faktor – faktor yang berhubungan dengan obesitas

advertisement
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS
SENTRAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KESEHATAN
MASYARAKAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN
2012-2014
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh:
DWI RAHMAWATI
1111101000090
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
i
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HHIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN GIZI
Skripsi, 19 Agustus 2015
Dwi Rahmawati, NIM : 1111101000090
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014
xxii + 164 halaman, 28 tabel, 2 bagan, 9 lampiran
ABSTRAK
Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan dan gizi masyarakat yang
dapat terjadi di dunia. Obesitas sentral merupakan salah satu penyebab terjadinya
penyakit - penyakit degeneratif dan dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan
2012-2014.
Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini ialah cross sectional.
Sampel penelitian ialah 93 mahasiswa yang diperoleh secara acak. Data yang
dikumpulkan pada penelitian ini ialah pengukuran lingkar pinggang, umur, jenis
kelamin, aktivitas fisik, keadaan mental emosional, dan asupan gizi. Obesitas
sentral yang dimaksud ialah lingkar pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki dan ≥ 80cm
untuk perempuan. Uji t-test independen dan Chi-square digunakan pada saat
menganalisis data.
Prevalensi obesitas sentral pada mahasiswa ialah 34,4 %, dimana obesitas
sentral lebih banyak ditemukan pada mahasiswa perempuan (39,2%)
dibandingkan laki-laki (7,1%). Umur, kondisi mental emosional, dan asupan
vitamin D diketahui tidak memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Faktor faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa diantaranya
jenis kelamin (p=0,030), aktivitas fisik (p=0,000), asupan energi (p=0,000),
asupan karbohidrat sederhana (p=0,000), asupan protein (p=0,000), asupan lemak
(p=0,000), asupan serat (p=0,000), dan asupan kalsium (p=0,017).
Disimpulkan bahwa rendahnya aktivitas fisik, tingginya asupan energi,
karbohidrat sederhana, protein, dan lemak, serta rendahnya asupan serat
merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat. Disarankan kepada mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat untuk meningkatkan aktivitas fisik,
mengurangi asupan energi, karbohidrat sederhana, protein, dan lemak serta
meningkatkan asupan serat dan kalsium.
Kata kunci : Obesitas sentral, mahasiswa, asupan gizi
Daftar bacaan : 54 (2000-2015)
ii
ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
SPECIALIZATION OF NUTRITION
Undergraduated Thesis, August 19, 2015
Dwi Rahmawati, NIM : 1111101000090
Related Factors To Central Obesity of Public Health’s Students UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Of 2012-2014
xxii + 164 pages, 28 tables, 2 charts, 9 attachments
ABSTRACT
Central obesity is a public health and nutrition problems that can be
occured in the world. This is one of the causes of the degenerative diseases and it
is influences by many factors. The objective of this research is determining factors
related to central obesity of Public Health‟s students UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta of 2012-2014.
The research uses cross sectional for its study design. The sample are 93
students, are chosen randomly. The collected data are waist circumference
assessment, age, sex, physical activity, mental emotional disorder, and dietary
intake. Central obesity is defined for men waist circumference is more equal to 90
cm and for women waist circumference is more equal to 80 cm. Independen t –
test and chi-square are used in analyzing the data.
The prevalence of central obesity is 34,4 % and it is significantly higher in
women (39,2 %) than men (7,1 %). Age, mental emotional disorder, and vitamin
D intake are not related to central obesity. The related factors to central obesity
which are derived from this research are sex (p=0,030), physical activity
(p=0,000), energy intake (p=0000), simple carbohydrate intake (p=0000), protein
intake (p=0,000), fat intake (p=0,000), fiber intake (p=0,000), and calcium intake
(p=0,017).
The conclusion is low physical activity, high energy intake, high simple
carbohydrate intake, high protein intake, high fat intake, low fiber intake, and low
calcium intake are related factors to central obesity of Public Health‟s students
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. That is the reason why the Public Health‟s
students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta are suggested to not only increase
physical activity, fiber intake, and calcium intake but also to decrease energy
intake, simple carbohydrate intake, and fat intake.
Keywords : central obesity, student, and nutritional intake
References : 54 (2000-2015)
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: Dwi Rahmawati
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 30 November 1993
Alamat
: Jalan Batutulis VIII No.12 RT. 008 RW. 03,
Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Gambir,
Jakarta Pusat
Jenis Kelamin
: Perempuan
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Email
: [email protected]
Telepon
: 08567583395
Riwayat Pendidikan
1999 – 2000
TK Gelatik Jakarta Pusat
2000 – 2006
SDN Pasar Baru 011 Pagi
2006 – 2009
SMPN 1 Jakarta
2009 – 2011
SMAN 3 Jakarta
2011 – Sekarang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini tepat pada
waktunya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang
berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
Dalam pembuatan skripsi ini, saya ingin menjelaskan tentang distribusi
obesitas sentral dan faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan obesitas
sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas doa, dukungan, dan bimbingan
yang diberikan. Ucapan terima kasih saya berikan kepada :
1. Bapak H. Anes dan Ibu Hj. Nurjanah, selaku kedua orang tua yang selalu
memberikan doa dan dukungan, baik moril maupun materil dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D, selaku Kepala Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidyatullah Jakarta.
3. Ibu Febrianti, M.Si dan Ibu Raihana Nadra Alkaff, SKM, MMA, selaku
dosen pembimbing skripsi, yang senatiasa memberikan waktu, dukungan,
dan bimbingannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Hoirun Nisa, M.Kes, Ph.D, Ibu Dewi Utami Iriani, M.Kes, Ph.D, dan
Hera Nurlita, S.Si.T, M.Kes, selaku dosen penguji skripsi, yang telah
memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Kakak dan adikku yang juga selalu memberikan doa dan semangat dalam
segala hal.
6. Sahabat-sahabatku tercinta: Harum, Renita, dan Yarra yang telah
memberikan semangat selama kuliah.
vii
7. Dan teman- teman seperjuangan angkatan 2011 yang tidak dapat ku
sebutkan satu per satu. Terima kasih atas semangat dan dukungan kalian.
Semoga kita dapat lulus bersama – sama.
Akhir kata, saya menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran,
kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan skripsi ini menjadi lebih
baik dikemudian hari.
Jakarta, Oktober 2015
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
ABSTRACT ......................................................................................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI .................................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A.
Latar Belakang ........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C.
Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 6
D.
Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
E.
Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
F.
Ruang Lingkup Penelitian..................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 11
A.
Obesitas Sentral .................................................................................... 11
B.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas Sentral ....................... 15
C.
Kerangka Teori ..................................................................................... 31
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS........................................................................................... 33
A.
Kerangka Konsep .................................................................................. 33
ix
B.
Definisi Operasional ............................................................................. 39
C.
Hipotesis ............................................................................................... 42
BAB IV METODE PENELITIAN...................................................................... 44
A.
Desain Penelitian .................................................................................. 44
B.
Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................ 44
C.
Populasi & Sampel ................................................................................ 44
D.
Pengumpulan Data ................................................................................ 48
E.
Manajemen Data ................................................................................... 52
F.
Analisa Data .......................................................................................... 54
BAB V HASIL ................................................................................................... 56
A.
Gambaran Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 56
B.
Gambaran Umur pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 56
C.
Gambaran Jenis Kelamin pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 57
D.
Gambaran Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 57
E.
Gambaran Kondisi Mental Emosional pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014 ............................................................................................. 58
F.
Gambaran Asupan Energi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 60
G.
Gambaran Asupan Karbohidrat Sederhana pada Mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................. 62
H.
Gambaran Asupan Protein pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 63
I.
Gambaran Asupan Lemak pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 64
J.
Gambaran Asupan Serat pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .. 64
x
K.
Gambaran Asupan Vitamin D pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014 ............................................................................................. 65
L.
Gambaran Asupan Kalsium pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014 ........................................................................................... 66
M.
Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................. 67
N.
Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 67
O.
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 .............................................................. 68
P.
Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. .......................................... 69
Q.
Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 70
R.
Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral
pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ........................................... 70
S.
Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 71
T.
Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 71
xi
U.
Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 . .............................................................. 72
V.
Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. .......................................... 72
W.
Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ........................................... 73
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 74
A.
Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 74
B.
Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 . 75
C.
Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................. 77
D.
Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 78
E.
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 79
F.
Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ........................................... 81
G.
Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 83
H.
Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral
pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ......................................... 85
xii
I.
Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 88
J.
Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 ................................................................ 90
K.
Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................. 92
L.
Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................. 94
M.
Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................. 95
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 98
A.
SIMPULAN .......................................................................................... 98
B.
SARAN ............................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 102
LAMPIRAN ...................................................................................................... 109
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel
Halaman
Tabel
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 39
Tabel 4.1 Besar Sampel......................................................................................... 46
Tabel 4.2 Pembagian Jumlah Sampel Per Angkatan Masuk Mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat ................................................................ 47
Tabel 4.3 Analisa Data Menggunakan Uji Chi-Square ......................................... 55
Tabel 5.1 Distribusi Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 56
Tabel 5.2 Distribusi Umur pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ....................... 57
Tabel 5.3 Distribusi Jenis Kelamin pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 57
Tabel 5.4 Distribusi Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 58
Tabel 5.5 Distribusi Kondisi Mental Emosional pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014 ............................................................................................. 58
Tabel 5.6 Distribusi Gejala-Gejala Gangguan Mental Emosional pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 59
Tabel 5.7 Distribusi Gejala Depresi Menurut Angkatan Masuk pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 60
Tabel 5.8 Distribusi Asupan Energi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 61
xiv
Tabel 5.9 Distribusi Asupan Karbohidrat Sederhana pada Mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014 ............................................................................................. 62
Tabel 5.10 Distribusi Asupan Protein pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 63
Tabel 5.11 Distribusi Asupan Lemak pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 64
Tabel 5.12 Distribusi Asupan Serat pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 65
Tabel 5.13 Distribusi Asupan Vitamin D pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014 ............................................................................................. 65
Tabel 5.14 Distribusi Asupan Kalsium pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .... 66
Tabel 5.15 Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014 ............................................................................................. 67
Tabel 5.16 Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 68
Tabel 5.17 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 68
Tabel 5.18 Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .......................................... 69
Tabel 5.19 Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 70
Tabel 5.20 Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral
pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .......................................... 70
xv
Tabel 5.21 Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 71
Tabel 5.22 Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 71
Tabel 5.23 Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 72
Tabel 5.24 Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 .......................................... 73
Tabel 5.25 Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ............................................................................ 73
xvi
DAFTAR BAGAN
Nomor
Judul Bagan
Halaman
Bagan
Bagan 2.1 Kerangka Teori .................................................................................... 32
Bagan 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 33
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Halaman
Lampiran 1 Lembar Informasi Untuk Responden ............................................. 109
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ........................................ 110
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ........................................................................ 111
Lampiran 4 Kuesioner IPAQ- SF........................................................................ 112
Lampiran 5 Kuesioner Kondisi Mental Emosional ............................................. 114
Lampiran 6 Kuesioner Food Recall 1x24 Jam.................................................... 115
Lampiran 7 Langkah-Langkah Pengukuran Lingkar Pinggang .......................... 117
Lampiran 8 Poster Obesitas Sentral .................................................................... 119
Lampiran 9 Output Hasil Penelitian.................................................................... 120
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas sentral didefinisikan sebagai penumpukan lemak dalam tubuh
bagian perut. Penumpukan lemak ini diakibatkan oleh jumlah lemak berlebih
pada jaringan lemak subkutan dan lemak viseral perut. Penumpukkan lemak
pada jaringan lemak viseral merupakan bentuk dari tidak berfungsinya
jaringan lemak subkutan dalam menghadapi ketidakseimbangan energi pada
tubuh (Tchernof dan Despres, 2013). Ketidakseimbangan energi pada tubuh
disebabkan oleh terjadinya peningkatan asupan gizi dan kurangnya aktivitas
fisik.
Pada penelitian Bowen dkk (2015) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara asupan energi, asupan lemak, dan asupan protein dengan
obesitas sentral. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa sampel yang
mengalami obesitas sentral memiliki asupan energi, asupan lemak, dan
asupan protein yang tinggi. Selain itu, penelitian Harikedua dan Naomi
(2012), menunjukan bahwa asupan karbohidrat sederhana dan serat juga
berhubungan dengan obesitas sentral. Pada penelitian tersebut diketahui
bahwa seseorang yang mengalami obesitas sentral memiliki asupan tinggi
karbohidrat sederhana dan asupan rendah serat. Selain itu, penelitian Lenders
dkk (2009) menunjukkan bahwa vitamin D berhubungan dengan distribusi
lemak tubuh seseorang. Penelitian Zemel dkk (2000) juga menunjukkan
adanya
hubungan
antara
asupan
1
kalsium
dengan
obesitas
sentral,
2
dimana asupan kalsium dapat menurunkan risiko obesitas dan berhubungan
dengan distribusi lemak tubuh.
Selain asupan gizi, aktivitas fisik juga berhubungan dengan terjadinya
obesitas sentral. Aktivitas fisik yang rutin diketahui dapat mendorong
penurunan yang cukup besar pada jaringan lemak dalam tubuh seseorang
(Tchernof dan Despres, 2013). Hal ini disebabkan aktivitas fisik dapat
meningkatkan massa jaringan bebas lemak dan menurunkan massa jaringan
lemak. Pada penelitian Pujiati (2010) diketahui bahwa aktivitas fisik memiliki
hubungan dengan obesitas sentral pada orang dewasa. Selain itu, pada
penelitian Sugianti dkk (2009) menunjukkan bahwa obesitas sentral lebih
banyak terjadi pada seseorang yang tidak memiliki aktivitas fisik berat.
Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas sentral ialah
umur (Tchernof dan Despres, 2013). Umur merupakan faktor prediksi dari
terjadinya obesitas sentral (Veghari dkk, 2010). Perubahan umur memiliki
hubungan dengan terjadinya perubahan dalam komposisi tubuh seseorang.
Pada umur 20-30 tahun diketahui terjadi penurunan pada massa jaringan
bebas lemak dan peningkatan pada massa jaringan lemak (Tchernof dan
Despres, 2013). Faktor- faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya
obesitas sentral ialah jenis kelamin, hormon, genetik, ras/etnisitas dan
keadaan stres seseorang. Selain itu, status ekonomi, status perkawinan,
kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan kondisi mental
emosional juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas sentral (Sugianti dkk,
2009).
3
Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan dan gizi masyarakat
yang dapat terjadi di dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Berdasarkan review yang dilakukan Howel (2012) terhadap hasil survei
nasional tahun 1993 - 2008 tentang obesitas sentral menunjukkan bahwa
prevalensi obesitas sentral pada penduduk Inggris usia >18 tahun mengalami
peningkatan. Pada survei nasional tersebut diketahui bahwa prevalensi
obesitas sentral tahun 1998 baik laki-laki maupun perempuan ialah 19,2 %
dan 23,8 %, sedangkan prevalensi obesitas sentral tahun 2008 pada laki-laki
maupun perempuan ialah 35,7 % dan 43,9 %. Selain di Inggris, prevalensi
obesitas sentral pada penduduk usia ≥15 tahun di Indonesia juga mengalami
peningkatan sebesar 7,8 % dari tahun 2007 sampai 2013. Pada tahun 2007,
diketahui prevalensi obesitas sentral di Indonesia ialah 18,8 %, sedangkan
pada tahun 2013 meningkat menjadi 26,6 % (Balitbangkes, 2007; 2013).
Obesitas sentral lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Semakin
meningkatnya usia, maka semakin tinggi risiko terjadinya obesitas sentral.
Mahasiswa masuk kedalam kelompok usia dewasa awal. Hasil penelitian
Victor (2013) menunjukkan bahwa prevelansi obesitas sentral pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tamale,
Ghana ialah 9,8 %. Dalam penelitian tersebut, obesitas sentral terjadi pada
mahasiswi yang memiliki aktivitas fisik kurang dan suka mengonsumsi
minuman beralkohol serta mengonsumsi kopi. Selain itu, pada penelitian Eka
dkk (2012) juga ditemukan kasus obesitas sentral pada mahasiswa di Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011 sebesar 13,5 % pada
laki-laki dan 4,1 % pada perempuan.
4
Obesitas sentral merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus tipe 2, dislipidemia, penyakit
kardiovaskular, hipertensi, kanker, sleep apnea, dan sindrom metabolik
(Tchernof dan Despres, 2013). Sindrom metabolik ialah kondisi dimana
seseorang mengalami hipertensi, obesitas sentral, dislipidemia, dan resistensi
insulin pada waktu yang bersamaan (Gibney dkk, 2009).
Pada hasil studi pendahuluan diketahui bahwa mahasiswa Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2012-2014 berjumlah 966 orang. Pemilihan sampel studi
pendahuluan dilakukan secara proporsional disesuaikan dengan jumlah
populasi mahasiswa pada setiap program studi di FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Proses pengambilan sampel pada setiap program studi
menggunakan metode probability sampling dengan teknik pengambilan
sampel secara simple random sampling.
Studi pendahuluan dilakukan pada bulan April 2015 terhadap 50
mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 yang
terdiri dari 16 mahasiswa Program Studi Kedokteran, 6 mahasiswa Program
Studi Keperawatan, 11 mahasiswa Program Studi Farmasi, dan 17 mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat. Hasil studi pendahuluan ditemukan 13
orang (26 %) mahasiwa mengalami obesitas sentral. Prevalensi obesitas
sentral tertinggi terdapat pada Program Studi Kesehatan Masyarakat, yaitu
35,3 %, sedangkan Program Studi Kedokteran, Keperawatan dan Farmasi
memiliki prevalensi obesitas sentral sebesar 18,8 %, 16,7 %, dan 27,3 %.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin mengetahui faktor-faktor
5
yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
B. Rumusan Masalah
Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan dan gizi masyarakat
yang dapat terjadi di dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas sentral diantaranya umur,
jenis kelamin, status ekonomi, status perkawinan, kebiasaan merokok,
hormon, genetik, ras, kondisi mental emosional, aktivitas fisik, konsumsi
minuman beralkohol, asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan
protein, asupan lemak, asupan rendah serat, asupan vitamin D, dan asupan
kalsium. Obesitas sentral merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit
- penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus tipe 2, dislipidemia, penyakit
kardiovaskular, hipertensi, kanker, sleep apnea, dan sindrom metabolik.
Pada studi pendahuluan terhadap 50 mahasiswa Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angakatan 2012-2014,
ditemukan 13 (26 %) mahasiswa mengalami obesitas sentral. Selain itu,
prevalensi obesitas sentral paling banyak ditemukan pada mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
ingin
melakukan
penelitian
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan obesitas sentral pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
tahun 2015.
6
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana distribusi obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2012-2014?
2. Bagaimana distribusi umur pada mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?
3. Bagaimana distribusi jenis kelamin pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2012-2014?
4. Bagaimana distribusi kondisi mental emosional pada mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2012-2014?
5. Bagaimana distribusi aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2012-2014?
6. Bagaimana distribusi asupan gizi (asupan energi, karbohidrat
sederhana, protein, lemak, serat, vitamin D, dan kalsium) pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?
7. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan umur pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?
7
8. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan jenis kelamin
pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?
9. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan kondisi mental
emosional pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?
10. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan aktivitas fisik
pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014?
11. Apakah ada hubungan antara obesitas sentral dengan asupan gizi
(asupan karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan
serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium) pada mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2012-2014?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya faktor – faktor yang berhubungan dengan obesitas
sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.
8
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi umur pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2012-2014.
b. Mengetahui distribusi jenis kelamin pada mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2012-2014.
c. Mengetahui distribusi akifitas fisik pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2012-2014.
d. Mengetahui distribusi kondisi mental emosional pada mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2012-2014.
e. Mengetahui distribusi asupan gizi (asupan karbohidrat sederhana,
asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan
asupan kalsium) pada mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.
f. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan umur pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.
g. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan jenis kelamin
pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.
9
h. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan aktivitas fisik
pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.
i. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan kondisi
mental emosional pada mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014.
j. Mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan asupan gizi
(asupan karbohidrat sederhana, asupan lemak, asupan serat, asupan
vitamin D, dan asupan kalsium) pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2012-2014.
E. Manfaat Penelitian
1. Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Sebagai bahan masukan bagi pihak Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam meningkatkan
produktivitas
sumber
daya
manusia
dengan
membantu
dalam
memperbaiki masalah obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10
2. Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh wawasan dan pengetahuan baru dalam
ilmu kesehatan masyarakat mengenai obesitas sentral dan hasil penelitian
ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan.
3. Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan
perencanaan dan evaluasi program penanggulangan masalah kesehatan,
khususnya bidang gizi pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014. Penelitian
akan dilakukan pada bulan April - Mei 2015 menggunakan desain penelitian
cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data primer dikumpulkan
dengan cara mengukur lingkar pinggang, dan menyebarkan kuesioner kepada
responden, serta melakukan food recall 1x24 jam yang dilakukan sebanyak 3
kali untuk mengukur asupan zat gizinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obesitas Sentral
1. Pengertian Obesitas Sentral
Pada tubuh manusia, lemak disimpan didalam jaringan lemak atau
jaringan adiposa (Almatsier, 2010). Jaringan adiposa dapat dijumpai
dalam semua jaringan subkutan, kecuali di kelopak mata, penis, dan
didalam rongga tengkorak (Pearce, 2009). Jaringan adiposa dibagi
menjadi 2, yaitu jaringan lemak subkutan dan jaringan lemak viseral.
Jaringan lemak subkutan pada umumnya terletak dibawah kulit,
sedangkan lemak viseral terletak di intra-abdominal atau di dalam perut
dan berfungsi sebagai pelapis organ dalam tubuh (Tchernof dan Despres,
2013).
Berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibagi menjadi 2 bentuk
atau fenotip, yaitu obesitas viseral dan obesitas perifer (Mccance dan
Sue, 2014). Menurut Tchernof dan Despres (2013), obesitas viseral atau
yang biasa disebut dengan obesitas intra-abdominal, sentral, atau
maskulin terjadi ketika distribusi lemak terlokalisasi pada bagian perut
atau bagian atas tubuh. Obesitas viseral ini biasanya dihasilkan bentuk
tubuh seperti buah apel. Sedangkan obesitas perifer terjadi ketika
distribusi lemak tubuh terlokalisasi pada bagian bawah tubuh, seperti
pinggul dan paha.
11
12
Obesitas sentral didefinisikan sebagai penumpukan lemak dalam
tubuh bagian perut. Penumpukan lemak ini diakibatkan oleh jumlah
lemak berlebih pada jaringan lemak subkutan dan lemak viseral perut.
Menurut Tchernof dan Despres (2013), penumpukan lemak pada jaringan
lemak viseral merupakan bentuk dari tidak berfungsinya jaringan lemak
subkutan dalam menghadapi kelebihan energi akibat konsumsi lemak
berlebih. Kelebihan energi terjadi ketika seseorang memiliki aktivitas
fisik
kurang
dan
tingginya
perilaku
sedentari.
Selain
itu,
ketidakmampuan jaringan lemak subkutan sebagai penyangga energi
berlebih akan menyebabkan produksi lemak yang dapat menumpuk pada
bagian - bagian tubuh yang tidak diinginkan, seperti hati, jantung, ginjal,
otot, dan kelenjar pankreas.
2. Penilaian Obesitas Sentral
Pada
umumnya,
penilaian
status
gizi,
seperti
obesitas
menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh). Indeks massa tubuh ini
merupakan alat yang sederhana dalam memantau status gizi, khususnya
yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (Supariasa
dkk, 2012). Akan tetapi, IMT ini tidak dapat digunakan dalam mengukur
status obesitas sentral seseorang. Hal tersebut dikarenakan IMT tidak
dapat menilai distribusi timbunan lemak tubuh sehingga kurang sensitif
dalam menentukan obesitas sentral (Sunarti dan Maryani, 2013).
Penilaian obesitas sentral dapat dilakukan dengan mengukur
lingkar pinggang atau rasio lingkar pinggang-pinggul. Menurut WHO,
13
pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur titik tengah
antara bagian atas puncak tulang panggul dengan tulang rusuk terakhir,
sedangkan lingkar pinggul diukur pada lingkaran pinggul terbesar
(WHO, 2008). Pengukuran rasio lingkar pinggang-pinggul dihitung
dengan membagi ukuran lingkar pinggang dengan lingkar pinggul
(Sunarti dan Maryani, 2013).
Laki- laki dikatakan mengalami obesitas sentral apabila memiliki
Lingkar Pinggang (LP) > 90 cm dan wanita LP > 80 cm (WHO, 2008).
Selain itu, rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP) yang berisiko terhadap
obesitas sentral ialah RLPP > 0,85 untuk perempuan dan RLPP > 0,90
untuk laki-laki (WHO, 2008). Pengukuran lingkar pinggang dapat
menggambarkan penimbunan lemak dalam tubuh (Sunarti dan Maryani,
2013). Hal ini dikarenakan lingkar pinggang baik pada laki-laki maupun
perempuan berhubungan dengan lemak pada bagian subkutan dan viseral
perut (Power dan Jay, 2008).
