesitas sentral. W. Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Berikut ini hubungan antar asupan kalsium dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014: Tabel 5.25 Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Variabel Obesitas Sentral Obesitas Sentral Tidak Obesitas Sentral Jumlah (n) 32 61 Mean 644,3 507,8 P value 0,017 Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan kalsium dengan obesitas sentral. Akan tetapi, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata asupan kalsium mahasiswa yang mengalami obesitas sentral lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak obesitas sentral. BAB VI PEMBAHASAN A. Keterbatasan Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa keterbatasan yang dimiliki peneliti pada saat melakukan penelitian. Berikut ini keterbatasanketerbatasan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Obesitas sentral yang berisiko terhadap penyakit degeneratif diakibatkan oleh jumlah lemak berlebih pada jaringan lemak viseral perut. Pada variabel obesitas sentral ini, peneliti melakukan pengukuran lingkar pinggang, dimana pengukuran lingkar pinggang ini tidak dapat membedakan kelebihan lemak pada subkutan dan viseral. Akan tetapi WHO dan Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa pengukuran lingkar pinggang ini merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk menilai obesitas sentral pada seseorang. 2. Pada variabel kondisi mental emosional, peneliti menggunakan kuesioner SRQ (Self Reported Questionner) untuk melihat apakah responden memiliki kondisi mental emosional terganggu. Menurut Torres dan Caryl (2007), stress dapat menyebabkan terjadinya gangguan mental emosional dan tingginya kadar kortisol pada saat seseorang mengalami stress yang dapat menyebabkan obesitas sentral melalui peningkatan asupan makanan. Oleh karena itu, pengukuran kadar kortisol dibandingkan dalam tubuh menggunakan 74 seseorang lebih kuesioner SRQ. baik dilakukan Akan tetapi, 75 dalam pelaksanaannya pengukuran kadar kortisol ini membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih mahal. 3. Pada variabel asupan vitamin D, peneliti hanya mengukur dari asupan makanan saja, sedangkan vitamin D ini juga dapat diperoleh dari sinar matahari. Selain itu, pengukuran vitamin D juga lebih baik apabila mengukur status vitamin dalam darah, dimana dalam pelaksanaanya membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang mahal. B. Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Pada hasil analisis univariat menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 cukup tinggi, dimana prevalensi obesitas sentral ialah 34,4 %. Selain itu, prevalensi obesitas sentral paling banyak ditemukan pada mahasiswa angkatan masuk 2012. Pada penelitian Victor dkk (2013) terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Tamale, Ghana menunjukkan bahwa 10,8% mahasiswa mengalami obesitas sentral. Hasil tersebut menjelaskan bahwa prevalensi obesitas sentral pada penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan penelitian Victor dkk. Selain itu, pada penelitian Almajed dkk (2011) diketahui bahwa 41,5% mahasiswa di Kuwait mengalami obesitas sentral. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral pada penelitian Almajed dkk lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian ini. Obesitas sentral dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti diabetes mellitus tipe 2, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, 76 kanker, sleep apnea, dan sindrom metabolik (Tchernof dan Despres, 2013). Sindrom metabolik ialah kondisi dimana seseorang mengalami hipertensi, obesitas sentral, dislipidemia, dan resistensi insulin pada waktu yang bersamaan (Gibney dkk, 2009). Sindrom metabolik merupakan kelompok faktor risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Selain itu, lingkar pinggang juga diketahui memiliki hubungan dengan tekanan darah, baik tekanan darah diastolik maupun sistolik. Tchernof dan Despres (2013) menjelaskan bahwa lingkar pinggang merupakan faktor prediktor dari kematian akibat penyakit kardiovaskular dan serangan jantung. Obesitas sentral juga dapat menyebabkan resistensi insulin. Kelebihan jaringan lemak akan menyebabkan terbentuknya asam lemak tidak diesterifikasi (NEFA), sitokin, plasminogen activator inhibitor (PAL-1) dan adiponektin. Tingginya kadar NEFA ini akan membebani otot dan hati dengan lemak sehingga menyebabkan resistensi insulin (Grundy dkk, 2004). Peningkatan resistensi insulin terjadi bersamaan dengan peningkatan kadar lemak dalam tubuh. Tchernof dan Despres (2013) juga menjelaskan bahwa obesitas sentral memiliki hubungan dengan kanker. Kanker yang paling banyak berhubungan dengan obesitas sentral ialah kanker kolorektal atau kanker yang menyerang usus besar dan rektum, yaitu bagian kecil dari usus besar sebelum anus. Selain itu, obesitas sentral juga berhubungan dengan terjadinya obstruktif sleep apnea (OSA). OSA terjadi karena adanya penumpukkan lemak pada bagian dada atau saluran pernafasan, sehingga menyebabkan berhentinya aliran udara pada hidung dan mulut walaupun dengan usaha nafas 77 (Supriyatno dkk, 2005). Menurut Tchernof dan Despres (2013), OSA dikaitkan dengan penurunan tingkat aktivitas fisik, kurangnya kualitas tidur dan meningkatnya nafsu makan. C. Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Mahasiswa S1 masuk kedalam kelompok umur dewasa awal. Dewasa awal ialah seseorang yang memiliki umur 17 – 33 tahun. Obesitas sentral lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Semakin meningkatnya umur, maka semakin tinggi risiko terjadinya obesitas sentral. Umur merupakan faktor prediksi dari terjadinya obesitas sentral (Veghari dkk, 2010). Perubahan umur berkaitan dengan peningkatan dalam distribusi jaringan lemak yang ditandai dengan meningkatknya ukuran lingkar pinggang seseorang (Tchernof dan Despres, 2013). Selain itu, perubahan umur juga diketahui memiliki hubungan dengan terjadinya perubahan dalam komposisi tubuh, dimana pada usia 20-30 tahun terjadi penurunan pada massa bebas lemak dan peningkatan pada massa lemak. Pada analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 memiliki umur yang tidak berisiko (<20 tahun) mengalami obesitas sentral. Berdasarkan hasil uji analisis, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara obesitas sentral dengan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. Hal ini dikarenakan pada hasil analisis diketahui bahwa 78 mahasiswa yang mengalami obesitas sentral ialah mahasiswa yang memiliki usia yang tidak berisiko (<20 tahun) mengalami obesitas sentral. D. Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Pada analisis univariat diketahui bahwa mahasiswa berjenis kelamin perempuan di Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa berjenis kelamin laki-laki. Pada uji statistik diperoleh nilai p = 0,030, dimana terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. Selain itu, pada analisis juga diperoleh nilai OR=0,119, dimana laki-laki memiliki risiko sebesar 0,119 kali mengalami obesitas sentral dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki dan perempuan memiliki distribusi lemak yang berbeda-beda. Proporsi lemak pada laki-laki lebih banyak terdapat pada bagian atas tubuh, seperti bagian abdominal atau perut, sedangkan proporsi lemak pada wanita lebih banyak pada bagian bawah tubuh, seperti pada pinggang dan panggul (Pujiati, 2010). Pada hasil penelitian juga diketahui bahwa obesitas sentral lebih banyak ditemukan pada responden perempuan dibandingkan responden laki-laki. Hal ini dikarenakan responden perempuan memiliki aktivitas fisik yang lebih rendah dibandingkan dengan responden laki-laki. Selain itu, perempuan diketahui memiliki simpanan lemak dalam tubuh yang lebih besar dibandingkan laki-laki (Pujiati, 2010). Perempuan juga memiliki lingkar pinggang yang lebih besar, dimana perempuan memiliki rata-rata 1,8 kg 79 lemak subkutan perut yang lebih besar dibandingkan laki-laki (Power dan Jay, 2008). Faktor lain, seperti hormon estrogen dan kurangnya aktivitas fisik juga memiliki peran dalam terjadinya obesitas sentral pada perempuan (Pujiati, 2010). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Veghari dan Howel. Pada penelitian Veghari dkk (2010) terhadap 2471 penduduk dewasa di Iran bagian utara, diketahui bahwa 57,2% wanita dan 15,8% laki-laki mengalami obesitas sentral. Hasil penelitian Howel (2012) pada penduduk dewasa usia > 18 tahun dalam survei nasional Inggris tahun 1993-2008 juga menunjukkan bahwa 35,7% laki-laki dan 43,9% perempuan mengalami obesitas sentral. Selain itu, prevalensi obesitas sentral di Indonesia pada usia > 15 tahun juga lebih banyak dialami oleh perempuan, yaitu sebesar 42,1 %, sedangkan laki-laki sebesar 11,3 % (Balitbangkes, 2013). Hasil penelitian Eka dkk (2012) diketahui tidak sejalan, baik dengan hasil penelitian ini, maupun hasil penelitian Veghari dan Howel. Hal ini dikarenakan pada penelitian Eka dkk (2012) terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi Angkatan 2011, menunjukkan bahwa 13,5% mahasiswa dan 4,1% mahasiswi mengalami obesitas sentral. E. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Pada hasil analisis diketahui bahwa aktivitas fisik yang paling banyak dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah aktivitas fisik berat. Berdasarkan hasil analisis aktivitas fisik menurut jenis kelamin menunjukkan 80 bahwa aktivitas fisik yang paling banyak dimiliki oleh mahasiswa ialah aktivitas fisik berat. Sedangkan, aktivitas fisik yang paling banyak dimiliki oleh mahasiswi ialah aktivitas fisik sedang. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000, dimana terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pujiati (2010), dimana terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada orang dewasa. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa orang yang memiliki aktivitas fisik kurang berisiko mengalami obesitas sentral sebesar 1,2 kali atau OR=1,202. Selain itu, pada penelitian Sugianti dkk (2009) juga menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara aktivitas fisik berat dengan obesitas sentral, dimana orang yang tidak memiliki aktivitas fisk berat, mengalami obesitas sentral sebesar 26,4% dan orang yang melakukan aktivitas fisik berat, mengalami obesitas sentral sebesar 18%. Aktivitas fisik ialah setiap pergerakan tubuh yang ditimbulkan oleh otot-otot skeletal dan mengakibatkan pengeluaran energi (Gibney dkk, 2008). Aktivitas fisik/ olahraga yang rutin dapat mendorong penurunan yang cukup besar pada jaringan lemak, bahkan tanpa adanya penurunan berat badan (Tchernof dan Despres, 2013). Hal ini dikarenakan olahraga dapat meningkatkan masa jaringan bebas lemak. Dalam rangka mencegah peningkatan berat badan dan penumpukan lemak pada orang dewasa, ACSM (The American College of Sports Medicine)/ AHA (The American Heart Association) merekomendasikan 81 untuk melakukan aktivitas fisik berupa senam aerobik dengan intensitas sedang sebanyak 5 kali dalam seminggu selama 30 menit atau senam aerobik dengan intesitas berat sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 20 menit (Haskell dkk, 2007). Selain itu, anjuran aktivitas fisik berat dan sedang untuk orang dewasa juga dapat berupa jalan cepat sebanyak 2 kali dalam seminggu selama 30 menit dan kemudian melakukan jogging selama 20 menit pada 2 hari lainnya. F. Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis apabila terjadi secara terus menerus (Idaiani dkk, 2009). Pada analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 memiliki kondisi mental emosional yang normal. Akan tetapi, berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki gejala gangguan mental emosional. Pada hasil analisis hubungan antara kondisi mental emosional dengan obesitas sentral menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki kondisi mental emosional terganggu lebih banyak ditemukan pada mahasiswa yang tidak mengalami obesitas sentral. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 1,000, dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi mental emosional dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program 82 Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. Pada hasil analisis juga diketahui bahwa gejala gangguan mental emosional yang paling banyak dialami oleh mahasiswa ialah gejala depresi. Pada hasil analisis, diketahui bahwa gejala depresi paling banyak dialami oleh mahasiswa angkatan 2014. Pada hasil analisis juga diketahui bahwa mahasiswa yang memiliki kondisi mental emosional terganggu ialah mahasiswa yang memiliki banyak gejala gangguan mental emosional. Stress merupakan akumulasi dari berbagai gejala gangguan mental emosional (Idaiani dkk, 2009). Stress diketahui berhubungan dengan obesitas sentral karena stress dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Hubungan kebiasaan makan seseorang dengan stress dipengaruhi oleh jenis stress. Apabila seseorang mengalami stress akut, maka akan terjadi perubahan psikologi pada orang tersebut, dimana hal ini dapat menurunkan asupan makanannya dalam jangka pendek. Sedangkan apabila seseorang mengalami stress kronis, maka akan menimbulkan respon pada kelenjar pituitari untuk meningkatkan produksi kortisol (Torres dan Caryl, 2007). Peningkatan kortisol ini dapat mempengaruhi kerja otak, dimana seseorang yang mengalami stres akan mengirimkan stimulus ke otak dan kemudian otak mengirimkan sinyal ke tubuh untuk meningkatan nafsu makan (Tchernof dan Despres, 2013). Kombinasi antara peningkatan kortisol dan asupan makanan inilah yang dapat mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh seseorang. 83 G. Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Energi merupakan hasil dari metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein (Pujiati, 2010). Manusia membutuhkan energi untuk melakukan metabolisme, pengaturan suhu tubuh, pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik (Almatsier, 2010). Seseorang membutuhkan asupan energi dari makanan untuk menutupi pengeluaran energi yang dilakukannya dalam sehari-hari. Sumber makanan yang mengandung tinggi energi ialah makanan yang mengandung lemak, seperti minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Selain itu, bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni juga merupakan bahan makanan sumber energi (Almatsier, 2010). Kebutuhan energi pada setiap orang berbeda-beda. Selain aktivitas fisik, kebutuhan energi juga dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan energi mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 2047,4 kkal. Hasil analisis asupan energi berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa asupan energi mahasiswa laki-laki usia 16-18 tahun melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Selain itu, terdapat pula mahasiswa perempuan baik usia 16-18 tahun maupun usia 1922 tahun yang memiliki asupan energi melebihi AKG di Indonesia. Di Indonesia, kebutuhan energi total sehari untuk usia 16-18 tahun pada laki-laki dan perempuan ialah 2675 kkal dan 2125 kkal, sedangkan untuk usia 19-29 84 tahun pada laki-laki dan perempuan ialah 2725 kkal dan 2250 kkal (Kemenkes RI, 2013). Pada penelitian ini, asupan energi diperoleh dari makanan yang mengandung sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji korelasi yang menunjukkan bahwa adanya hubungan yang kuat dan berpola positif antara asupan energi dengan asupan karbohidrat, protein, dan lemak. Hubungan tersebut berarti semakin tinggi asupan energi, maka semakin tinggi asupan karbohidrat, protein, dan lemak. Berdasarkan hasil uji Mann-Whiney juga diketahui bahwa terdapat hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bowen dkk (2015), dimana ada hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral. Dalam penelitian Bowen dkk, diketahui bahwa sampel yang mengalami obesitas sentral pada penelitian tersebut memiliki asupan energi yang tinggi. Akan tetapi, hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Jaime dkk (2006), dimana tidak ada hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral. Dalam penelitian Jaime dkk menunjukkan bahwa sampel yang memiliki asupan tinggi energi ialah sampel yang tidak mengalami obesitas sentral. Pada hasil analisis juga diketahui bahwa dari 32 mahasiwa yang mengalami obesitas sentral terdapat 19 mahasiswa memiliki asupan energi berlebih. Rata-rata asupan energi berlebih yang dimiliki oleh mahasiswa ialah 162,15 kkal/ hari. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menganjurkan kepada mahasiwa yang mengalami obesitas sentral untuk mengurangi 1 ¼ centong nasi per hari atau setara dengan 125 gram nasi. 85 Seseorang memiliki berat badan yang normal atau ideal apabila asupan energi yang masuk kedalam tubuh, seimbang dengan energi yang dikeluarkan. Jika asupan energi melebihi energi yang dikeluarkan, maka energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan mengakibatkan kelebihan berat badan, kegemukan, atau obesitas (Almatsier, 2010). Selain itu, kelebihan asupan makanan, baik karbohidrat, lemak dan protein dengan disertai aktivitas fisik kurang juga dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas. H. Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Pada penelitian ini, diketahui bahwa rata-rata asupan karbohidrat mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan 2012-2014 ialah 271,8 gram. Hasil analisis antara asupan karbohidrat menurut jenis kelamin dan umur menunjukkan bahwa hampir seluruh mahasiswa memiliki rata-rata asupan karbohidrat yang tidak melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia, dan hanya mahasiswa laki-laki umur 16-18 tahun yang memiliki rata-rata asupan karbohidrat melebihi AKG. Karbohidrat memiliki fungsi utama, yaitu sebagai penyedia energi bagi tubuh (Almatsier, 2010). Dalam tubuh seseorang, sebagian karbohidrat berada pada sirkulasi darah dalam bentuk glukosa, sebagian pada hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen, dan sebagian lagi diubah menjadi lemak untuk disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak (Almatsier, 2010). Karbohidrat dibedakan menjadi dua yaitu karbohidrat sederhana dan 86 karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri dari 4 jenis, yaitu monosakarida, disakarida, gula alkohol, dan oligosakarida. Pada hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan berpola positif antara asupan energi dengan asupan karbohidrat sederhana pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidyatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. Hubungan ini berarti semakin tinggi asupan energi, maka semakin tinggi asupan karbohidrat sederhana. Selain itu, berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa asupan karbohidrat sederhana mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidyatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 tinggi apabila dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Asupan karbohidrat sederhana diketahui memiliki risiko lebih tinggi terhadap terjadinya obesitas sentral. Pada penelitian Harikedua dan Naomi (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan karbohidrat sederhana dengan obesitas sentral, dimana seseorang yang mengonsumsi karbohidrat sederhana memiliki risiko 2,69 kali mengalami obesitas sentral. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian Khiqmah dan Sulchan (2014), dimana asupan gula sederhana tidak memiliki hubungan dengan terjadinya obesitas sentral. Salah satu karbohidrat sederhana, yaitu gula sukrosa, memiliki risiko 4,2 kali lebih tinggi terhadapi obesitas sentral apabila dikonsumsi >50 g/hari (Burhan dkk, 2013). Asupan karbohidrat yang dimaksud dalam penelitian ini ialah asupan sukrosa. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa asupan karbohidrat sederhana mahasiswa usia 16-18 tahun melebihi 10% total asupan 87 energi pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Selain itu, terdapat pula mahasiswi baik usia 16-18 tahun maupun usia 19-22 tahun yang memiliki asupan karbohidrat sederhana melebihi 10% total asupan energi pada AKG di Indonesia. Menurut WHO, 50-65% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan 10% dari karbohidrat sederhana (Almatsier, 2010). Berdasarkan hal tersebut, maka kebutuhan asupan karbohidrat sederhana pada penelitian ini diperoleh dari 10% total asupan energi pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, yaitu 66,875 gram/hari bagi laki – laki usia 16-18 tahun, 68,125 gram/hari bagi laki-laki usia 19-29 tahun, 53,125 gram bagi perempuan usia 16-18 tahun, dan 56,25 gram bagi pada perempuan usia 19-29 tahun. Selain itu, pada pedoman gizi seimbang, Departemen Kesehatan Republik Indonesia juga menganjurkan mengonsumsi gula maksimal 4 sendok makan per hari bagi masyarakat Indonesia (Kemenkes RI, 2015). Pada hasil analisis juga diketahui bahwa dari 32 mahasiwa yang mengalami obesitas sentral terdapat 29 mahasiswa memiliki asupan karbohidrat sederhana berlebih. Rata-rata asupan karbohidrat sederhana berlebih mahasiswa ialah 11,6 gram. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menganjurkan kepada mahasiswa mengalami obesitas sentral untuk mengurangi 1 sendok makan gula pasir atau setara dengan 13 gram gula pasir. Selain sebagai penyedia energi, karbohidrat juga memberikan rasa manis pada makanan, dimana karbohidrat sederhana memiliki tingkatan rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat kompleks 88 (Almatsier, 2010). Pada hasil uji Mann-Whiney juga didapatkan nilai p = 0,000, dimana terdapat hubungan antara asupan karbohidrat sederhana dengan obesitas sentral. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sugianti dkk (2009), dimana prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada sampel yang sering mengkonsumsi makanan manis. Makanan manis dapat meningkatkan berat tubuh dan lingkar perut seseorang, dimana terdapat hubungan antara lingkar perut dengan makanan manis (Burhan dkk, 2013). I. Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan protein mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 62,2 gram. Hasil analisis asupan protein berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan protein, baik pada mahasiswa laki-laki usia 16-18 tahun maupun usia 19-22 tahun dan perempuan usia 19-22 tahun melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Selain itu, terdapat pula mahasiswa perempuan usia 1618 tahun yang memiliki asupan protein melebihi AKG di Indonesia. Angka Kecukupan Gizi untuk protein yang dianjurkan di Indonesia untuk usia 16-18 tahun ialah 66 gram/hari pada laki-laki dan 59 gram/hari pada perempuan, sedangkan usia 19-29 tahun ialah 62 gram/hari pada laki-laki dan 56 gram/hari pada perempuan (Kemenkes RI, 2013). Fungsi utama protein ialah untuk membangun dan memelihara sel-sel, serta jaringan tubuh (Almatsier, 2010). Protein ini merupakan zat gizi yang terbesar kedua yang berada dalam tubuh setelah air. Asupan protein yang 89 tinggi dapat menyebabkan kegemukan dan obesitas (Atmasier, 2010). Dalam keadaan berlebihan, protein akan diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam tubuh. Dalam pedoman gizi seimbang, Departemen Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan untuk mengonsumsi protein hewani (ikan, daging, ayam, telur, keju, dll) dan protein nabati (sayur-sayuran, kacangkacangan, tahu, tempe, dll) sebanyak 3 – 4 porsi per hari (Kemenkes RI, 2015). Pada hasil penelitian diketahui bahwa mahasiswa yang mengalami obesitas sentral memiliki rata-rata asupan protein yang lebih tinggi. Selain itu, berdasarkan hasil uji korelasi diketahui bahwa asupan protein memiliki hubungan yang kuat dan positif dengan asupan energi dan lemak. Hubungan yang kuat dan berpola positif tersebut berarti semakin tinggi asupan protein, maka semakin tinggi asupan energi dan asupan lemak mahasiswa. Oleh karena itu, dalam penanggulangan tingginya asupan protein, peneliti menganjurkan untuk mengurangi asupan energi dan asupan lemak mahasiswa. Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan nilai p = 0,000 yang berarti terdapat hubungan antara asupan protein mahasiswa obesitas sentral. Hasil ini sejalan dengan penelitian Harikedua dan Naomi (2012) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan protein dengan obesitas sentral. Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Merchant dkk, dimana peningkatan asupan protein memiliki hubungan terbalik dengan obesitas sentral. Pada penelitian Merchant dkk (2005), apabila asupan protein tinggi, maka obesitas sentral menurun. Pada penelitian tersebut dijelaskan 90 bahwa diet tinggi protein lebih baik dibandingkan diet tinggi karbohidrat karena dapat menurunkan obesitas sentral. J. Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan lemak mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 76,1 gram. Hasil analisis asupan lemak berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan lemak pada mahasiswa dan mahasiswi usia 16-18 tahun, serta mahasiswi usia 19-22 tahun melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Selain itu, terdapat pula mahasiswa usia 19-22 tahun yang memiliki asupan lemak melebihi AKG di Indonesia. Berdasarkan hasil uji Mann-Whiney juga didapatkan nilai p = 0,000, berarti terdapat hubungan antara asupan lemak mahasiswa dengan obesitas sentral. Pada penelitian ini, diketahui bahwa mahasiswa yang mengalami obesitas sentral memiliki asupan lemak yang tinggi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 32 mahasiwa yang mengalami obesitas sentral terdapat 30 mahasiswa memiliki asupan lemak berlebih. Rata-rata asupan lemak berlebih yang dimiliki oleh mahasiswa ialah 28,4 gram. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menganjurkan untuk mengurangi 2 sendok makan minyak per hari atau setara dengan dua porsi makanan yang digoreng. Konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak merupakan faktor risiko dari obesitas sentral (Burhan dkk, 2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pujiati dan Burhan. Pada penelitian Pujiati (2010) dan 91 Burhan dkk (2013) menunjukkan adanya hubungan antara asupan tinggi lemak dengan terjadinya obesitas sentral. Pada penelitian Burhan juga diketahui bahwa responden dengan asupan lemak tinggi memiliki risiko 9,3 kali mengalami obesitas sentral dibandingkan responden dengan asupan lemak rendah. Selain itu, terdapat pula penelitian Sugianti dkk (2009) yang menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada orang yang mengonsumsi makanan rendah lemak. Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, dimana 1 gram lemak menghasilkan 9 kkalori atau 2½ kali menghasilkan energi lebih besar daripada karbohidrat dan protein (Almatsier, 2010). Lemak adalah cadangan energi terbesar tubuh (Burhan dkk, 2013). Simpanan lemak didalam tubuh berasal dari asupan lemak yang berlebih atau kombinasi antara zat-zat gizi lain, seperti karbohidrat, lemak dan protein (Almatsier, 2010). Asupan lemak yang tinggi menyebabkan lemak disimpan dalam tubuh. Dalam tubuh, lemak disimpan pada beberapa tempat, yaitu 50% lemak dalam jaringan bawah kulit (subkutan), 45% disekeliling organ dalam rongga perut, dan 5% di jaringan intramuskuler (Almatsier, 2010). Angka kecukupan lemak yang dianjurkan di Indonesia untuk usia 16-18 tahun bagi laki-laki dan perempuan ialah 89 gram/hari dan 71 gram/hari, sedangkan untuk usia 19-29 kebutuhan lemak bagi laki-laki dan perempuan ialah 91 gram/hari dan 75 gram/hari (Kemenkes RI, 2013). Selain itu, Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam pedoman gizi seimbang juga menganjurkan untuk mengonsumsi minyak maksimal 5 sendok makan per hari bagi masyarakat Indonesia (Kemenkes RI, 2015). 92 K. Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Serat merupakan bagian dari karbohidrat dan masuk kedalam jenis polisakarida non-pati (Almatsier, 2010). Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dapat membantu penurunan berat badan, dimana makanan yang mengandung tinggi serat ini biasanya mengandung rendah kalori (Pujiati, 2010). Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan serat mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 14,4 gram. Menurut Kemenkes RI (2013), angka kecukupan serat yang dianjurkan di Indonesia untuk laki-laki usia 1618 tahun dan usia 19-29 tahun di Indonesia ialah 37 dan 38 gram/hari, sedangkan perempuan usia 16-18 tahun dan usia 19-29 tahun ialah 30 dan 32 gram/hari. Hasil analisis asupan serat juga menunjukkan bahwa rata-rata asupan serat pada semua mahasiswa lebih rendah atau tidak mencapai Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Rata-rata asupan serat yang harus ditambah untuk dikonsumsi mahasiswa ialah 18 gram/ hari. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menganjurkan untuk mengonsumsi menambah konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan sebanyak 2-3 porsi per hari. Sumber makanan yang mengandung serat diantaranya ialah kacangkacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan (Almatsier, 2010). Dalam pedoman gizi seimbang, Departemen Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan untuk mengonsumsi protein nabati (sayur-sayuran, kacang- 93 kacangan, tahu, tempe, dll) sebanyak 3 – 4 porsi per hari dan mengonsumsi buah-buahan sebanyak 2 - 3 porsi per hari (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan hasil uji Mann-Whiney juga didapatkan nilai p = 0,000, berarti terdapat hubungan antara asupan serat mahasiswa dengan obesitas sentral. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Harikedua dan Naomi (2012), dimana asupan serat berhubungan dengan obesitas sentral. Sedangkan pada penelitian Pujiati (2010) menunjukkan bahwa asupan serat tidak berhubungan dengan terjadinya obesitas sentral. Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dapat menurunkan risiko obesitas sentral. Serat dapat mempengaruhi jaringan adiposa perut melalui dampaknya pada sensitivitas insulin, khusunya serat larut air. Serat larut air ini dapat menumpulkan respons post-prandial glikemik dan insulinemik di usus kecil yang berhubungan dengan penurunan tingkat pengembalian rasa lapar dan asupan energi berikutnya (Koh-Banerjee dkk, 2003). Selain itu, dalam saluran pencernaan, serat larut air mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) yang kemudian dikeluarkan bersama tinja (Burhan dkk, 2013). Berdasarkan hal tersebut, semakin tinggi konsumsi serat larut air, maka semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh. Lembaga Kanker Amerika menganjurkan untuk mengkonsumsi serat setiap hari sebanyak 20-30 gram (Almatsier, 2010). Berdasarkan penelitian Koh-Banerjee dkk (2003), mengkonsumsi serat 12 gr/hari dapat menurunkan 0,63 cm lingkar perut dalam waktu 9 tahun. 94 L. Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan vitamin D mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 1,7 mikrogram. Hasil analisis asupan vitamin D berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan vitamin D pada semua mahasiswa lebih rendah atau belum mencapai Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Akan tetapi, pada hasil analisis diketahui bahwa terdapat mahasiswa perempuan usia 19-22 tahun yang memiliki asupan vitamin D yang melebihi AKG di Indonesia. Angka kecukupan vitamin D yang dianjurkan di Indonesia untuk lakilaki dan perempuan baik usia 16-18 tahun maupun usia 19-29 tahun ialah 15 mikrogram per hari (Kemenkes RI, 2013). Pada hasil analisis juga diketahui bahwa terdapat perbedaan antara asupan vitamin D mahasiswa yang mengalami obesitas sentral dengan mahasiswa yang tidak mengalami obesitas sentral. Selain itu, berdasarkan hasil uji Mann-Whiney diketahui bahwa tidak ada hubungan antara asupan vitamin D mahasiswa dengan obesitas sentral. Hubungan antara vitamin D dengan obesitas sentral belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, pada penelitian Lenders dkk (2009), status vitamin D dalam tubuh seseorang berhubungan dengan distribusi lemak. Kekurangan vitamin D dalam tubuh dapat mendukung peningkatan jaringan lemak melalui reaksi metabolik, seperti regulasi hormon paratiroid dan modulasi adipogenesis (Resenblum dkk, 2012). Pembentukan hormon paratiroid dalam tubuh akibat kekurangan vitamin D dapat meningkatkan laju lipogenesis 95 (sintesis lemak). Sedangkan, perubahan morfologi, perkembangan sel, dan penumpukan lemak dapat terjadi pada saat proses adipogenesis. Vitamin D dapat diperoleh melalui sinar matahari dan makanan. Paparan sinar matahari pada daerah tropis merupakan sumber utama dari vitamin D. Seseorang dianjurkan terkena sinar matahari pada wajah dan tangan minimal selama 15 menit dan apabila menggunakan tabir surya SPF15, maka dibutuhkan 20 menit paparan sinar matahari untuk menghasilkan vitamin D (Wolpowitz dan Barbara, 2006). Pada penelitian ini diketahui ratarata mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 terkena paparan sinar matahari selama 60 menit setiap hari. Berdasarkan hal tersebut, maka vitamin D mahasiswa dapat dikatakan telah tercukupi melalui paparan sinar matahari. Selain paparan sinar matahari, makanan hewani merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim, mentega, dan minyak hati ikan (Almatsier, 2010). Dalam mencukupi status vitamin D juga dilakukan fortifikasi vitamin D dan mengkonsumsi suplemen vitamin D. M. Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 Kalsium merupakan mineral yang paling banyak didalam tubuh, yaitu 1,5-2% berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg (Almatsier, 2010). Di Indonesia, angka kecukupan kalsium yang dianjurkan untuk laki-laki dan perempuan usia 16-18 tahun ialah 1200 miligram/hari, 96 sedangkan untuk laki-laki dan perempuan usia 19-29 tahun ialah 1100 miligram/hari (Kemenkes, 2013). Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan kalsium mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 500,2 miligram. Hasil analisis asupan kalsium berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan kalsium pada semua mahasiswa lebih rendah atau belum mencapai Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Pada hasil analisis juga diketahui bahwa seluruh mahasiswa obesitas sentral memiliki asupan kalsium yang rendah sebesar 632,4 miligram. Dalam menanggulangi kekurangan asupan kalsium pada mahasiswa, peneliti menganjurkan untuk menambah konsumsi susu sebanyak 2 - 3 porsi dalam sehari. Asupan kalsium yang rendah dapat meningkatkan konsentrasi hormon kalsitropik (1,25(OH)2) dan hormon paratiroid. Peningkatan hormon kalsitropik dan hormon paratiroid ini dapat meningkatkan laju lipogenesis dan menghambat lipolisis (Parikh dan Jack, 2003). Pada analisis statistik diketahui bahwa mahasiswa obesitas sentral memiliki rata-rata asupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak obesitas sentral. Berdasarkan hasil uji korelasi, diketahui bahwa asupan kalsium memiliki hubungan positif dengan asupan energi dan karbohidrat sederhana. Hubungan yang berpola positif tersebut berarti semakin tinggi asupan kalsium, maka semakin tinggi asupan energi dan asupan karbohidrat sederhana mahasiswa. Bahan makanan mengandung tinggi kalsium, energi, dan karbohidrat 97 sederhana yang banyak dikonsumsi mahasiswa, diantaranya ialah susu kental manis, teh, dan yogurt. Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa terdapat hubungan antara asupan kalsium dengan obesitas sentral. Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium dapat mengurangi risiko obesitas sentral (Zemel dkk, 2000). Kalsium bersama dengan vitamin D diketahui dapat menekan nafsu makan, memperpanjang jarak antara waktu makan, dan mengurangi asupan makanan pada hari berikutnya (Rosenblum dkk, 2012). Pada penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa suplementasi kalsium dan vitamin D dapat menurunkan lemak viseral dalam tubuh seseorang. BAB VII SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Berdasarkan analisis univariat, kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini diantaranya: a. Berdasarkan pengukuran lingkar pinggang, prevalensi obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 34,4 %. Prevalensi obesitas sentral paling banyak ditemukan pada mahasiswa angkatan masuk 2012. b. Sebagian besar mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 memiliki umur yang tidak berisiko mengalami obesitas sentral. c. Mahasiswa berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki pada Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. d. Aktivitas fisik yang paling banyak dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah aktivitas fisik berat. Selain itu, aktivitas fisik berat paling banyak dimiliki oleh mahasiswa laki-laki, sedangkan aktivitas fisik sedang paling banyak dimiliki oleh mahasiswa perempuan. 98 99 e. Sebagian besar mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 memiliki kondisi mental emosional yang normal. Akan tetapi, gejala gangguan mental emosional yang paling banyak dialami oleh mahasiswa ialah gejala depresi, dimana gejala ini paling banyak dialami oleh mahasiswa angkatan masuk 2012-2014. f. Rata-rata asupan energi, karbohidrat sederhana, protein, lemak, serat, vitamin D, dan kalsium secara berturut-turut ialah 2047,4 kkal; 48,9 gram; 62,2 gram; 76,1 gram; 14,4 gram; 1,7 µg; dan 500,2 mg. Ratarata asupan energi, karbohidrat sederhana, protein, dan lemak mahasiswa melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia, sedangkan rata-rata asupan serat, vitamin D, dan kalsium mahasiswa lebih rendah atau belum mencapai Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. 2. Berdasarkan analisis bivariat, kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini diantaranya: a. Variabel jenis kelamin, aktivitas fisik, asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, dan asupan kalsium memiliki hubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. b. Variabel umur, kondisi mental emosional, dan asupan vitamin D tidak memiliki hubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa 100 Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. B. SARAN 1. Bagi Wadek III Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta a. Pemegang kebijakan diharapkan dapat membuat program peningkatan aktivitas fisik, seperti mengadakan senam aerobik selama 20 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu atau melakukan jogging bersama selama 20 menit sebanyak 2 kali dalam seminggu. b. Dalam mencegah terjadinya obesitas sentral, pemegang kebijakan dapat memasang poster yang terdapat pada lampiran 8 di area Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. 2. Bagi Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Dalam menanggulangi obesitas sentral, peneliti menganjurkan kepada responden untuk: a. Memperbaiki asupan gizi, contohnya mengurangi 1 ¼ centong nasi per hari, mengurangi 1 sendok makan gula pasir per hari, mengurangi 2 sendok makan minyak atau 2 porsi makanan yang digoreng per hari, menambah konsumsi sayuran dan buah-buahan sebanyak 1-3 porsi per hari, dan menambah konsumsi susu sebanyak 2-3 porsi per hari b. Meningkatkan aktivitas fisik, contohnya melakukan senam aerobik dengan intensitas sedang selama 30 menit sebanyak 5 kali/ minggu atau senam aerobik dengan intensitas berat selama 20 menit 101 sebanyak 3 kali/ minggu atau dapat pula melakukan jalan cepat sebanyak 2 kali/ minggu selama masing-masing 30 menit dan melakukan jogging sebanyak 2 kali/ minggu selama masing-masing 20 menit. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Peneliti selanjutnya dalam mengukur obesitas sentral sebaiknya menggunakan metode lain, seperti teknik Computed Tomography (CT), Ultrasound (US), atau Dual Energy X-ray Absorptiometry (DEXA). b. Apabila peneliti selanjutnya ingin mengetahui hubungan antara kondisi mental emosional dan obesitas sentral, sebaiknya melakukan pengukuran kadar kortisol dalam tubuh. c. Apabila peneliti selanjutnya ingin mengetahui hubungan antara vitamin D dan obesitas sentral, sebaiknya melakukan pengukuran status vitamin D dalam tubuh melalui serum 25-hydroxyvitamin D [25(OH)D] pada darah. DAFTAR PUSTAKA Almajed, Hana T dkk. 2011. Prevalence of Dislipidemia and Obesity Among College Students In Kuwait. Alexandria Journal of Medicine, 47: 67-71. Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). 2007. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan, Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). 2007. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). 2010. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bowen, Liza dkk. 2015. Associations between diet, physical activity and body fat distribution: a cross sectional study in an Indian population. BMC Public Health, 15: 281. Burhan, F. Z., Sirajuddin, S., dan Indriasari, R. 2013. Pola Konsumsi Terhadap Kejadian Obesitas Sentral Pada Pegawai Pemerintahan Di Kantor Bupati 102 103 Kabupaten Jeneponto. Artikel Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar. Cordido, F., Buela, J. U. G., Alvarellos, S. S., dkk. 2010. The Decreased Growth Hormone Response To Growth Hormone Releasing Hormone In Obesity Is Associated To Cardiometabolic Risk Factors. Artikel Penelitian. Dariyo, A. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Despres, Jean-Pierre, Charles Couillard, Jacques Gagnon, Jean Bergon dkk. 2000. Race, Visceral Adipose Tissue, Plasma Lipids, and Lipoprotein Lipase Activity in Men and Women: The Health, Risk Factors, Exercise Training, and Genetics (HERITAGE) Family Study. Journal of The American Heart Association. Vol. 20. Eka dkk. 2012. Prevalensi Obesitas Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011. Abstrak. Jurnal Biomedik. Vol.4, No.3. Gibney, Michael J, dkk. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Grundy, Scott M, Bryan Brewer, James I, Cleeman dkk. 2004. Definition of Metabolic Syndrome: Report of the National Heart, Lung, and Blood Institute/ American Heart Association Conference on Scientific Issues Related to Definition. Circulation AHA Journal. 109 Harikedua, Veri T. dan Naomi M. Tando. 2012. Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Dengan Obesitas Sentral Pada Tokoh Agama Di Kota Manado. Gizido. 4:1. Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit Ed 2. Jakarta: EGC. 104 Haskel, William L dkk. 2007. Physical Activity and Public Health: Updated Recommendation for Adults From the American College of Sports Medicine and the American Heart Association. Circulation, 116: 1081-1093. Howel, D. 2012. Trends In The Prevalence Of Abdominal Obesity And Overweight In English Adults (1993–2008). Obesity Journal. 20. Idaiani, Sri, Suhardi, dan Antonius Yudi Kristanto. 2009. Analisis Gejala Gangguan Mental Emosional Penduduk Indonesia. Majalah Kedokteran. Vol. 59. No.10 Jaime, Patricia Constante dkk. 2006. Central obesity and dietary intake in HIV/AIDS patients. Rev Saúde Pública, 40 (4):634-40. Janssen, I, dkk. 2011. Prevalence and secular changes in abdominal obesity in Canadian adolescents and adults, 1981 to 2007–2009. Obesity Reviews, 12 : 397-405. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2015. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Khiqmah, A. N. dan Sulchan, M. 2014. Asupan Gula Sederhana Dan Serat Serta Kadar Glukosa Darah Puasa (GDP) Sebagai Faktor Risiko Peningkatan Kadar C-Reactive Protein (CRP) Pada Remaja Obesitas Dengan Sindrom Metabolik Journal of Nutrition College. 3:3. 105 Koh-Banerjee, Pauline, Nain-Feng Chu, Donna Spiegelman dkk. 2003. Prospective study of the association of changes in dietary intake, physical activity, alcohol consumption, and smoking with 9-y gain in waist circumference among 16 587 US men. American Journal Clinical Nutrition. 78:719-727. Lee, Paul H, dkk. 2011. Validity of the international physical activity questionnaire short form (IPAQ-SF): A systematic review. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity. 8:115. Lenders, Carine M dkk. 2009. Relation of body fat indexes to vitamin D status and deficiency among obese adolescents. The American Journal of Clinical Nutrition.Vol.90: 459-67. Mccance, Kathryn L. dan Sue E.Huether, S. 2014. Pathophisiology: The Biologic Basis Disease In Adults And Children, Seventh Edition. Canada, Elsevier. Merchant, Anwar T dkk. 2005. Protein Intake Is Inversely Associated with Abdominal Obesity in a Multi-Ethnic Population. The Journal of Nutrition, 135: 1196–1201. Parikh, Shamik J dan Jack A Yanovski. 2003. Calcium intake and adiposity. The American Journal of Clinical Nutrition.Vol.77: 281-7. Patterson, Emma. 2010. Guidelines for Data Processing and Analysis of the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi ntuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. 106 Power, Michael L dan Jay Schulkin. 2008. Sex differences in fat storage, fat metabolism, and the health risks from obesity: possible evolutionary origins. British Journal of Nutrition. Vol. 99, 931–9. Pujiati, S. 2010. Prevalensi Dan Faktor Risiko Obesitas Sentral Pada Penduduk Dewasa Kota Dan Kabupaten Indonesia Tahun 2007. Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia. Purnamasari, Rita, Saifuddin Sirajuddin, dan Ulfah Najamuddin. 2013. Hubungan Pengetahuan, Status Merokok Dan Gejala Stres Dengan Kejadian Obesitas Sentral Pada Pegawai Pemerintahan Di Kantor Bupati Kabupaten Jeneponto. Jurnal Universitas Hasanuddin. Romanzini, Marcelo, Andreia Pelegrini, dan Edio Luiz Petroski. 2011. Prevalence of Abdominal Obesity and Associated Factors in Adolescents. Rev Paul Pediatr. 29: 4. Rosenblum, Jennifer L dkk. 2012. Calcium and vitamin D supplementation is associated with decreased abdominal visceral adipose tissue in overweight and obese adults. The American Journal of Clinical Nutrition.Vol.95: 101-8. Soegih, R. dan Wiramidhardja, K. K. 2009. Obesitas: Permasalahan Dan Terapi Obesitas, Bandung, Sagung Seto. Sugianti, E., Hardinsyah dan Afriansya, N. 2009. Faktor Risiko Obesitas Sentral Pada Orang Dewasa Di DKI Jakarta: Analisis Lanjut Data Riskesdas 2007. Gizi Indonesia. 32:2. Sunarti dan Maryani, E. 2013. Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul Dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 16. 107 Supariasa, I. D. N., Bakri, B. dan Fajar, I. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Supriyatno, Bambang dan Rusmala Deviani. 2005. Obstrictive Sleep Apnea Syndrome pada Anak. Sari Pediatri. 7:2. Tamer, Gonca dkk. 2012. Is vitamin D deficiency an independent risk factor for obesity and abdominal obesity in women?. Endokrynologia Polska/Polish Journal of Endocrinology, 63 (3). Tchernof, A dan Després, J. P. 2013. Pathophysiology Of Human Visceral Obesity. Physiol Rev. 93. Torres, Márcia Regina Simas Gonçalves dkk. 2010. Dietary calcium intake and its relationship with adiposity and metabolic profile in hypertensive patients. Nutrition. Torres, Susan J and Caryl A. Nowson. 2007. Relationship between stress, eating behavior, and obesity. Nutrition, 23; 887–894. Trisna, Ida dan Sudihati Hamid. 