3. Dampak Obesitas Sentral
Obesitas sentral dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti
diabetes mellitus tipe 2, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, hipertensi,
kanker, sleep apnea, dan sindrom metabolik (Tchernof dan Despres,
2013). Sindrom metabolik ialah kondisi dimana seseorang mengalami
hipertensi, obesitas sentral, dislipidemia, dan resistensi insulin pada
waktu yang bersamaan (Gibney dkk, 2009). World Health Organization
(WHO) menjelaskan bahwa seseorang mengalami sindrom metabolik
14
apabila memiliki sedikitnya tiga dari lima kriteria dalam NCEP-ATP III
(The National Cholesterol Education Program-Adult Treatment Panel
III), yaitu obesitas sentral, kenaikan kadar trigliserida, penurunan HDL,
kenaikan kadar gula puasa dan kenaikan tekanan darah (Hartono, 2006).
Menurut Gibney dkk (2009), sindrom metabolik merupakan
kelompok faktor risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Pada
penelitian Sunarti dan Maryani (2013), diketahui bahwa ada hubungan
antara rasio lingkar pinggang pinggul dengan kejadian penyakit jantung
koroner
di
RSUD
Kabupaten
Sukkoharjo.
Penelitian
tersebut
menunjukkan bahwa pasien yang memiliki rasio lingkar pinggang
pinggul tidak normal berisiko 1,76 kali menderita penyakit jantung
koroner dibandingkan dengan pasien yang memiliki rasio lingkar
pinggang pinggul normal. Selain itu, lingkar pinggang juga diketahui
memiliki hubungan dengan tekanan darah, baik tekanan darah diastolik
maupun sistolik. Tchernof dan Despres (2013) menjelaskan bahwa
lingkar pinggang merupakan faktor prediktor dari kematian akibat
penyakit kardiovaskular dan serangan jantung.
Obesitas sentral juga dapat menyebabkan resistensi insulin.
Kelebihan jaringan lemak akan menyebabkan terbentuknya asam lemak
tidak diesterifikasi (NEFA), sitokin, plasminogen activator inhibitor
(PAL-1) dan adiponektin. Tingginya kadar NEFA ini akan membebani
otot dan hati dengan lemak sehingga menyebabkan resistensi insulin
(Grundy dkk, 2004). Menurut Grundy dkk (2004), peningkatan resistensi
insulin terjadi bersamaan dengan peningkatan kadar lemak dalam tubuh.
15
Tchernof dan Despres (2013) juga menjelaskan bahwa obesitas
sentral memiliki hubungan dengan kanker. Kanker yang paling banyak
berhubungan dengan obesitas sentral ialah kanker kolorektal atau kanker
yang menyerang usus besar dan rektum, yaitu bagian kecil dari usus
besar sebelum anus. Selain itu, obesitas sentral juga berhubungan dengan
terjadinya obstruktif sleep apnea (OSA). OSA terjadi karena adanya
penumpukkan lemak pada bagian dada atau saluran pernafasan, sehingga
menyebabkan berhentinya aliran udara pada hidung dan mulut walaupun
dengan usaha nafas (Supriyatno dkk, 2005). Menurut Tchernof dan
Despres (2013), OSA dikaitkan dengan penurunan tingkat aktivitas fisik,
kurangnya kualitas tidur dan meningkatnya nafsu makan.
B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas Sentral
Obesitas sentral pada setiap individu disebabkan oleh bayak faktor.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas sentral diantaranya status
ekonomi, status perkawinan, kebiasaan merokok, konsumsi minuman
beralkohol, dan kondisi mental emosional (Sugianti dkk, 2009). Hubungan
antara status ekonomi dengan obesitas sentral terletak pada ketersediaan
dalam membeli dan kemampuan dalam memanfaatkan akses seperti,
transportasi, kecanggihan komunikasi, ketersediaan pangan, dan pendidikan.
Seseorang dengan status ekonomi tinggi memiliki kemudahan dalam akses
sehingga cenderung mendorong untuk kurang dalam melakukan aktivitas
fisik (Sugianti dkk, 2009).
16
Status perkawinan diketahui memiliki hubungan dengan terjadinya
obesitas sentral. Berdasarkan penelitian Sugianti dkk (2009), menunjukkan
bahwa tingginya prevalensi obesitas sentral pada sampel yang bestatus cerai
dikarenakan stres yang dialami ketika bercerai. Seseorang yang telah cerai
mengalami kondisi stres yang dapat menyebabkan gaya hidup yang tidak
baik, seperti konsumsi minuman beralkohol dan makanan tinggi lemak.
Pada penelitian Sugianti dkk (2009) juga diketahui bahwa kebiasaan
merokok memiliki hubungan negatif dengan obesitas sentral, dimana
prevalensi obesitas sentral lebih banyak ditemukan pada sampel yang tidak
merokok. Seseorang yang berhenti merokok akan membuat sensasi makanan
bertambah sehingga menyebabkan berat badan meningkat (Pujiati, 2010).
Selain itu, perokok juga diketahui memiliki rangsangan lapar yang lebih
rendah dibandingkan yang tidak merokok.
Hasil penelitian Romanzini dkk (2011) menunjukkan bahwa seseorang
yang mengkonsumsi alkohol berisiko 2,12 kali mengalami obesitas sentral.
Hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan obesitas sentral
diperkirakan karena kontribusi alkohol terhadap total energi dan pengaruhnya
pada metabolisme energi (Sugianti dkk, 2009). Etil alkohol (etanol)
merupakan zat yang paling banyak dikonsumsi di dunia dan memberikan
jumlah energi yang besar untuk kehidupan organisme (Watson dkk, 2013).
Obesitas sentral juga dapat disebabkan oleh umur, jenis kelamin,
hormon, genetik, ras, stres, asupan gizi, dan aktivitas fisik (Tchernof dan
Despres, 2013). Sebuah penelitian pada manusia menunjukkan bahwa tingkat
dan sekresi hormon pertumbuhan mengalami perubahan pada seseorang yang
17
mengalami obesitas sentral dengan risiko tinggi terhadap penyakit
kardiometabolik (Tchernof dan Despres, 2013). Hal ini disebabkan pada
seseorang yang mengalami obesitas terjadi penurunan pada sekresi hormon
pertumbuhan. Penyebab utama terjadinya gangguang sekresi pada hormon
pertumbuhan ini ialah adanya perubahan pada hipotalamus, fungsi kelenjar
pituitari yang tidak normal, atau adanya gangguan dari sinyal perifer yang
bertindak baik pada hipofisis maupun hipotalamus (Cordido dkk, 2010).
Genetik dapat mempengaruhi tingkat obesitas seseorang (Tchernof dan
Despres, 2013). Jika seseorang berasal dari keluarga yang obesitas sentral,
maka orang tersebut memiliki kemungkinan mengalami obesitas sentral 2-8
kali dibandingkan berasal dari keluraga yang tidak obesitas (Soegih dan
Wiramidhardja, 2009). Selain itu, ras, khusunya warna kulit memiliki
hubungan dengan obesitas sentral. Wanita kulit hitam memiliki risiko lebih
rendah terkena obesitas sentral dibandingkan wanita kulit putih (Despres dkk,
2000). Hal ini dikarenakan, pada wanita kulit hitam memiliki kadar HDL
yang tinggi, trigliserida rendah dan penumpkan lemak viseral yang lebih
sedikit dibandingkan dengan wanita kulit putih.
Obesitas sentral juga diketahui memiliki hubungan dengan vitamin D
dan asupan kalsium. Pada penelitian Lenders dkk (2009) diketahui bahwa
vitamin D berhubungan dengan distribusi lemak tubuh seseorang. Selain itu,
asupan kalsium juga diketahui berhubungan dengan distribusi lemak tubuh
dan dapat menurunkan risiko obesitas (Zemel dkk, 2000).
18
1. Umur
Mahasiswa S1 masuk kedalam kelompok umur dewasa awal.
Dewasa awal ialah seseorang yang memiliki umur 17 – 33 tahun.
Obesitas sentral lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Semakin
meningkatnya umur, maka semakin tinggi risiko terjadinya obesitas
sentral.
Umur merupakan faktor prediksi dari terjadinya obesitas sentral
(Veghari dkk, 2010). Perubahan umur berkaitan dengan peningkatan
dalam distribusi jaringan lemak yang ditandai dengan meningkatknya
ukuran lingkar pinggang seseorang (Tchernof dan Despres, 2013). Selain
itu, perubahan umur juga diketahui memiliki hubungan dengan terjadinya
perubahan dalam komposisi tubuh, dimana pada usia 20-30 tahun terjadi
penurunan pada massa bebas lemak dan peningkatan pada massa lemak.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin dibedakan menjadi 2, yaitu laki-laki dan perempuan.
Pada laki-laki maupun perempuan memiliki distribusi lemak yang
berbeda-beda. Proporsi lemak pada laki-laki banyak terdapat pada bagian
atas tubuh, seperti bagian abdominal atau perut, sedangkan proporsi
lemak pada wanita lebih banyak pada bagian bawah tubuh, seperti pada
pinggang dan panggul (Pujiati, 2010).
Pada pria, total lemak viseral pada umumnya meningkat dengan
total lemak tubuh, sedangkan pada wanita, lemak viseral ini kurang
dipengaruhi oleh jumlah total lemak tubuhnya (Tchernof dan Despres,
2013). Estimasi lemak tubuh viseral yang dimiliki laki-laki ialah 5,23 ±
19
2,39 liter, sedangkan perempuan ialah 3,61 ± 1,91 liter (Tchernof dkk,
2013).
Penelitian Eka dkk (2012) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Sam Ratulangi Angkatan 2011 menunjukkan bahwa 13,5% mahasiswa
dan 4,1% mahasiswi mengalami obesitas sentral. Hasil penelitian Eka
dkk tersebut tidak sejalan dengan penelitian Veghari dan Howel. Pada
penelitian Veghari dkk (2010) terhadap 2471 penduduk dewasa di Iran
bagian utara, diketahui bahwa 57,2% wanita dan 15,8% laki-laki
mengalami obesitas sentral. Selain itu, hasil penelitian Howel (2012)
pada penduduk dewasa usia > 18 tahun dalam survei nasional Inggris
tahun 1993-2008 menunjukkan bahwa 35,7% laki-laki dan 43,9%
perempuan mengalami obesitas sentral. Di Indonesia, prevalensi obesitas
sentral pada usia > 15 tahun juga banyak dialami oleh perempuan, yaitu
sebesar 42,1 %, sedangkan laki-laki sebesar 11,3 % (Balitbangkes, 2013).
3. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik ialah setiap pergerakan tubuh yang ditimbulkan oleh
otot-otot skeletal dan mengakibatkan pengeluaran energi (Gibney dkk,
2008). Berdasarkan International Activity Questionnaire (IPAQ),
aktivitas fisik dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Aktivitas fisik ringan
Aktivitas fisik ringan ialah ketika seseorang memiliki aktivitas fisik
yang tidak termasuk kedalam kategori aktivitas fisik berat atau
20
sedang. Seseorang yang termasuk ke dalam kategori ini juga dapat
dikatakan memiliki aktivitas fisik kurang atau tidak aktif.
b. Aktivitas fisik sedang
Dikatakan aktivitas fisik sedang apabila seseorang melakukan
aktivitas fisik berat 3 hari atau lebih dalam seminggu minimal 20
menit per hari. Selain itu, seseorang dikatakan memiliki aktivitas
fisik sedang apabila melakukan aktivitas fisik sedang atau berjalan
5 hari atau lebih dalam seminggu selama minimal 30 menit per hari
dan dapat pula melakukan kombinasi antara berjalan, aktivitas fisik
sedang dan berat selama 5 hari atau lebih dan memiliki minimal
600 MET (The Metabolic Equivalent of Task) per menit dalam
seminggu. Beberapa jenis aktivitas fisik sedang yang dilakukan
seseorang ialah berjalan cepat, menari, berkebun, melakukan
pekerjaan rumah tangga (seperti menyapu, mengepel), berburu,
melakukan permainan atau olahraga dengan anak, berjalan dengan
hewan peliharaan, melakukan pekerjaan membangun rumah
(seperti mengecat), dan membawa atau memindahkan beban
<20kg.
c. Aktivitas fisik berat
Seseorang dikatakan memiliki aktivitas fisik berat apabila
memenuhi 2 kriteria. Pertama, apabila melakukan aktivitas fisik
berat 3 hari atau lebih dalam seminggu atau memiliki minimal 1500
MET-detik/minggu. Kedua, melakukan kombinasi antara berjalan,
melakukan aktivitas fisik sedang atau berat setiap hari atau minimal
21
memiliki 3000 MET-detik/minggu. Beberapa jenis aktivitas fisik
berat antara lain berlari, mendaki, bersepeda cepat, aerobik,
berenang
cepat,
melakukan
pertandingan
olahraga
(seperti
sepakbola, voli, dan basket), menyekop atau menggali parit, dan
membawa atau memindahkan beban >20 kg (Patterson, 2010;
WHO, 2014).
Aktivitas fisik/ olahraga yang rutin dapat mendorong penurunan
yang cukup besar pada jaringan lemak, bahkan tanpa adanya penurunan
berat badan (Tchernof dan Despres, 2013). Hal ini dikarenakan olahraga
dapat meningkatkan massa jaringan bebas lemak. Ada hubungan antara
aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada orang dewasa, dimana
dihasilkan nilai p<0,05 dan orang yang memiliki aktivitas fisik kurang
berisiko obesitas sentral sebesar 1,2 kali atau OR=1,202 (Pujiati, 2010).
Sedangkan, pada penelitian Sugianti dkk (2009) menunjukkan bahwa ada
hubungan negatif antara aktivitas fisik berat dengan obesitas sentral,
dimana orang yang tidak memiliki aktivitas fisk berat, mengalami
obesitas sentral sebesar 26,4% dan orang yang melakukan aktivitas fisik
berat mengalami obesitas sentral sebesar 18%..
4. Kondisi Mental Emosional
Obesitas sentral berhubungan dengan kondisi mental emosional
seseorang. Pada penelitian Sugianti dkk (2009), diketahui prevalensi
obesitas sentral lebih tinggi pada sampel yang kondisi emosionalnya
terganggu. Dalam penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa sampel
22
dengan kondisi emosional terganggu berisiko 1,135 kali mengalami
obesitas sentral dibandingkan dengan sampel yang tidak memiliki
gangguan mental emosional.
Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan yang
mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yang
dapat berkembang menjadi keadaan patologis (Idaiani dkk, 2009).
Tchernof dan Despres (2013) menjelaskan bahwa seseorang yang
mengalami stres dapat meningkatkan kadar kortisol dan mengaktifkan
saraf simpatik. Peningkatan kortisol ini dapat mempengaruhi kerja otak.
Seseorang yang mengalami stres akan mengirimkan stimulus ke otak dan
kemudian otak mengirimkan sinyal ke tubuh untuk meningkatan nafsu
makan (Purnamasari, 2013). Kombinasi antara peningkatan kortisol dan
asupan makanan inilah yang dapat mempengaruhi distribusi lemak dalam
tubuh seseorang.
5. Asupan Gizi
a. Asupan Energi
Energi merupakan hasil dari metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein (Pujiati, 2010). Manusia membutuhkan energi
untuk
melakukan
metabolisme,
pengaturan
suhu
tubuh,
pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik (Almatsier, 2010).
Seseorang membutuhkan asupan energi dari makanan untuk
menutupi pengeluaran energi yang dilakukannya dalam sehari-hari.
Sumber makanan yang mengandung tinggi energi ialah makanan
23
yang mengandung lemak, seperti minyak, kacang-kacangan dan
biji-bijian. Selain itu, bahan makanan sumber karbohidrat, seperti
padi-padian, umbi-umbian dan gula murni juga merupakan bahan
makanan sumber energi (Almatsier, 2010).
Kebutuhan energi pada setiap orang berbeda-beda. Selain
aktivitas fisik, kebutuhan energi juga dipengaruhi oleh umur dan
jenis kelamin. Di Indonesia, kebutuhan energi total sehari untuk
usia 16-18 tahun pada laki-laki dan perempuan ialah 2675 kkal dan
2125 kkal, sedangkan untuk usia 19-29 tahun pada laki-laki dan
perempuan ialah 2725 kkal dan 2250 kkal (Kemenkes RI, 2013).
Dalam rangka untuk memelihara kesehatan, WHO menganjurkan
rata-rata konsumsi energi makanan sehari ialah 10-20 % berasal
dari protein, 20-30 % dari lemak, dan 50-65 % dari karbohidrat
(Almatsier, 2010).
Seseorang memiliki berat badan yang normal atau ideal
apabila asupan energi yang masuk kedalam tubuh, seimbang
dengan energi yang dikeluarkan. Jika asupan energi melebihi
energi yang dikeluarkan, maka energi tersebut akan diubah menjadi
lemak dan mengakibatkan kelebihan berat badan, kegemukan, atau
obesitas (Almatsier, 2010). Selain itu, kelebihan asupan makanan,
baik karbohidrat, lemak dan protein dengan disertai aktivitas fisik
kurang juga dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas.
Asupan energi yang tinggi berhubungan dengan terjadinya
obesitas sentral. Pada penelitian Bowen dkk (2015) diperoleh nilai
24
p < 0,001, dimana ada hubungan antara asupan energi dengan
obesitas sentral.
Hal ini dikarenakan, sampel yang mengalami
obesitas sentral pada penelitian tersebut memiliki asupan energi
yang tinggi. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian
Jaime dkk (2006), dimana tidak ada hubungan antara asupan energi
dengan obesitas sentral. Pada penelitian tersebut menunjukkan
bahwa sampel yang memiliki asupan tinggi tinggi energi
merupakan sampel yang tidak mengalami obesitas sentral.
b. Asupan Karbohidrat (KH) Sederhana
Karbohidrat memiliki fungsi utama, yaitu sebagai penyedia
energi bagi tubuh (Almatsier, 2010). Dalam tubuh seseorang,
sebagian karbohidrat berada pada sirkulasi darah dalam bentuk
glukosa, sebagian pada hati dan jaringan otot dalam bentuk
glikogen, dan sebagian lagi diubah menjadi lemak untuk disimpan
sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
Karbohidrat dibedakan menjadi dua yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Menurut WHO, 50-65%
konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan 10%
dari karbohidrat sederhana
(Almatsier, 2010). Karbohidrat
sederhana terdiri dari 4 jenis, yaitu monosakarida, disakarida, gula
alkohol, dan oligosakarida.
Asupan karbohidrat yang memiliki risiko lebih tinggi
terhadap obesitas sentral ialah karohidrat sederhana. Salah satu
karbohidrat sederhana, yaitu gula sukrosa, memiliki risiko 4,2 kali
25
lebih tinggi terhadapi obesitas sentral apabila dikonsumsi >50
g/hari (Burhan dkk, 2013). Pada penelitian Harikedua dan Naomi
(2012) menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan
karbohidrat sederhana dengan obesitas sentral, dimana seseorang
yang mengonsumsi karbohidrat sederhana memiliki risiko 2,69 kali
mengalami obesitas sentral. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan
dengan penelitian Khiqmah dan Sulchan (2014), dimana asupan
gula sederhana tidak memiliki hubungan dengan terjadinya
obesitas sentral.
Selain
sebagai
penyedia
energi,
karbohidrat
juga
memberikan rasa manis pada makanan, dimana karbohidrat
sederhana memiliki tingkatan rasa manis yang lebih tinggi
dibandingkan dengan karbohidrat kompleks (Almatsier, 2010).
Makanan manis dapat meningkatkan berat tubuh dan lingkar perut
seseorang, dimana terdapat hubungan antara lingkar perut dengan
makanan manis (Burhan dkk, 2013). Pada penelitian Sugianti dkk
(2009), menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral lebih tinggi
pada sampel yang sering mengkonsumsi makanan manis.
c. Asupan Protein
Fungsi utama protein ialah untuk membangun dan
memelihara sel-sel, serta jaringan tubuh (Almatsier, 2010). Protein
ini merupakan zat gizi yang terbesar kedua yang berada dalam
tubuh setelah air. Angka Kecukupan protein yang dianjurkan untuk
usia 16-18 tahun di Indonesia ialah 66 gram/hari pada laki-laki dan
26
62 gram/hari pada perempuan, sedangkan usia 19-29 tahun ialah 62
gram/hari pada laki-laki dan 56 gram/hari pada perempuan
(Kemenkes RI, 2013). Menurut Balitbangkes (2010), seseorang
mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal apabila
mengkonsumsi protein <80% dari energinya.
Pada penelitian Harikedua dan Naomi menunjukkan bahwa
ada hubungan antara asupan protein dengan obesitas sentral
(p<0,05). Asupan protein yang tinggi memiliki risiko 13,2 kali
mengalami obesitas sentral (Harikedua dan Naomi, 2012).
Sedangkan pada penelitian Merchant, peningkatan asupan protein
memiliki hubungan terbalik dengan obesitas sentral, dimana
apabila asupan protein tinggi, maka obesitas sentral menurun
(Merchant dkk, 2005). Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa
diet tinggi protein lebih baik dibandingkan diet tinggi karbohidrat
karena dapat menurunkan obesitas sentral.
d. Asupan Lemak
Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat,
dimana 1 gram lemak menghasilkan 9 kkalori atau 2½ kali
menghasilkan energi lebih besar daripada karbohidrat dan protein
(Almatsier, 2010). Lemak adalah cadangan energi terbesar tubuh
(Burhan dkk, 2013). Simpanan lemak didalam tubuh berasal dari
asupan lemak yang berlebih atau kombinasi antara zat-zat gizi lain,
seperti karbohidrat, lemak dan protein (Almatsier, 2010).
27
Konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak
merupakan faktor risiko dari obesitas sentral (Burhan dkk, 2013).
Hasil penelitian Pujiati menunjukkan adanya hubungan antara
asupan lemak dengan terjadinya obesitas sentral (Pujiati, 2010).
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Burhan dkk (2013),
dimana ada hubungan antara asupan lemak yang tinggi dengan
obesitas sentral (p<0,05). Pada penelitian Burhan juga diketahui
bahwa responden dengan asupan lemak tinggi memiliki risiko 9,3
kali mengalami obesitas sentral dibandingkan responden dengan
asupan lemak rendah. Sedangkan penelitian Sugianti dkk (2009)
menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada
orang yang mengonsumsi makanan rendah lemak.
Asupan lemak yang tinggi menyebabkan lemak disimpan
dalam tubuh. Dalam tubuh, lemak disimpan pada beberapa tempat,
yaitu 50% lemak dalam jaringan bawah kulit (subkutan), 45%
disekeliling organ dalam rongga perut, dan 5% di jaringan
intramuskuler (Almatsier, 2010). Angka kecukupan lemak yang
dianjurkan untuk usia 19-29 tahun di Indonesia ialah 91 gram/hari
pada laki-laki dan 75 gram/hari pada perempuan (Kemenkes RI,
2013).
e. Asupan Serat
Serat merupakan bagian dari karbohidrat dan masuk
kedalam
jenis
polisakarida
non-pati
(Almatsier,
2010).
Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dapat membantu
28
penurunan berat badan, dimana makanan yang mengandung tinggi
serat ini biasanya mengandung rendah kalori (Pujiati, 2010).
Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dapat
menurunkan risiko obesitas sentral. Serat dapat mempengaruhi
jaringan adiposa perut melalui dampaknya pada sesitivitas insulin,
khusunya serat larut air. Serat larut air ini dapat menumpulkan
respons post-prandial glikemik dan insulinemik di usus kecil yang
berhubungan dengan penurunan tingkat pengembalian rasa lapar
dan asupan energi berikutnya (Koh-Banerjee dkk, 2003). Selain
itu, dalam saluran pencernaan, serat larut air mengikat asam
empedu (produk akhir kolesterol) yang kemudian dikeluarkan
bersama tinja (Burhan dkk, 2013). Berdasarkan hal tersebut,
semakin tinggi konsumsi serat larut air, maka semakin banyak
asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh.
Lembaga
Kanker
Amerika
menganjurkan
untuk
mengkonsumsi serat setiap hari sebanyak 20-30 gram (Almatsier,
2010). Menurut Kemenkes RI (2013), angka kecukupan serat untuk
usia 19-29 tahun di Indonesia ialah 38 gram/hari bagi laki-laki dan
32 gram/hari bagi perempuan. Pada penelitian Harikedua dan
Naomi (2012), dihasilkan p < 0,05 yang menunjukkan bahwa
asupan serat berhubungan dengan obesitas sentral. Sedangkan pada
penelitian Pujiati (2010) menunjukkan p>0,05 yang berarti asupan
serat tidak berhubungan dengan terjadinya obesitas sentral.