2009. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Obesitas Sentral Pada Wanita Dewasa (30 - 50 Tahun) Di Kecamatan Lubuk Sikaping Tahun 2008. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 03 (2). Veghari, G. Sedaghat, M. Joshaghani, H., dkk. 2010. The Prevalence And Associated Factors Of Central Obesity In Northern Iran. Iranian Cardiovascular Research Journal. 4:4. Victor, Mogre, Aleyira S dan Nyaba R. 2013. Factors associated with central overweight and obesity in students attending the University for Development Studies in Tamale, Ghana: a cross-sectional study. S Afr J Clin Nutr: 27(2):69-74 108 Watson, Ronald Ross, Victor R. Preedy dan Sherma Zibadi. 2013. Alcohol, Nutrition, and Health Consequences. New York: Humana Press. Wolpowitz, Deon dan Barbara A Gilchrest. 2006. The vitamin D questions: How much do you need and how should you get it?. J Am Acad Dermatol, 54:301-17. World Health Organization (WHO). 2008. Waist Circumference And Waist-Hip Ratio: Report of A WHO Expert Consultation. Geneva, World Health Organization. World Health Organization (WHO). 2014. What is Moderate-intensity and Vigorous-intensity Physical Activity ? : Intensity of physical activity. Diakses pada 24 Desember 2014 dari http://www.who.int/dietphysicalactivity/physical_activity_intensity/en/ Zemel, Michael B dkk. 2000. Regulation of adiposity by dietary calcium. FASEB J 2000;14:1132–8. 109 LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Informasi Untuk Responden Assalamualaikum Wr.Wb, Perkenalkan saya Dwi Rahmawati, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014”. Penelitian ini merupakan bagian dari persyaratan untuk menempuh gelar sarjana Kesehatan Masyarakat yang sedang saya tempuh di Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak ada jawaban benar atau salah. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas Anda. Jawaban yang Anda berikan hanya akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian ini. Kuesioner yang telah diisi harap dikembalikan kepada peneliti. Apabila Anda menemukan kesulitan dalam pengisian kuesioner ini, Anda dapat bertanya kepada peneliti. Hormat Saya Peneliti (Dwi Rahmawati) 110 Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya telah membaca dan memahami penjelasan dari peneliti mengenai penelitian yang berjudul “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014”. Saya yakin bahwa peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban saya sebagai responden. Oleh karena itu, saya menyatakan secara sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini dan akan memberikan informasi yang sejujur-jujurnya. Tangerang, ...../......2015 Responden ( ) 111 Lampiran 3 Kuesioner Penelitian FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS SENTRAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2012-2014 Jawaban mohon diisi dengan jelas dan lengkap untuk pertanyaan pilihan, silahkan pada memilih 1 pilihan yang anda inginkan. Tgl/bln/thn : A. Karakteristik Responden 1. Nama Lengkap ………………… 2. Tanggal Lahir Tanggal………Bulan……….Tahun………. 3. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan …………………. 4. No Hp 5. Angkatan/Peminatan ........................... B. Pengukuran Antropometri 6. Lingkar Pinggang ……………cm 112 Lampiran 4 Kuesioner IPAQ- SF KUESIONER INTERNATIONAL PHYSICAL ACTIVITY SHORT FORM (IPAQ-SH) Saya ingin mengetahui berbagai aktivitas fisik yang dikerjakan anda sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan berikut akan menanyakan kepada anda tentang waktu yang akan anda habiskan untuk aktif secara fisik selama 7 hari terakhir. Jawablah tiap-tiap pertanyaan meskipun anda tidak menganggap diri anda sebagai orang yang aktif. Pikirkanlah segala aktivitas fisik berat maupun sedang yang anda kerjakan dalam 7 hari terakhir. Dalam menjawab kuesioner dibawah ini, perhatikan bahwa: Aktivitas fisik berat merupakan aktivitas yang membutuhkan tenaga fisik yang kuat dan membuat tarikan nafas anda lebih cepat dari normal. Aktivitas fisik sedang merupakan aktivitas yang membuat kekuatan fisik sedang dan membuat tarikan nafas anda sedikit lebih cepat daripada normal. 1. Selama 7 hari terakhir, Berapa hari anda melakukan aktivitas fisik berat, contohnya : mengangkat barang berat (>20 Kg), menyekop/ menggali, senam aerobik, bersepeda cepat, berlari, berenang cepat, bertanding olahraga (sepakbola, voli, basket). Pikirkan hanya aktivitas fisik yang anda kerjakan minimal 10 menit sekali waktu. a) Ya, ......... hari per minggu b) Tidak 2. Lanjut ke no 3 Jika ya, Berapa lama waktu biasanya anda habiskan dalam sehari untuk melakukan aktivitas fisik berat tersebut ? ……jam ...... menit 3. Lagi, pikirkanlah hanya aktivitas fisik yang anda kerjakan selama paling tidak 10 menit sekali waktu. Selama 7 hari terakhir, Berapa hari anda melakukan aktivitas fisik 113 sedang seperti mengangkat benda ringan (<20 kg), bersepeda santai, bermain tenis/ badminton, menari, berkebun, melakukan pekerjaan rumah tangga (menyapu, mengepel)? Tidak termasuk berjalan. a) Ya, ……. hari per minggu b) Tidak 4. Lanjut ke pertanyaan no. 5 Jika ya, Berapa lama waktu biasanya anda habiskan dalam sehari untuk melakukan aktivitas fisik sedang tersebut ? ……jam ...... menit 5. Selama 7 hari terakhir, Berapa hari yang anda gunakan untuk berjalan minimal 10 menit ? Termasuk berjalan kaki dirumah dan ditempat kerja atau kampus, berjalan kaki dari suatu tempat ke tempat lain dan berjalan kaki untuk rekreasi, berolahraga, bersenam atau berjalan kaki pada waktu senggang. a) Ya, ……. hari per minggu b) Tidak 6. Lanjut ke pertanyaan no. 7 Jika ya, Berapa lama waktu biasanya anda habiskan untuk berjalan dalam sehari ? ……jam ...... menit Pertanyaan terakhir adalah tentang waktu yang kamu habiskan untuk duduk dalam 7 hari terakhir atau seminggu, baik di tempat kerja, kampus, rumah, asrama, pada saat kuliah atau pada saat waktu luang. Duduk yang dimaksud ialah duduk di meja, pada saat mengunjungi teman, membaca, duduk di transportasi atau pada saat menonton televisi. 7. Selama 7 hari sebelumnya, berapa waktu yang anda gunakan untuk duduk dalam sehari? ……jam ...... menit 114 Lampiran 5 Kuesioner Kondisi Mental Emosional Self Reporting Questionnare (SRQ) Petunjuk Pengisian Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda silang ( √ ) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Saudara selama 1 bulan terakhir ini. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri Saudara yang sesungguhnya. No Pertanyaan 1 Apakah Anda sering menderita sakit kepala ? 2 Apakah Anda tidak nafsu makan ? 3 Apakah Anda sulit tidur ? 4 Apakah Anda mudah takut ? 5 Apakah Anda merasa tegang, cemas, atau kuatir ? 6 Apakah tangan Anda gemetar ? 7 Apakah pencernaan Anda terganggu/ buruk ? 8 Apakah Anda sulit untuk berpikir jernih ? 9 Apakah Anda merasa tidak bahagia ? 10 Apakah Anda menangis lebih sering ? 11 Apakah Anda merasa sulit untuk menikmati kegiatan seharihari ? 12 Apakah Anda sulit untuk mengambil keputusan ? 13 Apakah pekerjaan Anda sehari-hari terganggu? 14 Apakah Anda tidak mampu malakukan hal-hal yang bermanfaat dalam hidup ? 15 Apakah Anda kehilangan minat pada berbagai hal ? 16 Apakah Anda merasa tidak bahagia ? 17 Apakah Anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup ? 18 Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu ? 19 Apakah Anda mengalami rasa tidak enak di perut ? 20 Apakah Anda mudah lelah ? Ya Tidak 115 Lampiran 6 Kuesioner Food Recall 1x24 Jam Kuesioner Food Recall 1x24 Jam Waktu Pagi Selingan Pagi Siang Selingan Sore Malam Menu Bahan Makanan Kode Bahan Makanan URT Berat (gram) 116 117 Lampiran 7 Langkah-Langkah Pengukuran Lingkar Pinggang No Langkah Pengukuran 1 Menjelaskan kepada responden tentang tujuan pengukuran lingkar pinggang dan tindakan apa saja yang akan dilakukan dalam pengukuran. 2 Meminta dengan sopan pada responden untuk berdiri tegak, tangan berada disamping tubuh, kaki di posisikan dekat bersama-sama, dan bernafas dengan normal 3 Meminta dengan sopan pada responden untuk membuka pakaian bagian atas atau menyingkap pakaian bagian atas dan meraba tulang rusuk terakhir/ terletak paling bawah responden untuk menetapkan titik pengukuran. 4 Menetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/ panggul. 5 Menetapkan titik tengah antara kedua titik tersebut dan menandainya dengan alat tulis. Keterangan Gambar 118 6 Melakukan pengukuran lingkar perut dimulai dari titik tengah kemudian sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran. 7 Apabila responden mempunyai perut yang gendut kebawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi. 119 Lampiran 8 Poster Obesitas Sentral 120 Lampiran 9 Output Hasil Penelitian Output Hasil Penelitian Obesitas Sentral Statistics Obes_sentral N Valid 93 Missing 0 angkatan * Obes_sentral Crosstabulation Obes_sentral tidak obesitas obesitas sentral Angkatan 2012 Count % within angkatan 2013 Count % within angkatan 2014 Count % within angkatan Total Count % within angkatan sentral Total 13 19 32 40.6% 59.4% 100.0% 10 19 29 34.5% 65.5% 100.0% 9 23 32 28.1% 71.9% 100.0% 32 61 93 34.4% 65.6% 100.0% Umur Statistics kat_age N Valid Missing 93 0 kat_age Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent usia berisiko >=20 tahun 42 45.2 45.2 45.2 usia tidak berisiko <20 tahun 51 54.8 54.8 100.0 Total 93 100.0 100.0 121 kat_age * Obes_sentral Crosstabulation Obes_sentral kat_age usia berisiko >=20 tahun obesitas tidak obesitas sentral sentral Count % within kat_age usia tidak berisiko <20 tahun 13 29 42 31.0% 69.0% 100.0% 19 32 51 37.3% 62.7% 100.0% 32 61 93 34.4% 65.6% 100.0% Count % within kat_age Total Count % within kat_age Total Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value df Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- sided) sided) Pearson Chi-Square .405a 1 .524 Continuity Correctionb .174 1 .676 Likelihood Ratio .407 1 .524 Fisher's Exact Test .661 Linear-by-Linear Association .401 N of Valid Casesb 1 .527 93 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.45. b. Computed only for a 2x2 table Jenis Kelamin Statistics jenis_kelamin N Valid Missing 93 0 jenis_kelamin Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent laki-laki 14 15.1 15.1 15.1 perempuan 79 84.9 84.9 100.0 Total 93 100.0 100.0 sided) .339 122 jenis_kelamin * Obes_sentral Crosstabulation Obes_sentral jenis_ke laki-laki lamin obesitas tidak obesitas sentral sentral Count 1 13 14 7.1% 92.9% 100.0% 31 48 79 39.2% 60.8% 100.0% 32 61 93 34.4% 65.6% 100.0% % within jenis_kelamin Perempuan Count % within jenis_kelamin Total Count % within jenis_kelamin Total Chi-Square Tests Value Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided) Df Pearson Chi-Square 5.429a 1 .020 Continuity Correctionb 4.100 1 .043 Likelihood Ratio 6.695 1 .010 Fisher's Exact Test .030 Linear-by-Linear Association 5.370 N of Valid Casesb 1 .020 93 a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.82. b. Computed only for a 2x2 table Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for jenis_kelamin (laki-laki / perempuan) For cohort Obes_sentral = obesitas sentral For cohort Obes_sentral = tidak obesitas sentral N of Valid Cases Lower Upper .119 .015 .957 .182 .027 1.227 1.528 1.215 1.922 93 .016 123 Aktivitas Fisik Statistics aktv_fisik N Valid 93 Missing 0 aktv_fisik Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent ringan 13 14.0 14.0 14.0 sedang 37 39.8 39.8 53.8 berat 43 46.2 46.2 100.0 Total 93 100.0 100.0 jenis_kelamin * aktv_fisik Crosstabulation aktv_fisik ringan jenis_ke laki-laki lamin perempuan Count berat Total 0 3 11 14 % within jenis_kelamin .0% 21.4% 78.6% 100.0% % within aktv_fisik .0% 8.1% 25.6% 15.1% % of Total .0% 3.2% 11.8% 15.1% 13 34 32 79 16.5% 43.0% 40.5% 100.0% 100.0% 91.9% 74.4% 84.9% 14.0% 36.6% 34.4% 84.9% 13 37 43 93 14.0% 39.8% 46.2% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 14.0% 39.8% 46.2% 100.0% Count % within jenis_kelamin % within aktv_fisik % of Total Total sedang Count % within jenis_kelamin % within aktv_fisik % of Total 124 aktv_fisik * Obes_sentral Crosstabulation Obes_sentral tidak obesitas obesitas sentral aktv_fisik ringan Count % within aktv_fisik sedang Count % within aktv_fisik berat Count % within aktv_fisik Total Count % within aktv_fisik sentral 8 5 13 61.5% 38.5% 100.0% 22 15 37 59.5% 40.5% 100.0% 2 41 43 4.7% 95.3% 100.0% 32 61 93 34.4% 65.6% 100.0% Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Df sided) Pearson Chi-Square 31.399a 2 .000 Likelihood Ratio 36.268 2 .000 Linear-by-Linear Association 25.210 1 .000 N of Valid Cases 93 a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.47. Kondisi Mental Emosional Statistics kondisi_mental N Valid Missing 93 0 kondisi_mental Frequency Valid Percent Total Valid Percent Cumulative Percent Terganggu 33 35.5 35.5 35.5 tidak terganggu 60 64.5 64.5 100.0 Total 93 100.0 100.0 125 gejala_kognitif * kondisi_mental Crosstabulation kondisi_mental terganggu gejala_k tidak ada gejala ognitif Count % within gejala_kognitif 1 gejala 2 gejala 3 gejala 50 18.0% 82.0% 100.0% 13 14 27 48.1% 51.9% 100.0% 7 5 12 58.3% 41.7% 100.0% 4 0 4 100.0% .0% 100.0% 33 60 93 35.5% 64.5% 100.0% Count % within gejala_kognitif Total 41 Count % within gejala_kognitif Count % within gejala_kognitif Total 9 Count % within gejala_kognitif tidak terganggu gejala_cemas * kondisi_mental Crosstabulation kondisi_mental terganggu gejala_c tidak ada gejala emas Count % within gejala_cemas 1 gejala Count % within gejala_cemas 2 gejala Count % within gejala_cemas 3 gejala Count % within gejala_cemas Total Count % within gejala_cemas tidak terganggu Total 2 37 39 5.1% 94.9% 100.0% 13 13 26 50.0% 50.0% 100.0% 15 9 24 62.5% 37.5% 100.0% 3 1 4 75.0% 25.0% 100.0% 33 60 93 35.5% 64.5% 100.0% 126 gejala_depresi * kondisi_mental Crosstabulation kondisi_mental terganggu gejala_d tidak ada gejala epresi Count % within gejala_depresi 1 gejala 2 gejala 3 gejala 17.2% 82.8% 100.0% 16 10 26 61.5% 38.5% 100.0% 3 1 4 75.0% 25.0% 100.0% 3 1 4 75.0% 25.0% 100.0% 1 0 1 100.0% .0% 100.0% 33 60 93 35.5% 64.5% 100.0% Count % within gejala_depresi Total 58 Count % within gejala_depresi 4 - 7 gejala 48 Count % within gejala_depresi Count % within gejala_depresi Total 10 Count % within gejala_depresi tidak terganggu gejala_somatik * kondisi_mental Crosstabulation kondisi_mental terganggu gejala_s tidak ada gejala omatik Count % within gejala_somatik 1 gejala Count % within gejala_somatik 2 gejala Count % within gejala_somatik 3 gejala Count % within gejala_somatik 4 gejala Count % within gejala_somatik Total Count % within gejala_somatik tidak terganggu Total 2 24 26 7.7% 92.3% 100.0% 6 24 30 20.0% 80.0% 100.0% 8 8 16 50.0% 50.0% 100.0% 12 4 16 75.0% 25.0% 100.0% 5 0 5 100.0% .0% 100.0% 33 60 93 35.5% 64.5% 100.0% 127 gejala_penurunan_energi * kondisi_mental Crosstabulation kondisi_mental terganggu tidak terganggu gejala_ tidak ada gejala Count penurun % within an_ener gejala_penurunan_energi Total 1 27 28 3.6% 96.4% 100.0% 4 23 27 14.8% 85.2% 100.0% 9 6 15 60.0% 40.0% 100.0% 7 3 10 70.0% 30.0% 100.0% 12 1 13 92.3% 7.7% 100.0% 33 60 93 35.5% 64.5% 100.0% gi 1 gejala Count % within gejala_penurunan_energi 2 gejala Count % within gejala_penurunan_energi 3 gejala Count % within gejala_penurunan_energi 4-6 gejala Count % within gejala_penurunan_energi Total Count % within gejala_penurunan_energi angkatan * gejala_depresi Crosstabulation gejala_depresi tidak ada gejala angkatan 2012 Count % within angkatan 2013 Count % within angkatan 2014 Count % within angkatan Total Count % within angkatan 1 gejala 2 gejala 3 gejala 4-7 gejala Total 2 3 2 0 1 8 25.0% 37.5% 25.0% .0% 12.5% 100.0% 4 5 1 1 0 11 36.4% 45.5% 9.1% 9.1% .0% 100.0% 4 8 0 2 0 14 28.6% 57.1% .0% 14.3% .0% 100.0% 10 16 3 3 1 33 30.3% 48.5% 9.1% 9.1% 3.0% 100.0% 128 kondisi_mental * Obes_sentral Crosstabulation Obes_sentral obesitas sentral kondisi_m Terganggu ental Count % within kondisi_mental tidak terganggu Total 22 33 33.3% 66.7% 100.0% 21 39 60 35.0% 65.0% 100.0% 32 61 93 34.4% 65.6% 100.0% Count % within kondisi_mental Total 11 Count % within kondisi_mental tidak obesitas sentral Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- sided) sided) sided) Pearson Chi-Square .026a 1 .871 Continuity Correctionb .000 1 1.000 Likelihood Ratio .026 1 .871 Fisher's Exact Test 1.000 Linear-by-Linear Association .026 N of Valid Casesb 1 .872 93 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.35. b. Computed only for a 2x2 table Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for kondisi_mental (terganggu / tidak terganggu) For cohort Obes_sentral = obesitas sentral For cohort Obes_sentral = tidak obesitas sentral N of Valid Cases Lower Upper .929 .379 2.278 .952 .526 1.723 1.026 .756 1.391 93 .529 129 Asupan Energi Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_energi 93 N 100.0% Total Percent 0 N .0% Percent 93 100.0% Descriptives Statistic asup_energi Mean 2.0474E3 95% Confidence Interval for Lower Bound 1.9890E3 Mean Upper Bound Std. Error 29.40399 2.1058E3 5% Trimmed Mean 2.0362E3 Median 2.0114E3 Variance 8.041E4 Std. Deviation 2.83562E2 Minimum 1420.30 Maximum 2795.10 Range 1374.80 Interquartile Range 451.13 Skewness .498 .250 Kurtosis -.287 .495 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_energi .089 a. Lilliefors Significance Correction df Shapiro-Wilk Sig. 93 Statistic .067 .967 Df Sig. 93 .018 130 Asupan energi laki-laki (umur 16-18 tahun) Statistics asup_energi N Valid 1 Missing 0 Mean 2.6863E3 Median 2.6863E3 Minimum 2686.30 Maximum 2686.30 Asupan energi laki-laki (umur 19-22 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N asup_energi Missing Percent 13 100.0% N Total Percent 0 .0% N Percent 13 100.0% Descriptives Statistic asup_energi Mean 2.2968E3 95% Confidence Interval for Lower Bound 2.1448E3 Mean Upper Bound 69.74548 2.4488E3 5% Trimmed Mean 2.3040E3 Median 2.3317E3 Variance 6.324E4 Std. Deviation Std. Error 2.51471E2 Minimum 1821.27 Maximum 2642.97 Range 821.70 Interquartile Range 431.26 Skewness -.280 .616 Kurtosis -.684 1.191 131 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_energi Df .094 Shapiro-Wilk Sig. Statistic .200* 13 df .964 Sig. 13 .807 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Asupan energi perempuan (umur 16-18 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N asup_energi Missing Percent 21 100.0% N Total Percent 0 .0% N Percent 21 100.0% Descriptives Statistic asup_energi Mean 1.9079E3 95% Confidence Interval for Lower Bound 1.8062E3 Mean Upper Bound 48.76259 2.0096E3 5% Trimmed Mean 1.9109E3 Median 1.8704E3 Variance 4.993E4 Std. Deviation Std. Error 2.23458E2 Minimum 1420.30 Maximum 2334.27 Range 913.97 Interquartile Range 316.18 Skewness .081 .501 Kurtosis -.142 .972 132 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_energi Df .130 Shapiro-Wilk Sig. Statistic .200* 21 df .967 Sig. 21 .664 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Asupan energi perempuan (umur 19-22 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N asup_energi Missing Percent 58 100.0% N Total Percent 0 .0% N Percent 58 100.0% Descriptives Statistic asup_energi Mean 2.0310E3 95% Confidence Interval for Lower Bound 1.9614E3 Mean Upper Bound 2.0161E3 Median 2.0033E3 Variance 7.016E4 2.64879E2 Minimum 1663.37 Maximum 2795.10 Range 1131.73 Interquartile Range 34.78027 2.1007E3 5% Trimmed Mean Std. Deviation Std. Error 442.12 Skewness .678 .314 Kurtosis .076 .618 133 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_energi Df .112 Shapiro-Wilk Sig. 58 Statistic .067 df .947 Sig. 58 .013 a. Lilliefors Significance Correction Bivariat Asupan Energi Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral Statistic asup_e obesitas sentral nergi tidak obesitas sentral df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. .182 32 .008 .927 32 .032 .126 61 .018 .903 61 .000 a. Lilliefors Significance Correction Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral Statistic trans_asup obesitas sentral _energi tidak obesitas sentral df Sig. Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .164 32 .028 .942 32 .087 .109 61 .069 .937 61 .004 a. Lilliefors Significance Correction Ranks Obes_sentral asup_energi N Mean Rank Sum of Ranks obesitas sentral 32 68.94 2206.00 tidak obesitas sentral 61 35.49 2165.00 Total 93 Test Statisticsa asup_energi Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Obes_sentral 274.000 2165.000 -5.677 .000 134 Uji Korelasi antara Asupan Energi dengan Asupan Karbohidrat, Protein, dan Lemak Correlations asup_energi asup_energi asup_karbo Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) .000 N asup_karbo .868** Pearson Correlation Sig. (2-tailed) 93 93 .868** 1 .000 N 93 93 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations asup_energi asup_energi Pearson Correlation asup_protein 1 Sig. (2-tailed) .000 N asup_protein .653** Pearson Correlation Sig. (2-tailed) 93 93 .653** 1 .000 N 93 93 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations asup_energi asup_energi Pearson Correlation asup_lemak 1 Sig. (2-tailed) N asup_lemak Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). .715** .000 93 93 .715** 1 .000 93 93 135 Asupan Karbohidrat Descriptives Statistic asup_karbo Mean Std. Error 2.7712E2 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2.6749E2 Upper Bound 2.8674E2 5% Trimmed Mean 2.7548E2 Median 2.7180E2 Variance 2.183E3 Std. Deviation 4.84513 4.67247E1 Minimum 200.37 Maximum 412.90 Range 212.53 Interquartile Range 75.98 Skewness .449 .250 Kurtosis -.480 .495 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_karbo Df .095 Shapiro-Wilk Sig. 93 a. Lilliefors Significance Correction Asupan Karbohidrat Laki-Laki (umur 16-18 tahun) Statistics asup_karbo N Valid 1 Missing 0 Mean 3.7770E2 Median 3.7770E2 Mode 377.70 Minimum 377.70 Maximum 377.70 Statistic .039 .964 df Sig. 93 .012 136 asup_karbo Cumulative Frequency Valid 377.7 Percent 1 Valid Percent 100.0 Percent 100.0 100.0 Asupan Karbohidrat Laki-Laki (umur 19-22 tahun) Descriptives Statistic asup_karbo Mean 3.2664E2 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2.9850E2 Upper Bound 3.5478E2 5% Trimmed Mean 3.2665E2 Median 3.3240E2 Variance 2.169E3 Std. Deviation Std. Error 12.91567 4.65681E1 Minimum 240.10 Maximum 412.90 Range 172.80 Interquartile Range 52.20 Skewness -.340 .616 Kurtosis .486 1.191 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_karbo .186 Df Shapiro-Wilk Sig. 13 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. .200* Statistic .950 df Sig. 13 .597 137 Asupan Karbohidrat Perempuan (umur 16-18 tahun) Descriptives Statistic asup_karbo Mean Std. Error 2.6495E2 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2.4671E2 Upper Bound 2.8319E2 5% Trimmed Mean 2.6415E2 Median 2.5673E2 Variance 1.605E3 Std. Deviation 8.74292 4.00651E1 Minimum 206.37 Maximum 338.10 Range 131.73 Interquartile Range 43.63 Skewness .477 .501 Kurtosis -.468 .972 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_karbo Df .125 Shapiro-Wilk Sig. Statistic .200* 21 .934 df Sig. 21 .163 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Asupan Karbohidrat Perempuan (umur 19-22 tahun) Descriptives Statistic asup_karbo Mean 95% Confidence Interval for Mean 2.6869E2 Lower Bound 2.5804E2 Upper Bound 2.7934E2 5% Trimmed Mean 2.6782E2 Median 2.6726E2 Variance 1.640E3 Std. Error 5.31805 138 Std. Deviation 4.05011E1 Minimum 200.37 Maximum 354.70 Range 154.33 Interquartile