29
f. Asupan Vitamin D
Hubungan antara vitamin D dengan obesitas sentral belum
diketahui secara pasti. Akan tetapi, pada penelitian Lenders dkk
(2009), status vitamin D dalam tubuh seseorang berhubungan
dengan distribusi lemak. Kekurangan vitamin D dalam tubuh dapat
mendukung peningkatan jaringan lemak melalui reaksi metabolik,
seperti regulasi hormon paratiroid dan modulasi adipogenesis
(Resenblum dkk, 2012). Pembentukan hormon paratiroid dalam
tubuh akibat kekurangan vitamin D dapat meningkatkan laju
lipogenesis (sintesis lemak). Sedangkan, perubahan morfologi,
perkembangan sel, dan penumpukan lemak dapat terjadi pada saat
proses adipogeesis.
Vitamin D dalam tubuh diperoleh melalui sinar matahari
dan asupan makanan (Almatsier, 2012). Makanan hewani
merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol,
yaitu kuning telur, hati, krim, mentega, dan minyak hati ikan.
Selain itu, vitamin D juga dapat diperoleh melalui suplemen
vitamin D. Akan tetapi, dalam keadaan normal, suplemen vitamin
D ini sebetulnya tidak diperlukan. Angka kecukupan vitamin D
yang dianjurkan di Indonesia untuk usia 19-29 tahun baik pada
laki-laki maupun perempuan ialah 15 mikrogram per hari
(Kemenkes RI, 2013).
30
g. Asupan Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak didalam
tubuh, yaitu 1,5-2% berat badan orang dewasa atau kurang lebih
sebanyak 1 kg (Almatsier, 2010). Di Indonesia, angka kecukupan
kalsium yang dianjurkan untuk usia 19-29 tahun baik laki-laki
mapun perempuan ialah 1100 mg/hari (Kemenkes, 2013). Kalsium
berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik, seperti
tindakan enzim pemecah lemak.
Hubungan antara kalsium dengan obesitas sentral belum
diketahui secara pasti. Akan tetapi, penelitian Zemel dkk (2000)
menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi kalsium dapat
mengurangi risiko obesitas. Pada penelitian Parikh dan Jack (2003)
menunjukkan
bahwa
asupan
kalsium
mempengaruhi
laju
lipogenesis (sintesis lemak) dan lipolisis (pemecahan lemak).
Asupan kalsium yang rendah dapat meningkatkan konsentrasi
hormon kalsitropik (1,25(OH)2 dan hormon paratiroid. Peningkatan
hormon kalsitropik ini dapat meningkatkan laju lipogenesis dan
menghambat lipolisis. Selain itu, kalsium bersama dengan vitamin
D diketahui dapat menekan nafsu makan, memperpanjang jarak
antara waktu makan, dan mengurangi asupan makanan pada hari
berikutnya (Rosenblum dkk, 2012). Pada penelitian tersebut juga
menjelaskan bahwa suplementasi kalsium dan vitamin D dapat
menurunkan lemak viseral dalam tubuh seseorang.
31
C. Kerangka Teori
Kerangka teori ini merupakan adaptasi atau kolaborasi dari hasil-hasil
penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral.
Penggunaan hasil penelitian dalam kerangka teori dikarenakan belum adanya
teori baku tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral.
Kerangka teori penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1. Berikut ini
penjabaran dari penelitian-penelitian yang digunakan untuk kerangka teori:
1. Tchernof dan Despres (2013) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
berhubungan dengan obesitas sentral ialah umur, jenis kelamin, genetik,
ras/ etnisitas, hormon, aktivitas fisik, stres, dan faktor nutrisi.
2. Bowen dkk (2015) menjelaskan bahwa asupan energi, asupan lemak, dan
asupan protein memiliki hubungan dengan obesitas sentral.
3. Harikedua dan Naomi (2012) menjelaskan bahwa asupan gizi yang
berhubungan dengan obesitas sentral ialah asupan karbohidrat sederhana,
asupan protein, asupan lemak, dan asupan serat.
4. Lenders dkk (2009) menjelaskan bahwa vitamin D berhubungan dengan
distribusi lemak tubuh.
5. Zemel dkk (2000) menjelaskan bahwa asupan kalsium berhubungan
dengan distribusi lemak tubuh dan dapat menurunkan risiko obesitas.
6. Sugianti dkk (2009) menjelaskan bahwa faktor- faktor yang berhubungan
dengan obesitas sentral ialah umur, jenis kelamin, status perkawinan,
status ekonomi, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol,
aktivitas fisik, konsumsi serat, konsumsi karbohidrat sederhana,
konsumsi makanan berlemak, dan kondisi mental emosional.
32
Genetik
Aktivitas Fisik
Ketidakseimbangan
Enenrgi
Status Merokok
Status Ekonomi
Status
Asupan Makanan dan Gizi:
 Asupan Energi
 Asupan Karbohidrat Sederhana
 Asupan Protein
 Asupan Lemak
 Asupan Serat
 Asupan Vitamin D
 Asupan Kalsium
 Minuman beralkohol
Penumpukkan Lemak
Penumpukkan Lemak
Subkutan
Viseral
Perkawinan
Stres
Kondisi mental
emosional
Obesitas
Sentral
Faktor lain yang
mempengaruhi distribusi
lemak dalam tubuh ialah
umur, jenis kelamin, ras,
dan hormon
Sumber : Tchernof dan Despres (2013), Bowen dkk (2015), Harikedua dan Naomi (2012), Sugianti dkk (2009), Lenders dkk (2009) dan Zemel dkk (2000)
Bagan 2.1 Kerangka Teori
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep berasal dari adaptasi antara kerangka teori Tchernof dan
Despres (2013), Bowen dkk (2015), Harikedua dan Naomi (2012), Sugianti
dkk (2009), Lenders dkk (2009) dan Zemel dkk (2000). Berikut ini variabel
yang akan diteliti :
Variabel Independen
Variabel
Dependen
Umur
Jenis Kelamin
Kondisi mental emosional
OBESITAS
Aktivitas Fisik
SENTRAL
Asupan Energi
Asupan Karbohidrat
Sederhana
Asupan Protein
Asupan Lemak
Asupan Serat
Asupan Vitamin D
Asupan Kalsium
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
33
34
Berdasarkan bagan kerangka konsep, diketahui bahwa variabel yang
akan diteliti pada penelitian ini, diantaranya:
1. Umur
Variabel umur akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki
hubungan dengan obesitas sentral. Perubahan umur memiliki hubungan
dengan peningkatan dalam distribusi jaringan lemak yang ditandai
dengan meningkatknya ukuran lingkar pinggang.
2. Jenis kelamin
Variabel ini akan diteliti karena laki-laki dan perempuan memiliki
distribusi lemak tubuh yang berbeda. Laki-laki memiliki risiko lebih
tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan perempuan. Hal ini
dikarenakan proporsi lemak pada laki-laki lebih banyak terdapat pada
daerah abdominal atau perut. Selain itu, variabel ini juga digunakan
untuk mengukur aktivitas fisik dan asupan gizi mahasiswa.
3. Aktivitas fisik
Variabel aktivitas fisik akan diteliti karena variabel ini berperan dalam
penurunan atau peningkatan jaringan lemak. Aktivitas fisik diketahui
dapat menurunkan jaringan lemak, bahkan tanpa adanya penurunan berat
badan. Selain itu, seseorang yang memiliki aktivitas fisik kurang
diketahui lebih berisiko mengalami obesitas sentral dibandingkan
seseorang yang memiliki aktivitas fisik berat.
4. Kondisi mental emosional
Variabel kondisi mental emosional akan diteliti karena variabel ini
diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Seseorang dengan
35
kondisi emosional yang terganggu dapat menyebabkan meningkatnya
kadar kortisol dalam tubuh. Peningkatan kadar kortisol dalam tubuh
diketahui dapat meningkatkan nafsu makan seseorang. Selain itu,
seseorang yang memiliki gangguan mental emosional juga diketahui
memiliki
risiko
yang lebih tinggi
mengalami
obesitas
sentral
dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki gangguan mental
emosional.
5. Asupan energi
Variabel asupan energi akan diteliti karena variabel ini diketahui
memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Jika seseorang memiliki
asupan energi yang berlebih, maka kelebihan energi tersebut akan diubah
menjadi lemak dan menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh. Pada
penelitian sebelumnya juga diketahui bahwa seseorang yang mengalami
obesitas sentral ialah seseorang yang memiliki asupan energi yang tinggi
atau berlebih.
6. Asupan karbohidrat sederhana
Variabel asupan karbohidrat sederhana akan diteliti karena variabel ini
diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Karbohidrat
sederhana memiliki rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan
karbohidrat kompleks. Makanan yang manis akan meningkatkan nafsu
makan dan asupan makanan seseorang. Hal inilah yang akan
menyebabkan peningkatan pada berat badan dan lingkar perut seseorang.
36
7. Asupan protein
Variabel asupan protein akan diteliti karena variabel ini diketahui
memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Asupan protein yang tinggi
dapat menyebabkan kegemukan dan obesitas. Kelebihan protein dalam
tubuh akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh. Seseorang
yang memiliki asupan protein tinggi diketahui berisiko mengalami
obesitas sentral.
8. Asupan lemak
Variabel asupan lemak akan diteliti karena variabel ini diketahui
memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Konsumsi makanan yang
mengandung tinggi lemak merupakan faktor risiko dari obesitas sentral.
Asupan lemak yang tinggi menyebabkan lemak disimpan dalam tubuh.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seseorang berisiko lebih tinggi
mengalami obesitas sentral apabila memiliki asupan lemak yang tinggi.
9. Asupan serat
Variabel asupan serat akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki
hubungan
dengan
obesitas
sentral.
Mengkonsumsi
serat
dapat
menurunkan risiko terjadinya obesitas sentral. Serat diketahui memiliki
peran dalam menurunkan tingkat pengembalian rasa lapar. Selain itu,
serat juga dapat membantu dalam mengeluarkan asam empedu (produk
akhir kolesterol) dan lemak dari dalam tubuh. Semakin tinggi asupan
serat, maka semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan
dari dalam tubuh.
37
10. Asupan vitamin D
Variabel ini akan diteliti karena status vitamin D diketahui memiliki
hubungan dengan distribusi lemak tubuh. Kekurangan vitamin D dapat
mendukung peningkatan jaringan lemak. Vitamin D yang rendah dalam
tubuh akan meningkatkan laju lipogenesis (pembentukan lemak) dan
menghambat laju lipolisis (pemecahan lemak).
11. Asupan kalsium
Variabel ini akan diteliti karena asupan kalsium diketahui memiliki
hubungan dengan obesitas sentral. Mengkonsumsi makanan tinggi
kalsium dapat mengurangi risiko obesitas sentral. Selain itu, asupan
kalsium bersama vitamin D diketahui dapat menekan nafsu makan,
memperpanjang jarak antara waktu makan, dan mengurangi asupan
makanan pada hari berikutnya
Berdasarkan kerangka konsep, diketahui bahwa tidak semua faktor
yang terdapat dalam kerangka teori menjadi variabel dalam penelitian ini. Hal
ini berdasarkan asumsi-asumsi, seperti:
1. Variabel status perkawinan, kebiasaan merokok, konsumsi minuman
beralkohol, dan ras/etnisitas
Variabel tersebut tidak diteliti karena karakteristik variabel tersebut pada
responden penelitian ialah sama atau homogen, belum menikah, tidak
merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan termasuk
kedalam ras yang sama, yaitu memiliki warna kulit yang sama, yaitu
sawo matang atau cokelat.
38
2. Variabel status ekonomi
Variabel status ekonomi dapat diukur melalui 3 cara, yaitu pendapatan,
pengeluaran,
dan
kepemilikan
barang
tahan
lama.
Pengukuran
pendapatan memiliki akurasi yang rendah dikarenakan tidak semua orang
bersedia menjawab dengan jujur pendapatan per bulannya. Pengukuran
pengeluaran memiliki akurasi yang cukup baik, tetapi dalam memperoleh
informasinya membutuhkan data rinci tentang berbagai jenis pengeluaran
dan hal ini dapat membingungkan responden. Pengukuran kepemilikan
barang tahan lama lebih mudah ditanyakan dan diobservasi, tetapi
memerlukan perhitungan yang lebih kompleks untuk menyusun satu
indeks kepemilikan.
3. Variabel genetik
Variabel genetik tidak diteliti karena peneliti tidak dapat mengetahui
riwayat keluarganya mengalami obesitas sentral tanpa melakukan
pengukuran, seperti lingkar pinggang ataupun rasio lingkar pinggangpinggul pada orang tua responden.
4. Variabel hormon
Pada variabel hormon juga tidak dilakukan penelitian karena untuk
mengukur variabel tersebut dibutuhkan tes laboratorium.
39
B.
Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No
Variabel
Variabel Dependen
1
Obesitas Sentral
Variabel Independen
2.
Umur
3.
Jenis Kelamin
Definisi
Operasional
Skala
Ukur
Cara Ukur
Alat Ukur
Skor
Ukuran lingkar
pinggang (LP)
mahasiswa Program
Studi Kesehatan
Masyarakat
Angkatan 20122014.
Pengukuran
pada lingkar
pinggang
Pita ukur seca
1. Obesitas sentral, jika LP
> 80 cm pada
perempuan dan LP > 90
cm pada laki-laki
2. Tidak obesitas sentral,
jika LP ≤ 80 cm pada
perempuan dan LP ≤ 90
cm pada laki-laki
(WHO, 2008)
Ordinal
Lamanya waktu
hidup mahasiswa
dalam tahun yang
dimulai sejak
dilahirkan sampai
dengan waktu
penelitian ini
berlangsung.
Karakteristik yang
dimiliki mahasiswa,
terdiri dari laki –
laki dan perempuan
Wawancara
Kuesioner
1. Berisiko (umur ≥ 20
tahun)
2. Tidak berisiko (umur <
20 tahun)
(Tchernof dan Despres,
2013)
Ordinal
Wawancara
Kuesioner
1. laki –laki
2. Perempuan
Nominal
40
4.
Kondisi Mental Keadaan mental
Emosional
emosional
responden dalam
satu bulan terakhir
dari pengukuran.
Wawancara
Kuesioner Self
Reporting
Questionnare (SRQ)
5.
Aktivitas Fisik
Jumlah energi yang
dikeluarkan tubuh
per menit-nya
dalam satu minggu.
Wawancara
Kuesioner IPAQ
(International
Physical Activity
Questionnaire)
6.
Asupan Energi
Wawancara
yang dilakukan
sebanyak 3 kali
dalam 3 hari
yang berbeda
Food Recall 1 x 24
jam
7.
Asupan
Karbohidrat
Sederhana
Jumlah rata-rata
dari asupan energi
pada makanan atau
minuman yang
dikonsumsi
mahasiswa per
harinya
Jumlah rata-rata
dari karbohidrat
sederhana pada
makanan atau
minuman yang
dikonsumsi
mahasiswa per
harinya
Wawancara
yang dilakukan
sebanyak 3 kali
dalam 3 hari
yang berbeda
Food Recall 1 x 24
jam
1. Terganggu, jika
menjawab ya ≥ 6
pertanyaan
2. Normal, jika menjawab
pertanyaan < 6
pertanyaan
(Balitbangkes, 2013)
1. Ringan, jika METsmin/minggu < 600
2. Sedang, jika METsmin/minggu 600 <1500
3. Berat, jika METsmin/minggu ≥1500
(Patterson, 2010)
Jumlah rata-rata asupan
energi dalam kilokalori
(kkal)
Ordinal
Jumlah rata-rata asupan
Karbohidrat
sederhana
dalam gram (gr)
Rasio
Ordinal
Rasio
41
8.
9.
10.
11.
12.
Asupan Protein
Jumlah rata-rata
protein yang
dikonsumsi
mahasiswa per
harinya
Asupan lemak
Jumlah rata-rata
lemak yang
dikonsumsi
mahasiswa per
harinya
Asupan Serat
Jumlah rata-rata
serat yang
dikonsumsi
mahasiswa per
harinya
Asupan Vitamin Jumlah rata-rata
D
vitamin D yang
dikonsumsi
mahasiswa per
harinya
Asupan Kalsium
Jumlah rata-rata
kalsium yang
dikonsumsi
mahasiswa per
harinya
Wawancara
yang dilakukan
sebanyak 3 kali
dalam 3 hari
yang berbeda
Wawancara
yang dilakukan
sebanyak 3 kali
dalam 3 hari
yang berbeda
Wawancara
yang dilakukan
sebanyak 3 kali
dalam 3 hari
yang berbeda
Wawancara
yang dilakukan
sebanyak 3 kali
dalam 3 hari
yang berbeda
Wawancara
yang dilakukan
sebanyak 3 kali
dalam 3 hari
yang berbeda
Food Recall 1 x 24
jam
Jumlah asupan
dalam gram (gr)
protein
Rasio
Food Recall 1 x 24
jam
Jumlah
asupan
dalam gram (gr)
lemak
Rasio
Food Recall 1 x 24
jam
Jumlah asupan serat dalam
gram (gr)
Rasio
Food Recall 1 x 24
jam
Jumlah asupan vitamin D
dalam gram (gr)
Rasio
Food Recall 1 x 24
jam
Jumlah asupan
dalam gram (gr)
Rasio
kalsium
42
C. Hipotesis
1.
Ada hubungan antara umur dengan obesitas sentral pada mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014.
2.
Ada hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
3.
Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
4.
Ada hubungan antara kondisi mental emosional dengan obesitas sentral
pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
5.
Ada hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
6.
Ada hubungan antara asupan karbohidrat sederhana dengan obesitas
sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
7.
Ada hubungan antara asupan protein dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
UIN Syarif
43
8.
Ada hubungan antara asupan lemak dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
9.
Ada hubungan antara asupan serat dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
10. Ada hubungan antara asupan vitamin D dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
11. Ada hubungan antara asupan kalsium dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
UIN Syarif
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain
cross sectional. Desain cross sectional merupakan desain studi penelitian
yang meneliti variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen)
secara bersamaan. Variabel dependen pada penelitian ini ialah obesitas sentral
pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 dan variabel independen pada
penelitian ini ialah umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, kondisi mental
emosional, asupan energi, asupan karbohidrat sederhana, asupan protein,
asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan asupan kalsium.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2015 di
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
C. Populasi & Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini ialah seluruh mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berstatus
44
45
aktif sebagai mahasiswa angkatan masuk 2012-2014 yang diketahui
berjumlah 299 orang.
2. Sampel
Penentuan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
estimasi proporsi pada sampel acak sederhana dengan presisi mutlak dan
rumus besar sampel untuk uji hipotesis beda dua proporsi. Penggunaan
dua rumus ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui proporsi obesitas
sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan hubungan antara obesitas sentral dengan
variabel-variabel independennya (umur, jenis kelamin, aktivitas fisik,
kondisi mental emosional, asupan energi, asupan karbohidrat sederhana,
asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan
asupan kalsium).
Berikut ini rumus estimasi proporsi pada sampel acak sederhana
dengan presisi mutlak dan rumus hipotesis uji beda dua proporsi:
Rumus estimasi proporsi pada sampel acak sederhana dengan presisi
mutlak :
n =
Z2(1-α/2) P (1-P) N
d2 (N-1) + Z2(1-α/2) P(1-P)
Keterangan:
n
: besar sampel minimal
Z(1-α/2)
: Nilai Z pada derajat kepercayaan 95% sehingga Z=1,96
P
: Proporsi kejadian obesitas sentral pada penelitian sebelumnya ialah 41,5 %
(Almajed dkk, 2011)
N
: Jumlah populasi (299 orang)
d
: derajat akurasi atau presisi mutlak (10 %)
46
Rumus Hipotesis Beda Proporsi
+ Z(1-β/2) √
n = {Z(1-α/2)√
}2
(P1-P2)2
Keterangan:
n
: besar sampel minimal
Z(1-α/2)
: Nilai Z pada derajat kepercayaan 95% sehingga Z=1,96
Z(1-β/2)
: Nilai
P1
: Proporsi dari variabel dependen (obesitas sentral) dan variabel independen
Z pada kekuatan uji ( power of test) 80%, Z= 0,84
pada penelitian sebelumnya
P2
: Proporsi dari variabel dependen (obesitas sentral) dan variabel independen
yang diharapkan
P
: (P1+P2)/2
Besar sampel penelitian menggunakan rumus besar sampel
hipotesis beda dua proporsi diperoleh berdasarkan perhitungan pada
masing-masing variabel penelitian. Berikut ini hasil perhitungan besar
sampel berdasarkan rumus hipotesis beda dua proporsi:
Tabel 4.1 Besar Sampel
Variabel
Umur
Jenis Kelamin
Kondisi
Mental
Emosional
Aktivitas fisik
Asupan
Energi
Asupan
Karbohidrat
Sederhana
Asupan
Protein
Asupan
Lemak
Asupan Serat
P1
35,6 %
11%
67,1%
P2
12,8%
31%
21,6%
n
55
64
14
Sumber
(Janssen dkk, 2011)
(Almajed dkk, 2011)
(Purnamasari dkk, 2013)
68,7%
67 %
31,3%
31 %
27
30
(Trisna dan Sudihati, 2009)
(Trisna dan Sudihati, 2009)
76%
54%
73
(Harikedua dan Naomi, 2012)
92 %
48 %
16
(Harikedua dan Naomi, 2012)
83%
37%
17
(Harikedua dan Naomi, 2012)
75%
55%
93
(Harikedua dan Naomi, 2012)
47
Asupan
Vitamin D
Asupan
Kasium
46,3%
15,8%
35
(Tamer dkk, 2012)
77%
52%
57
(Torres dkk, 2010)
Besar sampel penelitian ini berdasarkan rumus estimasi proporsi
pada sampel acak sederhana dengan presisi mutlak ialah 71 orang.
Sedangkan, pada tabel 4.1 menunjukkan hasil perhitungan menggunakan
rumus besar sampel beda dua proporsi menunjukkan variabel asupan
serat memiliki besar sampel terbesar, yaitu 93 orang. Berdasarkan hasil
perhitungan besar sampel menggunakan kedua rumus tersebut, maka
besar sampel yang digunakan ialah besar sampel terbesar, yaitu 93 orang.
Pemilihan sampel dilakukan secara proporsional berdasarkan
angkatan. Jumlah sampel pada tiap angkatan disesuaikan dengan jumlah
populasi mahasiswa seperti pada tabel 4.2. Proses pengambilan sampel
pada setiap angkatan menggunakan metode probability sampling dengan
teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Apabila
terdapat responden yang tidak bersedia, maka akan di drop out dan
dilakukan pengocokan kembali untuk memilih sampel sampai mencapai
jumlah sampel minimal untuk tiap angkatan. Berikut ini pembagian
jumlah sampel per-angkatan masuk mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat :
Tabel 4.2 Pembagian Jumlah Sampel Per Angkatan Masuk Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Angkatan
Jumlah
2012
102/298x93 = 32
2013
92/298x93 = 29
2014
104/298x93 = 32
Total Sampel
93
48
D. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Data primer meliputi lingkar pinggang, umur, jenis
kelamin, aktivitas fisik, kondisi mental emosional, asupan energi, asupan
karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat,
asupan vitamin D, dan asupan kalsium. Sedangkan, data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini ialah jumlah mahasiswa Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2012-2014.
2. Instrumen dan Cara Ukur
Dalam penelitian ini, instrumen dan cara ukur disesuaikan dengan
variabel yang ingin diteliti. Berikut ini instrumen yang digunakan dan
cara pengukurannya pada setiap variabel:
a. Variabel Obesitas Sentral
Pada variabel obesitas sentral dilakukan pengukuran pada
lingkar pinggang responden. Alat ukur yang digunakan ialah pita
ukur seca dengan ketelitian 0,1 cm. Pengukuran pada lingkar
pinggang ini dilakukan sesuai dengan metode pengukuran lingkar
pinggang WHO tahun 2008 dan Kemenkes RI tahun .
Pada pengukuran lingkar pinggang responden laki-laki
dilakukan dengan menggunakan enumerator. Enumerator ini ialah
mahasiswa gizi yang sebelumnya telah diberikan arahan tentang
cara pengukuran lingkar pinggang.
49
Pengukuran lingkar pinggang pada penelitian ini dilakukan
oleh peneliti dengan mengukur lingkar pinggang mahasiswa
sebanyak 3 kali pada waktu yang sama. Pengukuran lingkar
pinggang dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah pertama
ialah menjelaskan tujuan pengukuran lingkar pinggang dan apa saja
tindakan yang akan dilakukan dalam pengukuran. Kedua, meminta
dengan sopan pada responden untuk berdiri tegak, tangan berada
disamping tubuh, kaki di posisikan dekat bersama-sama, dan
bernafas dengan normal. Ketiga, meminta dengan sopan pada
responden untuk membuka pakaian bagian atas atau menyingkap
pakaian bagian atas dan meraba tulang rusuk terakhir/ terletak
paling bawah responden untuk menetapkan titik pengukuran.
Keempat, menetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal
paha/ panggul. Kelima, menetapkan titik tengah antara kedua titik
tersebut dan menandainya dengan alat tulis. Keenam, melakukan
pengukuran lingkar perut dimulai dari titik tengah kemudian sejajar
horizontal melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik
tengah diawal pengukuran. Apabila responden mempunyai perut
yang gendut kebawah, maka pengukuran diambil pada bagian yang
paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi. Langkahlangkah yang dilakukan dalam pengukuran lingkar pinggang pada
penelitian ini dapat dillihat dalam lampiran 7.