Range 67.88 Skewness .291 .314 Kurtosis -.922 .618 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_karbo Df Shapiro-Wilk Sig. .109 58 Statistic .086 df Sig. .962 58 .066 a. Lilliefors Significance Correction Uji Korelasi Asupan Energi dengan Asupan Karbohidrat Sederhana Correlations asup_energi asup_energi Pearson Correlation asup_sukrosa .619** 1 Sig. (2-tailed) .000 N asup_sukrosa Pearson Correlation Sig. (2-tailed) 93 93 .619** 1 .000 N 93 93 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Asupan Karbohidrat Sederhana Case Processing Summary Cases Valid N asup_sukrosa Missing Percent 93 100.0% N Total Percent 0 .0% N Percent 93 100.0% 139 Descriptives Statistic asup_sukrosa Mean 50.1678 95% Confidence Interval for Lower Bound 46.9996 Mean Upper Bound Std. Error 1.59518 53.3360 5% Trimmed Mean 50.0822 Median 48.8700 Variance 236.648 Std. Deviation 1.53834E1 Minimum 16.63 Maximum 85.90 Range 69.27 Interquartile Range 25.38 Skewness .033 .250 Kurtosis -.731 .495 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_sukrosa Df .105 Shapiro-Wilk Sig. 93 Statistic .014 a. Lilliefors Significance Correction Asupan karbohidrat sederhana laki-laki (umur 16-18 tahun) Statistics asup_sukrosa N Valid 1 Missing 0 Mean 70.2300 Median 70.2300 Minimum 70.23 Maximum 70.23 .982 df Sig. 93 .218 140 Asupan karbohidrat sederhana laki-laki (umur 19-22 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_sukrosa 13 N Total Percent 100.0% 0 N .0% Percent 13 100.0% Descriptives Statistic asup_sukrosa Mean 53.1792 95% Confidence Interval for Lower Bound 46.4322 Mean Upper Bound Std. Error 3.09663 59.9262 5% Trimmed Mean 53.3791 Median 56.4300 Variance 124.659 Std. Deviation 1.11651E1 Minimum 37.03 Maximum 65.73 Range 28.70 Interquartile Range 22.86 Skewness -.262 .616 Kurtosis -1.783 1.191 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_sukrosa .215 a. Lilliefors Significance Correction df Shapiro-Wilk Sig. 13 Statistic .101 .860 df Sig. 13 .039 141 Asupan karbohidrat sederhana perempuan (umur 16-18 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_sukrosa 21 N Total Percent 100.0% 0 N .0% Percent 21 100.0% Descriptives Statistic asup_sukrosa Mean 49.3576 95% Confidence Interval for Lower Bound 42.8722 Mean Upper Bound Std. Error 3.10906 55.8430 5% Trimmed Mean 49.1733 Median 48.8700 Variance 202.991 Std. Deviation 1.42475E1 Minimum 22.77 Maximum 79.93 Range 57.16 Interquartile Range 21.66 Skewness .008 .501 Kurtosis -.002 .972 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_sukrosa .106 df Shapiro-Wilk Sig. 21 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. .200* Statistic .973 df Sig. 21 .798 142 Asupan karbohidrat sederhana perempuan (umur 19-22 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_sukrosa 58 N Total Percent 100.0% 0 N .0% Percent 58 100.0% Descriptives Statistic asup_sukrosa Mean 49.4403 95% Confidence Interval for Lower Bound 45.0833 Mean Upper Bound Std. Error 2.17580 53.7973 5% Trimmed Mean 49.2515 Median 47.8300 Variance 274.579 Std. Deviation 1.65704E1 Minimum 16.63 Maximum 85.90 Range 69.27 Interquartile Range 27.64 Skewness .144 .314 Kurtosis -.865 .618 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_sukrosa .099 Df Shapiro-Wilk Sig. 58 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. .200* Statistic .976 df Sig. 58 .296 143 Bivariat Asupan Karbohidrat Sederhana Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral Statistic asup_su obesitas sentral krosa tidak obesitas sentral Df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. .179 32 .011 .885 32 .003 .057 61 .200* .983 61 .545 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral Statistic trans_as obesitas sentral up_sukr osa tidak obesitas sentral df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. .226 32 .000 .751 32 .000 .107 61 .080 .957 61 .032 a. Lilliefors Significance Correction Ranks Obes_sentral asup_sukrosa N Mean Rank Sum of Ranks obesitas sentral 32 72.47 2319.00 tidak obesitas sentral 61 33.64 2052.00 Total 93 Test Statisticsa asup_sukrosa Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Obes_sentral 161.000 2052.000 -6.591 .000 144 Asupan Protein Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_protein 93 N Total Percent 100.0% 0 N .0% Percent 93 100.0% Descriptives Statistic asup_protein Mean 62.2129 95% Confidence Interval for Lower Bound 59.8900 Mean Upper Bound Std. Error 1.16962 64.5359 5% Trimmed Mean 61.9597 Median 60.3000 Variance 127.225 Std. Deviation 1.12794E1 Minimum 34.60 Maximum 105.97 Range 71.37 Interquartile Range 16.05 Skewness .588 .250 Kurtosis 1.498 .495 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_protein .073 Df Shapiro-Wilk Sig. 93 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. .200* Statistic .974 df Sig. 93 .065 145 Asupan protein laki-laki (umur 16-18 tahun) Statistics asup_protein N Valid 1 Missing 0 Mean 72.3300 Median 72.3300 Minimum 72.33 Maximum 72.33 Asupan protein laki-laki (19-22 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N asup_protein Missing Percent 13 N 100.0% Total Percent 0 .0% N Percent 13 100.0% Descriptives Statistic asup_protein Mean 67.0523 95% Confidence Interval for Lower Bound 61.3277 Mean Upper Bound 2.62739 72.7769 5% Trimmed Mean 66.7998 Median 65.2000 Variance 89.741 Std. Deviation Std. Error 9.47319 Minimum 53.08 Maximum 85.57 Range 32.49 Interquartile Range 12.87 Skewness .623 .616 Kurtosis -.024 1.191 Group Statistics 146 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_protein Df .150 Shapiro-Wilk Sig. Statistic .200* 13 df .951 Sig. 13 .614 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Asupan protein perempuan (umur 16-18 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N asup_protein Missing Percent 21 100.0% N Total Percent 0 .0% N Percent 21 100.0% Descriptives Statistic asup_protein Mean 56.5500 95% Confidence Interval for Lower Bound 51.5567 Mean Upper Bound 2.39378 61.5433 5% Trimmed Mean 56.6591 Median 57.8300 Variance 120.334 Std. Deviation Std. Error 1.09697E1 Minimum 34.60 Maximum 76.33 Range 41.73 Interquartile Range 13.79 Skewness -.036 .501 Kurtosis -.148 .972 147 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_protein Df .100 Shapiro-Wilk Sig. Statistic .200* 21 df .979 Sig. 21 .914 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Asupan protein perempuan (umur 19-22 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N asup_protein Missing Percent 58 100.0% N Total Percent 0 .0% N Percent 58 100.0% Descriptives Statistic asup_protein Mean 63.0042 95% Confidence Interval for Lower Bound 60.0687 Mean Upper Bound 1.46594 65.9397 5% Trimmed Mean 62.4380 Median 60.8000 Variance 124.642 Std. Deviation Std. Error 1.11643E1 Minimum 44.63 Maximum 105.97 Range 61.34 Interquartile Range 16.57 Skewness 1.059 .314 Kurtosis 2.364 .618 148 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_protein Df .096 Shapiro-Wilk Sig. Statistic .200* 58 df Sig. .936 58 .004 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Bivariat Asupan Protein Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral asup_pr obesitas sentral otein tidak obesitas sentral Statistic df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. .110 32 .200* .926 32 .030 .080 61 .200* .985 61 .648 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral Statistic trans_asup_ obesitas sentral protein tidak obesitas sentral df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. .101 32 .200* .954 32 .192 .083 61 .200* .983 61 .556 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Group Statistics Obes_sentral asup_protein N Mean Std. Deviation Std. Error Mean obesitas sentral 32 68.1803 11.43060 2.02066 tidak obesitas sentral 61 59.0825 9.93060 1.27148 149 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2F asup_ Equal variances protei assumed n Sig. .642 Equal variances not assumed t df Mean Std. Error tailed) Difference Difference .000 9.09780 2.28440 4.56012 13.63549 3.811 55.882 .000 9.09780 2.38742 4.31501 13.88059 asup_protein Pearson Correlation asup_energi 1 Sig. (2-tailed) .653** .000 N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) 93 93 .653** 1 .000 N 93 93 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Hubungan Asupan Protein dengan Asupan Lemak Correlations asup_protein asup_protein Pearson Correlation asup_lemak 1 Sig. (2-tailed) N asup_lemak Upper 91 Correlations asup_energi Lower .425 3.983 Hubungan Asupan Protein dengan Asupan Energi asup_protein Difference Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). .602** .000 93 93 .602** 1 .000 93 93 150 Asupan Lemak Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_lemak 93 N 100.0% Total Percent 0 N .0% Percent 93 100.0% Descriptives Statistic asup_lemak Mean 77.7445 95% Confidence Interval for Lower Bound 75.2442 Mean Upper Bound Std. Error 1.25889 80.2448 5% Trimmed Mean 77.1747 Median 76.1000 Variance 147.388 Std. Deviation 1.21403E1 Minimum 48.70 Maximum 108.57 Range 59.87 Interquartile Range 16.39 Skewness .768 .250 Kurtosis .326 .495 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_lemak .129 a. Lilliefors Significance Correction Df Shapiro-Wilk Sig. 93 Statistic .001 .935 df Sig. 93 .000 151 Asupan lemak laki-laki (umur 16-18 tahun) Statistics asup_lemak N Valid 1 Missing 0 Mean 99.3700 Median 99.3700 Minimum 99.37 Maximum 99.37 Asupan lemak laki-laki (umur 19-22 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N asup_lemak Missing Percent 13 100.0% N Total Percent 0 .0% N Percent 13 100.0% Descriptives Statistic asup_lemak Mean 81.3000 95% Confidence Interval for Lower Bound 74.3470 Mean Upper Bound 3.19117 88.2530 5% Trimmed Mean 80.5967 Median 82.2000 Variance 132.387 Std. Deviation Std. Error 1.15059E1 Minimum 67.13 Maximum 108.13 Range 41.00 Interquartile Range 16.65 Skewness .875 .616 Kurtosis 1.110 1.191 152 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_lemak Df .126 Shapiro-Wilk Sig. Statistic .200* 13 df .930 Sig. 13 .340 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Asupan lemak perempuan (umur 16-18 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N asup_lemak Missing Percent 21 100.0% N Total Percent 0 .0% N Percent 21 100.0% Descriptives Statistic asup_lemak Mean 71.5890 95% Confidence Interval for Lower Bound 67.7448 Mean Upper Bound 1.84293 75.4333 5% Trimmed Mean 72.0130 Median 69.1700 Variance 71.325 Std. Deviation Std. Error 8.44539 Minimum 48.70 Maximum 86.60 Range 37.90 Interquartile Range 12.27 Skewness -.699 .501 Kurtosis 1.344 .972 153 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_lemak Df Shapiro-Wilk Sig. .161 21 Statistic .161 df .920 Sig. 21 .085 a. Lilliefors Significance Correction Asupan lemak perempuan (umur 19-22 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_lemak 58 N 100.0% Total Percent 0 N .0% Percent 58 100.0% Descriptives Statistic asup_lemak Mean 78.8034 95% Confidence Interval for Lower Bound 75.4900 Mean Upper Bound Std. Error 1.65469 82.1169 5% Trimmed Mean 78.1616 Median 76.1850 Variance 158.804 Std. Deviation 1.26017E1 Minimum 58.60 Maximum 108.57 Range 49.97 Interquartile Range 17.36 Skewness .840 .314 Kurtosis -.166 .618 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_lemak .164 a. Lilliefors Significance Correction Df Shapiro-Wilk Sig. 58 Statistic .001 .915 df Sig. 58 .001 154 Bivariat Asupan Lemak Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral asup_lemak Statistic df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. obesitas sentral .183 32 .008 .913 32 .013 tidak obesitas sentral .192 61 .000 .891 61 .000 a. Lilliefors Significance Correction Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral TRANS_LEM AK Statistic