50
b. Variabel Umur
Variabel umur pada penelitian ini menggunakan satuan
waktu tahun yang diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner
kepada responden. Umur yang dimaksud dalam penelitian ini ialah
lamanya waktu hidup responden yang dimulai sejak dilahirkan
sampai dengan waktu penelitian ini berlangsung. Dalam penelitian
ini, umur dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu umur berisiko
mengalami obesitas sentral (≥ 20 tahun) dan umur tidak berisiko
mengalami obesitas sentral (< 20 tahun).
c. Variabel Jenis Kelamin
Variabel jenis kelamin ialah karakteristik yang dimiliki
mahasiswa, terdiri dari laki – laki dan perempuan. Variabel ini
diukur melalui wawancara menggunakan kuesioner.
d. Variabel aktivitas fisik
Variabel aktivitas fisik pada penelitian ini menggunakan
kesioner IPAQ Short Forms. Kuesioner IPAQ ini telah valid dan
reliabel untuk mengukur aktivitas fisik seseorang (Lee dkk, 2011).
Skor total aktivitas fisik dilihat dalam MET-menit/minggu.
MET-menit/minggu diperoleh berdasarkan penjumlahan dari
aktivitas fisik berat, aktivitas fisik sedang, dan aktivitas fisik
berjalan. METs ialah hasil perkalian antara kegiatan yang dilakukan
dalam menit. Berdasarkan Patterson (2010), nilai METs untuk
berjalan ialah 3,3; aktivitas sedang 4; dan aktivitas berat 8.
51
Berikut ini cara perhitungan aktivitas fisik menurut
Patterson (2010):

METs menit/minggu berjalan = 3,3 x durasi berjalan/hari
(menit) x frekuensi berjalan/ minggu (hari).

METs menit/minggu aktivitas sedang = 4 x durasi aktivitas
sedang/hari (menit) x frekuensi aktivitas sedang/ minggu
(hari).

METs menit/minggu aktivitas berat = 8 x durasi aktivitas
berat /hari (menit) x frekuensi aktivitas berat / minggu
(hari).

Total METs menit/minggu = METs menit/minggu aktivitas
berjalan + aktivitas sedang + METs menit/minggu aktivitas
berat.
e. Variabel Kondisi Mental Emosional
Variebel kondisi mental emosional pada penelitian ini
diukur dengan cara melakukan wawancara kepada responden
menggunakan Self Reporting Questionnare (SRQ). Kuesioner ini
digunakan pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
untuk menilai gangguan mental emosional sesaat (± 30 hari).
Kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyaan dan dikatakan memiliki
gangguan mental emosional apabila responden menjawab minimal
6 atau lebih jawaban „ya‟.
Kuesioner SRQ-20 ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
mengenai gejala – gejala gangguan mental emosional. Gejala
depresi terdapat pada pertanyaan nomor 6,9,10,14,15,16 dan 17.
Gejala cemas terdapat pada pertanyaan nomor 3, 4, dan 5. Gejala
kognitif terdapat pada nomor 8, 12, dan 13. Gejala somatik terdapat
52
pada pertanyaan nomor 1, 2, 7, dan 19. Gejala penurunan energi
terdapat pada pertanyaan nomor 8, 11, 12, 13, 18, dan 20.
f. Variabel Asupan Gizi
Pada
variabel
asupan
gizi
(asupan
energi,
asupan
karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat,
asupan vitamin D dan asupan kalsium) diperoleh melalui
wawancara menggunakan food recall. Food recall yang digunakan
ialah food recall 1x24 jam yang dilakukan sebanyak 3 kali. Lembar
food recall ini diperoleh dari kuesioner Riskesdas tahun 2010 untuk
konsumsi makan individu dalam 24 jam.
Nilai
variabel
asupan
gizi
(asupan
energi,
asupan
karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat,
asupan vitamin D, dan asupan kalsium) diperoleh dari merataratakan asupan responden yang dikonsumsi dalam sehari pada 3
kali recall asupan makanan.
E. Manajemen Data
Proses manajemen data dalam penelitian ini terdiri dari editing, koding,
entri, koreksi (cleaning). Berikut ini urutan kegiatan dalam manajemen data :
1. Editing
Yaitu proses pemeriksaan seluruh data yang dikumpulkan baik dari
kelengkapan data, keakuratan data, maupun konsistensi data (keserasian
antara jawaban yang satu dengan jawaban lainnya). Dalam penelitian ini,
proses editing dilakukan oleh peneliti di lokasi penelitian. Proses ini
53
dilakukan untuk menghindari adanya data yang hilang atau adanya
pertanyaan yang tidak terjawab oleh responden pada saat penelitian.
2. Koding
Yaitu pemberian kode terhadap data yang dikumpulkan sehingga dapat
mempermudah dalam mengelompokkan data dan pemasukkan data ke
dalam komputer. Pada penelitian ini koding dilakukan setelah proses
editing. Koding pada setiap variabel penelitian ini disesuaikan dengan
definisi operasional penelitian.
3. Entri
Yaitu proses pemasukkan data yang telah terkumpul sesuai dengan kode
yang telah ditentukan untuk masing – masing variabel kedalam tabel atau
master data. Entri data dilakukan peneliti dengan menggunakan software.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan entri data
penelitian.
4. Cleaning
Proses koreksi dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat
mengangu proses pengolahan data selanjutnya. Proses ini dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya kesalahan pada saat proses entri data dengan
cara membuat distribusi frekuensi sehingga diketahui apabila ada
kesalahan dalam entri data.
54
F. Analisa Data
Untuk menentukan hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen penelitian diperlukan proses analisa data. Analisa data dalam
penelitian ini meliputi :
1. Analisa Univariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi, baik variabel
dependen (obesitas sentral) maupun variabel independen (umur, jenis
kelamin, aktivitas fisik, kondisi mental emosional, asupan energi, asupan
karbohidrat sederhana, asupan lemak, asupan serat, asupan vitamin D, dan
asupan kalsium).
2. Analisa Bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
dependen (obesitas sentral) dengan variabel independen (umur, jenis
kelamin, aktivitas fisik, kondisi mental emosional, asupan energi, asupan
karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan
vitamin D, dan asupan kalsium). Uji yang digunakan dalam penelitian ini
ialah uji t-independen dan uji Chi-Square (X2). Uji t-independen
digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel kategorik
(obesitas sentral) dengan variabel numerik (asupan energi, asupan
karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, asupan
vitamin D, dan asupan kalsium).
Uji lain yang digunakan dalam penelitian ini ialah Uji Chi-Square. Uji
ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara variabel dependen
(obesitas sentral) dengan variabel independen (umur, jenis kelamin,
55
kondisi mental emosional, dan aktivitas fisik) yang merupakan variabel
kategorik. Dalam melakukan uji Chi-square, variabel independen
dikatakan memiliki hubungan dengan variabel dependen apabila
dihasilkan nilai Pvalue < 0,05 dan tidak ada hubungan apabila Pvalue
>0,05. Untuk mempermudah dalam menganalisis data menggunakan uji
Chi-square, maka nilai data kedua variabel dapat disajikan dalam bentuk
tabel silang, yaitu :
Tabel 4.3 Analisa Data Menggunakan Uji Chi-Square
Variabel 1
Ya
Tidak
Jumlah
Variabel 2
Jumlah
Ya
Tidak
A
B
A+B
C
D
C+D
A+C B+D
N
BAB V
HASIL
A. Distribusi Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Berikut ini distribusi obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
tahun 2015:
Tabel 5.1 Distribusi Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014
Angkatan
Masuk
2012
2013
2014
Jumlah
Obesitas Sentral
Obesitas
Tidak Obesitas
Sentral
Sentral
n
%
n
%
13
40,6
19
59,4
10
34,5
19
65,5
9
28,1
23
71,9
32
34,4
61
65,6
Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 cukup tinggi. Selain itu, prevalensi obesitas
sentral paling banyak ditemukan pada mahasiswa angkatan masuk 2012.
B. Distribusi Umur pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Berikut ini distribusi umur pada mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
56
57
Tabel 5.2 Distribusi Umur pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Variabel Umur
Jumlah (n) Persentase (%)
Berisiko (≥ 20 tahun)
42
45,2
Tidak Berisiko (< 20 tahun)
51
54,8
93
100,0
Jumlah
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014 memiliki umur yang tidak berisiko mengalami obesitas sentral.
C. Distribusi Jenis Kelamin pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Berikut ini distribusi jenis kelamin pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.3 Distribusi Jenis Kelamin pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014
Variabel Obesitas Sentral Jumlah (n) Persentase (%)
Laki – Laki
14
15,1
Perempuan
79
84,9
93
100,0
Jumlah
Hasil analisis menunjukkan bahwa mahasiswi di Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki.
D. Distribusi Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Berikut ini distribusi aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012 2014:
58
Tabel 5.4 Distribusi Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014
Jenis Kelamin
Aktivitas Fisik
Ringan Sedang
Berat
n %
n %
n %
Laki- Laki
0
0
3 21,4 11 78,6
Perempuan
13 16,5 34 43,0 32 40,5
Laki-laki + Perempuan 13 14,0 37 39,8 43 46,2
Pada hasil analisis diketahui bahwa aktivitas fisik yang paling banyak
dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah aktivitas fisik berat.
Berdasarkan hasil analisis aktivitas fisik menurut jenis kelamin menunjukkan
bahwa aktivitas fisik yang paling banyak dimiliki oleh responden laki-laki
ialah aktivitas fisik berat. Sedangkan, aktivitas fisik yang paling banyak
dimiliki oleh responden perempuan ialah aktivitas fisik sedang.
E. Distribusi Kondisi Mental Emosional pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014
Berikut ini distribusi kondisi mental emosional pada mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.5 Distribusi Kondisi Mental Emosional pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Angkatan Masuk
2012
2013
2014
Jumlah
Kondisi Mental Emosional
Terganggu
Normal
n
%
n
%
8
25,5
24
75
11
37,9
18
62,1
14
43,8
18
56,2
33
35,5
60
64,5
59
Selain distribusi kondisi mental emosional, juga diketahui distibusi
gejala-gejala dari gangguan mental emosional yang dimiliki oleh mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.6 Distribusi Gejala-Gejala Gangguan Mental Emosional pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Gejala Gangguan Mental
Emosional
Gejala Kognitif
Tidak ada gejala kognitif
1 gejala kognitif
2 gejala kognitif
3 gejala kognitif
Gejala Cemas
Tidak ada gejala cemas
1 gejala cemas
2 gejala cemas
3 gejala cemas
Gejala Depresi
Tidak ada gejala depresi
1 gejala depresi
2 gejala depresi
3 gejala depresi
4-7 gejala depresi
Gejala Somatik
Tidak ada gejala somatik
1 gejala somatik
2 gejala somatik
3 gejala somatik
4 gejala somatik
Gejala Penurunan Energi
Tidak ada gejala penurunan
energi
1 gejala penurunan energi
2 gejala penurunan energi
3 gejala penurunan energi
4-6 gejala penurunan energi
Kondisi Mental Emosional
Terganggu
Normal
(n=33)
(n=60)
n
%
n
%
9
13
7
4
18,0
48,1
58,3
100,0
41
14
5
0
2
13
15
3
5,1
50,0
62,5
75,0
37
13
9
1
10
16
3
3
1
17,2
61,5
75,0
75,0
100,0
48
10
1
1
0
2
6
8
12
5
7,7
20,0
50,0
75,0
100,0
24
24
8
4
0
1
4
9
7
12
3,6
14,8
60,0
70,0
92,3
27
23
6
3
1
82,
0
51,
9
41,
7
0,0
94,
9
50,
0
37,
5
25,
0
82,
8
38,
5
25,
0
25,
0
0,0
92,
3
80,
0
Total
n
%
50
27
12
4
10
0
10
0
10
0
10
0
39
26
24
4
58
26
4
4
1
26
30
16
16
5
28
27
15
10
13
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
60
50,
0
25,
0
0,0
96,
4
85,
2
40,
0
30,
0
7,7
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
Pada tabel gejala-gejala gangguan mental emosional mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014, diketahui bahwa gejala yang paling banyak dialami
oleh mahasiswa ialah gejala depresi. Berikut ini distribusi gejala depresi
menurut angkatan masuk pada mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.7 Distribusi Gejala Depresi Menurut Angkatan Masuk pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Angkatan
Masuk
2012
2013
2014
Jumlah
Tidak Ada Gejala
n
%
23
71,9
19
65,5
16
50,0
58
62,4
Gejala Depresi
1 Gejala 2 Gejala
n
%
n
%
6 18,8 2 6,2
7 24,1 2 6,9
13 40,6 0 0,0
26 28,0 4 4,3
3 Gejala
n
%
0 0,0
1 3,4
3 9,4
4 4,3
4-7 Gejala
n
%
1
3,1
0
0,0
0
0,0
1
1,1
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
61
2012-2014 memiliki kondisi mental emosional yang normal. Akan tetapi,
berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa
memiliki gejala gangguan mental emosional. Gejala gangguan mental
emosional yang paling banyak dialami oleh mahasiswa ialah gejala depresi.
Pada hasil analisis, diketahui bahwa gejala depresi paling banyak dialami oleh
mahasiswa angkatan 2014. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa
mahasiswa yang memiliki kondisi mental emosional terganggu ialah
mahasiswa yang memiliki banyak gejala gangguan mental emosional.
F. Distribusi Asupan Energi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Berikut ini distribusi asupan energi pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.8 Distribusi Asupan Energi pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 20122014
Jenis
Kelamin
Laki-Laki
Usia
(tahun)
16-18
19-22
Perempuan
16-18
19-22
Laki-laki +
Perempuan
Mean
2686,3
2296,8
1907,9
2031,0
Asupan Energi (kkal)
SD
Min-Max
95% CI
2686,3
251,5 1821,3-2643,0 2144,8-2448,8
223,5 1420,3-2334,4 1806,2-2009,6
264,9 1663,4-2795,1 1961,4-2100,7
2047,4
283,6
1420,3-2795,1
1989,0-2105,8
Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan energi mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ialah 2047,4 kkal. Hasil analisis asupan energi
berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa asupan energi
mahasiswa laki-laki usia 16-18 tahun melebihi Angka Kecukupan Gizi
62
(AKG) di Indonesia. Selain itu, terdapat pula mahasiswa perempuan baik usia
16-18 tahun maupun usia 19-22 tahun yang memiliki asupan energi melebihi
AKG di Indonesia.
G. Distribusi Asupan Karbohidrat Sederhana pada Mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Berikut ini distribusi asupan karbohidrat sederhana pada mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.9 Distribusi Asupan Karbohidrat Sederhana pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Jenis
Kelamin
Laki-Laki
Usia
(tahun)
16-18
19-22
Perempuan 16-18
19-22
Laki-laki +
Perempuan
Asupan Karbohidrat Sederhana (gram)
Mean
SD
Min-Max
95% CI
70,2
70,2
56,4
11,2
37,0-65,7
46,4-59,9
49,3
14,2
22,8-79,9
42,9-55,8
49,4
16,6
16,6-85,9
45,1-53,8
48,9
15,4
16,6 – 85,9
47,0 – 53,3
Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan karbohidrat
sederhana mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 48,9 gram. Hasil analisis
asupan karbohidrat sederhana berdasarkan umur dan jenis kelamin
menunjukkan bahwa asupan karbohidrat sederhana mahasiswa laki-laki usia
63
16-18 tahun melebihi anjuran asupan karbohidrat sederhana menurut WHO,
yaitu 10% dari total asupan energi. Selain itu, terdapat pula mahasiswa
perempuan baik usia 16-18 tahun maupun usia 19-22 tahun yang memiliki
asupan karbohidrat sederhana melebihi 10% total asupan energi.
H. Distribusi Asupan Protein pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Berikut ini distribusi asupan protein pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.10 Distribusi Asupan Protein pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014
Jenis
Usia
Asupan Protein (gram)
Kelamin (tahun) Mean
SD
Min-Max
95% CI
Laki-Laki
16-18
72,3
72,3
19-22
67,0
9,5
53,1-85,6
61,3-72,8
Perempuan 16-18
56,5
11,0
34,6-76,3
51,5-61,5
19-22
63,0
11,2
44,6-106,0
60,1-65,9
Laki-laki +
62,2
11,3
34,6-106,0
60,0-64,5
Perempuan
Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan protein mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ialah 62,2 gram. Hasil analisis asupan protein
berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan
protein, baik pada mahasiswa laki-laki usia 16-18 tahun maupun usia 19-22
tahun dan perempuan usia 19-22 tahun melebihi Angka Kecukupan Gizi
64
(AKG) di Indonesia. Selain itu, terdapat pula mahasiswa perempuan usia 1618 tahun yang memiliki asupan protein melebihi AKG di Indonesia.
I. Distribusi Asupan Lemak pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Berikut ini distribusi asupan lemak pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.11 Distribusi Asupan Lemak pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014
Jenis
Kelamin
Laki-Laki
Usia
(tahun)
16-18
19-22
Perempuan 16-18
19-22
Laki-laki +
Perempuan
Mean
99,4
81,3
71,6
76,2
76,1
Asupan Lemak (gram)
SD
Min-Max
99,4
11,5
67,1-108,1
8,4
48,7-86,6
12,6
58,6-108,6
74,3-88,2
67,7-75,4
75,5-82,1
12,1
75,2-80,2
48,7-108,6
95% CI
Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan lemak mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ialah 76,1 gram. Hasil analisis asupan lemak
berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan
lemak pada mahasiswa laki-laki usia 16-18 tahun, perempuan usia 16-18
tahun, dan perempuan usia 19-22 tahun melebihi Angka Kecukupan Gizi
(AKG) di Indonesia. Selain itu, terdapat pula mahasiswa laki-laki usia 19-22
tahun yang memiliki asupan lemak melebihi AKG di Indonesia.
J. Distribusi Asupan Serat pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Berikut ini distribusi asupan serat pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
65
Tabel 5.12 Distribusi Asupan Serat pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014
Jenis
Kelamin
Laki-Laki
Usia
(tahun)
16-18
19-22
Perempuan 16-18
19-22
Laki-laki +
Perempuan
Mean
13,0
18,2
13,0
14,1
SD
14,4
3,2
2,8
1,4
3,3
Asupan Serat (gram)
Min-Max
13,0
12,9-21,9
10,5-15,8
4,7-21,3
4,7 – 21,9
95% CI
16,5-19,9
12,3-13,6
13,3-15,0
13,7-15,1
Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan serat mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ialah 14,4 gram. Hasil analisis asupan serat berdasarkan
umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan serat pada
semua mahasiswa lebih rendah atau tidak mencapai Angka Kecukupan Gizi
(AKG) di Indonesia.
K. Distribusi Asupan Vitamin D pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Berikut ini distribusi asupan vitamin D pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.13 Distribusi Asupan Vitamin D pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014
Jenis
Kelamin
Laki-Laki
Usia
(tahun)
16-18
19-22
Perempuan 16-18
19-22
Laki-laki +
Perempuan
Mean
3,8
1,6
1,1
2,1
1,7
Asupan Vitamin D (mikrogram)
SD
Min-Max
95% CI
3,8
1,3
0,1-4,8
0,8-2,3
1,1
0,4-4,0
0,9-1,9
2,4
0,1-15,8
2,0-3,3
2,1
0,1 – 15,8
1,8 – 2,7
Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan vitamin D
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
66
Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 1,7 mikrogram. Hasil analisis asupan
vitamin D berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata
asupan vitamin D pada semua mahasiswa lebih rendah atau belum mencapai
Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Akan tetapi, pada hasil analisis
diketahui bahwa terdapat mahasiswa perempuan usia 19-22 tahun yang
memiliki asupan vitamin D yang melebihi AKG di Indonesia.
L. Distribusi Asupan Kalsium pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Berikut ini distribusi asupan kalsium pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.14 Distribusi Asupan Kalsium pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014
Jenis
Kelamin
Laki-Laki
Usia
(tahun)
16-18
19-22
Perempuan 16-18
19-22
Laki-laki +
Perempuan
Mean
545,8
572,4
522,0
483,3
Asupan Kalsium (miligram)
SD
Min-Max
95% CI
545,8
216,9
349,2-1094,1
441,3-703,5
169,1
248,5-834,1
445,0-599,0
261,3
174,6-1375,4
562,8-631,5
500,2
234,5
174,6 – 1375,4
506,5 – 603,1
Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan kalsium mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ialah 500,2 miligram. Hasil analisis asupan kalsium
berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan
kalsium pada semua mahasiswa lebih rendah atau belum mencapai Angka
Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Akan tetapi, pada hasil analisis diketahui
67
bahwa terdapat mahasiswa perempuan usia 19-22 tahun yang memiliki asupan
kalsium yang melebihi AKG di Indonesia.
M. Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Berikut ini hubungan anatar umur dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.15 Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Umur
Berisiko (≥ 20 tahun)
Tidak Berisiko (< 20 tahun)
Jumlah
Obesitas Sentral
Obesitas
Tidak Obesitas
Sentral
Sentral
n
%
n
%
13 31,0
29
69,0
19 37,3
32
62,7
32 34,4
61
65,6
Total
n
42
51
93
%
100
100
100
Pvalue
0,524
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan
antara umur mahasiswa dengan obesitas sentral.
N. Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
68
Berikut ini hubungan anatar jenis kelamin dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.16 Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Obesitas Sentral
Total
Jenis Kelamin Obesitas Sentral Tidak Obesitas Sentral
Pvalue
n
%
n
%
n %
Laki – Laki
1
7,1
13
92,9
14 100
0,030
Perempuan
31
39,2
48
60,8
79 100
32
34,4
61
65,6
93 100
Jumlah
Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas sentral
menunjukkan bahwa obesitas sentral lebih banyak ditemukan pada
mahasiswi. Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui terdapat hubungan antara
jenis kelamin dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
O. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Berikut ini hubungan anatar aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.17 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Aktivitas
Fisik
Ringan
Sedang
Obesitas Sentral
Obesitas
Tidak Obesitas
Sentral
Sentral
n
%
n
%
8
61,5
5
38,5
22
59,5
15
40,5
Total
n %
13 100
37 100
Pvalue
0,000
69
Berat
Jumlah
2
32
4,7
34,4
41
61
95,3
65,6
43
93 100
Hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral
menunjukkan bahwa obesitas sentral sentral lebih banyak ditemukan pada
mahasiswa yang memiliki aktivitas fisik sedang dan ringan. Selain itu, pada
hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik
dengan obesitas sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
P. Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Berikut ini hubungan antara kondisi mental emosional dengan obesitas
sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.18 Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas
Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Kondisi Mental
Emosional
Terganggu
Normal
Jumlah
Obesitas Sentral
Obesitas
Tidak Obesitas
Sentral
Sentral
n
%
n
%
11
33,3
22
66,7
21
35,0
39
65,0
32
34,4
61
65,6
Total
n %
33 100
60 100
93 100
Pvalue
1,000
Hasil analisis hubungan antara kondisi mental emosional dengan
obesitas sentral menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki kondisi
mental emosional terganggu lebih banyak ditemukan pada mahasiswa yang
tidak mengalami obesitas sentral Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui
bahwa tidak terdapat hubungan antara kondisi emosional dengan obesitas
70
sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
Q. Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Berikut ini hubungan anatar asupan energi dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.19 Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Variabel Obesitas Sentral
Obesitas Sentral
Tidak Obesitas Sentral
Jumlah (n)
32
61
Persentase (%)
34,4
65,6
P value
0,000
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan
antara asupan energi dengan obesitas sentral.
R. Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral
pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Berikut ini hubungan anatar asupan karbohidrat sederhana dengan
obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.20 Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas
Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Variabel Obesitas Sentral
Obesitas Sentral
Tidak Obesitas Sentral
Jumlah (n)
32
61
Persentase (%)
34,4
65,6
P value
0,000
71
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan
antara asupan karbohidrat sederhana dengan obesitas sentral.
S. Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Berikut ini hubungan anatar asupan protein dengan obesitas sentral
pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.21 Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Variabel Obesitas Sentral
Obesitas Sentral
Tidak Obesitas Sentral
Jumlah (n)
32
61
Mean
68,2
59,1
P value
0,000
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata asupan protein
mahasiswa yang mengalami obesitas sentral lebih tinggi dibandingkan
dengan mahasiswa yang tidak obesitas sentral. Berdasarkan hasil uji statistik
juga
diketahui bahwa terdapat hubungan antara asupan protein dengan
obesitas sentral.
T. Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Berikut ini hubungan antar asupan lemak dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.22 Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Variabel Obesitas Sentral
Jumlah (n)
Persentase (%)
P value
72
Obesitas Sentral
Tidak Obesitas Sentral
32
61
34,4
65,6
0,000
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan asupan
lemak mahasiswa yang mengalami obesitas sentral dengan mahasiwa yang
tidak mengalami obesitas sentral. Berdasarkan hasil uji statistik juga
diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan lemak
mahasiswa yang obesitas sentral dengan tidak obesitas sentral.
U. Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Berikut ini hubungan anatar asupan serat dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.23 Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Variabel Obesitas Sentral
Obesitas Sentral
Tidak Obesitas Sentral
Jumlah (n)
32
61
Persentase (%)
34,4
65,6
P value
0,000
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan
antara asupan serat mahasiswa dengan obesitas sentral.
V. Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Berikut ini hubungan anatar asupan vitamin D dengan obesitas sentral
pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014:
73
Tabel 5.24 Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Variabel Obesitas Sentral
Obesitas Sentral
Tidak Obesitas Sentral
Jumlah (n)
32
61
Persentase (%)
34,4
65,6
P value
0,206
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan
antara asupan vitamin D mahasiswa dengan obesitas sentral.
W. Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Berikut ini hubungan antar asupan kalsium dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014:
Tabel 5.25 Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Variabel Obesitas Sentral
Obesitas Sentral
Tidak Obesitas Sentral
Jumlah (n)
32
61
Mean
644,3
507,8
P value
0,017
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara asupan kalsium dengan obesitas sentral. Akan tetapi, hasil
analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata asupan kalsium mahasiswa
yang mengalami obesitas sentral lebih tinggi dibandingkan dengan
mahasiswa yang tidak obesitas sentral.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa keterbatasan yang
dimiliki peneliti pada saat melakukan penelitian. Berikut ini keterbatasanketerbatasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Obesitas
sentral
yang
berisiko
terhadap
penyakit
degeneratif
diakibatkan oleh jumlah lemak berlebih pada jaringan lemak viseral
perut. Pada variabel obesitas sentral ini, peneliti melakukan pengukuran
lingkar pinggang, dimana pengukuran lingkar pinggang ini tidak dapat
membedakan kelebihan lemak pada subkutan dan viseral. Akan tetapi
WHO dan Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa pengukuran
lingkar pinggang ini merupakan salah satu alat ukur yang dapat
digunakan untuk menilai obesitas sentral pada seseorang.
2. Pada variabel kondisi mental emosional, peneliti menggunakan
kuesioner SRQ (Self Reported Questionner) untuk melihat apakah
responden memiliki kondisi mental emosional terganggu. Menurut
Torres dan Caryl (2007), stress dapat menyebabkan terjadinya
gangguan mental emosional dan tingginya kadar kortisol pada saat
seseorang mengalami stress yang dapat menyebabkan obesitas sentral
melalui peningkatan asupan makanan. Oleh karena itu, pengukuran
kadar
kortisol
dibandingkan
dalam
tubuh
menggunakan
74
seseorang
lebih
kuesioner
SRQ.
baik
dilakukan
Akan
tetapi,
75
dalam pelaksanaannya pengukuran kadar kortisol ini membutuhkan
waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih mahal.
3. Pada variabel asupan vitamin D, peneliti hanya mengukur dari asupan
makanan saja, sedangkan vitamin D ini juga dapat diperoleh dari sinar
matahari. Selain itu, pengukuran vitamin D juga lebih baik apabila
mengukur status vitamin dalam darah, dimana dalam pelaksanaanya
membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang mahal.
B. Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Pada hasil analisis univariat menunjukkan bahwa prevalensi obesitas
sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 cukup tinggi, dimana prevalensi
obesitas sentral ialah 34,4 %. Selain itu, prevalensi obesitas sentral paling
banyak ditemukan pada mahasiswa angkatan masuk 2012.
Pada penelitian Victor dkk (2013) terhadap mahasiswa Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Tamale, Ghana menunjukkan bahwa
10,8% mahasiswa mengalami obesitas sentral. Hasil tersebut menjelaskan
bahwa prevalensi obesitas sentral pada penelitian ini lebih besar dibandingkan
dengan penelitian Victor dkk. Selain itu, pada penelitian Almajed dkk (2011)
diketahui bahwa 41,5% mahasiswa di Kuwait mengalami obesitas sentral.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral pada
penelitian Almajed dkk lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian ini.
Obesitas sentral dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti
diabetes mellitus tipe 2, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, hipertensi,
76
kanker, sleep apnea, dan sindrom metabolik (Tchernof dan Despres, 2013).
Sindrom metabolik ialah kondisi dimana seseorang mengalami hipertensi,
obesitas sentral, dislipidemia, dan resistensi insulin pada waktu yang
bersamaan (Gibney dkk, 2009). Sindrom metabolik merupakan kelompok
faktor risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Selain itu, lingkar
pinggang juga diketahui memiliki hubungan dengan tekanan darah, baik
tekanan darah diastolik maupun sistolik. Tchernof dan Despres (2013)
menjelaskan bahwa lingkar pinggang merupakan faktor prediktor dari
kematian akibat penyakit kardiovaskular dan serangan jantung.
Obesitas sentral juga dapat menyebabkan resistensi insulin. Kelebihan
jaringan lemak akan menyebabkan terbentuknya asam lemak tidak
diesterifikasi (NEFA), sitokin, plasminogen activator inhibitor (PAL-1) dan
adiponektin. Tingginya kadar NEFA ini akan membebani otot dan hati
dengan lemak sehingga menyebabkan resistensi insulin (Grundy dkk, 2004).
Peningkatan resistensi insulin terjadi bersamaan dengan peningkatan kadar
lemak dalam tubuh.
Tchernof dan Despres (2013) juga menjelaskan bahwa obesitas sentral
memiliki hubungan dengan kanker. Kanker yang paling banyak berhubungan
dengan obesitas sentral ialah kanker kolorektal atau kanker yang menyerang
usus besar dan rektum, yaitu bagian kecil dari usus besar sebelum anus.
Selain itu, obesitas sentral juga berhubungan dengan terjadinya obstruktif
sleep apnea (OSA). OSA terjadi karena adanya penumpukkan lemak pada
bagian dada atau saluran pernafasan, sehingga menyebabkan berhentinya
aliran udara pada hidung dan mulut walaupun dengan usaha nafas
77
(Supriyatno dkk, 2005). Menurut Tchernof dan Despres (2013), OSA
dikaitkan dengan penurunan tingkat aktivitas fisik, kurangnya kualitas tidur
dan meningkatnya nafsu makan.
C. Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Mahasiswa S1 masuk kedalam kelompok umur dewasa awal. Dewasa
awal ialah seseorang yang memiliki umur 17 – 33 tahun. Obesitas sentral
lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Semakin meningkatnya umur, maka
semakin tinggi risiko terjadinya obesitas sentral. Umur merupakan faktor
prediksi dari terjadinya obesitas sentral (Veghari dkk, 2010). Perubahan umur
berkaitan dengan peningkatan dalam distribusi jaringan lemak yang ditandai
dengan meningkatknya ukuran lingkar pinggang seseorang (Tchernof dan
Despres, 2013). Selain itu, perubahan umur juga diketahui memiliki
hubungan dengan terjadinya perubahan dalam komposisi tubuh, dimana pada
usia 20-30 tahun terjadi penurunan pada massa bebas lemak dan peningkatan
pada massa lemak.
Pada analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 memiliki umur yang tidak berisiko (<20 tahun)
mengalami obesitas sentral. Berdasarkan hasil uji analisis, menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara obesitas sentral dengan mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014. Hal ini dikarenakan pada hasil analisis diketahui bahwa
78
mahasiswa yang mengalami obesitas sentral ialah mahasiswa yang memiliki
usia yang tidak berisiko (<20 tahun) mengalami obesitas sentral.
D. Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Pada analisis univariat diketahui bahwa mahasiswa berjenis kelamin
perempuan di Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa
berjenis kelamin laki-laki. Pada uji statistik diperoleh nilai p = 0,030, dimana
terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014. Selain itu, pada analisis juga diperoleh nilai
OR=0,119, dimana laki-laki memiliki risiko sebesar 0,119 kali mengalami
obesitas sentral dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki dan perempuan
memiliki distribusi lemak yang berbeda-beda. Proporsi lemak pada laki-laki
lebih banyak terdapat pada bagian atas tubuh, seperti bagian abdominal atau
perut, sedangkan proporsi lemak pada wanita lebih banyak pada bagian
bawah tubuh, seperti pada pinggang dan panggul (Pujiati, 2010).
Pada hasil penelitian juga diketahui bahwa obesitas sentral lebih banyak
ditemukan pada responden perempuan dibandingkan responden laki-laki. Hal
ini dikarenakan responden perempuan memiliki aktivitas fisik yang lebih
rendah dibandingkan dengan responden laki-laki. Selain itu, perempuan
diketahui memiliki simpanan lemak dalam tubuh yang lebih besar
dibandingkan laki-laki (Pujiati, 2010). Perempuan juga memiliki lingkar
pinggang yang lebih besar, dimana perempuan memiliki rata-rata 1,8 kg
79
lemak subkutan perut yang lebih besar dibandingkan laki-laki (Power dan
Jay, 2008). Faktor lain, seperti hormon estrogen dan kurangnya aktivitas fisik
juga memiliki peran dalam terjadinya obesitas sentral pada perempuan
(Pujiati, 2010).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Veghari dan Howel. Pada
penelitian Veghari dkk (2010) terhadap 2471 penduduk dewasa di Iran bagian
utara, diketahui bahwa 57,2% wanita dan 15,8% laki-laki mengalami obesitas
sentral. Hasil penelitian Howel (2012) pada penduduk dewasa usia > 18 tahun
dalam survei nasional Inggris tahun 1993-2008 juga menunjukkan bahwa
35,7% laki-laki dan 43,9% perempuan mengalami obesitas sentral. Selain itu,
prevalensi obesitas sentral di Indonesia pada usia > 15 tahun juga lebih
banyak dialami oleh perempuan, yaitu sebesar 42,1 %, sedangkan laki-laki
sebesar 11,3 % (Balitbangkes, 2013). Hasil penelitian Eka dkk (2012)
diketahui tidak sejalan, baik dengan hasil penelitian ini, maupun hasil
penelitian Veghari dan Howel. Hal ini dikarenakan pada penelitian Eka dkk
(2012) terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi Angkatan
2011, menunjukkan bahwa 13,5% mahasiswa dan 4,1% mahasiswi
mengalami obesitas sentral.
E. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Pada hasil analisis diketahui bahwa aktivitas fisik yang paling banyak
dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah aktivitas fisik berat.
Berdasarkan hasil analisis aktivitas fisik menurut jenis kelamin menunjukkan
80
bahwa aktivitas fisik yang paling banyak dimiliki oleh mahasiswa ialah
aktivitas fisik berat. Sedangkan, aktivitas fisik yang paling banyak dimiliki
oleh mahasiswi ialah aktivitas fisik sedang. Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh nilai p = 0,000, dimana terdapat hubungan antara aktivitas fisik
dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pujiati (2010), dimana
terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada orang
dewasa. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa orang yang memiliki
aktivitas fisik kurang berisiko mengalami obesitas sentral sebesar 1,2 kali
atau OR=1,202. Selain itu, pada penelitian Sugianti dkk (2009) juga
menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara aktivitas fisik berat dengan
obesitas sentral, dimana orang yang tidak memiliki aktivitas fisk berat,
mengalami obesitas sentral sebesar 26,4% dan orang yang melakukan
aktivitas fisik berat, mengalami obesitas sentral sebesar 18%.
Aktivitas fisik ialah setiap pergerakan tubuh yang ditimbulkan oleh
otot-otot skeletal dan mengakibatkan pengeluaran energi (Gibney dkk, 2008).
Aktivitas fisik/ olahraga yang rutin dapat mendorong penurunan yang cukup
besar pada jaringan lemak, bahkan tanpa adanya penurunan berat badan
(Tchernof dan Despres, 2013). Hal ini dikarenakan olahraga dapat
meningkatkan masa jaringan bebas lemak.
Dalam rangka mencegah peningkatan berat badan dan penumpukan
lemak pada orang dewasa, ACSM (The American College of Sports
Medicine)/ AHA (The American Heart Association) merekomendasikan
81
untuk melakukan aktivitas fisik berupa senam aerobik dengan intensitas
sedang sebanyak 5 kali dalam seminggu selama 30 menit atau senam aerobik
dengan intesitas berat sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 20 menit
(Haskell dkk, 2007). Selain itu, anjuran aktivitas fisik berat dan sedang untuk
orang dewasa juga dapat berupa jalan cepat sebanyak 2 kali dalam seminggu
selama 30 menit dan kemudian melakukan jogging selama 20 menit pada 2
hari lainnya.
F.
Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Gangguan
mental
emosional
merupakan
suatu
keadaan
yang
mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yang dapat
berkembang menjadi keadaan patologis apabila terjadi secara terus menerus
(Idaiani dkk, 2009). Pada analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 memiliki kondisi mental emosional yang
normal. Akan tetapi, berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sebagian
besar mahasiswa memiliki gejala gangguan mental emosional.
Pada hasil analisis hubungan antara kondisi mental emosional dengan
obesitas sentral menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki kondisi
mental emosional terganggu lebih banyak ditemukan pada mahasiswa yang
tidak mengalami obesitas sentral. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
nilai p = 1,000, dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
kondisi mental emosional dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program
82
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
2012-2014.
Pada hasil analisis juga diketahui bahwa gejala gangguan mental
emosional yang paling banyak dialami oleh mahasiswa ialah gejala depresi.
Pada hasil analisis, diketahui bahwa gejala depresi paling banyak dialami oleh
mahasiswa angkatan 2014. Pada hasil analisis juga diketahui bahwa
mahasiswa yang memiliki kondisi mental emosional terganggu ialah
mahasiswa yang memiliki banyak gejala gangguan mental emosional. Stress
merupakan akumulasi dari berbagai gejala gangguan mental emosional
(Idaiani dkk, 2009). Stress diketahui berhubungan dengan obesitas sentral
karena stress dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang.
Hubungan kebiasaan makan seseorang dengan stress dipengaruhi oleh
jenis stress. Apabila seseorang mengalami stress akut, maka akan terjadi
perubahan psikologi pada orang tersebut, dimana hal ini dapat menurunkan
asupan makanannya dalam jangka pendek. Sedangkan apabila seseorang
mengalami stress kronis, maka akan menimbulkan respon pada kelenjar
pituitari untuk meningkatkan produksi kortisol (Torres dan Caryl, 2007).
Peningkatan kortisol ini dapat mempengaruhi kerja otak, dimana seseorang
yang mengalami stres akan mengirimkan stimulus ke otak dan kemudian otak
mengirimkan sinyal ke tubuh untuk meningkatan nafsu makan (Tchernof dan
Despres, 2013). Kombinasi antara peningkatan kortisol dan asupan makanan
inilah yang dapat mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh seseorang.
83
G.
Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014
Energi merupakan hasil dari metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein (Pujiati, 2010). Manusia membutuhkan energi untuk melakukan
metabolisme, pengaturan suhu tubuh, pertumbuhan dan melakukan aktivitas
fisik (Almatsier, 2010). Seseorang membutuhkan asupan energi dari makanan
untuk menutupi pengeluaran energi yang dilakukannya dalam sehari-hari.
Sumber makanan yang mengandung tinggi energi ialah makanan yang
mengandung lemak, seperti minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Selain
itu, bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian
dan gula murni juga merupakan bahan makanan sumber energi (Almatsier,
2010).
Kebutuhan energi pada setiap orang berbeda-beda. Selain aktivitas fisik,
kebutuhan energi juga dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Pada hasil
analisis diketahui bahwa rata-rata asupan energi mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
ialah 2047,4 kkal. Hasil analisis asupan energi berdasarkan umur dan jenis
kelamin menunjukkan bahwa asupan energi mahasiswa laki-laki usia 16-18
tahun melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Selain itu,
terdapat pula mahasiswa perempuan baik usia 16-18 tahun maupun usia 1922 tahun yang memiliki asupan energi melebihi AKG di Indonesia. Di
Indonesia, kebutuhan energi total sehari untuk usia 16-18 tahun pada laki-laki
dan perempuan ialah 2675 kkal dan 2125 kkal, sedangkan untuk usia 19-29
84
tahun pada laki-laki dan perempuan ialah 2725 kkal dan 2250 kkal
(Kemenkes RI, 2013).
Pada penelitian ini, asupan energi diperoleh dari makanan yang
mengandung sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Hal ini dibuktikan oleh
hasil uji korelasi yang menunjukkan bahwa adanya hubungan yang kuat dan
berpola positif antara asupan energi dengan asupan karbohidrat, protein, dan
lemak. Hubungan tersebut berarti semakin tinggi asupan energi, maka
semakin tinggi asupan karbohidrat, protein, dan lemak.
Berdasarkan hasil uji Mann-Whiney juga diketahui bahwa terdapat
hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Bowen dkk (2015), dimana ada hubungan antara
asupan energi dengan obesitas sentral. Dalam penelitian Bowen dkk,
diketahui bahwa sampel yang mengalami obesitas sentral pada penelitian
tersebut memiliki asupan energi yang tinggi. Akan tetapi, hasil penelitian
tersebut berbeda dengan penelitian Jaime dkk (2006), dimana tidak ada
hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral. Dalam penelitian
Jaime dkk menunjukkan bahwa sampel yang memiliki asupan tinggi energi
ialah sampel yang tidak mengalami obesitas sentral.
Pada hasil analisis juga diketahui bahwa dari 32 mahasiwa yang
mengalami obesitas sentral terdapat 19 mahasiswa memiliki asupan energi
berlebih. Rata-rata asupan energi berlebih yang dimiliki oleh mahasiswa ialah
162,15 kkal/ hari. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menganjurkan
kepada mahasiwa yang mengalami obesitas sentral untuk mengurangi 1 ¼
centong nasi per hari atau setara dengan 125 gram nasi.
85
Seseorang memiliki berat badan yang normal atau ideal apabila asupan
energi yang masuk kedalam tubuh, seimbang dengan energi yang
dikeluarkan. Jika asupan energi melebihi energi yang dikeluarkan, maka
energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan mengakibatkan kelebihan
berat badan, kegemukan, atau obesitas (Almatsier, 2010). Selain itu,
kelebihan asupan makanan, baik karbohidrat, lemak dan protein dengan
disertai aktivitas fisik kurang juga dapat menyebabkan seseorang mengalami
obesitas.
H.
Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana dengan Obesitas Sentral
pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Pada penelitian ini, diketahui bahwa rata-rata asupan karbohidrat
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan 2012-2014 ialah
271,8 gram. Hasil analisis antara asupan karbohidrat menurut jenis kelamin
dan umur menunjukkan bahwa hampir seluruh mahasiswa memiliki rata-rata
asupan karbohidrat yang tidak melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) di
Indonesia, dan hanya mahasiswa laki-laki umur 16-18 tahun yang memiliki
rata-rata asupan karbohidrat melebihi AKG.
Karbohidrat memiliki fungsi utama, yaitu sebagai penyedia energi bagi
tubuh (Almatsier, 2010). Dalam tubuh seseorang, sebagian karbohidrat berada
pada sirkulasi darah dalam bentuk glukosa, sebagian pada hati dan jaringan
otot dalam bentuk glikogen, dan sebagian lagi diubah menjadi lemak untuk
disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak (Almatsier, 2010).
Karbohidrat dibedakan menjadi dua yaitu karbohidrat sederhana dan
86
karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri dari 4 jenis, yaitu
monosakarida, disakarida, gula alkohol, dan oligosakarida.
Pada hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
kuat dan berpola positif antara asupan energi dengan asupan karbohidrat
sederhana pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidyatullah Jakarta Angkatan 2012-2014. Hubungan ini berarti semakin
tinggi asupan energi, maka semakin tinggi asupan karbohidrat sederhana.
Selain itu, berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa asupan karbohidrat
sederhana mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidyatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 tinggi apabila dibandingkan dengan
Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia.
Asupan karbohidrat sederhana diketahui memiliki risiko lebih tinggi
terhadap terjadinya obesitas sentral. Pada penelitian Harikedua dan Naomi
(2012) menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan karbohidrat
sederhana dengan obesitas sentral, dimana seseorang yang mengonsumsi
karbohidrat sederhana memiliki risiko 2,69 kali mengalami obesitas sentral.
Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian Khiqmah dan
Sulchan (2014), dimana asupan gula sederhana tidak memiliki hubungan
dengan terjadinya obesitas sentral.
Salah satu karbohidrat sederhana, yaitu gula sukrosa, memiliki risiko
4,2 kali lebih tinggi terhadapi obesitas sentral apabila dikonsumsi >50 g/hari
(Burhan dkk, 2013). Asupan karbohidrat yang dimaksud dalam penelitian ini
ialah asupan sukrosa. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa asupan
karbohidrat sederhana mahasiswa usia 16-18 tahun melebihi 10% total asupan
87
energi pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Selain itu, terdapat
pula mahasiswi baik usia 16-18 tahun maupun usia 19-22 tahun yang
memiliki asupan karbohidrat sederhana melebihi 10% total asupan energi
pada AKG di Indonesia.
Menurut WHO, 50-65% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat
kompleks dan 10% dari karbohidrat sederhana (Almatsier, 2010).
Berdasarkan hal tersebut, maka kebutuhan asupan karbohidrat sederhana pada
penelitian ini diperoleh dari 10% total asupan energi pada Angka Kecukupan
Gizi (AKG) Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, yaitu
66,875 gram/hari bagi laki – laki usia 16-18 tahun, 68,125 gram/hari bagi
laki-laki usia 19-29 tahun, 53,125 gram bagi perempuan usia 16-18 tahun,
dan 56,25 gram bagi pada perempuan usia 19-29 tahun. Selain itu, pada
pedoman gizi seimbang, Departemen Kesehatan Republik Indonesia juga
menganjurkan mengonsumsi gula maksimal 4 sendok makan per hari bagi
masyarakat Indonesia (Kemenkes RI, 2015).
Pada hasil analisis juga diketahui bahwa dari 32 mahasiwa yang
mengalami obesitas sentral terdapat 29 mahasiswa memiliki asupan
karbohidrat sederhana berlebih. Rata-rata asupan karbohidrat sederhana
berlebih mahasiswa ialah 11,6 gram. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
menganjurkan kepada mahasiswa mengalami obesitas sentral untuk
mengurangi 1 sendok makan gula pasir atau setara dengan 13 gram gula pasir.
Selain sebagai penyedia energi, karbohidrat juga memberikan rasa
manis pada makanan, dimana karbohidrat sederhana memiliki tingkatan rasa
manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat kompleks
88
(Almatsier, 2010). Pada hasil uji Mann-Whiney juga didapatkan nilai p =
0,000, dimana terdapat hubungan antara asupan karbohidrat sederhana
dengan obesitas sentral. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Sugianti dkk (2009), dimana prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada
sampel yang sering mengkonsumsi makanan manis. Makanan manis dapat
meningkatkan berat tubuh dan lingkar perut seseorang, dimana terdapat
hubungan antara lingkar perut dengan makanan manis (Burhan dkk, 2013).
I. Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan protein mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ialah 62,2 gram. Hasil analisis asupan protein
berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan
protein, baik pada mahasiswa laki-laki usia 16-18 tahun maupun usia 19-22
tahun dan perempuan usia 19-22 tahun melebihi Angka Kecukupan Gizi
(AKG) di Indonesia. Selain itu, terdapat pula mahasiswa perempuan usia 1618 tahun yang memiliki asupan protein melebihi AKG di Indonesia. Angka
Kecukupan Gizi untuk protein yang dianjurkan di Indonesia untuk usia 16-18
tahun ialah 66 gram/hari pada laki-laki dan 59 gram/hari pada perempuan,
sedangkan usia 19-29 tahun ialah 62 gram/hari pada laki-laki dan 56
gram/hari pada perempuan (Kemenkes RI, 2013).
Fungsi utama protein ialah untuk membangun dan memelihara sel-sel,
serta jaringan tubuh (Almatsier, 2010). Protein ini merupakan zat gizi yang
terbesar kedua yang berada dalam tubuh setelah air. Asupan protein yang
89
tinggi dapat menyebabkan kegemukan dan obesitas (Atmasier, 2010). Dalam
keadaan berlebihan, protein akan diubah menjadi lemak dan disimpan di
dalam tubuh. Dalam pedoman gizi seimbang, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia menganjurkan untuk mengonsumsi protein hewani (ikan,
daging, ayam, telur, keju, dll) dan protein nabati (sayur-sayuran, kacangkacangan, tahu, tempe, dll) sebanyak 3 – 4 porsi per hari (Kemenkes RI,
2015).
Pada hasil penelitian diketahui bahwa mahasiswa yang mengalami
obesitas sentral memiliki rata-rata asupan protein yang lebih tinggi. Selain itu,
berdasarkan hasil uji korelasi diketahui bahwa asupan protein memiliki
hubungan yang kuat dan positif dengan asupan energi dan lemak. Hubungan
yang kuat dan berpola positif tersebut berarti semakin tinggi asupan protein,
maka semakin tinggi asupan energi dan asupan lemak mahasiswa. Oleh
karena itu, dalam penanggulangan tingginya asupan protein, peneliti
menganjurkan untuk mengurangi asupan energi dan asupan lemak
mahasiswa.
Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan nilai p = 0,000 yang berarti
terdapat hubungan antara asupan protein mahasiswa obesitas sentral. Hasil ini
sejalan dengan penelitian Harikedua dan Naomi (2012) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara asupan protein dengan obesitas sentral. Akan
tetapi, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Merchant dkk,
dimana peningkatan asupan protein memiliki hubungan terbalik dengan
obesitas sentral. Pada penelitian Merchant dkk (2005), apabila asupan protein
tinggi, maka obesitas sentral menurun. Pada penelitian tersebut dijelaskan
90
bahwa diet tinggi protein lebih baik dibandingkan diet tinggi karbohidrat
karena dapat menurunkan obesitas sentral.
J. Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan lemak mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ialah 76,1 gram. Hasil analisis asupan lemak
berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan
lemak pada mahasiswa dan mahasiswi usia 16-18 tahun, serta mahasiswi usia
19-22 tahun melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Selain itu,
terdapat pula mahasiswa usia 19-22 tahun yang memiliki asupan lemak
melebihi AKG di Indonesia. Berdasarkan hasil uji Mann-Whiney juga
didapatkan nilai p = 0,000, berarti terdapat hubungan antara asupan lemak
mahasiswa dengan obesitas sentral.
Pada penelitian ini, diketahui bahwa mahasiswa yang mengalami
obesitas sentral memiliki asupan lemak yang tinggi. Hasil analisis
menunjukkan bahwa dari 32 mahasiwa yang mengalami obesitas sentral
terdapat 30 mahasiswa memiliki asupan lemak berlebih. Rata-rata asupan
lemak berlebih yang dimiliki oleh mahasiswa ialah 28,4 gram. Berdasarkan
hal tersebut, maka peneliti menganjurkan untuk mengurangi 2 sendok makan
minyak per hari atau setara dengan dua porsi makanan yang digoreng.
Konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak merupakan faktor
risiko dari obesitas sentral (Burhan dkk, 2013). Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Pujiati dan Burhan. Pada penelitian Pujiati (2010) dan
91
Burhan dkk (2013) menunjukkan adanya hubungan antara asupan tinggi
lemak dengan terjadinya obesitas sentral. Pada penelitian Burhan juga
diketahui bahwa responden dengan asupan lemak tinggi memiliki risiko 9,3
kali mengalami obesitas sentral dibandingkan responden dengan asupan
lemak rendah. Selain itu, terdapat pula penelitian Sugianti dkk (2009) yang
menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada orang yang
mengonsumsi makanan rendah lemak.
Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, dimana 1
gram lemak menghasilkan 9 kkalori atau 2½ kali menghasilkan energi lebih
besar daripada karbohidrat dan protein (Almatsier, 2010). Lemak adalah
cadangan energi terbesar tubuh (Burhan dkk, 2013). Simpanan lemak didalam
tubuh berasal dari asupan lemak yang berlebih atau kombinasi antara zat-zat
gizi lain, seperti karbohidrat, lemak dan protein (Almatsier, 2010).
Asupan lemak yang tinggi menyebabkan lemak disimpan dalam tubuh.
Dalam tubuh, lemak disimpan pada beberapa tempat, yaitu 50% lemak dalam
jaringan bawah kulit (subkutan), 45% disekeliling organ dalam rongga perut,
dan 5% di jaringan intramuskuler (Almatsier, 2010).
Angka kecukupan
lemak yang dianjurkan di Indonesia untuk usia 16-18 tahun bagi laki-laki dan
perempuan ialah 89 gram/hari dan 71 gram/hari, sedangkan untuk usia 19-29
kebutuhan lemak bagi laki-laki dan perempuan ialah 91 gram/hari dan 75
gram/hari (Kemenkes RI, 2013). Selain itu, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia dalam pedoman gizi seimbang juga menganjurkan untuk
mengonsumsi minyak maksimal 5 sendok makan per hari bagi masyarakat
Indonesia (Kemenkes RI, 2015).
92
K. Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Serat merupakan bagian dari karbohidrat dan masuk kedalam jenis
polisakarida non-pati (Almatsier, 2010). Mengkonsumsi makanan yang
mengandung serat dapat membantu penurunan berat badan, dimana makanan
yang mengandung tinggi serat ini biasanya mengandung rendah kalori
(Pujiati, 2010). Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan serat
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 14,4 gram. Menurut Kemenkes RI (2013),
angka kecukupan serat yang dianjurkan di Indonesia untuk laki-laki usia 1618 tahun dan usia 19-29 tahun di Indonesia ialah 37 dan 38 gram/hari,
sedangkan perempuan usia 16-18 tahun dan usia 19-29 tahun ialah 30 dan 32
gram/hari.
Hasil analisis asupan serat juga menunjukkan bahwa rata-rata asupan
serat pada semua mahasiswa lebih rendah atau tidak mencapai Angka
Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Rata-rata asupan serat yang harus
ditambah untuk dikonsumsi mahasiswa ialah 18 gram/ hari. Berdasarkan hal
tersebut, maka peneliti menganjurkan untuk mengonsumsi menambah
konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan sebanyak 2-3 porsi per hari.
Sumber makanan yang mengandung serat diantaranya ialah kacangkacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan (Almatsier, 2010). Dalam
pedoman gizi seimbang, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
menganjurkan untuk mengonsumsi protein nabati (sayur-sayuran, kacang-
93
kacangan, tahu, tempe, dll) sebanyak 3 – 4 porsi per hari dan mengonsumsi
buah-buahan sebanyak 2 - 3 porsi per hari (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan hasil uji Mann-Whiney juga didapatkan nilai p = 0,000,
berarti terdapat hubungan antara asupan serat mahasiswa dengan obesitas
sentral. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Harikedua dan Naomi
(2012), dimana asupan serat berhubungan dengan obesitas sentral. Sedangkan
pada penelitian Pujiati (2010) menunjukkan bahwa asupan serat tidak
berhubungan dengan terjadinya obesitas sentral.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dapat menurunkan
risiko obesitas sentral. Serat dapat mempengaruhi jaringan adiposa perut
melalui dampaknya pada sensitivitas insulin, khusunya serat larut air. Serat
larut air ini dapat menumpulkan respons post-prandial glikemik dan
insulinemik di usus kecil yang berhubungan dengan penurunan tingkat
pengembalian rasa lapar dan asupan energi berikutnya (Koh-Banerjee dkk,
2003).
Selain itu, dalam saluran pencernaan, serat larut air mengikat asam
empedu (produk akhir kolesterol) yang kemudian dikeluarkan bersama tinja
(Burhan dkk, 2013). Berdasarkan hal tersebut, semakin tinggi konsumsi serat
larut air, maka semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan
oleh tubuh. Lembaga Kanker Amerika menganjurkan untuk mengkonsumsi
serat setiap hari sebanyak 20-30 gram (Almatsier, 2010). Berdasarkan
penelitian Koh-Banerjee dkk (2003), mengkonsumsi serat 12 gr/hari dapat
menurunkan 0,63 cm lingkar perut dalam waktu 9 tahun.
94
L. Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan vitamin D
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 1,7 mikrogram. Hasil analisis asupan
vitamin D berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata
asupan vitamin D pada semua mahasiswa lebih rendah atau belum mencapai
Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Akan tetapi, pada hasil analisis
diketahui bahwa terdapat mahasiswa perempuan usia 19-22 tahun yang
memiliki asupan vitamin D yang melebihi AKG di Indonesia.
Angka kecukupan vitamin D yang dianjurkan di Indonesia untuk lakilaki dan perempuan baik usia 16-18 tahun maupun usia 19-29 tahun ialah 15
mikrogram per hari (Kemenkes RI, 2013). Pada hasil analisis juga diketahui
bahwa terdapat perbedaan antara asupan vitamin D mahasiswa yang
mengalami obesitas sentral dengan mahasiswa yang tidak mengalami obesitas
sentral. Selain itu, berdasarkan hasil uji Mann-Whiney diketahui bahwa tidak
ada hubungan antara asupan vitamin D mahasiswa dengan obesitas sentral.
Hubungan antara vitamin D dengan obesitas sentral belum diketahui
secara pasti. Akan tetapi, pada penelitian Lenders dkk (2009), status vitamin
D dalam tubuh seseorang berhubungan dengan distribusi lemak. Kekurangan
vitamin D dalam tubuh dapat mendukung peningkatan jaringan lemak melalui
reaksi metabolik, seperti regulasi hormon paratiroid dan modulasi
adipogenesis (Resenblum dkk, 2012). Pembentukan hormon paratiroid dalam
tubuh akibat kekurangan vitamin D dapat meningkatkan laju lipogenesis
95
(sintesis lemak). Sedangkan, perubahan morfologi, perkembangan sel, dan
penumpukan lemak dapat terjadi pada saat proses adipogenesis.
Vitamin D dapat diperoleh melalui sinar matahari dan makanan.
Paparan sinar matahari pada daerah tropis merupakan sumber utama dari
vitamin D. Seseorang dianjurkan terkena sinar matahari pada wajah dan
tangan minimal selama 15 menit dan apabila menggunakan tabir surya SPF15, maka dibutuhkan 20 menit paparan sinar matahari untuk menghasilkan
vitamin D (Wolpowitz dan Barbara, 2006). Pada penelitian ini diketahui ratarata mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 terkena paparan sinar matahari
selama 60 menit setiap hari. Berdasarkan hal tersebut, maka vitamin D
mahasiswa dapat dikatakan telah tercukupi melalui paparan sinar matahari.
Selain paparan sinar matahari, makanan hewani merupakan sumber utama
vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim,
mentega, dan minyak hati ikan (Almatsier, 2010). Dalam mencukupi status
vitamin D juga dilakukan fortifikasi vitamin D dan mengkonsumsi suplemen
vitamin D.
M. Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak didalam tubuh, yaitu
1,5-2% berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg
(Almatsier, 2010). Di Indonesia, angka kecukupan kalsium yang dianjurkan
untuk laki-laki dan perempuan usia 16-18 tahun ialah 1200 miligram/hari,
96
sedangkan untuk laki-laki dan perempuan usia 19-29 tahun ialah 1100
miligram/hari (Kemenkes, 2013).
Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan kalsium mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ialah 500,2 miligram. Hasil analisis asupan kalsium
berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata asupan
kalsium pada semua mahasiswa lebih rendah atau belum mencapai Angka
Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia. Pada hasil analisis juga diketahui
bahwa seluruh mahasiswa obesitas sentral memiliki asupan kalsium yang
rendah sebesar 632,4 miligram. Dalam menanggulangi kekurangan asupan
kalsium pada mahasiswa, peneliti menganjurkan untuk menambah konsumsi
susu sebanyak 2 - 3 porsi dalam sehari.
Asupan kalsium yang rendah dapat meningkatkan konsentrasi hormon
kalsitropik (1,25(OH)2) dan hormon paratiroid. Peningkatan hormon
kalsitropik dan hormon paratiroid ini dapat meningkatkan laju lipogenesis dan
menghambat lipolisis (Parikh dan Jack, 2003). Pada analisis statistik
diketahui bahwa mahasiswa obesitas sentral memiliki rata-rata asupan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak obesitas sentral.
Berdasarkan hasil uji korelasi, diketahui bahwa asupan kalsium memiliki
hubungan positif dengan asupan energi dan karbohidrat sederhana. Hubungan
yang berpola positif tersebut berarti semakin tinggi asupan kalsium, maka
semakin tinggi asupan energi dan asupan karbohidrat sederhana mahasiswa.
Bahan makanan mengandung tinggi kalsium, energi, dan karbohidrat
97
sederhana yang banyak dikonsumsi mahasiswa, diantaranya ialah susu kental
manis, teh, dan yogurt.
Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa terdapat hubungan antara
asupan kalsium dengan obesitas sentral. Mengkonsumsi makanan tinggi
kalsium dapat mengurangi risiko obesitas sentral (Zemel dkk, 2000). Kalsium
bersama dengan vitamin D diketahui dapat menekan nafsu makan,
memperpanjang jarak antara waktu makan, dan mengurangi asupan makanan
pada hari berikutnya (Rosenblum dkk, 2012). Pada penelitian tersebut juga
menjelaskan bahwa suplementasi kalsium dan vitamin D dapat menurunkan
lemak viseral dalam tubuh seseorang.
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Berdasarkan analisis univariat, kesimpulan yang dapat diambil dalam
penelitian ini diantaranya:
a. Berdasarkan pengukuran lingkar pinggang, prevalensi obesitas
sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 34,4 %.
Prevalensi obesitas sentral paling banyak ditemukan pada mahasiswa
angkatan masuk 2012.
b. Sebagian besar mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 memiliki
umur yang tidak berisiko mengalami obesitas sentral.
c. Mahasiswa berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan laki-laki pada Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
d. Aktivitas fisik yang paling banyak dimiliki oleh mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 ialah aktivitas fisik berat. Selain itu, aktivitas
fisik berat paling banyak dimiliki oleh mahasiswa laki-laki,
sedangkan aktivitas fisik sedang paling banyak dimiliki oleh
mahasiswa perempuan.
98
99
e. Sebagian besar mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 memiliki
kondisi mental emosional yang normal. Akan tetapi, gejala gangguan
mental emosional yang paling banyak dialami oleh mahasiswa ialah
gejala depresi, dimana gejala ini paling banyak dialami oleh
mahasiswa angkatan masuk 2012-2014.
f. Rata-rata asupan energi, karbohidrat sederhana, protein, lemak, serat,
vitamin D, dan kalsium secara berturut-turut ialah 2047,4 kkal; 48,9
gram; 62,2 gram; 76,1 gram; 14,4 gram; 1,7 µg; dan 500,2 mg. Ratarata asupan energi, karbohidrat sederhana, protein, dan lemak
mahasiswa melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia,
sedangkan rata-rata asupan serat, vitamin D, dan kalsium mahasiswa
lebih rendah atau belum mencapai Angka Kecukupan Gizi (AKG) di
Indonesia.
2. Berdasarkan analisis bivariat, kesimpulan yang dapat diambil dalam
penelitian ini diantaranya:
a. Variabel jenis kelamin, aktivitas fisik, asupan energi, asupan
karbohidrat sederhana, asupan protein, asupan lemak, asupan serat,
dan asupan kalsium memiliki hubungan dengan obesitas sentral pada
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
b. Variabel umur, kondisi mental emosional, dan asupan vitamin D
tidak memiliki hubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa
100
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014.
B. SARAN
1. Bagi Wadek III Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Pemegang
kebijakan
diharapkan
dapat
membuat
program
peningkatan aktivitas fisik, seperti mengadakan senam aerobik
selama 20 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu atau melakukan
jogging bersama selama 20 menit sebanyak 2 kali dalam seminggu.
b. Dalam mencegah terjadinya obesitas sentral, pemegang kebijakan
dapat memasang poster yang terdapat pada lampiran 8 di area
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
2. Bagi Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat
Dalam menanggulangi obesitas sentral, peneliti menganjurkan kepada
responden untuk:
a. Memperbaiki asupan gizi, contohnya mengurangi 1 ¼ centong nasi
per hari, mengurangi 1 sendok makan gula pasir per hari,
mengurangi 2 sendok makan minyak atau 2 porsi makanan yang
digoreng per hari, menambah konsumsi sayuran dan buah-buahan
sebanyak 1-3 porsi per hari, dan menambah konsumsi susu sebanyak
2-3 porsi per hari
b. Meningkatkan aktivitas fisik, contohnya melakukan senam aerobik
dengan intensitas sedang selama 30 menit sebanyak 5 kali/ minggu
atau
senam aerobik dengan intensitas berat selama 20 menit
101
sebanyak 3 kali/ minggu atau dapat pula melakukan jalan cepat
sebanyak 2 kali/ minggu selama masing-masing 30 menit dan
melakukan jogging sebanyak 2 kali/ minggu selama masing-masing
20 menit.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya dalam mengukur obesitas sentral sebaiknya
menggunakan metode lain, seperti teknik Computed Tomography
(CT), Ultrasound (US), atau Dual Energy X-ray Absorptiometry
(DEXA).
b. Apabila peneliti selanjutnya ingin mengetahui hubungan antara
kondisi mental emosional dan obesitas sentral, sebaiknya melakukan
pengukuran kadar kortisol dalam tubuh.
c. Apabila peneliti selanjutnya ingin mengetahui hubungan antara
vitamin D dan obesitas sentral, sebaiknya melakukan pengukuran
status vitamin D dalam tubuh melalui serum 25-hydroxyvitamin D
[25(OH)D] pada darah.
DAFTAR PUSTAKA
Almajed, Hana T dkk. 2011. Prevalence of Dislipidemia and Obesity Among
College Students In Kuwait. Alexandria Journal of Medicine, 47: 67-71.
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). 2007. Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan,
Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). 2007. Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). 2010. Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). 2013. Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Bowen, Liza dkk. 2015. Associations between diet, physical activity and body fat
distribution: a cross sectional study in an Indian population. BMC Public
Health, 15: 281.
Burhan, F. Z., Sirajuddin, S., dan Indriasari, R. 2013. Pola Konsumsi Terhadap
Kejadian Obesitas Sentral Pada Pegawai Pemerintahan Di Kantor Bupati
102
103
Kabupaten Jeneponto. Artikel Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.
Cordido, F., Buela, J. U. G., Alvarellos, S. S., dkk. 2010. The Decreased Growth
Hormone Response To Growth Hormone Releasing Hormone In Obesity Is
Associated To Cardiometabolic Risk Factors. Artikel Penelitian.
Dariyo, A. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Despres, Jean-Pierre, Charles Couillard, Jacques Gagnon, Jean Bergon dkk. 2000.
Race, Visceral Adipose Tissue, Plasma Lipids, and Lipoprotein Lipase
Activity in Men and Women: The Health, Risk Factors, Exercise Training,
and Genetics (HERITAGE) Family Study. Journal of The American Heart
Association. Vol. 20.
Eka dkk. 2012. Prevalensi Obesitas Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011. Abstrak. Jurnal Biomedik.
Vol.4, No.3.
Gibney, Michael J, dkk. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Grundy, Scott M, Bryan Brewer, James I, Cleeman dkk. 2004. Definition of
Metabolic Syndrome: Report of the National Heart, Lung, and Blood
Institute/ American Heart Association Conference on Scientific Issues
Related to Definition. Circulation AHA Journal. 109
Harikedua, Veri T. dan Naomi M. Tando. 2012. Aktivitas Fisik Dan Pola Makan
Dengan Obesitas Sentral Pada Tokoh Agama Di Kota Manado. Gizido. 4:1.
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit Ed 2. Jakarta: EGC.
104
Haskel, William L dkk. 2007. Physical Activity and Public Health: Updated
Recommendation for Adults From the American College of Sports
Medicine and the American Heart Association. Circulation, 116: 1081-1093.
Howel, D. 2012. Trends In The Prevalence Of Abdominal Obesity And
Overweight In English Adults (1993–2008). Obesity Journal. 20.
Idaiani, Sri, Suhardi, dan Antonius Yudi Kristanto. 2009. Analisis Gejala
Gangguan Mental Emosional Penduduk Indonesia. Majalah Kedokteran.
Vol. 59. No.10
Jaime, Patricia Constante dkk. 2006. Central obesity and dietary intake in
HIV/AIDS patients. Rev Saúde Pública, 40 (4):634-40.
Janssen, I, dkk. 2011. Prevalence and secular changes in abdominal obesity in
Canadian adolescents and adults, 1981 to 2007–2009. Obesity Reviews, 12 :
397-405.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2013. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2015. Pedoman Gizi
Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Khiqmah, A. N. dan Sulchan, M. 2014. Asupan Gula Sederhana Dan Serat Serta
Kadar Glukosa Darah Puasa (GDP) Sebagai Faktor Risiko Peningkatan
Kadar C-Reactive Protein (CRP) Pada Remaja Obesitas Dengan Sindrom
Metabolik Journal of Nutrition College. 3:3.
105
Koh-Banerjee, Pauline, Nain-Feng Chu, Donna Spiegelman dkk. 2003.
Prospective study of the association of changes in dietary intake, physical
activity, alcohol consumption, and smoking with 9-y gain in waist
circumference among 16 587 US men. American Journal Clinical Nutrition.
78:719-727.
Lee, Paul H, dkk. 2011. Validity of the international physical activity
questionnaire short form (IPAQ-SF): A systematic review. International
Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity. 8:115.
Lenders, Carine M dkk. 2009. Relation of body fat indexes to vitamin D status
and deficiency among obese adolescents. The American Journal of Clinical
Nutrition.Vol.90: 459-67.
Mccance, Kathryn L. dan Sue E.Huether, S. 2014. Pathophisiology: The Biologic
Basis Disease In Adults And Children, Seventh Edition. Canada, Elsevier.
Merchant, Anwar T dkk. 2005. Protein Intake Is Inversely Associated with
Abdominal Obesity in a Multi-Ethnic Population. The Journal of Nutrition,
135: 1196–1201.
Parikh, Shamik J dan Jack A Yanovski. 2003. Calcium intake and adiposity. The
American Journal of Clinical Nutrition.Vol.77: 281-7.
Patterson, Emma. 2010. Guidelines for Data Processing and Analysis of the
International Physical Activity Questionnaire (IPAQ).
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi ntuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Umum.
106
Power, Michael L dan Jay Schulkin. 2008. Sex differences in fat storage, fat
metabolism, and the health risks from obesity: possible evolutionary origins.
British Journal of Nutrition. Vol. 99, 931–9.
Pujiati, S. 2010. Prevalensi Dan Faktor Risiko Obesitas Sentral Pada Penduduk
Dewasa Kota Dan Kabupaten Indonesia Tahun 2007. Program Pasca
Sarjana, Universitas Indonesia.
Purnamasari, Rita, Saifuddin Sirajuddin, dan Ulfah Najamuddin. 2013. Hubungan
Pengetahuan, Status Merokok Dan Gejala Stres Dengan Kejadian Obesitas
Sentral Pada Pegawai Pemerintahan Di Kantor Bupati Kabupaten
Jeneponto. Jurnal Universitas Hasanuddin.
Romanzini, Marcelo, Andreia Pelegrini, dan Edio Luiz Petroski. 2011. Prevalence
of Abdominal Obesity and Associated Factors in Adolescents. Rev Paul
Pediatr. 29: 4.
Rosenblum, Jennifer L dkk. 2012. Calcium and vitamin D supplementation is
associated with decreased abdominal visceral adipose tissue in overweight
and obese adults. The American Journal of Clinical Nutrition.Vol.95: 101-8.
Soegih, R. dan Wiramidhardja, K. K. 2009. Obesitas: Permasalahan Dan Terapi
Obesitas, Bandung, Sagung Seto.
Sugianti, E., Hardinsyah dan Afriansya, N. 2009. Faktor Risiko Obesitas Sentral
Pada Orang Dewasa Di DKI Jakarta: Analisis Lanjut Data Riskesdas 2007.
Gizi Indonesia. 32:2.
Sunarti dan Maryani, E. 2013. Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul Dengan
Penyakit Jantung Koroner di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan. 16.
107
Supariasa, I. D. N., Bakri, B. dan Fajar, I. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
EGC.
Supriyatno, Bambang dan Rusmala Deviani. 2005. Obstrictive Sleep Apnea
Syndrome pada Anak. Sari Pediatri. 7:2.
Tamer, Gonca dkk. 2012. Is vitamin D deficiency an independent risk factor for
obesity and abdominal obesity in women?. Endokrynologia Polska/Polish
Journal of Endocrinology, 63 (3).
Tchernof, A dan Després, J. P. 2013. Pathophysiology Of Human Visceral
Obesity. Physiol Rev. 93.
Torres, Márcia Regina Simas Gonçalves dkk. 2010. Dietary calcium intake and its
relationship with adiposity and metabolic profile in hypertensive patients.
Nutrition.
Torres, Susan J and Caryl A. Nowson. 2007. Relationship between stress, eating
behavior, and obesity. Nutrition, 23; 887–894.
Trisna, Ida dan Sudihati Hamid. 2009. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan
Obesitas Sentral Pada Wanita Dewasa (30 - 50 Tahun) Di Kecamatan Lubuk
Sikaping Tahun 2008. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 03 (2).
Veghari, G. Sedaghat, M. Joshaghani, H., dkk. 2010. The Prevalence And
Associated Factors Of Central Obesity In Northern Iran. Iranian
Cardiovascular Research Journal. 4:4.
Victor, Mogre, Aleyira S dan Nyaba R. 2013. Factors associated with central
overweight and obesity in students attending the University for
Development Studies in Tamale, Ghana: a cross-sectional study. S Afr J
Clin Nutr: 27(2):69-74
108
Watson, Ronald Ross, Victor R. Preedy dan Sherma Zibadi. 2013. Alcohol,
Nutrition, and Health Consequences. New York: Humana Press.
Wolpowitz, Deon dan Barbara A Gilchrest. 2006. The vitamin D questions: How
much do you need and how should you get it?. J Am Acad Dermatol,
54:301-17.