df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. obesitas sentral .179 32 .010 .932 32 .044 tidak obesitas sentral .166 61 .000 .922 61 .001 a. Lilliefors Significance Correction Ranks Obes_sentral asup_lemak N Mean Rank Sum of Ranks obesitas sentral 32 68.81 2202.00 tidak obesitas sentral 61 35.56 2169.00 Total 93 Test Statisticsa asup_lemak Mann-Whitney U 278.000 Wilcoxon W 2169.000 Z -5.645 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Grouping Variable: Obes_sentral Asupan Serat Case Processing Summary Cases Valid N asup_serat Missing Percent 93 100.0% N Total Percent 0 .0% N Percent 93 100.0% 155 Descriptives Statistic asup_serat Mean 14.4303 95% Confidence Interval for Lower Bound 13.7593 Mean Upper Bound Std. Error .33784 15.1013 5% Trimmed Mean 14.3766 Median 14.0700 Variance 10.615 Std. Deviation 3.25801 Minimum 4.70 Maximum 21.90 Range 17.20 Interquartile Range 4.09 Skewness .232 .250 Kurtosis .217 .495 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_serat Df .064 Sig. 93 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Asupan Serat Laki-Laki (umur 16-18 tahun) Statistics asup_serat N Valid 1 Missing 0 Mean 13.0300 Median 13.0300 Minimum 13.03 Maximum 13.03 Shapiro-Wilk .200* Statistic .979 df Sig. 93 .140 156 Asupan Serat Laki-Laki (umur 19-22 tahun) Descriptives Statistic asup_serat Mean 18.1808 95% Confidence Interval for Lower Bound 16.4860 Mean Upper Bound Std. Error .77785 19.8756 5% Trimmed Mean 18.2675 Median 18.0300 Variance 7.866 Std. Deviation 2.80457 Minimum 12.90 Maximum 21.90 Range 9.00 Interquartile Range 5.35 Skewness -.195 .616 Kurtosis -.818 1.191 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_serat Df .167 Shapiro-Wilk Sig. Statistic .200* 13 .939 df Sig. 13 .441 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Asupan Serat Perempuan (umur 16-18 tahun) Descriptives Statistic asup_serat Mean 12.9614 95% Confidence Interval for Lower Bound 12.3058 Mean Upper Bound 13.6171 5% Trimmed Mean 12.9451 Median 12.7300 Std. Error .31430 157 Variance 2.075 Std. Deviation 1.44032 Minimum 10.47 Maximum 15.77 Range 5.30 Interquartile Range 1.80 Skewness .014 .501 Kurtosis -.374 .972 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_serat Df .116 Shapiro-Wilk Sig. Statistic .200* 21 .969 df Sig. 21 .707 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Asupan Serat Perempuan (umur 19-22 tahun) Descriptives Statistic asup_serat Mean 14.1457 95% Confidence Interval for Lower Bound 13.2885 Mean Upper Bound 14.1527 Median 14.2500 Variance 10.629 3.26018 Minimum 4.70 Maximum 21.30 Range 16.60 Interquartile Range .42808 15.0029 5% Trimmed Mean Std. Deviation Std. Error 4.65 Skewness -.112 .314 Kurtosis .211 .618 158 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_serat Df Shapiro-Wilk Sig. .045 Statistic .200* 58 df Sig. .989 58 .864 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Bivariat Asupan Serat Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral Statistic asup_s obesitas sentral erat tidak obesitas sentral df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. .125 32 .200* .878 32 .002 .099 61 .200* .953 61 .020 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral Statistic TRANS_S obesitas sentral ERAT tidak obesitas sentral df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. .163 32 .030 .735 32 .000 .069 61 .200* .976 61 .274 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Ranks Obes_sentral asup_serat N Mean Rank Sum of Ranks obesitas sentral 32 18.53 593.00 tidak obesitas sentral 61 61.93 3778.00 Total 93 Test Statisticsa asup_serat Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Obes_sentral 65.000 593.000 -7.368 .000 159 Asupan Vitamin D Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_vitD 93 N 100.0% Total Percent 0 N .0% Percent 93 100.0% Descriptives Statistic asup_vitD Mean 2.2490 95% Confidence Interval for Lower Bound 1.8145 Mean Upper Bound Std. Error .21877 2.6835 5% Trimmed Mean 2.0158 Median 1.7000 Variance 4.451 Std. Deviation 2.10977 Minimum .10 Maximum 15.77 Range 15.67 Interquartile Range 2.20 Skewness 3.463 .250 Kurtosis 18.593 .495 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_vitD df .156 Shapiro-Wilk Sig. 93 Statistic .000 df .708 Sig. 93 .000 a. Lilliefors Significance Correction Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_vitD df .156 a. Lilliefors Significance Correction Shapiro-Wilk Sig. 93 Statistic .000 .708 df Sig. 93 .000 160 Asupan Vitamin D Laki-Laki (umur 16-18 tahun) Statistics asup_vitD N Valid 1 Missing 0 Mean 3.8300 Median 3.8300 Minimum 3.83 Maximum 3.83 Asupan Vitamin D Laki-Laki (umur 19-22 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N asup_vitD Missing Percent 13 100.0% N Total Percent 0 .0% N Percent 13 100.0% Descriptives Statistic asup_vitD Mean 1.5738 95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound .35332 .8040 2.3437 5% Trimmed Mean 1.4748 Median 1.3000 Variance 1.623 Std. Deviation Std. Error 1.27392 Minimum .13 Maximum 4.80 Range 4.67 Interquartile Range 1.61 Skewness 1.431 .616 Kurtosis 2.412 1.191 161 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_vitD Df Shapiro-Wilk Sig. .194 13 Statistic .197 df .888 Sig. 13 .091 a. Lilliefors Significance Correction Asupan Vitamin D Perempuan (umur 16-18 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_vitD 21 N 100.0% Total Percent 0 N .0% Percent 21 100.0% Descriptives Statistic asup_vitD Mean Std. Error 1.4281 95% Confidence Interval for Lower Bound Mean .23533 .9372 Upper Bound 1.9190 5% Trimmed Mean 1.3415 Median 1.0700 Variance 1.163 Std. Deviation 1.07840 Minimum .40 Maximum 4.03 Range 3.63 Interquartile Range .97 Skewness 1.546 .501 Kurtosis 1.530 .972 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_vitD Df .233 a. Lilliefors Significance Correction Shapiro-Wilk Sig. 21 Statistic .004 .784 df Sig. 21 .000 162 Asupan Vitamin D perempuan (umur 19-22 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_vitD 58 N 100.0% Total Percent 0 N .0% Percent 58 100.0% Descriptives Statistic asup_vitD Mean 2.6703 95% Confidence Interval for Lower Bound 2.0340 Mean Upper Bound Std. Error .31780 3.3067 5% Trimmed Mean 2.3669 Median 2.1350 Variance 5.858 Std. Deviation 2.42030 Minimum .10 Maximum 15.77 Range 15.67 Interquartile Range 2.06 Skewness 3.261 .314 Kurtosis 15.131 .618 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_vitD df .158 a. Lilliefors Significance Correction Shapiro-Wilk Sig. 58 Statistic .001 .708 df Sig. 58 .000 163 Bivariat Asupan Vitamin D Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral Statistic asup_ obesitas sentral vitD tidak obesitas sentral df Shapiro-Wilk Sig. Statistic Df Sig. .206 32 .001 .709 32 .000 .134 61 .008 .929 61 .002 a. Lilliefors Significance Correction Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral Statistic trans_vit_ obesitas sentral D tidak obesitas sentral df Shapiro-Wilk Sig. Statistic Df Sig. .126 32 .200* .964 32 .362 .118 61 .035 .937 61 .004 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Ranks Obes_sentral asup_vitD N Mean Rank Sum of Ranks obesitas sentral 32 51.89 1660.50 tidak obesitas sentral 61 44.43 2710.50 Total 93 Test Statisticsa asup_vitD Mann-Whitney U Wilcoxon W 819.500 2710.500 Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Obes_sentral -1.266 .206 164 Asupan Kalsium Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_kalsium 93 N 100.0% Total Percent 0 N .0% Percent 93 100.0% Descriptives Statistic asup_kalsium Mean 5.5479E2 95% Confidence Interval for Lower Bound 5.0649E2 Mean Upper Bound Std. Error 24.31640 6.0308E2 5% Trimmed Mean 5.3981E2 Median 5.0017E2 Variance 5.499E4 Std. Deviation 2.34499E2 Minimum 174.63 Maximum 1375.43 Range 1200.80 Interquartile Range 302.09 Skewness 1.016 .250 Kurtosis 1.044 .495 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_kalsium .139 a. Lilliefors Significance Correction df Shapiro-Wilk Sig. 93 Statistic .000 .935 df Sig. 93 .000 165 Asupan Kalsium Laki-Laki (umur 16-18 tahun) Statistics asup_kalsium N Valid 1 Missing 0 Mean 5.4577E2 Median 5.4577E2 Minimum 545.77 Maximum 545.77 Asupan Kalsium Lak-Laki (umur 19-22 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N asup_kalsium Missing Percent 13 N 100.0% Total Percent 0 .0% N Percent 13 100.0% Descriptives Statistic asup_kalsium Mean 5.7245E2 95% Confidence Interval for Lower Bound 4.4136E2 Mean Upper Bound 60.16681 7.0354E2 5% Trimmed Mean 5.5587E2 Median 5.2773E2 Variance 4.706E4 Std. Deviation Std. Error 2.16935E2 Minimum 349.20 Maximum 1094.10 Range 744.90 Interquartile Range 294.81 Skewness 1.338 .616 Kurtosis 1.557 1.191 166 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_kalsium Df .214 Shapiro-Wilk Sig. 13 Statistic .106 df .875 Sig. 13 .062 a. Lilliefors Significance Correction Asupan Kalsium Perempuan (umur 16-18 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_kalsium 21 N Total Percent 100.0% 0 N .0% Percent 21 100.0% Descriptives Statistic asup_kalsium Mean 5.2202E2 95% Confidence Interval for Lower Bound 4.4505E2 Mean Upper Bound Std. Error 36.89819 5.9899E2 5% Trimmed Mean 5.1998E2 Median 5.1660E2 Variance 2.859E4 Std. Deviation 1.69089E2 Minimum 248.53 Maximum 834.10 Range 585.57 Interquartile Range 215.54 Skewness .063 .501 Kurtosis -.579 .972 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_kalsium .078 Df Shapiro-Wilk Sig. 21 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. .200* Statistic .965 df Sig. 21 .627 167 Asupan Kalsium Perempuan (umur 19-22 tahun) Case Processing Summary Cases Valid N Missing Percent asup_kalsium 58 N 100.0% Total Percent 0 N .0% Percent 58 100.0% Descriptives Statistic asup_kalsium Mean 5.6285E2 95% Confidence Interval for Lower Bound 4.9414E2 Mean Upper Bound Std. Error 34.31136 6.3155E2 5% Trimmed Mean 5.4676E2 Median 4.8335E2 Variance 6.828E4 Std. Deviation 2.61308E2 Minimum 174.63 Maximum 1375.43 Range 1200.80 Interquartile Range 371.26 Skewness .985 .314 Kurtosis .640 .618 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic asup_kalsium .158 a. Lilliefors Significance Correction df Shapiro-Wilk Sig. 58 Statistic .001 .926 df Sig. 58 .002 168 Bivariat Asupan Kalsium Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral Statistic asup_kal obesitas sentral sium tidak obesitas sentral df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. .115 32 .200* .953 32 .179 .128 61 .015 .946 61 .009 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Obes_sentral Statistic TRANS obesitas sentral _KALSI tidak obesitas sentral UM df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. .105 32 .200* .979 32 .774 .060 61 .200* .991 61 .932 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Group Statistics Obes_sentral asup_kalsium N Mean Std. Deviation Std. Error Mean obesitas sentral 32 6.4435E2 279.27810 49.36986 tidak obesitas sentral 61 5.0780E2 193.64129 24.79323 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Sig. (2- F Sig. t df Std. Error Mean tailed) Difference Differenc e Interval of the Difference Lower Upper asup_ Equal kalsiu variances m 7.550 .007 2.762 91 .007 136.54810 49.43475 38.35203 234.74417 2.472 47.061 .017 136.54810 55.24570 25.41192 247.68428 assumed Equal variances assumed not 169 Korelasi antara asupan kalsium dengan asupan energi dan asupan karbohidrat sederhana Correlations asup_kalsium asup_kalsium Pearson Correlation asup_energi 1 Sig. (2-tailed) .001 N asup_energi .333** Pearson Correlation Sig. (2-tailed) 93 93 .333** 1 .001 N 93 93 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations asup_kalsium asup_kalsium Pearson Correlation asup_sukrosa 1 Sig. (2-tailed) N asup_sukrosa Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). .315** .002 93 93 .315** 1 .002 93 93