World Health Organization (WHO). 2008. Waist Circumference And Waist-Hip
Ratio: Report of A WHO Expert Consultation. Geneva, World Health
Organization.
World Health Organization (WHO). 2014. What is Moderate-intensity and
Vigorous-intensity Physical Activity ? : Intensity of physical activity.
Diakses
pada
24
Desember
2014
dari
http://www.who.int/dietphysicalactivity/physical_activity_intensity/en/
Zemel, Michael B dkk. 2000. Regulation of adiposity by dietary calcium. FASEB
J 2000;14:1132–8.
109
LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Informasi Untuk Responden
Assalamualaikum Wr.Wb,
Perkenalkan saya Dwi Rahmawati, mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat Peminatan Gizi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian mengenai “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan
Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014”. Penelitian ini merupakan
bagian dari persyaratan untuk menempuh gelar sarjana Kesehatan Masyarakat
yang sedang saya tempuh di Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tidak ada jawaban benar atau salah. Saya menjamin kerahasiaan jawaban
dan identitas Anda. Jawaban yang Anda berikan hanya akan saya gunakan untuk
kepentingan penelitian ini. Kuesioner yang telah diisi harap dikembalikan kepada
peneliti. Apabila Anda menemukan kesulitan dalam pengisian kuesioner ini, Anda
dapat bertanya kepada peneliti.
Hormat Saya
Peneliti
(Dwi Rahmawati)
110
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Saya telah membaca dan memahami penjelasan dari peneliti mengenai penelitian
yang berjudul “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014”. Saya yakin bahwa peneliti akan menjaga
kerahasiaan identitas dan jawaban saya sebagai responden. Oleh karena itu, saya
menyatakan secara sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini dan akan
memberikan informasi yang sejujur-jujurnya.
Tangerang, ...../......2015
Responden
(
)
111
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS SENTRAL
PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2012-2014
Jawaban mohon diisi dengan jelas dan lengkap untuk pertanyaan pilihan,
silahkan pada memilih 1 pilihan yang anda inginkan.
Tgl/bln/thn :
A. Karakteristik Responden
1.
Nama Lengkap
…………………
2.
Tanggal Lahir
Tanggal………Bulan……….Tahun……….
3.
Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
………………….
4.
No Hp
5.
Angkatan/Peminatan ...........................
B. Pengukuran Antropometri
6.
Lingkar Pinggang
……………cm
112
Lampiran 4 Kuesioner IPAQ- SF
KUESIONER INTERNATIONAL PHYSICAL ACTIVITY SHORT FORM
(IPAQ-SH)
Saya ingin mengetahui berbagai aktivitas fisik yang dikerjakan anda sebagai
bagian dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan berikut akan menanyakan kepada
anda tentang waktu yang akan anda habiskan untuk aktif secara fisik selama 7 hari
terakhir. Jawablah tiap-tiap pertanyaan meskipun anda tidak menganggap diri
anda sebagai orang yang aktif.
Pikirkanlah segala aktivitas fisik berat maupun sedang yang anda kerjakan dalam
7 hari terakhir.
Dalam menjawab kuesioner dibawah ini, perhatikan bahwa:

Aktivitas fisik berat merupakan aktivitas yang membutuhkan tenaga fisik
yang kuat dan membuat tarikan nafas anda lebih cepat dari normal.

Aktivitas fisik sedang merupakan aktivitas yang membuat kekuatan fisik
sedang dan membuat tarikan nafas anda sedikit lebih cepat daripada
normal.
1.
Selama 7 hari terakhir, Berapa hari anda melakukan aktivitas fisik berat,
contohnya : mengangkat barang berat (>20 Kg), menyekop/ menggali,
senam aerobik, bersepeda cepat, berlari, berenang cepat, bertanding
olahraga (sepakbola, voli, basket).
Pikirkan hanya aktivitas fisik yang anda kerjakan minimal 10 menit
sekali waktu.
a) Ya, ......... hari per minggu
b) Tidak
2.
Lanjut ke no 3
Jika ya, Berapa lama waktu biasanya anda habiskan dalam sehari untuk
melakukan aktivitas fisik berat tersebut ?
……jam ...... menit
3.
Lagi, pikirkanlah hanya aktivitas fisik yang anda kerjakan selama
paling tidak 10 menit sekali waktu.
Selama 7 hari terakhir, Berapa hari anda melakukan aktivitas fisik
113
sedang seperti mengangkat benda ringan (<20 kg), bersepeda santai,
bermain tenis/ badminton, menari, berkebun, melakukan pekerjaan rumah
tangga (menyapu, mengepel)? Tidak termasuk berjalan.
a) Ya, ……. hari per minggu
b) Tidak
4.
Lanjut ke pertanyaan no. 5
Jika ya, Berapa lama waktu biasanya anda habiskan dalam sehari untuk
melakukan aktivitas fisik sedang tersebut ?
……jam ...... menit
5.
Selama 7 hari terakhir, Berapa hari yang anda gunakan untuk berjalan
minimal 10 menit ?
Termasuk berjalan kaki dirumah dan ditempat kerja atau kampus,
berjalan kaki dari suatu tempat ke tempat lain dan berjalan kaki
untuk rekreasi, berolahraga, bersenam atau berjalan kaki pada
waktu senggang.
a) Ya,
…….
hari
per
minggu
b) Tidak
6.
Lanjut ke pertanyaan no. 7
Jika ya, Berapa lama waktu biasanya anda habiskan untuk berjalan
dalam sehari ?
……jam ...... menit
Pertanyaan terakhir adalah tentang waktu yang kamu habiskan untuk
duduk dalam 7 hari terakhir atau seminggu, baik di tempat kerja, kampus,
rumah, asrama, pada saat kuliah atau pada saat waktu luang.
Duduk yang dimaksud ialah duduk di meja, pada saat mengunjungi teman,
membaca, duduk di transportasi atau pada saat menonton televisi.
7.
Selama 7 hari sebelumnya, berapa waktu yang anda gunakan untuk duduk
dalam sehari?
……jam ...... menit
114
Lampiran 5 Kuesioner Kondisi Mental Emosional
Self Reporting Questionnare (SRQ)
Petunjuk Pengisian
Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda silang ( √ ) pada
salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Saudara selama 1 bulan
terakhir ini. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai
dengan keadaan diri Saudara yang sesungguhnya.
No
Pertanyaan
1
Apakah Anda sering menderita sakit kepala ?
2
Apakah Anda tidak nafsu makan ?
3
Apakah Anda sulit tidur ?
4
Apakah Anda mudah takut ?
5
Apakah Anda merasa tegang, cemas, atau kuatir ?
6
Apakah tangan Anda gemetar ?
7
Apakah pencernaan Anda terganggu/ buruk ?
8
Apakah Anda sulit untuk berpikir jernih ?
9
Apakah Anda merasa tidak bahagia ?
10
Apakah Anda menangis lebih sering ?
11
Apakah Anda merasa sulit untuk menikmati kegiatan seharihari ?
12
Apakah Anda sulit untuk mengambil keputusan ?
13
Apakah pekerjaan Anda sehari-hari terganggu?
14
Apakah Anda tidak mampu malakukan hal-hal yang
bermanfaat dalam hidup ?
15
Apakah Anda kehilangan minat pada berbagai hal ?
16
Apakah Anda merasa tidak bahagia ?
17
Apakah Anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup ?
18
Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu ?
19
Apakah Anda mengalami rasa tidak enak di perut ?
20
Apakah Anda mudah lelah ?
Ya
Tidak
115
Lampiran 6 Kuesioner Food Recall 1x24 Jam
Kuesioner Food Recall 1x24 Jam
Waktu
Pagi
Selingan
Pagi
Siang
Selingan
Sore
Malam
Menu
Bahan
Makanan
Kode
Bahan
Makanan
URT
Berat
(gram)
116
117
Lampiran 7 Langkah-Langkah Pengukuran Lingkar Pinggang
No
Langkah Pengukuran
1 Menjelaskan kepada responden tentang
tujuan pengukuran lingkar pinggang dan
tindakan apa saja yang akan dilakukan
dalam pengukuran.
2 Meminta dengan sopan pada responden
untuk berdiri tegak, tangan berada
disamping tubuh, kaki di posisikan dekat
bersama-sama, dan bernafas dengan normal
3 Meminta dengan sopan pada responden
untuk membuka pakaian bagian atas atau
menyingkap pakaian bagian atas dan meraba
tulang rusuk terakhir/ terletak paling bawah
responden
untuk
menetapkan
titik
pengukuran.
4 Menetapkan titik ujung lengkung tulang
pangkal paha/ panggul.
5
Menetapkan titik tengah antara kedua titik
tersebut dan menandainya dengan alat tulis.
Keterangan Gambar
118
6
Melakukan pengukuran lingkar perut
dimulai dari titik tengah kemudian sejajar
horizontal melingkari pinggang dan perut
kembali menuju titik tengah diawal
pengukuran.
7
Apabila responden mempunyai perut yang
gendut kebawah, pengukuran mengambil
bagian yang paling buncit lalu berakhir pada
titik tengah tersebut lagi.
119
Lampiran 8 Poster Obesitas Sentral
120
Lampiran 9 Output Hasil Penelitian
Output Hasil Penelitian
Obesitas Sentral
Statistics
Obes_sentral
N
Valid
93
Missing
0
angkatan * Obes_sentral Crosstabulation
Obes_sentral
tidak obesitas
obesitas sentral
Angkatan
2012
Count
% within angkatan
2013
Count
% within angkatan
2014
Count
% within angkatan
Total
Count
% within angkatan
sentral
Total
13
19
32
40.6%
59.4%
100.0%
10
19
29
34.5%
65.5%
100.0%
9
23
32
28.1%
71.9%
100.0%
32
61
93
34.4%
65.6%
100.0%
Umur
Statistics
kat_age
N
Valid
Missing
93
0
kat_age
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
usia berisiko >=20 tahun
42
45.2
45.2
45.2
usia tidak berisiko <20 tahun
51
54.8
54.8
100.0
Total
93
100.0
100.0
121
kat_age * Obes_sentral Crosstabulation
Obes_sentral
kat_age
usia berisiko >=20 tahun
obesitas
tidak obesitas
sentral
sentral
Count
% within kat_age
usia tidak berisiko <20 tahun
13
29
42
31.0%
69.0%
100.0%
19
32
51
37.3%
62.7%
100.0%
32
61
93
34.4%
65.6%
100.0%
Count
% within kat_age
Total
Count
% within kat_age
Total
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
.405a
1
.524
Continuity Correctionb
.174
1
.676
Likelihood Ratio
.407
1
.524
Fisher's Exact Test
.661
Linear-by-Linear Association
.401
N of Valid Casesb
1
.527
93
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.45.
b. Computed only for a 2x2 table
Jenis Kelamin
Statistics
jenis_kelamin
N
Valid
Missing
93
0
jenis_kelamin
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
laki-laki
14
15.1
15.1
15.1
perempuan
79
84.9
84.9
100.0
Total
93
100.0
100.0
sided)
.339
122
jenis_kelamin * Obes_sentral Crosstabulation
Obes_sentral
jenis_ke laki-laki
lamin
obesitas
tidak obesitas
sentral
sentral
Count
1
13
14
7.1%
92.9%
100.0%
31
48
79
39.2%
60.8%
100.0%
32
61
93
34.4%
65.6%
100.0%
% within jenis_kelamin
Perempuan
Count
% within jenis_kelamin
Total
Count
% within jenis_kelamin
Total
Chi-Square Tests
Value
Asymp. Sig.
Exact Sig.
Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
(1-sided)
Df
Pearson Chi-Square
5.429a
1
.020
Continuity Correctionb
4.100
1
.043
Likelihood Ratio
6.695
1
.010
Fisher's Exact Test
.030
Linear-by-Linear Association
5.370
N of Valid Casesb
1
.020
93
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.82.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Odds Ratio for jenis_kelamin
(laki-laki / perempuan)
For cohort Obes_sentral =
obesitas sentral
For cohort Obes_sentral = tidak
obesitas sentral
N of Valid Cases
Lower
Upper
.119
.015
.957
.182
.027
1.227
1.528
1.215
1.922
93
.016
123
Aktivitas Fisik
Statistics
aktv_fisik
N
Valid
93
Missing
0
aktv_fisik
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ringan
13
14.0
14.0
14.0
sedang
37
39.8
39.8
53.8
berat
43
46.2
46.2
100.0
Total
93
100.0
100.0
jenis_kelamin * aktv_fisik Crosstabulation
aktv_fisik
ringan
jenis_ke laki-laki
lamin
perempuan
Count
berat
Total
0
3
11
14
% within jenis_kelamin
.0%
21.4%
78.6%
100.0%
% within aktv_fisik
.0%
8.1%
25.6%
15.1%
% of Total
.0%
3.2%
11.8%
15.1%
13
34
32
79
16.5%
43.0%
40.5%
100.0%
100.0%
91.9%
74.4%
84.9%
14.0%
36.6%
34.4%
84.9%
13
37
43
93
14.0%
39.8%
46.2%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
14.0%
39.8%
46.2%
100.0%
Count
% within jenis_kelamin
% within aktv_fisik
% of Total
Total
sedang
Count
% within jenis_kelamin
% within aktv_fisik
% of Total
124
aktv_fisik * Obes_sentral Crosstabulation
Obes_sentral
tidak obesitas
obesitas sentral
aktv_fisik
ringan
Count
% within aktv_fisik
sedang
Count
% within aktv_fisik
berat
Count
% within aktv_fisik
Total
Count
% within aktv_fisik
sentral
8
5
13
61.5%
38.5%
100.0%
22
15
37
59.5%
40.5%
100.0%
2
41
43
4.7%
95.3%
100.0%
32
61
93
34.4%
65.6%
100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
Df
sided)
Pearson Chi-Square
31.399a
2
.000
Likelihood Ratio
36.268
2
.000
Linear-by-Linear Association
25.210
1
.000
N of Valid Cases
93
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 4.47.
Kondisi Mental Emosional
Statistics
kondisi_mental
N
Valid
Missing
93
0
kondisi_mental
Frequency
Valid
Percent
Total
Valid Percent
Cumulative
Percent
Terganggu
33
35.5
35.5
35.5
tidak terganggu
60
64.5
64.5
100.0
Total
93
100.0
100.0
125
gejala_kognitif * kondisi_mental Crosstabulation
kondisi_mental
terganggu
gejala_k tidak ada gejala
ognitif
Count
% within gejala_kognitif
1 gejala
2 gejala
3 gejala
50
18.0%
82.0%
100.0%
13
14
27
48.1%
51.9%
100.0%
7
5
12
58.3%
41.7%
100.0%
4
0
4
100.0%
.0%
100.0%
33
60
93
35.5%
64.5%
100.0%
Count
% within gejala_kognitif
Total
41
Count
% within gejala_kognitif
Count
% within gejala_kognitif
Total
9
Count
% within gejala_kognitif
tidak terganggu
gejala_cemas * kondisi_mental Crosstabulation
kondisi_mental
terganggu
gejala_c tidak ada gejala
emas
Count
% within gejala_cemas
1 gejala
Count
% within gejala_cemas
2 gejala
Count
% within gejala_cemas
3 gejala
Count
% within gejala_cemas
Total
Count
% within gejala_cemas
tidak terganggu
Total
2
37
39
5.1%
94.9%
100.0%
13
13
26
50.0%
50.0%
100.0%
15
9
24
62.5%
37.5%
100.0%
3
1
4
75.0%
25.0%
100.0%
33
60
93
35.5%
64.5%
100.0%
126
gejala_depresi * kondisi_mental Crosstabulation
kondisi_mental
terganggu
gejala_d tidak ada gejala
epresi
Count
% within gejala_depresi
1 gejala
2 gejala
3 gejala
17.2%
82.8%
100.0%
16
10
26
61.5%
38.5%
100.0%
3
1
4
75.0%
25.0%
100.0%
3
1
4
75.0%
25.0%
100.0%
1
0
1
100.0%
.0%
100.0%
33
60
93
35.5%
64.5%
100.0%
Count
% within gejala_depresi
Total
58
Count
% within gejala_depresi
4 - 7 gejala
48
Count
% within gejala_depresi
Count
% within gejala_depresi
Total
10
Count
% within gejala_depresi
tidak terganggu
gejala_somatik * kondisi_mental Crosstabulation
kondisi_mental
terganggu
gejala_s tidak ada gejala
omatik
Count
% within gejala_somatik
1 gejala
Count
% within gejala_somatik
2 gejala
Count
% within gejala_somatik
3 gejala
Count
% within gejala_somatik
4 gejala
Count
% within gejala_somatik
Total
Count
% within gejala_somatik
tidak terganggu
Total
2
24
26
7.7%
92.3%
100.0%
6
24
30
20.0%
80.0%
100.0%
8
8
16
50.0%
50.0%
100.0%
12
4
16
75.0%
25.0%
100.0%
5
0
5
100.0%
.0%
100.0%
33
60
93
35.5%
64.5%
100.0%
127
gejala_penurunan_energi * kondisi_mental Crosstabulation
kondisi_mental
terganggu
tidak terganggu
gejala_ tidak ada gejala Count
penurun
% within
an_ener
gejala_penurunan_energi
Total
1
27
28
3.6%
96.4%
100.0%
4
23
27
14.8%
85.2%
100.0%
9
6
15
60.0%
40.0%
100.0%
7
3
10
70.0%
30.0%
100.0%
12
1
13
92.3%
7.7%
100.0%
33
60
93
35.5%
64.5%
100.0%
gi
1 gejala
Count
% within
gejala_penurunan_energi
2 gejala
Count
% within
gejala_penurunan_energi
3 gejala
Count
% within
gejala_penurunan_energi
4-6 gejala
Count
% within
gejala_penurunan_energi
Total
Count
% within
gejala_penurunan_energi
angkatan * gejala_depresi Crosstabulation
gejala_depresi
tidak ada gejala
angkatan 2012 Count
% within
angkatan
2013 Count
% within
angkatan
2014 Count
% within
angkatan
Total
Count
% within
angkatan
1 gejala
2 gejala
3 gejala
4-7
gejala
Total
2
3
2
0
1
8
25.0%
37.5%
25.0%
.0%
12.5%
100.0%
4
5
1
1
0
11
36.4%
45.5%
9.1%
9.1%
.0%
100.0%
4
8
0
2
0
14
28.6%
57.1%
.0%
14.3%
.0%
100.0%
10
16
3
3
1
33
30.3%
48.5%
9.1%
9.1%
3.0%
100.0%
128
kondisi_mental * Obes_sentral Crosstabulation
Obes_sentral
obesitas sentral
kondisi_m Terganggu
ental
Count
% within kondisi_mental
tidak terganggu
Total
22
33
33.3%
66.7%
100.0%
21
39
60
35.0%
65.0%
100.0%
32
61
93
34.4%
65.6%
100.0%
Count
% within kondisi_mental
Total
11
Count
% within kondisi_mental
tidak obesitas sentral
Chi-Square Tests
Value
Df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
.026a
1
.871
Continuity Correctionb
.000
1
1.000
Likelihood Ratio
.026
1
.871
Fisher's Exact Test
1.000
Linear-by-Linear Association
.026
N of Valid Casesb
1
.872
93
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.35.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Odds Ratio for kondisi_mental
(terganggu / tidak terganggu)
For cohort Obes_sentral =
obesitas sentral
For cohort Obes_sentral = tidak
obesitas sentral
N of Valid Cases
Lower
Upper
.929
.379
2.278
.952
.526
1.723
1.026
.756
1.391
93
.529
129
Asupan Energi
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_energi
93
N
100.0%
Total
Percent
0
N
.0%
Percent
93
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_energi
Mean
2.0474E3
95% Confidence Interval for Lower Bound
1.9890E3
Mean
Upper Bound
Std. Error
29.40399
2.1058E3
5% Trimmed Mean
2.0362E3
Median
2.0114E3
Variance
8.041E4
Std. Deviation
2.83562E2
Minimum
1420.30
Maximum
2795.10
Range
1374.80
Interquartile Range
451.13
Skewness
.498
.250
Kurtosis
-.287
.495
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_energi
.089
a. Lilliefors Significance Correction
df
Shapiro-Wilk
Sig.
93
Statistic
.067
.967
Df
Sig.
93
.018
130
Asupan energi laki-laki (umur 16-18 tahun)
Statistics
asup_energi
N
Valid
1
Missing
0
Mean
2.6863E3
Median
2.6863E3
Minimum
2686.30
Maximum
2686.30
Asupan energi laki-laki (umur 19-22 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
asup_energi
Missing
Percent
13
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
13
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_energi
Mean
2.2968E3
95% Confidence Interval for Lower Bound
2.1448E3
Mean
Upper Bound
69.74548
2.4488E3
5% Trimmed Mean
2.3040E3
Median
2.3317E3
Variance
6.324E4
Std. Deviation
Std. Error
2.51471E2
Minimum
1821.27
Maximum
2642.97
Range
821.70
Interquartile Range
431.26
Skewness
-.280
.616
Kurtosis
-.684
1.191
131
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_energi
Df
.094
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
.200*
13
df
.964
Sig.
13
.807
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Asupan energi perempuan (umur 16-18 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
asup_energi
Missing
Percent
21
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
21
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_energi
Mean
1.9079E3
95% Confidence Interval for Lower Bound
1.8062E3
Mean
Upper Bound
48.76259
2.0096E3
5% Trimmed Mean
1.9109E3
Median
1.8704E3
Variance
4.993E4
Std. Deviation
Std. Error
2.23458E2
Minimum
1420.30
Maximum
2334.27
Range
913.97
Interquartile Range
316.18
Skewness
.081
.501
Kurtosis
-.142
.972
132
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_energi
Df
.130
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
.200*
21
df
.967
Sig.
21
.664
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Asupan energi perempuan (umur 19-22 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
asup_energi
Missing
Percent
58
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
58
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_energi
Mean
2.0310E3
95% Confidence Interval for Lower Bound
1.9614E3
Mean
Upper Bound
2.0161E3
Median
2.0033E3
Variance
7.016E4
2.64879E2
Minimum
1663.37
Maximum
2795.10
Range
1131.73
Interquartile Range
34.78027
2.1007E3
5% Trimmed Mean
Std. Deviation
Std. Error
442.12
Skewness
.678
.314
Kurtosis
.076
.618
133
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_energi
Df
.112
Shapiro-Wilk
Sig.
58
Statistic
.067
df
.947
Sig.
58
.013
a. Lilliefors Significance Correction
Bivariat Asupan Energi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
Statistic
asup_e obesitas sentral
nergi
tidak obesitas sentral
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.182
32
.008
.927
32
.032
.126
61
.018
.903
61
.000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
Statistic
trans_asup obesitas sentral
_energi
tidak obesitas sentral
df
Sig.
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
.164
32
.028
.942
32
.087
.109
61
.069
.937
61
.004
a. Lilliefors Significance Correction
Ranks
Obes_sentral
asup_energi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
obesitas sentral
32
68.94
2206.00
tidak obesitas sentral
61
35.49
2165.00
Total
93
Test Statisticsa
asup_energi
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Grouping Variable: Obes_sentral
274.000
2165.000
-5.677
.000
134
Uji Korelasi antara Asupan Energi dengan Asupan Karbohidrat, Protein, dan Lemak
Correlations
asup_energi
asup_energi
asup_karbo
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
asup_karbo
.868**
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
93
93
.868**
1
.000
N
93
93
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
asup_energi
asup_energi
Pearson Correlation
asup_protein
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
asup_protein
.653**
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
93
93
.653**
1
.000
N
93
93
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
asup_energi
asup_energi
Pearson Correlation
asup_lemak
1
Sig. (2-tailed)
N
asup_lemak
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.715**
.000
93
93
.715**
1
.000
93
93
135
Asupan Karbohidrat
Descriptives
Statistic
asup_karbo
Mean
Std. Error
2.7712E2
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound
2.6749E2
Upper Bound
2.8674E2
5% Trimmed Mean
2.7548E2
Median
2.7180E2
Variance
2.183E3
Std. Deviation
4.84513
4.67247E1
Minimum
200.37
Maximum
412.90
Range
212.53
Interquartile Range
75.98
Skewness
.449
.250
Kurtosis
-.480
.495
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_karbo
Df
.095
Shapiro-Wilk
Sig.
93
a. Lilliefors Significance Correction
Asupan Karbohidrat Laki-Laki (umur 16-18 tahun)
Statistics
asup_karbo
N
Valid
1
Missing
0
Mean
3.7770E2
Median
3.7770E2
Mode
377.70
Minimum
377.70
Maximum
377.70
Statistic
.039
.964
df
Sig.
93
.012
136
asup_karbo
Cumulative
Frequency
Valid
377.7
Percent
1
Valid Percent
100.0
Percent
100.0
100.0
Asupan Karbohidrat Laki-Laki (umur 19-22 tahun)
Descriptives
Statistic
asup_karbo
Mean
3.2664E2
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound
2.9850E2
Upper Bound
3.5478E2
5% Trimmed Mean
3.2665E2
Median
3.3240E2
Variance
2.169E3
Std. Deviation
Std. Error
12.91567
4.65681E1
Minimum
240.10
Maximum
412.90
Range
172.80
Interquartile Range
52.20
Skewness
-.340
.616
Kurtosis
.486
1.191
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_karbo
.186
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
13
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
.200*
Statistic
.950
df
Sig.
13
.597
137
Asupan Karbohidrat Perempuan (umur 16-18 tahun)
Descriptives
Statistic
asup_karbo
Mean
Std. Error
2.6495E2
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound
2.4671E2
Upper Bound
2.8319E2
5% Trimmed Mean
2.6415E2
Median
2.5673E2
Variance
1.605E3
Std. Deviation
8.74292
4.00651E1
Minimum
206.37
Maximum
338.10
Range
131.73
Interquartile Range
43.63
Skewness
.477
.501
Kurtosis
-.468
.972
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_karbo
Df
.125
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
.200*
21
.934
df
Sig.
21
.163
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Asupan Karbohidrat Perempuan (umur 19-22 tahun)
Descriptives
Statistic
asup_karbo
Mean
95% Confidence Interval for
Mean
2.6869E2
Lower Bound
2.5804E2
Upper Bound
2.7934E2
5% Trimmed Mean
2.6782E2
Median
2.6726E2
Variance
1.640E3
Std. Error
5.31805
138
Std. Deviation
4.05011E1
Minimum
200.37
Maximum
354.70
Range
154.33
Interquartile Range
67.88
Skewness
.291
.314
Kurtosis
-.922
.618
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_karbo
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
.109
58
Statistic
.086
df
Sig.
.962
58
.066
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Korelasi Asupan Energi dengan Asupan Karbohidrat Sederhana
Correlations
asup_energi
asup_energi
Pearson Correlation
asup_sukrosa
.619**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
asup_sukrosa
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
93
93
.619**
1
.000
N
93
93
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Asupan Karbohidrat Sederhana
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
asup_sukrosa
Missing
Percent
93
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
93
100.0%
139
Descriptives
Statistic
asup_sukrosa
Mean
50.1678
95% Confidence Interval for Lower Bound
46.9996
Mean
Upper Bound
Std. Error
1.59518
53.3360
5% Trimmed Mean
50.0822
Median
48.8700
Variance
236.648
Std. Deviation
1.53834E1
Minimum
16.63
Maximum
85.90
Range
69.27
Interquartile Range
25.38
Skewness
.033
.250
Kurtosis
-.731
.495
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_sukrosa
Df
.105
Shapiro-Wilk
Sig.
93
Statistic
.014
a. Lilliefors Significance Correction
Asupan karbohidrat sederhana laki-laki (umur 16-18 tahun)
Statistics
asup_sukrosa
N
Valid
1
Missing
0
Mean
70.2300
Median
70.2300
Minimum
70.23
Maximum
70.23
.982
df
Sig.
93
.218
140
Asupan karbohidrat sederhana laki-laki (umur 19-22 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_sukrosa
13
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent
13
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_sukrosa
Mean
53.1792
95% Confidence Interval for Lower Bound
46.4322
Mean
Upper Bound
Std. Error
3.09663
59.9262
5% Trimmed Mean
53.3791
Median
56.4300
Variance
124.659
Std. Deviation
1.11651E1
Minimum
37.03
Maximum
65.73
Range
28.70
Interquartile Range
22.86
Skewness
-.262
.616
Kurtosis
-1.783
1.191
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_sukrosa
.215
a. Lilliefors Significance Correction
df
Shapiro-Wilk
Sig.
13
Statistic
.101
.860
df
Sig.
13
.039
141
Asupan karbohidrat sederhana perempuan (umur 16-18 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_sukrosa
21
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent
21
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_sukrosa
Mean
49.3576
95% Confidence Interval for Lower Bound
42.8722
Mean
Upper Bound
Std. Error
3.10906
55.8430
5% Trimmed Mean
49.1733
Median
48.8700
Variance
202.991
Std. Deviation
1.42475E1
Minimum
22.77
Maximum
79.93
Range
57.16
Interquartile Range
21.66
Skewness
.008
.501
Kurtosis
-.002
.972
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_sukrosa
.106
df
Shapiro-Wilk
Sig.
21
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
.200*
Statistic
.973
df
Sig.
21
.798
142
Asupan karbohidrat sederhana perempuan (umur 19-22 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_sukrosa
58
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent
58
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_sukrosa
Mean
49.4403
95% Confidence Interval for Lower Bound
45.0833
Mean
Upper Bound
Std. Error
2.17580
53.7973
5% Trimmed Mean
49.2515
Median
47.8300
Variance
274.579
Std. Deviation
1.65704E1
Minimum
16.63
Maximum
85.90
Range
69.27
Interquartile Range
27.64
Skewness
.144
.314
Kurtosis
-.865
.618
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_sukrosa
.099
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
58
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
.200*
Statistic
.976
df
Sig.
58
.296
143
Bivariat Asupan Karbohidrat Sederhana
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
Statistic
asup_su obesitas sentral
krosa
tidak obesitas sentral
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.179
32
.011
.885
32
.003
.057
61
.200*
.983
61
.545
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
Statistic
trans_as obesitas sentral
up_sukr
osa
tidak obesitas sentral
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.226
32
.000
.751
32
.000
.107
61
.080
.957
61
.032
a. Lilliefors Significance Correction
Ranks
Obes_sentral
asup_sukrosa
N
Mean Rank
Sum of Ranks
obesitas sentral
32
72.47
2319.00
tidak obesitas sentral
61
33.64
2052.00
Total
93
Test Statisticsa
asup_sukrosa
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Grouping Variable: Obes_sentral
161.000
2052.000
-6.591
.000
144
Asupan Protein
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_protein
93
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent
93
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_protein
Mean
62.2129
95% Confidence Interval for Lower Bound
59.8900
Mean
Upper Bound
Std. Error
1.16962
64.5359
5% Trimmed Mean
61.9597
Median
60.3000
Variance
127.225
Std. Deviation
1.12794E1
Minimum
34.60
Maximum
105.97
Range
71.37
Interquartile Range
16.05
Skewness
.588
.250
Kurtosis
1.498
.495
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_protein
.073
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
93
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
.200*
Statistic
.974
df
Sig.
93
.065
145
Asupan protein laki-laki (umur 16-18 tahun)
Statistics
asup_protein
N
Valid
1
Missing
0
Mean
72.3300
Median
72.3300
Minimum
72.33
Maximum
72.33
Asupan protein laki-laki (19-22 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
asup_protein
Missing
Percent
13
N
100.0%
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
13
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_protein
Mean
67.0523
95% Confidence Interval for Lower Bound
61.3277
Mean
Upper Bound
2.62739
72.7769
5% Trimmed Mean
66.7998
Median
65.2000
Variance
89.741
Std. Deviation
Std. Error
9.47319
Minimum
53.08
Maximum
85.57
Range
32.49
Interquartile Range
12.87
Skewness
.623
.616
Kurtosis
-.024
1.191
Group Statistics
146
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_protein
Df
.150
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
.200*
13
df
.951
Sig.
13
.614
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Asupan protein perempuan (umur 16-18 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
asup_protein
Missing
Percent
21
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
21
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_protein
Mean
56.5500
95% Confidence Interval for Lower Bound
51.5567
Mean
Upper Bound
2.39378
61.5433
5% Trimmed Mean
56.6591
Median
57.8300
Variance
120.334
Std. Deviation
Std. Error
1.09697E1
Minimum
34.60
Maximum
76.33
Range
41.73
Interquartile Range
13.79
Skewness
-.036
.501
Kurtosis
-.148
.972
147
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_protein
Df
.100
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
.200*
21
df
.979
Sig.
21
.914
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Asupan protein perempuan (umur 19-22 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
asup_protein
Missing
Percent
58
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
58
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_protein
Mean
63.0042
95% Confidence Interval for Lower Bound
60.0687
Mean
Upper Bound
1.46594
65.9397
5% Trimmed Mean
62.4380
Median
60.8000
Variance
124.642
Std. Deviation
Std. Error
1.11643E1
Minimum
44.63
Maximum
105.97
Range
61.34
Interquartile Range
16.57
Skewness
1.059
.314
Kurtosis
2.364
.618
148
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_protein
Df
.096
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
.200*
58
df
Sig.
.936
58
.004
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Bivariat Asupan Protein
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
asup_pr obesitas sentral
otein
tidak obesitas sentral
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.110
32
.200*
.926
32
.030
.080
61
.200*
.985
61
.648
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
Statistic
trans_asup_ obesitas sentral
protein
tidak obesitas sentral
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.101
32
.200*
.954
32
.192
.083
61
.200*
.983
61
.556
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Group Statistics
Obes_sentral
asup_protein
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
obesitas sentral
32
68.1803
11.43060
2.02066
tidak obesitas sentral
61
59.0825
9.93060
1.27148
149
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig.
(2F
asup_ Equal
variances
protei assumed
n
Sig.
.642
Equal variances not
assumed
t
df
Mean
Std. Error
tailed) Difference Difference
.000
9.09780
2.28440
4.56012 13.63549
3.811
55.882
.000
9.09780
2.38742
4.31501 13.88059
asup_protein
Pearson Correlation
asup_energi
1
Sig. (2-tailed)
.653**
.000
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
93
93
.653**
1
.000
N
93
93
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hubungan Asupan Protein dengan Asupan Lemak
Correlations
asup_protein
asup_protein
Pearson Correlation
asup_lemak
1
Sig. (2-tailed)
N
asup_lemak
Upper
91
Correlations
asup_energi
Lower
.425 3.983
Hubungan Asupan Protein dengan Asupan Energi
asup_protein
Difference
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.602**
.000
93
93
.602**
1
.000
93
93
150
Asupan Lemak
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_lemak
93
N
100.0%
Total
Percent
0
N
.0%
Percent
93
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_lemak
Mean
77.7445
95% Confidence Interval for Lower Bound
75.2442
Mean
Upper Bound
Std. Error
1.25889
80.2448
5% Trimmed Mean
77.1747
Median
76.1000
Variance
147.388
Std. Deviation
1.21403E1
Minimum
48.70
Maximum
108.57
Range
59.87
Interquartile Range
16.39
Skewness
.768
.250
Kurtosis
.326
.495
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_lemak
.129
a. Lilliefors Significance Correction
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
93
Statistic
.001
.935
df
Sig.
93
.000
151
Asupan lemak laki-laki (umur 16-18 tahun)
Statistics
asup_lemak
N
Valid
1
Missing
0
Mean
99.3700
Median
99.3700
Minimum
99.37
Maximum
99.37
Asupan lemak laki-laki (umur 19-22 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
asup_lemak
Missing
Percent
13
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
13
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_lemak
Mean
81.3000
95% Confidence Interval for Lower Bound
74.3470
Mean
Upper Bound
3.19117
88.2530
5% Trimmed Mean
80.5967
Median
82.2000
Variance
132.387
Std. Deviation
Std. Error
1.15059E1
Minimum
67.13
Maximum
108.13
Range
41.00
Interquartile Range
16.65
Skewness
.875
.616
Kurtosis
1.110
1.191
152
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_lemak
Df
.126
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
.200*
13
df
.930
Sig.
13
.340
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Asupan lemak perempuan (umur 16-18 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
asup_lemak
Missing
Percent
21
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
21
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_lemak
Mean
71.5890
95% Confidence Interval for Lower Bound
67.7448
Mean
Upper Bound
1.84293
75.4333
5% Trimmed Mean
72.0130
Median
69.1700
Variance
71.325
Std. Deviation
Std. Error
8.44539
Minimum
48.70
Maximum
86.60
Range
37.90
Interquartile Range
12.27
Skewness
-.699
.501
Kurtosis
1.344
.972
153
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_lemak
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
.161
21
Statistic
.161
df
.920
Sig.
21
.085
a. Lilliefors Significance Correction
Asupan lemak perempuan (umur 19-22 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_lemak
58
N
100.0%
Total
Percent
0
N
.0%
Percent
58
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_lemak
Mean
78.8034
95% Confidence Interval for Lower Bound
75.4900
Mean
Upper Bound
Std. Error
1.65469
82.1169
5% Trimmed Mean
78.1616
Median
76.1850
Variance
158.804
Std. Deviation
1.26017E1
Minimum
58.60
Maximum
108.57
Range
49.97
Interquartile Range
17.36
Skewness
.840
.314
Kurtosis
-.166
.618
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_lemak
.164
a. Lilliefors Significance Correction
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
58
Statistic
.001
.915
df
Sig.
58
.001
154
Bivariat Asupan Lemak
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
asup_lemak
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
obesitas sentral
.183
32
.008
.913
32
.013
tidak obesitas sentral
.192
61
.000
.891
61
.000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
TRANS_LEM
AK
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
obesitas sentral
.179
32
.010
.932
32
.044
tidak obesitas sentral
.166
61
.000
.922
61
.001
a. Lilliefors Significance Correction
Ranks
Obes_sentral
asup_lemak
N
Mean Rank
Sum of Ranks
obesitas sentral
32
68.81
2202.00
tidak obesitas sentral
61
35.56
2169.00
Total
93
Test Statisticsa
asup_lemak
Mann-Whitney U
278.000
Wilcoxon W
2169.000
Z
-5.645
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Grouping Variable: Obes_sentral
Asupan Serat
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
asup_serat
Missing
Percent
93
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
93
100.0%
155
Descriptives
Statistic
asup_serat
Mean
14.4303
95% Confidence Interval for Lower Bound
13.7593
Mean
Upper Bound
Std. Error
.33784
15.1013
5% Trimmed Mean
14.3766
Median
14.0700
Variance
10.615
Std. Deviation
3.25801
Minimum
4.70
Maximum
21.90
Range
17.20
Interquartile Range
4.09
Skewness
.232
.250
Kurtosis
.217
.495
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_serat
Df
.064
Sig.
93
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Asupan Serat Laki-Laki (umur 16-18 tahun)
Statistics
asup_serat
N
Valid
1
Missing
0
Mean
13.0300
Median
13.0300
Minimum
13.03
Maximum
13.03
Shapiro-Wilk
.200*
Statistic
.979
df
Sig.
93
.140
156
Asupan Serat Laki-Laki (umur 19-22 tahun)
Descriptives
Statistic
asup_serat
Mean
18.1808
95% Confidence Interval for Lower Bound
16.4860
Mean
Upper Bound
Std. Error
.77785
19.8756
5% Trimmed Mean
18.2675
Median
18.0300
Variance
7.866
Std. Deviation
2.80457
Minimum
12.90
Maximum
21.90
Range
9.00
Interquartile Range
5.35
Skewness
-.195
.616
Kurtosis
-.818
1.191
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_serat
Df
.167
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
.200*
13
.939
df
Sig.
13
.441
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Asupan Serat Perempuan (umur 16-18 tahun)
Descriptives
Statistic
asup_serat
Mean
12.9614
95% Confidence Interval for Lower Bound
12.3058
Mean
Upper Bound
13.6171
5% Trimmed Mean
12.9451
Median
12.7300
Std. Error
.31430
157
Variance
2.075
Std. Deviation
1.44032
Minimum
10.47
Maximum
15.77
Range
5.30
Interquartile Range
1.80
Skewness
.014
.501
Kurtosis
-.374
.972
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_serat
Df
.116
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
.200*
21
.969
df
Sig.
21
.707
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Asupan Serat Perempuan (umur 19-22 tahun)
Descriptives
Statistic
asup_serat
Mean
14.1457
95% Confidence Interval for Lower Bound
13.2885
Mean
Upper Bound
14.1527
Median
14.2500
Variance
10.629
3.26018
Minimum
4.70
Maximum
21.30
Range
16.60
Interquartile Range
.42808
15.0029
5% Trimmed Mean
Std. Deviation
Std. Error
4.65
Skewness
-.112
.314
Kurtosis
.211
.618
158
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_serat
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
.045
Statistic
.200*
58
df
Sig.
.989
58
.864
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Bivariat Asupan Serat
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
Statistic
asup_s obesitas sentral
erat
tidak obesitas sentral
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.125
32
.200*
.878
32
.002
.099
61
.200*
.953
61
.020
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
Statistic
TRANS_S obesitas sentral
ERAT
tidak obesitas sentral
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.163
32
.030
.735
32
.000
.069
61
.200*
.976
61
.274
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Ranks
Obes_sentral
asup_serat
N
Mean Rank
Sum of Ranks
obesitas sentral
32
18.53
593.00
tidak obesitas sentral
61
61.93
3778.00
Total
93
Test Statisticsa
asup_serat
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Grouping Variable: Obes_sentral
65.000
593.000
-7.368
.000
159
Asupan Vitamin D
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_vitD
93
N
100.0%
Total
Percent
0
N
.0%
Percent
93
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_vitD
Mean
2.2490
95% Confidence Interval for Lower Bound
1.8145
Mean
Upper Bound
Std. Error
.21877
2.6835
5% Trimmed Mean
2.0158
Median
1.7000
Variance
4.451
Std. Deviation
2.10977
Minimum
.10
Maximum
15.77
Range
15.67
Interquartile Range
2.20
Skewness
3.463
.250
Kurtosis
18.593
.495
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_vitD
df
.156
Shapiro-Wilk
Sig.
93
Statistic
.000
df
.708
Sig.
93
.000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_vitD
df
.156
a. Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk
Sig.
93
Statistic
.000
.708
df
Sig.
93
.000
160
Asupan Vitamin D Laki-Laki (umur 16-18 tahun)
Statistics
asup_vitD
N
Valid
1
Missing
0
Mean
3.8300
Median
3.8300
Minimum
3.83
Maximum
3.83
Asupan Vitamin D Laki-Laki (umur 19-22 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
asup_vitD
Missing
Percent
13
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
13
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_vitD
Mean
1.5738
95% Confidence Interval for Lower Bound
Mean
Upper Bound
.35332
.8040
2.3437
5% Trimmed Mean
1.4748
Median
1.3000
Variance
1.623
Std. Deviation
Std. Error
1.27392
Minimum
.13
Maximum
4.80
Range
4.67
Interquartile Range
1.61
Skewness
1.431
.616
Kurtosis
2.412
1.191
161
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_vitD
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
.194
13
Statistic
.197
df
.888
Sig.
13
.091
a. Lilliefors Significance Correction
Asupan Vitamin D Perempuan (umur 16-18 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_vitD
21
N
100.0%
Total
Percent
0
N
.0%
Percent
21
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_vitD
Mean
Std. Error
1.4281
95% Confidence Interval for Lower Bound
Mean
.23533
.9372
Upper Bound
1.9190
5% Trimmed Mean
1.3415
Median
1.0700
Variance
1.163
Std. Deviation
1.07840
Minimum
.40
Maximum
4.03
Range
3.63
Interquartile Range
.97
Skewness
1.546
.501
Kurtosis
1.530
.972
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_vitD
Df
.233
a. Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk
Sig.
21
Statistic
.004
.784
df
Sig.
21
.000
162
Asupan Vitamin D perempuan (umur 19-22 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_vitD
58
N
100.0%
Total
Percent
0
N
.0%
Percent
58
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_vitD
Mean
2.6703
95% Confidence Interval for Lower Bound
2.0340
Mean
Upper Bound
Std. Error
.31780
3.3067
5% Trimmed Mean
2.3669
Median
2.1350
Variance
5.858
Std. Deviation
2.42030
Minimum
.10
Maximum
15.77
Range
15.67
Interquartile Range
2.06
Skewness
3.261
.314
Kurtosis
15.131
.618
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_vitD
df
.158
a. Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk
Sig.
58
Statistic
.001
.708
df
Sig.
58
.000
163
Bivariat Asupan Vitamin D
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
Statistic
asup_ obesitas sentral
vitD
tidak obesitas sentral
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
Df
Sig.
.206
32
.001
.709
32
.000
.134
61
.008
.929
61
.002
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
Statistic
trans_vit_ obesitas sentral
D
tidak obesitas sentral
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
Df
Sig.
.126
32
.200*
.964
32
.362
.118
61
.035
.937
61
.004
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Ranks
Obes_sentral
asup_vitD
N
Mean Rank
Sum of Ranks
obesitas sentral
32
51.89
1660.50
tidak obesitas sentral
61
44.43
2710.50
Total
93
Test Statisticsa
asup_vitD
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
819.500
2710.500
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Grouping Variable: Obes_sentral
-1.266
.206
164
Asupan Kalsium
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_kalsium
93
N
100.0%
Total
Percent
0
N
.0%
Percent
93
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_kalsium
Mean
5.5479E2
95% Confidence Interval for Lower Bound
5.0649E2
Mean
Upper Bound
Std. Error
24.31640
6.0308E2
5% Trimmed Mean
5.3981E2
Median
5.0017E2
Variance
5.499E4
Std. Deviation
2.34499E2
Minimum
174.63
Maximum
1375.43
Range
1200.80
Interquartile Range
302.09
Skewness
1.016
.250
Kurtosis
1.044
.495
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_kalsium
.139
a. Lilliefors Significance Correction
df
Shapiro-Wilk
Sig.
93
Statistic
.000
.935
df
Sig.
93
.000
165
Asupan Kalsium Laki-Laki (umur 16-18 tahun)
Statistics
asup_kalsium
N
Valid
1
Missing
0
Mean
5.4577E2
Median
5.4577E2
Minimum
545.77
Maximum
545.77
Asupan Kalsium Lak-Laki (umur 19-22 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
asup_kalsium
Missing
Percent
13
N
100.0%
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
13
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_kalsium
Mean
5.7245E2
95% Confidence Interval for Lower Bound
4.4136E2
Mean
Upper Bound
60.16681
7.0354E2
5% Trimmed Mean
5.5587E2
Median
5.2773E2
Variance
4.706E4
Std. Deviation
Std. Error
2.16935E2
Minimum
349.20
Maximum
1094.10
Range
744.90
Interquartile Range
294.81
Skewness
1.338
.616
Kurtosis
1.557
1.191
166
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_kalsium
Df
.214
Shapiro-Wilk
Sig.
13
Statistic
.106
df
.875
Sig.
13
.062
a. Lilliefors Significance Correction
Asupan Kalsium Perempuan (umur 16-18 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_kalsium
21
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent
21
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_kalsium
Mean
5.2202E2
95% Confidence Interval for Lower Bound
4.4505E2
Mean
Upper Bound
Std. Error
36.89819
5.9899E2
5% Trimmed Mean
5.1998E2
Median
5.1660E2
Variance
2.859E4
Std. Deviation
1.69089E2
Minimum
248.53
Maximum
834.10
Range
585.57
Interquartile Range
215.54
Skewness
.063
.501
Kurtosis
-.579
.972
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_kalsium
.078
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
21
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
.200*
Statistic
.965
df
Sig.
21
.627
167
Asupan Kalsium Perempuan (umur 19-22 tahun)
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
asup_kalsium
58
N
100.0%
Total
Percent
0
N
.0%
Percent
58
100.0%
Descriptives
Statistic
asup_kalsium
Mean
5.6285E2
95% Confidence Interval for Lower Bound
4.9414E2
Mean
Upper Bound
Std. Error
34.31136
6.3155E2
5% Trimmed Mean
5.4676E2
Median
4.8335E2
Variance
6.828E4
Std. Deviation
2.61308E2
Minimum
174.63
Maximum
1375.43
Range
1200.80
Interquartile Range
371.26
Skewness
.985
.314
Kurtosis
.640
.618
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
asup_kalsium
.158
a. Lilliefors Significance Correction
df
Shapiro-Wilk
Sig.
58
Statistic
.001
.926
df
Sig.
58
.002
168
Bivariat Asupan Kalsium
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
Statistic
asup_kal obesitas sentral
sium
tidak obesitas sentral
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.115
32
.200*
.953
32
.179
.128
61
.015
.946
61
.009
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Obes_sentral
Statistic
TRANS obesitas sentral
_KALSI
tidak obesitas sentral
UM
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.105
32
.200*
.979
32
.774
.060
61
.200*
.991
61
.932
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Group Statistics
Obes_sentral
asup_kalsium
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
obesitas sentral
32
6.4435E2
279.27810
49.36986
tidak obesitas sentral
61
5.0780E2
193.64129
24.79323
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Sig.
(2-
F
Sig.
t
df
Std. Error
Mean
tailed) Difference
Differenc
e
Interval of the
Difference
Lower
Upper
asup_ Equal
kalsiu variances
m
7.550
.007 2.762
91
.007 136.54810 49.43475 38.35203 234.74417
2.472 47.061
.017 136.54810 55.24570 25.41192 247.68428
assumed
Equal
variances
assumed
not
169
Korelasi antara asupan kalsium dengan asupan energi dan asupan karbohidrat sederhana
Correlations
asup_kalsium
asup_kalsium
Pearson Correlation
asup_energi
1
Sig. (2-tailed)
.001
N
asup_energi
.333**
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
93
93
.333**
1
.001
N
93
93
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
asup_kalsium
asup_kalsium
Pearson Correlation
asup_sukrosa
1
Sig. (2-tailed)
N
asup_sukrosa
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.315**
.002
93
93
.315**
1
.002
93
93
Download